MODUL PRAKTIKUM KIMIA KLINIK II
PROGRAM STUDI
TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK
INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK
PAKAM
SURAT KEPUTUSAN DEKAN FAKULTAS FARMASI
INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM Nomor : 090.B/03.3/INKES-MLP/XI/2019
TENTANG
DOSEN PENGAMPU MATA KULIAH SEMESTER GENAP TAHUN AKADEMIK 2019 – 2020 FAKULTAS FARMASI INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM
DEKAN FAKULTAS FARMASI INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM
MENIMBANG : 1. Bahwa Untuk Melaksanakan Tugas Pendidikan dan Pengajaran Perlu Ditetapkan Dosen Pengampu Mata Kuliah Pada Semester Ganjil Tahun Akademik 2019 - 2020 di Lingkungan Program Studi Teknologi Laboratorium Medik Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam;
2.
3.
Bahwa berdasarkan Kalender Akademik Semester Ganjil Fakultas Farmasi Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam Tahun Akademik 2019-2020 maka perkuliahan akan dimulai pada Februari 2020 dan berakhir pada Juli 2020;
Bahwa untuk keperluan dimaksud diatas maka perlu ditetapkan dengan Surat Keputusan Dekan Fakultas Farmasi Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam sebagai pengesahannya.
MENGINGAT : 1. Undang – Undang RI Nomor : 20 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional;
2. Surat Keputusan Dirjend DIKTI Nomor : 297/KPT/I/2017, Tentang izin Institut Kesehatan MEDISTRA Lubuk Pakam dan 161/D/O/2001 tentang izin penyelenggaraan Program Studi ;
3. Undang-Undang RI Nomor : 14 Tahun 2005, Tentang Guru dan Dosen;
4. Undang-Undang RI Nomor : 12 Tahun 2012, Tentang Pendidikan Tinggi;
5. Peraturan Pemerintah RI Nomor : 42 Tahun 2007, Tentang Sertifikasi Dosen;
Peraturan Pemerintah RI Nomor : 37 Tahun 2009, Tentang Dosen;
6. Peraturan Pemerintah RI Nomor : 23 Tahun 2013, Tentang Perubahan Atas Standar Nasional Pendidikan;
7. Peraturan Pemerintah RI Nomor : 4 Tahun 2014, Tentang Penyelenggaraan Pendidikan Tingggi dan Pengelolaan Perguruan Tinggi;
8. Kalender Akademik Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam T.A 2019 - 2020.
FAKULTAS FARMASI
Jl. Sudirman No. 38 Lubuk Pakam Kab. Deli Serdang – Sumatera Utara (20512) Telp. (061) 7952234 – 7952262 Faximile : (061) 7952234
Email : farmasimedistra@gmail.com, Website: www.medistra.ac.id
MEMPERHATIKAN : 1.
2.
Surat Keputusan Ketua Yayasan Medistra Lubuk Pakam Nomor 023/C.1/
YAY-M/VI/2016, tentang penetapan honorarium mengajar dan pemberian insentif bagi setiap kegiatan akademik yang termasuk dalam lingkup pendidikan dan pengajaran;
Hasil evaluasi pelaksanaan pembelajaran dengan Sistem Penjaminan Mutu Internal Fakultas Farmasi Semester Genap T.A 2019-2020.
MEMUTUSKAN MENETAPKAN
Pertama : Menugaskan Dosen untuk Menjadi pengampu Mata Kuliah bagi mahasiswa di lingkungan Program Studi Teknologi Laboratorium Medik Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam (roster dan daftar nama terlampir).
Kedua : Kepada para dosen sebagaimana dimaksud diwajibkan untuk menaati Kode Etik Dosen dan Standar Pembelajaran yang telah ditetapkan serta berhak mendapatkan honorarium mengajar sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan Yayasan Medistra Lubuk Pakam.
Ketiga
Keempat
:
:
Pada setiap akhir semester, akan dilakukan penilaian Indeks Kinerja Dosen (IKD) pengampu mata kuliah berdasarkan survei tingkat kepuasan mahasiswa.
Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila di kemudian hari terdapat kekeliruan dalam penetapan ini, akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di : Lubuk Pakam Pada Tanggal : 13 November 2019
Dekan,
Romauli Anna Teresia Marbun, S.Farm., M.Si NPP. 06.15.12.08.1991
Lampiran Surat Keputusan :
Nomor : 017.A/03.2/INKES-MLP/II/2020
Hal : Penetapan Panitia Buku Kurikulum Program Studi Teknologi Laboratorium Medik Program pada Fakultas Farmasi
Tanggal : 03 Februari 2020
TIM PENYUSUN BUKU KURIKULUM PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK PROGRAM SARJANA TERAPAN
FAKULTAS FARMASI
INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM
NO NAMA JABATAN
1 Romauli Anna Teresia Marbun, S.Farm., M.Si Ketua 2 Sa'adah Siregar, S.Si, M.Kes Sekretaris 3 Asvia Rahayu, S.ST, M.Biomed Anggota 4 Jhon Patar Sinurat, S.Pd, M.Si Anggota
Lubuk Pakam, 03 Februari 2020 Dekan,
Romauli Anna Teresia Marbun, S.Farm, M.Si NPP. 06.15.12.08.1991
VISI DAN MISI
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK
VISI
Menghasilkan laboran yang unggul dan profesional dalam bidang mikrobiologi molekuler menuju tingkat Asia tahun 2028.
MISI
1) Menyelenggarakan proses belajar mengajar yang kondusif dengan sistem yang mendukung pada FF sehingga pembelajaran tersebut menghasilkan prodi yang dapat menghasilkan alumni berkarakter unggul dan profesional.
2) Menyelenggarakan proses praktik laboratorium yang kondusif dan handal di berbagai fasilitas pelayanan kesehatan.
3) Mengoptimalkan dan mengimplementasikan penelitian mikrobiologi molekuler klinis dengan menggunakan pendekatan riset.
4) Mengimplementasikan program pengabdian kepada masyarakat berbasis riset untuk menyelesaikan berbagai permasalahan teknologi laboratorium medik.
5) Mengembangkan kerjasama dengan institusi pendidikan, pelayanan, organisasi, dan stakeholders baik dalam maupun luar negeri
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami Panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas Karunia dan izin-Nya, sehingga Kami dapat menyelesaikan Modul Praktikum
“Kimia Klinik II”. Pada kesempatan ini pula, kami mengucapkan terima kasih kepada pihak- pihak yang mendukung dan mengarahkan kami sehingga penuntun praktikum ini dapat diselesaikan dengan baik dan bermanfaat dalam pembelajaran, Kami menyadari bahwa dalam penyusunan penuntun praktikum ini, masih banyak kekurangan yang ditemui. Untuk itu, kami mengharapkan adannya saran dan kritik yang sifatnya membangun demi kesempurnaan penuntun praktikum ini. Akhir kata, semoga penuntun praktikum ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua terutama bagi para pembaca dan pelajar dibidang Laboratorium.
Lubuk Pakam,
Tim Penulis
DAFTAR ISI
COVER ...i
SK DEKAN ... ii
VISI MISI PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK ...iv
KATA PENGANTAR ... v
DAFTAR ISI ... vi
PRAKTIKUM I PENGAMBILAN DARAH ... 7
PRAKTIKUM II PEMISAHAN PLASMA DAN SERUM ... 9
PRAKTIKUM III PEMERIKSAAN ELEKTROLIT ... 11
PRAKTIKUM IV PEMERIKSAAN FUNGSI HATI ... 22
PRAKTIKUM V PEMERIKSAAN FUNGSI LEMAK ... 36
PRAKTIKUM VI PEMERIKSAAN FUNGSI JANTUNG ... 39
PRAKTIKUM VII PEMERIKSAAN FUNGSI GINJAL ... 42
PEMERIKSAAN FUNGSI GINJAL... 42
DAFTAR ISI ... 49
PRAKTIKUM I PENGAMBILAN DARAH
I. Pendahuluan
Pada pemeriksaan, darah diambil dari vena atau kapiler tergantung pada kebutuhanya. Pada umumnya tidak ada perbedaan hasil antara pemeriksaan darah kapiler dengan darah vena, asalkan darah kapiler mengalir dengan deras. Bila darah kapiler kurang deras keluarnya dan ujung jarinya ditekan-tekan dapat menimbulkan percampuran antara kapiler dengan darah intertitiel.
II. Alat :
1. Tourniquet 2. Spuit 3. Pleaster 4. Safety Box
III. Bahan :
1. Kapas Alkohol 70%
2. Vacum Tube
IV. Cara kerja :
A. Prosedur Pengambilan Darah Vena
1. Dilakukan persiapan kerja seperti alat-alat yang akan digunakan.
2. Posisi lengan pasien harus lurus, jangan membengkok siku, pilih lengan yang paling banyak melakukan aktifitas, letakan tangan diatas meja.
3. Melakukan perabaan (palfasi) pada lokasi vena yang akan ditusuk, pasien diminta, untuk mengepalkan tangan.
4. Pasang tourniquet lebih kurang 3 jari diatas liat siku.
5. Lokasi vena yang akan ditusuk didesinfeksi dengan kapas alcohol 70% dengan sekali usap
6. Tusuk bagian vena tadi dengan lubang jarum menghadap keatas dengan kemiriringan antara jarum
dan kulit 15-30 derajat.
7. Setelah volume darah cukup, dilepaskan tourniquet dan pasien diminta membuka kepalan tangannya.
8. Lepaskan atau tarik jarum dan segera letakan kapas alcohol 70% diatas bekas suntikan untuk menekan bagian tersebut dan ditutup dengan plester atau hepavyx.
9. Memindahkan sampel darah dari dalam spuit ketabung dengan cara melepaskan jarum lalu mengalirkan darah perlahan melalui dinding tabung.
10. Jika sampel harus diberi antikoagulan, maka segera mungkin darah dimasukan kedalam tabung dengan antikoagulan (EDTA, Citras) campur dengan mebolak-balikan tabung beberapa kali.
B. Prosedur Pengambilan Darah Kapiler
1. Siapkan peralatan sampling : lancet steril, kapas alcohol 70%.
2. Pilih lokasi pengambilan lalu desinfeksi dengan kapas alkohol 70%, biarkan kering.
3. Peganglah bagian tersebut supaya tidak bergerak dan tekan sedikit supaya rasa nyeri berkurang.
4. Tusuk dengan lancet steril. Tusukan harus dalam sehingga darah tidak harus diperas-peras keluar. Jangan menusukkan lancet jika ujung jari masih basah oleh alkohol. Hal ini bukan saja karena darah akan diencerkan oleh alkohol, tetapi darah juga melebar di atas kulit sehingga susah ditampung dalam wadah.
5. Setelah darah keluar, buang tetes darah pertama dengan memakai kapas kering, tetes berikutnya boleh dipakai untuk pemeriksaan.
6. Pengambilan darah diusahakan tidak terlalu lama dan jangan diperas-peras untuk mencegah terbentuknya jendalan.
PRAKTIKUM II
PEMISAHAN PLASMA DAN SERUM
I. Pendahuluan
Serum dan plasma adalah bagian darah yang berperan penting dalam prosedur terapi dan diagnostik pada manusia. Serum darah dan plasma darah keduanya merupakan salah dua dari zat yang ada di dalam darah. Selain serum dan plasma zat lainnya adalah sel darah merah, sel darah putih dan trombosit darah.
II. Alat :
1. Centrifuge III. Bahan :
1. Vacum tube
2. Tabung yang berisi 1mg NaF 3. Darah
IV. Cara Kerja:
A. Cara Memisahkan Serum
1. Dimasukkan 2 mL darah ke dalam tabung yang bersih dan kering ( tanpa koagulan) kemudian didiamkan selama 15 menit.
2. Kemudian disentrifugasi dengan kecepatan 3000 rpm selama 15 menit.
3. Lapisan jernih berwarna kuning muda yang berada di bagian atas adalah serum, segera diambil dengan pipet tetes dimasukkan pada tabung yang lain yang bersih dan kering.
B. Cara Memisahkan Plasma
1. Disiapkan tabung yang berisi 1mg NaF yang dialirkan 1 mL darah vena ke dalam botol tersebut dari semprit tanpa jarum.
2. Dibiarkan darah tersebut selama 5 menit.
3. Setelah darah didiamkan kemudian di centrifuge dengan kecepatan 3000 rpm selama 15 menit.
4. Lapisan jernih berwarna kuning muda yang berada di bagian atas plasma NaF, dan segera dipisahkan ke dalam tabung yang bersih dan kering.
PRAKTIKUM III
PEMERIKSAAN ELEKTROLLIT
I. Pendahuluan
Elektrolit adalah suatu zat yang larut atau terurai ke dalam bentuk ion-ion dan selanjutnya larutan menjadi konduktor elektrik, ion-ion merupakanatom-atom bermuatan elektrik. Elektrolit bisa berupa air, asam, basa atau berupa senyawa kimia lainnya. Elektrolit umumnya berbentuk asam, basa atau garam. Beberapa gas tertentu dapat berfungsi sebagai elektrolit pada kondisitertentu misalnya pada suhu tinggi atau rendah. Elektrolit kuat identik denganasam, basa, dan garam kuat. Elektrolit meruupakan senyawa yang beriktan iondan kovalen polar. Sebagian besar senyawa yang berikatan ion merupakanelektrolit sebagai contoh ikatan ion NaCl yang merupakan salah satu jenisgaram yakni garam dapur. NaCl dapat menjadi elektrolit dalam bentuk larutanatau lelehan atau bentuk liquid dan aqueous. Sedangkan dalam bentuk solidatau padatan senyawa ion tidak dapat berfungsi sebagai elektrolit
A. Pemeriksaan Elektrolit Darah 1. Natrium (Na+)
Pra-Analitik
a. Persiapan Pasien
Tidak ada persiapan khusus b. Persiapan Sampel
- Darah vena di sentrifuge dengan kecepatan 3000 rpm selama 15 menit.
- Pisahkan serum/plasma dari endapan.
- Serum/plasma siap digunakan untuk pemeriksaan.
c. Stabilitas Spesimen
Serum/plasma stabil selama 24 jam pada suhu 2-8oC d. Persiapan Alat dan Bahan
Alat :
- Peralatan pengambilan darah - Centrifuge
- Tabung tutup merah atau hijau - Easylite
- Mikropipet - Cuvet
- Blue tip/Yellow tip Bahan :
- Serum - Urin
- Plasma Lithium Heparin Reagen : Solution Pack Na/K/Cl Analitik
a. Metode : Ion Selective Elektroda (ISE)
b. Prinsip :Aliran cairan yang melewati elektrode natrium terbuat dari selang kaca, yang dibuat sensitif terhadap ion natrium.Elektrode Kalium terbuat dari selang plastic yang menggunakan valinomycine sebagai elemen selektif. Elektrode Chloride termasuk tabung plastik, khususnya diformulasikan untuk selektif terhadap ion Chloride. Potensial dari setiap elektrode yang terukur dibandingkan terhadap elektrode referensi yang terbuat dari perak/perak Chloride dengan voltase(tegangan) yang stabil dan tetap.
c. Cara Kerja :
1) Serum dimasukkan ke dalam cuvet sebanyak 250 uL.
2) Dipilih analyze blood dan tekan yes, maka probe sampel akan turun.
3) Probe sample dimasukkan ke dalam cuvet yang berisi serum, kemudian tekan yes.
4) Biarkan sampai proses pengambilan sampel selesai, probe tertarik naik dan alat melakukan analisa sampel.
5) Hasil pemeriksaan akan ditampilkan pada display.
6) Hasil yang diperoleh dicatat dan didokumentasikan
Pasca Analitik
a. Nilai Normal :135 - 145 mEq/L b. Nilai Kritis :
- <120 mEq/L lemah, dehidrasi
- 155 mEq/L gejala kardiovaskular dan ginjal.
- >160 mEq/L gagal jantung c. Indikasi Klinis :
- Penurunan natrium terdapat pada penderita muntah, diare, penghisapan lambung, cedera jaringan, diet rendah garam, luka bakar, gagal ginjal, penggunaan obat diuretik furosemid, thiazid dan manitol.
- Peningkatan natrium terdapat pada penderita: dehidrasi, muntah, diare, gangguan jantung kronis, hiperfungsi adrenal, gagal hepatik, intake Na tinggi, dan penggunaan obat kortison, antibiotik, laksansia dan obat batuk
2. Kalium (K+) Pra-Analitik
a. Persiapan Pasien
Tidak ada persiapan khusus b. Persiapan Sampel
- Darah vena di sentrifuge dengan kecepatan 3000 rpm selama 15 menit.
- Pisahkan serum/plasma dari endapan.
- Serum/plasma siap digunakan untuk pemeriksaan.
c. Stabilitas Spesimen
Serum/plasma stabil selama 24 jam pada suhu 2-8oC d. Persiapan Alat dan Bahan
Alat :
- Peralatan pengambilan darah - Centrifuge
- Tabung tutup merah atau hijau - Easylite
- Mikropipet - Cuvet
- Blue tip/Yellow tip
Bahan : - Serum - Urin
- Plasma Lithium Heparin
- Reagen : Solution Pack Na/K/Cl
Analitik
a. Metode : Ion Selective Elektroda (ISE)
b. Prinsip : Aliran cairan yang melewati elektrode natrium terbuat dari selang kaca, yang dibuat sensitif terhadap ion natrium.Elektrode Kalium terbuat dari selang plastic yang menggunakan valinomycine sebagai elemen selektif. Elektrode Chloride termasuk tabung plastik, khususnya diformulasikan untuk selektif terhadap ion Chloride. Potensial dari setiap elektrode yang terukur dibandingkan terhadap elektrode referensi yang terbuat dari perak/perak Chloride dengan voltase(tegangan) yang stabil dan tetap.
c. Cara Kerja :
1) Serum dimasukkan ke dalam cuvet sebanyak 250 uL.
2) Dipilih analyze blood dan tekan yes, maka probe sampel akan turun.
3) Probe sample dimasukkan ke dalam cuvet yang berisi serum, kemudian tekan yes.
4) Biarkan sampai proses pengambilan sampel selesai, probe tertarik naik dan alat melakukan analisa sampel.
5) Hasil pemeriksaan akan ditampilkan pada display.
6) Hasil yang diperoleh dicatat dan didokumentasikan
Pasca Analitik
a. Nilai Normal : 3,5 - 5,2 mEq/L b. Nilai Kritis :
- Kalium Dewasa : <2,5 atau >6,5 mEq/L - Kalium Anak-anak : <2,5 atau >8 mEq/L c. Indikasi Klinis :
- Peningkatan kalium (hiperkalemia) dapat terjadi apabila ada gangguan ginjal,oliguri, anuria,infuse KCL, oerlukaan, metabolic asidosis, dan penggunaan obatsefalosporin, heparin,epinefrin, histamine.
- Penurunan kalium (hipokalemia) dapat terjadi karena input kalium rendah daneksresi lewat urin berlebihan, misalnya pada penyakit muntah, diare, dehidrasi,malnutrisi, diet ketat,trauma, luka pembedahan, penghisapan lambung, DMasidosis, banyak makan permen, luka bakar, hiperaldosteron, alkalosismetabolic dan penggunaan obat diuretic, cortisone, insulin dan aspirin.
3. Klorida (Cl-) Pra-Analitik
a. Persiapan Pasien
Tidak ada persiapan khusus b. Persiapan Sampel
- Darah vena di sentrifuge dengan kecepatan 3000 rpm selama 15 menit.
- Pisahkan serum/plasma dari endapan.
- Serum/plasma siap digunakan untuk pemeriksaan.
c. Stabilitas Spesimen
Serum/plasma stabil selama 24 jam pada suhu 2-8oC d. Persiapan Alat dan Bahan
Alat :
- Peralatan pengambilan darah - Centrifuge
- Tabung tutup merah atau hijau - Easylite
- Mikropipet - Cuvet
- Blue tip/Yellow tip Bahan :
- Serum - Urin
- Plasma Lithium Heparin
- Reagen : Solution Pack Na/K/Cl
Analitik
a. Metode : Ion Selective Elektroda (ISE)
b. Prinsip : Aliran cairan yang melewati elektrode natrium terbuat dari selang kaca, yang dibuat sensitif terhadap ion natrium.Elektrode Kalium terbuat dari selang plastic yang menggunakan valinomycine sebagai elemen selektif. Elektrode Chloride termasuk tabung plastik, khususnya diformulasikan untuk selektif terhadap ion Chloride. Potensial dari setiap elektrode yang terukur dibandingkan terhadap elektrode referensi yang terbuat dari perak/perak Chloride dengan voltase(tegangan) yang stabil dan tetap.
c. Cara Kerja :
1) Serum dimasukkan ke dalam cuvet sebanyak 250 uL.
2) Dipilih analyze blood dan tekan yes, maka probe sampel akan turun.
3) Probe sample dimasukkan ke dalam cuvet yang berisi serum, kemudian tekan yes.
4) Biarkan sampai proses pengambilan sampel selesai, probe tertarik naik dan alat melakukan analisa sampel.
5) Hasil pemeriksaan akan ditampilkan pada display.
6) Hasil yang diperoleh dicatat dan didokumentasikan
Pasca Analitik
a. Nilai Normal : 96 – 106 mEq/L
b. Nilai Kritis : <70 atau > 120 mEq/L atau mmol/L c. Indikasi Klinis :
- Peningkatan klorida dapat terjadi pada penderita dehidrasi, hiperfungsi adrenal, peningkatan Na, cedera kepala, decompensasio cordis, infuse NaCl, asidosis metabolic, gangguan ginjal, dan dapat karena obat Amonium Chlorid (OBH), penggunaan kortison dan asetazolamid.
- Penurunan Klorida dapat terjadi pada penderita muntah, penghisapan lambung, diare, diet rendah garam, Ge, colitis, insufisiensi adrenal, infeksi akut, luka
bakar, alkalosis metabolic, terlalu banyak keringat, gagal jantung kronis, asidosis respiratorik, penurunan kadar Kalium dan Natrium, dapat juga terjadi karena penggunaan obat Thiazid, diuretic loop dan bikarbonat.
4. Kalsium (Ca2+) Pra-Analitik
a. Persiapan Pasien
Tidak ada persiapan khusus
b. Persiapan Sampel
1) Cresolphtalein Compleks (CPC)
- Masukkan reagen 1 (Ion Kalsium) dan reagen 2 (Cresolphtalein Compleks ) ke dalam beaker glass kecil dengan perbandingan 1:1
- Campur sampai homogen, tutup dengan parafilm.
- Inkubasi selama 10 menit pada suhu 20°C – 25°C.
2) Sulkowitch
- Diperlukan urin 24 jam
- Urin ditampung di wadah bersih bertutup ulir bermulut lebar - Sampel baiknya langsung di periksa tanpa penundaan
c. Persiapan Alat dan Bahan
1) Cresolphtalein Compleks (CPC) - Beacker glass
- Parafilm - Tabung reaksi - Mikropipet
- Tip biru atau kuning - Fotometer
- Reagen CPC
- Sampel : Urin 24 jam 2) Sulkowitch
- Tabung Reaksi
- Pipet Pasteur - Reagen Sulkowitch
- Sampel : Urin 24 jam sebanyak 6 mL Analitik
a. Metode :
1) Cresolphtalein Compleks (CPC) 2) Sulkowitch
b. Prinsip :
1) CPC :Kalsium yang terdapat dalam sampel akan bereaksi dengan CPC (Cresolphtalein Compleks) membentuk warna ungu. Intensitas warna yang terbentuk setara dengan konsentrasi kalsium dalam serum. Kadarnya diukur pada panjang gelombang 578 nm.
2) Sulkowitch :Reagen sulkowitch akan mengendapkan kalsium dalam bentuk kalsium oklasat, tanpa kalsium fosfat oleh pH reagen itu.
c. Cara Kerja :
Cresolphtalein Compleks (CPC)
Blanko Standar Sampel
Standar - 20uL -
Serum - - 20uL
Reagen CPC 1000Ul 1000uL 1000uL
Homogenkan, inkubasi selama 10 menit pada suhu 20-25°C.
Baca pada panjang gelombang 578 nm.
Sulkowitch
1) Masukkan 3 mL urin ke dalam masing-masing 2 tabung reaksi.
2) Tabung reaksi kedua hanya dipakai sebagai control.
3) Pada tabung 1 tambahkan 3 mL reagen Sulkowitch, campur dan biarkanselama 2-3 menit.
4) Baca hasil secara semikuantitatif.
Pasca Analitik a. Nilai Normal :
1) CPC : 8,1 – 10,4 mg/dL
2) Sulkowitch(Interpretasi Hasil) - Negatif: Tidak terjadi kekeruhan
- Positif 1 : Terjadi kekeruhan yang halus - Positif 2 : Kekeruhan sedang
- Positif 3 : Kekeruhan agak berat yang timbul dalam waktu < 20 detik - Positif 4 : Kekeruhan berat yang terjadi seketika
b. Nilai Kritis Total Kalsium :
- 6 mg/dL (1,5 mmol/L) dapat menyebabkan tetanus dan kejang.
- 13 mg/dL (3,25 mmol/L) dapat menyebabkan kardiotoksisitas, aritmia, dan koma).
- Terapi cepat pada hiperkalsemia adalah kalsitonin.
c. Indikasi Klinis :
- Hiperkalsemia terutama terjadi akibat hiperparatiroidisme atau neoplasma (kanker). Penyebab lain meliputi paratiroid adenoma atau hiperplasia (terkait dengan hipofosfatemia), penyakit hodgkin, multiple mieloma, leukemia, penyakit addison, penyakit paget, respiratori asidosis, metastase tulang, imobilisasi dan terapi dengan diuretik tiazid.
- Hipokalsemia dapat diakibatkan oleh hiperfosfatemia, alkalosis, osteomalasia, penggantian kalsium yang tidak mencukupi, penggunaan laksatif, furosemide, dan pemberian kalsitonin. Pseudohipokalsemia kadang-kadang ditemukan bila konsentrasi albumin rendah karena adanya gabungan kalsium dengan albumin.
- Faktor-faktor yang mempengaruhi kadar kalsium :
Hormon paratiroid bekerja pada tulang untuk melepaskan kalsium ke dalam darah, meningkatkan absorpsi kalsium di usus dan meningkatkan reabsorbsi kalsium di ginjal.
Vitamin D menstimulasi absorpsi kalsium di usus.
Estrogen meningkatkan simpanan kalsium dalam tulang.
Androgen, glukokortik oid dan kelebihan hormon tiroid dapat menyebabkan hipokalsemia dan kekurangan kalsium dalam tulang.
5. Magnesium (Mg+) Pra-Analitik
a. Persiapan Pasien
Tidak ada persiapan khusus b. Persiapan Sampel
- Darah vena di sentrifuge dengan kecepatan 3000 rpm selama 15 menit.
- Pisahkan serum/plasma dari endapan.
- Serum/plasma siap digunakan untuk pemeriksaan.
c. Stabilitas Spesimen
Serum/plasma stabil selama 24 jam pada suhu 2-8oC d. Persiapan Alat dan Bahan
Alat :
- Tabung reaksi - Mikropipet
- Tip biru atau kuning - Fotometer
- Sentrifuge Bahan : - Serum
- Reagen Xylidyl Blue
Analitik
a. Metode : Xylidyl Blue
b. Prinsip : Magnesium yang terdapat dalam sampel akan bereaksi dengan Xylidyl Blue dalam suasana alkalis membentuk kompleks berwarna ungu. Rekasi spesifik untuk magnesium karena dengan penambahan EDTA kalsium membentuk kompleks ion kalsium EDTA .
c. Cara Kerja :
Blanko Standar Sampel
Standar - 10uL -
Serum - - 10uL
Reagen Xylidyl Blue
1000uL 1000uL 1000uL
Campur, inkubasi selama 5 menit pada suhu 20-25°C Baca pada panjang gelombang 546 nm
Pasca Analitik d. Nilai Normal :
- Serum/plasma : 1,8 – 2,5 mg/dL (0,74 - 1,03 mmol/L) - CSF : 2,5 – 3,5 mg/dL (1,03 - 1,44 mmol/L) e. Indikasi Klinis :
- Penurunan magnesium terdapat apada malnutrisi protein, malabsorbsi, sirosis hati, alkoholime, hipoparatiroid,, hipoaldosteron, hipokalemia, diare kronis, reseksi usus, dehidrasi dan karena penggunaan abat diuretik, kalsium glukomnas, ampoterisin B, neomicin, dan insulin.
- Peningkatan magnesium dalam darah terdapat pada penderita dehidrasi berat, gangguan ginjal, leukemia limpasitik dan mielosistik, DM awal, obat antasid terutama Mg dan Laksansia Mg.
PRAKTIKUM IV
PEMERIKSAAN FUNGSI HATI
I. Pendahuluan
Fungsi hati dapat dibagi dalam fungsi metabolisme, fungsi sintesis, fungsi ekskresi, fungsi penyimpanan dan fungsi detoksifikasi (penawar racun) Namun hanya sebagian kecil yang dapat diukur dengan tingkat produknya dalam darah. Tes fungsi hat (LFTs atau LFS) yang meliputi enzim hati, adalah tes yang dirancang untuk memberikan informasi tentang kondisi hati seseorang. Tes fungsi hati (LFTS) mengukur konsentrasi berbagai protein dan enzim yang berbeda dalam darah, baik dihasilkan oleh sel-sel hati atau dilepaskan ketika sel-sel hati mengalami kerusakan Kebanyakan penyakit hati awalnya hanya menimbulkan gejala ringan, tetapi sangat penting bila penyakit ini terdeteksi secara dini. Ketertibatan hati dalam beberapa penyakit dapat menjadi sangat penting. Tidak ada tes tunggal yang dapat memberikan ukuran keseluruhan fungsi hati. Sebaliknya kelompok nilai yang terukur ditafsirkan secara kolektif untuk menentukan kemungkinan penyakit hati, penyebab dan tingkat keparahah penyakit. Pengujian ini dilakukan oleh teknologi medis pada serum/plasma pasien.
A. Pemeriksaan SGOT a. Pra Analitik
1. Persiapan Sampel Pada pemeriksaan kadar SGOT dalam serum ini digunakansampel serum (tanpa antikoagulan) yang didapatkan dari sentrifugasispesimen darah untuk memisahkan antara sel-sel darah dan serum pasien. Untuk pemeriksaan SGOT/AST ini hanya menggunakanspesimen dari serum (yang tidak hemolisis). AST di dalam serumstabil selama 10 hari pada suhu 2-8*C, 4hari pada suhu kamar (18-30)atau 14 hari bila dibekukan.
2. Persiapan Alat dan Bahana.
Alat
yang digunakan adalah fotometer, mikropipet 100µLdan 1000µL, tip putih dan biru, gelas kimia, tabung reaksi, rak tabung, sentrifus dan tourniquet
Bahan
Bahan yang digunakan adalah sampel serum, reagen pemeriksaan AST (SGOT), aquadest dan spuit.
3. Persiapan Larutan KerjaDicampurkan 5 bagian (5 mL) R1 dengan 1 bagian (1 mL) R2hingga homogen. Larutan ini stabil selama 14 hari pada suhu 2-8*C atau 48 jam pada suhu kamar (18-30). Absorbans larutan kerja harus>0,800 AU terhadap aquabidest pada λ = 340 nmB.
b. Analitik
1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Dicampurkan 1 mL larutan kerja dan 100µL sampel serum hinggahomogeny 3. Diinkubasi pada incubator alat fotometer selama 60 detik pada suhu30/37 4. Diukur pada panjang gelombang 340 nm pada fotometer
5. Dicatat hasil pengukuran c. Pasca Analitik
Nilai Normal:
30oC= < 28 IU/L 37oC= < 40 IU/L
B. Pemeriksaan SGPT a. Pra Analitik
1. Persiapan Sampel
Pada pemeriksaan kadar SGPT dalam serum ini digunakansampel serum (tanpa antikoagulan) yang didapatkan dari sentrifugasispesimen darah untuk memisahkan antara sel-sel darah dan serum pasien. Untuk pemeriksaan SGPT/ALT ini hanya menggunakanspesimen dari serum (yang tidak hemolisis). ALT di dalam serumstabil selama 7 hari pada suhu 2-8*C, 3 hari pada suhu kamar (18-30) atau 30 hari bila dibekukan.
2. Persiapan Alat dan Bahan
Alat
yang digunakan adalah fotometer, mikropipet 100µLdan 1000µL, tip putih dan biru, gelas kimia, tabung reaksi, rak tabung, sentrifus dan tourniquet
Bahan
Bahan yang digunakan adalah sampel serum, reagen pemeriksaan ALT (SGPT), aquadest dan spuit.
Persiapan Larutan KerjaDicampurkan 5 bagian (5 mL) R1 dengan 1 bagian (1 mL) R2hingga homogen. Larutan ini stabil selama 14 hari pada suhu 2-8*C atau48 jam pada suhu kamar (18-30). Absorbans larutan kerja harus>0,800 AU terhadap aquabidest pada λ = 340 nm
b. Analitik
1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Dicampurkan 1 mL larutan kerja dan 100µL sampel serum hinggahomogeny 3. Diinkubasi pada incubator alat fotometer selama 60 detik pada suhu 30/37 derajat
celcius
4. Diukur pada panjang gelombang 340 nm pada fotometer 5.Dicatat hasil pengukuran
c. Pasca Analitik
Nilai Normal : 30oC = <26 IU/L, 37oC = <38 IU/L
C. PEMERIKSAAN BILIRUBIN TOTAL DAN DIRECT
TUJUAN
1. Tujuan Umum
Mahasiswa dapat memahami cara pemeriksaan bilirubin total direct dan indirect.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk dapat melakukan pemeriksaan bilirubin total direct dan indirect.
b. Untuk dapat mengetahui kadar pemeriksaan bilirubin total direct dan indirect pada suatu sampel serum.
METODE
Uji fotometri menggunakan 2,4 dicloroaniline (DCA)
PRINSIP
Prinsip bilirubin direct adalah bilirubin direct dihdapkan pada bentuk diazotisasi 2,4 dicloroaniline membentuk warna merah yang bercampur dalam asam sedangkan bilirubin total yaitu dihadapkan bentuk diazotasi 2,4 diklroaniline menyediakan penentuan yang aman dari bilirubin total.
ALAT DAN BAHAN Alat:
mikropipet
tip
tabung reaksi
rak tabung reaksi
spektrofotometer
Bahan :
serum
aquades
tissue
CARA KERJA Bilirubin Total
1. Disiapkan alat dan bahan
2. Di buat formula pada masing – masing tabung dengan rincian sebagai berikut.
Blanko kalibrator Sampel
Sampel - 25µl 25µl
Aquades 25µl - -
Reagen 1 1000µl 1000µl 1000µl
3. Dihomogenkan kemudian diinkubasi selama 5 menit pada suhu 37o C atau 10 menit pada suhu 20-25 o C.
4. Di baca absorbansi A1 lalu ditambahkan reagen 2 (blanko, kalibrator maupun sampel masing-masing 250 µl).
5. Dihomogenkan kemudian diinkubasi selama 5 menit pada suhu 37o C atau 30 menit pada suhu 20-25 o C.
6. Di baca absorbansi A2 nya Bilirubin Direct
1. Di buat formula pada masing – masing tabung dengan rincian sebagai berikut.
Blanko kalibrator sampel
Sampel 100µl 100µl
Aquadest 50µl - -
Reagen 1 1000µl 1000µl 1000µl
2. Dihomogenkan kemudian diinkubasi selama 5 menit pada suhu 37o C atau 30 menit pada suhu 20-25 o C.
3. Dibaca konsentrasinya pada spektrofotometer.
INTERPRETASI HASIL
Kadar Bilirubin
Kategori Total Direct Indirect
Dewasa 0,1-1,2 0,1-0,3 0,1-1,0
Anak-anak 0,2-0,8 - 0,1-1,0
Bayi baru lahir 1,0-1,2 - 0,1-1,0
D. PEMERIKSAAN TOTAL PROTEIN
TUJUAN
1. TujuanUmum
a. Mahasiswa dapat mengetahui cara pemeriksaan total protein pada sampel serum secara fotometri.
b. Mahasiswa dapat menjelaskan cara pemeriksaan total protein pada sampel serum secara fotometri.
2. TujuanKhusus
a. Mahasiswa dapat melakukan pemeriksaan total protein pada sampel serum.
b. Mahasiswa dapat menentukan kadar total protein pada sampel serum.
METODE
Tes fotometri berdasarkan metode biuret
PRINSIP
Bersama dengan ion tembaga, protein membentuk kompleks warna biru violet dalam larutan alkali. Absorbansi warna berbanding lurus dengan konsentrasi.
ALAT DAN BAHAN Alat:
Mikropipet
Tissue
Aquadest
Tabung reaksi
Spektrofotometer
Beaker Glass
Botol semprot
Blue Tip dan Yellow Tip
Mikropipet Bahan:
Monoreagen(1:4) R1:R2
Aquadest
Standar
Reagen tdd: R1 : Sodium hidroksida 100mmol/L Potassium sodium tartrat 17mmol/L
R2 : Sodium hidroksida 500mmol/L Potassium sodium tartrat 80mmol/L Potassium iodide 75mmol/L Tembaga sulfat 20mmol/L
CARA KERJA
1. Digunakan APD dengan baik, benar dan lengkap 2. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
3. Dipastikan semua alat dan bahan siap untuk digunakan
4. Disiapkan tiga buah tabung reaksi, masing-masing diisi label dengan standar, blanko dan sampel
5. Dipipet masing-masing 500 ʮL monoreagen kemudian dimasukkan ke dalam masing-masing tiga tabung reaksi
6. Dipipet 10 ʮL aquadest dan dimasukkan pada tabung blanko 7. Dipipet 10 ʮL standar reagen dan dimasukkan pada tabung standar 8. Dipipet 10 ʮL sampel serum dan dimasukkan pada tabung sampel
9. Dihomogenkan dan diinkubasi selama 5 menit , pada suhu 20-25°C / 37°C dan dibaca absorbansi tidak lebih dari 60 menit.
10. Dibaca absorbansi sampel pada panjang gelombang 546 nm 11. Diinterpretasikan hasil pemeriksaan total protein yang didapat
INTERPRETASI HASIL
Dewasa:
Anak-anak
6.6-8.8 g/dl
Perempuan Laki-laki 1-30 hari 4.2 - 6.2 g/dl 4.1 - 6.3 g/dl 1-6 bulan 4.4 - 6.6 g/dl 4.7 - 6.7 g/dl 6 bulan-1 tahun 5.6 - 7.9 g/dl 5.5 - 7.0 g/dl 1-18 tahun 5.7 – 8.0 g/dl 5.7 – 8.0 g/dl
E. PEMERIKSAAN ALBUMIN
TUJUAN
1. Untuk mengetahui pemeriksaan albumin dalam serum yang diperiksa 2. Untuk mengetahui kadar albumin serum yang diperiksa.
METODE
Metode yang digunakan adalah BCG (Bromocresol green)
PRINSIP
Dengan adanya BCG (Bromocresol green) pada pH yang sedikit asam, serum albumin memproduksi perubahan warna dari indikator kuning hijau menjadi hijau – biru yang absorbansinya diukur pada spektrofotometer dengan panjang gelombang 632 nm.
ALAT DAN BAHAN Alat :
Tabung serologi
Kuvet
Spektrofotometer
Pipet ukur
Ball pipet
Mikropipet
Tip
Rak tabung serologi Bahan:
Reagen albumin
Serum control
Sampel serum
Aquadest
CARA KERJA
1. Semua alat dan bahan disiapkan terlebih dahulu.
2. Reagen dan sampel dikondisikan pada suhu ruang.
3. Disiapkan 3 tabung serologi dan dilabeli blanko, standard an test.
4. Dipipet 2 mL reagen albumin dan dimasukkan pada ketiga tabung.
5. Pada tabung blanko ditambahkan 0,01 mL aquadest.
6. Pada tabung standar ditambahkan 0,01 mL serum standar.
7. Pada tabung sampel ditambahkan 0,01 m L sampel serum.
8. Masing – masing dimasukkan kedalam kuvet dan diukur absorbansinya dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 632 nm.
NILAI NORMAL
3 – 4,5 g % albumin
F. PEMERIKSAAN ALKALINE PHOSPHATASE (ALP)
TUJUAN
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu memahami prinsip pemeriksaan Alkaline Phosphatase (ALP)
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan Alkaline Phosphatase (ALP)
b. Mahasiswa mampu menginterpretasikan hasil pemeriksaan Alkaline Phosphatase (ALP)
METODE
Kinetik fotometri tes, metode standar optimal berdasarkan German Society of Clinical Chemistry (DGKC).
PRINSIP
p-Nitrophenylphosphate + H2O ALP Phosphate + p-Nitrophencl ALAT DAN BAHAN
Alat:
Mikropipet
Tip
Beker glass
Tabung reaksi
Rak tabung reaksi
Spektrofotometer Bahan:
Monoreagen ALP Sampel serum
Standar
CARA KERJA
Pengujian Sampel
Sampel atau kalibrator 10 µL
Monoreagen 500 µL
Campurkan, baca absorbansi setelah 1 menit pada spektrofotometer. Baca absorbansi kembali setelah 1,2,3 menit
INTERPRETASI HASIL
25 oc 30 oc 37 oc Anak-anak
1-12 tahun U/L <480 <596 <727
µkat/L <8.00 <9.93 <12.1 13-17 tahun Wanita U/L <296 <367 <448
µkat/L <4.93 <6.12 <7.47
Pria U/L <617 <767 <935
µkat/L <10.3 <12.8 <15.6
Dewasa U/L <170 <211 <258
µkat/L <2.83 <3.52 <4.30
G. PEMERIKSAAN GAMMA-GT
TUJUAN
1. Tujuan Instruksional Umum
Mahasiswa mampu mengetahui prinsip pemeriksaan Gamma-GT (GGT) pada serum.
2. Tujuan Instruksional Khusus
a. Mahasiswa dapat melakukan pemeriksaan Gamma-GT (GGT) pada serum.
b. Mahasiswa dapat mengetahui kadar Gamma-GT (GGT) pada serum sampel.
METODE
Uji kolorimetri kinetik sesuai dengan metode Szasz / Persijn [2]. Tes ini standar sesuai dengan metode IFCC [4]. Hasil menurut IFCC ditentukan dengan menggunakan faktor khusus atau, dalam kasus penggunaan kalibrator (TruCal U)
dengan menggunakan nilai kalibrasi yang diberikan untuk metode IFCC.
PRINSIP
GGT mengkatalisis transfer asam glutamat ke akseptor seperti, dalam hal ini, glycylglycine. 4-amino-2-nitrobenzoate dan membebaskan menyerap cahaya pada 405 nm. Peningkatan absorbansi pada panjang gelombang ini secara langsung terkait dengan aktivitas GGT.
Reaksi Kimia:
L-Gamma-glutamyl-3-carboxy-4-nitroanilide + Glycylglycine Gamma-GT Gamma-glutamyl-glycylglycine + 5-amino-2-nitrobenzoat
ALAT DAN BAHAN Alat:
Mikropipet dan tip Spektrofotometer Tabung serologi Rak tabung Beaker glass Bahan:
Reagen Dyasis Gamma-GT (GGT)
R1 : TRIS Penyangga pH 8,28 135 mmol/L
Glycylglycine 135 mmol/L
R2 : L-Gamma-glutamyl-3-carboxy-4-nitroanilide pH 6,00 22 mmol/L
CARA KERJA
Sampel atau kalibrator 100 µL
Monoreagen 1000 µL
Campurkan, baca absorbansi setelah 1 menit. Baca absorbansi kembali setelah 1,2,3 menit
INTERPRETASI HASIL
Perempuan Laki-laki Dewasa < 38 U/L < 55 U/L Anak-anak/Remaja
1 hari – 6 bulan 15-132 U/L 12-122 U/L 6 bulan – 1
tahun
1-39 U/L 1-39 U/L
1 – 12 tahun 4-22 U/L 3-22 U/L 13 – 18 tahun 4-24 U/L 2-42 U/L
PRAKTIKUM V PEMERIKSAAN LEMAK
Pendahuluan
Lipid merupakan senyawa yang mengandung karbon dan hydrogen yang umumnya hidrofobik, tidak larut dalam air tetapi dalam pelarut organik. Lipid memegang peranan penting untuk berfungsinya sel dan sebagai sumber energi, juga sebagai pelindung badan, pembentukan sel, sintesis hormon steroid dan prekursor prostaglandin arut di dalam pelarut-pelarut organik.
A. Pemeriksaan Kolesterol Total Metode CHOD-PAP
• Tujuan Pemeriksaan Kolesterol : Untuk mengetahui kadar kolesterol darah seseorang dalam mg/dl.
• Prinsip Pemeriksaan Kolesterol Total Metode CHOD-PAP Kolesterol ditentukan setelah hidrolisa enzimatik dan oksidasi. Indikator quinoneimine terbentuk dari hidrogen peroksida dan 4-aminoantipyrine dengan adanya phenol dan peroksidase.
• Reaksi Pemeriksaan Kolesterol Total Metode CHOD-PAP Cholesterol ester + H2O → cholesterol asam lemak CHO Cholesterol + O2 → cholestene- 3-one + H2O2 POD 2H2O2 + PAP + Phenol → quinoneimine + 4H2O
• Alat dan Bahan - Tabung reaksi - Mikropipet
- Blue tip dan yellow tip - Tisu Reagen
- pereaksi - Fotometer
• Prosedur Pemeriksaan Kolesterol Total Metode CHOD-PAP 1. Persiapan Sampel
Blanko Sampel
Sampel - 10 uL
Reagen 1000 uL 1000 uL
Campur dan inkubasi selama 10 menit pada suhu 20°C – 25°C atau 5 menit pada suhu 37°C. Ukur absorbance sampel dan standar terhadap blanko reagen dalam waktu 60 menit.
2. Pengaturan fotometer Panjang gelombang : 546 nm Faktor : 840 Program
3. Nilai Normal Kolesterol < 200 mg/dl, Dicurigai : > 220 mg/dl, Meningkat : > 260 mg/dl.
B. PEMERIKSAAN Trigliserida
Metode : GPO-PAP (Gliseril Phospo Para Amino Phenazone).
Prinsip
Trigliserida dengan adanya enzim lipoprotein lipase (LPL) diubah menjadi gliserol dan asam lemak bebas. Gliserol yang terbentuk direaksikan dengan ATP dan bantuan enzim glisero kinase menjadi gliserol-3-fosfat dan ADP. Gliserol-3-fosfat dioksidasi dengan bantuan gliserol fosfat oksidase menjadi dihidroksi aseton fosfat dan hidrogen peroksida. Hidrogen peroksida yang terbentuk mengoksidasi klorophenol dan 4-amino antipirin dengan bantuan enzim peroksidase membentuk quinoneimine yang berwarna merah muda.
Tujuan
Untuk mengetahui kadar trigliserid dalam darah.
Alat dan Bahan Alat:
1. Tabung reaksi 2. Mikropipet
3. Blue dan yellow tip Bahan:
1. Reagen trigliserid 2. Sampel serum
Prosedur
1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Sampel darah dibekukan terlebih dahulu selama 15-30 menit.
3. Sampel darah yang sudah beku disentrifuge dengan kecepatan 3000 rpm selama 5 menit sampai diperoleh serum.
4. Serum yang sudah terpisah dapat digunakan sebagai sampel pemeriksaan.
5. Memipet serum kedalam tabung reaksi.
Blanko Standart Sampel
Standart 10 µL
Serum 10 µL
Reagen Kerja 1000 µL 1000 µL 1000 µL
6. Dihomogenkan, inkubasi selama 10 menit.
7. Dibaca pada panjang gelombang 500 nm.
Interpretasi Hasil
Pemeriksaan Normal Laki-laki < 160 mg/Dl Perempuan < 140 mg/dL
PRAKTIKUM VI
PEMERIKSAAN FUNGSI JANTUNG
A. Pemeriksaan CKMB
Pendahuluan
CPK atau creatine phosphokinase (atau kadang hanya disebut sebagai CK ataucreatine kinase) adalah enzim yang dapat ditemukan pada berbagai sel, terutama pada sel otot. Dilihat dari tipenya, enzim ini terdapat pada otot rangka (CK-MM), otot jantung (CK-MB), otak dan usus (CK-BB), dan mitokondria (CK-mt). Apabila terjadi kerusakan pada sel-sel ini, maka enzim CPK akan bocor keluar. Pada saat terjadinya serangan jantung, CPK akan meningkat dalam 4-8 jam, mencapai puncak dalam 18 jam, dan kembali normal dalam 48-72 jam. Pemeriksaan CPK kurang spesifik pada jantung, karena juga meningkat pada penyakit otot rangka, trauma, dan infark serebri
.
ALAT DAN BAHAN : a. ALAT
NO NAMA ALAT JUMLAH
1 Tabung sentrifuge 1 buah
2 Disposable syringe 1 buah
3 Tourniquet 1 buah
4 Alkohol swab 1 buah
5 Rak tabung reaksi 1 buah
6 Sentrifuge 1 buah
7 Pipet otomatis 2 buah
8 Handscoon 1 pasang
9 Spektrofotometer 340 nm 1 buah
10 Kertas label 2 buah
11 Water bath 1 buah
12 Tabung reaksi 1 buah
13 Tips 2 buah
b. BAHAN 1. Darah 2 ml 2. Working solution
CARA KERJA :
Pemeriksaan CK-MB dengan monoreagent = sample start
Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
Memasukkan reagent sebanyak 1000µL ke dalam tabung reaksi menggunakan pipet otomatik
Memasukkan serum sebanyak 40µL ke dalam tabung ang telah diisi reagent menggunakan pipet otomatik
Memvortex tabung agar reagent dan sample tercampur
Menginkubasi tabung reaksi selama 3 menit pada waterbath dengan suhu 37oC
Membaca absorbansinya pada spektrofotometer (340nm)
Membuat laporan kerja.
B. Pemeriksaan Troponin-T (Pre Analitik,Analitik dan Pasca Analitik) Persiapan pasien : Tidak ada persiapan khusus.
Persiapan sampel : Gunakan darah vena dengan antikoagulan EDTA atau heparin. Jangan menggunakan sampel yang telah didinginkan atau beku. Stabul selama 8 jam pada suhu ruang.
Prinsip Pemeriksaan Troponin T
Metode : Enzym immunoassay (kwalitatif)
Prinsip : Menggunakan 2 monoklonal antibody spesifik yang berlabel emas dan biotin yang akan membentuk kompleks sandwich dengan CTnT dalam sampel dan menghasilkan warna merah pada garis tes dan garis kontrol.
Alat dan Bahan : Trop T Rapid Test
Kerja Pemeriksaan Troponin T
Lepaskan disposible test Trop T dari sampulnya kemudian letakkan pada tempat datar.
Gunakan pipet syringe untuk mengisap sampel hingga tanda 150 uL.
Teteskan sampel pada disposible test Trop T.
Bacalah hasil 15 menit kemudian.
Nilai Rujukkan Troponin T
< 0,1 ng/dL
Interpretasi Hasil Pemeriksaan Troponin T
Negatif : bila terbentuk hanya 1 garis (garis kontrol) (>0,1 ug/L)
Positif : bila terbentuk 2 garis (garis kontrol dan garis tes) (<0,10 ug)
H
GLDHPRAKTIKUM VII
PEMERIKSAAN FUNGSI GINJAL
A. PEMERIKSAAN BUN (BLOOD UREA NITROGEN)
TUJUAN
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu mengetahui prinsip pemeriksaan BUN (Blood Urea Nitrogen) pada sampel serum.
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan BUN (Blood Urea Nitrogen) pada sampel serum.
b. Mahasiswa mampu menginterpretasikan hasil dari pemeriksaan BUN (Blood Urea Nitrogen) pada sampel serum
METODE
Metode yang digunakan adalah metode enzimatik UV Test (Urea-GLDH)
PRINSIP
Reaksi Enzimatis :
Urea + 2H2O Urease 2NH4+ + HCO3
2 – Oxoglutarat + NH4+ + NAD L – glutamate + NAD++ H2O
ALAT DAN BAHAN Alat :
Yellow tip
White tip
Mikropipet
Pipet Ukur 1 m Stopwatch
Tabung serologi
Beaker glass
Spektrofotometer ERBA Bahan :
Aquadest
Reagen Diasys Urean FS monoreagen (dibuat dengan mencampurkan 4 bagian R1 dengan 1 bagian R2 (20 ml R1 + 5 ml R2)
Sampel serum
CARA KERJA
1. Disiapkan alat dan bahan yang digunakan serta dikondisikan dalam suhu ruang.
2. Disiapkan 3 buah tabung reaksi yang telah diberi label blanko ,standar, test.
3. Dipipet masing-masing ke dalam tabung :
Blanko Standar Sampel
Aquadest 5 µl - -
Standar - 5 µl -
Sampel - - 5 µl
Monoreagent 500 µl 500 µl 500 µl
4. Campuran dihohomogenkan, lalu diinkubasi selama 1 menit pada suhu 25o/30oC atau selama 30-40 detik pada suhu 37oC.
5. Lalu absorbansi larutan dibaca dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 340 nm.
6. Absorbansi dicatat, lalu dihitung kadar urea pada sampel.
INTERPRETASI HASIL
Dewasa
Umum : 17 – 43 mg/dl
Wanita < 50 tahun : 15 – 40 mg/dl Wanita > 50 tahun : 21 – 43 mg/dl Laki-laki < 50 tahun : 19 – 44 mg/dl Laki-laki > 50 tahun : 18 – 55 mg/dl
Anak-anak
1 – 3 tahun : 11 – 36 mg/dl 4 – 13 tahun : 15 – 36 mg/dl
14 – 19 tahun : 18 – 45 mg/dl
B. PEMERIKSAAN CREATININ
TUJUAN
1. Tujuan Instruksional Umum
Mahasiswa dapat mengetahui cara pemeriksaan kadar kreatinin dalam serum.
2. Tujuan Instruksional Khusus
a. Mahasiwa dapat melakukan pemeriksaan kadar kreatinin dalam sampel serum dengan metode Jaffe.
b. Mahasiswa dapat mengetahui kadar kreatinin dalam sampel serum c. Mahasiswa dapat menginterpretasikan hasil pemeriksaan.
METODE
Metode yang digunakan adalah metode jaffe reaction
PRINSIP
Kreatinin akan bereaksi dengan asam pikrat dalam suasana alkali membentuk senyawa kompleks yang berwarna kuning jingga. Intensitas warna yang terbentuk setara dengan kadar kreatinin dalam sampel, yang diukur dengan Fotometer dengan panjang gelombang 490 nm.
ALAT DAN BAHAN Alat :
Spektrofotometer
Tabung reaksi dan rak tabung
Tip
Mikropipet 10 ul dan 1000 ul
Beaker glass
Bahan :
Tissue
Sampel Serum
Reagen Kreatinin : R1 : Sodium hidroksida 0,2 mol/L R2 : Asam pikrat 20 mmol/L
Standart kreatinin 2 mg/dL
Aquades
CARA KERJA
1. Disiapkan alat dan bahan yang digunakan serta dikondisikan dalam suhu ruang.
2. Disiapkan 3 buah tabung reaksi yang telah diberi label blanko ,standar, test.
3. Dipipet masing-masing ke dalam tabung :
Blanko Standar Sampel
Aquadest 25µl - -
Standar - 25 µl -
Sampel - - 25 µl
Monoreagent 500 j 500µl 500µl
4. Campuran dihohomogenkan, lalu diinkubasi selama 1 menit.
5. Lalu absorbansi larutan dibaca dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 490 nm.
6. Absorbansi dicatat, lalu dihitung kadar kreatinin pada sampel.
INTERPRETASI HASIL
Nilai kreatinin normal pada metode jaffe reaction adalah: Laki- laki : 0,6 - 1,1 mg / dL
Wanita : 0,5 - 1,9 mg / dL
C. PEMERIKSAAN ASAM URAT
TUJUAN
1. Tujuan umum
Mahasiswa dapat mengetahui cara pemeriksaan kadar asam urat dalam serum.
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiwa dapat melakukan pemeriksaan kadar asam urat dalam sampel serum dengan metode TBHBA.
b. Mahasiswa dapat mengetahui kadar asam urat dalam sampel serum c. Mahasiswa dapat menginterpretasikan hasil pemeriksaan
METODE
Metode yang digunakan adalah enzimatis fotometri menggunakan TBHBA (2,4,6- tribromo 3-hodroxybenzoic acid)
Prinsip
Prinsip dari reaksi enzimatik fotometri TBHBA adalah asam urat yang bereaksi dengan air akan dioksidasi menjadi alantoin oleh adanya urikase, selanjutnya hidrogen peroksida sebagai hasil samping reaksi tersebut akan bereaksi dengan 4- aminoantipyrine dan 2,4,6–tribomo–3-hydroxybenzoic acid (TBHBA) membentuk quinimine yang berwarna merah muda dengan bantuan peroksidase warna yang terbentuk selanjutnya diukur absorbansinya dengan spektrofotometer UV-Visibel pada panjang gelombang maksimal.
Reaksi Kimia:
Asam urat + H2O + O2 Uricase Allantoin + CO2 + H2O2
TBHBA + 4-aminoantipyrine + 2 H2O2 POD Quinoneimine + 3H2O
ALAT DAN BAHAN Alat:
Spektrofotometer
Tabung reaksi dan rak tabung
Tip
Mikropipet 10 ul dan 1000 ul
Beaker glass
Kuvet Bahan:
Serum
Reagen asam urat (R1 dan R2)
Standar asam urat
Aquades
CARA KERJA
1. Disiapkan alat dan bahan yang digunakan serta dikondisikan dalam suhu ruang.
2. Disiapkan 3 buah tabung reaksi yang telah diberi label blanko ,standar, test.
3. Dipipet masing-masing ke dalam tabung :
Blanko Standar Sampel
Aquadest 10 µl - -
Standar - 10 µl -
Sampel - - 10 µl
Monoreagent 500 µl 500 µl 500 µl 4. Campuran dihomogenkan, lalu diinkubasi selama 10 menit.
5. Lalu absorbansi larutan dibaca dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 520 nm.
6. Absorbansi dicatat, lalu dihitung kadar asam urat pada sampel
INTERPRETASI HASIL
Wanita (mg/dL) Laki-laki (mg/dL)
Dewasa 2,6 – 6,0 3,5 – 7,2
Anak-anak
0- 5 hari 1,9 -7,9 1,9 – 7,9
1-4 tahun 1,7 – 5,1 2,2 – 5,7
5-11 tahun 3,0 – 6,4 3, 0 – 6,4
12 – 14 tahun 3,2 – 6,1 3,2 – 7,4
15 – 17 tahun 3,2 – 6,4 4,5 – 8,1
DAFTAR ISI
Bayupurnama, Putut. 2007. Hepatotoksisitas Imbas Obat. Ilmu Ajar Penyakit Dalam Universitas Indonesia Jilid I. Jakarta : Balai Penerbit FK-UI.
Budiwarsono. 2009. Penyakit Hati hal 14. Surabaya : PIT Pro Prodia Panel E.N. Kosasih & A.S. 2008. Kosasih, Tafsiran Hasil Pemeriksaan
Laboratorium Klinik, Edisi 2, Karisma Publishing Group, Tangerang, 2008.
Frances K. Widmann, dkk. 1992. Tinjauan Klinis Atas Hasil Pemeriksaan Laboratorium, edisi 9, cetakan ke-1. Jakarta: EGC.
Frances K. Widmann.1989, alih bahasa : Siti B. Kresno, R. Gandasoebrata, J. Latu, Tinjauan Klinis Atas Hasil Pemeriksaan Laboratorium, Edisi 9, EGC, 1989.
Guyton, Arthur C. dan John E. Hall. 1997. Efek Insulin Terhadap Metabolisme Karbohidrat dan Lemak. Dalam: Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 9.
Jakarta: EGC. 1221-38