• Tidak ada hasil yang ditemukan

MODUL TEORI ANATOMI FISIOLOGI II PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "MODUL TEORI ANATOMI FISIOLOGI II PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM"

Copied!
92
0
0

Teks penuh

(1)

1

MODUL TEORI

ANATOMI FISIOLOGI II

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK

INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM

(2)

i

Visi

Menjadi Institut yang unggul dan profesional dalam bidang kesehatan di tingkat Nasional dan Asia tahun 2028.

Misi

1. Menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran yang unggul, berkarakter, dan kompeten yang adaptif terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan globalisasi;

2. Menyelenggarakan penelitian yang inovatif, produktif dan responsif terhadap ilmu pengetahuan, teknologi dan kebutuhan masyarakat;

3. Menyelenggarakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat berlandaskan nilai dan tanggung jawab sosial; dan

4. Menjalin kerjasama yang baik dengan stakeholder mulai dari pemerintah, dunia usaha dan masyarakat sebagai pengguna lulusan.

(3)

ii

Visi

Menghasilkan lulusan yang unggul dan professional dalam mutu pendidikan di bidang Farmasi Klinis dan Komunitas serta Mikrobiologi Molekuler Klinis yang Mampu Bersaing di tingkat Nasional dan Asia Tahun 2022.

Misi

1) Menyelenggarakan proses belajar mengajar yang kondusif dengan sistem yang mendukung pada FF sehingga pembelajaran tersebut menghasilkan prodi yang dapat menghasilkan alumni berkarakter unggul, kompeten, dan excellent service;

2) Menyelenggarakan proses praktik laboratorium yang kondusif dan handal di berbagai fasilitas pelayanan kesehatan masyarakat;

3) Mengoptimalkan dan mengimplementasikan penelitian bidang Farmasi Klinis dan Komunitas dan Mikrobiologi Molekuler Klinis dengan menggunakan pendekatan riset dalam bidang Farmasi dan Teknologi Laboratorium Medik;

4) Mengimplementasikan program pengabdian kepada masyarakat berbasis riset untuk menyelesaikan berbagai permasalahan di bidang Farmasi dan Teknologi Laboratorium Medik; dan

5) Mengembangkan kerjasama dengan institusi pendidikan, pelayanan, organisasi, dan stakeholders baik dalam maupun luar negeri.

(4)

iii

Visi

Menjadi program studi yang unggul dan professional dalam bidang Mikrobiologi Molekuler Klinis Tahun 2022

Misi

1. Menyelenggarakan pendidikan Teknologi Laboratorium Medik yang unggul dan excelent service dalam bidang Mikrobiologi Molekuler Klinis;

2. Menyelenggarakan proses praktik laboratorium yang kondusif diberbagai fasilitas pelayanan kesehatan masyarakat;

3. Mengoptimalkan dan mengimplementasikan penelitian di bidang Mikrobiologi Molekuler Klinis dengan menggunakan pendekatan riset dalam bidang Teknologi Laboratorium Medik;

4. Mengimplementasikan program pengabdian kepada masyarakat berbasis riset untuk menyelesaikan berbagai permasalahan di bidang Mikrobiologi Molekuler Klinis; dan

5. Mengembangkan kerjasama dengan institusi pendidikan, pelayanan, organisasi, dan stakeholders baik dalam maupun luar negeri.

(5)

iv

Puji syukur kami panjatkan kepada kehadirat Allah SWT, karena atas izin-Nya Modul dari Mata Kuliah Anatomi Fisiologi II ini dapat diselesaikan. Modul Anatomi Fisiologi II ini disusun untuk memenuhi kebutuhan mahasiswa Program Studi Teknologi Laboratorium Medik Fakultas Farmasi Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam dalam menempuh matakuliah Anatomi Fisiologi II.

Modul ini disusun dengan kualifikasi merangkum semua materi teoritis.

Penyusun mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang tidak bisa disebutkan satu per satu atas selesainya modul ini. Penyusun menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan modul ini. Oleh karena itu segala masukan dari berbagai pihak sangat diharapkan guna penyempurnaan modul ini.

Lubuk Pakam, Juli 2020

(6)

Jl. Sudirman No. 38 Lubuk Pakam Kab. Deli Serdang – Sumatera Utara (20512)Telp. (061) 7952234 – 7952262 Faximile : (061) 7952234

Email : farmasimedistra@gmail,.com Website: www.medistra.ac.id

SURAT KEPUTUSAN DEKAN FAKULTAS FARMASI

INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM Nomor : 071.B/03.3/INKES-MLP/II/2018

TENTANG

DOSEN PENGAMPU MATA KULIAH SEMESTER GENAP TAHUN AKADEMIK 2017-2018 FAKULTAS FARMASI INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM

DEKAN FAKULTAS FARMASI INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM

MENIMBANG : 1. Bahwa Untuk Melaksanakan Tugas Pendidikan dan Pengajaran Perlu Ditetapkan Dosen Pengampu Mata Kuliah Pada Semester Genap Tahun Akademik 2017 - 2018 di Lingkungan Program Studi Teknologi Laboratorium Medik Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam;

2.

3.

Bahwa berdasarkan Kalender Akademik Semester Genap Fakultas Farmasi Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam Tahun Akademik 2017-2018 maka perkuliahan akan dimulai pada tanggal 14 Februari 2018 dan berakhir pada tanggal 14 Juli 2018;

Bahwa untuk keperluan dimaksud diatas maka perlu ditetapkan dengan Surat Keputusan Dekan Fakultas Farmasi Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam sebagai pengesahannya.

MENGINGAT : 1. Undang – Undang RI Nomor : 20 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional;

2. Surat Keputusan Dirjend DIKTI Nomor : 297/KPT/I/2017, Tentang izin Institut Kesehatan MEDISTRA Lubuk Pakam dan 161/D/O/2001 tentang izin penyelenggaraan Program Studi ;

3. Undang-Undang RI Nomor : 14 Tahun 2005, Tentang Guru dan Dosen;

4. Undang-Undang RI Nomor : 12 Tahun 2012, Tentang Pendidikan Tinggi;

5. Peraturan Pemerintah RI Nomor : 42 Tahun 2007, Tentang Sertifikasi Dosen;

Peraturan Pemerintah RI Nomor : 37 Tahun 2009, Tentang Dosen;

6. Peraturan Pemerintah RI Nomor : 23 Tahun 2013, Tentang Perubahan Atas Standar Nasional Pendidikan;

7. Peraturan Pemerintah RI Nomor : 4 Tahun 2014, Tentang Penyelenggaraan Pendidikan Tingggi dan Pengelolaan Perguruan Tinggi;

8. Kalender Akademik Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam T.A 2017- 2018.

MEMPERHATIKAN : 1.

2.

Surat Keputusan Ketua Yayasan Medistra Lubuk Pakam Nomor 023/C.1/ YAY-

M/VI/2016, tentang penetapan honorarium mengajar dan pemberian insentif bagi setiap kegiatan akademik yang termasuk dalam lingkup pendidikan dan pengajaran;

Hasil evaluasi pelaksanaan pembelajaran dengan Sistem Penjaminan Mutu Internal Fakultas Farmasi Semester GenapT.A 2017-2018

MEMUTUSKAN MENETAPKAN

Pertama : Menugaskan Dosen untuk Menjadi pengampu Mata Kuliah bagi mahasiswa di lingkungan Program Studi Teknologi Laboratorium Medik Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam (roster dan daftar nama terlampir).

Kedua : Kepada para dosen sebagaimana dimaksud diwajibkan untuk menaati Kode Etik Dosen dan Standar Pembelajaran yang telah ditetapkan serta berhak mendapatkan honorarium mengajar sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan Yayasan Medistra Lubuk Pakam.

(7)

Keempat : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila di kemudian hari terdapat kekeliruan dalam penetapan ini, akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.

Tembusan Yth:

1. Para Ketua Program Studi (Ka.Prodi) di Lingkungan Fakultas Farmasi Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam

2. Dosen Pengampu Mata Kuliah yang bersangkutan 3. Pertinggal.

Ditetapkan di : Lubuk Pakam Pada Tanggal : 12 Februari 2018

Dekan,

Romauli Anna Teresia Marbun, S.Farm, M.Si.- NIK. 06.15.12.08.1991

(8)

Tentang : Penetapan Dosen Pengampu Mata Kuliah Pada Program Studi Teknologi Laboratorium Medik Fakultas Farmasi Institut Kesehatan Medistra Lubuk

Pakam Semester Genap T.A. 2017/2018.

No. MATA KULIAH YANG DI AMPU KODE MATA

KULIAH SKS NAMA DOSEN PENGAMPU

1. ANATOMI FISIOLOGI II AF 122 1 Rimayani Sidabutar, S.Ked., M.Kes

Ditetapkan di : Lubuk Pakam Pada Tanggal : 12 Februari 2018

Dekan,

Romauli Anna Teresia Marbun, S.Farm, M.Si.- NIK. 06.15.12.08.1991

(9)

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK (DIV) INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM

viii

DAFTAR ISI

Visi dan Misi Inkes Medistra Lubuk Pakam ... i

Visi dan Misi Fakultas Farmasi ... ii

Visi dan Misi Program Studi Teknologi Laboratorium Medik ... iv

SK ... v

Kata Pengantar ... vii

Daftar Isi ... viii

BAB I SISTEM MUSKULOSKELETAL ... 1

A. Pengertian Sistem Muskuloskeletal . ... 1

B. Bagian Sistem Muskuloskeletal ... 1

BAB II SISTEM MUSKULOSKELETAL LANJUTAN ... 4

A. Cara Kerja Sistem Muskuloskeletal ... 4

B. Gangguan Pada Sistem Muskuloskeletal ... 4

C. Cara Menjaga Kesehatan Sistem Muskuloskeletal ... 5

BAB III SISTEM PENCERNAAN ... 7

A. Pengertian Sistem Pencernaan ... 7

B. Fungsi Sistem Pencernaan ... 7

C. Organ Sistem Pencernaan ... 7

BAB IV SISTEM PENCERNAAN LANJUTAN ... 9

A. Cara Kerja Organ Pencernaan ... 9

B. Fungsi Kelenjar Pencernaan ... 11

BAB V SISTEM DAN FUNGSI PERNAFASAN ... 13

A. Pengertian Sistem Pernafasan ... 13

B. Fungsi Sistem Pernafasan ... 13

C. Cara Menjaga Organ Pernafasan ... 14

BAB VI SISTEM KARDIOVASKULER ... 15

A. Pengertian Sistem Kardiovaskuler ... 15

B. Komponen Sistem Kardiovaskuler ... 15

C. Anatomi Sistem Kardiovaskuler ... 16

BAB VII SISTEM KARDIOVASKULER LANJUTAN ... 20

A. Fungsi Sistem Kardiovaskuler ... 20

B. Mekanisme Pengaturan Sistem Kardiovaskuler ... 33

BAB VIII SIRKULASI DARAH ... 38

A. Sistem Peredaran Darah ... 38

B. Pembuluh Darah ... 38

C. Struktur Umum Pembuluh Darah ... 42

D. Darah ... 43

E. Mekanisme Sistem Peredaran Darah Manusia ... 43

(10)

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK (DIV) INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM

ix

F. Susunan Darah ... 45

G. Susunan Plasma ... 46

H. Elemen-Elemen Darah ... 48

BAB IX SISTEM PERSYARAFAN ... 55

A. Sistem Saraf ... 55

B. Anatomi dan Bagian Sistem Saraf ... 55

C. Fungsi Saraf ... 57

D. Pembagian Sistem saraf ... 58

E. Berbagai Penyakit Gangguan Saraf ... 60

BAB X SISTEM PERKEMIHAN ... 62

A. Sistem Perkemihan ... 62

B. Fungsi Sistem Perkemihan ... 62

C. Gangguan Kesehatan Pada Sistem Perkemihan ... 62

BAB XI SISTEM REPRODUKSI ... 65

A. Pengertian Sistem Reproduksi ... 65

B. Sistem Reproduksi Wanita ... 65

C. Sistem Reproduksi Pria ... 67

D. Cara Merawat Sistem Reproduksi Manusia ... 69

BAB XII SISTEM DAN FUNGSI ENDOKRIN ... 71

A. Sistem Endokrin ... 71

B. Fungsi Sistem Endokrin ... 71

C. Macam-Macam Kelenjar ... 72

BAB XIII SISTEM DAN INTEGUMENT KULIT ... 74

A. Sistem Integument ... 74

B. Lapisan Kulit ... 74

C. Unsur Utama Matriks Kulit ... 75

BAB IV SISTEM DAN PENGINDERAAN ... 77

A. Panca Indera ... 77

B. Panca Indera Dan Fungsinya ... 77

DAFTAR PUSTAKA ... 81

(11)

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK (DIV) INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM

1

SISTEM MUSKULOSKELETAL

A. Pengertian Sistem muskuloskeletal

Sistem muskuloskeletal adalah sistem yang terdiri dari otot, jaringan ikat, saraf, serta tulang dan sendi. Sistem ini berperan penting dalam gerakan tubuh.

Oleh karena itu, bila sistem muskuloskeletal terganggu, kemampuan dalam bergerak dan melakukan aktivitas pun bisa terganggu. Dengan adanya sistem muskuloskeletal, tubuh dapat bergerak dan menjalani berbagai aktivitas, seperti berjalan, berlari, berenang, hingga sesederhana mengambil suatu benda. Sistem muskuloskeletal juga berperan dalam membentuk postur dan bentuk tubuh serta melindungi berbagai organ penting, seperti otak, jantung, paru-paru, ginjal, dan hati.

B. Bagian Sistem musculoskeletal 1. Tulang

Tulang merupakan salah satu bagian utama dalam sistem muskuloskeletal yang berfungsi untuk menopang dan memberi bentuk tubuh, menunjang gerakan tubuh, melindungi organ-organ tubuh, serta meny impan mineral kalsium dan fosfor. Orang dewasa umumnya memiliki sekitar 206 tulang.

Tulang terdiri dari lapisan luar dan dalam. Lapisan luar tulang memiliki tekstur keras dan terbuat dari protein, kolagen, serta berbagai macam mineral, termasuk kalsium. Sementara itu, bagian dalam tulang memiliki tekstur yang lebih lembut dan berisi sumsum tulang, yaitu tempat diproduksinya sel darah merah, sel darah putih, dan trombosit atau keping darah.

BAB I

(12)

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK (DIV) INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM

2

2. Sendi

Sendi merupakan sambungan antara kedua tulang. Sendi ada yang bisa digerakkan, tetapi ada juga yang tidak. Sendi yang tidak bisa digerakkan contohnya adalah sendi yang terdapat di lempengan tengkorak. Sedangkan, sendi yang bisa digerakkan meliputi sendi jari tangan dan kaki, siku, pergelangan tangan, bahu, rahang, panggul, lutut, dan pergelangan kaki.

3. Otot

Ada tiga jenis otot yang merupakan bagian dari sistem muskuloskeletal, yaitu otot rangka, otot jantung, dan otot polos. Otot rangka adalah otot yang melekat pada tulang dan sendi. Otot ini bisa meregang dan berkontraksi saat tubuh bergerak, seperti saat berjalan, menggenggam benda, atau saat mengubah posisi tubuh, misalnya menekuk dan meluruskan lengan atau kaki.

Sementara itu, otot polos adalah jenis otot yang terdapat pada organ-organ tubuh, misalnya saluran cerna dan pembuluh darah. Aktivitas otot polos diatur oleh saraf otonom, sehingga mereka dapat bekerja secara otomatis. Sama seperti otot polos, otot jantung juga bekerja secara otomatis dalam memompa darah ke seluruh tubuh, tetapi struktur jaringan otot ini mirip dengan otot rangka. Di saluran pencernaan, otot polos bertugas untuk menggerakkan usus agar makanan dan minuman bisa dicerna, kemudian dibuang sebagai kotoran.

Pada pembuluh darah, otot polos bertugas untuk mengatur aliran darah dengan cara melebarkan atau menyempitkan pembuluh darah.

4. Tulang Rawan

Tulang rawan adalah sejenis jaringan ikat yang menutup sendi. Selain berada di antara sambungan tulang, tulang rawan juga ada di hidung, telinga,

(13)

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK (DIV) INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM

3

dan paru-paru. Tulang rawan memiliki struktur yang kokoh, tetapi lebih kenyal dan lentur, tidak seperti tulang rangka. Tulang rawan bertugas untuk mencegah tulang dan sendi saling bergesekan serta menjadi peredam fisik saat tubuh mengalami cedera.

5. Ligamen

Ligamen adalah jaringan ikat yang menghubungkan tulang dan sendi.

Ligamen terdiri atas serat elastis yang tersusun dari protein. Jaringan ikat ini berfungsi untuk menopang sendi, seperti lutut, pergelangan kaki, siku, dan bahu, serta memungkinkan pergerakan tubuh.

6. Tendon

Tendon adalah jaringan ikat tebal dan berserat yang berfungsi untuk menghubungkan otot ke tulang. Tendon terdapat di seluruh tubuh, mulai dari kepala, leher, hingga kaki. Ada banyak jenis tendon dan salah satunya adalah tendon Achilles, tendon terbesar di tubuh. Tendon ini menempelkan otot betis ke tulang tumit dan memungkinkan kaki serta tungkai untuk bergerak.

Sementara itu, tendon rotator cuff di bahu berfungsi untuk menunjang gerakan bahu dan lengan.

(14)

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK (DIV) INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM

4

SISTEM MUSKULOSKELETAL LANJUTAN

A. Cara Kerja Sistem Muskuloskeletal

Ketika Anda hendak menggerakkan tubuh, otak akan mengirimkan sinyal melalui sistem saraf untuk mengaktifkan otot rangka. Setelah menerima impuls atau rangsangan dari otak, otot akan berkontraksi. Kontraksi otot ini akan menarik tendon dan tulang untuk membuat tubuh bergerak. Sedangkan untuk mengendurkan otot, sistem saraf akan mengirimkan pesan ke otot agar mengendur dan rileks. Otot yang rileks akan berhenti berkontraksi, sehingga gerakan tubuh akan ikut terhenti.

B. Gangguan Pada Sistem Muskuloskeletal

Gangguan pada sistem muskuloskeletal bisa menimbulkan berbagai keluhan, mulai dari nyeri, otot atau sendi terasa kaku, hingga sulit untuk bergerak. Ada banyak gangguan atau penyakit yang bisa terjadi pada sistem muskuloskeletal, di antaranya:

1. Cedera, misalnya patah tulang, dislokasi, cedera otot, dan keseleo

2. Kelainan bentuk tulang, misalnya akibat cedera, osteoporosis, penyakit degeneratif, kelainan genetik, dan tumor atau kanker

3. Osteomielitis atau infeksi pada tulang dan jaringan di sekitarnya

4. Gangguan persendian, seperti radang sendi, robekan ligamen, bursitis, dislokasi sendi, dan nyeri sendi

5. Gangguan pada sendi lutut, meliputi cedera meniskus dan robekan pada ligamen lutut

BAB II

(15)

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK (DIV) INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM

5

6. Masalah pada otot, misalnya otot robek, atrofi otot, cedera hamstring, dan sarcopenia atau berkurangnya massa otot akibat penuaan

7. Penyakit autoimun, misalnya rheumatoid arthtiris, vaskulitis, ankylosing spondylitis, dan lupus

C. Cara Menjaga Kesehatan Sistem Muskuloskeletal

Agar sistem muskuloskeletal bisa tetap berfungsi dengan baik, Anda perlu menjaga kesehatan sistem ini dan kesehatan tubuh secara keseluruhan. Caranya adalah sebagai berikut:

1. Lakukan olahraga secara rutin, misalnya dengan berjalan santai, berenang, latihan beban, yoga, atau pilates.

2. Perbaiki postur tubuh, yaitu dengan membiasakan diri untuk duduk dan berdiri tegap.

3. Jaga berat badan tetap ideal untuk mengurangi tekanan berlebih pada tulang dan sendi.

4. Konsumsi makanan bergizi seimbang, terutama makanan yang mengandung kalsium, protein, dan vitamin D, untuk menjaga tulang tetap kuat.

5. Selain itu, Anda juga perlu rutin menjalani pemeriksaan kesehatan (check- up) ke dokter untuk memantau kondisi sistem muskuloskeletal.

Pemeriksaan ini penting dilakukan, terutama pada orang yang sudah berusia lanjut karena lebih berisiko mengalami masalah tulang, seperti osteoporosis.

(16)

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK (DIV) INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM

6

6. Sistem muskuloskeletal memiliki peran yang sangat besar dalam gerak tubuh dan kemampuan untuk beraktivitas. Selain itu, terhambatnya gerakan dapat menyebabkan gangguan kesehatan tubuh secara umum.

7. Oleh karena itu, jika Anda mengalami keluhan yang berkaitan dengan sistem muskuloskeletal, seperti nyeri saat bergerak atau otot terasa kaku, segera periksakan diri ke dokter

8. Berhenti merokok dan kurangi konsumsi minuman beralkohol.

(17)

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK (DIV) INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM

7

SISTEM PENCERNAAN

A. Pengertian Sistem Pencernaan

Sistem pencernaan adalah serangkaian jaringan organ yang bekerja untuk mencerna makanan. Selama dalam saluran pencernaan, makanan akan mengalami proses pencernaan, baik secara mekanik maupun secara kimia. Pencernaan secara mekanik adalah proses pengubahan makanan dari bentuk besar atau kasar menjadi bentuk yang lebih kecil atau halus. Proses itu terjadi di dalam mulut dengan bantuan gigi dan lidah. Pencernaan secara mekanik juga terjadi di dalam lambung dengan bantuan gerak peristaltik dinding lambung, sehingga makanan seperti diaduk.Sedangkan, pencernaan secara kimia adalah proses pengubahan zat makanan dari bentuk yang kompleks menjadi bentuk yang lebih sederhana dengan bantuan enzim pencernaan. Misalnya saja, pengubahan protein menjadi asam amino yang dilakukan oleh enzim tripsin.

B. Fungsi Sistem Pencernaan

Sistem pencernaan memiliki fungsi utama mengubah makanan menjadi nutrisi yang dibutuhkan tubuh. Nutrisi tersebut di antaranya, diperlukan untuk proses perkembangan, perbaikan sel tubuh, temasuk sebagai sumber energi sehari-hari.

Ketika proses itu selesai, organ pencernaan kemudian dengan mudah mengemas limbah padat makanan untuk dibuang sebagai feses.

C. Organ Sistem Pencernaan

Pada sistem pencernaan ini, terdapat beberapa organ pencernaan dan kelenjar pencernaan. Organ pencernaan antara lain meliputi:

1. Mulut

2. Kerongkongan

BAB III

(18)

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK (DIV) INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM

8

3. Lambung 4. Usus Kecil 5. Usus Besar 6. Rektum

Sementara, kelenjar pencernaan antara lain terdiri dari:

1. Ludah atau air liur 2. Pankreas

3. Kantung Empedu 4. Hati

(19)

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK (DIV) INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM

9

SISTEM PENCERNAAN LANJUTAN

A. Cara Kerja Organ Pencernaan 1. Mulut

Mulut adalah awal dari saluran pencernaan. Faktanya, proses pencernaan manusia dimulai bahkan sebelum proses menggigit. Kelenjar ludah menjadi aktif saat seseorang melihat dan mencium hidangan makanan. Setelah mulai makan, mulut akan mengunyah makanan menjadi potongan-potongan yang lebih kecil agar mudah dicerna. Air liur pun bercampur dengan makanan untuk mulai memecahnya menjadi bentuk yang dapat diserap dan digunakan tubuh. Saat menelan, lidah memasukkan makanan ke tenggorokan dan ke kerongkongan.

2. Kerongkongan

Kerongkongan terletak di tenggorokan dekat trakea. Kerongkongan akan menerima makanan dari mulut saat proses menelan. Epiglotis adalah lipatan kecil yang terdapat di tenggorokan saat seseorang menelan untuk mencegah kejadian tersedak (ketika makanan masuk ke tenggorokan). Baca juga: Kenali Sariawan yang Bisa Jadi Gejala Kanker Mulut Serangkaian kontraksi otot di dalam kerongkongan yang disebut peristaltik mengantarkan makanan untuk menuju ke perut. Tetapi, pertama-tama otot mirip cincin di bagian bawah kerongkongan yang disebut sfingter esofagus bagian bawah, harus rileks terlebih dahulu untuk membiarkan makanan masuk. Sfingter kemudian berkontraksi dan mencegah isi perut mengalir kembali ke kerongkongan.

BAB IV

(20)

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK (DIV) INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM

10

3. Lambung

Lambung adalah organ berongga atau "wadah" yang berfungsi untuk menyimpan makanan saat sedang dicampur dengan enzim pencernaan. Enzim ini melanjutkan proses memecah makanan menjadi bentuk yang dapat digunakan. Sel-sel di dalam lapisan lambung akan mengeluarkan asam kuat dan enzim kuat yang bertanggung jawab untuk proses pemecahan makanan.

Ketika makanan sudah diproses, sisanya kemudian dilepaskan ke usus kecil.

4. Usus Halus

Usus halus adalah tabung berotot sepanjang 22 kaki atau sekitar 8,25 meter yang berfungsi memecah makanan menggunakan enzim yang dilepaskan oleh pankreas dan empedu dari hati. Pada usus halus, terdiri atas usus dua belas jari, usus kosong, dan usus penyerapan. Ketiga bagian usus tersebut akan bekerja bersama-sama untuk menyelesaikan pencernaan makanan agar menjadi bagian-bagian kecil yang diserap ke dalam pembuluh darah usus.

5. Usus besar

Usus besar adalah tabung berotot sepanjang kurang lebih 1,82 m yang menghubungkan usus kecil ke rektum. Usus besar antara lain terdiri dari sekum, kolon asendens (kanan), kolon transversum (melintasi), kolon desendens (kiri), dan kolon sigmoid, yang terhubung ke rektum. Usus ini bertanggung jawab untuk memproses limbah yang tersisa dari proses pencernaan. Limbah atau kotoran dilewatkan melalui usus besar dengan cara peristaltik. Pertama dalam keadaan cair dan akhirnya dalam bentuk padat

(21)

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK (DIV) INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM

11

6. Rektum

Rektum adalah perhentian terakhir sebelum feses dihilangkan melalui saluran anus. Serupa dengan elektrolit usus besar yang diserap (natrium, kalium, klorida) dan bahan makanan yang tidak bisa dicerna diuraikan oleh bakteri anaerob. Kotoran menebal melalui penyerapan air dan dicampur dengan lendir. Rektum menjadi lebih besar di dekat anus, di mana ia membentuk ampula dubur. Peran kunci dari ampula dubur adalah bertindak sebagai gudang sementara untuk kotoran.

B. Fungsi Kelenjar Pencernaan 1. Pankreas

Pankreas dapat mengehasilkan enzim pencernaan ke dalam usus dua belas jari yang memecah protein, lemak, dan karbohidrat. Pankreas juga memproduksi insulin dan meneruskannya langsung ke aliran darah. Insulin adalah hormon utama dalam tubuh untuk metabolisme gula.

2. Hati

Hati memiliki banyak fungsi, tetapi tugas utamanya dalam sistem pencernaan adalah memproses nutrisi yang diserap dari usus kecil. Empedu dari hati yang dikeluarkan ke usus halus juga memainkan peran penting dalam mencerna lemak dan beberapa vitamin.

3. Kantung empedu

Kantong empedu berfungsi menyimpan dan memekatkan empedu dari hati, dan kemudian melepaskannya ke dalam usus dua belas jari di usus kecil untuk membantu menyerap dan mencerna lemak.

(22)

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK (DIV) INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM

12

4. Air Liur/Ludah

Air liur, ludahdalam istilah medisnya dikenal dengan nama saliva. Air liur adalah cairan bening yang diproduksi oleh kelenjar air liur, sebuah organ kecil di bagian dalam masing-masing sisi pipi, di bagian bawah lidah, dan di bawah rahang di bagian paling depan mulut. Kelenjar ludah memproduksi air liur sekitar 2 sampai 4 liter per hari. Meski namanya air, air liur tidak cuma terbuat dari air namun juga mengandung lendir, protein, mineral, dan enzim yang disebut dengan amilase.

a. Membantu proses pencernaan makanan b. Membersihkan dan melindungi mulut c. Mencegah kerusakan gigi dan gusi d. Mencegah mulut kering

(23)

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK (DIV) INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM

13

SISTEM DAN FUNGSI PERNAFASAN

A. Pengertian Sistem Pernafasan

Sistem pernapasan adalah sekumpulan jaringan organ yang membantu tubuh bernapas. Sistem pernapasan membantu tubuh menyerap oksigen dari udara dan membuang gas sisa seperti karbondioksida dari darah. Dengan dukungan oksigen, seluruh organ dapat berfungsi dengan normal. Fungsi sistem pernapasan sistem pernapasan memiliki banyak fungsi, tak hanya membantu anda bernapas, fungsi sistem pernapasan lainnya, yakni:

1. Membuat Anda bisa bicara dan membaui sesuatu

2. Mengalirkan udara sesuai suhu tubuh dan melembabkannya sesuai kondisi tubuh

3. Melindungi saluran udara dari zat berbahaya dan iritasi B. Fungsi Sistem Pernafasan

Organ pernapasan manusia berfungsi untuk menjalankan beragam fungsi sistem pernapasan, tubuh membutuhkan sinergi organ-organ pernapasan. Dibawah ini merupakan fungsi dari system pernafasan :

1. Mulut dan hidung: pintu masuk keluar udara ke tubuh.

2. Sinus : ruang sela di antara tulang kepala yang mengatur suhu dan kelembaban udara yang dihirup.

3. Tenggorokan : tabung yang mengalirkan udara dari mulut dan hidung ke batang trakea

4. Trakea : bagian tubuh yang menghubungkan tenggorokan dan paru-paru 5. Tabung bronkial : tabung di bawah tenggorokan yang terhubung ke paru-

paru

V

(24)

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK (DIV) INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM

14

6. Paru-paru : organ yang mengeluarkan oksigen dan memasok ke seluruh tubuh.

7. Diafragma : otot yang membanu paru-paru menarik dan mengeluarkan.

8. Tulang rusuk : tulang yang mengelilingi dan melindungi paru-paru.

9. Alveoli : kantong udara kecil di paru-paru sebagai tempat pertukaran oksigen dan karbon dioksida – Bronkiolus : cabang dari bronkial yang mengarah ke alveoli.

10. Kapiler : pembuluh darah di dinding alveoli yang menggerakkan oksigen dan karbon dioksida Lobus

11. Paru-paru : bagian paru-paru berbentuk bulat, tiga di paru-paru kanan dan dua di paru-paru kiri

12. Pleura: kantung tipis yang mengelilingi lobus paru-paru.

13. Cilia: rambut kecil yang berguna menyaring debu dan alergen dari saluran pernapasan.

14. Laring : organ berongga yang dapat mengeluarkan suara saat udara masuk dan keluar

C. Cara Menjaga Organ Pernapasan

1. Hindari polutan yang dapat merusak saluran udara, di antaranya asap, bahan kimia, dan gas radioaktif.

2. Kenakan masker jika Anda terpapar asap, debu, atau jenis polutan lainnya.

3. Hindari merokok dan terpapar asap rokok Konsumsi asupan sehat yang mengandung banyak buah dan sayuran.

4. Minum air putih yang cukup agar tubuh tetap terhidrasi.

5. Berolahraga secara teratur.

(25)

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK (DIV) INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM

15

SISTEM KARDIOVASKULER

A. Pengertian Sistem Kardiovaskuler

Sistem kardiovaskuler merupakan organ sirkulsi darah yang terdiri dari jantung, komponen darah dan pembuluh darah yang berfungsi memberikan dan mengalirkan suplai oksigen dan nutrisi keseluruh jaringan tubuh yang di perlukan dalam proses metabolisme tubuh. Sistem kardivaskuler memerlukan banyak mekanisme yang bervariasi agar fungsi regulasinya dapat merespons aktivitas tubuh, salah satunya adalah meningkatkan aktivitas suplai darah agar aktivitas jaringan dapat terpenuhi. Pada keadaan berat, aliran darah tersebut, lebih banyak di arahkan pada organ-organ vital seperti jantung dan otak yang berfungsi memlihara dan mempertahankan sistem sirkulasi itu sendiri.

B. Komponen Sistem Kardiovaskuler

Sistem kardiovaskuler terdiri atas organ jantung dan pembuluh darah. Fungsi sistem ini dapat dianalogikan dengan sistem pengairan di rumah tangga, dimana organ jantung berperan sebagai pompa dan pembuluh darah berperan sebagai salurannya atau pipanya. Sistem ini bertanggung jawab untuk mentransportasikan darah dan zat yang dikandungnya ke seluruh bagian tubuh manusia. Untuk menjaga agar darah tetap mencapai seluruh bagian tubuh secara terus-menerus maka jantung sebagai pompa harus berdenyut secara terus menerus pula.

Denyutan jantung diatur oleh sistem saraf otonom (SSO) yang berada di luar kesadaran atau kendali kita sehingga kita tidak dapat mengatur denyutan jantung seperti kehendak kita. Sistem kardiovaskuler merupakan sistem tertutup artinya darah yang ditransportasikan akan berada di dalam jantung dan pembuluh darah,

BAB VI

(26)

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK (DIV) INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM

16

tidak dialirkan ke luar pembuluh darah. Berdasarkan arah aliran darah maka pembuluh darah dapat dikelompokkan menjadi dua. Pertama adalah pembuluh darah yang meninggalkan jantung (arteri) dan pembuluh darah yang menuju jantung (vena). Berdasarkan ukuran penampangnya (diameter) maka pembuluh darah (arteri dan vena) dapat dikelompokkan menjadi pembuluh darah besar, sedang, dan kecil. Contoh pembuluh arteri besar adalah aorta, a. iliaca commonis;

pembuluh arteri sedang adalah a. tibialis, a. radialis; sedangkan contoh vena besar adalah v. cafa superior dan inferior. Diantara pembuluh darah arteri kecil (arteriole) dan vena kecil (venule) akan terdapat saluran kecil yang disebut pembuluh kapiler.

C. Anatomi Sistem Kardiovaskuler Jantung

Jantung berbentuk seperti pir/kerucut seperti piramida terbalik dengan apeks (superior-posterior:C-II) berada di bawah dan basis (anterior-inferior ICS – V) berada di atas. Jantung terletak di rongga dada (thorax), dan cenderung terletak di sisi kiri. Pada kelainan dekstrokardia jantung justru terletak di sisi sebelah kanan.

Jantung dikelilingi oleh pembuluh darah besar dan organ paru, dan timus di

(27)

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK (DIV) INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM

17

bagian depannya. Jantung terdiri dari empat ruang jantung yang dipisahkan oleh sekat-sekat jantung. Empat ruang jantung tersebut adalah :

1. Atrium kanan 2. Atrium kiri 3. Ventrikel kanan 4. Ventrikel kiri

Ruang jantung ini terbentuk karena adanya sekat interventrikuler dan sekat atrioventrikuler. Pada sekat atrioventrikuler terdapat dua buah katup jantung, yaitu katup trikuspidalis dan katup bicuspidalis. Disebut trikuspidalis karena terdiri dari tiga lempengan katup, dan disebut bicuspidalis karena terdiri dari dua buah lempengan katup. Atrium kanan dan kiri memiliki ukuran yang sama, demikian juga ventrikel kanan dan kiri. Atrium dibatasi oleh otot jantung dan sekat yang tipis, sedangkan bagian ventrikel dibatasi oleh otot jantung dan sekat interventrikuler yang tebal. Empat ruang jantung ini dilapisi oleh lapisan endotel, endocardium, myocardium, dan dua lapisan pericardium (bagian dalam = bagian visceral dan bagian luar = bagian parietal). Katup jantung sesungguhnya merupakan perluasan cincin fibrosa atrioventrikuler, yang terdiri dari jaringan ikat fibrosa yang dilapisi endotel pada kedua sisi. Darah mengalir di dalam jantung ke satu arah, dari sisi kanan ke sisi kiri. Hal ini dimungkinkan karena adanya katup- katup jantung yang akan mencegah aliran darah balik. Katup-katup ini hanya mengijinkan darah mengalir dari atrium kanan ke ventrikel kanan; dan dari atrium kiri ke ventrikel kiri. Darah di dalam jantung mengalir dalam satu arah. Dari atrium kanan darah akan mengalir ke ventrikel kanan, darah ini mengandung oksigen yang rendah, dan banyak mengandung CO2. Kemudian darah dialirkan ke

(28)

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK (DIV) INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM

18

paru melalui arteri pulmonalis, untuk mendapatkan Oksigen (oksigenasi). Dari paru-paru darah kembali ke atrium kiri jantung melalui vena pulmonalis, darah ini kaya akan oksigen karena telah mengalami oksigenasi di paru. Dari atrium kiri dialirkan ke ventrikel kiri, selanjutnya ke seluruh tubuh melalui aorta.

Jantung merupakan organ muskuler yang dapat berkontraksi secara ritmis, dan berfungsi memompa darah dalam sistem sirkulasi. Secara struktural dinding jantung terdiri atas 3 lapisan (tunika) yaitu :

1. Endokardium terletak pada lapisan subendotel. Sebelah dalam dibatasi oleh endotel. Endokardium tersusun atas jaringan penyambung jarang dan banyak mengandung vena, syaraf (nervus), dan cabang-cabang sistem penghantar impuls

2. Miokardium terdiri atas sel-sel otot jantung. Sel-sel otot jantung dibagi dalam 2 kelompok; sel-sel kontraktil dan sel-sel yang menimbulkan dan menghantarkan impuls sehingga mengakibatkan denyut jantung.

3. Epikardium merupakan membran serosa jantung, membentuk batas viseral perikardium. Sebelah luar diliputi oleh epitel selapis gepeng (mesotel).

Jaringan adiposa yang umumnya meliputi jantung terkumpul dalam lapisan ini.

Katup-katup jantung terdiri atas bagian sentral yang terdiri atas jaringan fibrosa padat menyerupai aponeurosis yang pada kedua permukaannya dibatasi oleh lapisan endotel. Persyarafan jantung tersusun atas sistem yang menimbulkan dan menghantarkan impuls pada jantung. Sistem yang menimbulkan dan menghantarkan impuls dari jantung terdiri atas beberapa struktur yang memungkinkan bagi atrium dan ventrikel untuk berdenyut secara berurutan dan

(29)

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK (DIV) INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM

19

memungkinkan jantung berfungsi sebagai pompa yang efisien. Sistem ini terdiri atas:

1. Simpul sinoatrial (dari Keith dan Flack) sebagai alat pacu (pace maker) jantung.

2. Simpul atrioventrikuler (dari Tawara).

3. Juga terdapat berkas atrioventrikuler (berkas His) yang berasal dari simpul atrioventrikuler dan berjalan ke ventrikel, bercabang dan mengirimkan cabangcabang ke kedua ventrikel.

Otot jantung mempunyai kemampuan autostimulasi, tidak tergantung dari impuls syaraf. Sel-sel otot jantung yang telah diisolasi dapat berdenyut dengan iramanya sendiri. Pada otot jantung, sel-sel ini sangat erat berhubungan dan terjadi pertukaran informasi dengan adanya gap junction pada discus interkalaris. Bagian parasimpatis dan simpatis sistem autonom mempersyarafi jantung membentuk pleksus-pleksus yang tersebar luas pada basis jantung. Pada daerah daerah yang dekat dengan simpul sinoatrial dan atrioventrikuler, terdapat sel-sel syaraf ganglion dan serabut-serabut syaraf. Syaraf-syaraf ini mempengaruhi irama jantung, dimana perangsangan bagian parasimpatis (nervus vagus) menimbulkan perlambatan denyut jantung, sedangkan perangsangan syaraf simpatis mempercepat irama pace maker.

(30)

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK (DIV) INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM

20

SISTEM KARDIOVASKULER LANJUTAN

A. Fungsi Sistem Kardiovaskuler 1. Jantung Sebagai Pompa

a. Denyut Jantung

Jantung memiliki system yang memungkinkan mereka untuk berdenyut sendiri. System ini disebut sistem penghantar yang terdiri dari simpul sinoatrial (SA node), lintasan antar simpul di atrium, simpul atrioventrikuler (AV node) dan berkas His (bundle of His) dan cabangnya serta serabut Purkinje. Nodus SA letaknya pada muara dari vena cava inferior dan nodus AV letaknya pada bagian posterior kanan septum antar atrium. Serabut antar simpul atrium terdiri dari tiga berkas, yaitu bagian anterior (berkas Bachman), bagian medial (Wenckebach), dan bagian posterior (Thorel).

Secara histologis sistem penghantar ini merupakan modifikasi otot jantung, dimana serat lintangnya lebih sedikit dan batas selnya tidak tegas.

Simpul SA dna AV mengandung sel bulat kecil dengan sedikit organela di dalamnya. Pada keadaan normal, SA node merupakan pencetus denyut jantung. Kecepatan cetusan listriknya menentukan frekuensi jantung.

Impuls tersebut kemudian berjalan melalui lintasan antar simpul atrium menuju simpul AV, kemudian dari simpul ini menuju ke berkas His.

Akhirnya akan mencapai otot jantung melalui cabang berkas His dan serabut Purkinje.

Depolarisasi dimulai dari nodus SA dan disebarkan secara radial ke seluruh atrium yang kemudian seluruh impuls tersebut bertemu dengan BAB VII

(31)

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK (DIV) INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM

21

nodus AV. Depolarisasi atrium keseluruhan berlangsung selama 0,1 detik.

Hantaran yang terjadi pada nodus AV lebih lambat, sehingga terjadi perlambatan selama 0,1 detik sebelum impuls menyebar ke ventrikel.

Kemudian depolarisasi menyebar dengan cepat dalam serabut purkinje ke seluruh ventrikel dalam waktu 0,08 – 0,1 detik. Pada manusia, depolarisasi otot ventrikel dimulai di pada sisi kiri septum interventrikuler dan bergerak pertama-tama ke kanan menyebrangi bagian tengah septum.

Setelah itu menyebar ke bagian bawah septum menuju puncak jantung.

Kemudian menyebar di sepanjang dinding ventrikel kembali ke daerah AV, berjalan terus dari bagian dalam jantung (endokardium) ke bagian luar (epikardium). Bagian terakhir jantung yang mengalami depolarisasi adalah bagian posterobasal ventrikel kiri. Pada jantung orang normal, tiap denyut berasal dari simpul SA sehingga irama jantungnya disebut sebagai irama sinus. Pada keadaan istirahat, jantung berdenyut kirakira 70 kali per menit. Frekuensi akan lebih lambat pada waktu tidur (bradikardia) dan bertambah cepat (takikardia) selama olah raga, emosi, demam, dan sebab lainnya.

b. Siklus Jantung

Urutan proses depolarisasi seperti yang telah diuraikan di atas akan memicu gelombang kontraksi yang menyebar ke seluruh bagian pada otot jantung. Kontraksi pada satu sel otot jantung dimulai segera setelah depolarisasi dam berakhir kira-kira 50 milidetik setelah repolarisasi lengkap. Kontraksi otot jantung terjadi dalam satu rangkaian tertentu, sesuai dengan perjalanan depolarisasi. Sehingga mengakibatkan

(32)

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK (DIV) INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM

22

serangkaian perubahan tekanan dan aliran dalam ruang jantung. Rangkaian perubahan yang terjadi disebut juga sebagai siklus jantung, yang terdiri dari :

1. Akhir diastolik

Katup atrioventrikuler membuka dan katup pulmonal dan aorta menutup; darah mengalir ke atrium dari sistem vena; darah mengalir secara pasif dari atrium ke ventrikel; laju pengisian ventrikel menurun setelah ventrikel makin teregang.

2. Sistole atrium

Kontraksi atrium mendorong sejumlah kecil darah tambahan ke ventrikel. Sebagian besar (70 %) pengisian darah ventrikel terjadi selama pengisian pasif sebelumnya. Kontraksi atrium mengakibatkan muara vena cafa semakin mengecil.

3. Kontraksi isovolumetrik ventrikel

Kontraksi isovolumetrik (isovolumik dan isometric) mengakibatkan menutupnya katup atrioventrikuler. Pada fase ini terjadi peningkatan tajam dari tekanan intraventrikuler. Fase ini berlangsung kira-kira 0,05 detik, sampai tekanan dalam ventrikel kiri dan kanan masing-masing melampaui tekanan dalam aorta (80 mmHg) dan arteri pulmonal (10 mmHg) dan katup aorta dan pulmonal membuka.

(33)

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK (DIV) INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM

23

4. Ejeksi ventrikel

Dengan terbukanya katup aorta dan pulmonal, mulailan fase ejeksi ventrikel. Puncak tekanan ventrikel kiri adalah sekitar 120 mmHg dan ventrikel kanan sekitar 25 mmHg.

5. Relaksasi isovolumetrik ventrikel

Setelah seluruh otot ventrikel berelaksasi yang diikuti penutupan katup aorta dan pulmonal, tekanan ventrikel akan menurun dengan tajam. Periode ini berlangsung selama 0,04 detik. Periode relaksasi isovolumetrik ini berakhir ketika tekanan intraventrikuler turun di bawah tekanan atrium dan katup atrioventrikuler membuka.

c. Bunyi Jantung

Secara normal akan terdapat dua buah bunyi jantung pada tiap satu siklus jantung. Bunyi jantung pertama dan kedua digambarkan sebagai bunyi “lubb” (bunyi pertama) dan “dup” (bunyi kedua). Bunyi pertama memiliki sifat lebih rendah, lebih lembut, dan lebih panjang. Bunyi pertama ditimbulkan oleh getaran yang terjadi akibat penutupan katup mitral dan tricuspid pada permulaan systole ventrikel. Sedangkan bunyi kedua, sedikit lebih tinggi, lebih tajam, dan lebih pendek. Bunyi ini ditimbulkan oleh getaran yang terjadi akibat penutupan katup aorta dan pulmonal yang terjadi segera setelah akhir systole ventrikel. Terdapat juga variasi bunyi jantung ketiga dan keempat, tetapi keduanya sulit untuk didengar. Bising atau bruit adalah bunyi jantung abnormal yang terjadi akibat kelainan pada sistem katup jantung. Berdasarkan waat terdengarnya dapat digolongkan bising sistolik, yaitu yang terjadi pada saat sistolik; dan

(34)

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK (DIV) INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM

24

bising diastolik, yaitu yang terjadi pada saat diastolik. Bising ini dapat dijadikan sebagai tanda dalam diagnosis kelainan katup jantung.

LUBB DUP

1 2 1 2 1 2

Sistolik Diastolik ventrikel ventrikel

Gambar 1. Komponen Bunyi Jantung d. Curah Jantung (Cardiac Output)

Setiap kali jantung berdenyut akan dipompakan darah dari masing- masing ventrikel, ventrikel kanan dan kiri. Jumlah darah yang dipompa keluar dari masing-masing ventrikel per denyut disebut sebagai stroke volume. Pada keadaan istirahat stroke volume ini. besarnya 80 ml.

Curah jantung adalah jumlah darah yang dipompakan oleh jantung per satu satuan waktu, dalam hal ini per menit. Sehingga curah jantung adalah stroke volume dikalikan frekuensi jantung per menit. Besarnya curah jantung pada keadaan istirahat adalah 5,5 liter (80 ml x 69 denyut per menit). Terdapat hubungan antara curah jantung istirahat dengan luas permukaan tubuh. Berbagai keadaan akan mempengaruhi curah jantung, dapat meningkatkan atau menurunkannya. Keadaan dan pengaruhnya dapat dilihat pada Tabel 1.

(35)

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK (DIV) INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM

25

Tabel 1. Efek berbagai keadaan terhadap curah jantung Keadaan atau factor Curah Jantung Tidur

Perubahan temperature

Tidak berubah Gelisah, gembira (50 – 100 %)

Makan (30 %)

Kerja (sampai 700 %)

Temperatur tinggi Kehamilan (lanjut) Efinefrin

Histamin

Meningkat

Duduk / berdiri dari berbaring (20 – 30 %)

Aritmia

Penyakit jantung

Menurun

Perubahan-perubahan pada stroke volume dan frekuensi jantung akhirnya akan mempengaruhi curah jantung. Frekuensi jantung diatur oleh persarafan otonom (simpatis dan parasimpatis). Rangsangan oleh saraf simpatis akan meningkatkan frekuensi denyut jantung (efek chronotropik positif) sedangkan rangsangan oleh parasimpatis akan mengakibatkan perlambatan denyut jantung (efek chronotropic negative). Stroke volume juga dipengaruhi oleh persarafan otonom. Rangsangan simpatis akan mengakibatkan peningkatan stroke volume karena peningkatan kekuatan kontraksi otot jantung (efek inotropik positif) dan perangsangan parasimpatis mengakibatkan akan mengakibatkan penurunan stroke volume akibat penurunan kekuatan kontraksi otot jantung (efek inotropik negative). Selain itu isi sekuncup juga akan tergantung pada panjang serabut miokardium, dan tidak tergantung dari persarafan. Kekuatan kontraksi adalah sebanding dengan panjang awal serabut otot jantung pada batas-batas tertentu (Hukum Starling = Starling Law). Banyak factor yang dapat mengakibatkan terjadinya regangan, seperti daya pompa otot rangka, tonus vena, tekanan intratorak, posisi tubuh, volume darah total, dan pengisian ventrikel.

(36)

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK (DIV) INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM

26

2. Sirkulasi Arteri a. Denyut arteri

Darah yang didorong ke dalam aorta tidak hanya bergerak maju tetapi akan mengakibatkan peregangan pembuluh darah. Peregangan ini menimbulkan gelombang bertekanan yang akan berjalan sepanjang arteri.

Gelombang bertekanan yang meregangkan dinding arteri di sepanjang perjalanannya kita kenal sebagai denyut. Kecepatan perjalanan gelombang ini tidak tergantung pada kecepatan aliran darah dan memiliki kecepatan yang jauh lebih tinggi bila dibandingkan dengan kecepatan aliran darah.

Kecepatannya kira-kira 4 m per detik di aorta, 8 m per detik pada arteri besar, dan 16 m per detik pada arteri kecil. Sehingga denyut yang teraba pada arteri radialis terjadi dalam waktu 0,1 detik setelah ejeksi ventrikel.

Gambar 2. Perubahan tekanan dan kecepatan darah pada berbagai bagian pembuluh darah

Kekuatan denyut yang kita rasakan ditentukan oleh tekanan denyut dan memiliki sedikit hubungan dengan tekanan rata-rata. Tekanan lemah dapat dijumpai pada keadaan syok, dan tekanan kuat bila isi skuncup besar seperti pada keadaan berolah raga.

(37)

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK (DIV) INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM

27

b. Tekanan Dan Kecepatan Aliran Darah Arteri

Takanan dan kecepatan darah di berbagai bagian sirkulasi sistemik.

Dapat dilihat bahwa terdapat perbedaan tekanan dan kecepatan aliran darah pada tiap bagian pembuluh darah, baik pada sirkulasi arteri ataupun sirkulasi vena dan kapiler. Kecepatan aliran darah berbeda-beda pada tiap fase, tinggi pada saat sistolik dan mencapai kecepatan paling rendah pada saat diastolic. Peregangan dari dinding pembuluh darah sewaktu sistolik akan membantu mempertahankan aliran darah tetap maju pada saat diastolik.

Kecepatan di bagian aorta tertinggi adalah 120 cm per detik hingga kecepatan negatif pada saat diastolic. Rerata kecepatannya adalah 40 cm per detik. Tekanan pada aorta dan arteri besar lainnya meningkat pada saat sistolik hingga 120 mmHg dan turun hingga 70 mmHg pada saat diastolic.

Secara umum tekanan arteri akan ditulis sebagai tekanan sistolik / tekanan diastolic, missal 120 / 70 mmHg. Tekanan nadi adalah selisih dari tekanan sistolik dan tekanan diastolic, normal sekitar 50 mmHg. Tekanan rata- rata adalah tekanan rata-rata sepanjang siklus jantung, tekanan ini sedikit lebih rendah dari nilai tengah antara tekanan sistolik dan diastolic.

Gravitasi akan memberikan pengaruh terhadap tekanan darah arteri, tekanan di atas jantung akan menurun dan tekanan di setiap bagian di bawah jantung akan meningkat. Besar pengaruh gravitasi ini adalah sebesar 0,77 mmHg per cm. Contohnya bila pada posisi berdiri tekanan setinggi jantung adalah sebesar 100 mmHg, maka tekanan pada kepala (50 cm di atas jantung) adalah sebesar 62 mmHg. Sedangkan, pada bagian

(38)

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK (DIV) INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM

28

kaki 105 cm di bawah jantung adalah 180 mmHg. Pengaruh gravitasi pada tekanan darah vena adalah sama.

c. Cara Mengukur Tekanan Darah

Tekanan darah dapat diukur secara langsung dengan menempatkan kanula (alat ukur) langsung ke dalam arteri, dan dengan mempergunakan manometer air raksa dapat diketahui tekanan darah arteri. Umumnya tekanan darah arteri (tekanan darah) pada manusia diukur secara rutin dengan cara tidak langsung (auskultasi). Cara ini mempergunakan manset yang dihubungkan dengan manometer air raksa (sfigmomanometer).

Manset dililitkan di lengan bagian atas dan stetoskop diletakkan di atas arteria brachialis pada daerah siku. Manset dengan cepat dikembangkan sampai tekanannya di atas tekanan sistolik arteri brachialis yang diperiksa.

Akibatnya arteri akan terbendung oleh tekanan manset, dan tidak ada suara yang terdengar dengan stetoskop. Tekanan dalam manset kemudian diturunkan perlahan-lahan, sehingga pada titik dimana tekanan sistolik dalam arteri tepat melebihi tekanan manset akan terjadi semburan darah berjalan melalui daerah bendungan pada tiap- tiap denyut. Akan terdengar bunyi ketukan di bawah manset, dan tekanan manset di mana bunyi pertama kali terdengar adalah tekanan sistolik. Bila tekanan manset diturunkan lebih lanjut, bunyi akan menjadi lebih keras, memudar dan kemudian menghilang. Tekanan dimana bunyi ini menghilang adalah tekanan diastolic.

(39)

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK (DIV) INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM

29

Gambar 3. Skema Pembuluh Darah saat Pengukuran Tekanan Darah Bunyi yang terdengar di bawah manset disebut sebagai bunyi Korotkoff. Bunyi ini timbul sebagai akibat dari aliran turbulen yang terjadi dalam arteria brachialis. Aliran turbulen terjadi karena arteri menjadi sempit akibat tekanan manset pada lengan atas. Manset harus terletak setinggi jantung sehingga diperoleh tekanan yang tidak dipengaruhi oleh gravitasi. Pada keadaan gemuk hendaknya dipergunakan manset yang lebih lebar, demikian pula sebaliknya.

Tekanan darah arteri juga dapat dilakukan dengan cara palpasi. Pada cara ini tekanan darah diperoleh dengan cara mengembangkan manset lengan dan kemudian membiarkan tekanan manset menurun. Kemudian ditentukan tekanan pada saat denyut arteri radialis pertama kali teraba.

Karena kesulitan dalam menentukan denagn tepat kapan denyut pertama terasa, tekanan darah yang diperoleh dengan cara ini bniasanya 2 – 5 mmHg lebih rendah daripada tekanan yang diperoleh dengan cara auskultasi.

(40)

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK (DIV) INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM

30

d. Tekanan Darah Arteri Normal

Tekanan darah dalam arteri brachialis dewasa dalam keadaan istirahat pada posisi duduk atau berbaring adalah kira-kira 120 / 70 mmHg.

Tekanan arteri adalah hasil interaksi antara curah jantung dan resistensi perifer (tahanan perifer). Sehingga, besarnya tekanan darah tergantung oleh faktor-faktor yang mempengarui curah jantung dan atau tahanan perifer. Umumnya peningkatan curah jantung akan mengakibatkan peningkatan tekanan sistolik dan resistensi perifer akan meningkatkan tekanan diastolic.

Emosi akan meningkatkan curah jantung sebagai akibat rangsang simpatis dengan efek inotropik dan kronotropik positif. Sehingga, sulit untuk diperoleh tekanan darah sesungguhnya pada individu yang dalam keadaan tegang atau emosi. Peningkatan kekakuan arteri dengan akibat penurunan kemampuan regang arteri akan meningkatkan tekanan darah seseorang. Hal ini sejalan dengan meningkatnya usia seseorang.

Gambar 4. Pengukuran Tekanan Darah Metode Auskultasi

(41)

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK (DIV) INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM

31

3. Sirkulasi Kapiler

Jumlah darah yang terdapat pada system kapiler hanya 5 % dari keseluruhan jumlah darah. Namun demikian, jumlah ini menjadi sangat penting karena bagian inilah yang mengalami pertukaran dimana O2 dan zat makanan menembus dinding kapiler menuju interstisial dan CO2 dan zat sisa metabolisme akan menuju ke dalam kapiler.

Tekanan dalam kapiler sangat bervariasi, pada kapiler kuku manusia tekanan arteriole adalah 32 mmHg dan 15 mmHg pada ujung vena. Tekanan nadi kira-kira 5 mmHg. Kecepatan darah pada kapiler adalah sangat rendah yaitu sekitar 0,07 cm per detik. Waktu transit dari ujung arteriole ke ujung venule adalah sekitar 1 – 2 detik.

Pada sirkulasi kapiler akan terjadi perpindahan ke dan dari interstisial, sebagai akibat selisih tekanan osmotic dan onkotik pembuluh kapiler dan interstisial.

Gambar 5. Skema selisih tekanan dan perpindahan zat-zat pada kapiler 4. Sirkulasi Vena

Aliran darah melalui pembuluh darah vena terutama terjadi karena kerja jantung (pompa jantung), walaupun terdapat pengaruh dari tekanan negatif intratorakal saat inspirasi (pompa respirasi), dan adanya kontraksi otot

(42)

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK (DIV) INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM

32

rangka yang menekan vena (pompa otot).

a. Pompa Respirasi

Waktu inspiasi tekanan intrapleura turun dari - 2,5 mmHg menjadi - 6 mmHg. Tekanan negatif ini diteruskan ke vena besar sehingga tekanan vena besar bervariasi dari 6 mmHg waktu ekspirasi menjadi 2 mmHg pada saat inspirasi tenang. Penurunan tekanan saat inspirasi membantu venus return ke jantung.

Pergerakan diafragma juga membantu aliran darah vena kembali ke jantung. Tekanan diafragma ke daerah abdominal, yang terjadi saat inspirasi, akan meningkatkan tekanan abdomen yang akhirnya menekan darah di vena-vena abdomen ke arah jantung.

b. Pompa Jantung

Sisa-sisa tekanan darah arterial membantu “mendorong” darah ke arah jantung. Penurunan tekanan atrium juga meningkatkan kemampuan jantung untuk menghisap darah masuk ke dalam atrium waktu sistolik.

c. Pompa Otot

Pada daerah tungkai, vena dikelilingi oleh otot rangka. Kontraksi otot pada saat bekerja akan “memeras” vena di daerah tungkai. Kontraksi ritmis otot tungkai pada orang berdiri akan membantu mendorong darah ke arah jantung. Hal ini mencegah pengumpulan darah di tungkai yang dapat mengakibatkan pingsan.

Pada vena terdapat katup-katup yang berfungsi mencegah aliran balik darah akibat gravitasi. Tekanan vena perifer dipengaruhi oleh gravitasi, dengan variasi + 0,77 mmHg per cm di atas dan dibawah jantung.

(43)

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK (DIV) INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM

33

B. Mekanisme Pengaturan Sistem Kardiovaskuler 1. Mekanisme Pengaturan Jantung

Walaupun jantung dapat memulai kontraksinya sendiri, aktivitasnya sangat dipengaruhi oleh sistem saraf. Sehingga, aktivitas jantung tetap sesuai dengan kebutuhan tubuh. Impuls pengaturan dilepaskan oleh pusat pengatur di otak dan sumsum tulang belakang yang disalurkan melalui saraf simpatis dan parasimpatis. Saraf simpatis dan parasimpatis memiliki efek yang berlawanan satu sama lain. Nervus vagus adalah serabut saraf parasimpatis yang melayani jantung.

a. Pusat Pengaturan Jantung

Pusat tertinggi terletak di kortek cerebri sehingga faktor fisik dan emosi dapat mempengaruhi aktivitas jantung. Pusat berikutnya di bawah korteks adalah hipotalamus bagian posterior yang mengirim impuls ke pusat eksitasi di medulla oblongata dan hipotalamus bagian medial yang mengirim impuls ke pusat inhibisi di medulla oblongata.

Pusat eksitasi meneruskan impulsnya ke saraf simpatis dan pusat inhibisi meneruskan impulsnya ke saraf parasimpatis.

b. Parasimpatis

Impuls yang disalurkan oleh sistem parasimpatis cenderung untuk mengurangi aktivitas jantung : menurunkan denyut jantung, menurunkan kemampuan konduksi, menurunkan kontraktilitas, dan menurunkan kepekaan otot jantung. Variasi tonus vagus merupakan faktor utama dalam perubahan denyut jantung.

(44)

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK (DIV) INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM

34

c. Simpatis

Secara konstan mengeluarkan impuls yang cenderung untuk mengakselerasi aktivitas jantung, diantaranya : meningkatkan frekuensi denyut jantung, mengingkatkan konduktivitas, meningkatkan kontraktilitas, dan meningkatkan kepekaan otot jantung.

Gambar 6. Sistem Pengaturan Jantung oleh Saraf

d. Refleks Jantung

Terdapat dua buah refleks yang melibatkan jantung, yaitu refleks eksitasi dan refleks inhibisi jantung. Refleks ini terdiri dari lima komponen yaitu : reseptor, serabut aferen (yang membawa impuls ke pusat refleks), pusat refleks di medulla oblongata, serabut eferen (yang membawa impuls dari pusat refleks ke jantung), dan organ efektor yaitu jantung.

a) Refleks Eksitasi

Stimulusnya adalah peningkatan venous return yang menuju atrium kanan. Stimulus akan merangsang reseptor refleks ini, baroreseptor, yang terdapat di dekat muara vena cava. Baroreseptor peka terhadap perubahan tekanan. Baroreseptor mengeluarkan impuls yang disalurkan oleh serabut aferen, nervus vagus, ke pusat refleks otonom

(45)

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK (DIV) INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM

35

di medulla oblongata. Kemudian pusat refleks mengurangi impuls parasimpatis dan meningkatkan impuls simpatis, disalurkan melalui serabut eferen ke jantung. Efeknya terjadi peningkatan frekuensi dan kekuatan kontraksi, dan akhirnya peningkatan curah jantung.

b) Refleks Inhibisi

Stimulusnya adalah peningkatan tekanan arterial. Stimulasi lain seperti berasal dari daerah abdomen dan stimulasi nyeri juga dapat menimbulkan refleks ini. Stimulus akan merangsang reseptor refleks ini, baroreseptor, yang terdapat di arcus aorta dan sinus caroticus.

Baroreseptor peka terhadap perubahan tekanan. Baroreseptor mengeluarkan impuls yang disalurkan oleh serabut aferen, nervus glossofaringeal dan nervus vagus menuju ke pusat refleks otonom di medulla oblongata. Akibatnya pusat refleks meningkatkan impuls parasimpatis dan mengurangi impuls simpatis. Impuls ini disalurkan melalui serabut eferen ke jantung dengan akibat terjadi penurunan frekuensi jantung dan pengurangan kekuatan kontraksi sehingga curah jantung menurun dan akhirnya terjadi penurunan tekanan darah.

2. Mekanisme Pengaturan Vaskuler

Pengaturan pembuluh darah terutama terjadi pada arteriole sehingga memungkinkan terjadi pengaturan distribusi darah sesuai kebutuhan tubuh dan juga untuk membantu mengatur tekanan darah. Otot dalam arteriole dapat mengalami kontraksi untuk mengatur diameternya. Pusat pengaturan pembuluh darah (pusat vasomotor) terletak di medulla oblongata, pusat di atasnya diperkirakan di korteks cerebri, dan hipotalamus. Selanjutnya impuls dari

(46)

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK (DIV) INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM

36

pusat vasomotor ini disalurkan melalui serabut simpatis (T1 – L2) dan parasimpatis (S2 – S4).

Berbeda dengan jantung, dimana faktor yang penting adalah sistem parasimpatis, faktor penting dalam pengaturan pembuluh darah adalah sistem simpatis. Sistem simpatis akan mengakibatkan vasokonstriksi pada arteriole organ-organ dalam dan kulit, vasodilatasi pada arteriole ini terjadi secara pasif akibat tekanan darah. Sedangkan pada arteriole otot rangka simpatis mengakibatkan vasodilatasi.

a. Refleks vasokontriksi

Stimulusnya adalah penurunan tekanan darah yang merangsang baroreseptor di vena besar, arcus aorta dan sinus caroticus; perasaan tidak menyenangkan : nyeri, bising, suhu tinggi; faktor fisik dan emosi;

penurunan suhu darah, kadar O2 dan peningkatan CO2 yang akan merangsang chemoreseptor. Stimulus-stimulus ini akan merangsang pusat refleks vasomotor di medulla oblongata. Kemudian pusat refleks ini akan meningkatkan impuls simpatis, disalurkan melalui serabut eferen ke arteriole organ dalam dan kulit. Efeknya adalah vasokonstriksi.

Vasokontriksi pada arteriole organ dalam terutama terjadi setelah adanya stimulus berupa penurunan tekanan darah. Sedangkan, vasokontriksi pada arteriole kulit terutama terjadi pada stimuli berupa dingin atau nyeri. Seluruh vasokontriksi ini, terutama yang terjadi pada organ dalam, akan meningkatkan tekanan darah.

(47)

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK (DIV) INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM

37

b. Refleks vasodilatasi

Stimulusnya adalah peningkatan venous return dan tekanan darah yang merangsang baroreseptor di vena besar, arcus aorta dan sinus caroticus;

perasaan yang menyenangkan seperti keramahan; faktor fisik dan emosi;

penurunan kadar CO2 dan peningkatan suhu darah yang akan merangsang chemoreseptor.

Tabel 2. Faktor yang Mempengaruhi Denyut Jantung

Mempercepat Memperlambat

Inspirasi Kegembiraan Marah Nyeri Hipoksia Olah Raga Adrenalin Hormon tiroid Demam

Refleks eksitasi jantung

Ekspirasi Rasa takut Sedih

Nyeri pada saraf trigeminus Peningkatan tekanan intrakranial

Stimulus-stimulus ini akan merangsang pusat refleks vasomotor di medulla oblongata. Kemudian pusat refleks ini akan menurunkan impuls vasokontriktor simpatis, disalurkan melalui serabut eferen ke arteriole koroner, arteriole otot rangka dan arteriole pada organ dalam dan kulit. Efeknya adalah vasodilatasi arteriole koroner diikuti peningkatan metabolisme otot jantung; vasodilatasi arteriole otot rangka, vasodilatasi arteriole organ dalam, vasodilatasi arteriole kulit, dan juga vasodilatasi pada jaringan erektil di daerah genital. Vasodilatasi arteriole kulit terutama terjadi setelah adanya stimulus berupa perasaan nyaman dan adanya pijatan lembut. Sedangkan, vasodilatasi arteriole organ dalam terutama terjadi pada stimuli peningkatan tekanan darah. Seluruh vasodilatasi akan menurunkan tekanan darah.

(48)

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK (DIV) INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM

38

SIRKULASI DARAH

A. Sistem Peredaran Darah

Sistem peredaran darah manusia memiliki peran yang sangat penting bagi tubuh. Tak hanya mengalirkan nutrisi dan oksigen ke seluruh tubuh, sistem ini juga berperan dalam proses metabolisme. Oleh karena itu, penting untuk selalu menjaga kesehatan dan kelancaran sistem peredaran darah. Sistem peredaran darah atau sistem kardiovaskular terdiri dari berbagai organ yang memiliki fungsinya masing-masing. Sistem organ ini memiliki tugas utama untuk mengedarkan oksigen dan nutrisi ke seluruh sel dan jaringan tubuh. sistem peredaran darah manusia juga memiliki berbagai fungsi lain, di antaranya :

1. Mengeluarkan sisa proses metabolisme berupa karbon dioksida melalui paru-paru

2. Menyalurkan hormon ke seluruh tubuh 3. Menjaga suhu tubuh tetap stabil

4. Mempertahankan kinerja dan fungsi berbagai sistem organ di dalam tubuh 5. Mendukung proses pemulihan luka atau cedera

B. Pembuluh Darah

Pembuluh darah adalah bagian dari sistem peredaran darah yang berfungsi untuk mengedarkan darah dari jantung ke berbagai organ dan jaringan tubuh maupun sebaliknya.Ada dua jenis pembuluh darah di dalam tubuh, yaitu:

1. Arteri

Pembuluh darah ini bertugas membawa darah yang kaya akan oksigen dari jantung menuju seluruh jaringan dan organ tubuh, kecuali pembuluh arteri pulmonalis. Darah bersih dipompa keluar dari jantung akan melalui pembuluh

BAB VIII

Gambar

Gambar 1. Komponen Bunyi Jantung  d.  Curah Jantung (Cardiac Output)
Tabel 1. Efek berbagai keadaan terhadap curah jantung  Keadaan atau factor  Curah Jantung  Tidur  Perubahan temperature  Tidak berubah  Gelisah, gembira  (50 – 100 %)  Makan  (30 %)  Kerja  (sampai 700 %)  Temperatur tinggi  Kehamilan (lanjut)  Efinefrin
Gambar 2. Perubahan tekanan dan kecepatan darah pada berbagai bagian  pembuluh darah
Gambar 3. Skema Pembuluh Darah saat Pengukuran Tekanan Darah  Bunyi  yang  terdengar  di  bawah  manset  disebut  sebagai  bunyi  Korotkoff
+5

Referensi

Dokumen terkait

Mata kuliah ini mempelajari Bahasa Indonesia dalam ilmu teknologi laboratorium medik dengan menekankan penggunaan Bahasa Indonesia dengan baik dan benar

Statistik adalah suatu ilmu yang mempelajari cara pengumpulan, pengolahan, penyajian dan analisis data serta cara pengambilan kesimpulan secara umum berdasarkan

Pemeriksaan urin terdiri dari pemeriksaan makroskopis yang meliputi pemeriksaan warna, kejernihan, mikroskopis dan kimia urin. Metode yang dipakai untuk memperoleh

140 bekerja sama, dan mengalami saat-saat biasa dan istimewa dengan orang-orang lawan jenis tanpa hubungan asmara. Kedua, persahabatan yang lebih istimewa. Adalah

air steril untuk memperoleh faktor pengenceran sebesar 1000 kali (10 -3 ).. 9) Untuk menghitung total mikroba dalam sampel tanah, prosedur yang dipakai persis sama

Potensial dari setiap elektrode yang terukur dibandingkan terhadap elektrode referensi yang terbuat dari perak/perak Chloride dengan voltase(tegangan) yang stabil dan tetap.

Sabouraud (diucapkan sah-bu-Ro ') medium agar dikembangkan oleh dokter kulit Perancis, Raymond JA Sabouraud pada akhir 1800 untuk mendukung pertumbuhan jamur yang

baik atau tidak baik, hal itu akan terlihat dan dapat dikenali melalui penggunaan bahasa Indonesianya. Pengembanan fungsi demikian seyogianya mendapat pencermatan agar kita