• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN OBJEK RANCANGAN. merupakan hasil pemekaran dari provinsi sebelumnya Provinsi Sulawesi Utara.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN OBJEK RANCANGAN. merupakan hasil pemekaran dari provinsi sebelumnya Provinsi Sulawesi Utara."

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN OBJEK RANCANGAN

A. Pengertian Judul 1. Gorontalo

Menunjukan sebuah nama lokasi/daerah yaitu Provinsi Gorontalo merupakan hasil pemekaran dari provinsi sebelumnya Provinsi Sulawesi Utara. (Pedoman Akademik UNG 2008)

2. Café (Kafe)

Kafe berasal dari bahasa Perancis yaitu Café. Arti secara harafiah adalah (minuman) kopi. Tetapi kemudian menjadi tempat dimana seseorang bisa minum-minum, tidak hanya kopi, tetapi juga minuman lainnya (http://id.wikipedia.org/ wiki/Kafe). Kafe juga mempunyai arti yaitu restoran kecil yang melayani atau menjual makanan ringan dan minuman, kafe biasanya digunakan untuk rileks (Kamus Besar Bahasa Indonesia 432)

3. Live Music

Live Music jika diartikan dalam bahasa Indonesia artinya Pertunjukan Musik secara langsung.

Jadi pengertian Gorontalo Café Live Musicsecara keseluruhan yaitu suatu tempat hiburan masyarakat yang menyajikan minuman dan makanan ringan serta pertunjukan musik secara langsung yang terletak di Provinsi Gorontalo.

(2)

B. Fungsi dan Kegiatan

Adapun fungsi dari Café Live Music ini yaitu menjadi suatu wadah bagi masyarakat khususnya yang berada di daerah kota Gorontalo sebagai tempat hiburan yang nyaman dan rekreatif, serta dapat menjadi tempat untuk para pemain musik mengapresiasikan kemampuannya dalam bermusik.

C. Struktur Organisasi

DIREKTUR

SEKRETARIS BENDAHARA KEP. TEKNISI

KASIR PELAYAN PEKERJA SATPAM

(3)

D. Hasil Studi Objek Rancangan 1. Tinjauan Arsitektur Untuk Cafe a. Teori Tentang Sirkulasi Kafe

Sirkulasi antara pengunjung dan karyawan tidak boleh bersilangan. Bersilangan ialah jika sirkulasi antara pelayan dan pengunjung saling bertemu tanpa adanya sirkulasi alternatif lainnya, sehingga bisa terjadi peristiwa saling menunggu atau bertabrakan antara pengguna (Panero dan Zelnik,2003:229)

Hal yang harus diperhatikan dalam desain layout sebuah restoran/kafe adalah:

1.Direction(arah)

Gambar 2.2 Jarak Bersih Sirkulasi Sumber : Panero,Zelnik (2003 p.229)

Gambar 2.3 Pengarahan Jalan Sumber : Suptandar (1998, p.115)

(4)

2.Flow

Sebuah tujuan penting dari proses desain adalah untuk mengoptimalkan flowyang meliputi jarak, kapasitas, kecepatan, dan arah. Polaflowdihasilkan oleh pelanggan atau konsumen, karyawan, makanan, meja-kursi makan dam pelayanan.

3.Distance(Jarak)

Selain memperhatikan jarak antar ruang, dalam desain interior restoran juga harus memperhatikan jarak yang akan terjadi antar individu. Distance zone, dimana merupakan petunjuk yang jauh untuk rencana perancangan lingkungan, adalah sebagai berikut:

Public Distance: 12 feet dan seterusnya (>365,8cm)

Hal ini meliputi jarak yang akan didapatkan saat memasuki restoran dengan plafon tinggi atau lobi yang luas. Public distance meliputi pendangan untuk berjalan ke area makan atau ketika memasuki area pengambilan makanan di dapur.

Social Distance: 4 - 12 feet (121,9cm – 365,8cm)

Pelanggan merasakan social distance ketika mereka melihat layar televisi disebuah bar, pertunjukan di klub malam, atau staf pelayanan yang sibuk bekerja di restoran. Sama juga dengan staf dapur yang merasakan bahwa mereka terlihat oleh pelanggan yang berjalan melewati dapur.

Personal Distance: 18inch – 4 feet (45,72 – 121,9cm)

Perasaan pada jarak ini misalnya ketika berbicara pada teman makan diseberang meja.

(5)

Intimate Distance: Kontak fisik – 18inch (<45,72)

Perasaan ketika cukup dekat untuk bersentuhan dengan teman makan, seperti ketika duduk bersampingan di sebuah sofa. Seringkali terasa “crowded feeling”ketika kursi makan yang diduduki ditabrak oleh karyawan yang lewat (Baraban dan Durocher 60)

Sirkulasi mengarah dan membimbing perjalanan atau apak yang terjadi dalam ruang. Sirkulasi member kesinambungan pada pengunjung terhadap fungsi ruang, antara lain dengan penggunaan tanda-tanda pada ruang sebagai penunjuk arah jalan tersendiri. Dibawah ini adalah arah sirkulasi berdasarkan pada penempatan dan bukaan pintu.

Pengarahan atau pembimbingan jalan dapat diperkuat dengan peletakan pintu-pintu, permainan lantai, permainan plafon/langit-langit, permainan dinding,

Gambar 2.4 Zona Jarak Sumber : Ching (1996, p.63)

Gambar 2.5 Sirkulasi berdasarkan penempatan pintu Sumber : Suptandar (1998, p.115)

(6)

lampu-lampu/penyinaran, gambar-gambar atau lukisan-lukisan warna dan benda-benda dalam ruang (Suptandar,1999:115)

b. Pembagian Ruang Kafe

Pada sebuah kafe terdapat pembagian ruang antara lain:

a. Area Makan yaitu tempat untuk menikmati hidangan makanan dan minuman ringan berupa:

Hot Drinkseperti:Coffe, Black Coffe, ChocolateCold Drinkseperti:Ice Coffe, Soft Drink, Ice TeaCold Foodseperti:Cake, Salad, Cemilan RinganHot Food seperti: Sup Ayam dan Steak

Persyaratan untuk luas area makan:

1. 1,2 – 1,4 m2perorangan dan dilayani oleh pelayan.

2. 0,83 m2 perorangan, makanan yang disajikan terbatas dan dirancang menurut pola yang ada (Soekresno 36)

Area makan harus:

 Peletakan sebuah meja sebaiknya berdekatan dengan tiang atau kolom jika berada di tengah ruangan.

 Pintu masuk tidak bersilangan dengan jalur pelayanan.

 Antara tempat duduk yang satu dengan tempat duduk yang membelakangi merupakan gang atau disebut jalur pelayanan dengan jarak 1350 mm sebagai jalur maksimum 2 pramusaji.

 Pergeseran maju mundur kursi antara 100 – 200 mm untuk kebutuhan duduk.  Pergeseran mundur kursi untuk pelanggan berdiri 300 mm.

(7)

 Tempat tangga pelayan tidak terletak pada tempat yang mengganggu pengunjung (Soekresno 39)

b. Bar yaitu tempat menikmati minuman berupa hot drink, coctail, dan jenis minuman yang dicampur oleh bartender sepertiwiski, chivas, vodka, dan wine.  Terdapat bangku tinggi, merapat dinding meja, pengunjung dapat menikmati

minuman pembangkit selera dan sekaligus untuk koordinasi karyawan.  Jarak duduk pada meja bar antara orang yang satu dengan yang lain 75 mm. c. Loungeyaitu tempat tunggu sementara di bagian kafe.

d. Kasir, terletak dekat dengan bar karena letaknya mudah dijangkau oleh pelayan, sehingga mudah dalam pencapaiannya (Soekresno 39)

c. Perabot Kafe

Pemilihan desain perabot merupakan pencerminan kepribadian seseorang. Penyusunan perabot harus disesuaikan dengan kebutuhan guna kenyamanan si pemakai sedangkan fungsi perabot tidak bisa dipisahkan dengan faktor estetika dan ergonomi.

Desain perabot terbagi 2 kategori yaitu:

1. Perabot yang berbentuk kotak (case) termasuk chests, meja, lemari dan kursi yang tidak mempunyai pelapis, tipe semacam ini di Indonesia mesih terbuat dari kayu walaupun bahan-bahan lain makin bertambah popular.

2. Perabot yang dilapisi, misalnya sofa, kursi-kursi yang seluruhnya atau sebagian diberi pelapis (Suptandar,1999)

Manusia adalah faktor utama yang mempengaruhi bentuk, proporsi dan skala perabot. Untuk memperoleh manfaat dan kenyamanan dalam melaksanakan

(8)

tugas kita perabot harus dirancang pertama-tama agar tanggap dan sesuai dengan ukuran kita, jarak bebas yang diperlukan oleh pola aktifitas kita dan sifat aktifitas yang kita jalani (Ching,2000)

Seating(tempat duduk)

Elemen pertama yang berhubungan langsung dengan tubuh ketika pengunjung diarahkan pada meja adalah tempat duduk. Permukaan dan bentuk tempat duduk, ketinggian lebarnya, posisi relatifnya terhadap meja (jarak dari meja dan permukaan meja), jaraknya dengan tempat duduk lain, serta relasi visualnya dengan dengan desain ruangan mempengaruhi persepsi pengunjung. Tipe tempat duduk yang berbeda membuat kesan yang berbeda. Tempat duduk juga dapat dipilih untuk sebuah tema (Baraban dan Durocher 104)

Untuk memudahkan pengaturan meja dengan jumlah tempat duduk sesuai dengan pesanan dalam satu meja, restoran perlu memiliki fasilitas meja dengan

Gambar 2.6 Dimensi Tubuh Manusia Saat Duduk Sumber : Ching (1996, p.62)

(9)

berbagai ukuran dan bentuk yaitu meja bundar dan meja empat sisi. Jalur pelayanan antara tempat duduk satu dengan yang membelakangi merupakan gang atau jalur pelayanan dengan jarak 1350 mm. Panjang meja untuk 2 pengunjung 850 mm. Ukuran dan tata letak:

1. Tinggi kursi secara keseluruhan sampai dengan sandaran 900 mm. 2. Tinggi kursi sampai bagian yang diduduki 450 mm.

3. Panjang dan lebar kaki kursi 450 x 450 mm.

4. Luas meja relatif dapat disesuaikan dengan banyak atau sedikitnya tempat duduk.

5. Jarak kursi yang satu dengan yang membelakangi 1350 mm untuk 2 jalur pramusaji atau 900 mm untuk 1 pramusaji (Soekresno 39)

Seating Material

Perabot berbahan besi tempa adalah pilihan untuk digunakan di outdoor. Perabot berbahan besi tempa memiliki ketahanan tinggi dan dapat dilapisi dengan berbagai warna cat. Perabot dengan bahan ini dapat digabungkan dengan dekorasi lain seperti dengan tambahan alas duduk, sandaran punggung, kursi dan bahan ini dapat menjadi cukup nyaman (Baraban dan Durocher 105)

Structure

Ukuran dan lendutan (baik pada alas duduk ataupun sandaran) kursi mempengaruhi kenyamanan konsumen. Tempat duduk dapat mempercepat rata-rata pergantian pengunjung (Baraban dan Durocher 106)

(10)

Special Features

Berat dari tempat duduk yang dapat dipindahkan, selain mengarah pada citra restoran secara keseluruhan, juga juga mengarah pada operasional restoran yang tidak berat memudahkan konsumen untuk menggerakkannya maju atau mundur dari meja. Kursi yang berat memberikan kesan elegan atau mewah, yang menyesuaikan pada beberapa setingan ruangan (Baraban dan Durocher 106)  Seating Layout

Tempat duduk dapat menciptakan perasaan keintiman. Variasi peletakan tempat duduk menawarkan pilihan untuk suasana yang lebih intim atau terbuka, serta mempengaruhi jumlah tempat duduk yang dapat diletakkan dalam ruangan (Baraban dan Durocher 107)

Gambar 2.7 Dimensi standar untuk aktivitas makan Sumber : Ching (1996, p.65)

(11)

Table and Table Tops

Meja adalah visual focal point sebuah restoran. Ukuran, bentuk, material permukaannya adalah komponen paling penting untuk dipertimbangkan ketika memilih meja untuk restoran. Ukuran juga berhubungan dengan jumlah benda-benda yang akan diletakkan di meja dan ukuran piring yang dipergunakan (Baraban dan Durocher 108)

Gambar 2.8 Pengaturan meja secara paralel Sumber : Neufert (2002, p.120)

Gambar 2.9 Pengaturan meja secara diagonal Sumber : Neufert (2002, p.120)

Gambar 2.10 Area Operasional dan Tamu Sumber : Neufert (2002, p.119)

(12)

2. Studi Komparasi

a. Hard Rock Café Jakarta

Hard Rock Café Jakarta adalah sebuah kafé yang terletak di Plasa Indonesia Jakarta Pusat. Kafé ini hadir di Jakarta pada tahun 1992. Hard Rock Café Jakarta juga menjadi salah satu icon penting di dunia musik Indonesia dan menjadi sebuah kafé yang mampu bertahan selama 13 tahun dengan menu andalan yang sama sejak tahun 1992.

Bentuk bangunan modern minimalis dapat terlihat dari bentuk eksteriornya dan pengaturan tata interiornya, pemilihan warna-warna yang memberi kesan modern seperti warna silver, kuning, dan orange, penggunaan material kaca dan almunium compositejuga sangat terlihat pada eksteriot bangunan ini.

Dengan fasilitas live music-nya, pengaturan interior yang dibuat agar pengunjung dapat menikmati live music dari sisi mana saja di dalam ruangan, serta akustik yang tertata dengan baik menjadikan tempat ini tidak pernah sepi

Gambar 2.11 Dimensi Optimum Permukaan Meja Makan Sumber : Panero Zelnik (2003, p.219)

(13)

pengunjung serta

Internasional dan tampil di panggung musik yang terdapat di area Hard Jakarta ini (www.hardrock.com

Untuk pencahayaan pada k

pada siang hari dan pencahayaan buatan pada malam hari, yaitu berupa lampu doenlight yang tidak terlalu terang serta lampu

lukisan, dan lampu sorot ke panggung Gambar 2.

Gambar 2.

pengunjung serta telah didatangi berbagai artis dalam negeri maupun Internasional dan tampil di panggung musik yang terdapat di area Hard

www.hardrock.com)

Untuk pencahayaan pada k afé ini sendiri menggunakan pencahayaan alami pada siang hari dan pencahayaan buatan pada malam hari, yaitu berupa lampu doenlight yang tidak terlalu terang serta lampu -lampu hiasan pada dinding, lukisan, dan lampu sorot ke panggung

Gambar 2. 13 Interior Hard Rock Café Jakarta Gambar 2.12 Panggung Live Music Hard Rock Café

Jakarta

telah didatangi berbagai artis dalam negeri maupun Internasional dan tampil di panggung musik yang terdapat di area Hard Rock Café

menggunakan pencahayaan alami pada siang hari dan pencahayaan buatan pada malam hari, yaitu berupa lampu lampu hiasan pada dinding, 2 Panggung Live Music Hard Rock Café

(14)

b. Classic Rock Café Bandung

Classic Rock Café berdiri pertama kali pada bulan April 2003 dan berlokasi di jalan Trunojoyo Bandung. Selama 3 tahun berdiri, telah mendapat sambutan yang sangat antusias dari para penggema

maupun muda di kota Bandung. Atmosfir yang dikemas adalah memang untuk para penggemar musik Classic Rock, namun kalangan awam

menikmati nuansa interior Classic Rock era tahun ’60 sampai ’80 an. Ditempat yang baru yaitu

November 2006, nuansa Classic Rock jauh lebih kental. Setiap sudut ruangan tidak lepas dari interior yang berkarakter Classic Rock. Mulai dari meja yang bernamakan grup-grup Classic Rock lengkap dengan foto

disetiap sudut, memorabilia, sampai dengan menu menggunakan nama judul lagu terkenal, semua ada disana.

Gambar 2.

. Classic Rock Café Bandung

Classic Rock Café berdiri pertama kali pada bulan April 2003 dan berlokasi di jalan Trunojoyo Bandung. Selama 3 tahun berdiri, telah mendapat sambutan yang sangat antusias dari para penggema r Rock, baik kalangan tua maupun muda di kota Bandung. Atmosfir yang dikemas adalah memang untuk para penggemar musik Classic Rock, namun kalangan awam

menikmati nuansa interior Classic Rock era tahun ’60 sampai ’80 an.

Ditempat yang baru yaitu di jalan Lembong no. 1 Bandung sejak bulan November 2006, nuansa Classic Rock jauh lebih kental. Setiap sudut ruangan tidak lepas dari interior yang berkarakter Classic Rock. Mulai dari meja yang

grup Classic Rock lengkap dengan foto -fotony

disetiap sudut, memorabilia, sampai dengan menu -menu yang semuanya menggunakan nama judul lagu terkenal, semua ada disana.

Gambar 2.1 4 Eksterior Hard Rock Café Jakarta

Classic Rock Café berdiri pertama kali pada bulan April 2003 dan berlokasi di jalan Trunojoyo Bandung. Selama 3 tahun berdiri, telah mendapat r Rock, baik kalangan tua maupun muda di kota Bandung. Atmosfir yang dikemas adalah memang untuk para penggemar musik Classic Rock, namun kalangan awam -pun dapat menikmati nuansa interior Classic Rock era tahun ’60 sampai ’80 an.

di jalan Lembong no. 1 Bandung sejak bulan November 2006, nuansa Classic Rock jauh lebih kental. Setiap sudut ruangan tidak lepas dari interior yang berkarakter Classic Rock. Mulai dari meja yang fotonya, poster-poster menu yang semuanya

(15)

Tema klasik sangat terasa pada pengaplikasian dari eksterior bangunan ini, dapat dilihat dari bentuknya yang sangat artistik

berbentuk badan gitar, serta pemilihan warna muda, cokelat tua, dan hitam.

sebagian besar terbuat dari dinding bata.

dan gambar-gambar, juga dari segi pencahayaan yang apik, menjadikan Classic Rock Café begitu artistic dan

termasuk penempatan koleksi patung

sangat terasa pada pengaplikasian dari eksterior bangunan ini, i bentuknya yang sangat artistik , seperti pintu masuk yang berbentuk badan gitar, serta pemilihan warna -warna yang klasik seperti cokelat muda, cokelat tua, dan hitam. Material yang digunakan untuk dinding juga sebagian besar terbuat dari dinding bata. Penempatan dari meja

gambar, juga dari segi pencahayaan yang apik, menjadikan Classic Rock Café begitu artistic dan semuanya tidak terlepas dari nuansa

termasuk penempatan koleksi patung-patung memorabilia. Gambar 2.15 Classic Rock Café Bandung

Gambar 2.16 Interior Classic Rock Cafe

sangat terasa pada pengaplikasian dari eksterior bangunan ini, , seperti pintu masuk yang warna yang klasik seperti cokelat l yang digunakan untuk dinding juga Penempatan dari meja-meja, foto-foto gambar, juga dari segi pencahayaan yang apik, menjadikan Classic

(16)

Ruang Balcony

tidak mengurangi kenikmatan dalam menonton terletak dibawah.

Penempatan stage

Café begitu hidup. Baik dari segi dapat melihat secara leluasa grup duduk, bar bahkan di area Balkon.

Classic Rock Café juga memanjakan penggemar

adanya fasilitas Mini Music Library, Collector’s Corner, Mini Cinema, Music Movie Program, dan tentunya

format tertentu setiap harinya. Ruangan Bioskop berkualitas dilengkapi dengan sofa dan meja yang nyaman dengan kapasitas sampai 10 orang (www.classicrockcafe.co.id

Balcony dengan sofa dan meja yang nyaman untuk bersantai dan tidak mengurangi kenikmatan dalam menonton Live Music Rock

stage yang tepat, menjadikan Live Rock Band

Café begitu hidup. Baik dari segi Sound System yang apik, juga memungkinkan dapat melihat secara leluasa grup -grup favorit dari segala sudut, mulai tempat duduk, bar bahkan di area Balkon.

Classic Rock Café juga memanjakan penggemar Classic Rock

Mini Music Library, Collector’s Corner, Mini Cinema, Music dan tentunya Live Band khusus lagu-lagu Classic Rock dengan format tertentu setiap harinya. Ruangan Bioskop berkualitas dilengkapi dengan sofa dan meja yang nyaman dengan kapasitas sampai 10 orang

www.classicrockcafe.co.id)

Gambar 2.17 Balkon Classic Rock Cafe

dengan sofa dan meja yang nyaman untuk bersantai dan Live Music Rock pada stage yang

Live Rock Band Classic Rock yang apik, juga memungkinkan favorit dari segala sudut, mulai tempat

Classic Rock dengan Mini Music Library, Collector’s Corner, Mini Cinema, Music lagu Classic Rock dengan format tertentu setiap harinya. Ruangan Bioskop berkualitas dilengkapi dengan sofa dan meja yang nyaman dengan kapasitas sampai 10 orang

(17)

Kesimpulan yang dapat a. Hard Rock Café

1. Hard Rock café; sehingga mudah 2. Bertema modern digunakan pada serta bentuk modern seperti 3. Pengaturan interior dapat melihat 4. Memanfaatkan menggunakan b. Classic Rock Café

1. Menggunakan eksteriornya yang 2. Interior yang

meja-meja yang

dapat diambil dari dua studi komparasi diatas yaitu: Jakarta

café; mempunya lokasi strategis yaitu di pusat mudah untuk dikenali serta akses

pencapaiannya-modern minimalis, hal ini dapat dilihat dari pada eksteriornya yaitu berupa kaca dan alumunium

bangunan yang simple dan pemilihan warna seperti abu-abu, silver, kuning, dan orange.

interior yang diatur sedemikian rupa sehingga pertunjukanlive musicdari sisi mana saja. Memanfaatkan jendela kaca untuk pencahayaan alami pada menggunakan pencahayaan buatan pada malam hari.

Café Bandung

Menggunakan tema klasik sesuai dengan namanya, dapat yang artistik.

bernuansa classic Rock era ’60 sampai ‘80an, yang bernamakan grup-grup classic rock, pajangan

Gambar 2.18 Mini Cinema di Classic Rock Cafe

yaitu:

pusat kota Jakarta -pun tidak sulit. dari material yang alumunium composite, warna-warna yang

sehingga pengunjung

pada siang hari dan

dilihat juga dari

‘80an, mulai dari pajangan atau

(18)

foto-foto band rock di dinding, ditambah dengan perpaduan warna interior dan pencahayaan yang sangat klasik seperti warna cokelat tua, cokelat muda, hitam dan agak merah.

3. Terdapat balkon dengan sofa yang bersifat lebih privasi namun masih bisa menikmati pertunjukanlive musicyang ada di bawah.

4. Memiliki fasilitas penunjang seperti mini cinema dengan kapasitas 10 orang, mini music library,collector’s corner, danmusic movie program.

Gambar

Gambar 2.1 Struktur Organisasi
Gambar 2.3 Pengarahan Jalan Sumber : Suptandar (1998, p.115)
Gambar 2.4 Zona Jarak Sumber : Ching (1996, p.63)
Gambar 2.6 Dimensi Tubuh Manusia Saat Duduk Sumber : Ching (1996, p.62)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Skripsi yang berjudul Pengaruh Dukungan Sosial terhadap Pemilihan Metode Kontrasepsi Intra Uterine Device (IUD) pada Peserta KB Baru (Studi di Kelurahan Tegal Besar

Unsur-unsur itu ialah: diksi, pengimajian, kata konkret, bahasa figuratif (majas), verifikasi, dan tata wajah puisi. Puisi juga mempunyai struktur batin atau

Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa pemberian protein kasar dengan level yang berbeda dalam ransum perlakuan pada itik jantan tidak berpengaruh nyata (P&gt;0,05)

regression dengan kolom three way interaction menunjukkan bahwa efek menurunnya kepuasan kerja akibat adanya peningkatan konflik peran tersebut dapat dikendalikan oleh

Capaian kinerja Pusat Sains Antariksa tahun 2016 dilakukan selama 12 bulan dengan cara Pelaporan setiap triwulan untuk capaian jumlah model pemanfaatan; Pelaporan setiap

Oleh karenanya melalui Seminar Nasional yang diselenggarakan oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Mercu Buana Yogyakarta kami

Pada tahap ini guru: (1) mengkondisikan siswa agar siap melaksanakan proses pembelajaran, (2) merangsang dan mengajak siswa untuk berpikir memecahkan masalah dengan

LEMBAR PENGE2A4AN LAPORAN KERJA PROYEK . TEKNIK KOMPUTER