II - 1
2.1. KONDISI FISIK
2.1.1. Geografis dan Administrasi
Kabupaten Magetan terletak di ujung Barat Propinsi Jawa Timur yang berbatasan
langsung dengan Propinsi Jawa Tengah. Kabupaten Magetan berada pada posisi 7
038’30”
LS (Lintang Selatan) dan 111
020’30” BT (Bujur Timur).
Batas-batas administrasi Kabupaten Magetan adalah sebagai berikut :
Sebelah Utara : Kabupaten Ngawi
Sebeleh Timur : Kabupaten Madiun
Sebelah Selatan : Kabupaten Ponorogo (Jawa Timur) dan Kabupaten Wonogiri
(Jawa Tengah)
Sebelah Barat : Kabupaten Karanganyar (Jawa Tengah)
Secara administrasi, Kabupaten Magetan terdiri dari 18 Kecamatan dengan 235
desa. Luas Kabupaten Magetan mencapai 688,85 Km
2. Kecamatan Plaosan merupakan
kecamatan terluas dengan luas 66,09 Km
2sedangkan Kecamatan Karangrejo dengan luas
15,15 Km
2merupakan kecamatan dengan luas terkecil. Berikut tabel pembagian
administrasi Kabupaten Magetan.
Tabel 2.1. Pembagian Administrasi dan Luas Wilayah di Kab. Magetan
II - 2 No Kecamatan Luas (Km2) Jumlah Desa Rukun Warga Rukun Tetangga
16. Karas 35,29 11 39 206
17. Barat 22,71 14 45 204
18. Kartoharjo 25,03 12 51 204
Jumlah 688,85 235 1.035 4.640
II - 4
2.1.2. Fisik Dasar
A.
Topografi
Kondisi topografi Kabupaten Magetan bervariasi, dengan kedudukan terletak pada
ketinggian antara 25 sekitar 100 meter di atas permukaan air laut sekitar 14.334,19 Ha atau
(20,28%); ketinggian antara 100 sampai 500 meter di atas permukaan air laut sekitar
34.078,17 Ha (49,47% dari luas wilayah); sedangkan ketinggian 500 – 1000 meter di atas
permukaan air laut luasnya sekitar 11.206,60 Ha atau (16,27%); ketinggian di atas 1000
meter dpl luasnya 9.255,78 Ha atau (13,44%) dan menunjukkan keadaan yang bervariasi
yaitu kondisi landai sampai kondisi pegunungan. Wilayah yang datar, sebagian besar
terletak di Kecamatan Karangrejo dan Kartoharjo, Maospati, Bendo, Kawedanan, dan
Takeran. Wilayah bergelombang terletak di Kecamatan Panekan dan Poncol. Sedangkan
daerah yang terjal/perbukitan sebagian besar terletak di Kecamatan Plaosan.
B.
Jenis Tanah
Sebagian besar wilayah Kabupaten Magetan terbentuk dari hasil gunung api kwarter
muda yang terdiri dari lereccia, tuff, dan lakiri yang mempunyai lapisan miring dan sejajar
dengan lereng. Sebagian lagi terdiri dari vulkanik, yang merupakan hasil perombakan dari
mineral yang lebih tua, yang terdiri dari lereccia, tuff, pairi, dan lava andesit, yang tersebar di
permukaan dengan komposisi mineral endapan vulkanik berbutir kasar. Jenis tanah yang
ada di Kabupaten Magetan terdiri dari:
Wilayah utara
: grumosol, alluvium dan hidrosol
Wilayah timur
: grumosol, latosol, mediteran, dan alluvium
Wilayah selatan
: mediteran, grumosol, dan andosol
Wilayah barat
: andosol dan latosol
Wilayah tengah
: mediteran dan grumosol
C.
Kemiringan dan Kedalaman Tanah
Berdasarkan kondisi kemiringan tanah, wilayah Kabupaten Magetan terbagi atas :
Kemiringan 0 – 2 % merupakan wilayah datar dengan luas 37.732,01 Ha atau
54,77% dari luas wilayah Kabupaten;
Kemiringan 2 – 15 % merupakan wilayah landai dengan luas 10.199,40 Ha atau
II - 5
Kemiringan 15 – 40 % merupakan wilayah bergelombang dengan luas 8.442,58
Ha atau 12,26% dari luas wilayah Kabupaten;
Kemiringan 40 % merupakan wilayah bergelombang dengan luas wilayah
12.509,47 Ha atau 18,16 % dari luas wilayah Kabupaten.
Sedangkan dari segi kedalaman tanah, maka dominasi efektif tanah kurang dari 30
cm yang tercatat seluas 28.171,46 Ha atau sekitar 40,90 % dari luas wilayah Kabupaten
Magetan dan terletak pada Kecamatan Poncol, Parang, Lembeyan, Kawedanan, Magetan,
Bendo, Plaosan, Panekan, Sukomoro. Sedangkan efektif tanah lebih dari 90 cm luasnya
sekitar 5.027 Ha atau 7,30 % dari luas kabupaten dan terdapat di Kecamatan Takeran,
Sukomoro, Maospati, Kartoharjo, dan Karangrejo.
D.
Klimatologi
Kabupaten Magetan terbagi dalam 2 musim, yaitu musim penghujan dan musim
kemarau. Kabupaten Magetan memiliki iklim tropis dengan suhu antara 18,250C sampai
dengan 31,450C. Curah hujan yang turun mencapai 1.481 – 2.345 mm per tahun di dataran
tinggi dan 876 – 1.551 mm per tahun di dataran rendah. Jumlah hari hujan dan curah hujan
terbanyak jatuh pada bulan Desember dengan rata-rata curah hujan adalah 278 mm/bulan.
Keadaan curah hujan dan hari hujan di Kabupaten Magetan dapat dilihat pada tabel berikut.
II - 6
oleh masyarakat untuk pertanian. Adapun sungai-sungai yang terdapat di Kabupaten
Magetan ada 8 sungai, seperti disajikan pada tabel berikut:
Tabel 2.3. Nama dan Panjang Sungai di Kabupaten Magetan
No Kecamatan Nama Sungai Panjang (Km)
1. Plaosan, Poncol, Magetan, Sukomoro, Benso, Jiwan, Mangunrejo Gandong 138,10 2. Poncol, Plaosan, Magetan, Kawedanan, Takeran Bringin 56,30 3. Sukomoro, Bendo, Maospati, Jiwan, Mangunrejo Semawur 47,10
4. Jiwan, Barat, Kwadungan Ngelang 43,10
5. Maospati, Jiwan, Barat, Kwadungan Ulo 35,00 6. Sukomoro, Karangrejo, Barat, Geneng, Kwadungan Purwodadi 124,60
7. Karangrejo, Barat, Geneng Jungke 27,50
II - 8
2.2. Penggunaan Lahan
Secara umum, penggunaan lahan di Kabupaten Magetan terdiri dari tanah sawah,
dan tanah kering. Luas tanah sawah mencapai 28.297,24 Ha, sedangkan lahan kering
terbagi atas lahan pertanian dengan luas 16.841,27 Ha dan lahan non pertanian dengan
luas 23.746,23 Ha.
Tabel 2.4. Luas Wilayah Menurut Tanah sawah dan Tanah Kering 2011 Tanah kering
No Kecamatan Tanah Sawah Lahan
Pertanian Non Pertanian Jumlah
1. Poncol 647,26 2.850,72 1.632,66 5.130,64
Jumlah 28.297,24 16.841,27 23.746,23 68.884,74
Sumber : Kabupaten Magetan Dalam Angka, 2012
II - 9
Penggunaan lahan pertanian bukan sawah terdiri dari tegal/kebun, perkebunan,
hutan rakyat, kolam dan penggunaan lai. Penggunaan lahan pertanian didominasi oleh
tegal/ kebun dengan luas mencapai 14.105,52 Ha atau sekitar 84% dari keseluruhan
penggunaan lahan pertanian. Penggunaan lahan pertanian berupa tegal/ kebun tersebar di
seluruh wilayah Kabupaten Magetan.
Tabel 2.5. Luas Lahan Pertanian Bukan Sawah Menurut Penggunaanya 2011 No Kecamatan Kebun Tegal/ Perkebunan Rakyat Hutan Kolam Lainnya Jumlah
1. Poncol 2.337,70 - - - 513,02 2.850,72
Sumber : Kabupaten Magetan Dalam Angka, 2012
Gambar 2.2. Grafik Prosentase Luas Lahan Pertanian Bukan Sawah
II - 10
rumah/ bangunan dan halaman dengan luas mencapai 12.145,39 Ha atau sekitar 51% dari
keseluruhan penggunaan lahan non pertanian.
Tabel 2.6. Luas Lahan Non Pertanian Menurut Penggunaanya 2011 No Kecamatan Bangunan Rumah/ Negara Hutan Lainnya Jumlah 1. Poncol 144,68 1.347,80 140,18 1.632,66
Jumlah 12.145,395 8.947,39 2.653,45 23.746,23 Sumber : Kabupaten Magetan Dalam Angka, 2012
II - 12
2.3. Daerah Rawan Bencana Alam
A.
Titik-Titik Lokasi Aliran Lahar
Kabupaten Magetan merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Jawa Timur yang
terletak di kaki Gunung Lawu. Selain itu endapan batuan volkanik Kwarter juga ditempati
oleh gununggunung lain yang berada di Kabupaten Magetan seperti Gunung Lumpang,
Gunung Bulusungsang, Gunung Banyuurip, Gunung Puntukpelok, Gunung Sidoramping,
Gunung Jobolarangan, Gunung Cemoropenganten, sedangkan Gunung Blego dan Gunung
Butak di daerah perbatasan Kabupaten Magetan dengan Kabupaten Wonogiri tepatnya di
Kecamatan Poncol. Keberadaan Gunung Bancak dan Gunung Bungkuk di Kecamatan
Parang mewakili batuan gunung api pada jaman Tersier. Gunung Lawu merupakan jenis
gunungapi Kwarter yang sudah tidak aktif atau dalam fase istirahat. Oleh sebab itu, bahaya
yang dapat ditimbulkan dengan keberadaan gununggunung tersebut adalah aliran lahar.
Aliran lahar merupakan hasil rombakan batuan dan tanah yang berasal dari gunungapi
tersebut. Bahan rombakan tersebut diangkut ke bawah melalui aliran sungai yang
mempunyai hulu di gunung-gunung tersebut. Berdasarkan hasil pengamatan, aliran sungai
yang mengalir ke arah timur laut merupakan sungai yang banyak membawa aliran lahar dari
Gunung Lawu. Sedangkan aliran sungai yang mengalir ke arah tenggara, selatan, dan timur
tidak banyak membawa hasil rombakan dari Gunung Lawu.
Tabel 2.7. Titik-titik Lokasi Bencana Aliran Lahar lewat Media Sungai
No Lokasi
1. Kali Gonggang, Desa Tunggur, Kecamatan Lembeyan 2. Kali Gonggang Kecamatan Poncol dan Kecamatan Parang 3. Gunung Bancak, Kecamatan Parang, Kecamatan Lembeyan, dan Kecamatan Kawedanan 4. Perpotongan Sungai Trinil, Desa Taji, Kecamatan Sukomoro 5. Jembatan Ginuk, Desa Ginuk, sungai Trinil, Kecamatan Sukomoro 6. Jembatan Sedran, Kali Trinil, Desa Sedran, Kecamatan Panekan 7. Kali Trinil Kecamatan Karas
8. Kali Ginik, Desa Ginuk, Kecamatan Karas
9. Jembatan Melangsri, Kali Catur, Desa Melangsri, Kecamatan Panekan Sumber : RTRW Kabupaten Magetan, 2011
II - 13 Tabel 2.8. Titik-titik Lokasi Bencana Aliran Sedimen
No Lokasi
1. Jalan menuju air terjun Tirtosari 2. Jalan tepi Telaga Sarangan
3. Utara Gunung Blego, Desa Sombo, Kecamatan Poncol 4. Gunung Blego, Desa Sombo, Kecamatan Poncol Sumber : RTRW Kabupaten Magetan, 2011
B.
Titik-titik Lokasi Bencana Tanah Longsor
Sebagian besar wilayah Kabupaten Magetan adalah wilayah yang rawan tanah
longsor. Hal tersebut disebabkan karena kondisi topografi sebagian besar wilayah
Kabupaten Magetan adalah pegunungan dengan kontur yang cukup rapat sehingga wajar
apabila bencana tanah longsor lebih intens terjadi di kabupaten tersebut. Berdasarkan hasil
analisis parameter bencana tanah longsor, kawasan sebelah barat Kabupaten Magetan
mempunyai potensi longsor paling besar dibandingkan wilayah timur. Semakin ke barat,
potensi longsornya semakin kecil. Berdasarkan hasil pengamatan lapangan ditemukan 13
titik lokasi tanah longsor di Kabupaten Magetan yang terbagi menjadi 3 jenis gerakan tanah,
yaitu rock fall, sliding (translational/ rational), dan debris flow.
Tabel 2.9. Titik-titik Lokasi Bencana Tanah Longsor
No Lokasi Jenis Gerakan Tanah
1. Jalan menuju Sarangan Rock fall
2. Jalan menuju Air Terjun Tirtosari, Desa Ngluweng, Kecamatan Plaosan Sliding (translational/rational) 3. Jalan menuju Air Terjun Tirtosari, Desa Ngluweng, Kecamatan Plaosan Debris flow
Sumber : RTRW Kabupaten Magetan, 2011
C.
Titik-titik Lokasi Bencana Banjir
II - 14 Tabel 2.10. Titik-Titik Lokasi Bencana Banjir
No Lokasi
Sebagian besar bencana alam banjir terjadi di kecamatan-kecamatan yang terletak
di daerah hilir. Bencana alam tersebut disebabkan karena kondisi penggunaan lahan di
daerah hulu yang sudah rusak ditambah lagi kondisi topografi dengan kemiringan
permukaan lahan yang terjal membuat air hujan tidak bertahan sehingga menimbulkan
fluktuasi debit aliran yang tidak menguntungkan. Di dalam musim penghujan aliran sungai
berlimpah namun hanya berlangsung dalam waktu yang relatif pendek, sehingga banjir air
terjadi di daerah hilir. Pada musim kemarau aliran sungai-sungai sangat kecil bahkan kering.
Sebagian besar, sungai-sungai penyebab banjir di Kabupaten Magetan sudah ditanggul.Hal
tersebut menyebabkan banjir sudah jarang terjadi. Hanya ada sebagian kecil sungai di
kabupaten tersebut yang belum ditanggul sehingga masih menyebabkan banjir seperti Kali
Bringin di Desa Pencol.
D.
Titik-titik Lokasi Bencana Kekeringan Lahan
Kekeringan lahan merupakan salah satu bencana alam yang disebabkan oleh
daerah tersebut kekurangan suplai air permukaan baik dalam bentuk sungai maupun
saluran irigasi. Kekeringan lahan di daerah tersebut dapat ditanggulangi dengan adanya
suplai air dari daerah lain. Suplai air dari daerah lain dapat dilakukan dengan melakukan
pemboran air tanah atau pengambilan air bawah tanah. Ada beberapa faktor penyebab
kekeringan lahan. Faktor-faktor tersebut adalah keterbatasan aliran permukaan (sungai dan
irigasi), keterbatasan mata air, dan curah hujan kecil.
II - 15
Karangrejo, Kecamatan Kartoharjo, Kecamatan Lembeyan, Kecamatan Maospati,
Kecamatan Panekan, Kecamatan Sukomoro, Kecamatan Nguntoronadi, Kecamatan Poncol,
Kecamatan Plaosan, dan Kecamatan Kawedanan.
Tabel 2.11. Desa-Desa di Kabupaten Magetan yang Masuk Klas Kekeringan Lahan Rendah
No Kecamatan Nama Desa Jumlah Desa
1 Barat Jonggrang, Rejomulyo, Blaran, Bangunsari, Mangge, Ngumpul, Manjung, Panggung, Klagen, Tebon, Purowdadi,
Karangsono, Bogorejo, Banjarejo 14
2 Bendo Carikan, Pingkuk, Kinandang, Bulak, Tegalarum, Lemahbang, Keledokan, Soco, Dukuh, Kleco 10
3 Karangrejo Baluk, Kauman, Maron, Patihan, Keras Kulon, Gebyog, Kauman, Grabahan, Prampelan, Karangrejo, Pelem,
Sambirembe, Manisrejo, Gondang, Mantren 15
4 Karas Sumursongo, Sobontoro, Temboro, Geplak, Jungke, Temenggungan 6
5 Kartoharjo Bayem Taman, Bayem Wetan, Karangmoj, Jeruk, Gunungan, Jajar, Mrahu, Ngelang, Kartoharjo, Klurahan, Pencol,
Sukowidi 12
6 Kawedanan Sampung, Giripurno, Kawedanan, Tulun, Rejosari, Karangrejo, Pojok, Ngunut, Ngadirejo, Sugihrejo, Bogem,
Selorejo 12
7 Lembeyan Tunggur, Dukuh, Kediren, Lembeyan Wetan, Lembeyan Kulon 5
8 Maospati
Sumberejo, Suratmajan, Ronowijayan, Pandeyan, Klagengambiran, Sempol, Kraton, Ngujung, Suratmajan, Malan, Mranggen, Tanjungsepreh, Gulun, Sugihwaras, Maospati, Pesu
16
9 Nguntoronadi Kenongomulyo, Semen, Gorang-Gareng, Driyorejo, Simbatan, Sukowidi, Purworejo, Nguntoronadi, Petungrejo 9
10 Panekan Sukowidi, Ngiliran, Jabung 3
11 Parang Mategal 1
12 Plaosan Sarangan, Ngancar, Getasanyar, dadi, Plumpung, Sidomulyo, Rendugede, Bogoarum, Bulugunung, Pacalan 10
13 Poncol Genilangit, Gonggang 2
14 Sukomoro Kembangan, Tinap, Bulu, Tamanan 4
15 Takeran Waduk, Kiringan, Jomblang, Takeran, Sawojajar, Kuwonharjo, Kepuhrejo, Kerik, Kerang, Madigondo, Tawangrejo, Duyung 12 Sumber : RTRW Kabupaten Magetan, 2011
Kecamatan-kecamatan di Kabupaten Magetan yang masuk dalam klas kekeringan
lahan sedang adalah Kecamatan Bendo, Kecamatan Karas, Kecamatan Ngariboyo,
Kecamatan Lembeyan, Kecamatan Panekan, Kecamatan Parang, Kecamatan Poncol,
Kecamatan Plaosan.
Tabel 2.12. Desa-Desa di Kabupaten Magetan yang Masuk Klas Kekeringan Lahan Sedang
No Kecamatan Nama Desa Jumlah Desa
1 Bendo Belotan, Tanjung, Bulugledek 3
2 Karas Karas 1
3 Lembeyan Krowe, Nguri, Kedungpanji 3
II - 16
No Kecamatan Nama Desa Jumlah Desa
5 Panekan Rejomulyo, Banjarejo, Tapak, Sambersawit, Sumberdodol, Manjung, Tanjungsari,
Milangsri, Bedagung, Turi 10
6 Parang Sundul, Krajan 2
7 Plaosan Plaosan, Puntukdoro, Sidorejo, Durenan, Sendangagung, Buuharjo, Nitikan,
Sidomukti, Sumberagung 9
8 Poncol Cileng, Janggan, Poncol, Plangkrongan, Alastuwo, Sombo 6 Sumber : RTRW Kabupaten Magetan, 2011
Kecamatan di Kabupaten Magetan yang termasuk dalam klas kerawanan kekeringan
lahan tinggi adalah kecamatan-kecamatan yang terletak di wilayah timur dan selatan
Kabupaten Magetan yang merupakan dominan merupakan dataran rendah.
Kecamatan-kecamatan tersebut adalah Kecamatan Bendo, Kecamatan Karas, Kecamatan Kawedanan,
Kecamatan Lembeyan, Kecamatan Magetan, Kecamatan Ngariboyo, Kecamatan Panekan,
Kecamatan Parang, Kecamatan Sukomoro.
Tabel 2.13. Desa-Desa di Kabupaten Magetan yang Masuk Klas Kekeringan Lahan Tinggi
No Kecamatan Nama Desa Jumlah Desa
1. Bendo Bendo, Duwet, Sentren 3
2. Karas Botok, Kuwon, Taji, Ginuk 5
3. Kawedanan Mangunrejo, Balerejo, Tladan, Ngentep, Genengan, Garon,
Mojorejo, Jambangan 8 Selotinatah, Baleasri, Bangsri
II - 18
2.4. Kependudukan
A. Jumlah dan Kepadatan Penduduk
Jumlah penduduk keseluruhan di Kabupaten Magetan Tahun 2011 yaitu sebanyak
694.038 jiwa. Jumlah tersebut terdiri dari penduduk laki-laki sejumlah 335.956 jiwa atau
sekitar 48 % dari jumlah penduduk keseluruhan, sedangkan jumlah penduduk perempuan,
mencapai 358.082 jiwa atau sekitar 52 % dari jumlah penduduk keseluruhan.
Jumlah penduduk terbanyak berada di Kecamatan Panekan yaitu mencapai 56.086
jiwa. Wilayah yang memiliki jumlah penduduk terendah ialah Kecamatan Nguntoronadi
dengan jumlah penduduk sekitar 23.898 jiwa.
Tabel 2.14. Jumlah Penduduk Kabupaten Magetan Tahun 2011
No Kecamatan Laki-laki (jiwa) Perempuan (jiwa) Penduduk Jumlah
II - 19 Gambar 2.4. Grafik Perbandingan Jumlah Penduduk Laki-Laki dan Perempuan
Gambar 2.5. Grafik Jumlah Penduduk
Jika ditinjau berdasarkan tingkat kepadatan penduduk, Kecamatan Magetan
merupakan wilayah dengan tingkat kepadatan penduduk tertinggi, yaitu mecapai 2.227
jiwa/Km
2. Sedangkan wilayah dengan tingkat kepadatan penduduk terendah ialah
Kecamatan Poncol, yaitu sekitar 590 jiwa/Km
2.
Tabel 2.15. Kepadatan Penduduk Kabupaten Magetan Tahun 2011 No Kecamatan Luas (Km2) Penduduk Jumlah
(jiwa)
Kepadatan Penduduk (jiwa/Km2)
1 Poncol 51.31 30,279 590
2 Parang 71.64 45,965 642
3 Lembeyan 54.85 41,251 752
4 Takeran 25.47 39,230 1540
5 Nguntoronadi 16.71 23,898 1430
6 Kawedanan 39.45 46,210 1171
7 Magetan 21.41 47,682 2227
8 Ngariboyo 39.13 40,363 1032
9 Plaosan 66.09 53,621 811
II - 20 No Kecamatan Luas (Km2) Penduduk Jumlah
(jiwa)
Kepadatan Penduduk (jiwa/Km2)
11 Panekan 64.23 56,086 873
12 Sukomoro 33.06 34,642 1048
13 Bendo 42.9 40,974 955
14 Maospati 25.26 46,733 1850
15 Karangrejo 15.15 26,379 1741
16 Karas 35.29 32,669 926
17 Barat 22.71 33,183 1461
18 Kartoharjo 25.03 26,376 1054
Jumlah 688.85 694,038 1008
Sumber: Kabupaten Magetan Dalam Angka, 2012
II - 22
B. Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian
Mayoritas penduduk Kabupaten Magetan bermata pencaharian dalam sektor
pertanian. Hal tersebut sesuai dengan keberadaan lahan pertanian yang masih luas,
sehingga sebagian besar penduduk memilih bidang pertanian sebagai mata pencaharian,
khususnya pada wilayah perdesaan. Selain itu, cukup banyak penduduk yang bekerja pada
sektor perdagangan, hotel, dan rumah makan.
Tabel 2.16. Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian No Sektor Lapangan Kerja Jumlah (jiwa) Prosentase (%)
1 Pertanian 286,489 63.30
2 Pertambangan dan Penggalian 63 0.01
3 Industri Pengolahan 37,212 8.22
4 Listrik, gas, air minum 591 0.13
5 konstruksi 13,075 2.89
6 Perdagangan, Hotel, dan Rumah Makan 62,556 13.82
7 Angkutan dan Komunikasi 6,720 1.48
8 Keuangan, asuransi, usaha persewaan bangunan 1,784 0.39
9 Jasa sosial kemasyarakatan 42,848 9.47
10 Lain-lain 1,261 0.28
Jumlah 452,599 100.00
Sumber: Kabupaten Magetan Dalam Angka, 2012
Gambar 2.7. Grafik Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian
C. Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama
Penduduk Kabupaten Magetan terdiri dari berbagai pemeluk agama, meliputi Islam,
Kristen Protestan, Kristen Katolik, Hindu, Budha, dan pemeluk agama lain.
II - 23 Tabel 2.17. Jumlah Penduduk menurut Agama 2011
No Kecamatan Islam Protestan Kristen Kristen Katolik Hindhu Budha Lain-lain Jumlah
1 Poncol 29.576 111 19 - 372 - 30.078
Sumber: Kabupaten Magetan Dalam Angka, 2012
2.5. Perekonomian
A. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku Kabupaten
Magetan berturut-turut tahun 2009-2010 adalah Rp.7,383 triliun dan Rp.8.278 triliun. PDRB
tahun 2011 mengalami peningkatan dari tahun 2010, yaitu sekitar 12,13 persen.
II - 24 Tabel 2.18. PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten Magetan
Sektor/Sub Sektor 2009 2010 2011
No
1 2 3 4
1 Pertanian 2.027.577,80 2.234.119,58 2470.674,99
a. Tanaman Bahan Panganan 1.420.215,81 1.569.448,04 1.708.340,00
b. Tanaman Perkebunan 221.079,43 234.322,10 267.084,35
c. Peternakan dan Hasil-hasilnya 341.344,71 375.877,98 431.101,56
d. Kehutanan 41.589,28 50.817,71 60.045,84
e. Perikanan 3.348,37 3.655,75 4.103,23
2 Pertambangan dan Penggalian 36.899,83 39.254,03 42.050,23
a. Minyak dan Gas Bumi 0,00 0,00 0,00
b. Pertambangan Tanpa Migas 0,00 0,00 0,00
c. Penggalian 36.899,83 39.254,03 42.050,23
3 Industri Pengolahan 564.820,44 638.027,70 709.081,54
a. Industri Migas 0,00 0,00 0,00
- Pengilangan Minyak Bumi 0,00 0,00 0,00
- Gas Alam Cair 0,00 0,00 0,00
b. Industri Tanpa Migas 564.820,44 636.027,70 709.081,54
- Makanan, Minuman dan Tembakau 364.444,84 410.960,27 460.707,02
- Tekstil, Barang Kulit dan Alas Kaki 65.017,62 73.772,07 82.849,72
- Barang Kayu dan Hasil Hutan Lainnya 55.885,40 62.375,46 68.004,25
- Kertas dan Barang Cetakan 3.709,37 4.088,91 4.489,72
- Pupuk, Kimia dan Barang dari Karet 1.402,55 1.490,25 1.580,01
- Semen dan Barang Galian Bukan Logam 72.280,31 81.092,20 88.966,98
- Logam Dasar Besi dan Baja 0,00 0,00 0,00
- Alat Angkutan Mesin dan Peralatannya 1.513,92 1.641,05 1.800,42
- Barang Lainnya 566,43 607,47 663,42
4 Listrik, Gas dan Air Bersih 63.770,62 72.879,69 80.634,06
a. Listrik 50.367,72 54.116,20 60.337,50
b. Gas 0,00 0,00 0,00
c. Air Bersih 13.402,91 18.763,49 20.296,55
5 Bangunan 424.413,64 498.663,91 569.440,10
6 Perdagangan, Hotel & Restoran 1.683.446,89 1.956.193,05 2.247.737,17
a. Perdagangan Besar dan Eceran 1.369.244,76 1.593.935,67 1.836.734,20
b. Hotel 53.232,99 58.882.52 63.368,10
c. Restoran 260.969,14 304.094,86 347.635,57
7 Pengangkutan dan Komunikasi 152.664,84 167.713,34 188.045,93 a. Pengangkutan 113.547,86 120.536,02 132,628,68
- Angkutan Rel 966,18 1.186,70 1.418,47
- Angkutan Jalan Raya 106.312,12 112.250,94 123,040,14
- Angkutan Laut 0,00 0,00 0,00
- Angkutan Sungai, Danau &
Penyeberangan 0,00 0,00 0,00
- Angkutan Udara 0,00 0,00 0,00
- Jasa Penunjang Angkutan 6.269,57 7.098,37 8.170,07
II - 25
Sektor/Sub Sektor 2009 2010 2011
No
1 2 3 4
- Pos dan Telekomunikasi 35.415,59 42.750,31 50.172,40
- Jasa Penunjang Komunikasi 3,701,38 4.427,01 5.244,66
8 Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 283,193,83 316,642,49 355,093,67
a. Bank 101,536,38 113,860,94 127,621,72
b. Lembaga Keuangan tanpa Bank 40.806,06 46,899,46 66,779,06
c. Jasa Penunjang Keuangan 458,69 499,14 543,46
d. Sewa Bangunan 116,140,98 126,870,56 139,997,90
e. Jasa Perusahaan 25.253,70 28,412,40 31,161,76
9 Jasa-jasa 1.336.481,06 1,460,486,19 1,616,442,72 a. Pemerintah Umum 1,001,623,87 1,074,802,44 1,184,137,30
- Administrasi Pemerintah & Pertahankan 1,001,623,87 1,074,802,44 1,184,137,30
- Jasa Pemerintah Lainnya 0,00 0,00 0,00
b. Swasta 334,867,18 385,683,76 431,306,43
- Sosial Kemasyarakatan 67,902,31 66,813,06 72,683,93
- Hiburan & Rekreasi 34,682,77 42,740,07 49.173,38
- Perorangan & Rumah tangga 242,292,11 277,130,63 309,446,12
PDRB DENGAN MIGAS 6.573.268,75 7.382.599,98 8.278.181,32 PDRB TANPA MIGAS 6.573.268,75 7.382.599,98 8.278.181,32
Sumber: Produk Domestik Regional Bruto (PDRD )Kabupaten Magetan, 2012
Gambar 2.8. Grafik Distribusi PDRB ADHB
B. Pertumbuhan Ekonomi
Nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga konstan tahun 2011
mencapai Rp.3,473 triliun, sedangkan pada tahun 2010 sebesar Rp.3,271 triliun. Kondisi
tersebut mengindikasikan terjadinya pertumbuhan ekonomi yang cukup signifikan, yaitu
sekitar 6,16 persen.
II - 26
mengalami pertumbuhan cukup tinggi ialah sektor pengangkutan dan komunikasi, sebesar
8,78 persen serta sektor keuangan, persewaan, jasa usaha sebesar 7,61%. Sedangkan
sektor yang mengalami pertumbuhan dengan nilai terendah ialah sektor pertambangan dan
penggalian dengan nilai pertumbuhan sekitar 2,53 persen.
Tabel 2.19. Nilai PDRB Atas Dasar Harga Konstan, Laju Pertumbuhan dan Sumber Pertumbuhan Tahun 2010 - 2011
Atas Dasar Harga Konstan
Penggalian 17.062,18 17.493,85 2,53 0,01
3 Industri Pengolahan 282.113,24 300.096,35 6,37 0,55
4 Listrik, Gas, dan Air
Bersih 28.928,36 31.063, 15 7,38 0,07
5 Konstruksi 187.661,72 200.572,85 6,88 0,39
6 Perdagangan, Hotel, &
Restoran 866.386,89 948.731,43 9,50 2,52
7 Pengangkutan dan
Komunikasi 68.860,44 74.907,91 8,78 0,19
8 Keuangan, Persewaaan, Jasa
Usaha 147.850,53 159.098,14 7,61 0,34
9 Jasa-jasa 570.505,15 594.670,16 4,24 0,74
PDRB 3.271.278,74 3.472.774,82 6,16 6,16
Sumber: Produk Domestik Regional Bruto (PDRD )Kabupaten Magetan, 2012
Gambar 2.9. Grafik Laju pertumbuhan masing-masnig sektor PDRB ADHK
II - 27 Gambar 2.10. Pertumbuhan Ekonomi tahun 2007 - 2011
2.6. Fasilitas
A. Fasilitas Pendidikan
Fasilitas Pendidikan di Kabupaten Magetan terdiri atas Taman Kanak-kanak/
Madrasah Diniyah, Sekolah Dasar/ Madrasah Ibtidaiyah, Sekolah Menengah Pertama/
Madrasah Tsanawiyah, dan Sekolah Menegah Atas dan Kejuruan/ Madrasah Aliyah.
Sebagian besar fasilitas pendidikan tersebut telah tersebar di seluruh wilayah kecamatan,
sehingga kebutuhan masyarakat terhadap fasilitas pendidikan dapat terpenuhi.
II - 28 No Kecamatan TK MD SD MI SMP MTS SMA/ SMK MA
Jumlah 283 325 501 59 55 33 43 15
Sumber: Kabupaten Magetan Dalam Angka, 2012
B. Fasilitas Kesehatan
Fasilitas kesehatan di Kabupaten Magetan meliputi, klinik, rumah sakit, pusksesmas,
puskesmas pembantu, balai pengobatan dan BKIA. Fasilitas kilinik dan rumah sakit terdapat
pada wilayah perkotaan, seperti di Kecamatan Magetan, Maospati, dan Barat. Sedangkan
fasilitas kesehatan yang tersebar di seluruh wilayah kecamatan ialah puskesmas dan
puskesmas pembantu.
Tabel 2.21. Banyaknya fasilitas Kesehatan menurut Jenis dan Kecamatan
No Kecamatan Klinik TNI Rumah Sakit Puskesmas Puskesmas Pembantu Pengobatan Balai BKIA
1 Poncol - - 1 2 372 -
Sumber: Kabupaten Magetan Dalam Angka, 2012
C. Fasilitas Peribadatan
II - 29 Tabel 2.22. Banyaknya Tempat Peribadatan Menurut Kecamatan
No Kecamatan Masjid Langgar/ Surau Musholla Gereja Wihara Pura/ Kuil
Sumber: Kabupaten Magetan Dalam Angka, 2012
2.7. Prasarana Wilayah
A. Air Bersih
Sumber Air PDAM
Di wilayah perkotaan Kabupaten Magetan, sebagian besar kegiatan penduduk
memanfaatkan air bersih yang berasal dari PDAM. Kegiatan di kawasan pemukiman,
perdagangan jasa, pemerintahan, dan pelayanan-pelayan sosial telah terlayani air bersih
PDAM.
Pelanggan air bersih PDAM didominasi oleh rumah tangga yang tersebar hampir di
seluruh wilayah Kabupaten Magetan. Namun, sebagian besar pelanggan rumah tangga
berada di wilyah perkotaan Kabupaten Magetan, sedangkan pada wilayah perdesaan hanya
sebagian rumah tangga yang memanfaatkan sumber air bersih PDAM. Selain itu, air bersih
PDAM telah dialirkan ke beberapa kelompok pelanggan lain, seperti: hotel, sosial, umum,
pemerintahan, industri/ toko, dan industri lainnya.
Tabel 2.23. Pelanggan air minum menurut kategori air yang disalurkan dan nilai No Kategori Pelanggan Pelanggan Air minum (m3) (000,-) Nilai
II - 30 No Kategori Pelanggan Pelanggan Air minum (m3) (000,-) Nilai
2 Hotel/obyek wisata 68 32.964 134.929,00
3 Badan sosial dan rumah
sakit 1.135 526.644 906.886,86
4 Umum 235 97.778 127.402,80
5 Perusahaan, toko,
industri, dll 3.382 998.268 2.982.129,60
6 Instansi pemerintah 313 215.749 655.451,00
7 Industri lainnya 6 2.436 6.393,00
8 Susut/ hilang dalam
penyaluran 51.398 10.434.679 26.369.442,90
Sumber: Kabupaten Magetan Dalam Angka, 2012
Sedangkan masyarakat di wilayah perdersaan, sebagian besar masyarakat
memperoleh air bersih dari sumur pribadi, sumur umum, maupun dari sumber-sumber air
alami.
Sumber Mata Air
Di Kabupaten Magetan terdapat sumber mata air yang juga dimanfaatkan sebagai
sarana pemenuhan air bersih sejumlah + 148 sumber mata air. Lokasi sumber mata air
tersebut tersebar di Kecamatan Plaosan, Magetan, Takeran, dan Panekan. Namun dari
jumlah tersebut telah terdapat sebagian yang mengalami penurunan dalam hal jumlah debit
air bersih yang dihasilkan.
Tabel 2.24. Sumber Mata Air beserta Debit Air di Kabupaten Magetan No. Kecamatan Desa Nama Sumber Air Daerah Irigasi Debit (Lt/Detik)
Srangan Sanggar Gandong 2
Srangan Gimbal Gandong 24
Srangan Waturgingi Gandong 2
Srangan Jarakan Gandong 28
Ngancar Ngadiloyo Gandong 17
Ngancar Pegat atas Gandong 12
Ngancar Pladakan Gandong 1
Ngancar Groyokan Gandong 16
II - 31 No. Kecamatan Desa Nama Sumber Air Daerah Irigasi Debit (Lt/Detik)
Ngancar Dudo Gandong 1
Sarangan Ngurung - ngurungan Gandong 2.5
Sarangan Sedang drajad Gandong 5
Sarangan Kacangan I Gandong 54
Bulungunung Butuk Gandong 4
Plaosan Kandenan Gandong 1
Plaosan Duwet Gandong 7
Plaosan Tirtomojo Gandong 2
Plaosan Selo Gandong 2
Plaosan Gangging Gandong 284
Plaosan Belok Gandong 26
Plaosan Jumok Gandong 21
Plaosan Gandi Gandong 5
Plaosan Banjaran Gandong 25
Plaosan Tengklik Gandong 2
Plaosan Gemblong Gandong 24
II - 32 No. Kecamatan Desa Nama Sumber Air Daerah Irigasi Debit (Lt/Detik)
Ngiliran Towo Tinil atas 5
Bendagung Malang Tinil atas 231
Sukowesi Dempel Tinil atas 12
Sukowesi Ngaran Tinil atas 21
Sukowesi Pengante Tinil atas 244
Manjung Beji Tinil atas 12
Manjung Sembutung Tinil atas 21
Tanjungsari Jetak Tinil atas 6
Sumber: Studi Tata Guna Air dan Neraca Air Kabupaten Magetan
Tabel 2.25. Sumber Mata Air Cabang Seksi Pengairan Gorang Gareng No. Kecamatan Desa Sumber Air Nama Daerah Irigasi (Lt/Detik) Debit
Banjar panjang Rini Ngunut 50
Banjar panjang Gedangan Ngunut 20
Banjar panjang Kleco Ngunut 10
Drijorejo Clelek Bringin 30
Selorejo Rini Bringin 7
Purworejo Tupang Sb. Gor-gareng 60
Kiringan Ngrowo Sb. Gor-gareng 100
Takeran Grantil Sb. Gor-gareng 20
2
Kuwonharjo Kiringan Sb. Gor-gareng 50
Sumber: Studi Tata Guna Air dan Neraca Air Kabupaten Magetan
Tabel 2.26. Sumber Mata Air Cabang Seksi Pengairan Taji
II - 33
Turi Sekti Jabung 40
Rejomulyo Sumangli Jabung 5
Jabung Kuluhan Jabung 56
Banjarejo Duren Kuluhan atas 24
Sumber: Studi Tata Guna Air dan Neraca Air Kabupaten Magetan
Tabel 2.27. Sumber Mata Air Cabang Seksi Pengairan Magetan
No. Kecamatan Desa Nama Sumber Air Daerah Irigasi (Lt/Detik) Debit
Karangan Plumban Karangan 2
Karangan Patihan kulon Karangan 2
Karangan Sendang pokok Karangan 2
Karangan Patihan tengah Karangan 2
Karangan Patihan Wetan Karangan 2
Karangan Kaban Karangan 2
Karangan Plangkrongan Karangan 2
Karangan Sewungu Karangan 2
Karangan Semojo Karangan 2
Karangan Geringan Karangan 2
2
Sumber: Studi Tata Guna Air dan Neraca Air Kabupaten Magetan
Tabel 2.28. Sumber Mata Air Cabang Seksi Pengairan Jiwan
No. Kecamatan Desa Nama Sumber Air Daerah Irigasi (Lt/Detik) Debit
Ngujung Ngujung Pancur 17
Ngujung Pedo Pancur 17
Ngujung Sendangkamal Pancur 17
Ngujung Dukuh Pancur 17
Sumber: Studi Tata Guna Air dan Neraca Air Kabupaten Magetan
Tabel 2.29. Sumber Mata Air Cabang Seksi Pengairan Lembehan
II - 34
Soko Sawit II Gonggang 20
Soko Sirahtoyo Gonggang 10
Parang Widirdo Ketengatas 5
Mategal Widoro Ketengatas 0.25
2
Sundul Patihan Ketengatas 5
Sundul Dandang Pecut Ketengatas 15
Sundul Jangan / Seprigi Ketengatas 5
Sundul Sekalongan Ketengatas 20
Sundul Sandang Gede Ketengatas 20
Sundul Tolong Ketengatas 20
Sundul Brambung Ketengatas 10
Krowe Tirto Ketengatas 10
Krowe Klampok Ketengatas 15
Krowe Macan Ketengatas 15
Krowe Dungmadu Ketengatas 20
Krowe Colong Ketengatas 20
Sumber: Studi Tata Guna Air dan Neraca Air Kabupaten Magetan
Selain itu, Kabupaten Magetan juga memiliki telaga-telaga alam. Terdapat dua telaga
alam yang cukup besar, yaitu Telaga Sarangan dan Telaga Wahyu. Telaga berperan
sebagai penyimpan persediaan air (water supply) yang sangat dibutuhkan di musim
kemarau. Dengan demikian kedua telaga tersebut merupakan sumber daya air yang penting
dan potensial bagi Kabupaten Magetan. Selain itu, Pemerintah Daerah Kabupaten Magetan
telah membangun 2 (dua) buah embung atau telaga kecil yag direncanakan sebagai
penyimpan (tandon) air untuk musim kemarau, yaitu Embung Bangli dan Embung
Banyudono.
Dalam perkembangannya, secara bertahap sesuai dengan kemampuan keuangan
Pemerintah Daerah Kabupaten Magetan akan dibangun embung-embung lain untuk
menambah tandon air dimusim kemarau.
Kondisi Sistem Sarana dan Prasarana Penyediaan Pengelolaan Air Minum
Sistem Non Perpipaan
II - 35
langusung untuk kebutuhan masing-masing keluarga. Pemanfaatan air tanah untuk
keperluan air bersih dilakukan dengan jalan menyadap/memompa air tanah. Kondisi sistem
non perpipaan di wilayah pedesaan yang berasal dari sumber air baku maupun sumber
mata air ini memiliki kualitas yang baik sedangkan untuk kuantitasnya masyarakat memiliki
sumur-sumur tanah yang ketersediaan airnya cukup memadai. Biasanya masyarakat
menggunakan air baku untuk keperluan atau kebutuhan sehari-hari seperti kebutuhan
rumah tangga, peternakan, pertanian, perkebunan dan industri.
Sistem Perpipaan
II - 37
B. Persampahan
Pada kawasan perkotaan sistem pengelolaan sampah dilakukan dengan pola
penanganan sistem perangkutan (kolektif) yang dikelola dan dioperasikan dibawah
pengawasan dan wewenang Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten Magetan. Pola
penangan sampah telah terkelola dengan baik, dimana operasional sistem perangkutan
sampah dengan gerobak sebagai angkutan pengumpul dari permukiman-permukiman
penduduk yang kemudian dikumpulkan pada TPS (Tempat Pembuangan Sampah
Sementara) maupun transfer depo, dan kemudian diangkut oleh angkutan truck sampah
untuk dibawa ke TPA (Tempat Pembuangan Sampah) Akhir yang berada di Desa
Milangasri. Pola perangkutan diatur dalam waktu 1 kali pengakutan dalam sehari.
II - 38 Gambar 2.11. Mekanisme Sistem Pengelolaan Persampahan
Sumber: Sub Dinas Kebersihan dan Pertamanan – Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Magetan
Tempat Pembuangan Akhir (TPA)
Tempat Pembuangan Akhir (TPA) di Kabupaten Magetan terletak berada di Desa
Milangasr i- Kecamatan Panekan tepatnya yaitu di Desa Milangasri. Luas dari TPA
Milangasri sekitar 2 Hektar, dengan Volume/kapasitas tampung sampah mencapai 100.000
m³. Dengan rata-rata laju timbulan sampah di kabupaten Magetan yang mencapai 88,20
m³/hari, adapun rata-rata sampah yang terangkut setiap harinya yaitu sebanyak 84,07
m³/hari atau sebanyak 95,32 % setiap harinya. Dengan demikian, rata-rata tingkat
kebocoran perangkutan sampah di Kabupaten Magetan setiap harinya mencapai 4,13
m³/hari atau sama dengan 4,68% dari total sampah keseluruhan setiap harinya. Penjabaran
lebih rinci mengenai gambaran umum TPA Milangasri yang melayani persampahan di
Kabupaten Magetan dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 2.30. Gambaran Umum TPA Milangsari Kabupaten Magetan
No. Parameter Keterangan
A TPA
1 Nama Milangsari
2 Sistem Pengelolaan Sanitary Landfill
II - 39
No. Parameter Keterangan
4 Volume/Kapasitas (m3) ±100.000
5 Mulai Operasional 1997
6 Masa Pakai (tahun) 12
7 Lokasi Desa Milangsari - Kecamatan Panekan
B SAMPAH
1 Timbulan (m3/hari) 88,20
2 Terangkut (m3/hari) 84,07
Sumber: Sub Dinas Kebersihan dan Pertamanan – DPU Kabupaten Magetan tahun 2008
Tempat Pembuangan Sempentara (TPS)/Transfer Depo
Jumlah TPS yang melayanai pasar-pasar tersebut yaitu sebanyak 11 (sebelas) unit
TPS yang tersebar di di 8 Kecamatan di 11 pasar yang meliputi Pasar Sarangan, Pasar
Plaosan, Pasar Panekan, Pasar Sayur, Pasar Maospati Terminal, Pasar Maospati Timur,
Pasar Manisrejo, Pasar Barat, Pasar Rejosari, Pasar Parang dan Pasar Produk Unggulan.
Tabel 2.31. Sebaran Lokasi Tempat Pembuangan Semetara (TPS) di Pasar-pasar Kecamatan Di Kabupaten Magetan
5 Pasar Maospati Terminal 6 Pasar Maospati Timur 7 Pasar Manisrejo 8 Pasar Barat 9 Pasar Rejosari 10 Pasar Parang
11 Pasar Produk Unggulan
Sumber: Sub Dinas Kebersihan dan Pertamanan – DPU Kabupaten Magetan tahun 2008
Selain itu, di Kecamatan Magetan terdadapat 29 TPS yang lokasinya tersebar di 9
kelurahan, sebagai berikut.
Tabel 2.32. Sebaran Lokasi TPS di Kecamatan Magetan
II - 40
21 TPS Depan Kantor Kecamatan Magetan Gerobak Sampah
22 TPS Jalan Kawi 1,60 x 2,00 3,20
Sumber: Sub Dinas Kebersihan dan Pertamanan – DPU Kabupaten Magetan tahun 2008
Sarana Pengangkutan
Sarana pengangkutan sampah yang disediakan oleh Sub Dinas Kebersihan dan
Pertamanan Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Magetan untuk menghimpun dan
mengangkut sampah dari seluruh wilayah pelayanan ke TPA Milangsari ialah Dump Truck
sebanyak 2 unit, Armroll Truck sebanyak 2 unit, Truck Gerobak sebanyak 1 unit, Pick Up
sebanyak 2 unit dan Container sebanyak 10 unit.
II - 41 Tabel 2.33. Jumlah Sarana Perangkutan Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Magetan
C. Drainase
Sebagian besar saluran drainase di kawasan perkotaan merupakan saluran yang
telah diperkeras dengan beton. Dimana saluran drainase terletak di sepanjang bahu jalan
yang melintas pada jalan-jalan yang melintas diwilayah perkotaan tersebut. Berdasarkan
kondisi faktualnya, sebagian besar saluran drainase berfungsi dengan baik, walupun pada
beberapa titik lokasi saluran drainase tidak berfungsi dengan optimal dan lancar karena
beban kapasitas saluran yang sudah tidak sebanding dengan debit aliran serta akibat
tersumbat oleh material sampah pada saluran-saluran. Dengan demikian, jika pada
musim-musim curah hujan tinggi, maka keadaan tersebut sangat mengakibatkan terjadinya
genangan air atau banjir musiman akibat lambatnya air permukaan yang digelontorkan ke
saluran drainase yang ada. Kondisi demikian, terjadi pada kawasan permukiman sekitar
Pasar Sayur yang berada di Kelurahan Sukowinangun. Untuk itu perlu penanganan lebih
lanjut agar saluran drainase dapat berfungsi optimal seperti pemeliharaan secara rutin pada
saluran drainase ataupun peningkatan dan pengembangan kualitas drainase perkotaan.
Pada wilayah perdesaan, sebagian besar wilayahnya masih belum memiliki saluran
drainase yang permanen terutama pada jalan–jalan lingkungan pemukiman. Drainase pada
wilayah perdesaan ini pada umumnya menjadi satu dengan saluran irigasi. Disamping itu
saluran yang ada belum berfungsi dengan baik, misalnya lebar saluran dan kondisi
salurannya. Sedangkan drainase yang terletak di sepanjang jalan poros terutama pada
umumnya telah permanen dengan plengsengan dan telah berfungsi dengan baik, walaupun
pada beberapa lokasi masih perlu mendapat perhatian karena mengalami kerusakan.
Drainase Makro
Sistem drainase makro yang terdapat pada wilayah Kabupaten Magetan yaitu sistem
saluran drainase primer yang terdapat pada kawasan perencanaan yaitu berupa sungai
Gandong yang melintas pada kawasan perencanaan. Saluran tersebut merupakan saluran
utama dan pembuangan seluruh air permukaan baik dari kawasan pemukiman penduduk
maupun kawasan-kawasan lainnya. Sistem drainase pada pada jalan utama yang
Sarana Perangkutan Jumlah Sumber : Sub Dinas Kebersihan dan Pertamanan DPU Kabupaten Magetan ; 2008
II - 42
menghubungkan antar Kabupaten (Jalan arteri sekunder) pada umumnya sudah cukup baik
dengan sistem saluran drainase berupa saluran drainase suekunder yang memiliki daya
tampung yang cukup besar pada waktu musim hujan.
Tabel 2.34. Saluran Primer Drainase yang Mengalir di Sungai Kabupaten Magetan
No. Kecamatan Nama Sungai Panjang (Km)
1 Plaosan, Pancol, Magetan, Sukomoro, Bendo, Jiwan, Mangunrejo Gadong 138,10
2 Poncol, Plaosan, Magetan, Kawedanan,Takeran Bringin 56,30
3 Sukomoro, Bendo, Maospati, Jiwan, Mangunrejo Semawur 47,10
4 Jiwan, Karangrejo, Kwadungan Ngelang 43,10
5 Maospati, Jiwan, Barat, Kwadungan Ule 35,00
6 Sukomoro, Karangrejo, Barat, Geneng, Kwadungan Purwodadi 124,60
7 Karangrej, Barat, Geneng Jungke 27,50
8 Panekan, Sukomoro, Karangrejo, Paron, Ngawi Tinil 71,90 Sumber: Kabupaten Magetan dalam Angka tahun 2009
Drainase Mikro
Drainase mikro berupa saluran – saluran pembuang dari suatu kawasan, dimana
sistem yang ada masih menjadi satu antara pembuangan air hujan dengan limbah rumah
tangga. Pada umumnya saluran drainase yang ada mengikuti alur jalan yang ada dan belum
terbagi menurut hirarki sistem aliran maupun sistem blok pelayanan. Secara umum jaringan
drainase yaneg ada berupa saluran alami dan saluran buatan, baik saluran terbuka atau
tertutup, saluran pasangan/beton maupun saluran galian tanah. Saluran drainase yang ada
sebagian besar menjadi satu dengan saluran drainase jalan. Sebagai suatu kota dengan
kepadatan penduduk yang tinggi dan tata guna lahan yang didominasi oleh kawasan
tertutup, serta aktifitas perdagangan yang sangat dinamis, maka Kabupaten Magetan
menghadapi permasalahan yang cukup spesifik menyangkut kesadaran masyarakat untuk
ikut menjaga kebersihan saluran drainase yang ada.
D. Sanitasi
II - 43
Sanitasi yang digunakan sebagian besar penduduk di wilayah perkotaan berupa jamban
keluarga, dengan media yang dimanfaatkan mengandalkan sistem sanitasi setempat
(on-site) untuk pembuangan limbah manusia yang meliputi tangki septik (ceptic tank), kakus,
dan WC. Ketersediaan sarana Sanitasi Masal (Sanimas) yang melayani kebutuhan
penduduk secara kolektif berada pada kawasan pemukiman padat.
Pada kawasan perdesaan, sistem pembuangan yang dimiliki oleh masyarakat juga
mengandalkan sistem sanitasi setempat (on-site) untuk pembuangan limbah manusia yang
meliputi tangki septik, kakus, WC. Namun pada sebagian kecil masyarakatnya masih
menggunakan sungai dan saluran drainase untuk pembuangan air kotor. Hingga saat ini,
belum ada sarana sanitasi masal yang tersedia untuk melayani kebutuhan penduduk secara
kolektif pada kawasan perdesaan.
E. Listrik
Pelayanan sumber listrik bagi masyarakat di Kabupaten Magetan dilayani oleh 2
ranting/ sub wilayah PLN, yaitu Ranting Magetan dan Ranting Maospati. Berdasarkan jenis
pelanggan yang dilayani, sebagian besar pelanggan merupakan pelanggan rumah tangga
yang tersebar di seluruh wilayah kebupaten. Selain itu, daya listrik juga didistribusikan pada
pelanggan lain, meliputi: industri, sosial, usaha, dan gedung/ kantor.
II - 44 No Kecamatan Tangga Rumah Industri Sosial Usaha Gedung/ Kantor Jumlah
18 Kartoharjo - - - -
Jumlah 109.063 89 2.342 2.044 - -
Sumber: Kabupaten Magetan Dalam Angka, 2012
Tabel 2.36. Pelanggan Menurut Kelompok dan Kecamatan di Ranting Maospati No Kecamatan Tangga Rumah Industri Sosial Usaha Gedung/ Kantor Jumlah
II - 46
F. Telepon
Pelayanan jaringan telepon kabel di Kabupaten Magetan dilayani oleh PT. Telkom.
Untuk melayani kebutuhan jaringan telepon kabel terdapat 4 ranting PT. Telkom yang
berada di Magetan, Maospati, Sarangan, dan Gorang-gareng. Selain itu, masyarakat
menggunakan telepon sellular/
handphone
sebagai alternatif media komunikasi.
Penggunaan telepon sellular/ handphone telah didukung dengan keberadaan tower/ BTS
yang tersebar di wilayah Kabupaten Magetan.
Tabel 2.37. Pelanggan Telepon Menurut Bulan
No Bulan Magetan Maospati Sarangan Gorang-Gareng Jumlah
1 Januari 7.142 5.386 1.519 2.100 16.147
Sumber: Kabupaten Magetan Dalam Angka, 2012
G. Jaringan Jalan
Jaringan jalan di Kabupaten Magetan terdiri dari ruas jalan negara, propinsi, dan
kabupaten. Total panjang jalan Negara dan jalan propinsi masing-masing mencapai 12.010
meter dan 34.430 m dengan kondisi perkerasan aspal-baik. Sedangkan total panjang jalan
kabupaten mencapai 525.810 meter dengan kondisi perkerasan aspal dan sebagian kecil
masih dalam kondisi perkerasan tanah.
Kondisi jalan di Kabupaten Magetan termasuk dalam kondisi baik, khususnya untuk
ruas jalan Negara dan propinsi. Sedangkan ruas jalan kebupaten, sebagian besar dalam
kondisi baik dan sedang, namun masih terdapat ruas jalan dengan kondisi rusak maupun
rusak berat.
II - 47 No Keadaan Jalan Negara (Km) Propinsi (Km) Kabupaten (Km)
b Sedang - - 207,415
c Rusak - - 46,750
d Rusak Berat - - 60,000
Jumlah 12,010 34,430 525,810
3 Kelas jalan
a Kelas I - - -
b Kelas II 12,010 - -
c Kelas III - 34,430 -
d Kelas III A - - -
e Kelas III B - - -
f Kelas III C - - 525,810
Jumlah 12,010 34,430 525,810