• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 10 ASPEK KELEMBAGAAN 10.1. Arahan Kebijakan Kelembagaan Bidang Cipta Karya - DOCRPIJM 669e70d2a3 BAB XBAB X

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB 10 ASPEK KELEMBAGAAN 10.1. Arahan Kebijakan Kelembagaan Bidang Cipta Karya - DOCRPIJM 669e70d2a3 BAB XBAB X"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

Rencana Terpadu Dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kabupaten Nunukan Tahun 2016 - 2020

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Nunukan X-1

BAB 10

ASPEK KELEMBAGAAN

10.1. Arahan Kebijakan Kelembagaan Bidang Cipta Karya

Beberapa kebijakan berikut merupakan landasan hukum dalam pengembangan dan peningkatan kapasitas kelembagaan bidang Cipta Karya pada pemerintahan kabupaten/kota.

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah Dalam UU 32/2004 disebutkan bahwa Pemerintah Daerah mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan menjalankan otonomi seluasluasnya, dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, pelayanan umum, dan daya saing daerah. Untuk membantu Kepala Daerah dalam melaksanakan otonomi, maka dibentuklah organisasi perangkat daerah yang ditetapkan melalui Pemerintah Daerah.

Dasar utama penyusunan perangkat daerah dalam bentuk suatu organisasi adalah adanya urusan pemerintahan harus dibentuk ke dalam organisasi tersendiri. Besaran organisasi perangkat daerah sekurang-kurangnya mempertimbangkan faktor kemampuan keuangan, kebutuhan daerah, cakupan tugas yang meliputi sasaran tugas yang harus diwujudkan, jenis dan banyaknya tugas, luas wilayah kerja dan kondisi geografis, jumlah dan kepadatan penduduk, potensi daerah yang bertalian dengan urusan yang akan ditangani, dan sarana dan prasarana penunjang tugas. Oleh karena itu, kebutuhan akan organisasi perangkat daerah bagi masing-masing daerah tidak senantiasa sama atau seragam.

Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 38 Tahun 2007 tentang PembagianUrusan Pemerintahan

PP tersebut mencantumkan bahwa bidang pekerjaan umum merupakan bidang wajib yang menjadi urusan pemerintah daerah, dan pemerintah berkewajiban untuk melakukan pembinaan terhadap pemerintah kabupaten/kota. PP 38/2007 ini juga memberikan kewenangan yang lebih besar kepada Pemerintah Kabupaten/Kota untuk melaksanakan pembangunan di Bidang Cipta

Karya. Hal ini dapat dilihat dari Pasal 7 Bab III, yang berbunyi: “(1) Urusan wajib

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (2) adalah urusan pemerintahan

(2)

Rencana Terpadu Dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kabupaten Nunukan Tahun 2016 - 2020

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Nunukan X-2

pemerintahan daerah kabupaten/kota, berkaitan dengan pelayanan dasar. (2)

Urusan wajib sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: antara lainnya adalah bidang pekerjaan umum”.

Dari pasal tersebut, ditetapkan bahwa bidang pekerjaan umum merupakan bidang wajib yang menjadi urusan pemerintah daerah, sehingga penyusunan RPI2-JM bidang Cipta Karya sebagai salah satu perangkat pembangunan daerah perlu melibatkan Pemerintah, pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota.

Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 41 tahun 2007 tentang Organisasi Daerah Berdasarkan PP 41 tahun 2007, bidang PU meliputi bidang Bina Marga, Pengairan, Cipta Karya dan Penataan Ruang. Bidang PU merupakan perumpunan urusan yang diwadahi dalam bentuk dinas. Dinas ditetapkan terdiri dari 1 sekretariat dan paling banyak 4 bidang, dengan sekretariat terdiri dari 3 sub-bagian dan masingmasing bidang terdiri dari paling banyak 3 seksi.

Gambar 10. 1 Keorganisasian Pemerintah Kabupaten/Kota

Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang RPJMN 2010-2014

Dalam Buku II Bab VIII Perpres ini dijabarkan tentang upaya untuk meningkatkan kapasitas dan akuntabilitas kinerja birokrasi diperlukan adanya upaya penataan kelembagaan dan ketalalaksanaan, peningkatan kualitas sumber daya manusia aparatur, pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi, penyempurnaan sistem perencanaan dan penganggaran, serta pengembangan sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah dan aparaturnya. Untuk mendukung penataan kelembagaan, secara beriringan telah ditempuh upaya untuk memperkuat aspek ketatalaksanaan di lingkungan instansi pemerintah, seperti perbaikan standar operasi dan prosedur (SOP) dan penerapan e-government di berbagai instansi. Sejalan dengan pengembangan manajemen kinerja di lingkungan instansi pemerintah, seluruh instansi pusat dan

B upati / Walikota

DPRD

Sekretaris

Dinas Lembaga

(3)

Rencana Terpadu Dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kabupaten Nunukan Tahun 2016 - 2020

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Nunukan X-3 daerah diharapkan secara bertahap dalam memperbaiki sistem ketatalaksanaan dengan menyiapkan perangkat SOP, mekanisme kerja yang lebih efisien dan efektif, dan mendukung upaya peningkatan akuntabilitas kinerja.

Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2010 Tentang Grand Design

ReformasiBirokrasi 2010-2025

Tindak lanjut dari Peraturan Presiden ini, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara telah mengeluarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 30 Tahun 2012 tentang Pedoman Pengusulan, Penetapan, dan Pembinaan Reformasi Birokrasi pada Pemerintah Daerah. Berdasarkan peraturan menteri ini, reformasi birokrasi pada pemerintah daerah dilaksanakan mulai tahun 2012, dengan dilakukan secara bertahap dan berkelanjutan sesuai dengan kemampuan pemerintah daerah. Permen ini memberikan panduan dan kejelasan mengenai mekanisme serta prosedur dalam rangka pengusulan, penetapan, dan pembinaan pelaksanaan reformasi birokrasi pemerintah daerah. Upaya pembenahan birokrasi di lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya telah dimulai sejak tahun 2005. Pembenahan yang dilakukan adalah menyangkut 3 (tiga) pilar birokrasi, yaitu kelembagaan, ketatalaksanaan, dan Sumber Daya Manusia (SDM).

Untuk mendukung tercapainya good governance, maka perlu dilanjutkan dan disesuaikan dengan program reformasi birokrasi pemerintah, yang terdiri dari sembilan program, yaitu :

1. Program Manajemen Perubahan, meliputi: penyusunan strategi manajemen perubahan dan strategi komunikasi K/L dan Pemda, sosialisasi dan internalisasi manajemen perubahan dalam rangka reformasi birokrasi;

2. Program Penataan Peraturan Perundang-undangan, meliputi: penataan berbagai peraturan perundang-undangan yang dikeluarkan/diterbitkan oleh K/L dan Pemda;

3. Program Penguatan dan Penataan Organisasi, meliputi: restrukturisasi tugas dan fungsi unit kerja, serta penguatan unit kerja yang menangani organisasi, tata laksana, pelayanan publik, kepagawaian dan diklat; 4. Penataan Tatalaksana, meliputi: penyusunan SOP penyelenggaraan

(4)

Rencana Terpadu Dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kabupaten Nunukan Tahun 2016 - 2020

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Nunukan X-4 5. Penataan Sistem Manajemen SDM Aparatur, meliputi: penataan sistem

rekrutmen pegawai, analisis dan evaluasi jabatan, penyusunan standar kompetensi jabatan, asesmen individiu berdasarkan kompetensi;

6. Penguatan Pengawasan, meliputi: penerapan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) dan Peningkatan peran Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP);

7. Penguatan Akuntabilitas, meliputi: penguatan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah, pengembangan sistem manajemen kinerja organisasi dan penyusunan Indikator Kinerja Utama (IKU);

8. Penguatan Pelayanan Publik, meliputi: penerapan standar pelayanan pada unit kerja masing-masing, penerapan SPM pada Kab/Kota.

9. Monitoring, Evaluasi, dan Pelaporan.

Pola pikir Reformasi Birokrasi di Kementerian Pekerjaan Umum dapat Karya dilihat pada gambar 10 .2 berikut ini.

Gambar 10. 2 Pola Pikir Penyusunan Reformasi Birokrasi PU 2010 - 2014 Cipta

(5)

Rencana Terpadu Dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kabupaten Nunukan Tahun 2016 - 2020

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Nunukan X-5 Instruksi Presiden No. 9 Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Genderdalam Pembangunan Nasional

Di dalam Inpres ini dinyatakan bahwa pengarusutamaan gender ke dalam seluruh proses pembangunan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kegiatan fungsional semua instansi dan lembaga pemerintah di tingkat Pusat dan Daerah. Presiden menginstruksikan untuk melaksanakan pengarusutamaan gender guna terselenggaranya perencanaan, penyusunan, pelaksanaan, pemantauan, evaluasi atas kebijakan dan program pembangunan nasional yang berperspektif gender sesuaidengan bidang tugas dan fungsi, serta kewenangan masing masing.

Terkait PUG, Kementerian PU dan Ditjen Cipta Karya pada umumnya telah mulai menerapkan PUG dalam tiap program/kegiatan Cipta Karya. Untuk itu perlu diperhatikan dalam pengembangan kelembagaan bidang Cipta Karya untuk memasukkan prinsip-prinsip PUG, demikian pula di dalam pengelolaan RPI2-JM Bidang Cipta Karya.

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 14/PRT/M/2010 Tentang StandarPelayanan Minimum

Peraturan Menteri PU ini menekankan tentang target pelayanan dasar bidang PU yang menjadi tanggungjawab pemerintah kabupaten/kota. Target pelayanan dasar yang ditetapkan dalam Permen ini yaitu pada Pasal 5 ayat 2, dapat dilihat sebagai bagian dari beban dan tanggungjawab kelembagaan yang menangani bidang ke- PU-an, khususnya untuk sub bidang Cipta Karya yang dituangkan di dalam dokumen RPI2-JM.

Dalam Permen ini juga disebutkan bahwa Gubernur bertanggung jawab dalam koordinasi penyelenggaraan pelayanan dasar bidang PU, sedangkan Bupati/Walikota bertanggung jawab dalam penyelenggaraan pelayanan dasar bidang PU. Koordinasi dan penyelenggaraan pelayanan dasar Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang dilaksanakan oleh instansi yang bertanggung jawab di Bidang PU dan Penataan Ruang baik provinsi maupun kabupaten/kota. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 57 Tahun 2007 tentang PetunjukTeknis Penataan Organisasi Perangkat Daerah

(6)

Rencana Terpadu Dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kabupaten Nunukan Tahun 2016 - 2020

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Nunukan X-6 Permendagri Nomor 57 tahun 2010 tentang Pedoman Standar PelayananPerkotaan

Pedoman ini dimaksudkan sebagai acuan bagi pemerintah daerah sebagai dasar untuk memberikan pelayanan perkotaan bagi masyarakat. SPP adalah standar pelayanan minimal kawasan perkotaan, yang sesuai dengan fungsi kawasan perkotaan merupakan tempat permukiman perkotaan, termasuk di dalamnya jenis pelayanan bidang Cipta Karya, seperti perumahan, air minum, drainase, prasarana jalan lingkungan, persampahan, dan air limbah.

Kepmen PAN Nomor 75 tahun 2004 tentang Pedoman PerhitunganKebutuhan Pegawai Berdasarkan Beban Kerja Dalam Rangka

PenyusunanFormasi Pegawai Negeri Sipil

Pedoman ini dimaksudkan sebagai acuan bagi setiap instansi pemerintah dalam menghitung kebutuhan pegawai berdasarkan beban kerja dalam rangka penyusunan formasi PNS. Dalam perhitungan kebutuhan pegawai, aspek pokok yang harus diperhatikan adalah: beban kerja, standar kemampuan rata-rata, dan waktu kerja. Dalam keputusan ini, Gubernur melakukan pembinaan dan pengendalian pelayanan perkotaan, sedangkan Bupati/Walikota melaksanakan dan memfasilitasi penyediaan pelayanan perkotaan.

Bagian ini menguraikan secara sistematis tentang kondisi eksisting kelembagaan Pemerintah kabupaten/kota yang menangani bidang Cipta Karya. 10.2.1. Kondisi Keorganisasian Bidang Cipta Karya

Kondisi keorganisasian bidang cipta karya di Kabupaten Nunukan saat ini mengalami permasalaahan utama yakni belum terdapat SOP yang dapat digunakan untuk melaksanakan pembangunan bidang cipta karya. Masing masing lembaga atau SKPD terkait bekerja hanya berdasarkan tupoksi yang telah dimiliki.

10.2.2. Kondisi Ketatalaksanaan Bidang Cipta Karya

Tata laksana organisasi yang perlu dikembangkan adalah menciptakan hubungan kerja antar perangkat daerah dengan menumbuhkembangkan rasa kebersamaan dan kemitraan dalam melaksanakan beban kerja dan tanggung jawab bagi peningkatan produktifitas dan kinerja.

(7)

Rencana Terpadu Dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kabupaten Nunukan Tahun 2016 - 2020

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Nunukan X-7 Secara internal, Cipta Karyakeorganisasian urusan pemerintah bidang Cipta Karya, perlu mengembangkan hubungan fungsional sesuai dengan kompetensi dan kemandirian dalam melaksanakan tugas, fungsi dan wewenang untuk masing-masing bidang/seksi. Selanjutnya juga perlu dikembangkan hubungan kerja yang koordinatif baik antar bidang/seksi di dalam keorganisasian urusan Cipta Karya, maupun untuk hubungan kerja lintas dinas/bidang dalam rangka menghindari tumpang tindih atau duplikasi program dan kegiatan secara substansial dan menjamin keselarasan program dan kegiatan antar perangkat daerah.

Prinsip-prinsip hubungan kerja yang diuraikan di atas perlu dituangkan di dalam Peraturan Daerah tentang keorganisasian Pemerintah Kabupaten/kota, khususnya menyangkut tupoksi dari masing-masing instansi pemerintah bidang Cipta Karya. Selain itu, guna memperjelas pelaksanaan tugas pada setiap satuan kerja, perlu dilengkapi dengan tatalaksana dan tata hubungan kerja antar satuan kerja, serta Standar Operasional Prosedur (SOP) untuk setiap pelaksanaan tugas, yang dapat dijadikan pedoman bagi pegawai dalam melakukan tugasnya.

Tabel 10. 1 Hubungan Kerja Instansi Bidang Cipta Karya No Instansi Peran Instansi dalam

Pembangunan Bidang CK

Unit / Bagian yang Menangani Pembangunan

Bidang CK

1 BAPPEDA Melakukan koordinasi, Perencanaan, Monitoring

Melaksanakan kegiatan baik

perencanaan maupun

kegiatan fisik

1. Bidang Cipta Karya

2. Bidang Tata Ruang

Tabel 10. 2 Inventarisasi SOP Bidang Cipta Karya

(8)

Rencana Terpadu Dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kabupaten Nunukan Tahun 2016 - 2020

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Nunukan X-8 SOP Non Teknis

1 - -

- Ket : Belum terdapat SOP

10.2.3. Kondisi Sumber Daya Manusia (SDM) Bidang Cipta Karya Dalam kaitannya dengan Reformasi Birokrasi, penataan sistem manajemen SDM aparatur merupakan program ke-5 dari Sembilan Program Reformasi Birokrasi, yang perlu ditingkatkan tidak hanya dari segi kuantitas tetapi juga kualitas. Bagian ini menguraikan kondisi SDM di keorganisasian instansi yang menangani bidang Cipta Karya, yang dapat dilakukan dengan mengisi tabel berikut mengenai komposisi pegawai dalam unit kerja bidang Cipta Karya.

Tabel 10. 3 Komposisi Pegawai dalam Unit Kerja Bidang Cipta Karya Unit

Analisis SWOT Kelembagaan merupakan suatu metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan ancaman (threats) di bidang kelembagaan. Analisis SWOT dapat diterapkan dengan cara menganalisis dan memilah berbagai hal yang mempengaruhi keempat faktornya, kemudian menerapkannya dalam matriks SWOT. Berdasarkan penjabaran dari kondisi eksisting kelembagaan, serta pertanyaan-pertanyaan yang perlu dijawab dalam analisis kelembagaan, maka diperlukan melakukan analisis SWOT kelembagaan bidang CK di yang meliputi aspek organisasi, tata laksana dan sumber daya manusia.

Strategi yang digunakan adalah bagaimana kekuatan mampu mengambil keuntungan dari peluang yang ada (strategi S-O); bagaimana cara mengatasi

(9)

Rencana Terpadu Dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kabupaten Nunukan Tahun 2016 - 2020

(10)

Kabupaten Nunukan Tahun 2016 - 2020

Peluang ( O )

a. Banyak terdapat lembaga yang mengadakan pelatihan peningkatan SDM b. Bantek dan Bimtek yang dilakukan oleh

Kementrian dan lembaga

c. Beasiswa Studi untuk PNS baik dari kementrian ataupun lembaga

d. Ketersediaan dana di pemerintah pusat

Ancaman ( T )

a. Kebijakan pemerintah pusat yang berubah

b. Kebijakan politis baik dari lembaga legislatif daerah maupun pusat.

Kekuatan ( S )

a. Terdapat beberapa orang yang ahli di bidang cipta karya

b. Terdapat gedung yang representatif

c. Koordinasi antar stakeholder terkait cukup baik

S - O

a. Meningkatkan koordinasi dalam rangka menangkap peluang bantek, bimtek, pelatihan maupun beasiswa untu peningkatan kapasitas lembaga.

b. Memanfaatkan gedung dan tenaga ahli yang ada dalam rangka bekerjasama dengan pemerintah pusat untuk pengadaan bimtek dan pelatihan di Kota Tarakan

S - T

a. Memanfaatkan tenaga ahli yang ada untuk meminimalisir dampak negatif perubahan kebijakan.

b. Meningkatkan koordinasi antar stakeholder guna untuk meminimalisir dampak negatif kepentingan kebijakan politik.

Kelemahan ( W )

a. Kualitas SDM masih banyak yang belum memenuhi standar

b. Sarana prasarana yang ada masih belum optimal c. Belum terdapat jabatan fungsional terkait

d. Belum terdapat SOP

W - O

a. Memanfaatkan lembaga pelatihan, program bantek maupun bimtek serta beasiswa studi untuk peningkatan kualitas SDM.

b. Memanfaatkan ketersediaan dana di pemerintah pusat untuk optimalisasi kebutuhan sarana dan prasarana

c. memanfaatkan bantek yang ada untuk penyusunan SOP

W - T

d. Meningkatkan kualitas SDM guna meminimalisir dampak negatif perubahan kebijakan pemerintah pusat

Faktor Eksternal

Faktor Internal

Rencana Terpadu Dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah

Tabel 10. 4

Matriks Analisis SWOT Kelembagaan

(11)

Rencana Terpadu Dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kabupaten Nunukan Tahun 2016 - 2020

12

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Nunukan x

Untuk merumuskan rencana pengembangan keorganisasian, dengan mengacu pada analisis SWOT, dilandaskan pada efektifitas dan efisiensi yang akan tercipta dari penataan struktur organisasi dan tupoksinya.

Rencana pengembangan keorganisasian terkait dengan penataan struktur organisasi dan tupoksi dari masing masing PNS. dalam rangka pengembangan keorganisasian di lingkungan Pemerintah Kabupaten Nunukan terkait bidang ke cipta karyaan perlu dilakukan evaluasi dan pendalaman tupoksi sehingga tidak terdapat kegiatan dan tupoksi yang berbenturan antar stakeholder. berikut adalah beberapa strategi pengembangan keroganisasian:

1. Memanfaatkan bantek yang ada untuk penyusunan SOP 10.4.2. Rencana Pengembangan Tata Laksana

Rencana pengembangan tata laksana terkait dengan beberapa hal berikut ini: 1. Memanfaatkan ketersediaan dana di pemerintah pusat untuk optimalisasi

kebutuhan sarana dan prasarana

2. Meningkatkan koordinasi antar stakeholder guna untuk meminimalisir dampak negatif kepentingan kebijakan politik.

3. Memanfaatkan tenaga ahli yang ada untuk meminimalisir dampak negatif perubahan kebijakan

4. Memanfaatkan gedung dan tenaga ahli yang ada dalam rangka bekerjasama dengan pemerintah pusat untuk pengadaan bimtek dan pelatihan di Kabupaten Nunukan

10.4.3. Rencana Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM)

Untuk merumuskan rencana pengembangan Sumber Daya Manusia, dengan mengacu pada analisis SWOT, antara lain diperlukan perencanaan karier setiap pegawai sesuai dengan kompetensi individu dan kebutuhan organisasi. Guna meningkatkan pelayanan kepegawaian, maka perencanaan pegawai hendaknya mengacu pada analisis jabatan yang terintegrasi sesuai dengan kebutuhan organisasi. Selain itu, rencana pengembangan SDM dapat dilakukan dengan Rencana Terpadu Dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah

10.4.

Rencana Pengembangan Kelembagaan

(12)

Rencana Terpadu Dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kabupaten Nunukan Tahun 2016 - 2020

12

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Nunukan x

peningkatan jenjang pendidikan serta mendukung pembinaan peningkatan kualitas SDM:

1. Memanfaatkan lembaga pelatihan, program bantek maupun bimtek serta beasiswa studi untuk peningkatan kualitas SDM.

2. Meningkatkan kualitas SDM guna meminimalisir dampak negatif perubahan kebijakan pemerintah pusat

3. Meningkatkan koordinasi dalam rangka menangkap peluang bantek, bimtek, pelatihan maupun beasiswa untu peningkatan kapasitas lembaga.

Tabel 10. 5 Rangkuman Rencana Aksi Pengembangan Kapasitas Kelembagaan

Aspek Kelembagaan

Strategi Rencana Aksi

Organisasi Meningkatkan bantuan teknis dari pemerintah pusat dalam rangka penyusunan SOP

 Melakukan koordinasi yang intensif

 Melakukan kajian penyusunan SOP

Tata Laksana Memanfaatkan peluang yang ada di pemerintah pusat dalam rangka

memperbaiki tata laksana kelembagaan di daerah

 Memanfaatkan ketersediaan dana di pemerintah pusat untuk optimalisasi kebutuhan sarana dan prasarana

 Meningkatkan koordinasi antar stakeholder guna untuk meminimalisir dampak negatif kepentingan kebijakan politik.

 Memanfaatkan tenaga ahli yang ada untuk meminimalisir dampak negatif perubahan kebijakan.

 Memanfaatkan gedung dan tenaga ahli yang ada dalam rangka bekerjasama dengan pemerintah pusat untuk pengadaan bimtek dan pelatihan di Kota Tarakan peningkatan kualitas SDM pemerintah daerah

 Memanfaatkan lembaga pelatihan, program bantek maupun bimtek serta beasiswa studi untuk peningkatan kualitas SDM.

 Meningkatkan kualitas SDM guna meminimalisir dampak negatif

perubahan kebijakan pemerintah pusat

Gambar

Gambar 10. 1 Keorganisasian Pemerintah Kabupaten/Kota
Gambar 10.  2  Pola Pikir Penyusunan Reformasi Birokrasi PU 2010 - 2014  Cipta
Tabel 10. 1 Hubungan Kerja Instansi Bidang Cipta Karya
Tabel 10. 3 Komposisi Pegawai dalam Unit Kerja Bidang Cipta Karya
+2

Referensi

Dokumen terkait

Oleh karena itu, dibutuhkan sistem informasi seleksi calon mahasiswa di Sekolah Tinggi Teknik Musi Palembang yang dapat mempermudah calon mahasiswa melakukan

Adapun tujuan dari Laporan Akhir ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan pendidikan Diploma III (tiga) di Teknik Elektro Program Studi Teknik

murabahah dalam perspektif ekonomi Islam. Dari penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan dalam penyelesaian pembiayaan murabahah bermasalah, diselesaikan dengan

76 0 Correlation Significance (1-tailed) df Correlation Significance (1-tailed) df Disiplin Kuliah Prestasi Belajar Control Variables Dukungan Sosial Teman Sebaya Disiplin

11 Jika saya melihat binatang yang saya takuti, saya berpikir binatang tersebut akan mengganggu saya.. 12 Saya akan bersikap tenang, jika saya

Kepala Badan Pusat Statistik Kota Magelang beserta staff yang telah memberikan bantuan dalam penyediaan data yang dibutuhkan penulis.. Seluruh Dosen Fakultas

Ada perbedaan yang sangat signifikan intensitas penggunaan SMS untuk berbincang-bincang (p = 0.000) dan perbedaan yang signifikan intensitas penggunaan SMS untuk

Berdasarkan hasil dari wawancara dan data yang telah penulis kumpulkan, diketahui bahwa prosedur pemberian kredit konsumtif yang diterakan oleh Koperasi Pegawai