• Tidak ada hasil yang ditemukan

DOCRPIJM 971b764c16 BAB IIIBAB 3 Rencana Tata Ruang Wilayah sebagai Arahan Spasial RPI2JM edit

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "DOCRPIJM 971b764c16 BAB IIIBAB 3 Rencana Tata Ruang Wilayah sebagai Arahan Spasial RPI2JM edit"

Copied!
115
0
0

Teks penuh

(1)

III -1

BABIII

RENCANATATARUANGWILAYAH

SEBAGAIARAHANSPASIALRPI2-JM

3.1. RencanaTataRuang Wilayah Nasional(RTRWN)

3.1.1. Tujuan,Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang Wilayah Nasional

3.1.1.1. Tujuan Penataan RuangWilayah Nasional

Penataanruangwilayahnasional bertujuanuntuk mewujudkan :

1. Ruangwilayahnasional yang aman, nyaman,produktifdanberkelanjutan

2. Keharmonisan antara lingkungan alam dan lingkungan buatan

3. Keterpaduan perencanaan tata ruang wilayah nasional, provinsi, dan

kabupaten/kota

4. Keterpaduan pemanfaatan ruang darat, ruang laut, dan, ruang udara

termasuk ruang di dalam bumi dalam kerangka Negara Kesatuan Republik

Indonesia

5. Keterpaduan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah nasional, provinsi,

dan kabupaten/kota dalam rangka perlindungan fungsi ruang dan

pencegahan dampak negatif terhadap lingkungan akibat pemanfaatan

ruang

6. Pemanfaatan sumber daya alam secara berkelanjutan bagi

peningkatan kesejahteraan masyarakat

7. Keseimbangan dan keserasian perkembangan antar wilayah

8. Keseimbangan dan keserasian kegiatan antar sektor

9. Pertahanan dan keamanan negara yang dinamis serta integrasi nasional

RTRWN menjadi pedoman untuk :

a. Penyusunanrencanapembangunanjangkapanjangnasional.

b. Penyusunan rencana pembangunan jangka menengah nasional.

c. Pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang di wilayah

nasional.

d. Perwujudan keterpaduan, keterkaitan dan keseimbangan perkembangan

(2)

III -2

e. Penetapanlokasi danfungsi ruanguntuk investasi

f. Penataanruangkawasanstrategis nasional

g. Penataanruangwilayahprovinsi dankabupaten/kota

3.1.1.2. KebijakandanStrategiPenataanRuangWilayahNasional,meliputik

ebijakandanstrategi pengembanganstrukturruang dan

polaruang.

1. Kebijakanpengembanganstruktur ruangmeliputi :

 Peningkatan akses pelayanan perkotaan dan pusat

pertumbuhan ekonomi wilayah yang meratadanberhirarki

 Peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan jaringan

prasarana transportasi, telekomunikasi,energi,

dansumberdayaairyangterpadudanmeratadiseluruhwilayah

nasionalStrategiuntukpeningkatanaksespelayananperkotaand

anpusatpertumbuhanekonomiwilayah meliputi :

 Menjagaketerkaitanantarkawasanperkotaan,antara

kawasanperkotaandanperdesaan,

sertaantarakawasanperkotaandanwilayahdisekitarnya

 Mengembangkan pusat pertumbuhan baru di kawasan

yang belum terlayani oleh pusat pertumbuhan

 Mengendalikan perkembangan kota-kota pantai

 Mendorong kawasan perkotaan dan pusat pertumbuhan

agar lebih kompetitif dan lebih efektif dalam pengembangan

wilayah disekitarnya.

2. Kebijakandanstrategi pengembanganpolaruangmeliputi :

 Kebijakandanstrategi pengembangankawasanlindung

 Pemeliharaandanperwujudankelestarianfungsi lingkungan

hidup

 Pencegahan dampak negatif kegiatan manusia yang dapat

menimbulkan kerusakan lingkunganhidup

(3)

III -3

 Perwujudan dan peningkatan keterpaduan dan keterkaitan

antar kegiatan budi daya

 Pengendalian perkembangan kegiatan budi daya agar

tidak melampaui daya dukung dan daya tampung

lingkungan

 Kebijakandanstrategi pengembangankawasanstrategis

nasional

 Pelestariandanpeningkatanfungsi

dandayadukunglingkungan hidup.

Strategi :

 Menetapkankawasanstrategis nasionalberfungsi

lindung

 Mencegah pemanfaatan ruang di kawasan

strategis nasional yang berpotensi mengurangi

fungsi lindung kawasan.

 Membatasi pemanfaatan ruang disekitar kawasan

strategis nasional yang berpotensi mengurangi fungsi

lindung kawasan

 Membatasi pengembangan sarana dan prasarana di

dalam dan disekitar kawasan strategis nasional yang

dapat memicu perkembangan kegiatan budi daya

 Mengembangkan kegiatan budi daya tidak

terbangun disekitar kawasan strategisasional yang

berfungsi sebagai zona penyangga yang memisahkan

kawasan lindung dengan kawasan budi daya

terbangun

 Merehabilitasi fungsi lindung kawasan yang

menurun akibat dampak pemanfaatan ruang yang

berkembang di dalam dan di sekitar kawasan strategis

nasional.

 Pengembangankawasantertinggaluntukmengurangikesenja

(4)

III -4

Strategi :

 Memanfaatkansumber daya alam secaraoptimal

danberkelanjutan

 Membuka akses dan meningkatkan aksesbilitas antar

kawasan tertinggal dan pusat pertumbuhan wilayah

 Mengembangkan sarana dan prasarana penunjang

kegiatan ekonomi masyarakat

 Meningkatkan akses masyarakat ke sumber

pembiayaan

 Meningkatkan kualitasdan kapasitas sumber daya

manusia dalam pengelolaan kegiatanekonomi.

3.1.2. RencanaStrukturRuangWilayah Nasional

Rencanastruktur ruangwilayahnasionalmeliputi(A) sistem

perkotaannasional,(B) sistem jaringantransportasi

nasional,(C)sistemjaringanenerginasional,(D)sistemjaringantelekomunikasi

nasional, dan(E)sistemjaringansumber dayaair.Namundalam pembahasan

yangterkait dengan PenyusunanRPI2JM BidangCiptaKarryaadalahsistem

perkotaannasional.

SistemperkotaannasionalterdiriatasPusatKegiatanNasional(PKN),PusatK

egiatanWilayah (PKW), danPusatKegiatanLokal (PKL) yangdapatberupa:

1. kawasan megapolitan;

2. kawasan metropolitan;

3. kawasanperkotaanbesar;

4. kawasanperkotaansedang; atau

5. kawasanperkotaankecil.

UntukProvinsiJawaTimurPKNditentukandi

KawasanPerkotaanGerbangkertasusila(Gresik, Bangkalan, Mojokerto,

Surabaya, Sidoarjo, dan Lamongan) serta di Malang. Sedangkan PKW di

ProvinsiJawaTimurdiarahkanpadawilayahProbolinggo,Tuban,Kediri,Madiun,

banyuwangi,Jember,

(5)

III -5

taandiProvinsiJawaTimur.

Tabel 3.1

Sistem Perkotaan Nasional dan ArahanPengembangannya di Provinsi

JawaTimur

No Sistem

Perkotaan Wilayah Arahan

1 PKN Gerbangkert

asusila

Termasukdalamtahapanpengembangan I dengan fokus kegiatanrevitalisasikota-kota yang telah berfungsi

Malang Termasukdalamtahapanpengembangan I

dengan fokus kegiatanpengembangan/ peningkatanfungsi kawasan perkotaan

2 PKW Probolinggo Termasukdalam tahapan pengembangan

II dengan fokus kegiatanpengembangan/ peningkatanfungsi kawasan perkotaan

Tuban TermasukdalamtahapanpengembanganI

dengan fokus kegiatan pengembangan/ peningkatanfungsi kawasan perkotaan

Kediri TermasukdalamtahapanpengembanganI

dengan fokus kegiatan pengembangan/ peningkatanfungsi kawasan perkotaan

Madiun Termasukdalam tahapan pengembangan

II dengan fokus kegiatanpengembangan/ peningkatanfungsi kawasan perkotaan

Banyuwangi Termasukdalamtahapanpengembangan I dengan fokus kegiatanpengembangan/ peningkatanfungsi kawasan perkotaan

Jember TermasukdalamtahapanpengembanganII

denganfokuskegiatanpengembanganbar u kawasanperkotaan

Blitar Termasukdalam tahapan pengembangan

II denganfokus kegiatan

(6)

III -6

Pamekasan Termasukdalam tahapan pengembangan

II denganfokus kegiatan

pengembanganbaru kawasanperkotaan

Bojonegoro Termasukdalam tahapan pengembangan

II denganfokus kegiatan

pengembanganbaru kawasanperkotaan

Pacitan TermasukdalamtahapanpengembanganII

denganfokuskegiatanpengembanganbar u kawasanperkotaan

Sumber:LampiranPeraturanPemerintahRepublikIndonesiaNomor26Tahun2008Tent angRencanaTataRuangWilayahNasional

3.1.3. RencanaKawasan StrategisNasional(KSN)

Penetapankawasanstrategis nasional

dilakukanberdasarkankepentingan:

a. Pertahanandankeamanan;

b. Pertumbuhan ekonomi;

c. Sosial danbudaya;

d. Pendayagunaansumber daya alam dan/atauteknologitinggi;dan/atau

e. Fungsi dandayadukunglingkunganhidup.

Tabel 3.2

Kawasan Strategis Nasional di Provinsi Jawa Timur

No Kawasan Strategis Nasional

Kota/Kabupaten Sudut

Kepentingan 1 Kawasan PerkotaanGresik

– Bangkalan –Mojokerto– Surabaya – Sidoarjo –Lamongan

(Gerbangkertosusila)

Kab. Gresik, Kab. Bangkalan, Kota Mojokerto, Kota Surabaya, Kab. Sidoarjo, Kab. Lamongan

Ekonomi

2 Kawasan Stasiun Pengamat Dirgantara Watukosek

KabupatenJember Pertahanandan Keamanan 4 Kawasan Perbatasan

NegaraPulau SekeldanPanehan

Kabupaten Trenggalek Pertahanandan Keamanan

Sumber:LampiranPeraturanPemerintahRepublikIndonesiaNomor26tahun2008Tenta

(7)

III -7

3.2. RTRW Kawasan Strategis Nasional(KSN)

BeberapaarahanyangharusdiperhatikandariRTRWKSNdalampenyusunan

RPI2-JMCipta KaryaKabupaten/Kotaadalahsebagai berikut :

a. Cakupandelineasi wilayahyangditetapkandalam KSN.

b. ArahankepentinganpenetapanKSN,yangdapatberupa:

1. Ekonomi

2. LingkunganHidup

3. Sosial Budaya

4. Pendayagunaan Sumberdaya alam danTeknologi Tinggi

5. PertahanandanKeamanan

c. Arahanpengembanganpolaruangdanstruktur ruangyangmencakup:

1. Arahanpengembanganpolaruang :

 Arahanpengembangankawasanlindungdanbudidaya

 Arahanpengembanganpolaruangterkait

bidangCiptaKaryasepertipengembanganRTH.

2. Arahanpengembanganstrukturruangterkaitkeciptakaryaansepertipengem

banganprasarana saranaair minum, air limbah,persampahan,dan

drainase.

3. Indikasiprogramsebagaioperasionalisasirencanapolaruangdanstrukturrua

ngkhususnya untukbidangCiptaKarya.

AdapunRTRW KSN yangtelahditetapkansampai saatini

adalahsebagaiberikut:

a. PerpresNo.54Tahun2008tentangPenataanRuangKawasanJakarta,Bogor

,Depok,Tangerang, Bekasi,Puncak,Cianjur;

b. PerpresNo.45Tahun2011tentangRencanaTataRuangKawasanPerkotaa

nDenpasar,Badung, Gianyar,danTabanan;

c. PerpresNo.55Tahun2011tentangRencanaTataRuangKawasanPerkotaa

nMakassar,Maros, Sungguminasa,Takalar;

d. PerpresNo.62Tahun2011tentangRencanaTataRuangKawasanPerkotaan

Medan,Binjai,Deli Serdang,dan Karo;

e. PerpresNo.86Tahun2011tentangPengembanganKawasanStrategisdanIn

(8)

III -8

f. Perpres

No.87Tahun2011tentangRencanaTataRuangKawasanBatam,Bintan,dan

Karimun.

Berdasarkanpenjelasantersebut,makakawasan-kawasandiwilayahProvinsiJawaTimur belum adayang memiliki

RencanaTataRuang Kawasan Strategis.

3.3. Arahan RTRW Pulau Jawa-Bali

3.3.1. Definisi

Rencana Tata Ruang (RTR) Pulau/Kepulauan merupakan rencana rinci

dari Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN)berisitujuan,

kebijakandan strategipenataan ruang, rencana strukturdan polaruang,

pemanfaatandan pengendalian pemanfaatanruang,strategi operasionalisasi

perwujudanstruktur danpolaruang,sertaindikasi program

jangkamenengahlimatahun.

3.3.2. FungsiRencanaTataRuang Kepulauan Terhadap RPI2JM

ArahanpemanfaatanruangPulau/Kepulauan dan

KSNmerupakanacuandalammewujudkan struktur

ruangdanpolaruang(yangmemuatrincianindikasi program utama,indikasi

sumber pendanaan,indikasiinstansipelaksana, danindikasiwaktu

pelaksanaan),sehinga untuk operasionalisasinya perlu disusun Rencana

Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM).

3.3.3. Kedudukan

RencanaTataRuang(RTR)

Pulau/KepulauandisusununtukmelaksanakanketentuanPasal 21

ayat(1)Undang-UndangNomor 26Tahun 2007tentang PenataanRuang

danketentuanPasal123ayat

(4)PeraturanPemerintahNomor26Tahun2008tentangRencanaTataRuangWilay

ahNasional. Dalam aturantersebutRTR Pulau/KepulauandanKSN

(9)

III -9

RTRWN.Untuk lebihjelasnyalihattabelberikut.

Tabel 3.3Amanat UU 26/2007 dan PP 26/2008 terkait RTR Pulau/Kepulauan

dan KSN

A. UU 26/2007 tentang Penataan Ruang 1 Pasal14ayat (4)

RTR Pulau/KepulauandanKSN disusunsebagai perangkatoperasional 2 Pasal14Ayat (5)

 RTR Pulau/KepulauandanKSN disusunapabila:

 RTRWN belum dapat dijadikan dasar pelaksanaan pemanfaatan ruang &engendalianpemanfaatan ruang  RTRWN mencakup wilayah perencanaan yg luas &skala peta

memerlukan perinciansebelum dioperasionakan 3 Pasal21ayat (1)

RTR Pulau/KepulauandanKSN diatur denganperaturan presiden. 4 Penjelasan Pasal14Ayat(3)

RTR Pulau/KepulauandanKSN merupakan rencanarinci untuk RTRWN B. PP26/2008 tentang RencanaTataRuang Wilayah Nasional

Pasal 123ayat (4)

RTR Pulau/KepulauandanKSNditetapkandenganperaturanpresiden.

Sesuaitabel diatas kedudukandari RTR

(10)

III -10

Gambar3.1

Kedudukan RTR Pulau/Kepulauan

3.3.4. Tujuan

PenataanruangPulauJawa-Bali bertujuan untuk mewujudkan :

1. Lumbungpangan utamanasional;

2. Kawasanperkotaannasional yangkompak berbasis mitigasi

danadaptasibencana;

3. Pusatindustri yangberdayasaingdanramahlingkungan;

4. Pemanfaatanpotensisumberdayamineral,minyakdangasbumi,sertapanasbu

misecara berkelanjutan;

5. Pemanfaatanpotensi

perikanan,perkebunan,dankehutanansecaraberkelanjutan;

6. Pusatperdagangandanjasayangberskalainternasional;

7. Pusatpariwisataberdayasainginternasionalberbasis cagar

budayadanilmupengetahuan,bahari, ekowisata,sertapenyelenggaraan

pertemuan, perjalananinsentif, konferensi,danpameran

(Meeting,Incentive,Conventionand Exhibition/MICE);

8. Kapasitas dayadukungdandayatampunglingkunganhidupyangmemadai

untukpembangunan;

9. Pulau Jawa bagian selatan dan Pulau Bali bagian utara yang berkembang

dengan memperhatikan keberadaan kawasan lindung dan kawasan rawan

bencana; dan

10. Jaringan transportasi antarmoda yang dapat meningkatkan daya saing.

3.3.5. Kebijakan dan Strategi

Kebijakan dan strategi penataan ruang dalam Rencana Tata

(11)

III -11

Tabel 3.4

Kebijakan dan Strategi Dalam PP28 Tahun 2012 Tentang Rencana Tata

Ruang Pulau Jawa-Bali

Pasal Tujuan Kebijaka pangan, termasuk lahan pertanian pangan berkelanjutan

 mempertahankan luaslahan pertanian pangan

berkelanjutan dengandengendalikan kegiatan budidaya lainnya

 mengendalikan alih fungsiperuntukanlahan

pertanian untuktanamanpangan; dan

 mengendalikan perkembangan fisik kawasan

perkotaan nasionaluntukmenjaga keutuhan lahan pertanian tanamanpangan

Pengembangan dan pemertahananjaringa n

prasarana sumber daya air untukmeningkatkan luasan lahan pertanian untuk tanamanpangan

 mengembangkan dan memelihara bendungan

beserta waduknya untukmempertahankan daya tampung air yangmenjamin penyediaan air baku bagi kegiatan pertanian tanaman pangan

 memelihara dan meningkatkan jaringan irigasi

teknis pada daerah irigasi (DI) untukmeningkatkan luasan lahan pertaniantanaman pangan.

Pengembangansentra pertanian tanaman pangan melaluipeningkatan fungsi industripengolahan danindustri jasa hasilpertanian tanaman pangan untukmewujudkan ketahanan pangan nasional.

 mengembangkan sentra pertanian tanaman pangan

untuk ketahanan pangan nasional

 mengembangkan kawasan perkotaan nasional

melalui peningkatan fungsi industripengolahan dan industri jasa hasil pertaniantanaman pangan

 mengembangkan kawasan perkotaan nasional

sebagai pusat penelitian dan

 pengembangan pertanian tanaman pangan.

Pasal7 Kawas

 mengendalikan perkembangan kawasan

permukiman, perdagangan, jasa, dan/atauindustri di kawasan perkotaan nasionalsesuai dengan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup

 mengendalikan perkembangan kawasan perkotaan

nasional yang berdekatan dengankawasan lindung. Pengendalian perkembangan

kawasanperkotaan nasionaldi kawasan rawan bencana.

 menetapkan zona-zona rawan bencana beserta

ketentuan mengenai standarbangunan gedung yang sesuai dengankarakteristik, jenis, dan ancaman bencana di kawasan perkotaan nasional

 mengendalikan perkembangan kawasan budi daya

terbangun di kawasan perkotaan nasional yang berpotensi terjadinya bencana

 mengembangkan prasarana dan sarana perkotaan

yang berfungsi sebagai lokasi dan jalur evakuasi bencana

(12)

III -12

Pasal Tujuan Kebijak

an

Strategi

Pasal8 Pusat industri

yang berdaya meningkatkan daya saing kawasandengan

memperhatikan daya dukung dan daya

tampunglingkungan hidup

 mengembangkan dan/atau meningkatkan kualitas

prasarana dan sarana penunjang kegiatan industri

 meningkatkan penataan lokasi kegiatan industri di dalam kawasan industri; dan

 mengembangkan dan/atau meningkatkan

kegiatan industri yang benilai tambah tinggi dengan penggunaan teknologi tinggi dan ramah lingkungan

pengembangan kawasan untuk

kegiatan industri kreatif yang berdaya saing dan ramah lingkungan di kawasan perkotaan nasional

 mengembangkan kawasan perkotaan nasional

sebagai pusat kegiatan industri kreatif; dan

 mengembangkan prasarana dan sarana

penunjang kegiatan industri kreatif

peningkatan keterkaitan ekonomi antarpusat industri

 memantapkan jaringan jalan nasional, jaringan

jalur kereta api nasional, pelabuhan, dan/atau bandar udara

Pasal9 Pemanfaatan

potensi sumber minyak dan gas bumi, serta panas bumi secara terkendali dengan

memperhatikan kelestarian sumber daya alam dan meminimalkan dampak negative terhadap lingkungan hidup

 mengembangkan kawasan peruntukan

pertambangan mineral, minyak dan gas bumi, serta panas bumi yang ramah lingkungan dan berbasis mitigasi dan adaptasi bencana;

 mengendalikan perkembangan kawasan

peruntukan pertambangan mineral, minyak dan gas bumi, serta panas bumi yang berpotensi merusak fungsi kawasan lindung dan mengubah bentang alam; dan

 mengendalikan perkembangan kawasan

peruntukan pertambangan mineral, minyak dan gas bumi pada kawasan peruntukan permukiman pengembangan kawasan

perkotaan nasional sebagai pusat industri pengolahan dan industri jasa hasil pertambangan minyak dan gas bumi yang ramah lingkungan

 mengembangkan kawasan perkotaan nasional

sebagai pusat industri pengolahan pertambangan minyak dan gas bumi melalui

 peningkatan fungsi industri pengolahan hasil pertambangan minyak dan gas bumi yang didukung oleh pengelolaan limbah industri terpadu

 memantapkan aksesibilitas antara kawasan

(13)

III -13

Pasal10 Pemanfaatan

potensi perikanan, perkebunan, dan kehutanan secaraberkelanj utan

pengembangan sentra perikanan dengan memperhatikan potensi lestari yang didukung peningkatan fungsi industri pengolahan dan industri jasa hasil perikanan

 mengembangkan sentra perikanan tangkap dan

perikanan budi daya yang ramah lingkungan

 merehabilitasi kawasan peruntukan perikanan

budi daya untuk menjaga ekosistem sekitarnya; mengembangkan kawasan minapolitan berbasis masyarakat

 mengembangkan kawasan perkotaan nasional

(14)

III -14

Pasal Tujuan Kebijakan Strategi

peningkatan sentra perkebunan dengan prinsip pembangunan berkelanjutan yang didukung peningkatan fungsi industry pengolahan dan industri jasa hasil perkebunan

 mengembangkan sentra perkebunan berbasis

bisnis yang didukung prasarana dan sarana dengan memperhatikan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup;

 merehabilitasi kawasan peruntukan pertanian

untuk kegiatan perkebunan yang terdegradasi; dan

 mengembangkan kawasan perkotaan nasional

melalui peningkatan fungsi industri pengolahan dan industri jasa hasil perkebunan yang bernilai tambah tinggi dan ramah lingkungan

pengembangan potensi kehutanan dengan prinsip pembangunan berkelanjutan yang didukung peningkatan fungsi industri pengolahan dan industri jasa hasil hutan

 merehabilitasi kawasan peruntukan hutan yang

terdegradasi;

 mengembangkan sentra kehutanan pada

kawasan andalan dengan memperhatikan daya dukung dan daya tamping lingkungan hidup; dan

 mengembangkan kawasan perkotaan nasional

melalui peningkatan fungsi industri pengolahan dan industri jasa hasil hutan yang bernilai tambah tinggi dan ramah lingkungan

Pasal11 Pusat

perdagangan dan jasa yangberskala internasional

peningkatan fungsi dan pengembangan kawasan perkotaan nasional sebagai pusat perdagangan dan jasa yang berskala internasional sesuai dengan daya dukung dan daya tamping lingkungan hidup

 mengembangkan kawasan perkotaan nasional

sebagai pusat perdagangan dan jasa yang berskala internasional

 mengembangkan dan memantapkan prasarana

dan sarana untuk meningkatkan keterkaitan antarpusat perdagangan dan jasa yang berskala internasional sesuai dengan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup

Pasal12 Pusat pariwisata

berdaya saing internasional berbasis

cagar budaya dan ilmu pengetahuan si, dan pameran (Meeting, peruntukan pariwisata cagar budaya dan ilmu pengetahuan, bahari, ekowisata, serta penyelenggaraan pertemuan, perjalanan insentif, konferensi, dan pameran

 merehabilitasi kawasan peruntukan pariwisata

cagar budaya dan ilmu pengetahuan, bahari, ekowisata, serta mengembangkan

penyelenggaraan pertemuan, perjalanan insentif, konferensi, dan pameran

 mengembangkan dan memantapkan prasarana

dan sarana pendukung kegiatan pariwisata cagar budaya dan ilmu pengetahuan, bahari, ekowisata, serta penyelenggaraan pertemuan, perjalanan insentif, konferensi, dan pameran

pengembangankawasan perkotaan nasional sebagai pusat pariwisata cagar budaya dan ilmu pengetahuan, bahari, ekowisata, serta

penyelenggaraan pertemuan, perjalanan insentif, konferensi, dan pameran

 mengembangkan pusat jasa dan promosi

pariwisata di kawasan perkotaan nasional; dan

 memantapkan akses prasarana dan sarana

(15)

III -15

Pasal Tujuan Kebija

kan

Strategi Pengembangan

keterpaduan antarpusat pariwisata yang berbasis cagar budaya dan ilmu pengetahuan, bahari, ekowisata, serta penyelenggaraan pertemuan, perjalanan insentif, konferensi, dan pameran

 meningkatkan keterkaitanantar PKNdiPulau

Jawa-Balisebagaipusat pariwisata dalamkesatuan tujuanpariwisata

Pasal13 Kapasitasdaya

dukungdan kawasan berfungsi lindung paling sedikit 30% (tiga puluh persen) dari luas Pulau Jawa-Bali sesuai dengan kondisi ekosistemnya

 mempertahankan luasan kawasan berfungsi

lindung dan merehabilitasi kawasan berfungsi lindung yang terdegradasi;

 mengendalikan kegiatan budi daya yang

berpotensi mengganggu kawasan berfungsi lindung

 mengendalikan dan merehabilitasi daerah

aliran sungai (DAS) kritis;

 mengendalikan dan merehabilitasi kawasan

lindung di bagian hulu Wilayah Sungai (WS), kawasan hutan lindung, kawasan resapan air, dan kawasan konservasi; dan

 mengendalikan perubahan peruntukan

dan/atau fungsi kawasan hutan pengembangan kawasan

lindung dan kawasan budi daya untuk meningkatkan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup

 mengembangkan kawasan lindung dan

kawasan budi daya dengan menggunakan teknologi lingkungan;

 mengembangkan pengelolaan kawasan

lindung dan kawasan budi daya melalui kerja sama antardaerah untuk kelestarian

pemanfaatan sumber daya alam; dan

 mengembangkan kawasan perkotaan nasional

dengan konsep kota hijau yang hemat energi, air, lahan, dan minim limbah

Pasal14 Pulau Jawa

bagianselatan dan lindung dan kawasan rawan bencana

percepatan pengembangan kawasanandalan diPulau Jawa bagian selatan serta keterkaitan PulauJawa bagian selatan dengan Pulau Jawa bagian tengahdan Pulau Jawa bagianutara

 mengembangkan sentra produksi untuk

kegiatan sektor unggulan berbasis mitigasi dan adaptasi bencana serta memperhatikan keberadaan kawasan lindung;

 mengembangkan prasarana dan sarana

pendukung kegiatan sektor unggulan; dan

 meningkatkan aksesibilitas yang

(16)

III -16

Pasal Tujuan Kebija

kan

Strategi Percepatan pengembangan

kawasan andalan di Pulau Bali bagian utara serta keterkaitan Pulau Bali bagian utara dengan Pulau Bali bagian selatan

 mengembangkan sentra produksi untuk

kegiatan sektor unggulan berbasis mitigasi dan adaptasi bencana serta memperhatikan keberadaan kawasan lindung;

 mengembangkan prasarana dan sarana

pendukung kegiatan sektor unggulan; dan

 meningkatkan aksesibilitas yang

menghubungkan kawasan andalan di Pulau Bali bagian utara dengan kawasan perkotaan di Pulau Bali bagian selatan

pengembangan sentra produksi di luar kawasan andalan yang berada di Pulau Jawa bagian selatan dan Pulau Bali bagian utara

 mengembangkan prasarana dan sarana

pendukung kegiatan sentra produksi

 meningkatkan aksesibilitas yang

menghubungkan sentra produksi di luar kawasan andalan dengan kawasan perkotaan nasional sebagai pusat pengembangan kawasan andalan yang berada di Pulau Jawa bagian selatan dan Pulau Bali bagian utara pemertahanan eksistensi

6 (enam) pulau kecil terluar di Pulau Jawa bagian selatan sebagai titik-titik garis pangkal kepulauan Indonesia untuk penegasan wilayah kedaulatan negara

 mengembangkan prasarana pengamanan

pantai di Pulau Deli, Pulau Manuk, Pulau Nusa Kambangan, Pulau Nusa Barung, Pulau Sekel, dan Pulau Panehan

 membangun dan memelihara mercusuar

sebagai penanda dan navigasi pelayaran di Pulau Deli, Pulau Manuk, Pulau Nusa

Kambangan, Pulau Nusa Barung, Pulau Sekel, dan Pulau Panehan

 menyediakan dan meningkatkan prasarana dan

sarana untuk pemenuhan kebutuhan air baku di Pulau Nusa Kambangan

Pasal15 Jaringan

transportasi transportasi yang terpadu untuk meningkatkan keterkaitan antarwilayah dan efisiensi ekonomi pengembangan jaringan transportasi untuk meningkatkan aksesibilitas kawasan tertinggal dan terisolasi, termasuk pulau-pulau kecil

 mengembangkan dan/atau memantapkan

akses prasarana dan sarana transportasi darat, laut, dan/atau udara yang menghubungkan antarkawasan perkotaan nasional dan memantapkan koridor ekonomi Pulau Jawa-Bali;

 memantapkan akses prasarana dan sarana

transportasi darat yang meliputi jaringan jalan, jaringan jalur kereta api, serta jaringan transportasi penyeberangan yang

menghubungkan kawasan perkotaan nasional dengan sentra produksi, pelabuhan, dan/atau bandar udara; dan

 mengembangkan jaringan transportasi dengan

(17)

III -17

Pasal Tujuan Kebijakan Strategi

 mengembangkan jaringan transportasi yang

menghubungkan perkotaan nasionaldengan kawasantertinggaldan terisolasi, termasuk pulau-pulaukecil

Sumber:

PeraturanPresidenRepublikIndonesiaNomor28Tahun2012TentangRencanaTataRuang PulauJawa-Bali

3.4. Arahan RTRW ProvinsiJawaTimur

3.4.1. Visidan MisiPenataan Ruang Provinsi

VisiPenataanRuangProvinsiadalah“

terwujudnyaruangwilayahProvinsiberbasisagribisnis danjasakomersial

yangberdayasaingglobal dalampembangunanberkelanjutan ”.

Misi penataan ruangadalah mewujudkan:

a. keseimbanganpemerataanpembangunanantar wilayah danpertumbuhan

ekonomi;

b. pengembangan pusat pertumbuhan wilayah dalam meningkatkan daya

saing daerah dalam kancah Asia;

c. penyediaan sarana dan prasarana wilayah secara berkeadilan dan

berhierarki serta bernilai tambah tinggi;

d. pemantapan fungsi lindung dan kelestarian sumber daya alam dan buatan;

e. optimasi fungsi budidaya kawasan dalam meningkatkan kemandirian

masyarakat dalam persaingan global;

f. keterpaduan program pembangunan berbasis agribisnis dan jasa komersial

yang didukung seluruh pemangku kepentingan; dan

g. kemudahan bagi pengembangan investasi daerah serta

peningkatankerjasama regional.

3.4.2. Kebijakan dan StrategiPenataan Ruang WilayahProvinsi

A. PengembanganWilayah

Kebijakan dan strategipengembanganwilayahmeliputi :

1. PemantapansistemperkotaanPKN sebagai kawasan metropolitan di

JawaTimur.

(18)

III -18

 Pengembanganekonomi wilayahberbasis strategi pemasarankota;

 Pemantapanfungsi-fungsiperdaganganjasaberskala

nasionaldaninternasional;

 Pengembanganinfrastruktur transportasi dantelekomunikasi

skalainternasional;

 Peningkatankemudahaninvestasi untukpembangunaninfrastruktur

metropolitan;

 Peningkatan aksesibilitas barang, jasa, dan informasi antara

kawasan metropolitan dan perkotaan lainnya; dan

 Pengembangan kawasan metropolitan berbasis ekologi.

2.

Peningkatanketerkaitankantong-kantongproduksiutamadiJawaTimurdenganpusatpengolahan

danpemasaransebagai inti pengembangansistem agropolitan.

Strategi :

 Pemantapan sentra-sentra produksi pertanian unggulan

sebagai penunjang agrobisnis dan agroindustri;

 Pengembangan sarana dan prasarana produksi pertanian ke

pusat-pusat pemasaran hingga ke pasar internasional;

 Pemantapan suprastruktur pengembangan pertanian yang terdiri

atas lembaga tani dan lembaga keuangan; dan

 Pengembangan pertanian dan kawasan perdesaan berbasis

eco-region.

B. PengembanganStrukturWilayah

Kebijakandanstrategi pengembanganstruktur

ruangwilayahprovinsi,meliputi:

1. Kebijakandanstrategi pengembangansistem pusatpelayanan,yaitu:

 Pembentukansistemperkotaan

Strategi :

1) Penetapansistem perkotaansecaraberhierarki dengan

membentuk PKN, PKW,dan PKL;

(19)

III -19

sebagai pusat pertumbuhan utama di Jawa Timur yang didukung

oleh pusat-pusat pertumbuhan wilayah dan pusat-pusat

pertumbuhan lokal;dan

 Pengembangan kawasan perkotaan sesuai dengan fungsi dan

perannya.

 Pengembangansistemperdesaan

Strategi :

1) Penguatan dan memantapkan hubungan desa-kota melalui

pemantapan sistem agropolitan;

2) Pengembangan pusat-pusat pertumbuhan pada kawasan

perdesaan sebagai inti kawasan agropolitan;

3) Pengembangan kawasan perdesaan berbasis agropolitan

untuk dua atau lebih wilayah kabupaten dilaksanakan oleh

Provinsi sebagai kawasan strategis dari sudut kepentingan

ekonomi; dan

4) Peningkatan kualitas dankuantitas infrastruktur,

terutamainfrastrukturjalan untuk mendukung sistem

agropolitan.

 Pembentukansistemdanfungsi perwilayahan

Strategi :

1) Pembentukan WP berdasarkan potensi dan permasalahan;

2) Pembentukan struktur pelayanan dan sistem kegiatan pada

setiapWP; dan

3) PengembanganWPsesuaidenganfungsi danperannya.

2. Kebijakandanstrategi pengembangansistem

jaringanprasaranawilayah.

Kebijakanpengembangan

sistemjaringanprasaranawilayahmeliputipemantapanpenyediaan

prasaranawilayahdengan

meningkatkankelengkapan,skalapelayanan,pemerataan,sertasistem

interkonektivitas dan keterpaduan antar jenis prasarana dengan

(20)

III -20

 Sistem jaringantransportasi;

Strategi :

1) Pemantapan dan pengembangan jaringan transportasi darat,

laut, dan udara yang terintegrasi dengan kebijakan

pengembangan wilayah;

2) Peningkatan integrasi intermoda dan antarmoda yang

didukung dengan sarana dan prasarana; dan

3) Pengembangan sistem jaringan transportasi turut

mempertimbangkan kepentingan evakuasi bencana.

 Sistem jaringanenergi;

Strategi :

1) Pengembangan diversifikasi sumber energi baru dan

terbarukan, antara lain: energi mikrohidro, energi angin,

energi surya, energi air, energi panas bumi, energi

gelombang laut, energi biogas,dan energi biomassa;

2) Pengembangan jaringan transmisi tenaga listrik di kawasan

perkotaan dan perdesaan;

3) Peningkatan eksplorasi dan eksploitasi migas dengan

teknologi dan metode yang ramah lingkungan; dan

4) Pembukaan peluang investasi sumber energi potensial

berupa panas bumi sebagai sumber energi baru yang ramah

lingkungan.

 Sistem jaringan telekomunikasidaninformatika;

Strategi :

1) Pengembangan jaringan primer dengan sistem kabel dan

nirkabel; dan

2) Pengembangan sistem prasarana telekomunikasi dan

informatika yang efektif dan efisien.

 Sistem jaringansumber daya air

Stretegi :

1) Pengembangan pemanfaatan air permukaan yang meliputi

(21)

III -21

2) Perlindungan dan pelestarian sumber air melalui konservasi

kawasan lindung;

3) Peningkatan kualitas air dan pengendalian pencemaran air;

4) Pengembangan dan pengelolaan sistem irigasi;

5) Pengembangan sarana pengendali banjir yang didukung

kerja sama antara pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi,

dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota;

6) Pengendalian daya rusak air yang dilakukan pada

sungai, danau, waduk, dan/atau bendungan, rawa,

cekungan air tanah, sistem irigasi yang mencakup

pencegahan, penanggulangan, dan pemulihan; dan

7) Penyediaan informasi sumber daya air yang

meliputiinformasi kondisi hidrologis, hidrometeorologis,

hidrogeologis,kebijakansumber daya air,prasaranasumber

daya air, teknologi sumber daya

air,danlingkunganpadasumber dayaair dansekitarnya.

 Sistem jaringan prasaranapengelolaanlingkungan.

Strategi :

1) Pembangunan dan memfasilitasi kerja sama antar daerah

dalam pengelolaan sampah;

2) Pembangunan tempat pengolahan sampah terpadu

antarwilayah yang dikelola secara bersama

3) Pembangunan dan pengembangan sistem pengelolaan

limbahB3 yang melayani wilayah provinsi;

4) Pengendalian pencemaran di sekitar tempat pengolahan

sampah dan limbahB3; dan

5) Mengkoordinasipengembangansistem drainasedi

kawasanperkotaan.

C. PengembanganPolaRuang

Kebijakandanstrategi pengembanganpolaruangwilayah provinsi meliputi:

(22)

III -22

Kebijakanpengembangan kawasanlindungmeliputi

pemantapan,pelestarian,danperlindungan kawasanlindunguntuk

mencapaiperlindunganlingkungansumberdaya alam/buatandan

ekosistemnya, meminimalkan risiko dan mengurangi kerentanan

bencana, mengurangi efek pemanasan global yang berprinsip

partispasi, menghargai kearifan lokal, serta menunjang

pariwisata,penelitian,danedukasipada:

 Kawasanhutanlindung

Strategi :

1) Pengembangan sistem tata batas (deliniasi) persebaran hutan

lindung di seluruh wilayah Jawa Timur sehingga jelas batasan

antara kawasan hutan lindung dan sekitarnya untuk

meminimalkan potensi perusakan oleh masyarakat;

2) Penetapan luas kawasan hutan minimal 30% dari luas daratan

dalam setiap DAS dan/atau pulau;

3) Pengembangan upaya untuk mempertahankan dan menambah

luasan hutan, terutama hutan dengan fungsi lindung;

4) Pemantapan fungsi lindung dengan prinsip pengelolaan

berkelanjutan; dan

5) Pengendalian perubahan fungsi kawasanhutanlindung.

 Kawasanperlindungansetempat

Strategi :

1) Penetapandan/ataupenegasanbatas

lapangankawasanperlindungansetempat;

2) Pengamanan kawasan perlindungan setempat dengan prinsip

konservasi;

3) Pengendalian kegiatan yang tidak berkaitan dengan

perlindungan; dan

4) Peningkatan nilai ekonomis kawasan dengan tetap

mempertahankan fungsi lindungnya.

 Kawasansuakaalam,pelestarian alam, dancagarbudaya

(23)

III -23

1) Penetapan dan/atau penegasan batas lapangan kawasan

suaka alam, pelestarian alam, dan cagar budaya;

2) Pemantapan perlindungan kawasan suaka alam, pelestarian

alam, dan cagar budaya;

3) Mempertahankan dan peningkatan kelestarian

keanekaragaman hayati yang masih berkembang beserta

ekosistemnya;

4) Peningkatan nilai ekonomis kawasan dengan tetap

mempertahankan fungsi lindung kawasan; dan

5) Peningkatan keterpaduan pembangunan kawasan konservasi

dengan pembangunan wilayah, terutama peningkatan

kesejahteraan dan kepedulian masyarakat disekitar kawasan

konservasi.

 Kawasanrawanbencanaalam

Strategi :

1) Penetapan kawasan rawan bencana alam;

2) Pengidentifikasian tingkat risiko wilayah pada kawasan rawan

bencana alam; dan

3) Pengembangan manajemen pengelolaan pada kawasan rawan

bencana alam.

 Kawasan lindunggeologi

Strategi :

1) Menetapkan kawasan lindung geologi;

2) Mengembangkan pengelolaan kawasan cagar alam geologi;

3) Mengidentifikasi tingkat risiko wilayah pada kawasan rawan

bencana alam geologi; dan

4) Mengembangkan

manajemenpengelolaanpadakawasanrawanbencanaalam

geologi.

 Kawasanlindunglainnya.

Strategi :

(24)

III -24

2) Melarang pemakaian alat atau bahan berbahaya untuk mencari

ikan;

3) Merehabilitasi terumbu karang yang telah rusak; dan

4) Mengembangkan terumbu karang pada kawasan-kawasan

yang potensial.

2. Kebijakandanstrategi pengembangankawasanbudidaya.

Kebijakanpengembangankawasanbudi

dayadilakukanmelaluiupayapengembangankawasan

budidayasesuaidengan karakter dandayadukungyangdimiliki,terutama

untukmendukung

pemantapansistemmetropolitandansistemagropolitandalamrangkapeni

ngkatanpertumbuhan

danpemerataankesejahteraanmasyarakat,meliputi:

 Kawasan peruntukanhutanproduksi

Strategi :

1) Mengembangkan kawasan hutan produksi dengan

pemanfaatan secara lestari dan partisipatif;

2) Membatasi alih fungsi hutan produksi untuk kegiatan di luar

kehutanan; dan

3) Mengawasi pemanfaatan hutan produksi.

 Kawasanhutan rakyat. Strategi pengembangan kawasan hutan

rakyat dilakukan dengan membangundan

mengembangkankegiatanhutanrakyatsecarapartisipatif.

 Kawasanperuntukanpertanian

Strategi :

1) Mempertahankan luasan sawah beririgasi termasuk lahan

pertanian pangan berkelanjutan dengan mengendalikan secara

ketat alih fungsi sawah dan lahan produktif;

2) Peningkatan upaya pengelolaan untuk mengoptimalkan hasil

produksipertanian;

(25)

III -25

produksi pertanian melalui pengembangan agropolitan;

4) Peningkatan pemasaran yang terintegrasi dengan kawasan

agropolitan;

5) Peningkatan pembinaan, penyuluhan, dan pelatihan untuk

pengembangan pertanian;

6) Pengembangan kemitraan antar pemangku kepentingan; dan

7) Pengembangan

saranadanprasaranapendukungkawasanagropolitan.

 Kawasanperuntukanperkebunan

Strategi :

1) Mengembangkan komoditas unggulan perkebunan di wilayah

potensial dan prospektif; dan

2) Mengoptimalkan pengolahan dan peningkatan nilai tambah

hasil perkebunan melalui pengembangan agropolitan.

 Kawasan peruntukan peternakan

Strategi :

1) Mengembangkan komoditas unggulan peternakan besar,

kecil, serta unggas di wilayah potensial dan prospektif; dan

2) Mengoptimalkan pengolahan dan peningkatan nilai

tambah hasil peternakan melalui pengembangan

agropolitan.

 Kawasanperuntukanperikanan

Strategi :

1) Meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi perikanan;

2) Membentuksentrapengolahanhasilperikananuntukmendukungp

engoptimalan pengolahan dan peningkatan nilai tambah hasil

perikanan melalui pengembangan minapolitan;

3) Menata wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil sesuai dengan

daya dukung yang dimiliki untuk menjamin keberlangsungan

ekosistem pada wilayahtersebut;

4) Pemantapan kawasan tambak garam;

(26)

III -26

dan

6) Pengoptimalan produksi garam dan peluang pengembangan

serta kerja sama produksi garam dengan investor.

 Kawasanperuntukanpertambangan

Strategi :

1) Pengidentifikasian potensi kandungan bahan tambang;

2) Peningkatan eksplorasi dan eksploitasi potensi minyak dan gas

bumi dengan berwawasan lingkungan; dan

3) Pengembangan kawasan pertambanganberdasarkan potensi

bahan galian, kondisi geologi, dan geohidrologidengan prinsip

kelestarian lingkungan.

 Kawasanperuntukanindustri

Strategi :

1) Pengembangan kawasan peruntukan industri yang

memperhatikan keseimbangan antara pertumbuhan wilayah,

pemerataan, dan keberlanjutan;

2) Pengidentifikasian potensi pengembangan industri;

3) Pengembangan industri melalui penyediaan ruang dan

didukung pengembangan infrastruktur wilayah;

4) Pengembangan industri berteknologi tinggi dan ramah

lingkungan di kawasan perkotaan;

5) Pengembanganindustri kecil,menengah,danrumahtangga;

6) Pengembangan perindustrian berdasarkan prinsip

keterkaitan antara kegiatan hulu-hilir, klaster, dan sentra;dan

7) Pengembangan sarana dan prasarana pendukung industri.

 Kawasanperuntukanpariwisata

Strategi :

1) Pengidentifikasian potensi daya tarik wisata alam, budaya, dan

hasil buatan manusia;

2) Penetapan potensi daya tarik wisata unggulan;

3) Pembentukan jalur pengembangan wisata yang

(27)

III -27

4) Pengembangan kegiatan penunjang wisata;

5) Pelestarian tradisi atau kearifan masyarakat lokal; dan

6) Peningkatan pembinaan, penyuluhan, dan pelatihan kepada

masyarakat dan/atau perajin lokal untuk pengembangan

pariwisata.

 Kawasanperuntukanpermukiman

Strategi :

1) Pengembangan kawasan permukiman perkotaan, terutama

pengembangan permukiman yang efisien dan terintegrasi

dengan sistem transportasi;

2) Pengembangan kawasan permukiman yang mendukung

pengembangan agropolitan di kawasan perdesaan;

3) Pengembangan penyediaan perumahan dengan pola hunian

berimbang;

4) Pengembangan penyediaan perumahan untuk semua lapisan

masyarakat; dan

5) Pengembangan kawasan perumahan yang berwawasan

lingkungan dan berkelanjutan dengan dukungan sarana dan

prasarana permukiman yang memadai.

 Kawasanandalan

Strategi :

1) Mengakomodasi penetapan kawasan andalan di wilayah

ProvinsiJawa Timur sebagai bagian dari pengembangan

kawasan andalan nasional; dan

2) Mendukung pengembangan kawasan andalan agar terintegrasi

dan operasional.

 Peruntukan kawasan budi daya lainnya.

Strategi :

1) Penetapan dan/atau penegasan batas lapangan kawasan

pertahanan dan keamanan;

2) Penetapan jarak bebas aman kawasan pertahanan dan

(28)

III -28

permukiman;

3) Pengendalian pemanfaatan lahan di sekitar kawasan

pertahanan dan keamanan secara ketat;

4) Mendukung penetapan kawasan strategis nasional dengan

fungsi khusus pertahanan dan keamanan;

5) Mengembangkan kegiatan budi daya secara selektif di dalam

dan di sekitar kawasan strategis nasional untuk menjaga fungsi

pertahanan dan keamanan negara;

6) Mengembangkan kawasan lindung dan/atau kawasan

budidaya tidak terbangun di sekitar kawasan strategis nasional

sebagai zona penyangga yang memisahkan kawasan strategis

nasional dengan kawasan budidaya tidak terbangun; dan

7) Turut serta menjaga dan memelihara aset-aset pertahanan dan

keamanan negara.

3. Kebijakandanstrategi pengembangankawasanpesisir

danpulau-pulaukecil.

Kebijakanpengembangankawasanpesisir danpulau-pulaukecil meliputi :

 Peningkatankonservasi ekosistemkawasan pesisir

danpulau-pulaukecilyang menjadifungsi perlindungan,baik perlindungan bagi

kawasanbawahannya,kawasan perlindungansetempat,

maupuncagar alam.

Strategi :

1) Penetapan zonasi pemanfaatan ruang kawasan pesisir dan

pulau-pulau kecil melalui penetapan batas-batas fungsional

sesuai dengan potensi sumber daya dan daya dukung serta

proses ekologis yang berlangsung sebagai satu kesatuan

dalam ekosistem pesisir;

2) Pempertahanan dan penjagaan kelestarian ekosistem kawasan

pesisir dan pulau-pulau kecil; dan

3) Pembatasan kegiatan yang mengakibatkan terganggunya

ekosistem di kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil.

(29)

III -29

Strategi :

1) Pengoptimalan pemanfaatan kawasan pesisir dan

pulau-pulau kecil sebagai kawasan permukiman, pelabuhan, dan

industri;

2) Peningkatan kegiatan kepariwisataan dan penelitian di

kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil; dan

3) Peningkatan operasionalisasi perwujudan pengembangan

kawasan andalan laut melalui pengembangan produk

unggulan sektor kelautan dan perikanan.

D. PengembanganKawasanStrategis

Kebijakanpengembangankawasanstrategis provinsi meliputi :

1. Pengembangankawasan ekonomi potensial

yangdapatmempercepatperkembanganwilayah

Strategi :

1) Mengoptimalkan pengembangan kawasan melalui peningkatan

nilai ekonomis kawasan;

2) Meningkatkan komoditas unggulan, sarana, dan prasarana

pendukung proses produksi;

3) Meningkatkan kualitas dan kuantitas sumber daya manusia,baik

sebagai tenaga ahli maupun tenaga pendukung;

4) Mempercepatalih teknologi yang lebih efisien dan efektif;

5) Memberikan dukungan kebijakan melalui pemberianinstrumen

insentif antara lain berupa keringanan pajak dan pembebasan

pajaksementara;

6) Menjalin kerja sama dengan pihak investor, terkait pemberian

kredit/modal usaha;

7) Menelusuri potensi kawasan atau subsektor strategis yang

dapat dikembangkan dengan penetapan kawasan ekonomi

unggulan baru; dan

8) Meningkatkankerjasamaantardaerahuntukmengoptimalkanpertumb

(30)

III -30

maupunantarkawasanperbatasan provinsi.

2. Percepatan perkembangan dan kemajuan kawasan tertinggal untuk

mengurangi kesenjangan tingkatperkembanganantarkawasan

Strategi :

1) Penelusuran potensi kawasan atau subsektor strategis yang dapat

dikembangkan di kawasan tertinggal;

2) Pemasukan subsektor strategis ke kawasan tertinggal sebagai

pemacu pertumbuhan wilayah;

3) Penyediaan infrastruktur strategis sebagai pemacu pertumbuhan

wilayah;

4) Peningkatan kualitas sumber daya manusia,baik sebagai tenaga

ahli maupun tenaga pendukung; dan

5) Pemberian dukungan kebijakan melalui pemberian instrumen

insentif.

3. Pemantapanfungsikawasanuntukpertahanandankeamananwilayahnasio

naldi provinsi.Strategi dilakukandenganmengakomodasi

danmendukungpengembangankawasanpertahanandan

keamanandalam lingkup nasional.

4. Pemantapan dan peningkatan fungsi dan peran kawasan sosial dan

budaya

Strategi :

1) Pelestarian kawasan sosial dan budaya;

2) Pengendalian perkembangan lahan terbangun di sekitar kawasan;

3) Peningkatan nilai ekonomis kawasan, antara lain pemanfaatan

sebagai aset wisata, penelitian, dan pendidikan; dan

4) Pembinaan masyarakat sekitar untuk ikut berperan dalam menjaga

peninggalan sejarah.

5. Pemanfaatansumberdayaalamdan/atauteknologi

tinggisecaraoptimaluntukmeningkatkan kesejahteraanmasyarakat

Strategi :

1) Pengoptimalan pengembangan kawasan melalui peningkatan nilai

(31)

III -31

penunjang dan/atau kegiatan turunan dari pemanfaatan sumber

daya alam dan/atau teknologi tinggi;

2) Peningkatan keterkaitan kegiatan pemanfaatan sumber daya

alam dan/atau teknologi tinggi dengan kegiatan penunjang

dan/atau turunannya; dan

3) Pencegahan dampak negatif pemanfaatan sumber daya alam

dan/atau teknologi tinggi terhadap fungsi lingkungan hidup dan

keselamatan masyarakat.

6. Pelestariandanpeningkatanfungsi

dandayadukunglingkunganhidupuntukmempertahankandan

meningkatkankeseimbanganekosistem,melestarikankeanekaragamanh

ayati, mempertahankan

danmeningkatkanfungsiperlindungankawasan,serta

melestarikankeunikanbentangalam.

Strategi :

1) Pembatasan dan pencegahan pemanfaatan ruang yang

berpotensi mengurangi fungsi perlindungan kawasan;

2) Pelarangan alih fungsi pada kawasan yang telah ditetapkan

sebagai kawasan lindung;

3) Pembatasan

pengembangansaranadanprasaranadidalamdandisekitar

kawasanyang ditetapkan untuk fungsi lindungyang dapat

memicuperkembangankegiatan budi daya;

4) Perehabilitasian fungsi lindung yang menurun akibat dampak

pemanfaatan ruang yang berkembang di dalam dan di sekitar

kawasan lindung;

5) Pengoptimalan pengembangan kawasan denganpeningkatan nilai

ekonomis kawasan lindung melalui pemanfaatan untuk daya tarik

wisata, pendidikan, dan penelitian berbasis lingkungan hidup,

dan/atau pemanfaatan bakau dan terumbu karang sebagai sumber

ekonomi perikanan yang berkelanjutan;

(32)

III -32

masyarakat setempat;

7) Pengembalian kegiatan yang mendorong pengembangan fungsi

lindung;

8) Peningkatan keanekaragaman hayati kawasan lindung; dan

9) pengendaliankawasansekitar perlindunganekosistem

danlingkungan hidupsecaraketat.

3.4.3. Arahan Penataan RuangWilayahProvinsi

A. Arahan PengembanganStrukturRuang

• Sistem perkotaan Provinsi JawaTimur,meliputi:

a. PKN : Kawasan Perkotaan Gresik–Bangkalan–Mojokerto–Surabaya–

Sidoarjo–Lamongan(Gerbangkertosusila) danMalang;

b. PKW : Probolinggo, Tuban, Kediri, Madiun, Banyuwangi, Jember,

Blitar, Pamekasan, Bojonegoro, dan Pacitan;

c. PKWP : Pasuruan dan Batu;

d. PKL : Jombang, Ponorogo, Ngawi, Nganjuk, Tulungagung, Lumajang,

Sumenep, Magetan, Situbondo, Trenggalek, Bondowoso, Sampang,

Kepanjen, Mejayan, Kraksaan, Kanigoro, dan Bangil; dan

e. Kawasan perkotaan di wilayah kabupaten yang memiliki potensi

sebagai pusat kegiatan bagi beberapa kecamatan dapat diusulkan

sebagai PKLP oleh kabupaten masing-masing kepada Pemerintah

Daerah Provinsi.

Wilayah Pengembangan di Provinsi Jawa Timur terdiri atas 8 (delapan).

Wilayah Pengembangan (WP) Provinsi Jawa Timur beserta arahan

(33)

III -33

Tabel 3.5

Wilayah Pengembangan (WP) Provinsi Jawa Timur beserta Arahan

Pengembangannya

Sumber:PeraturanDaerahProvinsiJawaTimurNomor5TAHUN2012TentangRenca naTataRuangWilayahProvinsiTahun2011-2031

No Pengembangan Wilayah Kabupaten/Kota Pusat Fungsi

1 Gerbangkertasusila

Plus

Kota Surabaya, Kabupaten

Tuban, Kabupaten Lamongan,

Kabupaten Bojonegoro,

Kabupaten Gresik, Kabupaten Sidoarjo, Kabupaten Mojokerto,

Kota Mojokerto, Kabupaten

Jombang, Kabupaten Pasuruan,

Kota Pasuruan, Kabupaten

Bangkalan, Kabupaten Sampang,

Kabupaten Pamekasan, dan

Kabupaten Sumenep

Kota Surabaya

Pertanian tanaman pangan,

perkebunan, hortikultura,

kehutanan, perikanan, peternakan, pertambangan, perdagangan, jasa, pendidikan, kesehatan, pariwisata, transportasi, dan industri

2 Malang Raya Kota Malang, Kota Batu, dan

Kabupaten Malang

Kota Malang Pertanian tanaman pangan,

perkebunan, hortikultura, kehutanan,

perikanan, peternakan,

pertambangan, perdagangan, jasa, pendidikan, kesehatan, pariwisata, dan industri

3 Madiun dan

Sekitarnya

Kota Madiun, Kabupaten Madiun, Kabupaten Ponorogo, Kabupaten Magetan, Kabupaten Pacitan, dan Kabupaten Ngawi

Kota Madiun Pertanian tanaman pangan,

perkebunan, hortikultura, kehutanan,

peternakan, pertambangan,

pariwisata, pendidikan, kesehatan, dan industri

4 Kediri dan

Sekitarnya

Kota Kediri, Kabupaten Kediri, Kabupaten Nganjuk, Kabupaten

Trenggalek, dan Kabupaten

Tulungagung

Kota Kediri

Pertanian tanaman pangan,

hortikultura, perkebunan, kehutanan,

peternakan, pertambangan,

pendidikan, kesehatan, pariwisata, perikanan, dan industri

5 Probolinggo

– Lumajang

Kota Probolinggo, Kabupaten

Probolinggo, dan Kabupaten

Lumajang

Kota Probolinggo

Pertanian tanaman pangan,

hortikultura, perkebunan, kehutanan,

peternakan, perikanan,

pertambangan, pariwisata,

pendidikan, dan kesehatan

6 Blitar Kota Blitar dan Kabupaten Blitar Kota Blitar Pertanian tanaman pangan,

hortikultura, perkebunan,

peternakan, kehutanan, perikanan,

pertambangan, pendidikan,

(34)

III -34

B. Arahan Pengembangan InfrastrukturBidang CiptaKarya

• Sistem jaringansumber daya air meliputi :

a. jaringansumberdayaair untuk mendukungair bakupertanian;

b. jaringan sumber daya air untuk kebutuhan air baku industri dan

kebutuhan lain yang ditetapkan sesuai dengan peraturan

perundang-undangan;

c. jaringan sumber daya air untuk kebutuhan air minum; dan

d. pengelolaan sumber daya air untuk pengendalian daya rusak air di

wilayah provinsi serta mendukung pengelolaan sumber daya air

lintas provinsi.

Rencana pengembanganjaringanirigasi dalam rangkamendukung air baku

pertanian

dilaksanakandenganmemperhatikanrencanapengembanganairbakupadawil

ayahsungai yangbersangkutan,yaitu:

a. Wilayah SungaiBengawanSolomeliputi :

1. Waduk KedungBendodi KabupatenPacitan;

2. Telaga Ngebel Dam, Waduk Bendo, Waduk Slahung, dan

Bendungan Badegan di Kabupaten Ponorogo;

3. Bendung Gerak Bojonegoro, Waduk Nglambangan, Waduk Kedung

Tete, Waduk Pejok, Waduk Kerjo, Waduk Gonseng, Waduk Mundu,

Waduk Belung, dan Bendungan Belah di Kabupaten Bojonegoro;

4. Bendung Gerak Karangnongko, Waduk Kedung Bendo, Waduk

Sonde, Waduk Pakulon, Waduk Alastuwo, dan Bendungan Genen di

Kabupaten Ngawi;

5. Waduk Kresek dan Waduk Tugu di Kabupaten Madiun;

6. Waduk Tawun dan Waduk Ngampon di Kabupaten Tuban;

7. Bendung Gerak Sembayat, Waduk Gondang, dan Waduk Cawak di

Kabupaten Lamongan; dan

8. Waduk Gonggang di Kabupaten Magetan;

b. Wilayah Sungai Brantasmeliputi:

1. Bendungan Genteng I, Bendungan Lesti III, Bendungan Kepanjen,

(35)

III -35

II, dan Karangkates III, IV di Kabupaten Malang;

2. Bendungan Tugu di Kabupaten Trenggalek;

3. Bendungan Beng dan Bendungan Kedungwarok di Kabupaten

Jombang;

4. Bendungan Ketandan, Bendungan Semantok, dan Bendungan

Kuncir di Kabupaten Nganjuk;

5. Bendungan Babadan di Kabupaten Kediri; dan

6. Bendungan Wonorejo di Kabupaten Tulungagung;

c. Wilayah Sungai WelangRejosomeliputi:

1. Bendung Licindi Kabupaten Pasuruan;dan

2. Waduk Suko,WadukKuripan,danEmbungBoto di Kabupaten

Probolinggo;

d. Wilayah SungaiPekalenSampeanmeliputi :

1. WadukTaman,EmbungPace,EmbungGubri,EmbungKlabang,WadukT

egalampel, Waduk Karanganyar,Waduk Sukokerto,Waduk

Botolinggo, Embung Blimbing, dan Embung Krasak di Kabupaten

Bondowoso;dan

2. EmbungBanyuputih,EmbungTunjang,EmbungWringinanom,danEmb

ungNogosromo di Kabupaten Situbondo;

e. Wilayah Sungai Baru Bajulmati meliputi Embung Singolatri, Waduk

Kedawang, WadukBajulmati, EmbungBomo,dan Embung Sumber

Mangaran di KabupatenBanyuwangi;

f. Wilayah SungaiBondoyudoBedadung,yaitu WadukAntrogandi

KabupatenJember;

g. Wilayah SungaiKepulauan Madurameliputi:

1. Waduk Nipah diKabupatenSampang;

2. Waduk Blegadi KabupatenBangkalan;

3. Waduk Samiran di KabupatenPamekasan;dan

4. Waduk Tambak Agung di KabupatenSumenep.

Selainrencanapengembanganjaringanirigasi,jugaterdapatrencanapengemba

(36)

III -36

a. DAS KondangMerak diKabupatenMalang;

b. DASRinginBandulan diKabupaten Blitar danKabupatenTulungagung;dan

c. DASTengahdi KabupatenSitubondo.

Rencana pengembanganjaringanair bakuuntukair minum regional meliputi :

a. Sistem PenyediaanAir Minum Regional Pantura;

b. Sistem Penyediaan Air Minum Regional Lintas Tengah;

c. Sistem Penyediaan Air Minum Regional Malang Raya; dan d. Sistem

Penyediaan Air Minum Regional Umbulan.

d. Selain rencana pengembangan air baku,, terdapat rencana

pengembangan WS, yaitu:

a. WS Strategis Nasional yaitu WS Brantas;

b. WS LintasProvinsi yaituWS BengawanSolo;dan

c. WS LintasKabupaten/Kotadalam provinsi yangmeliputi:

1. WSWelang–Rejoso;

2. WS Pekalen–Sampean;

3. WS Baru–Bajulmati;

4. WS Bondoyudo–Bedadung;dan

5. WS KepulauanMadura.

• Sistem Sistem PrasaranaPengelolaan Lingkungan:

Rencanapengembangansistem prasaranapengelolaanlingkunganberupa:

a. sebagaiKawasanDaur UlangRamah Lingkungan;dan

b. Sistem drainaseperkotaan.

RencanapengembanganTPAregional meliputi:

a. KabupatenGresik yangmelayani KotaSurabaya,Kabupaten

Sidoarjo,danKabupatenGresik;

b. MalangRayayangmelayani

KotaMalang,KotaBatu,danKabupatenMalang;

c. Mojokertoyangmelayani KotaMojokertodanKabupatenMojokerto;

d. Madiunyang melayani Kota Madiundan KabupatenMadiun;

e. Kediri yangmelayani KotaKediri danKabupatenKediri;

(37)

III -37

g. Pasuruanyangmelayani KotaPasuruandanKabupaten Pasuruan;dan

h. ProbolinggoyangmelayaniKotaProbolinggodanKabupaten

Probolinggo.

C. Arahan Pengembangan PolaRuang

1. Kawasan Lindung

RencanakawasanlindungProvinsi JawaTimur terdiri atas:

a) Kawasanhutanlindung;

Kawasanhutanlindungditetapkandenganluas

sekurang-kurangnya344.742Ha meliputi :

1) KabupatenBangkalan;

2) KabupatenBanyuwangi;

3) KabupatenBlitar;

4) KabupatenBojonegoro;

5) KabupatenBondowoso;

6) KabupatenJember;

7) KabupatenJombang;

8) KabupatenKediri;

9) KabupatenLamongan;

10) KabupatenLumajang;

11) KabupatenMadiun;

12) KabupatenMagetan;

13) KabupatenMalang;

14) KabupatenMojokerto;

Arahanpengelolaankawasanhutanlindung meliputi:

1) KabupatenNganjuk;

2) KabupatenNgawi;

3) KabupatenPacitan;

4) KabupatenPamekasan;

5) KabupatenPasuruan;

6) KabupatenPonorogo;

(38)

III -38

8) KabupatenSitubondo;

9) KabupatenSumenep;

10) KabupatenTrenggalek;

11) KabupatenTuban;

12) KabupatenTulungagung;

13) KotaBatu;dan

14) KotaKediri.

 Pengawasan dan pemantauan untuk

pelestariankawasankonservasi dankawasan hutan lindung;

 Mempertahankanluasankawasanhutanlindung;

 Pelestariankeanekaragaman hayati danekosistemnya;

 Pengembangankerjasamaantarwilayahdalam

pengelolaankawasanlindung;

 Percepatanrehabilitasi

hutandanlahanyangtermasukkriteriakawasanlindung dengan

melakukan penanamanpohonlindungyangdapat

digunakansebagaiperlindungan

kawasanbawahannyayangdapatdimanfaatkanhasil

hutannonkayunya;

 Pemanfaatan jalur wisata alam jelajah/pendakian untuk

menanamkan rasa memiliki  terhadapalam;dan

 Pemanfaatankawasanlindunguntuksaranapendidikanpenelitiandan

pengembangan kecintaanterhadapalam.

b) Kawasanperlindungansetempat;

Kawasanperlindungansetempatmeliputi:

 Sempadanpantai,meliputi :

a. Wilayah pesisir kepulauanJawaTimur;

b. SempadanpantaiutaraJawaTimur;

c. Sempadanpantai timur JawaTimur; dan

d. Sempadanpantai selatanJawaTimur.

(39)

III -39

 Perlindungankawasansempadan pantai 100meter dari

pasangtertinggi dan dilarang melakukanalihfungsi

lindungyangmenyebabkankerusakankualitaspantai;

 Perlindungan sempadan pantai dan sebagian kawasan pantai

yang merupakan pesisir terdapat ekosistem bakau, terumbu

karang, padang lamun, dan estuaria dari kerusakan;

 Pengaturan reorientasi pembangunan di kawasan

permukiman, baik di kawasan perdesaan maupun perkotaan

dengan menjadikan pantai dan laut sebagai bagian dari latar

depan;

 Penanaman bakau di kawasan yang potensial untuk

menambah luasan area bakau;

 Pemanfaatan kawasan sepanjang pantai di dalam kawasan

lindung disesuaikan dengan rencana tata ruang kawasan

pesisir;

 Penyediaan sistem peringatan dini terhadap kemungkinan

terjadinya bencana;

 Pemantapan fungsi lindung di daratan untuk menunjang

kelestarian kawasan lindung pantai;

 Mengarahkan lokasi bangunan di luar sempadan pantai,

kecuali bangunan yang harusada di sempadan pantai; dan  Penetapan kawasan lindung sepanjang pantai yang memiliki

nilai ekologis sebagai daya tarik wisata dan penelitian.

 Sempadansungai,meliputi:

Sempadansungai terletakdi sepanjangaliransungai diJawaTimur.

Arahanpengelolaankawasansempadansungai meliputi:

 Pembatasan dan pelarangan pengadaan alih fungsi lindung

yang menyebabkan kerusakan kualitas sungai;

 Pembatasan dan pelarangan penggunaan lahan secara

langsung untuk bangunan sepanjang sempadan sungai yang

tidak memiliki kaitan dengan pelestarian atau pengelolaan

(40)

III -40

 Reorientasi pembangunan dengan menjadikan sungai sebagai

bagian dari latar depan pada kawasan permukiman perdesaan

dan perkotaan; dan

 Penetapan wilayah sungai sebagai salah satu bagian dari

wisata perairan dan transportasi sesuai dengankarakter

masing-masing.

 Kawasansekitar danauatauwaduk,meliputi :

Kawasanterletak di sekitardanauatauwaduk di JawaTimur

Arahanpengelolaankawasansekitar danau atauwaduk meliputi :  Perlindungan sekitar danau atau waduk dari kegiatan yang

menyebabkan alih fungsi lindung dan menyebabkan kerusakan

kualitas sumber air;

 Pelestarian waduk beserta seluruh tangkapan air di atasnya;  Pengembangan kegiatan pariwisata dan/atau kegiatan budi

daya lainnya di sekitar lokasi danau atau waduk diizinkan

membangun selama tidak mengurangi kualitas tata air; dan

 Pengembangan tanaman perdu, tanaman tegakan tinggi, dan

penutup tanah untuk melindungi pencemaran dan erosi

terhadap air.

 Kawasansekitar mataair

Kawasansekitar mataair yangterletakdi seluruhkawasansekitar

mataair di JawaTimur. Arahanpengelolaankawasansekitar mataair

meliputi :

 Penetapan perlindungan pada sekitar mata air minimum

berjari-jari 200 meter dari sumber mata air jika di luar kawasan

permukiman dan 100 meter jika di dalam kawasan

permukiman;

 Perlindungan sekitar mata air untuk kegiatan yang

menyebabkan alih fungsi lindung dan menyebabkan kerusakan

kualitas sumber air;

 Pembuatan sistem saluran bila sumber dimanfaatkan untuk

(41)

III -41

 Pengembangan tanaman perdu, tanaman tegakan tinggi, dan

penutup tanah untuk melindungi pencemaran dan erosi

terhadap air;

 Pembatasan penggunaan lahan secara langsung untuk

bangunan yang tidak berhubungan dengan konservasi mata

air; dan

 Perlindungan sekitar mata air yang terletak pada kawasan

lindung tidak dilakukan secara khusus sebab kawasan lindung

tersebut sekaligus berfungsi sebagai pelindung terhadap

lingkungan dan air.

 Kawasanlindungspiritualdankearifanlokal.

Kawasanlindungspiritualdankearifanlokalsebagaimanadimaksudpa

daayat(1)hurufe meliputi :

 Kawasan permukiman budaya suku Samin di Kabupaten

Bojonegoro;

 Kawasan permukiman budaya suku Tengger di Kabupaten

Probolinggo, Kabupaten Malang, Kabupaten Pasuruan, dan

Kabupaten Lumajang;

 Kawasan permukiman budaya suku Osing di Kabupaten

Banyuwangi; dan

 Kawasan permukiman budaya di Gunung Kawi.

Arahanpengelolaankawasanlindungspiritualdankearifanlokal

meliputi:

 Pelestarian kawasan lindung spiritual dan kearifan lokal

yang masih terdapat di berbagai wilayah kabupaten/kota;

 Pembatasan dan pelarangan perubahan keaslian kawasan

dengan pemodernan ke bentuk lain; dan

 Perlindungan terhadap kawasan lindung spiritual dan kearifan

lokal ditetapkan dalam

peraturanyangterdapatpadarencanatataruangkabupaten/kota.

c) Kawasansuakaalam,pelestarian alam, dancagarbudaya;

(42)

III -42

 Suaka margasatwa

Suakamargasatwaditetapkanseluaskuranglebih18.009hayangmer

upakankawasan lindungnasional meliputi :

 SuakaMargasatwaDataranTinggiYangterletak diKecamatan

Krucil,SumberMalang, Panti, dan Sukorambi, Kabupaten

Situbondo, Kabupaten Bondowoso, Kabupaten Probolinggo,

dan Kabupaten Jember ditetapkan dengan luas

sekurang-kurangnya14.177ha.

 SuakaMargasatwaPulauBaweanterletakdiKecamatanSangkap

uradanKecamatanTambak,KabupatenGresikditetapkan

denganluas sekurang-kurangnya3.832ha.

Arahanpengelolaankawasansuakamargasatwameliputi :

 Pelestarian ekosistem yang masih berkembang;

 Pemerketatan patroli untuk menghindari adanya

penebangan pohon liar serta membatasi merambahnya

kawasan budi daya ke kawasan lindung; dan

 Penerapan kerja sama antarwilayah dalam pengelolaan

kawasan tersebut, terutama dalam melakukan pengawasan

terhadap ancaman berkurangnya lahan kawasan lindung.  Cagar alam

Cagar alamditetapkandenganluas sekurang-kurangnya

10.958haterdiri atas :

 Besowo Gadungan di Kabupaten Kediri dengan luas

sekurang-kurangnya 7 ha;

 Cagar Alam Ceding di Kabupaten Bondowoso dengan luas

sekurang-kurangnya 2 ha;

 Cagar Alam Sungai Kolbu Iyang Plateu di Kabupaten

Bondowoso dengan luas sekurang-kurangnya 19 ha;

 Cagar Alam Watangan Puger I di Kabupaten Jember dengan

luas sekurang-kurangnya 2 ha;

 Curah Manis I–VIII di Kabupaten Jember dengan luas

Gambar

Tabel 3.2 Kawasan Strategis Nasional di Provinsi Jawa Timur
Tabel 3.3Amanat UU 26/2007 dan PP 26/2008 terkait RTR Pulau/Kepulauan dan KSN
Tabel 3.5
Tabel 3.6.
+2

Referensi

Dokumen terkait

Pathway to political participation: The influence of online and offline news media on internal efficacy and turnout of first-time voters.. Media Sosial dan Partisipasi

Di dalam penelitian ini digunakan skala likert untuk memberi arti bagi jawaban siswa berdasarkan pengaruh metode Meaningful Instructional Design (MID) terhadap kemampuan

mengenai “ Pengaruh iklim organisasi dan motivasi mengajar terhadap kinerja profesional guru di SMK,SMA,MA Muhammadiyah di Kabupaten.

“Saya ingin anak-anak di desa ini bisa belajar sesuai dengan tingkatan umur mereka seperti yang dirasakan anak di lain perkotaan,” ujar Masrurah, kepala sekolah PAUD Komunitas

Menurut Widodo (2015: 244), “Kesehatan kerja adalah suatu kondisi kesehatan yang bertujuan agar masyarakat pekerja memperoleh derajat kesehatan setinggi-tingginya, baik

Efektivitas Pembelajaran menggunakan media berbasis ICT di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Cepogo Kecamatan Kembang Kabupaten Jepara dapat diketahui melalui table yang

Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk meneliti ada tidaknya hubungan antara persepsi remaja terhadap verbal abuse yang dilakukan orangtua dengan

Dengan pertimbangan bahwa ada banyak sekali komponen penilaian kinerja setiap dosen tersebut, selain terjadinya peningkatan jumlah dosen yang seiring dengan