• Tidak ada hasil yang ditemukan

THE EFFECT OF ADDITION CURCUMA’S (Curcuma Xanthorrhiza Roxb) EXTRACT TO THE INCREASE OF FEED CONSUMPTION, EFFICIENCY AND THE GROWTH OF CATFISH (Pangasius)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "THE EFFECT OF ADDITION CURCUMA’S (Curcuma Xanthorrhiza Roxb) EXTRACT TO THE INCREASE OF FEED CONSUMPTION, EFFICIENCY AND THE GROWTH OF CATFISH (Pangasius)"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

(Jurnal Ilmu Perikanan dan Sumberdaya Perairan) (Vol 7 No. 1 Tahun 2018)

THE EFFECT OF ADDITION CURCUMA’S (Curcuma

Xanthorrhiza

Roxb) EXTRACT TO THE INCREASE

OF FEED CONSUMPTION, EFFICIENCY AND THE

GROWTH OF CATFISH (Pangasius)

Prastito1 · Pinandoyo1 · Ristiawan Agung Nugroho1 · Vivi Endar Herawati1

Ringkasan Catfish (Pangasius sp.) Is one of the most cultivated freshwater fish, because it is one of the fish that has a high economic value. However, the use of phytopharmaca is used to improve feed efficiency and fish growth. One of the phytopharmaca which can be used as an antimicrobial is temulawak (Cur-cuma xanthorrhiza Roxb). This study aims to determine the optimal dose of the effect of temulawak extract on arti-ficial feed in increasing feed consump-tion, efficiency of feed utilizaconsump-tion, and growth rate of catfish (Pangasius sp.). The test fish is maintained with a stoc-king density of 1 tail / l with a mainte-nance time of 42 days. This study used an experimental method with 4 trea-tments and 3 replications. The treatmen-ts in this study were Treatment A (addi-tion of 0 ml ginger extract), B (addi(addi-tion of 6 ml temulawak extract), C (addi-tion of 12 ml curcuma extract), and D (addition of 18 ml ginger extract). The data observed included absolute wei-ght, crime scene, EPP, SGR, REP, SR

1)Departemen Akuakultur Jurusan Perikanan Fakultas

Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponego-ro Jl. PDiponego-rof. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, Jawa Tengah – 50275, Telp/Fax. +6224 7474698

E-mail: pinandjaya@yahoo.com

and water quality. The results showed that the addition of temulawak extract to artificial feed had a very significant effect on absolute weights, crime sce-nes, EPP, SGR, REP but did not differ significantly for survival. The optimum dose of addition of curcuma extract to total feed consumption is 11 ml capa-ble of producing a maximum crime sce-ne of 168.1 g, efficiency of feed utiliza-tion is 10.5 ml capable of producing a maximum EPP of 70.3% and specific growth rate is 10.8 ml resulting in ma-ximum SGR 2.46% / day.

Keywords masin, lactic acid bacteria, fermentation, bacteriocin, protease

Received : 24 Agustus 2018

Accepted : 23 September 2018

PENDAHULUAN

Ikan patin adalah salah satu ikan air ta-war yang paling banyak dibudidayak-an, karena merupakan salah satu ikan yang memiliki nilai ekonomis yang cu-kup tinggi. Di samping itu, patin meng-andung protein yang tinggi dan koles-terol yang rendah. Budidaya ikan patin

(2)

tidak terlalu sulit karena ikan patin to-leran dangan kandungan oksigen yang relatif rendah dan merupakan pemak-an segala atau omnivora (Anpemak-anda et al., 2015).

Beberapa upaya yang dilakukan untuk mengefisienkan pemberian pakan dan meningkatkan pertumbuhan salah sa-tunya dengan menambahkan suplement pada pakan. Manfaat yang diperoleh de-ngan pemberian suplemen diantaranya meningkatkan daya tahan tubuh terha-dap serangan penyakit, melancarkan sis-tem pencernaan, menghemat dalam peng-gunaan pakan dan meningkatkan nafsu makan ikan (Puspitasari, 2018). Salah satu fitofarmaka yang bisa dija-dikan sebagai antimikrobial adalah

te-mulawak (C. xanthorrhizaRoxb).

Rim-pang temulawak mengandung zat ber-warna kuning (kurkumin), serat, pati, kalium oksalat, minyak atsiri, dan fla-vonida, zat-zat tersebut berfungsi seba-gai antimikroba/antibakteri, mencegah penggumpalan darah, anti peradangan, melancarkan metabolisme dan fungsi organ tubuh (Ditjen, 2000).

Tujuan dari penelitian ini adalah un-tuk mengetahui dosis yang optimal pe-ngaruh ekstrak temulawak pada pak-an buatpak-an dalam peningkatpak-an konsum-si pakan, efikonsum-sienkonsum-si pemanfaatan pakan, dan laju pertumbuhan ikan patin . Ha-sil penelitian ini diharapkan dapat mem-berikan informasi dan gambaran meng-enai salah satu alternatif untuk mening-katkan konsumsi pakan ikan patin me-lalui penambahan ekstrak temulawak. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei hingga Juli 2017 yang bertempat di UPTD Balai Benih Ikan Cangkiran, Semarang, Jawa Tengah

MATERI DAN METODE

Ikan yang digunakan dalam penelitian ini adalah ikan patin Siam yang bobot awal rata-rata 4,36±0,19 gram/ekor pa-da stadia benih. Papa-dat tebar setiap wa-dah 1 ekor / L dilakukan berdasarkan penelitian Ananda et al.,(2015). Wadah pemeliharaan yang digunakan dalam pe-nelitian ini adalah bak plastik dengan ukuran 24 L. Sebanyak 12 buah bak plastik sebagai wadah pemeliharaan dan diisi air sebanyak 15 L. Bak tersebut ditutup dengan waring supaya ikan uji tidak keluar. Penelitian ini menggunak-an metode eksperimental Rmenggunak-ancmenggunak-angmenggunak-an Acak Lengkap (RAL). Penelitian ini meng-gunakan 4 perlakuan dan 3 kali pengu-langan. Perlakuan dalam penelitian ini adalah kombinasi penambahan ekstrak temulawak pada pakan dengan dosis yang berbeda yaitu: perlakuan A (pakan uji dengan penambahan ekstrak temulawak dengan dosis 0 ml), perlakuan B (pak-an uji deng(pak-an penambah(pak-an ekstrak te-mulawak dengan dosis 6 ml), perlaku-an C (pakperlaku-an uji dengperlaku-an penambahperlaku-an ekstrak temulawak dengan dosis 12 ml), dan perlakuan D (pakan uji dengan pe-nambahan ekstrak temulawak dengan dosis 18 ml). Pemeliharaan Ikan Patin dilakukan selama 42 hari.

Tahapan yang dilakukan sebelum me-nambahkan ekstrak temulawak ke pak-an buatpak-an yaitu pembuatpak-an larutpak-an eks-trak temulawak. Temulawak yang di-gunakan untuk pembuatan ekstrak te-mulawak yaitu sebanyak 250 gram. Pro-ses pembuatan ekstrak temulawak meng-gunakan metode maserasi atau peren-daman selama 2 x 24 jam yang dicam-pur dengan etanol 70%. Proses pencam-puran ekstrak temulawak dengan pak-an menggunakpak-an metode

(3)

penyemprot-an atau sprayer. Ekstrak temulawak di-campur terlebih dahulu dengan aqua-dest. Setelah dilakukan pencampuran ekstrak temulawak dengan aquadest, pak-an uji lpak-angsung disemprot dengpak-an la-rutan ekstrak temulawak hingga mera-ta dan di angin-anginkan agar pakan tidak berjamur. Pemberian pakan dila-kukan sebanyak 3 kali sehari yakni pa-da pukul 08.00 WIB, 12.00 WIB, pa-dan 16.00 WIB. Jumlah pakan yang dibe-rikan per wadah yaitu 5% dari bobot ikan.

Perhitungan pertumbuhan bobot mut-lak dihitung dengan menggunakan ru-mus Takeuchi (1988), sebagai berikut :

W =Wt −W0 (1)

dimana W adalah pertambahan bobot mutlak (g); W0adalah bobot awal ikan

uji (gram); dan Wt adalah bobot akhir

ikan uji (gram)

Perhitungan total konsumsi pakan di-gunakan rumus berdasarkan Pereira et al. (2007), sebagai berikut :

T KP=F1−F2 (2)

dimana, (TKP) Total konsumsi pakan, (gram); (F1) Jumlah pakan awal (gram); (F2)Jumlah pakan akhir (gram)

Perhitungan nilai efisiensi pemanfaat-an pakpemanfaat-an dihitung dengpemanfaat-an menggunak-an rumus Tacon (1987), sebagai beri-kut :

EPP=Wt−W0

F x100% (3)

dimana, (EPP) Efisiensi pemanfaatan pakan (%); (Wt) Bobot total hewan uji

pada akhir penelitian (gram); (Wo)

Bo-bot total hewan uji pada awal peneliti-an (gram); dpeneliti-an (F) Jumlah pakpeneliti-an ypeneliti-ang dikonsumsi selama penelitian (gram). Menurut Takeuchi (1988), laju

pertum-buhan harian (Survival Growth Rate)

ikan dihitung dengan menggunakan ru-mus:

SGR=Wt−W0

W0xt x100% (4)

dimana SGR (Laju pertumbuhan Hari-an, % per hari) ; Wt(Bobot total ikan

pada akhir pemeliharaan, gram); Wo

(Bo-bot total ikan pada awal pemeliharaan, gram); dan t (Waktu pemeliharaan, ha-ri)

Perhitungan rasio efisiensi protein meng-gunakan rumus Tacon (1987)):

GR=Wt−W0 Pi

x100% (5)

dimana PER (Rasio Efisiensi Protein,

%); Wt (Biomassa ikan uji pada akhir

penelitian, gram); W0 (Biomassa ikan

uji pada awal penelitian, gram); dan Pi (Berat pakan yang dikonsumsi x % pro-tein pakan).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian pengaruh penambahan ekstrak temulawak pada pakan terha-dap peningkatan konsumsi pakan, efi-siensi pemanfaatan pakan, dan pertum-buhan meliputi nilai W, TKP, EPP, SGR, REP; dan SR. Berdasarkan data per-tumbuhan bobot mutlak total konsum-si pakan, efikonsum-sienkonsum-si pemanfaatan pakan, laju pertumbuhan spesifik, protein efi-siensi rasio dan kelulushidupan pada ikan patin selama pemeliharaan dapat dibuat tabel 1.

(4)

Tabel 1 Hasil analisis data selama penelitian

Variabel Data Perlakuan

A B C D Bobot Mutlak (g) 60,57±2,89d 116,12±2,82a 107,33±2,32b 93,29±2,18c TKP (g) 131,39±2,49d 166,67±0,93a 162,06±1,79b 155,94±1,40c EPP (%) 46,14±3,08c 69,97±1,54a 66,23±0,69a 59,83±1,66b SGR (%/hari) 1,56±0,06d 2,43±0,04a 2,31±0,04b 2,12±0,03c PER (%) 1,09±0,05d 2,06±0,05a 1,90±0,04b 1,68±0,04c SR (%) 88,89±3,85a 97,78±3,85a 95,56±7,70a 91,11±3,85a

keterangan : Nilai dengansuperscriptyang sama pada baris yang sama menunjukan tidak adanya perbedaan yang nyata

Berdasarkan hasil analisis ragam yang telah dilakukan menunjukkan bahwa pe-nambahan ekstrak temulawak pada pak-an buatpak-an memberikpak-an pengaruh nyata (P<0,05) terhadap pertumbuhan bobot mutlak dan laju pertumbuhan spesifik ikan patin. Pertumbuhan bobot mutlak disebabkan karena temulawak memi-liki kandungan antibakteri yang dapat melisiskan racun yang menempel pa-da dinding usus, sehingga penyerapan zat nutrisi menjadi lebih baik dan da-pat memicu pertumbuhan.

Hasil analisis uji duncan didapatkan per-lakuan tertinggi pada pertumbuhan bo-bot mutlak adalah perlakuan dengan pe-nambahan ekstrak temulawak 6 ml/kg pakan, yang kedua perlakuan C dengan penambahan ekstrak temulawak 12 ml/kg pakan sebesar, perlakuan D dengan pe-nambahan ekstrak temulawak 18 ml/kg pakan sebesar dan terendah adalah per-lakuan A dengan penambahan ekstrak temulawak 0 ml/kg pakan sebesar. Per-lakuan B mendapatkan nilai pertumbuh-an bobot mutlak ypertumbuh-ang tertinggi yaitu sebesar 8,03 ± 0,35 g. Hal ini didu-ga karena temulawak memiliki fung-si sebagai imunostimulan secara tidak langsung yang dimana prosesnya ber-asal dari pemberian pakan yang telah dicampur dengan ekstrak temulawak. Pertumbuhan bobot mutlak terendah pa-da perlakuan 12 ml pa-dan 18 ml dipero-leh nilai rata-rata 7,25±0,53 g dan 6,77

± 0,05 g. Hal ini diduga karena dosis ekstrak temulawak yang diberikan cu-kup berlebihan sehingga menyebabkan pertumbuhan bobot yang kurang mak-simal. Menurut Insana and Wahyu (2015)bah-wa semakin besar dosis temula(2015)bah-wak yang diberikan maka akan menyebabkan per-tumbuhan yang tidak stabil.

Penambahan ekstrak temulawak pada pakan buatan mempunyai berbagai man-faat bagi tubuh ikan terutama untuk imu-nostimulan dan pertumbuhan bobot mut-lak. Hal ini diduga karena temulawak mengandung senyawa kurkumin. Fung-si dari kurkumin yaitu sebagai pema-cu pertumbuhan yang ditandai dengan meningkatkanya nafsu makan pada ik-an. Menurut (Purwati and Fitriliyani, 2016), meningkatnya pertumbuhan di-dukung dengan kesehatan yang baik pa-da ikan pa-dan akan meningkatkan efisi-ensi penyerapan zat makanan untuk me-menuhi kebutuhan hidup dan produksi yang ditunjukkan dengan pertambah-an bobot. Penambahpertambah-an ekstrak temu-lawak pada pakan buatan mempunyai berbagai manfaat bagi tubuh ikan ter-utama untuk imunostimulan dan per-tumbuhan bobot mutlak.

Dosis optimum ekstrak temulawak da pertumbuhan bobot mutlak ikan pa-tin diketahui dengan cara melakukan uji Polinomial Orthogonal. Uji Polino-mial Orthogonal pada pertumbuhan

(5)

bo-bot mutlak diperoleh hubungan yang berpola kuadratik (y = -0,4833x2 + 10,19x + 63,521) dan R2 = 0,89. Titik opti-mum pada perlakuan B (pemberian eks-trak temulawak 6 ml) didapatkan dosis ekstrak temulawak optimal yang dida-pat dari persamaan tersebut yaitu 10,5 ml mampu menghasilkan pertumbuh-an bobot mutlak maksimal 117,23 g.

Nilai R2menunjukkan bahwa 89%

per-tumbuhan bobot mutlak dipengaruhi oleh pemberian ekstrak temulawak dalam pak-an buatpak-an ikpak-an patin .

Berdasarkan hasil analisa ragam me-nunjukkan bahwa perbedaan pemberi-an frekuensi pakpemberi-an itu berpengaruh nya-ta (P < 0,05) terhadap tonya-tal konsumsi pakan ikan patin . Total konsumsi pak-an ypak-ang tertinggi adalah perlakupak-an de-ngan dosis 6 ml (Perlakuan B) meng-hasilkan nilai total konsumsi pakan ting-gi dikarenakan frekuensi pakan yang dihasilkan oleh perlakuan dosis 6 ml (perlakuan B) lebih tinggi dibandingk-an dengdibandingk-an perlakudibandingk-an tdibandingk-anpa penambah-an ekstrak temulawak, perlakupenambah-an dosis 12 ml (perlakuan C) dan perlakuan do-sis 18 ml (perlakuan D). Hal ini didu-ga temulawak memiliki fungsi untuk meningkatkan nafsu makan pada ikan patin. Menurut Noviana et al. (2014), bahwa proses makan pada ikan dimu-lai dari tingkat konsumsi nafsu mak-an, kemudian dilanjutkan dengan res-pon terhadap rangsangan dan pencari-an sumber rpencari-angspencari-angpencari-an, menentukpencari-an lo-kasi, jenis pakan dan penangkapan pak-an.

Perlakuan dosis 6 ml (perlakuan B) me-rupakan perlakuan yang menghasilkan nilai total konsumsi pakan tertinggi ya-itu 166,67±0,93 gr. Berdasarkan dari hasil tersebut maka banyaknya pembe-rian pakan untuk ikan patin dapat

mem-pengaruhi kebutuhan pakan ikan dan laju pertumbuhan pada ikan patin. Pe-ngaruh penambahan ekstrak temulawak pada pakan mampu memberikan penga-ruh nyata terhadap total konsumsi pak-an. Hal tersebut diduga karena ekstrak temulawak memiliki kandungan kurku-min yang fungsinya sebagai imunosti-mulan. Menurut Manoppo and Kolopi-ta (2016), imunostimulan memiliki per-an sebagai penjaga sistem kekebalper-an tu-buh sehingga dapat memacu peningkat-an konsumsi pakpeningkat-an pada ikpeningkat-an.

Dosis optimum ekstrak temulawak pa-da total konsumsi pakan ikan patin di-ketahui dengan cara melakukan uji Po-linomial Orthogonal. Uji PoPo-linomial Or-thogonal pada pertumbuhan bobot mut-lak diperoleh hubungan yang berpola kuadratik (y = -0,2875x2 + 6,3251x +

133,31) dan R2 = 0,89. Titik optimum

pada perlakuan B (pemberian ekstrak temulawak 6 ml) didapatkan dosis eks-trak temulawak optimal yang didapat dari persamaan tersebut yaitu 11% mam-pu menghasilkan total konsumsi pak-an maksimal 168,1 g. Nilai R² menun-jukkan bahwa 89% total konsumsi pak-an dipengaruhi oleh pemberipak-an ekstrak temulawak dalam pakan buatan ikan pa-tin .

Berdasarkan hasil penelitian menunjukk-an bahwa penambahmenunjukk-an ekstrak temu-lawak pada pakan buatan terdapat in-teraksi (P<0,05) terhadap efisiensi pe-manfaatan pakan (EPP) ikan patin. Ha-sil tersebut menunjukkan bahwa efisi-ensi pemanfaatan pakan pada ikan pa-tin dipengaruhi oleh adanya kandung-an kurkumin ykandung-ang memiliki pengaruh nyata dalam memanfaatkan pakan. Se-telah dilakukan uji Duncan bahwa per-lakuan yang tertinggi pada efisiensi pe-manfaatan pakan (EPP) (P<0,05)

(6)

ada-lah perlakuan B dengan penambahan ekstrak temulawak sebanyak 6 ml/kg pakan sebesar 69,67±1,54%. Nilai efi-siensi pemanfaatan pakan (EPP) yang terendah pada perlakuan A dengan pe-nambahan ekstrak temulawak sebanyak 0% pakan sebesar 46,14±3,08%. Hal tersebut diduga karena pengaruh zat imu-nostimulan yang terdapat pada temu-lawak berperan dalam meminimalisir stress lingkungan pada ikan patin se-hingga dapat berpengaruh terhadap pe-manfatan pakannnya. Hal ini sesuai de-ngan penelitian Wong et al. (2013) yang membuktikan bahwa pemberian pakan

buatan dengan tambahanSargassum

cris-taefokium2 g/kg pakan pada ikan kera-pu muara (E. coides) selama 9 hari da-pat meningkatkan sistem kekebalan tu-buh terhadap bakteriStreptococcus sp. dan nilai efisiensi pemanfaatan pakan. Dosis optimum ekstrak temulawak da efisiensi pemanfaatan pakan ikan pa-tin diketahui dengan cara melakukan uji Polinomial Orthogonal. Uji Polino-mial Orthogonal pada pertumbuhan bo-bot mutlak diperoleh hubungan yang berpola kuadratik (y = -0,2079x2 + 4,3702x

+ 47,335) dan R2 = 0,88. Titik

opti-mum pada perlakuan B (pemberian eks-trak temulawak 6 ml) didapatkan dosis ekstrak temulawak optimal yang dida-pat dari persamaan tersebut yaitu 10,5% mampu menghasilkan efisiensi peman-faatan pakan maksimal 70,30%. Nilai

R2 menunjukkan bahwa 88%

efisien-si pemanfaatan pakan dipengaruhi oleh pemberian ekstrak temulawak dalam pak-an buatpak-an ikpak-an patin .

Ikan patin yang dipelihara selama pe-nelitian mengalami pertambahan bobot dan panjang. Laju pertumbuhan spesi-fik berfungsi untuk menghitung persen-tase pertumbuhan berat ikan per hari.

Berdasarkan dari hasil analisis ragam (P > 0,05) nilai SGR menunjukkan bah-wa pemberian pakan campuran ekstrak temulawak dengan dosis yang berbe-da memberikan pengaruh yang sangat nyata pada ikan patin . Pengaruh ter-sebut diduga karena kandungan nutri-si di dalam pakan digunakan sebagi-an besar untuk pertumbuhsebagi-an iksebagi-an patin . Menurut Insana and Wahyu (2015), bahwa perbedaan nilai laju pertumbuh-an disebabkpertumbuh-an oleh kpertumbuh-andungpertumbuh-an jumlah dosis temulawak yang diberikan. Per-bedaan dosis temulawak yang diberik-an berpengaruh terhadap peningkatdiberik-an konsumsi pakan dan efisiensi peman-faatan pakan.

Perlakuan dosis 6 ml merupakan per-lakuan yang menghasilkan nilai SGR yaitu 2,43±0,04. Perlakuan dosis 12 ml menghasilkan nilai SGR yaitu 2,31±0,04. Perlakuan dosis 18 ml menghasilkan nilai SGR yaitu 2,12±0,03. Perlakuan tanpa dosis menghasilkan nilai SGR endah yaitu 1,56±0,06. Nilai SGR ter-tinggi yaitu pada perlakuan dosis 6 ml, hal ini menunjukkan bahwa pertumbuh-an berkaitpertumbuh-an dengpertumbuh-an frekuensi pakpertumbuh-an yang diberikan. Nilai SGR tertinggi ke-dua dan ketiga yaitu pada perlakuan do-sis 12 dan 18 ml, hal ini diduga ka-rena pengaruh dosis temulawak yang terlalu tinggi yang menyebabkan nutri-si pada pakan mudah hilang sehingga dapat mengganggu organ pencernaan pada ikan. Sedangkan nilai SGR ter-endah yaitu pada perlakuan tanpa do-sis temulawak, hal ini diduga karena pakan yang diberikan pada perlakuan tanpa dosis temulawak tidak terdapat ekstrak temulawak yang menyebabkan efisiensi pemanfaatan pakan dan nafsu makan ikan menurun. Menurut Mulya-di et al. (2010), bahwa Kekurangan

(7)

ma-kanan dan energi yang dibutuhkan da-pat mengakibatkan kekurangan pertum-buhan karena energi digunakan untuk memelihara fungsi tubuh dan pergerak-an.

Pengaruh Penambahan ekstrak temula-wak pada pakan buatan mampu mem-berikan pengaruh yang nyata terhadap laju pertumbuhan spesifik. Hal ini di-duga karena pengaruh kandungan kumin dari temulawak. Kandungan kur-kumin pada temulawak selain berfung-si sebagai imunostimulan, juga untuk meningkatkan daya cerna dan sebagai penunjang pertumbuhan. Menurut Pur-wati and Fitriliyani (2016), laju pertum-buhan dipengaruhi oleh makanan, ke-padatan, keturunan dan kecepatan per-tumbuhan bobot mutlak.

Dosis optimum ekstrak temulawak da laju pertumbuhan spesifik ikan pa-tin diketahui dengan cara melakukan uji Polinomial Orthogonal. Uji Polino-mial Orthogonal pada pertumbuhan bo-bot mutlak diperoleh hubungan yang berpola kuadratik (y = -0,0073x2 + 0,1582x +1,6069) dan R2 = 0,89. Titik optimum pada perlakuan B (pemberian ekstrak temulawak 6 ml) didapatkan dosis eks-trak temulawak optimal yang didapat dari persamaan tersebut yaitu 10,8 ml mampu menghasilkan laju pertumbuh-an spesifik maksimal 2,46%/hari.

Ni-lai R2 menunjukkan bahwa 89% laju

pertumbuhan spesifik dipengaruhi oleh pemberian ekstrak temulawak dalam pak-an buatpak-an ikpak-an patin .

Berdasarkan hasil penelitian menunjukk-an bahwa pemberimenunjukk-an ekstrak temula-wak pada pakan buatan terdapat inte-raksi (P<0,05) terhadap rasio efisien-si protein (REP) ikan patin . Hal ter-sebut menunjukkan bahwa rasio efisi-ensi protein pada ikan patin dapat

di-pengaruhi adanya perbedaan taraf pa-da setiap dosis faktor. Setelah dilakuk-an uji Duncdilakuk-an perlakudilakuk-an ydilakuk-ang tertinggi pada REP adalah perlakuan B dengan penambahan ekstrak temulawak. Rasio efisiensi protein (REP) terbaik yaitu pada perlakuan B hal tersebut di-duga menjadi salah satu dosis yang te-pat untuk ikan te-patin. Hal ini diduga do-sis temulawak yang diberikan mampu mengefisienkan pakan khususnya pro-tein cell dengan enzim protease. Sedangk-an nilai rasio efisiensi protein pada per-lakuan C dan D di nilai kurang baik. Hal ini dikarenakan dosis dari ekstrak temulawak tidak mampu mengefisienk-an pakmengefisienk-an khususnya dari protein cell dengan enzim protease. Menurut Ma-rzuqi et al. (2012), pemberian pakan yang memiliki kadar protein lebih ting-gi,semakin banyak protein pada pak-an ypak-ang dipergunakpak-an oleh ikpak-an untuk pertumbuhannya. Akibatnya pertambah-an berat tubuh ikpertambah-an semakin tinggi.b) sebanyak 6 ml/kg pakan sebesar 2,06±0,05 dibandingkan dengan perlakuan lain-nya. Menurut Pratama et al. (2015), bah-wa pakan yang berkualitas adalah pak-an ypak-ang memiliki kpak-andungpak-an nutrisi ypak-ang lengkap dan seimbang sesuai dengan kebutuhan ikan, serta memiliki kandung-an energi total ykandung-ang optimum untuk me-nunjang pertumbuhan yang maksimum pada ikan tersebut.

Dosis optimum ekstrak temulawak pa-da rasio efisiensi protein ikan patin di-ketahui dengan cara melakukan uji Po-linomial Orthogonal. Uji PoPo-linomial Or-thogonal pada pertumbuhan bobot mut-lak diperoleh hubungan yang berpola kuadratik (y = -0,0083x2 + 0,1767x +1,1446) dan R2= 0,88. Titik optimum pada per-lakuan B (pemberian ekstrak temula-wak 6 ml) didapatkan dosis ekstrak

(8)

te-mulawak optimal yang didapat dari per-samaan tersebut yaitu 10,6 ml mam-pu menghasilkan rasio efisiensi

prote-in maksimal 2,08%. Nilai R2

menun-jukkan bahwa 88% rasio efisiensi pro-tein dipengaruhi oleh pemberian eks-trak temulawak dalam pakan buatan ik-an patin

Berdasarkan hasil analisis ragam me-nunjukkan bahwa penambahan ekstrak temulawak pada pakan buatan ikan pa-tin tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap tingkat kelulushidupan. Nilai rata-rata kelulushidupan tertinggi ada-lah perlakuan B sebesar 97,78±3,85% dan adapun nilai terendah adalah per-lakuan A 88,89±3,85%. Secara statis-tik nilai kelulushidupan dari perlakuan A, perlakuan B, perlakuan C dan perla-kuan D tidak ada yang lebih baik. Me-nurut Handayani et al. (2015), bahwa tingginya kelulushidupan ikan uji dise-babkan karena kualitas air yang digu-nakan masih dalam batas toleransi se-hingga mendukung untuk pemelihara-an ikpemelihara-an.

SIMPULAN

Kesimpulan yang didapat dari peneliti-an “Pengaruh Penambahpeneliti-an Ekstrak Te-mulawak Terhadap Peningkatan Kon-sumsi Pakan, Efisiensi Pemanfaatan Pak-an, dan Pertumbuhan Ikan Patin ” ada-lah Dosis optimum dari penambahan ekstrak temulawak terhadap total kon-sumsi pakan adalah 11 ml mampu meng-hasilkan TKP maksimal 168,1 g, efsi-ensi pemanfaatan pakan adalah 10,5 ml mampu menghasilkan EPP maksimal 70,3% dan laju pertumbuhan spesifik adalah 10,8 ml menghasilkan SGR mak-simal 2,46%/hari.

Acknowledgements Terima kasih penulis ucapkan ke-pada kepala UPTD Cangkiran Semarang yang telah menyediakan tempat dan fasilitas untuk pelaksanaan penelitian ini dan semua pihak yang telah membantu kelancaran penelitian ini.

Pustaka

Ananda, T., Rachmawati, D., and

Sa-midjan, I. (2015). Pengaruh

pa-pain pada pakan buatan terhadap pertumbuhan ikan patin (pangasius

hypopthalmus). Journal of

Aqua-culture Management and Technolo-gy, 4(1):47–53.

Ditjen, P. (2000). Parameter standar umum larutan tumbuhan obat. cetak-an pertama.Depkes RI. Jakarta. Hal, pages 13–31.

Handayani, I., Nofyan, E., and

Wija-yanti, M. (2015). Optimasi

ting-kat pemberian pakan buatan terha-dap pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan patin jambal (pangasius

djambal). Jurnal Akuakultur Rawa

Indonesia, 2(2):175–187.

Insana, N. and Wahyu, F. (2015). Subtitusi tepung temulawak (curcu-ma xanthorhiza sp) pada pakan de-ngan dosis berbeda terhadap pertum-buhan dan sintasan benih ikan

ni-la (oreochromis niloticus).

OCTO-PUS: JURNAL ILMU PERIKANAN, 4(2):381–391.

Manoppo, H. and Kolopita, M. E.

(2016). Penggunaan ragi roti

(saccharomyces cerevisiae) sebagai imunostimulan untuk meningkatkan resistensi ikan mas (cyprinus carpio l) terhadap infeksi bakteri

aeromo-nas hydrophila. e-Journal

BUDIDA-YA PERAIRAN, 4(3).

Marzuqi, M., Astuti, N. W. W., and Suwirya, K. (2012). Pengaruh ka-dar protein dan rasio pemberian pak-an terhadap pertumbuhpak-an ikpak-an

(9)

kera-pu macan (epinephelus

fuscogutta-tus). Jurnal Ilmu dan Teknologi

Ke-lautan Tropis, 4(1):55–65.

Mulyadi, Usman, and Suryani (2010). Pengaruh frekuensi pemberian pak-an ypak-ang berbeda terhadap pertum-buhan dan kelulushidupan benih ik-an silais (ompok hypophthalmus).

berkala perikanan terubuk. Berkala

Perikanan Terubuk, 38(2):21–40.

Noviana, P. et al. (2014).

Penga-ruh pemberian probiotik dalam pak-an buatpak-an terhadap tingkat konsumsi pakan dan pertumbuhan benih ikan

nila (oreochromis niloticus).

Jour-nal of Aquaculture Management and Technology, 3(4):183–190.

Pereira, L., Riquelme, T., and Hosoka-wa, H. (2007). Effect of three pho-toperiod regimes on the growth and mortality of the japanese abalone ha-liotis discus hannai ino. Journal of Shellfish Research, 26(3):763–768. Pratama, M. A. et al. (2015).

Penga-ruh berbagai rasio e/p pakan berka-dar protein 30% terhadap efisiensi pemanfaatan pakan dan pertumbuh-an ikpertumbuh-an mas (cyprinus carpio). Jour-nal of Aquaculture Management and Technology, 4(4):74–81.

Purwati, H. H. and Fitriliyani, H. (2016). Pengaruh penambahan vi-tamin c dan ekstrak temulawak pa-da pakan komersil terhapa-dap pertum-buhan post larva ikan papuyu (ana-bas testudineus bloch). Fish scienti-ae (Jurnal Ilmu-Ilmu Perikanan dan Kelautan), pages 60–72.

Puspitasari, D. (2018). Efektivitas su-plemen herbal terhadap pertumbuh-an dpertumbuh-an kululushiduppertumbuh-an benih ikpertumbuh-an le-le (clarias sp.). Jurnal Ilman: Jurnal Ilmu Manajemen, 5(1).

Tacon, A. G. (1987). The nutrition and feeding of farmed fish and shrimp; a

training manual. 1: The essential nu-trients.

Takeuchi, T. (1988). Laboratory work-chemical evaluation of dietary nutri-ents. Fish nutrition and mariculture, pages 179–226.

Wong, S.-L., Gao, L.-H., Chang,

C.-C., and Cheng, W. (2013). The

effect of hot-water extract of sargas-sum cristaefolium on growth, innate immune responses and resistance of grouper, epinephelus coiodes. J. Fi-sh. Soc, 40(1):11–26.

(10)

Gambar

Tabel 1 Hasil analisis data selama penelitian

Referensi

Dokumen terkait

LDR secara parsial memiliki pengaruh negatif yang tidak signifikan terhadap ROA dan berkontribusi sebesar 3.6 persen terhadap perubahan ROA pada Bank Umum Swasta Nasional

menyelesaikan skripsi yang berjudul “ ANALISA PENGARUH HARGA, CITRA MEREK, DAN KUALITAS PRODUK TERHADAP MINAT BELI MOTOR SUZUKI SATRIA FU DI SURABAYA BARAT

Pemanfaatan Tulang Ikan Nila ( Oreochromis niloticus ) sebagai Pengganti Gelatin dan Karakteristik Sifat Fisika Kimianya.. Di bawah bimbingan WIRANTI SRI RAHAYU dan

Isolated of Endophytic bacteria from red betel root, produced a supernatant to test the inhibitory effect on 4 test bacteria that are pathogenic, Two (2)

Wasir atau ambeien (hemoroid) adalah keadan dimana terjadi pembengkakan jaringan yang mengandung pembuluh balik (vena) dan terletak di dinding rektum dan

financial institutions realized the growth potential in China ’ s banking sector by investing in joint- stock and city commercial banks since 2001, most foreign

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan pasal 13 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 6 Tahun 2016 tentang Pedoman Umum Penyaluran Bantuan

Peraturan Daerah tentang Retribusi Persampahan/ Kebersihan tersebut tidak semata-mata mengganti nomenklatur dari semula bernama RPLP, tetapi lebih jauh lagi memiliki