• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMETAAN WILAYAH KOMODITAS PERTANIAN DI KECAMATAN KWANYAR KABUPATEN BANGKALAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PEMETAAN WILAYAH KOMODITAS PERTANIAN DI KECAMATAN KWANYAR KABUPATEN BANGKALAN"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

PEMETAAN WILAYAH KOMODITAS PERTANIAN DI

KECAMATAN KWANYAR KABUPATEN BANGKALAN

Agus Romadhon1, Sucipto2

1. Dosen Jurusan Ilmu Kelautan Fak. Pertanian Unijoyo 2. Dosen Jurusan Budidaya Pertanian Fak. Pertanian Unijoyo

ABSTRAK

Kawasan pedesaan adalah kawasan yang memiliki ciri utama, yaitu kegiatan pertanian merupakan kegiatan yang dominan. Meskipun jumlah penduduk di perdesaan semakin menurun akibat proses urbanisasi, namun masih sebagian terbesar penduduk di Indonesia ini berada di kawasan pedesaan. Oleh karena itu penanganan kawasan pedesaan dan kegiatan pertanian menjadi sangat strategis karena terkait dengan penduduk yang menggeluti sektor ini dan berada di kawasan pedesaan

Tujuan dari Pemetaan wilayahan Komoditas pertanian wilayah kecamatan kwanyar, secara umum adalah untuk menyiapkan kawasan sentra pertanian yang memiliki daya saing dan competitive advantages tinggi melalui pengembangan sejumlah komoditi unggulan.

Metodologi penelitian Terdapat 3 pendekatan dalam kegiatan utama Pemetaan Wilayah Komoditas pertanian di Kecamatan kwanyar, meliputi :

1. Pengkajian lingkup studi.

2. Pengumpulan data-data dan informasi yang dibutuhkan. 3. Adaptasi sosial

Hasil kegiatan pemetaan perwilayahan komoditas unggulan di Kecamatan Kwanyar, dimana komoditas tanaman buah, sayuran dan perkebunan memiliki prospek pengembangan sebagai komoditas unggulan, melalui perbaikan sejumlah aspek utamanya masalah pemasaran, peremajaan tanaman, perluasan areal tanam dan diversifikasi produk olahan.

Kata Konci. Pemetaan, Komoditas Unggulan, Pedesaan.

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kawasan pedesaan adalah kawasan yang memiliki ciri utama, yaitu kegiatan pertanian merupakan kegiatan yang dominan. Meskipun jumlah penduduk di perdesaan semakin menurun akibat proses urbanisasi, namun masih sebagian terbesar penduduk di Indonesia ini berada di kawasan pedesaan. Oleh karena itu penanganan kawasan pedesaan dan kegiatan pertanian menjadi sangat strategis karena terkait dengan penduduk yang menggeluti sektor ini dan berada di kawasan pedesaan.

Pendekatan pengembangan kawasan pedesaan beserta dengan pengembangan kegiatan pertanian baru akhir-akhir ini mendapatkan perhatian yang lebih khusus melalui pendekatan

yang terkait dengan pengembangan sektor pertanian. Upaya pengembangan sektor pertanian dapat dilakukan dengan mengetahui tingkat produktivitas masing-masing komoditi yang ada di tiap wilayah. Hal ini perlu dilakukan untuk mengetahui seberapa besar potensi dan daya saing pengembangan masing-masing komoditi. Potensi dan daya saing dapat diprediksi dan diukur melalui distribusi luasan serta tingkat produktivitas masing-masing komoditas.

Secara geografis, tiap wilayah memiliki karakteristik yang berbeda yang ditentukan oleh proses pembentukannya. Karakteristik tersebut menjadikan tiap wilayah memiliki kemampuan yang berbeda dilihat dari potensi, keanekaragaman sumberdaya dan kemampuan lingkungan. Untuk dapat

(2)

mengetahui keanekaragaman tingkat kemampuan lingkungan dan potensi yang dimiliki ditiap wilayah pedesaan, memerlukan upaya pemetaan wilayah yang meliputi kegiatan identifikasi, inventarisasi dan survey. Upaya tersebut diperlukan untuk mengukur distribusi luasan serta tingkat produktivitas masing-masing komoditas.

Kegiatan pemetaan terhadap komoditi di sektor pertanian ini akan mampu mengestimasi seberapa besar potensi pengembangan komoditi yang unggulan ditiap wilayah. Potensi pengembangan komoditi yang telah diketahui nantinya akan menjadi majory force dalam mengurangi disparitas wilayah yang terjadi antara wilayah pedesaan dan perkotaan.

Melalui pemetaan terhadap potensi pengembangan komoditas pertanian dan kemampuan lingkungan, diharapkan akan tercipta keselarasan antara kemampuan daya dukung (carrying capacity) lingkungan dengan besaran upaya pengembangan sektor pertanian yang akan dilakukan sehingga terwujud pembangunan berkelanjutan (sustainable development) dan berwawasan lingkungan. Metodologi dan Ruang Lingkup

Terdapat sejumlah metode dan analisa yang digunakan dalam Pemetaan Perwilayahan Komoditas Pertanian di Kecamatan kwanyar, meliputi :

Kegiatan Identifikasi Potensi Komoditas Unggulan

Tahap paling awal yang dilakukan dalam menyusun dalam menyususn Pemetaaan wilayah Komoditas pertanian di wilayah perencanaan adalah melakukan identifikasi komoditas ungulan, termasuk pula di dalamnya mengidentifikasi jumlah penanaman dan potensi lahan yang dimiliki oleh wilayah tersebut.

Beberapa teknik yang bisa dipergunakan dalam melakukan identifikasi komoditas ungulan, antara lain: 1. Survey lapangan

2. Pengamatan (observasi) 3. Studi data sekunder 4. Transek

Metode trans-sek dilakukan dengan cara membandingkan kondisi seluruh wilayah perencanaan didasarkan pada letak topografi, jenis tanaman, kesuburan lahan, potensi dan sebagainya (lihat contoh)

Penggunaan lahan

Permukiman ladang Pertanian Kebun &

kandang Sumber mata air Hutan lindung Pertanian Permukiman

Status tanah Milik Milik desa Milik Milik desa Milik

Perhutani Milik Perhutani Milik Milik Kesuburan tanah

Sedang Kering Subur Kering Subur Sedang Subur Kering

Permasalahan Kumuh Tidak

produktif Sering tergenang Sering longsor Debit air turun Lahan sangat sempit Pembagian air tdk rata Sulit air

Potensi Ada bak air Ada air Ada air Ada air tanah

datar Gambar 3.2 Kegiatan Identifikasi Melalui Metode Transek

Survey, Pengamatan Dan Transek Di Wilayah Perencanaan

Hasil survey, pengamatan dan transek yang telah dilakukan menunjukkan, wilayah pedesaan di

(3)

Kecamatan Kwanyar, memiliki perbedaan terkait dengan distribusi sejumlah komoditi tanaman pangan, tanaman perkebunan, tanaman holtikultura dan lainnya. Perbedaan ini disebabkan oleh faktor, yaitu :

a. Iklim makro, meliputi, kondisi curah hujan dan tanah.

Kondisi curah hujan (terkait dengan banyaknya bulan basah dan kering) di tiap wilayah akan mempengaruhi terhadap pemilihan komoditas tanaman yang akan dibudidyakan. Untuk wilayah dengan jumlah bulan basah besar, umumnya

berkorelasi dengan keanekaragaman tanaman yang

ada.

Kondisi tanah yang ada di tiap wilayah akan menentukan penyediaan media tumbuh yang baik bagi tanaman. Hal ini tergantung pada jenis, dan sifat tanah. Tiap jenis tanah memiliki sifat fisik, kimia dan biologi yang berbeda, sehingga jenis tanah juga mempengaruhi terhadap permilihan komoditas tanaman. b. Budaya dan kebiasaan

Budaya dan kebiasaan akan mempengaruhi terhadap pemilihan komoditas tanaman. Masyarakat yang terbiasa melakukan budidaya tanaman jagung akan sulit dirubah untuk mau menaman

jagung tongkol ganda, meski hasil yang didapat lebih baik. Fakor – faktor tersebut, nantinya pada tiap wilayah kecamatan dikumpulkan serta dalam penyusunan block plan akan menjadi salah input penting.

Kegiatan Inventarisasi Jenis dan Kesesuaian Lahan

Seluruh hasil identifikasi potensi; komoditas unggulan yang dihasilkan selanjutnya dijadikan salah satu input dalam Pemetaan Perwilayahan Komoditas. Input selanjutnya yang perlu dilakukan adalah menginventarisasi kondisi dan jenis lahan yang selanjutnya dievaluasi dengan hasil identifikasi komoditas unggulan yang diperoleh.

Untuk menentukan komoditas yang sesuai dikembangkan pada suatu wilayah dilihat dari sisi kondisi agro-ekologis dipergunakan metode analisis kesesuaian lahan. Analisis kesesuaian lahan adalah analisis mengenai tingkat kesesuaian sebidang lahan untuk suatu penggunaan tertentu dengan memperhatikan pengelolaan khas yang diperlukan agar diperoleh hubungan yang lebih baik atau menguntungkan antara manfaat (hasil) dan masukan (investasi) yang diperlukan, baik atas dasar pengalaman maupun antisipasi. Jadi istilah kesesuaian lahan berkonotasi ekonomi dan lingkungan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 3.1 Penetapan Kelas Kesesuaian Lahan

Kelas Tingkatan Ketentuan

SI Sesuai Tanah tidak mempunyai pembatas berarti untuk jenis penggunaan tertentu secara berkelanjutan, atau hanya mempunyai pembatas yang sangat kecil yang tidak berarti dalam pengurangan produktivitas atau manfaat dan tidak akan mempertinggi investasi ( masukan teknologi dalam penggunaan lahan ) diatas tingkat yang dapat diterima

S2 Kesesuaian sedang

Tanah yang mempunyai pembatas – pembatas yang dalam keseluruhannya merupakan pembatas yang mempunyai tingkat keparahan sedang untuk jenis penggunaan tertentu secara berkelanjutan ; pembatas – pembatas tersebut akan mengurangi produktivitas atau manfaat dan menambah masukan teknologi

(4)

dalam penggunaan tanah sampai suatu tingkat sehingga keuntungan keseluruhan dapat diperoleh dari penggunaan tersebut, meskipun masih menarik, tetapi mutunya agak lebih rendah daripada kelas SI

HASIL DAN PEMBAHASAN

Secara umum, wilayah Kecamatan Kwanyar, memiliki 3 jenis tanah, yaitu : o Tanah jenis Grumosol

o Tanah jenis Mediteran o Tanah jenis Hidromorf o Tanah jenis Alluvial

Luasan distribusi masing-masing jenis tanah di tiap desa wilayah kecamatan, nantinya berpengaruh terhadap distribusi

jenis komoditas tanaman yang di budidayakan.

Hasil inventarisasi jenis tanah di tiap wilayah perencanaan, selanjutnya di bagi menjadi 3 zonasi. Zonasi ini dilakukan untuk mempermudah penyusunan block plan di tiap wilayah perencanaan. Detail hasil inventarisasi jenis tanah yang ada di tiap wilayah perencanaan sebagai berikut :

Tabel 3.1 Zonasi Jenis Tanah Tiap Desa di Kecamatan Kwanyar

No Kecamatan Zona Desa

1 Kwanyar A, B Tebul 2 B Kwanyar barat 3 C, A Pesanggrahan 4 C Karang Anyar 5 C Batah Barat 6 C, B Batah Timur 7 B, A Duwak Buter 8 C, B Pandanan 9 C, B Karang Entang 10 B, A, C Janteh 11 B, C, A Dlemer 12 B, A Ketetang 13 A Morombuh

No Kecamatan Zona Desa

14 Kwanyar A Sumur koneng 15 A, B Paoran 16 A, B Gunung sereng Keterangan

Zona A : Komplek Mediteran Zona B : Asosiasi Hidromorf

Kelabu

Zona C : Grumosol Kelabu

5.1 Inventarisasi Jenis dan Kesesuaian Lahan

Salah satu bagian dalam upaya pemetaan komoditas unggulan di tiga wilayah pengembangan, kegiatan inventarisasi jenis dan kesesuain lahan

(5)

perlu dilakukan. Hal ini akan terkait dengan upaya pengembangan komoditas ke depan. Untuk melihat prospek pengembangan sejumlah komoditas yang ada, digunakan pendekatan melalui kajian terhadap kesesuain lahan. Kesesuaian lahan sendiri merupakan kecocokan (adaptability) suatu lahan untuk tipe penggunaan lahan (jenis tanaman dan tingkat pengelolaan) tertentu.

Lahan adalah suatu lingkungan fisik yang meliputi tanah, iklim, relief, hidrologi dan vegetasi, dimana fakto-faktor tersebut mempengaruhi potensi penggunaannya. Termasuk didalamnya adalah akibat-akibat kegiatan manusia, baik pada masa lalu maupun sekarang. Faktor-faktor sosial dan ekonomi secara murni tidak termasuk dalam konsep lahan ini.

Kesesuain lahan yang digunakan dalam kajian ini meliputi kesesuaian lahan aktual dan kesesuain lahan potensial. Kesesuain lahan aktual (current suitability), merupakan kesesuain lahan saat ini dalam keadan alami tanpa mempertimbangkan usaha perbaikan dan tingkat pengelolaan yang dapat dilakukan untuk mengatasi kendala atau faktor-faktor pembatas yang ada. Untuk menentukan kelas kesesuaian lahan aktual, mula-mula dilakukan penilaian terhadap masing-masing kualitas lahan berdasar atas karakteristik lahan terjelek, selanjutnya

kelas kesesuain lahan ditentukan berdasar atas kualitas lahan terjelek.

Hasil dari penilaian terhadap kesesuaian lahan aktual selanjutnya dibandingkan dengan kesuaian lahan potensial. Kesesuain lahan potensial adalah kesesuain lahan yang akan dicapai setelah usaha-usaha perbaikan lahan. Kesesuaian lahan potensial merupakan kondisi yang diharapkan sesudah diberikan masukan (input) sesuai dengan tingkat pengelolaan yang akan diterapkan sehingga dapat diduga tingkat produktivitas dari suatu lahan serta produksi per satuan luasnya. Kajian terhadap masing-masing komoditas di tiga wilayah pengembangan sebagai berikut :

5.2 Tanaman Pangan a. Tanaman Padi

Tanaman padi memerlukan lahan atau tanah yang tergenang pada masa pertumbuhan vegetatif. Kondisi ini sangat memungkinkan jika penanaman padi dilakukan pada lahan sawah yang memiliki kemampuan untuk menampung air (kedap) lebih lama. Tekstur tanah yang sesuai untuk tanaman padi ini berupa tanah yang memiliki porositas tanah kecil dan halus. Penilaian kesesuaian lahan untuk pertanaman padi di 3 wilayah pengembangan, dengan pengelolaan tingkat sedang, sebagai berikut :

Tabel 5.1 Penilaian Kesesuaian Lahan Untuk Pertanaman Padi Dengan Pengelolaan Tingkat Sedang di Kecamatan Kwanyar

Simbol Kualitas Dan Karakteristik Lahan

Nilai Data Kelas Kesesuaian Aktual Kelas Kesesuaian Potensial t Rejim suhu

Suhu rata-rata tahunan 33 0C S1 S1 w Ketersediaan air

Bulan kering 5 - 6 S2 S2 Curah hujan tahunan 1.535 mm S1 S2 r Media perakaran

Drainase tanah Sedang S3 S2 Tekstur tanah Agak halus S2 S2

Kedalaman efektif 45 cm S2 S2 f Retensi hara

KTK 13 me/100 gr S2 S1

(6)

n Hara tersedia P2O5 7,8 ppm S2 S1 K2O (NH4)OAC 12 mg/100 gr S2 S1 N total 0.07 S1 S1 C/N 8 % m Potensi mekanisasi Kemiringan lahan 7 – 9 % S2 S2 Batu permukaan 0 % S1 S1 e Bahaya erosi

Ada / tidak Tidak S1 S1 Kelas kesesuaian lahan S3 (r) S2 (rfn) Keterangan : Pengelolaan tingkat sedang hanya dapat menaikkan kelas kesesuaian lahan satu

tingkat

Lokasi sampel : Desa Pesanggrahan

b. Tanaman Padi Ladang

Tanaman padi ladang, biasanya ditanam pada lahan perladangan dan ditanam ketika musim hujan akan berakhir. Kebutuhan padi ladang akan air lebih sedikit jika dibandingkan dengan

kebutuhan padi sawah. Padi ladang memiliki kebutuhan air yang lebih pendek pada masa vegetatif. Penilaian kesesuaian lahan untuk pertanaman padi ladang dengan pengelolaan tingkat sedang, sebagai berikut :

Tabel 5.4 Penilaian Kesesuaian Lahan Untuk Pertanaman Padi Ladang Dengan Pengelolaan Tingkat Sedang di Kecamatan Kwanyar

Simbol Kualitas dan Karakteristik Lahan

Nilai Data Kelas Kesesuaian Aktual Kelas Kesesuaian Potensial t Rejim suhu

Suhu rata-rata tahunan 33 0C S1 S1 w Ketersediaan air

Bulan kering 5 - 6 S1 S1 Curah hujan tahunan 1.535 mm S1 S1 r Media perakaran

Drainase tanah Sedang S1 S2 Tekstur tanah Agak halus S2 S2

Kedalaman efektif 45 cm S2 S2 f Retensi hara KTK 13 me/100 gr S2 S1 pH 7.7 S3 S2 n Hara tersedia P2O5 7,7 ppm S2 S1 K2O (NH4) 12 mg/100 gr S1 S1 N total 0.08 S1 S1 C/N 1 % m Potensi mekanisasi Kemiringan lahan 5 – 7 % S2 S2 Batu permukaan 0 % S1 S1 e Bahaya erosi

Ada / tidak tidak S1 S1 Kelas kesesuaian lahan S3 (f) S2 (rfn) Keterangan : Pengelolaan tingkat sedang hanya dapat menaikkan kelas kesesuaian lahan satu

(7)

Lokasi sampel : Desa Dlemer

c. Tanaman Jagung

Tanaman jagung merupakan tanaman jenis C-4 yang memiliki efisiensi tinggi terhadap penggunaan cahaya matahari. Umumnya jagung ditanam di lahan perladangan dan 75% di lahan kering. Permasalahan utama dalam

budidaya jagung di wilayah pengembangan adalah cara tanam yang tidak teratur dengan populasi tanaman per hektar belum optimal. Penilaian kesesuaian lahan untuk pertanaman jagung dengan pengelolaan tingkat sedang, sebagai berikut :

Tabel 5.7 Penilaian Kesesuaian Lahan Untuk Pertanaman Jagung Dengan Pengelolaan Tingkat Sedang di Kecamatan Kwanyar

Simbol Kualitas dan Karakteristik Lahan

Nilai Data Kelas Kesesuaian Aktual Kelas Kesesuaian Potensial t Rejim suhu

Suhu rata-rata tahunan 33 0C S2 S2 w Ketersediaan air

Bulan kering 5 - 6 S1 S1 Curah hujan tahunan 1.535 mm S1 S1 r Media perakaran

Drainase tanah Sedang S1 S1 Tekstur tanah Agak halus S2 S2 Kedalaman efektif 45 cm S2 S2 f Retensi hara KTK 13 me/100 gr S2 S1 pH 7.3 S2 S1 n Hara tersedia P2O5 7,8 ppm S2 S2 K2O (NH4) 9 mg/100 gr S2 S1 N total 0.07 S1 S1 C / N 9 % m Potensi mekanisasi Kemiringan lahan 5 – 7 % S2 S2 Batu permukaan 0 % S1 S1 e Bahaya erosi

Ada / tidak tidak S1 S1 Kelas kesesuaian lahan S3 (n) S2 (fn) Keterangan : Pengelolaan tingkat sedang hanya dapat menaikkan kelas kesesuaian lahan satu

tingkat

Lokasi sampel : Desa Sumor koneng

d. Tanaman Kacang Tanah

Tanaman kacang tanah tergolong dalam jenis kacang-kacangan. Kacang tanah memiliki bintil akar yang mampu menghasilkan nitrogen. Kemampuan kacang tanah dalam menghasilkan nitrogen (nitrit, nitrat) membuat dalam pola tanam

sering di tumpangsarikan dengan jenis tanaman lainnya seperti jagung dan ketela pohon. Umumnya banyak di tanam di lahan perladangan. Penilaian kesesuaian lahan untuk pertanaman kacang tanah dengan pengelolaan tingkat sedang, sebagai berikut

(8)

Tabel 5.10 Penilaian Kesesuaian Lahan Untuk Pertanaman Kacang Tanah Dengan Pengelolaan Tingkat Sedang di Kecamatan Kwanyar

Simbol Kualitas dan Karakteristik Lahan

Nilai Data Kelas

Kesesuaian Aktual Kelas Kesesuaian Potensial t Rejim suhu

Suhu rata-rata tahunan 33 0C S1 S1

w Ketersediaan air

Bulan kering 5 - 6 S1 S1

Curah hujan tahunan 1.535 mm S1 S1

r Media perakaran

Drainase tanah Sedang S2 S1

Tekstur tanah Agak halus S1 S1

Kedalaman efektif 45 cm S2 S1 f Retensi hara KTK 13 me/100 gr S2 S1 pH 7.3 S2 S1 n Hara tersedia P2O5 7.8 ppm S2 S1 K2O (NH4) 12 mg/100 gr S2 S1 N total 0.07 S1 S1 C / N 9 % m Potensi mekanisasi Kemiringan lahan 5 – 7 % S2 S2 Batu permukaan 0 % S1 S1 e Bahaya erosi

Ada / tidak tidak S1 S1 Kelas kesesuaian lahan S2 (rfn) S1 (rfn) Keterangan : Pengelolaan tingkat sedang hanya dapat menaikkan kelas kesesuaian lahan satu

tingkat

Lokasi sampel : Desa Somor koneng

e. Tanaman Ketela Pohon

Tanaman ketela pohon memiliki kemampuan adapatasi dan tumbuh yang baik. Ketela pohon dapat dijumpai hampir disemua jenis tanah. Ketela pohon merupakan tanaman yang tidak rakus terhadap unsur hara dan mampu tumbuh

pada kondisi air yang minim. Umumnya banyak di tanam di lahan perladangan. Penilaian kesesuaian lahan untuk pertanaman ketela pohon dengan pengelolaan tingkat sedang, sebagai berikut

Tabel 5.13 Penilaian Kesesuaian Lahan Untuk Pertanaman Ketela Pohon Dengan Pengelolaan Tingkat Sedang di Kecamatan Kwanyar

Simbol Kualitas dan Karakteristik Lahan

Nilai Data Kelas Kesesuaian Aktual Kelas Kesesuaian Potensial t Rejim suhu

Suhu rata-rata tahunan 33 0C S2 S2 w Ketersediaan air

Bulan kering 5 - 6 S1 S1 Curah hujan tahunan 1.535 mm S2 S2 r Media perakaran

Drainase tanah Sedang S1 S1 Tekstur tanah Agak halus S2 S1

(9)

Kedalaman efektif 45 cm S3 S2 f Retensi hara KTK 13 me/100 gr S2 S1 pH 7.3 S2 S2 n Hara tersedia P2O5 7.8 ppm S2 S1 K2O (NH4) 12 mg/100 gr S2 S1 N total 0.07 S1 S1 C / N 9 % m Potensi mekanisasi Kemiringan lahan 5 – 7 % S2 S2 Batu permukaan 0 % S1 S1 e Bahaya erosi

Ada / tidak tidak S1 S1 Kelas kesesuaian lahan S2 (rf) S2 (rfn) Keterangan : Pengelolaan tingkat sedang hanya dapat menaikkan kelas kesesuaian lahan satu

tingkat

Lokasi sampel : Desa Somor koneng

e. Tanaman Ketela Rambat

Tanaman ketela rambat merupakan salah satu komoditas yang ditanam sebagai penghasilan tambahan. Tergolong dalam jenis umbi-umbian, ketela rambat merupakan tanaman dengan kemampuan adaptasi tinggi terhadap lingkungan tanah yang kritis.

Permasalahan pengembangan ketela rambat terletak pada tahapan pengolahan hasil. Umumnya banyak di tanam di lahan perladangan. Penilaian kesesuaian lahan untuk pertanaman ketela rambat dengan pengelolaan tingkat sedang, sebagai berikut

Tabel 5.16 Penilaian Kesesuaian Lahan Untuk Pertanaman Ketela Rambat Dengan Pengelolaan Tingkat Sedang di Kecamatan Kwanyar

Simbol Kualitas dan Karakteristik Lahan

Nilai Data Kelas Kesesuaian Aktual Kelas Kesesuaian Potensial t Rejim suhu

Suhu rata-rata tahunan 33 0C S2 S2 w Ketersediaan air

Bulan kering 5 - 6 S1 S1 Curah hujan tahunan 1.535 mm S2 S2 r Media perakaran

Drainase tanah Sedang S1 S1 Tekstur tanah Agak halus S2 S2 Kedalaman efektif 45 cm S2 S2 f Retensi hara KTK 18 me/100 gr S1 S1 pH 7.6 S2 S2 n Hara tersedia P2O5 7.8 ppm S2 S1 K2O (NH4) 15 mg/100 gr S2 S1 N total 0.07 S1 S1 C / N 9 % m Potensi mekanisasi Kemiringan lahan 5 – 7 % S2 S2 Batu permukaan 0 % S1 S1

(10)

e Bahaya erosi

Ada / tidak tidak S1 S1 Kelas kesesuaian lahan S2 (rf) S2 (rfn) Keterangan : Pengelolaan tingkat sedang hanya dapat menaikkan kelas kesesuaian lahan satu

tingkat

Lokasi sampel : Desa Somor koneng 5.3 Tanaman Hortikultura

Hortikultura merupakan salah satu sub sektor andalan yang diharapkan mampu berperan serta dalam era globalisasi. Hal ini disebabkan karena komoditas hortikultura yang terdiri dari buah-buahan dan sayuran mempunyai nilai ekonomi yang tinggi dan potensi ekspor yang masih dapat dimanfaatkan secara optimal. .

Kajian terhadap kesesuaian lahan bagi pengembangan tanaman hortikultura adalah sebagai berikut :

5.3.1 Buah

Tanaman buah umumnya yang dijumpai bukan pada satu areal tanam (perkebunan), melainkan tersebar pada

lahan pekarangan. Fungsi beberapa tanaman buah-buahan tersebut utamanya sebagai tanaman pelindung, bukan sebagai tanaman produksi.

Kriteria kesesuaian lahan untuk tanaman buah-buahan pada dasarnya sama, yang membedakan utamanya menyangkut kebutuhan hara. Untuk lingkungan makro tanaman buah-buahan hampir semuanya sama. Oleh karena itu kriteria yang disusun dibuat sama serta evaluasi lesesuaian lahan yang disusun masih pada tingkat kesesuaian potensial.

Penilaian kesesuaian lahan untuk pertanaman buah-buahan, dengan pengelolaan tingkat sedang, sebagai berikut :

Tabel 5.20 Penilaian Kesesuaian Lahan Untuk Pertanaman Buah buahan Dengan Pengelolaan Tingkat Sedang Di Kecamatan Kwanyar

No Kualitas dan Karakteristik Lahan

Simbol Nilai Data Kelas Kesesuaian Aktual Kelas Kesesuaian Potensial 1 Kedalaman efektif s > 75 cm S2 S2 2 Kelas besar butir pada

zone perakaran (0-30 cm) s Berliat, berdebu halus, dan kasar,berlempung halus S2 S3 3 Batu-batu dipermukaan tanah s < 50% S2 S2 4 Kesuburan tanah n sedang S2 S1

5 Reaksi tanah lapisan atas (0-30 cm)

a pH 7,3 S2 S1 6 Toksisitas e

a. Kejenuhan Al - b. Kedalaman Pirit - 7 Lereng dan keadaan

permukaan tanah

t 5 - 7 S1 S1 8 Ketinggian tempat h 8 S1 S1

9 Erodibilitas tanah e Sangat rendah S2 S2 10 Zone agroklimat

(Oldeman)

r D4 S2 S2

11 Kelas draenase d Agak cepat S2 S2 12 Banjir dan genangan

musiman

(11)

13 Salinitas x - 14 Komposisi gambut k - 15 Ketebalan gambut q -

Kelas Kesesuaian Lahan S2 (s) S2 (s) Keterangan : Pengelolaan tingkat sedang hanya dapat menaikkan kelas kesesuaian lahan satu

tingkat

Hasil penilaian kesesuaian lahan yang dilakukan menunjukkan kelas kesesuain lahan aktual di 3 wilayah pengembangan, berupa kelas S2 : cukup sesuai (moderately suitable). Lahan mempunyai pembatas yang besar untuk mempertahankan tingkat pengelolaan yang harus diterapkan. Pembatas akan mengurangi produksi dan keuntungan atau lebih meningkatkan masukan yang diberikan.

Pembatas yang diidentifikasi berupa butiran pada zone perakaran dan batu pada permukaan tanah. Drainase di wilayah pengembangan Kecamatan termasuk dalam kondisi agak baik. Tanah dengan drainase agak baik memiliki peredaran udara baik. Tidak terdapat bercak-bercak berwarna kuning, coklat atau kelabu pada lapisan atas dan bagian atas lapisan bawah. Perbaikan terhadap drainase lahan dapat dilakukan dengan memperbaiki teknik pengolahan tanah..

Kelas kesesuain tersebut masih dapat diperbaiki melalui sejumlah perbaikan sehingga kelas kesesuain naik satu tingkat. (kesesuaian potensial). Perbaikan yang bisa dilakukan terdapat pada komponen media perakaran, retensi hara dan hara tersedia. Media perakaran dapat diperbaiki melalui perbaikan teknik pengolahan tanah. Untuk retensi hara dan hara tersedia yang meliputi kapasitas tukar katon dan unsur hara tersedia, upaya

perbaikan kondisi lahan melalui pemupukan.

Kondisi tersebut bukan berarti di 3 wilayah pengembangan tidak dapat dikembangkan untuk tanaman buah-buahan. Tanaman buah-buahan yang dapat dikembangkan berupa tanaman manggga, nangka, belimbing, jambu biji dan belimbing. Namun produksi tanaman tersebut nantinya akan optimal, jika terdapat upaya perbaikan, meliputi pemupukan, kedalaman penananan dan lainnya yang menjadi faktor penghambat.

Sayuran

Terdapat sejumlah tanaman sayuran yang dapat diidentifikasi di tiga wilayah perencanaan yang ditanam secara luas dan terdata, meliputi ketimun dan kacang panjang. Penilaian kesesuaian lahan untuk pertanaman sayuran dengan pengelolaan tingkat sedang, sebagai berikut :

a. Ketimun

Ketimun, bersifat merambat dan menjalar. Buahnya dikonsumsi mentah dan dipetik sebelum masak. Nilai gizi timun tidak tinggi, namun merupakan sayuran yang banyak disukai. Pada saat buah belum masak kulitnya berduri. Penilaian kesesuaian lahan untuk pertanaman ketimun dengan pengelolaan tingkat sedang, sebagai berikut :

(12)

Tabel 5.23 Penilaian Kesesuaian Lahan Untuk Pertanaman Ketimun Dengan Pengelolaan Tingkat Sedang Di Kecamatan Kwanyar

Simbol Kualitas dan Karakteristik Lahan

Nilai Data Kelas Kesesuaian Aktual Kelas Kesesuaian Potensial t Rejim suhu

Suhu rata-rata tahunan 33 0C S1 S1 w Ketersediaan air

Bulan kering 5 - 6 S1 S1 Curah hujan tahunan 1.535 mm S1 S1 r Media perakaran

Drainase tanah Sedang S2 S2 Tekstur tanah Agak halus S1 S1 Kedalaman efektif 45 cm S2 S2 f Retensi hara KTK 13 me/100 gr S2 S2 pH 7.3 S2 S2 n Hara tersedia P2O5 7.8 ppm S1 S1 K2O (NH4)OAC 12 mg/100 gr S2 S1 N total 0.07 S1 S1 C/N 9 % - m Potensi mekanisasi Kemiringan lahan 5 – 7 % S2 S2 Batu permukaan 0 % S1 S1 e Bahaya erosi

Ada / tidak Tidak S1 S1 Kelas kesesuaian lahan S2 (rfnm) S2 (rfm) Lokasi sampel : Somor Koneng

Hasil penilaian kesesuaian lahan yang dilakukan menunjukkan kelas kesesuain lahan aktual di 3 wilayah pengembangan, berupa kelas S2 : cukup sesuai (moderately suitable). Lahan mempunyai pembatas yang agak besar untuk mempertahankan tingkat pengelolaan yang harus diterapkan. Pembatas akan mengurangi produksi dan keuntungan atau lebih meningkatkan masukan yang diberikan.

Namun untuk kelas kesesuain potensial, baik Kecamatan Kwanyar, Tragah dan Tanah Merah masih memiliki kelas kesesuaian S2 : cukup sesuai (moderately suitable). Terdapat faktor yang dapat menjadi penghambat dan membutuhkan upaya yang lebih besar. Jika faktor penghambat berupa media perakaran, retensi hara dan potensi

mekanisasi dapat diperbaiki melalui perbaikan pengolahan tanah dan pemberian pupuk pelengkap nutrisi bagi tanah sehingga tanaman dapat tumbuh dengan optimal.

b. Kacang Panjang

Tanaman kacang panjang tergolong dalam faimili Leguminosae. Tumbuh merambat dan memiliki perakaran yang berkembang dengan intensif. Sentra penyebaran kacang panjang hasil identifiksi dan pendataan, terdapat di Kecamatan Kwanyar dan Tragah. Penilaian kesesuaian lahan untuk pertanaman kacang panjang dengan pengelolaan tingkat sedang, sebagai berikut :

(13)

Tabel 5.26 Penilaian Kesesuaian Lahan Untuk Pertanaman Kacang Panjang Dengan Pengelolaan Tingkat Sedang Di Kecamatan Kwanyar

Simbol Kualitas dan Karakteristik Lahan

Nilai Data Kelas Kesesuaian Aktual Kelas Kesesuaian Potensial t Rejim suhu

Suhu rata-rata tahunan 33 0C S1 S1

w Ketersediaan air

Bulan kering 5 - 6 S1 S1 Curah hujan tahunan 1.535 mm S2 S2 r Media perakaran

Drainase tanah Sedang S2 S2 Tekstur tanah Agak halus S2 S2 Kedalaman efektif 45 cm S2 S2 f Retensi hara KTK 13 me/100 gr S2 S2 pH 7.3 S2 S2 n Hara tersedia P2O5 7.7 ppm S2 S1 K2O (NH4)OAC 12 mg/100 gr S2 S1 N total 0.08 S1 S1 C/N 1 % - m Potensi mekanisasi Kemiringan lahan 5 – 7 % S2 S2 Batu permukaan 0 % S1 S1 e Bahaya erosi

Ada / tidak Tidak S1 S1 Kelas kesesuaian lahan S2 (rfmn) S2 (rfm) Keterangan : Pengelolaan tingkat sedang hanya dapat menaikkan kelas kesesuaian lahan satu

tingkat Lokasi sample : Desa Dlemer

KESIMPULAN

Hasil kegiatan pemetaan perwilayahan komoditas unggulan di Kecamatan Kwanyar dapat disimpulkan beberapa hal, yaitu :

1. Komoditas tanaman pangan, memiliki kesesuaian lahan dan kelayakan usaha yang baik, di semua wilayah pengembangan. Hal yang perlu diperhatikan adalah berupa masalah tingkat kandungan bahan organik, ketersediaan hara dan ketersediaan air. 2. Komoditas tanaman buah, sayuran dan

perkebunan memiliki prospek pengembangan sebagai komoditas unggulan, melalui perbaikan sejumlah aspek utamanya masalah pemasaran,

peremajaan tanaman, perluasan areal tanam dan diversifikasi produk olahan. 3. Prioritas pengembangan bagi tiap

wilayah pengembangan berdasarkan hasil kajian,sebagai berikut :

o Kwanyar, urutan prioritas komoditas pengembangan, yaitu : komoditas tanaman pangan, sayuran, buah, perkebunan.

DAFTAR PUSTAKA

Afandie R, Nasih W.Y, 2002. Ilmu Kesuburan Tanah. Kanisius. Jakarta.

(14)

Arifin, 2002. Cekaman Air dan Kehidupan Tanaman, Unit Penerbitan Universitas Brawijaya. Malang.

Anonim, 2006. Bangkalan dalam Angka. Henry D. Foth, 1994. Dasar-Dasar

Ilmu Tanah (Ed. 6). Erlangga. Jakarta.

Mul Mulyani S, 2002. Pupuk dan Cara Pemupukan. Rineka Cipta Jakarta.

Nurhayati H, dkk, 1986. Dasar-Dasar Ilmu Tanah, Universitas Lampung Press.

A. Tohir Kaslan, 1983. Seuntai Pengetahuan Tentang Usaha Tani Indonesia. Bina Aksara.

Gambar

Gambar  3.2  Kegiatan Identifikasi Melalui Metode Transek  Survey,  Pengamatan  Dan Transek  Di
Tabel  3.1  Penetapan Kelas Kesesuaian Lahan
Tabel   3.1   Zonasi Jenis Tanah Tiap Desa di Kecamatan Kwanyar
Tabel 5.1 Penilaian Kesesuaian Lahan Untuk Pertanaman Padi Dengan Pengelolaan  Tingkat Sedang di Kecamatan Kwanyar
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pada pengamatan ke-3, perlakuan fungisida dengan interval 7 hari dan penyemprotan fungisida setelah ada hujan, berbeda nyata pengaruhnya dibanding kontrol dan

Dengan adanya keterlibatan siswa secara langsung di lapangan dalam upacara agama dapat memacu pada diri siswa tersebut rasa percaya diri ketika beradaptasi di dalam

Lingkup pekerjaan ini meliputi pengadaan semua tenaga pekerja, bahan dan  peralatan, pemasangan, penyambungan, pengujian dan perbaikan selama masa  pemeliharaan, untuk

Standar ini memuat prosedur untuk melakukan pengukuran statis kadar serat asbes di udara tempat kerja mulai dari tata cara pengambilan contoh sampai dengan analisis

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh efikasi diri dan dukungan sosial keluarga terhadap pengambilan keputusan bertahan di Pondok Tahfidz pada mahasiswa

Amin (1987:126) metode discovery yang berarti proses mental dimana siswa mengasimilasi sesuatu konsep atau sesuatu prinsip, proses mental tersebut adalah

Banyak dipakai dalam industri pesawat Untuk membuat konstruksi bangunan Dipakai pada berbagai macam aloi Untuk membuat magnet yang kuat Tawas sebagai penjernih air. Untuk membuat

Saya adalah mahasiswa UIN Maulana Malik Ibrahim Malang yang sedang mengadakan penelitian mengenai analisis sensual marketing pada sales promotion girl (SPG)