• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III - DOCRPIJM 1503651076BAB 3 RENCANA TATA RUANG WILAYAH SEBAGAI ARAHAN SPASIAL RPIJM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB III - DOCRPIJM 1503651076BAB 3 RENCANA TATA RUANG WILAYAH SEBAGAI ARAHAN SPASIAL RPIJM"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

RPIJM

Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Ponorogo Tahun 2014 – 2018

.

BAB III

RENCANA TATA RUANG WILAYAH

SEBAGAI ARAHAN SPASIAL

RPIJM

3.1. RTRW Nasional

3.1.1. Tujuan, Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang Wilayah Nasional

A. Tujuan Penataan Ruang Wilayah Nasional

Penataan ruang wilayah nasional bertujuan untuk mewujudkan :

1. Ruang wilayah nasional yang aman, nyaman, produktif dan berkelanjutan

2. Keharmonisa antara lingkungan alam dan lingkungan buatan

3. Keterpaduan perencanaan tata ruang wilayah nasional, provinsi, dan

kabupaten/kota

4. Keterpaduan pemanfaatan ruang darat, ruang laut, dan, ruang udara termasuk

ruang di dalam bumi dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia

5. Keterpaduan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah nasional, provinsi, dan

kbupaten/kota dalam rangka perlindungan fungsi ruang dan penceghan dampak

negatif terhadap lingkungan akibat pemanfaatan ruang

6. Pemanfaatan sumber daya alam secara berkelanjutan bagi peningkatan

kesejahteraan masyarakat

7. Keseimbangan dan keserasian perkembangan antar wilayah

8. Keseimbangan dan keserasian kegiatan antar sektor

9. Pertahanan dan keamanan negara yang dinamis serta integrasi nasional

RTRWN menjadi pedoman untuk :

1. Penyusunan rencana pembangunan jangka panjang nasional

2. Penyusunan rencana pembangunan jangka menengah nasional

3. Pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang di wilayah nasional

4. Perwujudan keterpaduan, keterkaitan dan keseimbangan perkembangan antar

wilayah provinsi, serta keserasian antar sektor

5. Penetapan lokasi dan fungsi ruang untuk investasi

(2)

RPIJM

Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Ponorogo Tahun 2014 – 2018

7. Penataan ruang wilayah provinsi dan kabupaten/kota

B. Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang Wilayah Nasional, meliputi kebijakan dan

strategi pengembangan struktur ruang dan pola ruang.

1. Kebijakan pengembangan struktur ruang meliputi :

▪ Peningkatan akses pelayanan perkotaan dan pusat pertumbuhan ekonomi

wilayah yang merata dan berhirarki

▪ Peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan jaringan prasarana transportasi,

telekomunikasi, energi, dan sumber daya air yang terpadu dan merata di

seluruh wilayah nasional

2. Strategi untuk peningkatan akses pelayanan perkotaan dan pusat pertumbuhan

ekonomi wilayah meliputi :

▪ Menjaga keterkaitan antar kawasan perkotaan, antara kawasan perkotaan dan

perdesaan, serta antara kawasan perkotaan dan wilayah disekitarnya

▪ Mengembangkan pusat pertumbuhan baru di kawasan yang belum terlayani

oleh pusat pertumbuhan

▪ Mengendalikan perkembangan kota-kota pantai

▪ Mendorong kawasan perkotaan dan pusat pertumbuhan agar lebih kompetitif

dan lebih efektif dalam pengembangan wilayah disekitarnya

Kebijakan dan strategi pengembangan pola ruang meliputi : ▪ Kebijakan dan strategi pengembangan kawasan lindung

- Pemeliharaan dan perwujudan kelestarian fungsi lingkungan hidup

- Pencegahan dampak negatif kegiatan manusia yang dapat menimbulkan

kerusakan lingkungan hidup

▪ Kebijakan dan strategi pengembangan kawasan budi daya

- Perwujudan dan peningkatan keterpaduan dan keterkaitan antar kegiatan

budi daya

- Pengendalian perkembangan kegiatan budi daya agar tidak melampaui daya

dukung dan daya tampung lingkungan

▪ Kebijakan dan strategi pengembangan kawasan strategis nasional

- Pelestarian dan peningkatan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup.

Strategi :

o Menetapkan kawasan strategis nasional berfungsi lindung

o Mencegah pemanfaatan ruang di kawasan strategis nasional yang

(3)

RPIJM

Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Ponorogo Tahun 2014 – 2018

o Membatasi pemanfaatan ruang disekitar kawasan strategis nasional

yang berpotansi mengurangi fungsi lindung kawasan

o Membatasi pengembangan sarana dan prasarana di dalam dan

disekitar kawasan strategis nasional yang dapat memicu perkembangan

kegiatan budi daya

o Mengembangkan kegiatan budi daya tidak terbangun disekitar kawasan

strategis nasional yang berfungsi sebagai zona penyangga yang

memisahkan kawasan lindung dengan kawasan budi daya terbangun

o Merehabilitasi fungsi lindung kawasan yang menurun akibat dampak

pemanfaatan ruang yang berkembang di dalam dan di sekitar kawasan

strategis nasional.

- Pengembangan kawasan tertinggal untuk mengurangi kesenjangan tingkat

perkembangan antar kawasan

Strategi :

o Memanfaatkan sumber daya alam secara optimal dan berkelanjutan o Membuka akses dan meningkatkan aksesbilitas antar kawasan

tertinggal dan pusat pertumbuhan wilayah

o Mengembangkan sarana dan prasarana penunjang kegiatan ekonomi

masyarakat

o Meningkatkan akses masyarakat ke sumber pembiayaan

o Meningkatkan kualitas dan kapasitas sumber daya manusia dalam

pengelolaan kegiatan ekonomi.

3.1.2. Rencana Struktur Ruang Wilayah Nasional

Rencana struktur ruang wilayah nasional meliputi :

a. Sistem perkotaan nasional

b. Sistem jaringan transportasi nasional

c. Sistem jaringan energi nasional

d. Sistem jaringan telekomunikasi nasional

e. Sistem jaringan sumber daya air.

3.2. RTRW Kawasan Strategis Nasional

Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2007 Tentang

Penataan Ruang, Kawasan Strategis Nasional (KSN) adalah wilayah yang penataan

(4)

RPIJM

Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Ponorogo Tahun 2014 – 2018

terhadap kedaulatan negara, pertahanan dan keamanan negara, ekonomi, sosial, budaya,

dan/atau lingkungan, termasuk wilayah yang telah ditetapkan sebagai warisan dunia. Dalam

hal pelaksanaan penataan ruang KSN, kewenangan Pemerintah mencakup:

1. Penetapan kawasan strategis nasional,

2. Perencanaan tata ruang kawasan strategis nasional,

3. Pemanfaatan ruang kawasan strategis nasional, dan

4. Pengendalian pemanfaatan ruang kawasan strategis nasional.

Gambar 3.1 Kedudukan RTR KSN dalam Sistem Perencanaan Tata Ruang dan Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional

Pelaksanaan kegiatan ini diharapkan dapat membantu mewujudkan penyelesaian

RTR KSN dalam bentuk perpres sehingga memiliki landasan hukum yang jelas dalam

pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan ruang, dalam kaitannya dengan kebijakan

penataan ruang KSN dalam RTRWN yang diantaranya adalah :

1) Pelestarian dan peningkatan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup untuk

(5)

RPIJM

Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Ponorogo Tahun 2014 – 2018

keanekaragaman hayati, mempertahankan dan meningkatkan fungsi perlindungan

kawasan, melestarikan keunikan bentang alam, dan melestarikan warisan budaya

nasional;

2) Peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan negara;

3) Pemanfaatan sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi secara optimal untuk

meningkatkan kesejahteraan masyarakat;

4) Pelestarian dan peningkatan sosial dan budaya bangsa; dan

5) Pelestarian dan peningkatan nilai kawasan lindung yang ditetapkan sebagai warisan

dunia, cagar biosfer, dan ramsar.

Fungsi RTRKSN yaitu sebagai:

1) alat koordinasi dalam penyelenggaraan penataan ruang pada KSN yang

diselenggarakan oleh seluruh pemangku kepentingan;

2) acuan dalam sinkronisasi program Pemerintah dengan pemerintah provinsi dan

kabupaten/kota, serta swasta dan masyarakat dalam rangka pelaksanaan

pembangunan untuk mewujudkanKSN;

3) dasar pengendalian pemanfaatan ruang KSN, termasuk acuan penentuan ketentuan

perizinan pemanfaatan ruang dalam RTRW provinsi dan RTRW kabupaten/kota dan

dapat dijadikan dasar penerbitan perizinan sepanjang skala informasi RTR KSN

setara dengan kedalaman RTRW yang seharusnya menjadi dasar perizinandalam

hal peraturan daerah(perda)tentang RTRW provinsi dan RTRW kabupaten/kotabelum

berlaku.

Manfaat Manfaat RTRKSN yaitu untuk:

1) mewujudkan keterpaduan pembangunan dalam lingkupKSN;

2) mewujudkan keserasian pembangunan KSNdengan wilayah sekitarnya dan wilayah

provinsidan kabupaten/kota dimana KSN berada; dan

3) menjamin terwujudnya tata ruang KSNyang berkualitas.

Isu strategis nasional merupakan hal-hal yang menjadi kepentingannasional pada

suatu kawasan sehingga kawasan tersebut perlu ditetapkan sebagai KSN. Isu strategis

nasional dikelompokkan berdasarkan sudut kepentingan strategis nasional yaitu 1)

pertahanan dan keamanan, 2) pertumbuhan ekonomi, 3) sosial dan budaya, 4)

pendayagunaan sumber daya alam (SDA)dan/atau teknologi tinggi, dan 5) fungsi dan daya

dukung lingkungan hidup. Proses merumuskan isu strategis nasional dapat dilakukan melalui

(6)

RPIJM

Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Ponorogo Tahun 2014 – 2018

Isu strategis nasional dapat berasal dari cara pandang Pemerintahterhadap potensi

maupunpermasalahan di daerah yang dianggap memiliki nilai strategis nasional (pendekatan

top down), dan/atau berdasarkan permasalahan yang diusulkan oleh daerah yang menjadi

kewenangan Pemerintah untuk diangkat menjadi isu strategis nasional (pendekatan bottom

up).

3.3. RTRW Pulau

3.3.1. Definisi

Rencana Tata Ruang (RTR) Pulau/Kepulauan merupakan rencana rinci dari Rencana

Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) berisi tujuan, kebijakan dan strategi penataan

ruang, rencana struktur dan pola ruang, pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan ruang,

strategi operasionalisasi perwujudan struktur dan pola ruang, serta indikasi program jangka

menengah lima tahun.

3.3.2. Fungsi Rencana Tata Ruang Kepulauan Terhadap RPIJM

Arahan pemanfaatan ruang Pulau/Kepulauan dan KSN merupakan acuan dalam

mewujudkan struktur ruang dan pola ruang (yang memuat rincian indikasi program utama,

indikasi sumber pendanaan, indikasi instansi pelaksana, dan indikasi waktu pelaksanaan),

sehinga untuk operasionalisasinya perlu disusun Rencana Program Investasi Jangka

Menengah (RPI2JM).

3.3.3. Kedudukan

Rencana Tata Ruang (RTR) Pulau/Kepulauan disusun untuk melaksanakan

ketentuan Pasal 21 ayat (1)Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang PenataanRuang

dan ketentuan Pasal 123 ayat (4) PeraturanPemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang

Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional. Dalam aturan persebut RTR Pulau/Kepulauan dan

KSN disusun sebagai perangkat operasional dan merupakan rencana rinci untuk RTRWN.

(7)

RPIJM

Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Ponorogo Tahun 2014 – 2018

Tabel 3.1

Amanat UU 26/2007 dan PP 26/2008 terkait RTRPulau/ Kepulauan dan KSN

A. UU 26/2007 tentang Penataan Ruang

1. Pasal 14 ayat (4)

RTR Pulau/Kepulauan dan KSN disusun sebagai perangkat operasional RTRWN

2. Pasal 14 Ayat (5 )

RTR Pulau/Kepulauan dan KSN disusun apabila:

RTRWN belum dapat dijadikan dasar pelaksanaan pemanfaatan ruang & pengendalian pemanfaatan ruang

RTRWN mencakup wilayah perencanaan yg luas & skala peta memerlukan perincian sebelum dioperasionakan

3. Pasal 21 ayat (1)

RTR Pulau/Kepulauan dan KSN diatur dengan peraturan presiden.

4. Penjelasan Pasal 14 Ayat (3)

RTR Pulau/Kepulauan dan KSN merupakan rencana rinci untuk RTRWN

B. PP 26/2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional

Pasal 123 ayat (4)

RTR Pulau/Kepulauan dan KSN ditetapkan dengan peraturan presiden.

Sesuai tabel diatas kedudukan dari RTR Pulau/Kepulauan dapat dilihat pada gambar

berikut ini.

(8)

RPIJM

Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Ponorogo Tahun 2014 – 2018

3.3.4. Tujuan

Penataan ruang Pulau Jawa-Bali bertujuan untuk mewujudkan:

1. Lumbung pangan utama nasional;

2. Kawasan perkotaan nasional yang kompak berbasis mitigasi dan adaptasi bencana;

3. Pusat industri yang berdaya saing dan ramah lingkungan;

4. Pemanfaatan potensi sumber daya mineral, minyak dan gas bumi, serta panas bumi

secara berkelanjutan;

5. Pemanfaatan potensi perikanan, perkebunan, dan kehutanan secaraberkelanjutan;

6. Pusat perdagangan dan jasa yang berskala internasional;

7. Pusat pariwisata berdaya saing internasional berbasis cagar budaya dan ilmu

pengetahuan, bahari, ekowisata, serta penyelenggaraan pertemuan, perjalanan

insentif, konferensi, dan pameran (Meeting,Incentive, Convention and

Exhibition/MICE);

8. Kapasitas daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup yang memadai untuk

pembangunan;

9. Pulau Jawa bagian selatan dan Pulau Bali bagian utara yang berkembang dengan

memperhatikan keberadaan kawasan lindung dan kawasan rawan bencana; dan

10. Jaringan transportasi antarmoda yang dapat meningkatkan daya saing.

3.3.5. Kebijakan dan Strategi

Tabel 3.2

Kebijakan dan Strategi Dalam PP 28 Tahun 2012 Tentang Rencana Tata Ruang Pulau Jawa-Bali

Pasal Tujuan Kebijakan Strategi

Pasal 6 Lumbung

pertanian pangan berkelanjutan dengan dengendalikan kegiatan budi daya lainnya

▪ mengendalikan alih fungsi

peruntukan lahan pertanian

untuk tanaman pangan; dan

▪ mengendalikan perkembangan

fisik kawasan perkotaan nasional untuk menjaga keutuhan lahan pertanian tanaman pangan

Pengembangan dan pemertahanan jaringan prasarana sumber daya air untuk meningkatkan luasan lahan pertanian untuk tanaman pangan

▪ mengembangkan dan

memelihara bendungan beserta

waduknya untuk

(9)

RPIJM

Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Ponorogo Tahun 2014 – 2018

Pasal Tujuan Kebijakan Strategi

tanaman pangan

▪ memelihara dan meningkatkan

jaringan irigasi teknis pada

daerah irigasi (DI) untuk

meningkatkan luasan lahan

pertanian tanaman pangan.

▪ mengembangkan sentra

pertanian tanaman pangan untuk ketahanan pangan nasional

▪ mengembangkan kawasan

perkotaan nasional melalui

peningkatan fungsi industri

pengolahan dan industri jasa hasil pertanian tanaman pangan

▪ mengembangkan kawasan

perkotaan nasional sebagai

pusat penelitian dan

pengembangan pertanian

▪ mengendalikan perkembangan

kawasan permukiman,

perdagangan, jasa, dan/atau

industri di kawasan perkotaan nasional sesuai dengan daya

dukung dan daya tampung

lingkungan hidup

▪ mengendalikan perkembangan

kawasan perkotaan nasional

yang berdekatan dengan

kawasan lindung.

bencana beserta ketentuan

mengenai standar bangunan

gedung yang sesuai dengan karakteristik, jenis, dan ancaman bencana di kawasan perkotaan nasional

▪ mengendalikan perkembangan

kawasan budi daya terbangun di

kawasan perkotaan nasional

yang berpotensi terjadinya

bencana

▪ mengembangkan prasarana dan

sarana perkotaan yang berfungsi sebagai lokasi dan jalur evakuasi bencana

▪ membangun sarana pemantauan

bencana

Pasal 8 Pusat industri

yang berdaya

▪ mengembangkan dan/atau

(10)

RPIJM

Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Ponorogo Tahun 2014 – 2018

Pasal Tujuan Kebijakan Strategi

lingkungan saing kawasan dengan

memperhatikan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup

▪ meningkatkan penataan lokasi

kegiatan industri di dalam

kawasan industri; dan

▪ mengembangkan dan/atau

meningkatkan kegiatan industri

yang benilai tambah tinggi

dengan penggunaan teknologi tinggi dan ramah lingkungan

pengembangan

▪ mengembangkan kawasan

perkotaan nasional sebagai

pusat kegiatan industri kreatif; dan

▪ mengembangkan prasarana dan

sarana penunjang kegiatan

industri kreatif

peningkatan

keterkaitan ekonomi antarpusat industri

memantapkan jaringan jalan nasional, jaringan jalur kereta api nasional, pelabuhan, dan/atau bandar udara

Pasal 9 Pemanfaatan

potensi gas bumi, serta panas bumi secara terkendali

▪ mengembangkan kawasan

peruntukan pertambangan

mineral, minyak dan gas bumi, serta panas bumi yang ramah lingkungan dan berbasis mitigasi dan adaptasi bencana;

▪ mengendalikan perkembangan

kawasan peruntukan

pertambangan mineral, minyak dan gas bumi, serta panas bumi yang berpotensi merusak fungsi kawasan lindung dan mengubah bentang alam; dan

▪ mengendalikan perkembangan

kawasan peruntukan

pertambangan mineral, minyak dan gas bumi pada kawasan dan industri jasa hasil pertambangan minyak dan gas bumi yang ramah lingkungan

▪ mengembangkan kawasan

perkotaan nasional sebagai

pusat industri pengolahan

pertambangan minyak dan gas bumi melalui

▪ peningkatan fungsi industri

pengolahan hasil pertambangan minyak dan gas bumi yang

didukung oleh pengelolaan

limbah industri terpadu

▪ memantapkan aksesibilitas

antara kawasan perkotaan

nasional dan sentra

pertambangan

Pasal 10 Pemanfaatan pengembangan sentra

(11)

RPIJM

Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Ponorogo Tahun 2014 – 2018

Pasal Tujuan Kebijakan Strategi

potensi

perikanan tangkap dan perikanan

budi daya yang ramah

lingkungan

▪ merehabilitasi kawasan

peruntukan perikanan budi daya

untuk menjaga ekosistem

sekitarnya;

▪ mengembangkan kawasan

minapolitan berbasis masyarakat

▪ mengembangkan kawasan

perkotaan nasional melalui

peningkatan fungsi industri

pengolahan dan industri jasa hasil perikanan yang ramah

▪ mengembangkan sentra

perkebunan berbasis bisnis yang didukung prasarana dan sarana dengan memperhatikan daya

dukung dan daya tampung

lingkungan hidup;

▪ merehabilitasi kawasan

peruntukan pertanian untuk

kegiatan perkebunan yang

terdegradasi; dan

▪ mengembangkan kawasan

perkotaan nasional melalui

peningkatan fungsi industri

pengolahan dan industri jasa hasil perkebunan yang bernilai

tambah tinggi dan ramah

▪ merehabilitasi kawasan

peruntukan hutan yang

terdegradasi;

▪ mengembangkan sentra

kehutanan pada kawasan

andalan dengan memperhatikan daya dukung dan daya tamping lingkungan hidup; dan

▪ mengembangkan kawasan

perkotaan nasional melalui

peningkatan fungsi industri

pengolahan dan industri jasa hasil hutan yang bernilai tambah tinggi dan ramah lingkungan

Pasal 11 Pusat

▪ mengembangkan kawasan

perkotaan nasional sebagai

pusat perdagangan dan jasa yang berskala internasional

▪ mengembangkan dan

memantapkan prasarana dan

(12)

RPIJM

Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Ponorogo Tahun 2014 – 2018

Pasal Tujuan Kebijakan Strategi

dengan daya dukung dan daya tamping lingkungan hidup

keterkaitan antarpusat

perdagangan dan jasa yang

berskala internasional sesuai

dengan daya dukung dan daya

▪ merehabilitasi kawasan

peruntukan pariwisata cagar

budaya dan ilmu pengetahuan,

bahari, ekowisata, serta

mengembangkan

penyelenggaraan pertemuan,

perjalanan insentif, konferensi, dan pameran

▪ mengembangkan dan

memantapkan prasarana dan

sarana pendukung kegiatan

pariwisata cagar budaya dan

ilmu pengetahuan, bahari,

ekowisata, serta

penyelenggaraan pertemuan,

perjalanan insentif, konferensi, dan pameran

promosi pariwisata di kawasan perkotaan nasional; dan

▪ b. memantapkan akses

prasarana dan sarana untuk meningkatkan keterkaitan antara kawasan perkotaan nasional dan

kawasan-kawasan pariwisata

cagar budaya dan ilmu

pengetahuan, bahari, serta

penyelenggaraan pertemuan,

perjalanan insentif, konferensi, dan pameran

▪ meningkatkan keterkaitan antar

PKN di Pulau Jawa-Bali sebagai pusat pariwisata dalam kesatuan tujuan pariwisata

Pasal 13 Kapasitas

daya dukung

▪ mempertahankan luasan

kawasan berfungsi lindung dan merehabilitasi kawasan berfungsi lindung yang terdegradasi;

▪ mengendalikan kegiatan budi

daya yang berpotensi

(13)

RPIJM

Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Ponorogo Tahun 2014 – 2018

Pasal Tujuan Kebijakan Strategi

untuk

pembangunan

ekosistemnya lindung

▪ mengendalikan dan

merehabilitasi daerah aliran

sungai (DAS) kritis;

▪ mengendalikan dan

merehabilitasi kawasan lindung di bagian hulu Wilayah Sungai (WS), kawasan hutan lindung,

kawasan resapan air, dan

kawasan konservasi; dan

▪ mengendalikan perubahan

peruntukan dan/atau fungsi

kawasan hutan

pengembangan kawasan lindung dan kawasan budi daya untuk meningkatkan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup

▪ mengembangkan kawasan

lindung dan kawasan budi daya dengan menggunakan teknologi lingkungan;

▪ mengembangkan pengelolaan

kawasan lindung dan kawasan budi daya melalui kerja sama antardaerah untuk kelestarian pemanfaatan sumber daya alam; dan

▪ mengembangkan kawasan

perkotaan nasional dengan

konsep kota hijau yang hemat

▪ mengembangkan sentra produksi

untuk kegiatan sektor unggulan berbasis mitigasi dan adaptasi bencana serta memperhatikan keberadaan kawasan lindung;

▪ mengembangkan prasarana dan

sarana pendukung kegiatan

sektor unggulan; dan

▪ meningkatkan aksesibilitas yang

menghubungkan antarkawasan andalan di Pulau Jawa bagian selatan, serta antara kawasan andalan di Pulau Jawa bagian selatan dan kawasan perkotaan nasional di Pulau Jawa bagian

▪ mengembangkan sentra produksi

untuk kegiatan sektor unggulan berbasis mitigasi dan adaptasi bencana serta memperhatikan keberadaan kawasan lindung;

▪ mengembangkan prasarana dan

sarana pendukung kegiatan

(14)

RPIJM

Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Ponorogo Tahun 2014 – 2018

Pasal Tujuan Kebijakan Strategi

▪ meningkatkan aksesibilitas yang

menghubungkan kawasan

andalan di Pulau Bali bagian utara dengan kawasan perkotaan di Pulau Bali bagian selatan

pengembangan sentra produksi di luar

kawasan andalan yang berada di Pulau Jawa bagian selatan dan Pulau Bali bagian utara

▪ mengembangkan prasarana dan

sarana pendukung kegiatan

sentra produksi

▪ meningkatkan aksesibilitas yang

menghubungkan sentra produksi di luar kawasan andalan dengan

kawasan perkotaan nasional

sebagai pusat pengembangan kawasan andalan yang berada di Pulau Jawa bagian selatan dan Pulau Bali bagian utara

pemertahanan eksistensi 6 (enam) pulau kecil terluar di Pulau Jawa bagian

▪ mengembangkan prasarana

pengamanan pantai di Pulau Deli, Pulau Manuk, Pulau Nusa

Kambangan, Pulau Nusa

Barung, Pulau Sekel, dan Pulau Panehan

▪ membangun dan memelihara

mercusuar sebagai penanda dan navigasi pelayaran di Pulau Deli,

Pulau Manuk, Pulau Nusa

Kambangan, Pulau Nusa

Barung, Pulau Sekel, dan Pulau Panehan

▪ menyediakan dan meningkatkan

prasarana dan sarana untuk pemenuhan kebutuhan air baku di Pulau Nusa Kambangan

Pasal 15 Jaringan

transportasi

▪ mengembangkan dan/atau

memantapkan akses prasarana dan sarana transportasi darat,

laut, dan/atau udara yang

menghubungkan antarkawasan

perkotaan nasional dan

memantapkan koridor ekonomi Pulau Jawa-Bali;

▪ memantapkan akses prasarana

dan sarana transportasi darat yang meliputi jaringan jalan, jaringan jalur kereta api, serta

jaringan transportasi

penyeberangan yang

menghubungkan kawasan

perkotaan nasional dengan

sentra produksi, pelabuhan,

dan/atau bandar udara; dan

▪ mengembangkan jaringan

(15)

RPIJM

Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Ponorogo Tahun 2014 – 2018

Pasal Tujuan Kebijakan Strategi

memperhatikan fungsi kawasan pertanian pangan berkelanjutan, kawasan lindung, dan kawasan

rawan bencana, dan/atau

penerapan prasarana dan sarana yang ramah lingkungan

pengembangan jaringan transportasi untuk meningkatkan aksesibilitas kawasan tertinggal dan

terisolasi, termasuk pulau-pulau kecil

▪ mengembangkan jaringan

transportasi yang

menghubungkan perkotaan

nasional dengan kawasan

tertinggal dan terisolasi,

termasuk pulau-pulau kecil

Sumber : Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2012 Tentang Rencana Tata Ruang Pulau Jawa-Bali

3.4. RTRW Provinsi

3.4.1. Visi dan Misi Penataan Ruang Provinsi

Visi Penataan Ruang Provinsi adalah “terwujudnya ruang wilayah Provinsi berbasis agribisnis dan jasa komersial yang berdaya saing global dalam pembangunan berkelanjutan”.

Misi penataan ruang adalah mewujudkan:

a. keseimbangan pemerataan pembangunan antarwilayahdan pertumbuhan ekonomi;

b. pengembangan pusat pertumbuhan wilayah dalam meningkatkan daya saing daerah

dalam kancah Asia;

c. penyediaan sarana dan prasarana wilayah secara berkeadilan dan berhierarki serta

bernilai tambah tinggi;

d. pemantapan fungsi lindung dan kelestarian sumber daya alam dan buatan;

e. optimasi fungsi budidaya kawasan dalam meningkatkan kemandirian masyarakat

dalam persaingan global;

f. keterpaduan program pembangunan berbasis agribisnis dan jasa komersial yang

didukung seluruh pemangku kepentingan; dan

kemudahan bagi pengembangan investasi daerah serta peningkatan kerja sama

regional.

3.4.2. Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang Wilayah Provinsi

A. Pengembangan Wilayah

Kebijakan dan strategi pengembangan wilayah meliputi:

(16)

RPIJM

Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Ponorogo Tahun 2014 – 2018

Strategi :

▪ pengembangan ekonomi wilayah berbasis strategi pemasaran kota;

▪ pemantapan fungsi-fungsi perdagangan jasa berskala nasional dan

internasional;

▪ pengembangan infrastruktur transportasi dan telekomunikasi skala

internasional;

▪ peningkatan kemudahan investasi untuk pembangunan infrastruktur

metropolitan;

▪ peningkatan aksesibilitas barang, jasa, dan informasi antara kawasan

metropolitan dan perkotaan lainnya; dan

▪ pengembangan kawasan metropolitan berbasis ekologi.

2. Peningkatan keterkaitan kantong-kantong produksi utama di Jawa Timur dengan

pusat pengolahan dan pemasaran sebagai inti pengembangan sistem agropolitan.

Strategi :

▪ pemantapan sentra-sentra produksi pertanian unggulan sebagai penunjang

agrobisnis dan agroindustri;

▪ pengembangan sarana dan prasarana produksi pertanian ke pusat-pusat

pemasaran hingga ke pasar internasional;

▪ pemantapan suprastruktur pengembangan pertanian yang terdiri atas lembaga

tani dan lembaga keuangan; dan

▪ pengembangan pertanian dan kawasan perdesaan berbasis eco-region.

B. Pengembangan Struktur Wilayah

Kebijakan dan strategi pengembangan struktur ruang wilayah provinsi, meliputi:

1. Kebijakan dan strategi pengembangan sistem pusat pelayanan, yaitu : ▪ Pembentukan sistem perkotaan

Strategi :

- penetapan sistem perkotaan secara berhierarki dengan membentuk PKN,

PKW, dan PKL;

- revitalisasi dan percepatan pembangunan kawasan metropolitan sebagai

pusat pertumbuhan utama di Jawa Timur yang didukung oleh pusat-pusat

pertumbuhan wilayah dan pusat-pusat pertumbuhan lokal; dan

- pengembangan kawasan perkotaan sesuai dengan fungsi dan perannya.

▪ Pengembangan sistem perdesaan

Strategi :

(17)

RPIJM

Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Ponorogo Tahun 2014 – 2018

sistem agropolitan;

- pengembangan pusat-pusat pertumbuhan pada kawasan perdesaan

sebagai inti kawasan agropolitan;

- pengembangan kawasan perdesaan berbasis agropolitan untuk dua atau

lebih wilayah kabupaten dilaksanakan oleh Provinsi sebagai kawasan

strategis dari sudut kepentingan ekonomi; dan

- peningkatan kualitas dan kuantitas infrastruktur, terutama infrastruktur jalan

untuk mendukung sistem agropolitan. ▪ Pembentukan sistem dan fungsi perwilayahan

Strategi :

- pembentukan WP berdasarkan potensi dan permasalahan;

- pembentukan struktur pelayanan dan sistem kegiatan pada setiapWP; dan - pengembangan WP sesuai dengan fungsi dan perannya.

2. Kebijakan dan strategi pengembangan sistem jaringan prasarana wilayah.

Kebijakan pengembangan sistem jaringan prasarana wilayah meliputi pemantapan

penyediaan prasarana wilayahdengan meningkatkan kelengkapan, skala

pelayanan,pemerataan, serta sistem interkonektivitas dan keterpaduan antar jenis

prasarana dengan wilayah-wilayah yang dilayani secara efisien pada: ▪ Sistem jaringan transportasi;

Strategi :

- pemantapan dan pengembangan jaringan transportasi darat, laut, dan

udara yang terintegrasi dengan kebijakan pengembangan wilayah;

- peningkatan integrasi intermoda dan antarmoda yang didukung dengan

sarana dan prasarana; dan

- pengembangan sistem jaringan transportasi turut mempertimbangkan

kepentingan evakuasi bencana. ▪ Sistem jaringan energi;

Strategi :

- pengembangan diversifikasi sumber energi baru dan terbarukan, antara

lain: energi mikrohidro, energi angin, energi surya, energi air, energi panas

bumi, energi gelombang laut, energi biogas,dan energi biomassa;

- pengembangan jaringan transmisi tenaga listrik di kawasan perkotaan dan

perdesaan;

- peningkatan eksplorasi dan eksploitasi migas dengan teknologi dan

(18)

RPIJM

Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Ponorogo Tahun 2014 – 2018

- pembukaan peluang investasi sumber energi potensial berupa panas bumi

sebagai sumber energi baru yang ramah lingkungan. ▪ Sistem jaringan telekomunikasi dan informatika;

Strategi :

- pengembangan jaringan primer dengan sistem kabel dan nirkabel; dan - pengembangan sistem prasarana telekomunikasi dan informatika yang

efektif dan efisien.

▪ Sistem jaringan sumber daya air

Stretegi :

- pengembangan pemanfaatan air permukaan yang meliputi sungai, danau,

rawa, dan sumber air permukaan lainnya;

- perlindungan dan pelestarian sumber air melalui konservasi kawasan

lindung;

- peningkatan kualitas air dan pengendalian pencemaran air; - pengembangan dan pengelolaan sistem irigasi;

- pengembangan sarana pengendali banjir yang didukung kerja sama antara

pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah

Kabupaten/Kota;

- pengendalian daya rusak air yang dilakukan pada sungai, danau, waduk,

dan/atau bendungan, rawa, cekungan air tanah, sistem irigasi yang

mencakup pencegahan, penanggulangan, dan pemulihan; dan

- penyediaan informasi sumber daya air yang meliputi informasi kondisi

hidrologis, hidrometeorologis, hidrogeologis, kebijakan sumber daya air,

prasarana sumber daya air, teknologi sumber daya air, danlingkungan

pada sumber daya air dan sekitarnya.

▪ Sistem jaringan prasarana pengelolaan lingkungan.

Strategi :

- pembangunan dan pemfasilitasankerja samaantardaerah dalam

pengelolaan sampah;

- pembangunan tempat pengolahan sampah terpadu antarwilayah yang

dikelola secara bersama

- pembangunan dan pengembangan sistem pengelolaan limbahB3 yang

melayani wilayah provinsi;

- pengendalian pencemaran di sekitar tempat pengolahan sampah dan

(19)

RPIJM

Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Ponorogo Tahun 2014 – 2018

- mengkoordinasi pengembangan sistem drainase di kawasan perkotaan.

C. Pengembangan Pola Ruang

Kebijakan dan strategi pengembangan pola ruang wilayah provinsi meliputi:

1. Kebijakan dan strategi pengembangan kawasan lindung.

Kebijakan pengembangan kawasan lindung meliputi pemantapan, pelestarian, dan

perlindungan kawasan lindung untuk mencapai perlindungan lingkungan sumber

daya alam/buatan dan ekosistemnya, meminimalkan risiko dan mengurangi

kerentanan bencana, mengurangi efekpemanasan global yang berprinsip partispasi,

menghargai kearifan lokal, serta menunjang pariwisata, penelitian, dan edukasi

pada:

▪ Kawasan hutan lindung

Strategi :

- pengembangan sistem tata batas (deliniasi) persebaran hutan lindung di

seluruh wilayah Jawa Timur sehingga jelas batasan antara kawasan hutan

lindung dan sekitarnya untuk meminimalkan potensi perusakan oleh

masyarakat;

- penetapan luas kawasan hutan minimal 30% dari luas daratan dalam

setiap DAS dan/atau pulau;

- pengembangan upaya untuk mempertahankan dan menambah luasan

hutan, terutama hutan dengan fungsi lindung;

- pemantapan fungsi lindung dengan prinsip pengelolaan berkelanjutan; dan - pengendalian perubahan fungsi kawasan hutan lindung.

▪ Kawasan perlindungan setempat

Strategi :

- penetapan dan/atau penegasan batas lapangan kawasan perlindungan

setempat;

- pengamanan kawasan perlindungan setempat dengan prinsip konservasi; - pengendalian kegiatan yang tidak berkaitan dengan perlindungan; dan - peningkatan nilai ekonomis kawasan dengan tetap mempertahankan fungsi

lindungnya.

▪ Kawasan suaka alam, pelestarian alam, dan cagar budaya

Strategi :

- penetapan dan/atau penegasan batas lapangan kawasan suaka alam,

pelestarian alam, dan cagar budaya;

(20)

RPIJM

Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Ponorogo Tahun 2014 – 2018

cagar budaya;

- mempertahankan dan peningkatan kelestarian keanekaragaman hayati

yang masih berkembang beserta ekosistemnya;

- peningkatan nilai ekonomis kawasan dengan tetap mempertahankan fungsi

lindung kawasan; dan

- peningkatan keterpaduan pembangunan kawasan konservasi dengan

pembangunan wilayah, terutama peningkatan kesejahteraan dan

kepedulian masyarakat disekitar kawasan konservasi. ▪ Kawasan rawan bencana alam

Strategi :

- penetapan kawasan rawan bencana alam;

- pengidentifikasian tingkat risiko wilayah pada kawasan rawan bencana

alam; dan

- pengembangan manajemen pengelolaan pada kawasan rawan bencana

alam.

▪ Kawasan lindung geologi

Strategi :

- menetapkan kawasan lindung geologi;

- mengembangkan pengelolaan kawasan cagar alam geologi;

- mengidentifikasi tingkat risiko wilayah pada kawasan rawan bencana alam

geologi; dan

- mengembangkan manajemen pengelolaan pada kawasan rawan bencana

alam geologi.

▪ Kawasan lindung lainnya.

Strategi :

- memantapkan perlindungan terumbu karang;

- melarang pemakaian alat atau bahan berbahaya untuk mencari ikan; - merehabilitasi terumbu karang yang telah rusak; dan

- mengembangkan terumbu karang pada kawasan-kawasan yang potensial.

2. Kebijakan dan strategi pengembangan kawasan budi daya.

Kebijakan pengembangan kawasan budi daya dilakukan melalui

upayapengembangan kawasan budidaya sesuai dengan karakter dan daya dukung

yang dimiliki, terutama untuk mendukung pemantapan sistem metropolitan dan

sistem agropolitan dalam rangka peningkatan pertumbuhan dan pemerataan

(21)

RPIJM

Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Ponorogo Tahun 2014 – 2018

▪ Kawasan peruntukan hutan produksi

Strategi :

- mengembangkan kawasan hutan produksi dengan pemanfaatan secara

lestari dan partisipatif;

- membatasi alih fungsi hutan produksi untuk kegiatan di luar kehutanan; dan - mengawasi pemanfaatan hutan produksi.

▪ Kawasan hutan rakyat. Strategi pengembangan kawasan hutan rakyat

dilakukan dengan membangun dan mengembangkan kegiatan hutan rakyat

secara partisipatif.

▪ Kawasan peruntukan pertanian

Strategi :

- pemertahanan luasan sawah beririgasi termasuk lahan pertanian pangan

berkelanjutan dengan mengendalikan secara ketat alih fungsi sawah dan

lahan produktif;

- peningkatan upaya pengelolaan untuk mengoptimalkan hasil

produksipertanian;

- pengoptimalan pengolahan dan peningkatan nilai tambah hasil produksi

pertanian melalui pengembangan agropolitan;

- peningkatan pemasaran yang terintegrasi dengan kawasan agropolitan; - peningkatan pembinaan, penyuluhan, dan pelatihan untuk pengembangan

pertanian;

- pengembangan kemitraan antarpemangku kepentingan; dan

- pengembangan sarana dan prasarana pendukung kawasan agropolitan.

▪ Kawasan peruntukan perkebunan

Strategi :

- mengembangkan komoditas unggulan perkebunan di wilayah potensial dan

prospektif; dan

- mengoptimalkan pengolahan dan peningkatan nilai tambah hasil

perkebunan melalui pengembangan agropolitan. ▪ Kawasan peruntukan peternakan

Strategi :

- mengembangkan komoditas unggulan peternakan besar, kecil, serta

unggas di wilayah potensial dan prospektif; dan

- mengoptimalkan pengolahan dan peningkatan nilai tambah hasil

(22)

RPIJM

Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Ponorogo Tahun 2014 – 2018

▪ Kawasan peruntukan perikanan

Strategi :

- meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi perikanan;

- membentuk sentra pengolahan hasil perikanan untuk mendukung

pengoptimalan pengolahan dan peningkatan nilai tambah hasil perikanan

melalui pengembangan minapolitan;

- menata wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil sesuai dengan daya dukung

yang dimiliki untuk menjamin keberlangsungan ekosistem pada wilayah

tersebut;

- pemantapan kawasan tambak garam;

- pemertahanan luasan dan sebaran kawasan tambak garam; dan

- pengoptimalan produksi garam dan peluang pengembangan serta kerja

sama produksi garam dengan investor. ▪ Kawasan peruntukan pertambangan

Strategi :

- pengidentifikasian potensi kandungan bahan tambang;

- peningkatan eksplorasi dan eksploitasi potensi minyak dan gas bumi

dengan berwawasan lingkungan; dan

- pengembangan kawasan pertambanganberdasarkan potensi bahan galian,

kondisi geologi, dan geohidrologidengan prinsip kelestarian lingkungan. ▪ Kawasan peruntukan industri

Strategi :

- pengembangan kawasan peruntukan industri yang memperhatikan

keseimbangan antara pertumbuhan wilayah, pemerataan, dan

keberlanjutan;

- pengidentifikasian potensi pengembangan industri;

- pengembangan industri melalui penyediaan ruang dan didukung

pengembangan infrastruktur wilayah;

- pengembangan industri berteknologi tinggi dan ramah lingkungan di

kawasan perkotaan;

- pengembangan industri kecil, menengah, dan rumah tangga;

- pengembangan perindustrian berdasarkan prinsip keterkaitan antara

kegiatan hulu-hilir, klaster, dan sentra;dan

(23)

RPIJM

Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Ponorogo Tahun 2014 – 2018

▪ Kawasan peruntukan pariwisata

Strategi :

- pengidentifikasian potensi daya tarik wisata alam, budaya, dan hasil buatan

manusia;

- penetapan potensi daya tarik wisata unggulan;

- pembentukan jalur pengembangan wisata yang terintegrasidengan

pengembangan infrastruktur wilayah;

- pengembangan kegiatan penunjang wisata;

- pelestarian tradisi atau kearifan masyarakat lokal; dan

- peningkatan pembinaan, penyuluhan, dan pelatihan kepada masyarakat

dan/atau perajin lokal untuk pengembangan pariwisata. ▪ Kawasan peruntukan permukiman

Strategi :

- pengembangan kawasan permukiman perkotaan, terutama pengembangan

permukiman yang efisiendan terintegrasi dengan sistem transportasi;

- pengembangan kawasan permukiman yang mendukung pengembangan

agropolitan di kawasan perdesaan;

- pengembangan penyediaan perumahan dengan pola hunian berimbang; - pengembangan penyediaan perumahan untuk semua lapisan masyarakat;

dan

- pengembangan kawasan perumahan yang berwawasan lingkungan dan

berkelanjutan dengan dukungan sarana dan prasarana permukiman yang

memadai.

▪ Kawasan andalan

Strategi :

- mengakomodasi penetapan kawasan andalan di wilayah ProvinsiJawa

Timur sebagai bagian dari pengembangan kawasan andalan nasional; dan

- mendukung pengembangan kawasan andalan agar terintegrasi dan

operasional.

▪ Peruntukan kawasan budi daya lainnya.

Strategi :

- penetapan dan/atau penegasan batas lapangan kawasan pertahanan dan

keamanan;

- penetapan jarak bebas aman kawasan pertahanan dan keamanan dengan

(24)

RPIJM

Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Ponorogo Tahun 2014 – 2018

- pengendalian pemanfaatan lahan di sekitar kawasan pertahanan dan

keamanan secara ketat;

- mendukung penetapan kawasan strategis nasional dengan fungsi khusus

pertahanan dan keamanan;

- mengembangkan kegiatan budi daya secara selektif di dalam dan di sekitar

kawasan strategis nasional untuk menjaga fungsi pertahanan dan

keamanan negara;

- mengembangkan kawasan lindung dan/atau kawasan budidaya tidak

terbangun di sekitar kawasan strategis nasional sebagai zona penyangga

yang memisahkan kawasan strategis nasional dengan kawasan budidaya

tidak terbangun; dan

- turut serta menjaga dan memelihara aset-aset pertahanan dan keamanan

negara.

3. Kebijakan dan strategi pengembangan kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil.

Kebijakan pengembangan kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil meliputi:

▪ Peningkatan konservasi ekosistem kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil yang

menjadi fungsi perlindungan, baik perlindungan bagi kawasan bawahannya,

kawasan perlindungan setempat, maupun cagar alam.

Strategi :

- penetapan zonasi pemanfaatan ruang kawasan pesisir dan pulau-pulau

kecil melalui penetapan batas-batas fungsional sesuai dengan potensi

sumber daya dan daya dukung serta proses ekologis yang berlangsung

sebagai satu kesatuan dalam ekosistem pesisir;

- pempertahanan dan penjagaan kelestarian ekosistem kawasan pesisir dan

pulau-pulau kecil; dan

- pembatasan kegiatan yang mengakibatkan terganggunya ekosistem di

kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil.

▪ Pengoptimalan pengembangan kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil.

Strategi :

- pengoptimalan pemanfaatan kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil

sebagai kawasan permukiman, pelabuhan, dan industri;

- peningkatan kegiatan kepariwisataan dan penelitian di kawasan pesisir dan

pulau-pulau kecil; dan

- peningkatan operasionalisasi perwujudan pengembangan kawasan

(25)

RPIJM

Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Ponorogo Tahun 2014 – 2018

perikanan.

D. Pengembangan Kawasan Strategis

Kebijakan pengembangan kawasan strategis provinsi meliputi:

1. Pengembangan kawasan ekonomi potensial yang dapat mempercepat

perkembangan wilayah

Strategi :

▪ mengoptimalkan pengembangan kawasan melalui peningkatan nilai ekonomis

kawasan;

▪ meningkatkan komoditas unggulan, sarana, dan prasarana pendukung proses

produksi;

▪ meningkatkan kualitas dan kuantitas sumber daya manusia,baik sebagai

tenaga ahli maupun tenaga pendukung;

▪ mempercepatalih teknologi yang lebih efisien dan efektif;

▪ memberikan dukungan kebijakan melalui pemberianinstrumen insentif antara

lain berupa keringanan pajak dan pembebasan pajak sementara;

▪ menjalin kerja sama dengan pihak investor, terkait pemberian kredit/modal

usaha;

▪ menelusuri potensi kawasan atau subsektor strategis yang dapat

dikembangkan dengan penetapan kawasan ekonomi unggulan baru; dan

▪ meningkatkan kerja sama antardaerah untuk mengoptimalkan pertumbuhan

daerah perbatasan, baik antarkabupaten/antarkota di Jawa Timur maupun

antarkawasan perbatasan provinsi.

2. Percepatan perkembangan dan kemajuan kawasan tertinggal untuk mengurangi

kesenjangan tingkat perkembangan antarkawasan

Strategi :

▪ penelusuran potensi kawasan atau subsektor strategis yang dapat

dikembangkan di kawasan tertinggal;

▪ pemasukan subsektor strategis ke kawasan tertinggal sebagai pemacu

pertumbuhan wilayah;

▪ penyediaan infrastruktur strategis sebagai pemacu pertumbuhan wilayah; ▪ peningkatan kualitas sumber daya manusia,baik sebagai tenaga ahli maupun

tenaga pendukung; dan

▪ pemberian dukungan kebijakan melalui pemberian instrumen insentif.

3. Pemantapan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan wilayah nasional di

(26)

RPIJM

Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Ponorogo Tahun 2014 – 2018

pengembangan kawasan pertahanan dan keamanan dalam lingkup nasional.

4. Pemantapan dan peningkatan fungsi dan peran kawasan sosial dan budaya

Strategi :

▪ pelestarian kawasan sosial dan budaya;

▪ pengendalian perkembangan lahan terbangun di sekitar kawasan;

▪ peningkatan nilai ekonomis kawasan, antara lain pemanfaatan sebagai aset

wisata, penelitian, dan pendidikan; dan

▪ pembinaan masyarakat sekitar untuk ikut berperan dalam menjaga peninggalan

sejarah.

5. Pemanfaatan sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi secara optimal untuk

meningkatkan kesejahteraan masyarakat

Strategi :

▪ pengoptimalan pengembangan kawasan melalui peningkatan nilai ekonomis

kawasan, antara lain dengan pengembangan kegiatan penunjang dan/atau

kegiatan turunan dari pemanfaatan sumber daya alam dan/atau teknologi

tinggi;

▪ peningkatan keterkaitan kegiatan pemanfaatan sumber daya alam dan/atau

teknologi tinggi dengan kegiatan penunjang dan/atau turunannya; dan

▪ pencegahan dampak negatif pemanfaatan sumber daya alam dan/atau

teknologi tinggi terhadap fungsi lingkungan hidup dan keselamatan masyarakat.

6. Pelestarian dan peningkatan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup untuk

mempertahankan dan meningkatkan keseimbangan ekosistem, melestarikan

keanekaragaman hayati, mempertahankan dan meningkatkan fungsi perlindungan

kawasan, serta melestarikan keunikan bentang alam.

Strategi :

▪ pembatasan dan pencegahan pemanfaatan ruang yang berpotensi mengurangi

fungsi perlindungan kawasan;

▪ pelarangan alih fungsi pada kawasan yang telah ditetapkan sebagai kawasan

lindung;

▪ pembatasan pengembangan sarana dan prasarana di dalam dan di sekitar

kawasan yang ditetapkan untuk fungsi lindung yang dapat memicu

perkembangan kegiatan budi daya;

▪ perehabilitasian fungsi lindung yang menurun akibat dampak pemanfaatan

ruang yang berkembang di dalam dan di sekitar kawasan lindung;

(27)

RPIJM

Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Ponorogo Tahun 2014 – 2018

kawasan lindung melalui pemanfaatan untuk daya tarik wisata, pendidikan, dan

penelitian berbasis lingkungan hidup, dan/atau pemanfaatan bakau dan

terumbu karang sebagai sumber ekonomi perikanan yang berkelanjutan;

▪ peningkatan kerja sama antara Pemerintah Daerah Provinsidan masyarakat

setempat;

▪ pengembalian kegiatan yang mendorong pengembangan fungsi lindung; ▪ peningkatan keanekaragaman hayati kawasan lindung; dan

▪ pengendalian kawasan sekitar perlindungan ekosistem dan lingkungan hidup

secara ketat.

3.5. RTRW Kabupaten Ponorogo

3.5.1. Visi dan Misi Penataan Ruang Kabupaten Ponorogo

Dalam perumusan strategi dan kebijakan pengembangan wilayah Kabupaten

Ponorogo, hendaknya berdasar pada skenario pengembangan wilayah Kabupaten

Ponorogo. Berdasarkan pertimbangan pada potensi, masalah dan prospek pengembangan

wilayah Kabupaten Ponorogo baik dari segi potensi Sumber Daya Alam, Ekonomi, serta

sarana dan prasarana wilayah yang dipadukan dengan kebijakan-kebijakan makro (Jawa

Timur) dan Kebijakan Mikro Kabupaten Ponorogo, maka Visi dalam Penataan Ruang

wilayah Kabupaten Ponorogo adalah: “Terwujudnya Ruang Wilayah Kabupaten

Ponorogo sebagai pusat agropolitan dan agribisnis serta budaya unggulan di Jawa

Timur.”

Berdasarkan pertimbangan hal-hal diatas, maka misi pengembangan wilayah

Kabupaten Ponorogo adalah di sesuaikan dengan perkembangan wilayah berdasarkan

potensi dan masalah serta prospek pengembangannya dengan tetap mengacu pada tujuan

serta visi pembangunan wilayah Kabupaten Ponorogo. Adapun misi penataan ruang wilayah

Kabupaten Ponorogo adalah :

1. Mewujudkan pengembangan pertanian unggulan dan berdaya saing tinggi

2. Mewujudkan pengembangan prasarana wilayah sebagai pendukung pengembangan

agropolitan dan sentra budaya local

(28)

RPIJM

Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Ponorogo Tahun 2014 – 2018

3.5.2. Tujuan, Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang Wilayah Kabupaten Ponorogo

A. Tujuan Penataan Ruang Wilayah Kabupaten Ponorogo

Tujuan yang hendak dicapai dalam penataan ruang di Kabupaten Ponorogo,

diharapkan mampu mengembangkian potensi dan meminimalisir masalah yang ada di

Kabupaten Ponorogo terkait dengan upaya pengembangan ekonomi wilayah yang mandiri

dan sejahtera. Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penataan ruang Kabupaten

Ponorogo ini adalah ‘Mewujudkan ruang wilayah yang produktif berbasis pertanian dan pariwisata unggulan agar berwawasan lingkungan hidupdi Jawa Timur’

B. Kebijakan Penataan Ruang Wilayah Kabupaten Ponorogo

Berdasarkan tujuan penataan ruang di Kabupaten Ponorogo, maka kebijakan

Penataan Ruang Wilayah Kabupaten Ponorogo meliputi:

1. pengembangan sistem perkotaan dalam membentuk pusat pertumbuhan secara

berjenjang;

2. pengembangan kawasan perdesaan dalam menunjang pengembangan wilayah

sekaligus untuk mengurangi kesenjangan yang ada;

3. pengembangan fungsi wilayah sesuai karakteristik dan potensi yang dimiliki;

4. pengembangan produk unggulan Kabupaten Ponorogo dalam mendorong perwujudan

sistem agropolitan;

5. peningkatan potensi alam dan budaya dalam mewujudkan pengembangan pariwisata

unggulan;

6. peningkatan aksesibilitas antar wilayah melalui penyediaan dan pengembangan jalan

dalam mempercepat pengembangan wilayah;

7. penyediaan infrastruktur wilayah sesuai hierarkinya;

8. pemantapan fungsi lindung dalam menjaga keberlanjutan pembangunan;

9. peningkatan pengelolaan kawasan lindung dalam meminimasi kemungkinan terjadinya

bencana;

10. pengembangan kawasan pertanian yang didukung industri pengolahan hasil pertanian;

11. pengembangan industri pengolah hasil pertanian dalam mendukung percepatan

perwujudan agropolitan;

12. pengembangan kawasan dan event wisata unggulan;

13. pengembangan kualitas kawasan permukiman perkotaan dan perdesaan; serta

14. pengembangan kawasan strategis dalam mendorong pengembangan wilayah; dan

(29)

RPIJM

Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Ponorogo Tahun 2014 – 2018

C. Strategi Penataan Ruang Kabupaten Ponorogo

Guna mewujudkan kebijakan penataan ruang yang telah ditetapkan, maka

dikembangkan strategi sebagai berikut:

1. Strategi untuk mengembangkan sistem perkotaan dalam membentuk pusat pertumbuhan

secara berjenjangdi Kabupetan Ponorogo meliputi:

a. mengembangkan Pusat Kegiatan Lokal (PKL) yang berfungsi sebagai pusat

pengembangan utama kabupaten dan melayani beberapa kecamatan disekitarnya;

b. mengembangkan Pusat Kegiatan Lokal promosi (PKLp) yang berfungsi sebagai

pusat pelayanan beberapa kecamatan di luar PKL; serta

c. mengembangkan Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) yang berfungsi sebagai pusat

pelayanan kecamatan.

2. Strategi untuk mengembangkan kawasan perdesaan dalam menunjang pengembangan

wilayah sekaligus untuk mengurangi kesenjangan yang ada melalui:

a. membentuk pusat pelayanan permukiman perdesaan pada tingkat dusun;

b. membentuk pusat kawasan perdesaan secara mandiri sebagai Pusat Pelayanan

Lingkungan (PPL);

c. mengembangkan produk unggulan disertai pengolahan dan perluasan jaringan

pemasaran;

d. menetapkan prioritas pengembangan kawasan agropolitan dengan mengarahkan

pada wilayah Kecamatan Ponorogo Barat dan Timur serta Kecamatan Ngebel; serta

e. mengembangkan pusat permukiman pada kawasan perdesaan disertai dengan

penyediaan fasilitas skala perdesaan masing-masing.

3. Strategi untuk mengembangkan fasilitas perkotaan dalam mendorong perkembangan

wilayah sesuai karakteristik masing-masing meliputi:

a. mengembangkan fasilitas perkotaan dengan skala sesuai pelayanan masing-masing

perkotaan;

b. mengembangkan Perkotaan Ponorogo dengan fungsi paling lengkap yang

menjangkau pelayanan terluas dengan fasilitas utama;

c. mengembangkan fasiltas social maupun ekonomi yang mampu melayani beberapa

kecamatan; serta

d. mengembangkan fasiltas yang mampu melayani kecamatan masing-masing baik

fasilitas sosial maupun ekonomi pada kawasan perkotaan.

4. Strategi untuk mengembangkan produk unggulan kabupaten Ponorogo dalam

(30)

RPIJM

Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Ponorogo Tahun 2014 – 2018

a. mengembangkan pertanian unggulan daerah;

b. membentuk sentra produksi pertanian unggulan;

c. meningkatkan infrastruktur pertanian dalam mendorong agropolitan;

d. menetapkan lahan pangan berkelanjutan di Kabupaten Ponorogo; serta

e. mempertahankan fungsi kawasan penghasil produk unggulan dan pendukung

agropolitan di Kabupaten Ponorogo.

5. Strategi untuk mengembangkan potensi alam dan budaya dalam mewujudkan

pengembangan pariwisata unggulan meliputi.

a. menjaga kelestarian alam dalam menarik minat wisata alam pegunungan dan danau;

b. mengembangkan akseibilitas dan fasilitas pariwisata alam;

c. meningkatkan kegiatan wisata budaya; serta

d. melestarikan asset wisata budaya.

6. Strategi untuk mengembangkan aksesibilitas antar wilayah melalui penyediaan dan

pengembangan jalan dan prasarananya dalam mempercepat pengembangan wilayah

meliputi:

a. mengembangkan jalan penghubung perdesaan dan perkotaan;

b. mengembangkan jalan Jalur Lingkar maupun jalan tembus antar kabupaten;

c. meningkatkan pelayanan terminal utama sebagai terminal tipe B dan meningkatkan

APK (Areal Pangkalan Kendaraan) menjadi terminal tipe C;

d. mengembangkan jalur kereta api komuter Madiun-Pulung; serta

e. mengembangkan stasiun untuk Kereta Komuter Madiun – Pulung. 7. Strategi untuk mengembangkan infrastruktur wilayah meliputi:.

a. mengembangkan sistem jaringan prasarana energi dalam menunjang pertumbuhan

wilayah meliputi :

1) mengembangkan jaringan SUTET, SUTT dilakukan melalui pengembangan

sistem interkoneksi dengan jaringan Jawa Bali secara keseluruhan dan

menetapkan areal konservasi di sekitar lokasi SUTT dan SUTET;

2) mengembangkan Pusat pembangkit listrik baru, PLTP (Pembangkit Listrik

Tenaaga Panas Bumi) dan pembangkit listrik tenaga mikrohidro (PLTMH);

3) mengembangkan pusat distribusi tegangan menengahpada daerah-daerah pusat

pertumbuhan dan daerah pengembangan ; serta

4) meningkatkan dan mengoptimalkan pelayanan listrik.

b. mengembangkan sistem jaringan prasarana sumber daya air untuk mendorong

agropolitan melalui:

(31)

RPIJM

Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Ponorogo Tahun 2014 – 2018

2) melindungi sumber-sumber mata air dan daerah resapan air, Pengembangan

waduk baru, bendung, dan cek dam pada kawasan potensial;

3) mencegah terjadinya pendangkalan terhadap saluran irigasi dan Pembangunan

dan perbaikan pintu-pintu air;

4) meningkatkan sistim jaringan Sumber Daya Air melalui peningkatan jaringan

irigasi sederhana dan irigasi setengah teknis, serta peningkatan sarana dan

prasarana pendukung; serta

5) membangun embung dan sudetan untuk mengurangi banjir akibat luapan air

sungai.

c. mengembangkan sistem jaringan prasarana telekomunikasi melalui:

1) meningkatkan jaringan terestrial dalam jangkauan pelayanan dan kemudahan

mendapatkannya melalui Penyediaan tower BTS (Base Transceiver Station);

2) meningkatkan sistem informasi telekomunikasi pembangunan daerah; serta

3) mengembangkan prasarana telekomunikasi meliputi telepon rumah tangga,

telepon umum, jaringan telepon seluler.

d. mengembangkan sistem jaringan prasarana lingkungan meliputi: :

1) mengembangkan prasarana tempat pemrosesan akhir sampah regional;

2) mengembangkan pengelolaan sampah dengan system 3R (Reduce, Reuse and

Recycle); serta

3) meningkatkan penyediaan air bersih regional.

8. Strategi untuk memantapkan fungsi lindung dalam menjaga keberlanjutan

pembangunan meliputi:

a. memantapkan penetapan kawasan hutan lindung meliputi:

1) melarang dan mengendalikan perubahan terhadap kawasan hutan lindung;

2) mengembalikan fungsi pada kawasan hutan lindung yang mengalami

kerusakan, melalui penanganan secara teknis dan vegetatif;

3) meningkatkan peran serta dari masyarakat sekitar kawasan;serta

4) meningkatkan kesadaran akan lingkungan melalui pendidikan, pariwisata,

penelitian dan kerjasama pengelolaan kawasan.

b. Memantapkan kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan

dibawahnya meliputi:

1) membatasi perkembangan pada kawasan yang terjadi alih fungsi dan

(32)

RPIJM

Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Ponorogo Tahun 2014 – 2018

2) mempertahankan kawasan yang telah ditetapkan sebagai kawasan resapan

air; serta

3) melestarikan kawasan yang termasuk hulu DAS dengan pengembangan hutan

atau perkebunan tananaman keras tegakan tinggi.

c. Strategi untuk memantapkan kawasan perlindungan setempat meliputi:

1) membatasi kegiatan yang tidak berkaitan dengan perlindungan setempat;

2) membatasi kegiatan pariwisata pada kawasan perlindungan setempat

sepanjang sungai;

3) mengembangkan sungai sebagai latar belakang kawasan fungsional;

4) memanfaatkan sumber air dan waduk untuk irigasi pertanian;

5) membatasi perkembangan fisik dan kegiatan pariwisata pada kawasan

perlindungan setempat sekitar waduk dan mata air; serta

6) menetapkan kawasan lindung spiritualitas dan kearifan lokal lainnya sebagai

warisan budaya khas Ponorogo.

d. Strategi untuk memantapkan kawasan suaka alam dan pelestarian alam meliputi:

1) menetapkan kawasan suaka alam hanya diperuntukkan bagi kegiatan yang

berkaitan dengan pelestarian kawasan;

2) memelihara habitat dan ekosistem khusus yang ada dan sifatnya setempat;

3) meningkatan nilai dan fungsi kawasan dengan menjadikan kawasan sebagai

tempat wisata, obyek penelitian, kegiatan pecinta alam;

4) menjalin kerjasama pengelolaan kawasan; serta

5) membatasi dan mengembalikan rona lingkungan kawasan hutan yang

mengalami alih fungsi.

9. Strategi untuk meningkatkan pengelolaan kawasan lindung dalam meminimasi

kemungkinan terjadinya bencana meliputi:

a. menghindari kawasan yang rawan terhadap bencana alam gunung api, gempa

bumi, bencana geologi, banjir, longsor dan bencana alam lainnya sebagai

kawasan terbangun;

(33)

RPIJM

Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Ponorogo Tahun 2014 – 2018

c. mengembangkan bangunan tahan gempa pada daerah terindikasi rawan gempa.

10. Strategi untuk mengembangkan kawasan pertanian yang didukung industri

pengolahan hasil pertanian

a. mengembangkan potensi lahan basah dan lahan kering dalam menunjang

penyediaan lahan pertanian,

b. mengembangkan produk unggulan daerah melalui komoditas yang dapat diolah

menjadi agroindustri; serta

c. memperluas jaringan pemasaran hasil agroindustri.

11. Strategi untuk mengembangkan kawasan peruntukan industri dalam mendukung

pengembangan wilayah serta upaya peningkatan investasi daerah, meliputi:

a. mengembangkan industri pengolahan bahan dasar hasil tambang;

b. mengembangkan zona industri polutif berjauhan dengan kawasan permukiman;

c. mengembangkan Industri kecil melalui pemberdayaan industri kecil dan home

industry pengolahan hasil pertanian, peternakan, perkebunan, perikanan darat;

d. mengembangkan pusat promosi dan pemasaran hasil industri kecil dan

kerajinan tangan; serta

e. meningkatkan pemberdayaan KUMKM (koperasi usaha mikro, kecil dan

menengah) serta investasi.

12. Strategi untuk mengembangkan mengembangkan kawasan dan event wisata

unggulan meliputi:

a. mengembangkan kegiatan festival wisata atau gelar seni budaya;

b. mengembangkan pusat kerajinan untuk mendukung kegiatan pariwisata

Kabupaten Ponorogo;

c. mengembangkan obyek wisata andalan prioritas;

d. mengkaitkan kalender wisata dalam skala nasional; serta

e. membentuk zona wisata, paket wisata dan promosi wisata.

13. Strategi untuk meningkatkan kualitas kawasan permukiman perkotaan dan

(34)

RPIJM

Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Ponorogo Tahun 2014 – 2018

a. meningkatkan kualitas permukiman perkotaan, mengembangkan perumahan

terjangkau, menyediaakan sarana dan prasarana permukiman perkotaan serta

mengembangkan Kasiba/Lisiba mandiri;

b. menetapkan radius pengamanan permukiman penduduk dari lokasi yang

berpotensi mengancam keselematan penduduk, seperti eksploitasi panas bumi;

serta

c. mengembangkan permukiman perdesaan sesuai dengan karakter fisik,

sosial-budaya dan ekonomi masyarakat perdesaan, dan menyediakan sarana dan

prasarana permukiman perdesaan.

14. Strategi untuk mengembangkan kawasan strategis dalam mendorong

pengembangan wilayah meliputi:

a. mengembangkan kawasan agropolitan di Kabupaten Ponorogo yang

terkonsentrasi di wilayah Kecamatan Ponorogo dan Kecamatan Ngebel sebagai

kawasan strategi ekonomi;

b. menyediakan infrastruktur yang memadai baik lembaga penyuluhan,

peningkatan infrastruktur yang mendukung seperti jalan dan kelembagaan

kelompok tani, lembaga perbankan dan koperasi;

c. menjalin kerjasama dalam penyediaan tanah;

d. menyediakan sarana dan prasarana penunjang kegiatan ekonomi; serta

e. menyediakan infrastruktur untuk mendorong pengembangan potensi pertanian.

15. Strategi untuk peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan negara

meliputi :

a. Mendukung penetapan kawasan strategis nasional dengan fungsi khusus

pertahanan dan keamanan;

b. Mengembangkan kegiatan budi daya secara selektif di dalam dan sekitar

kawasan strategis pertahanan untuk menjaga fungsi pertahanan dan keamanan;

c. Mengembangkan kawasan lindung dan/atau kawasan budi daya tidak terbangun

di sekitar kawasan strategis nasional dengan kawasan budi daya terbangun; dan

Gambar

Gambar 3.1 Kedudukan RTR KSN dalam Sistem Perencanaan Tata Ruang dan Sistem
Tabel 3.1
Tabel 3.2

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan surat Keputusan Bupati No. 184.45/ 140/ Bappeda/ 2008 Tentang Penetapan Kawasan Strategis Pangkalan Baru Yang meliputi 5 desa dan 1 kelurahan yaitu: Desa Jeruk,

dan jasa skala nasional atau yang melayani beberapa provinsi dan/atau.. 3) kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul utama.. transportasi skala

Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai pusat kegiatan industrib. dan jasa yang melayani skala provinsi atau beberapa

Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai pusat kegiatani. industri dan jasa skala nasional atau yang melayani beberapa

 Penataan kawasan permukiman perkotaan melalui konsolidasi tanah. Rencana pengembangan kawasan permukiman yang terkait dengan pengembangan industri, pertambangan,

l. pusat lingkungan Blabak yang melayani Kelurahan Betet dan Kelurahan Pakunden memiliki fungsi perdagangan dan jasa, perkantoran, kesehatan, industri, pertanian

terbangun di sekitar kawasan strategis nasional sebagai zona penyangga.. Pemerintah Kota Mojokerto. yang memisahkan kawasan strategis nasional dengan kawasan

Kawasan Lindung Nasional yang terkait dengan wilayah Provinsi meliputi : Suaka Margasatwa Ko’mara (Kabupaten Takalar), Cagar Alam (CA) Faruhumpenai, CA Kalaena, Taman