PT MAS MURNI INDONESIA, Tbk DAN ENTITAS ANAK
LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
UNTUK PERIODE 6 BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 30 JUNI TAHUN 2012 (TIDAK AUDIT) DAN 31 DESEMBER 2011 (AUDIT)
DAFTAR ISI
Halaman
Neraca 2 a– 2 b
Laporan Laba Rugi Komprehensif 3
Laporan Perubahan Ekuitas 4
Laporan Arus Kas 5
PT MAS MURNI INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN
30 JUNI 2012 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2011 (AUDIT)
Tidak Diaudit Audit
Catatan 30 Juni 2012 31 Desember 2011
(Rp) (Rp)
ASET ASET LANCAR
Kas dan setara kas 02 d, 03 2.900.914.695 3.485.834.750 Piutang usaha -
Pihak ketiga - setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu sebesar Rp 487.811.925 pada 30 Juni 2012
dan pada 31 Desember 2011 02 e,04 6.171.446.182 3.297.519.987 Piutang lain-lain
Pihak ketiga - setelah dikurangi penyisihan
piutang ragu-ragu sebesar Rp 1.123.738.921 02,e,05 6.652.387.243 5.633.618.761
Persediaan 02 g, 06 1.938.580.869 972.048.377
Pajak dibayar dimuka 18a 181.385.001 187.775.910 Biaya dibayar dimuka 07 18.568.685.360 17.471.634.294 Uang muka pembelian 08 292.833.234 393.673.145
JUMLAH ASET LANCAR 36.706.232.585 31.442.105.224
ASET TIDAK LANCAR
Piutang lain-lain 09 11.224.108.789 10.647.569.992
Investasi pada entitas asosiasi 10 973.500.000 973.500.000 Properti Investasi 02h,11,31 b,3 49.927.700.000 49.927.700.000 Aset tetap - setelah dikurangi
akumulasi penyusutan sebesar
Rp 37.283.947.427 pada 30 Juni tahun 2012
Rp 32.635.649.388 pada 31 Desember 2011 02i,12 358.667.026.302 352.922.732.260 Aset dalam rangka kerjasama operasi 02j, 13, 31a 223.165.000.000 223.165.000.000
JUMLAH ASET TIDAK LANCAR 643.957.335.091 637.636.502.252
JUMLAH ASET 680.663.567.675 669.078.607.476
Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasian yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan.
PT MAS MURNI INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN
30 JUNI 2012 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2011 (AUDIT)
Tidak Diaudit Audit
Catatan 30 Juni 2012 31 Desember 2011
(Rp) (Rp)
LIABILITAS DAN EKUITAS LIABILITAS JANGKA PENDEK
Utang Bank 14, 19 8.293.140.945 6.626.044.626
Utang usaha Pihak ketiga 15 3.270.921.285 3.292.655.102
Utang lain-lain - Pihak ketiga 1.000.669.155 919.128.969
Pendapatan diterima dimuka 16 1.620.294.241 1.526.042.518
Beban yang masih harus dibayar 17 1.792.901.438 1.548.953.505
Utang pajak 18 b 5.526.569.158 5.384.331.819
Bagian utang bank yang jatuh tempo
dalam satu tahun 19 6.483.540.879 11.014.240.910
JUMLAH LIABILITAS JANGKA PENDEK 27.988.037.102 30.311.397.449
LIABILITAS JANGKA PANJANG
Utang Lain2 Jangka Panjang - Pihak yg berelasi
Liabilitas pajak tangguhan 02o, 18d 14.839.015.902 13.827.842.471
Utang bank jangka panjang setelah dikurangi
bagian yang jatuh tempo dalam waktu setahun 19 45.784.246.034 34.960.655.736
Liabilitas manfaat karyawan 02l, 20 3.519.476.531 3.363.865.374
JUMLAH LIABILITAS JANGKA PANJANG 64.142.738.467 52.152.363.581
EKUITAS
Modal saham - nilai nominal seri A Rp 240 per saham, seri B Rp 96,- per saham dan seri C Rp 72 per saham pada 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011 Modal dasar 7.656.250.000 saham
terdiri dari: seri A, 406.250.000 saham; seri B, 6.000.000.000 saham; dan seri C, 1.250.000.000 saham
pada 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011 Modal ditempatkan dan disetor penuh pada
30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011 sebanyak 2.313.239.830 saham terdiri dari seri A, sebanyak 170.637.500 saham; seri B 2.136.602.830,- saham; dan seri C
sebanyak 6.000.000 saham . 21 246.498.871.680 246.498.871.680
Agio saham 57.288.228.350 57.288.228.350
Modal disetor lainnya 21 270.720.021.000 270.720.021.000
Saldo Laba 11.011.100.099 9.101.942.811
Kepentingan non Pengendali 22 3.014.570.977 3.005.782.605
Jumlah Ekuitas 588.532.792.106 586.614.846.446
JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS 680.663.567.675 669.078.607.476
Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasian yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan.
PT MAS MURNI INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF KONSOLIDASIAN
UNTUK PERIODE 6 BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 30 JUNI 2012 DAN 2011 (TIDAK DIAUDIT)
Tidak Diaudit Tidak Diaudit
Catatan 30 Juni 2012 30 Juni 2011
(Rp) (Rp)
Pendapatan Bersih 02 n,23 38.063.487.599 30.648.798.807
Beban Departementalisasi 02 n,24 17.311.988.663 12.931.748.101
Laba Kotor 30 20.751.498.936 17.717.050.706
BEBAN USAHA
- Beban usaha hotel 02 n,25 13.381.045.492 12.534.984.141 - Beban usaha pemilik 02 n,26 3.198.732.817 2.673.913.088
Jumlah beban usaha 16.579.778.309 15.208.897.229
Laba Usaha 4.171.720.627 2.508.153.477
PENDAPATAN (BEBAN) LAIN-LAIN 02 n,27
- Pendapatan lain-lain 47.526.995 544.352.404 - Beban lain-lain (1.283.452.645) (1.245.057.174)
Jumlah pendapatan (beban) lain-lain (1.235.925.651) (700.704.770)
Laba bersih sebelum pajak 2.935.794.976 1.807.448.707
PENGHASILAN (BEBAN) PAJAK
Pajak kini 02 o (6.675.884) -Pajak tangguhan 02 o,18 c,d,e (1.011.173.432) (749.860.205)
Jumlah pajak penghasilan badan (1.017.849.316) (749.860.205)
Laba Bersih Setelah Pajak
Penghasilan Badan 1.917.945.661 1.057.588.502
Laba yang dapat diatribusikan kepada :
Pemilik entitas induk 1.909.157.288 1.096.063.236 Kepentingan non pengendali 8.788.373 (38.474.733)
1.917.945.661
1.057.588.503
Laba Bersih Per Saham Dasar 0,83 0,46
Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasian yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan.
PT MAS M URNI I ND O NESIA, T bk DAN ENT IT AS ANA K LA PO RAN PERU BAHAN EKUIT AS KONSO LI DASI AN UN TUK PERIO DE 6 BUL
AN YANG BERAKHIR PADA T
ANGG AL -T AN G G AL 30 J UNI 2 01 2 Da n 20 11 (T IDAK DI AU DI T) (D isajikan da lam R upiah ) Mo da l Kep en tin ga n di te m pa tka n da n Agi o sa ha m M od al di se to r Sal do l ab a no n pe ng en da li Jum la h eku ita s diset or pe nu h la inn ya Auth or ize d, Ag io sah am / lain nya/ To ta l iss ued an d fu lly Add itio na l Othe r pa id Sa ld o lab a/ sto ck ho lde rs' pa id cap ita l paid -in ca pit al in cap ita l Accu m ul at ed p rof it eq uit y 20 11 Sa ld o a wal , 1 Ja nu ar i 2 01 1 24 6. 498. 87 1. 68 0 57 .2 88 .2 28 .3 50 27 0. 72 0.0 21 .0 00 7. 54 3.2 54 .5 66 3. 00 0.0 00 .0 00 58 5. 05 0. 37 5. 59 6 To ta l la ba ru gi komp er he nsif ta hu n be rja lan 0 0 0 1.0 57 .5 88 .5 03 38 .4 74 .7 33 1. 09 6. 06 3. 23 6 Sald o per 30 Juni 2011 24 6. 498. 87 1. 68 0 57 .2 88 .2 28 .3 50 27 0. 72 0.0 21 .0 00 8. 60 0.8 43 .0 69 3. 03 8.4 74 .7 33 58 6. 14 6. 43 8. 83 2 20 12 Sa ld o a wal , 1 Ja nu ar i 2 01 2 24 6. 498. 87 1. 68 0 57 .2 88 .2 28 .3 50 27 0. 72 0.0 21 .0 00 9. 10 1.9 42 .8 11 3. 00 5.7 82 .6 05 58 6. 61 4. 84 6. 44 6 To ta l la ba ru gi komp er he nsif ta hu n be rja lan 0 0 0 1.9 09 .1 57 .2 88 8.7 88 .3 73 1. 91 7. 94 5. 66 1 Sald o per 30 Juni 2012 24 6. 498. 87 1. 68 0 57 .2 88 .2 28 .3 50 27 0. 72 0.0 21 .0 00 11 .0 11 .1 00 .0 99 3. 01 4.5 70 .9 78 58 8. 53 2. 79 2. 10 7 Ca ta ta n at as lap or an ke ua ng an ko nsolid asian m er up akan ba gian ya ng tid ak te rp isa hka n da ri lap or an ke ua ng an ko nsolid asian
PT MAS MURNI INDONESIA Tbk. DAN ENTITAS ANAK LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASIAN
UNTUK PERIODE 6 BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 30 JUNI 2012 DAN 2011 (TIDAK DIAUDIT)
Tidak Diaudit Tidak Diaudit
30 Juni 2012 30 Juni 2011
(Rp) (Rp)
ARUS KAS DARI AKIVITAS OPERASI Penerimaan kas dari penjualan dan
piutang usaha 35,426,050,466 28,174,684,788
Pembayaran utang dan uang muka (19,794,722,339) (16,012,950,764) Pendapatan bunga 16,962,695 45,284,499 Pembayaran beban operasional (17,277,555,260) (10,442,677,041) Penerimaan lainnya 30,564,299 537,542,638 Arus kas bersih diperoleh dari
aktivitas operasi (1,598,700,139) 2,301,884,120
ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI
Pembelian aset tetap (5,820,294,042) (12,138,949,141)
Penjualan aset tetap 76,000,000
Penambahan aset lain-lain (80,184,246)
Arus kas bersih diperoleh dari
untuk aktivitas investasi (5,744,294,042) (12,219,133,387)
ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN
Pembayaran utang lain-lain (307,784,209)
Pembayaran bunga (1,283,452,646) (2,394,244,368) Penerimaan pinjaman 8,041,526,772 12,986,108,745 Arus kas bersih diperoleh dari
aktivitas pendanaan 6,758,074,126 10,284,080,168
KENAIKAN (PENURUNAN) BERSIH
KAS DAN SETARA KAS (584,920,055) 366,830,901
KAS DAN SETARA KAS
AWAL PERIODE 3,485,834,750 3,560,988,816
KAS DAN SETARA KAS AKHIR PERIODE 2,900,914,695 3,927,819,717
Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasian yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan.
01. U M U M
Pendirian dan Informasi Umum
PT. Mas Murni Indonesia, Tbk ("Perusahaan") didirikan pada tanggal 27 Juli 1970 berdasarkan akta Notaris Nyoo Sioe Liep, S.H. No. 22. Pada awal berdirinya, Perusahaan bernama PT Mas Murni, yang telah berubah menjadi PT Rantai Mas Murni dengan akta dari notaris yang sama No. 14 tanggal 11 September 1971. Nama Perusahaan berubah menjadi PT Mas Murni Indonesia berdasarkan akta No. 17 tanggal 21 Oktober 1971 dari notaris yang sama. Akta pendirian dan perubahan nama Perusahaan telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. J.A.5/192/7 tanggal 6 November 1971 dan diumumkan dalam Berita Negara No. 5 Tambahan No. 40 tanggal 1 Januari 1973.
Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami perubahan, dengan akta notaris Shinta Ameliawaty S.H., No. 149 tanggal 27 Desember 2004 dalam RUPSLB yang menyetujui utang Perusahaan untuk dikonversi menjadi obligasi konversi dengan mengikuti peraturan Bapepam No. IX D.4 tgl. 14 Agustus 1998; peningkatan Modal Dasar Perusahaan dari Rp 728.000.000.000 menjadi Rp 913.000.000.000; sehubungan dengan rencana Perusahaan untuk melakukan konversi utang, Perusahaan menerbitkan saham seri B dari portepel dan melakukan penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu sesuai dengan peraturan Bapepam No. IX D.4; serta pelepasan Hak dan/atau menjadikan jaminan utang, bekerjasama, memberikan dan/atau membatalkan opsi kepada pihak lain atas sebagian harta kekayaan Perusahaan guna mendapatkan pembiayaan baru untuk keperluan pembayaran utang Perusahaan, kelanjutan proyek Crystal Garden, pengembangan dan perluasan usaha lainnya serta hal-hal lainnya yang mendukung kegiatan Perusahaan. Perubahan anggaran dasar ini telah mendapat persetujuan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No. 086666 HT.01.04 Th 2005 tanggal 31 Maret 2005.
Berdasarkan akta notaris No. 149 tanggal 27 Desember 2004 oleh Notaris Shinta Ameliawaty, S.H., di Surabaya, Perusahaan telah meningkatkan modal disetornya sebesar Rp 67.000.000.000 karena adanya persetujuan konversi utang obligasi menjadi saham Perusahaan (lihat catatan 21).
Pada tahun 2010, sesuai dengan perubahan anggaran dasar Perusahaan berdasarkan Akta No. 38 tanggal 21 Juni 2010 oleh Notaris Siti Nurul Yuliani,SH.,M.Kn Notaris di Sidoarjo tentang perubahan modal ditempatkan dan disetor serta susunan pemegang saham. Atas perubahan tersebut telah dicatatkan di Sistem Administrasi Badan Hukum Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia sesuai dengan surat nomor AHU-AH.01.10.20940 tanggal 16 Agustus 2010.
Perusahaan adalah pemilik dan pengelola Garden Palace Hotel, Surabaya serta pemilik Crystal Garden, sebuah blok apartemen dan shopping center yang saat ini dalam status kerjasama operasi dengan PT Anugerah Mitra Lestari. Perusahaan berkedudukan di Surabaya, dengan kantor pusat terletak di Jalan Yos Sudarso 11 Surabaya. Penawaran Umum Efek Perusahaan
Pada tanggal 4 Januari 1994, Perusahaan memperoleh surat pernyataan efektif dari Ketua Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) dengan suratnya No. S-02/PM/1993 untuk melakukan Penawaran Umum atas 15.000.000 saham Perusahaan kepada masyarakat. Sejak tanggal 9 Pebruari 1994 saham-saham tersebut telah dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI).
Dewan Komisaris dan Direksi
Komposisi Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan pada tanggal-tanggal 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011 adalah sebagai berikut:
Dewan Komisaris :
Presiden Komisaris Sinta Ladya Santoso
Komisaris Ir. Umaryadi Reksodidjojo
Komisaris Soedarsono Notoprajitno
Komisaris Sihol Siagian
Dewan Direksi :
Presiden Direktur Djaja Santoso
Direktur Surya Atmadinata
Direktur Ir. Peterjanto Suharjono, M.M.
Komite Audit
Ketua Ir. Umaryadi Reksodidjojo
Anggota Yosep Igit Prasetyo Budi
Jumlah karyawan perusahaan rata-rata adalah 480 orang dan 416 orang masing-masing pada 30 Juni tahun 2012 dan 31 Desember 2011.
02 IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING
a
. Pernyataan kepatuhan
Laporan keuangan konsolidasian telah disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia yang diterbitkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dan Peraturan Bapepam-LK No. VIII.G.7 tentang “Pedoman Penyajian Laporan Keuangan” yang terdapat dalam Lampiran Keputusan Ketua Bapepam No. KEP-06/PM/2000 tanggal 13 Maret 2000 dan perubahannya, Keputusan Ketua Bapepam-LK No. KEP-554/BL/2010 tanggal 30 Desember 2010.
b .
Dasar penyusunan laporan keuangan konsolidasian
Laporan keuangan konsolidasian disusun berdasarkan konsep biaya perolehan, kecuali untuk akun-akun tertentu disajikan dengan pengukuran lain sebagaimana dijelaskan dalam kebijakan akuntansi akun-akun yang bersangkutan. Laporan keuangan disusun dengan menggunakan dasar akrual, kecuali arus kas.
Laporan arus kas konsolidasian disajikan dengan menggunakan metode langsung, sesuai dengan Surat Keputusan Badan Pengawas Pasar Modal No. Kep-06/PM/2000 tertanggal 13 Maret 2000, dengan mengelompokkan penerimaan dan pengeluaran kas dan setara kas ke dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.
Mata uang yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian ini adalah Rupiah (Rp).
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (“PSAK”) dan Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (“ISAK”) yang berlaku efektif pada tahun 2011
Perusahaan dan Entitas Anak melakukan penerapan standar akuntansi dan interpretasi baru/revisi yang berlaku efektif pada tahun 2011. Perubahan kebijakan akuntansi tersebut telah dibuat seperti yang disyaratkan, sesuai dengan ketentuan transisi dalam masing-masing standar dan interpretasi.
Penerapan standar dan interpretasi baru/revisi berikut, yang relevan dengan operasi Perusahaan dan Entitas Anak dan menimbulkan dampak terhadap laporan keuangan konsolidasian, terdiri dari:
PSAK No. 1: Penyajian Laporan Keuangan
PSAK No. 1 menetapkan persyaratan untuk penyajian laporan keuangan secara keseluruhan.
Laporan utama yang baru, yaitu Laporan Laba Rugi Komprehensif, telah disajikan dalam laporan keuangan konsolidsian ini. Perusahaan dan Entitas Anak telah memilih untuk menyajikan seluruh pos penghasilan dan beban dalam bentuk satu laporan (laporan laba rugi komprehensif). Sesuai dengan PSAK No. 1, Perusahaan dan Entitas Anak telah mereklasifikasi kepentingan non pengendali sebagai bagian dari ekuitas.
PSAK No. 2 (Revisi 2009): Laporan Arus Kas
Perusahaan juga menerapkan PSAK No. 2 (Revisi 2009) tentang Laporan Arus Kas dimana hal tersebut tidak memberikan pengaruh yang signifikan bagi pengungkapan terkait dalam laporan keuangan konsolidasian. Karena perubahan pada kebijakan akuntansi hanya mempengaruhi aspek pengungkapan, maka tidak ada dampak terhadap laba per saham.
Prinsip-prinsip konsolidasian Sejak Tanggal 1 Januari 2011
Efektif tanggal 1 Januari 2011, Perusahaan dan entitas anak menerapkan secara retrospektif PSAK No. 4 (Revisi 2009), “Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri”, kecuali beberapa hal berikut yang diterapkan secara prospektif:
i. rugi entitas anak yang menyebabkan saldo defisit bagi kepentingan non pengendali (“KNP”); ii. kehilangan pengendalian pada entitas anak;
iii. perubahan kepemilikan pada entitas anak yang tidak mengakibatkan hilangnya pengendalian; iv. hak suara potensial dalam menentukan keberadaan pengendalian; dan
v. konsolidasian atas entitas anak yang memiliki pembatasan jangka panjang.
PSAK No. 4 (Revisi 2009) mengatur penyusunan dan penyajian laporan keuangan konsolidasian untuk sekelompok entitas yang berada dalam pengendalian suatu entitas induk, dan akuntansi untuk investasi pada entitas anak, pengendalian bersama entitas, dan entitas asosiasi ketika laporan keuangan tersendiri disajikan sebagai informasi
tambahan.
Kebijakan akuntansi yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian telah diterapkan secara konsisten oleh Perusahaan dan entitas anak, kecuali dinyatakan lain.
Laporan keuangan konsolidasian meliputi laporan keuangan entitas anak, dimana Perusahaan baik secara langsung atau tidak langsung, memiliki lebih dari 50% kepemilikan saham. Semua saldo dan transaksi antar Perusahaan yang material, termasuk keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi, jika ada, dieliminasi untuk mencerminkan posisi keuangan dan hasil operasi Perusahaan dan entitas anak sebagai satu kesatuan usaha. "Entitas anak dikonsolidasi secara penuh sejak tanggal akuisisi, yaitu tanggal Perusahaan memperoleh pengendalian, sampai dengan tanggal entitas induk kehilangan pengendalian. Pengendalian dianggap ada ketika Perusahaan memiliki secara langsung atau tidak langsung melalui entitas anak, lebih dari setengah kekuasaan suara entitas. Rugi entitas anak yang tidak dimiliki secara penuh diatribusikan pada kepentingan non pengendali bahkan jika hal ini mengakibatkan kepentingan non pengendali mempunyai saldo defisit. Jika kehilangan pengendalian atas suatu entitas anak, maka Perusahaan dan entitas anak:
− menghentikan pengakuan aset (termasuk setiap goodwill) dan liabilitas entitas anak;
− menghentikan pengakuan jumlah tercatat setiap kepentingan non pengendali;
− menghentikan pengakuan akumulasi selisih penjabaran, yang dicatat di ekuitas, bila ada;
− mengakui nilai wajar pembayaran yang diterima;
− mengakui setiap sisa investasi pada nilai wajarnya;
− mengakui setiap perbedaan yang dihasilkan sebagai keuntungan atau kerugian dalam laporan laba rugi komprehensif; dan
− mereklasifikasi bagian induk atas komponen yang sebelumnya diakui sebagai laba komprehensif ke laporan laba rugi komprehensif, atau mengalihkan secara langsung ke saldo laba
Setiap akhir periode pelaporan, Perusahaan melakukan pengujian penurunan nilai, apakah terdapat bukti obyektif bahwa investasi pada entitas asosiasi dan pengendalian bersama entitas mengalami penurunan nilai.
Kepentingan non pengendali mencerminkan bagian atas laba atau rugi dan aset neto dari entitas anak yang tidak dapat diatribusikan secara langsung maupun tidak langsung pada Perusahaan, yang masing-masing disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian dan dalam ekuitas dalam laporan posisi keuangan konsolidasian, terpisah dari bagian yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk.
Sebelum Tanggal 1 Januari 2011
Proporsi bagian kepemilikan pemegang saham minoritas atas aset neto dan laba atau rugi neto entitas anak konsolidasian sebelumnya disajikan sebagai "Hak Minoritas atas Aset Neto Entitas Anak yang Dikonsolidasi" dalam laporan posisi keuangan konsolidasian dan sebagai "Hak Minoritas atas Laba (Rugi) Neto Entitas Anak yang Dikonsolidasi" dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.
Kerugian yang menjadi bagian pemegang saham minoritas pada suatu entitas anak dapat melebihi bagiannya dalam modal disetor. Kelebihan tersebut dan kerugian lebih lanjut yang menjadi bagian pemegang saham minoritas, dibebankan pada Perusahaan sebagai pemegang saham mayoritas, kecuali apabila pemegang saham minoritas memiliki kepentingan jangka panjang lainnya pada entitas anak tersebut atau terdapat liabilitas yang mengikat untuk menutupi kerugian tersebut dan pemegang saham minoritas mampu memenuhi liabilitasnya. Apabila pada tahun selanjutnya entitas anak melaporkan laba, maka laba tersebut terlebih dahulu dialokasikan kepada Perusahaan sebagai pemegang saham mayoritas sampai seluruh bagian kerugian pemegang saham minoritas yang di bebankan pada Perusahaan dapat dipulihkan.
Perusahaan melakukan transaksi dengan pihak berelasi. Dalam laporan keuangan ini, istilah pihak berelasi sesuai dengan ketentuan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 7 (Revisi 2010), “Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi”.
Jenis transaksi dan saldo dengan pihak-pihak berelasi, baik yang dilaksanakan dengan ataupun tidak dilaksanakan dengan syarat serta kondisi normal yang sama untuk pihak yang bukan berelasi, diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan.
PSAK No. 7: Pengungkapan Pihak-Pihak Berelasi
Perusahaan melakukan transaksi dengan pihak berelasi. Dalam laporan keuangan ini, istilah pihak berelasi sesuai dengan ketentuan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 7 (Revisi 2010), “Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi”.
Jenis transaksi dan saldo dengan pihak-pihak berelasi, baik yang dilaksanakan dengan ataupun tidak dilaksanakan dengan syarat serta kondisi normal yang sama untuk pihak yang bukan berelasi, diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan.
Sejak tanggal 1 Januari 2011, Perusahaan mengungkapkan jumlah kompensasi yang dibayarkan oleh Perusahaan kepada karyawan kunci sebagaimana yang disyaratkan dalam PSAK No. 7 (Revisi 2010), “Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi”. Kompensasi yang diungkapkan dalam laporan keuangan Perusahaan mencakup imbalan kerja jangka pendek, imbalan pasca kerja, imbalan kerja jangka panjang lainnya, pesangon pemutusan kontrak kerja dan pembayaran berbasis saham.
c. Penjabaran dalam Mata Uang Asing
Transaksi dalam mata uang asing di]abarkan ke dalam mata uang Rupiah dengan menggunakan kurs yang berlaku pada tanggal transaksi.
Aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing di]abarkan ke dalam mata uang Rupiah dengan menggunakan kurs yang berlaku pada akhir periode pelaporan. Keuntungan dan kerugian selisih kurs yang timbul dari penyelesaian transaksi dalam mata uang asing dan dari pen]abaran aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing diakui di dalam laporan laba rugi konsolidasian.
Kurs utama yang digunakan, berdasarkan kurs tengah yang diterbitkan Bank Indonesia, adalah sebagai berikut (dalam satuan Rupiah):
30 Juni 2012 31 Desember 2011
Dolar Amerika Serikat (“USD”) 9.480 9.068
Aset keuangan Entitas terdiri dari kas dan setara kas, investasi jangka pendek, piutang usaha, piutang lain-lain. Liabilitas keuangan Entitas terdiri dari utang usaha, utang lain-lain dan uang jaminan.
Entitas telah menerapkan PSAK No. 50 (Revisi 2006) “Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan” dan PSAK No. 55 (Revisi 2006) “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran” efektif tanggal 1 Januari 2010. Dalam rangka penerapan PSAK 50 (Revisi 2006) dan PSAK 55 (Revisi 2006), Entitas mengklasifikasikan instrumen keuangan dalam bentuk aset keuangan dan liabilitas keuangan.
i) Klasifikasi
Sejak tanggal 1 Januari 2010, pada saat pengakuan awal, Entitas mengelompokkan seluruh aset keuangannya sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang. Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif.
Entitas tidak memiliki investasi saham yang dikelompokkan sebagai aset keuangan dimiliki hingga jatuh tempo. Seluruh liabilitas keuangan Entitas dikelompokkan sebagai liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi.
ii) Pengakuan
Entitas pada awalnya mengakui aset keuangan dan liabilitas keuangan pada tanggal perolehan.
Pada saat pengakuan awal, aset keuangan atau liabilitas keuangan Entitas diukur pada nilai wajar ditambah biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung atas perolehan aset keuangan atau penerbitan liabilitas keuangan. Pengukuran aset keuangan dan liabilitas keuangan setelah pengakuan awal tergantung pada klasifikasinya.
Setelah pengakuan awal, pinjaman yang diberikan dan piutang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif, sedangkan aset keuangan yang dimiliki hingga jatuh tempo yang tidak memiliki harga kuotasi dicatat pada biaya perolehan.
Setelah pengakuan awal, liabilitas keuangan dicatat pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif.
iii) Penghentian pengakuan
Entitas menghentikan pengakuan aset keuangan pada saat hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut kadaluwarsa, atau Entitas mentransfer seluruh hak untuk menerima arus kas kontraktual dari aset keuangan dalam transaksi dimana Entitas secara substansial telah mentransfer seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset keuangan yang ditransfer. Setiap hak atau liabilitas atas aset keuangan yang ditransfer yang timbul atau yang masih dimiliki oleh Entitas diakui sebagai aset atau liabilitas secara terpisah.
Entitas menghentikan pengakuan liabilitas keuangan pada saat liabilitas yang ditetapkan dalam kontrak dilepaskan atau dibatalkan atau kadaluwarsa.
iv) Saling hapus
keuangan jika, dan hanya jika, Entitas memiliki hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui tersebut dan berniat untuk menyelesaikan secara neto atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitasnya secara simultan.
Pendapatan dan beban disajikan dalam jumlah bersih hanya jika diperkenankan oleh standar akuntansi.
v) Pengukuran biaya perolehan diamortisasi
Biaya perolehan diamortisasi dari aset keuangan atau liabilitas keuangan adalah jumlah aset atau liabilitas keuangan yang diukur pada saat pengakuan awal dikurangi pembayaran pokok, ditambah atau dikurangi dengan amortisasi kumulatif dengan menggunakan metode suku bunga efektif yang dihitung dari selisih antara nilai awal dan nilai jatuh temponya, dikurangi penyisihan kerugian penurunan nilai.
vi) Pengukuran nilai wajar
Nilai wajar adalah nilai dimana suatu aset dapat dipertukarkan, atau suatu liabilitas diselesaikan antara pihak yang memahami dan berkeinginan untuk melakukan transaksi wajar (arm's length transaction) pada tanggal pengukuran.
Nilai wajar untuk instrumen keuangan Entitas yang tidak diperdagangkan di pasar ditentukan dengan menggunakan teknik penilaian tertentu. Entitas menggunakan metode arus kas terdiskonto dengan menggunakan asumsi-asumsi berdasarkan kondisi pasar yang ada pada saat tanggal laporan posisi keuangan untuk menentukan nilai wajar dari instrumen keuangan lainnya.
d. Kas dan Setara Kas
Kas dan setara kas didefinisikan sebagai saldo kas, bank dan deposito, dan semua investasi jangka pendek yang jatuh tempo tiga bulan atau kurang dari tanggal penempatannya.
e. Piutang usaha dan piutang lain-lain
Piutang usaha dan piutang lain-lain pada awalnya diakui sebesar nilai wajar dan selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi, setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu.
Penyisihan piutang ragu-ragu dibentuk pada saat terdapat bukti obyektif bahwa saldo piutang tidak dapat ditagih. Piutang ragu-ragu dihapus pada saat piutang tersebut tidak akan tertagih.
f. Transaksi dengan pihak-pihak berelasi
Perusahaan dan entitas anak melakukan transaksi dengan pihak-pihak berelasi sebagaimana didefinisikan dalam PSAK No. 7 “Pengungkapan Pihak-Pihak Berelasi”. Seluruh transaksi dan saldo yang material dengan pihak-pihak berelasi diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan konsolidasian.
g. Persediaan
Persediaan dinyatakan berdasarkan nilai yang lebih rendah antara harga perolehan dan nilai realisasi bersih. Biaya perolehan dengan metode rata-rata tertimbang. Perusahaan tidak melakukan penyisihan atas persediaan usang dan rusak, kerugian ini dibebankan langsung sebagai pengurangan persediaan pada akhir periode.
h. Properti investasi
Properti investasi terdiri dari tanah, bangunan dan prasarana, untuk menghasilkan rental atau untuk kenaikan nilai atau kedua-duanya, dan tidak untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa untuk tujuan administratif atau dijual dalam kegiatan usaha sehari-hari. Properti investasi dinyatakan sebesar biaya perolehan termasuk biaya transaksi dikurangi akumulasi penyusutan dan penurunan nilai, kecuali tanah yang tidak disusutkan. Jumlah tercatat termasuk bagian biaya penggantian dari properti investasi yang ada pada saat terjadinya biaya, jika kriteria pengakuan terpenuhi; dan tidak termasuk biaya harian penggunaan properti investasi. Penyusutan properti investasi berupa bangunan disusutkan dengan metode jumlah hari pemakaian event.
Properti investasi dihentikan pengakuannya pada saat pelepasan atau ketika properti investasi tersebut tidak digunakan lagi secara permanen dan tidak memiliki manfaat ekonomis di masa depan yang dapat diharapkan pada saat pelepasannya. Laba atau rugi yang timbul dari penghentian atau pelepasan properti investasi diakui dalam laporan laba rugi konsolidasian dalam tahun terjadinya penghentian atau pelepasan tersebut.
i. Aset tetap
Per 1 Januari 2008, Perusahaan telah menerapkan PSAK No. 16 "Aset Tetap" (Revisi 2007) sebagaimana ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia. Perusahaan telah menetapkan model biaya terhadap pengelolaan aset tetapnya.
Aset tetap dinyatakan menurut harga perolehan setelah dikurangi dengan akumulasi penyusutan. Tanah tidak disusutkan. Penyusutan aset tetap dihitung dengan metode garis lurus selama masa manfaat aset tetap sebagai berikut:
Kelompok Aset Tetap Metode Penyusutan Tarif Penyusutan
Bangunan dan prasarana Garis lurus 2,5%
Peralatan mekanis dan listrik Garis lurus 10%
Perabot dan peralatan Garis lurus 10-20%
Alat pengangkutan Garis lurus 20%
Biaya perbaikan dan perawatan dibebankan langsung ke perhitungan laba rugi pada saat terjadinya biaya-biaya tersebut; sedangkan biaya-biaya yang berjumlah besar dan sifatnya meningkatkan kondisi aset secara signifikan dikapitalisasi. Apabila suatu aset tetap tidak lagi digunakan atau dijual, maka harga perolehan dan akumulasi penyusutan aset tersebut dikeluarkan dari akun aset tetap dan keuntungan atau kerugian yang terjadi diperhitungkan ke laba rugi tahun berjalan. j. Aset dalam rangka kerja sama operasi
Sesuai PSAK No. 39 mengenai "Akuntansi Kerja Sama Operasi", Aset Kerja Sama Operasi harus dicatat sebesar biaya perolehannya, atau biaya pembangunan yang tercantum di perjanjian Kerja Sama Operasi, atau sebesar nilai wajar, dipilih yang paling obyektif atau paling berdaya uji. Perusahaan mengakui Aset Kerja Sama Operasi sebesar nilai perolehan. Aset tersebut akan diamortisasi setelah diserahkan pengelolaannya pada Perusahaan.
k. Penurunan nilai aset non-keuangan
Aset tetap dan aset tidak lancar lainnya, termasuk aset tak berwujud, ditelaah untuk mengetahui apakah telah terjadi penurunan nilai bilamana terdapat kejadian atau perubahan keadaan yang mengindikasikan bahwa nilai tercatat aset tersebut tidak dapat diperoleh kembali. Kerugian akibat penurunan nilai diakui sebesar selisih antara nilai tercatat aset dengan nilai yang dapat diperoleh kembali dari aset tersebut.
Nilai yang dapat diperoleh kembali adalah nilai yang lebih tinggi antara nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual dan nilai pakai aset. Dalam rangka mengukur penurunan nilai, aset dikelompokkan hingga unit terkecil yang menghasilkan arus kas terpisah.
l. Imbalan Kerja (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan) 24 revisi 2004
Perusahaan telah menerapkan kebijakan akuntansi untuk mengakui cadangan manfaat karyawan sesuai dengan Undang-Undang Tenaga Kerja No. 13 tanggal 25 Maret 2003 (UU No. 13/2003).
Perusahaan menggunakan jasa aktuaria independent dalam menghitung cadangan atas imbalan kerja tersebut.
Perhitungan imbalan pasca kerja menggunakan metode Projected Unit Credit. Akumulasi keuntungan dan kerugian aktuarial bersih yang belum diakui yang melebihi 10% dari nilai kini imbalan pasti diakui dengan metode garis lurus selama rata-rata sisa masa kerja yang diprakirakan dari para pekerja dalam program tersebut. Biaya jasa lalu dibebankan langsung apabila imbalan tersebut menjadi hak atau vested, dan sebaliknya akan diakui sebagai beban dengan metode garis lurus selama periode rata-rata sampai imbalan tersebut menjadi vested.
Jumlah yang diakui sebagai liabilitas imbalan pasti di neraca merupakan nilai kini liabilitas imbalan pasti disesuaikan dengan keuntungan dan kerugian aktuarial yang belum diakui, dan biaya jasa lalu yang belum diakui.
m. Sewa pembiayaan
Perseroan dan Entitas Anak menerapkan PSAK No. 30 (Revisi 2007), “Sewa”. Berdasarkan PSAK No. 30 (Revisi 2007) klasifikasi sewa didasarkan pada sejauh mana risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset sewaan berada pada lessor atau lessee, dan pada substansi transaksi dan bukan pada bentuk kontraknya.
Suatu sewa diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan jika sewa tersebut mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset. Suatu sewa diklasifikasikan sebagai sewa operasi jika sewa tidak mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset.
Pada awal masa sewa, lessee mengakui sewa pembiayaan sebagai aset dan liabilitas dalam laporan posisi keuangan sebesar nilai wajar aset sewaan atau sebesar nilai kini dari pembayaran sewa minimum, jika nilai kini lebih rendah dari nilai wajar. Pembayaran sewa minimum harus dipisahkan antara bagian yang merupakan beban keuangan dan bagian yang merupakan pelunasan liabilitas. Beban keuangan harus dialokasikan ke setiap periode selama masa sewa sedemikian rupa sehingga menghasilkan suatu tingkat suku bunga periodik yang konstan atas saldo liabilitas.
Jumlah yang dapat disusutkan dari aset sewaan dialokasikan ke setiap periode akuntansi selama perkiraan masa penggunaan dengan dasar yang sistematis dan konsisten dengan kebijakan penyusutan aset yang dimiliki. Jika tidak terdapat kepastian yang memadai bahwa lessee akan mendapatkan hak kepemilikan pada akhir masa sewa, maka aset sewaan disusutkan selama periode yang lebih pendek antara masa sewa dan umur manfaat aset sewaan.
Aset sewa guna usaha yang dapat dikapitalisasi (capital lease) disajikan dalam neraca sebagai bagian dari aset tetap dan dinyatakan sebesar nilai tunai dari seluruh pembayaran sewa selama masa sewa ditambah nilai sisa (harga opsi) yang harus dibayar pada akhir masa sewa dikurangi akumulasi penyusutan. Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus (straight-line methode) berdasarkan masa manfaat ekonomis yang sama dengan yang diterapkan untuk aset tetap yang diperoleh melalui pemilikan langsung. Utang sewa guna usaha dinyatakan berdasarkan nilai tunai
dari seluruh pembayaran sewa
n. Pengakuan Pendapatan dan Beban
Penghasilan hotel diakui pada saat penyerahan jasa dan barang kepada pelanggan, sedangkan beban diakui pada saat terjadinya (accrual basis).
o. Pajak penghasilan
Beban pajak kini ditentukan berdasarkan laba kena pajak dalam periode yang bersangkutan yang dihitung berdasarkan tarif pajak yang berlaku.
Aset dan liabilitas pajak tangguhan diakui atas konsekuensi pajak periode mendatang yang timbul dari perbedaan jumlah tercatat aset dan liabilitas menurut laporan keuangan dengan dasar pengenaan pajak aset dan kewajiban. Liabilitas pajak tangguhan diakui untuk semua perbedaan temporer kena pajak dan aset pajak tangguhan diakui untuk perbedaan temporer yang boleh dikurangkan, sepanjang besar kemungkinan dapat dimanfaatkan untuk mengurangi laba kena pajak pada masa datang.
Pajak tangguhan diukur dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku atau secara substansial telah berlaku pada tanggal neraca. Pajak tangguhan dibebankan atau dikreditkan dalam laporan laba rugi, kecuali pajak tangguhan yang dibebankan atau dikreditkan langsung ke ekuitas.
Aset dan liabilitas pajak tangguhan disajikan di neraca, kecuali aset dan liabilitas pajak tangguhan untuk entitas yang berbeda, atas dasar kompensasi sesuai dengan penyajian aset dan liabilitas pajak kini.
p. Penggunaan estimasi
Penyusunan laporan keuangan konsolidasian sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum mengharuskan manajemen untuk membuat estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah aset dan liabilitas dan pengungkapan aset dan liabilitas kontinjen pada tanggal laporan keuangan konsolidasian serta jumlah pendapatan dan beban selama periode pelaporan. Hasil yang sebenarnya dapat berbeda dengan jumlah yang diestimasi
q. Informasi Segmen
Efektif tanggal 1 Januari 2011, Perseroan dan entitas anak menerapkan PSAK No. 5 (Revisi 2009), “Segmen Operasi”. PSAK revisi ini mengatur pengungkapan yang memungkinkan pengguna laporan keuangan untuk mengevaluasi sifat dan dampak keuangan dari aktivitas bisnis yang mana entitas beroperasi.
Segmen adalah bagian khusus dari Perseroan dan entitas anak yang terlibat baik dalam menyediakan produk dan jasa (segmen usaha), maupun dalam menyediakan produk dan jasa dalam lingkungan ekonomi tertentu (segmen geografis), yang memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dari segmen lainnya.
Pendapatan, beban, hasil, aset dan liabilitas segmen termasuk item-item yang dapat diatribusikan langsung kepada suatu segmen serta hal-hal yang dapat dialokasikan dengan dasar yang sesuai kepada segmen tersebut. Segmen ditentukan sebelum saldo dan transaksi antar Perseroan dan entitas anak, dieliminasi
sebagai bagian dari proses konsolidasi. r. Laba Bersih Per Saham Dasar
Sesuai dengan PSAK No. 56, “Laba per Saham”, laba (rugi) dari aktivitas normal per saham dan laba (rugi) bersih per saham dihitung dengan membagi laba (rugi) masing-masing dengan jumlah rata-rata tertimbang lembar saham yang beredar pada tahun yang bersangkutan.
03. KAS DAN SETARA KAS 30 Juni 2012 (Rp) 31 Desember 2011 (Rp) Kas 1.156.428.659 713.200.915 Bank Pihak ketiga
PT Bank International Indonesia, Tbk 8.291.136 142.737.179
PT Bank Pembangunan Daerah Jatim 324.545.681 1.476.205.032
PT Bank Tabungan Negara (Persero), Tbk. 4.308.357 94.509.405
PT Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk. 4.701.674 49.595.061
PT Bank Central Asia, Tbk 128.615.592 519.690.024
PT Bank Mandiri (Persero), Tbk 27.811.575 12.274.766
Bank of China 1.446.009 1.864.009
PT Bank Danamon, Tbk. 5.683.425 5.894.425
PT Bank Harda International 29.005.687 29.141.084
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk. PT. Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur 489.045.045 721.031.855 440.722.850 0 Jumlah 2.900.914.695 3.485.834.750 04. PIUTANG USAHA
Rincian piutang usaha berdasarkan hubungan usaha adalah sebagai berikut: 30 Juni 2012 (Rp) 31 Desember 2011 (Rp) Pihak berelasi 0 0 Pihak Ketiga 6.171.446.182 3.297.519.987 Jumlah 6.171.446.182 3.297.519,987
Rincian piutang usaha berdasarkan konsumen sebagai berikut:
Rincian umur piutang usaha dikategorikan berdasarkan tanggal faktur adalah sebagai berikut :
30 Juni 2012 (Rp) 31 Desember 2011 (Rp) 0 s/d 30 hari 3.584.594.436 2.055.758.447 31 s/d 60 hari 1.241.718.566 976.973.791
Lebih dari 60 hari 1.832.945.105 752.599.674
Jumlah 6.659.258.107 3.785.331.912 City ledger 6.293.131.835 2.592.090.245 In House Guest 209.975.652 727.243.473 Kartu Kredit 156.150.620 465.998.194 Jumlah 6.659.258.107 3.785.331.912 30 Juni 2012 (Rp) 31 Desember 2011 (Rp) Dikurangi :
Penyisihan piutang ragu-ragu ( 487.811.925) ( 487.811.925)
Mutasi penyisihan piutang ragu-ragu adalah sebagai berikut:
30 Juni 2012
(Rp)
31 Desember 2011
(Rp)
Pada awal tahun 487.811.925 881.702.688
Penambahan 0 0
Pengurangan 0 ( 393.890.763)
Pada akhir tahun 487.811.925 487.811.925
05. PIUTANG LAIN-LAIN
Akun ini merupakan piutang lain-lain yang timbul dari transaksi usaha dan keuangan dengan pihak ketiga. Transaksi keuangan yang dilakukan dengan pihak ketiga merupakan hubungan rekening koran atas pinjaman tanpa jaminan, pada 30 Juni tahun 2012 dan 31 Desember 2011 masing-masing sebesar Rp 6.952.387.243 dan Rp 5.633.618.761. Mutasi penyisihan piutang ragu-ragu adalah sebagai berikut:
30 Juni 2012 (Rp) 31 Desember 2011 (Rp) Saldo awal 1.123.738.921 0 Penambahan 0 1.123.738.921 Pengurangan 0 0 Saldo akhir 1.123.738.921 1.123.738.921 06. PERSEDIAAN 30 Juni 2012 (Rp) 31 Desember 2011 (Rp) Perlengkapan hotel 350.606.800 183.202.343 Makanan 924.267.982 407.619.488 Minuman 663.706.087 381.226.546 Jumlah 1.938.580.869 972.048.377
07. BIAYA DIBAYAR DIMUKA
30 Juni 2012 (Rp) 31 Desember 2011 (Rp) Sewa 552.199.240 296.288.875 Beban renovasi 12.240.951.954 12.240.951.954 Lain-lain 5.775.534.166 4.934.393.465 Jumlah 18.568.685.360 17.471.634.294
Berdasarkan perjanjian kerja No. 001/MMI-TNP/III/2011 pada tanggal 29 Maret tahun 2011 antara Perusahaan dengan PT Tiara Nusa Permai atas pekerjaan renovasi hotel dengan nilai sebesar Rp.15.745.658.000.
Berdasarkan perjanjian kerja No. 001/MMI-TNP/II/2010 pada tanggal 15 Februari 2010 antara Perusahaan dengan PT Tiara Nusa Permai atas pekerjaan renovasi hotel dengan nilai sebesar Rp 28.550.640.940.
08. UANG MUKA PEMBELIAN
Merupakan uang muka pembelian atas aset dan keperluan operasional. Saldo pada tanggal 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011 masing-masing sebesar Rp 292.833.234 dan Rp 393.673.145.
09. PIUTANG LAIN-LAIN – TIDAK LANCAR
Merupakan piutang kepada PT Anugrah Mitra Lestari, dimana perusahaan membayar terlebih dahulu transaksi kerja sama operasi dan untuk keperluan legal kerjasama operasi tersebut. Saldo 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011 masing-masing sebesar Rp 11.244.108.789 dan Rp 10.647.569.992. Piutang tersebut tidak ditentukan bunga dan jaminan.
10. INVESTASI PADA ENTITAS ASOSIASI Tempat
Kedudukan Kepemilikan Persentase Jenis usaha 2012 2011
% Rp Rp
Metode ekuitas
PT Hotelnet Prima Wisata. Surabaya 99,71% Perhotelan 624.500.000 624.500.000 PT Mas Murni Indonesia Globalmart Surabaya 99,92% Perdagangan umum 349.000.000 349.000.000
Jumlah 973.500.000 973.500.000
Sampai 30 Juni 2012, laporan keuangan Perusahaan belum dilakukan konsolidasi dengan PT Hotelnet Prima Wisata dan PT Mas Murni Indonesia Globalmart, berkaitan dengan belum beroperasinya secara komersial PT Hotelnet Prima Wisata dan PT Mas Murni Indonesia Globalmart.
11. PROPERTI INVESTASI
30 Juni 2012
(Rp) 31 Desember 2011 (Rp)
Tanah 49.927.700.000 49.927.700.000
Jumlah 49.927.700.000 49.927.700.000
Merupakan aset milik perusahaan yang berupa tanah yang berlokasi di jalan Kedungturi III no.8, Surabaya dan tanah milik Perusahaan yang berlokasi di Kelapa Gading dengan luas tanah 2 Ha dan tanah tersebut masih atas nama Pemilik seluas 6.000 m2 diserahkan pengelolaannya kepada PT Anugerah Mitra Lestari (lihat catatan 31).
12. ASET TETAP
Saldo dan mutasi aset tetap untuk periode yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011 : 30 Juni 2012
Keterangan Saldo Awal (Rp) Penambahan (Rp) Pengurangan (Rp) Reklasifikasi (Rp) Saldo Akhir (Rp)
Harga Perolehan
Hak atas tanah 80.997.910.000 0 0 0 80.997.910.000
Bangunan dan prasarana 259.980.826.929 130.136.153 0 0 260.110.963.082
Peralatan mekanis dan listrik 39.230.920.465 410.194.379 0 0 39.641.114.844
Kendaraan 2.614.640.856 263.200.400 (134.860.800) 0 2.742.980.456
Perlengkapan kantor 1.094.367.998 67.814.568 0 0 1.162.182.566
Sub Jumlah 383.918.666.248 871.345.500 (134.860.800) 384.655.150.948
Aset Dalam Penyelesaian
Bangunan 1.639.715.400 9.656.107.381 11.295.822.781
Jumlah Harga Perolehan 385.558.381.648 10.527.452.881 (134.860.800) 0 395.950.973.729
Akumulasi Penyusutan
Bangunan dan prasarana 15.317.613.633 2.304.279.463 0 0 17.621.893.096
Peralatan mekanis dan listrik 15.638.668.040 2.119.267.735 0 0 17.757.935.775
Kendaraan 1.353.771.656 123.418.092 0 0 1.477.189.748
Perlengkapan kantor 325.596.059 101.332.749 0 0 426.928.808
Jumlah 32.635.649.388 4.648.298.039 0 0 37.283.947.427
Nilai Tercatat 352.922.732.260 358.667.026.302
31 Desember 2011
Keterangan Saldo Awal (Rp) Penambahan (Rp) Pengurangan (Rp) Reklasifikasi (Rp) Saldo Akhir (Rp)
Harga Perolehan
Hak atas tanah 80.997.910.000 0 0 0 80.997.910.000
Bangunan dan prasarana 235.442.303.559 561.847.323 0 23.976.676.047 259.980.826.929
Peralatan mekanis dan listrik 37.620.040.359 1.610.880.106 0 39.230.920.465
Kendaraan 2.395.311.712 219.329.144 0 0 2.614.640.856
Perlengkapan kantor 462.922.690 631.445.308 0 0 1.094.367.998
31 Desember 2011
Keterangan Saldo Awal (Rp) Penambahan (Rp) Pengurangan (Rp) Reklasifikasi (Rp) Saldo Akhir (Rp) Aset Dalam Penyelesaian
Bangunan 7.865.004.619 17.751.386.828 0 (23.976.676.047) 1.639.715.400
Jumlah Harga Perolehan 364.783.492.939 20.774.888.709 0 0 385.558.381.648
Akumulasi Penyusutan
Bangunan dan prasarana 10.920.165.208 4.397.448.425 0 0 15.317.613.633
Peralatan mekanis dan listrik 11.438.646.587 4.200.021.453 0 0 15.638.668.040
Kendaraan 879.135.635 474.636.021 0 0 1.353.771.656
Perlengkapan kantor 206.117.764 119.478.295 0 0 325.596.059
Jumlah 23.444.065.194 9.191.584.194 0 0 32.635.649.388
Nilai Tercatat 341.339.427.745 352.922.732.260
* Saldo awal aset tetap pada tahun 2011 merupakan nilai aset tetap setelah kuasi-reorganisasi.
Penambahan aset tetap yang berupa bangunan selama tahun 2011 merupakan renovasi bangunan Hotel Garden Palace dan pengeluaran lain dalam rangka renovasi bangunan sebesar Rp 24.514.773.370, yang berasal dari reklasifikasi aset tetap dalam pelaksanaan sebesar Rp 23.976.676.047 dan penambahan lainnnya terutama peralatan mekanik dan listrik serta perlengkapan kantor guna menunjang operasional hotel setelah dilakukan renovasi.
Pelepasan merupakan penjualan aset tetap untuk tahun yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011, dengan rincian sebagai berikut:
30 juni 2012
(Rp) 31 Desember 2011 (Rp)
Harga jual 76.000.000 0
Dikurangi: nilai buku bersih 0 0
Keuntungan penjualan asset tetap 76.000.000 0
13. ASET DALAM RANGKA KERJA SAMA OPERASI
30 Juni 2012
(Rp) 31 Desember 2011 (Rp) Nilai bangunan apartemen dan
pusat belanja 202.105.000.000 202.105.000.000
Tanah di Kelapa Gading 21.060.000.000 21.060.000.000
Jumlah 223.165.000.000 223.165.000.000
1. Bangunan apartemen dan pusat belanja (Shopping Center) Crystal Garden yang masih dalam tahap pembangunan merupakan aset yang dikerjasama operasikan dengan PT. Anugerah Mitra Lestari (AML). Bangunan apartemen dan pusat belanja (Shopping Center) tersebut berlokasi di Jalan Embong Malang Surabaya dengan nilai sebesar Rp 200.000.000.000. Kelanjutan pembangunan apartemen dan pusat belanja (Shopping Center) akan dilaksanakan oleh AML, sedangkan operasional apartemen dan pusat belanja (Shopping Center) dilaksanakan AML dengan jangka waktu selama 30 tahun.
2. Pada tanggal 24 November 2006, Perusahaan telah melakukan kerjasama operasi dengan PT Anugerah Mitra Lestari (AML) dengan memberikan hak pengelolaan pembangunan atas tanah yang berlokasi di Kelapa Gading, Jakarta seluas 6.000 m2 dengan nilai Rp 21.199.500.000 (tanah tersebut merupakan bagian dari tanah seluas 2 Ha di Kelapa Gading dengan total nilai Rp 70.665.000.000). Kerja sama tersebut bertujuan untuk pembangunan ruko sejumlah 60 unit dan pembagian keuntungan dari hasil penjualan ruko adalah berdasarkan komposisi 50%:50%. Nilai tanah dalam kerja sama ditentukan berdasarkan nilai appraisal pada saat pembangunan dimulai. Perjanjian kerja sama operasi tersebut di atas merupakan realisasi dari Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) tanggal 27 Desember 2004 dengan akta Notaris Shinta Ameliawaty, S.H. No. 149.
3. Transaksi Kerja Sama Operasi tersebut telah sesuai dengan ketentuan dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) Nomor 39 tentang Akuntansi Kerja Sama Operasi.
14 UTANG BANK
Merupakan pinjaman rekening koran yang diterima perusahaan dari PT. Bank Harda International, PT. Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur dan PT Bank Pan Indonesia Tbk. Saldo tanggal 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011 sebesar Rp 8.293.140.945 dan sebesar Rp 6.626.044.626,-.
PT. Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur
Berdasarkan surat Persetujuan Permohonan Kredit no 093/Krd/kcu.S/III/2012 tanggal 26 Maret 2012, perusahaan telah memperoleh persetujuan untuk mendapatkan pinjaman yaitu Modal Kerja dengan syarat-syarat sebagai berikut : Kredit Modal Kerja (take over Bank Panin) dengan maksimal kredit Rp 12.000.000.000,- (dua belas milyar rupiah) dengan tingkat bunga 12.5% per tahun, jangka waktu 12 (dua belas bulan).
Berdasarkan Surat Persetujuan Penambahan Fasilitas Kredit dari PT. Bank Panin Tbk. No. 67/400/SKK/1/2011 tanggal 27 Januari 2011. Perusahaan telah memperoleh persetujuan untuk mendapatkan pinjaman dengan ketentuan sebagai berikut :
Pinjaman berulang
- Maksimal kredit sebesar Rp 3.000.000.000. - Tingkat bunga sebesar 11% per tahun. - Jangka waktu kredit 7 tahun
- Tujuan kredit : standby loan atas piutang usaha Garden palace Hotel Surabaya. Atas pinjaman dari PT Bank Panin Tbk, Perusahaan telah memberikan jaminan :
- APHT 1 senilai Rp 10.000.000.000 atas tanah seluas 3787 m2 dan bangunan seluas 816 m2, yang terletak di Jl. Sumatra 48-50 Surabaya. SHGB 308 dan SHGB 309.
- APHT 2 senilai Rp 2.475.000.000 atas tanah seluas 3787 m2 dan bangunan seluas 816 m2, yang terletak di Jl. Sumatra 48-50 Surabaya. SHGB 308 dan SHGB 309.
- APHT 3 senilai Rp 5.525.000.000 atas tanah seluas 3787 m2 dan bangunan seluas 816 m2, yang terletak di Jl. Sumatra 48-50 Surabaya. SHGB 308 dan SHGB 309.
Berdasarkan akta notaris No. 128 tanggal 24 Maret 2010 oleh notaris Shinta Ameliawati, SH., di Surabaya, tentang perjanjian penambahan jumlah utang dan perpanjangan jangka waktu utang sebagai berikut:
a. Pinjaman Rekening Koran :
- Maksimal kredit sebesar Rp 8.250.000.000. - Tingkat bunga sebesar 12,50% per tahun. - Jangka waktu kredit 12 bulan.
b. Pinjaman Jangka Panjang :
- Maksimal kredit sebesar Rp 2.000.000.000. - Tingkat bunga sebesar 15% per tahun. - Jangka waktu kredit 5 tahun.
- Jatuh Tempo tanggal 8 April 2014. Fasilitas kredit tersebut dijamin dengan :
a. Tanah HGB dengan sertifikat No. 309 terletak di Surabaya, atas nama Melda Ladya, luas 2.840 m 2. b. Tanah HGB dengan sertifikat No. 308 terletak di Surabaya, atas nama Melda Ladya, luas 947 m2. Pinjaman Jangka Panjang disajikan tersendiri sebagai akun utang bank jangka panjang (lihat catatan 19).
Berdasarkan surat Pelunasan Kredit No 2315/SUR/EXT/12 tgl 3 Mei 2012 dari PT Bank Panin Tbk , dinyatakan bahwa Pinjaman Pinjaman Rekening Koran dengan maksimal kredit Rp 8.250.000.000,- dan pinjaman Pinjaman Berulang dengan maksimal kredit Rp 3.000.000.000,- dinyatakan telah lunas.
Berdasarkan Surat Perjanjian Kredit No.055/PK/BHI-BRTG/PRK/X-2011 dari PT Bank Harda Internasional tanggal 17 Oktober 2011, perusahaan telah memperoleh Fasilitas Pinjaman Rekening dengan plafon sebesar Rp. 500.000.000,- dengan Nomor Rekening 0200-2-78787-0.
15. UTANG USAHA PIHAK KETIGA 30 Juni 2012 (Rp) 31 Desember 2011 (Rp) UD Rejeki Seafood 644.144.000 419.452.000
Wahyu Avian Prima 190.366.730 233.583.500
PT Bintang Sidoraya 133.370.994 168.679.386
Bandar Pertiwi 75.208.342 155.191.659
Dwi Arta Makmur 120.910.800 141.251.865
Bintang Laut 119.870.000 139.425.000
CV Victoria Abadi 62.355.305 108.459.933
PT Puji Surya Indah 86.825.011 84.136.252
Budidaya Offset 63.284.000 81.744.000
TK Sumber Rejeki (Food) 96.289.494 80.091.230
UD Handoyo 86.963.636 56.450.250 Sujacsh Bali 38.377.110 51.212.376 TK Sinar Terang 84.331.470 45.963.970 PT Buana Desterindo 46.158.209 45.582.959 Wijaya Group 46.875.000 41.940.000 Siamin 55.304.055 38.519.400 PT Pangan Lestari 24.026.845 12.374.455 Bedali Telaumbuana 11.706.290 11.706.290
Lain-lain dibawah (50 Juta) 1.284.553.994 1.376.890.578
Jumlah 3.270.921.285 3.292.655.103
16. PENDAPATAN DITERIMA DIMUKA
30 juni 2012 (Rp)
31 Desember 2011
(Rp)
Haryono Tour Tavel 311.034.334 259.736.972
Pasopati Tour Travel 7.386.374 17.793.874
Kaha Tour Travel 202.092.000 0
Sentra Tour 4.917.600 3.806.600
PT Adhi Kartika Jaya I 345.845.353 344.595.349
XL-Axiata 218.936.224 257.572.024
Jaringan Delta Female I 379.055.926 305.246.290
Telkomsel 151.026.430 201.666.670
Lain-lain 0 135.624.739
Jumlah 1.620.294.241 1.526.042.518
17. BEBAN YANG MASIH HARUS DIBAYAR
30 juni 2012 (Rp) 31 Desember 2011 (Rp) Beban operasional 1.123.738.921 609.223.011 Lain-lain 669.162.517 939.730.494 Jumlah 1.792.901.438 1.548.953.505 18. PERPAJAKAN
a. Pajak dibayar dimuka
Merupakan pajak pertambahan nilai (PPN) masukan yang dibayar oleh perusahaan. Saldo per 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011 masing-masing sebesar Rp 181.385.001 dan Rp 187.775.910.
b. Saldo utang pajak pada tanggal 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011 adalah sebagai berikut: 30 juni 2012
(Rp) 31 Desember 2011 (Rp)
PERUSAHAAN
Liabilitas PP-1 5.445.116.243 5.295.034.348
Pajak penghasilan pasal 21 33.064.339 47.460.744
Lain-lain 3.733.956 3.857.991
Sub Jumlah 5.481.914.538 5.346.353.083
ENTITAS ANAK
Kewajiban PP-1 35.205.898 28.301.641
Pajak penghasilan pasal 29 6.675.884 6.301.750
Pajak penghasilan pasal 21 2.772.838 3.375.345
Sub Jumlah 44.654.620 37.978.736
Jumlah 5.526.569.158 5.384.331.819
c. Saldo beban pajak penghasilan badan pada tanggal 30 Juni 2012 dan 30 Juni 2011 adalah sebagai berikut:
30 Juni 2012 (Rp) 30 Juni 2011 (Rp) PAJAK TANGGUHAN Perusahaan ( 995.674.390 ) ( 749.860.205) Entitas Anak ( 15.499.042 ) 0 Jumlah ( 1.011.173.432) ( 749.860.205) PAJAK KINI Entitas Anak ( 6.675.884 ) 0 Sub Jumlah ( 6.675.884 ) Jumlah ( 1.017.849.316 ) ( 749.860.205)
Rekonsiliasi antara laba bersih sebelum pajak penghasilan, seperti yang disajikan dalam laporan laba rugi dan taksiran penghasilan kena pajak adalah sebagai berikut:
30 Juni 2012
(Rp)
30 Juni 2011
(Rp) Laba sebelum pajak menurut laporan
laba konsolidasian 2.944.583.348 1.845.93.442
Laba sebelum pajak penghasilan Entitas
Anak ( 8.788.372) ( 38.474.733)
Laba bersih setelah dikurangi laba
sebelum pajak penghasilan Entitas Anak 2.935.794.976 1.807.448.709 Perbedaan yang tidak dapat
diperhitungkan menurut fiskal:
Pendapatan Jasa giro ( 16.962.695) ( 45.284.499)
Sumbangan dan jamuan 193.628.741 424.987.973
Kenikmatan karyawan 870.236.536 812.288.639
Sub jumlah 1.046.902.582 1.191.992.113
Perbedaan temporer
Penyusutan aset tetap ( 4.048.205.574) ( 2.801.708.921)
Imbalan Kerja 155.611.157 263.411.455
Cadangan piutang ragu-ragu 0 0
Pencadangan beban bunga 0 0
Sub jumlah ( 3.892.594.417) ( 2.538.297.466)
Taksiran laba kena pajak 90.103.141 461.143.355
Jumlah kompensasi saldo
rugi fiskal ( 8.859.918.312) ( 4.579.801.225)
d. Pengaruh pajak atas beda waktu yang signifikan antara pelaporan komersial dan fiskal adalah sebagai berikut: 30 juni 2012
(Rp) 31 Desember 2011 (Rp)
PERUSAHAAN
Asset pajak tangguhan:
Akumulasi rugi fiskal 2.192.453.793 2.214.979.578
Liabilitas manfaat karyawan 879.869.132 840.966.343
Cadangan piutang ragu-ragu 0 0
Pencadangan beban bunga 39.264.961 39.264.961
Jumlah 3.111.587.886 3.095.210.882
Liabilitas pajak tangguhan:
Penyusutan aset tetap (17.710.903.242) (16.698.851.849)
Cadangan piutang ragu-ragu (158.981.749) (158.981.749)
Jumlah 17.869.884.991 (17.015.729.080)
Jumlah liabilitas pajak
Tangguhan (14.758.297.105) (13.762.622.715)
ENTITAS ANAK
Aset pajak tangguhan
Penyusutan aset tetap ( 41.453.835) ( 25.954.793)
Piutang bunga ( 39.264.961) ( 39.264.961)
Jumlah aset (kewajiban) pajak
tangguhan ( 80.718.796) ( 65.219.754)
e. Pengaruh pajak atas beda temporer pada tarif pajak maksimum yang berlaku 25% adalah sebagai berikut:
30 juni 2012
(Rp) 30 juni 2011 (Rp)
PERUSAHAAN
Akumulasi rugi fiskal ( 22.525.785) ( 115.285.839)
Penyusutan aset tetap ( 1.012.051.393) ( 700.427.230)
Liabilitas manfaat karyawan 38.902.789 65.852.864
Jumlah beban pajak tangguhan ( 995.674.390 ) 749.860.205
ENTITAS ANAK Aset pajak tangguhan
Penyusutan aset tetap ( 15.499.042) 0
Piutang bunga 0 0
Jumlah beban pajak tangguhan ( 15.499.042) 0
f. Rekonsiliasi antara taksiran pajak penghasilan, dihitung dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku dari laba akuntansi sebelum pajak penghasilan yang tercantum dalam laba rugi untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 30 Juni 2012 dan 30 Juni 2011 adalah sebagai berikut:
30 Juni 2012
(Rp) 30 juni (Rp) 2011 Laba akuntansi sebelum
taksiran pajak penghasilan 2.935.794.976 1.807.448.709
Jumlah 2.935.794.976 1.807.448.709
25% ( 733.948.744) ( 451.862.177)
Beda tetap:
Pemberian kenikmatan
kepada karyawan ( 217.559.133) ( 203.072.160)
Sumbangan dan jamuan ( 48.407.185) ( 106.246.993)
Penghasilan bunga yang pajaknya
Jumlah beban pajak Perusahaan ( 261.725.646) ( 749.860.205)
Jumlah beban pajak Entitas Anak ( 22.174.927) 0
Jumlah Beban Pajak ( 1.017.849.316) ( 749.860.205)
19. UTANG BANK – JANGKA PANJANG
30 Juni 2011 (Rp)
31 Desember 2011
(Rp)
PT Bank Central Asia, Tbk. 1.220.238.086 1.398.809.516
PT Bank Pan Indonesia, Tbk. 0 5.902.891.998
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk 0 32.996.000.000 PT Bank Harda Internasional
PT. Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur 4.794.258.327 46.253.290.500 5.677.195.132 0 52.267.786.913 45.974.896.646 Dikurangi :
Bagian yang jatuh tempo 1 tahun (6.483.540.879) ( 11.014.240.910)
Utang bank yang jatuh tempo lebih
dari 1 (satu) tahun 45.784.246.034 34.960.655.736 PT. Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur
Berdasarkan surat Persetujuan Permohonan Kredit no 093/Krd/kcu.S/III/2012 tanggal 26 Maret 2012, perusahaan telah memperoleh persetujuan untuk mendapatkan pinjaman yaitu Modal Kerja dan Investasi dengan syarat-syarat sebagai berikut :
1. Kredit Investasi I (take over KI Bank BRI) dengan maksimal kredit Rp 34.496.000.000 (tiga puluh empat milyar Empat Ratus sembilan puluh enam juta Rupiah), dengan tingkat bunga 12,5% per tahun, jangka waktu 91 (sembilan puluh satu) bulan
2. Kredit Investasi II dengan maksimal kredit Rp. 39.955.000.000,- (Tiga puluh sembilan milyar sembilan ratus lima puluh lima juta Rupiah), dengan tingkat bunga 12.5% per tahun, jangka waktu 91 (sembilan puluh satu) bulan dan grace period selama 9 (sembilan) bulan. Pinjaman ini digunakan untuk lanjutan renovasi hotel dan pencairan pinjaman ini bertahap sesuai prestasi fisik .
3. Kredit Modal Kerja (take over Bank Panin) dengan maksimal kredit Rp 12.000.000.000,- (dua belas milyar rupiah) dengan tingkat bunga 12.5% per tahun, jangka waktu 12 (dua belas bulan).
Atas pinjaman tersebut perusahaan telah menjaminkan :
SHGB No 161/k an. PT. Mas Murni Indonesia , luas 2.410 m2, terletak di Jl Yos sudarso No 11, Kel Embong Kaliasin, Kec Genteng, Kotamadya Surabaya diikat Hak Tanggungan.
SHGB No 826 an. PT. Mas Murni Indonesia , luas 1.625 m2, berakhirnya hak tgl 28-11-2026 terletak di Jl. Yos Sudarso no 11, Kel. Embong Kaliasin, Kec. Genteng, kotamadya Surabaya diikat Hak
Tanggungan.
SHGB No 827 an. PT. Mas Murni Indonesia , luas 1.940 m2, berakhirnya hak tgl 28-11-2026 terletak di Jl Yos Sudarso no 11, Kel Embong Kaliasin, Kec Genteng, Kotamadya Surabaya diikat Hak Tanggungan.
Bangunan hotel diatas SHGB No 161, 826, dan 827 diikat Hak Tanggungan.
Berdasarkan surat Pelunasan Fasilitas Kredit no B.1184/KW-IX/ADK/04/2012 tgl 27 April 2012 dari PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Kantor Wilayah, dinyatakan bahwa Pinjaman Fasilitas KI-1 sebesar Rp 30.000.000.000 dan KI-2 sebesar Rp. 9.999.999.999,- serta KMK sebesar Rp 3.180.831.312,-, pihak bank telah menyetujui untuk melunaskan fasilitas kredit tersebut pada tanggal 26 April 2012.
PT Bank Central Asia Tbk
Utang kepada PT Bank Central Asia Tbk, merupakan fasilitas kredit investasi dengan jangka waktu pinjaman selama 5 tahun dengan maksimal kredit Rp 2.500.000.000, dengan tingkat bunga 13% per tahun.dengan jatuh tempo pada tanggal 14 Nopember 2015.
30 Juni 2012 (Rp)
31 Desember 2011
(Rp) PT Bank Central Asia, Tbk.
Jangka waktu > 1 tahun 357.142.857 357.142.857 1 – 2 tahun 357.142.857 357.142.857 2 – 3 tahun 357.142.857 357.142.857 3 – 4 tahun 148.809.524 327.381.010 4 – 5 tahun 0 0 Jumlah 1.220.238.095 1.398.809.516
Dikurangi bagian jangka pendek ( 357.142.857) ( 357.142.858)
Bagian jangka panjang 863.095.238 1.041.666.723
PT Bank Pan Indonesia, Tbk.
Jangka waktu > 1 tahun 0 431.199.324 1 – 2 tahun 0 482.163.926 2 – 3 tahun 0 172.544.217 3 – 4 tahun 0 0 Jumlah 0 1.085.907.467
Dikurangi bagian jangka pendek 0 ( 431.199.324)
Bagian jangka panjang 0 654.708.143
PT Bank Pan Indonesia, Tbk.
Jangka waktu > 1 tahun 0 221.052.104 1 – 2 tahun 0 247.597.658 2 – 3 tahun 0 276.667.762 3 – 4 tahun 0 309.150.947 4 – 5 tahun 0 345.212.786 5 – 6 tahun 0 385.978.903 6 – 7 tahun 0 31.324.428 Jumlah 0 1.816.984.588
Dikurangi bagian jangka pendek 0 ( 221.052.104)
Bagian jangka panjang 0 1.595.932.484
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk.
Jangka Waktu > 1 tahun 0 6.200.000.000 1 – 2 tahun 0 6.600.000.000 2 – 3 tahun 0 6.332.000.000 3 – 4 tahun 0 3.864.000.000 4 – 5 tahun 0 0 Jumlah 0 22.996.000.000
Dikurangi bagian jangka pendek 0 ( 6.200.000.000)
Bagian jangka panjang 0 16.796.000.000
PT Bank Harda Internasional
Jangka Waktu > 1 tahun 1.919.532.322 1.813.180.889 1 – 2 tahun 1.696.201.692 2.032.217.932 2 – 3 tahun 468.165.934 880.402.903 3 – 4 tahun 523.016.329 494.947.198 4 – 5 tahun 187.510.654 456.446.211 Jumlah 4.794.426.931 5.677.195.133
Dikurangi bagian jangka pendek ( 1.919.532.322) ( 1.813.180.889)
PT Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur Jangka Waktu > 1 tahun 4.206.865.700 1 – 2 tahun 7.452.153.200 2 – 3 tahun 8.438.938.300 3 – 4 tahun 6.217.093.200 4 – 5 tahun 5 – 6 tahun 6 – 7 tahun 7 – 8 tahun 4.841.378.700 5.482.455.000 6.208.420.000 3.405.986.400 Jumlah 46.253.290.500
Dikurangi bagian jangka pendek (4.206.865.700)
Bagian jangka panjang 42.046.424.800
20. LIABILITAS MANFAAT KARYAWAN
Perusahaan menyediakan imbalan kerja untuk karyawan berdasarkan Undang-undang Ketenagakerjaan No.13/2003 tanggal 25 Maret 2003. Imbalan kerja tersebut tidak didanai.
Pada 31 Desember tahun 2011, perhitungan liabilitas manfaat karyawan dihitung oleh aktuaris independen PT Adi Langgeng Rahayu dengan laporannya tertanggal 22 Maret 2012. Asumsi-asumsi penting yang digunakan dalam laporan aktuaris independen tersebut adalah:
30 Juni 2012
(Rp)
31 Desember 2011
(Rp)
Jumlah karyawan 203 203
Tingkat pertumbuhan gaji 7,00% 7,00%
Tingkat suku bunga 7,00% 7,00%
Umur Pensiun 55 55
Liabilitas jasa masa lalu diamortisasi sesuai dengan sisa masa kerja masing-masing karyawan antara 1 tahun sampai dengan 30 tahun.
Mutasi liabilitas manfaat karyawan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011 adalah sebagai berikut :
30 Juni 2012
(Rp) 31 Desember 2011 (Rp)
Saldo awal tahun 3.363.865.374 3.016.344.466
Ditambah: cadangan tahun berjalan 355.170.654 710.341.308
Dikurangi:
realisasi selama tahun berjalan (199.559.497) (362.820.400)
Jumlah 3.519.476.531 3.363.865.374
Manajemen berpendapat bahwa jumlah beban imbalan kerja yang terutang tersebut telah memenuhi persyaratan Undang-Undang.
Susunan pemegang saham Perusahaan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011 adalah sebagai berikut:
30 Juni 2012 31 Desember 2011
Daftar pemegang saham Jumlah saham Jumlah nominal % Jumlah saham Jumlah nominal % Saham seri A (Nilai nominal
Rp 240 per lembar saham) Nama pemegang saham :
Masyarakat 170.637.500 40.953.000.000 9,72 170.637.500 40.953.000.000 9,72 Sub Jumlah 170.637.500 40.953.000.000 9,72 170.637.500 40.953.000.000 9,72
Saham seri B (Nilai nominal
Rp 96 per lembar saham)
Nama pemegang saham :
Tumaco Pte Ltd 223.147.330 21.422.143.680 8,69 223.147.330 21.422.143.680 8,69 PT. Sentratama Kencana 375.000.000 36.000.000.000 14,60 375.000.000 36.000.000.000 14,60 Jade Bond Limited 557.300.500 53.500.848.000 21,70 557.300.500 53.500.848.000 21,70 Masyarakat 981.155.000 94.190.880.000 38,21 981.155.000 94.190.880.000 38,21 Sub Jumlah 2.136.602.830 205.113.871.680 89,94 2.136.602.830 205.113.871.680 89,94
Saham seri C (Nilai nominal
Rp 72 per lembar saham)
Nama pemegang saham :
Masyarakat 6.000.000 432.000.000 0,34 6.000.000 432.000.000 0,34
Sub Jumlah 6.000.000 432.000.000 0,34 6.000.000 432.000.000 0,34
Jumlah 2.313.240.330 246.498.871.680 100 2.313.240.330 246.498.871.680 100
Berdasarkan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa pada tanggal 30 Juni 2008 yang diaktakan oleh Notaris Shinta Ameliawaty, S.H. dengan Akta No. 193, para pemegang saham menyetujui untuk merestrukturisasi modal dasar Perusahaan dari Rp 913.700.000.000 menjadi Rp 763.500.000.000 dengan susunan permodalan menjadi sebagai berikut:
Jumlah Saham Nilai nominal Jumlah Modal (Rp)
Saham seri A 406.250.000 240 97.500.000.000
Saham seri B 6.000.000.000 96 576.000.000.000
Saham seri C 1.250.000.000 72 90.000.000.000
Jumlah 7.656.250.000 100,00 763.500.000.000
Modal disetor lainnya merupakan obligasi wajib konversi atas unjuk. Saldo 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011 masing-masing sebesar Rp 270.720.021.000 dan Rp 270.720.021.000.
Berdasarkan surat dari Biro Administrasi Efek PT Datindo Entrycom No.DE/VI/10-1616 tanggal 9 Juni 2010, telah diterbitkan saham baru PT Mas Murni Indonesia Tbk. Seri B dengan nominal Rp 96 per saham sebanyak 557.300.500 saham yang merupakan hasil konversi saham dari obligasi wajib konversi (mandatory convertible bonds) seri II senilai Rp 53.500.848.000.
Konversi utang obligasi atas unjuk ke saham tersebut telah dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) oleh PT Datindo Entrycom, Biro Administrasi Efek pada tanggal 9 Juni 2010.
22. KEPENTINGAN NON PENGENDALI
Rincian kepentingan non pengendali atas ekuitas dan bagian atas hasil bersih entitas anak yang dikonsolidasi adalah sebagai berikut: