• Tidak ada hasil yang ditemukan

MODUL BAHASA INDONESIA PROGRAM STUDI DIV TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "MODUL BAHASA INDONESIA PROGRAM STUDI DIV TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM"

Copied!
144
0
0

Teks penuh

(1)

MODUL

BAHASA INDONESIA

PROGRAM STUDI DIV TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK

INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA

LUBUK PAKAM

(2)

Program Studi Teknologi Laboratorium Medik Fakultas Farmasi Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam

Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam Visi

Menjadi Institut yang unggul dan profesional dalam bidang kesehatan di tingkat nasional dan asia tahun 2028.

Misi

1. Menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran yang unggul, berkarakter, dan kompeten yang adaptif terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan globalisasi;

2. Menyelenggarakan penelitian yang inovatif, produktif dan responsif terhadap ilmu pengetahuan, teknologi dan kebutuhan masyarakat;

3. Menyelenggarakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat berlandaskan nilai dan tanggung jawab sosial; dan

4. Menjalin kerjasama yang baik dengan stakeholder mulai dari pemerintah, dunia usaha dan masyarakat sebagai pengguna lulusan.

Fakultas Farmasi Visi

Menghasilkan lulusan yang unggul dan professional dalam mutu pendidikan di bidang Farmasi Klinis dan Komunitas serta Mikrobiologi Molekuler Klinis yang Mampu Bersaing di tingkat Nasional dan Asia Tahun 2022.

Misi

1) Menyelenggarakan proses belajar mengajar yang kondusif dengan sistem yang mendukung pada FF sehingga pembelajaran tersebut menghasilkan prodi yang dapat menghasilkan alumni berkarakter unggul, kompeten, dan excellent service.

2) Menyelenggarakan proses praktik laboratorium yang kondusif dan handal di berbagai fasilitas pelayanan kesehatan masyarakat.

3) Mengoptimalkan dan mengimplementasikan penelitian bidang Farmasi Klinis dan Komunitas dan Mikrobiologi Molekuler Klinis dengan

(3)

Program Studi Teknologi Laboratorium Medik Fakultas Farmasi Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam

menggunakan pendekatan riset dalam bidang Farmasi dan Teknologi Laboratorium Medik.

4) Mengimplementasikan program pengabdian kepada masyarakat berbasis riset untuk menyelesaikan berbagai permasalahan di bidang Farmasi dan Teknologi Laboratorium Medik

5) Mengembangkan kerjasama dengan institusi pendidikan, pelayanan, organisasi, dan stakeholders baik dalam maupun luar negeri

Program Studi Teknologi Laboratorium Medik Visi

Menjadi program studi yang unggul dan professional dalam bidang Mikrobiologi Molekuler Klinis Tahun 2022

Misi

1. Menyelenggarakan pendidikan Teknologi Laboratorium Medik yang unggul dan excelent service dalam bidang Mikrobiologi Molekuler Klinis.

2. Menyelenggarakan proses praktik laboratorium yang kondusif diberbagai fasilitas pelayanan kesehatan masyarakat.

3. Mengoptimalkan dan mengimplementasikan penelitian di bidang Mikrobiologi Molekuler Klinis dengan menggunakan pendekatan riset dalam bidang Teknologi Laboratorium Medik.

4. Mengimplementasikan program pengabdian kepada masyarakat berbasis riset untuk menyelesaikan berbagai permasalahan di bidang Mikrobiologi Molekuler Klinis

5. Mengembangkan kerjasama dengan institusi pendidikan, pelayanan, organisasi, dan stakeholders baik dalam maupun luar negeri

(4)

Program Studi Teknologi Laboratorium Medik Fakultas Farmasi Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam

i

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas karunia dan izin-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan Modul yang berjudul “BAHASA INDONESIA”

Pada kesempatan ini pula, kami mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang mendukung dan mengarahkan kami sehingga Modul ini dapat di selesaikan dengan baik dan bermanfaat dalam pembelajaran, kami menyadari bahwa dalam penyusunan modul ini, masih banyak kekurangan yang di temui. Untuk itu, kami mengharapkan adanya saran dan kritik yang sifatnya membangun demi kesempatan Modul ini.

Akhir kata, semoga Modul ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua terutama bagi para pembaca dan pelajar di bidang ilmu Bahasa Indonesia.

Lubuk Pakam, 2021

(5)

Program Studi Teknologi Laboratorium Medik Fakultas Farmasi Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam

ii

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... ii

OVERVIEW/RUANG LINGKUP ... 1

1. DESKRIPSI MATA KULIAH... 1

2. RELEFANSI MATA KULIAH ... 1

3. METODE PEMBELAJARAN DAN ALOKASI WAKTU... 2

4. PENGALAMAN BELAJAR MAHASISWA ... 3

BAB I. PENDAHULUAN ... 4

A. LATAR BELAKANG ... 4

B. SEJARAH BAHASA INDONESIA ... 5

C. PENGERTIAN BAHASA INDONESIA ... 8

BAB II. HAKIKAT BAHASA INDONESIA ... 10

A. KEDUDUKAN BAHASA INDONESIA ... 10

B. FUNGSI BAHASA INDONESIA ... 12

BAB III. DIKSI ... 17

A. PENGERTIAN DIKSI ... 17

B. JENIS DIKSI ... 18

C. TUJUAN PENGGUNAAN DIKSI ... 21

D. HAKIKAT DIKSI ... 21

BAB IV. KALIMAT EFEKTIF ... 23

A. PENGERTIAN KALIMAT EFEKTIF ... 23

(6)

Program Studi Teknologi Laboratorium Medik Fakultas Farmasi Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam

ii

B. CIRI-CIRI KALIMAT EFEKTIF ... 23

C. SYARAT-SYARAT PENGGUNAAN KALIMAT EFEKTIF ... 23

BAB V. PARAGRAF ... 27

A. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS ... 27

B. PENGERTIAN ... 27

C. BENTUK... 28

D. SYARAT PEMBENTUKAN PARAGRAF ... 29

E. KESATUAN ... 30

F. KOHERENSI ... 30

G. PENGEMBANGAN ... 32

H. LETAK KALIMAT TOPIK ... 35

BAB VI. PENYUSUNAN MAKALAH ... 39

A. PENGERTIAN MAKALAH ... 39

B. CIRI-CIRI MAKALAH ... 39

C. LANGKAH-LANGKAH PENYUSUNAN MAKALAH ... 39

BAB VII. PENULISAN SKRIPSI ... 42

A. PENDAHULUAN... 42

1. Penelitian Kualitatif ... 42

2. Penelitian Kuantitatif ... 42

B. SISTEMATIKA PENULISAN SKRIPSI ... 43

BAB VIII. TESIS ... 45

A. PENDAHULUAN ... 45

(7)

Program Studi Teknologi Laboratorium Medik Fakultas Farmasi Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam

ii

B. CIRI-CIRI TESIS ... 46

C. TUJUAN TESIS... 46

D. JENIS-JENIS TESIS ... 46

E. FUNGSI TESIS ... 47

F. KARAKTERISTIK TESIS ... 48

G. PENULISAN TESIS ... 48

BAB IX. DISERTASI... 53

A. PENDAHULUAN... 53

1. Bagian Awal ... 54

2. Bagian Utama ... 55

3. Bagian Akhir ... 56

BAB X. LAPORAN ... 58

A. PENDAHULUAN... 58

1. Bagian Awal ... 58

2. Bagian Isi ... 60

3. Bagian Akhir ... 61

BAB XI. SURAT ... 62

A. PENGERTIAN SURAT ... 62

B. BAHASA SURAT ... 62

C. FUNGSI SURAT ... 63

D. JENIS-JENIS SURAT ... 63

E. CIRI-CIRI BAHASA SURAT YANG BAIK... 66

(8)

Program Studi Teknologi Laboratorium Medik Fakultas Farmasi Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam

ii

BAB XII. PROPOSAL ... 67

A. PENGERTIAN PROPOSAL ... 67

B. CIRI-CIRI PROPOSAL ... 68

C. MANFAAT PROPOSAL... 69

D. TUJUAN PENYUSUNAN PROPOSAL ... 70

BAB XIII. MENULIS REFERENSI ... 78

A. PENGERTIAN DAFTAR PUSTAKA ... 78

B. BENTUK DAFTAR PUSTAKA ... 79

C. PENYUSUNAN DAFTAR PUSTAKA ... 80

BAB XIV. ABSTRAK ... 83

A. PENGERTIAN ABSTRAK ... 83

B. MENYUSUN DAN MENULIS ABSTRAK PENELITIAN ... 84

DAFTAR PUSTAKA ... 87

(9)

Program Studi Teknologi Laboratorium Medik Fakultas Farmasi Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam

1

OVERVIEW/RUANG LINGKUP

1. DESKRIPSI MATA KULIAH

Mata kuliah ini mempelajari Bahasa Indonesia dalam ilmu teknologi laboratorium medik dengan menekankan penggunaan Bahasa Indonesia dengan baik dan benar dalam berkomunikasi baik lisan maupun tulisan, berlandaskan pada konsep etika dalam berbahasa.

Kompetensi:

Pada Akhir perkuliahan mahasiswa mampu:

a. Menjelaskan kedudukan bahasa indonesia b. Menjelaskan hakekat bahasa indonesia

c. Menjelaskan bahasa negara dan bahasa persatuan

d. Menjelaskan penggunaan bahasa untuk keperluan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni

e. Menerapkan fungsi dan peran bahasa indonesiadalam pembangunan bangsa

f. Menggunakan bahasa Indonesia untuk menulis karya ilmiah g. Menggunakan bahasa Indonesian untuk membaca untuk menulis

h. Menggunakan bahasa Indonesia untuk berbicara dalam keperluan akademik

2. RELEFANSI MATA KULIAH

1. Mampu memahami tentang Sejarah Bahasa

(10)

Program Studi Teknologi Laboratorium Medik Fakultas Farmasi Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam

1

2. Mampu memahami tentang Hakikat Bahasa Indonesia

(11)

Program Studi Teknologi Laboratorium Medik Fakultas Farmasi Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam

2

3. Mampu memahami tentang Sejarah Bahasa

4. Mampu memahami tentang Hakikat Bahasa Indonesia 5. Mampu memahami tentang Diksi

6. Mampu memahami tentang Kalimat 7. Mampu memahami tentang Paragraf

8. Mampu memahami tentang Penyusunan Makalah 9. Mampu memahami tentang Penulisan Skripsi 10. Mampu memahami tentang Tesis

11. Mampu memahami tentang Disertasi 12. Mampu memahami tentang Laporan 13. Mampu memahami tentang Surat 14. Mampu memahami tentang Proposal

15. Mampu memahami tentang Menulis Referensi 16. Mampu memahami tentang Abstrak

3. METODE PEMBELAJARAN DAN ALOKASI WAKTU Pertemuan dilaksanakan oleh Tim dosen dengan perincian :

 Pertemuan 1-8 diberikan oleh dosen Pengasuh I

 Sedangkan pertemuan 10-17 diberikan oleh dosen Pengasu II

 Pada pertemuan 1 sampai 6, perkuliahan diberikan dalam bentuk penjelasan oleh dosen di depan kelas dengan berbagai alat bantu seperti LCD viewer, Laptop, dan white board.Bahan kuliah berupa print out Power Point maupun buku ajar diberikan sejak awal kuliah.

(12)

Program Studi Teknologi Laboratorium Medik Fakultas Farmasi Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam

2

Selain itu, untuk memacu mahasiswa belajar, diberikan quiz yang akan

diselenggarakan setiiap dua kali

(13)

Program Studi Teknologi Laboratorium Medik Fakultas Farmasi Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam

3

pertemuan (sesuai jadwal).

 Pada pertemuan 7-8, pembelajaran berupa presentasi mahasiswa yang dibagi dalam 4 kelompok. Pada waktu-waktu tertentu dosen memberikan tugas (untuk didiskusikan di kelas), mini quiz, dan tugas membuat resume hasil diskusi yang diberikan selama perkuliahan.

Bahan kuliah. Anatomi Fisiologi II juga dapat diakses melalui internet (eLisa). Materi tugas yang diberikan (untuk didiskusikan di kelas) berupa pembuatan makalah ataupun powerpoint mengenai beberapa system yang tidak dibicarakan dalam waktu yang terjadwal, ataupun mencari materi/bahan terbaru tentang berbagai system organ tubuh termasuk fungsinya, baik melalui jurnal maupun melalui internet.

Tugas berupa makalah atau powerpoint dikumpulkan pada jadwal yang ditentukan. Diskusi dilaksanakan melalui mekanisme horse shoe group. Pembelajar dibagi dalam beberapa kelompok, kemudian tutor memberi penjelasan secukupnya tentang pokok bahasan yang akan dibuat artikel dan didiskusikan oleh seluruh kelompok. Saat diskusi, seluruh anggota kelas berhak untuk mengajukan pertanyaan. Yang menjawab pertanyaan adalah masing-masing anggota kelompok presentator.

4. PENGALAMAN BELAJAR MAHASISWA

Pengalaman belajar mahasiswa yang diwujudkan dalam deskripsi tugas yang harus dikerjakan oleh mahasiswa selama satu semester, adalah bentuk kegiatan belajar mahasiswa yang dipilih agar mahasiswa mampu mencapai

(14)

Program Studi Teknologi Laboratorium Medik Fakultas Farmasi Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam

3

kemampuan yang diharapkan di setiap tahapan pembelajaran. Proses ini termasuk di dalamnya kegiatan asesmen proses dan hasil belajar mahasiswa.

(15)

Program Studi Teknologi Laboratorium Medik Fakultas Farmasi Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam

4

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

Bahasa Indonesia merupakan salah satu alat komunikasi dan sebagai alat pemersatu bangsa indonesia dan diperjelas didalam isi sumpah pemuda yang berbunyi ”kami putra-putri indonesia mengaku menjunjung tinggi bahasa persatuan, bahasa indonesia”. Bahasa indonesia juga merupakan salah satu hasil kebudayaan yang harus dipelajari dan diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan salah satu sarana mengupayakan pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia secara terarah. Maka dari itu melalui proses pengajaran bahasa Indonesia diharapkan siswa mempunyai kemampuan yang memadai untuk dapat menggunakan bahasa Indonesia secara baik dan benar.

Bahasa indonesia terdapat dua aspek yang di pelajari yaitu ragam bahasa sastra dan non sastra. Dalam pembelajarannya guru tidak hanya mengajarkan kepada siswa untuk membuat, memahami, mengenal sejarah dan pengarang sastra, melainkan untuk menumbuh kembangkan akal budi siswa melalui kegiatan apresiasi dan ekspresi sastra sehingga tumbuh kemampuan menghargai sastra sebagai sesuatu yang penuh makna bagi kehidupan. Pengajaran sastra diharapkan dapat membimbing siswa agar memiliki wawasan tentang sastra, mampu mengapresiasi sastra, bersikap positif terhadap sastra, dan dapat mengembangkan kemampuan, wawasan, serta sikap positif itu bagi kepentingan pendidikan.

Tumbuhnya kesadaran siswa akan pentingnya mengapresiasi sastra akan mendorong mereka pada kemampuan melihat permasalahan secara objektif, membentuk karakter, merumuskan watak dan kepribadian.

(16)

Program Studi Teknologi Laboratorium Medik Fakultas Farmasi Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam

5

Kaitannya dengan pembelajaran di sekolah dasar, pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia meliputi aspek kemampuan berbahasa dan kemampuan bersastra.Aspek kemampuan berbahasa meliputi keterampilan mendengarkan (menyimak), berbicara, membaca, dan menulis yang berkaitan dengan ragam bahasa non sastra.Sedangkan aspek kemampuan bersastra meliputi keterampilan mendengarkan (menyimak), berbicara, membaca, dan menulis yang berkaitan dengan ragam sastra. Membicarakan pengajaran bahasa Indonesia tidak akan lepas dari kegiatan menulis. Menulis merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam seluruh proses belajar yang dialami siswa selama menuntut ilmu di sekolah.

Menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif. Kemampuan menulis seperti halnya dengan kemampuan berbahasa yang lain, yaitu tidak akan datang secara otomatis, melainkan harus melalui latihan dan praktek yang banyak dan teratur (Henry Guntur Tarigan, 1993: 3).

B. SEJARAH BAHASA INDONESIA

Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi negara Republik Indonesia dan bahasa persatuan bangsa Indonesia. Hal itu termuat di dalam Undang-Undang Dasar Republik Indonesia 1945, khususnya pada Bab XV, Pasal 36. Sebagai bahasa persatuan, bahasa Indonesia termuat dalam Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928, khususnya pada butir ketiga yang berbunyi ”Kami Putra dan Putri Indonesia Menjunjung Bahasa Persatuan, Bahasa Indonesia”. Dari sudut pandung linguistik, bahasa Indonesia adalah sebuah variasi dari bahasa Melayu. Dasar yang di pakai adalah bahasa Melayu Riau, namun telah mengalami perkembangan

(17)

Program Studi Teknologi Laboratorium Medik Fakultas Farmasi Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam

5

akibat penggunaannya sebagai bahasa kerja dan proses pembakuan pada awal abad ke-20. Sampai saat ini, bahasa Indonesia merupakan bahasa yang hidup

(18)

Program Studi Teknologi Laboratorium Medik Fakultas Farmasi Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam

6

yang terus berkembang dengan pengayaan kosa kata baru, baik melalui penciptaan, maupun melalui penerapan dari bahasa daerah maupun bahasa asing.

Pada zaman kerajaan Sriwijaya (abad ke-7 Masehi), bahasa Melayu (bahasa Melayu Kuno) di pakai sebagai bahasa kenegeraan. Hal itu di ketahui dari empat prasasti berusia berdekatan yang di temukan di Sumatra bagian selatan peninggalan kerajaan tersebut. Pada saat itu bahasa Melayu yang di gunakan bercampur kata-kata bahasa Sanskerta. Sebagai penguasa perdagangan di kepulauan Nusantara, para pedagang nya membuat orang-orang yang berniaga terpaksa menggunakan bahasa Melayu walaupun dengan cara kurang sempurna.

Hal itu melahirkan berbagai varian lokal dan temporal pada bahasa Melayu yang secara umum dinamakan bahasa Melayu Pasar oleh para peneliti. Penemuan prasasti berbahasa Melayu Kuno di Jawa tengah (berangka tahun abad ke-9) dan prasasti di dekat Bogor (Prasasti Bogor) dari abad ke-10 menunjukkan penyebaran penggunaan bahasa itu di Pulau Jawa. Penemuan keping tembaga Laguna di dekat Manila, Pulau Luzon, berangka tahun900 Masehi juga menunjukkan keterkaitan wilayah tersebut dengan Sriwijaya. Pada abad ke-15 berkembang bentuk yang dianggap sebagai bentuk resmi bahasa Melayu karena dipakai oleh Kesultanan Malaka, yang kelak di sebut sebagai bahasa Melayu Tinggi. Penggunaann nya terbatas di kalangan keluarga kerajaan di sekitar Sumatra, Jawa, dan Semenanjung Malaya. Malaka kemudian merupakan tempat bertemunya para nelayan dari berbagai negara dan mereka membuat sebuah kota serta mengembangkan bahasa mereka sendiri dengan mengambil kata-kata yang terbaik dari bahasa disekitar daerah tersebut. Kota Malaka yang posisinya sangat menguntungkan (strategis) menjadi bandar utama di kawasan tenggara Asia.

(19)

Program Studi Teknologi Laboratorium Medik Fakultas Farmasi Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam

6

Bahasa Melayu menjadi bahasa yang paling sopan dan paling pas dikawasan timur jauh.

(20)

Program Studi Teknologi Laboratorium Medik Fakultas Farmasi Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam

7

Ejaan resmi bahasa Melayu pertama kali disusun oleh Ch.A.Van Ophuijsen yang di bantu oleh Moehammad Taib Soetan Ibrahim dan Nawawi Soetan Ma’moer dan di muat dalam kitab Logat Melayu pada tahun 1801. Seiring dengan berjalan nya waktu, pertama kali nya dalam rapat dewan rakyat Jahja Datoek Kayo menggunakan Bahasa Indonesia dalam pidato nya yaitu pada tanggal 16 Juni 1927. Dari sinilah bahasa indonesia mulai berkembang, mulai dari di tetapkannya Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan pada tanggal 28 Oktober 1928, dan di dirikan nya pujangga baru oleh sastrawan muda Indonesia yang diketuai oleh Sutan Takdir Alisyahbana. Beliau juga menyusun tata bahasa baru Bahasa Indonesia pada tahun 1936. Setelah itu diadakannya Kongres pertama Bahasa Indonesia di Solodari tanggal 25 hingga 28 Juni 1938 yang menghasilkan bahwa usaha pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia telah di lakukan secara sadar oleh cendekiawan dan budayawan Indonesia saat itu.

Sehari setelah Indonesia merdeka, di tandatanganilah Undang- Undang Dasar1945 yang di dalamnya terdapat Bahasa Indonesia merupakan Bahasa Negara pada pasal 36.

Pada tanggal 19Maret 1947, di susun lah ejaan pertama bahasa Indonesia, yaitu Ejaan Republik (Ejaan Soewandi) menggantikan ejaan sebelumnya yang disusun oleh Ch.A.Van Ophuijsen. Setelah sekian lamanya Ejaan Republik di gunakan, Presiden Soeharto meresmikan ejaan terbaru, yaitu EYD (Ejaan Yang Disempurnakan) melalui pidato kenegaraan dihadapan DPR. Pada tanggal 31 Agustus 1972 Menteri Pendidikan dan Kebudayaan menetapkan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang disempurnakan dan Pedoman Umum Pembentukan Istilah resmi berlaku di seluruh wilayah Indonesia. Pada kongres kelima bahasa

(21)

Program Studi Teknologi Laboratorium Medik Fakultas Farmasi Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam

7

Indonesia di Jakarta, yaitu selama 28 Oktober hingga 3 November 1988. Kongres ini dihadiri oleh kira-kira tujuh ratus pakar bahasa Indonesia dari seluruh Indonesia dan peserta tamu dari negara sahabat seperti

(22)

Program Studi Teknologi Laboratorium Medik Fakultas Farmasi Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam

8

Brunei Darussalam, Malaysia, Singapura, Belanda, Jerman, dan Australia.

Kongres itu ditandatangani dengan di persembahkan nya karya besar Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa kepada pencinta bahasa di Nusantara, yakni Kamus Besar Bahasa Indonesia dan Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia.

Pada kongres keenam bahasa Indonesia yang di hadiri oleh banyak pakar bahasa dari seluruh kawasan wilayah Indonesia dan juga para tamu undangan yang datang dari luar Indonesia mengusulkan agar Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa di tingkat kan statusnya menjadi Lembaga Bahasa Indonesia. Pada kongres ketujuh bahasa Indonesia, yaitu di selenggarakan pada mulai tanggal 26-30 Oktober 1998 di Hotel Indonesia, Jakarta. Kongres itu mengusul kan di bentuknya Badan Pertimbangan Bahasa.

C. PENGERTIAN BAHASA INDONESIA

Bahasa Indonesia adalah alat komunikasi yang dipergunakan oleh masyarakat Indonesia untuk keperluan sehari-hari, misalnya belajar, bekerja sama, dan berinteraksi. Bahasa Indonesia merupakan bahasa nasional dan bahasa resmi di Indonesia.Bahasa nasional adalah bahasa yang menjadi standar di Negara Indonesia. Sebagai bahasa nasional,bahasa Indonesia tidak mengikat pemakainya untuk sesuai dengan kaidah dasar. Bahasa Indonesia digunakan secara non resmi,santai dan bebas. Dalam pergaulan sehari – hari antar warga yang dipentingkan adalah makna yang disampaikan.

Pemakai bahasa Indonesia dalam konteks bahasa nasional dapat menggunakan dengan bebas menggunakan ujarannya baik lisan maupun tulis . Adapun bahasa resmi adalah bahasa yang digunakan dalam komunikasi resmi

(23)

Program Studi Teknologi Laboratorium Medik Fakultas Farmasi Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam

8

seperti dalam perundang-undangan dan surat menyurat dinas. Dalam hal

ini,bahasa Indonesia harus digunakan

(24)

Program Studi Teknologi Laboratorium Medik Fakultas Farmasi Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam

9

sesuai dengan kaidah,tertib,cermat,dan masuk akal. Bahasa Indonesia yang dipakai harus lengkap dan baku. Tingkat kebakuannya diukur oleh aturan kebahasaan dan logika pemakaian.

(25)

Program Studi Teknologi Laboratorium Medik Fakultas Farmasi Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam

10

BAB II

HAKIKAT BAHASA INDONESIA

A. KEDUDUKAN BAHASA INDONESIA

Melalui Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928 diikrarkan bahwa bahasa Indonesia telah menjadi bahasa nasional. Kejelasan ikrar tersebut terdapat pada urutan ketiga dalam isinya, yang diungkapkan dalam kalimat Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia. Pernyataan ini berarti bahwa sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia memiliki kedudukan tertinggi di antara semua bahasa yang terdapat atau yang digunakan di wilayah kekuasaan RI. Termasuk di dalamnya 17 bahasa-bahasa daerah, yang jumlahnya hingga sekarang tercatat sudah mencapai 746 bahasa.

Dalam hubungan ini, bahasa Indonesialah yang digunakan sebagai wahana komunikasi untuk perwujudan kesatuan bagi seluruh masyarakat yang masing- masing memiliki bahasa daerah itu. Dinyatakannya bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional melalui momen bersejarah itu dengan mulus mendapat persetujuan dari khalayak bangsa karena bahasa yang dimaksud pada hakikatnya adalah bahasa Melayu dan sebagaimana yang kita ketahui bahwa sebelumnya bahasa Melayu telah berabad-abad dijadikan sebagai wahana komunikasi bersama (lingua franca) di antara berbagai suku bangsa di Nusantara. Tidak seperti pada sebagian negara lain yang dengan susah payah atau belum berhasil menentukan satu di antara bahasa yang dimilikinya sebagai bahasa nasional, Indonesia memperoleh anugerah yang sangat besar berupa ditetapkannya bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional tanpa ada halangan yang berarti.

(26)

Program Studi Teknologi Laboratorium Medik Fakultas Farmasi Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam

10

Bagi Negara lain, bentrok dan protes terjadi saat salah satu di antara bahasa daerah atau bahasa etnik yang dimilikinya dijadikan sebagai bahasa

persatuan. Dengan

(27)

Program Studi Teknologi Laboratorium Medik Fakultas Farmasi Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam

11

demikian terjadi karena masing-masing masyarakat daerah atau etnik menginginkan agar bahasanya yang dijadikan sebagai bahasa nasional. Bagi kita di Nusantara, Indonesia khususnya, adanya bahasa Melayu yang digunakan sebagai lingua franca dan dengan semangat nasionalisme diganti nama menjadi bahasa Indonesia, tidak akan mengambil alih peran atau fungsi bahasa daerah.

Bahasa daerah tetap berperan sebagai wahana komunikasi terbaik dalam lingkup budaya dan kehidupan masing-masing masyarakatnya. Ihwal yang menyangkut internal budaya dan kehidupan masyarakat daerah seperti itu tidak pas, atau setidaknya akan terasa janggal apabila diwahanai dengan menggunakan bahasa Indonesia. Hal lain yang dapat dipahami dari kalimat terikrar tersebut ialah adanya tugas dan tanggung jawab setiap warga dalam kepemilikannya terhadap bahasa Indonesia. Artinya, kita tidak hanya pada sebatas menjadikannya sebagai bahasa bersama, melainkan juga ikut berperan dalam menjaga kelangsungan dan keutuhannya. Kedudukan bahasa Indonesia terdapat juga dalam Undang-Undang Dasar 1945.

Pada salah satu pasalnya (pasal 36 dalam Bab VX) secara khusus dinyatakan bahwa bahasa negara ialah bahasa Indonesia. Diproklamasikannya kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945, dengan UUD 1945 sebagai dasar negara, memberikan pengertian bahwa begitu merdeka kita telah memiliki bahasa resmi negara. Yang demikian adalah satu hal yang perlu disyukuri karena penentuan suatu bahasa sebagai bahasa resmi negara juga bukan pekerjaan yang mudah dilakukan. Sebagai bukti, hingga kini masih ada saja negara, seperti India, Filipina, Singapura, Malaysia, yang belum berhasil

(28)

Program Studi Teknologi Laboratorium Medik Fakultas Farmasi Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam

11

menjadikan bahasanya sebagai bahasa resmi negaranya. Bahasa resmi yang digunakan di masingmasing negara tersebut adalah bahasa Inggris.

Buat kita bangsa Indonesia, kondisi seperti yang terjadi di sejumlah negara tetangga di atas tidak menjadi bagian dari pengalaman kita dalam memilih dan

(29)

Program Studi Teknologi Laboratorium Medik Fakultas Farmasi Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam

12

menetapkan bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi negara. Keberuntungan ini tentu tidak lepas dari keberhasilan bangsa kita sebelumnya dalam menetapkan bahasa Indonesia alias bahasa Melayu yang sudah menjadi milik bersama semua suku bangsa di Nusantara ini menjadi bahasa nasional. Selain itu, kenyataan pula bahwa apabila perhitungan dilakukan terhadap jumlah penutur bahasa Indonesia, baik sebagai bahasa pertama maupun bahasa kedua, jumlahnya tetap pada posisi teratas. Peningkatan jumlah penutur bahasa Indonesia kelihatannya terus berlanjut. Hal itu tampaknya sejalan dengan faktor, antara lain, adanya urbanisasi dan perkawinan antarsuku.

Kondisi yang muncul akibat faktor di atas membuat bertambahnya jumlah warga yang merasa pentingnya penguasaan bahasa Indonesia. Sebaliknya, dalam kondisi demikian, semakin banyak pula warga bangsa kita yang tidak lagi merasa perlu menguasai bahasa 18 daerahnya. Kemudian, faktor adanya orang tua yang ingin menjadikan anaknya penutur asli bahasa Indonesia, juga dapat menjadi penyebab semakin banyaknya penutur bahasa Indonesia.

B. FUNGSI BAHASA INDONESIA

Fungsi bahasa Indonesia dibedakan menurut kedudukannya, yaitu sebagai bahasa nasional dan bahasa negara. Hal itu terdapat pada hasil perumusan Seminar Politik Bahasa Nasional, yang diselengarakan di Jakarta mulai tanggal 25 hingga 28 Februari 1975. Di dalamnya dirumuskan bahwa bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa negara yang masing-masing memiliki fungsi, seperti dijelaskan berikut ini.

(30)

Program Studi Teknologi Laboratorium Medik Fakultas Farmasi Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam

13

a) Sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia memiliki fungsi sebagai berikut:

(1) lambang kebanggaan nasional, (2) lambang identitas nasional,

(3) alat pemersatu berbagai-bagai masyarakat yang berbeda-beda latar belakang sosialbudaya dan bahasanya, dan

(4) alat perhubungan antarbudaya dan antardaerah.

Sebagai lambang kebanggaan nasional, mengisyaratkan bahwa bahasa Indonesia sebagai wahana komunikasi, padanya sarat juga nilai-nilai luhur bangsa yang amat berharga. Kita perlu berbangga atas hal itu dan sebagai bukti nyatanya akan terlihat pada sikap positif berbahasa kita yang berupaya menggunakan corak bahasa Indonesia yang memanifestasikan nilai-nilai luhur tersebut. Selain itu, kebanggaan kita terhadap bahasa Indonesia dapat juga tergambar pada adanya upaya menjaga kelangsungan dan keutuhan bahasa Indonesia.

Sebaliknya, sikap tak acuh terhadap bahasa Indonesia serta adanya rasa malu atau rendah diri dalam menggunakannya merupakan indikasi tidak adanya rasa bangga memiliki bahasa nasional tersebut. Disebut sebagai lambang identitas nasional karena dia (bahasa Indonesia) merepresentasikan bangsa Indonesia, baik dalam skala pribadi maupun bangsa yang lebih besar. Ungkapan “bahasa menunjukkan bangsa” amat tepat dalam menunjukkan hubungan antara pribadi atau bangsa yang dilambangkan dengan bahasa yang digunakan sebagai pelambangnya.

Artinya, siapa dan betapa kita dengan segala sifat kepribadian kita dalam berbangsa tercermin dalam bahasa Indonesia yang kita gunakan. Jika kepribadiannya

(31)

Program Studi Teknologi Laboratorium Medik Fakultas Farmasi Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam

14

baik atau tidak baik, hal itu akan terlihat dan dapat dikenali melalui penggunaan bahasa Indonesianya.

Pengembanan fungsi demikian seyogianya mendapat pencermatan agar kita menghindarkan penggunaan bahasa Indonesia yang tidak melambangkan kepribadian kita dalam berbangsa. Sebagai alat pemersatu, ditujukan kepada berbagai masyarakat yang memiliki latar belakang sosial budaya dan bahasa yang berbeda-beda. Adalah tepat dan lebih tepat apabila untuk menyatukan berbagai masyarakat kita itu ke dalam satu kesatuan bangsa dengan menggunakan bahasa Indonesia daripada dengan bahasa daerah yang mereka miliki. Dengan salah satu bahasa daerah memungkinkan munculnya protes atau rasa ketidakpuasan dari masyarakat yang bahasanya tidak digunakan untuk maksud itu. Mereka akan merasa bahasanya tersaingi atau terdominasi oleh masyarakat etnik lain. Yang lebih jelas lagi adalah bahwa masyarakat bahasa yang lebih banyak dan luas tidak akan paham akan bahasa daerah yang penggunaanya terbatas pada satu masyarakat bahasa tertentu. Sebagai akibatnya, upaya untuk menyatukan berbagai masyarakat itu akan mengalami kegagalan.

Berbeda halnya dengan penggunaan bahasa Indonesia, semua masyarakat bahasa daerah telah memahami dan merasa bahasa Indonesia sebagai milik bersama dan karenanya mereka tidak merasa janggal atau asing lagi diajak bersatu dengan 19 menggunakan bahasa Indonesia. Telah menjadi kesadaran bersama pula bahwa kelangsungan dan keutuhan nilai-nilai budaya serta identitas etnik yang terdapat pada bahasa daerah mereka tidak akan terancam punah karena menggunakan bahasa Indonesia. Malah yang terjadi adalah sebaliknya, unsur- unsur bahasa daerah masuk ke dalam bahasa Indonesia, yang justru memperkaya

(32)

Program Studi Teknologi Laboratorium Medik Fakultas Farmasi Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam

14

bahasa Indonesia itu sendiri. Dalam fungsinya sebagai alat penghubung

antarbudaya dan antardaerah terkait dengan

(33)

Program Studi Teknologi Laboratorium Medik Fakultas Farmasi Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam

15

kondisi kebhinnekaan budaya kita, masing-masing suku bangsa memiliki budaya yang berbeda. Dengan kondisi seperti itu diperlukan adanya satu bahasa yang dapat digunakan secara lintas budaya. Satu bahasa tersebut adalah bahasa yang dapat dipahami dan digunakan oleh seluruh masyarakat yang memiliki latar belakang budaya yang berbeda-beda itu.

Dapat diperkirakan bahwa akan ada kendala komunikatif apabila fungsi demikian diembankan kepada satu bahasa yang tidak dipahami secara kolektif oleh masyarakat secara luas. Boleh jadi, sebagai akibatnya, akan muncul kegagalan dalam menyampaikan informasi. Jika hal demikian terjadi, saling mengenal dan memahami budaya di antara sesama masyarakat suku bangsa kita itu tidak akan atau sulit terjadi sehingga yang muncul adalah rasa ego kelompok atau sifat premordialisme yang menghambat kesatuan dan keutuhan bangsa.

Tentu, akan berbeda halnya dan lebih tepat apabila bahasa penghubung lintas budaya di negara kita diembankan kepada bahasa Indonesia. Kita dapat saling berhubungan dalam semua aspek kehidupan, termasuk berbicara tentang budaya kepada warga suku bangsa lain dengan menggunakan bahasa Indonesia.

Hal itu dimungkinkan oleh penguasaan bahasa Indonesia yang tidak terbatas hanya pada masyarakat budaya tertentu, tetapi oleh semua masyarat yang masing- masing memiliki budaya yang berbeda. Lebih dari itu, perencanaan yang tertuang dalam program-program pemerintah pun dapat di komunikasi kan kepada semua warga bangsa yang lebih luas sehingga pengembangan percepatan pembangunan bangsa kita dapat berjalan lancar.

b) Sebagai bahasa negara, bahasa Indonesia memiliki fungsi sebagai berikut:

(34)

Program Studi Teknologi Laboratorium Medik Fakultas Farmasi Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam

15

(1) bahasa resmi kenegaraan,

(35)

Program Studi Teknologi Laboratorium Medik Fakultas Farmasi Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam

16

(2) bahasa pengantar resmi di lembaga-lembaga pendidikan,

(3) bahasa resmi di dalam perhubungan pada tingkat nasional untukkepentingan

perencanaan dan pelaksanaan pembangunan serta pemerintahan, dan (4) bahasa resmi dalam pengembangan kebudayaan dan pemanfaatan

ilmu pengetahuan serta teknologi modern.

(36)

Program Studi Teknologi Laboratorium Medik Fakultas Farmasi Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam

17

BAB III DIKSI

A. PENGERTIAN DIKSI

Keterbatasan kosa kata yang dimiliki seseorang dalam kehidupan sehari- hari dapat membuat seseoranmg tersebut mengalami kesulitan mengungkapkan maksudnya kepada orang lain. Sebaliknya, jika seseorang terlalu berlebihan dalam menggunakan kosa kata, dapat mempersulit diterima dan dipahaminya maksud dari isi pesan yang hendak disampaikan. Oleh karena itu, agar tidak terjadi hal demikian, seseorang harus mengetahui dan memahami bagaimana pemakaian kata dalam komunikasi. Salah satu yang harus dikuasai adalah diksi atau pilihan kata.

Menurut Enre (1988: 101) diksi atau pilihan kata adalah penggunaan kata- kata secara tepat untuk mewakili pikiran dan perasaan yang ingin dinyatakan dalam pola suatu kalimat. Pendapat lain dikemukakan oleh A.Widyamartaya (1990: 45) yang menjelaskan bahwa diksi atau pilihan kata adalah kemampuan seseorang membedakan secara tepat nuansa-nuansa makna sesuai dengan gagasan yang ingin disampaikannya, dan kemampuan tersebut hendaknya disesuaikan dengan situasi dan nilai rasa yang dimiliki sekelompok masyarakat dan pendengar atau pembaca. Diksi atau pilihan kata selalu mengandung ketepatan makna dan kesesuaian situasi dan nilai rasa yang ada pada pembaca atau pendengar.

Pendapat lain dikemukakan oleh Keraf (1996: 24) yang menurunkan tiga kesimpulan utama mengenai diksi, antara lain sebagai berikut

(37)

Program Studi Teknologi Laboratorium Medik Fakultas Farmasi Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam

17

a. Pilihan kata atau diksi mencakup pengertian kata-kata mana yang dipakai

untukmenyampaikan gagasan, bagaimana membentuk pengelompokkan kata-kata yang tepat.

(38)

Program Studi Teknologi Laboratorium Medik Fakultas Farmasi Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam

18

b. Pilihan kata atau diksi adalah kemampuan membedakan secara tepat nuansa-

nuansa makna dari gagasan yang ingin disampaikan dan kemampuan menemukan bentuk yang sesuai atau cocok dengan situasi dan nilai rasa yang dimiliki kelompok masyarakat pendengar.

c. Pilihan kata yang tepat dan sesuai hanya dimungkinkan penguasaan sejumlah

besar kosa kata atau perbendaharaan kata bahasa. Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa diksi adalah pemilihan dan pemakaian kata oleh pengarang dengan mempertimbangkan aspek makna kata yaitu makna denotatif dan makna konotatif sebab sebuah kata dapat menimbulkan berbagai pengertian.

B. JENIS DIKSI

Diksi merupakan salah satu cara yang digunakan pembuat iklan dalam membuat sebuah iklan agar dapat dipahami oleh pembaca. Ketepatan pemilihan kata akan berpengaruh dalam pikiran pembaca tentang isi sebuah iklan. Jenis diksi menurut Keraf, (1996: 89-108) adalah sebagai berikut.

a. Denotasi adalah konsep dasar yang di dukung oleh suatu kata (makna itu menunjuk pada konsep, referen, atau ide). Denotasi juga merupakan batasan kamus atau definisi utama suatu kata, sebagai lawan dari pada 11 konotasi atau makna yang ada kaitan nya dengan itu. Denotasi mengacu

(39)

Program Studi Teknologi Laboratorium Medik Fakultas Farmasi Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam

18

pada makna yang sebenar nya. Contoh makna denotasi : Rumah itu luas nya 250 meter persegi. Ada seribu orang yang menghadiri pertemuan itu.

(40)

Program Studi Teknologi Laboratorium Medik Fakultas Farmasi Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam

19

b. Konotasi adalah suatu jenis makna kata yang mengandung arti tambahan, imajinasi atau nilai rasa tertentu. Konotasi merupakan kesan-kesan atau asosiasi-asosiasi, dan biasanya bersifat emosional yang ditimbulkan oleh sebuah kata di samping batasan kamus atau definisi utamanya. Konotasi mengacu pada makna kias atau makna bukan sebenarnya. Contoh makna konotasi: Rumah itu luas sekali. Banyak sekali orang yang menghadiri pertemuan itu.

c. Kata abstrak adalah kata yang mempunyai referen berupa konsep, kata abstrak

sukar digambarkan karena referensinya tidak dapat diserap dengan pancaindera manusia. Kata-kata abstrak merujuk kepada kualitas (panas, dingin, baik, buruk), pertalian (kuantitas, jumlah, tingkatan), dan pemikiran (kecurigaan, penetapan, kepercayaan). Kata-kata abstrak sering dipakai untuk menjelaskan pikiran yang bersifat teknis dan khusus.

d. Kata konkrit adalah kata yang menunjuk pada sesuatu yang dapat dilihat atau

diindera secara langsung oleh satu atau lebih dari pancaindera. Katakata konkrit menunjuk kepada barang yang actual dan spesifik dalam pengalaman. Kata konkrit digunakan untuk menyajikan gambaran yang 12 hidup dalam pikiran pembaca melebihi kata-kata yang lain. Contoh kata konkrit: meja, kursi, rumah, mobil dsb.

e. Kata umum adalah kata yang mempunyai cakupan ruang lingkup yang luas, kata-

(41)

Program Studi Teknologi Laboratorium Medik Fakultas Farmasi Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam

19

kata umum menunjuk kepada banyak hal, kepada himpunan, dan kepada keseluruhan. Contoh kata umum: binatang, tumbuh-tumbuhan, penjahat, kendaraan.

(42)

Program Studi Teknologi Laboratorium Medik Fakultas Farmasi Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam

20

f. Kata khusus adalah kata-kata yang mengacu kepada pengarahan pengarahan

yang khusus dan konkrit. Kata khusus memperlihatkan kepada objek yang khusus. Contoh kata khusus: Yamaha, nokia, kerapu, kakak tua, sedan.

g. Kata ilmiah adalah kata yang dipakai oleh kaum terpelajar, terutama dalam

tulisan-tulisan ilmiah. Contoh kata ilmiah: analogi, formasi, konservatif, fragmen, kontemporer.

h. Kata populer adalah kata-kata yang umum dipakai oleh semua lapisan masyarakat, baik oleh kaum terpelajar atau oleh orang kebanyakan.

Contoh kata popular: bukti, rasa kecewa, maju, gelandangan.

i. Jargon adalah kata-kata teknis atau rahasia dalam suatu bidang ilmu tertentu,

dalam bidang seni, perdagangan, kumpulan rahasia, atau kelompok- kelompok khusus lainnya. Contoh jargon: sikon (situasi dan kondusi), pro dan kon (pro dan kontra), kep (kapten), dok (dokter), prof (professor).

j. Kata slang adalah kata-kata non standard yang informal, yang disusun secara

khas, bertenaga dan jenaka yang dipakai dalam percakapan, kata 13 slang juga merupakan kata-kata yang tinggi atau murni. Contoh kata slang:

mana tahan, eh ketemu lagi, unyu-unyu, cabi.

k. Kata asing ialah unsur-unsur yang berasal dari bahasa asing yang masih dipertahankan bentuk aslinya karena belum menyatu dengan bahasa aslinya. Contoh kata asing: computer, cyber, internet, go public.

(43)

Program Studi Teknologi Laboratorium Medik Fakultas Farmasi Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam

20

l. Kata serapan adalah kata dari bahasa asing yang telah disesuaikan dengan wujud atau struktur bahasa Indonesia. Contoh kata serapan: ekologi, ekosistem, motivasi, music, energi.

(44)

Program Studi Teknologi Laboratorium Medik Fakultas Farmasi Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam

21

C. TUJUAN PENGGUNAAN DIKSI

Pembuatan karya sastra memerlukan teknik yang menggabungkan dari beberapa aspek, termasuk salah satunya penggunaan diksi. Fungsi diksi adalah agar pemilihan kata dan cara penyampaian nya dapat dilakukan dengan tepat sehingga orang lain mengerti maksud yang disampaikan. Diksi juga berfungsi untuk memperindah suatu kalimat. Tujuan penggunaan diksi secara umum antara lain adalah sebagai berikut.

1. Membuat orang yang membaca atau pun mendengar karya sastra menjadi lebih paham mengenai apa yang ingin disampaikan oleh pengarang.

2. Membuat komunikasi lebih efektif.

3. Melambangkan ekspresi yang ada dalam gagasan secara verbal (tertulis mau pun terucap).

4. Membentuk ekspresi atau pun gagasan yang tepat sehingga dapat menyenangkanpendengar atau pun pembacanya.

D. HAKIKAT DIKSI

Ada dua syarat yang harus dipenuhi dalam pemilihan kata agar tepat maknanya. Kedua syarat itu adalah ketepatan dan kesesuaian. Ketepatan yang dimaksud adalah kemampuan kata untuk bisa mewakili gagasan secara tepat.

Sebaliknya, Kesesuaian adalah pemakaian kata yang cocok dengan situasikebahasaan tersebut. Pada situasi yang resmi, pemakaian kata yang digunakan tentu berbeda dengan pilihan kata yang digunakan saat mengobrol dengan teman. Pemilihan kata yang tepat menjamin terwakilinya maksud secara tepat, sesuai dengan situasi yang dihadapi. Hakikat diksi akan efektif apabila

(45)

Program Studi Teknologi Laboratorium Medik Fakultas Farmasi Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam

22

pilihan kata yang kita buat, baik dalam bahasa lisan maupun tulisan memperhatikan pendengar/pembaca dan tujuan yang akan diungkapkan.

Seorang penulis sebelum menulis seharusnya dapat menempatkan dirinya seperti pembaca sehingga tidak salah dalam memilih kata. Ide yang disampaikan dengan kesalahan dalam pemilihan kata akan menyebabkan pembaca atau pendengat tidak merasa nyaman. Hal tersebut dapat terjadi seperti contoh kalimat dibawah ini: Pasien yang sempat masuk rumah sakit dan akhirnya meninggal dunia sampai saat ini hanya lima orang. Pemilihan kata akhirnya pada kalimat di atas dapat bermakna bahwa penulis bersyukur atas meninggalnya pasien itu. Kata hanya menunjukkan bahwa nyawa lima orang meninggal tidak berarti apa-apa bagi penulis, tetapi sangat berarti bagi keluarga yang ditinggalkan. Di sinilah kegunaan memosisikan diri penulis sebagai pembaca diperlukan.

(46)

Program Studi Teknologi Laboratorium Medik Fakultas Farmasi Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam

23

BAB IV

KALIMAT EFEKTIF

A. PENGERTIAN KALIMAT EFEKTIF

Kalimat efektif ialah kalimat yang memiliki kemampuan untuk menimbulkan kembali gagasan-gagasan pada pikiran pendengar atau pembaca seperti gagasan yang ada pada pikiran pembicara atau penulis. Kalimat dikatakan efektif apabila berhasil menyampaikan pesan, gagasan, perasaan, maupun pemberitahuan sesuai dengan maksud si pembicara atau penulis.

B. CIRI – CIRI KALIMAT EFEKTIF

Ciri – cirri dari kalimat efektif adalah sebagai berikut : 1. Memiliki unsur penting atau pokok, minimal unsur SP.

2. Taat terhadap tata aturan ejaan yang berlaku.

3. Menggunakan diksi yang tepat.

4. Menggunakan kesepadanan antara struktur bahasa dan jalan pikiran yang logis dan sistematis.

5. Menggunakan kesejajaran bentuk bahasa yang dipakai.

6. Melakukan penekanan ide pokok.

7. Mengacu pada kehematan penggunaan kata.

8. Menggunakan variasi struktur kalimat.

C. SYARAT- SYARAT PENGGUNAAN KALIMAT EFEKTIF Syarat – sayarat penggunaan dari kalimat efektif yaitu :

1. KELOGISAN

(47)

Program Studi Teknologi Laboratorium Medik Fakultas Farmasi Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam

23

– Kalimat pasif dan aktif harus jelas

(48)

Program Studi Teknologi Laboratorium Medik Fakultas Farmasi Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam

24

– Subjek dan keterangan harus jelas

– Pengantar kalimat dan predikat harus jelas – Induk kalimat dan anak kalimat harus jelas – Subjek tidak ganda

– Predikat tidak didahului kata

2. Kepararelan Predikat kalimat majemuk setara rapatan harus pararel.

Artinya, jika

kata kerja, harus kata kerja semuanya; jika kata benda harus kata benda semuanya. Contoh: Harga minyak disesuaikan atau kenaikan itu secara wajar dan Harga minyak disesuaikan atau dinaikan secara wajar.

3. Ketegasan

• Unsur-unsur yang ditonjolkan diletakkan di awal kalimat.

• Membuat urutan yang logis. Misalnya 1, 2, dan 3 ; kecil, edang, dan besar;

anakanak,remaja dan orang tua, dsb. Contoh : Presiden menegaskan agar kita

selalu hidup disiplin.

4. Kehematan Kehematan adalah penggunaan kata-kata secara hemat, tetapi tidakmengurangi makna atau mengubah informasi.

• Menghilangkan pengulangan subjek yang sama pada anak kalimat.

• Menghindarkan pemakaian superordinat pada hiponimi kata.

• Menghindarkan kesinoniman kata dalam kalimat.

5. Ketepatan Ketepatan ialah pemakaian diksi atau pilihan kata harus tepat.

• Pemakaian kata harus tepat

(49)

Program Studi Teknologi Laboratorium Medik Fakultas Farmasi Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam

24

• Kata berpasangan harus sesuai

• Menghindari peniadaan preposisi.

(50)

Program Studi Teknologi Laboratorium Medik Fakultas Farmasi Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam

25

6. Kecermatan Cermat ialah kalimat yang dihasilkan tidak menimbulkan tafsir ganda

dan harus tepat diksinya. Prinsip kecermatan berarti cermat dan tepat menggunakan diksi. Agar tercapai kecermatan dan ketepatan diksi, harus memperhatikan pernyataan-pernyataan berikut ini.

• Hindari penanggalan awalan

• Hindari peluluhan bunyi / c / • Hindari bunyi / s /, / p /, / t /, dan / k / yang tidak luluh

• Hindari pemakaian kata ambigu

7. Kepaduan Kepaduan ialah informasi yang disampaikan itu tidak terpecah-pecah.

• Kallimat tidak bertele-tele dan harus sistematis.

• Kalimat yang padu menggunakan pola aspek-agen-verbal atau aspek- verbal-pasien.

• Diantara predikat kata kerja dan objek penderita tidak disisipkan kata daripada/tentang.

8. Kesejajaran Kesejajaran adalah penggunaan bentuk-bentuk yang sama pada kata-

kata yang paralel. Agar kalimat terlihat rapi dan bermakna sama, kesejajaran dalam kalimat diperlukan. Contoh : Maskapai tidak bertanggung jawab terhadap kehilangan dokumen, kerusakan barang, busuknya makanan, dan jika hewan yang diletakkan di dalam bagasi tiba- tiba mati. Maskapai tidak bertanggung jawab terhadap kehilangan dokumen, kerusakan barang, kebusukan makanan, dan kematian hewan.

(51)

Program Studi Teknologi Laboratorium Medik Fakultas Farmasi Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam

25

Pada kalimat tersebut kata busuknya dan mati tidak paralel dengan kata kehilangan dan kerusakkan, maka dua kata tersebut disejajarkan menjadi kebusukkan dan kematiaan.

(52)

Program Studi Teknologi Laboratorium Medik Fakultas Farmasi Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam

26

9. Keharmonisan Keharmonisan kalimat artinya setiap kalimat yang kita buat harus harmonis antara pola berpikir dan struktur bahasa.

• Subjek Subjek (S) ialah bagian kalimat yang menunjukkan pelaku, tokoh, sosok, benda, sesuatu hal,

• Predikat Predikat (P) adalah bagian kalimat yang memberitahu melakukan

apa atau dalam keadaan bagaimana subjek. Predikat dapat juga berupa sifat,

situasi, status, cirri, atau jatidirisubjek.

• Objek dan Pelengkap Objek dan Pelengkapadalah bagian kalimat yang melengkapi predikat.

• Keterangan Keterangan (Ket) ialah bagian kaliamat yang menerangkan berbagai hal mengenai bagian yang lainnya.

(53)

Program Studi Teknologi Laboratorium Medik Fakultas Farmasi Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam

27

BAB V PARAGRAF

A. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS

a. Jika di berikan beberapa paragraf, mahasiswa dapat menunjuk kan unsur- unsur yang membangun paragraf tersebut.

b. Jika diberikan beberapa paragraf, mahasiswa dapat menyebutkan pikiran utama (tema paragraf) dan pikiran penjelas nya.

c. Jika diberikan beberapa paragraf, mahasiswa dapat menunjukkan letak kalimat utamanya.

d. Jika diberikan beberapa kalimat, mahasiswa dapat menyusunnya menjadi paragraf yang baik.

e. Jika diberikan sebuah wacana atau penggalan tulisan tanpa paragraf, mahasiswa dapat membaginya menjadi beberapa paragraf dengan tepat.

f. Jika di berikan beberapa pikiran utama, mahasiswa dapat mengenbangkan nya dengan bermacam-macam teknik pengembangan paragraf.

B. PENGERTIAN

Bahasa, di lihat dari sarana nya, dapat di bedakan menjadi dua, yaitu bahasa lisan dan bahasa tulis. Bahasa lisan adalah bahasa yang di ucapkan atau di tuturkan, yakni berupa pidato atau percakapan. Selanjutnya, bahasa tulisan adalah bahasa yang dituliskan atau dicetak, yaitu berupa suatu karangan. Berkaitan dengan hal itu, dalam bahasa lisan paragraf merupakan bagian dari suatu tuturan dan dalam bahasa tulis paragraf merupakan bagian dari suatu karangan.

Dalam hal bentuk paragraf pada umumnya terdiri atas sejumlah kalimat.

(54)

Program Studi Teknologi Laboratorium Medik Fakultas Farmasi Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam

27

Sejumlah

(55)

Program Studi Teknologi Laboratorium Medik Fakultas Farmasi Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam

28

kalimat itu kait–mengait, sehingga membentuk satu satuan. Lebih lanjut, dalam hal makna paragraf itu merupakan satuan informasi yang memiliki ide pokok sebagai pengendalian. Jadi, dengan singkat dapat dinyatakan bahwa paragraf adalah bagian dari suatu karangan atau tuturan yang terdiri atas sejumlah kalimat yang mengungkap kan satuan informasi dengan ide pokok sebagai pengendalian (Ramlan,1993:1)

C. BENTUK

Paragraf, di lihat dari segi bentuknya, dapat di bedakan menjadi tiga, yaitu bentuk lekuk, bentuk lurus (bentuk block), dan bentuk gantung. Namun, dari ketiga bentuk tersebut yang umum di gunakan dalam suatu karangan adalah bentuk lekuk dan bentuk lurus. Untuk lebih jelasnya, kedua bentuk paragraf itu dapat di lihat pada contoh di bawah ini.

(1) Contoh bentuk lekuk

Kejahatan merupakan suatu peristiwa penyelewengan terhadap norma atau perilaku teratur yang menyebabkan terganggunya ketertiban dan ketentraman kehidupan manusia. Perilaku yang di kualifikasi kan sebagai kejahatan, biasanya dilakukan oleh sebagian warga masyarakat atau penguasa yang menjadi wakil- wakil masyarakat. Seharusnya ada keserasian pendapat antara kedua unsur tersebut, walaupun tidak mustahil terjadi perbedaan. Perbedaan-perbedaan tersebut mungkin timbul karena kedua unsur tadi tidak sepakat mengenai kepentingan–kepentingan pokok yang harus di lindungi.

Contoh di atas adalah bentuk paragraf yang mengikuti bentuk lekuk. Paragraf seperti itu harus di buat dengan cara menghitung 5-6 hentakan (sistem manual) dari pinggir garis kiri. Begitu pula, setiap paragraf baru harus di letakan

(56)

Program Studi Teknologi Laboratorium Medik Fakultas Farmasi Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam

28

penghitungan yang sama dengan.

(57)

Program Studi Teknologi Laboratorium Medik Fakultas Farmasi Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam

29

paragraf sebelumnya. Hal seperti ini kadang- kadang kurang praktis dan sering membingungkan.

(2) Contoh bentuk lurus (block)

Orang Yahudi yang sangat tua bernama Metusalah. Sebelum zamanair bah kemungkinan besar ia merupakan orang yang memiliki umur sangat panjang dalam sejarah manusia. Metusalah hidup sampai berusia 969 tahun sebagaimana tersurat dalam Al Kitab, Perjanjian Lama. Tokoh lain yang berasal dari tionghoa bernama Li Qing Yun. Ia dilahirkan pada tahun 1677 dan meninggal pada tahun 1933. Ia diberitakan hidup sampai berusia 256 tahun. Beliau adalah contoh yang baik tentang usia panjang.

Bentuk paragraf di atas merupakan contoh paragraf yang mengikuti bentuk lurus (block). Paragraf seperti ini hanya di buat dengan mengikuti pasak lurus pinggir kiri secara rapi. Dalam hal ini setiap paragraf dibuat dua kali spasi ketikan. Misalnya, apabila ketikan itu memakai ukuran 1½spasi, maka paragraf satu dengan paragraf lainnya berjarak 3 spasi.

D. SYARAT PEMBENTUKAN PARAGRAF

Didalam menyusun paragraf ada beberapa syarat yang harus dipenuhi.

Adapun persyaratan itu adalah:

1. kesatuan, 2. koherensi, 3. pengembangan.

Untuk lebih jelasnya, ketiga syarat tersebut di jelaskan satu persatu seperti dibawah ini.

Sebuah paragraf hanya mengandung satu ide pokok atau tema. Ide pokok

(58)

Program Studi Teknologi Laboratorium Medik Fakultas Farmasi Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam

30

E. KESATUAN

Sebuah paragraf hanya mengandung satu ide pokok atau tema, ide pokok ini dalam pengembangan nya tidak boleh terdapat unsur-unsur yang sama sekali tidak berhubungan dengan tema atau ide munculnya ide pokok baru. Jadi, sebuah paragraf hanya boleh mengandung satu gagasan pokok atau tema nya.

Contoh:

Industri perkapalan siap memproduksi jenis kapal untuk mengatasi kapal yang akan di besi tuakan. Akan tetapi, kemampuan mereka terbatas. Kalau dalam waktu singkat harus memperoduksi kapal sebanyak yang harus di besi tuakan, jelas industri dalam negeri tidak mampu. Untuk meningkat kan kemampuan ini memerlukan waktu. Sebaiknya hal ini dilaksanakan secara bertahap. Kalau untuk peremajaan ini pemerintah sampai mengimpor nya dari luar negeri, tentu peluang yang begitu besar untuk industri dalam negeri, tidak termanfaatkan.

ide pokok : penggantian kapal yang akan di besi tua kan.

ide penjelas : a. kesiapan industri perkapalan dalam negeri.

b. kemampuan terbatas

c. pelaksanaan secara bertahap

d. impor dapat menghilangkan kesempatan

F. KOHERENSI

Syarat kedua yang harus dipenuhi oleh sebuah paragraf adalah koherensi atau kepaduan. Koherensi atau kepaduan di titik beratkan pada hubungan antara kalimat dengan kalimat. Oleh karena satu paragraf bukanlah merupakan kumpulan kalimat yang masing-masing berdiri sendiri, melainkan dibangun oleh

(59)

Program Studi Teknologi Laboratorium Medik Fakultas Farmasi Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam

30

kalimat yang mempunyai

(60)

Program Studi Teknologi Laboratorium Medik Fakultas Farmasi Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam

31

hubungan timbal balik. Dalam membangun hubungan timbal balik ini perlu memperhatikan unsur kebahasaan yang di gambarkan dengan:

(a) repetisi atau pengulangan, (b) kata ganti, dan

(c) kata transisi atau ungkapan penghubung.

Contoh:

Bersikap manusiawi tidaklah berarti bersikap lemah, mengalah, pesimis, dan membiarkan segalanya berjalan semaunya. Namun, dalam praktiknya, sering tindakan yang sesuai dengan peraturan dan demi kepentingan umum, serta-merta dicela sebagai tindakan yang tidak manusiawi oleh pihak-pihak yang merasa dirugikan. Meskipun dilain pihak tidak jarang pula kita saksikan tindakan yang sebenarnya legal-rasional dan menguntungkan umum, tetapi pelaksanaan nya menyakitkan hati dan menimbulkan penderitaan fisik bagi orang yang terkena.

Hal ini terjadi karena dalam pelaksanaan nya, sikap bertindak dan main kuasalah yang menjadi menonjol.

Repetisi : manusiawi kata ganti : ini

kata transisi/ungkapan penghubung : namun,meskipun,hal ini.

Dalam hal ini ada beberapa jenis transisi, seperti : sementara itu, kemudian, selanjutnya, lebih lanjut, sebaliknya, akibatnya, sebagai akibat, oleh karena itu, jadi, di samping itu, sebagaimana, walaupun demikian, dengan demikian, akan tetapi, hal ini, adapun, namun, selain itu, disisilain, dalam hal ini, sehubungan dengan, berkaitan dengan, dan sebagainya.

(61)

Program Studi Teknologi Laboratorium Medik Fakultas Farmasi Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam

32

G. PENGEMBANGAN

Ide pokok sebuah paragraf akan jelas apabila dirinci dengan ide-ide penjelas. Jika tidak demikian, maka paragraf itu hanya dibangun oleh satu buah kalimat. Hal ini tentu tidak sesuai dengan pengertian paragraf di depan. Oleh karena itu, maka kalimat topik harus di dukung oleh sejumlah kalimat penjelas.

Bahwa ada sepuluh cara atau urutan pengembangan paragraf. Ada punurut- urutan pengembangan paragraf tersebut adalah seperti di bawah ini.

(1) Urutan Waktu yang Logis (Kronologis)

Dalam hal ini sebuah paragraf disusun berdasarkan urutan waktu yang logis atau kronologis yang menggambar kan urutan terjadinya peristiwa, perbuatan, atau tindakan. Paragraf semacam ini umum di gunakan dalam tulisan yang berbentuk sejarah atau kisah. Dalam tulisan seperti ini setiap peristiwa, perbuatan, atau tindakan harus di jelaskan berdasarkan patokan waktu yang jelas.

Disamping itu, di usahakan antara satu kejadian dengan kejadian lainnya di dukung oleh urutan waktu yang runut.

(2) UrutanRuang

Urutan ruang (spasial) ini lebih menonjol kan tempat suatu peristiwa berlangsung. Pengembangan paragraf seperti ini membawa pembaca dari satu titik ke titik berikutnya yang berdekatan dalam satu ruang. Oleh karena itu, sebaliknya pengembangan paragraf di lakukan dengan memberikan keterangan tentang keadaan tempat di sekitar, batas–batasnya, atas-bawah, disamping, didepan, dimuka, dibelakang, disudut, dan sebagainya.

(3) Urutan Umum ke Khusus

(62)

Program Studi Teknologi Laboratorium Medik Fakultas Farmasi Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam

32

Pada model pengembangan paragraf dengan urutan umum ke khusus, kalimat topik biasanya di letakkan di awal (paragraf). Dalam hal ini kalimat topik pada awal paragraf masih bersifat umum, kemudian kalimat kedua, ketiga, dan seterusnya

(63)

Program Studi Teknologi Laboratorium Medik Fakultas Farmasi Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam

33

berfungsi menjelaskan ide pokok tadi sehingga lebih bersifat khusus.

Pengembangan paragraf seperti ini sering di sebut mengikuti urutan deduktif-induktuf.

(4) Urutan Khusus ke Umum

Pengembangan paragraf dengan urutan khusus ke umum, yakni menempat kan kalimat topik pada akhir (paragraf). Di sini, kalimat pertama, kedua, dan seterusnya dalam paragraf tersebut mengungkapkan ciri-ciri khusus sebuah persoalan. Selanjutnya, pada bagian paragraf di sajikan kalimat yang memuat ciri persoalan tadi secara umum yang merupakan simpulan uraian sebelumnya. Pengembangan paragraf semacam ini dikatakan mengikuti pola induktif-deduktif.

(5) Urutan Pertanyaan–Jawaban

Ide pokok dalam paragraf yang di kembangkan dengan model ini disajikan dalam bentuk pertanyaan. Kemudian kalimat-kalimat berikutnya berfungsi menjawab pertanyaan tadi sehingga paragraf tersebut tetap merupakan satu kesatuan yang utuh. Cara pengembangan seperti ini dapat dianggap logis apabila kalimat-kalimat penjelas dapat menjawab pertanyaan tadi dengan tuntas.

(6) Urutan Sebab–Akibat

Hubungan kalimat dalam sebuah paragraf dapat berbentuk sebab–akibat.

Pengembangan paragraf yang mengikuti urutan sebab akibat biasanya di awali oleh beberapa kalimat yang mengungkapkan sejumlah alternatif sebagai sebab. Selanjutnya, pada akhir paragraf disajikan kalimat yang

(64)

Program Studi Teknologi Laboratorium Medik Fakultas Farmasi Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam

33

mengungkapkan akibat. Dengan demikian, maka satu paragraf terkandung satu ide pokok secara padu dan koheren.

(65)

Program Studi Teknologi Laboratorium Medik Fakultas Farmasi Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam

34

(7) Urutan Akibat–Sebab

Disamping itu, hubungan kalimat dalam sebuah paragraf dapat pula berbentuk akibat–sebab. Dalam hal ini akibat dapat berfungsi sebagai ide pokok dan untuk memahami akibat ini di kemukakan sejumlah penyebab sebagai rinciannya. Pengembangan paragraf seperti ini biasanya lebih menekan kan penonjolan akibat, kemudian baru menelusuri sebab–sebabnya.

(8) Urutan Pernyataan–Alasan, Contoh, dan Ilustrasi

Paragraf semacam ini di awali dengan ide pokok yang dinyatakan dalam bentuk pertanyaan. Dalam hal ini untuk memperjelas ide pokok tersebut, maka perlu di tambahkan beberapa kalimat sebagai alasannya. Atau dapat dilengkapi dengan menunjuk contoh, ilustrasi sehingga ide pokok yang dinyatakan semakin jelas. Disamping itu, penyajian contoh yang memadai dapat membantu pemahaman bagi pembaca.

(9) Urutan Paling Dikenal–Kurang Dikenal

Untuk menambah kejelasan suatu paparan, penyajian ide dalam bentuk paragraf dapat dilakukan dengan memperkenalkan sesuatu yang sudah dikenal umum terlebih dahulu. Cara seperti ini dapat mengugah minat pembaca untuk mengikuti jalan pikiran penulis. Kemudian, perlahan –lahan pembaca di giring kepersoalan yang sebenarnya, yang dianggap kurang di kenal atau lebih sulit. Secara tidak sadar pembaca dapat manangkap ide penulis dengan sempurna.

Referensi

Dokumen terkait

S2 Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dalam menjalankan tugas berdasarkan agama, moral dan etika.. 3 | Program Studi Teknologi Laboratorium Medik Fakultas Farmasi

2) Peritoneum viseral: melapisi semua organ yang berada dalam rongga abdomen. 3) Ruang yang berada diantara kedua lapisan disebut ruang peritoneal. 4) Didalam

Pada uji Iod, hanya amilum yang menunjukkan hasil positif termasuk polisakarida dengan menunjukkan perubahan warna menjadi biru kehitaman.Dalam tubuh manusia,

Statistik adalah suatu ilmu yang mempelajari cara pengumpulan, pengolahan, penyajian dan analisis data serta cara pengambilan kesimpulan secara umum berdasarkan

7. Biosintesis glisin Jalur utama untuk glisin adalah 1 tahap reaksi yang dikatalisis oleh serin hidroksimetiltransferase. Biosintesis aspartat, asparagin, glutamat dan

air steril untuk memperoleh faktor pengenceran sebesar 1000 kali (10 -3 ).. 9) Untuk menghitung total mikroba dalam sampel tanah, prosedur yang dipakai persis sama

Potensial dari setiap elektrode yang terukur dibandingkan terhadap elektrode referensi yang terbuat dari perak/perak Chloride dengan voltase(tegangan) yang stabil dan tetap.

Sabouraud (diucapkan sah-bu-Ro ') medium agar dikembangkan oleh dokter kulit Perancis, Raymond JA Sabouraud pada akhir 1800 untuk mendukung pertumbuhan jamur yang