• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINGKAT KESULITAN KEGIATAN BELAJAR DALAM MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA BERDASARKAN JENIS KELAMIN SISWA KELAS II SMU BOPKRI II YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 20032004 SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "TINGKAT KESULITAN KEGIATAN BELAJAR DALAM MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA BERDASARKAN JENIS KELAMIN SISWA KELAS II SMU BOPKRI II YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 20032004 SKRIPSI"

Copied!
54
0
0

Teks penuh

(1)

TINGKAT KESULITAN KEGIATAN BELAJAR DALAM

MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA BERDASARKAN

JENIS KELAMIN SISWA KELAS II SMU BOPKRI II

YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2003/2004

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan Dan Konseling

Oleh :

FRANSISKA AMBAR SUHERNI NIM : 971114002

NIRM : 970051120303120002

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL………. i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING……… ii

HALAMAN PENGESAHAN……… iii

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA………. iv

ABSTRAK………. v

ABSTRAC……….. vi

HALAMAN MOTO DAN PERSEMBAHAN……… vii

KATA PENGANTAR……… viii

DAFTAR ISI……….. x

DAFTAR TABEL………... xiii

DAFTAR LAMPIRAN………. xiv

BAB I. PENDAHULUAN……… 1

A. Latar Belakang Masalah……… 1

B. Rumusaan Masalah……… 3

C. Tujuan Penelitian……….. 4

D. Manfaat Penelitian………. 4

E. Batasan Istilah dan Variabel Penelitian………. 4

F. Hipotesis Penelitian………... 5

BAB II. KAJIAN PUSTAKA……… 6

A. Belajar Bahasa Indonesia………. 6

(3)

2. Belajar Siswa Di Sekolah……….. 7

3. Metode Belajar Dan Sumber Belajar………. 7

B. Unsur-Unsur Pokok Belajar Bahasa Indonesia……… 9

1. Materi Pelajaran Bahasa Indonesia………. 9

2. ketrampilan dalam belajar Bahasa Indonesia……….. 12

C. Kesulitan Belajar Bahasa Indonesia……….. 16

1. Faktor Kemampuan Siswa………. . 16

2. Lingkungan belajar ………. 18

3. Faktor jenis Kelamin ………. 20

D. Bimbingan Belajar ……… 21

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian ……… 24

B. Populasi Penelitian dan Sampel Penelitian ……….. 24

C. Alat Pengumpul Data ……….. 25

D. Teknik Analisis Data ………... 27

1. Reliabilitas dan Validitas ……….. 27

a. Reliabilitas ……….. 27

1. Perhitungan reliabilitas uji coba kuesioner tingkat kesulitan kegiatan belajar siswa dalam mata pelajaran bahasa Indonesia…….……… 27

(4)

b. Validitas ……… 30

1. Perhitungan validitas uji coba kuesioner tingkat kesulitan kegiatan belajar siswa dalam mata pelajaran bahasa Indonesia ……… 30

2. Perhitungan validitas hasil penelitian kuesioner tingkat kesulitan kegiatan belajar siswa dalam mata pelajaran bahasa Indonesia ……….. ……… 31

2. Uji Hipotesis : Chi-Kuadrat ……….. 32

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN HASIL A. Tingkat Kesulitan Kegiaatan Belajar Dalam Mata Pelajaran Bahasa Indonesia……… 34

1. Sampel Penelitian ……….. 34

2. Tingkat Kesulitan Kegiatan Belajar Dalam Mata Pelajaran Bahasa Indonesia ………. 35

3. Tingkat Kesulitan Kegiatan Belajar Dalam Mata Pelajaran Bahasa Indonesia berdasarkan jenis kelamin………. 36

4. Penegasan Hipotesis Statistik dan Hipotesis Nol ………….. 37

B. Pembahasan Hasil Penelitian……… 39

C. Bimbingan Belajar……….… 41

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan……….. 43

B. Saran………. 44

DAFTAR PUSTAKA………. 45

(5)

DAFTAR TABEL

Halaman

1. Daftar Jumlah Sampel Penelitian……….. 25 2. Isi Kuesioner………. 26 3. Klasifikasi Koefisien korelasi……… 31 4. Koefisien Korelasi dan Validitas Hasil Uji Coba dan

Penelitian……….. 31 5. Jadwal Pengumpulan Data penelitian……… 33 6. Data Sampel Penelitian……….. 35 7. Jumlah dan Prosentase Tingkat kesulitan Kegiatan Belajar Dalam

Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SMU Bopkri II Yogyakarta

kelas II Tahun Ajaran 2003/2004………. 35 8. Jumlah dan Prosentase Tingkat Kesulitan Kegiatan Belajar Dalam

(6)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1. Kuesioner……… 48

2. Skor Hasil Uji Coba Penelitian……… .. 54

3. Skor Hasil Penelitian……….. 55

4. Kategori Skor Hasil Penelitian………... 60

(7)

ABSTRAK

TINGKAT KESULITAN KEGIATAN BELAJAR DALAM MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA BERDASARKAN

JENIS KELAMIN SISWA KELAS II SMU BOPKRI II YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2003/2004

Fransiska Ambar Suherni Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2004

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif bidang bimbingan belajar dengan menggunakan metode survey. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai tingkat kesulitan kegiatan belajar dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia. Subyek penelitian adalah SMU Bopkri II Yogyakarta tahun ajaran 2003/2004 dengan populasi penelitian berjumlah 238 siswa. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner tingkat kesulitan kegiatan belajar siswa dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia .

Masalah pertama yang diteliti adalah bagaimana tingkat kesulitan kegiatan belajar dalam mata pelajaran Bahasa Inonesia siswa kelas II SMU Bopkri II Yogyakarta tahun ajaran 2003/2004? Masalah kedua adalah apakah ada perbedaan tingkat kesulitan kegiatan belajar dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia berdasarkan jenis kelamin siswa kelas II SMU Bopkri II Yogyakarta tahun ajaran 2003/2004? Teknik pengolahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah (1) Teknik statistik dengan dasar kategorisasi dan tabulasi skor-skor dalam kuesioner tingkat kesulitan kegiatan belajar dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia. (2) Teknik statistik Chi-Kuadrat untuk menguji hipotesis dengan taraf signifikansi 5%.

(8)

ABSTRACT

LEVEL OF DIFFICULTY IN LEARNING ACTIVITY OF THE INDONESIAN LANGUAGE LEARNING BASED ON GENDRES EXPERIENCED BY THE SECOND GRADE STUDENTS OF SMU BOPKRI II

YOGYAKARTA DURING THE ACADEMIC YEAR 2003/2004

Fransiska Ambar Suherni Sanata Dharma University

Yogyakarta 2004

This is a descriptive research in study guidance by using survey method. This research is aimed to get a clear image of the students’ level of difficulty in learning Indonesian language. The subject of this research is SMU Bopkri II Yogyakarta during the academic year 2003/2004 with 274 students as the number of research population and 238 students as the population sample. The instrument used in this research is questionnaire on the students’ level of difficulty in learning Indonesian language.

The first problem, how is the students’ level of difficulty in learning Indonesian language which is experienced by the second grade students of SMU Bopkri II Yogyakarta during the academic year 2003/2004? The second problem, are there any differences in the students’ level of difficulty in learning Indonesian language which is experienced by the second grade students of SMU Bopkri II Yogyakarta based on genders during the academic year 2003/2004? The data processing technique which are used in this research are (1) Statistical technique based on categorization and scores tabulation in the questionnaire of the students’ level of difficulty in learning Indonesian language. (2) Statistical technique to count the reliability and validity of the questionnaire. (3) Chi-Square technique to test the hypothesis in significance level of 5%.

(9)

BAB I

PENDAHULUAN

Dalam Bab ini dibahas latar belakang masalah, perumusan, masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan istilah dan variabel, hipotesis penelitian.

A. Latar Belakang Masalah

Kegiatan belajar dilakukan oleh siswa dengan tujuan ia memperoleh pengetahuan baru, keterampilan baru, sikap baru. Kegiatan belajar siswa itu terikat pada pendidikan sekolah yang ditempuh.

Ada siswa yang mengalami kesulitan dalam melakukan kegiatan belajar dan ada siswa yang tidak mengalami kesulitan. Siswa yang mengalami kesulitan maupun siswa yang tidak mengalami kesulitan dalam melakukan kegiatan belajar berharap akan memperoleh pengetahuan baru, ketrampilan baru, dan sikap baru; Selain itu ada pula perbedaan tingkat kesulitan belajar siswa, sebab kemampuan siswa yang satu berbeda dengan siswa yang lain.

(10)

Bahasa Indonesia adalah bahasa pengantar kegiatan pendidikan sekolah, baik lisan maupun tertulis. Hal ini ditegaskan dalam Undang-Undang tentang Sistem Pendidikan Nasional No.2 tahun 1989, pasal 41 sebagai berikut:

“Bahasa pengantar dalam pendidikan nasional adalah Bahasa Indonesia”. Bahasa Indonesia juga merupakan mata pelajaran.

Tujuan pengajaran Bahasa Indonesia di SMU, menurut kurikulum 1994 adalah:

1. Siswa menghargai dan mengembangkan Bahasa indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa negara.

2. Siswa memahami Bahasa Indonesia dari segi bentuk, makna, dan fungsi, serta menggunakannya dengan tepat untuk bermacam-macam tujuan, keperluan, dan keadaan.

3. Siswa memiliki kemampuan berbahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual (berpikir kreatif, menggunakan akal sehat, menerapkan pengetahuan yang berguna, memecahkan masalah), kematangan emosional, dan sosial.

4. Siswa mampu menikmati, memahami dan memanfaatkan karya sastra untuk mengembangkan kepribadian, memperluas wawasan kehidupan serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa (Depdikbud:1995).

(11)

dengan memahami diri sendiri, siswa diharapkan dapat mengetahui penyebab kesulitan kegiatan belajar yang dialaminya. Setelah siswa dibantu mengetahui penyebab kesulitan kegiatan belajar seorang pembimbing juga membantu menemukan cara belajar yang tepat untuk siswa. Pembimbing juga mengadakan layanan konseling bagi siswa yang benar-benar membutuhkan layanan konseling untuk mengatasi kesulitan belajarnnya. Guru pembimbing berperanan mendampingi dan memberikan layanan bimbingan dan konseling baik secara individual maupun kelompok dalam penguasaan cara-cara belajar. Siswa yang sudah mengetahui penyebab kesulitan kegiatan belajar yang dialaminya serta mengetahui cara-cara belajar yang tepat diharapkan dapat mengembangkan keterampilan-keterampilan belajar berbahasa seperti keterampilan berbicara, keterampilan membaca , keterampilan menulis.

B. Perumusan Masalah

Perumusan masalah penelitian dirumuskan sebagai berikut :

1. Bagaimana tingkat kesulitan kegiatan belajar para siswa kelas II SMU Bopkri II dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia ?

(12)

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan memperoleh :

1. Gambaran tentang tingkat kesulitan kegiatan belajar siswa dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia.

2. Gambaran tentang perbedaan tingkat kesulitan kegiatan belajar dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia dan jenis kelamin.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini dapat digunakan oleh guru pembimbing sebagai bahan pertimbangan dalam menyusun progam bimbingan belajar untuk siswa kelas II SMU Bopkri II Yogyakarta tahun ajaran 2003-2004.

E. Batasan Istilah dan Variabel

1. Batasan istilah

a. Belajar siswa di sekolah adalah suatu kegiatan siswa mempelajari dan mengolah bahan pelajaran, pembimbingan, pelatihan, sehingga siswa mengalami perubahan dalam tingkah laku.

b. Bahasa Indonesia

Bahasa Indonesia merupakan bahasa negara dan bahasa persatuan nasional Republik Indonesia dan bahasa pengantar di sekolah-sekolah. c. Kesulitan belajar siswa

(13)

2. Batasan Variabel

a. Tingkat Kesulitan kegiatan belajar siswa dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia merupakan suatu keadaan yang dialami siswa, sehingga ia tidak lancar melakukan kegiatan belajar Bahasa Indonesia. Tingkat kesulitan kegiatan belajar siswa dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia mencakup kegiatan belajar membaca, menulis, mendengarkan. Ada dua kategori tingkat kesulitan kegiatan belajar siswa yaitu kategori rendah dan kategori tinggi.

b. Jenis kelamin siswa adalah siswa putra dan putri.

F. Hipotesis Penelitian

(14)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini memuat tinjauan pustaka mengenai masalah yang akan diteliti. Dalam bab ini meliputi belajar Bahasa Indonesia, belajar di sekolah, unsur-unsur belajar Bahasa Indonesia, kesulitan-kesulitan yang dialami dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia, bimbingan belajar Bahasa Indonesia.

A. Belajar Bahasa Indonesia

Pengertian belajar terutama belajar Bahasa Indonesia sebaiknya dibahas lebih mendalam agar tidak terjadi salah persepsi. Berikut ini disajikan pengertian belajar dan belajar Bahasa Indonesia.

1. Pengertian Belajar dan Belajar Bahasa Indonesia

Sebagai langkah awal untuk memahami kesulitan-kesulitan belajar yang dialami siswa kelas II dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia terlebih dahulu dikemukakan untuk memahami definisi tentang belajar. Belajar merupakan salah satu kegiatan utama yang dilaksanakan tiap individu manusia selama hidupnya. Menurut Hamalik Oemar (1983) belajar adalah :

Suatu bentuk pertumbuhan atau perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara bertingkah laku yang baru berkat pengalaman dan latihan. Tingkah laku yang baru, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, timbul pengertian-pengertian yang baru dan perubahan dalam sikap.

(15)

Belajar juga dapat di rumuskan sebagai kegiatan mengolah bahan ajar sehingga memperoleh pengetahuan baru, ketrampilan dan sikap baru atau menyempurnakan pengetahuan, ketrampilan dan sikap yang sudah dimiliki. Proses belajar berlangsung secara kontinu dan dalam bentuk latihan-latihan.

2. Belajar Siswa di sekolah

Belajar siswa di sekolah dapat diartikan sebagai kegiatan siswa mengolah bahan pelajaran, pembimbingan, pelatihan, sehingga siswa mengalami perubahan dalam tingkah laku. Ada siswa yang mengalami kesulitan dan ada pula siswa yang tidak mengalami kesulitan. Hal ini disebabkan kemampuan siswa yang satu berbeda dengan kemampuan siswa yang lain. Oleh karena itu siswa masih memerlukan bimbingan dalam melaksanakan kegiatan belajar.

Dalam kegiatan belajar, siswa menggunakan strategi dalam melakukan kegiatan belajar sehingga kegiatan belajar dapat dilakukan dengan baik. Suwarna (2002), menyatakan bahwa strategi diaratikan suatu cara, teknik, taktik, dan siasat yang dilakukan seseorang atau sekelompok orang guna mencapai tujuan yang telah ditentukan.

3. Metode Belajar dan Sumber Belajar a. Metode Belajar

(16)

dengan tujuan ia memperoleh kemampuan-kemampuan baru. Ada beberapa jenis metode dalam belajar , antara lain :

1) Bahan informasi dasar : Metode Belajar Menghafal. Latihan menghafal dilakukan dengan cara diulang-ulang.

2) Bahan ketrampilan dasar : Metode Belajar Latihan Praktik. Latihan praktik dilakukan dengan cara diulang-ulang.

3) Bahan konsep, prinsip, nilai : Metode Coba-Coba. Cara yang ditempuh belum diyakini akan membawa hasil yang diharapkan oleh karena itu digunakan cara mencari-mencoba berulang-ulang sampai menemukan cara yang membawa hasil yang diharapkan. Cara ini jelas membutuhkan banyak waktu dan tenaga. Namun harus dipahami dan diakui bahwa cara ini kiranya sangat berarti bagi individu yang menggunakannya.

4) Bahan konsep, prinsip, nilai : Metode Pemahaman. Cara yang ditempuh adalah mengikuti langkah-langkah sistematik yang mengutamakan penalaran, baik penalaran deduktif, maupun penalaran induktif. Lasimnya metode ini dipelajari terlebih dahulu oleh siswa sebelum menggunakannya.

b. Sumber belajar

(17)

1) Manusia.

Manusia terutama para guru pengajar, guru pembimbing, guru pelatih, tenaga adminisrtasi menjadi sumber belajar siswa. Manusia menjadi sumber informasi dan juga cara menyajkan informasi. 2) Bahan cetak

Bahan cetak merupakan sumber belajar kedua bagi siswa. Bahan cetak berupa buku, buku pelajaran, majalah, surat kabar, dan lain-lain.

3) Bahan Rekaman

Bahan rekaman merupakan sumber belajar ketiga bagi siswa. Bahan rekaman berupa foto, film, vidio, slide, kaset rekaman, komputer, dll.

4) Masyarakat

Masyarakat menjadi sumber belajar keempat bagi siswa. Masyarakat mencakup unsur sosial (manusia), unsur budaya, unsur fisik (alam sekitar).

B. Unsur-Unsur Pokok Belajar Bahasa Indonesia

1. Materi Mata Pelajaran Bahasa Indonesia

(18)

tertentu. Kurikulum sekolah merupakan alat untuk mencapai tujuan pendidikan sekolah.

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar (Depdikbud:1993)

Kurikulum Bahasa Indonesia dari Sekolah Menengah Umum memberi tekanan pada pengembangan pengetahuan, ketrampilan berbahasa, dan sikap positif terhadap Bahasa Indonesia. Pengajaran Bahasa Indonesia menggunakan pendekatan komunikatif. Pendekatan komunikatif bertujuan membantu siswa berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Indonesia.

Pengajaran Bahasa Indonesia mencakup aspek mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Tema-tema yang disajikan sebagai bahan pelajaran Bahasa Indonesia berkisar pada: teknologi, ekonomi, pariwisata, kesehatan dan lain-lain. Tema-tema ini dapat digunakan sebagai bahan bacaan yang mengungkapkan ide-ide secara tertulis.

(19)

pertanyaan-pertanyaan, menjawab soal, mengungkapkan ide-ide pada saat pelajaran di kelas, siswa berusaha menggunakan Bahasa Indonesia. Kegiatan belajar Bahasa Indonesia, antara lain :

a. Kegiatan membaca

Kegiatan pertama yang harus dikembangkan dan dikuasai oleh siswa dalam belajar Bahasa Indonesia adalah membaca buku pelajaran dan bacaan tambahan. Membaca merupakan suatu kegiatan belajar siswa yang paling banyak memakan waktu dan memerlukan pemikiran sepenuhnya. The Liang Gie (1994), merumuskan membaca adalah serangkaian kegiatan pikiran seseorang yang dilakukan dengan penuh perhatian untuk memahami makna suatu karangan yang disajiakan kepada indra penglihatan dalam bentuk lambang huruf dan tanda lainnya.

b. Kegiatan menulis karangan

(20)

Dalam menulis siswa diharapkan memiliki kemampuan memilih kata dan kalimat dengan tepat. Siswa harus memperhatikan tanda baca, susunan kalimat, menemukan ide. Siswa yang tidak memperhatikan hal-hal ini dapat mengalami kesulitan didalam membuat karangan.

c. Berbicara menggunakan Bahasa Indonesia. Kemahiran bahasa seseorang berkaitan erat dengan kemampuan pikirannya. Keterampilan berbahasa yang baik pada siswa, memperlancar penyusunan kalimat dan pemilihan kata untuk mengungkapkan sesuatu gagasan dan akan meningkatkan kemampuan berpikir siswa. Siswa yang semakin lancar dalam berbicara, akan memperlancar pula dalam mengungkapkan ide, menjawab pertanyaan, berkomunikasi dengan orang lain. Siswa yang melakukan latihan secara bertahap dan kontinu akan mendapatkan hasil bahwa ia menjadi terampil dalam berbicara.

2. Keterampilan dalam Belajar Bahasa Indonesia

(21)

a. Keterampilan Akademis

Keterampilan akademik menyangkut persyaratan akademik meliputi kemampuan-kemampuan mengikuti pelajaran, membuat catatan, memakai perpustakaan, dan menempuh ujian.

1) Keterampilan Mengikuti Pelajaran

Di sekolah siswa dituntut untuk mengikuti semua pelajaran dari awal sampai akhir, siswa datang ke sekolah tidak hanya duduk, diam, mendengar guru, lalu pulang. Selama proses belajar siswa dituntut aktif yaitu mendengar guru mengajar, bertanya jawab mengenai pelajaran yang dibahas, membuat catatan tentang pelajaran yang dibahas. Sebaliknya siswa yang hanya duduk, diam, mendengar guru bicara lalu pulang akan menjadi siswa yang pasif. 2) Keterampilan Mencatat Pelajaran

(22)

3) Keterampilan Menggunakan Perpustakaan

Sumber-sumber belajar bisa didapat di perpustakaan sekolah. Sekolah menyediakan buku-buku dan siswa dapat memanfaatkan fasilitas yang ada. Ketrampilan menggunakan perpustakan menyangkut ketrampilan siswa dalam kegiatan belajar yaitu dengan cara mencari sumber-sumber bacaan yang diperlukan di perpustakaan, mencari data-data yang diperlukan di perpustakaan. 4) Keterampilan Menempuh Ujian

Tes atau ulangan dimaksudkan untuk mengukur penguasaan siswa terhadap ilmu yang dipelajarinya. Siswa dituntut siap dalam menghadapi ulangan maupun ujian. Kesiapan siswa sangat diperlukan dalam setiap situasi, jadi siswa melakukan kegiatan belajar tidak hanya waktu-waktu ujian namun setiap hari. Setiap hari siswa dituntut untuk belajar secara rutin sehinga pada waktu ujian siswa sudah siap.

b. Keterampilan pendukung

(23)

1) Keterampilan konsentrasi

Konsentrasi merupakan syarat pertama dalam melakukan kegiatan belajar. Tanpa mampu berkonsentrasi siswa akan mengalami kesulitan didalam memahami materi yang sedang dipalajarinya. Konsentrasi sendiri merupakan pemusatan pikiran pada satu hal dan seandainya pikiran terpecah-pecah siswa akan mengalami kesulitan dalam kegiatan belajarnya.

2) Keterampilan menghafal pelajaran

Dalam belajar Bahasa Indonesia keterampilan menghafal juga diperlukan. Dengan menghafal materi-materi yang dipelajari maka materi akan tersimpan dan tidak mudah dilupakan.

3) Keterampilan mengelola waktu

Seorang siswa harus mampu mengeola waktu yang tersedia, seorang siswa juga harus bisa membuat prioritas mana yang belum penting dikerjakan dan mendesak tentu segera dilaksanakan dalam kegiatan belajar. Tugas-tugas belajar yang perlu dikerjakan harus segera dikerjakan sehingga tidak tertunda-tunda.

4) Keterampilan mengatur diri

(24)

mampu membina kedisiplinan, menyemangati diri, menghimpun tenaga untuk benar-benar mampu mengerjakan apa yang harus dikerjakan dalam belajar.

C. Kesulitan Belajar Bahasa Indonesia

Menurut tim instruktur BK DIY(1997:19) kesulitan belajar adalah :

Suatu kondisi dalam proses belajar yang ditandai oleh adanya hambatan-hambatan tertentu dalam mencapai hasil belajar yang optimal. Hambatan-hambatan itu mungkin disadari mungkin juga tidak disadari oleh orang yang mengalaminya, dapat bersifat psikologis, sosiologis, ataupun fisiologis dalam keseluruhan proses belajar.

Kesulitan belajar siswa menunjuk pada suatu keadaan yang menandakan siswa tidak lancar dalam belajar. Ketidak lancaran kegiatan belajar siswa dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu faktor kemampuan siswa, faktor lingkungan belajar, faktor kebiasaan berbahasa di masyarakat.

1. Faktor Kemampuan Siswa a. Pengindraan

(25)

b. Perhatian

Perhatian merupakan cara seseorang dalam memfokuskan diri pada satu objek. Dalam kegiatan belajar perhatian pada suatu bahan /materi yang dipelajari sangat penting. Perhatian dengan sungguh-sungguh terhadap meteri pelajaran membantu siswa untuk dapat mengerti dan memahami materi yang sedang dipelajarinya. Perhatian membantu siswa untuk dapat memahami, mengerti, dan mengetahui bagian-bagian materi yang sulit dan perlu dipertanyakan. Dan sebaliknya siswa yang tidak memperhatikan materi yang sedang diajarkan oleh guru dan yang dipelajarinya sendiri dapat menjadi penyebab siswa mengalami kesulitan dalam kegiatan belajarnya.

Untuk dapat menjamin hasil belajar yang baik, maka siswa harus mempunyai perhatian terhadap bahan yang dipelajarinya, jika tidak memperhatikan bahan pelajaran maka siswa akan mengalami kesulitan untuk memahami bahan pelajaran tersebut.

c. Minat

Hilgard (Slameto:1988) memberikan rumusan tentang minat adalah sebagai berikut: “Interes is persisting tendency to pay attention to and enjoy some activity or content”.

(26)

Siswa yang kurang memiliki minat dalam belajar mata pelajaran tertentu, ia tidak tertarik dengan bahan pelajarannya dan ia segan-segan belajar, ia tidak memperoleh kepuasan dari pelajaran itu.

d. Kemampuan mengingat

Semua siswa memiliki memori, memori berperanan untuk menyimpan materi atau bahan pelajaran yang dipelajarinya. Kemapuan mengingat untuk setiap siswa berbeda-beda; ada siswa yang mudah mengingat materi yang sudah dipelajarinya ada pula siswa yang mengalami kesuliatan didalam mempelajari materi.

2. Lingkungan Belajar

a. Lingkungan belajar di sekolah

(27)

b. Lingkungan belajar di dalam keluarga

Keluarga merupakan lingkungan belajar pertama yang memberikan pengaruh besar terhadap perkembangan belajar anak. Anak pertama kali mengalami proses sosialisasi dengan keluarga. Proses sosialisasi anak salah satunya nampak dalam cara berbahasa. Pada umumnya mereka meniru cara berbahasa orang tua dan orang dewasa lainnya yang bergaul dengan mereka.

Suasana rumahpun dapat berpengaruh dalam kegiatan belajar anak. Suasaan rumah yang gaduh/ramai dan semrawut tidak akan memberikan ketenangan pada anak yang sedang melakukan kegiatan belajar. Suasaan tersebut dapat terjadi pada keluarga yang besar. Suasana rumah yang tegang, ribut dan sering terjadi cekcok, pertengkaran antara anggota keluarga akan berakibat anak menjadi bosan di rumah, suka keluar rumah. Akibatnya kegiatan belajar anak terganggu. Suasana rumah yang tenang dan tentram akan mendukung anak dalam belajar.

c. Lingkungan belajar di masyarakat

(28)

Proses sosialisasi anak berbahasa juga melalui media elektronik (tv, radio), media cetak. Hal ini memberikan pengaruh terhadap perkembangan bahasa anak. Teman bergaul juga mempunyai pengaruh yang besar. Anak berkomunikasi dengan teman bergaulnya dan bahasa yang digunakan sehari-hari sebagai alat komunikasi dengan teman akan menjadi sebuah kebiasaan. Kebiasaan itulah yang dapat berpengaruh dalam kegiatan anak belajar bahasa.

3. Faktor jenis kelamin

(29)

karena itu tingkat kesulitan yang hadapi antara laki-laki dan perempuan dalam belajar bahasa jelas berbeda. Landasan teori inilah yang mendasari penelitian tingkat kesulitan kegiatan belajar dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia berdasarkan jenis kelamin.

D. Bimbingan Belajar

Bimbingan belajar adalah pelayanan bimbingan konseling yang membantu siswa dalam mengembangkan diri, sikap dan cara belajar yang baik (Najib:1995). Bimbingan dalam belajar Bahasa Indonesia itu, bisa dilakukan dengan membantu siswa untuk belajar cara mempelajari teks (sumber tertulis) dengan menggunakan metode SQ3R, metode SQ3R yang dikemukakan oleh Francis P. Robinson, 1961, dari Ohio State University, merupakan metode yang digunakan untuk mempelajari bahan-bahan tertulis (buku, dll) dalam bentuk belajar mandiri (independent study).

Langkah-langkah penggunaan buku teks sebagai berikut : 1. Langkah orientasi (Survey / S).

(30)

Bagian yang harus diamati oleh siswa dalam suatu judul adalah : a. Bagian-bagian menurut nomer urut.

b. Kesimpulan dan rangkuman. c. Gambar dan grafik.

d. Daftar kata-kata yang sering dicantumkan pada akhir judul. 2. Langkah bertanya (Question / Q)

Siswa mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang didasarkan pada hasil orientsi. Jawaban pertanyaan-pertanyaan ini akan dicari lebih lanjut. Pertanyaan dirumuskan dalam bentuk kalimat tanya mengenai tiap-tiap bagian dari judul tersebut. Cara ini membutuhkan waktu dan perhatian. Oleh karena itu ada banyak orang cenderung mengabaikannya. Kekeliruan ini harus diperbaiki, sebab kegiatan yang disadari terletak terutama pada “apa yang dihadapi dan bagaimana cara menyelesaikannya?” Pertanyaan-pertanyaan dirumuskan secara tertulis dan dipusatkan secara berurutan mengikuti bagian-bagian bahan tertulis itu.

3. Langkah membaca (Read / R)

(31)

4. Langkah merumuskan (Recite / R)

Siswa merumuskan kembali dalam bahasa sendiri. Disini terletak makna “mereproduksi”. Dengan langkah ini siswa dibiasakan bertanggung jawab atas apa yang ia baca. Apa yang diketahui siswa benar atau tidak dilihat dari isi bacaan. Pengetahuan dan pengertian siswa terhadap isi bahan menjadi jelas dan tegas. Jika ada kesalahan, maka dengan mudah dan cepat dapat diperbaiki. Hendaknya merumuskan dengan menggunakan kata-kata, pemahaman sendiri. Jangan menurun dari buku. 5. Langkah merangkum (Review / R)

Siswa merangkum atau memadukan semua yang sudah dirumuskan menjadi satu keseluruhan. Siswa memperdalam pengetahuan dan pengertiannya terutama tentang hubungan-hubungan isi bahan satu sama lain; juga dengan pengetahuan dan pengertian yang sudah dimiliki sebelumnya ( Singer and Donlan,1980:77-78).

Bimbingan belajar yang diberikan adalah bimbingan dengan cara memberikan petunjuk mengenai metode belajar dengan menggunakan teks tertulis yaitu metode SQ3R (Survey/S, Question/Q, Read/R, Recite/R, Review/R). Bimbingan dilakukan dengan cara membentuk kelompok, setiap

(32)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Dalam bab ini dibahas jenis penelitian, Populasi dan sample penelitian, alat pengumpul data, Teknik analisis data, dan Pengumpulan data.

A. Jenis Penelitian

Jenis Penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan metode survei. Dalam penelitian survei, informasi dikumpulkan dari responden dengan menggunakan suatu kuesioner (Singarimbun dan Effendi, 1989). Penelitian deskriptif dirancang untuk memperoleh informasi tentang suatu gejala pada saat penelitian dilakukan (Furchan, 1982:415). Sejalan dengan itu, Sudjana dan Ibrahim (1989) mendefinisikan penelitian deskriptif adalah “ penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, kejadian, pada saat sekarang”.

B. Populasi dan Sampel Penelitian

(33)

mengambil 10 sampai 20 persen dari populasi yang dapat dijangkau (Furchan,1982). Jumlah siswa yang terlibat dalam penelitian telah mewakili jumlah siswa yang ada. Populasi dan sampel penelitian adalah sebagai berikut: Tabel I. Daftar jumlah sampel penelitian SMU Bopkri II Yogyakarta tahun

ajaran 2003/2004

Jumlah siswa yang direncanaka untuk diteliti

Jumlah siswa yang hadir pada saat penelitian Kelas

putra putri Jumlah putra putri Jumlah

IIA 20 16 36 18 16 34

IIB 20 15 35 18 15 33

IIC 21 13 34 17 12 29

IID 21 13 34 20 13 33

IIE 25 10 35 14 7 21

IIF 21 13 34 21 13 34

IIG 16 17 33 14 12 26

IIH 16 17 33 15 13 28

Total 160 114 274 137 101 238

C. Alat Pengumpul Data

1. Kuesioner Kesulitan Kegiatan Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran Bahasa Indonesia

Alat pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner kesulitan kegiatan belajar dalam mata pelajaran Bahasa

(34)

petunjuk dan yang ketiga pertanyaan-pertanyaan tentang kegiatan belajar di rumah dan kegiatan belajar di sekolah. Kuesioner ini terdiri atas 52 item pertanyaan sebagai berikut :

Tabel 2. Isi kuesioner

No Item No Aspek

Positif Negatif Kegiatan belajar di rumah

a. Kegiatan membaca 4,11,15,20,33,22, 37

b. Kegiatan menulis 5,12,16,23,28,30 c. Kegiatan meringkas 6,13,17,21,24 d. Kegiataan menghafal 7,8,9,18,25,31 e. Kegiataan mengingat 10,14,19,26,32 f. Kegiataan mendengarkan 27,29

g. Kegiataan berbicara 35,36 h. Mencari kata-kata dalam kamus 34 i. Jadwal belajar di rumah 1,2,3 Kegiatan balajar di sekolah

a. Kegiataan mendengarkan 38 b. Kegiataan mencatat 39,42 c. Kegiataan bertanya 40,41 d. Kegiataan membaca 43 e. Kegiataan membuat ringkasan 48 f. Kegiataan menghafal 49 g. Kegiataan mengingat 5 h. h. Memanfaatkan perpustakaan 44

i. Kegiataan mempelajari materi yang sulit

45 j. Mempersiapkan diri

menghadapi ujian

56 47,51

k. Melihat pekerjaan teman 52

1

2

(35)

2. Skoring

Skoring item kuesioner dilakukan sebagai berikut:

Item positif di beri skor : Selalu : 4, Banyak Kali : 3, Kadang-Kadang : 2, Tidak Pernah : 1

Item negatif diberi skor : Selalu : 1, Banyak Kali : 2, Kadang-Kadang : 3, Tidak Pernah : 4

Item positif adalah pernyataan yang berisi tentang kegiatan belajar yang diharapkan sedangkan item negatif adalah pernyataan yang berisi tentang kegiatan belajar yang keliru/tidak diharapkan.

3. Kategori tingkat kesulitan kegiatan belajar

Skor yang termasuk kesulitan rendah dalam kegiatan belajar mata pelajaran Bahasa Indonesia adalah skor sama dengan atau skor diatas mean sedangkan skor yang termasuk kesulitan tinggi dalam kegiatan belajar mata pelajaran bahasa Indonesia adalah skor di bawah mean.

D. Teknik Analisis Data

1. Reliabilitas dan Validitas

Instrumen yang telah disusun untuk penelitian, Perlu diketahui terlebih dahulu validitas dan reliabilitasnya sebelum digunakan.

a. Reliabilitas

(36)

reliabilitasnya adalah metode belah dua (split-halp method). Pengujian reliabilitas instrumen dengan rumus sebagai berikut :

Langkah 1 : Menghitung koefisien korelasi skor item ganjil dan genap dengan teknik korelasi Product-Moment dari Pearson, dengan rumus :

}

Langkah 2 : Perhitungan korelasi belahan ganjil genap kuesioner kesulitan kegiatan belajar dalam mata pelajaran bahasa Indonesia dengan rumus Spearman Brown

rtt=

Keterangan : rtt : Koefisien reliabilitas rgg : Koefisien ganjil genap

1) Perhitungan reliabilitas hasil uji coba penelitian kuesioner kesulitan kegiatan belajar dalam mata pelajaran bahasa Indonesia adalah sebagai berikut:

(37)

(38)

2105779944

Validitas menunjuk pada “sejauh mana suatu alat mampu mengukur apa yang sebenarnya diukur oleh alat tersebut” (Furchan,1982:281). Validitas suatu alat selalu bergantung kepada situasi dan tujuan khusus peggunaan alat yang bersangkutan. Suatu alat yang valid untuk suatu situasi mungkin tidak valid untuk situasi yang lain (Furchan,1982:282).

Rumus Validitas yaitu :

rt = rtt

Keterangan : rt : koefisin validitas

rtt : koefisien reliabilitas

1) Perhitungan validitas hasil uji coba kuesioner kesulitan kegiatan belajar Bahasa Indonesia

rt = 0,75

(39)

2) Perhitungan Validitas hasil penelitian kuesioner kesulitan kegiatan belajar Bahasa indonesia.

rt = 0,85

rt = 920,

Garret (1967) mengemukakan suatu deskripsi tentang penafsiran koefisien korelasi sebagai berikut :

Tabel 3: Klasifikasi koefisien korelasi suatu alat tes suatu alat ukur. Koefisien korelasi Klasifikasi

±0,70- ±1,00

±0,40- ± 0,70

±0,20- ± 0,40 0,00- ± 0,20

Tinggi – sangat tinggi Cukup

Rendah

Tidak ada atau sangat rendah

Hasil penelitian uji coba dan penelitian ini menunjukan koefisien reliabilitas dan koefisien validitas penelitian kuesioner kesulitan kegiatan belajar Bahasa Indonesia sebagai berikut :

Tabel 4: Koefisien korelasi reliabilitas dan validitas hasil uji coba dan penelitian kuesioner kesulitan kegiatan belajar dalam mata pelajaran bahasa Indonesia:

Koefisien Uji coba Penelitian

Reliabilitas 0,75 0,85

(40)

2. Uji Hipotesis : Chi-Kuadrat

Chi-Kuadrat adalah suatu teknik statistik yang memungkinkan peneliti menilai probabilitas perbedaan frekuensi yang nyata dengan frekuensi yang diharapkan dalam kategori-kategori tertentu sebagai akibat kesalahan sampling (Hadi,1966). Rumus Chi-Kuadrat yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

)

Keterangan rumus :

χ2 = Chi –Kuadrat

N = Jumlah siswa

a, b, c, dan d = Frekuensi dalam tiap sel dalam tabel 2x2

Angka derajat kebebasan adalah jumlah pengamatan yang dapat berubah-ubah di sekitar parameter konstant (Furchan,1982). Rumus derajat kebebasan adalah :

Df = (C-1)(R-1) Keterangan rumus :

Df = Jumlah derajat bebas C = Jumlah Kolom R = Jumlah baris

(41)

E. Pengumpulan Data

1. Uji coba

Uji coba dilaksanakan tanggal 20 April 2003, pada siswa kelas II SMU Bopkri II Yogyakarta dengan jumlah siswa 40. uji coba penelitian dapat terlaksana dengan baik, dimana siswa mengerjakan kuesioner dalam suasana yang tenang dan peneliti menganggap siswa benar-benar mengerjakan kuesioner dengan baik. Hasil uji coba diolah untuk mengetahui reliabilitas dan validitas kuesioner kesulitan kegiatan belajar Bahasa Indonesia.

2. Jadwal pengumpulan data

Pengumpulan data penelitian dilakukan oleh peneliti dengan seorang teman. Peneliti mendapatkan izin penelitian dari kepala sekolah. Peneliti mengadakan penelitian dengan cara mengikuti jadwal bimbingan kelas II. Adapun jadwal pelaksanaan pengumpulan data penelitian setiap kelas disajikan dalam tabel berikut :

Tabel 5: Jadwal pengumpulan data penelitian Kelas Tanggal Pengisian Data Waktu

Pengumpulan Data

(42)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini memuat deskripsi kesulitan kegiatan belajar siswa dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia, pembahasan hasil penelitian dan bimbingan belajar.

A. Tingkat Kesulitankegiatan belajar siswa dalam mata pelajaran bahasa

Indonesia.

Deskripsi kesulitan kegiatan belajar adalah gambaran tentang kesulitan kegiatan belajar. Penelitian ini mengenai kesulitan kegiatan belajar dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia. Hal-hal yang akan dibahas adalah sampel penelitian, tingkat kesulitan kegiatan belajar siswa dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia secara keseluruhan, perbedaan tingkat kesulitan kegiatan belajar antara siswa putra dan putri dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia. 1. Sampel Penelitian

(43)

Tabel 6 . Data sampel penelitian SMU Bopkri II Yogyakarta Kelas II Tahun Ajaran 2003/2004

Jumlah Sampel Penelitian Kelas

2. Tingkat Kesulitan Kegiatan belajar dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia.

Nilai rata-rata hitung tingkat kesulitan kegiatan belajar dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia sebesar 105. Skor 105 ke atas termasuk kategori kesulitan rendah dalam kegiatan belajar mata pelajaran Bahasa Indonesia, dan skor di bawah 105 termasuk kategori kesulitan kegiatan belajar tinggi dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia. Jumlah siswa yang mengalami kesulitan kegiatan belajar dalam mata pelajaran bahasa Indonesia disajikan dalam tabel berikut :

Tabel 7 : Tingkat kesulitan Kegiataan belajar dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia SMU Bopkri II Yogyakarta kelas II tahun ajaran 2003/2004.

Kesulitan Kegiatan Belajar Bahasa Indonesia

Rendah Tinggi Total

(44)

Keterangan : N : Jumlah Siswa

Berdasarkan data ini disimpulkan bahwa jumlah siswa yang mengalami kesulitan rendah dalam kegiatan belajar mata pelajaran Bahasa Indonesia lebih banyak dari pada jumlah siswa yang mengalami kesulitan tinggi dalam kegiatan belajar mata pelajaran Bahasa Indonesia.

3. Tingkat kesulitan dalam kegiatan belajar mata pelajaran Bahasa Indonesia berdasarkan jenis kelamin.

Kesulitan kegiatan belajar siswa dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia baik kategori tinggi maupun kategori rendah dibedakan berdasarkan jenis kelamin siswa. Data hasil penelitian dapat dilihat dalam tabel 8.

Tabel 8. Tingkat kesulitan kegiatan belajar dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia para siswa kelas II berdasarkan jenis kelamin. SMU Bopkri II Yogyakarta tahun ajaran 2003/2004

Kesulitan kegiatan belajar Jenis Kelamin

Rendah Tinggi Total

Putera 82(34,45%) 55(23,11%) 137(57,56%) Puteri 62(26,05%) 39(16,39%) 101(42,44%)

Total 144(60,50%) 94(39,50%) 238(100%)

(45)

dalam kegiatan belajar mata pelajaran Bahasa Indonesia lebih banyak daripada jumlah siswa putri yang mengalami kesulitan tinggi dalam kegiatan belajar mata pelajaran Bahasa Indonesia.

4. Penegasan Hipotesis Statistik dan Hipotesis Nol

Hipotesis Penelitian: Ada perbedaan tingkat kesulitan kegiatan belajar dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia berdasarkan jenis kelamin.

Hipotesis statistik: Ada perbedaan jumlah siswa dalam tingkat kesulitan kegiatan belajar dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia berdasarkan jenis kelamin.

Hipotesis Nol: Tidak ada perbedaan jumlah siswa dalam tingkat kesulitan kegiatan belajar dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia berdasarkan jenis kelamin.

Tabel 9. Tingkat kesulitan kegiatan belajar dalam Mata Pelajaran Bahasa Indonesia kelas II berdasarkan jenis kelamin

SMU Bopkri II Yogyakarta tahun ajaran 2003/2004 Tingkat

kesulitan Jenis Kelamin

Rendah Tinggi Total Putera a. 82

Perhitungan perbedaan frekuensi dengan menggunakan rumus Chi-Kuadrat, yaitu :

(46)

Keterangan rumus :

2

χ = Chi-Kuadrat

N = Jumlah seluruh subjek a = Jumlah pada kolom 1 baris 1

Hasil perhitungan nilai Chi-kuadrat sebesar 0,57 dengan df=1 atas

dasar taraf signifikansi 5%, lebih kecil dari pada nilai 3,841. Berarti

tidak ada perbedaan jumlah siswa dalam tingkat kesulitan kegiatan belajar mata pelajaran Bahasa Indonesia berdasarkan jenis kelamin. Hipotesis nol diterima dan hipotesis penelitian ditolak.

(47)

B. Pembahasan Hasil

Hasil penelitian ini adalah (1) secara keseluruhan jumlah siswa yang mengalami tingkat kesulitan rendah dalam kegiatan belajar mata pelajaran Bahasa Indonesia lebih banyak daripada jumlah siswa yang mengalami tingkat kesulitan tinggi dan (2) jumlah siswa putra yang mengalami tingkat kesulitan kegiatan belajar rendah dalam kegiatan belajar mata pelajaran Bahasa Indonesia lebih banyak daripada jumlah siswa putra yang mengalami kesulitan tinggi dalam kegiatan belajar mata pelajaran Bahasa Indonesia serta (3) jumlah siswa putri yang mengalami tingkat kesulitan rendah dalam kegiatan belajar mata pelajaran Bahasa Indonesia lebih banyak daripada jumlah siswa putri yang mengalami tingkat kesulitan tinggi dalam kegiatan belajar mata pelajaran Bahasa Indonesia

(48)

berupa bahan cetak seperti buku pelajaran, majalah, surat kabar; sumber belajar yang lain yaitu masyarakat

Siswa yang melaksanakan kegiatan belajar dengan baik kemungkinan kecil mengalami kesulitan dalam kegiatan belajar, sebaliknya siswa yang kurang baik melakukan kegiatan belajar kemungkinan besar mengalami kesulitan dalam kegiatan belajar. Ada siswa yang mengalami kesulitan dalam kegiatan belajar walupun hanya sebagian kecil, dan siswa yang mengalami kesulitan ini perlu mendapatkan perhatian dari guru mata pelajaran maupun dari guru pembimbing. Adanya bimbingan belajar untuk dapat membantu siswa yang sedang mengalami kesulitan dalam kegiatan belajar.

(49)

C. Bimbingan Belajar

Bimbingan belajar adalah suatu usaha yang membantu siswa dalam memahami diri dan lingkungannya sehingga siswa dapat menyesuaikan diri dengan baik dalam suasana belajar yaitu lebih teratur dan kontinyu melakukan kegiatan belajar.

Kegiatan bimbingan belajar secara umum dilakukan oleh guru pembimbing, namun guru mata pelajaran juga bisa melaksanakan bimbingan belajar. Bimbingan belajar yang diberikan oleh guru pembimbing lebih menekankan pemahaman siswa akan belajar, sikap belajar dan cara belajar siswa dalam setiap mata pelajaran. Sedangkan bimbingan belajar yang dilakukan oleh guru mata pelajaran lebih menekankan pada cara siswa mengolah bahan mata pelajaran.

Bimbingan belajar siswa yang sedang mengalami kesulitan didalam kegiatan belajar dalam mata pelajaran dapat dilakukan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan. Materi bimbingan terutama mengenai cara mempelajari teks (sumber tertulis) dengan menerapkan metode SQ3R (Survey/S, Question/Q, Read/R, Recite/R, Review/R. Metode SQ3R yang dikemukakan

oleh P. Robinson, 1961, dari Ohio State University, merupakan metode yang digunakan untuk mempelajari bahan tertulis (buku, dll) dalam bentuk belajar mandiri (Independen study) baik di rumah maupun di sekolah.

(50)

menguasai metode belajar tersebut. Metode SQ3R tidak hanya diterapkan dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia tetapi dapat diterapkan dalam semua mata pelajaran.

Dalam proses belajar di sekolah maupun di rumah biasanya ada siswa yang mengalami hambatan dalam kegiatan belajarnya. Secara individual siswa dibantu dengan cara memberikan layanan bimbingan belajar sesuai dengan masalah yang sedang dihadapinya. Dengan memberikan layanan bimbingan akademik secara individual maupun kelompok kepada siswa yang sedang menghadapi kesulitan/hambatan dalam kegiatan belajarnya, diharapkan siswa akan segera dapat mengatasi kesulitan /hambatan tersebut.

Dalam kegiatan belajar antara siswa putra dan siswa putri diperlakukan sama. Siswa putra dan siswa putri sama-sama memperoleh bimbingan dari guru dan selanjutnya masing-masing siswa berusaha melakukan kegiatan belajar. Siswa yang melakukan kegiatan belajar dengan baik yaitu siswa yang belajar secara teratur dan bertahap. Kemungkinan kecil ia akan mengalami kesulitan dalam belajar. Sebaliknya siswa yang melakukan kegiatan belajar dengan kurang baik yaitu siswa yang dalam belajar tidak teratur, malas membaca buku-buku pelajaran kemungkinan besar akan mengalami hambatan/kesulitan dalam kegiatan belajar.

(51)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Dalam bab ini memuat kesimpulan dan saran mengenai pelayanan bimbingan belajar di SMU Bopkri II Yogyakarta tahun ajaran 2003/2004.

A. Kesimpulan

Hasil penelitian mengenai kesulitan kegiatan belajar dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas II SMU Bopkri II Yogyakarta tahun ajaran 2003/2004 adalah sebagai berikut :

1. Gambaran umum

a. Jumlah siswa yang mengalami tingkat kesulitan rendah lebih banyak daripada jumlah siswa mengalami tingkat kesulitan tinggi dalam kegiatan belajar mata pelajaran Bahasa Indonesia.

b. Tingkat kesulitan kegiatan belajar siswa dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia tidak bergantung pada jenis kelamin siswa.

2. Hasil pengujian hipotesis

Tidak ada perbedaan tingkat kesulitan kegiatan belajar dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia antara siswa putra dan siswa putri. kegiatan belajar itu bergantung pada masing-masing individu. Siswa yang melaksanakan kegiatan belajar dengan baik akan lebih kecil kemungkinan mengalami kesulitan, sedangkan siswa yang kurang melaksanakan

(52)

kegiatan belajar dengan baik kemungkinan besar mengalami kesulitan dalam belajar.

Layanan bimbingan belajar secara individual maupun kelompok bagi siswa yang mengalami kesulitan/hambatan dalam kegiatan belajar bertujuan agar siswa akan segera dapat mengatasi kesulitan /hambatan dalam kegiatan belajar baik di sekolah maupun di rumah.

B. Saran-Saran

Berdasarkan hasil penelitian mengenai tingkat kesulitan kegiatan belajar siswa dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia dikemukakan beberapa saran yang berikut :

1. Kegiatan sekolah, khususnya kegiatan bimbingan dan konseling terus dikembangkan dengan kerjasama yang baik antara guru pembimbing dengan kepala sekolah, wakil kepala sekolah dan staf-staf pengajar yang lain, demi perkembangan siswa.

2. Kegiatan belajar para siswa SMU Bopkri II, umumnya baik dan perlu dikembangkan,

3. Siswa diharapkan untuk terus melatih ketrampilan belajar, seperti yang telah dikemukakan dalam bab III, yaitu dengan menerapkan metode SQ3R dalam kegiatan belajar karena metode SQ3R dapat diterapkan untuk semua bidang mata pelajaran.

(53)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, H. Abu dan Widodo.(1991). Psikologi Belajar. Jakarta : Rineka Cipta.

Depdikbid.(1995). Kurikulum sekolah Menengah (GBPP); Mata Pelajaran Bahasa Indonesia. Jakarta.

Fuad Hasan.(1989). Undang-Undang Republik Sistim Pendidikan Nasional. Jakarta : Cv Eko Jaya.

Furchan, Arief.(1982). Pengantar Penelitian Dan Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional.

Garet, Hendri.(1976). Statistik in Psychology and Education. London: Longmas, Green and Co.

Hurlock, Elizabeth B.(1980). Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta: Erlangga

Hurlock, Elizabeth B.(1997). Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga

Masidjo.(1995). Penilaian Pencapaian Hasil Belajar Siswa di Sekolah. Yogyakarta: Kanisius.

Najib, Aminudin.(1995). Layanan Bimbingan dan Konseling di sekolah berdasarkan kurikulum 1994.

Oemar, Hamalik N.(1983). Metode Belajar dan Kesulitan Belajar. Bandung Pringgawidagda, Suwarno.(2002). Strategi Penguasaan Berbahasa.

Yogyakarta : Adicita Karya Nusa.

Singarimbun dan Effendi.(1989). Metode Penelitian Survei. Jakarta : LP3ES.

Singer Harry dan Donland.(1980). Reading And Learning From Text. Boston Toronto : Little, Brown and Company.

Slameto, Drs.(1988). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta : Bina Aksara.

Sudjana dan Ibrahim.(1989). Penelitian dan Penilaian Pendidikan.Bandung : Sinar Baru.

(54)

The Liang Gei.(1994). Cara Belajar yang Efektif I. Yogyakarta : Liberty. Tim Instruktur BK DIY.(1997). Bahan Penelitian Bimbingan dan Konseling

Gambar

Tabel I. Daftar jumlah sampel penelitian SMU Bopkri II Yogyakarta tahun ajaran 2003/2004
Tabel 2. Isi kuesioner
Tabel 3:  Klasifikasi koefisien korelasi suatu alat tes suatu alat ukur.
Tabel 5: Jadwal pengumpulan data penelitian
+4

Referensi

Dokumen terkait

Berita Terkait Pembunuhan Korea Waker dan Pembunuhan Beruntun di Kota Timika Serta Konflik Lainnya. Seorang Warga Ditemukan Tewas di

Hasil analisis korelasi menunjukkan adanya hubungan positif yang sangat kuat antara perbandingan kosentrasi molase : amonium nitrat pada medium produksi dengan persentase

tersebut terlebih dulu, agar dapat menemukan topik atau tema penelitian yang jauh.. lebih menarik dan fresh , mengingat penelitian framing sudah

15 yang menyatakan bahwa pemegang saham pengendali adalah pihak yang memiliki saham atau efek yang bersifat ekuitas sebesar 20% atau lebih (Yuniasih dkk, 2011: 10). 3) Perusahaan

Demikian diumumkan untuk diketahui atas kerja sama yang baik diucapkan terima kasih. Sarolangun, 01

mereka lewat kepercayaan adalah cara yang mampu. membawa mereka bekerja sama untuk mentas

Gejala kerusakan pada akar lada yang diinokulasi dengan Fusarium solani dan Meloidogyne incognita pada berbagai kombinasi perlakuan; tanda panah menunjukkan gejala puru akar

Hal ini dikarenakan bahwa dalam Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Korupsi dikatakan bahwa Badan Pemeriksa Keuangan termasuk