• Tidak ada hasil yang ditemukan

ELFI KHAIRANI, AMI SINAGA. FAKULTAS KEPERAWATAN DAN FISIOTERAPI INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ELFI KHAIRANI, AMI SINAGA. FAKULTAS KEPERAWATAN DAN FISIOTERAPI INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PEMBERIAN CORE STABILITY EXERCISE

DENGAN METODE PILATES EXERCISE TERHADAP

KESEIMBANGAN DINAMIS PADA LANSIA

DI PUSKESMAS LUBUK PAKAM

TAHUN 2019

ELFI KHAIRANI, AMI SINAGA

FAKULTAS KEPERAWATAN DAN FISIOTERAPI

INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM

email : amisinaga16@gmail.com

Abstract

As the degree of health and well-being of the population increases, the life

expectancy (UHH) in Indonesia In the year 2000-2005 the Life Expectancy

(UHH) was 66.4 years, this number will increase in the years 2045-2050

which is estimated to be 77.6 years. Likewise, the Central Statistics Agency

(BPS) report showed an increase in UHH. In 2000 the UHH in Indonesia was

64.65 years. The number will increase to 69.43 years in 2010 and in 2011

to 69.65 years. To determine the effect of core stability exercise with the

Pilates Exercise method on dynamic balance in the elderly at the Lubuk

Pakam Health Center in 2019. Quasi-experimental approach by means of

pre-testing respondents, then respondents who are in accordance with the

inclusion criteria are treated, after given treatment then carried out (post

test). standard deviation (SD) 0.495. Statistical test results obtained pvalue

= 0.001 α α 0.05, it can be concluded that there is an effect of the provision

of Core Stabilityu Exercise with the Lubuk Pakam Exercise Pilates Method in

2019. That there is an influence of the provision of Core Stabilityu Exercise

With the Pilates Exercise Method on Dynamic Balance in the Elderly In

Puskesma Lubuk Pakam in 2019

Keywords:

Core Stability Exercise with the Pilates Exercise Method

1.

PENDAHULUAN

Meningkatnya derajat kesehatan dan kesejahteraan masyarakat akan mempengaruhi Usia Harapan Hidup (UHH) di Indonesia. Nilai Usia Harapan Hidup (UHH) pada Rentang tahun 2000 hingga 2005 adalah 66,4 tahun, diprediksi bahwa angka ini akan meningkat pada tahun 2045-2050 dengan nilai UHH yaitu 77,6 tahun. Begitu pula denga laporan Badan Pusat Statistik yang

menunjukkan peningkatan UHH. Pada tahun 2000 UHH di Indonesia adalah 64,5tahun. Angka UHH menjadi 69,43 tahun pada 2010 dan pada tahun 2011 menjadi 69,65 tahun (Kemenkes, 2013).

Bertambahnya jumlah lansia dan UHH akan mempengaruhi kesehatan masyarakat, terlebih dengan perubahan-perubahan yang dialami lansia dari berbagai system tubuh, seperti segifisik, psikologi,

(2)

social dan spiritual. Perubahan yang paling jelas adalah kemunduran dan penurunan aktifitas fisik (Granacher et al, 2011). Penurunan kemampuan akan menyebabkan lansia rawan mengalami resiko jatuh. Resiko jatuh merupakan masalah fisik yang sering terjadi pada lansia. Pada lansia resiko jatuh sering terjadi karena telah terjadi penurunan gangguan keseimbangan yang disebabkan fisiologis berubah akibat degenerasi dan komponen keseimbangan tubuh, seperti visual, kekuatan otot, lingkup gerak sendi, sensomotorik.

Komponen tersebut berperan pmengontrol postural tubuh. Kontrol postural berfungsi menjaga keseimbangan tubuh agar tidak jatuh saat berdiri, berjalan maupun beraktivitas (D’Silvaet al, 2015).

Secara global pada tahun 2013, populasi penduduk berusia lebih dari 60 tahun sebagai Lansia sebanyak 11,7% dari total populasi dunia dan diperkirakan akan terus meningkat.

Data WHO menunjukan pada tahun 2000 usia harapan hiup orang di dunia adalah 66 tahun, pada tahun 2012 naik menjadi 70 tahun dan pada tahun 2013 menjadi 71 tahun. Data WHO pada tahun 2009 menunjukan lansia sebanyak 7,49%, tahun 2011 menjadi 7,69% dan pada tahun 2013 sebesar 8,1% dari total populasi (WHO, 2015).

Ditinjau dari beberapa latihan yang bias diterapkan untuk meningkatkan keseimbangan pada lansia penulis memilih untuk memberikan bentuk latihan berupapilates exercise. Menurut Moore dalam Septiana (2014) menyatakan peningkatan keseimbangan dinamis pada lansia ialah latihan yang berhubungan dengan penstabilan dari core seperti Pilates exercise. Menurut Mazzarino, dkk (2015) Pilates exercise adalah latihan gerak tubuh yang dikembangkan oleh Joseph Pilates. Pilates adalah bentuk latihan utama untuk meningkatkan kesehatan fisik (kekuatan otot, daya tahan, stabilitas,

pernapasan) dan fungsi motorik (control otot, kontrol postural dinamis, keseimbangan dan koordinasi). Pilates exercise memiliki 6 prinsip yaitu: breathing,

concentration, control, centering,

precission dan flow.

Dikutip oleh Moore (2005) Beberapa latihan yang dapat diberikan untuk meningkatkan keseimbangan dinamis pada lansia ialah latihan yang berhubungan dengan penstabilan dari core, antara lain adalah pilates exercise.

2. METODE PENELITIAN

Penelitian akan dilakukan di Puskesmas Lubuk Pakam.alasan peneliti mengambil lokasi tersebut sebagai lokasi penelitian adalah karena belum pernah sebelumnya dilakukan penelitian tentang pengaruh pemberian core stability exercise denganmetode pilates exercise terhadap keseimbangan dinamis pada lansia dan berdasarkan survey awal yang dilakukan oleh peneliti pada lokasi tersebut, pasien lansia yang berkunjung ke Puskesmas Lubuk pakam prevalansinya yaitu rata-rata kunjungan sebanyak 24 orang (data di Puskesmas Lubuk Pakam tahun 2019). Penelitian ini besifat Quasi

Experimental untuk mempelajari

pengaruh pemberian core stability

exercise denganmetode pilates

exercise terhadap keseimbangan

dinamis pada lansia.Penelitian ini dilaksanakan dengan cara melakukan pre and post test group design terhadap responden.

Kriteria inklusi merupakan persyaratan umum yang harus dipenuhi oleh subjek agar dapat diikut sertakan kedalam penelitian ( Harun dan Etal, dalam Sastroasmoro dan Ismail, 2014 ).

Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah :

1.Usia 60 – 75 tahun, 2.Subjek berjenis kelamin pria dan wanita, 3.Bersedia menjadi sampel dalam penelitian sampai selesai, yaitu dengan mengikuti program.

(3)

Kriteria Ekslusi menghilangkan/ mengeluarkan subjek yang memenuhi kriteria inklusi dari studi karena sebagai penyebab. Penyebab ekslusi dalam penelitian ini adalah : 1.Sesak nafas, 2.Tekanan darah tinggi.

Dalam penelitian ini observasi dan pengukuran dilakukan sebelum dan sesudah intervensi Core stability exercise dengan metode pilates exercise.Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan purposive

sampling yaitu teknik pengambilan

sampel dengan mengambil semua anggota populasi menjadi sampel (notoatmodjo, 2012), diketahui bahwa dari 30 populasi pasien lansia terdapat 24 sampel yang akan diteliti.Alur penelitian ini dapat dilihat pada

gambar 1:

Metode intervensi fisioterapi yang diberikan.

Timed Up and Go Test adalah salah satu metode untuk memeriksa fungsi mobilitas secara keseluruhan mencakup kemampuan untuk berpindah tempat, berjalan dan

mengubah arah, persepsi ruang, kecepatan dan keseimbangan bergerak.

3. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

3.1 KarakteristikResponden 3.1.1 Karaktristik Hasil Univariat

Distribusi Frekuensi Responden

Core Stability Exercise Dengan

Metode Pilates Exercise Berdasarkan Umur

Tabel 3.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur No Golongan Usia Responden (n) (%) 1 60 – 63 10 41,7 2 64 – 67 8 33,3 3 68 – 71 5 20,8 4 72 – 75 1 4,2 Total 24 100,0 Distribusi frekuensi data menunjukkan bahwa jumlah responden untuk perlakuan Core

Stabaility Exercise Dengan Metode

Pilates Exercise yaitu dengan interval usia 60 – 63 berjumlah 10 orang (41,7 %), dengan interval usia 64 – 67 berjumlah 8 orang (33,3 %), dengan interval usia 68 – 71

berjumlah 5 orang (20,8 %), dan dengan interval usia 72 – 74 berjumlah 1 orang (4,2 %)

Berikut tabel analisis responden berdasarkan jenis kelamin: Tabel 3.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

No Jenis Kelamin Responden

(n) (%) 1 Laki 8 – laki 33,3 2 Perempuan 16 66,7 Total 24 100,0

Distribusi frekuensi data pada responden untuk intervensi Core

Populasi

Sampel

Meningkatkan

Keseimbangan

Core Stability Exercise

Dengan Metode Pilates

Exercise

Pengukuran TUGT

(4)

Stability Exercise Dengan Metode

Pilates Exercise berdasarkan jenis

kelamin diperoleh jumlah responden dengan jenis kelamin laki – laki berjumlah 8 orang (33,3 %) dan perempuan berjumlah 16 orang (66,7 %).

Tabel 3.3 Distribusi Frekuensi Responden Kategori TUGT Sebelum Perlakuan

No Kategori TUGT Responden

(n) (%)

1 Sedang 15 62,5

2 Resiko Jatuh 9 37,5 Total 24 100,0 Distribusi frekuensi data pada responden untuk intervensi Core

Stability Exercise Dengan Metode

Pilates Exercise berdasarkan kategori TUGT sebelum perlakuan diperoleh jumlah responden kategori sedang dengan berjumlah 15 orang (62,5 %) dan kategori resiko jatuh berjumlah 9 orang (37,5 %).

Tabel 3.4 Distribusi Frekuensi Responden Kategori TUGT Setelah Perlakuan No Kategori TUGT Responden (n) (%) 1 Sedang 24 100,0 2 Resiko Jatuh 0 0 Total 24 100,0

Distribusi frekuensi data pada responden untuk intervensi Core

Stability Exercise Dengan Metode

Pilates Exercise berdasarkan kategori TUGT sesudah perlakuan diperoleh jumlah responden kategori sedang dengan berjumlah 24 orang (100,0 %)

4.2.2 Hasil Bivariat

Dalam penelitian ini dilakukan pengukuran baik sebelum maupun

sesudah perlakuan Core Stability

Exercise Dengan Metode Pilates

Exercise terhadap responden.

Pengukuran yang dilakukan menggunakan alat ukur TUGT untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh Core Stability Exercise Dengan Metode Pilates Exercise pada lansi perlu dilakukan uji paired t-test. Berikut table hasil hitung paired t-test sebelum dan setelah perlakuan Core

Stability Exercise Dengan Metode

Pilates Exercise.

Table 3.5 Hasil Analisis Paired T- Test Pada Responden

Keteran gan Pair ed Test pVal ue (n) Me an Standar Devi asi Sebelum – Sesudah perlakua n 24 375 495 001

Dari table 4.4 menunjukkan bahwa standar deviasi (SD) 495. Hasil uji statistic didapatkan p=0,001 atau p value < 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh Core Stability

Exercise Dengan Metode Pilates

Exercise pada lansia di Puskesmas

Lubuk Pakam Tahun 2019 4. KESIMPULAN DAN SARAN 4.1. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil uji statistic dan pembahasan di atas dengan menggunakan uji paired t test dengan p-value = 0,001 < 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa ada “Pengaruh pemberian Core Stability Execise Dengan Metode Pilates

ExerciseTerhadap Keseimbangan

Dinamis Pada LansiaDi Puskesmas Lubuk Pakam 2019”.

a. Karakteristik Responden berdasarkan umur interval usia

(5)

(41,7 %), dengan interval usia

64 – 67 berjumlah 8 orang

(33,3 %), dengan interval usia 68 – 71

berjumlah 5 orang (20,8 %), dan dengan interval usia 72 – 74 berjumlah 1 orang (4,2 %). b. Rerata keseimbangan sebelum

pemberian Core Stability Execise Dengan Metode Pilates Exercise : Mean 2,38 dan SD 0,495

c. Rerata keseimbangan sesudah Core Stability Execise Dengan Metode Pilates Exercise : Mean 2,00 dan SD 0,00

d. Rerata sebelum dan sesudah pemberian Core Stability Execise Dengan Metode Pilates Exercise : Mean 0,375 dan SD 0,495

4.2 SARAN

4.2.1 Bagi Responden

Untuk responden agar selalu mengulang kembali setiap arahan yang di perintahkan fisioterapi di rumah.

4.2.2 Bagi Institusi Pendidikan Diharapkan Core Stability

Execise Dengan Metode Pilates

Exercisememiliki bobot sks yang

tinggi sehingga jam ajar semakin di tambah pada mahasiswa tentang penangan fisioterapi pada penderita lansia..

4.2.3 Bagi Instalasi Rehab Medik Dapat di jadikan arahan dan acuan pembuatan SPO (Standar Proedur Operasional) penanganan penderita lansia

4.2.4 Bagi Peneliti Selanjutnya Gunakan jumlah sampel yang lebih banyak dan waktu penelitian diatur supaya lebih panjang.

DAFTAR PUSTAKA

Fitri, S. Sri, H,&Ikhsan, N. R.(2018). Pengaruh Pilates Exercise Lansia Terhadap

Keseimbangan Pada Lansia.

Jurnal Ilmiah Kesehatan (JIK).

Karen, C. (2016).” Core stability

mampu mengontrol posisi dan gerak”, Universitas Indonesia, Jakarta, (2015)

Kloubec JA. Pilates for improvement of muscle endurance,flexibility, balance, and posture.J

Strength Cond Res

2014;24:661—7.

Mehta, Ranjana K.et al. (2014). ”Functional and Biomechanical Assessment of A Matterof Balance/Volunteer Lay Leader Model: A pilot Investigation.” 185-89.

Munawarah, S. Triarian,Y. (2017) factor yang mempengaruhi keseimbangan dinamis pada

lansia. Program Ilmu

Fisioterapi STIKes Fort De Kock.

Paterson, J., 2009, Teaching Pilates for Postural Faults, Illness &Injury: a Practical Guide, Butterworth Heinemann Elsevier, Philadelphia.

Phrompaet, S., Paungmali, A., Pirunsan, U., Sitilertpisan, P., 2010, Effects of Pilates on

Lumbopelvic Stability and

Flexibility, Chiang Mai

University, Thailand, hal 17. Pudjiastuti, S dan Utomo, B.

(2003).Fisioterapi Pada Lansia. Jakarta : EGC.

Utomo, B., &amp; Takarini, N. (2009). Uji Validitas Kriteria Time Up and Go Test (

TugSebagai Alat Ukur

Keseimbangan Pada Lansia.

Jurnal Fisioterapi, 9(2), 86–93. Wells, C., Kolt, G. S., &amp;

Bialocerkowski, A. (2012). Defining Pilates exercise: A systematic

(6)

Gambar

Tabel  3.1  Distribusi  Frekuensi  Responden Berdasarkan Umur  No  Golongan  Usia              Responden  (n)  (%)  1  60 – 63  10  41,7  2  64 – 67  8  33,3  3  68 – 71  5  20,8  4  72 – 75  1  4,2   Total  24  100,0
Tabel  3.3  Distribusi  Frekuensi  Responden  Kategori  TUGT  Sebelum Perlakuan

Referensi

Dokumen terkait

1) Zakat mendidik seseorang untuk meningkatkan kualitas ketakwaannya. Seorang muslim dikatakan mampu menjaga ketakwaannya apabila dirinya telah memahami dan menyadari bahwa

INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM prosedur dari pewarnaan sederhana dan pewarnaan negatif. Masalahnya adalah ketika kita memanaskan preparat dengan suhu yang

Suatu tipe difusi yang melibatkan molekul karier (pembawa). Molekul yang larut air, seperti glukosa dan gula lainnya, beberapa asam amino, vitamin yang larut air,

Kegiatan pengabdian ini dilakukan melalui seminar dengan menggunakan metode ceramah dan diskusi. Dalam memaparkan materi mengenai Mekanisme Cedera Dan Trauma Organ

Observasi awal telah dilakukan SMA Swasta Nusantara Lubuk Pakam pada 15 April 2016, dari hasil wawancara di SMA Swasta Nusantara Lubuk Pakam diperoleh data

Pada prinsipnya sterilisasi dapat dilakukan dengan 3 cara, yaitu caram mekanik, cara fisik, dan cara kimiawi. Proses ini ditujukan untuk sterilisasi bahan yang

Media harus steril Pemeriksaan mikrobiologis tidak mungkin dilakukan apabila media yang digunakan tidak steril, karena mikroorganisme yang diidentifikasi atau diisolasi

membayar bunga tetap (Atmaja, 2003, p. 23), financial leverage dikatakan menguntungkan apabila biaya utang tidak lebih besar daripada pengembalian atas aktiva dan hasil