BAB 3
RENCANA PEMBANGUNAN WILAYAH
KABUPATEN REJANG LEBONG
3.1. Visi dan Misi Pembangunan Kabupaten
Berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten
Rejang Lebong Tahun 2010-2015, Visi Kabupaten Rejang Lebong adalah :
“Terwujudnya masyarakat yang sejahtera, beriman dan kompetitif dengan pemanfaatan sumber daya alam berkelanjutan”.
Masyarakat sejahtera, menurut Bank Dunia tahun 2007, mempunyai
penghasilan di atas garis kemiskinan global (US$ 2 per kapita per hari),
sementara menurut UNDP tahun 2007, standar kebutuhan minimal per hari
untuk Indonesia adalah Rp. 20.000,- di kota dan Rp. 15.500,- di desa, baik
melalui usaha mandiri maupun bekerja pada orang lain, ekonomi berbasis
sumber daya, unit keuangan mikro, dan perluasan lapangan kerja.
Masyarakat yang beriman mengandung pengertian bahwa masyarakat
yang ingin diwujudkan adalah masyarakat yang religious dan berbudi
pekerti luhur, yakni masyarakat yang menghayati dan mengamalkan
nilai-nilai luhur agama, adat istiadat dan budaya sera taat kepada norma-norma
hokum dan kemasyakatan sehingga sanggup mengantarkan setiap warga
masyarakat Kabupaten Rejang Lebong siap untuk menghadapi tantangan
dunia modern di era informasi dan globalisasi.
Masyarakat yang kompetitif memiliki tingkat produktivitas yang
tinggi, berkompeten dalam memenuhi pasar kerja (cerdas teori dan
terampil berkarya) dan mampu menciptakan lapangan kerja baru
(kompetensi kewirausahaan), dan dapat mengambil peran strategis dalam
pelaksanaan pembangunan di Kabupaten Rejang Lebong.
Kondisi masyarakat yang kompetitif diawali dengan kondisi
masyarakat yang maju, yakni masyarakat yang memiliki tingkat pendidikan
terhadap perubahan yang mengarah pada kemajuan (misalnya teknologi
baru yang dapat meningkatkan produktivitas), memahami pengertian dasar
tentang agama yang dianut, serta sehat jasmani dan rohani.
Pemanfaatan sumberdaya alam berkelanjutan, yakni upaya untuk
mengelola Sumber Daya Alam berbasiskan kelestarian lingkungan hidup
yang dipergunakan dan dimanfaatkan untuk menunjang sector ekonomi,
pertanian, pertambangan dan energi serta pariwisata. Kegiatan tersebut
meliputi tahapan perencanaan, regulasi dan pemanfaatan dan pengendalian
pemanfaatan ruang wilayah sesuai dengan struktur ruang dan pola
kebijakan pemanfaatan ruang yang memperhatikan potensi daya dukung
lahan serta kesesuaian penggunaan lahan oleh masyarakat.
Pernyataan Visi di atas harus pula mampu menghasilkan kondisi
masyarakat yang berakhlak mulia. Masyarakat berakhlak mulia memiliki
kualitas iman dan moral yang tinggi sebagaimana tercermin dari pola
kehidupan sehari-hari yang saling menghargai satu sama lain, termasuk
kerukunan hidup umat inter dan antar agama, serta terbebas dari
praktek-praktek yang bertentangan dengan nilai-nilai agama seperti prostitusi,
narkoba, minuman keras, perjudian, korupsi, kolusi dan nepotisme.
Nilai-nilai agama dijadikan acuan dalam pelaksanaan pembangunan terutama
yang berhubungan dengan hajat orang banyak.
Misi
Untuk mewujudkan Visi pembangunan daerah tersebut, ditetapkan
misi sebagai berikut :
1. Mewujudkan Percepatan Pertumbuhan Ekonomi Berbasis Ekonomi
Kerakyatan Agribisnis dan Pariwisata;
2. Mewujudkan Sumber Daya Manusia yang Berkualitas Dengan
Penguasaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi;
3. Mewujudkan Pembangunan dan Pengembangan Infrastruktur yang
Sinergis, Berkualitas dan Berwawasan Lingkungan;
Keempat Misi pembangunan di atas perlu dijabarkan ke dalam
tingkatan perencanaan yang lebih operasional, mulai dari strategi,
kebijakan, program dan kegiatan. Guna mendapatkan keterkaitan yang
jelas antara Visi, Misi dan tingkatan di bawahnya maka perlu disusun
Agenda Pembangunan selama 5 tahun kedepan. Agenda tersebut
merupakan rumusan dari kelima Misi yang telah diuraikan di atas. Misi
pertama mencakup penegakan hukum dan penciptaan sistem pemerintahan
yang bersih sebagai modal utama dalam percepatan pembangunan di
Kabupaten Rejang Lebong. Misi ke dua, ke tiga dan ke empat merupakan
upaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sehingga ketiganya
dapat dirangkum dalam satu Agenda. Misi ke empat merupakan bagian dari
upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) sebagai pelaksana
pembangunan.
3.2. Strategi/Skenario Pengembangan Wilayah Kabupaten
Penentuan struktur ruang Kabupaten Rejang Lebong tidak terlepas
dari sistim kota – kota (hirarki kota) didalam Kabupaten Rejang Lebong.
Adapun penentuan struktur hirarki kota – kota di Kabupaten Rejang Lebong
didasarkan pada jalur upaya pemantapan fungsi kota – kota dalam
kerangka strategi dan kebijaksanaan pengembangan Kabupaten Rejang
Lebong. Dengan demikian struktur kota – kota ini diarahkan dan diharapkan
untuk mencapai keseimbangan pembangunan antara perkembangan wilayah
pusat, wilayah transisi dan wilayah belakang, sehingga wilayah belakang
dapat memperoleh tembusan/penjelasan perkembangan dari wilayah
pengembangan pusat (PKW) melalui wilayah pendorong pengembangan
(antara).
Berdasarkan hasil dari skenario pengembangan Kabupaten Rejang
Lebong dapat ditentukan arahan struktur ruang Kabupaten Rejang Lebong
dalam jangka panjang sampai Tahun 2016 dengan pertimbangan :
1. Lingkungan Strategis akibat dari letak geografis Kabupaten Rejang
Lebong.
2. Memacu perkembangan ekonomi Kabupaten Rejang Lebong.
Serta pertimbangan – pertimbangan pada bab sebelumnya, maka
dibentuklah Struktur Ruang Kabupaten Rejang Lebong dengan Curup
sebagai Ibukota Kabupaten. Adapun Struktur Ruang Kota Kabupaten Rejang
Lebong adalah sbb :
1. Curup sebagai PKW (Pusat Kegiatan Wialyah/pusat utama di
Kabupaten Rejang Lebong).
2. Kota Padang Ulak Tanding sebagai sub pusat di Kabupaten Rejang
Lebong .
3. Kota Air Duku sebagai Kota Antara di Kabupaten Rejang Lebong.
4. Kota – kota lain (Babakan Baru, Kampung Melayu, Tunas Harapan,
Lubuk Ubar, Talang Ulu, Bengko, Beringin Tiga, Kepala Curup, Lubuk
Alai, Lubuk Belimbing dan Kota Padang) sebagai ibukota kecamatan.
3.2.1 Arah Pengembangan Struktur Ruang
Untuk pengembangan kota – kota di Kabupaten Rejang Lebong dimasa
datang, perlu meningkatkan pengembangan fungsi – fungsi tersebut sesuai
dengan jumlah penduduk dan wilayah yang dilayaninya. Selain itu juga
perlu dipertimbangkan kaitannya dengan peran kota – kota sebagai pusat –
pusat wilayah pembangunan. Dengan demikian kota – kota tersebut perlu
dikembangkan supaya mendukung kebijaksanaan pengembangan sektor –
sektor yang terdapat dalam wilayah pelayanannya. Mengenai sektor – sektor
kegiatan pada tiap – tiap wilayah pembangunan dapat digunakan untuk
penataan ruang di tiap – tiap wilayah pembangunan. Dalam jangka panjang
kota – kota di Kabupaten Rejang Lebong dapat diarahkan sebagai berikut :
1. Curup
Kota yang berperan dalam lingkup regional (dalam lingkup Provinsi
Bengkulu) dan sebagai pusat dari Kabupaten Rejang Lebong, perlu
dikembangkan dengan peran sebagai berikut :
a. Pusat pemasaran dan perdagangan dengan skala pelayanan
beberapa kabupaten .
b. Simpul transportasi untuk beberapa kabupaten.
c. Pusat kegiatan ekonomi beberapa Kabupaten.
e. Pusat pelayanan keuangan skala beberapa kabupaten.
f. Pusat pelayanan masyarakat dan dan pendidikan beberapa
kabupaten.
g. Pusat Pemerintahan Kabupaten Rejang Lebong.
h. Pusat permukiman perkotaan skala besar.
Peran tersebut perlu didukung oleh kegiatan :
a. Kegiatan tanaman pangan, hortikultura, perkebunan karet dan
peternakan.
b. Kegiatan processing dan ware housing untuk masing – masing
kegiatan, baik agropolitan maupun manufaktur karet.
2. Kota Padang Ulak Tanding
Kota yang dipertahankan karakteristik ekonominya yang telah
terbentuk yang berperan sebagai berikut :
a. Pelayanan transportasi yang melayani beberapa kecamatan.
b. Pusat kegiatan ekonomi yang melayani beberapa kecamatan.
c. Pusat permukiman perkotaan.
d. Pusat pemasaran dan perdagangan skala beberapa kecamatan.
e. Pusat pendidikan skala beberapa kecamatan.
f. Pusat jasa publik yang melayani beberapa kecamatan.
g. Pusat pelayanan masyarakat yang melayani beberapa kecamatan.
h. Pendukung kegiatan processing dan ware housing manufaktur karet.
Adapun fungsi dari Kecamatan Padang Ulak Tanding :
a. Pertanian tanaman pangan, peternakan, serta dijajaki sebagai
pendukung Agropolitan
b. Perkebunan karet sebagai sumber keberlangsungan produksi
manufaktur karet
c. Perdagangan
3. Kota Air Duku
Kota yang berperan sebagai kota antara yang diharapkan dapat
membawa gaya spread effect dari pengembangan wilayah Kabupaten
Rejang Lebong terhadap kecamatan – kecamatan sekitarnya dengan
peran :
a. Pusat pelayanan transportasi dengan skala kecamatan (terminal
agribisnis)
b. Pusat pelayanan masyarakat skala kecamatan.
c. Kegiatan ekonomi melayani beberapa kecamatan
d. Pusat komunikasi skala kecamatan.
e. Permukiman perkotaan
f. Sentra utama pegembangan hasil produksi disektor pertanian
(Agropolitan).
g. Pergudangan ( warehousing ) untuk jenis produksi disektor
pertanian (Agropolitan).
h. Pusat kegiatan rekreasi
i. Pusat pendidikan melayani beberapa kabupaten (terkait Sekolah
Polisi Negara)
Adapun fungsi dari Kecamatan Selupu Rejang adalah :
a. Kawasan agropolitan (sektor pertanian dan sub sektornya)
b. Wisata Agro
c. Perdagangan
d. Pendidikan (terkait dengan Sekolah Polisi Negara)
4. Kota Padang
Kota yang berperan sebagai :
a. Pusat Distribusi barang dan jasa (terkait stasiun kereta api Kota
Padang)
b. Pendukung kegiatan manufaktur karet
c. Permukiman perkotaan
Adapun fungsi dari Kecamatan Kota Padang adalah :
a. Perkebunan karet
b. Tanaman pangan dan peternakan, serta dijajaki sebagai
penunjangAgropolitan.
c. Pertambangan dan pendidikan, ware housing manufaktur karet jika
rel kereta api terealisasi.
5. Kota Babakan Baru, Kampung Melayu, Tunas Harapan, Talang Ulu,
Lubuk Ubar, Beringin Tiga, Bengko, Kepala Curup, Lubuk Alai, Lubuk
Belimbing.
Kota Kecamatan yang perlu didorong sebagai pendukung
agribisnis dengan fungsi :
a. Pertanian tanaman pangan, perkebunan dan peternakan
b. Pendidikan dan ekonomi skala kecamatan.
c. Pariwisata (wisata agro)
d. Permukiman perkotaan
e. Perdagangan skala kecamatan
f. Terminal Agribisnis
g. Pertambanggan (tidak termasuk kecamatan Sindang Kelinggi)
Tabel 3.1. Pembagian Wilayah Pengembangan Kota
BWK Fungsi Luas (km²) Keterangan
Kota Curup - Pusat pemasaran dan perdagangan dengan skala
pelayanan beberapa kabupaten .
- Simpul transportasi untuk beberapa kabupaten. - Pusat kegiatan ekonomi beberapa Kabupaten. - Pusat jasa publik skala beberapa kabupaten. - Pusat pelayanan keuangan skala beberapa
kabupaten.
- Pusat pelayanan masyarakat dan dan
pendidikan beberapa kabupaten.
- Pusat Pemerintahan Kabupaten Rejang Lebong. - Pusat permukiman perkotaan skala besar.
122,72 Ibukota
- Pelayanan transportasi yang melayani beberapa
kecamatan.
- Pusat kegiatan ekonomi yang melayani
beberapa kecamatan.
- Pusat permukiman perkotaan.
- Pusat pemasaran dan perdagangan skala
beberapa kecamatan.
- Pusat pendidikan skala beberapa kecamatan. - Pusat jasa publik yang melayani beberapa
kecamatan.
- Pusat pelayanan masyarakat yang melayani
beberapa kecamatan.
- Pendukung kegiatan processing dan ware
housing manufaktur karet.
431,57 Ibukota
Kecamatan Padang Ulak
Kota Air Duku - Pusat pelayanan transportasi dengan skala
kecamatan (terminal agribisnis)
- Pusat pelayanan masyarakat skala kecamatan. - Kegiatan ekonomi melayani beberapa
kecamatan
- Pusat komunikasi skala kecamatan. - Permukiman perkotaan
- Sentra utama pegembangan hasil produksi
disektor pertanian (Agropolitan).
- Pergudangan ( warehousing ) untuk jenis
produksi disektor pertanian (Agropolitan).
- Pusat kegiatan rekreasi
- Pusat pendidikan melayani beberapa kabupaten
(terkait Sekolah Polisi Negara)
157,92 Ibukota
Kecamatan Selupu Rejang
Kota Padang - Pusat Distribusi barang dan jasa (terkait stasiun
kereta api Kota Padang)
- Pendukung kegiatan manufaktur karet - Permukiman perkotaan
- Pusat ekonomi melayani beberapa kecamatan.
364,83 Ibukota Lubuk Ubar, Beringin Tiga, Bengko, Kepala Curup, Lubuk Alai, Lubuk Belimbing.
- Pertanian tanaman pangan, perkebunan dan
peternakan
- Pendidikan dan ekonomi skala kecamatan. - Pariwisata (wisata agro)
- Permukiman perkotaan - Perdagangan skala kecamatan - Terminal Agribisnis
- Pertambanggan (tidak termasuk kecamatan
Sindang Kelinggi)
438,72 Ibukota
kecamatan pemekaran
Total 1.515,764
Untuk lebih jelasnya mengenai arah pengembangan struktur ruang
kota beserta peran dan fungsi masing – masing kota dapat dilihat pada
Pertimbangan lain yang mendasari dalam penyusunan peran dan fungsi kota
ini dimana dalam penentuannya didasari oleh pertimbangan – pertimbangan
analisis terdahulu juga didasari oleh pertimbangan hal – hal berikut :
1. Kota Air Duku diberikan fungsi dan peran dalam skema
agribisnis/agropolitan disebabkan karena lokasi agropolitan secara
existing telah ada di Kecamatan Selupu Rejang serta dilihat dari luas
wilayah optimalnya yang kecil seluas 3.808 Ha, juga telahada pasar dan
bank, sehinga pertimbangannya wilayah yang lebih kecil luasnya
dijadikan sebagai tempat kegiatan dan wilayah yang lebih luas dijadikan
sebagai tempat produksi agro.
2. Kota Padang diberikan peran yang lebih banyak daripada Kota Kampung
Melayu dan Beringin tiga disebabkan titik transhipmen point berada di
Kota Padang (stasiun kereta)
3. Kota Padang Ulak Tanding diberikan peran sebagai sub pusat yang
dijadikan pertimbangan paling mendasar adalah Kota Padang Ulak
Tanding (Ibukota Kecamatan Padang Ulak Tanding)
3.2.2 Fungsi dan Peran Kota
Fungsi merupakan suatu usaha atau upaya suatu kawasan/wilayah untuk
melayani masyarakat di kawasan/wilayah tersebut dengan mengoptimalkan
pemanfaatan ruang.
Pengembangan fungsi kota – kota tergantung pada hirarki kota tersebut
yang didasarkan pada jumlah penduduk, kepadatan penduduk, aksesibilitas,
karakteristik perekonomian serta kebijakan – kebijakan terkait lainnya.
Terkait dengan hasil dari analisis – analisi bab sebelumnya serta kebijakan
terkait diatasnya (RTRWN, RTRW Pulau dan RTRW Provinsi Bengkulu)
dimana Kabupaten Rejang Lebong termasuk kedalam Kawasan andalan
dengan sektor unggulan pertanian, industri, perkebunan, perikanan dan
pariwisata, serta karakteristik perekonomian Kabupaten Rejang Lebong
bertumpu disektor pertanian.
Adapun yang dimaksud dengan kawasan andalan adalah kawasan yang
mengupayakan pengembangan sektor – sektor unggulan unggulan masing -
antar wilayah atau sektor, kawasan andalan ditetapkan dalam rangka
mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih efiisien.
Dengan demikian kota – kota didalam Kabupaten Rejang Lebong yang
akan dikembangkan secara garis besarnya mempunyai fungsi utama sebagai
berikut :
1. Sebagai pusat kegiatan yang membentuk suatu wilayah pelayanan
tertentu (pendidikan, kesehatan, peribadatan, rekreasi dan hiburan).
2. Sebagai simpul jasa distribusi yang mencakup kegiatan perhubungan dan
komunikasi, pemasaran dan perdagangan serta pengumpulan hasil
produksi pertanian dan perkebunan.
3. Sebagai tempat fungsi tertentu berdasarkan kegiatan/sektor yang
dominan (pertanian, industri dan jasa).
Didalam pengembangan fungsi kota – kota tersebut mencakup pula
sektor – sektor yang strategis dan berkaitan dengan kawasan yang strategis,
hal ini digunakan untuk menentukan penataan ruang wilayah Kabupaten
Rejang Lebong. Untuk pemantapan struktur kota – kota dalam jangka
panjang, ukuran jumlah penduduk, kepadatan penduduk, dan aksesibilitas
mempunyai bobot lebih tinggi dari hiraki fungsional kota – kota. Dengan
demikian kota – kota yang memiliki jumlah penduduknya, kepadatan
penduduk dan aksesibilitasnya lebih tinggi, karena semakin besar jumlah
penduduk, kepadatan penduduk dan aksesibilitas suatu kota akan
mempercepat perkembangan kota tersebut.
Adapun hasil analisis terhadap kelengkapan fasilitas perkotaan didalam
kontelasi PKW (Pusat Kegiatan Wilayah) dengan konsep pengembangan
wilayahnya serta berdasarkan kondisi eksisting dapat diidentifikasikan
sebagai berikut :
1. Pusat pemasaran dan perdagangan skala beberapa kabupaten.
2. Pusat perhubungan dan transportasi.
3. Pusat kegiatan ekonomi kota.
4. Pusat kegiatan industri (pertanian dan pengolahan hasil karet).
5. Pusat pelayanan masyarakat.
6. Pusat pemerintahan.
8. Pusat pendidikan.
9. Pusat kegiatan rekreasi dan hiburan.
10. Sebagai Feeder road antara Lintas Tengah dan Barat.
Dimana fungsi – fungsi kota dan peran dari Kabupaten Rejang Lebong
perlu didukung oleh fungsi kecamatan – kecamatan dalam Kabupaten Rejang
Lebong berupa :
1. pertanian tanaman pangan;
2. pertanian perkebunan;
3. Peternakan, perikanan darat dan industri.
Tabel 3.2. Fungsi dan Peran Kota sebagai Pusat Kegiatan Wilayah
No. Kawasan Fungsi Luas
(km²)
Jumlah Penduduk
(jiwa)
1 Kota Curup a. Pusat pemasaran dan perdagangan dengan
skala pelayanan beberapa kabupaten . b. Simpul transportasi untuk beberapa
kabupaten.
c. Pusat kegiatan ekonomi beberapa Kabupaten. d. Pusat jasa publik skala beberapa kabupaten. e. Pusat pelayanan keuangan skala beberapa
kabupaten.
f. Pusat pelayanan masyarakat dan dan pendidikan beberapa kabupaten. g. Pusat Pemerintahan Kabupaten Rejang
Lebong.
h. Pusat permukiman perkotaan skala besar.
122,72 118.271
2 Kota Padang Ulak
Tanding
i. Pelayanan transportasi yang melayani beberapa kecamatan.
j. Pusat kegiatan ekonomi yang melayani beberapa kecamatan.
k. Pusat permukiman perkotaan.
l. Pusat pemasaran dan perdagangan skala beberapa kecamatan.
m.Pusat pendidikan skala beberapa kecamatan. n. Pusat jasa publik yang melayani beberapa
kecamatan.
o. Pusat pelayanan masyarakat yang melayani beberapa kecamatan.
p. Pendukung kegiatan processing dan ware housing manufaktur karet.
431,57 20.079
3 Air Duku a. Pusat pelayanan transportasi dengan skala
kecamatan (terminal agribisnis)
b. Pusat pelayanan masyarakat skala kecamatan. c. Kegiatan ekonomi melayani beberapa
kecamatan
d. Pusat komunikasi skala kecamatan. e. Permukiman perkotaan
f. Sentra utama pegembangan hasil produksi disektor pertanian (Agropolitan). g. Pergudangan (warehousing ) untuk jenis
produksi disektor pertanian (Agropolitan). h. Pusat kegiatan rekreasi
i. Pusat pendidikan melayani beberapa kabupaten (terkait Sekolah Polisi Negara)
4 Kota Padang a. Pusat Distribusi barang dan jasa (terkait stasiun kereta api Kota Padang) b. Pendukung kegiatan manufaktur karet c. Permukiman perkotaan
d. Pusat ekonomi melayani beberapa kecamatan.
364,83 14.453
5 Babakan Baru, Kampung Melayu, Tunas Harapan, Talang Ulu, Lubuk Ubar, Beringin Tiga, Bengko, Kepala Curup, Lubuk Alai, Lubuk Belimbing.
h. Pertanian tanaman pangan, perkebunan dan peternakan
i. Pendidikan dan ekonomi skala kecamatan. j. Pariwisata (wisata agro)
k. Permukiman perkotaan l. Perdagangan skala kecamatan m.Terminal Agribisnis
n. Pertambanggan (tidak termasuk kecamatan Sindang Kelinggi)
438,72 83.122
Total 1.515,764 261.745
3.2.3 Arah Pengembangan Permukiman dan Kependudukan
Kawasan Permukiman Perdesaan
Kawasan permukiman perdesaan adalah kawasan yang mempunyai
kegiatan utama pertanian, termasuk pengelolaan sumberdaya alam dengan
susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perdesaan, pelayanan
jasa pemerintahan, pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi. Adapun
kawasan permukiman perdesaan ini diperuntukan guna menunjang konsep
dari Agroindustri dimana kebutuhan bahan bakunya dipenuhi dari
Kabupaten Rejang Lebong dengan pemanfaatan lahannya serta
pengembangan kawasan permukiman perdesaan diarahkan terutama kepada
daerah – daerah yang tidak menyebabkan rawan bencana, serta mengikuti
jaringan jalan yang ada.
Tingkat pelayanan prasarana dan sarana perdesaan seharusnya dapat
dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya untuk kegiatan-kegiatan produktif,
pada hal jumlah desa berlistrik sebanyak masih relatif rendah, luas areal
irigasi pada tahun 2004 sebanyak 5.366 Ha, disamping itu penggunaan air
bersih baru mencapai 61% dan pemilikan jamban baru mencapai 62.2 %.
Belum dimanfaatkannya sarana dan prasarana diperdesaan ini
dimungkinkan karena belum optimalnya kinerja atau belum terbentuknya
kelembagaan dan organisasi yang berbasis masyarakat di perdesaan.Untuk
lebih jelasnya kawasan tersebut dapat dilihat pada Gambar Kawasan
Kawasan Permukiman Perkotaan
Kawasan permukiman perkotaan adalah kawasan yang mempunyai
kegiatan utama bukan pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai
tempat permukiman perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan jasa
pemerintahan, pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi.
Untuk Kabupaten Rejang Lebong ini Kawasan Permukiman
Perkotaannya diarahkan disekitar Ibukota Kecamatan, dimana secara rinci
penjabarannya dituangkan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kota atau
Rencana Detail Tata Ruang Kota sesuai dengan UU No. 24 Tahun 1992 dan
Kepmen Kimpraswil. Lokasi Kawasan Perkotaan dapat dilihat pada Gambar
Tabel 3.3. Rencana Penggunaan Lahan Kawasan Non Budidaya dan Budidaya di Kabupaten Rejang Lebong (Ha)
N
Sumber : RTRW Kabupaten Rejang Lebong
Ket. : ( ** ) Lokasi Belum teridentifikasi
(***) Tidak dihitung sebab sudah masuk dalam kawasan lindung, dan tidak dihitung sebab tidak berpengaruh
( * ) Luas belum dapat di identifikasi
3.2.4 Identifikasi Wilayah yang Perlu dikendalikan
Kawasan Perlindungan Bawahannya
Yang termasuk kedalam kategori kawasan perlindungan bawahannya
adalah hutan lindung, kawasan bergambut dan dan kawasan resapan air.
Adapun kawasan yang tedapat di Kabupaten Rejang Lebong adalah
kategori hutan lindung serta kawasan – kawasan yang mempunyai faktor
lereng ≥ 40 % dengan kriteria :
a. Kawasan hutan dengan faktor – faktor lereng lapangan, jenis tanah,
curah hujan yang melebihi nilai skors 175 dan atau,
b. Kawasan hutan yang mempunyai lereng lapangan 40 % atau lebih, dan
atau,
c. Kawasan hutan yang mempunyai ketinggian diatas permukaan laut
Sedangkan kriteria kawasan bergambut tidak terdapat di dalam
Kabupaten Rejang Lebong, sedangkan untuk kriteria kawasan resapan air,
berhubung data yang tersedia minim maka tidak dapat diidentifikasi.
Adapun kawasan – kawasan yang termasuk dalam kawasan perlindungan
bawahnya yang terdapat di Kabupaten rejang Lebong adalah :
1. Hutan Lindung Bukit Daun seluas 5.131 Ha di Kecamatan Bermani Ulu.
2. Hutan Lindung Bukit Basa seluas 128,89 Ha di Kecamatan Bermani Ulu.
3. Hutan Lindung Bukit Balai Rejang di Kecamatan Padang Ulak Tanding,
Sindang Kelinggi dan Kota Padang seluas 16.754 Ha.
4. Faktor lereng ≥ 40 % yang terdapat di hampir semua kecamatan dalam
lingkup Kabupaten Rejang Lebong seluas 20.913 Ha.
Kawasan Perlindungan Setempat
Kawasan perlindungan setempat terdiri dari kawasan sekitar mata air,
kawasan sekitar danau/waduk dan sempadan sungai.
1. Kawasan sekitar mata air, yaitu kawasan kurang lebih berjari – jari
200 m dari mata air, merupakan kawasan perlindungan setempat. Di
kabupaten Rejang Lebong mata air tersebut tidak terindentifikasi
2. Kawasan sekitar danau/waduk.
Kawasan sekitar waduk/danau adalah daerah sepanjang tepian
waduk/danau dengan jarak 50 – 100 m. Yang termasuk kedalam kategori
ini adalah :
a. Danau Mas Harun Bestari di Kecamatan Selupu Rejang
b. Danau Talang Kering Kecamatan Bermani Ulu.
c. Danau Air Panas Sindang Jati di Kecamatan Sindang Kelinggi.
d. Telaga Tiga Warna di Kecamatan Bermani Ulu.
3. Kawasan sempadan sungai.
Untuk kawasan sempadan sungai ini digunakan ketentuan 100 m dikanan
kiri sungai besar, 50 m dikanan kiri sungai kecil diluar permukiman,
sedang untuk sempadan sungai yang melewati permukiman besarnya
antara 10 – 15 m. Di Kabupaten Lebong yang termasuk kedalam
sedangkan untuk 100 m kiri kanan ditetapkan di Hulu Sungai Musi,
sedangkan yang berada dalam permukiman antara 10 – 15 m
4. Kawasan DAS Musi, DAS Beliti, DAS Kati dan DAS Kelinggi
Berdasarkan revisi RTRW Propinsi Bengkulu bahwa semua wilayah di
Kabupaten Rejang Lebong merupakan bagian dari SWS Musi, maka
diperlukan perlindungan setempat di kawasan DAS Hulu Sungai tersebut
sebagai perlindungan setempat di Kabupaten Rejang Lebong guna
mencegah terjadinya banjir di daerah bawahnya , namun demikian
berhubung lokasi TNKS telah melindungi DAS Hulu Sungai Musi maka
perlindungan terhadap TNKS tersebut mutlak dilakukan.
Kawasan Rawan Bencana Alam
Di Kabupaten Rejang Lebong dibeberapa wilayahnya adalah merupakan
daerah rawan bencana yang merupakan daerah potensi longsor maupun
daerah vulkanis aktif.
Adapun maksud dari direncanakannya kawasan rawan bencana adalah
sebagai mitigasi bencana alam dimana Mitigasi bencana adalah upaya
manusia dalam menurunkan dampak negatif terhadap suatu kejadian
bencana, sehingga pengaruh yang lebih buruk dapat dihindari. Dengan
demikian penelitian dan pengamatan dalam usaha perencanaan dan
persiapan untuk meminimalkan effek bencana alam lebih baik daripada
menghadapi kenyataan yang lebih buruk akibat terjadinya bencana. Upaya
yang dapat dilakukan terhadap bencana terbagi menjadi :
1. Sebelum terjadinya bencana adalah : kesiapsiagaan dan mitigasi.
2. Pada saat terjadinya bencana adalah : upaya pertolongan/bantuan dan
respon
3. Setelah terjadinya bencana adalah : rehabilitasi dan rekonstruksi.
Usaha mitigasi bencana bagi suatu daerah menyangkut perencanaan
yang bersifat antisipatif, ini berarti ada usaha untuk melihat kedepan,
yakni peramalan dan perencanaan berhubungan erat dengan perumusan
kebijakan (policy formulation). Kebijakan tidak lain dari expressi pertama
dan citra panduan dari apa yang disebut berpikir dan bertindak secara
dan bagian paling penting dari apa yang disebut proses berbuat secara
rasional (the process of rational creative action). Proses tersebut dapat
dibayangkan berkembang dari 4 aktivitas, yakni : peramalan, perencanaan,
pengambilan keputusan dan tindakan (action) , ke 4 aktivitas tersebut
bukan saja saling berhubungan, melainkan masing – masing membawa
embrio bagi tindakan berikutnya :
1. Peramalan plus perencanaan = proses perencanaan.
2. Perencanaan plus pengambilan keputusan = proses pengambilan
keputusan.
3. Peramalan plus perencanaan plus tindakan pengambilan keputusan =
proses tindakan kreatif yang rasional.
Adapun daerah yang mengalami daerah rawan bencana adalah
Kecamatan Bermani Ulu , Kecamatan Selupu Rejang, Kecamatan Sindang
Kelinggi, Kecamatan Padang Ulak Tanding dan Kecamatan kota Padang,
yang berada didaerah rawan longsor serta Vulkanis aktif, namun demikian
khusus rawan gempa di Kabupaten Lebong hanya mempunyai epicenter
III – IV skala MMI yang berarti efek gempa tersebut hanya menyebabkan
kerusakan ringan berupa retakan pada tanah timbunan di sisi–sisi jalan,
sedangkan khusus daerah rawan potensi longsor hanya berada disisi luar
lingkaran seperti yang terlihat pada gambar.
Menimbang statement dibeberapa wilayah Kabupaten Rejang Lebong
merupakan daerah rawan bencana untuk upaya pencegahan longsor adalah
reboisasi dikawasan longsor untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar
Kawasan Budidaya dan Non Budidaya
Pembahasan rencana pengembangan kawasan budidaya dan non
budidaya akan meliputi uraian tentang beberapa aspek yang berkaitan
dengan pembudidayaan kawasan yang meliputi kawasan pertanian, kawasan
perkebunan, kawasan perikanan, kawasan pertambangan, kawasan
perindustrian, kawasan pariwisata, kawasan permukiman perdesaan,
kawasan permukiman perkotaan dan kawasan lainnya yang masih berkaitan
dengan kegiatan budidaya. Adapun untuk menentukan suatu kawasan, harus
diperhatikan kesesuaian lahan bagi suatu kegiatan dengan memperhatikan
faktor – faktor fisik dasar, yaitu faktor kemiringan lahan, ketinggian tempat,
jenis tanah dan kawasan – kawasan lindung. Dari faktor – faktor tersebut
dilakukan super impose sehingga dapat ditentukan atau diketahui lahan –
3.2.5 Identifikasi Wilayah yang Didorong Pertumbuhannya
Wilayah yang didorong pertumbuhannya adalah Perdagangan dan jasa
berada di wilayah Kecamatan Curup yaitu Jalan Merdeka, Jalan Kartini,
Kawasan Jalan Pasar Atas, Kawasan Jalan Pasar Bang Mego, Kawasan Pasar
DE, Kawasan Pasar Sumber Bening Kecamatan Selupu Rejang, Kawasan Pasar
PUT Kecamatan Padang Ulak Tanding.
3.2.6 Arahan Rencana Induk Sistem Prasarana dan Sarana
Pembangunan infrastruktur adalah bagian integral dari pembangunan
kota merupakan salah satu penggerak pertumbuhan ekonomi daerah. Kondisi
infrastruktur seperti jaringan jalan, jaringan transportasi, jaringan drainase,
persampahan, sumber daya air dan pelayanan air bersih, jaringan air limbah
serta sarana prasarana lainnya masih belum mengimbangi perkembangan
dinamika masyarakat terutama diwilayah pengembangan. Berkurangnya
kualitas infrastruktur dan tertundanya pembangunan infrastruktur akan
memperlambat perekonomian daerah.
Kondisi lingkungan permukiman di Kab. Rejang Lebong umumnya
berwujud perkampungan yang berfungsi tidak sekedar tempat tinggal namun
juga tempat produksi dan berkarya serta berinteraksi. Keterbatasan lahan
kota tidak cukup memberikan ruang bagi upaya pemenuhan permukiman
layak huni yang terjangkau. Pilihan alternatif pengembangan permukiman
secara vertikal merupakan salah satu upaya penambahan unit rumah yang
kondusif terhadap tata ruang kota serta pembangunan dan pengelolaan
prasarana dasar lingkungan yang efisien.
Kebijakan pembangunan sarana prasarana dilakukan dengan
pendekatan pembangunan berbasis kewilayahan atau komunitas. Diharapkan
akan tercipta Kab. Rejang Lebong yang bersih, sehat, indah dan nyaman
yang dimulai dari lingkungan wilayah/kampung. Melalui pendekatan ini,
maka partisipasi masyarakat menjadi faktor penting dalam menentukan
keberhasilannya. Sesuai konteks Aglomerasi Kabupaten Rejang Lebong, maka
pembangunan sarana prasarana akan berkoordinasi dengan Pemerintah
Kabupaten Kepahiang, Kabupaten Lebong dan Kabupaten Musi Rawas
drainase, jalan dan transportasi, menajemen pengelolaan sampah,
Mengoptimalisasikan Instalasi Pengolah Air Limbah (IPAL) Tasikmalaya yang
telah ada dan penataan ruang perkotaan, akan menjadi kunci penting lima
tahun mendatang. Pengembangan sistem transportasi merupakan kebutuhan
mendesak untuk jangka waktu lima tahun mendatang.
Mewujudkan pembangunan prasarana dan sarana berkualitas
dimaksudkan untuk mencapai tujuan sebagai berikut :
1.Tersedianya sarana dan prasarana dasar publik yang memadai.
2.Meningkatnya kualitas penataan kawasan sesuai peraturan
3.Meningkatnya kualitas dan aksesibilitas sarana prasarana publik.
4.Meningkatnya fungsi kampung sebagai tempat berinteraksi masyarakat
yang utuh.
5.Percepatan pembangunan daerah tertinggal dan revitalisasi kawasan.
6.Meningkatnya partisipasi masyarakat dan swasta dalam pembangunan
sarana-prasarana dasar permukiman desa dan perkotaan
7.Terpenuhinya kebutuhan hunian yang dilengkapi dengan sarana dan
prasarana pendukungnya bagi seluruh masyarakat.
8.Tersedianya Ruang Terbuka Hijau Kawasan Perkotaan (RTHKP) dan ruang
publik yang cukup nyaman dan indah sebagai tempat bermain dan rekreasi
keluarga.
Dalam mencapai tujuan tersebut di atas dilaksanakan dengan kebijakan :
1. Menyediakan sarana dan prasarana dasar publik yang memadai di dalam
kabupaten dan di daerah perkotaan bekerjasama dengan daerah tetangga.
2. Meningkatkan penataan kawasan secara konsisten sesuai dengan Rencana
Tata Ruang Wilayah Kota Kecamatan.
3. Meningkatkan kualitas dan aksesibilitas sarana prasarana publik.
4. Meningkatkan fungsi kampung/desa sebagai subyek pembangunan
berbasis kewilayahan dan tempat berinteraksi masyarakat yang utuh baik
pada aspek sosial, budaya, ekonomi dan lingkungan.
5. Meningkatkan kerjasama dengan masyarakat dan swasta dalam
Program yang dilaksanakan adalah :
1. Program Pemeliharaan dan Pembangunan Saluran Drainase dengan
sasaran program : Berkurangnya genangan air sebesar 90%.
2. Program Pengembangan Tata Bangunan dan Lingkungan dengan sasaran
program : Meningkatnya produk rencana tata ruang kawasan dan rencana
rinci kawasan tertentu sebesar 80%
3. Program Pemeliharaan dan pembangunan jalan lingkungan dengan
sasaran program : Meningkatnya penanganan jalan lingkungan rusak
sebesar 40%
4. Program Pengelolaan Penataan Prasarana dan Sarana Dasar Lingkungan
Permukiman, Pemeliharaan dan Pengembangan Perumahan dan
Permukiman dengan sasaran program : Meningkatnya pengelolaan
prasarana dasar permukiman sebesar 30% untuk penanganan air limbah,
20 % untuk penanganan masalah sampah, dan jumlah rumah yang layak
huni menjadi 60%.
5. Program pelaksanaan revitalisasi bangunan bersejarah dan budaya.
6. Program pelaksanaan pembangunan daerah tertinggal (PDT) di
15 Kecamatan dalam Kabupaten Rejang Lebong dan program pelaksanaan
revitalisasi kawasan eks daerah transmigrasi Desa Belumai I, Belumai II,
Taba Tinggi, Trans Bukit Batu, Trans Kasie Kasubun, Trans Taktoi, Trans
Air Kati di Kecamatan Padang Ulak Tanding, Desa Transad, Transpol
Kecamatan Bermani Ulu, Desa Derati Kecamatan Kota Padang.
Rencana Induk Sistem (RIS)/Masterplan Infrastruktur
Rencana Induk Sistem (RIS) / Masterplan Infrastruktur Bidang PU/Cipta
Karya belum dimiliki Kab. Rejang Lebong sampai dengan saat ini yang terdiri
dari:
1. RIS Drainase;
2. RIS Pembuangan Air Limbah (IPAL);
3. RIS Persampahan;
4. RIS Permukiman dan Lingkungan;
3.2.7 Strategi Pengembangan Wilayah
Sistem perwilayahan pengembangan di Kabupaten Rejang Lebong
memakai sistem perwilayahan berdasarkan ruang lingkup pengaruh ekonomi
untuk melayani kebutuhan wilayah belakangnya (hinterlandnya) dikaitkan
dengan besar pengaruh suatu kota. Wilayah belakang (hinterland) dikatakan
sebagai wilayah pengaruh sebuah kota apabila dalam memenuhi
kebutuhannya atau menjual hasil produksinya cenderung bergantung pada
kota tersebut, termasuk kebutuhan hidup, pendidikan, kesehatan, rekreasi.
Dalam menjual produk termasuk didalamnya menjual komoditas atau
jasa/tenaga (mencari lapangan kerja).
Atas dasar hal tersebut serta pertimbangan dari skenario kawasan
industri dimana suatu industri membutuhkan kelangsungan stok bahan untuk
proses produksi, maka sistem perwilayah pengembangan di Kabupaten
Rejang Lebong adalah sebagai berikut :
1. Wilayah Pengembangan I meliputi Kecamatan Bermani Ulu Raya,
Kecamatan Bermani Ulu, Kecamatan Curup Utara, Kecamatan Curup,
Kecamatan Selupu Rejang, Kecamatan Sindang Kelingi, Kecamatan
Binduriang, Kecamatan Sindang Dataran, dengan basis disektor
Agropoiltan/Agrobisnis. Dengan pusat Agropolitan/Agribisnis ada di Kota
Air Duku.
2. Wilayah Pengembangan II meliputi Kecamatan Padang Ulak Tanding,
Kecamatan Sindang Beliti Ulu, Kecamatan Sindang Beliti Ilir, dan
Kecamatan Kota Padang dengan basis disektor manufaktur karet, dengan
pusat di Kota Padang Ulak Tanding.
Untuk lebih jelasnya mengenai sistem perwilayahan pembangunan dapat
Tabel 3.4. Luas Kawasan Terbangun dan Jumlah Penduduk
Adapun peran Kabupaten Rejang Lebong berdasarkan Rencana Tata
Ruang Wilayah Provinsi Bengkulu adalah sebagai PKW (Pusat Kegiatan
Wilayah) dimana pada peran tersebut Kota Curup ditunjuk sebagai kota yang
mengemban misi tersebut, dengan demikian bisa disebutkan disini bahwa
Kota Curup merupakan Ibukota dari Kabupaten Rejang Lebong.
Adapun kriteria dari Pusat Kegiatan Lokal (PKW) tersebut adalah :
1. Sebagai pusat pelayanan keuangan melayani beberapa kabupaten.
2. Sebagai pusat pengolahan/pengumpulan barang beberapa kabupaten.
3. Simpul transportasi untuk beberapa kabupaten.
4. Sebagai jasa pemerintahan beberapa kabupaten.
5. Jasa publik lainnya untuk beberpa kabupaten.
Berdasarkan hal tersebut maka dapat disebutkan disini bahwa peran dari
Kabupaten Rejang Lebong (dimana Curup ditunjuk sebagai Ibukotanya)
adalah pada skala regional atau bisa disebutkan disini bahwa skala
pelayanannya untuk melayani beberapa kabupaten lainya. Adapun peran
yang diemban yang akan diemban oleh Kabupaten Rejang Lebong dimasa
datang berdasarkan hasil analisis serta standard yang ada adalah sebagai
berikut :
1. Sebagai Kawasan Pengendalian ketat (High Control Zone) menurut
lokasi kawasannya ditinjau dari aspek kelestarian lingkungan untuk
kawasan konservasi, yang berguna sebagai perlindungan kawasan
bawahannya (Kabupaten – kabupaten lain dibawah Kabupaten Rejang
2. Sebagai Feeder road,(atau jalan penghubung antara Lintas Tengah dan
Barat).
3. Sebagai Transhipmen Point (fungsi terminal yang mengumpulkan dan
menyebarkan pergerakan antar kota dalam suatu wilayah ke wilayah lain
atau wilayah sendiri) ataupun juga dapat bersifat sebagai Interchange
(perpindahan moda disuatu terminal sehingga dapat memakai sistem
intermoda) hal ini dilihat dari segi letak geografisnya. Ataupun dengan
perkataan lain sebagai simpul transportasi dari beberapa Kabupaten.
4. Pusat pelayanan keuangan meliputi beberapa kabupaten.
5. Pusat pengolahan (Processing) dan pengumpulan barang (Ware
Housing) yang melayani beberapa Kabupaten.
6. Sebagai jasa publik untuk beberapa Kabupaten.
7. Pusat pemasaran dan perdagangan dengan skala pelayanan beberapa
kabupaten sekitarnya yang berdekatan khusus untuk produksi di sektor
pertanian dengan sub sektornya.
8. Pusat pegembangan hasil produksi disektor pertanian dengan sub
sektornya.
9. Pusat jasa publik skala beberapa kabupaten.
10. Pusat kegiatan rekreasi dan hiburan.
11. Pusat pelayanan masyarakat dan dan pendidikan yang melayani beberapa
kabupaten.
3
3..33.. SSkkeennaarriiooPPeennggeemmbbaannggaannBBiiddaannggPPUU//CCiippttaaKKaarryyaa
Skenario yang diharapkan empat tahun kedepan terkait ke-Cipta
Karyaan berdasarkan RPJMD Kab. Rejang Lebong 2010-2015 adalah sebagai
berikut ini.
1. Perencanaan Tata Bangunan (RTBL) pada tahun 2017 diharapkan
mencapai 100%.
2. Panjang jalan lingkungan dalam kondisi baik pada tahun 2017
direncanakan sebesar 40%.
3. Jumlah luas genangan beberapa saat setelah hujan deras yang ada pada
tahun 2017 direncanakan tinggal 10%.
4. Kondisi rumah di Kab. Rejang Lebong pada tahun 2017 yang layak huni
5. Pada tahun 2017 pengelolaan sampah oleh Kelompok Rumah Tangga
secara mandiri dengan penerapan metode 3 M (Mengurangi,
Memanfaatkan Kembali, Mendaur Ulang) melalui pemilahan sampah
ditargetkan, sehingga volume sampah yang dibuang dapat dikurangi
sebesar 10% dan diharapkan terjadi peningkatan efisiensi pengelolaan
sampah serta meningkatkan umur pakai dan sarana TPA Bandung Marga
Kecamatan Bermani Ulu.
6. Pada tahun 2017 pembuangan limbah yang dilayani melalui Sambungan
Rumah (SR) yang didukung dengan pembangunan jaringan primer dan
sekunder bekerjasama dengan Pemerintah Propinsi Bengkulu dan Pusat.
Bagi penduduk yang belum terjangkau sambungan rumah akan dilayani
melalui IPAL Komunal atau membuat IPAL rumah tangga yang memenuhi
persyaratan teknis dalam kondisi baik pada tahun 2017 direncanakan
sebesar 5%.
7. Sampai dengan tahun 2017 seluruh rumah tangga dapat menjangkau
pelayanan air bersih baik melalui sistem perpipaan maupun non
perpipaan. Pelayanan air bersih melalui perpipaan direncanakan melayani
50% dari total kebutuhan air bersih penduduk dicapai dengan peningkatan
kualitas air bersih dan peningkatan jumlah pemakai air bersih, sedangkan
sisanya sebesar 50% menggunakan fasilitas non perpipaan baik melalui
sumur perorangan maupun sumber lainnya 30% serta sumur komunal 20%.
8. Melaksanakan revitalisasi kawasan Sejarah dan Budaya Tabarenah dan
Kesambe bekerjasama dengan dengan Propinsi Bengkulu.
9. Melaksanakan pembangunan daerah tertinggal (PDT) di 15 Kecamatan
dalam Kabupaten Rejang Lebong dan melaksanakan revitalisasi kawasan
eks daerah transmigrasi Desa Belumai I, Belumai II, Taba Tinggi, Trans
Bukit Batu, Trans Kasie Kasubun, Trans Taktoi, Trans Air Kati di
Kecamatan Padang Ulak Tanding, Desa Transad, Transpol Kecamatan
Bermani Ulu, Desa Derati Kecamatan Kota Padang, bekerjasama dengan
dengan Propinsi Bengkulu dan Pemerintah Pusat.
10.Peningkatan aspek kualifikasi teknis, aspek motivasi dan aspek koordinasi
dalam menunjang peningkatan birokrasi yang efektif, efisien, bersih dan
diharapkan dalam kurun waktu 4 (empat) tahun ke depan sumber daya
manusia yang dimiliki dapat berkategori mampu dan profesional.
11.Meningkatkan sarana prasarana pemerintahan beserta fasilitas pendukung
dalam upaya mengoptimalkan pelayanan kepada masyarakat sehingga
diharapkan pada tahun 2017 sarana prasarana sesuai dengan standar
kelayakan.
12.Meningkatkan produk legislasi daerah yang sesuai dengan kebutuhan
masyarakat dan pelayanan publik, sehingga tingkat kepatuhan hukum
dapat diwujudkan dengan menurunkan tingkat pelanggaran Perda dari
tahun 2013 sampai dengan 2017 masing-masing sebesar 20% per tahun
dari pelanggaran Perda.
Dalam mewujudkan visi pembangunan Kab. Rejang Lebong tersebut
ditempuh melalui 4 (empat)misi pembangunan sebagai berikut:
1. Mewujudkan Percepatan Pertumbuhan Ekonomi Berbasis Ekonomi
Kerakyatan Agribisnis dan Pariwisata;
2. Mewujudkan Sumber Daya Manusia yang Berkualitas Dengan Penguasaan
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi;
3. Mewujudkan Pembangunan dan Pengembangan Infrastruktur yang
Sinergis, Berkualitas dan Berwawasan Lingkungan;
4. Mewujudkan Pelestarian Nilai-Nilai Agama, Budaya, Moral dan Etika dalam Melandasi Pelaksanaan Pembangunan.
Keempat Misi pembangunan di atas perlu dijabarkan ke dalam
tingkatan perencanaan yang lebih operasional, mulai dari strategi,
kebijakan, program dan kegiatan. Guna mendapatkan keterkaitan yang jelas
antara Visi, Misi dan tingkatan di bawahnya maka perlu disusun Agenda
Pembangunan selama 5 tahun kedepan. Agenda tersebut merupakan
rumusan dari keempat Misi yang telah diuraikan di atas. Misi pertama
mencakup penegakan hukum dan penciptaan sistem pemerintahan yang
bersih sebagai modal utama dalam percepatan pembangunan di Kabupaten
Rejang Lebong. Misi ke dua, ke tiga dan ke empat merupakan upaya untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat sehingga ketiganya dapat
peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) sebagai pelaksana
pembangunan.
3.4 Logical Framework : Keterkaitan Rencana Pengembangan Wilayah dan
Rencana Pembangunan Infrastruktur (Masterplan Infrastruktur)
Bagian ini menguraikan keterkaitan antara rencana pengembangan
kabupaten dan rencana pembangunan PSD di setiap wilayah kawasan
kabupaten secara umum. Uraian ini dilengkapi dengan matrik hubungan antar
kegiatan yang akan dikembangkan dengan PSD utama dan penunjang yang
dibutuhkan disetiap wilayah kabupaten. Penjelasan keterpaduan, keterkaitan,
dan keselarasan terhadap masalah yang dihadapi oleh kabupaten dan prioritas
Tabel 3.5. Matrik Logical Framework
Kebijakan Program Ruang Lingkup Kegiatan
2. Backlog perumahan Pemenuhan kebutuhan
Master Plan & DED Pembangunan 3. Permukiman kumuh
dan daerah tertinggal
6. Bangunan bersejarah di kawasan
berbasis
pariwisata Outcome: Peningkatan daya
tarik wisata 8. Sampah bertambah