• Tidak ada hasil yang ditemukan

Review RPIJM Kabupaten Lamandau 2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Review RPIJM Kabupaten Lamandau 2014"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

i

Kata Pengantar

Pada era desentralisasi saat ini, Pemerintah Kabupaten Lamandau perlu

meningkatkan komitmennya dalam pengembangan infrastruktur bidang Cipta Karya. Sesuai

dengan tugasnya, Dinas Pekerjaan Umum Bidang Keciptakaryaan Kabupaten Lamandau

perlu menyiapkan perencanaan program bidang Cipta Karya.

Sesuai pengarahan dari pihak Dinas Pekerjaan Umum bidang Cipta Karya Kabupaten

Lamandau dan Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Kalimantan Tengah, isi dari Laporan Akhir ini

sudah berbentuk Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah

(RPI2-JM) Bidang Cipta Karya, dimana perbedaan mendasar antara RPIJM dengan RPI2-JM

adalah pada RPI2-JM lebih mengacu pada rencana tata ruang dan kebijakan skala nasional,

provinsi, dan kabupaten kota, jadi tidak bersifat sektoral lagi. Untuk itu RPI2-JM Bidang Cipta

Karya Kabupaten Lamandau disusun dengan mengintegrasikan berbagai dokumen

peren-canaan spasial maupun sektoral, mulai dari tingkat pusat, provinsi, hingga kabupaten.

Terakhir kami ingin menghaturkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah

membantu kami sehingga Laporan Akhir RPIJM Kabupaten Lamandau Bidang

Keciptakaryaan tahun 2014 ini dapat terselesaikan. Semoga dapat bermanfaat bagi kita

semua.

Nanga Bulik, Juli 2014

(2)

ii

1.3 Prinsip Penyusunan RPI2-JM I-2

1.4 Mekanisme Penyusunan dan Penilaian RPI2-JM I-3

1.4.1 Hubungan Kerja Penyusunan RPI2-JM I-3

1.4.2 Langkah Penyusunan RPI2-JM I-4

1.4.3 Penilaian Kelayakan RPI2-JM 1-4

BAB II ARAHAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN BIDANG CIPTA KARYA

2.1 Konsep Perencanaan dan Pelaksanaan Program Ditjen Cipta Karya II-1

2.2 Amanat Pembangunan Nasional Terkait Bidang Cipta Karya II-2

2.2.1 RPJP Nasioanal 2005-2025 II-2

2.2.2 RPJM Nasional 2010-2014 II-3

2.2.3 Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) II-3

2.2.4 Masterplan Percepatan dan Perluasan Penanggulangan Kemiskinan Indonesia (MP3KI) II-4

2.2.5 Kawasan Ekonomi Khusus II-4

2.2.6 Direktif Presiden Program Pembangunan Berkeadilan II-5

2.3 Peraturan Perundangan Terkait Bidang PU/CK II-5

2.4 Amanat Internasional II-9

2.4.1 Agenda Habitat II-9

2.4.2 Konferensi Rio+20 II-9

2.4.3 Millenium Development Goals II-10

BAB III ARAHAN STRATEGIS NASIONAL BIDANG CIPTA KARYA UNTUK KABUPATEN/KOTA

3.1 Arahan Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Kalimantan Tengah III-1

3.2 Arahan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Lamandau III-2

3.3 Rencana Penggunaan Lahan III-4

3.3.1 Kawasan Non Budi Daya III-4

(3)

iii

BAB IV PROFIL KABUPATEN /KOTA

4.1 Gambaran Geografis dan Administratif Wilayah IV-1

4.2 Gambaran Demografi IV-2

4.3 Gambaran Topografi IV-4

4.4 Gambaran Geologi dan Geohidrologi IV-4

4.5 Gambaran Klimatologi IV-5

4.6 Gambaran Sosial dan Ekonomi IV-5

4.6.1 Gambaran Sosial IV-5

4.6.2 Gambaran Ekonomi IV-8

4.6.3 Potensi Ekonomi IV-9

4.6.3.1 Industri dan Perdagangan IV-9

4.6.3.2 Pertambangan IV-10

4.6.3.3 Pariwisata IV-11

BAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KABUPATEN/KOTA

5.1 Arahan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Lamandau V-1

5.2 Arahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) V-2

5.3 Arahan Peraturan Daerah Tentang Bangunan Gedung V-5

5.3 Arahan Strategi Sanitasi Kota (SSK) V-6

5.3.1 Kerangka Kerja Pembangunan Sanitasi V-6

5.3.2 Peningkatan Pengelolaan Air Limbah Domestik V-7

5.3.2.1 Sistem On Site V-7

5.3.2.2 Sistem Terpusat (Off Site) V-7

5.3.2.3 Sistem Sanitasi Oleh Masyarakat (SANIMAS) V-8

5.3.3 Peningkatan Pengelolaan Sampah V-10

5.3.4 Peningkatan Pengelolaan Drainase Lingkungan V-12

5.3.5 Promosi Higiene dan Sanitasi (Prohisan) V-13

5.4 Integrasi Strategi Pembangunan Kabupaten/Kota dan Sektor V-13

BAB VI ASPEK TEKNIS PER SEKTOR

6.1 PENGEMBANGAN PERMUKIMAN VI-1

6.1.1 Arahan Kebijakan dan Lingkup Kegiatan Pengembangan Permukiman VI-1

6.1.1.1 Arahan Kebijakan Pengembangan Permukiman VI -1

6.1.1.2 Lingkup Kegiatan Pengembangan Permukiman VI -2

6.1.2 Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan dan Tantangan Pengembangan Permukiman VI -3

6.1.2.1 Isu Strategis Pengembangan Permukiman VI -3

6.1.2.2 Kondisi Eksisting VI -4

(4)

iv

6.1.2.3.1 Permasalahan VI -6

6.1.2.3.1 Tantangan VI -8

6.1.3. Analisis Kebutuhan Pengembangan Permukiman VI -10

6.1.4 Program-Program dan Kriteria Penyiapan, serta Skema Kebijakan Pendanaan Sektor

Pengembangan Permukiman VI -12

6.1.4.1 Program-Program Sektor Pengembangan Permukiman VI -12

6.1.4.2 Kriteria Penyiapan (Readiness Criteria) VI -13

6.1.4.3 Kebijakan Pendanaaan VI -14

6.1.5 Usulan Pembiayaan Pengembangan Permukiman VI -15

6.2 PENATAAN BANGUNAN DAN LINGKUNGAN VI-17

6.2.1 Arahan Kebijakan dan Lingkup Kegiatan Penataan Bangunan dan Lingkungan VI-17

6.2.2 Isu Strategis, Kondisi eksisting, Permasalahan dan Tantangan VI-19

6.2.2.1 Isu Strategis VI-19

6.2.2.2 Kondisi Eksisting VI-20

6.2.2.2.1 Penggunaan Lahan VI-20

6.2.2.2.2 Kepadatan bangunan VI-22

6.2.2.2.3 Kondisi Bangunan VI-22

6.2.2.2.4 Bentuk tampilan bangunan VI-22

6.2.2.2.5 Kemunduran Bangunan VI-22

6.2.2.2.6 Ketinggian Bangunan VI-23

6.2.2.2.7 Peraturan Perundang-Undangan VI-23

6.2.2.3 Permasalahan dan Tantangan VI-24

6.2.3 Analisis Kebutuhan Penataan Bangunan dan Lingkungan VI-26

6.2.4 Program Program dan Kriteria Penyiapan, serta Skema Kebijakan Pendanaan Sektor

Penataan Bangunan dan Lingkungan VI-31

6.2.4.1 Program-Program Kegiatan Penataan Bangunan dan Lingkungan VI-31

6.2.4.2 Kriteria Penyiapan (Readiness Criteria) VI-31

6.2.4.3 Kebijakan Pendanaaan VI-33

6.2.5 Usulan Pembiayaan Penataan Bangunan dan Lingkungan VI-33

6.3. SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM) VI-35

6.3.1 Arahan Kebijakan dan Lingkup Kegiatan VI-35

6.3.2 Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan dan Tantangan VI-37

6.3.2.1 Isu Strategis Pengembangan SPAM VI-37

6.3.2.2 Gambaran Eksisting Pengembangan SPAM VI-37

6.3.2.2.1 Aspek Teknis VI-37

(5)

v

6.3.2.2.3 Kelembagaan VI-39

6.3.2.2.4 Peraturan Perundangan VI-40

6.3.2.2.5 Peran Serta Masyarakat VI-40

6.3.2.3 Permasalahan dan Tantangan Pengembangan SPAM VI-40

6.3.2.3.1 Permasalahan Pengembangan SPAM VI-40

6.3.2.3.1 Tantangan Pengembangan SPAM VI-43

6.3.3 Analisis Kebutuhan Sistem Pengembangan Air Minum VI-44

6.3.4 Program-Program dan Kriteria Penyiapan, serta Skema Kebijakan Pendanaan

Pengembangan Air Minum VI-49

6.3.4.1 Program-Program Pengembangan Drainase VI-49

6.3.4.2 Kriteria Penyiapan (Readiness Criteria) VI-49

6.3.4.3 Kebijakan Pendanaaan VI-51

6.3.5 Usulan Pembiayaan Pengembangan Air Minum VI-52

6.4 PENYEHATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN VI-54

6.4.1 PENGEMBANGAN AIR LIMBAH VI-54

6.4.1.1 Arahan Kebijakan dan Lingkup Kegiatan Air Limbah Permukiman VI-54

6.4.1.1.1 Arahan Kebijakan Kegiatan Air Limbah Permukiman VI-54

6.4.1.1.2 Lingkup Pengelolaan Air Limbah Permukiman VI-54

6.4.1.2 Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan dan Tantangan VI-55

6.4.1.2.1 Isu Strategis Pengembangan Air Limbah Permukiman VI-55

6.4.1.2.2 Kondisi Eksisting Pengembangan Air Limbah Permukiman VI-56

6.4.1.2.2 Permasalahan dan Tantangan Pengembangan Air Limbah VI-56

6.4.1.2.2.1 Identifikasi Permasalahan Air Limbah VI-60

6.4.1.2.2.2 Tantangan dan Peluang Pengembangan Sektor Air Limbah VI-60

6.4.1.3 Analisis Kebutuhan Air Limbah VI-63

6.4.1.4 Program-Program dan Kriteria Penyiapan, serta Skema Kebijakan Pendanaan

Pengemba-ngan Sektor Air Limbah VI-66

6.4.1.4.1 Program-Program Pengembangan Sektor Air Limbah VI-65

6.4.1.4.2 Kriteria Penyiapan (Readiness Criteria) VI-66

6.4.1.4.3 Kebijakan Pendanaaan VI-67

6.4.2. PERSAMPAHAN VI-68

6.4.2.1 Arahan Kebijakan dan Lingkup Kegiatan Pengelolaan Persampahan VI-68

6.4.2.1.1 Arahan Kebijakan Pengolahan Persampahan VI-68

6.4.2.1.2 Lingkup Kegiatan Pengelolaan Persampahan VI-69

6.4.2.2 Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan, dan Tantangan Persampahan VI-70

(6)

vi

6.4.2.2.2 Kondisi Eksisting Pengembangan Persampahan VI-71

6.4.2.2.3 Permasalahan dan Tantangan Pengembangan Persampahan VI-76

6.4.2.2.3.1 Permasalahan Pengembangan Persampahan VI-76

6.4.2.2.3.2. Tantangan Pengembangan Persampahan VI-78

6.4.2.3 Analisis Kebutuhan Pengembangan Persampahan VI-79

6.4.2.4 Program-Program dan Kriteria Penyiapan, serta Skema Kebijakan Pendanaan

Pengemba-ngan Sistem Persampahan VI-84

6.4.2.4.1 Program-Program Pengembangan Sistem Persampahan VI-84

6.4.2.4.2 Kriteria Penyiapan (Readiness Criteria) VI-84

6.4.2.4.3 Kebijakan Pendanaaan VI-84

6.4.3 DRAINASE VI-85

6.4.3.1 Arahan Kebijakan dan Lingkup Kegiatan Pengelolaan Drainase VI-85

6.4.3.1.1 Arahan Kebijakan Pengelolaan Drainase VI-85

6.4.3.1.2 Ruang Lingkup Pengelolaan Drainase VI-85

6.4.3.2 Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan dan Tantangan Drainase VI-86

6.4.3.2.1 Isu Strategis Pengembangan Drainase VI-86

6.4.3.2.2 Kondisi Eksisting Pengembangan Drainase VI-87

6.4.3.2.3 Permasalahan Dan Tantangan Pengembangan Drainase VI-90

6.4.3.2.3.1 Permasalahan Drainase VI-90

6.4.3.2.3.2 Tantangan Pengembangan Drainase VI-93

6.4.3.3 Analisis Kebutuhan Drainase VI-93

6.4.3.4 Program-Program dan Kriteria Penyiapan, serta Skema Kebijakan Pendanaan

Pengemba-ngan Sektor PengembaPengemba-ngan Drainase VI-97

6.4.3.4.1 Program-Program Pengembangan Drainase VI-97

6.4.3.4.2 Kriteria Penyiapan (Readiness Criteria) VI-97

6.4.3.4.3 Kebijakan Pendanaaan VI-98

6.5 Usulan Program Dan Kegiatan VI-98

6.5.1 Usulan Program dan Kegiatan Pengembangan Sanitasi VI-98

6.5.2 Usulan Pembiayaan Pengembangan Sanitasi VI-98

BAB VII KETERPADUAN PROGRAM BERDASARKAN ENTITAS

7.1 Usulan Program di Entitas Regional VII-1

7.2 Usulan Program di Entitas Kabupaten/Kota VII-2

7.3 Usulan Program di Entitas Kawasan VII-3

BAB VIII ASPEK LINGKUNGAN DAN SOSIAL

(7)

vii

8.1.1 Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) VIII-3

8.2 Aspek Sosial VIII-4

8.2.1 Aspek Sosial pada Perencanaan Pembangunan Bidang Cipta Karya VIII-7

8.2.2 Aspek Sosial pada Pelaksanaan Pembangunan Bidang Cipta Karya VIII-9

8.2.3 Aspek Sosial pada Pasca Pelaksanaan Pembangunan Bidang Cipta Karya VIII-10

BAB IX ASPEK PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN BIDANG CIPTA KARYA DI KABUPATEN/KOTA

9.1 Arahan Kebijakan Pembiayaan Bidang Cipta Karya IX-1

9.2 Profil APBD Kabupaten/Kota IX-4

9.3 Profil Investasi Pembangunan Bidang Cipta Karya IX-6

9.3.1 Perkembangan Investasi Pembangunan Cipta Karya IX-6

10.4 Proyeksi dan Rencana Investasi Bidang Cipta Karya IX-7

10.5 Analisis Keterpaduan Strategi Peningkatan Investasi Pembangunan Bidang Cipta Karya IX-7

BAB X ASPEK KELEMBAGAAN KABUPATEN/KOTA

10.1 Arahan Kebijakan Kelembagaan Bidang Cipta Karya X-1

10.2 Kondisi Kelembagaan Saat Ini X-4

10.2.1 Kondisi Keorganisasian Bidang Cipta Karya X-4

10.2.3 Kondisi Ketatalaksanaan Bidang Cipta Karya X-7

BAB XI MATRIKS RENCANA TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA KARYA (RPI2-JM BIDANG CK)

11.1 Matriks Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM)

Bidang Cipta Karya Kabupaten/Kota XI-1

11.2 Matriks Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM)

(8)

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Fungsi dan Peran Kota di Kabupaten Lamandau III-3

Tabel 4.1 Luas Wilayah Kabupaten Lamandau Menurut Kecamatan IV-2

Tabel 4.2 Perkembangan Jumlah Penduduk di Kabupaten Lamandau IV-3

Tabel 4.3 Jumlah Penduduk Miskin Kabupaten Lamandau Tahun 2008-2012 IV-3

Tabel 4.4 Sungai di Kabupaten Lamandau IV-5

Tabel 4.5 Temperatur, Kelembaban dan Curah Hujan di Kabupaten Lamandau IV-5

Tabel 4.6 Mata Pencarian Penduduk Berdasarkan Lapangan Usaha IV-6

Tabel 4.7 Angka Partisipasi Kasar (APK) Menurut Jenjang Pendidikan Kabupaten Lamandau Tahun

2008-2012 IV-7

Tabel 4.8 Perkembangan Jumlah Penduduk Miskin Tahun 2008-2012 IV-8

Tabel 4.9 Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB Tahun 2009 s.d 2012 Atas Dasar Harga Berlaku

Kabupaten Lamandau IV-9

Tabel 5.1 Arahan Draft RTRW Kabupaten Lamandau untuk Bidang Cipta Karya V-1

Tabel 5.2 Matriks identifikasi Rencana Pembangunan Bidang Cipta Karya Kabupaten Lamandau V-14

Tabel 6.1 Isu Strategis Pengembangan Permukiman VI-4

Tabel 6.2. Peraturan Daerah yang terkait dengan Pengembangan Permukiman VI-6

Tabel 6.3 Rumusan Permasalahan dan Tantangan dalam bidang Pengembangan Permukiman VI-9

Tabel 6.4 Usulan dan Prioritas Program Infrastruktur Pengembangan Permukiman VI-13

Tabel 6.5 Usulan Prioritas Kegiatan dan Pembiayaan Pengembangan Permukiman VI-16

Tabel 6.6 Isu Strategis di bidang Penataan Bangunan dan Lingkungan VI-19

Tabel 6.7 Pengunaan lahan di daerah sampel (dalam hektar/persentase dari keseluruhan) VI-20

Tabel 6.8 Perda/Peraturan Terkait Penataan Bangunan dan Lingkungan VI-24

Tabel 6.9 Identifikasi permasalahan dan tantangan sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan VI-25

Tabel 6.10 Usulan dan Prioritas Program Penataan Bangunan dan Lingkungan VI-32

Tabel 6.11 Usulan Prioritas Kegiatan dan Pembiayaan Sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan VI-34

Tabel 6.12 Isu Strategis di bidang Pengembangan SPAM VI-37

Tabel 6.13 Gambaran Umum Sistem Penyediaan dan Pengelolaan Air Minum Sistem Perpipaan

Kabupaten Lamandau VI-38

Tabel 6.14 Gambaran Umum Sistem Penyediaan Air Minum PDAM VI-38

Tabel 6.15 Spesifikasi Reservoir PDAM Lamandau VI-39

Tabel 6.16 Identifikasi Permasalahan Pengembangan SPAM VI-43

Tabel 6.17 Analisis Kebutuhan Sarana Air Bersih Perpipaan di Kabupaten Lamandau VI-45

Tabel 6.18 Analisis Kebutuhan Sarana Air Bersih Non Perpipaan di Kabupaten Lamandau VI-46

Tabel 6.19 Usulan dan Prioritas Program SPAM VI-50

Tabel 6.20 Usulan prioritas kegiatan dan pembiayaan Sektor Sistem Pengembangan Air Minum VI-53

(9)

ix

Tabel 6.22 Parameter Teknis wilayah Kabupaten Lamandau VI-56

Tabel 6.23 Sistem pengelolaan air limbah domestik yang ada di Kabupaten Lamandau VI-57

Tabel 6.24 Sistem prasarana dan sarana air limbah VI-57

Tabel 6.25 Cakupan Pelayanan Air Limbah on-site tahun 2013 Kabupaten Lamandau VI-59

Tabel 6.26 Permasalahan dan Upaya Penanganan Air Limbah Kabupaten Lamandau VI-61

Tabel 6.27 Standar Pelayanan Minimum Air Limbah VI-62

Tabel 6.28 Rekomendasi Penanganan Masalah Pengelolaan Air Limbah VI-64

Tabel 6.29 Usulan dan Prioritas Program Infrastruktur Air Limbah VI-66

Tabel 6.30 Isu Strategis Pengembangan Persampahan VI-70

Tabel 6.32 Sistem Pelayanan Persampahan Saat ini VI-73

Tabel 6.33 Kondisi Eksisting Sarana dan Prasarana Persampahan VI-73

Tabel 6.34 Rekapitulasi Realisasi Pendanaan Persampahan Di Kabupaten Lamandau 2013 Tahun

2008-2012 VI-74

Tabel 6.35 Realisasi dan Potensi Retribusi Sanitasi Komponen Persampahan Di Kabupaten

Lamandau 2013 Tahun 2008-2012 VI-74

Tabel 6.36 Permasalahan dan Upaya Pengembangan Persampahan Kabupaten Lamandau VI-77

Tabel 6.37 Standar Pelayanan Minimum Persampahan VI-78

Tabel 6.38 Prediksi Jumlah Sampah di Kabupaten Lamandau VI-80

Tabel 6.39 Prediksi Penyusutan Volume Sampah dan Volume Sampah Ditimbun di Sel-Sel TPA VI-81

Tabel 6.40 Kriteria Penyiapan (Readiness Criteria) Program Persampahan VI-84

Tabel 6.41 Isu Strategis Pengembangan Drainase VI-86

Tabel 6.42 Rekapitulasi Realisasi Pendanaan Sanitasi per Komponen Drainase Lingkungan Di Kabupaten Lamandau Tahun 2013

VI-89

Tabel 6.43 Permasalahan dan Upaya Pengembangan Persampahan Kabupaten Lamandau VI-92

Tabel 6.44 Standar Pelayanan Minimum Bidang Drainase VI-93

Tabel 6.45 Usulan dan Prioritas Program Drainase VI-97

Tabel 6.46 Usulan Program dan Kegiatan Pengembangan Sanitasi VI-99

Tabel 7.1 Usulan Program di Entitas Kabupaten/Kota VII-1

Tabel 7.2 Usulan Program di Entitas Kawasan VII-2

Tabel 7.3 Usulan Program di Entitas Lingkungan/Komunitas VII-3

Tabel 8.1 Jumlah penduduk miskin per kecamatan VIII-8

Tabel 9.1 Perkembangan Pendapatan Daerah dalam 3 Tahun Terakhir IX-5

Tabel 9.2 Perkembangan Belanja Daerah dalam 3 Tahun Terakhir IX-5

Tabel 9.3 Perkembangan Pembiayaan Daerah Daerah dalam 3 Tahun Terakhir IX-6

Tabel 9.4 Perhitungan Pendanaan Sanitasi oleh APBD Kabupaten Lamandau Tahun 2011 - 2013 IX-6

Tabel 9.5 Proyeksi Penerimaan Keuangan Kabupaten Lamandau IX-7

(10)

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Konsep Perencanaan dan Pelaksanaan Pembangunan Bidang Cipta Karya II-1

Gambar 6.1 Sistem Pengelolaan Sampah di kota Nanga Bulik VI-72

Gambar 6.2 Sistem Organisasi Pengelola Persampahan Kota VI-75

Referensi

Dokumen terkait

singkatan dapat disejajarkan dengan ﻝﺍﺰﺘﺧﻹﺍ /al- `ikhtizāl/ ‘singkatan’ yang juga digunakan sebagai lambang huruf. Dalam bahasa Arab dikenal juga adanya istilah

CSR PT PIM melaksanakan Program Mitra binaan dengan memeberikan pinjaman modal kerja dengan sistem dana bergulir * Program Mitra Binaan memberikan peluang bagi masyarakat untuk

Dari kajian pengembangan material maju, mineral yang berasal dari Daerah aliran Sungai Cimandiri dapat menghasilkan berbagai produk yang bermanfaat, antara lain ultra

Hal ini ditemukan dalam penelitian ini yaitu pada siklus pertama guru belum menguasai kelas dan memahami karakteristik siswa menyebabkan para siswa tidak focus

Sedangkan alih kode ekstern terjadi antara bahasa sendiri (salah satu bahasa atau ragam yang ada dalam repertoire masyarakat tuturnya) dengan bahasa asing..

Apabila disintesiskan maka penelitian hukum empiriss dapat didefenisikan sebagai penelitian hukum yang mengkaji dan menganalisis tentang perilaku individu

Setelah memperhatikan penjelasan guru tentang pertempuran Ambarawa siswa dapat menyebutkan tokoh yang mempertahankan kemerdekaan di Ambarawa.. Melalui diskusi

‘It the company’s personnel department had mainded the letter earlier, I would not have been too late for the interview.. the letter came to