JOM FAPERTA UR VOL 4 NO 1 FEBRUARI 2017
PENGARUH TENAGA KERJA DAN TINGKAT OPTIMASI PENGGUNAAN TENAGA KERJA PADA USAHATANI NENAS LAHAN
SKALA SEMPIT DAN SKALA LUAS DI KABUPATEN KAMPAR EFFECT OF LABOR AND OPTIMIZATION OF THE EMPLOYMENT OF
LAND SCALE FARMING PINEAPPLE NARROW AND BROAD SCALE IN KAMPAR
Ridho Febriandi1, Syaiful Hadi2, Jumatri Yusri2
Agribusiness Departement, Faculty of Agriculture, University of Riau, Pekanbaru, Indonesia
ridho.febriandi49@gmail.com ABSTRACT
The purpose of this research are analyze the effect of labor on production pineapple, analyze the level of optimization of the use of labor, and analyze the optimization of the use of labor between broad and narrow area of land in Kampar. The methods of analysis used in this study is regression analyze. Based on the result of the analysis of effect labor on production pineapple, the amount of labor significantly affect the amount of production of pineapples, it applies to farming in a narrow area, wide area, and also overall. labor is a factor of production is greatest effect on farm production pineapple research area. labor used in the farming of pineapple consists of labor within the family and outside the family labor, in which the activities carried out are weeding and harvesting.
The use value of labor in the area showed that the use of labor is not optimal, it should be increasing the number of workers, in order to increase productivity. level optimization on large tracts of land is better than the narrow land, it demonstrates the use of labor on a large area is optimal from the narrow land. then to optimize the use of labor on a narrow piece of land is necessary to increase the amount of labor.
keywords: pineapple production, labor, optimazation.
PENDAHULUAN
Nenas merupakan salah satu
tanaman buah yang banyak
dibudidayakan di daerah tropis dan subtropis. Tanaman ini mempunyai
banyak manfaat terutama pada
buahnya. Potensi agroklimat dan ketersediaan lahan di Indonesia akan mendukung dalam pengembangan budidaya nenas, sehingga Indonesia mempunyai peluang yang besar
untuk mensuplai kebutuhan nenas yang lebih besar di pasar global. Selain itu potensi pengembangan nenas juga terbuka untuk nenas segar dan produk olahannya, baik untuk kebutuhan dalam negeri maupun untuk memenuhi permintaan ekspor (Kementrian Riset dan Teknologi,
2000). Penyebaran tanaman nenas di
Indonesia hampir merata di seluruh daerah, dikarenakan wilayah
1Mahasiswa Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Riau.
JOM FAPERTA UR VOL 4 NO 1 FEBRUARI 2017
Indonesia memiliki keragaman
agroklimat yang memungkinkan
pengembangan berbagai jenis
tanaman, termasuk komoditi nenas. Daerah di Indonesia yang menjadi sentra penanaman nenas adalah Lampung, Sumatra Utara, Riau, Jawa Timur, Jawa Barat, Jawa tengah,
Jambi dan Kalimantan Barat.
Kabupaten Kampar merupakan salah satu sentra penanaman nenas di Provinsi Riau dengan produksi
13.460,41 ton pada tahun 2011 (BPS
Kampar,2012).Sentra pengembangan tanaman nenas di Kabupaten Kampar terletak di Kecamatan Tambang, hal ini disebabkan karena Kecamatan Tambang memiliki potensi lahan
yang sangat cocok untuk
pengembangan komoditi nenas. Pada tahun 2013, produksi nenas di
Kecamatan Tambang berjumlah
12.750 ton, yang dihasilkan dari
16.530.000 pohon nenas (BPS
Kampar, 2013).
Besarnya kontribusi tersebut
berasal dari dua desa yang
merupakan desa penghasil nenas terbesar di Kecamatan Tambang yaitu Desa Rimbo Panjang dan Desa Kualu Nenas dengan luas masing-masing areal budidaya nenas 500 ha
dan 1050 ha (BPP Tambang, 2013).
Desa Kualu Nenas dengan areal
budidaya 1050 ha dapat
menghasilkan buah nenas ± 4 ton per
hari (Monografi Desa, 2012).
Permintaan buah nenas untuk
dalam negeri cenderung terus
meningkat sejalan dengan
pertumbuhan penduduk, seiring
dengan semakin meningkatnya
pendapatan masyarakat, makin
tingginya kesadaran penduduk akan nilai gizi dari buah-buahan dan
bertambahnya permintaan bahan
baku industri pengolahan buah-buahan.
Penggunaan tenaga kerja
sangat mempengaruhi produktifitas usahatani. Seluruh tahapan-tahapan
pekerjaan pada usahatani
memerlukan tenaga kerja, seperti
pengolahan tanah, pembibitan,
pemupukan, pemberantasan hama dan penyakit, pemeliharaan atau penyiangan, panen sampai kepada pasca panen. Produktifitas tenaga
kerja yang tinggi dapat
mencerminkan penggunaan input
produksi yang efisien. Pada
usahatani nanas, terutama nenas yang sudah menghasilkan, input produksi seperti bibit, pupuk, pestisida, dan obat-obatan bukan merupakan hal yang penting dan kebanyakan petani di daerah penelitian ini tidak
menggunakan input produksi
tersebut, jika nenas sudah
menghasilkan. Sedangkan
penggunaan tenaga kerja sangat dibutuhkan untuk penyiangan dan panen. Oleh karena itulah penelitian
LQL PHQJDPELO MXGXO ³ 3HQJDUXK
Tenaga Kerja dan Tingkat Optimasi Penggunaan Tenaga Kerja Pada Usahatani Nenas Lahan Skala Sempit Dan Skala Luas Di Kabupaten
.DPSDU´.
Tujuan penelitian ini adalah 1) Menganalisis pengaruh tenaga kerja terhadap produksi usahatani nenas. 2) Menganalisis tingkat optimasi
penggunaan tenaga kerja pada
usahatani nanas di daerah penelitian. 3) Menganalisi tingkat optimasi penggunaan tenaga kerja antara
uasahatani nanas skala sempit
dengan usahatani nanas skala luas. METODE PENELITIAN
penelitian ditentukan secara
Purposive Sampling, yaitu di Desa Kualu Nenas, Kecamatan Tambang, Kabupaten Kampar, dengan alasan bahwa Desa Kualu Nenas merupakan
JOM FAPERTA UR VOL 4 NO 1 FEBRUARI 2017
sentra produksi nanas di Kecamatan Tambang.
Kegiatan Penelitian ini akan
dilakukan selama enam bulan
dimulai dari bulan November 2015 sampai dengan bulan April 2016. Kegiatan yang dilakukan meliputi penulisan usulan penelitian sampai dengan selesainya laporan hasil penelitian.
Populasi dalam usahatani ini
adalah petani yang melakukan
usahatani nenas yang tergabung dalam gabungan kelompok tani
(GaPokTan). Metode pengambilan
sampel dilakukan dengan metode sensus yaitu semua petani yang ada dalam populasi dijadikan sebagai sampel. Populasi penelitian yaitu petani nenas yang tergabung dalam gabungan kelompoktani (GaPokTan) di Desa Kualu Nenas yang terdiri dari 7 kelompok tani dengan jumlah anggota 50 orang petani nenas yang terdiri dari 37 orang petani dengan
OXDV ODKDQ • +D GDQ RUDQJ SHWDQL
dengan luas lahan <1 Ha. Alasan
pemilihan petani nenas yang
tergabung dalam GaPokTan yaitu karena kelompoktani yang tergabung dalam GaPokTan adalah kelompok tani yang benar-benar aktif dan sering mendapat penyuluhan dan pelatihan.
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan sekunder. Jenis data primer yang dibutuhkan dalam penelitian ini terdiri dari: luas lahan, harga pembelian faktor produksi (tenaga kerja), jumlah hasil produksi, harga
jual, pendidikan, pengalaman
usahatani, dan tanggungan keluarga. Data sekunder yang diperlukan dalam penelitian ini diperoleh dari literatur (buku, skripsi, dan jurnal) serta instansi terkait.
Untuk menjawab hipotesis 1 yaitu pengaruh tenaga terhadap produksi nenas, harus diketahui terlebih dahulu fungsi produksi yang akan digunakan. Apabila model
fungsi produksi adalah linier,
digunakan fungsi produksi regresi linier sederhana, dengan rumus sebagai berikut :
Y = a + bX
Nilai-nilai parameter dari persamaan
tersebut diselesaikan dengan
menggunakan Metode Kuadrat
Terkecil atau Ordinary Least Square
(OLS). Apabila model fungsi
produksi adalah non-linier,
digunakan fungsi produksi Cobb-Douglas, dengan rumus sebagai berikut :
Y = aXb
Menurut Sudjana (2002) fungsi
produksi tersebut diubah menjadi
bentuk fungsi linear sederhana
dengan cara mentransformasikan
persamaan tersebut kedalam
logaritma. Bentuk persamaan fungsi menjadi :
Log Y = Log a + b Log X Keterangan :
Y = Produksi nanas (ton)
X = Penggunaan tenaga kerja
(HKP)
a = Intercept
b = Koefisien Regresi
Menurut Nawari (2010) untuk
menguji apakah tenaga kerja
berpengaruh nyata terhadap produksi digunakan uji ± t
H0 : b = 0
H1 E •
thitung = bi Sebi
Apabila thitung > ttabel ; maka h0
ditolak, artinya tenaga kerja
berpengaruh nyata terhadap
produksi.
Apabila thitung < ttabel ; maka h0
JOM FAPERTA UR VOL 4 NO 1 FEBRUARI 2017
berpengaruh nyata terhadap
produksi.
Untuk hipotesis 2 dan 3 yaitu
perhitungan penentuan tingkat
optimasi tenaga kerja yang
digunakan pada usahatani nanas
menurut Soekartawi (1994) dihitung
dari elastisitas produksi (bi) yaitu: bi = (dy/y)/(dx/x)
produk marginal (dy/dxi).
Adapun y dan x diambil berdasarkan
jumlah rata-ratanya. Selanjutnya
dengan menggunakan perhitungan di
atas, diperoleh jumlah produk
marginal untuk masing-masing input produksi. Tingkat optimasi faktor produksi usahatani nanas dihasilkan dari rasio nilai produk marginal (NPM) dengan harga masing-masing input produksi. Produk marginal = dy/dx, sedangkan Produk rata-rata = y/x. dari rumus tersebut dapat dicari nilai Produk Marginal, yaitu : PM = bi.PR = bi.y/x
Menurut Soekartawi (2002)
NPM adalah perkalian antara produk marginal dengan harga persatuan. Dengan melihat harga input produksi maka diperoleh tingkat optimasi
masing-masing input produksi:
Tingkat Optimasi = NPMxi Pxi
jika NPMxi / Pxi = 1, penggunaan
input produksi tersebut sudah
maksimal.
jika NPMxi / Pxi < 1, penggunaan input produksi melebihi optimal dan harus dikurangi.
jika NPMxi / Pxi > 1, penggunaan input produksi belum optimal dan harus ditambahkan.
HASIL DAN PEMBAHASAN Penggunaan Faktor Produksi
Faktor produksi usahatani nenas merupakan input yang digunakan dalam proses produksi nenas yaitu lahan, pupuk, tenaga kerja, dan
obat-obatan untuk memperoleh output yang diinginkan.
1. Lahan
Lahan yang digunakan petani nenas di Desa Kualu Nenas sebagian besar
merupakan lahan milik sendiri
(62%). Sisanya yaitu sebanyak 38% petani melakukan budidaya nenas di lahan yang bukan milik sendiri. Mereka memanfaatkan lahan yang
tidak diolah oleh pemiliknya.
Pemilik tanah memberikan izin untuk memakai lahannya tanpa dikenakan biaya. Sehingga secara otomatis petani bisa menjalankan usahatani dengan mendapatkan hasil secara utuh tanpa dibagi dengan pihak lain, dan dapat mengembangkan usahatani dengan baik serta diharapkan dapat meningkatkan ekonomi rumahtangga petani.
Luas lahan yang dimiliki petani akan menentukan skala usaha dan keuntungan yang diperoleh. Petani yang memiliki lahan luas berpotensi mendapatkan produksi tinggi apabila usahatani dikelola secara baik. Begitu juga sebaliknya petani yang mempunyai lahan yang relatif sempit akan mendapatkan produksi yang relatif kecil, apalagi jika tidak dikelola dengan baik. Luas lahan kebun nenas petani Desa Kualu Nenas cukup bervariasi. Luas lahan yang paling besar adalah 3,6 Ha
dimiliki oleh hanya 2% petani. Luas
lahan yang paling kecil adalah 0,4 Ha yang dimiliki oleh 12% petani. Rata-rata luas lahan budidaya nenas
di daerah penelitian/keseluruhan
sampel adalah 1,289 Ha. Rata-rata luas lahan pada strata I adalah 0,53 Ha, dan rata-rata luas lahan pada strata II adalah 1,56 Ha.
2. Tenaga Kerja
Tenaga kerja merupakan faktor penting dalam proses produksi. Sumber tenaga kerja yang digunakan
JOM FAPERTA UR VOL 4 NO 1 FEBRUARI 2017
pada usahatani nenas berasal dari dalam dan luar keluarga, yang terdiri dari tenaga kerja pria dan wanita.
Tenaga kerja yang digunakan
oleh petani untuk mengelola
usahataninya berasal dari dalam keluarga dan luar keluarga. Tenaga kerja luar keluarga diambil dari penduduk setempat dengan upah Rp. 75.000,00 per hari untuk tenaga kerja pria dan Rp. 70.000,00 per hari untuk
tenaga kerja wanita. Sistem
pengupahan pada usahatani nenas dilokasi penelitian adalah dengan
menggunakan sistem upah
menggunakan jumlah hari kerja, satu hari kerja pria adalah 8 jam/hari. 3. Pupuk
Pemupukan bertujuan untuk
memenuhi kebutuhan tanaman akan hara mineral, yang tidak sepenuhnya dapat disediakan oleh tanah. Pupuk
merupakan salah satu asupan
makanan bagi tanaman agar tanaman
lebih subur dan menghasilkan
produksi yang lebih baik seperti yang
diharapkan. Dengan kata lain
pemberian pupuk secara tidak
langsung akan mempengaruhi hasil produksi yang didapat.
Jenis pupuk yang digunakan pada usahatani nenas di Desa Kualu Nenas terdiri dari pupuk urea, TSP, KCl, NPK, dan abu dengan frekuensi pemberian rata-rata 1x dalam satu tahun. Tidak semua petani yang memberikan ke lima jenis pupuk tersebut. Semua petani memberikan pupuk urea dengan dosis rata-rata 183 kg/ha/tahun. Pemberian pupuk TSP hanya dilakukan oleh 6% petani
dengan dosis rata-rata 2,4
kg/ha/tahun. Pemberian pupuk KCl
dilakukan oleh 48,57% petani
dengan dosis rata-rata 36,8
kg/ha/tahun. Pemberian pupuk NPK hanya dilakukan oleh 22,86% petani
dengan dosis rata-rata 24
kg/ha/tahun, dan pemberian abu
dilakukan oleh 28,57% petani
dengan dosis rata-rata 10,75%
kg/ha/tahun.
Kebiasaan yang dilakukan oleh petani responden dalam melakukan
pemupukan adalah mencampur
pupuk urea dengan pupuk lainnya sesuai dengan keyakinan terbaik menurut petani responden. Alasan
petani kenapa lebih dominan
menggunakan pupuk urea karena menurut petani pupuk urea dapat membesarkan buah dan daun. Pupuk TSP berfungsi untuk memadatkan buah nenas dan menyebabkan buah nenas menjadi kecil, hal tersebut yang menyebabkan petani sedikit yang menggunakan pupuk TSP.
Pupuk KCl berfungsi untuk
memperkuat akar dan batang serta membuat buah terasa manis, hal tersebut yang menyebabkan petani lebih dominan mencampurkan pupuk urea dengan pupuk KCl. Pupuk NPK
berfungsi untuk mempertinggi
tanaman, memanjangkan daun dan menambah jumlah daun, didalam
pupuk NPK sudah terkandung
berbagai jenis pupuk seperti TSP dan KCl, namun harga pupuk NPK lebih mahal dibandingkan pupuk yang lainnya. Pupuk abu berfungsi untuk
menyuburkan tanaman saja,
kelemahan pupuk abu yakni
membuat tangkai menjadi cepat busuk jika penggunaanya berlebihan, pupuk abu memiliki harga yang lebih murah dibandingkan dengan pupuk lainnya.
4. Obat Perangsang
Faktor produksi lain yang digunakan dalam usahatani nenas adalah obat perangsang yang biasa disebut ethrel. Obat perangsang termasuk faktor produksi yang cukup penting bagi petani nenas saat ini, karena dengan
JOM FAPERTA UR VOL 4 NO 1 FEBRUARI 2017
mengatur waktu panen yang mereka inginkan, bahkan petani mampu melakukan panen setiap minggu sesuai dengan permintaan dan teknis
pemberian ethrel yang mereka
lakukan. Pemberian ethrel pada
nenas dilakukan setelah tanaman nenas berumur 8 bulan setelah penanaman. Setelah 40-45 hari
pemberian ethrel, tanaman nenas
mengeluarkan putik / bunga dan buah dapat dipanen setelah 4 bulan pemberian ethrel. Berarti pemberian
ethrel mempercepat periode produksi. Menurut keterangan petani apabila mereka tidak melakukan pemberian obat perangsang, nenas baru bisa menghasilkan setelah umur
nenas lebih dari satu tahun sejak mulai awal penanaman.
Dosis penggunakan ethrel yaitu
dengan takaran 3 cc ethrel untuk
15-18 liter air. Pada umumnya
penggunaan 3 cc ethrel untuk 1200
batang tanaman nenas bahkan lebih tergantung dari cara pemberian yang dilakukan oleh petani responden.
Total Biaya Produksi Usahatani Nenas
Total biaya produksi merupakan penjumlahan biaya tetap (fixed cost) dan biaya variebel. Adapun total biaya produksi usahatani nenas dipaparkan pada Tabel 1.
Tabel 17. Total biaya usahatani nenas/petani/tahun di Desa Kualu Nenas Kecamatan Tambang Kabupaten Kampar
No Uraian Macam Biaya Biaya (Rp/petani/tahun)
1 Biaya Tetap 8.656.136,00
a. Sewa lahan Biaya tetap 2.577.600,00
b. Penyusutan Alat Biaya tetap 21.536,00
c. TKDK Biaya tetap 6.057.000,00
2 Biaya Variabel 5.008.670,00
a. Pupuk biaya variabel 951.900,00
b. Obat Ethrel biaya variabel 41.270,00
c. TKLK biaya variabel
4.015.500,00
3 Total Biaya 13.664.806,00
Total biaya produksi usahatani nenas di daerah penelitian rata-rata
Rp. 13.664.806,00/petani/tahun.
Penggunaan biaya tetap sebesar 63,34% dan biaya variabel sebesar
36,66%.
Pengaruh Tenaga Kerja Terhadap Produksi
Pengaruh tenaga kerja terhadap jumlah produksi nanas dianalisis
melalui regresi. Untuk mengetahui model regresi yang digunakan maka digambarkan terlebih dahulu grafik antara tenaga kerja dengan produksi. Grafik ini dimulai pada strata I (luas lahan <1 Ha), lalu strata II (luas
ODKDQ • +D dan secara
keseluruhan/overall.
Pada strata I terdapat n = 13, Hasil perhitungan regresi linearnya dapat dilihat pada tabel 2.
JOM FAPERTA UR VOL 4 NO 1 FEBRUARI 2017
Tabel 2. Hasil Perhitungan Regresi Linear Strata I (n=13)
Variabel Koefisien Regresi t-hitung Signifikansi
Intercept -35290,849
X (Tenaga Kerja) 648,397 6,392 **
R. square = 0,788 keterangan ** = sangat nyata
t-tabel (. = 3,105
Dari hasil Perhitungan regresi
diperoleh persamaan regresi : Y = -35290,849 + 648,397X. Nilai t tabel df
= 11 GHQJDQ . DGDODK
Oleh karena hitung = 6,392 > t-tabel = 1,35 maka dapat dinyatakan bahwa tenaga kerja berpengaruh
Q\DWD SDGD . WHUKDGDS SURGXNVL
nenas. Juga pada regresi non-linear pengaruh X itu nyata terhadap Y. Dari sudut signifikansi regresi adalah berpengaruh sangat nyata terhadap
jumlah produksi nanas per petani
dengan nilai R2 sebesar 0,788,
menunjukkan bahwa 78,8% faktor produksi tenaga kerja mempengaruhi produksi nanas sedangkan sisanya 21,2 % ditentukan oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam model ini.
Pada strata II terdapat n = 37, hasil perhitungan regresi linearnya dapat dilihat pada tabel 3 berikut,
Tabel 3. Hasil Perhitungan Regresi Linear Strata II (n=37)
Variabel Koefisien Regresi t-hitung Signifikansi
Intercept -4462,767
X (Tenaga Kerja) 346,551 6,307 **
R. square = 0,532 keterangan ** = sangat nyata
t-tabel (. = 2,723
Dari hasil perhitungan maka diperoleh hasil regresi linear : Y = -4462,767 + 346,551X, Nilai t-tabel df =
35 GHQJDQ. DGDODK 2OHK
karena t-hitung = 6,307 > t-tabel = 2,723 maka dapat dinyatakan bahwa tenaga kerja berpengaruh nyata pada
. WHUKDGDS SURGXNVL QDQDV SDGD
strata II. Juga pada regresi non linear pengaruh X itu nyata terhadap Y. Dari sudut signifikansi regresi adalah berpengaruh sangat nyata terhadap jumlah produksi nanas per petani
dengan nilai R2 sebesar 0,532,
menunjukkan bahwa 53,2% faktor produksi tenaga kerja mempengaruhi produksi nenas sedangkan sisanya 46,8% ditentukan oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam model ini.
Pada keseluruhan
sampel/overall terdapat n = 50, hasil perhitungan regresi dapat dilihat pada tabel 4 berikut,
JOM FAPERTA UR VOL 4 NO 1 FEBRUARI 2017
Tabel 24. Hasil Perhitungan Regresi Non-Linear Keseluruhan/overall (n=50) Variabel Koefisien Regresi t-hitung Signifikansi
Intercept 1,544
X (Tenaga Kerja) 1,409 10,67 **
R. square = 0,704 keterangan ** = sangat nyata
t-tabel (. = 2,406
Nilai t-hitung = 10,67 dan
1LODL WDEHO GI GDQ .
adalah 2,406, karena itu variabel X berpengaruh nyata terhadap variabel Y.
Dari sudut signifikansi regresi adalah berpengaruh sangat nyata terhadap jumlah produksi nanas per petani dengan nilai R2 sebesar 0,704, menunjukkan bahwa 70,4% faktor produksi tenaga kerja mempengaruhi produksi nanas sedangkan sisanya 29,6% ditentukan oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam model ini.
Dari persamaan regresi strata I, strata II dan keseluruhan dapat dilihat
EDKZD SDGD . YDULDEHO WHQDJD
kerja berpengaruh sangat nyata terhadap variabel jumlah produksi nanas, dengan demikian Hipotesis I dalam penelitian ini diterima.
Tingkat Optimasi Penggunaan Tenaga Kerja Pada Usahatani Nenas
Untuk mengetahui pengaruh penggunaan tenaga kerja per petani pertahun pada usahatani nanas, digunakan pengujian dengan analisis regresi. Dalam analisis regresi yang menjadi variabel bebas adalah tenaga kerja (X) dan yang menjadi variabel tidak bebas adalah produksi nenas (Y). Selanjutnya dapat dihitung tingkat optimasi penggunaan tenaga kerja pada usahatani nanas dengan rumus:
TO = VMP/Px
TO = Tingkat Optimasi, VMP = Value Marginal Product, Px = Harga Input
VMP = MPy x Py, (Py = harga output)
Nilai MP pada regresi keseluruhan sampel dapat dihitung melalui fungsi Cobb-Douglas yang telah dihasilkan.
Dari fungsi Y = 1,544X1,409
Elastisitas Produksi (Ep) = 1,409.
AP = ÃÒ
ÃÑ, atau jumlah produksi
setahun per petani dibagi dengan jumlah tenaga kerja setahun per petani. AP = (1.992.960 buah) / ( 6715 HKP) = 296,79 buah/HKP MP = AP x EP = 296,79 x 1,409 = 418,17 VMP = 418,17 x Rp. 3000 = Rp 1.254.510 Tingkat optimasi = (Rp.1.254.510) / Rp.75.000 = 16,72
Tingkat optimasi jumlah
tenaga kerja secara
keseluruhan/overall pada usahatani
nanas adalah lebih besar daripada satu yaitu sebesar 16,72. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan tenaga kerja per petani secara keseluruhan belum optimal, oleh
karena itu perlu dilakukan
penambahan penggunaan tenaga
kerja agar hasilnya dapat optimal. Dari hasil diatas dapat disimpulkan bahwa hipotesis 2 yang menyatakan
JOM FAPERTA UR VOL 4 NO 1 FEBRUARI 2017
tingkat optimasi tenaga kerja di daerah penelitian > 1 dapat diterima.
Telah disebutkan bahwa
persamaan regresi atau fungsi
produksi pada strata I dan strata II adalah linear. Dengan demikian nilai marginal produk untuk tiap strata (MP) adalah koefisien dari regresi tiap strata.
Pada strata I, fungsi produksinya Y = -35290,849 + 648,397X
Pada strata II, fungsi produksinya Y = -4462,767 + 346,551X
Pada strata I nilai MP = 648,397 VMP = 648,397 x Rp. 3000 = Rp. 1.945.191
Tingkat optimasi = Rp. 1.945.191 / Rp. 75.000 = 25,93
Pada strata II nilai MP = 346,551 VMP = 346,551 x Rp. 3000 = Rp 1.039.653
Tingkat optimasi = (Rp. 1.039.653) / Rp.75.000 = 13,86
Tingkat optimasi pada strata I dan strata II adalah lebih besar dari 1, hal ini menunjukkan penggunaan tenaga
kerja belum optimal. Untuk
mengoptimalkan penggunaan tenaga
kerja ini maka masih butuh
penambahan tenaga kerja, bila harga input dan output adalah tetap. Tingkat optimasi strata II lebih tinggi daripada tingkat optimasi strata I, dengan demikian hipotesis ke 3 dalam penelitian ini diterima.
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Desa Kualu Nenas
Kecamatan Tambang Kabupaten
Kampar diperoleh kesimpulan
sebagai berikut:
1. Jumlah tenaga kerja berpengaruh nyata terhadap jumlah produksi nenas, baik pada usahatani sempit, luas dan pada over-all, hal ini ditunjukkan dari nilai t-hitung
yang lebih besar dari pada t-tabel
GHQJDQ.VHEHVDU
2. Penggunaan tenaga kerja di daerah penelitian lebih besar daripada 1,
yaitu 16,72 menunjukkan
penggunaan tenaga kerja belum optimal, maka harus dilakukan penambahan jumlah tenaga kerja, agar produktivitasnya meningkat. 3. Tingkat optimasi pada strata II
lebih besar daripada tingkat optimasi pada strata I, yaitu 13,86 dan 25,93. Hal ini
menunjukkan penggunaan
tenaga kerja pada strata II lebih optimal daripada strata I. Maka
untuk mengoptimalkan
penggunaan tenaga kerja pada
strata I perlu dilakukan
penambahan jumlah tenaga
kerja.
Saran
Dari hasil penelitian ini dapat diberikan saran sebagai berikut: 1. Bagi Petani
Diharapkan Petani perlu
melakukan penambahan dalam penggunaan tenaga kerja untuk memperoleh hasil yang optimal. 2. Bagi Pemerintah
Bagi pemerintah terkait
khususnya dinas pertanian dan
penyuluh pertanian senantiasa
memberikan bimbingan terutama
mengenai penggunaan tenaga
kerja, serta menjalin komunikasi yang baik kepada petani nenas sehingga usahatani nenas lebih baik lagi.
3. Bagi Peneliti
Diharapkan untuk melakukan
penelitian lanjutan pada usahatani nenas di desa kualu nenas dengan menambahkan input lain dalam
mencari tingkat optimasi
JOM FAPERTA UR VOL 4 NO 1 FEBRUARI 2017 DAFTAR PUSTAKA
Agustira, M.A., 2004. Analisis
Optimasi Penggunaan Input produksi Pada Usahatani Padi Sawah di Kabupaten Deli Serdang. Skripsi, Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan.
BPP. 2013. Program
PenyuluhanPertanian BPP Kecamatan Tambang Tahun
2013. BalaiPenyuluhan
Pertanian Kecamatan
Tambang. Tambang.
BPS Indonesia. 2012. Indonesia
Dalam Angka. Badan Pusat Statistik Indonesia. Jakarta.
BPS Kampar. 2012. Kampar Dalam
Angka. Badan Pusat Statistik
Kabupaten Kampar.
Bangkinang
BPS Kampar. 2013. Kampar Dalam
Angka. Badan Pusat Statistik
Kabupaten Kampar.
Bangkinang.
Daniel, M., 2002. Pengantar
Ekonomi Pertanian. Bumi Aksara, Jakarta.
Fatimah, F., 2005.Analisis Optimasi
Penggunaan Input Produksi Kakao Rakyat Di Kabupaten Deli Serdang. Skripsi, Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan.
Kantor Desa. 2012. Monografi Desa
Kualu Nenas Tahun 2012. Kantor Desa. Desa Kualu Nenas.
Kementrian Riset dan Teknologi.
2000. Indonesia Dalam
Angka. Badan Pusat Statistik Indonesia. Jakarta.
Haryanto, E. danB. Hendarto, 1996.
Nenas. Penebar Swadaya, Jakarta.
Hermawan, F., 2007. Analisis
Optimasi Penggunaan Input Produksi Pada Usahatani Kubis.Skripsi, Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan.
Hernanto, F. 1989. Ilmu Usahatani.
Jurusan Ilmu-Ilmu Sosial
Ekonomi Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Maulidi, dkk. 2012. Upaya
Peningkatan Hasil Tanaman Nenas di Lahan Gambut.
Jurnal Teknologi Perkebunan dan Pengelolaan Sumberdaya Lahan, Vol 2 No 2. Fakultas
Pertanian Universitas
Tanjungpura. Diakses pada tanggal 11 Januari 2016.
Nawari. 2010. Analisis Regresi
dengan MS Excel 2007 dan SPSS 17. PT Gramedia. Jakarta.
Rahardi, F., 2004. Mengurai
Benang Kusut Agribisnis Buah Indonesia. Penebar Swadaya, Jakarta.
Rukmana, R., 1996. Nenas :
Budidaya dan Pascapanen. Kanisius, Yogyakarta.
Soekartawi, 1993. Agribisnis Teori
dan Aplikasinya. Raja Grafindo Persada, Jakarta.
JOM FAPERTA UR VOL 4 NO 1 FEBRUARI 2017
______, 1994. Teori Ekonomi
Produksi ; Dengan Pokok Bahasan Analisis Fungsi Cobb-Douglas. Raja Grafindo Persada, Jakarta.
______, 2002. Prinsip Dasar
Ekonomi Pertanian. Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Soepono, B., 1997. Statistik
Terapan. Rineka Cipta, Jakarta.
Sunarjono, H., 2000. Prospek
Berkebun Buah.Penebar Swadaya, Jakarta.
Suratiyah K. 2006. Ilmu Usahatani.
Penebar Swadaya. Jakarta. Tarigan, K., dan L. Sihombing,
2007.Ekonomi Produksi
Pertanian. USU ± Press, Medan.
Tohir, K.A., 1983. Seuntai
Pengetahuan Usahatani Indonesia. Rineka Cipta, Jakarta.
Wirarta, I.M., 2006. Metode
Penelitian Sosial Ekonomi. Penerbit Andi, Yogyakarta.
Yulia, R., 2007. Optimasi
Penggunaan Pupuk Dan Tenaga Kerja Usahatani Jagung (Zea Mays L.)
Skripsi, Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara, Medan.
Yasin, A. Z. 2002. Masa Depan
Agribisnis Riau. Pekanbaru : UNRI Press