• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV OBJEK DAN METODE PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV OBJEK DAN METODE PENELITIAN"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

37 4.1Objek Penelitian

Objek penelitian adalah sasaran ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu tentang sesuatu hal objektif, valid, dan reliable tentang suatu hal (variabel tertentu) (Sugiyono, 2014:13). Objek penelitian dalam penelitian ini adalah Belwish Coffee Shop. Dalam penelitian ini, peneliti meneliti pengaruh kualitas pelayanan dan store atmosphere terhadap niat beli ulang.

4.1.1 Gambaran Umum Perusahaan

Belwish Coffee Shop adalah sebuah perusahaan yang bergerak di bidang café dan restoran asal Indonesia yang berkantor pusat di Bandung. Perusahaan ini berfokus pada bidang kopi dan makanan. Belwish Coffee Shop didirikan oleh Bois pada tahun 2016.

Belwish Coffee Shop diambil dari kata belajar wirausaha, Belwish Coffee Shop merupakan brand lokal Indonesia yang menjual minuman kopi panas dan dingin serta makanan yang beraneka ragam. Tagline dari Belwish Coffee Shop “nature in every drops.” Coffee Shop juga memiliki motto Go Local Coffee, dimana semua menu kopi di Belwish Coffee Shop menggunakan kopi lokal Indonesia.

VISI

Menjadikan Belwish Coffee Shop sebagai coffee brand life style terdepan di Indonesia dan sebagai wadah untuk berkumpul dan bersantai.

(2)

MISI

1. Menyediakan coffee yang berkualitas

2. Menyediakan tempat yang nyaman untuk berkumpul dan bersantai 3. Menempatkan pelanggan sebagai prioritas

4. Memberikan pelayanan yang prima dan unggul dalam penyajian 5. Memotivasi karyawan dalam meraih mimpi

Business Value

“ENAK” inilah nilai yang harus di kembangkan oleh seluruh karyawan khususnya dalam relasi eksternal saat berhubungan dengan pelanggan, pelanggan setia dan mitra usaha. Artinya saat kita berinteraksi dengan mereka pastikan bahwa kita siap menyajikan:

1. Energik

Karyawan harus memiliki semangat energik 2. Nyaman

Karyawan harus memberikan kenyamanan kepada konsumen 3. Akrab Bersahabat

Terciptanya interaksi yang menunjukan kedekatan antara konsumen dan karyawan

4. kompak

karyawan selalu kompak dan solid 4.1.2 Struktur Organiasi Belwish Coffee Shop

Dalam rangka melaksanakan kegiatan perusahaannya setiap hari , Belwish Coffee Shop mempunyai struktur organisasi yang menggambarkan fungsi serta

(3)

kedudukan masing-masing bidang atau bagian yang ada. Adapun struktur Organisasi Belwish Coffee Shop adalah sebagai berikut :

PEMILIK TOKO

KEPALA TOKO

TEAM LEADER

Gambar 4.1

Struktur Organisasi Belwish Coffee Shop

Sumber : Belwish Coffee Shop2019

4.2Metode Penelitian

Penelitian merupakan suatu kegiatan yang terencana dan sistematis yang dilakukan untuk memecahkan masalah yang memerlukan jawaban tertentu. Metode penelitian dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan, suatu pengetahuan tertentu sehingga dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengantisispasi masalah (Sugiyono, 2014:6).

(4)

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif dan verifikatif. Penelitian deskriptif adalah metode yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku umum atau generalisasi (Sugiyono, 2017:35). Dalam penelitian ini, pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan, menggambarkan atau menjawab rumusan masalah yang pertama, kedua dan ketiga yaitu: bagaimana kualitas pelayanan, store atmosphere dan niat beli ulang Belwish Coffee Shop.

Sedangkan metode verifikatif adalah metode penelitian melalui pembuktian untuk menguji hipotesis hasil penelitian deskriptif dengan perhitungan statistika sehingga didapat hasil pembuktian yang menunjukan hipotesis ditolak atau diterima (Sugiyono, 2013:6). Metode verikatif adalah sebagai penelitian yang dilakukan terhadap populasi atau sampel tertentu dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan (Sugiyono (2017:11).

Penelitian verifikatif pada dasarnya dilakukan untuk menguji kebenaran dari suatu hipotesis yang dilakukan melalui pengumpulan data di lapangan. Untuk itu akan melihat seberapa besar pengaruh Kualitas pelayanan dan Store atmosphere terhadap Niat beli ulang di Belwish Coffee Shop. Dengan menggunakan metode verifikatif diharapkan dapat memberikan gambaran yang akurat dan jelas mengenai pengaruh dari variabel-variabel yang akan diteliti.

4.3Operasionalisasi Variabel

Operasional variabel penelitian merupakan suatu definisi yang diberikan pada suatu variabel dengan menspesifikasikan kegiatan untuk mengukur variabel tersebut. Terdapat dua variabe l yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu:

(5)

Variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat) (Sugiyono, 2017:39). Variabel bebas (X) dalam penelitian ini adalah Kualitas pelayanan (X1) dan Store atmosphere (X2)

2. Variabel Terikat (Dependence Variable)

Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2017:39). Variabel terikat (Y) yang digunakan dalam penelitian ini adalah Niat beli ulang.

Sesuai dengan judul penelitian Pengaruh Kualitas pelayanan dan Store atmosphere Terhadap Niat beli ulang di Belwish Coffee Shop (Studi Kasus Pada

Belwish Coffee Shop), maka dapat disajikan dalam operasional variabel pada Tabel 3.1 berikut ini:

(6)

Tabel 4.1

Operasionalisasi Variabel Penelitian

Variabel Konsep Variabel Sub Variabel Indikator Skala

Kualitas Pelayanan (X1) Kualitas Pelayanan yaitu seberapa jauh perbedaan antara kenyataan dan harapan pelanggan atas pelayanan yang mereka terima. (Parasuraman dalam Lupiyoadi, 2013: 216-217) 1. Bukti fisik (Tangible)

• Fasilitas sarana dan pra sarana • Penampilan karyawan Ordinal 2. Empati (Empathy) • Pelayanan yang ramah pada konsumen • Kemampuan

berkomunikasi dengan konsumen

(7)

Variabel Konsep Variabel Sub Variabel Indikator Skala

3. Daya tanggap

(Responsivenes)

Kemudahan dalam menerima aduan yang dikeluhkan

• Kemampuan

memberikan informasi jelas dan mudah di mengerti.

Ordinal

4. Reabilitas

(Reability)

• Pelayanan yang cepat dan tepat

• Kemampuan akan melayani dengan ramah dan sopan. Ordinal 5. Jaminan (Assurance) • Memberikan kepercayaan pada konsumen (ketepatan wantu, kenyamanan, keamanan) Ordinal Store Atmosphere (X2) Kotler dan Keller (2012:60) “Setiap toko mempunyai penampilan , toko tersebut harus Berman dan Evans (2010:509) : Exterior

• Bagian depan toko • Papan nama toko

(8)

Variabel Konsep Variabel Sub Variabel Indikator Skala mempunyai atmosphere berencana yang sesuai dengan pasar sasarannya dan memikat konsumen untuk membeli.”

General interior • Pencahayaan ruangan • Suara atau music dan aroma di dalam ruangan • Temperature atau suhu udara • Kebersihan Ordinal

Store layout • Fasilitas restoran • Kerapihan tata ruang

Ordinal

Interior display • Tema took menarik • Daftar menu menarik dan jelas

(9)

Niat Beli Ulang (Y)

Niat Beli Ulang Minat adalah kecenderungan seseorang untuk merasa tertarik pada objek tertentu yang dianggap paling penting. Sedangkan need for achievement dalah kebutuhan untuk mencapai prestasi tertentu (Weiner, 1985 dalam Arifin, 2010). 1. Niat transaksional • Saya memutuskan untuk melakukan pembelian ulang pada Belwish Coffee Shop • Saya berniat

melakukan pembelian ulang pada waktu yang akan datang

(10)

2. Niat referensial • Saya bersedia merekomendasikan Belwish Coffee Shop kepada kerabat saya • Saya akan

Ordinal

3. Niat preferensial

menginformasikan Belwish Coffee Shop kepada orang lain • Saya tidak akan berpindah ke tempat Coffee lain

• Saya berkunjung ke Belwish Coffee Shop karena telah melalui proses perbandingan dengan tempat Coffee lain

• Saya berkunjung karena reputasi Belwish Coffee Shop dikenal baik

Ordinal

4. Niat eksploratif • Saya mencari

informasi tempat Coffee yang akan anda kunjungi

(11)

• Saya mencari informasi lewat keluarga, teman, tetangga • Saya mendapat informasi tempat Coffee lewat iklan/brosur

4.4Sumber dan Cara Penentuan Data 4.4.1 Sumber Data

Sumber merupakan segala sesuatu yang dapat memberikan keterangan tentang suatu informasi atau data. Menurut Arikunto (2013:172), Sumber data yang dimaksud dalam penelitian adalah subjek dari mana data dapat diperoleh Sumber data dapat berasal dari data primer dan sekunder.

1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh peneliti secara langsung dari sumber asli. Data primer disebut juga sebagai data asli atau data baru yang memiliki sifat terbaru. Untuk mendapatkan data primer, peneliti harus mengumpulkannya secara langsung. Teknik yang dapat digunakan peneliti untuk mengumpulkan data primer antara lain observasi, wawancara, diskusi terfokus dan penyebaran kuesioner.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang sudah ada. Data sekunder diperoleh atau dikumpulkan peneliti dari berbagai sumber yang telah ada. Data sekunder

(12)

dapat diperoleh dari berbagai sumber seperti buku, laporan, jurnal, artikel, dan lain-lain.

Penelitian ini menggunakan data yang berasal dari sumber data primer dan data sekunder dijelaskan dalam tabel dibawah ini:

Tabel 4.2

Jenis Data dan Sumber Data

JENIS DATA SUMBER DATA

1. Primer • Konsumen Belwish Coffee Shop yang memiliki fasilitas untuk main games dan live music

2. Sekunder • Buku, artikel, jurnal, internet, dokumen, dll.

4.4.2 Cara Penentuan Data

4.4.2.1Populasi dan Penentuan Ukuran Sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2014:148). Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini yaitu konsumen Belwish Coffee Shop yang pernah datang dan membeli prodak Belwish Coffee Shop.

(13)

TABEL4.3

Data Penjualan di Belwish Coffee Shop

BULAN OMZET PENGELUARAN

Jan-18 Rp 105.000.000 Rp 45.000.000 Feb-18 Rp 115.500.000 Rp 48.000.000 Mar-18 Rp 89.250.000 Rp 29.850.000 Apr-18 Rp 91.500.000 Rp 43.500.000 May-18 Rp 82.500.000 Rp 29.250.000 Jun-18 Rp 88.350.000 Rp 29.850.000 Jul-18 Rp 73.550.000 Rp 43.500.000 Aug-18 Rp 73.550.000 Rp 45.000.000 Sep-18 Rp 69.500.000 Rp 54.000.000 Oct-18 Rp 80.550.000 Rp 29.550.000 Nov-18 Rp 58.550.000 Rp 55.500.000 Dec-18 Rp 118.500.000 Rp 36.700.000 Jan-18 Rp 80.550.000 Rp 46.700.000 Feb-18 Rp 77.550.000 Rp 38.700.000 TOTAL Rp 1.204.400.000 Rp 575.100.000

Sumber : data yang di olah dari Belwish Coffee Shop

Berdasarkan tabel 4.3 dapat kita ketahui bahwa sample adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiono,2014:149). Sample merupakan bagian dari populasi yang memiliki karakteristik yang sama dengan populasinya sehingga dapat mewakili populasi tersebut. Untuk menentukan besarnya sample tersebut bias dilakukan secara statistik maupun berdasarkan estimasi penelitian, selain itu perlu diperhatikan bahwa sample yang dipilih harus representative artinya segala karakteristik populasi tercermin dalam sample yang dipilih.

Dalam menentukan jumlah sample penelitian peneliti menggunakan teori Malhotra. Menurut Maholtra (2009), dengan teknik problem – solving research yang menyatakan bahwa minimal sampel sebanyak 100. Teknik problem – solving research merupakan penelitian yang bertujuan untuk membantu menyelesaikan

(14)

masalah pemasaran yang spesifik, seperti segmetation research, product research, pricing research, promotion research, dan distribution research

4.4.2.2 Uji Validitas dan Reliabilitas

Setelah data yang diperlukan diperoleh, data tersebut dikumpulkan untuk kemudian dianalisis dan diinterpretasikan. Sebelum melakukan analisis data, perlu dilakukan uji validitas dan reliabilitas terhadap kuesioner yang telah disebarkan.

4.4.3 Metode Analisis

Setelah mengumpulkan data secara lengkap dan sistematis, langkah berikutnya adalah mengolah data. Mengolah data dapat dibedakan menurut sifat dan kelompoknya yaitu :

a) Data Kualitatif

Data Kualitatif merupakan data yang mendeskripsikan jawaban responden yang disajikan dalam bentuk tabel. Tabel yang disajikan akan menunjukan hubungan e-service quality dan Lokasi terhadap keputusan menginap.

b) Data Kuantitatif

Data Kuantitatif merupakan data yang berbentuk numerik dengan menggunakan alat bantu statistik sehinga memudahkan penafsiran data mentah yang diperoleh. Data yang telah terkumpul kemudian diproses dan dianalisis dalam bentuk pernyataan yang telah disusun dengan menggunakan skala likert. Menurut Sugiyono (2017), skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.

Berikut kriteria bobot penilaian jawaban reponden dari kuisioner adalah sebagai berikut :

(15)

Tabel 4.4 Kriteria Penilaian Jawaban Responden

Alternatif Jawaban Bobot Nilai

Bila Positif Bila Negatif

Sangat Setuju (SS) 5 1

Setuju (S) 4 2

Cukup Setuju (CS) 3 3

Tidak Setuju (TS) 2 4

Sangat Tidak Setuju (STS) 1 5

Sumber: Dr. Ridhuan, M.B.A dan Dr.H.Sunarto,M.Si.,2011.

Data yang didapat dari lapangan kemudian diola dan dianalisa dengan menggunakan statistik sebagai alatnya. Model statistik yang digunakan untuk menguji data dalam penelitian ini adalah statistik non parametik karena distribusi populasi dan skala yang digunakan untuk mengukur variabel penelitian dalam interval.

Selanjutnya pernyataan dalam kuesioner disesuaikan dengan variabel-variabel yang diperlukan, yaitu pernyataan mengenai varibel bebas (X1) e-service quality dan (X2) Lokasi, kemudian dicari rata-rata dari setiap jawaban responden. Untuk memudahkan penelitian dari rata-rata tersebut maka dibuat interval. Dalam penelitian ini penulis menentukan banyak kelas interval sebesar 5 (lima). Rumus yang digunakan menurut Sudjana (2011) :

Panjang kelas interval = Banyak Kelas IntervalRentang Dimana:

Rentang = Nilai tertinggi - Nilai terendah Banyaknya kelas interval = 5

(16)

Berdasarkan rumus di atas maka panjang kelas interval adalah: Panjang kelas interval = 5−15 = 0,8

Maka kriteria dari penilaian adalah sebagai berikut: Tabel 4.5 Kelas Interval Interval

Alternatif jawaban

Variabel X Variabel Y

1,00 – 1,80 Sangat tidak baik Sangat rendah

1,81 – 2,60 Tidak baik Rendah

2,61 – 3,40 Cukup baik Cukup tinggi

3,41 – 4,20 Baik Tinggi

4,21 – 5,00 Sangat baik Sangat tinggi

Sumber: Dr. Ridhuan, M.B.A dan Dr.H.Sunarto,M.Si.,2011.

Untuk variabel niat beli atau variabel Y (dependen), digunakan skala nominal yang merupakan skala yang menggolongkan data secara terpisah, secara diskrit atau kategori.

3.4.3.1 Uji Validitas

Validitas merupakan derajat ketetapan antara data yang terjadi pada objek penelitian dengan data yang dapat dilaporkan oleh peneliti (Sugiyono,2017:269).Uji validitas instrument dapat digunakan untuk mengukur ketepatan atau kemampuan alat ukur dalam mengukur apa yang seharusnya diukur.Kuesioner dikatakan valid apabila instrument tersebut benar-benar mampu mengukur besarnya nilai variable yang diteliti (Suliyanto, 2011:146). Dengan demikian data yang valid adalah data yang sama antara data yang dilaporkan oleh peneliti dengan data sesungguhnya yang terjadi pada objek penelitian.

Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Dengan demikian semua item kuesioner yang digunakan untuk mengukur variabel yaitu Kualitas

(17)

pelayanan, Store atmosphere dan Niat beli ulang yang akan diuji validitasnya. Nilai validitasnya masing-masing butir pertanyaan dapat dilihat pada nilai corrected item total correlation masing-masing butir pertanyaan.

Apabila data perhitungan SPSS koefesien korelasi (r) seluruh korelasi item variabel X lebih besar dari rtabel maka instrumen dinyatakan valid. Sama halnya pada Variabel Y yaitu jika data perhitungan SPSS koefesien korelasi (r) seluruh korelasi item variabel Y lebih besar dari rtabel maka instrumen dinyatakan valid.

Prosedur uji validitas yaitu membandingkan rhitung dengan rtabel yaitu angka kritik tabel korelasi pada derajat kebebasan (df = n-2) dengan taraf signifikan α = 5 %. Kriteria pengujian validitas dapat dilakukan dengan beberapa cara berikut:

• Jika rhitung > rtabel, maka butir pertanyaan tersebut valid. • Jika rhitung < rtabel, maka butir pertanyaan tersebut tidak valid.

Untuk mempercepat dan mempermudah dalam penelitian ini pengujian validitas instrument dilakukan dengan bantuan komputer menggunakan software IBM SPSS Statistics.

3.4.3.2 Uji Reliabilitas

Menurut Suliyanto (2011:149), Pengertian reliabilitas pada dasarnya adalah sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya. Jika hasil pengukuran yang dilakukan secara berulang relatif sama maka pengukuran tersebut dianggap memiliki tingkat reliabilitas yang baik.

Hasil pengukuran dapat dipercaya hanya apabila dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok obyek yang sama diperoleh hasil yang relatif sama (aspek yang diukur belum berubah) meskipun tetap ada toleransi bila terjadi perbedaan. Jika perbedaan tersebut sangat besar dari waktu ke waktu maka

(18)

hasil pengukuran tidak dapat dipercaya (dikatakan tidak reliabel) (Suliyanto, 2011:149).

Pada dasarnya bukan alat ukurnya yang reliabel, melainkan datanya karena yang kita uji adalah data bukan alat ukur. Pengertian alat ukur yang reliabel berarti bahwa alat ukur tersebut mampu mengungkap data yang cukup dapat dipercaya. Namun untuk menyingkat istilah, sering dinyatakan bahwa alat ukurnya reliabel (Suliyanto, 2011:150).

Jadi, dapat disimpulkan bahwa uji reliabilitas dimaksudkan untuk menguji keandalan pertanyaan-pertanyaan yang sudah valid untuk mengetahui sejauh mana hasil pengukuran tetap konsisten bila dilakukan pengukuran kembali terhadap gejala yang sama. Nilai koefisien reliabilitas yang cukup baik untuk tujuan penelitian disarankan berada di kisaran 0,70 – 0,80. Uji reliabilitas pada penelitian ini menggunakan reliability analysis dengan teknik Alpha Cronbach. Dalam pengujian reliabilitas menggunakan software IBM SPSS Statistics , langkah yang dapat ditempuh, yaitu sama dengan langkah pengujian validitas, karena ouput keduanya bersamaan muncul.

Suatu konstruk atau variabel dinyatakan reliabel jika memberikan nilai cronbach alpha > 0,6. Sesuai dengan Priyatno (2013:30) yang menyatakan bahwa sebuah alat ukur dikatakan reliabel jika nilai reliabilitas lebih besar 0,600. Dimana 0,600 merupakan standar reliabilitas dan sebuah alat ukur dikatakan reliabel.

3.4.3.3 Uji Asumsi Klasik

Untuk menguji kelayakan model regresi yang digunakan, maka harus terlebih dahulu memenuhi uji asumsi klasik. Uji asumsi klasik dalam penelitian ini terdiri dari uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi.

(19)

a. Uji Normalitas

Uji normalitas data merupakan langkah awal yang harus dilakukan untuk setiap analisis dalam melihat tingkat kenormalan data yang digunakan maka perlu dilakukan uji normalitas pada penelitian. Apakah data sudah berdistribusi secara normal atau tidak. Tingkat kenormalan sangat penting, karena data yang sudah terdistribusi normal dianggap dapat mewakili populasi (Priyatno, 2013:49). Jadi kesimpulan dari uji normalitas adalah menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Seperti diketahui bahwa uji t dan uji F menagasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal.

Dalam aplikasi SPSS 20 metode uji normalitas yang digunakan pada penelitian ini menggunakan metode One Sample Kolmogrov, data yang dikatakan normal jika signifikansi > 0,05 (Ghozali, 2011:164). Maka dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa:

1. Jika nilai signifikansi (Asymp. Sig tailed) > 0,05 maka data berdistribusi normal.

2. Jika nilai signifikansi (Asymp. Sig tailed) < 0,05 maka data tidak berdistribusi normal

3.4.3.4Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Jika variabel independen saling berkolerasi, maka variabel-variabel ini tidak orgonal. Variabel orgonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antar sesama variabel independen sama dengan nol (Ghozali, 2011:105).

Ada beberapa cara yang digunakan untuk mendeteksi multikolinearitas, akan tetapi untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinearitas dalam model regresi dalam

(20)

penelitian ini dilihat dari tolerance value atau variance inflation factor (VIF). Adapun pemilihan tolerance value atau variance inflation factor (VIF) dalam penelitian ini karena cara ini merupakan cara umum yang dilakukan dan dianggap lebih handal dalam mendeteksi ada-tidaknya multikolinearitas dalam model regresi serta pengujian dengan tolerance value atau variance inflation factor (VIF) lebih lengkap dalam menganalisis data.

Dasar pengambilan keputusan dengan tolerance value atau variance inflation factor (VIF) dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Jika nilai tolerance > 0,1 dan nilai VIF < 10, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolinearitas antar variabel independen dalam model regresi.

2. Jika nilai tolerance < 0,1 dan nilai VIF > 10, maka dapat disimpulkan bahwa ada multikolinearitas antar variabel independen dalam model regresi.

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2011:139).

Cara yang paling umum yang digunakan untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas adalah dengan melihat scatterplot antara nilai prediksi variabel terikat (dependen) yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED. Menurut Ghozali, (2011:139) dasar analisis untuk menentukan ada atau tidaknya heteroskedastisitas dengan scatterplot yaitu:

(21)

a. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang membentuk suatu pola tertentu, yang teratur (bergelombang, melebar, kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.

b. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik–titik menyebar diatas dan dibawah angka nol pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

d. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan periode t-1 sebelumnya. Jiga terjadi korelasi maka dinamakan problem autokorelasi, model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi (Ghozali, 2011:110). Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lain. Masalah ini timbul karena residual (kesalahan pengganggu) tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Pengujian ini menggunakan uji Durbin-Watson. Jika nilai Du < DW < 4 – Du maka dapat dikatakan data terbebas dari autokorelasi. Analisis Regresi Linear Berganda (Multiple Regression)

Analisis regresi linear berganda adalah pengembangan dari analisis regresi sederhana. Kegunaannya untuk meramalkan nilai variabel terikat (Y) apabila variabel bebas minimal 2 atau lebih. Menurut Riduwan (2012) menyatakan bahwa uji regresi berganda adalah alat analisis ramalan nilai pengaruh dua variabel bebas atau lebih terhadap satu variabel tertentu.

Analisis regresi linear berganda (multiple regression) digunakan untuk membuktikan ada atau tidaknya hubungan fungsional atau hubugan kausal antara dua variabel bebas atau lebih (X1) (X2) (X3)... (Xn) dengan satu variabel terikat. Model matematik yang digunakan adalah sebagai berikut :

(22)

(3.3)

Y=a+b1X1+b2X2+e

Keterangan:

Y = Niat beli ulang X1 = Kualitas pelayanan X2 = Store atmosphere a = konstanta

b1 = koefisien regresi b2 = koefisien regresi

e = faktor lain yang mempengaruhi variabel y dan kekeliruan pengukuran 4.5 Pengujian Hipotesis Secara Parsial (Uji-t)

Dalam pengujian hipotesis, pengujian hipotesis sendiri berguna untuk mengetahui mengenai kebenaran dari pernyataan (hipotesis) sehingga dapat diketahui penerimaan atau ditolaknya hipotesis tersebut. Serta untuk mengetahui hipotesis diterima atau ditolak, maka perlu dilakukan uji-t. Tujuan dari uji-t sendiri adalah sebagai informasi guna mengetahui seberapa jauh pengaruh suatu variabel independen yaitu e-service quality dan lokasi secara parsial (individu) terhadap variabel dependen yaitu keputusan menginap. Menurut Natawira dan Riduwan (2010), digunakan statistik uji t dengan hipotesis statistik sebagai berikut :

Ho1 ∶ 𝑟𝑠 < 0, Berarti Kualitas pelayanan di Belwish Coffee Shop

tidak berpengaruh positif terhadap Nat beli ulang Konsumen di Belwish Coffee Shop.

Ha1 ∶ 𝑟𝑠 ≥ 0, Berarti Kualitas pelayanan berpengaruh positif

terhadap Niat beli ulang konsumen di Belwish Coffee Shop.

Ho2 ∶ 𝑟𝑠 < 0, Berarti Store atmosphere tidak berpengaruh positif

terhadap Niat beli ulang Konsumen di Belwish Coffee Shop.

(23)

Ha2 ∶ 𝑟𝑠 ≥ 0, Berarti Store atmosphere berpengaruh positif terhadap

Niat beli ulang Konsumen di Belwish Coffee Shop. Statistik uji yang digunakan pada pengujian secara individual masing – masing sub variabel adalah statistik uji – t, menurut Sugiyono (2015), rumus uji t sebagai berikut : 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 𝑟𝑠 √ (𝑛 − 3) 1 − 𝑟𝑠2 (3.4) Keterangan : 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = nilai t r = koefisien korelasi 𝜎 = standar deviasi n = banyaknya sampel 4.6 Uji F

Uji statistic F pada dasarnya menunjukan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimaksukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Hipotesis nol (Ho) yang hendal diuji adalah apakah semua parameter dalam model sama dengan nol atau Ho : RUMUS = 0 artinya adalah kualitas produk dan promosi secara simultan tidak berpengaruh terhadap proses keputusan pembelian. Hipotesis alternatifnya (Ha), tidak semua parameter simultan dengan nol, atau Ho Rumus yang artinya kuliatas produk dan promosi secara simultant berpengaruh terhadap proses keputusan pembelian.

1. Dengan menggunakan nilai probabilitas signifikansi maka :

a. Jika tingkat signifikansi lebih besar 0,05 maka dapat disimpullkan bahwa Ho diterima, sebaliknya Ha ditolak.

b. Jika tingkat signifikan lebih kecil 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak, sebaliknya Ha diterima.

(24)

2. Dengan membandingkan t hitung dengan tabel.

a. Jika F hitung > F tabel maka Ho ditolk, sebaliknya Ha diterima b. Jika F hitung < F tabel maka Ho diterima, sebaliknya Ha ditolak

Uji F merupakan uji kelayakan model, apakan model regresi linier berganda yang diajukan adalah model yang layak untuk menguji pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara bersama – sama (simultan) Ghozali, (2105)

Gambar

Tabel 3.1 berikut ini:
Tabel 4.4 Kriteria Penilaian Jawaban Responden

Referensi

Dokumen terkait

(1) Pengolahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf d dilakukan dengan mengubah karakteristik, komposisi, dan jumlah sampah yang dilaksanakan di TPS/TPST clan cli

Jika browser menemukan alamat dari tujuan link tersebut, browser akan menampilkan informasi yang ada, dan jika tidak menemukannya browser akan memberikan suatu pesan yang

Dalam pelabelan ajaib terdapat beberapa macam pelabelan, diantaranya adalah pelabelan total titik ajaib, pelabelan total sisi ajaib, pelabelan total titik ajaib superdan

Pereaksi radikal bebas adalah atom atau gugus atom yang mengandung sebuah elektron yang tidak berpasangan. Pereaksi radikal bebas umumnya digunakan pada reaksi yang

Persamaannya adalah sama-sama mempunyai tujuan dalam upaya pembentukan keluarga sakinah melalui kegiatan keagamaan dan mempunyai perbedaan fokus, yakni pada

tugasnya, maka Partai kelas buruh, Buruh, Tani, Nelayan, Umat Beragama atau yang sedang kordinir dari (GKPM) Gerakan Komunis Papua Merdeka harus mempunyai dasar- dasar

Hal ini dapat terjadi melalui dua mekanisme yaitu diawali dengan terjadinya hipertrofi ventrikel kiri yang menyebabkan kepayahan otot jantung dalam memompa, maupun

Meskipun terdapat banyak penelitian yang menunjukkan bahwa dislipidemia berhubungan erat dengan angka mortalitas pada penyakit jantung koroner, ternyata hal ini tidak