• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambaran Pengetahuan Perawat Tentang Perawatan Paliatif Pada Pasien Kanker Di Rsud Dr. Moewardi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Gambaran Pengetahuan Perawat Tentang Perawatan Paliatif Pada Pasien Kanker Di Rsud Dr. Moewardi"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

GAMBARAN PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG PERAWATAN PALIATIF PADA PASIEN KANKER

DI RSUD DR. MOEWARDI

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata 1 pada Program Studi Keperawatan

Oleh:

AGNIS TRI GIARTI J 210 161 032

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2018

(2)
(3)
(4)
(5)

1

GAMBARAN PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG PERAWATAN PALIATIF PADA PASIEN KANKER

DI RSUD DR. MOEWARDI

Abstrak

Latar belakang: Penyakit kanker merupakan penyakit tidak menular yang menjadi penyebab kematian utama di dunia. Pasien kanker stadium lanjut mengalami berbagai masalah fisik, psikososial dan spiritual yang mempengaruhi kualitas hidup pasien. Selain pengobatan gejala fisik, perlu diberikan dukungan psikologis, sosial dan spiritual. Dukungan tersebut disebut perawatan paliatif. Perawatan paliatif masih jarang ditemukan di Indonesia, hal ini disebabkan karena kurangnya pemahaman dan kesadaran perawat mengenai pentingnya perawatan paliatif pada pasien kanker. RSUD Dr. Moewardi merupakan rumah sakit yang mengalami peningkatan jumlah pasien kanker tiap tahunnya, namun belum tersedia instalasi khusus untuk perawatan paliatif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan perawat tentang perawatan paliatif pada pasien kanker di RSUD Dr. Moewardi. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional study. Populasi penelitian adalah seluruh perawat di Ruang Mawar 3 dan Melati 3 yang berjumlah 75 perawat. Teknik pengambilan sampel dengan purposive sampling dengan sampel sebanyak 55 perawat. Pengumpulan data menggunakan kuesioner PCQN (Palliative Care Quiz for Nursing). Hasil penelitian disajikan dalam tabel distribusi frekuensi yang menunjukkan perawat memiliki pengetahuan baik sebanyak 10 orang (18,2%), perawat memiliki pengetahuan cukup sebanyak 35 orang (63,6%) dan perawat memiliki pengetahuan kurang sebanyak 10 orang (18,2%). Kesimpulan penelitian ini adalah sebagian besar perawat memiliki pengetahuan dalam kategori cukup. Saran bagi rumah sakit diharapkan dapat meningkatkan produktivitas perawat dengan mengadakan seminar atau pelatihan tentang perawatan paliatif.

Kata kunci: kanker, pengetahuan perawat, perawatan paliatif Abstract

Background: Cancer is a non-communicable disease that is the leading cause of death in the world. Patients with advanced cancer experience various physical, psychosocial and spiritual problems that affect the quality of life of the patient. In addition to the treatment of physical symptoms, psychological, social and spiritual support should be provided. Such support is called palliative care. Palliative care is still rare in Indonesia, due to lack of knowledge and awareness of nurses about the importance of palliative care in cancer patients. RSUD Dr. Moewardi is a hospital that has an increasing number of cancer patients each year, but there is no special installation for palliative care. This study aims to determine the description of nurse knowledge about palliative care in cancer patients in RSUD

(6)

2

Dr. Moewardi. This research is an analytical descriptive research with cross sectional study approach. The study population was all nurses in Room Mawar 3 and Melati 3 which amounted to 75 nurses. Sampling technique with purposive sampling with sample of 55 nurses. Data collection using questionnaire of PCQN (Palliative Care Quiz for Nursing). The results of the study are presented in table of frequency distribution that showing nurses have good knowledge as many as 10 people (18.2%), nurses have enough knowledge as 35 people (63,6%) and nurses have less knowledge as much 10 person (18,2%) . The conclusion of this study is that most nurses have sufficient knowledge in the category. Suggestions for hospitals are expected to increase nurse productivity by holding seminars or trainingmonmpalliativemcare.

Keywords:ncancer,nnursenknowledge,npalliativencare

1. PENDAHULUAN

Penyakit kanker merupakan salah satu penyakit tidak menular yang menjadi penyebab kematian utama di seluruh dunia (WHO, 2017). Kanker muncul akibat pertumbuhan sel jaringan tubuh yang tidak normal. Pertumbuhan yang abnormal disebabkan karena sel mengalami mutasi gen dan berubah menjadi sel kanker (Kemenkes RI, 2015).

World Health Organization atau WHO melaporkan 8,8 juta angka kematian pada 2015 akibat kanker dan akan meningkat secara signifikan menjadi sekitar 13,1 juta kematian pada tahun 2030. Sekitar 78% diantaranya berada di negara berpenghasilan rendah dan menengah seperti Indonesia (WHO, 2017).

Menurut laporan Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI (InfoDATIN) pada tahun 2012 terdapat sekitar 8,2 juta kematian yang disebabkan oleh kanker. Prevalensi kanker di Indonesia menurut Riskesdas pada 2013 terdapat 1,4% atau sekitar 347.792 orang mengalami kanker (Kemenkes RI, 2015).

Jawa tengah merupakan provinsi dengan estimasi kanker terbanyak yaitu 68.638 orang. Menurut Profil Kesehatan Kota Surakarta prevalensi kanker di Surakarta pada 2014 adalah 8.678 orang yang meliputi kanker paru, kanker mamae, kanker serviks dan kanker hati. Prevalensi paling banyak

(7)

3

berada di RSUD Dr. Moewardi yaitu 6.586 orang pada tahun 2014 (Dinkes, 2014).

Pasien kanker membutuhkan perawatan paliatif. Menurut laporan Palliative Care Quality Network menyatakan kanker menjadi angka tertinggi yang memperoleh perawatan paliatif yaitu sebesar 30,0% (Palliative Care Quality Network, 2017).

Perawatan paliatif diberikan pada pasien kanker agar penderitaan yang dirasakan pasien berkurang, memperpanjang usia serta memberi dukungan bagi keluarga pasien. Bersamaan dengan diberikannya perawatan paliatif, pasien diharapkan dapat menjalani hari-hari dengan semangat dan tidak putus asa serta dengan memberikan dukungan pada pasien untuk melakukan aktivitas yang masih dapat dilakukan dan bermanfaat bagi spiritual pasien. Walaupun pada akhirnya pasien akan meninggal, namun yang terpenting adalah pasien tidak stres dalam menghadapi penyakit kanker serta siap secara psikologis dan spiritual sebelum meninggal (Anita, 2016).

Perawatan paliatif merupakan pelayanan kesehatan berkelanjutan yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup, mengurangi keluhan pasien, memberikan dukungan spiritual dan psikososial yang diberikan mulai ditegakkannya diagnosa hingga akhir hayat. Perawatan paliatif yang diberikan sejak dini dapat mengurangi penggunaan layanan kesehatan atau perawatan rumah sakit yang tidak diperlukan (WHO, 2017). Namun perawatan paliatif masih jarang ditemukan di rumah sakit karena lebih berfokus dengan tindakan kuratif pada pasien kanker. Selain itu perawatan paliatif juga masih jarang ditemukan di Indonesia, hal ini disebabkan karena kurangnya pemahaman dan kesadaran perawat mengenai pentingnya perawatan paliatif pada pasien kanker (Irawan, 2013).

RSUD Dr. Moewardi merupakan rumah sakit milik pemerintah Provinsi Jawa Tengah yang menjadi pusat rujukan di Surakarta. RSUD Dr. Moewardi mengalami peningkatan jumlah pasien kanker tiap tahunnya, namun belum tersedia ruangan untuk mengelola pasien kanker dan instalasi khusus untuk memberikan perawatan paliatif (Profil RSUD Dr. Moewardi,

(8)

1

2015). Hasil wawancara yang dilakukan pada 16 November 2017 ditemukan bahwa 4 dari 5 perawat tidak mengetahui pengertian perawatan paliatif dan 3 dari 5 perawat tidak mengetahui pasien dengan kondisi seperti apa yang harus diberikan perawatan paliatif.

Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Gambaran Pengetahuan Perawat Tentang Perawatan Paliatif pada Pasien Kanker di RSUD Dr. Moewardi”

Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui gambaran pengetahuan perawat tentang perawatan paliatif pada pasien kanker di RSUD Dr. Moewardi.

2. METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional study. Penelitian deskriptif analitik bertujuan untuk mendeskripsikan karakteristik setiap variabel. Cross sectional study merupakan rancangan penelitian yang dilakukan dengan mengamati dan mengumpulkan data dalam satu waktu atau secara bersamaan (Notoatmodjo, 2014).

Populasi dalam penelitian ini meliputi seluruh perawat di ruang Mawar 3 dan Melati 3 RSUD Dr. Moewardi. Populasi dalam penelitian berjumlah 75 perawat. Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan teknik purposive sampling atau kriteria sampel ditentukan oleh peneliti. Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah perawat yang memiliki pengalaman merawat pasien kanker lebih dari 1 tahun, kriteria eklusi perawat yang sedang menjalani orientasi dan perawat yang baru dipindahkan di ruang yang mengelola pasien kanker. Sampel berjumlah 55 perawat. Data dikumpulkan dengan instrumen kuesioner yaitu PCQN (Palliative Care Quiz for Nursing). Data yang didapatkan dianalisa dengan analisa univariat yang disajikan dalam tabel distribusi frekuensi.

(9)

2 3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Karakteristik responden dalam penelitian meliputi jenis kelamin, pendidikan terakhir, lama kerja serta keikutsertaan dalam pelatihan perawatan paliatif yang dijabarkan dalam tabel sebagai berikut:

3.1Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin Perawat di Bangsal Mawar 3 dan Melati 3 RSUD Dr. Moewardi (n=55) Jenis Kelamin Frekuensi Persentase

Laki-laki 22 40%

Perempuan 33 60%

Total 55 100%

Tabel diatas menunjukkan bahwa sebagian besar responden adalah perempuan yaitu 33 perawat (60%) dibandingkan responden laki-laki yaitu 22 perawat (40%).

3.2Distribusi Frekuensi Pendidikan Terakhir

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Pendidikan Terakhir Perawat di Bangsal Mawar 3 dan Melati 3 RSUD Dr. Moewardi (n=55) Pendidikan Terakhir Frekuensi Persentase

SPK 2 3,6% Diploma 3 34 61,8% Diploma 4 5 9,1% Strata 1 7 12,7% Ners 7 12,7% Total 55 100%

Distribusi pendidikan terakhir perawat menunjukkan hasil bahwa pendidikan terakhir perawat paling banyak adalah Diploma 3 yaitu 34 perawat (61,8%), kemudian Strata 1 dan Ners yaitu masing-masing 7 perawat (12,7%), serta Diploma 4 sebanyak 5 perawat (9,1%) dan yang paling sedikit adalah SPK yaitu 2 perawat (3,6%).

3.3Distribusi Frekuensi Lama Kerja

Tabel 3. Distribusi Frekuensi Lama Kerja Perawat di Bangsal Mawar 3 dan Melati 3 RSUD Dr. Moewardi (n=55) Lama Kerja Frekuensi Persentase

1-5 tahun 28 50,9%

6-10 tahun 9 16,4%

11-15 tahun 6 10,9%

(10)

3

>20 tahun 5 9,1%

Total 55 100%

Data diatas menunjukkan hasil bahwa lama bekerja perawat paling banyak terdapat pada kategori 1-5 tahun yaitu 28 perawat (50,9%) lebih banyak daripada perawat yang bekerja 6-10 tahun yaitu 9 perawat (16,4%), 16-20 tahun yaitu 7 perawat (12,7%), 11-15 tahun yaitu 6 perawat (10,9%) dan paling sedikit berada dalam kategori >20 tahun yaitu 5 perawat (9,1%).

3.4Distribusi Frekuensi Pelatihan

Tabel 4. Distribusi Frekuensi Perawat di Bangsal Mawar 3 dan Melati 3 RSUD Dr. Moewardi yang Telah

Mengikuti Pelatihan (n=55)

Pelatihan perawatan paliatif Frekuensi Persentase

Ya 6 10,9%

Tidak 49 89,1%

Total 55 100%

Tabel diatas menunjukkan bahwa sebagian besar perawat belum mengikuti pelatihan perawatan paliatif yaitu sebanyak 49 perawat (89,1%) dibandingkan perawat yang telah mengikuti perawatan paliatif yaitu 6 perawat (10,9%).

3.5Distribusi Frekuensi Pengetahuan

Gambaran pengetahuan perawat tentang perawatan paliatif pada pasien kanker di Ruang Mawar 3 dan Melati 3 RSUD Dr. Moewardi dijabarkan dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 5. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Perawat (n=55) Pengetahuan Perawat Frekuensi Persentase

Baik 10 18,2

Cukup 35 63,6

Kurang 10 18,2

Total 55 100

Dari data diatas didapatkkan bahwa distribusi frekuensi pengetahuan perawat secara umum lebih banyak dalam kategori cukup yaitu 35 perawat (63,6%) dibanding kategori baik dan kurang yaitu masing-masing 10 perawat (18,2%).

(11)

4

Pembahasan dalam penelitian ini mencakup karakteristik responden dan pengetahuan perawat tentang perawatan paliatif pada pasien kanker di RSUD Dr. Moewardi.

Hasil penelitian ini menggambarkan perawat perempuan lebih banyak dibandingkan dengan perawat laki-laki. Hal ini sesuai dengan penelitian Chover-Sierra (2017) yang menunjukkan bahwa perawat perempuan lebih banyak dibandingkan perawat laki laki. Perbedaan proporsi cukup signifikan antara perawat laki-laki dan perempuan. Hal ini dapat disebabkan karena laki-laki memiliki minat yang kurang dalam bidang keperawatan dibanding perempuan. Namun, tugas serta tanggung jawab baik perawat laki-laki maupun perempuan tetap sama dalam melakukan perawatan paliatif. Penelitian ini bertentangan dengan penelitian Morsy (2014) yang menyatakan perawat didominasi oleh laki-laki. Hal ini dapat disebabkan karena mayoritas perawat yang diteliti bekerja di National Cancer Institute merupakan perawat yang lulus dari Technical Nursing Institute dimana rasio antara laki-laki dan perempuan adalah 5:1.

Hasil penelitian ini menunjukkan mayoritas pendidikan terakhir perawat adalah D3 yaitu sebanyak 34 perawat (61,8%). Hal ini sesuai dengan penelitian Morsy (2014) perawat yang mendominasi memiliki pendidikan D3. Hal ini dapat disebabkan karena perawat yang diteliti sebagian besar merupakan perawat pelaksana. Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh El-Nagar & Lawend (2013) dimana perawat yang diteliti mayoritas memiliki gelar sarjana. Dalam penelitian Uslu-Sahan & Terzioglu (2017) ditemukan perawat tidak memiliki pengetahuan yang cukup tentang perawatan paliatif, namun perawat yang menerima pendidikan menganggap bahwa pendidikan yang mereka terima tidak mencukupi. Tingkat pengetahuan dalam memahami suatu informasi kesehatan dipengaruhi oleh tingkat pendidikan seseorang (Dewati, 2013). Pendidikan dapat membuat perbedaan dalam pengetahuan perawat dan dapat memberikan informasi untuk membantu mereka dalam

(12)

5

meningkatkan kemampuan serta lebih percaya diri saat menghadapi masalah (El-Nagar & Lawend, 2013). Menurut Morsy (2014) keikutsertaan dalam program pendidikan lanjutan tentang perawatan paliatif dapat dilakukan untuk memastikan pengetahuan dan praktik terbaik untuk meningkatkan kualitas hidup pasien.

Penelitian ini menunjukkan hasil bahwa sebagian besar perawat dengan lama kerja pada kategori 1-5 tahun. Sesuai dengan penelitian El-Nagar & Lawend (2013) yang menunjukkan 63,3% perawat bekerja 1-5 tahun. Berbeda dengan penelitian Morsy (2014) yang menyatakan setengah dari sampel memiliki lama kerja lebih dari 10 tahun dalam merawat pasien kanker. Lama kerja dapat memberikan pengaruh pada seorang perawat dalam pengetahuan dan memberikan perawatan paliatif. Hal ini sesuai dengan penelitian Iswanto & Purwanti (2008) semakin lama kerja seseorang maka pengalamannya akan semakin meningkat. Menurut Kemenkes RI (2015) kriteria perawat yang memberikan perawatan paliatif adalah perawat yang berpendidikan minimal Diploma 3 dan telah mengikuti pelatihan perawatan paliatif. Oleh karena itu pentingnya melanjutkan pendidikan akan mendorong perawat untuk memperbaharui pengetahuan perawat serta dapat memperbaiki praktik mengenai pengelolaan gejala akibat kanker sehingga kualitas hidup pasien menjadi lebih baik (Morsy, 2014).

Penelitian ini menunjukkan bahwa perawat yang belum mengikuti pelatihan perawatan paliatif lebih dominan dibandingkan perawat yang telah mengikuti perawatan paliatif. Hal ini sesuai dengan penelitian Morsy (2014) yang mengungkapkan bahwa sebagian besar sampel dalam penelitiannya tidak menerima program pelatihan perawatan paliatif. Menurut penelitian Uslu-Sahan & Terzioglu (2017) secara tradisional perawatan paliatif tidak menjadi salah satu prioritas dalam pelatihan dan program kerja. Sedikit penelitian yang mengungkapkan bahwa profesional kesehatan tidak memiliki pelatihan dan pengetahuan tentang manajemen gejala dan keterampilan perawatan paliatif. Menurut Morsy (2014)

(13)

6

sedikitnya perawat yang mengikuti pelatihan dapat terjadi karena terbatasnya perhatian pada program pelatihan perawat terutama tentang perawatan paliatif. Hal ini dapat menjadi dasar dilakukannya pengenalan konsep perawatan paliatif pada kurikulum keperawatan untuk memberikan pengetahuan dan kompetensi yang dibutuhkan untuk perawatan paliatif berkualitas tinggi.

Penelitian ini menunjukkan bahwa pengetahuan perawat sebagian besar dalam kategori cukup. Sesuai dengan penelitian Das & Haseena (2014) yang mengungkapkan bahwa setengah dari responden memiliki pengetahuan sedang. Hal ini dapat disebabkan karena pertanyaan mengenai manajemen nyeri dan gejala memiliki nomor item paling banyak yaitu 14 nomor item, dimana perawat selalu menemukan dan menangani nyeri serta gejala pada pasien. Menurut Budiman dan Riyanto (2013) pengetahuan seseorang dapat dipengaruhi oleh pendidikan, informasi baik formal maupun nonformal dan pengalaman. Sesuai dengan penelitian Kassa (2014) masa lalu, pengalaman dengan kematian, pendidikan tentang perawatan akhir hayat dan pengalaman klinis dapat mempengaruhi pengetahuan tentang pengelolaan pasien dalam perawatan paliatif. Dalam penelitian Alshaihk (2015) beberapa perawat menyebutkan bahwa mereka memperoleh pengetahuan tentang perawatan paliatif terutama dari pengalaman dan pemikiran mereka yang didukung oleh klasifikasi dasar pengetahuan keperawatan.

Dalam penelitian ini perawat memiliki pengetahuan yang kurang mengenai prinsip perawatan paliatif dan aspek psikologis, namun perawat memiliki pengetahuan yang cukup tentang manajemen dan gejala nyeri. Hal ini dapat disebabkan karena dalam kurikulum perawatan paliatif bukan hal yang difokuskan. Selain itu perawat lebih fokus pada keluhan yang dikatakan pasien mengenai gejala yang tampak dan nyeri yang dirasakan, namun pasien masih tertutup mengenai permasalahan psikologis yang ia rasakan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Wulandari (2012) yang menyatakan bahwa perawat lebih fokus pada kondisi fisik

(14)

7

pasien dibandingkan penatalaksanaan psikososial dan spiritual pasien. Menurut Morsy (2014) perawat perlu diberikan pendidikan formal tentang perawatan paliatif serta asuhan keperawatan yang mengarah pada kehidupan yang lebih berarti sebelum kematian.

Hasil penelitian menunjukkan 10 orang memiliki pengetahuan yang baik. Mayoritas pendidikan terakhir yang dimiliki adalah D3, hal ini dapat terjadi karena mayoritas perawat yang diteliti merupakan perawat pelaksana. Lama kerja perawat paling banyak pada kurun 1-5 tahun yaitu 4 orang, kemudian 6-10 tahun yaitu 2 orang, 11-15 tahun yaitu 3 orang dan 16-20 tahun yaitu 1 orang. Pengetahuan dapat dipengaruhi oleh lama kerja atau pengalaman perawat. Hal ini sesuai dengan temuan pada penelitian Alshaihk (2015) yaitu perawat mendapatkan pengetahuan mengenai perawatan paliatif melalui pengalaman dan tanpa disadari perawat melakukan perawatan paliatif dalam praktek sehari-hari. Dari 10 perawat tersebut 2 diantaranya mengikuti pelatihan perawatan paliatif, hal ini dapat disebabkan karena kurangnya perhatian mengenai program pelatihan perawat tentang perawatan paliatif. Hal ini dapat mendasari dalam peningkatan kurikulum dan kompetensi perawat dalam perawatan paliatif (Morsy, 2014).

4. PENUTUP 4.1Kesimpulan

4.1.1 Dari hasil penelitian dapat dilihat bahwa perawat dengan jenis kelamin perempuan lebih dominan daripada laki-laki, pendidikan terakhir perawat mayoritas adalah D3, perawat yang diteliti paling banyak bekerja pada rentang 1-5 tahun dan mayoritas perawat yang diteliti belum mengikuti pelatihan tentang perawatan paliatif 4.1.2 Dari keseluruhan hasil penelitian mengenai pengetahuan perawat tentang perawatan paliatif menunjukkan bahwa perawat dominan memiliki pengetahuan yang cukup dibandingkan dengan perawat yang memiliki pengetahuan baik dan kurang

(15)

8

4.2.1 Bagi rumah sakit diharapkan dapat meningkatkan produktivitas perawat dengan mengadakan seminar atau pelatihan tentang perawatan paliatif.

4.2.2 Bagi institusi keperawatan diharapkan dapat dilakukan penataan kurikulum serta kompetensi khususnya dalam bidang perawatan paliatif.

4.2.3 Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat melakukan penelitian yang lebih mendalam mengenai pengetahuan tentang perawatan paliatif atau dapat dilakukan penelitian dengan menambahkan variabel lain yang berhubungan dengan perawatan paliatif. DAFTAR PUSTAKA

Alshaikh, Z., Alkhodari, M., Sormunen, T & Hillerås, P. (2015). Nurses’ Knowledge about Palliative Care in an Intensive Care Unit in Saudi Arabia. Middle East Journal of Nursing, 9(1): 7-13.

Anita. (2016). Perawatan Paliatif dan Kualitas Hidup Penderita Kanker. Jurnal Kesehatan, 7(3), 508-513.

Budiman & Riyanto, A. (2013). Kapita Selekta Kuesioner Pengetahuan dan Sikap dalam Penelitian Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika.

Chover-Sierra E, Martínez-Sabater A, Lapeña-Moñux Y. (2017). Knowledge in palliative care of nursing professionals at a Spanish hospital. Rev. Latino-Am. Enfermagem. doi: 10.1590/1518-8345.1610.2847.

Das, A. G. & Haseena, T. A. (2015). Knowledge and Attitude of Staff Nurses Regarding Palliative Care. International Journal of Sciences Research, 4(11), 1790-1794.

Dewati, A., & Irdawati. (2013). Hubungan Antara Pengetahuan dengan Perilaku Ibu dalam Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi Anak Batita Malnutrisi di Posyandu Desa Sembungan Boyolali. Jurnal Keperawatan. Prosiding Seminar Ilmiah Nasional Kesehatan, ISSN: 2338-2694. http://publikasiilmiah.ums.ac.id/handle/11617/3408 diakses tanggal 24 Januari 2018.

(16)

9

Dinas Kesehatan Kota Surakarta. (2014). Profil Kesehatan Kota Surakarta Tahun 2014.

http://www.depkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KAB_KOTA _2014/3372_Jateng_Kota_Surakarta_2014.pdf diakses tanggal 01 April 2017.

El-Nagar, S. & Lawend, J. (2013). Impact of Palliative Care Education on Nurses' Knowledge, Attitude and Experience Regarding Care of Chronically Ill Children. Journal of Natural Sciences Research, 3(11), 94-103.

Irawan, Erna. (2013). Pengaruh Perawatan Paliatif Terhadap pasien Kanker Stadium Akhir: Literature Review. Jurnal Ilmu Keperawatan, 1(1). Fakultas Ilmu Keperawatan: Universitas BSI.

Iswanto, S. & Purwanti, O. S. (2008). Hubungan Stress Kerja dengan Perilaku Medikasi di Ruang Al-Qomar dan Asy-Syam Rumah Sakit Islam Surakarta.

Berita Ilmu Keperawatan, 1(2): 76-82

http://journals.ums.ac.id/index.php/BIK/article/view/3740 diakses tanggal 07 Februari 2018

Kassa, H., Murugan, R., Zewdu, F., Hailu, M & Woldeyohannes, D. (2014). Assessment of knowledge, attitude and practice and associated factors towards palliative care among nurses working in selected hospitals, Addis Ababa, Ethiopia. BMC Palliative Care, 13(6): 1-11.

Kementerian Kesehatan RI. (2015). Panduan Asuhan Keperawatan Paliatif di Rumah. http://perpustakaan.depkes.go.id:8180/handle/123456789/2226 diakses tanggal 20 Desember 2017.

...(2015). Infodatin Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI Stop Kanker.

http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/infodatin/infodatin-kanker.pdf diakses tanggal 22 Agustus 2017.

Morsy, W. Y. M., Elfeky, H. A., & Mohammed, S. E. (2014). Nurses’ Knowledge and Practices about Palliative Care among Cancer Patient in a University Hospital – Egypt. Advances in Life Science and Technology, 24: 100-113.

(17)

10

Notoatmodjo, Soekidjo. (2014). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Nursalam. (2009). Pedoman Skripsi, Tesis dan Instrumen Penelitian Keperawatan Edisi 2. Jakarta: Salemba Medika.

Palliative Care Quality Network. (2017). https://www.pcqn.org/ diakses tanggal 07 September 2017.

Profil Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Moewardi. (2015). http://rsmoewardi.com/rsdm-ppid/pages/profil-rsud-dr-moewardi diakses tanggal 08 September 2017.

Uslu-Sahan, F. & Terzioglu, F. (2017). Nurses’ Knowledge and Practice toward Gynecologic Oncology Palliative Care. Journal of Palliative Care and Medicine 7 (4).

World Health Organization. (2017). Cancer. http://www.who.int/cancer/en/ diakses tanggal 22 Agustus 2017.

...(2017). Definition of Palliative Care. http://www.who.int/cancer/palliative/definition/en/ diakses tanggal 22 Agustus 2017.

Wulandari, Fitriana. (2012). Hubungan Tingkat Pengetahuan Perawat Tentang Perawatan Paliatif dengan Sikap Terhadap Penatalaksanaan Pasien dalam Perawatan Paliatif di RS Dr. Moewardi Surakarta. Naskah Publikasi. Fakultas Ilmu Kesehatan. Universitas Muhammadiyah Surakarta http://v2.eprints.ums.ac.id/archive/21972/ diakses pada 20 Desember 2017.

Gambar

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin Perawat  di Bangsal Mawar 3 dan Melati 3 RSUD Dr

Referensi

Dokumen terkait

StudiTeknikInformatikaFakultasTeknologi InformasiUniversitas Kristen SatyaWacana. 2) Menerapkanteori yang sudahdiperolehselama di bangkukuliahkedalambentukperancangan receiver

Dalam sistem pencatatan kehadiran siswa secara otomatis kendala terdapat pada biaya pengeluaran yang besar misal untuk membuat semua kartu khusus dan pembelian mesin

Produk yang akan dihasilkan adalah pengembanggan. Proses pembuatan produk ini, penulis memperoleh data dengan cara melakukan wawancara dengan ibu-ibu. Dalam melakukan

Lembar Bimbingan Tugas Akhir... Pernyataan

Power supply adalah sebuah perangkat yang memasok energi listrik untuk satu atau lebih beban listrik atau alat atau sistem yang berfungsi untuk menyalurkan energi listrik atau

Program Studi Diploma Teknik Informatika Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana.. Salatiga

Children as young learners need an enjoyable technique in learning a new language in order. to avoid

hasil evaluasi tersebut di atas maka Panitia Pengadaan Barang dan Jasa Non Fisik menyatakan seleksi gagal. Demikian hasil evaluasi kualifikasi ini kami sampaikan,