• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PELAKSANAAN TATA KELOLA PT. BPR. DHANA MITRATAMA TAHUN 2019

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN PELAKSANAAN TATA KELOLA PT. BPR. DHANA MITRATAMA TAHUN 2019"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PELAKSANAAN TATA KELOLA PT. BPR . DHANA MITRATAMA

TAHUN 2019

PT. BPR Dhana Mitratama menyadari bahwa penerapan tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance) merupakan suatu keharusan demi menjaga kelangsungan usaha perusahaan dalam jangka panjang dan memaksimalkan nilai perusahaan. Penerapan tata kelola perusahaan yang baik ditujukan antara lain untuk :

1. Mendukung visi dan misi perusahaan

2. Memberikan manfaat dan nilai tambah (added value) bagi para pemegang saham (shareholders) dan para pemangku kepentingan (stakeholders)

3. Mempertahankan dan meningkatkan kelangsungan usaha yang sehat dan kompetitif dalam jangka panjang (sustainable).

4. Meningkatkan kepercayaan

Perkembangan industri perbankan yang sangat pesat pada umumnya disertai dengan semakin kompleksnya kegiatan usaha Bank yang mengakibatkan peningkatan eksposur risiko Bank. Good Corporate Governance (GCG) pada industri perbankan menjadi lebih penting untuk saat ini dan dimasa yuang akan datang mengingat risiko dan tantangan yang dihadapi oleh industri perbankan akan semakin meningkat. Dalam rangka meningkatkan kinerja Bank, melindungi kepentingan Stakeholders dan meningkatkan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan serta nilai etika (code of conduct) yang berlaku secara umum dalam industri perbankan, Bank wajib melaksanakan kegiatan usahanya dengan perdemonan pada prinsip-prinsip GCG. Pedoman GCG ini merupakan acuan internal dalam pelaksanaan GCG agar seluruh tingkatan atau jenjang organisasi yang ada pada Bank, dalam mengelola Bank dan menjalankan usahanya senantiasa terarah dan terkontrol, dapat meningkatkan kinerja, mampu melindungi kepentingan stakeholders dan dapat meningkatkan kepatuhan terhadap peraturan perundang undangan yang berlaku serta nilai-nilai etika yang berlaku umum pada industri perbankan, secara terus menerus dan berkesinambungan. Secara singkat kami uraikan prinsip-prinsip dalam pelaksanaan GCG BPR Dhana Mitratama Blora yakni sebagai berikut :

1. Keterbukaan (Transparency)

Adalah keterbukaan dalam mengemukakan informasi yang material dan relevan serta keterbukaan dalam proses pengambilan keputusan. Bank mengungkapkan informasi secara tepat waktu, memadai, jelas, akurat dan mudah diperbandingkan serta mudah diakses oleh

stakeholders sesuai dengan haknya. Prinsip keterbukaan oleh Bank tidak mengurangi

(2)

2. Akuntabilitas (Accountibility)

Adalah kejelasan fungsi dan pelaksanaan pertanggung jawaban organ Bank sehingga pengelolaannya berjalan secara efektif. Bank memiliki ukuran kinerja dari semua jajaran berdasarkan ukuran-ukuran yang konsisten dengan corporate values, sasaran dan usaha dan strategi Bank sebagai pencerminan akuntabilitas Bank. Dalam hubungan ini Bank menetapkan tanggung jawab yang jelas dari masing-masing organ organisasi yang selaras dengan visi, misi, sasaran usaha dan strategi perusahaan serta memastikan terdapatnya check and balance dalam pengelolaan Bank.

3. Tanggung Jawab (Responsbility)

Adalah kesesuaian pengelolaan Bank dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip pengelolaan Bank yang sehat. Sebagai wujud pertanggung jawaban Bank untuk menjaga kelangsungan usahanya, Bank harus berpegang pada prinsip-prinsip kehati-hatian (prudential banking practices) dan mentaati peraturan perundang-undangan yang berlaku. Bank harus bertindak sebagai good corporate citizen (warga negara perusahaan yang baik) termasuk peduli terhadap lingkungan dan melaksanakan tanggung jawab sosial.

4. Independensi(Independency)

Adalah pengelolaan Bank secara profesional tanpa pengaruh/tekanan dari pihak manapun. Bank menghindari terjadinya dominasi yang tidak wajar oleh stakeholders manapun, dan tidak terpengaruh oleh kepentingan sepihak serta bebas dari benturan kepentingan (conflict of interest), dan setiap keputusan berdasarkan objektifitas serta bebas dari tekanan dari pihak manapun.

5. Kewajaran (Fairness)

Adalah keadilan dan kesetaraan dalam memenuhi hak-hak stakeholders yang timbul berdasarkan perjanjian dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Bank memperhatikan kepentingan seluruh stakeholders berdasarkan azas kesetaraan dan kewajaran (equal treatment) serta memberikan/menyampaikan pendapat bagi kepentingan Bank atau mempunyai akses terhadap informasi sesuai dengan prinsip keterbukaan.

Sesuai Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan No. 5/POJK.03/2016 tanggal 10 Maret 2016 tentang Penerapan Tata Kelola Bagi Bank Perkreditan Rakyat. Pelaksanaan Good Corporate

Governance (GCG) bagi BPR menyebutkan bahwa pelaksanaan GCG merupakan salah satu

(3)

Oleh karena itu dalam rangka memastikan penerapan 5 (lima) prinsip dasar GCG, setiap Bank harus melakukan penilaian sendiri (Self Assessment) secara berkala yang paling kurang meliputi 11 (sebelas) Faktor Penilaian Pelaksanaan GCG yaitu:

1. Pelaksanaan Tugas Dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris; 2. Pelaksanaan Tugas Dan Tanggung Jawab Direksi;

3. Kelengkapan Dan Pelaksanaan Tugas Komite; 4. Penanganan Benturan Kepentingan;

5. Penerapan Fungsi Kepatuhan; 6. Penerapan Fungsi Audit Intern; 7. Penerapan Fungsi Audit Ekstern;

8. Penerapan Manajemen Risiko Termasuk Sistem Pengendalian Intern; 9. Batas Maksimum Pemberian Kredit,;

10. Rencana Bisnis,

11. Transparansi Kondisi Keuangan Dan Non Keuangan

Laporan ini adalah Laporan Pelaksanaan GCG Tahun 2019 PT BPR Dhana Mitratama dan disusun berdasarkan hasil penilaian sendiri (self assessment) terhadap pelaksanaan tata kelola yang disajikan dalam kertas kerja tersendiri dan sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari laporan ini.

Tujuan Pelaksanaan GCG di BPR. Dhana Mitratama

1. Meningkatkan kinerja Bank dengan menerapkan GCG dalam segala kegiatan Bank sejalan dengan visi, misi dan rencana strategi usaha yang telah ditetapkan Bank.

2. Menjaga agar kegiatan operasional Bank mematuhi peraturan internal dan eksternal Bank, serta perundangan yang berlaku.

3. Meningkatkan pertanggungjawaban dan memberikan nilai tambah Bank kepada Stakeholders.

4. Memperbaiki budaya kerja Bank.

5. Mengelola sumber daya Bank secara lebih amanah. 6. Mendorong dan mendukung pengembangan Bank.

(4)

A. TRANSPARANSI PELAKSANAAN TATA KELOLA

1. Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) Berdasarkan Hasil Self Assessment Meliputi Beberapa Aspek Sebagai Berikut :

a. Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris dan Direksi.

1) Jumlah, Komposisi, Kriteria dan Independensi Anggota Dewan Komisaris dan Direksi telah lengkap sesuai kententuan :

a) Dewan Komisaris berjumlah 2 (dua) orang.

Komposisi Dewan Komisaris yang sejak 20 Oktober 2018 menjadi 1 (satu) orang karena habis masa jabatan, per tanggal 18 Januari 2019 telah disetujui penggantinya oleh OJK, sehingga kini telah berjumlah 2 ( dua ) orang yang terdiri dari komisaris utama dan komisaris.

b) Dewan Komisaris dipimpin oleh Komisaris Utama, dengan komposisi sebagai berikut :

No Nama Jabatan Masa Jabatan Pengesahan Status 1 Mochamad Kasir Komisaris Utama 01 Mar 2019 - 29 Feb 2024

Surat OJK No. S-209/KR.0313/20

19 Tgl 18 Juni 2019

Aktif

2 Sri Suryani Komisaris 01 Mar 2019 - 29 Feb 2024

Surat OJK No. S-209/KR.0313/20

19 Tgl 18 Juni 2019

Aktif c) Direksi dipimpin oleh Direktur Utama, dengan komposisi sebagai berikut :

No Nama Jabatan Masa Jabatan Pengesahan Status 1 Hariyanto, SE Direktur Utama 01 Mar 2019 - 29 Feb 2024

Surat OJK No. S-209/KR.0313/20

19 Tgl 18 Juni 2019

Aktif

2 Sutiyono, SH Direktur 5 Mei 2015 – 4 Mei 2020 124/KR.411/201Surat OJK No.

S-5 Tgl S-5 Juni 201S-5 Aktif d) Setiap anggota Dewan Komisaris dan Direksi telah sepenuhnya lulus

Penilaian Kemampuan dan Kepatutan (Fit and Proper Test).

e) Sesama anggota Dewan Komisaris dan Direksi tidak memiliki hubungan keuangan, kepengurusan, kepemilikan saham dan atau hubungan keluarga yang mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak independen.

(5)

2) Tugas dan Tanggung jawab Dewan Komisaris dan Direksi

a) Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris

(1)Dewan Komisaris telah melaksanakan tugasnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan, Anggaran Dasar dan Keputusan RUPS.

(2)Dewan Komisaris telah melakukan tugas pengawasan terhadap kebijakan Direksi dalam melaksanakan pengurusan bank serta memberikan nasehat kepada Direksi.

(3)Dewan Komisaris telah melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya secara independen.

(4)Dewan Komisaris wajib memastikan terselengaranya pelaksanaan GCG dalam setiap kegiatan usaha bank.

(5)Dewan Komisaris berwenang untuk meminta direksi menindaklanjuti hasil temuan Audit Internal, audit OJK dan pengawas otoritas lainnya. (6)Dewan Komisaris tidak terlibat dalam pengambilan keputusan kegiatan

operasional bank, kecuali dalam hal ; penyediaan dana kepada pihak terkait, memberikan persetujuan pada ranahnya komisaris terutama yang berkaitan dengan penyimpangan-penyimpangan dalam operasional dan kredit serta hal-hal lain yang ditetapkan dalam Anggaran Dasar Bank dan/atau peraturan perundangan yang berlaku.

(7)Dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya, Dewan Komisaris telah memiliki pedoman dan tata tertib kerja yang bersifat mengikat bagi setiap anggota Dewan Komisaris. yang mengatur tentang :

(a)Pengaturan etika kerja; (b)Waktu kerja; dan (c)Pengaturan rapat.

b) Tugas dan Tanggung Jawab Direksi

(1)Sepanjang RUPS tidak menetapkan lain, Direksi memiliki kewenangan untuk menetapkan Job Description (pembagian tugas, wewenang, dan tanggungjawab setiap Direktur) diantara para anggota Direksi namun keputusannya harus mendapat persetujuan Komisaris.

(2)Direksi bertanggung jawab penuh atas pelaksanaan kepengurusan Bank. (3)Direksi mengelola Bank sesuai kewenangan dan tanggung jawab

sebagaimana diatur dalam Anggaran Dasar dan peraturan perundang-undangan yang berlaku sesuai dengan prinsip-prinsip GCG.

(6)

(4)Direksi telah menindak lanjuti temuan audit interen dan auditor eksternal seperti OJK dan / atau hasil pengawasan otoritas lain.

(5) Direksi telah mempertanggung jawabkan pelaksanaan tugasnya kepada Pemegang Saham melalui RUPS.

(6) Direksi senantiasa melaksanakan prinsip-prinsip Good Corporate

Governance dalam setiap kegiatan usaha Bank pada seluruh tingkatan atau

jenjang organisasi. Direksi memberi perhatian serius dalam mewujudkan Pelaksanaan GCG senantiasa berjalan dengan baik pada seluruh insan organisasi Bank, untuk itu berbagai upaya telah dilakukan, antara lain :

Dalam rangka melaksanakan prinsip-prinsip Good Corporate Governance Direksi telah membentuk:

(a)Satuan Pengawas Intern;

Satuan Pengawas Intern (SPI) bertugas untuk menjamin berfungsinya pengawasan internal sebagai bagian penting dari pengendalian internal Bank. SPI dibentuk independen terhadap satuan kerja operasional. sehingga dapat bekerja dengan bebas dan obyektif, serta mampu mengungkapkan pandangan dan pemikirannya tanpa pengaruh ataupun tekanan dari manajemen ataupun pihak lain yang terkait dengan Bank.

(b)Fungsi Manajemen Risiko

Pejabat Manajemen Risiko berfungsi untuk mengidentifikasi, mengukur, memantau dan mengendalikan aspek risiko yang melekat pada setiap aktivitas Bank. Proses penilaian risiko yang dilakukan telah melingkupi seluruh jenis risiko (3 jenis risiko) dan dilaporkan secara rutin kepada Otoritas Jasa Keuangan.

(c)Fungsi Kepatuhan.

Satuan Kerja Kepatuhan (compliance unit) merupakan satuan kerja yang independen, dibentuk secara tersendiri dan bebas dari pengaruh satuan kerja lainnya, serta mempunyai akses langsung pada Direktur yang membawahkan Fungsi Kepatuhan. Satuan kerja kepatuhan dibentuk di kantor pusat Bank, namun melaksanakan Fungsi Kepatuhan di seluruh jaringan kantor Bank. Satuan Kerja Kepatuhan berfungsi untuk memastikan dan menjaga bahwa seluruh aktivitas Bank telah memenuhi ketentuan sebagaimana diatur peraturan dan

(7)

perundang-undangan yang berlaku, sehingga potensi risiko kegiatan usaha Bank dapat diantisipasi lebih dini.

c) Rekomendasi Dewan Komisaris

Rekomendasi Dewan Komisaris kepada Direksi sehubungan dengan tugas dan tanggung jawab di tahun 2019, antara lain sebagai berikut :

(1)Persetujuan RBB Tahun 2019

(2)Persetujuan perubahan kepengurusan

(3)Persetujuan penunjukkan Auditor Eksternal/KAP (4)Persetujuan penambahan Modal Disetor

(5)Persetujuan penggunaan laba tahun lalu untuk memperkuat modal (6)Persetujuan perpanjangan kontrak tenaga kerja

(7)Persetujuan berbagai kebijakan strategis dalam operasional seperti Surat Keputusan dan Standar Prosedur Operasional

(8)Persetujuan kenaikan gaji bagi pegawai

b. Penerapan Fungsi Kepatuhan, Audit Intern dan Audit Ekstern.

1) Fungsi Kepatuhan

Bank sudah mengangkat Direktur yang Membawahkan Fungsi Kepatuhan dan sudah dicatat dalam administrasi OJK melalui Surat No. S-469/KR.0311/2017 Tanggal 31 Agustus 2017. Dalam menjalankan tugas dan fungsinya, direktur yang membawahkan fungsi kepatuhan dibantu oleh pejabat eksekutif yang menjalankan fungsi di bidang kepatuhan yang telah mendapatkan persetujuan dari OJK melalui Surat No S-164/KR.0313/2017 tanggal 15 Desember 2017. Aktifitas-aktifitas yang dilakukan direktur yang membawahkan fungsi kepatuhan tahun 2019 antara lain :

a) Memantau dan menjaga agar kegiatan usaha bank tidak menyimpang dari ketentuan OJK maupun peraturan perundang-undangan.

b) Menyampaikan laporan pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direktur yang secara berkala melaporkan ke dewan komisaris dan dipertanggungjawabkan pada RUPS Tahunan.

c) Menyampaikan laporan–laporan ke OJK yakni Laporan Pokok-Pokok Pelaksanaan Tugas Anggota Direksi yang Membawahkan Fungsi Kepatuhan. d) Menetapkan langkah-langkah kebijakan yang diperlukan untuk memastikan

Bank telah memenuhi seluruh peraturan dan ketentuan yang berlaku. e) Memastikan penerapan prosedur kepatuhan pada setiap pegawai

(8)

f) Memastikan bank telah melaksanakan kepatuhan terhadap Sistem dan Prosedur Operasional (SOP), Peraturan Otoritas Jasa Keuangan, Peraturan LPS, Peraturan Bank Indonesia, maupun peraturan perundang-undangan yang berlaku.

2) Fungsi Audit Intern

Terhitung mulai tanggal 8 Mei 2017 bank sudah menunjuk pejabat eksekutif

yang menjalankan fungsi audit intern untuk menggantikan pejabat yang lama dan sudah mendapat persetujuan dari OJK dengan surat Nomor : S –

375/KR.0311/2017 tanggal 6 Juli 2017. Untuk pejabat yang baru ini secara bertahap sudah bisa melaksanakan fungsi pengawasan internal dengan baik secara independen, memastikan kehandalan sistem pengawasan dan kepatuhan kegiatan operasional Bank terhadap kebijakan dan prosedur serta melaporkan hasil pemeriksaannya kepada Direktur Utama.

Aktivitas audit intern selama tahun 2019 adalah sebagai berikut :

a) Pemeriksaan internal setiap triwulan sekali yang area pemeriksaan meliputi : kas, Antar Bank Aktiva, kredit, aktiva tetap dan inventaris, tabungan, deposito, SDM, pendapatan, biaya dan laporan keuangan.

b) Membuat laporan pelaksanaan dan pokok-pokok hasil audit intern tersebut diatas yang disampaikan kepada Direktur Utama dan Komisaris dengan tembusan Direktur Kepatuhan.

c) Menyampaikan laporan pelaksanaan dan pokok-pokok hasil audit tersebut kepada OJK, yakni paling lambat 31 Januari tahun berikutnya.

d) Melakukan on the spot untuk/pemeriksaan langsung ke lapangan terhadap beberapa nasabah baik terhadap debitur maupun nasabah penyimpan. 3) Fungsi Audit Ekstern

a) Penunjukkan AP dan/atau KAP dilakukan melalui RUPS yaitu menyetujui penunjukan AP dan KAP Sarastanto untuk frekuensi ke-1, karena pemakaian KAP Henry dan Sugeng sudah 3 kali sehingga harus cooling off. Penunjukan tersebut mempertimbangkan usulan dari Dewan Komisaris.

b) Bank menyampaikan laporan kepada OJK mengenai penunjukan AP dan/atau KAP dengan melampirkan dokumen serta rekomendasi dari Dewan Komisaris.

c) Rekomendasi tersebut telah mempertimbangkan aspek reputasi, track record, profesionalisme, independensi Kantor Akuntan Publik, dan fee.

(9)

d) Kantor Akuntan Publik (KAP) dimaksud dipastikan sudah terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan untuk melaksanakan Audit Laporan Keuangan secara Independen .

e) KAP telah menyampaikan hasil audit kepada bank tepat waktu dan mampu bekerja secara independen.

c. Penerapan Manajemen Risiko Termasuk Sistem Pengendalian Intern.

1) Pengawasan Aktif Dewan Komisaris dan Direksi.

a) Bank telah menjalankan fungsi manajemen risiko, Dewan Komisaris telah memberikan memberikan rekomendasi tentang risiko serta penerapan manajemen risiko di Bank, namun belum melakukan penilaian secara berkala, sehingga pengawasan terhadap fungsi manajemen risiko belum optimal

b) Dewan Komisaris sudah berperan dalam pengawasan penerapan Manajemen Risiko yang dilakukan oleh Direksi namun perlu peningkatan kualitas pengawasan

c) Direksi dan Dewan Komisaris memiliki kesadaran (awareness) dan pemahaman yang cukup baik mengenai Manajemen Risiko untuk Risiko d) Direksi bertanggungjawab atas pelaksanaan kebijakan manajemen risiko

yang diambil oleh Bank secara keseluruhan, termasuk mengevaluasi dan memberikan arahan strategi manajemen risiko.

e) Pelaksanaan tugas Direksi dan Dewan Komisaris secara keseluruhan cukup memadai. Terdapat beberapa kelemahan pada beberapa aspek penilaian yang perlu mendapat perhatian

2) Kecukupan Kebijakan, Prosedur Dan Penetapan Limit.

a) Direksi telah mengevaluasi dan memutuskan transaksi (credit line) yang memerlukan persetujuan Direksi.

b) Bank sudah menyusun kebijakan dan strategi manajemen risiko secara tertulis dan komprehensif termasuk penetapan dan persetujuan limit risiko secara keseluruhan, per jenis risiko dan per aktivitas fungsional (kegiatan usaha) Bank.

c) PT. BPR. Dhana Mitratama telah menerapkan Kebijakan Manajemen Risiko sesuai ketentuan OJK, serta melakukan review atas setiap Kebijakan Risiko yang baru terbit.

(10)

d) Kebijakan dan prosedur Manajemen Risiko serta penetapan limit Risiko cukup memadai tetapi tidak selalu konsisten dengan penerapan dan/ atau tidak dipahami dengan baik oleh pegawai

3) Kecukupan Proses Identifikasi, Pengukuran, Pemantauan Dan Pengendalian Risiko Serta Sistem Informasi Manajemen Risiko

a) Bank sudah menyusun kebijakan dan pedoman manajemen risiko atau SOP mengenai Aplikasi Laporan Profil Risiko (LPR) yang dapat dijadikan dasar untuk dibuatnya kebijakan oleh direksi dalam rangka meminimalisir risiko. b) Sistem informasi Manajemen Risiko memenuhi ekspektasi minimum tetapi

terdapat beberapa kelemahan termasuk pelaporan Risiko kredit kepada Direksi dan Dewan Komisaris yang memerlukan perhatian

4) Sistem Pengendalian Intern

a) Sistem pengendalian intern cukup efektif dalam mendukung pelaksanaan Manajemen Risiko untuk Risiko

b) Laporan Profil Risiko telah dilaporkan pertama kali pada periode Semester II Tahun 2019 untuk risiko kredit. Laporan tersebut selain dilaporkan ke OJK juga dilaporkan ke Dewan Komisaris Bank.

d. Penyediaan Dana Kepada Pihak Terkait (Related Party) dan Penyediaan Dana Besar (Related Party) atau BMPK

1) Bank pernah melanggar ketentuan BMPK karena penjamin yang sama, namun telah diselesaikan sesuai batas waktu ketentuan. Bank tidak pernah melakukan pelanggaran Penyediaan Dana kepada pihak terkait.

2) Bank telah memintakan kepada pihak terkait untuk mengisi formulir penyediaan dana pihak terkait beserta keluarganya.

3) Bank sudah membuat ketentuan mengenai BMPK PT. BPR Dhana Mitratama. 4) Penyediaan dana kepada pihak terkait dan penyediaan dana besar diputuskan

oleh manajemen secara independen.

5) Bank telah menyampaikan secara berkala Laporan BMPK kepada OJK.

6) Penyediaan dana kepada pihak terkait dan debitur umum/tidak terkait posisi Desember 2019 sebagai berikut :

(11)

No Penyediaan Dana debitur Jumlah Nominal (Rp 000)

1 Kepada Pihak Terkait 4 152.854

2

Kepada Debitur :

a. Debitur Inti/Tidak Terkait 25 8.605.794

b. Group 0 0

jumlah 8.758.648

e. Rencana Strategis Bank

Rencana jangka pendek dan menengah operasional tahun 2019 : 1) Finacial/Umum :

a) Penurunan Non Performing Loan (NPL).

(1) Menjaga Rasio Kualitas Aktiva Produktif (KAP) maksimal 3,05 %

(2) Menjaga Rasio Non Performing Loan (NPL) setinggi-tingginya sebesar 5 % Penurunan NPL dengan cara membuat action plan yang ditangni oleh team dan difokuskan terhadap penanganan beberapa debitur bermasalah terlebih dahulu dan menindaklanjuti hasil action plan dimaksud.

b) Peningkatan Fungsi Intermediasi

(1) Pertumbuhan kredit paling sedikit sebesar 15 % , difokuskan pada segmen mikro dan kecil baik usaha dagang, jasa, pertanian maupun home industri yang berada diwilayah kerja bank

(2) Pertumbuhan dana paling seikit sebesar 11 % (3) Mengoptimalakn rasio LDR

(4) Meningkatkan Net Interest Margin (NIM) c) Peningkatan Effisiensi

(1) Meningkatkan rasio ROA (Return On Asset)

(2) Mengontrol rasio BOPO (Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional) d) Meningkatkan ekspansi untuk penyaluran kredit kepada usaha kecil dan

mikro untuk mengurangi konsentrasi debitur inti

Antara lain dengan memperluas segen pasar yang masih berpotensi, membuat action plan pencapaian target ke semua karyawan.

e) Meningkatkan pertumbuhan DPK yang difokuskan pada dana pihak ketiga yakni deposito berjangka dan tabungan dengan bunga yang kompetitif . f) Penyempurnaan pengawasan risiko kredit dan berkonsentrasi pada

penagihan dan perbaikan struktur (collection and recovery). g) Menjaga rasio-rasio TKS bank agar tetap kondisi sehat

(12)

h) Memaksimalkan pengembangan teknologi khususnya sistem IT yang berbasis SAK ETAP untuk mendukung pertumbuhan bisnis dan peningkatan pelayanan.

i) Komitmen dari para pemilik untuk menambah modal inti minimum bank dan modal disetor bank sebesar 6 miliar secara bertahap sesuai POJK Nomor 5/POJK.03/2015 tentang Kewajiban Pemenuhan Modal Inti Minimum BPR. j) Mengembangkan penerapan tata kelola perusahaan yang baik melalui

penguatan semua lini meliputi : fungsi audit intern, fungsi kepatuhan, fungsi APU/PPT, fungsi manajemen risiko dan Sistem Pengendalian Intern.

k) Pembenahan Organisasi dan pengembangan SDM untuk meningkatkan kompetensi, integritasdan loyalitas karyawan agar mampu mengelola proses bisnis internal secara efektif dan efisien selaras dengan tujuan perusahaan 2) Customer :

a) Meningkatkan pelayanan ekstra terhadap debitur-debitur lama yang berkonditie baik dan memberikan manfaat tambahan bagi debitur-debitur yang tepat waktu pembayaran dengan memberikan souvenir maupun bingkisan

b) Meningkatkan standar pelayanan kepada nasabah, membangun perilaku dan budaya pelayanan untuk seluruh karyawan dan memotivasi serta menciptakan lingkungan yang positif.

c) Meningkatkan kredit di segmen UMKM dan mengembangkan produk kredit potong gaji.

d) Membentuk citra positif dan menjadi kebanggaan bagi nasabah dengan menggunakan jasa layanan PT. BPR Dhana Mitratama.

e) Menjaga hubungan baik kepada deposan dan penabung yang sudah menjadi penyimpan loyal, dengan melakukan kunjungan silaturahmi, memberikan ucapan selamat pada moment spesial, sehingga penyimpan merasa lebih diperhatikan.

3) Karyawan :

a) Peningkatan kesejahteraan karyawan dalam bentuk gaji dan tunjangan atau bentuk lainnya, sebagai motivasi dan kompensasi kinerja dengan penilaian kinerja berbasis KPI

(13)

b) Meningkatnya profesionalisme SDM PT. BPR Dhana Mitratama melalui pendidikan/pelatihan-pelatihan termasuk pelatihan sertifikasi baik yang diselenggarakan oleh Perbarindo , OJK, intern bank, maupun lembaga pengembangan SDM lainnya.

Untuk realisasi rencana kerja tahun 2019 pos-pos tertentu yang menjadi tolak ukur kinerja tingkat pencapaiannya adalah sebagai berikut :

1)Kredit tercapai 133,40 %, 2)Tabungan tercapai 111,27% 3)Deposito tercapai 116,16 % 4)Laba tercapi 143,33%

Jika dengan dibandingkan dengan tahun 2018 pertumbuhan dari pos-pos tersebut adalah sebagai berikut : kredit naik sebesar 53,71 %, tabungan naik sebesar 17,67%, deposito naik sebesar 25,22% dan laba naik sebesar 51,50%. TKS per Desember 2019 tergolong sehat dengan nilai 93,20

f. Transparansi Kondisi Keuangan dan Non Keuangan Bank.

1) Laporan Tahunan Bank telah disusun dan disajikan kepada pihak OJK sesuai dengan Transparansi Kondisi Keuangan Bank

2) Bank telah mempublikasikan Laporan Keuangan Publikasi secara tepat waktu 3) Bank menyampaikan Laporan Penerapan Tata Kelola kepada Dewan Komisaris,

sesuai dengan SOP

4) Bank menyampaikan Laporan Profil Risiko untuk risiko kredit kepada OJK, sesuai dengan ketentuan

5) Laporan Tahunan Bank telah disampaikan kepada pihak independen sesuai ketentuan OJK dan telah disajikan pada home page PT. BPR Dhana Mitratama, sesuai dengan ketentuan.

6) Bank telah menyusun SOP dan Keputusan Direksi yang berkaitan dengan perkreditan, SDM, pendanaan antara lain : biaya BBM, biaya uang makan, biaya perjalanan dinas, kewengan memutus, biaya non operasional

(14)

2. Kepemilikan Saham Anggota Dewan Komisaris dan Direksi dan/atau Hubungan Keluarga Anggota Direksi dengan Anggota Dewan Komisaris, Anggota Direksi Lain, dan/atau Pemegang Saham BPR

Anggota Dewan komisaris PT. BPR Dhana Mitratama memiliki saham hanya di PT. BPR Dhana Mitratama, sedang untuk Dewan Direksi tidak ada anggota yang direksi yang mempunyai saham di PT.BPR Dhana Mitratama, maupun di BPR/Lembaga Keuangan lainnya.

a. Susunan Pengurus dan Pemegang Saham

Susunan Pengurus yang tercatat dalam administrasi Bank adalah sebagai berikut :

JABATAN NAMA

Komisaris Utama Mochammad Kasir

Komisaris Sri Suryani

Direktur Utama Hariyanto

Direktur (Kepaatuhan) Sutiyono

b. Susunan Pengurus dan Hubungan Keluarga

Nama Jabatan BPR Dhana Mitratama Jabatan BPR Lain Jabatan Prshn Lain PS BPR/ Prshn Lain Bidang Usaha

Mochamad Kasir Komisaris Utama X X X X

Sri Suryani Komisaris X X X X

Hariyanto Direltur Utama X X X X

Sutiyono Direktur X X X X

c. Daftar Pemegang Saham PT. BPR. Dhana Mitratama

PEMEGANG SAHAM KEPEMILIKAN SAHAM

Nominal ( Rp 000) %

Musyarofah 2.000.000,- 42,93

Sila Happy Muriana 978.500,- 21,00

Dipo Notarianto 975.000,- 20,93

Sri Radityo Wahyu Dhono 500.000,- 10,73

Suparno 155.500,- 3,34

Mochammad Kasir 50.000,- 1,07

(15)

d. Daftar Kepemilikan Saham Direksi dan Hubungan Keluarga Di BPR Dhana Mitratama : Direksi Kepemilikan Saham Hubungan Keluarga /

Keuangan

Direktur Utama Nihil Nihil

Direktur Nihil Nihil

e. Daftar Kepemilikan Saham Direksi dan Hubungan Keluarga/Keuangan di Perusahaan Lain Direksi Kepemilikan Saham Hubungan Keluarga /

Keuangan

Direktur Utama Nihil Nihil

Direktutr Nihil Nihil

f. Daftar Kepemilikan Saham Dewan Komisaris PT. BPR Dhana Mitratama :

Dewan Komisaris Kepemilikan Saham Hubungan Keuangan/ Keluarga Mochammad Kasir

( Komisaris Utana)

1,07% di PT. BPR Dhana Mitratama.

Tidak ada hubungan keluarga dan hubungan keuangan dengan anggota Dewan komisaris dan PSP.

Sri Suryani (Komisaris)

Tidak ada hubungan keluarga dan hubungan keuangan dengan anggota Dewan komisaris dan PSP.

g. Daftar Kepemilikan Saham Dewan Komisaris di PT. BPR Lain :

Komisaris Kepemilikan

Saham

Hubungan Keuangan/Keluarga Mochammad Kasir (Komisaris Utama) Nihil Nihil

Sri Suryani (Komisaris ) Nihil Nihil

h. Daftar Kepemilikan Saham Dewan Komisaris di Perusahaan lain :

Komisaris Kepemilikan

Saham

Hubungan Keuangan/Keluarga Mochammad Kasir (Komisari Utama ) Nihil Nihil

(16)

3. Hubungan Keuangan dan Hubungan Keluarga Anggota Dewan Komisaris dan Direksi.

a. Hubungan Keuangan

1) Komisaris Utama PT. BPR Dhana Mitratama merupakan komisaris independen yang tidak memiliki hubungan keuangan dengan Dewan Komisaris lainnya, direksi, Pemegang Saham Pengendali dan Pemegang Saham lainnya sehingga hubungan keuangan nihil 2) Anggota Dewan Komisaris PT. BPR Dhana Mitratama, merupakan komisaris independen

yang tidak memiliki hubungan keuangan dengan Dewan Komisaris lainnya, direksi, Pemegang Saham Pengendali dan dari Perusahaan pengendalinya adalah Dewan Komisaris lainnya dan/atau Direksi Bank.

3) Seluruh anggota Direksi PT. BPR.Dhana Mitratama tidak memiliki hubungan keuangan dalam hal menerima penghasilan, bantuan keuangan, atau pinjaman dari Pemegang Saham Pengendali bank.

b. Hubungan Keluarga

Dewan Komisaris dan Direksi PT. BPR.Dhana Mitratama tidak memiliki hubungan keluarga sampai dengan derajat kedua antara sesama anggota Dewan Komisaris, Direksi dan Pemegang Saham Pengendali.

Nama Jabatan

Hubungan Keluarga dengan

Dekom Direksi PSP

Ya Tdk Ya Tdk Ya Tdk

Mochamad Kasir Komisaris Utama X X X

Sri Suryani Komisaris X X X

Hariyanto Direktur Utama X X X

Sutiyono Direktur X X X

4. Paket kebijakan Remunerasi dan Fasilitas lain bagi Dewan Komisaris dan Direksi

Paket / kebijakan remunerasi dan fasilitas lain bagi Dewan komisaris dan Direksi meliputi remunerasi dalam bentuk non natura (gaji, penghasilan tetap lainnya, antara lain tantiem dan bentuk remunerasi lainnya) selama tahun 2019 sebesar Rp.432.688 ribu, sedangkan fasilitas lain dalam bentuk natura yaitu tunjagan bentuk seragam dan tunjangan komunikasi selama tahun 2019 sebesar Rp.10.100 ribu terlihat pada tabel berikut ini :

(17)

Jenis Remunerasi dan Fasilitas Lain

Jumlah Diterima dalam 1 Tahun

Dewan Komisaris Direksi

Orang Nominal (000) Orang Nominal (000) Remunerasi dalam bentuk

non natura (gaji dan penghasilan tetap lainnya, al tantiem dll

2 Rp 152.806 2 Rp 279.882

Fasilitas lain dalam bentuk natura (Tj.Komunikasi dan

seragam kerja) 2 Rp. 850 2 Rp 9.250

Jumlah

Rp. 153.656 Rp. 289.132

5. Share Option

Tidak terdapat opsi untuk membeli saham oleh anggota dewan Komisaris, Direksi dan Pejabat Eksekutif yang dilakukan melalui penawaran saham atau penawaran opsi saham dalam rangka pemberian kompensasi yang diberikan kepada anggota Dewan Komisaris, Direksi dan Pejabat Eksekutif Bank dan yang telah diputuskan dalam Rapat Umum Pemegang Saham dan/atau Anggaran Dasar Bank.

6. Rasio gaji Tertinggi dan Terendah

Untuk memenuhi salah satu aspek Transparansi dalam pelaksanaan Good Corporate Governance sesuai ketentuan yang berlaku, dalam tahun 2019 skala gaji tertinggi dan terendah dalam jumlah (Rp) dan skala perbadingan sebagai berikut :

a. Rasio gaji pegawai yang tertinggi dan terendah

rasio gaji pegawai tertinggi Rp. 3.450.000,- dan terendah Rp.2.150.000,- adalah 1,60 : 1 b. Rasio gaji Direksi yang tertinggi dan terendah

rasio gaji direksi tertinggi Rp. 8.625.000,- dan terendah Rp. 7.475.000,- adalah 1,15: 1 c. Rasio gaji Komisaris yang tertinggi dan terendah

rasio gaji komisaris tertinggi Rp. 5.175.000,- dan terendah Rp. 4.600.000,- adalah 1,13 : 1 d. Rasio gaji Direksi tertinggi dan Komisaris tertinggi

rasio gaji direks tertinggi Rp.8..625.000,- dan komisaris tertinggi Rp. 5.175.000,- adalah 1,67 : 1 e. Rasio gaji Direksi tertinggi dan pegawai tertinggi

(18)

Gaji yang diperbandingkan dalam Rasio Gaji di atas adalah imbalan yang diterima oleh anggota Dewan Komisaris, Direksi dan pegawai perbulan, dengan ketentuan bahwa pegawai yang dimaksud adalah pegawai tetap.

7. Frekuensi Rapat Dewan Komisaris

Rapat yang diselenggarakan selama tahun 2019 adalah sebagai berikut : Tgl.

Rapat Materi Rapat Peserta Rapat Keterangan

26-1-

2019 - Evaluasi kinerja keuangan tahun buku 2018. - Laporan Realisasi RBB semester

II/2018

- Rencana penambahan modal disetor

- Pelaksanaan APU/PPT BPR

Moch.Kasir ( Komisaris) Sri Suryani (Dir.Utama) Sutiyono (Direksi)

Semua

peserta hadir secara fisik.

09-4-

2019 - - Evaluasi RBB Twl / I 2019 Monitoring penambahan modal disetor 850.000 ribu

- Evaluasi kinerja tenaga kerja lapangan

- Penawaran kredit ke wilayah rembang

Moch Kasir (Kom.Utama) Sri Suryani ( Komisaris) Hariyanto (Dir.Utama) Sutiyono (Direksi) Semua peserta hadir secara fisik.

20-7-2019 - - Evaluasi kinerja SMT I/2019 RUPS penambahan Modal dan monitoring laporan ke OJK. - Pembahasan perkembangan

bisnis dan permasalahan NPL - Rencana undian HUT BPR - Lap pengkinian data APU/PPT

Moch. Kasir (Kom.Utama) Sri Suryani( Komisaris) Hariyanto (Dir.Utama) Sutiyono (Direksi Semua peserta hadir secara fisik

08-11-2019 - Pembahasan Akuntan Publik dan Kantor penunjukan Akuntan Publik(KAP) dalam rangka audit Lap Keu.31 Des 2019.

- Evaluasi RBB 2019 dan pembahasan persiapan pembuatan RBB 2020.

- Tindak lanjut hasil audit OJK

Moch. Kasir (Kom.Utama) Sri Suryani ( Komisaris) Hariyanto (Dir.Utama) Sutiyono (Direksi Semua peserta hadir secara fisik

13-12-2019 - - Persetujuan RBB Tahun 2020. Pembahasan kenaikan gaji dan rencana pembagian bonus kepada pengurus dan karyawan. - Evaluasi RBB dan Lap. APU/PPT

Moch. Kasir (Kom.Utama) Sri Suryani( Komisaris) Hariyanto (Dir.Utama) Sutiyono (Direksi

Semua

peserta hadir secara fisik Pelaksanaan Rapat Dewan Komisaris tersebut di atas telah dituangkan dalam Risalah Rapat

(19)

8. Jumlah Penyimpangan Internal (internal Fraud)

Internal

Fraud Jumlah Kasus Yang Dilakukan

Dalam 1 Tahun

Direksi Dewan

Komisaris Pegawai Tetap

Pegawai Tidak Tetap Tahun Sebelum nya Tahun Laporan Tahun Sebelum nya Tahun Laporan Tahun Sebelum nya Tahun Laporan Tahun Sebelum nya Tahun Laporan Total Fraud Telah diselesai kan

Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil

Nihil Nihil Nihil Nihil

Dalam Penyeles aian di internal BPR

Nihi Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil

Belum diupayak an penyeles aianya

Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil

Telah ditindak lanjuti melalui proses hukum

Nihil Nihil Nihil Nihil

Penyimpangan / kecurangan Internal Bank yang dilakukan oleh para pegawai Bank, baik yang berkaitan dengan simpanan dana masyarakat atau penyalahgunaan kredit di BPR Dhana Mitratama selama tahun 2019 adalah tidak ada/ tidak pernah terjadi.

9. Permasalahan Hukum

Permasalahan hukum secara perdata atau pidana yang dihadapi oleh PT. BPR Dhana Mitratama, selama tahun 2019 adalah tidak ada, baik yang berkaitan dengan penyalahgunaan kredit atau simpanan dana masyarakat.

(20)

Permasalahan Hukum Jumlah Perdata Pidana Telah selesai ( telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap) Nihil Nihil

Dalam proses penyelesaian Nihil Nihil

Total Nihil Nihil

10.Transaksi Yang Mengandung Benturan Kepentingan

Dalam tahun 2019 tidak terdapat transaksi yang mengandung benturan kepentingan, Bank, mampu menghindari transaksi yang mengandung potensi benturan kepentingan. Sesuai dengan POJK No 4 tahun 2015 tentang penerapan Tata Kelola Bagi Bank Perkreditan Rakyat pasal 69, maka untuk mengantisipasi adanya transaksi tersebut, Bank telah membuat pedoman intern tentang benturan kepentingan, yakni dengan SK Direksi No.049/SK.Dir/Ped.BK/DMt/IV/2017.

Berikut tabel transaksi yang mengandung benturan kepentingan :

No

Nama dan Jabatan Pihak yang memiliki Benturan Kepentingan Nama dan Jabatan Pengambilan Keputusan Jenis Transaksi Nilai Transaksi

(Jutaan Rupiah) Keterangan.

Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil

11.Pemberian Dana untuk kepentingan Sosial dan Kegiatan Politik

Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan bentuk komitmen Bank untuk

berperilaku etis dan memberikan konstribusi pada pembangunan nasional berupa kepedulian kepada masyarakat, dengan cara memberi bantuan kepada masyarakat yang dinilai layak untuk menerima bantuan tersebut. Sumbangan dana untuk kepentingan sosial dalam tahun 2019 antara lain sumbangan HUT kemerdekaan RI, sumbangan Perbarindo, baksos masyarakat sekitar kantor, pembagian daging kurban, sumbangan ibadah haji komisaris, sumbangan dalam rangka bulan suci Ramadhan, sumbangan kelurahan setempat dalam rangka sedekah bumi dan tahun baru dan lain-lain.

(21)

B. KESIMPULAN UMUM HASIL PELAKSANAAN TATA KELOLA POSISI AKHIR DESEMBER 2019.

KESIMPULAN UMUM PENILAIAN GCG PT. BPR DHANA MITRATAMA BLORA

PERIODE : 31 DESEMBER 2019

NO. KESIMPULAN

Kesimpulan:

Dari hasil penilaian sendiri atas Pelaksanaan GCG Bank, ditarik kesimpulan bahwa Pelaksanaan Tata Kelola Bank sebelum penerapan Manajemen Risiko memperoleh nilai komposit 1,65 dengan predikat “sangat baik”, dan sesudah penerapan Manajemen Risiko memperoleh nilai komposit 1,48 dengan predikat “sangat baik” Adapun dasar pertimbangannya adalah karena Pelaksanaan prinsip-prinsip Good Corporate Governance secara umum telah dilaksanakan, sebagaimana dapat dilihat di bawah ini

1 Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris

Bank sudah memenuhi katentuan OJK mengenai pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris, antara lain :

 Dewan Komisaris berjumlah 2 orang yang keduanya sudah bersertifikasi, kompeten dan lulus fit and propert OJK.

 Tidak ada anggota Dewan komisaris yang merangkap jabatan  Dewan Komisaris sudah memiliki pedoman dan tata tertib kerja

 Dewan komisaris aktif datang ke kantor minimal 3 kali dalam seminggu  Dewan Komisaris sudah memastikan bahwa direksi telah melakukan

tindak lanjut perbaikan terhadap temuan audit intern maupun ekstern  Dewan komisaris mengarahkan dan melakukan evaluasi terhadap

kebijakan BPR, tidak terlibat dalam pengambilan keputusan yang bersifat operasional

 Melakukan rapat sesama anggota Dewan Komisaris minimal 4 kali dalam setahun, termasuk pengambilan keputusan yang bersifat strategis dilakukan melalui rapat dan di dokumentasikan dengan baik, dibuatkan risalah rapat dan hasilnya disosialisasikan ke

seluruh karyawan.

2 Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Direksi

Bank sudah memenuhi katentuan OJK mengenai pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan direksi antara lain :

 Anggota Direksi sudah 2 orang dan salah satu anggota direktur membawahkan fungsi kepatuhan.

 Anggota direksi tidak ada yang mempunyai hubungan keluarga dengan anggota direksi lainnya maupun dengan anggota Dewan komisaris  Kedua anggota direksi bertempat tinggal di Kabupaten yang berbeda

dan berbatasan langsung dengan kabupaten dimana kantor pusat BPR berada

 Pengambilan keputusan direksi diputuskan secara musyawarah dengan anggota dewan direksi lainnya.

(22)

 Sesuai Anggaran Dasar Dewan Direksi mempertanggunjawabkan laporan keuangan bank setiap awal tahun melalui RUPS tahunan.

 Dewan Direksi selalu menyediakan data/informasi kepada Dewan Komisaris

 Mempunyai Pedoman dan Tata Tertib Kerja.

 Bertanggungjawab penuh terhadap kelancaran operasional perusahaan.

3 Penanganan Benturan Kepentingan

Selama ini belum pernah terjadi benturan kepentingan baik baik dari pihak Dewan Komisaris, Direksi maupun Pejabat Eksekutif lainnya.

4 Penerapan Fungsi Kepatuhan, Audit Intern dan Audit Ekstern

Bank telah melakukan pembentukan fungsi audit intern, fungsi kepatuhan, dengan menunjuk pejabat eksekutif dan juga telah memiliki direktur yang membawahkan kepatuhan sesuai dengan persyaratan yang ditentukan oleh OJK.

5 Penerapan Manajemen Risiko, dan Sistem Pengendalian Intern

 Bank sudah menunjuk Pejabat Eksekutif yang melaksanakan Fungsi Manajemen Risiko.

 Bank telah menerapkan manajemen risiko, yang disesuaikan dengan tujuan, kebijakan usaha, ukuran dan kompleksitas usaha serta kemampuan Bank walaupun belum bisa maksimal.

 Sepanjang tahun 2019, Komisaris dan Direksi melakukan pengawasan secara aktif terhadap pelaksanaan kebijakan dan strategi manajemen risiko,

6 Batas Maksimum Pemberian Kredit

 Bank sudah mempunyai prosedur BMPK

 Bank pernah melakukan pelanggaran BMPK namun sudah terselesaikan dan perlu lebih peningkatan prinsip kehati-hatian.

 Laporan BMPK telah disampaikan kepada OJK sesuai dengan ketentuan.

7 Rencara Strategis BPR

 Rencana Bisnis telah disusun dan disetujui Komisaris ,pemegang saham dan disahkan melalui RUPS.

 Rencana Bisnis disusun dengan mempertimbangkan faktor intern , ekstern dan prinsip kehati hatian.

 Dewan Komisaris melaksanakan pengawasan atas Rencana Bisnis, dan melaporkan hasil pengawasan kepada OJK.

 Rencana Bisnis dan perubahannya telah disampaikan ke OJK

8 Transparansi Kondisi Keuangan dan Non Keuangan

 Sistem laporan keuangan sudah didukung oleh SIM dan SDM yang kompeten

 Laporan Keuangan Publikasi disusun sesuai ketentuan OJK  Laporan Tahunan disusun sesuai ketentuan OJK

 Transparansi informasi dan penggunaan data nasabah berpedoman pada ketentuan OJK

(23)

C. PENUTUP

Laporan Penerapan Tata Kelola BPR yang mengacu pada prinsip TARIF pada dasarnya merupakan seluruh proses kerja (Business Process) PT. BPR Dhana Mitratama selama satu tahun melalui pendekatan pemberdayaan seluruh sumber daya yang ada di BPR Dhana Mitratama sehingga mengupayakan tidak terdapat data/informasi strategis dan signifikan yang tertinggal. Namun demikian apabila dikemudian hari ditemukan data/informasi penting yang belum dilaporkan, maka agar segera dilakukan up-date terhadap laporan ini. Terlampir disampaikan Hasil Self Assessment Pelaksanaan Good Corporate Governance PT. BPR Dhana Mitratama untuk tahun buku 31 Desember 2019.

(24)

DAFTAR ISI Halaman

Daftar isi ... I Laporan Pelaksanaan Tata Kelola PT. BPR. Dhana Mitratama... 1 – 3

A Transparansi Pelaksanaan Tata Kelola 3

1 Pelaksanaan Good Corporate Governance berdasarkan hasil Self Assessment ... 3

a Pelaksanaan tugas dan Tanggungjawab Dewan Komisaris dan Direksi ... 3 - 6 b Penerapan Fungsi Kepatuhan, Audit Intern dan Audit Ekstern ... 6 6 - 7 c Penerapan Manajemen Risiko termasuk Sistem Pengendalian Intern ... 7 - 8 d Penyediaan Dana kepada Pihak Terkait dan Penyediaan Dana Besar atau BMPK ... 8

e Rencana Strategi Bank ... 8 - 10 f Transparansi Kondisi Keuangan dan Non Keuangan Bank ... 10 2 Kepemilikan Saham Dewan Komisaris dan Direksi ... 10

3 Hubungan Keuangan dan Hubungan Keluarga Anggota Dewan Komisaris dan Direksi ... 10 - 11 4 Paket Kebijakan Remunerasi dan fasilitas lain Dewan Komisaris dan Direksi ... 11

5 Shares Option ... 12

6 Rasio Gaji Tertinggi dan Terendah ... 12

7 Frekuensi Rapat Dewan Komisaris ... 12

8 Jumlah Penyimpangan Internal (Internal Fraud) ... 12

9 Permasalahan Hukum ... 13

(25)

11 Pemberian Dana Untuk Kepentingan Sosial dan Kegiatan Politik...

13

B Kesimpulan Umum Hasil Self Assessment Pelaksanaan Good

Corporate Governance ... 13 - 15

LAMPIRAN

1 Hasil Self Assessment Pelaksanaan Good Corporate Governance PT BPR.Dhana Mitratama.

(26)

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat beberapa faktor yang menjadikan karyawan/ guru/ dosen pada Amal Usaha Muhammadiyah bidang pendidikan berkomitmen

l. Melaksanakan kepatuhan terhadap sistem dan prosedur, peraturan Bank Indonesia serta peraturan perundang-undangan lainnya yang berlaku.. Mempertanggungjawabkan pelaksanaan

a. Memastikan terselenggaranya penerapan Tata Kelola pada setiap kegiatan usaha BPR di seluruh tingkatan atau jenjang organisasi. Melaksanakan pengawasan terhadap

(a) pemanfaatan kawasan gambut untuk hutan alam dan sagu (tanpa drainase) lebih lestari karena tk emisi CO 2 (dan konsekuensi laju peat subsidence nya) lebih kecil (b)emisi CO 2

Untuk dapat memvisualisasikan beberapa aktifitas tersebut sehingga memudahkan pengguna untuk mendapatkan gambaran bagaimana gedung robotika dan nasdec ketika

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan nilai kognitif ( 51.6% < 71% < 83.9% ) dan rata – rata nilai afektif ( 11.9 < 12.8 ) menunjukkan bahwa penerapan

Sering kali saya merasa saya dapat mengubah apa yang akan terjadi besok dengan kelakuan saya hari ini.. Apa yang harus terjadi akan terjadi juga sekeras apapun saya

Pejabat Eksekutif yang menangani fungsi kepatuhan PT. BPR Artha Huda Abadi memastikan bahwa seluruh kebijakan, ketentuan, sistem, dan prosedur, serta kegiatan