• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab III - DOCRPIJM 692e54cad9 BAB IIIBAB 3 Rencana Tata Ruang Wilayah Sebagai Arahan Spasial RPI2JM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Bab III - DOCRPIJM 692e54cad9 BAB IIIBAB 3 Rencana Tata Ruang Wilayah Sebagai Arahan Spasial RPI2JM"

Copied!
104
0
0

Teks penuh

(1)

Bab III

R

E

N

C

A

N

A

P

R

O

G

R

A

M

I

N

V

E

S

T

A

S

I I

N

F

R

A

S

T

R

U

K

T

U

R

J

A

N

G

K

A

M

E

N

E

N

G

A

H

R

T

A

H

U

N

2015-2019

1

(2)

Rencana Tata Ruang Wilayah Sebagai

Arahan Spasial RPI2JM

Rencana Tata Ruang Wilayah memuat arahan struktur ruang dan pola ruang. Struktur

R

E

N

C

A

N

A

P

R

O

G

R

A

M

I

N

V

E

S

T

A

S

I I

N

F

R

A

S

T

R

U

K

T

U

R

J

A

N

G

K

A

M

E

N

E

N

G

A

H

R

T

A

H

U

N

2015-2019

2

(3)

ruang adalah susunan pusat-pusat permukiman dan sistem jaringan prasarana dan sarana

yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial ekonomi masyarakat yang secara

hirarkis memiliki hubungan fungsional, sedangkan pola ruang adalah distribusi peruntukan

ruang dalam suatu wilayah yang meliputi peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan

peruntukan ruang untuk fungsi budidaya. Pembangunan bidang Cipta Karya harus

memperhatikan arahan struktur dan pola ruang yang tertuang dalam RTRW, selain untuk

R

E

N

C

A

N

A

P

R

O

G

R

A

M

I

N

V

E

S

T

A

S

I I

N

F

R

A

S

T

R

U

K

T

U

R

J

A

N

G

K

A

M

E

N

E

N

G

A

H

R

T

A

H

U

N

2015-2019

3

(4)

mewujudkan permukiman yang layak huni dan berkelanjutan juga dapat mewujudkan tujuan

dari penyelenggaraan penataan ruang yaitu keharmonisan antara lingkungan alam dan

lingkungan buatan, keterpaduan dalam penggunaan sumber daya alam dan sumber daya

buatan dengan memperhatikan sumber daya manusia, serta pelindungan fungsi ruang

dan pencegahan dampak negatif terhadap lingkungan akibat pemanfaatan ruang.

R

E

N

C

A

N

A

P

R

O

G

R

A

M

I

N

V

E

S

T

A

S

I I

N

F

R

A

S

T

R

U

K

T

U

R

J

A

N

G

K

A

M

E

N

E

N

G

A

H

R

T

A

H

U

N

2015-2019

4

(5)

3.5 Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN)

Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) disusun melalui Peraturan

Pemerintah No. 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN)

yang dijadikan sebagai pedoman untuk:

a. Penyusunan rencana pembangunan jangka panjang nasional, b.Penyusunan rencana pembangunan jangka menengah nasional,

c. Pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang di wilayah nasional.

R

E

N

C

A

N

A

P

R

O

G

R

A

M

I

N

V

E

S

T

A

S

I I

N

F

R

A

S

T

R

U

K

T

U

R

J

A

N

G

K

A

M

E

N

E

N

G

A

H

R

T

A

H

U

N

2015-2019

5

(6)

d.Perwujudan keterpaduan, keterkaitan, dan keseimbangan perkembangan antarwilayah provinsi, serta keserasian antarsektor,

R

E

N

C

A

N

A

P

R

O

G

R

A

M

I

N

V

E

S

T

A

S

I I

N

F

R

A

S

T

R

U

K

T

U

R

J

A

N

G

K

A

M

E

N

E

N

G

A

H

R

T

A

H

U

N

2015-2019

6

(7)

e. Penetapan lokasi dan fungsi ruang untuk investasi.

f. Penataan ruang kawasan strategis nasional, dan

g.Penataan ruang wilayah provinsi dan kabupaten/kota. Arahan yang harus diperhatikan dari RTRWN untuk ditindaklanjuti ke dalam RPI2-JM kabupaten/kota adalah sebagai berikut:

R

E

N

C

A

N

A

P

R

O

G

R

A

M

I

N

V

E

S

T

A

S

I I

N

F

R

A

S

T

R

U

K

T

U

R

J

A

N

G

K

A

M

E

N

E

N

G

A

H

R

T

A

H

U

N

2015-2019

7

(8)

Arahan yang harus diperhatikan dari RTRWN untuk ditindaklanjuti ke dalam

RPI2-JM Kabupaten Takalar adalah Kabupaten Takalar sebagai berikut :

1. Penetapan Pusat Kegiatan Nasional (PKN)

Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata

Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) bahwa penetapan Pusat Kegiatan Nasional

(PKN) adalah kawasan perkotaan yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala

R

E

N

C

A

N

A

P

R

O

G

R

A

M

I

N

V

E

S

T

A

S

I I

N

F

R

A

S

T

R

U

K

T

U

R

J

A

N

G

K

A

M

E

N

E

N

G

A

H

R

T

A

H

U

N

2015-2019

8

(9)

internasional, Nasional atau beberapa Provinsi. Yang mana untuk Propinsi Sulawesi

Selatan yang masuk kedalam kawasan PKN yakni

Makassar-Sungguminasa-Takalar-Maros (Mamminasata). Dengan masuknya Kabupaten Takalar sebagai PKN maka

diharapkan bahwa Kabupaten Takalar bisa menjadi kawasan perkotaan yang

berfungsi atau berpotensi sebagai pusat kegiatan industri dan jasa skala nasional

atau yang melayani beberapa propinsi, khususnya Propinsi Sulawesi Selatan.

R

E

N

C

A

N

A

P

R

O

G

R

A

M

I

N

V

E

S

T

A

S

I I

N

F

R

A

S

T

R

U

K

T

U

R

J

A

N

G

K

A

M

E

N

E

N

G

A

H

R

T

A

H

U

N

2015-2019

9

(10)

2. Penetapan Pusat Kegiatan Wilayah (PKW)

Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata

Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) bahwa penetapan Pusat Kegiatan Wilayah

(PKW) adalah kawasan perkotaan yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala

Provinsi atau beberapa Kabupaten/Kota. Yang mana Kabupaten/kota yang masuk

kedalam PKW yakni Pangkajene, Jeneponto, Palopo, Watampone, Bulukumba,

R

E

N

C

A

N

A

P

R

O

G

R

A

M

I

N

V

E

S

T

A

S

I I

N

F

R

A

S

T

R

U

K

T

U

R

J

A

N

G

K

A

M

E

N

E

N

G

A

H

R

T

A

H

U

N

2015-2019

10

(11)

Barru, Parepare sehingga Kabupaten Takalar tidak masuk kedalam PKW.

3. Penetapan Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN)

Berdasarkan PP Nomor 26 Tahun 2008 RTRWN terkait Pusat Kegiatan

Strategis Nasional (PKSN) adalah kawasan perkotaan yang ditetapkan untuk

mendorong pengembangan kawasan perbatasan negara bahwa Propinsi Sulawesi

Selatan tidak termasuk kedalam PKSN maka Kabupaten Takalar juga tidak termasuk

R

E

N

C

A

N

A

P

R

O

G

R

A

M

I

N

V

E

S

T

A

S

I I

N

F

R

A

S

T

R

U

K

T

U

R

J

A

N

G

K

A

M

E

N

E

N

G

A

H

R

T

A

H

U

N

2015-2019

11

(12)

kedalam PKSN.

4. Penetapan Kawasan Strategis Nasional (KSN)

Berdasarkan PP Nomor 26 Tahun 2008 tentang RTRWN kawasan strategis

yang ditetapkan dalam RTRW Nasional yang juga disebut Kawasan Strategis

Nasional (KSN) dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi, sosial dan budaya,

serta pendayagunaan sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi, KSN dari sudut

R

E

N

C

A

N

A

P

R

O

G

R

A

M

I

N

V

E

S

T

A

S

I I

N

F

R

A

S

T

R

U

K

T

U

R

J

A

N

G

K

A

M

E

N

E

N

G

A

H

R

T

A

H

U

N

2015-2019

12

(13)

kepentingan pertumbuhan ekonomi terdiri atas Kawasan Metropolitan

Mamminasata yang terdiri atas Kota Makassar, kawasan-kawasan perkotaan di

masing-masing Kabupaten Maros, Gowa dan Takalar; dan Kawasan

Pengembangan Ekonomi Terpadu (KAPET) Parepare yang terdiri atas Kota

Parepare, Kabupaten Sidrap, Kabupaten Enrekang, Kabupaten Pinrang dan

Kabupaten Barru. Kabupaten Takalar termasuk KSN dari sudut kepentingan

R

E

N

C

A

N

A

P

R

O

G

R

A

M

I

N

V

E

S

T

A

S

I I

N

F

R

A

S

T

R

U

K

T

U

R

J

A

N

G

K

A

M

E

N

E

N

G

A

H

R

T

A

H

U

N

2015-2019

13

(14)

pertumbuhan ekonomi maka diharapkan Kabupaten Takalar :  memiliki potensi ekonomi cepat tumbuh,

 memiliki sektor unggulan yang dapat menggerakkan pertumbuhan ekonomi nasional,

 memiliki potensi ekspor,

 didukung jaringan prasarana dan fasilitas penunjang kegiatan ekonomi,  memiliki kegiatan ekonomi yang memanfaatkan teknologi tinggi,

 berfungsi untuk mempertahankan tingkat produksi pangan nasional

R

E

N

C

A

N

A

P

R

O

G

R

A

M

I

N

V

E

S

T

A

S

I I

N

F

R

A

S

T

R

U

K

T

U

R

J

A

N

G

K

A

M

E

N

E

N

G

A

H

R

T

A

H

U

N

2015-2019

14

(15)

dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan nasional,

 berfungsi untuk mempertahankan tingkat produksi sumber energi dalam rangka mewujudkan ketahanan energi nasional, atau

 ditetapkan untuk mempercepat pertumbuhan kawasan tertinggal. 4.5 RTRW Kawasan Strategis Nasional (KSN)

R

E

N

C

A

N

A

P

R

O

G

R

A

M

I

N

V

E

S

T

A

S

I I

N

F

R

A

S

T

R

U

K

T

U

R

J

A

N

G

K

A

M

E

N

E

N

G

A

H

R

T

A

H

U

N

2015-2019

15

(16)

Beberapa arahan yang harus diperhatikan dari RTRW KSN Perpres No. 55 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan Makassar, Maros, Sungguminasa, Takalar

dalam penyusunan RPI2-JM Cipta Karya Kabupaten Takalar adalah sebagai berikut :

1. Cakupan deliniasi wilayah yang ditetapkan dalam KSN

Seluruh wilayah Kabupaten Takalar yang mencakup 9 (sembilan) wilayah

kecamatan, meliputi Kecamatan Mangarabombang, Kecamatan Mappakasunggu,

Kecamatan Sanrobone, Kecamatan Polombangkeng Selatan, Kecamatan

R

E

N

C

A

N

A

P

R

O

G

R

A

M

I

N

V

E

S

T

A

S

I I

N

F

R

A

S

T

R

U

K

T

U

R

J

A

N

G

K

A

M

E

N

E

N

G

A

H

R

T

A

H

U

N

2015-2019

16

(17)

Pattallassang, Kecamatan Polombangkeng Utara, Kecamatan Galesong Selatan,

Kecamatan Galesong, dan Kecamatan Galesong Utara. Arahan Kepentingan

Penetapan KSN yang berupa :

 meningkatkan pelestarian situs warisan budaya lokal yang beragam;

 mengembangkan pusat pertumbuhan berbasis potensi sumber daya alam dan kegiatan budi daya unggulan sebagai penggerak utama di Kawasan Timur

Indonesia;

R

E

N

C

A

N

A

P

R

O

G

R

A

M

I

N

V

E

S

T

A

S

I I

N

F

R

A

S

T

R

U

K

T

U

R

J

A

N

G

K

A

M

E

N

E

N

G

A

H

R

T

A

H

U

N

2015-2019

17

(18)

 mengelola pemanfaatan sumber daya alam sesuai daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup;

 mengembangkan kegiatan budi daya secara selektif di dalam dan di sekitar

kawasan pertahanan dan keamanan negara;

 mengembangkan zona penyangga yang memisahkan antara kawasan

peruntukan pertahanan dan keamanan negara dengan kawasan budi daya

terbangun di sekitarnya;

R

E

N

C

A

N

A

P

R

O

G

R

A

M

I

N

V

E

S

T

A

S

I I

N

F

R

A

S

T

R

U

K

T

U

R

J

A

N

G

K

A

M

E

N

E

N

G

A

H

R

T

A

H

U

N

2015-2019

18

(19)

 mengembangkan kegiatan budi daya tidak terbangun yang berfungsi sebagai zona penyangga yang memisahkan kawasan lindung dengan kawasan budi daya

terbangun;

 merehabilitasi dan merevitalisasi kawasan lindung yang mengalami kerusakan

fungsi lindung;

 mengendalikan pengembangan Kawasan Perkotaan Mamminasata, khususnya di

kawasan pantai dan daerah irigasi teknis; dan

R

E

N

C

A

N

A

P

R

O

G

R

A

M

I

N

V

E

S

T

A

S

I I

N

F

R

A

S

T

R

U

K

T

U

R

J

A

N

G

K

A

M

E

N

E

N

G

A

H

R

T

A

H

U

N

2015-2019

19

(20)

 mewajibkan instansi Pemerintah dan pemerintah daerah melaksanakan kajian lingkungan hidup strategis dalam rangka penyusunan dan evaluasi kebijakan,

rencana dan/atau program yang berpotensi menimbulkan dampak dan/atau risiko

lingkungan hidup di Kawasan Perkotaan Mamminasata sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan.

R

E

N

C

A

N

A

P

R

O

G

R

A

M

I

N

V

E

S

T

A

S

I I

N

F

R

A

S

T

R

U

K

T

U

R

J

A

N

G

K

A

M

E

N

E

N

G

A

H

R

T

A

H

U

N

2015-2019

20

(21)

2. Arahan pengembangan struktur ruang terkait keciptakaryaan seperti pengembangan

prasarana sarana air minum, air limbah, persampahan, dan drainase

 pengembangan dan peningkatan sistem jaringan energi yang meliputi jaringan

pipa minyak, jaringan pipa gas bumi, jaringan pembangkit tenaga listrik, dan

jaringan transmisi tenaga listrik;

R

E

N

C

A

N

A

P

R

O

G

R

A

M

I

N

V

E

S

T

A

S

I I

N

F

R

A

S

T

R

U

K

T

U

R

J

A

N

G

K

A

M

E

N

E

N

G

A

H

R

T

A

H

U

N

2015-2019

21

(22)

 pengembangan dan peningkatan sistem jaringan telekomunikasi terestrial dan jaringan telekomunikasi satelit;

 pengembangan dan peningkatan sistem jaringan prasarana yang meliputi Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM), sistem saluran drainase, sistem jaringan air

limbah, dan sistem pengelolaan persam-pahan; dan

R

E

N

C

A

N

A

P

R

O

G

R

A

M

I

N

V

E

S

T

A

S

I I

N

F

R

A

S

T

R

U

K

T

U

R

J

A

N

G

K

A

M

E

N

E

N

G

A

H

R

T

A

H

U

N

2015-2019

22

(23)

3. Indikasi program sebagai operasionalisasi rencana pola ruang khususnya untuk

bidang Cipta Karya.

 rehabilitasi, revitalisasi, dan peningkatan fungsi-fungsi lindung pada kawasan

yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya, kawasan

perlindungan setempat, kawasan suaka alam, kawasan pelestarian alam, dan

R

E

N

C

A

N

A

P

R

O

G

R

A

M

I

N

V

E

S

T

A

S

I I

N

F

R

A

S

T

R

U

K

T

U

R

J

A

N

G

K

A

M

E

N

E

N

G

A

H

R

T

A

H

U

N

2015-2019

23

(24)

kawasan cagar budaya, kawasan rawan bencana alam, kawasan lindung geologi,

dan kawasan lindung lainnya;

 rehabilitasi, revitalisasi, dan peningkatan kawasan peruntukan perumahan

kepadatan tinggi, kepadatan sedang, dan kepadatan rendah;

 rehabilitasi, revitalisasi, dan peningkatan kawasan peruntukan pemerintahan provinsi;

R

E

N

C

A

N

A

P

R

O

G

R

A

M

I

N

V

E

S

T

A

S

I I

N

F

R

A

S

T

R

U

K

T

U

R

J

A

N

G

K

A

M

E

N

E

N

G

A

H

R

T

A

H

U

N

2015-2019

24

(25)

 rehabilitasi, revitalisasi, dan peningkatan kawasan peruntukan pemerintahan kabupaten, kota, dan/atau kecamatan;

 rehabilitasi, revitalisasi, dan peningkatan kawasan peruntukan perdagangan dan jasa skala internasional, nasional, dan regional;

 rehabilitasi, revitalisasi, dan peningkatan kawasan peruntukan pelayanan pendidikan tinggi;

R

E

N

C

A

N

A

P

R

O

G

R

A

M

I

N

V

E

S

T

A

S

I I

N

F

R

A

S

T

R

U

K

T

U

R

J

A

N

G

K

A

M

E

N

E

N

G

A

H

R

T

A

H

U

N

2015-2019

25

(26)

 rehabilitasi, revitalisasi, dan peningkatan kawasan peruntukan pelayanan pendidikan tinggi;

 rehabilitasi, revitalisasi, dan peningkatan kawasan peruntukan pelayanan kesehatan skala internasional, nasional, dan regional;

 rehabilitasi, revitalisasi, dan peningkatan kawasan peruntukan kegiatan industri manufaktur;

R

E

N

C

A

N

A

P

R

O

G

R

A

M

I

N

V

E

S

T

A

S

I I

N

F

R

A

S

T

R

U

K

T

U

R

J

A

N

G

K

A

M

E

N

E

N

G

A

H

R

T

A

H

U

N

2015-2019

26

(27)

 rehabilitasi, revitalisasi, dan peningkatan kawasan peruntukan kegiatan industri perikanan;

 rehabilitasi, revitalisasi, dan peningkatan kawasan peruntukan pelayanan sistem angkutan umum penumpang dan angkutan barang regional;

 rehabilitasi, revitalisasi, dan peningkatan kawasan peruntukan pelayanan transportasi laut internasional, nasional, dan regional;

R

E

N

C

A

N

A

P

R

O

G

R

A

M

I

N

V

E

S

T

A

S

I I

N

F

R

A

S

T

R

U

K

T

U

R

J

A

N

G

K

A

M

E

N

E

N

G

A

H

R

T

A

H

U

N

2015-2019

27

(28)

 rehabilitasi, revitalisasi, dan peningkatan peruntukan pelayanan transportasi udara internasional dan nasional;

 rehabilitasi, revitalisasi, dan peningkatan kawasan peruntukan kegiatan pertahanan dan keamanan negara;

 rehabilitasi, revitalisasi, dan peningkatan kawasan peruntukan kegiatan pariwisata;

R

E

N

C

A

N

A

P

R

O

G

R

A

M

I

N

V

E

S

T

A

S

I I

N

F

R

A

S

T

R

U

K

T

U

R

J

A

N

G

K

A

M

E

N

E

N

G

A

H

R

T

A

H

U

N

2015-2019

28

(29)

 rehabilitasi, revitalisasi, dan peningkatan kawasan peruntukan kegiatan pertanian;

 rehabilitasi, revitalisasi, dan peningkatan kawasan peruntukan kegiatan perkebunan;

 rehabilitasi, revitalisasi, dan peningkatan kawasan peruntukan kegiatan perikanan;

R

E

N

C

A

N

A

P

R

O

G

R

A

M

I

N

V

E

S

T

A

S

I I

N

F

R

A

S

T

R

U

K

T

U

R

J

A

N

G

K

A

M

E

N

E

N

G

A

H

R

T

A

H

U

N

2015-2019

29

(30)

 rehabilitasi, revitalisasi, dan peningkatan kawasan peruntukan kegiatan peternakan;

 rehabilitasi, revitalisasi, dan peningkatan kawasan peruntukan kegiatan agro industri;

 rehabilitasi, revitalisasi, dan peningkatan kawasan peruntukan kegiatan hutan produksi;

R

E

N

C

A

N

A

P

R

O

G

R

A

M

I

N

V

E

S

T

A

S

I I

N

F

R

A

S

T

R

U

K

T

U

R

J

A

N

G

K

A

M

E

N

E

N

G

A

H

R

T

A

H

U

N

2015-2019

30

(31)

 rehabilitasi, revitalisasi, dan peningkatan kawasan peruntukan kegiatan permukiman nelayan tradisional;

 rehabilitasi, revitalisasi, dan peningkatan kawasan peruntukan kegiatan pertemuan, pameran, dan sosial budaya;

 rehabilitasi, revitalisasi, dan peningkatan kawasan pada Zona P1, Zona P2, Zona P3, Zona P4, dan Zona P5; dan

R

E

N

C

A

N

A

P

R

O

G

R

A

M

I

N

V

E

S

T

A

S

I I

N

F

R

A

S

T

R

U

K

T

U

R

J

A

N

G

K

A

M

E

N

E

N

G

A

H

R

T

A

H

U

N

2015-2019

31

(32)

 rehabilitasi, revitalisasi, dan peningkatan lokasi dan jalur evakuasi untuk kawasan rawan bencana.

3.3 Rencana Tata Ruang (RTR) Pulau

Rencana Tata Ruang (RTR) Pulau merupakan rencana rinci dan operasionalisasi dari

RTRWN. Adapun arahan yang harus diperhatikan dari RTR Pulau untuk penyusunan

RPI2-JM Kabupaten Takalar adalah:

R

E

N

C

A

N

A

P

R

O

G

R

A

M

I

N

V

E

S

T

A

S

I I

N

F

R

A

S

T

R

U

K

T

U

R

J

A

N

G

K

A

M

E

N

E

N

G

A

H

R

T

A

H

U

N

2015-2019

32

(33)

5. Arahan pengembangan pola ruang dan struktur ruang Kabupaten Takalar antara lain mencakup arahan pengembangan kawasan lindung dan budidaya, serta arahan

pengembangan pola ruang terkait bidang Cipta Karya seperti pengembangan RTH.

6. Arahan pengendalian pemanfaatan ruang yang memberikan arahan batasan wilayah mana yang dapat dikembangkan dan yang harus dikendalikan.

R

E

N

C

A

N

A

P

R

O

G

R

A

M

I

N

V

E

S

T

A

S

I I

N

F

R

A

S

T

R

U

K

T

U

R

J

A

N

G

K

A

M

E

N

E

N

G

A

H

R

T

A

H

U

N

2015-2019

33

(34)

7. Strategi operasionalisasi rencana pola ruang dan struktur ruang Kabupaten Takalar khususnya untuk bidang Cipta Karya seperti pengembangan prasarana sarana air

minum, air limbah, persampahan, drainase, RTH, rusunawa, agropolitan, dll.

R

E

N

C

A

N

A

P

R

O

G

R

A

M

I

N

V

E

S

T

A

S

I I

N

F

R

A

S

T

R

U

K

T

U

R

J

A

N

G

K

A

M

E

N

E

N

G

A

H

R

T

A

H

U

N

2015-2019

34

(35)

3.4 Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Sulawesi Selatan

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Sulawesi Selatan ditetapkan melalui

Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan, dan beberapa arahan yang harus

diperhatikan dari RTRW Provinsi Sulawesi Selatan untuk penyusunan RPI2-JM Kabupaten

Takalar adalah:

R

E

N

C

A

N

A

P

R

O

G

R

A

M

I

N

V

E

S

T

A

S

I I

N

F

R

A

S

T

R

U

K

T

U

R

J

A

N

G

K

A

M

E

N

E

N

G

A

H

R

T

A

H

U

N

2015-2019

35

(36)

R

E

N

C

A

N

A

P

R

O

G

R

A

M

I

N

V

E

S

T

A

S

I I

N

F

R

A

S

T

R

U

K

T

U

R

J

A

N

G

K

A

M

E

N

E

N

G

A

H

R

T

A

H

U

N

2015-2019

36

(37)

1. Rencana Struktur Ruang Wilayah Propinsi 1) Rencana Sistem Jaringan Sumberdaya Air

Rencana sistem jaringan sumber daya air wilayah Provinsi :

 sistem jaringan sumberdaya air nasional meliputi WS, DAS, bendungan, DI

dan DR;

 sistem jaringan sumberdaya air lintas Provinsi meliputi WS, DAS;

R

E

N

C

A

N

A

P

R

O

G

R

A

M

I

N

V

E

S

T

A

S

I I

N

F

R

A

S

T

R

U

K

T

U

R

J

A

N

G

K

A

M

E

N

E

N

G

A

H

R

T

A

H

U

N

2015-2019

37

(38)

 sistem jaringan sumberdaya air Provinsi terdiri atas bendung, bendungan, DI dan Instalasi Pengolahan Air (IPA);

 sistem pengelolaan sumberdaya air.

2) Rencana sistem jaringan sumberdaya air nasional yang terkait dengan wilayah Provinsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 38 huruf a, merupakan jaringan

R

E

N

C

A

N

A

P

R

O

G

R

A

M

I

N

V

E

S

T

A

S

I I

N

F

R

A

S

T

R

U

K

T

U

R

J

A

N

G

K

A

M

E

N

E

N

G

A

H

R

T

A

H

U

N

2015-2019

38

(39)

prasarana sumberdaya air strategis nasional yang meliputi: Wilayah Sungai

(WS) Walanae – Cenranae, dan WS Jeneberang.

 WS Walanae - Cenranae meliputi DAS Walanae, DAS Cenranae, DAS

Paremang, DAS Bajo, DAS Awo, DAS Peneki, DAS Keera, DAS Ranang,

DAS Larompong, DAS Gilireng, DAS Noling, DAS Suli dan DAS Suto.

R

E

N

C

A

N

A

P

R

O

G

R

A

M

I

N

V

E

S

T

A

S

I I

N

F

R

A

S

T

R

U

K

T

U

R

J

A

N

G

K

A

M

E

N

E

N

G

A

H

R

T

A

H

U

N

2015-2019

39

(40)

 WS Jeneberang meliputi DAS Jeberang, DAS Jeneponto, DAS Maros, DAS Matulu, DAS Salangketo, DAS Tangka, DAS Aparang, DAS Pamukulu dan

DAS Selayar.

3) Rencana sistem jaringan sumberdaya air lintas Provinsi yang terkait dengan wilayah Provinsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 38 huruf b meliputi : WS

R

E

N

C

A

N

A

P

R

O

G

R

A

M

I

N

V

E

S

T

A

S

I I

N

F

R

A

S

T

R

U

K

T

U

R

J

A

N

G

K

A

M

E

N

E

N

G

A

H

R

T

A

H

U

N

2015-2019

40

(41)

Palu – Lariang, WS Kaluku – Karama, WS Saddang, WS Pompengan – Larona,

WS Lasolo – Sampara dengan rincian sebagai berikut :

 WS Palu – Lariang, meliputi Daerah Aliran Sungai (DAS.) Palu, DAS.

Lariang, DAS. Watutela, DAS. Pasangkayu, DAS. Mesangka, DAS. Surumba,

DAS. Sibayu, dan DAS. Tambu;

R

E

N

C

A

N

A

P

R

O

G

R

A

M

I

N

V

E

S

T

A

S

I I

N

F

R

A

S

T

R

U

K

T

U

R

J

A

N

G

K

A

M

E

N

E

N

G

A

H

R

T

A

H

U

N

2015-2019

41

(42)

 WS Kaluku – Karama, meliputi Daerah Aliran Sungai (DAS.) Kaluku, DAS. Karama, DAS. Babbalalang, DAS. Malunda, DAS. Mandar;

 WS Saddang meliputi DAS Saddang, DAS Mamasa, DAS Rapang, DAS Libukasi, DAS Galang-galang, DAS Lisu, DAS Barru, DAS Lakepo, DAS

Lampoko, DAS Kariango, DAS Pangkajene, PAS Bone-Bone, DAS Sigeri,

DAS Karajae, dan DAS Malipi;

R

E

N

C

A

N

A

P

R

O

G

R

A

M

I

N

V

E

S

T

A

S

I I

N

F

R

A

S

T

R

U

K

T

U

R

J

A

N

G

K

A

M

E

N

E

N

G

A

H

R

T

A

H

U

N

2015-2019

42

(43)

 WS Pompengan – Larona meliputi DAS Pompengan, DAS Larona, DAS Kalaena, DAS Latupa, DAS Bua, DAS Lamasi, DAS Makawa, DAS

Bungadidi, DAS Kebo, DAS Rongkong dan DAS Balease;

 WS Lasolo – Sampara, meliputi Daerah Aliran Sungai (DAS.) Lasolo, DAS. Sampara, DAS. Lalindu, DAS. Aopa, DAS. Tinombo, DAS. Luhumbuti, DAS.

Landawe, DAS. Amesiu

R

E

N

C

A

N

A

P

R

O

G

R

A

M

I

N

V

E

S

T

A

S

I I

N

F

R

A

S

T

R

U

K

T

U

R

J

A

N

G

K

A

M

E

N

E

N

G

A

H

R

T

A

H

U

N

2015-2019

43

(44)

4) Rencana Bendungan nasional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 38 huruf a meliputi: Bendungan Batubassi, Bendungan Balambano dan Bendungan

Karebbe (Kabupaten Luwu Timur); Bendungan Bilibili (Kabupaten Gowa),

Bendungan Kalola (Kabupaten Wajo), dan Bendungan Sanrego (Kabupaten

Bone)

5) Rencana DI kewenangan pusat lintas kabupaten/kota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 38 huruf a meliputi: DI Kampili/Bisua (Kabupaten Gowa dan

R

E

N

C

A

N

A

P

R

O

G

R

A

M

I

N

V

E

S

T

A

S

I I

N

F

R

A

S

T

R

U

K

T

U

R

J

A

N

G

K

A

M

E

N

E

N

G

A

H

R

T

A

H

U

N

2015-2019

44

(45)

Takalar), DI Bila Kalola (Kabupaten Sidrap), DI Kalola Kalosi (Kabupaten Wajo

dan Sidrap), DI Awo (Kabupaten Wajo dan Sidrap), DI Saddang Sidrap

(Kabupaten Sidrap dan Pinrang), DI Saddang Pinrang (Kabupaten Sidrap dan

Pinrang), DI Lekopaccing (Kabupaten Maros dan Kota Makassar), DI Lamasi

Kanan/Kiri (Kabupaten Luwu dan Luwu Utara), DI Jeneberang/Kampili

(Kabupaten Gowa);

R

E

N

C

A

N

A

P

R

O

G

R

A

M

I

N

V

E

S

T

A

S

I I

N

F

R

A

S

T

R

U

K

T

U

R

J

A

N

G

K

A

M

E

N

E

N

G

A

H

R

T

A

H

U

N

2015-2019

45

(46)

6) Rencana DI kewenangan pusat utuh kabupaten sebagaimana dimaksud dalam Pasal 38 huruf a meliputi: DI Bontomanai (Kabupaten Bulukumba), DI

Bayang-bayang (Kabupaten Bulukumba), DI Kelara (Kabupaten Jeneponto), DI

Pammukulu (Kabupaten Takalar), DI Bantimurung (Kabupaten Maros), DI

Tabo-tabo (Kabupaten Pangkep), DI Sanrego, DI Pattiro, DI Palakka dan DI

Ponreponre (Kabupaten Bone), DI Langkemme, DI Tinco Kiri/Kanan, DI

R

E

N

C

A

N

A

P

R

O

G

R

A

M

I

N

V

E

S

T

A

S

I I

N

F

R

A

S

T

R

U

K

T

U

R

J

A

N

G

K

A

M

E

N

E

N

G

A

H

R

T

A

H

U

N

2015-2019

46

(47)

Paddange, DI Lawo, dan DI Walanae (Kabupaten Soppeng), DI Wajo

(Kabupaten Wajo), DI Bulucenrana, DI Bulutimorang, DI Gelirang, DI S. Baranti

dan DI S. Sidenreng (Kabupaten Sidrap), DI Padang Sappa I, DI Padang Sappa

II, DI Bajo, DI Kalaera Kiri dan DI Kalaera Kanan I (Kabupaten Luwu) , DI

Kalaera II (Kabupaten Toraja), DI Rongkong/Malangke, DI Baliase dan DI

R

E

N

C

A

N

A

P

R

O

G

R

A

M

I

N

V

E

S

T

A

S

I I

N

F

R

A

S

T

R

U

K

T

U

R

J

A

N

G

K

A

M

E

N

E

N

G

A

H

R

T

A

H

U

N

2015-2019

47

(48)

Bungadidi (Kabupaten Luwu Utara), DI Kalaena dan DI Kalaena Kiri/Kanan

(Kabupaten Luwu Timur)

7) Rencana jaringan DR sebagaimana dimaksud dalam Pasal 38 huruf a meliputi: DR Barebbo (Kabupaten Bone), DR Sajoanging (Kabupaten Wajo), dan DR

Maros Utara (Kabupaten Maros).

8) Rencana sistem jaringan sumberdaya air Provinsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 38 huruf c meliputi:

R

E

N

C

A

N

A

P

R

O

G

R

A

M

I

N

V

E

S

T

A

S

I I

N

F

R

A

S

T

R

U

K

T

U

R

J

A

N

G

K

A

M

E

N

E

N

G

A

H

R

T

A

H

U

N

2015-2019

48

(49)

 Bendung meliputi Bendung Taccipi di Kabupaten Pinrang dan Bendungan Sungai Batu Pute di Kabupaten Barru

 DI kewenangan Provinsi lintas kabupaten meliputi: DI Bilibili (Kabupaten

Gowa), DI Cilallang (Kabupaten Wajo), DI Tubu Ampak (Kabupaten Luwu

Utara);

 DI kewenangan Provinsi utuh meliputi: DI Bettu dan DI Bontonyeleng

(Kabupaten Bulukumba), DI Jenemarung (Kabupaten Takalar), DI Aparang I,

R

E

N

C

A

N

A

P

R

O

G

R

A

M

I

N

V

E

S

T

A

S

I I

N

F

R

A

S

T

R

U

K

T

U

R

J

A

N

G

K

A

M

E

N

E

N

G

A

H

R

T

A

H

U

N

2015-2019

49

(50)

DI Kalamisu dan DI Aparang Hulu (Kabupaten Sinjai), DI Padaelo dan DI

Leang Lonrong (Kabupaten Pangkep), DI Matajang (Kabupaten Barru), DI

Jaling, DI Salomeko, DI Unyi dan DI Selliccopobulu (Kabupaten Bone), DI

Leworeng, DI Latenreng, DI Salo Bunne (Kabupaten Soppeng), DI Cenrana,

DI Belawa, dan DI Cilellang (Kabupaten Wajo), DI Alekarajae, DI Torere dan

DI Baranti (Kabupaten Sidrap), DI Padang Alipang, DI Kalaena, DI Lengkong

R

E

N

C

A

N

A

P

R

O

G

R

A

M

I

N

V

E

S

T

A

S

I I

N

F

R

A

S

T

R

U

K

T

U

R

J

A

N

G

K

A

M

E

N

E

N

G

A

H

R

T

A

H

U

N

2015-2019

50

(51)

Pini dan DI Makawa (Kabupaten Luwu), DI Bone-bone dan DI Kanjiro

(Kabupaten Luwu Utara), DI Sunggeni dan DI Tomini (Kabupaten Luwu

Timur)

 IPA Provinsi meliputi seluruh kabupaten dan kota di wilayah Provinsi.

9) Sistem pengelolaan sumberdaya air sebagaimana dimaksud dalam Pasal 38 huruf d meliputi

R

E

N

C

A

N

A

P

R

O

G

R

A

M

I

N

V

E

S

T

A

S

I I

N

F

R

A

S

T

R

U

K

T

U

R

J

A

N

G

K

A

M

E

N

E

N

G

A

H

R

T

A

H

U

N

2015-2019

51

(52)

 Proses penyusunan dan penetapan kebijakan, pola, dan rencana pengelolaan sumberdaya air;

 Pelaksanaan konstruksi prasarana sumberdaya air, operasi dan pemeliharaan sumberdaya air; dan

 Konservasi sumberdaya air dan pendayagunaan sumberdaya air serta pengendalian daya rusak air.

R

E

N

C

A

N

A

P

R

O

G

R

A

M

I

N

V

E

S

T

A

S

I I

N

F

R

A

S

T

R

U

K

T

U

R

J

A

N

G

K

A

M

E

N

E

N

G

A

H

R

T

A

H

U

N

2015-2019

52

(53)

h. Sistem pengelolaan sumberdaya air direncanakan secara khusus dalam sektor sumberdaya air meliputi: WS Walanae – Cenranae, WS Jeneberang, WS

Saddang, dan WS Pompengan – Larona.

i. Kriteria sistem jaringan sumberdaya air di Wilayah Provinsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 38 dicantumkan dalam Lampiran II.5 Kriteria Sistem

Jaringan Sumberdaya Air, yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari

Peraturan Daerah ini.

R

E

N

C

A

N

A

P

R

O

G

R

A

M

I

N

V

E

S

T

A

S

I I

N

F

R

A

S

T

R

U

K

T

U

R

J

A

N

G

K

A

M

E

N

E

N

G

A

H

R

T

A

H

U

N

2015-2019

53

(54)

j. Rencana Sistem Jaringan Prasarana Persampahan Wilayah Provinsi sebagaimana dimaksud dalam meliputi:

 lokasi TPA regional diarahkan untuk melayani lebih dari satu kawasan perkotaan kabupaten/kota, yang dalam hal ini di Kecamatan Pattallassang

Kabupaten Gowa yang melayani kawasan Metropolitan Mamminasata.

 fungsi TPA regional sebagai tempat pengolahan sampah dan industri daur ulang.

R

E

N

C

A

N

A

P

R

O

G

R

A

M

I

N

V

E

S

T

A

S

I I

N

F

R

A

S

T

R

U

K

T

U

R

J

A

N

G

K

A

M

E

N

E

N

G

A

H

R

T

A

H

U

N

2015-2019

54

(55)

k. Kriteria sistem jaringan prasarana persampahan di Wilayah Provinsi dicantumkan dalam Lampiran II.6 Kriteria Sistem Jaringan Prasarana

Persampahan, yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan

Daerah ini

l. Rencana Sistem Jaringan Prasarana Sanitasi Wilayah Provinsi meliputi:

 Rencana Sistem Perpipaan Air Limbah Provinsi diarahkan ke sistem kluster yang berada di kawasan Metropolitan Mamminasata.

R

E

N

C

A

N

A

P

R

O

G

R

A

M

I

N

V

E

S

T

A

S

I I

N

F

R

A

S

T

R

U

K

T

U

R

J

A

N

G

K

A

M

E

N

E

N

G

A

H

R

T

A

H

U

N

2015-2019

55

(56)

 Rencana Instalasi Pembuangan Air Limbah (IPAL) Provinsi diarahkan ke sistem kluster yang berada di kawasan Metropolitan Mamminasata.

 Rencana Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) Provinsi diarahkan ke

sistem kluster yang berada di perkotaan Metropolitan Mamminasata.

2. Rencana Pola Ruang Wilayah Propinsi

a. Kawasan pertambangan merupakan kawasan yang potensil

dimanfaatkan untuk budidaya pertambangan meliputi:

R

E

N

C

A

N

A

P

R

O

G

R

A

M

I

N

V

E

S

T

A

S

I I

N

F

R

A

S

T

R

U

K

T

U

R

J

A

N

G

K

A

M

E

N

E

N

G

A

H

R

T

A

H

U

N

2015-2019

56

(57)

 Kawasan potensil tambang logam meliputi: tambang emas di wilayah pertambangan Kabupaten Luwu dan Kabupaten Luwu Timur, serta tambang

emas plaser di Kabupaten Luwu Utara; tambang besi di Kabupaten Luwu

Timur dan tambang pasir besi di Kabupaten Takalar dan Kabupaten

Jeneponto; tambang Kromit di Kabupaten Luwu Timur dan Kabupaten

Barru; tambang nikkel di Kabupaten Luwu Timur; tambang tembaga di

R

E

N

C

A

N

A

P

R

O

G

R

A

M

I

N

V

E

S

T

A

S

I I

N

F

R

A

S

T

R

U

K

T

U

R

J

A

N

G

K

A

M

E

N

E

N

G

A

H

R

T

A

H

U

N

2015-2019

57

(58)

Kabupaten Toraja dan Kabupaten Toraja Utara, serta tambang timbal di

Kabupaten Tana Toraja.

 Kawasan potensil tambang non logam (bebatuan) meliputi: tambang

andesit di Kabupaten Pangkep dan Kabupaten Bone; tambang basal di

Kabupaten Pangkep, Kabupaten Bone dan Kabupaten Sinjai; tambang

batubara di Kabupaten Toraja Utara; tambang jasper di Kabupaten Bone;

R

E

N

C

A

N

A

P

R

O

G

R

A

M

I

N

V

E

S

T

A

S

I I

N

F

R

A

S

T

R

U

K

T

U

R

J

A

N

G

K

A

M

E

N

E

N

G

A

H

R

T

A

H

U

N

2015-2019

58

(59)

tambang marmer dan kapur bahan semen di Kabupaten Pangkep,

Kabupaten Maros dan Kabupaten Bone; tambang batu dan pasir di

Kabupaten Pangkep, Kabupaten Gowa, Kabupaten Sinjai dan Kabupaten

Kepulauan Selayar.

 Kawasan potensil tambang minyak dan gas bumi (Migas) meliputi: Blok

Bone Utara di Kabupaten Luwu dan Kota Palopo, Blok Enrekang di

R

E

N

C

A

N

A

P

R

O

G

R

A

M

I

N

V

E

S

T

A

S

I I

N

F

R

A

S

T

R

U

K

T

U

R

J

A

N

G

K

A

M

E

N

E

N

G

A

H

R

T

A

H

U

N

2015-2019

59

(60)

Kabupaten Tana Toraja, Enrekang dan Pinrang, Blok Sengkang di

Kabupaten Wajo, Sidrap, Soppeng dan Bone, Blok Bone di Teluk Bone, dan

Blok Sigeri di Selat Makassar, Blok Kambuno di laut Kabupaten Bone, Sinjai

dan Bulukumba, Blok Selayar di laut Kabupaten Bulukumba dan Kabupaten

Kepulauan Selayar, Blok Karaengta di laut Kabupaten Bulukumba,

R

E

N

C

A

N

A

P

R

O

G

R

A

M

I

N

V

E

S

T

A

S

I I

N

F

R

A

S

T

R

U

K

T

U

R

J

A

N

G

K

A

M

E

N

E

N

G

A

H

R

T

A

H

U

N

2015-2019

60

(61)

Kabupaten Bantaeng, Kabupaten Jeneponto, Kabupaten Takalar dan

Kabupaten Kepulauan Selayar.

b. Kawasan industri merupakan kawasan yang potensil dimanfaatkan untuk

kegiatan industri yang meliputi:

R

E

N

C

A

N

A

P

R

O

G

R

A

M

I

N

V

E

S

T

A

S

I I

N

F

R

A

S

T

R

U

K

T

U

R

J

A

N

G

K

A

M

E

N

E

N

G

A

H

R

T

A

H

U

N

2015-2019

61

(62)

 Kawasan industri skala besar meliputi: kawasan potensil usaha industri di Kota Makassar, Kota Parepare, Kabupaten Luwu Timur, Kabupaten

Pangkep, Kabupaten Maros, dan Kabupaten Gowa;

 Kawasan aglomerasi industri skala kecil dan menengah meliputi: Kota

Palopo, Kabupaten Luwu Utara, Kabupaten Luwu, Kabupaten Enrekang,

Kabupaten Sidrap, Kabupaten Pinrang, Kabupaten Barru, Kabupaten Bone,

Kabupaten Bulukumba, Kabupaten Bantaeng dan Kabupaten Jeneponto.

R

E

N

C

A

N

A

P

R

O

G

R

A

M

I

N

V

E

S

T

A

S

I I

N

F

R

A

S

T

R

U

K

T

U

R

J

A

N

G

K

A

M

E

N

E

N

G

A

H

R

T

A

H

U

N

2015-2019

62

(63)

c. Rencana pengembangan kawasan pariwisata merupakan kawasan yang

potensil dikembangkan sebagai tujuan maupun obyek wisata meliputi

rencana-rencana pengembangan:

 Taman Wisata Alam (TWA) berskala nasional meliputi TWA Danau Matano –

Mahalona dan TWA Danau Towuti (Kabupaten Luwu Timur), TWA Malino

(Kabupaten Gowa), TWA Cani Sirenreng (Kabupaten Bone), TWA Lejja

R

E

N

C

A

N

A

P

R

O

G

R

A

M

I

N

V

E

S

T

A

S

I I

N

F

R

A

S

T

R

U

K

T

U

R

J

A

N

G

K

A

M

E

N

E

N

G

A

H

R

T

A

H

U

N

2015-2019

63

(64)

(Kabupaten Soppeng), TWA Laut Kepulauan Kapoposang (Kabupaten

Pangkep), Taman Nasional Laut Takabonerate (Kabupaten Kepulauan

Selayar), TMN Bantimurung – Bulusarang (Kabupaten Maros dan Pangkep),

Taman Buru Ko’mara (Kabupaten Takalar) dan Taman Buru Bangkala

(Kabupaten Jeneponto);

R

E

N

C

A

N

A

P

R

O

G

R

A

M

I

N

V

E

S

T

A

S

I I

N

F

R

A

S

T

R

U

K

T

U

R

J

A

N

G

K

A

M

E

N

E

N

G

A

H

R

T

A

H

U

N

2015-2019

64

(65)

 Taman Wisata Alam (TWA) berskala Provinsi meliputi TWA Danau Tempe -Sidenreng (Kabupaten Wajo dan Sidrap), TWA Laut Kepulauan Spermode

yang terletak di wilayah Mamminasata, TWA Kebun Raya Enrekang; TWA

Kebun Raya Pucak (Kabupaten Maros), TWA Sungai Saddang (Kabupaten

Tana Toraja dan Enrekang), Tahura Abdul Latief (Kabupaten Sinjai), Tahura

Nanggala (Kota Palopo);

R

E

N

C

A

N

A

P

R

O

G

R

A

M

I

N

V

E

S

T

A

S

I I

N

F

R

A

S

T

R

U

K

T

U

R

J

A

N

G

K

A

M

E

N

E

N

G

A

H

R

T

A

H

U

N

2015-2019

65

(66)

 Taman Wisata Budaya (TWB) skala nasional meliputi TWB perdesaan tradisional di Kabupaten-kabupaten Toraja Utara dan Tana Toraja;

 Taman Wisata Budaya (TWB) skala Provinsi meliputi TWB Permukiman Adat Ammatoa Kajang (Kabupaten Bulukumba), Taman Miniatur Sulawei Selatan di

Situs Pusat Kerajaan Gowa Benteng Sombaopu (Kota Makassar dan

R

E

N

C

A

N

A

P

R

O

G

R

A

M

I

N

V

E

S

T

A

S

I I

N

F

R

A

S

T

R

U

K

T

U

R

J

A

N

G

K

A

M

E

N

E

N

G

A

H

R

T

A

H

U

N

2015-2019

66

(67)

Kabupaten Gowa); Wisata pelabuhan perahu tradisional Paotere (Kota

Makassar), Pusat industri perahu tradisional Pinisi (Kabupaten Bulukumba);

 Taman Wisata Sejarah meliputi Fort Rotterdam, Situs Benteng Tallo, Makam

Raja-raja Gowa, Makam Raja-raja Tallo, Makam Syech Yusuf (Kota Makassar),

Masjid Tua Katangka (Kabupaten Gowa), Museum Saoraja Lapawawoi

R

E

N

C

A

N

A

P

R

O

G

R

A

M

I

N

V

E

S

T

A

S

I I

N

F

R

A

S

T

R

U

K

T

U

R

J

A

N

G

K

A

M

E

N

E

N

G

A

H

R

T

A

H

U

N

2015-2019

67

(68)

Karaeng Sigeri (Kabupaten Bone), Masjid Jami Tua Palopo (Kota Palopo),

Taman prasejarah Batu Pakek Gong (Kabupaten Sinjai)

d. Rencana permukiman merupakan kawasan yang potensil dikembangkan

sebagai kawasan permukiman yang meliputi :

R

E

N

C

A

N

A

P

R

O

G

R

A

M

I

N

V

E

S

T

A

S

I I

N

F

R

A

S

T

R

U

K

T

U

R

J

A

N

G

K

A

M

E

N

E

N

G

A

H

R

T

A

H

U

N

2015-2019

68

(69)

 kawasan permukiman perkotaan didominasi oleh kegiatan non agraris dengan tatanan kawasan permukiman yang terdiri dari sumberdaya buatan seperti

perumahan, fasilitas sosial, fasilitas umum, prasarana dan sarana perkotaan.

 bangunan permukiman di tengah kota terutama di PKN dan PKW yang padat penduduknya diarahkan pembangunan perumahannya vertikal.

R

E

N

C

A

N

A

P

R

O

G

R

A

M

I

N

V

E

S

T

A

S

I I

N

F

R

A

S

T

R

U

K

T

U

R

J

A

N

G

K

A

M

E

N

E

N

G

A

H

R

T

A

H

U

N

2015-2019

69

(70)

 pola permukiman perkotaan yang paling rawan terhadap tsunami harus menyediakan tempat evakuasi pengungsi bencana alam baik berupa lapangan

terbuka di tempat ketinggian ≥30 m di atas permukaan laut atau berupa bukit

penyelamatan.

 pada PKN Metropolitan Mamminasata direncanakan pengembangan Kota Baru Mamminasata.

R

E

N

C

A

N

A

P

R

O

G

R

A

M

I

N

V

E

S

T

A

S

I I

N

F

R

A

S

T

R

U

K

T

U

R

J

A

N

G

K

A

M

E

N

E

N

G

A

H

R

T

A

H

U

N

2015-2019

70

(71)

3. Penetapan Kawasan Strategis

 KSN di wilayah Provinsi KSN dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi dan KSN dari sudut kepentingan pendayagunaan sumber daya alam dan/atau

teknologi tinggi berupa Kawasan Sorowako dan sekitarnya.

 kawasan pengembangan budidaya alternatif komoditi perkebunan unggulan kakao, kelapa sawit, kopi Robusta, jambu mete dan jarak di masing-masing

Kabupaten: Bone, Soppeng, Wajo, Sidrap, Pinrang, Luwu, Luwu Utara, Luwu

R

E

N

C

A

N

A

P

R

O

G

R

A

M

I

N

V

E

S

T

A

S

I I

N

F

R

A

S

T

R

U

K

T

U

R

J

A

N

G

K

A

M

E

N

E

N

G

A

H

R

T

A

H

U

N

2015-2019

71

Referensi

Dokumen terkait

Dengan pertimbangan bahwa ada banyak sekali komponen penilaian kinerja setiap dosen tersebut, selain terjadinya peningkatan jumlah dosen yang seiring dengan

Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui bahwa ada pengaruh daya tarik pesan iklan Zalora Indonesia di facebook fanpage terhadap minat beli pada perempuan dewasa

Penelitian dilakukan dengan menggunakan rancangan eksperimen semu (quasy-experiment) yaitu penelitian yang digunakan untuk mengungkap hubungan sebab akibat dengan

Mengucap syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas penyertaan di setiap detik dalam hidup penulis, yang membuat penulis kuat dan bertahan dalam menghadapi segala hal, sehingga

“Saya ingin anak-anak di desa ini bisa belajar sesuai dengan tingkatan umur mereka seperti yang dirasakan anak di lain perkotaan,” ujar Masrurah, kepala sekolah PAUD Komunitas

Menurut Widodo (2015: 244), “Kesehatan kerja adalah suatu kondisi kesehatan yang bertujuan agar masyarakat pekerja memperoleh derajat kesehatan setinggi-tingginya, baik

Efektivitas Pembelajaran menggunakan media berbasis ICT di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Cepogo Kecamatan Kembang Kabupaten Jepara dapat diketahui melalui table yang

Prosedur pelaksanaan teknik tersebut adalah setelah data terkumpul maka data direduksi, artinya proses berpikir sensitif yang memerlukan kecerdasan dan keluasan dan