BAB I
PENDAHULUAN
1.1LATAR BELAKANG
Babussalam berada di daerah langkat Sumatera Utara. Daerah yang bernama "Babussalam" atau "Besilam" ini di bangun pada 12 Syawal 1300 H (1883 M) yang merupakan wakaf muridnya sendiri Sultan Musa al-Muazzamsyah, Raja Langkat pada masa itu. Babussalam Langkat merupakan pusat penyebaran Thariqat Naqsyabandiyah Khalidiyah yang terbesar di Indonesia, bahkan di Asia Tenggara. Penghuninya adalah para sufi yang menjalankan tarekat Naqsabandi Qadiriyah. Mereka datang untuk mencari “jalan” menuju Sang Khalik. Sebuah “jalan” atau tarekat yang dipercaya akan memupuk cinta manusia pada Allah yang Maha Esa dengan serangkaian didikan agama yang taat dalam pengasingan terhadap kehidupan duniawi. Basilam atau Babussalam (artinya: pintu kesejahteraan) merupakan sebuah perkampungan terpencil dan terisolasi ditengah hutan sekunder, diujung Tanjung Pura, Langkat, Sumut.
Dalam tarikh 12 Syawal 1300 H/12 Ogos 1883 M Tuan Guru Syeikh Abdul Wahhab Rokan bersama 160 orang pengikutnya dengan menggunakan 13 buah perahu memudiki Sungai Serangan menuju perkampungan peribadatan dengan undang-undang atau peraturannya tersendiri yang dinamakan Babussalam. Pendidikan mengenai keislaman diterapkan setiap hari dan malam, sembahyang berjemaah tidak sekali-kali diabaikan. Tilawah al-Quran, selawat, zikir, terutama zikir menurut kaedah Thariqat Naqsyabandiyah Khalidiyah dan lain-lain sejenisnya semuanya dikerjakan dengan teratur di bawah bimbingan ``Syeikh Mursyid'' dan ``khalifah-khalifah''nya. ``Syeikh Mursyid'' adalah Tuan Guru Syeikh Abdul Wahhab Rokan sendiri. ``Khalifah'' ada beberapa orang, pada satu ketika di antara ``khalifah'' terdapat salah seorang yang berasal dari Kelantan. Beliau ialah khalifah Haji Abdul Hamid, yang masih ada kaitan kekeluargaan dengan Syeikh Wan Ali bin Abdur Rahman Kutan al-Kalantani.
Pada tahun 1342 H/1923 M Asisten Residen Belanda bersama Sultan Langkat menyematkan ``Bintang Emas'' untuk Tuan Guru Syeikh Abdul Wahhab Rokan. Wakil pemerintah Belanda menyampaikan pidatonya pada upacara penyematan bintang itu,
murid yang banyak di Sumatera dan Semenanjung dan lainnya, dari itu kerajaan Belanda menghadiahkan sebuah ``Bintang Emas'' kepada Tuan Syeikh. Seorang sufi sebagai Tuan Guru Syeikh Abdul Wahhab Rokan penyematan bintang seperti itu bukanlah merupakan kebanggaan baginya, mungkin sebaliknya bahawa bisa saja ada maksud-maksud tertentu daripada pihak penjajah Belanda untuk memperalatkan beliau untuk kepentingan kaum penjajah yang sangat licik itu. Oleh itu, dengan tegas Tuan Guru Syeikh Abdul Wahhab Rokan berkata ketika itu juga, ``Jika saya dipandang seorang yang banyak jasa, maka sampaikanlah pesan (amanah) saya kepada Raja Belanda supaya ia masuk Islam.''
Kampung Basilam mirip dengan sebuah pesantren yang terpencil, teduh, asri,dan damai. Terlihat ada Mesjid utama dan sebuah bangunan berkubah lengkung disebelah masjid, sebuah bagunan utama dari kayu hitam yang besar dengan gaya rumah panggung, serta beberapa bangunan tambahan lainnya.
Selain terdapat makam beliau, dikampung ini juga merupakan pusat penyebaran Tharikat Naqsybandiah Babussalam yang sekarang dipimpin oleh tuan Guru Syekh H. Hasyim Al-Syarwani, atau lebih dikenal Tuan Guru Hasyim. Nama lengkap Syeikh Abdul Wahhab bin `Abdul Manaf bin Muhammad Yasin bin Maulana Tuanku Haji Abdullah Tembusai. Lahir 19 Rabiulakhir 1230 H/28 September 1811 M). Wafat di Babussalam, Langkat, pada hari Jumaat, 21 Jamadilawal 1345 H/27 Desember 1926 M. Ayahnya bernama Abdul Manaf bin Muhammad Yasin bin Maulana Tuanku Haji Abdullah Tambusei, seorang ulama besar yang 'abid dan cukup terkemuka pada saat itu. Sedangkan ibunya bernama Arbaiyah binti Datuk Dagi bin Tengku Perdana Menteri bin Sultan Ibrahim yang memiliki pertalian darah dengan Sultan Langkat. Syekh Abdul Wahab meninggal pada usia 115 tahun pada 21 Jumadil Awal 1345 H atau 27 Desember 1926 M. Salah satu kekhasan Syekh Abdul Wahab dibanding dengan sufi-sufi lainnya adalah bahwa ia telah meninggalkan lokasi perkampungan bagi anak cucu dan murid-muridnya.
Selebihnya adalah rumah penduduk yang jumlahnya hanya berkisar 100 kk. Penduduk ini diijinkan memakai sebagaian kecil tanah Basilam untuk menetap disitu dan membangun rumahnya. Penduduk sekitar merupakan anak turun temurun dari keluarga pendiri dan pengikut setia tarekat Naqsabandi sejak jaman dahulu.
1.2MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud dan tujuan dari perancangan Babussalam Langkat Islamic Centre adalah : Merevitalisasi Babussalam Kab.Langkat, sehingga keberadaan kampung bassilam
ini menjadi salah satu objek wisata religi oleh para pengujung/wisatawan domestic/internasional.
Dapat meningkatkan pendapatan daerah kabupaten langkat sendiri.
Membuat kampung Babussalam menjadi satu kesatuan dalam Islamic Centre, dengan mempertahankan bagian – bagian yang memiliki nilai historis, dengan menambahkan bangunan baru.
Menjadi pusat dari penyebaran dan pembelajaran agama Islam di Kabupaten
Langkat.
1.3MASALAH PERANCANGAN
Masalah di seputar pelaksanaan proses perancangan yang berkaitan dengan kasus proyek diuraikan sebagai berikut :
Pada kampong besilam, terdapat Rumah Tuan Guru dan makam Syekh Abdul Wahab Rokan. Masalah yang ada yaitu bagaimana menyatukan kedua bangunan tersebut dalam satu kompleks Islamic centre agar tercipta keselarasan dan saling mendukung satu sama lain.
Bagaimana mengeterkaitkan antara lingkungan, budaya, gaya regional, karakter masyarakat, sejarah, dll.
Bagaimana menerapkan tema Kontekstual terhadap desain perancangan.
Bagaimana menciptakan pola hubungan yang baik sehingga fasilitas yang ada dapat berlangsung dengan baik.
Menentukan besaran ruang dalam kaitannya dengan kegiatan pada bangunan. Bagaimana menyesuaikan penampilan bangunan agar sesuai dengan fungsinya. Bagaimana menentukan agar bangunan yang akan didirikan pada site kontekstual
terhadap lingkungan sekitar site.
Mengaitkan masalah-masalah sosial dalam arsitektur.
Menentukan besaran ruang dalam kaitannya dengan kegiatan pada bangunan. Mengoptimalkan site terhadap kebutuhan ruang pada kompleks bangunan.
1.4PENDEKATAN MASALAH
Pendekatan – pendekatan yang dilakukan terhadap pemecahan permasalahan dalam kasus Babussalam Langkat Islamic Centre ini adalah dengan mengadakan studi kepustakaan, studi banding terhadap proyek-proyek sejenis dan pelaksanaan proses asistensi dengan dosen pembimbing yang bertindak sebagai pengarah agar tujuan yang ditentukan dapat tercapai.
Adapun studi pustaka dan studi banding yang dilaksanakan berguna dalam hal – hal berikut :
Pemahaman terhadap kasus proyek yang akan dilaksnakan.
Identifikasi permasalahan yang berkaitan dengan tujuan teoritis kasus proyek. Menetukan dasar – dasar teori terhadap pemecahan permasalahan yang ada dalam
perancangan. Elaborasi tema
Penentuan kaitan tema dengan kasus proyek.
1.5METODE PENDEKATAN MASALAH
Metode –metode yang akan diterapkan terhadap pemecahan permasalahan perancangan adalah sebagai berikut :
Melaksanakan studi pustaka dengan melaksanakan penelusuran dan pemgumpulan data dan kepustakaan yang tersedia baik dan perpustakaan, dan penelusuran situs web dalam internet yang berkaitan dengan tema dan kasus proyek.
Studi banding kasus proyek dengan proyek lain yang telah ada melalui kutipan data-data yang dilakukan pada kepustakaan dan situs web dalam internet.
Mengaitkan dan membandingkan data dari kepustakaan dengan data yang didapat dari studi banding.
Melaksanakan identifikasi dan analisis perancangan dengan berpedoman pada teori-teori yang telah ada.
Pelaksanaan proses asistensi sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan untuk mengarahkan proses rancangan serta mengevaluasi rancangan.
Menentukan sistematika desain untuk lebih mengarahkan proses rancangan agar tercipta rancangan akhir yang baik.
Sistematika metode pendekatan permasalahan pada rancangan dapat dilihat pada diagram dibawah ini:
1.6LINGKUP/BATASAN PERANCANGAN
Pada kasus proyek Babussalam Langkat Islamic Centre ini, pembahasan hanya dilakukan dari berbagai aspek berikut :
Secara arsitektur, Rumah Tuan Guru Syekh Abdul Wahab Rokan sebagai eksisting dari Babussalam yang tidak dapat di rancang karena memiliki nilai historis yang tinggi, hanya saja menata kembali beberapa tatanan ruangnya.
Konteks kasus proyek yaitu segala sesuatu yang berkaitan dengan proyek seperti site ( tapak bangunan ), keadaan iklim dan topografi, kondisi social kemasyarakatan dan lain-lain.
Masalah social dan keagamaan yang berkaitan dengan arsitektur dari bangunan.
1.7ASUMSI
Asumsi – asumsi diperlukan terutama yang berkaitan dengan hal-hal berikut : Asumsi tapak terutama yang berkaitan dengan kondisi dan topografi
Asumsi – asumsi penentuan program ruang terutama yang berkaitan dengan pengadaan ruang dan besaran ruang untuk mewadahi kegiatan tertentu. Asumsi pengguna ( user ) dari bangunan.
Pemasalahan rancangan
Kepustakaan Studi Banding
Identifikasi Masalah
Mengaitkan data kepustakaan dengan Studi Banding
Proses asistensi
Pemecahan Masalah
Kepustakaan Analisis
1.8KERANGKA BERPIKIR
BABUSSALAM LANGKAT ISLAMIC CENTRE Latar Belakang
Kasus Proyek Maksud dan Tujuan
Identifikasi Masalah Perancangan
Batasan Masalah Pendekatan
Masalah
Analisis Perancangan : Analisis Site Analisis Kegiatan Analisis Ruang
Analisis Bentuk dan Langgam Bangunan
Konsep
Perancangan Alternatif Konsep
Desain akhir
Babussalam Langkat Islamic Centre
1.9SISTEMATIKA LAPORAN
Adapun sistematika pembahasan pada laporan ini adalah sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Keterangan mengenai latar belakang, maksud dan tujuan, masalah perancangan, pendekatan masalah dan metodenya, ruang lingkup pembahasan, asumsi – asumsi perancangan, kerangka berpikir dan sistematika laporan.
BAB II DESKRIPSI PROYEK
Pembahasan pada bab ini difokuskan pada tinjauan umum, definisi secara umum yang berkaitan dengan kasus proyek dan tinjauan khusu yang menerangkan secara mendetail tentang kasus proyek. Program kegiatan, kebutuhan ruang, dan stud banding proyek sejenis.
BAB III ELABORASI TEMA
Berisikan uraian tema, interpretasi tema serta studi banding tema sejenis.
BAB IV ANALISIS
Berisikan analisis-analisis Fungsional (organisasi ruang, program ruang, persyaratan teknis ).
Analisis Kondisi Lingkungan ( lokasi, kondisi dan potensi lahan, peraturan, bangunan sekitar, prasarana, karakter lingkungan, pemandangan, orientasi, lalu lintas, sirkulasi dan lain-lain).
Kesimpulan.
BAB V KONSEP PERANCANGAN
Konsep perancangan akan diuraikan pada bab ini yang merupakan awal dari proses pengerjaan gambar pra-rancangan dari kasus proyek.
BAB VI HASIL RANCANGAN
Berupa gambar - gambar hasil rancangan site plan,ground plan,denah-denah, tampak bangunan, potongan, dan detail strukturanl & arsitektural serta foto - foto