• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peningkatan Kemampuan Koneksi Dan Komunikasi Matematik Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Pada Peserta Didik SMK Negeri Di Kabupaten Kuningan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Peningkatan Kemampuan Koneksi Dan Komunikasi Matematik Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Pada Peserta Didik SMK Negeri Di Kabupaten Kuningan"

Copied!
348
0
0

Teks penuh

(1)41598. TUGAS AKHIR PROGRAM MAGISTER (TAPM). PENINGKATAN KEMAMPUAN KONEKSI DAN KOMUNIKASI MATEMATIK MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TlPE JIGSAWPADA PESERTA DIDIK SMK NEGERI DI KABUPATEN KUNINGAN. ..... ...... -­ ..... KA. ~. BU. TAPM Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh. AS. TE R. Gelar Magister Pendidikan Matematika. SI T. Disusun Oleh :. ER. YENI HERYANI. U. N. IV. NIM: 016970142. PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS TERBUKA JAKARTA 2013. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(2) 41598. UNIVERSITAS lERBUKA PROGRAM PASCASARJANA MAGISlER PENDIDIKAN MAlEMATIKA. . PERNYATAAN. ~Rl'~. AS. "J~~~"';'". TE R. Jakarta, Agustus 2013 Yang Menyatakan. U. N. IV. ER. SI T. Yeni Heryani NlM 016970142. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka. BU. KA. TAPM yang berjudul Peningkatan Kemampuan Koneksi dan Komunikasi Matematik MeJalui Model Pembelajaran KooperatifTipe Jigsaw pada Peserta Didik SMK Negeri di Kabupaten Kl.Ulingan adaIah basil karya saya sendiri, dan seluruh swnber yang dikutip maupilll dirujuk telah saya nyatakan dengan benar. Apabila dikemudian hari ternyata ditemukan adanya penjiplakan (plagiat), maka saya bersedia menerima sanksi akademik..

(3) 41598 ABSTRAK PENINGKATAN KEMAMPUAN KONEKSI DAN KOMUNIKASI MATEMATIK MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA PESERTA DIDIK SMK NEGERl DI KABUPATEN KUNINGAN. Yem Hmyani Email: yem_smk2@yahoo.com Program Pascasmjana Pendidikan Matematika Universitas Terbuka. Kata Kunel : Model Pembelajaran KooperatifTipe Jigsaw, Kemampuan Koneksi Matematik, Kemampuan Komunikasi Matematik, Sikap Peserta Didik.. U. N. IV. ER. SI. TA S. TE. R. BU. KA. Penelitian ini menerapkan metode eksperimen untuk mengetahui penga:ruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw terhadap kemampuan koneksi dan komunikasi matematik peserta didik. Secara rinci penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) peningkatan kemampuan koneksi dan komunikasi matematik peserta didik yang mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dibandingkan dengan yang mengikuti pembelajaran dengan pembelajaran Jangsung; (2) peningkatan kemampuan koneksi dan komunikasi matematik peserta didik keJompok tinggi, sedang dan rendah yang mengikuti pembeJajaran dengan modeJ pembeJajaran kooperatif tipe Jjgsaw; serta (3) sikap siswa terhadap modeJ pembeJajaran kooperatif tipe Jigsaw. PopuJasi daIam penelitian ini adaJah seJuruh peserta didik SMK Negeri di Kabupaten Kuningan dengan mengambil sampel 4 kelas dari kelas X Jurusan Pemasaran yang ada di SMK Negeri 2 Kuningan. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini meliputi soaJ tes kemampuan koneksi dan komunikasi matematik siswa dan angket sikap yang digunakan untuk mengetahui sikap peserta didik terbadap model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw. AnaIisis data menggunakan uji perbedaan dua rata.rata untuk mengetahui peningkatan yang Jebih balk antara kelas eksperimen dan kelas kontroJ serta ANOVA sam arab dengan uji Scheffe untuk mengetahui peningkatan yang Jebih balk antara kelompok tinggi, sedang dan rendah. Berdasarkan basil penelitian yang dilakukan pada sekolah level tinggi maka dapat disimpulkan bahwa peningkatan kemampuan koneksi dan komunikasi matematik peserta didik yang mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw lebih baik dari peserta didik yang mengikuti pembelajaran Jangsung. Peningkatan kemampuan koneksi dan komunikasi matematik peserta didik kelompok sedang lebih baik dari kelompok tinggi dan rendah yang mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatiftipe Jjgsaw. serta peserta didik menunjukkan sikap positif terhadap model pembeJajaran kooperatif tipe Jigsaw. Oleh karena im, guru hendaknya dapat mengubah paradigma pembelajaran matematika di Sekolah Menengah Kejuruan dari yang menekankan pada basil berpikir ke yang menekankan pada proses berpikir. Guru juga hendaknya mempersiapkan terlebih dahuIu pembelajaran dengan cam mendesain posisi tempat duduk sebelum pembelajaran dimulai sehingga waktu yang telah ditetapkan digunakan dengan tepat.. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(4) 41598. ABSTRACT THE IMPROVEMENT OF STUDENTS' MATHEMATICAL CONNECTION AND COMMUNICATION ABILITIES BY USING THE nGSAW COOPERATIVE LEARNING MODEL AT THE SMK NEGERl KUNlNGAN Yeni Heryani Email: yeni_smk2@Yaboo.com Mathematics education graduate program University ofTerbuka Keyw&ros : The Jigllllw Cooperative Learning Model, The Abilities of Mathematical Connection, The Abilities ofMathematical Communication, The students' attitudes.. U. N. IV. ER. SI. TA S. TE. R. BU. KA. This research applied an experimental method in order to identitY the effect of instructions with the Jigsaw cooperative learning model. The aims of this research, in detail were: (I) to compare the improvement of students' abilities of mathematical connection and communication between the students who attended instructions with the Jigsaw cooperative learning model and the studens who attended instructions with the direct learning model; (2) to compare the improvement of students' abilities of mathematical connection and communication among high, medium, and low groups who attended instructions with the Jigsaw cooperative learning model; as well as (3) to identitY the students' attitudes towards the Jigsaw cooperative learning model. The popUlation subjects were the students of SMK Negeri in Kuningan. The samples are four classes of ten grade of the Marketing Department students of SMK Negeri 2 Kuningan. The instruments were used in this research included students' abilities test of mathematical connection and communication, as well as students' attitudes scale test used to determine smdents' attitudes towards the Jigsaw cooperative learning modeL Analysis of the data used Independent samples t-Test for comparing the improvement of students abilities in mathematical connection and communication between the students who attended instructions with the Jigsaw cooperative learning model and the student with apply the direct learning model and One Way ANOVA with Scheffe Test fur comparing the improvement of students abilities of mathematical connection and communication betwen high, medium, and low groups attended instructions with the Jigsaw cooperative learning model. Based on the results of this research, it can be concluded that the students' improvement of mathematical connection and communication abilities of students who attended instructions with the Jigsaw cooperative learning model were better than the improvement of mathematical connection and communication abilities of students who attended instructions with the direct learning model. The improvement of mathematical connection and communication abilities of medium group were better than high and low groups who attended instructions with the Jigsaw Cooperative Learning Model. The students' attitude showed the positive attitudes towards the Jigsaw Cooperative Learning Model. Accordingly, the teacher should change the paradigm in teaching mathematics at secondary vocational school from emphasizing on the resuh the process of thinking. Teachers should prepare in advance the instruction designing the seating position before the lesson begins so that a predeterminan time can be used appropriately. ii. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(5) 41598. LEMBAR PERSETUJUAN TAPM. Judul TAPM: PENINGKATAN KEMAMPUAN KONEKSI DAN KOMUNIKASI MATEMATIK MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE naSAW PADA PESERTA DIDIK SMK NEGERI DI KABUPATEN KUNINGAN Penyusun TAPM: Yeni Heryani :016970142 Program Studi : Pascasarjana Pendidikan Matematika Han I Tanggal : Selasa 130 Juli 2013. ~M. Menyetujui:. Pembimbing n. KA. ~.. ,. Dr. Siti Julaeha, M.A NIP. 196504291989032001. Ketua Bidang Iimul. IV. ER. Program Magister Pendidikan. SI. TA S. TE. R. BU. Dr. Hj.Nani Ratnaning ih. Ora, M.Pd NIK.411291104. U. N. Dr. Sandra Sukmaning Adji. M.P • ......<0.:1.',"". P.hd. ~P. 19590105 1985032001 ~===~iP.i.19520213 1985032001. iii. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(6) 41598 UNIVERSITAS lERBUKA PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER PENDIDIKAN MATEMATIKA PENGESAHAN : Yeni Heryani. Nama NIM Program Studi Judul Tesis. : 016970142. : PascasllIjana Pendidikan Matematika : Peningkatan Kemampuan Koneksi dan Komunikasi Matematik Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw pads Peserta Didik SMK Negeri di Kabupaten Kuningan. Telah dipertahankan di hadaplm Sidang Panitia Penguji Tesis Program Pascasw:jana, Program Studi Pendidikan Matematika, Universitas Terbuka pads: Had 1Tanggal. : Minggu 13 November 2013 : 13.00 -15.00. Waktu. Dan telah dinyatakan LULUS. KA. PANITIA PENGUn TESIS KETUA Komisi Penguji :. R. BU. Ih1l'. TE. Ora. D!JThaib, M.Ed. NIP. I 9590126 1986032002. SI. TA S. Penguji Ahli. U. N. Pembimbing II. IV. ER. Pembimbing I. Dr. Sirl Julaeha, M.A NIP, 196504291989032001. iv. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(7) 41598. KATAPENGANTAR. Alhamduli//ahirobbi/'Alamin, penulis memanjatkan puji dan syukur ke khadirat Allah SWT yang telah memberi nikmat sehat sebingga penulisan Tugas. Akhir Program Magister (TAPM) yang beIjudul "Peningkatan Kemampuan Koneksi dan Komunikasi Matematik melaIui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw pada Peserta Didik SMK Negeri di Kabupaten Kuningan" ini dapat diselesaikan. Tugas Akhir Program Magister ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar magister pendidikan matematika di Universitas Terbuka. KA. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang melibatkan pembelajaran. BU. dengan menggunakan model kooperatif tipe Jjgsaw. Kemampuan koneksi matematik dan kemampuan komunikasi matematik siswa menjadi fokus utama. TE. R. daIam penelitian ini. Kemampuan koneksi dan komunikasi matematik ini akan ditelaah peningkatannya melalui model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw.. TA S. Penulisan TAPM ini dapat beIjalan lancar atas dukungan dari semua. SI. pihak, oleh karena itu saya mengucapkan terima kasih kepada :. ER. I) Direktur Program PascasaIjana Universitas Terbuka;. IV. 2) Kepala UPBJJ-UT Bandung selaku penyelenggara Program PascasaIjana;. N. 3) Dr.Hj.Nani Ratnaningsih,Dra,M.Pd selaku pembirnbing. I. yang telah. U. menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan saya daIam. penyusunan TAPM ini;. v. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(8) 41598. 4) Dr.Siti Julaeha., M.Ed se1aku perobimbing 2 yang telah roeroberikan bimbingan dan araban selaroa penulisan TAPM ini; 5) Kabid Pascasarjana selaku penanggung jawab program magister Pendidikan roateroatika; 6) Kepala SMK Negeri 2 Kuningan, yang telah roeroberikan ijin untuk roelakukan penelitian; 7). Suarni, orang tua, roertua dan segenap keluargaku yang telah roeroberikan bantuan dukungan roateril dan roori! saropai penyusunan TAPM ini selesai;. 8} Sahabat yang te!ah roerobantu saya dalatn roenyeJesaikan penulisan TAPM. KA. ini;. BU. Penulis berharap hasil penelitian ini dapat roeiengkapi penelitian terdahulu. R. dan roeroberi inspirasi pada penelitian berikutnya. Akhir kata, penulis roenyadari. TE. sepenuh bati TAPM ini roasih jauh dati keseropumaan, sebingga saran dan kritik. TA S. kontruktif dati segenap perobaea, sangat penulis barapkan dalam rangka roencari alternatif perobeJajaran roateroatika dan perbaikan pendidikan di Indonesia roasa. SI. yang akan datang. Serooga roenjadi amal ibadail dan roendapat imbalan yang. IV. ER. setitnpal dan Allah SWT. Atniiin.. U. N. Tasikroalaya, Agustus 20 \3. Penulis. vi. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(9) 41598. DAFTARISI Halaman. Abstrak ................................................................................................................. . Lembar PersetujuBn ............................................................................................. Lembar Pengesaban ............................................................................................. Kata Pengantar ..................................................................................................... Daftar 1st............................................................................................................... Daftar Tabel ......................................................................................................... Daftar GambBr .................................................................................................... Daftar Lampiran ............. .... ................. ................................ ...................... ......... BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah .................................................................. B. Perumusan Masalah ......................................................................... C. Tujuan Penelitian ............................................................................. D. Kegunaan Penelitian ......................................................................... BAB n. iii iv v vii ix xi xii. 1. 7 8. 9. 36 37. BAB m METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian ................................................................. ............ B. Populasi dan Sampel Penelitian .......................... ............... ............. C. Instrumen Penelitian ........................................................................ I. Soal Tes Kemampuan Koneksi dan Komunikasi Matematik..... 2. Angket sikap .............................................................................. D. Prosedur Penelitian........................................................................... E. Metode Analisis Data ........................................................................ 40 41 43 44 51 58 59. U. N. IV. ER. SI. TA S. TE. R. BU. KA. T1NJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori...................................................................................... 1. Model Pembelajaran Kooperntif................................................. 2. Model Pembelajaran KooperntifTipeJigsaw............................ 3. Model PembeJajaran Lqsung .................................................. 4. Kemampuan Koneksi Matematik............................................... 5. Kemampuan Komunikasi Matematik......................................... 6. Teori Sikap ................................................................................ 7. Teori yang Mendukung ............................................................. B. Kajian Penelitian Terdahulu ......... m................................................. C. Kerangka Berpikir ............................................................................ D. Hipotesis .......................................................................................... E. Definisi Operasional.......................................................................... Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka. II II. 15 19 23 25 28. 30 32. 34.

(10) 41598. BAD IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN A. HasH Analisis Data .......................................................................... B. Pembahasan ..................................................................................... BAD V. 68 96. SlMPULAN DAN SARAN A. Simpulan .......................................................................................... 104 B. Saran ................................................................................................ 105. U. N. IV. ER. SI. TA S. TE. R. BU. KA. DAFfARPUSTAKA............................................................................................ 107. viii. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(11) 41598. DAFIAR TABEL. Halaman Pedoman Pemberian Skor Perkembangan Individu ................................ 18. Tabe12.2. Tingkat Penghargaan Kelompok ........................................................... 18. Tabel 2.3. Fase-fase Model Pembelajaran Langsung ............................................. 22. Tabel 2.4. lndikator Sikap ........................................................................................ 29. Tabel3.1. Pedoman Pemberian Skor Kemampuan Koneksi Matematik ................. 45. Tabel3.2. Pedoman Pemberian Skor kemampuan Komunikasi matematik ........... 46. Tabel3.3. Kisi-Kisi Soal Tes Kemampuan Koneksi Matematik ............................. 47. Tabel3.4. Kisi-Kisi Soal Tes Kemampuan Komunikasi Matematik ...................... 48. Tabel3.5. Hasil Analisis Validitas Butir Soal Tes Kemampuan Koneksi. KA. Tabel2.1. Tabel3.6. BU. Matematik ............................................................................................... .49 Hasil Analisis Validitas Butir Soal Tes Kemampuan Komunikasi. Hasil Analisis Reliabilitas Soal Tes Kemampuan Koneksi dan Komunikasi. TE. Tabe13.7. R. Matematik ............................................................................................... 50. Matematik....................................................................... 51. TA S. Tabel 3.8 Kisi-kisi Angket Sikap ............................................................................. 53 Tabe13.9 Hasil Perhitungan Validitas Angket Sikap Peserta Didik terhadap model. SI. Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw..................................................... 56. ER. Tabe13.10 Hasil Uji Normalitas Pretest Kemampuan Koneksi dan Komunikasi Matematik............................................................................................... 62. IV. Tabel3.11 Hasil Uji Normalitas Pasttest Kemampuan Koneksi dan Komunikasi. N. Matematik............................................................................................... 63. U. Tabel3.12 Analisis Sikap Peserta Didik Pemyataan Negatif.. .................................. 67 Tabel 3.13 Analisis Sikap Peserta Didik Pemyatan Positif.. ..................................... 67 Tabel4.1 Deskripsi Skor Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ................ 69. ix. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(12) 41598. Tabel 4.2 Hasil Uji Mann Whithney untuk Nilai Pretest Kemampuan Koneksi dan Komunikasi Matematik ........................................................................... 72 Tabel 4.3 Deskripsi Hasil Skor Posttest Kelas Eksperimen dan Kleas Kontrol ....... 73 Tabel 4.4 Hasil Perhitungan Skor Rata-rata Angket Sikap ...................................... 88 Tabel 4.5 Rekapitulasi Hasil lawaban Skala Sikap Siswa Terhadap Model Pembelajaran KooperatifTipe Jigsaw pada Aspek Kognitif... ............... 89 Tabel 4.6 Rekapitulasi Hasil lawaban Skala Sikap Siswa Terhadap Model Pembelajaran KooperatifTipe Jigsaw pada Aspek Afektif.................... 92 Tabel4.7 Rekapitulasi Hasil lawaban Skala Sikap Siswa Terhadap Model. U. N. IV. ER. SI. TA S. TE. R. BU. KA. Pembelajaran KooperatifTipe Jigsaw pada Aspek Konatif.. ................. 94. x. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(13) 41598. DAFrAR GAMBAR. Halaman Gambar 4.1. Diagram Batang Rata-Rata Skor Preres Kemampuan Koneksi Matematik Peserta Didik. ...... .... ...... .... ........ .......... ........... .... ...... ........ 70. Gambar 4.2. Diagram Batang Rata-Rata Skor Pretes Kemampuan Komunikasi Matematik Peserta Didik .................................................................... 71. Gambar 4.3. Diagram Batang Rata-Rata Skor Postes Kemampuan Koneksi Matematik Peserta Didik.. .......... ........... ........... ....... .... ....... ..... ....... .... 74. Gambar 4.4. Diagram Batang Rata-Rata Skor Postes Kemampuan Komunikasi Matematik Peserta Didik .................................................................... 75 Diagram Batang Rata-Rata Skur Gain Kemampuan Koneksi. KA. Gambar 4.5. Gambar 4.6. BU. Matematik Peserta Didik .................................................................... 77 Diagram Batang Rata-Rata Skor Gain Kemampuan Komunikasi. R. Matematik Peserta Didik ........................ ;........................................... 79 Foto Peserta Didik pada Kelompok AsaL.......................................... 99. Gambar 4.8. Foto Peserta Didik saat Mendiskusikan Bahan Ajar dan LKPD ........ 99. Gambar 4.9. Foto Peserta Didik saat Mempresentasikan Hasil Diskusi.. ................ 100. U. N. IV. ER. SI. TA S. TE. Gambar 4.7. xl. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(14) 41598. DAFI'AR LAMPmAN. Halaman Lampll'llll A Lampll'llll AI. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran untuk Model Pembelajaran Kooperatif llpe Jigsaw............................ Lampil'llll A z. 109. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran untuk Model Pembelajaran Langsung.................................................. 126. LampiranB Lampiran Bl. Bahan Ajar untuk Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw...................................................................... Lampiran Bz. Lembar. Kerja. Peserta. Didik. untuk. 144. Model. Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dan untuk Model Pembelajaran Langsung...................................... Lampiran B3. Tes Individu untuk Model Pembelajaran Kooperatif. KA. Tipe Jigsaw..... ................................................................ llpe. Jigsaw. untuk. dan. Model. Pembelajaran 263. LampiranC Kisi-Kisi. Tes. TE. R. Langsung........ ...................................... .......... ................ Lampiran CI. 257. Tugas Individu untuk Model Pembelajaran Kooperatif. BU. Lampiran B4. 209. Kemampuan. Koneksi. TA S. Matematik....................................................................... 269 LampiranCz. Soal dan Jawaban Tes Koneksi Matematik..................... LampiranCJ. Kisi-Kisi. Kemampuan. Komunikasi. SI. Tes. 270. Matematik.................. ..................................................... 274 Kisi-Kisi Angket Peserta Didik....................................... IV. LampiranCs. Soal dan Jawaban Tes Komunikasi Matematik.............. 275. ER. LampiranC4. Pemyataan Angket Sikap.............................................. 280. N. LampiranC,. 279. U. LamplranD. LampiranDI. Uji Validitas dan Reliabilitas Tes Kemampuan Koneksi Matematik........................................................ Lampiran~. Uji Validitas dan Reliabilitas Tes Kemampuan. xii. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka. 283.

(15) 41598. Komunikasi Matematik.................................................. Lamplran D:3. Hasil. Uji. Kemampuan. Pretes. Koneksi. Matematik...................................................................... Hasil. Uji. Kemampuan. Pretes. Hasil. Uji. Postes. 285. Komunikasi. Matematik............................................. ......................... Lampiran D.. 284. 285. Koneksi. Kemampuan. Matematik...................................................................... 286 Hasil. Uji. Postell. Kemampuan. Komunikasi. Matematik...................................................................... 286 Lamplran Ds. Hasil. Uji. Data. Gain. Kemampuan. Koneksi. Matematik...................................................................... Lampiran D,. Hasil Uji Data Gain Kemampuan Komunikasi Matematik....................................................................... Lampiran D-,. Hasil. Uji. Validitas. KA. 291 293. BU. Skor Rata-Rata AngIeet Sikap Peserta Didik.................. LampiraoE. R. Skor Perkembangan Kelompok untuk Kelas yang. TE. Lampiran E,. 288. Reliabilitas. dan. Angleet............................................................................ Lampiran Ds. 287. menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Lampiran F4. TA S. Jigsaw.............................................................................. 300. Contoh Piagam Penghargaan untuk Kelas yang menggwtakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe 312. Contoh Lembar Pertimbangan Angleet............................ 315. Foro-foto Penelitian........................................................ 318. Lampiran Fl. Data Smr Pretes Kemampuan Koneksi Matematik........ 320. Lampiran Fl. Data. IV. LampiranE.. ER. LampiranEJ. SI. Jigsaw.............................................................................. U. N. LamplranF. Smr. Pretes. Kemampuan. Komunikasi. Matematik....................................................................... Lampiran FJ. .Data. Skar. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka. Postell. ,. Kemampuan. Koneksi. 321.

(16) 41598. Matematik....................................................................... 322 Lampino F4. Data. Skor. PoSIes. Kemampuan. Komunikasi. Matematik....................................................................... 323 Lampino Fs. Data Gain Kemampuan Koneksi Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol...................................................... ... Lampino F 6. 324. Data Gain Kemampuan Komunikasi Kelas Eksperimen. dan Kelas KontroL......................................................... Lampinlo F1. 325. Gain Kelompok T'mggi, Sedang dan Kendah pada Kelas Eksperimen............................................................ 326. Data Angket Sikap Peserta Didik................................... 329. Lampino G,. Surat lzin Penelitian........................................................ 332. LampinD Gz. Biodata Peneliti .............................................................. 334. Lampino Fa. U. N. IV. ER. SI. TA S. TE. R. BU. KA. LampinoG. xiv. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(17) U. N. IV. ER. SI T. AS. TE R. BU. KA. 41598. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(18) U. N. IV. ER. SI. TA S. TE. R. BU. KA. 41598. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(19) U. N. IV. ER. SI. TA S. TE. R. BU. KA. 41598. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(20) U. N. IV. ER. SI. TA S. TE. R. BU. KA. 41598. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(21) U. N. IV. ER. SI. TA S. TE. R. BU. KA. 41598. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(22) U. N. IV. ER. SI. TA S. TE. R. BU. KA. 41598. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(23) U. N. IV. ER. SI T. AS. TE R. BU. KA. 41598. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(24) U. N. IV. ER. SI. TA S. TE. R. BU. KA. 41598. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(25) U. N. IV. ER. SI. TA S. TE. R. BU. KA. 41598. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(26) U. N. IV. ER. SI. TA S. TE. R. BU. KA. 41598. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(27) 41598. BABn TINJAUAN PUSTAKA. A. Kajian Teori. 1. Model Pembelajaran Kooperatif Model pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang di dalamnya terdapat kerjasama kelompok peserta didik untuk mencapai tujuan bersama. Slavin (Isjoni, 2012: 12) berpendapat bahwa cooperati[ learning adaIah suatu model pembelajaran dimana peserta didik belajar dan bekerja dalam. kelompok-kelompok kecil secara kolaboratifyang anggotanya 4-6 orang dengan struktur kelompok heterogen. Sejalan dengan pendapat Slavin, Suyatno (2009: 51). KA. mengemukakan bahwa "Model pembelajaran kooperatif adalah kegiatan. BU. pembelajaran dengan earn berkelompok untuk bekerjasama saling membantu. R. mengkonstruksi konsep. menyelesaikan persoalan, atan inkuiri". Hal ini sesuai. TE. dengan Suherman (2004: 11) yang menyatakan bahwa "Pembelajaran kooperatif. TA S. sesuai dengan fitrah siswa yaitu manusia sebagai makhluk sosial, yang penuh ketetgantungan dengan orang 1ain, mempunyai tujuan dan tanggung jawab. SI. bersama, dan pembagian tugas serta rasa senasib". DaIam pembelajaran ini. ER. peserta didik dihadapkan pada latihan-latihan soal atau pennasalahan yang harns. IV. dikerjakan secara bersama-sama dan saling tolong - menolong untuk mengatasi. N. tugas yang dihadapinya.. U. Lie (2008: 28) menyatakan bahwa "Model pembelajaran kooperatif I. merupakan model pembeJajaran gotong royong, yaitu sistem pembelajaran yang memberi kesempalan Icepada peserta didik untuk bekerja sarna ~an peserta. 11. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(28) 1241598. didik yang lain daIam tugas-tugas yang terstruktur". Selanjutnya Isjoni (2012: 16) menyatakan bahwa:. "Cooperatij learning adalah suatu model pembeIajaran yang saat ini banyak digunakan untuk mewujudkan kegiatan belajar mengajar yang berpusat pada peserta didik (student oriented). terutama untuk mengatasi permasaIilban yang ditemukan guru dalam mengaktifk.an peserta didik, yang tidak dapat bekerja sama dengan orang lain, peserta didik yang agresif dan tidak peduJi pada orang lain" . Pandangan lain yang sejalan dengan pendapat-pendapat diatas adalah pendapat Triantu (2011: 56) yang menyatakan bahwa:. teen. "Pembelajaran kooperatif bemaung dalam konstruktivis, pembelajanm ini muncuI dari konsep bahwa peserta didik akan IOOih mudah menemukan dan memahami konsep yang sulit jika mereka saling berdiskusi dengan temannya. Peserta didik secara rutin bekerja daIam kelompok untuk saling membantu memecahkan masalah-masalah yang kompleks".. ~-unsur. tidak sarna dengan sekadar belajar dalam. KA. kelompok, tetapi ada. k~. yang membedakannya dengan pembelajaran. BU. Model pembelajaran. R. kelompok biasa atau asaI-asaian tenrtama daIam pembagian kelompolmya. Di. TE. dalam kelas kooperatif peserta didik belajar bersama dalam kelompok-kelompok. TA S. kecil yang terdiri dari 4..(i orang peserta didik yang sederl!jat tetapi heterogen dalam ; kemampuan, jenis kelamin, dan sukulras, serta satu sarna lain saling. SI. membantu. Lie (2008: 41) mengemukakan bahwa dalam hal kemampuan. ER. akademis, kelompok Cooperative Learning biasanya terdiri dari satu orang. IV. berkemampuan akademis tinggi, dua orang dengan kemampuan akademis sedang. N. dan satu lainnya dari kelompok kemampuan akademis kurang. Tujuan. U. dibentuknya kelompok tersebut adalah untuk memberikan kesempatan kepada semua peserta didik untuk dapat terlibat secara aktif dalam proses berfikir dan kegiatan belajar. Jadi selama proses bekerja daIam kelompok, tugas anggota. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(29) 1341598. kelompok: adalah mencapai ketuntasan materi yang disajikan oleh guru, dan saling membantu ternan sekelompolmya untuk: mencapai ketuntasan belajar. Suprijono (20 12: 58) menyatabn bahwa: "Model pembelajaran koopemtif akan dapat menwnbuhkan pembelajaran efektif yaitu pembelajaran yang bercirikan: "memudahkan peserta didik bebijar" sesuatu yang "bermanfaat" seperti fakta, keterampilan, nilai. konsep, dan bagaimana hidup serasi dengan sesama serta pengetahuan, niJai, dan keterampi1an diakui oleh mereka yang berkompeten menilai".. _Hal ini senada deogan pendapat Roger dan Johnson (Lie, 2008: 31) bahwa tidak semua k:eJja kelompok: dapat dianggap cooperative learning. Dalam model pembelf.\jaran. kooperatif terdapat lima unsur penting yang harus. diterapkan, yaitu sebagai berikut. a.. Saling keterganttmgan yang bersifat positif antara peserta didik.. KA. Dalam model pembelajaran koopemtifpeserta didik merasa bahwa mereka. BU. sedang bekerja sarna untuk mencapai satu tujuan dan terikat satu sarna lain.. R. SeoTlll1g peserta didik tidak akan sukses kecuali semua ansgota kelompoknya. TE. juga sukses. Seotang peserta didik. akan merasa bahwa dirinya meropakan. suksesnya kelompok.. Interaksi antar peserta didik yang semakin meningk.at.. SI. b.. TA S. bagian dari sebuah kelompok yang juga mempunyai peranan terl!adap. ER. Hal ini terjadi ketika seotang peserta didik membantu peserta didik lain. IV. untuk: sukses sebagai anggota kelompok. lnteraksi yang terjadi dalam model. N. pembelajaran koopera1if adalah dalam hal tukar menukar ide mengenai. U. masalah yang sedang dipelajari bersama.. c.. Tanggungjawab individual. Pertangguogjawaban ini muncul jib dilalrukan pengukuran terhadap. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(30) 1441598. keberl!asiJan kelompok. Tanggung jawab perseorangan adalah kunci untuk menjamin semua anggota yang diperk:uat oleh kegiatan belajar bersama. Jadi setelah mengilruti. belajar bersama,. anggota kelompok harus. dapat. menyelesaik.an tugas yang sama. d.. Kemampuan interpersoual dan kelompok kt)cil. Dalam model pembeIajamn k~ peserta didik tidak hanya mempeIajari materi yang diberikan oleh guru tetapi juga diruntut untuk beIajar bagaimana berinteraksi dengan peserta didik lain dalam kelompoknya.. e.. Proses kelompok. Model pembelajaran kooperatif tidak akan berlangsung tanpa proses kelompok. Proses ini terjadi jika anggota kelompok mendiskusikan. KA. bagaimana mereka akan mencapai tujuan deugan baik.. BU. Pembellliamn kooperatif bagi peserta didik merupakan beuuar bersama. TE R. dalam kelompok kecil dan saling memhantu sam sarna lain. Setiap kelompok tersebut diberi tugas yang nantinya hams dipecahkan dalam kelompok melalui. AS. diskusi ataupun tanya jawab dan menyimpulkannya. Melalui pembelajanm kooperatif peserta didik diharapkan dapat saliug membantu dan saling. Tim MKPBM (2001: 218) menyatakan bahwa "Cooperative. ER. tujuan bersama.. SI T. bekerjasama satu sarna lain dalam menyelesaikan suatu masalah untuk mencapai. IV. Learning mencakup suatu kelompok kedl siswa yang bekerja sebagai sebuah tim. N. untuk menyelesaikan sebuah masalah, menyelesaikan sebuah tugas, atau. U. mlmgerjakan sesuatu untuk mencapai tujuan bersama Iainnya".. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(31) 15 41598. 1. Model Pembelajaran KooperatifTlpe Jigsaw Model pembelajaran kooperatif tipe Jjgsaw merupakan salah satu tipe pembeIajaran koopemtif yang mendorong peserta didik aktif dan saling membantu daiam menguasai materi pelajaran untuk mencapai prestasi yang maksimaI. Lie Gl108: 69) menyatakan bahwa "DaIam teknik ini, guru memperhatikan skemata atau Iatar belakang pengaIaman peserIa didik dan membantu peserta didik mengaktifkan skemata ini agar bahan peJajaran menjadi lebih bennalma", Hal serupa diungkapkan Suprijooo (2012: 89) bahwa "Untuk mengaktifkan skemata atau struktur kognitif peserta didik, maka guru hams mengawali pembelajaran dengan mengenalkan topik yang akan dipeIajari Berta menanyakan kepada peserta didik apa yang mereka kelahui mengenai topik tersebut". Hal ini dimaksudkan. KA. agar peserta didik lebih siap menghadapi kegiataa pelajaran barn.. BU. Isjoni (2010: 54) menyatakan bahwa "Pembelajaran kooperatif Jjgsaw. TE R. merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang mendorong siswa aktif dan saling membanto daIam menguasai materi pelajaran untuk mencapai prestasi. AS. yang maksimaf'. Model pembelajaran koopemtif tipe Jigsaw merupakan. SI T. pembeIajaran dengan kerja kelompok terstruktur yang didasarkan pada keIjasama dan beroagi tanggungjawab dalam. mengolab informasi Berta meningkatkan. ER. keterampilan OOrkomonikasi. DaIam kegiatan ini keterlibatan guru daIam proses. IV. beIajar mengajar semakin beIkurang, g'.uu banya berperan sebagai fasHitator yang. N. mengarahkan dan memotivasi peserta didik untuk beJajar mandiri serta. U. menumbuhkan rasa tanggung jawab dalam kegiatan b!:rdiskusi di kelompoknya,. M9#v l!lli. teJll!lll ~~Yll jj!lp8t digypa!c!lll ~ efektjf. 4i. kelas untuk. meningkatkan kemampnan dari segi kognitif dan afektif peserta didik.. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(32) 16 41598. Trianto (2009: 73) menyatakan langkah-Iangkah pembelajaran kooperatif sebagai berikut. Langkah-langkah model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw adalah: a.Peserta didik dibagi atas beberapa kelompok ( tiap kelompok anggotanya 5- 6 orang). b. Materi peLajaran diberikan kepada peserta didik daLam bentuk teks yang telah dibagi-bagi menjadi beberapaa sub bab. c. Setiap anggota kelompok membaca sub-bab yang ditugaskan dan bertanggungjawab untuk mempelajarinya. d. Anggota dari kelompok Lain yang telah mempelajari sub bab yang sarna bertemu dalam kelompok-keJompok ahli untuk mendiskusikannya. e. Setiap anggota keJompok ahli seteLab kembaJi ke keJompoknya bertugas mengajar teman-temannya. f. Pada pertemuan dan diskusi kelompok asal, peserta didik-peserta didik dikenai tagiban berupa kuis individu. Subennan (2004: 21) mengemukakan babwa model pembelajaran. KA. Jigsaw tergolong pada model kooperatif dengan sintaks seperti berikut ini.. dengan pendapat yang lain, Slavin (2010: 241) menyatakan. SI. S~a1an. TA S. TE. R. BU. a. Buat keJompok (4-5 orang) heterogen b. Berikan bahan belajar terdiri dari beberapa bagian c. Tiap anggota kelompok bertugas bagian tertentu d. Tiap kelompok bahan beJajar sarna e. Bentuk kelompok ahIi sesuai dengan bagian bahasan materi f. Tiap anggota keJompok ahIi kembali pada kelompok asal g. Pelaksanaan tutorial oleh anggota keJompok ahIi h. Kuis individual terjadwal 1. Buat skor perkembangan liap siswa j. Umumkan hasil kuis. ER. bahwa aktivitas-aktivitas Jigsaw meliputi :. U. N. IV. 1) membaca, siswa memperoJeh topik-topik permasalahan untuk dibaca sehingga mendapatkan informasi dari permasalahan terse but, 2) diskusl kelompok ahIi, siswa yang teLab mendapatkan topik permasaLahan yang sarna bertemu dalam satu kelompok (kelompok ahli) unluk mendiskusikan topik permasalaban tersebut, 3) Japoran kelompok. angggota kelompok ahIi kembali ke kelompok l!I!Illnya untuk menjeLaskan hasil diskusinya kepada anggota kelOOlpoknya rnasing-masillg. 4) kuis, siswa mempt.'lVleh kuis individulpt.'lVranpn yang mencakup semua topik perrnasalaban, dan 5) perhitungan skor kelompok dan menentukan penghargaan kelompok.. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(33) 1741598. Salah satu langkah dalam model pembelajaran kooperatif tipe Jjgsaw adalah mengelompokan peserta didik menjadi kelompok-kelompok ked!. Keanggotaan kelompok ini seyogyanya heterogen, baik dari segi kemampuan maupun karakteristik Iainnya. Lie (2008: 43) menyatakan bahwa manfaat dari pengelompokan secara heterogen adslah sebagai berikut. Pertama, kelompok heterogen memberi kesempatan untuk saling mengajar (peer tutoring) dan sa1ing mendukung. Kedua, kelompok ini meningkatkan relasi dan interaksi antar-ras, agama, etnik, dan gender. Ketiga, heterogen memudahkan pengelolaan kelas karena dengan adanya suatu orang yang beJ:kemampuan akademis tinggi, guru mendapatkan satu asisten untuk setiap tigaorang. JumIah peserta didik yang bekerjasama dalam masing-masing kelompok. harns dibatasi, agar kelompok-kelompok yang terbentuk dapat bekerjasama secara. KA. efektif. Suatu ukuran kelompok mempengaruhi kemampuan produktivitasnya.. BU. Menurut Edward (lsjoni, 2012: 55) "Kelompok yang terdiri dari 4 orang terbukti. R. sangat efektif'. Hal senada dillllgkapkan Slavin (2010: 55) bahwa "Kelompok. TE. yang beranggotakan 4-6 orang lebih sepaham dalam menyelesaikan suatu. TA S. permasalahan dibandingkan dengan kelompok yang beranggotakan 2-4 orang". Pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw memiliki langkah-Iangkah yaitu. SI. setiap anggota kelompok ditugaskan untuk mempelajari materi yang berbeda­. ER. beds, kemudian perwakilan dari keJompok masing-masing bertemu dengan. IV. anggota-anggota dari kelompok lain yang mempeJajari materi yang sarna. Lalu. N. materi tersebut didiskusikan sebingga perwakilan tersebut dapat memahami dan. U. menguasai materi tersebut. Selanjumya masing-masing perwakilan kelompok kembaii lagi ke kelompok asa1nya dan masing-masing anggota tersebut menjelaskan pads ternan satu kelompoknya sehingga ternan satu keJompoknya dapat memahami materi yang ditugaskan guru.. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(34) 18 41598. Tabap selanjutnya, peserta didik diberi tes individu. Hal in1 dilakukan untuk mengetahui apakah peserta didik sudah dapat memahami !Dateri atau belwn. Nilai dari basil tes individu kemudian dibandingkan dengan nilal awal peserta didik dengan ketentuan "skor perkembangan individu dihitung berdasar:kan skor awal" Slavin (2010: 159). Tabel berikut adalah pedoman untuk pemberian skor perkembangan individu. Tabell.I Pedoman Pemberian Skor Perkembangan Individu Skortes. Skor Perkembangan Individu. 5. • Lebih dan 10 poin di bawah skor awal. 10. • 10 hingga 1 poin di bawah skor awal. i.. 20. Skor awal sampai 10 poin di atasnya. KA. • Lebih dan 10 poin di atas skor awal. 30. BU. • Nilai sempuma (tidak berdasarkan skor. 30. TE R. awal). Berdasar:kan rata-rata nila1 perkembangan yang diperoleh, terdapat tiga. AS. tingkat pengbargaan yang diberikan untuk pengbargaan kelompok. Kriteria yang. SI T. digunakan untuk menentukan pemberian pengbargaan. terlladap kelompok. IV. ER. dikemukakan oleb Slavin (2010: 160) seperti disajikan pada Tabel 2.2.. U. N. Tabell.l Tingkat Pengbargaan Kelompok. Rata-rata kelompok. Pengbargaan. 15 poin. Timbaik. 20poin. Tim sangat balk. 25 poin. Tim super. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka. !.

(35) 19 41598. Dengan demikian, pelaksanaan model pembelajaran kooperarif ripe Jigsaw dalam proses. bel~ar. mengajar dapat menumbubkembangkan. rasa tanggung. jawab peserta didik sehingga terlibat JangSWlg secara aktif dalam memahami suatu persoalan dan menyeJesaikannya secara kelompok. Isjoni (2009: 63) menyatakan kelebiban dan kekurangan model pembelajaran kooperatiftipe Jigsaw sebagai berikut.. 3. Model Pembelajanln ungllung. TE R. BU. KA. Kelebiban pembelajaran koopetarif tipe Jigsaw antara lain : I. Memacu siswa untuk lebib aktif, kreatif, serta bertanggung jawab terhadap proses belajarnya. 2. Mendorong siswa untuk berpikir kritis. 3. Memberi kesempatan setiap siswa untuk menerapkan ide yang dimiliki untuk menjeJaskan materi yang dipelajari kepada siswa lain dalam kelompok tersebut. 4. Diskusi tidak didominasi oleh siswa tertentu saja tetapi semua siswa dituntut untuk menjadi aktif dalam diskusi tersebut. Kelemahan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw antara lain : I. Kegiatan beJajar mengajar membutuhkan lebib banyak waktu dibanding metode yang lain. 2. Bagi guru metode ini memerlukan kemampuan lebib karena setiap kelompok membutuhkan penanganan yang berbeda.. AS. Pembelajaran langsung merupakan model pembelajaran yang bersifat. SI T. teacher center. Arends (Trianm, 2009: 41) menyatakan bahwa model pembeJajaran langsung adalah salah satu pendekatan mengajar yang dirancang. ER. khusus untuk menunjang proses beJajar peserta didik yang berkaitan dengan. IV. pengetahuan deklamtif dan pengetahuan proseduraI yang terstruktur dengan baik. N. yang dapat diajarkan dengan pola kegiatan yang ber1ahap, selangkab derni. U. selangkail.. Kardi dan Nur (Trianm, 2009: 47) mengemukakan langkail-Iangkail model pembelajaran Iangsung sebagai berikut.. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(36) 20 41598. a. Menyampaikan tujuan dan menyiapkan peserta didik Tujuan iangkah awal ini untuk menarik dan memusatkan perhatian peserta. didik, serta memotivasi mereka untuk berperan serta dalam pelajarnn itu. I) Menyampaikan tujuan Penyampaian tujuan kepada peserta didik dapat dilakukan guru melalui rangkuman rencana pembelajarnn dengan cam menuliskannya di papan tulis atau menempelkan informasi tertulis di papan buletin, yang berisi tahap-tahap dan isinya, serta alokasi waktu yang disediakan untuk setiap tahap. 2) Menyiapkan peserta didik Kegiatan ini bertujuan untuk menarik perhatian peserta didik, memusatkan pernatian peserta didik pada pokok pembicaraan, dan mengingatkan kembali pada. KA. hasil beJajar yang telah dimilikinya, yang relevan dengan pokok pembicaraan. TE R. b.. BU. yang akan dipeJajari.. Presentasi dan Demonstrasi. AS. Pada fase ini guru melakukan presentasi atau demonstrasi pengetahuan. SI T. dan keterampiian. Kunci untuk berbasil ialah mempresentasikan informasi sejelas. Mencapai Kejelasan. IV. c.. ER. mungkin dan mengikuti langkah-Iangkah demonstrasi yang efektif.. N. Kemampuan guru untuk memberikan informasi yang jelas dan spesi:flk. U. kepada peserta didik, mempunyai dampak yang positif terhadap proses belajar peserta didik.. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(37) 21 41598. d.. Meialrukan Demonstrasi Agar dapat mendemonstrasikan suatu konsep atau keterampilan dengan. berhasil, guru periu dengan sepenulmya menguasai konsep dan keterampilan yang akan didemonstrasikan, dan beriatih melakukan demonstrasi tmtuk menguasai komponen-komponennya.. e.. Mencapai Pemahaman dan Penguasaan Guru perlu berupaya agar para peserta didik dapat meialrukan sesuatu yang. benar. Guru juga periu berupaya agar segala sesuatu yang didemonstrasikan juga benar.. Berlatih. KA. f.. BU. Agar dapat mendemonstrasikan sesuatu dengan benar diperlukan latihan. TE R. yang intensif, dan memperhatikan aspek-aspek penting dari keterampilan atau. Memberikan Latihan Terbimbing. SI T. g.. AS. konsep yang didemonstrasikan.. Guru hams mempersiapkan dan melaksanakan pelatihan terbimbing.. ER. Keterlibatan peserta didik dapat membuat beJajar berlangsung dengan lancar. Mengecek Pemahaman dan Memberikan Umpan Balik. U. h.. N. IV. dan memungkinkan peserta didik menernpkan konsep pada situasi barn.. Guru dapat melalrukan berbagai cara untuk memberikan umpan balik baik secara Iisan ataupun tulisan. Tanpa umpan balik spesifik, peserta didik tidak. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(38) 22 41598. mungkin memperbaiki kekurangannya, dan tidak dapat mencapai tingkat penguasaan keterampilan yang mantap.. i.. Memberi Kesempatan Belajar Mandiri Pada tahap ini guru memberikan tugas kepada peserta didik untuk. menerapkan keterampilan yang barn saja diperoleh secara mandiri. POOa model ini guru tidak mungkin memperhatikan kebutuhan peserta didik secara keseluruhan.. Sementara itu, Suprijono (2010: 50) mengemukakan langkah-Iangkah model pembelajaran langsung seperti yang ditunjukkan pada Tabel 2.3 berikut.. KA. Tabel2.3 Fase- Fase Model Pembelajaran Langsung FASE-FASE. PERANGURU. SI T. I. BU. I. TE R. Fase 2: Demonstrating · Mendemonstrasikan i pengetahuan atau • keterampilan ! Fase 3:Guided Practice •Membimbing pelatihao. Menjelaskan tujuan pembelajaran, informasi latar belakang pelajaran, mempersiapkan peserta didik untuk belajar Mendemonstrasikan keterampilan yang benar, menyajikan infonnasi,tahap demitimap • Merencanakan dan memberi pelatihan awal. AS. Fase I :Establishing Set ; Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan peserta didik. ER. FASE-FASE. U. N. IV. Fase 5: Extended Practice Memberikan kesempatan untukmemberikanuntuk pelatihan kelanjutan dan penerapan.. PERANGURU. Mempersiapkan kesempatan melakukan pelatihan lanjutan, dengan perhatiao khususpOOa • penerapan kepada situasi lebih kompleks dalam kehidupan sehari-hari. Sanjaya (2007: 189) menyatakan kelebihan dan kelemahan model pembelajaran langsung sebagai berikut.. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(39) 23 41598. Kelebihan model pembelajaran langsung adalah : I. Dengan model pembelajaran langsung guru bisa mengontrol urutan dan keluasan materi pembelajaran, dengan demikian dia dapat mengetahui sampai sejauh mana siswa menguasai bahan pelajaran yang disampaikan. 2. Model pengajaran langsung dianggap sangat efektif apabila materi pelajaran yang hams dikuasai siswa cu1cup luas, sementara itu waktu yang dimiliki untuk belajar terbatas. 3. Melalui model pengajaran lang sung selain siswa dapat mendengar melalui (kuliah) tentang suatu materi pelajaran, juga sekaligus siswa dapat melihat (melalui pelaksanaan demonstrasi) 4. Keuntungan lain adalah model pengajaran langsung bisa digunakan untuk jumlah siswa dan ukuran kelas besar. Kelemahan Model Pembelajaran Langsung adalah : I. Hanya untuk kemampuan mendengar dan menyimak yang baik. 2. Tidak dapat melayani perbedaan kemampuan siswa. 3. Hanya menekankan pada komunikasi satu arab (one-way communication).. 4. Kemampuan Koneksi Maternauk Koneksi matematik didasarlcan pada pendapat bahwa matematika. KA. merupakan i1mu yang terstrulctur dan utub, yang terdiri dari bagian-bagian yang. BU. saling berhubungan. Selain itu matematika merupakan ibnu dasar yang digunakan. TE R. sebagai alat dalam pengembangan ibnu lainnya serta matematika merupakan ilmu yang dapat digunakan secara langsung daIam memecahkan masalah kehidupan. AS. manusia. Dan ketiga landasan tersebut maka koneksi matematika diartikan. SI T. sebagai koneksi antar-topik matematika, koneksi dengan disiplin ilmu lain, serta digunakan dalam kebidupan sehan-hari. Ratnaningsih (2003: 26) menegaskan. ER. bahwa:. U. N. IV. Dalam pembelajaran matematika pemahaman peserta didik tentang koneksi ide-ide matematik akan memfasilitasi kemampuan mereka untuk memfurmulasi dan memverifikasi konjelctur secam deduktif anlal' topik.Konsep dan prosedur matematika yang ham dikembangkan dapat diterepkan untuk menyelesaikan masalah lain daIam matematika dan disiplin ilmu lainnya. Dahlan (2011: 4.19) berpeodapat bahwa koneksi sebagai standar proses dalam pembelajaran matematika bertujuan untuk memeperluas wawasan. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(40) 24 41598. pengetahwm peserta didik dalam memandang matematika sebagai satu kesatuan,. dan bukan materi yang berdiri sendiri, serta mengenali relevansi dan manfaat matematika baik di sekolah maupun di luar sekolah. Sumarmo (2006: 4) menyatakan bahwa: Indikator untuk mengukur koneksi matematik, yaitu: a. Mencari dan memahami hubungan berbagai representasi konsep dan prosedur. b. Menggunakan matematika dalam bidang studi lain atau kebidupan sehari-hari. c. Memahami representasi ekuivalen konsep dan prosedur yang sama. d. Mencari koneksi satu prosedur ke prosedur lain dalam representasi yang ekuivalen. e. MenggJmakan koneksi antar topik matematika, dan antara topik matematika dengan topik lain. Koneksi matematik peserta didik muneul apabila masa1ah yang dipilib. sam konsep matematika. Selain im. ketika. BU. dan investigasi, tidak terpaku pada. KA. guru berpotensi memberikan ruang pada peserta didik untuk melakukan eksplorasi. jawaban yang muncul tersebut tidak tepat maka guru harns membantu peserta. TE R. didik untuk memperoleh ide yang benar dari jawaban yang kurang tepat. Hal ini dapat menjadi ide untuk mengkonstruksi penyelesaian atau koneksi barn. Jika. AS. peserta didik telah mampu menyeJesaikan masalah yang diberikan maka peserta. SI T. didik harns didorong untuk membuat glll1eralisasi hasH pekeJjaannya.. ER. Berikut ini merupakan contob soal tes kemampuan koneksi matematik yang menghubungkan matematika dengan bidang lain yaitu mengaitkan mateO. IV. matematika dengan materi yang ada pada fisika.. U. N. Tabel berikut ini adalah tabel gerakan mobil, v adalah kecepatan dalam mldet dan t adalah waktu dalam detik.. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(41) 2S 41598. T. 0. 1. 12. 3. v. 0. 2. 14. 6. 4 :8. 5. 6. 7. 8. 8. 4. 8. 1. 0. i. i. a. Gambarkan gmfik kecepatan sebagai fungsi dan waktu ! b. Hitung perpindahan selama 8 detik pertama !. 5. KemampWlD Komunikasi Matematik KomWlikasi dalam pembelajaran matematika mempWlyai peranan penling. karena pada dasamya matematika merupakan suatu bahasa dan belajar matematika merupakan aktivitas sosial. Komunikasi sebagai suatu cam untuk menyampaikan suatu pesan dati pembawa pesan kepada penerima pesan untuk. KA. memberitahu, pendapat, atau perilaku bait langsung secara lisan, maupun tak. BU. langsung melalui media. Di daIam berkomunikasi tersebut barus dipikirkan. TE R. bagaimana caranya agar pesan yang disampaikan seseorang itu dapat dipahami oleh orang lain. Dalam berkomunikasi. orang dapat menyampaikan pesan dengan. AS. berbagai bahasa termasuk bahasa matematik.. SI T. Within (Hidayat, 2009: 24) meoyatakan bahwa ketika teJjadi diskusi antar peserta didik kemampuan komunikasi sangat penting, dimana peserta didik. ER. dibarapkan marnpu menyatakan, menjelaskan, menggambarkan, mendengar,. IV. mcnanyakan dan bekelja sarna sehingga dapat membawa peserta didik pada. N. pemahaman yang mendalam tentang matematika. Menwut Schoen, Bean dan. U. Ziebarth (Hidayat, 2009: 24) komunikasi matematik adalah kemampuan peserta didik dalam hal menjelaskan suatu a1goritma dan cam unik Wltuk pemecahan. masaIah, serta kemampuan peserta didik mengk:onstruksi dan menjelaskan sajian. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(42) 26 41598. fenomena dunia nyata seCant grafik, kata-katalkalimat, persamaan, tabel dan sajian secarn fisik atau kemampuan peserta didik memberikan dugaan tentang gambar-gambar geometri. Dahlan (20 II : 4.15) menyatakan bahwa kemampuan dalam matematika mencakup : a. kemampuan dalam mengekspresikan ide-ide matematika melalui lisan. tulisan, dan mampu mendemonstrasikannya, serta menggambarkan secant visual; b. kemampuan memahami. mengintelpretasikan, dan mengevaluasi ide­ ide matematika melalui lisan, tulisan maupllD bentik visuallainnya; c. kemampuan dalam menggunakan istilah, notasi matematika, dan struktur-strukturnya untuk menyajikan ide-ide, menggambarkan hubungan-hubungan, serta model-model situasi. Hal ini sejalan dengan pendapat Vi Hock, Cheah (DahIan, 2011: 4.17). KA. bahwa pengembangan komunikasi sejatinya tidak telepas dan kompe1enSi. BU. matematika yang Jainnya, seperti penalarnn, koneksi, dan pemecahan masalah. Proses pengembangan tersebnt memuat tiga area ntama yakni nilai dan tujuan. Nilai dan tujuan komunikasi (values and aims ofcommunication) Mengharapkan. beberapa. pertimbangan. AS. a.. TE R. komunikasi, komunikasi lisan. serta komunikasi tuHsan.. yang. muncul,. yakni. SI T. mengidentifikasi konteks yang relevan, ketertarikan peserta didik dan sumber. ER. belajar, menjamin aktivitas, keterampilan da1am menstimulasi metakonitit:. N. Komunikasi lisan (oral communicatiaon). U. b.. IV. mendorong sikap positif, dan mengkreasi lingkungan belajar yang kondusif.. Beberapa teknik komunikassi yang diharapkan tennasuk di dalamnya. story-telling. bertanya dan menjawah pertanyaan secara Iisan, wawancara. terstrukrur, berdiskusi, serta mempresentasikan rugas-tugas matematika.. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(43) 27 41598. c. Komunikasi tulisan (written communication) Kurikulum mendorong aktivitas komunikasi yang aktif, seperti doing. exercise, menyusun portofolio, menyusun k:liping, keeping scrap books, keeping. folios, mengeJjakan proyek matematika, dan menyelesaikan tes.Peserta didik tidak hanya belajar tentang ide dan fakta matematika, tetapi juga akan memperoleh pengetahuan infonnal matematika, seperti apa tujuan matematika, nilai-nilai ilmiah apa yang dapat diperoleb selama aktivitas infonnai, serta tentang konsep komunikasi itu sendiri.. Peserta didik sekolah menengah sudah mulai tumbuh kemampuan logika. KA. yang terstruktur, sehingga mereka mempunyai kemampuan yang berbeda da1am komunikasi baik lisan ataupun tulisan. Apa-apa yang mereka tulis, seperti. BU. lambang-lambang matematika, diagram, dan grafik, harus menggunakan bahasa. TE R. matematika yang benar. Mereka sudah mampu menjelaskan, membuat pertanyaan, serta menulis argumentasi sesuai dengan kaidah-kaidah matematika.. AS. Sumanno (2006: 3) menyatakan bahwa:. U. N. IV. ER. SI T. Beberapa indikator yang dapat mengukur kemampuan komunikasimate/!Jatik peserta didik, antara lain: I) menyatakan benda nyata, gambar dan diagram ke d81arn ide matematika; 2) menjelaskan ide, situasi, dan relasi matematika secara !isan atau tulisan dengan benda nyata, garnbar, grafik atau bentuk aljabar; 3) menyatakan peristiwa sehari-hari da1am bahasa atau simbol matematika; 4) mendengarkan, berdiskusi, dan menulis tentang matematika; 5) membaca presentasi matematika tertulis dan menyusun pertanyaan yang reJevan; 6) membuat konjektur, menyusun argumen, merumuskan definisi, dan generalisasi .. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(44) 2841598. Soal tes kemampuan komunikasi peserta didik mengacu salah satu indikator yang diukur yaitu kemampuan menyatakan gambar matematika daIam ide matematika. Berikut contoh soal untuk mengukur kemampuan komunikasi matematik peserta didik.. Perhatikan gambar di bawah ini !. Nyatakan. gambar. matematika. jika. di. samping. ditinjau. dan. dalam diameter. situasi dan. Teori Sibp. BU. 6.. KA. perbandingan kelilingnya !. R. Sikap merupakan suatu bentuk evaluasi atau reaksi perasaan. Secord dan. TE. Backman (Azwar, 2012: 5) berpendapat hahwa sikap didefinisikan sebagal. TA S. keteraturan tertentu dalam hal perasaan (afeksi), pemikiran (kognisi), dan predisposisi tindakan (konasi) seseorang terbadap suatu aspek di lingkungan. SI. sekitamya Sikap dikatakan sebagal suatu respon evaluatif, respon yang hanya. ER. akan timbul apabila individu dihadapkan pada suatu stimulus yang menghendaki. IV. adanya reaksi individual.. N. Azwar (2012: 15) menyatakan hahwa:. U. Respon evaluatif berarti hahwa bentuk reaksi yang dinyatakan sebagai sikap itu timbulnya didasari oleh pro!leS evaluasi dalam diri individu yang memberi kesirnpulan terbadap stimulus daIam bentuk nilal baik-buruk, positif-negatif, menyenangkan-tidak menyenangkan, yang kemudian mengkristal sebagai potensi reaksi terbadap objek sikap.. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(45) 29 41598. Permendiknas Nomor 20 (2007: 4) menyatakan bahwa "Sikap merupakan suatu kecenderungan untuk bertindak secara suka atau tidak soo terhadap suatu objek", Suherman (2003: 187) menyatakan bahwa "Pengertian sikap itu sendiri berkenaan dengan perasaan (kata bati) dan manifestasinya berupa perilaku yang bersifat positif (favorable) atau negatif (unfavorable) terhadap obyek atau obyek­ obyek tertentu", Sementara itu Ruseffendi. (2006: 234) mengemukakan bahwa. "Sikap itu paling tidak dapat dikelornpokkan ke dalarn tiga macarn : sikap positif, sikap netral, dan sikap negatif', Sejalan dengan pendapat Direktorat Pembinaan SMA (2010: 28) bahwa "Sikap rnerniliki 3 kornponen penting, yaitu kornponen:. yang mencakup. KA. berhubungan dengan kepercayaan, ide dan konsep; afeksi. kognisi yang. BU. perasaan orang; dan konasi yang merupakan kecenderungan bertingkah laku atau yang akan dilakukan", Penyimpulan mengenai sikap hams didasarkan pada suatu. TE. R. fenomena yang diarnati dan dapat diukur. Fenornena ini berupa respon terlladap objek sikap dalarn berbagai bentuk. Rosenberg dan Hovland (Azwar, 2012: 19). TA S. rnenyatakan bahwa respon yang dapat dijadikan penyimpulan sikap adalah seperti pada Tabel2.4 berikut.. Tipe Respon. KOS!;Ilitif Pemyataan keyakinan. IV. Verbal. ER. SI. Tabe12.4 IDdikator sikap. U. N. mengenai objek sikap. Non verbal. Kategori Respon Afektif Pernyataan. perasaan terhadap. Konatif Pemyataan intensi perilaku. objek sikap Reaksi perseptual. Reaksi fisiologls. Perilaku tampak. terhadap objek sikap. terhadap objek. sehubungan. sikap. dengan objek sikap. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(46) 3041598. 7. Teori yODg MeDduiruDg o. Teori BeJojor yODg MeDdukuDg PeDgguDooD Model Pembelajonm KooperatifTipe JigstlW 1) Teori belajar Piaget Teori belajar ini dikenaJ dengan teori perkembangan kognitif atau teori perlcembangan. mental. rnanusia.. Teori. perkembangan. Piaget. rnewakili. kons1ruktivisme yang rnernandang perlcembangan kognitif sebagai suam proses dirnana anak secara aktif rnembangun sistern rnalma dan pemaharnan realitas rnelaJui pengaJarnan dan interaksi-interak:si rnereka. Jean Piaget (Tim MKPBM, 2006: 38) rnenyebutkan bahwa stnlktur kognitif ini sebagai skemata (schemo), yaitu kumpulan dari skerna-skerna. Skemata ini berkembang secara kronologis,. KA. sebagai hasil interak.si antara individu dengan lingkungaunya. Perlcembangan. BU. skernata ini berlangsung terns menerus rnelalui adaptasi dengan lingkungannya.. R. Proses terjadinya adaptasi dari skernata yang telah terbentuk dengan stimulus bam. TE. dilakukan dengan dua cara, yaitu asirnilasi dan akomodasi.. TA S. Asirnilasi rnerupakan proses penyerapan infonnasi bam ke dalarn pikiran, sedangkan akornodasi ada\ah proses penyusunan kernbali stnlktur pikiran karena. SI. adanya infonnasi bam, sehingga infonnasi itu mernpunyai ternpat. Berdasarlcan. ER. hal tersebut, Budiningsih (2005: 36) rnengemukakan bahwa "Proses belajar akan. IV. terjadi jika rnengikuti tahap-tahap asirnilasi, akornodasi, dan ekuilibrasi Kaitannya dengan teori. Piaget dengan pernbell!iaran. N. (penyeimbangan)".. U. kooperatif tipe Jigsaw yaitu pada pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw peserta didik diharapkan aktif dalarn proses pernbell!iaran. Peserta didik diberikaD kebebasan untuk berinteraksi baik dengan ternan satu kelornpok ataupun dengan. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(47) 3141598. kelompok lain, hal ini merupakan pendukung terjadinya proses asimilasi dan akomodasi. Jadi teori Piaget rnendukung penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw.. 2) Teori Belajar Vygotsky Vygotsky (Trianto, 2007: 26) berpendapat bahwa. peserta didik. membentuk pengetahuan sebagai hasil dari pikiran dan kegiatan peserta didik sendiri. Teori Vygotsky ini lebih rnenekankan pada pentingnya konstruktivisrne sosial dalam pembelajaran. Ia yakin bahwa fungsi mental yang lebih tinggi pada umumnya muncul dalam percakapan dan ketjasama antarindividu sebelum fungsi mental yang lebih tinggi itu terserap kedalam individu tersebut. Jadi intinya. KA. adalah interaksi sosial dan saling bertukar pendapat antara peserta didik dalam. BU. pernbelajaran.. R. Teori Vygotsky sangat mendasari model pembelajaran kooperatif tipe. TE. Jigsaw karena pada pernbelajaran ini peserta didik dituntut untuk belajar mandiri,. TA S. beketjasama, berinteraksi sosial, dan berkolahorasi dengan ternan sebaya sebingga. Teori Belajar yang Mendukung Penggunaan Model Pembelajaran. IV. Langsung. ER. b.. SI. peserta didik dapat memperoleh pengetahuan dan keterampilan.. N. Selama ini model pernbelajaran langsung banyak dianggap kurang. U. rnendorong proses berftkir dan proses belajar aktif pada peserta didik. Teori Ausubel dikenal dengan belajar bermaknanya dan penting adanya pengulangan sebeIum pelajaran dimulai. Ausubel rnembedakan dua jenis belajar yaitu belajar. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(48) 3241598. menerima dan menemukan. Ausubel (Tun MKPBM 2001: 35) mengemukakan "metode ekspositori adalah metode mengajar yang paling baik dan bermakna". Pada metode ekspositori sarna dengan model pembelajaran langsung guru memberikan informasi (ceramah) dengan menerangkan konsep, kemudian mendemonstrasikan keterampilan mengenai pola atau aturan tentang konsep itu. Kegiatan selanjumya guru memberikan contoh-contoh aplikasi dari konsep yang telah direrapkan kepada peserta didik. Kegiatan akhir metode ini, pesertll didik mencatat konsep yang telah diberikan yang mlmgkin dilengkapi dengan pekerjaan. rumah. Sehubungan dengan pemyataan di atas, leori Ausubel mendukung model pembelajaran. langsung,. karena. dalam. pelaksanaan. pembelajaran. guru. KA. memberikan konsep-konsep dan setiap konsep yang diberikan disertai dengan. BU. contoh soaI. Selain itu, daIam model pembelajaran langsung pengaturan awal. R. mengarahkan peserta didik ke materl yang akan mereka pelajari dan menolong. TE. mereka untuk mengingat kembali infurmasi yang berhubungan. yang dapat. TA S. digunakan dalam membantu menanamkan pengetahuan baru. Dalam pelaksanaan pembelajaran. hal ini disebut apersepsi. Apersepsi dilaksa.,akan oleh guru ketika. ER. SI. pembelajaran melalui model pembelajaran langsUIg.. IV. B. KajiaD PeDeUtiaD TenJahulu. N. Bagian ini akan menyajikan beberapa basil penelitian yang mendukung. U. pennasalahan pene1itian. diantaranya upaya meningkatkan kemampuan konek:si. dan komunikasi matematik melalui berbagai macam model pembelajaran. Sejumlah studi melaporkan basil belajar matematika dalam upaya meningkatkan. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(49) 33 41598. kemampuan bertIkir tingkat tinggi melalui berbagai model pembelajaran cukup baik. Ratnaningsih (2003) meneliri tentang pengembangan kemampuan berfikir. matematik peserta didik SMU melalui pembelajaran berbasis masalah, basil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan berpikir matematik yang diantaranya kemampuan koneksi. dan. komunikasi. matematik. peserta. didik. melalui. pembelajaran beIDasis masaJab lebih baik dari peserta didik yang mengikuti pembelajaran biasa, serta peserta didik bersikap positif ter:hadap model pembelajaran tersebut. Berdasarkan hasil penelitian. Hidayat (2009) tentang peningkatan. kemampuan komunikasi matematik dan kemandirian belajar peserta didik sekolah menengah pertama dengan menggunakan pendekatan matematika realistik. KA. menunjukkan bahwa peningkatan komunikasi matematik peserta didik yang. BU. mengikuti pembelajaran dengan pendekatan matematika realistik lebih baik. (2001) dengan pendekatan open-ended. TA S. Demikian pula Yaniawati. TE. didik yang mengikuti pembelajaran langsung.. R. dibandingkan dengan peningkatan kemampuan komunikasi matematik peserta. melaporkan adanya pandangan peserta didik SMU yang positif terhadap matematika dan adanya. SI. pembelajaran. kemampuan. koneksi. hasil penelitian Wardani (2002). ER. matematik yang cukup tinggi. Selanjutnya. peningkatan. IV. menyatakan bahwa dengan model pembelajaran kooperatif ripe Jigsaw, peserta menunjukkan rasa. senang belajar, dan. N. didik SMU berinteraksi lebih aktif;. U. rnencapai kemampuan pemecahan rnasa1ah matematik yang baik. Berkenaan dengan penelitian tentang pengelompokkan kemampuan. peserta didik, pene1itian disertasi Lambertus (2011) yang berjudui Peningkatan. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(50) 34 41598. K.emampuan Berpilcir Kreatif dan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik Siswa. melalui Pendekatan Realistik (PMR) menyatakan bahwa peningkatan. kemampuan berpilcir \creatif dan pemecahan masalah matematik siswa yang pembelajarannya menggunakan PMR, pada peserta didik berkemampuan sedang lebih baik dibandingkan baik dengan siswa kemampuan tinggi maupun rendah. Sementara itu, penelitian yang berkaitan sikap peserta didik terhadap model pembeiajaran kooperatif tipe Jigsaw yaltu hasil penelitian Adhinata Ronald (2010) yang menyatakan bahwa sikap siswa terhadap pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw sangat positif yang berarti siswa merasa bahwa belajar kooperatif tipe Jigsaw adalah menyenangkan, tidak membosankan, dan dapat mengaktifkan. KA. siswa dalam pembelajaran.. BU. C. Kerangka Berpikir. R. Dalam belajar matematika peserta didik dituntut memahami koneksi antar. TE. ide-ide matematik. Jika peserta didik sudah mampu melakukan koneksi antara. TA S. beberapa ide matematik, maka peserta didik akan memahami setiap materi matematika dengan lebih dalam dan baik. Dengan demikian, peserta didik akan. SI. menyadari bahwa matematika merupakan disiplin llmu yang saling berhubungan. ER. dan berkaitan (connected), bukan sebagai sekumpulan materi yang terpisah-pisah.. IV. Artinya materi matematika berhubungan dengan matm yang dipelajari. N. sebelumnya. Kemampuan koneksi matematik ini sangat diperlukan oleh peserta. U. didik sejak dini karena melalui koneksi matematik maka pandangan dan pengetahuan peserta didik akan semakin Juas terhadap matematika. Semua yang. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(51) 3S. 41598. tetjadi di kehidupan seharl-harl maupun materi yang dipelajari saling berlJubungan. Untuk meningkatkan kemampuan koneksi matematik peserta didik, salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan dalam kegiatan pembelajaran adalah model pembelajaran kooperarif ripe Jjgsaw. DaIam model pembelajaran ini tidak terlepas dari kegiatan peserta didik untuk menggali kemampuan koneksi matematik. Hal ini terlihat dari indikator yang ada dalam kemampuan koneksi matematik, indikator-indikator ini dilakukan oleh peserta didik da1am kegiatan belajar tenrtama pada saatpeserta didik mendiskusikan setiap bahan ajar atau permasalahan yang diberikan guru pada setiap anggota kelompok ahli. Mereka mendiskusikan bahan ajar atau permasalahan dengan cam mengaitkan atau. KA. menghubungkan antarkonsep serta antartopik yang ada dalam matematika serta. R. mengisi bahan ajar maupun mengetjakan LKPD.. BU. mencari hubungan antam matematika dengan kehidupan seharl-harl baik itu dalarn. TE. Didalarn proses pembelajaran matematika di kelas, komunikasi gaga san. TA S. matematika dapat berlangsung antara guru dengan peserta didik, antara buku dengan peserta didik, dan antara peserta didik dengan peserta didik. Setiap taIi. SI. kita mengkomunikasikan gagasan-gagasan matematika, kita harus menyajikan. ER. gagasan tersebut dengan suatu cam tertentu. Ini merupakan hal yang sangat. IV. penting, sebab bila ridak demikian. komunikasi tersebut tidak akan berlangsung. N. efektif.. U. Gagasan tersebut harus disesuaikan dengan kemampuan orang yang kita. ajak berkomunikasi. Kita harus mampu menyesuaikan dengan sistem representasi yang mampu mereka gunakan. Untuk meningkatkan kemampuan komunikasi. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(52) 3641598. matematik peserta didik mw salah satu altematif yang dapat dilakukan guru. adaIah dengan menetapkan model pembeJajaran kooperatif tipe Jigsaw dalam kegiatan pembelajarannya. Hal ini juga disesuaikan dengan indikator yang ada dalam kemampuan komunikasi matematik, salah satunya adalah adanya diskusi dalam kegiatan pembelajaran. Dalam kegiatan diskusi ini permasaIahan diseIesaikan secara bekerja sama dalam menyatakan setiap ide dengan gambar. atau sebaliknya suatu gambar dinyatakan dalam situasi atau ide matematika, kemudian menjelaskan ide secara Iisan atan tulisan. Kemampuan koneksi dan komunikasi matematik saling berkaitan. sam. sarna lain. Da1am kegiatan pembelajaran yang menetapkan model kooperatif tipe Jigsaw keduanya tidak terpisahkan. Pada saat peserta didik berdiskusi dalam. KA. kelompok ahli untuk membahas sebuah bahan ajar atau permasalahan. Begitu. BU. pula pada kelompok asal, siswa dituntut untuk mengomunikasikan gagasan atau. R. ide yang sudah diperoleb pada kelompok ahli. Gagasan atau ide yang. TE. dikemllkakan berkaitan dengan konsep antartopik dan penerapan materi pada. TA S. keh.idupan sehari-hari. Dalam kegiatan ini beberapa kemampuan yang ada pada. SI. kemampuan koneksi dan komunikasi matematik dikembangkan.. ER. D. Hipotesis Penelitian. IV. Berdasarkan rumusan masa1ah yang telah diuraikan maka hipotesis. Peningkatan kemampuan koneksi matematik peserta didik yang mengikuti. U. I.. N. penelitian ini adalah sebagai berikut.. pembehYaran kooperatif tipe Jigsaw Icbih balk dari peserta didik yang mengikuti pembelajaran langsung.. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(53) 3741598. 2.. Peningkatan kemampuan komunikasi matematik peserta didik yang mengikuti pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw lebib baik dari peserta didik yang mengikuti pembelajaran langsWlg.. 3.. Peningkatan kemampuan koneksi matematik peserta didik kelompok sedang lebib baik dari kelompok tinggi dan kelompok rendah yang mengikuti pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw.. 4.. Peningkatan kemampuan komWJikasi matematik peserta didik kelompok sedang lebib baik dari kelompok tinggi dan kelompok rendah yang mengikuti pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw.. E. Definisi Operasional. Model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw adalah tipe pembelajaran. R. I.. dari. BU. istilah-istilah yang diguuakan dalam penelitian ini.. KA. Agar tidak terjadi kesa1ahpahaman, berilrut dijelaskan pengertian. langkah-langkah. pembelajaran. diantaranya:. peserta. didik. TA S. terdapat. TE. kooperatif yang membantu peserta didik menguasai materi, yang didalamnya. dikelompokkan secara heterogen yang terdiri dari 4 orang yang disebut. SI. sebagai kelompok asa1, guru memberikan bahan ajar yang berbeda-beda pada. setelah selesai mempelajari materi, peserta didik dari setiap. IV. diberikan,. ER. setiap anggota pada kelompok asa1, setiap anggota mempelajari materi yang. N. anggota kelompok yang mendapat materi yang sarna bertemu dalam. U. kelompok ahli Wltuk mendiskusikan materi, setiap anggota kelompok kembali ke kelompoknya masing-masing dan bertugas mengajarkan materi yang. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(54) 3841598. sudah diperoleb kepada teman-temannya, serta peserta didik mengerjakan tes indi~du yang diberikan. 2.. Model pembelajlll'llll. oleb guru.. Janwamg. adaIah model pembelajlll'llll dimana gum. terlibat aktif dalam mengusung isi pelajanm kepada pesei1ll didik dan. mengajaJbnnya langsung bpada seIuruh kellls. Langkah-Iangkah model pembelajlll'llll langsung meIiputi: menyampaikan tujuan dan mempersiapkan peserta. didik,. mendemonstrasikan. pengetahuan. keterampilan,. atau. membimbing pela'1ban, mengecek: pemabmnsn dan memberikan umpan balik,. memberikan keii(JiQ""81! uotuk pelat1Jum kelanjutan dan penelapan. 3. Kemampwm konebi matemarilc yang djrnabJxI adaIah kemampuan konebi. antar tnpik maternatib, konek.si matematib dengan bidang lain. serta. matemirtilc. dapat. diartikan. BU. 4. Kemampuan komnoikasi. KA. koneksi anlllra matematib dengan kebidupan sehari-bm:i .. sebagai. suatu. R. kemampuan peserta didik dalam menyatBkan gambar ke dalam ide. TE. mllffmatib, meqjelaskan ide secam tuJisan dengan gambar serta menyatakan. TA S. perisIiwa sehari-hari dalam baba.... atau simbol matematika.. 5. Sikap merupakan soatu kecendmmgan untuk bert:indak secara sub atau tidak. SI. sub terbadap suatu objek Sikap dapat bersifiJt positif (favorable) atau oegatif. ER. (urifavorable) Indikator sikap yang diukur yaitu:. IV. a kognitifyang merupakan pemyataIIII keyakinan mengenai objek sikap;. N. b. afektif yang merupakan pemyataan pemsaan tedlIIdap objet. sikap; dan. U. c. kooatifyang merupakan pemyataan intensi periIaku.. 6.. Pengelompokkan peserta didik diIaIrukan berdasarkan tes basil belajar. semester sahL Peserta didik dari setiap kelas ek:sperimen, masing-mHSing. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(55) 3941598. dikelompokkan menjadi tiga kelompok yaitu kelompok tinggi, sedang dan rendall. Dalam penelitian ini pengelompokkan peserta didik dilakukan dengan aturan. peserta didik kelompok tinggi sebanyak 30%,. kelompok sedang. sebanyak 400A. dan kelompok rendall sebanyak 30% dalam satu sampel. 7.. Peningkatan kemampuan koneksi dan komunikasi matematik dilihat dati nilai. Gain Temormalisasi. Indeks gain ini dihitung dengan rumus indeks gain dati Meltzer (Hidayat, 2009: 61) berikut.,. Keterangan: SP"st = Skor Pasttest. = Skor Pretest. KA. Spre. U. N. IV. ER. SI. TA S. TE. R. BU. Smaks= Skor maksimum. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(56) 41598. HABm. METODEPENELITIAN A.. Desain PeDeUtian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif.. Pendekatan kualitatif digunakan untuk memperoleb gambaran tentang sikap peserta didik. secara umum terbadap. pembelajaran matematika dengan. menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jjgsaw terhadap koneksi dan komunikasi matematik peserta didik selama penelitian. Sedangkan pendekatan. kuantitatif dilakukan untuk memperoleb gambaran tentang kemampuan koneksi dan komunikasi matematik peserta didik berdasarkan basil tes. Penelitian ini menggunakan desain sebagai berikut.. o. 0. KA. X. 0. BU. o. TE R. Keterangan :. 0: Pretest dan Postlest kemampuan koneksi dan komunikasi matematik. AS. pada kelas eksperimen dan kelas kontrol X : Model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw.. ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan. SI T. Penggunaan. desain. ER. kemampuan koneksi dan komunikasi peserta didik melalui model pembelajaran. IV. kooperatif tipe Jigsaw. Dalam penelitian ini, variabel bebasnya adalah model. N. pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dan varlabel terikatnya adalah kemampuan. U. koneksi dan komunikasi matematik peserta didik. SUbjek yang diteliti merupakan peserta didik yang sudah terdaftar dengan kelasnya masing-masing, sehingga tidak dimungkinkan untuk membuat kelompok. 40. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(57) 41 41598. baru secara acak. Satu kelompok dijadikan sebagai kelompok eksperimen dan satu. kelompok dijadikan kelompok kontrol. Kedua kelompok diberikan Pretest dan Posttest. Pada kelompok eksperimen diberikan perlakuan yang berbeda dengan. kelompok kontrol. Metode ini dipilib karena selama eksperimen tidak memungkinkan ontuk mengubah kelas yang telah ada, Pretest dilakukan untuk menyetara.kan pengetahuan awaI kedua kelompok sedangkan Posttest digunakan untuk mengukur. kemampuan peserta didik setelah mengikuti pembelajaran. dengan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw.. B.. Populasi dao Sampel PeoeHtiao Popu1asi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik SMK Negeri di. KA. Kabupaten Kuningan. Jumlah SMK Negeri yang ada di Kabupaten Kuningan. BU. sebanyak 7 sekolah. Sekolah dipilib sebagai tempat penelitian adalah SMK Negeri. TE R. 2 Kuningan karena sekolah ini berada pada level tinggi. Sekolah level tinggi lainnya yaitu SMK Negeri 1 Kuningan dan SMK Negeri 3 Kuningan, sedangkan. AS. empat sekolah lainnya yang berada palla level sedang yaitu SMK Negeri 4. SI T. Kuningan, SMK Negeri 5 Kuningan, SMK Negeri 6 Kuningan dan SMK Negeri 1 Luragung.. ER. Peneliti memilib sekolah level tinggi dengan pertimbangan bahwa. IV. kemampuan peserta didik yang diteliti adalah kemampuan be!pikir tingkat tinggi. N. yaitu kemampuan koneksi dan komunikasi matematik. Pada level tinggi. U. kemampuan koneksi dan komunikasi matematik dapat lebib dikembangkan sehingga ukan memperoleb basil yang optima1 karena soaI-soal yang diberikan bukan seperti soal-soal yang biasa peserta didik ketjukan. Hal lain yang menjadi. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

Referensi

Dokumen terkait

Pemberian ekstrak etanol daun Binahong dalam bentuk sediaan salep dapat berpengaruh terhadap jumlah fibroblas pada penyembuhan luka bakar kulit tikus. Pemberian ekstrak

Didukung dengan grafik echo radar yang memperlihatkan bahwa pada telah terjadi peningkatan echo radar yang sangat signifikan dari pukul 07.20 UTC dengan nilai echo

Sebagai alternatif, atau jika tidak terlarut air, serap dengan bahan kering yang lengai dan isikan dalam bekas pelupusan bahan buangan yang wajar.. Buang melalui kontraktor

Sehubungan dengan hal tersebut, struktur implementor untuk pelaksanaan program Gemerlap dalam pengembangan budidaya ikan lele kolam terpal di Desa Kedukbembem secara

Penggunaan bambu sebagai bahan bangunan dikarenakan bambu menpunyai kelebihan yaitu masa konstruksi sangat singkat, biaya konstruksi murah dan tidak memerlukan

[r]

belajar, siswa yang tidak mempunyai minat belajar tidak akan fokus dengan. pelajaran saat guru menerangkan, ataupun tidak mengerjakan tugas

Sumber belajar adalah segala sesuatu yang dapat dimanfaatkan oleh siswa untuk mempelajari bahan dan pengalaman belajar sesuai dengan tujuan yang hendak