• Tidak ada hasil yang ditemukan

MODUL TEORI PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "MODUL TEORI PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM"

Copied!
90
0
0

Teks penuh

(1)

MODUL TEORI

PATOFISIOLOGI

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK

INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM

(2)

VISI dan MISI

INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM

Visi

Menjadi Institut yang unggul dan profesional dalam bidang kesehatan di tingkat Nasional dan Asia tahun 2028.

Misi

1. Menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran yang unggul, berkarakter, dan kompeten yang adaptif terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan globalisasi;

2. Menyelenggarakan penelitian yang inovatif, produktif dan responsif terhadap ilmu pengetahuan, teknologi dan kebutuhan masyarakat;

3. Menyelenggarakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat berlandaskan nilai dan tanggung jawab sosial; dan

4. Menjalin kerjasama yang baik dengan stakeholder mulai dari pemerintah, dunia usaha dan masyarakat sebagai pengguna lulusan.

(3)

VISI dan MISI FAKULTAS FARMASI

Visi

Menghasilkan lulusan yang unggul dan professional dalam mutu pendidikan di bidang Farmasi Klinis dan Komunitas serta Mikrobiologi Molekuler Klinis yang Mampu Bersaing di tingkat Nasional dan Asia Tahun 2022.

Misi

1) Menyelenggarakan proses belajar mengajar yang kondusif dengan sistem yang mendukung pada FF sehingga pembelajaran tersebut menghasilkan prodi yang dapat menghasilkan alumni berkarakter unggul, kompeten, dan excellent service;

2) Menyelenggarakan proses praktik laboratorium yang kondusif dan handal di berbagai fasilitas pelayanan kesehatan masyarakat;

3) Mengoptimalkan dan mengimplementasikan penelitian bidang Farmasi Klinis dan Komunitas dan Mikrobiologi Molekuler Klinis dengan menggunakan pendekatan riset dalam bidang Farmasi dan Teknologi Laboratorium Medik;

4) Mengimplementasikan program pengabdian kepada masyarakat berbasis riset untuk menyelesaikan berbagai permasalahan di bidang Farmasi dan Teknologi Laboratorium Medik; dan

5) Mengembangkan kerjasama dengan institusi pendidikan, pelayanan, organisasi, dan stakeholders baik dalam maupun luar negeri.

(4)

VISI dan MISI

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK

Visi

Menjadi program studi yang unggul dan professional dalam bidang Mikrobiologi Molekuler Klinis Tahun 2022

Misi

1. Menyelenggarakan pendidikan Teknologi Laboratorium Medik yang unggul dan excelent service dalam bidang Mikrobiologi Molekuler Klinis;

2. Menyelenggarakan proses praktik laboratorium yang kondusif diberbagai fasilitas pelayanan kesehatan masyarakat;

3. Mengoptimalkan dan mengimplementasikan penelitian di bidang Mikrobiologi Molekuler Klinis dengan menggunakan pendekatan riset dalam bidang Teknologi Laboratorium Medik;

4. Mengimplementasikan program pengabdian kepada masyarakat berbasis riset untuk menyelesaikan berbagai permasalahan di bidang Mikrobiologi Molekuler Klinis; dan 5. Mengembangkan kerjasama dengan institusi pendidikan, pelayanan, organisasi, dan

stakeholders baik dalam maupun luar negeri.

(5)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada kehadirat Allah SWT, karena atas izin-Nya Modul dari Mata Kuliah patofisiologi ini dapat diselesaikan. Modul ini disusun untuk menambah bahan bacaan mahasiswa dalam mengikuti perkuliahan patofisiologi

Modul patofisiologi ini disusun untuk memenuhi kebutuhan mahasiswa Program Studi Teknologi Laboratorium Medik Fakultas Farmasi Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam dalam menempuh matakuliah patofisiologi Modul ini disusun dengan kualifikasi merangkum semua materi teoritis.

Penyusun mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang tidak bisa disebutkan satu per satu atas selesainya modul ini. Penyusun menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan modul ini. Oleh karena itu segala masukan dari berbagai pihak sangat diharapkan guna penyempurnaan modul ini.

Lubuk Pakam, Juli 2020

(6)

DAFTAR ISI

Visi Dan Misi Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam ... i

Visi Dan Misi Fakultas Farmasi ... ii

Visi Dan Misi Program Studi Teknologi Laboratorium Medik ... iii

Kata Pengantar ... iv

Daftar Isi ... v

BAB I ISTILAH-ISTILAH UMUM PADA PATOFISIOLOGI ... 1

A. Latar Belakang patofisiologi………. 1

B. Istilah-istilah umum pada Patofisiologi……… 1

BAB II PENGERTIAN EPIDEMIOLOGI, ETIOLOGI DAN FAKTOR RESIKO ... 2

A.Pengertian Epidemiologi ... 2

B. Etiologi ... 2

C. Faktor Resiko ... 2

BAB III PENGERTIAN DAN KLASIFIKASI PATOFISIOLOGI MANISFESTASI KLINIS DAN KOMPLIKASI ... 5

A. Pengertian dan Klasifikasi patofisiologi………5

B. Manifestasi klinis dan komplikasi………6

BAB IV PENYAKIT ATAU GANGGUAN PADA FISIOLOGI SEL .. 7

A. Pengertian fisiologi sel... 7

B. Komponen dasar Fisiologi sel ... 7

C. Mekanisme Transpor Melintasi membran sel ... 9

D. Gangguan pada fisiologi sel ... 9

BAB V PENYAKIT ATAU GANGGUAN PADA FISIOLOGI NEOPLASIA ... 12

A. Pengertian Neoplasia………..12

B. Jenis dan lokasi Neoplasia……….12

C. Etiologi Neoplasia………...15

D. Patofisiologi Neoplasia………17

BAB VI PENGERTIAN DAN PEMBAGIAN SISTEM SARAF PUSAT ... 19

A. Pengertian sistem saraf……….. 19

B. Susunan sistem saraf ………. 20

BAB VII PENGERTIAN DAN PEMBAGIAN SISTEM SARAF PUSAT LANJUTAN ... 22

A.Pengertian sistem saraf pusat ... 22

B. Pembagian sistem saraf pusat ... 22

BAB VIII PENGERTIAN DAN PEMBAGIAN SISTEM KARDIOVASKULAR ... 30

(7)

A.Pengantar sistem kardiovaskular... 30 B. Pengertian Sistem Kardiovaskular ... 30 C. Komponen sistem kardiovaskular ... 31 BAB IX PENGERTIAN DAN PEMBAGIAN SISTEM

KARDIOVASKULER LANJUTAN ... 33 A. Pembagian sistem kardiovaskular………. 33 B. Fisiologi sistem kardiovaskular………. 35 C.

DAFTAR PUSTAKA ... 79

(8)

ISTILAH-ISTILAH UMUM PADA PATOFISIOLOGI A. Latar Belakang

Patofisiologi berawal dari kata Paologi yaitu salah satu dasar ilmu kedokteran, dan memiliki peranan yangsangat fundamental. Sering kali diagnosis pasti suatu penyakit ditegakkan dengan patologi (histopatologi). Sedangkan pengertian Patologi dalam arti yang luas adalah bagian dari ilmu kedokteran yang mengamati sebab dan akibat dari terjadinya penyakit atau kelainan pada tubuh. Patofisiologi sendiri adalah reaksi fungsi tubuh terhadap suatu penyakit yang masuk kedalam tubuh. Mekanisme adaptasi sel terdiri dari organisasi sel yaitu unit kehidupan, kesatuan lahiriah yang terkecil menunjukkan bermacam - macam fenomena yang berhubungan dengan hidup.dan selalu berbuhungan dengan karakterristik makhluk hidup yaitu : bereproduksi, tumbuh, melakukan metabolisme dan beradaptasi terhadap perubahan internal dan eksternal.Regenerasi adalah proses pertumbuhan dan perkembangan sel yang bertujuan untuk mengesi ruangtertentu pada jaringan atau memperbaiki bagian yang rusak.

Nekrosis adalah kematian yang utama. Selyang mengalami kematian secara nekrosis umumnya disebabkan oleh factor dari luar secara langsung,misalnya : kematian sel di karenakan kecelakaan, infeksivirus, radiasi sinar radio aktif atau keracunanzat kimia.

Tanpa adanya tekanan dari luar, sel tidak akan dapat mati secara nekrosis. Patofisiologi adalah ilmu yang mempelajari perubahan fisiologis yang diakibatkan oleh proses patologis. Dimana definisi patologis menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah segala sesuatu yang berkenaan dengan ilmu tentang penyakit atau dalam keadaan sakit/abnormal

B. Istilah- istilah umum pada Patofisiologi

a. ETIOLOGI → penetapan sebab terjadinya suatu penyakit. Pengertian etiologi juga mencakup atas faktor- faktor yang menimbulkan penyakit.

b. MANIFESTASI PENYAKIT → tanda dan gejala yang muncul pada tubuh manusia akibat suatu penyakit SEQUELE > Dampak dari suatu penyakit. Apakah seseorang akan BAB

I

(9)

sembuh sempurna, sembuh dengan komunikasi, sembuh dengan gjl2 sisa atau bahkan mengalami kematian.

c. Degenerasi → Kemunduran sel atau jaringan yang merupakan respons atau kegagalan dari penyesuaian terhadap beberapa agen.

d. Infark→ kematian jaringan akibat tidak cukupnya pasokan darah

e. Iskemia → pasokan atau pasokan darah yang tidak mencukupi untuk suatu organ.

f. Infeksi akut→ infeksi yang muncul dalam wkt singkat

g.Infeksi kronik → infeksi yang terjadi secara lambat dalam periode yang lama (dlm hitung bulan sampai tahun)

h. Infeksi lokal →sfesifik dan terbatas pada bagian dimana mikroorganisme tinggal

i. Infeksi sistemik→ mikroorganisme bila terjadi menyebar ke bagian tubuh yang lain dan menimbulkan kerusakan. •

j. Bakterimia → ketika terjadi dalam darah ditemukan adanya bakteri.

k. Septikemia→ multiplikasi bakteri dalam darah sebagai hasil dari infeksi sitemik.

l. Trombus→ Massa solid dari darah yang membeku didalam sirkulasi.

(10)

m.Emboli→ massa cair (gas atau lemak) atau solid spt trombus yang bergerak bebas dalam pembuluh darah .

n. Hematoma→ penggumpalan darah atau bekuan darah yang terlokalisir> biasanya dalam jaringan yang padat.

PENGERTIAN EPIDEMIOLOGI, ETIOLOGI DAN FAKTOR RESIKO

A. Pengertian Epidemiologi

“Epidemiologi” berasal dari dari kata Yunani epi= atas, demos= rakyat, populasi manusia, dan logos = ilmu (sains), bicara. Secara etimologis, epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari faktor-faktor yang berhubungan dengan peristiwa yang banyak terjadi pada rakyat, yakni penyakit dan kematian yang diakibatkannya yang disebut epidem.

B. Etiologi

Etiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang asal atau penyebab. Secara bahasa, etiologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu Aitia dan Logos. Aitia bisa diartikan dengan

BAB II

(11)

penyebab, sementara logos berarti ilmu. Istilah etiologi sangat erat kaitannya dengan dokter dan penyakit. Dan biasanya beberapa penyakit memiliki etiologi, ada yang satu macam dan ada pula yang lebih dari satu macam.

C. Faktor Resiko

Faktor resiko adalah faktor-faktor atau keadaan-keadaan yan mempengaruhi perkembangan suatu penyakit atau status kesehatan tertentu. Faktor resiko berbeda dengan agen (penyebab penyakit), dimana faktor resiko merupakan suatu kondisi yang memungkinkan adanya mekanisme hubungan antara agen penyakit dengan induk semang (host) dan penjami yaitu manusia, sehingga terjadinya efek (penyakit). Sedangkan agen adalah suatu faktor yang harus ada untuk terjadnya penyakit.

Ada 2 macam faktor resiko yaitu:

1. Faktor resiko yang berasal dari organisme itu sendiri (faktor resiko intrinsik). Faktor intrinsik itu sendiri dibedakan menjadi:

a. Faktor jenis kelamin dan usia

b. Faktor-faktor anatomi atau konstitusi tertentu c. Faktor nutrisi

2. Faktor resiko yang berasal dari lingkungan (faktor resiko ekstrinsik) yang memudahkan seseorang terjangkit suatu penyakit tertentu. Berdasarkan jenisnya, faktor ekstrinsik ini dapat berupa: keadaan fisik, kimiawi, biologis, psikologis sosial buadaya dan perilaku

(12)
(13)

PENGERTIAN DAN KLASIFIKASI PATOFISIOLOGI, MANIFESTASI KLINIS DAN KOMPLIKASI

A. Pengertian dan Klasifikasi Patofisiologi

Patofisiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang perubahan fisiologik akibat penyakit. Patofisiologi merupakan integratif ilmu anatara anatomi, fisiologi, biologi sel dan molekuler, genetika, farmakologi dan patologi. Patologi adalah ilmu yang mempelajari tentang penyakit. Patofisiologi fokus pada mekanisme penyakit, atau proses dinamik yang menampakan tanda (sign) dan gejala (symptom). Patofisiologi klinis ialah ilmu patologi yang lebih menekankan pada tingkat penyakitnya sendiri ; mempelajari lebih mendalam tentang sebab, mekanisme, dan pengaruh penyakit terhadap organ / sistem organ tubuh manusia. Ilmu Patologi Klinis memberikan kontribusi besar terhadap Kedokteran klinis yaitu bidang keilmuan yang melakukan pendekatan terhadap sakitnya penderita, meliputi ; pemeriksaan / penemuan klinik, diagnosis dan pengelolaan penyakit. Jadi dua disiplin ilmu tersebut tidak bisa lepas, kedokteran klinik tidak bisa dipraktekkan bila tanpa patologi, demikian juga patologi tidak berarti apapun bila tidak memberikan keuntungan di tingkat klinik.

Klasifikasi patofisiologi merupakan penyusunan bersistem dalam kelompok atau golongan menurut kaidah atau standar yang ditetapkan berkaitan tentang perubahan fisiologik akibat penyakit. Patofisiologi merupakan integratif ilmu: anatomi, fisiologi, biologi sel dan molekuler, genetika, farmakologi dan patologi. Patofisiologi fokus pada mekanisme penyakit, atau proses dinamik yang menampakan tanda (sign) dan gejala (symptom)

BAB III

(14)

B. Manifestasi klinis dan komplikasi

Manifestasi klinis merupakan sebuah gejala klinis yang dimana ditemukan mengennai suatu penyakit yang diderita seseorang atau dapat dikatakan sebuah perkembangan dan dampak yang muncul dari perkembangan satu atau beberapa penyakit didalam tubuh.

komplikasi adalah perubahan pada sebuah penyakit atau kondisi kesehatan yang tidak dikehendaki. Jadi, komplikasi hanya istilah yang menggambarkan adanya beberapa penyakit yang menyerang tubuh seseorang. Komplikasi biasanya terjadi karena beberapa faktor. Beberapa penyebab komplikasi adalah karena adanya efek dari konsumsi obat kimia yang terlalu banyak, tindakan medis, atau karena penyakit tertentu. Karena komplikasi adalah perubahan suatu penyakit, maka sebuah penyakit baru bisa saja muncul sebagai hasil komplikasi dari penyakit yang sudah diderita oleh seseorang sebelumnya

PENYAKIT ATAU GANGGUAN PADA FISIOLOGI SEL

A. Pengertian fisiologi sel

Sel adalah unit struktural dan fungsional terkecil dari tubuh. Sel dapat memperbanyak diri. Tubuh manusia mengandung sekitar 100 triliun sel. Berbagai tipe sel tubuh memiliki fitur yang membedakan satu tipe dari yang lain dan secara khusus disesuaikan

BA B

IV

(15)

untuk melakukan fungsi tertentu, misalnya sel darah merah mengangkut oksigen dari paru-paru ke jaringan, sel otot khusus untuk fungsi kontraksi.

B. komponen dasar Fisiologi Sel

Sebuah sel yang khas, seperti yang terlihat oleh mikroskop cahaya, terdiri dari tiga Membran sel

Sitoplasma dan Nukleus

Gambar. Sel dan bagian - bagianya

a.Membran Sel Gambar. Membran sel

(16)

b. Sitoplasma

Sitoplasma adalah bagian dari sel antara nukleus dan membran plasma. Matriks dari sitoplasma adalah medium semicair yang mengndung air dan berbagai tipe molekul yang terlarut dalam medium. Sitoplasma mengandung berbagai organel. Setiap tipe organel mempunyai fungsi yang spesifik. Misalnya satu tipe organel mengangkut senyawa dan yang lainnya menghasilkan ATP untuk sel. Sel juga mempunyai sitoskleton. Elemen dari sitoskleton mempertahankan bentuk sel dan memungkinkan sel untuk bergerak. Beberapa sel dengan menggunakan silia dan flagella yang tersusun dari mikrotubuli.

C. Nukleus

Nukleus adalah sruktur utama dalam sel manusia. Nukleus sangat penting karena menyimpan informasi genetik yang menentukan karakteristik dari sel tubuh dan fungsi metabolik. Komposisi kimia yang unik dari setiap DNA seseorang adalah dasar untuk sidik jari DNA. Semua sel mempunyai paling sedikit 1 nukleus. Sel lainnya seperti sel otot rangka mempunyai nukleus lebih dari 1. Nukleus meimiliki ukuran yang relatif besar. Bodi berbentuk bulat yang umumnya terletak dekat dengan pusat sel, nukleus mengandung material genetik dari sel. Dia ditutupi oleh lapisan ganda membran nukleat yang memisahkan sitoplasma dari nukleoplasma (bagian cairan yang ada dalam nukleus). Nukleolus berada di dalam nukleus. Fungsi nukleolus adalah untuk menyalin DNA menjadi RNA ribosom dan merakit rRNA penting karena rRNA membuat ribosom yang beranggung jawab untuk sintesis protein dalam sel

(17)

1. Organel Sitoplasma

Organel sitolasma adalah organel kecil yang ada dalam sitoplasma sel. Setiap tipe organel memunyai struktur dan peranan yang spesifik dalm fungsi sel.

a. Mitokondria

Mitokondria adalah tempat respirasi utama untuk aerobik. Memiliki struktur oval yang memanjang. Membran bagian dalam terlipat untuk membentuk laci-laci kecil yang disebut cristae yang mana terproyeksikan ke dalam matriks. Mitokondria sering disebut sebagai powerhouse dan membantu untuk menghasilkan energi untuk sel. Sel yang memerlukan sedikit energi untuk melaksanakan fungsinya seperti sel lemak memiliki sedikit mitokondria, sedangkan sel yang meggunakan energi yang banyak seperti sel otot dan hati memiliki banyak mitokondria.

b. Ribosom

Ribosom terdiri dari dua subunit, subunit besar dan subunit kecil. Setiap subunit memiliki protein dan rRNA. Ribosom ditemukan secara bebas dalam sitoplasma. Ribosom melekat pada permukaan luar retikulum endoplasma. Ribosom terdiri dari asam ribonukleat yang berfungsi dalam sintesis protein dalam sel.

c. Retikulum endoplasma

Retikulum endoplasma adalah sistem kompleks dari kanal membran yang membentang di seluruh sitoplasma. Membran yang saling berhubungan membentuk kantung datar yang berisi cairan dan kanal tubular yang disebut cistenae. Membran dihubungkan ke lapisan terluar membran nuklear, ke lapisan dalam membran sel, dan organel-organel tertentu lainnya. Retikulum endoplasma memberikan jalur untuk mengangkut material dari satu sel ke yang lainnya. Beberapa membran dari retikulum endoplasma memiliki ribosom granular yang melekat pada permukaan terluar yang disebut rough endoplasmic reticulum (RER) yang berfungsi untuk sintesis dan transpor protein yang dibuat oleh ribosom melalui sitoplasma ke aparatus Golgi. Jadi RER khususnya dikembangkan dalam sel yang aktif dalam sintesis protein seperti Russell’s bodies dari sel plasma, Granul Nissl dari sel saraf, dan sel acinar pankreas. Bagian lainnya yang tidak memiliki ribosom dan tampak halus disebut smooth endoplasmic reticulum (SER) dan berfungsi sebagai tempat untuk sintesis lipid, steroid (termasuk hormon seks). Banyak ditemukan pada sel Leydig dan sel koreks adrenal. Dalam otot rangka dan otot jantung, SER termodifikasi untuk membentuk retikulum sarkoplasma yang mana terlibat dalam pelepasan ion kalsium selama kontraksi otot.

(18)

d. Aparatus Golgi

Aparatus golgi dinamai sesuai dengan penemunya yaitu Camillo Golgi yang menemukan aparatus tersebut dalam sel di tahun 1898. Organel ini tampak sebagai tumpukan kantung membran yang datar yang biasanya terletak dekat nukleus dan terhubungkan ke retikulum endoplasma. Aparatus Golgi khususnya dkembangkan dalam sel. kelenjar eksokrin.

Organel ini memodifikasi dan menyortir protein yang disintesis pada RER dan mengemasnya ke dalam vesikel sekretori untuk dilepaskan ke luar sel. Seperti vesikel yang ditemukan dalam kelenjar endokrin tertentu, dimana protein hormon dilepaskan ke dalam cairan ekstrasel untuk memodifikasi aktivitas sel lainnya. Vesikel lainnya yang meninggalkan aparatus Golgi adalah lisosom.

e. Lisosom

Lisosom dibentuk oleh aparatus golgi. Lisosom adalah vesikel kecil yang mengandung enzim pencernaan hidrolitik. Enzim digunakan untuk mencerna:

1) Bakteri yang masuk ke dalam sel 2) Bagian sel yang perlu pergantian 3) Keseluruhan sel yang sudah rusak

Lisosom utamanya banyak ditemukan dalam sel yang terlibat dalam aktivitas fagositik, seperti neutrofil dan makrofag

f. Peroksisom

Peroksisom adalah membran yang terikat vesikel yang bentuknya lebih kecil dari lisosom sehingga juga dikenal sebagai mikrobodi, yang banyak terdapat pada sel epitel hepatosit dan tubular. Seperti halnya mitokondria, peroksisom mengkomsumsi oksigen molekuler walaupun dalam jumlah yang lebih kecil. Oksigen ini tidak digunakan dalam konversi energi menjadi ATP. Peroksisom mengandung enzim oxidases yang mengoksidasi asam lemak. Hasil dari hidrolisis ini adalah hidrogen peroksida (H2O2). Peroksisom juga mengandung enzim catalase, yang beraksi pada hidrogen peroksida membeaskan oksigen dan air. Fungsi enzim peroksisom adalah untuk detoksifikasi obat, alkohol, dan toksin potensial lainnya. Sel yang aktif dalam detoksifikasi seperti sel hati dan ginjal memilki banyak peroksisom karena organ-organ ini membantu untuk membersihkan darah

g. Sitoksleton

Sitoksleton adalah sistem kompleks dari serat yang mempertahankan struktur dari sel dan memungkinkannya untuk mengubah bentuk dan bergerak. Sitoksleton juga memainkan peranan penting dalam interaksi otot. Sitoskleton tersusun dari protein mikrofilamen dan

(19)

mikrotubuli. Mikrofilamen berbentuk panjang, batang ramping dari protein yag mendukung penonjolan kecil dari membran sel yang disebut mikrovili. Mikrotubuli adalah silinder tipis lebih besar dari mikrofilamen, tersusun dari protein tubuli.

Mikrotubuli juga ditemukan dalam sentriol, silia, dan flagela. Silia dan flagela terdapat di permukaan sel tertentu (spermatozoa, mukosa respiratori dan tuba pallofi)

h. Sentriol

Sentriol adalah struktur bebentuk silinder yang terdiri dari sembilan triplet mikrotubuli dan memainkan peranan penting dalam pembelahan sel untuk membentuk spindel dan asters. Sepasang sentriol dapat ditemukan di dalam struktur yan disebut sentrosom.

Sel kita dikelilingi oleh membran sel (membran plasma) pada bagian terluar. Membran sel yang memgelilingi sel dan menjaganya mengatur apa yang masuk dan keluar sel.

Membran sel memisahkan bagian dalam sel (sitoplasma) dan bagian luar. Integritas membran sel adalah sangat penting untuk kehidupan sel. Membran sel adalah suatu bilayer fosfolipid yang disebut sebagai permeabel atau permeabel selektif, karena dia melewatkan molekul-molekul tertentu untuk masuk ke sel tetapi tidak untuk yang lainnya.

Molekul fosfolipid memiliki bagian kepala yang bersifat polar dan ekor yang bersifat nonpolar. Protein yang ada pada membran sel memainkan penting untuk lewatnya suatu senyawa masuk ke sel.

i. Silia

Silia dan flagela adalah penonjolan dari sel yang dapat bergerak baik seperti gelombang, cambuk, atau kaku. Silia lebih pendek dari flagela. Sel yang memiliki organel ini dapat bergerak sendiri atau memindahkan material sepanjang permukaan sel. Misalnya sel sperma, bergerak berenang dengan flagela untuk membawa material genetik ke sel telur.

Sel pada dinding saluran pernapasan kita adalah bersilia. Silia menyapu kotoran yang terperangkap dalam mukus kembali kerongkongan dan aksi ini membantu menjaga paru- paru kita tetap bersih. Dalam tuba uterus perempuan, sel bersilia menggerakkan ovum ke uterus, dimana ovum yang dibuahi tumbuh dan berkembang. Silia menggerakkan partikel kecil melintasi permukaan sel, sedangkan flagela menggerakkan seluruh sel. Kedduanya silia dan flagela mengandung mikrotubuli yang berasal dari sentriol.

j. Mikrovili

Mikrovili adalah perpanjangan dari membran sel yang bentuknya lebih kecil dan

(20)

jumlahnya lebih banyak dari silia. Mikrovili tidak bergerak seperti halnya silia dan flagela, tetapi meningkatkan luas permukaan membran sel sehingga menyerap material lebih banyak. Mikrovili banyak ditemukan pada permukaan bebas dari sel dinding usus, ginjal dan area absorpsi lainnya. Normalnya setiap sel memiliki banyak mikrovili.

B. Mekanisme Transpor Melintasi Membran Sel

Aktivitas fisiologi dari sel bergantung pada senyawa seperti nutrient, oksigen, dan air yang mana harus ditransfor ke dalam sel dan pada waktu yang sama sampah metabolik harus diangkut ke luar dari sel. Dalam kondisi volume sel tetap tidak berubah. Karena sifat permeabilitas dari membran plasma dan kemampuannya untuk mentransfor molekul secara selektif, sel dapat tetap mempertahankan homeostasis. Ruptur dari membran, perubahan sifat permeabilitasnya, atau penghambatan proses transpor dapat mengganggu perbedaan konsentrasi nornal di sepanjang membran sel sehingga menyebabkan sel mati. Molekul dan ion dapat melewati membran plasma dalam beberapa cara, bergantung pada sifat kimia dan struktur dan fungsi sel. Mekanisme transpor melintasi membran sel dapat terjadi secara pasif dan aktif.

a. Transpor Pasif

Transpor pasif mengacu kepada mengacu transpor senyawa sepanjang gradien tanpa membutuhkan energi. Mekanisme ini bergantung pada faktor fisika seperi gradien konsentrasi, gradien elektrik, dan gradien tekanan. Karena transpor senyawa terjadi sepanjang gradien, proses ini disebut juga pergerakan menurun (down-hill movement).

Terdapat tiga tipe utama transpor pasif, yaitu difusi, osmosis, dan filtrasi.

b. Difusi

Difusi mengacu kepada pergerakan atom, ion atau molekul dari area dengan konsentrasi tinggi ke area dengan konsentrasi rendah. Difusi melalui membran sel terbagi ke dalam dua tipe, yaitu difusi sederhana dan difusi terfasilitasi.

b. Difusi Sederhana

Difusi sederhana adalah gerakan acak dari suatu atom atau molekul dengan konsentrasi tinggi ke area dengan konsentrasi rendah sampai terdisdistribusi secara merata. Sebagai

(21)

ilustrasi, bayangkanlah Anda meletakkan zat warna ke dalam air, dimana air akhirnya mengambil warna dari zat warna sebagai molekul yang berdifusi

Gambar. Contoh difusi. Setetes tinta secara berangsur terlarut dalam beaker air, molekul tinta berdifusi dari area dengan konsentrasi tinggi ke area area konsentrasi rendah.

Sifat fisika dan kimia dari membran plasma memungkinkan hanya sedikit tipe molekul yang dapat masuk dan keluar dari sel oleh difusi sederhanan. Jika suatu senyawa dapat larut dalam lipid seperti vitamin ADEK, dan partikel kecil maka mereka dapat berdifusi melintasi membran sepanjang gradien konsentrasi. Oksigen, dan karbondioksida juga dapat larut dalam lipid sehingga mereka dapat berdifusi melintasi membran sel. Oksigen masuk ke sel dan karbondioksida keluar sel. Contoh yang paling tepat untuk ini yaitu petukaran gas yang terjadi di paru-paru. Dalam contoh ini cermatilah pergerakan oksigen dari paru ke pembuluh darah. Ketika kita menarik napas, oksigen mengisi kantung udara kecil (alveoli) yang ada dalam paru-paru kita. Di satu sisi ada kapiler paru yang mengandung sel darah merah dengan kandungan oksigen yang sedikit. Disini oksigen akan berdifusi dari area dengan konsentrasi tinggi ke area dengan konsentrasi rendah, yaitu pertama melalui sel alveolar, kemudian sel kapiler paru, dan terakhir ke dalam sel darah merah. Disisi lain karbondioksida yang konsentrasinya tinggi di dalam sel akan berdifusi dari jaringan sel ke darah dan selanjutnya ke kantung udara paru.

Gambar. Difusi oksigen dan CO2 di paru. Oksigen bergerak dari konsentrasi tinggi di paru ke konsentrasi yanglebih rendah di kapiler. Karbondioksida bergerak dalam arah yang berlawanan

(22)

d. Difusi Terfasilitasi

Suatu tipe difusi yang melibatkan molekul karier (pembawa). Molekul yang larut air, seperti glukosa dan gula lainnya, beberapa asam amino, vitamin yang larut air, dan ion tidak dapat ditranspor secara difusi sederhana karena mereka tidak dapat larut dalam fosfolipid. Untuk dapat berdifusi melintasi membran mereka: berikatan dengan protein karier pada membran atau bergerak melalui protein kanal. Protein karier adalah protein membran yang secara fisik melekat pada membran dan menagngkut senyawa spesifik melintasi membran plasma, ini berarti bahwa satu tipe prtein karier hanya dapat berikatan dengansatu tipe senyawa. Sebagai contoh molekul glukosa berikatan dengan protein karier spesifik dalam membran sel. Penggabungan ini menjadikannya dapat larut dalam lipid sehingga dapat berdifusi melintasi membran sel. Ketika mencapai bagian dalam sel, molekul glukosa dilepaskan dan protein karier mengangkut glukosa yang lainnya lagi dan membawanya melintasi membran. Tipe tansfor ini disebut difusi yang dimediasi karier.

Difusi yang dimediasi karier dibatasi oleh jumlah protein karier yang ada, sehingga pada tingkat tertentu dapat terjadi saturasi. Terdapat tiga tipe sistem protei karier yang dikenal:

uniport, simport dan antiport. Simpor dan antipor dikenal sebagai kotranspor.

1) Unipor : dalam sistem ini protein karier mentranspor hanya satu tipe molekul

2) Simpor : dalam sistem ini transpor satu senyawa digandengkan dengan senyawa lainnya dalam arah yang sama. Misalnya difusi terfasilitasi dari glukosa dalam sel tubuli renal yang bergandengan dengan transpor ion natrium

3) Antipor : dalam sistem ini protein karier menukar satu senyawa untuk yang lainnya.

Misalnya pertukaran Na+-K+ atau Na+-+ dalam tubuli renal. Dalam contoh ini terjadi pertukaran ion dalam arah yang berlawanan. Selain pelintasan molekul pada membran dengan bantuan protein karier, molekul yang larut air juga dapat melintasi membran melalui protein kanal. Protein kanal mentransfor senyawa-senyawa, umumnya ion atau air

(23)

melalui kanal berair dari satu sisi membran ke sisi lainnya. Kanal sangat selektif karena ukuran porinya dan adanya asam amino bermuatan pada dinding kanal. Leakage channel selalu terbuka dan dengan mudah memungkinkan ion atau air untuk bergerak sesuai gradien konsentrasinya. Gated channel selalu terkontrol (terbuka atau tertutup) oleh sinyal kimia atau elektrik. Seperti halnya karier kanal juga dapat dihambat oleh molekul tertentu sehingga terjadi kejenuhan.

Gambar. Difusi terfasilitasi

Molekul glukosa dan asam amino terlalu polar untuk berdifusi melewati membran sel dan terlau besar untuk berdifusi melewati kanal

1. Osmosis

Osmosis adalah difusi dari air (pelarut) melintasi membran permeabel yang selektif seperti membran plasma (gambar 6). Permeabel selektif berarti membran melewatkan air tetapi tidak semua zat yang terlarut (solut) dalam air dapat berdifusi melintasi membran.

Aquaporins (AQPs), protein kanal berair meningkatkan permeabilitas membran terhadap air pada beberapa tipe sel, seperti sel ginjal dan sel darah merah. Osmosis terjadi ketika konsentrasi air berbeda pada kedua sisi. Air berdifusi dari larutan dengan konsentrasi air banyak (konsentrasi zat terlarut sedikit) ke area dengan konsentrasi air sedikit (konsentrasi zat terlarut banyak) baik dengan melintasi membran secara langsung atau bergerak melalui protein kanal. Kesetimbangan dicapai ketika konsentrasi air (dan zat terlarut) pada kedua sisi membran adalah sama, tetapi larutan dengan konsentrasi pekat awalnya (lebih banyak zat terlarut) akan memiliki volume yang lebih besar. Konsentrasi total dari semua partikel terlarut dalam larutan dikenal sebagai osmolaritas larutan.

Osmosis memainkan peranan penting dalam fungsi sel dan seluruh tubuh kita, karena perubahan volume besar karena pergerakan air akan mengganggu fungsi sel normal. Air adalah komponen utama dari sel dan bertindak sebagai pelarut untuk senyawa kimia

(24)

lainnya. Osmosis bergantung kepada tekanan osmotik. Tekanan osmotik adalah gaya yang diperlukan untuk mencegah air bergerak secara osmosis melintasi membran.

Gambar. Osmosis dan tekanan osmotik

2. Reverse osmosis

Reverse osmosis adalah proses dimana air atau pelarut lainnya mengalir dalam arah yang berlawanan (dari area dengan kosentrasi tinggi ke area konsentrasi rendah dari zat terlarut), jika tekanan eksternal diberikan pada area dengan konsentrasi yang lebih tinggi.

3. Tipe osmosis

Osmosis melintasi membran sel meliputi dua jenis:

a. Endosmosis: gerakan air ke dalam sel b. Eksosmosis: gerakan air dari sel 4. Filtrasi

Dalam difusi dan osmosis, partikel, baik berupa zat terlarut, pelarut, atau keduanya dapat melalui membran dengan pergerakan acaknya berdasarkan gradien konsentrasi. Dalam filtrasi pergerakan partikel didasarkan pada gradien tekanan, dimana partikel melalui membran dengan dorongan tekanan. Contoh yang paling baik untuk proses ini adalah drip coffee maker. Air bergerak dari area dengan tekanan tinggi (reservoir air) ke area dengan tekanan rendah (pot kopi). Partikel besar (granul kopi) tetap tinggal atau tidak dapat melewati filter, sedangkan molekul kecil (kofein, pengaroma) dan air dapat melaluinya.

Tekanan dihasilkan oleh berat air pada filter. Contoh filtrasi dalam tubuh manusia adalah di ujung kapiler pembuluh darah. Dengan bantuan tekanan darah, cairan dan zat terlarut dipaksa keluar dari kapiler yang dindingnya hanya satu sel tebal dan sangat permeabel ke ruang cairan interstitial, dan dengan cara ini sel mendapatkan glukosa, asam amino, dan nutrien. Molekul besar seperti protein dan sel darah merah tidak dapat melaui pori

(25)

membran dan tetap dalam kapiler. Contoh lain dari filtrasi dalam tubuh manusia terjadi pada ginjal. Darah difiltrasi melalui membran khusus di ginjal sebagai tahap awal dalam pembentukan urin

e. Transpor Aktif

Transfor aktif berbeda dari difusi terfasilitasi, dimana pada transfor aktif menggunakan energi untuk menggerakkan molekul atau ion melintasi membran dengan melawan gradien konsentrasi (uphill). Seperti halnya difusi terfasilitasi, transfor aktif memerlukan molekula atau ion berikatan dengan transporter pada membran. Karena transporter ini menggerakkan molekul atau ion secara uphiil, sehingg seringa disebut sebagai pompa karena seperti pompa air menggunakan energi untuk mendorong air ke atas melawan gaya gravitasi. Pada transpor aktif, transporeter juga menunjukkan spesifitas dan saturasi. Dikenal ada dua cara penggunaan energi ke transporter: menggunakan ATP secara langsung pada transpor aktif primer, dan menggunakan gradien elektrokimia untuk mendorong proses melintasi membran pada transpor aktif sekunder.

f. Transpor aktif primer

Transpor aktif memerlukan protein karier dan menggunakan energi seluler dalam bentuk ATP. Transporter itu sendiri adalah suatu enzim yang disebut ATPase yang menkatalisis pemecahan ATP. Satu contoh terbaik dari transpor aktif primer adalah pergerakan ion natrium dan kalium melintasi membran plasma oleh pompa Na+/K+- ATPas. Transporter ini mengerakkan 3 ion natrium dari intrasel ke ekstrasel, dan 2 ion kalium dalam arah yang berlawanan. Dalam kedua kasus ini, pergerakan ion melawan gradien konsentrasi. Selain pompa Na+/K+-ATPase, dikenal juga pompa K+/H+- ATPase, dan pompa kalsium.

Gambar. Transpor aktif. Pompa natrium-kalium (Na+-K+-ATPase) menolak ion natrium (Na+) dan membawa ion kalium (K+) ke dalam sel

(26)

g. Transpor Vesikel

Cairan yang mengadung pertikel besar dan makromolekul seperti protein tidak dapat melewati membran melalui difusi atau dengan mekanisme transpor aktif sehingga ditranspor dalam kantung membran yang disebut vesikel. Proses transpor vesikel memerlukan energi dalam bentuk ATP. Mekanisme transpor vesikel termasuk endositosis, eksositosis dan transitosis

h. Endositosis

Endositosis adalah suatu proses yang menggunakan embran plasma untuk menelan partikel-partikel padat dan butiran kecil cairan. Terdapat tiga tipe endositosi yang terjadi dalam sel yaitu:

a. Pinositosis

Pinositosis dikenal juga sebagai endositosis cairan atau cell drinking, suatu vesikel endositosis yang menelan volume kecil butiran cairan ekstrasel, kemudian menyatu dengan membran sel dan melepaskan isinya ketika vesikel sudah berada dalam sitoplasma. Tidak seperti fagositosis, pinsitosis memiliki vesikel yang lebih kecil dari fagositosis dan isinya adalah cairan, dan juga memiliki aktivitas yang rutin pada kebanyakan sel. Pinositosis sangat penting dalam sel yaitu fungsinya dalam proses absorpsi, seperti reabsorpsi oleh sel epitel tubuli ginjal.

b. Fagositosis

Fagositosis atau cell eating, yaitu suatu proses dimana sel dapat menelan partikel padat seperti bakteri, jaringan mati, kotoran sel, dan benda asing. Fagositosis terutama sangat penting untuk sel darah putih yang menelan sel bakteri dan merusaknya ketika sudah berada dalam sitoplasma. Fungsi ini sangat penting dalam mekanisme pertahanan tubuh terhadap penyakit.

c. Endositosis yang dimediasi reseptor

Dalam proses ini zat yang akan ditanspor berikatan dengan protein reseptor spesifik yang ada pada permukaan sel. Kompleks zat-protein ieseptorini kemudian ditelan oleh

(27)

membran sel dengan proses endositosis. Zat-zat yang ditranspor dengan mekanisme ini meliputi besi, kolesterol, enzim, insulin. Sayangnya virus flu, toksin difteri dan kolera juga dapat menggunakan rute ini untuk masuk ke dalam sel tubuh kita.

i. Eksositosis

Eksositosis adalah kebalikan dari endositosis, yaitu proses transpor vesikel yang mengeluarkan zat-zat dari bagian dalam sel keluar sel. Zat-zat ini dikemas dalam vesikel oleh aparatus Golgi. Selama eksositosis vesikel bergerak ke membran sel, melebur dengannya dan megosongkan isinya dimana sekresi terjadi. Sekresi enzim pencernaan dari pankreas, sekresi susu dari kelenjar mamma, hormon, neurotransmiter, mukus dalam tubuh kita terjadi dengan eksositosis. Eksositosis adalah mekanisme dimana neuron berkomunikasi dengan yang lainnya melalui pelepasan neurotransmiter yang disimpan dalam vesikel sekretori. Proses eksositosis memerlukan ion kalsium. Peningkatan konsentrasi kalsium sitosol akan mengaktifkan protein yang diperlukanoleh membran vesikel untuk melebur dengan membran sel dan melepaskan isinya. Eksositosis dan endositosis keduanya adalah proses aktit yang memerlukan energi daam bentuk ATP.

j. Transitosis

Transitosis terjadi dalam sel kapiler endotel dan sel epitel intestinal untuk menggerakkan zat-zat melintasi sel melaui endositosis dan eksositosis.

Gambar. Transpor vesikel. (a) Endositosis, (b) Eksositosis

Gambar. Transitosis

(28)

11. Proses transpor lainnya

Sejauh ini kita telah mempelajari transpor melintasi membran sel, yaitu pergerakan zat- zat antara cairan dalam sel dan cairan luar sel melalui membran sel. Selain ini ada banyak kondisi dalam tubuh kita dimana transpor zat-zat terjadi melalui epitel dan membran sel kapiler endotel. Beerapa dari proses ini akan dibahas secara singkat, yaitu: transpor melintasi epitel dan ultrfiltrasi.

12. Transpor melintasi epitel

Transpor melintasi epitel melibatkan pergerakan zat-zat dari satu sisi epitel ke sisi lainnya. Transpor transepitelial terjadi pada rongga tubuh yang dilapisi oleh lapisan sel kontinyu, seperti di saluran pencernaan, tubuli ginjal, saluran udara paru dan struktur lainnya. Sel epitel organ berongga berfungsi mengatur absorpsi dan sekresi zat-zat melintasi permukaan ini. Satu permukaan sel epitel umumnya berhadapan dengan rongga atau chamber yang berisi cairan dan membran plasma pada sisi ini disebut sebagai membran apikal (juga dikenal sebagi membran mukosa atau lumen) epitel. Membran plasma pada permukaan lainnya (permukaan yang berlawanan) yang mana berdekatan dengan sistem pembuluh darah disebut sebagai membran basolateral (juga dikeanal sebagai membarn serosa). Pada sel epitel permeabilitas dan sifat transpor membran plasma apikal dan basolateral adalah berbeda, sehingga memberikan kemampuan sel untuk mentranspor secara aktif zat-zat antara cairan pada satu sisi sel dan cairan pada sisi lainnya.Terdapat dua jalur dimana zat-zat dapat melintasi lapisan sel epitel, yaitu: (1) jalur paraseluler, dimana difusi terjadi antara sel epitel yang berdekatan, dan (2) jalur transeluler , dimana senyawa bergerak ke dalam sel epitel melintasi membran apikal atau basolateral, difusi melalui sitosol dan keluar melintasi arah yang berlawanan. Difusi melalui jalur paraseluler dibatasi oleh adanya tight junction antar sel yang berdekatan,

(29)

karena bentuk junction ini menutup ujung apikal sel epitel, sehingga pergerakan melalui jalur paraseluler ditentukan oleh permeabilitas dari tight junction.

Gambar. Tight junction memisahkan membran apikal dari membran basolateral sel epitel

Selama transpor transeluler, pergerakan molekul melalui membran plasma sel epitel terjadi melalui difusi dan transfor yang dimediasi.Pada sel epitel permeabilitas dan sifat transpor membran plasma apikal dan basolateral adalah berbeda, mengakibatkan kemampuan sel untuk mentranspor secara aktif zat-zat antara cairan pada satu sisi sel dan cairan pada sisi lainnya.

D. Gangguan fisiologi sel

Gangguan fisiologi sel pada tumbuhan adalah gangguan yang disebabkan oleh faktor lingkungan dan kultural yang mempengaruhi perkembangan tumbuhan. Kondisi lingkungan yang sudah dimodifikasi dan tidak sesuai dengan habitat asli menimbulkan gangguan fisiologi pada tumbuhan.[1] Gangguan fisiologi pada tumbuhan berbeda dengan gangguan pada tumbuhan lainnya karena disebabkan oleh patogen, bakteri, jamur dan virus.[2] Adapun beberapa faktor yang mempengaruhi gangguan fisiologi pada tumbuhan, meliputi radiasi (intensitas, kualitas spektral, dan fotoperiode atau rasio panjang penyinaran pada siang dan malam hari), gas karbondioksida, kelembaban udara, perpindahan udara, suhu media tanam, tingkat kelembaban dan efek mekanis.[3]

Pengaruh gangguan fisiologi pada tumbuhan dapat menimbulkan berkurangnya hasil musim akibat adanya gejala yang menghambat pertumbuhan tumbuhan. Adapun dalam beberapa kasus, dapat menghambat proses penelitian dan produksi spesies tertentu.

PENYAKIT ATAU GANGGUAN NEOPLASIA

BA B

V

(30)

A. Pengertian Neoplasia

Neoplasia atau kanker terjadi akibat adanya pertumbuhan sel-sel jaringan tubuh yang tidak normal, disebabkan neoplasia, displasia, dan hiperplasia. Neoplasia adalah kondisi sel yang terdapat pada jaringan berproliferasi secara tidak normal dan invasif, dysplasia yaitu kondisi sel yang tidak berkembang normal dengan indikasi adanya perubahan pada nucleus(inti sel), hyperplasia merupakan kondisi sel normal pada jaringan mengalami pertumbuhan berlebihan. Kanker adalah penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan sel-sel jaringan tubuh yang tidak normal, berkembang dengan cepat, tidak terkendal dan terus membelah diri. Kanker adalah penyakit yang dapat menyerang dan muncul akibat pertumbuhan tidak normal dari sel-sel jaringan tubuh yang berubah menjadi sel kanker dalam perkembangannya.

B. Jenis atau Lokasi Neoplasia a. Payudara

Merupakan gangguan patologis yang dimulai karena adanya perubahan gangguan genetik pada sel tunggal dan memebutuhkan waktu beberapa tahun untuk dapat dipalpasi. Faktor risiko yang mempengaruhi terjadinya kanker payudara yaitu gender (wanita) dan usia lanjut, adanya kanker payudara sebelumnya, riwayat keluarga: memiliki kerabat yang memiliki derajat satu yang menderita payudara (ibu, saudara perempuan, anak perempuan).

b. Kolon rektum

Merupakan neoplasma viseral terbanyak kedua. Faktor risiko yang mempengaruhinya usia lebih dari 40 tahun, makanan (lemak hewaniberlebihan, terutama sapi, dan serat rendah), penyakit lain disaluran pencernaan.

c. Laring

Tumor berada di pita suara sejati dan cenderung tidak menyebar karena jaringan ikat yang mendasari kekurangan nodus limfe, yang ditandai dengan suara parau yang berlangsung lebih dari 3 hari.

d. Paru

Kanker ini biasanya berkembang didinding atau epitelium pohon bronkial. Yang ditandahi pada stadium awal tidak ada, sedangkan pada stadium lanjut berupa nyeri dada, batuk, demam, suara parau, nyeri bahu, berat badan turun, bunyi menciut.

(31)

e. Leukemia

Merupakan poliferasi ganas prekursor sel darah putih (white blood cell (WBC) disumsum tulang dan akumulasi didarah perifer, sumsum tulang, dan jaringan tubuh.

f. Pankreas

Merupakan gangguan gastrointestinal yang mematikan yang berkembang secara cepat. Yang disebabkan karena merokok dan faktor risiko yang mempengaruhi yaitu diabetes melitus, pangkreatitis akut, penyalagunaan alkhohol.

g. Prostat

Merupakan neoplasma terbanyak kedua yang ditemukan pada pria berusia 50 tahun keatas.

Kebanyakan sarkoma berasal dari kelenjar prostat posterior, sedangkan yang lainnya dari ureter, yang ditandai dengan kesulitan berkemih, hematuria, anuria, retensi urin.

h. Prostat

Merupakan neoplasma terbanyak kedua yang ditemukan pada pria berusia 50 tahun keatas.

Kebanyakan sarkoma berasal dari kelenjar prostat posterior, sedangkan yang lainnya dari ureter, yang ditandai dengan kesulitan berkemih, hematuria, anuria, retensi urin

i. Gaster

Terjadi umunya pada pria yang berusia lebih dari 40 tahun. Yang disebabkan karena gastritis, inflamasi lambung kronis, ulser gastritis, atrofi gastrik. Dan ditandahi dengan distensi abdominal, ketidaknyamanan gastrik kronis, disfagia, darah ditinja, muntah berat, berat badan turu, anoreksia, merasa penuh setelah makan, anemia, dan letih.

j. Ovarium

Merupakan penyebab utama kematian akibat kanker ginekologi. Faktor resiko yang memepengaruhinya yaitu riwayat kanker payudara, riwayat keluarga yang menderita kanker ovarium, usia lanjut, peritas rendah dan obesitas. Yang ditandahi dengan peningkatan lingkar abdomen, tekanan panggul, kembung, nyeri punggung, konstipasi, nyeri abdomen, urgensi kemih, peningkatan ukuran pinggang, nyeri tungkai, dan nyeri panggul

k. Serviks

Merupakan kanker yang paling umum ketiga disistem reproduksi wanita dan diklasifikasikan sebagai preinvasif atau invasif, yang ditandai pada stdium awal yaitu kemungkinan perdarahan vaginal abnormal, keluaran persisten dari vagina, dan nyeri pada stadium lanjut terjadi nyeri pelvis, kebocoran vaginal berupa urine dan tinja dari fistula, anoreksia, berat badan turun, dan anemial. Kandung kemih,dll. Terjadi pada penderita yang berusia lebih dari 55 tahun yang banyak dialami oleh pria. Biasanya muncul didasar kandung kemih dan mengenahi lubang ureter serta leher kandung kemih. Yang ditandai hematuria dan tidak

(32)

nyeri, terjadi infeksi saluran kemih dan urgensi / desakan berkemih, perubahan urine, nyeri panggul atau punggung karena adanya metastase

C. Etiologi Neoplasia a. Lingkungan, sosial

b. Fisik: radiasi, perlukaan/ lecet

c. Kimia: makanan, industri, farmasi, rokok d. Genetik: payudara, uterus

e. Virus: umumnya pada binatang.

Penyebab kanker yaitu tubuh yang sehat tidak mampu mempertahankan diri terhadap kanker, ini terjadi karena interaksi kompleks antara pajanan karsinogen dan mutasi yang sudah menumpuk dalam beberapa gen yang disebut onkogen, sehingga mengaktifkan pembelahan sel yang mempengaruhi perkembangan embrionik. Gen kanker lain yaitu gen supresor tumor, ini akan menghentikan pembelahan sel. Penyebab kerusakan gen yang didapat yaitu: virus, radisi, karsinogen lingkungan serta makanan dan hormon. Faktor– faktor lain yang mempengaruhi terjadinya kanker yaitu usia, status gizi, keseimbangan hormonal dan respons terhadap stres.

D. Patofisiologi Neoplasia

Sel abnormal membentuk sebuah kelompok dan mulai berproliferasi secara abnormal, membiarkan sinyal pengatur pertumbuhan dilingkungan sekitarnya sel. Sel mendapatkan karakteristik invasif sehingga terjadi perubahan jaringan sekitar. Sel menginfiltrasi jaringan dan memperoleh akses kelimfe dan pembuluh darah, yang membawa sel kearea tubuh yang lain. kejadian ini dinamakan metastasis (kanker menyebar kebagian tubuh yang lain).

Sel-sel kanker disebut neoplasma ganas/ maligna dan diklasifikasikan serta diberi nama berdasarkan tempat jaringan yang tumbuhnya sel kanker tersebut. Kegagalan sistem imun untuk menghancurkan sel abnormal secara cepat dan tepat tersebut meneyebabkan sel-sel tumbuh menjadi besar untuk dapat ditangani dengan menggunakan imun yang normal.

Kategori agens atau faktor tertentu yang berperan dalam karsinomagenesis (transpormasi maligna) mencakup virus dan bakteri, agen fisik, agen kimia, faktor genetik atau familial, faktor diet, dan agen hormonal.

Neoplasma merupakan pertumbuhan baru. Menurut seorang ankolog dari inggris menemakan neoplasma sebagai massa jaringan yang abnormal, tumbuhan berlebih, dan tidak terkordinasi dengan jaringan yang normal, dan selalu tumbuh meskipun rangsangan yang

(33)

menimbulkan sudah hilang. Proliferasi neoplastik menimbulkan massa neoplasma sehingga menimbulkan pembengkakan atau benjolan pada jaringan tubuh, sehingga terbentuknya tumor. Istilah tumor digunakan untuk pembengkakan oleh sembaban jaringan atau perdarahan. Tumor dibedakan menjadi dua yaitu jinak dan ganas. Jika tumor ganas

dinamakan kanker.

E. Manifestasi Klinik Neoplasia

a. Sel-sel kanker menyebar dari satu organ atau bagian tubuh ke organ atau bagian tubuh yang lain melalui invasi dan bermetastase. Sehingga manifestasinya seseuai organ atau tubuh yang terkena.

b. Kanker menyebabkan anemia, kelemahan, penurunan berat badan (disfagia (kesulitan menelan), anoreksia, sumbatan), dan nyeri (sering kali distadium akhir).

c. Gejala disebabkan oleh penghancuran jaringan dan penggantian oleh jaringan kanker nonfungsional atau jaringan yang sangat produktif (misalnya gangguan sumsum tulang dan anemia atau kelebihan produksi steroid adrenal), tekanan pada struktur sekitar, peningkatan kebutuhan metabolik, dan gangguan produksi sel-sel darah.

F. Pengobatan Neoplasia a. Pembedahan

Sangat efektif bila dilakukan pada penderita kanker stadium awal sehingga mempunya peluang sembuh.

b. Kombinasi

Pengobatan kombinasi memadukan antara kemoterapi radioterapi dan pembedahan.

c. Radiasi

Radiasi(penyinaran) bertujuan untuk menghancurkan jaringan yang terkena kanker.

d. Kemoterapi

Pengobatan kemoterapi bertujuan menjangkau sel-sel kanker yang menyebar ke bagian tubuh lain dengan cara menghambat dan mengontrol pertumbuhan sel kanker

(34)

PENGERTIAN DAN PEMBAGIAN SISTEM SARAF PUSAT

A. Pengertian Sistem Saraf

Sistem saraf adalah sistem koordinasi berupa penghantaran impuls saraf ke susunan saraf pusat, pemrosesan impuls saraf dan pemberi tanggapan rangsangan. Sistem atau susunan saraf merupakan salah satu bagian terkecil dari organ dalam tubuh, tetapi merupakan bagian yang paling kompleks. Susunan saraf manusia mempunyai arus informasi yang cepat dengan kecepatan pemrosesan yang tinggi dan tergantung pada aktivitas listrik (impuls saraf).

Sistem saraf tersusun oleh berjuta-juta sel saraf yang mempunyai bentuk bervariasi. Sistern ini meliputi sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi. Dalam kegiatannya, saraf mempunyai hubungan kerja seperti mata rantai (berurutan) antara reseptor dan efektor. Reseptor adalah satu atau sekelompok sel saraf dan sel lainnya yang berfungsi mengenalirangsangan tertentu yang berasal dari luar atau dari dalam tubuh.

Efektor adalah sel atau organ yang menghasilkan tanggapan terhadap rangsangan.

Contohnya otot dan kelenjar.

Fungsi sistem saraf:

- Penghubung antara tubuh dengan dunia luar. Struktur Sel Saraf melalui indra - Pengatur respon terhadap rangsangan

- Mengatur dan mengendalikan kerja organ-organ tubuh sehingga dapat bekerja sesuai fungsinya

Gambar. Struktur Sel Saraf

BA B

VI

(35)

SEL SARAF (neuron)

Sistem saraf terdiri dari jutaan sel saraf (neuron). Fungsi sel saraf adalah mengirimkan pesan (impuls) yang berupa rangsang atau tanggapan. Struktur Sel Saraf Setiap neuron terdiri dari satu badan sel yang di dalamnya terdapat sitoplasma dan inti sel. Dari badan sel keluar dua macam serabut saraf, yaitu dendrit dan akson (neurit).

Dendrit berfungsi mengirimkan impuls ke badan sel saraf, sedangkan akson berfungsi mengirimkan impuls dari badan sel ke jaringan lain. Akson biasanya sangat panjang.

Sebaliknya, dendrit pendek. Setiap neuron hanya mempunyai satu akson dan minimal satu dendrit. Kedua serabut saraf ini berisi plasma sel. Pada bagian luar akson terdapat lapisan lemak disebut mielin yang merupakan kumpulan sel Schwann yang menempel pada akson. Sel Schwann adalah sel glia yang membentuk selubung lemak di seluruh serabut saraf mielin. Membran plasma sel Schwann disebut neurilemma. Fungsi mielin adalah melindungi akson dan memberi nutrisi. Bagian dari akson yang tidak terbungkus mielin disebut nodus Ranvier, yang berfungsi mempercepat penghantaran impuls.

Kelompok-kelompok serabut saraf, akson dan dendrit bergabung dalam satu selubung dan membentuk urat saraf. Sedangkan badan sel saraf berkumpul membentuk ganglion atau simpul saraf.

Berdasarkan struktur dan fungsinya, sel saraf dapat dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu sel saraf sensori, sel saraf motor, dan sel saraf intermediet (asosiasi).

1. Sel saraf sensori Fungsi sel saraf sensori adalah menghantar impuls dari reseptor ke

(36)

sistem saraf pusat, yaitu otak (ensefalon) dan sumsum belakang (medula spinalis). Ujung akson dari saraf sensori berhubungan dengan saraf asosiasi (intermediet).

2. Sel saraf motorik Fungsi sel saraf motorik adalah mengirim impuls dari sistem saraf pusat ke otot atau kelenjar yang hasilnya berupa tanggapan tubuh terhadap rangsangan.

Badan sel saraf motor berada di sistem saraf pusat. Dendritnya sangat pendek berhubungan dengan akson saraf asosiasi, sedangkan aksonnya dapat sangat panjang.

3. Sel saraf intermediet Sel saraf intermediet disebut juga sel saraf asosiasi. Sel ini dapat ditemukan di dalam sistem saraf pusat dan berfungsi menghubungkan sel saraf motor dengan sel saraf sensori atau berhubungan dengan sel saraf lainnya yang ada di dalam sistem saraf pusat. Sel saraf intermediet menerima impuls dari reseptor sensori atau sel saraf asosiasi lainnya. Alur informasi pada sistem saraf dapat dipecah secara skematis menjadi tiga tahap. Suatu stimulus eksternal atau internal yang mengenai organ-organ sensorik akan menginduksi pembentukan impuls yang berjalan ke arah susunan saraf pusat (SSP) (impuls afferent), terjadi proses pengolahan yang komplek pada SSP (proses pengolahan informasi) dan sebagai hasil pengolahan, SSP membentuk impuls yang berjalan ke arah perifer (impuls efferent) dan mempengaruhi respons motorik terhadap stimulus.

Gambar Fungsional Sistem Saraf (biru: sensorik; merah: motorik)

(37)

B. Susunan Sistem Saraf

Susunan sistem saraf terbagi secara anatomi yang terdiri dari saraf pusat (otak dan medula spinalis) dan saraf tepi (saraf kranial dan spinal) dan secara fisiologi yaitu saraf otonom dan saraf somatik

Gambar. Susunan Saraf Manusia

PENGERTIAN DAN PEMBAGIAN SISTEM SARAF PUSAT LANJUTAN

C. Penggolongan Sistem Saraf

Gambar. Penggolongan Sistem Saraf

BA B

VII

(38)

a. Sistem Saraf Pusat

Susunan saraf pusat (SSP) yaitu otak (ensefalon) dan medula spinalis, yang merupakan pusat integrasi dan kontrol seluruh aktifitas tubuh. Bagian fungsional pada susunan saraf pusat adalah neuron akson sebagai penghubung dan transmisi elektrik antar neuron, serta dikelilingi oleh sel glia yang menunjang secara mekanik dan metabolik.. Sistem saraf pusat meliputi otak (ensefalon) dan sumsum tulang belakang (Medula spinalis). Keduanya merupakan organ yang sangat lunak, dengan fungsi yang sangat penting maka perlu perlindungan. Selain tengkorak dan ruas-ruas tulang belakang, otak juga dilindungi 3 lapisan selaput meninges. Bila membran ini terkena infeksi maka akan terjadi radang yang disebut meningitis.Ketiga lapisan membran meninges dari luar ke dalam adalah sebagai berikut.

1. Durameter; merupakan selaput yang kuat dan bersatu dengan tengkorak.

2. Araknoid; disebut demikian karena bentuknya seperti sarang labah-labah. Di dalamnya terdapat cairan serebrospinalis; semacam cairan limfa yang mengisi sela sela membran araknoid. Fungsi selaput araknoid adalah sebagai bantalan untuk melindungi otak dari bahaya kerusakan mekanik.

3. Piameter. Lapisan ini penuh dengan pembuluh darah dan sangat dekat dengan permukaan otak. Agaknya lapisan ini berfungsi untuk memberi oksigen dan nutrisi serta mengangkut bahan sisa metabolisme. Otak dan sumsum tulang belakang mempunyai 3 materi esensial yaitu: 1. badan sel yang membentuk bagian materi kelabu (substansi grissea) 2. serabut saraf yang membentuk bagian materi putih (substansi alba) 3. sel-sel neuroglia, yaitu jaringan ikat yang terletak di antara sel-sel saraf di dalam sistem saraf pusat Walaupun otak dan sumsum tulang belakang mempunyai materi sama tetapi susunannya berbeda. Pada otak, materi kelabu terletak di bagian luar atau kulitnya (korteks) dan bagian putih terletak di tengah. Pada sumsum tulang belakang bagian tengah berupa materi kelabu berbentuk kupu-kupu, sedangkan bagian korteks berupa materi putih.

b. Pembagian Sistem Saraf pusat Otak

(39)

Otak merupakan alat tubuh yang sangat penting dan sebagai pusat pengatur dari segala kegiatan manusia yang terletak di dalam rongga tengkorak. Bagian utama otak adalah otak besar (cerebrum), otak kecil (cerebelum) dan otak tengah Otak besar merupakan pusat pengendali kegiatan tubuh yang disadari. Otak besar ini dibagi menjadi dua belahan, yaitu belahan kanan dan kiri. Tiap belahan tersebut terbagi menjadi 4 lobus yaitu frontal, parietal, okspital, dan temporal. Sedangkan disenfalon adalah bagian dari otak besar yang terdiri dari talamus, hipotalamus, dan epitalamus. Otak belakang/ kecil terbagi menjadi dua subdivisi yaitu metensefalon dan mielensefalon. Metensefalon berubah menjadi batang otak (pons) dan cereblum. Sedangkan mielensefalon akan menjadi medulla oblongata. Otak tengah/ sistem limbic terdiri dari hipokampus, hipotalamus, dan amigdala

Gambar. Bagian-bagian Otak

Pada otak terdapat suatu cairan yang dikenal dengan cairan serebrospinalis.

Cairan cerebrospinalis ini mengelilingi ruang sub araknoid disekitar otak dan medula spinalis. Cairan ini juga mengisi ventrikel otak. Cairan ini menyerupai plasma darah dan cairan interstisial dan dihasilkan oleh plesus koroid dan sekresi oleh sel-sel epindemal yang mengelilingi pembuluh darah serebral dan melapisi kanal sentral medula spinalis.

Fungsi cairan ini adalah sebagai bantalan untuk pemeriksaan lunak otak dan medula

(40)

spinalis, juga berperan sebagai media pertukaran nutrien dan zat buangan antara darah dan otak serta medula spinalis

1. Otak tengah (mesensefalon)

Otak tengah terletak di depan otak kecil dan jembatan varol. Di depan otak tengah terdapat talamus dan kelenjar hipofisis yang mengatur kerja kelenjar-kelenjar endokrin.

Bagian atas (dorsal) otak tengah merupakan lobus optikus yang mengatur refleks mata seperti penyempitan pupil mata, dan juga merupakan pusat pendengaran.

Gambar. Otak dan kegiatan-kegiatan yang dikontrolnya.

2. Otak kecil (serebelum)

Serebelum mempunyai fungsi utama dalam koordinasi gerakan otot yang terjadi secara sadar, keseimbangan, dan posisi tubuh. Bila ada rangsangan yang merugikan atau berbahaya maka gerakan sadar yang normal tidak mungkin dilaksanakan.

d. Jembatan varol (pons varoli)

(41)

Jembatan varol berisi serabut saraf yang menghubungkan otak kecil bagian kiri dan kanan, juga menghubungkan otak besar dan sumsum tulang belakang.

e. Sumsum sambung (medulla oblongata)

Sumsum sambung berfungsi menghantar impuls yang datang dari medula spinalis menuju ke otak. Sumsum sambung juga mempengaruhi jembatan, refleks fisiologi seperti detak jantung, tekanan darah, volume dan kecepatan respirasi, gerak alat pencernaan, dan sekresi kelenjar pencernaan. Selain itu, sumsum sambung juga mengatur gerak refleks yang lain seperti bersin, batuk, dan berkedip.

f. Medula Spinalis (Sumsum tulang belakang)

Sumsum tulang belakang terletak memanjang di dalam rongga tulang belakang, mulai dari ruas-ruas tulang leher sampai ruas-ruas tulang pinggang yang kedua. Sumsum tulang belakang terbagi menjadi dua lapis yaitu lapisan luar berwarna putih (white area) dan lapisan dalam berwarna kelabu (grey area). Lapisan luar mengandung serabut saraf dan lapisan dalam mengandung badan saraf. Di dalam sumsum tulang belakang terdapat saraf sensorik, saraf motorik dan saraf penghubung. Fungsinya adalah sebagai penghantar impuls dari otak dan ke otak serta sebagai pusat pengatur gerak refleks. Pada penampang melintang sumsum tulang belakang tampak bagian luar berwarna putih, sedangkan bagian dalam berbentuk kupu-kupu dan berwarna kelabu.

Gambar Bagian Area Medula Spinalis

(42)

PENGERTIAN DAN PEMBAGIAN SISTEM KARDIOVASKULAR

A. Pengantar sistem kardiovaskular

Kardiovaskular Berasal dari kata Cardio yang berarti Jantung dan Vaskuler yang berarti pembuluh darah. Jadi Cardiovaskuler adalah jantung dan pembuluh darah.Sistem cardiovascular adalah sistem yang bertugas men supply darah pada seluruh jaringan tubuh untuk kepentingan metabolisme sel-sel serta menarik kembali darah ke jantung untuk selanjutnya membebaskan bahan sisa metabolisme. Sistem peredaran darah manusia adalah suatu sistem organ yang berfungsi memindahkan zat ke dan dari sel. Sistem peredaran darah manusia disebut juga sistem peredaran darah ganda karena meliputi peredaran darah sistemik dan peredaran darah pulmonal. Sistem peredaran darah sistemik yaitu peredaran darah dari jantung ke seluruh tubuh jantung. Sistem peredaran darah pulmonal yaitu peredaran darah dari jantung ke paru-paru jantung.

B. Pengertian Sistem Kardiovaskular

Sistem kardiovaskuler adalah kumpulan organ yang bekerja sama untuk melakukan fungsi transportasi dalam tubuh manusia. Sistem ini bertanggung jawab untuk mentransportasikan darah, yang mengandung nutrisi, bahan sisa metabolisme, hormone, zat kekebalan tubuh, dan zat lain ke seluruh tubuh. Sehingga, tiap bagian tubuh akan BA

B

VIII

(43)

mendapatkan nutrisi dan dapat membuang sisa metabolismenya ke dalam darah. Dengan tersampainya hormone ke seluruh bagian tubuh, kecepatan metabolisme juga akan dapat diatur. Sistem ini juga menjamin pasokan zat kekebalan tubuh yang berlimpah pada bagian tubuh yang terluka, baik karena kecelakaan atau operasi, dengan bertujuan mencegah infeksi di daerah tersebut. Dengan demikian, dapat dilihat bahwa sistem kardiovaskuler memiliki fungsi utama untuk mentransportasikan darah dan zat-zat yang dikandungnya ke seluruh bagian tubuh.

C. Komponen Sistem Kardiovaskuler

Sistem kardiovaskuler terdiri atas organ jantung dan pembuluh darah. Fungsi sistem ini dapat dianalogikan dengan sistem pengairan di rumah tangga, dimana organ jantung berperan sebagai pompa dan pembuluh darah berperan sebagai salurannya atau pipanya.

Sistem ini bertanggung jawab untuk mentransportasikan darah dan zat yang dikandungnya ke seluruh bagian tubuh manusia. Untuk menjaga agar darah tetap mencapai seluruh bagian tubuh secara terus-menerus maka jantung sebagai pompa harus berdenyut secara terus menerus pula. Denyutan jantung diatur oleh sistem saraf otonom (SSO) yang berada di luar kesadaran atau kendali kita sehingga kita tidak dapat mengatur denyutan jantung seperti kehendak kita. Sistem kardiovaskuler merupakan sistem tertutup artinya darah yang ditransportasikan akan berada di dalam jantung dan pembuluh darah, tidak dialirkan ke luar pembuluh darah. Berdasarkan arah aliran darah maka pembuluh darah dapat dikelompokkan menjadi dua. Pertama adalah pembuluh darah yang meninggalkan jantung (arteri) dan pembuluh darah yang menuju jantung (vena). Berdasarkan ukuran penampangnya (diameter) maka pembuluh darah (arteri dan vena) dapat dikelompokkan menjadi pembuluh darah besar, sedang, dan kecil. Contoh pembuluh arteri besar adalah aorta, a. iliaca commonis; pembuluh arteri sedang adalah a.

tibialis, a. radialis; sedangkan contoh vena besar adalah v. cafa superior dan inferior.

Diantara pembuluh darah arteri kecil (arteriole) dan vena kecil (venule) akan terdapat saluran kecil yang disebut pembuluh kapiler. Pembuluh kapiler

PENGERTIAN DAN PEMBAGIAN SISTEM KARDIOVASKULAR LANJUTAN

BA B

1X

(44)

D. Pembagian Sistem Kardiovaskular a. Jantung

Jantung adalah organ utama peredaran darah. Jantung merupakan organ muskular berongga, bentuknya menyerupai piramid atau jantung pisang dan merupakan pusat sirkulasi darah ke seluruh tubuh. Jantung terletak dalam rongga toraks pada bagian mediastinum. Ujung jantung mengarah ke bawah - kedepan bagain kiri. Basis jantung mengarah ke atas ke belakang dan sedikit condong ke arah kanan. Basis jantung terdapat aorta, batang nadi paru, pembuluh balik atas dan bawah dan pembuluh balik paru.

Letak jantung difiksasi pada tempatnya agar tidak mudah berpindah tempat.

Penyongkong utama jantung adalah paru-paru yang menekan jantung dari samping, diafragma menyongkong dari bawah pembuluh darah besar yang keluar dan masuk jantung.

Ukuran jantung manusia sebesar kepalan tangan masing-masing orang. Ukuran jantung adalah sebagai berikut : Panjang 12 cm, Lebar 9 cm dan Berat: 250-390 gr (Laki-laki dewasa)serta berat: 200-275 gr (Wanita dewasa).

Terdapat tiga lapisan dinding jantung yang terdiri dari: Perikardium, Myokardium dan Endokardium.

a.Perikardium

Terletak didalam mediastinum minus dibelakang korpus sterni dan posisi pada tulang rawan (iga ke II-VI). Perikardium terdiri dari dua bagian yaitu:

1) lapisan sebelah dalam atau (perikardium viseral) 2) lapisan sebelah luar atau perikardium perietal

(45)

Kedua lapisan dipisahkan oleh cairan pelumas untuk mengurangi gesekan yang disebabkan oleh gerakan memompa jantiung . Bagian depan perikardium melekat pada tulang dada (sternum) bagian belakang melekat pada tulang punggung, sedangkan bagian bawah melekat pada diagframa.

b. Miokardium

Lapisan otot jantung yang menerima darah dari arteri koronaria. Arteri konorkiri bercabang menjadi arteri desending anterior dan arteri sirkumfleks. Susunan miokardium terdiri dari atas:

1) susunan otot atrium (sangant tipis dan kurang teratur)

2) susunan otot ventrikel (membentuk bilik jantung dimulai dari cincin atrioventrikular sampai ke apeks jantung)

3) susunan otot atrioventrikular (dinding pemisah antara serambi dan bilik) c. Endokardium

(permukaan dalam jantung) dinding dalam atrium diliputi oleh membran yang mengkilat terdiri dari jaringan edotel atau selaput lendir endokardium kecuali aurikula dan bagian depan sinus vena kava.Permukaan jantung (fascies kordis) terdiri dari 3 bagian yaitu:

1) Fascies sternokostalis permukaan yang menghadap ke depan berbatasan dengan dinding depan torak dibentuk oleh atrium dektra ventrikel dekstra dan sedikit ventrikel sinistra.

2) Fascies dorsalis permukaan jantung menghadap kebelakang berbentuk segi empat berbatasan dengan mediastinum posterior dibentuk oleh dinding atrium sinistra sebagian atrium dekstra dan sebagian kecil dinding ventikel sinistra.

3) Facies diagframatika permukaan bagian bawah jantung yang berbatasan dengan sentrum tendium diagframa dibentuk oleh dinding ventrikel sinistra dan sebagian kecil ventrikel dekstra.

Jantung manusia memiliki 4 bagian ruang yaitu:

a. Atrium dekstra (Atrium Kanan)

Memiliki dinding tipis berfungsi sebagai tempat penyimpanan darah dan sebagian panyalur darah dari vena sistemik yang mengalir ke ventrikel dextra. Atrium dekstra terdiri dari rongga utama dan aurikula diluar, bagian dalam membentuk suatu rigi atau krista terminalis, bagian utama atrium terletak posterior terhadap rigi, dinding halus yang secara embriologis berasal dari sinus venosus. Bagian atrium yang terletak didepan rigi mengalami trabekulasi akibat berkas serabut poto yang berjalan dari kista

Referensi

Dokumen terkait

2) Peritoneum viseral: melapisi semua organ yang berada dalam rongga abdomen. 3) Ruang yang berada diantara kedua lapisan disebut ruang peritoneal. 4) Didalam

Mata kuliah ini mempelajari Bahasa Indonesia dalam ilmu teknologi laboratorium medik dengan menekankan penggunaan Bahasa Indonesia dengan baik dan benar

Pada uji Iod, hanya amilum yang menunjukkan hasil positif termasuk polisakarida dengan menunjukkan perubahan warna menjadi biru kehitaman.Dalam tubuh manusia,

140 bekerja sama, dan mengalami saat-saat biasa dan istimewa dengan orang-orang lawan jenis tanpa hubungan asmara. Kedua, persahabatan yang lebih istimewa. Adalah

Kata- kata “ reagen” dan “reaktan” dapat digunakan secara bergantian. Reaksi kimia dapat terjadi ketika dua atau lebih reaktan digabungkan bersama. Reaktan harus

Potensial dari setiap elektrode yang terukur dibandingkan terhadap elektrode referensi yang terbuat dari perak/perak Chloride dengan voltase(tegangan) yang stabil dan tetap.

Sabouraud (diucapkan sah-bu-Ro ') medium agar dikembangkan oleh dokter kulit Perancis, Raymond JA Sabouraud pada akhir 1800 untuk mendukung pertumbuhan jamur yang

baik atau tidak baik, hal itu akan terlihat dan dapat dikenali melalui penggunaan bahasa Indonesianya. Pengembanan fungsi demikian seyogianya mendapat pencermatan agar kita