• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ketahuilah Kehendak Tuhan!

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Ketahuilah Kehendak Tuhan!"

Copied!
60
0
0

Teks penuh

(1)

Ketahuilah

Kehendak Tuhan!

William MacDonald

Seri: Jadilah Serupa dengan Yesus!

Sastra Hidup Indonesia

(2)

Christian Living)

c b n a Sastra Hidup Indonesia; © 1977 William MacDonald

Bab 2 W. MacDonald, Ikutilah Yesus – Pedoman bagi Mudid-murid Yesus, Bagian 2, Bab 1 (The Disciple's Manual (Sect. II: Christian Character, chapter 13)

c b n a Sastra Hidup Indonesia; © 2004 William MacDonald

Bab 3, 4, 5, 6 W. MacDonald, Ikutilah Yesus – Pedoman bagi Mudid-murid Yesus, Bagian 3, Bab 1, 10, 8, dan 6 (The Disciple's Manual (Sect. III: Christian Life, chapters 20, 29, 27, dan 25).

c b n a Sastra Hidup Indonesia; © 2004 William MacDonald

Bab 7 & Lampiran W. MacDonald, Ikutilah Yesus – Pedoman bagi Mudid-murid Yesus, Bagian 5, Bab 5 & 1 (The Disciple's Manual (Sect. IV: Christian Service, chapt. 48 & 42).

c b n a Sastra Hidup Indonesia; © 2004 William MacDonald

Bab 8 W. MacDonald, Ikutilah Yesus – Pedoman bagi Mudid-murid Yesus, Bagian 4, Bab 11 (The Disciple's Manual (Sect. III: Christian Life, chapter 41).

c b n a Sastra Hidup Indonesia; © 2004 William MacDonald Penerbit: Sastra Hidup Indonesia, www.sastra-hidup.net

Penerjemah: Joko Pitono Editor Utama: Yuri Adu Tae

Hak pengarang dilindungi Undang-undang

This work is licensed under Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike CC BY-NC-SA (https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/3.0/)

Kutipan-kutipan Firman Tuhan biasanya diambil dari:

• KITAB SUCI-TERJEMAHAN LAMA (TL), Lembaga-Lembaga Alkitab yang Berkerdja-sama, Djakarta 1954, 1965. Dari Alkitab Bode (PB) dan Klinkert (PL), © The Word© 2003-10 Costas Stergiou (www.theword.net)

• KITAB SUCI-Indonesian Literal Translation, (KSLIT) © Yayasan Lentera Bangsa 2008 (www.yalensa.org)

• ALKITAB TERJEMAHAN BARU (TB) © LAI, 2000

Tata letak dengan LinuxMint©, LibreOffice©, ©, THE GIMP© dan Inkscape©.

(3)

Daftar Isi

Daftar Singkatan Kitab...iv

Prakata... v

1. Rencana Tuhan bagi Kehidupan Kita...1

2. Berjuanglah untuk Menjadi Serupa dengan Yesus!...5

3. Penyerahan Diri Secara Penuh...19

4. Waktu Pribadi Bersama Tuan Yesus dan Firman-Nya...31

5. Belajar agar Diakui...33

6. Bimbingan... 35

7. Bersemangatlah bagi Yesus!...39

8. Jalan Tuhan, Bukan Jalan Anda!...41

Lampiran: Kenalilah Karunia Anda!...45

(4)

Daftar Singkatan Kitab

Perjanjian Lama

Kej. Kejadian Kel. Keluaran Im. Imamat Bil. Bilangan Ul. Ulangan Yos. Yosua Hak. Hakim-hakim Rut Rut 1Sam. 1 Samuel 2Sam. 2 Samuel 1Raj. 1 Raja-raja 2Raj. 2 Raja-raja 1Taw. 1 Tawarikh 2Taw. 2 Tawarikh Ezr. Ezra Neh. Nehemia Est. Ester Ayb. Ayub Mzm. Mazmur Ams. Amsal Pkh. Pengkhotbah Kid. Kidung Agung Yes. Yesaya Yer. Yeremia Rat. Ratapan Yeh. Yehezkiel Dan. Daniel Hos. Hosea Yl. Yoël Am. Amos Ob. Obadja Yun. Yunus Mi. Mikha Nah. Nahum Hab. Habakuk Zef. Zefanya Hag. Hagai Za. Zakharia Mal. Maleakhi

Perjanjian Baru

Mat. Matius Mrk. Markus Luk. Lukas Yoh. Yohanes Kis. Kisah Para Rasul Rm. Roma 1Kor. 1 Korintus 2Kor. 2 Korintus Gal. Galatia Ef. Efesus Flp. Filipi Kol. Kolose 1Tes. 1 Tesalonika 2Tes. 2 Tesalonika 1Tim. 1 Timotius 2Tim. 2 Timotius Tit. Titus Flm. Filemon Ibr. Ibrani Yak. Yakobus 1Ptr. 1 Petrus 2Ptr. 2 Petrus 1Yoh. 1 Yohanes 2Yoh. 2 Yohanes 3Yoh. 3 Yohanes Yud. Yudas Why. Wahyu iv

(5)

Prakata

Mengenai Nama-nama Tuhan

Penerbit Sastra Hidup Indonesia tidak ingin memberikan kesan bahwa tidak ada perbedaan antara Tuhan Yang Kekal dan Mahakuasa yang menyatakan diri di dalam Alkitab dan 'Tuhan' yang diperkenalkan di dalam Al-Qur'an. Sesungguhnya, kami mengakui bahwa mereka sama sekali tidak sama.

Di dalam buku ini, kami menyediakan bagi para pembaca nama-nama dan istilah-istilah tentang Tuhan Alkitabiah secara teliti dan saksama. Nama-nama dan istilah-istilah ilahi yang digunakan di dalam naskah-naskah Alkitab asli seharusnya dicantumkan dengan setepat-tepatnya di dalam buku ini. Oleh karena itu, penerbit memutuskan untuk menghindari penggunaan beberapa istilah dan ungkapan “tradisional” yang digunakan di dalam banyak buku Kristen di Indonesia.

Penerbit juga tidak menggunakan istilah-istilah dari bahasa aslinya-bahasa Ibrani dan aslinya-bahasa Yunani-dengan menyalin setiap huruf dari satu abjad ke huruf abjad yang lain, walaupun cara kerja ini sesungguhnya sangat akurat. Hal ini karena kita akan menganggap istilah-istilah seperti itu agak asing dan tidak biasa.

Oleh sebab itu, istilah-istilah yang digunakan dalam buku ini adalah istilah-istilah yang sudah cukup biasa dalam bahasa Indonesia. Istilah-istilah berikut ini adalah Istilah-istilah-Istilah-istilah yang terpenting:

• Nama pribadi Tuhan Yang Kekal dan Tuhan Yang Mahakuasa (yang aslinya dalam bahasa Ibrani: “YAHWEH”) diterjemahkan dengan menggunakan istilah “TUHAN” (semuanya ditulis dengan menggunakan huruf besar saja).

• Istilah umum Tuhan (yang aslinya dalam bahasa Ibrani: “Elohim”) diterjemahkan dengan menggunakan istilah “Tuhan” (huruf pertamanya saja yang besar).

• Dalam Perjanjian Baru, yang ditulis dalam bahasa Yunani, Roh Kudus membimbing para penulis dengan menggunakan kata “theos” baik sebagai nama pribadi Tuhan maupun sebagai istilah umum. Kami v

(6)

memakai istilah “Tuhan“.

• Gelar dan istilah umum Yesus Kristus (yang aslinya di dalam bahasa Yunani: “kyrios”) diterjemahkan sesuai dengan artinya dalam bahasa asli, yaitu “Tuan“(huruf pertama ditulis dengan memakai huruf besar). Jikalau kata “kyrios” tersebut dikenakan pada manusia atau ciptaan-ciptaan yang lain, yang digunakan adalah istilah “tuan” (semuanya ditulis dengan menggunakan huruf kecil).

• Istilah-istilah umum untuk dewa-dewi atau ilah-ilah yang lain di-terjemahkan dengan menggunakan istilah-istilah yang umum, yaitu “ilah“atau “dewa“(semuanya ditulis dengan menggunakan huruf kecil). Kami yakin bahwa penggunaan istilah yang tepat ini akan menolong para pembaca untuk membedakan Tuhan, Pencipta kekal yang telah menyata-kan Diri-Nya sendiri di dalam Alkitab dan “Tuhan” yang terdapat di dalam Al-Qur'an: Tuhan Alkitabiah sama sekali tidak sama dengan “Tuhan” yang tertulis di dalam Al-Qur'an.

Kami yakin bahwa ketepatan penggunaan istilah ini dapat menjadi suatu berkat yang bermanfaat bagi Anda dan memberikan suatu rasa hormat kepada satu-satunya Tuhan Tritunggal.

(7)

1. Rencana Tuhan bagi Kehidupan

Kita

Bagaimana orang percaya dapat mengetahui kehendak Tuhan dalam kehidupannya? Apakah Tuhan memiliki suatu rencana bagi kehidupan kita? Dan, jika memang Ia memiliki rencana bagi kehidupan kita, bagai-mana kita dapat mengetahui rencana tersebut?

Firman Tuhan menunjukkan bahwa Tuhan memiliki sebuah rencana bagi kehidupan kita. Setiap orang percaya harus tertarik akan apa yang dikehendaki oleh Tuhan dalam kehidupannya. Kehidupan kita akan sia-sia belaka jika kita tidak mengetahui dan menaati rencana Tuhan. Firman Tuhan mengajarkan bahwa mereka yang mengakui Tuhan dalam segala jalannya, yaitu mengutamakan Tuhan di dalam segala sesuatu, akan dibimbing oleh-Nya, dan jalan yang benar akan ditunjukkan kepadanya (Ams. 3:5-6).

Rencana Tuhan bagi kita sering disebut “kehendak Tuhan“, yaitu jalan yang Dia inginkan kita tempuh dalam hidup ini. Setiap orang percaya dapat mengetahui kehendak Tuhan (Rm. 12:2). Ada lima langkah yang dapat kita ikuti dalam mempelajari kehendak Tuhan itu, yaitu: Berserah, Mengakui, Berdoa, Belajar, dan Menunggu.

1. Berserah. Kita harus bersedia menyerahkan harapan-harapan, tujuan-tujuan, dan keinginan-keinginan kita kepada Tuhan. Kita harus menginginkan cara Tuhan lebih daripada segala sesuatu yang lain dan bersedia meninggalkan jalan kita sendiri. Nabi Yesaya berserah kepada Tuhan saat ia mengatakan, “Ini aku, utuslah aku!” (Yes. 6:8) Serahkanlah diri Anda kepada Tuhan sama seperti Yesaya dan Amasia (2Taw. 17:16).

Pada zaman sekarang, orang percaya harus melakukan seperti yang dilakukan oleh Amasia – Tuhan meminta orang percaya mem-persembahkan diri mereka kepada-Nya. Dalam Roma 12:1-2 kita di-perintahkan untuk menyerahkan diri dan mempersembahkan diri kita sebagai sebuah persembahan yang hidup kepada Tuhan.

(8)

Kita harus bersedia melakukan hal ini karena kasih Tuhan yang begitu besar kepada kita. Kita juga diperintahkan untuk tidak menjadi serupa dengan dunia ini, atau tidak meniru tingkah laku orang-orang yang belum diselamatkan. Jika kita menyerahkan diri kita kepada Tuhan, Dia akan menjadikan pikiran kita serupa dengan pikiran Yesus Kristus.

Dengan demikian kita dapat mengetahui kehendak Tuhan – kita akan mengetahui apa yang baik dan yang menyenangkan-Nya. 2. Mengakui. Untuk dapat mengetahui kehendak Tuhan, kita harus

mengakui dan berpaling dari dosa-dosa yang mungkin tidak ingin kita lepaskan. Penulis Mazmur 66:18 mengatakan, “Sekiranya aku melihat kejahatan dalam hatiku, maka Tuhan tidak akan mendengar-kan.” Kita juga harus mengakui ketidakberdayaan kita dan percaya bahwa kekuatan Tuhan dapat membantu kita (Maz. 139:23-24; Yer. 10:23)

3. Berdoa. Kita harus datang ke hadirat Tuhan secara teratur dan memohon Dia membimbing kita. Kita harus memegang janji-Nya untuk mengajar dan membimbing kita. Kita harus memohon Dia melakukan apa yang telah Dia katakan akan dilakukan-Nya. Ketika berdoa, kita harus menginginkan kemuliaan-Nya lebih daripada segala sesuatu yang lain (Kol. 1:9; 4:12).1

4. Belajar. Luangkanlah banyak waktu untuk membaca Firman Tuhan. Bacalah secara perlahan-lahan sambil merenungkannya. Hafalkanlah ayat-ayat Firman Tuhan. Bacalah saat Anda berlutut untuk berdoa. Mintalah Tuhan berbicara kepada Anda lewat ayat-ayat tersebut (Maz. 143:8, 10). Pelajarilah Firman Tuhan dengan membandingkan ayat yang satu dengan ayat yang lainnya.2

5. Menunggu. Jika Tuhan tidak segera memberikan jawaban, tunggulah (Maz. 62:5). Jika belum ada jawaban yang menunjukkan bahwa Anda harus melakukan sesuatu, terimalah hal itu sebagai suatu bimbingan dari Tuhan agar Anda tidak perlu melakukan sesuatu pada saat tersebut. Jika Anda benar-benar memercayai

1 Dapatkan secara gratis dan bacalah buku yang berisi penjelasan yang lebih lengkap tentang pokok ini, yaitu, “Berdoalah!” (www.sastra-hidup.net)!

2 Dapatkan secara gratis dan bacalah buku yang berisi pedoman-pedoman dan penjelasan yang lebih lengkap tentang pokok ini, yaitu, “Pelajarilah Firman Tuhan dengan Berhasil!”

(9)

Tuhan, Anda tidak perlu tergesa-gesa. Siapa yang percaya tidak akan gelisah (Yes. 28:16).

Tuhan mengungkapkan dan menunjukkan kehendak-Nya kepada kita dengan cara-cara yang berbeda. Ia dapat saja menggunakan satu atau beberapa cara berikut ini :

1. Bimbingan melalui Firman Tuhan. Firman Tuhan membimbing kita dengan dua cara:

Pertama, ayat-ayat Firman Tuhan dengan jelas menjelaskan hal-hal yang tidak boleh kita lakukan. Contohnya, jika orang percaya berdoa untuk meminta petunjuk mengenai pernikahan dengan orang yang belum diselamatkan, ia dapat memperoleh jawaban dari Tuhan di dalam 2 Korintus 6:14, “Janganlah kamu menjadi pasangan yang tidak seimbang dengan orang-orang yang tidak percaya. Sebab kemitraan apa yang ada antara kebenaran dan kedurhakaan? Dan persekutuan apakah yang terjadi antara terang dengan gelap?”

Kedua, Tuhan sering menggunakan ayat-ayat Firman Tuhan untuk membimbing kita dalam melakukan sesuatu. Sebuah ayat yang sebelumnya tidak pernah menarik perhatian kita, dapat memiliki suatu arti yang baru bagi kita karena ayat tersebut memberitahu kita tentang apa yang harus kita lakukan tepat pada saat yang sama ketika kita sedang berdoa untuk memohon bimbingan-Nya (Maz. 119:105).

2. Bimbingan melalui orang percaya. Kadang-kadang kita perlu meminta nasihat dari orang percaya yang berpengalaman dalam Firman Tuhan dan dalam kehidupan Kristen. Pengalaman dan nasihat mereka sering dapat menyelamatkan orang yang baru percaya dari banyak masalah (Ibr. 13:7, 17). Orang percaya harus mendengarkan dan mengikuti nasihat mereka.

3. Bimbingan melalui peristiwa-peristiwa. Tuhan mengendalikan segala sesuatu. Kadang-kadang Ia menunjukkan kehendak-Nya kepada kita melalui sesuatu yang Ia izinkan terjadi dalam kehidupan kita. Contoh, seorang ibu mungkin sedang berdoa untuk anak laki-lakinya yang sedang sakit dan yang tinggal di kota lain. Ibu itu mungkin bertanya-tanya apakah dia seharusnya mengunjungi anak-nya atau tidak, tetapi ia tidak memiliki uang untuk membayar

(10)

ongkos naik bis. Jika pada saat seperti ini ia kemudian menerima sebuah surat yang berisi sejumlah uang yang diperlukan untuk membayar ongkos bis, ia dapat yakin bahwa Tuhan menggunakan hal ini untuk menunjukkan suatu keperluan kepadanya, bahwa ia harus pergi mengunjungi anak laki-lakinya.

4. Bimbingan melalui Roh Kudus. Roh Kudus dapat mengendali-kan pikiran dan keinginan kita dengan membuat kehendak Tuhan menjadi semakin jelas.3 Ketika kita membuat suatu keputusan yang sepadan dengan kehendak Tuhan, kita akan mengalami damai sejahtera di dalam hati kita. Hal ini membuat kita yakin bahwa kita memang menyenangkan hati Tuhan (Kol. 3:15). Bimbingan semacam ini begitu jelas sehingga bila kita menolak bimbingan tersebut, hal ini sama saja dengan ketidaktaatan.

5. Satu hal lagi. Ketika Tuhan memberikan terang, kita harus ber-tindak berdasarkan terang tersebut – menaati-Nya (Kis. 26:19)! Bim-bingan Tuhan harus kita taati bila kita ingin terus menerima bim-bingan-Nya. Kehidupan yang penuh dengan sukacita sejati adalah kehidupan yang berdasar pada ketaatan kepada Tuhan.

(Pokok ini akan dilanjutkan dengan lebih dalam dalam bab 6 berikut ini!)

3 Dapatkan secara gratis dan bacalah buku yang berisi penjelasan yang lebih lengkap tentang pokok ini, yaitu, “Roh Kudus dan Karunia-karunia-Nya” (www.sastra-hidup.net)!

(11)

2. Berjuanglah untuk Menjadi

Serupa dengan Yesus!

Masalah-masalah yang paling banyak kita selesaikan adalah masalah kekudusan, yaitu keserupaan dengan Yesus Kristus. Misalnya, salah satu permasalahan kita adalah bagaimana mengetahui kehendak Tuhan. Kebanyakan ayat yang menjawab pertanyaan tersebut berkaitan dengan karakter dan sifat kita.4 Kita ingin mengetahui bagaimana kita dapat mengetahui kehendak Tuhan bagi kehidupan kita tiap hari? Maka, kita harus mulai dengan hidup secara suci!5

Kalau kita ingin berdoa dengan berhasil, Tuhan berkata, “Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan Firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya.“ (Yoh. 15:7).

Sebagai prajurit-prajurit yang berjuang bagi Tuhan, kita memerlukan perlindungan dan keefektifan hidup. Bagaimana caranya? Baju zirah orang percaya dijelaskan dalam Efesus 6:11-18. Itulah karakter dan sifat orang Kristen yang sejati. Tuhan tidak memberikan kepada kita suatu kumpulan petunjuk tentang hal-hal yang harus kita lakukan. Sebaliknya, Ia menekan-kan kehidupan pribadi kita saja.

Kita selalu harus berdoa, “Tuhan, jadikanlah aku makin serupa dengan Kristus!“ Tak seorang Kristen pun yang menentang kebenaran bahwa kita perlu menjadi makin serupa dengan Tuan Yesus. Tujuan inilah yang paling tinggi, paling susah, dan paling menantang. Tujuan Tuhan adalah menjadi-kan kita makin serupa dengan Yesus Kristus. Hal ini diajarmenjadi-kan di dalam seluruh Kitab Perjanjian Baru.

Bagaimana kita bisa menjadi lebih serupa dengan Tuan Yesus? Apa yang harus kita lakukan secara praktis tiap hari? Rasul Paulus berkata bahwa kita diubah menjadi serupa dengan Dia dengan memandang-Nya (2Kor. 3:18). Hal ini berarti bahwa kita harus mempelajari kehidupan-Nya sebagai seorang manusia di atas bumi ini dan juga kehidupan-Nya

4 Amsal 3:5-6; Mazmur 25:9 5 Matius 4:19

(12)

sekarang ini di sebelah kanan Tuhan Bapa. Kemudian, kita harus menerap-kan prinsip-prinsip yang kita temumenerap-kan dengan mengikuti Dia, yaitu ber-jalan sebagaimana Dia berber-jalan, untuk senantiasa dibimbing oleh Dia sebagai sumber teladan dan contoh kita.

“Sebab itu Aku telah memberikan suatu teladan kepada kamu, supaya kamu juga berbuat yang sama seperti yang telah Kuperbuat kepadamu.“ (Yoh. 13:15). “Sebab untuk itulah kamu dipanggil, karena Kristus pun telah menderita untuk kamu dan telah meninggalkan teladan bagimu, supaya kamu mengikuti jejak-Nya.“ (1Ptr. 2:21).

Memang kita tidak akan pernah dapat menaati perintah ini dengan sempurna! Ada sifat-sifat yang dimiliki oleh Tuhan sendiri. Namun, kita sepatutnya berjuang untuk mencapai tujuan ini dan mengejarnya selama kita hidup di bumi ini.

Yesus Kristus sendiri adalah sumber contoh dan teladan yang utama dan yang unggul. Akan tetapi, kita pun dapat belajar dengan memandang kehidupan orang kudus yang lain, yaitu bagaimana sifat Tuan Yesus dicerminkan di dalam kehidupan mereka secara praktis dan hidup.6 Misalnya, pengajaran tentang pemuridan lebih jelas bagi kita kalau kita dapat memandangnya di dalam diri seorang Kristen lain yang benar-benar bersemangat dan ingin sekali menaati perintah-perintah Tuhan.

Jadi, Tuan Yesus mempunyai sifat apa? Bagaimana saya dapat menjadi lebih serupa dengan sifat-Nya? Bagaimanakah saya dapat hidup sehingga orang lain dapat melihat Tuan Kristus hidup di dalam saya? Bagaimanakah saya dapat mencontoh dan meniru sifat, perilaku, dan pembicaraan-Nya?

Dia Senantiasa Hidup Berdasar atas Firman Tuhan

Pikiran Yesus Kristus dipenuhi oleh Firman Tuhan. Ia mengutip firman dari Kitab-kitab Perjanjian Lama sebagai otoritas yang paling tinggi. Ayat-ayat yang Ia kutip senantiasa tepat sasaran, yaitu kata-kata yang benar pada setiap kesempatan yang tertentu.

Dia Senantiasa Merenungkan Firman

Dialah orang yang berbahagia dalam Mazmur 1, yang kesukaan-Nya hanya merenungkan Firman Tuhan siang dan malam.

(13)

Dialah Seorang Penyembah

Penyembahan yang paling unggul bagi Yesus adalah kematian-Nya sebagai korban di atas kayu salib karena menaati kehendak Sang Bapa-Nya.

Dia tidak Serupa dengan Dunia.

Tuan Yesus mengatakan sesuatu tentang murid-murid-Nya, “Mereka tidak berasal dari dunia, sama seperti Aku tidak berasal dari dunia.“ (Yoh. 17:16).

Dia Tidak Berjuang dengan Memakai Senjata-senjata Jasmani

Ketika Tuan Yesus didakwa di hadapan Pilatus, Ia berkata, “Kerajaan-Ku bukan berasal dari dunia ini. Jika kerajaan-Ku berasal dari dunia ini, pasti hamba-hamba-Ku telah berjuang, supaya Aku jangan diserahkan kepada orang Yahudi. Akan tetapi, kerajaan-Ku bukan dari sini.“ (Yoh. 18:36).

Dia Sempurna Secara Moral

Sebagai manusia, Tuan Yesus hidup tanpa dosa. Ia bahkan hidup tanpa mengenal dosa dan memang tidak ada dosa di dalam Diri-Nya. Ia dicobai dari luar tetapi tidak pernah Dia dicobai dari dalam Diri-Nya. Tak ada satu hal pun di dalam Diri-Nya yang menanggapi dosa.

Tuan Yesus tidak melakukan hal apa pun yang bertentangan dengan kehendak Bapa-Nya karena Dia dan Bapa-Nya adalah satu (Yoh. 10:30; 1:1). Dua kali Dia mengatakan kebenaran ini, yaitu bahwa Ia tidak dapat melakukan apa pun dari Diri-Nya sendiri (Yoh. 5:19, 30). Dengan mengata-kan hal ini, Ia tidak menolak kemahakuasaan-Nya. Amengata-kan tetapi, Ia menegaskan kesetaraan-Nya yang mutlak dengan Bapa dan kesatuan yang sempurna antara kehendak-Nya dan kehendak sang Bapa.

Dia Senang Melakukan Kehendak Bapa-Nya

Putra Tuhan melaksanakan kehendak Bapa-Nya dengan gembira. Dia senang membawa banyak orang sebagai anak Tuhan kepada kemuliaan yang kekal. Karena kegembiraan itulah, Ia rela menderita. Kegembiraan-Nya tidak dipengaruhi oleh dakwaan dan kepedihan yang dikenakan manusia kepada-Nya.

(14)

Dia Merasa Damai

Kedamaian dan ketenangan adalah dua ciri khas kehidupan Sang Penebus. Dia tidak peduli terhadap hal apa pun yang dilakukan oleh manusia ter-hadap-Nya. Dia tetap tenang dan tidak bergejolak. Ancaman dan celaan dari semua ciptaan-Nya tak menyebabkan Dia beranjak sedikit pun dari tempat-Nya.

Dia Panjang Sabar

Yesus memiliki sifat panjang sabar terhadap murid-murid-Nya yang Ia sebut sebagai, “bangsa yang tidak percaya dan yang tersesat“ (Luk. 9:41).

Dia Baik Hati

Kebaikan hati Tuan Yesus nyata dalam cara Dia memperlakukan orang lain dengan penuh kasih sayang. Tuan Yesus sangat suka memberkati mereka dan memberikan kelepasan kepada mereka yang membutuhkannya.

Dia Suka Melakukan Kebaikan

Musuh-musuh Tuan Yesus mengakui kebaikan dan kepedulian-Nya yang tidak bersikap memihak. “Dia yang berjalan berkeliling sambil melakukan kebaikan dan menyembuhkan semua orang yang dikuasai iblis“ (Kis. 10:38). Ia selalu peduli kepada orang lain dan bukan peduli kepada diri sendiri. Tak ada seorang pun yang sebanding dengan Dia dalam menunjukkan kebaikan dan kepedulian. Ia memiskinkan Diri-Nya sendiri untuk memperkayakan orang lain .

Dia Setia kepada Umat-Nya

Tuan Yesus selalu setia menggenapi janji-janji-Nya. Dia selalu dan dalam segala hal setia kepada umat kepunyaan-Nya. Tak ada resiko karena percaya kepada-Nya. Tak pernah ada seorang pun yang kecewa karena Dia.

Dia Lemah-lembut dan Halus

Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Biarkanlah anak-anak itu, jangan-lah kamu menghalang-halangi mereka datang kepada-Ku, sebab orang yang seperti inilah yang empunya Kerajaan Surga.“ (Mat. 19:14).

(15)

Kasih Sayang dan Belas Kasih

Yesus Kristus penuh dengan kasih sayang dan belas kasihan terhadap orang banyak. Oleh sebab itu, Dia mengutus dua belas murid ke ladang tuaian-Nya (Mat. 9:36-38; 10:5a).

Ia penuh dengan kasih sayang terhadap ribuan orang yang datang kepada-Nya dan memberikan makanan kepada mereka (Mat. 14:14; 15:32). Karena kasih sayang-Nya, dua orang buta diberikan daya lihat (Mat. 20:34), seorang penderita penyakit kusta disembuhkan (Mrk. 1:41), seorang yang kerasukan setan dibebaskan (Mrk. 5:19), dan seorang janda yang ke-hilangan putranya mengalami dia dihidupkan kembali (Luk. 7:13).

Kita juga dapat melihat kasih sayang-Nya sebagai Sang Gembala yang Baik (Luk. 15:4-7), sebagai seorang Samaria yang Baik (Luk. 10:33), dan se-bagai seorang bapa dua putra yang terhilang (Luk. 15:20). Kita dapat me-lihat air mata Yesus waktu berdiri di depan kuburan Lazarus (Yoh. 11:35) dan waktu berdoa di Bukit Zaitun (Mat. 23:37-39). Memang, kita benar-benar memiliki seorang Juruselamat yang penuh kasih sayang dan belas kasih!

Dia Lemah Lembut dan Rendah Hati

Tuan Yesus benar-benar lemah-lembut dan rendah hati. Kata “lemah lembut“ menggambarkan sesuatu yang “patah“. Tuhan kita yang lemah lembut memerintahkan kita untuk memikul kuk-Nya dan belajar daripada-Nya supaya menjadi seperti Dia, yaitu lemah lembut dan rendah hati (Mat. 11:29). Hal ini berarti bahwa kita harus menerima dan menyetujui kehendak-Nya dengan tidak mengeluh

Bahkan pada keadaan yang tidak cocok dan tidak menyenangkan hati kita, kita harus mengatakan, “Ya Bapa, kalau berkenan kepada Engkau ...biarlah kehendak-Mu yang terjadi!” (Luk. 22:42).

Yesus merendahkan diri dalam kelahiran-Nya di kandang ternak, sebuah kelahiran tanpa kemuliaan duniawi apa pun. Ia merendahkan diri-Nya selama hidup di dunia ini. Benar-benar, “Ia telah merendahkan Diri-Nya sendiri dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.“ (Flp. 2:8).

Dia Seorang Budak

Yesus benar-benar seorang budak yang melekatkan telinga-Nya di pintu dan berkata, “Aku cinta kepada Tuanku; Aku tidak tidak mau keluar sebagai

(16)

orang merdeka.“ (Kel. 21:5-6). Selama hidup-Nya Dia melayani Tuhan Bapa dan pengikut-pengikut-Nya.

Sungguh mencengangkan! Sang Pencipta dan Penopang alam semesta meninggalkan singgasana-Nya tempat Ia dilayani oleh malaikat-malaikat yang tak terhitung jumlahnya. Dia turun untuk melayani dan memberikan nyawa-Nya sebagai tebusan bagi banyak orang.

Walaupun setara dengan Tuhan Bapa di Surga, Ia tidak merasakan kesetaraan itu sebagai posisi yang harus Ia pertahankan. Sebaliknya, Ia mengesampingkan posisi ini untuk menjadi seorang budak. Ia dapat mengatakan, “Aku ada di antara kamu sebagai seorang pelayan.“ (Luk. 22:25-27). Dia senantiasa melayani orang lain.

“Sebab Aku telah memberikan suatu teladan kepadamu, supaya kamu juga berbuat sama seperti yang telah Aku perbuat kepadamu.“ (Yoh. 13:15).

Sebagai orang Kristen yang sejati, kita harus mengikuti Tuan Yesus dengan selalu melayani orang lain!

Kesabaran dan Penahanan

Kita tak dapat membayar utang kita kepada Tuan Yesus. Dia tidak menuntut kepuasan dari kita, tetapi Dia menerima atau mengakui utang kita itu dan melunasinya lunas. Dia benar-benar Juruselamat yang sangat hebat!

Dia Mengampuni Orang Berdosa

Kata-kata-Nya yang terkenal, “Bapa, ampunilah mereka, karena mereka tidak tahu apa yang mereka lakukan.” Bukti apa lagi yang diperlukan mengenai sifat-Nya yang penuh pengampunan? Walaupun Sang Putra Tuhan ini menderita kematian yang penuh dengan penderitaan dan siksaan yang tak terkatakan, Dia berdoa supaya Bapa mau mengampuni dosa para pembunuh-Nya. Musuh-musuh membenci, mencerca dan menghina-Nya; para sahabat-Nya menunjukkan ketidaksetiaan kepada-Nya. Namun, Ia masih tetap rela mengampuni mereka.

Namun, perhatikanlah! Doa Tuan Yesus itu tidak berarti bahwa mereka diampuni secara otomatis. Misalnya, Yudas tidak diampuni-Nya. Hanya seorang yang datang kepada Tuan Yesus untuk mengakui dosa-dosanya, bertobat, dan percaya kepada Sang Juruselamat sajalah yang

(17)

menerima manfaat dari doa tersebut! Pengampunan selalu memerlukan pertobatan. Yesus menjelaskan kepada para murid-Nya:

“Jikalau saudaramu berdosa terhadap engkau, tegurlah dia, dan jikalau ia bertobat, ampunilah dia. Bahkan, jikalau ia berdosa terhadap engkau tujuh kali sehari, dan tujuh kali dia kembali kepadamu sambil berkata: Aku bertobat, engkau harus mengampuninya.“ (Luk. 17:3-4).

Perhatikanlah bahwa pengampunan harus selalu didahului pertobatan yang sepenuh hati (Ams. 28:13).7

Dia Memiliki Keberanian

Waktu Tuan Yesus berjalan ke Yerusalem untuk disalibkan, “Dia berjalan lebih dahulu.“ (Luk. 19:28). Ia “membuat muka”-Nya “seperti batu api.” (Yes. 50:7) untuk menebus orang percaya. Namun, murid-murid-Nya tertinggal di belakang, mereka enggan pergi.

Dia Selalu Benar dan Adil

Salah satu unsur kesempurnaan Tuan Yesus adalah kebenaran dan ke-adilan. Ia sangat berhati-hati dan waspada, senantiasa benar dan jujur. Ia tidak pernah menundukkan diri-Nya pada hal-hal yang bersifat tidak jujur atau ilegal, bahkan hal-hal yang dapat diragukan. Putusan-putusan-Nya selalu benar, demikian pula tindakan-tindakan-Nya.

Dia tidak Mementingkan Diri-Nya Sendiri.

Tuan dan Juruselamat kita selalu paling tidak mementingkan diri-Nya sendiri. Kepentingan diri-Nya selalu dikorbankan supaya kepentingan Tuhan Bapa serta kepentingan orang lain dapat diutamakan. Dengan rendah hati Ia menghargai orang lain lebih daripada Diri-Nya sendiri (Flp. 2:3).

Dia Memiliki Kemantapan dan Ketetapan

Sang Juruselamat tidak pernah berubah. Perilaku pribadi-Nya benar-benar sesuai secara mutlak dengan pengajaran-pengajaran-Nya. Dia marah (Mat. 23:33) atau bersedih hati (Yoh. 11:35) hanya karena kemuliaan Tuhan

Bapa-7 Walaupun diampuni, dosa tidak dapat menerima hidup kekal, tinggal di Surga, dan menikmati segala sesuatu seperti yang tertulis di dalam Alkitab!

(18)

Nya atau keadaan manusia yang tak percaya, tetapi tidak pernah karena Dia menyesali perasaan-Nya sendiri.

Dia Berfokus pada Tujuan

Yesus memiliki sebuah tujuan yang tunggal dan lebih penting daripada tujuan-tujuan yang lain, yaitu mencari dan menyelamatkan yang tersesat. “Aku harus dibaptiskan dengan suatu baptisan, dan betapa Aku tertekan sampai hal itu digenapi!“ (Luk. 12:50). Baptisan ini berarti kematian-Nya di atas kayu salib sebagai Juruselamat bagi orang percaya.

Dia Selalu Berlaku Sopan dan Santun

Tuan Yesus benar-benar seorang yang sopan-santun. Ia tidak pernah kasar. Tak ada satu pun baik perkataan maupun tingkah laku-Nya yang tidak sempurna. Kita semua harus berusaha untuk menyamai sifat ini. Orang sulit sekali menolak seseorang yang sopan-santun. Tindakan yang penuh dengan kemurahan, atau kata-kata yang tepat selalu akan membuka hati orang lain.

Dia Bebas dari Cinta akan Uang

Tuan kita yang tanpa rumah dan miskin jelas-jelas tidak pernah memiliki uang. Pada suatu saat ketika memerlukan sebuah koin (uang logam), Dia memerintahkan Petrus untuk mengambilnya dari tempat yang tidak lazim, yaitu dari mulut seekor ikan yang mereka tangkap (Mat. 17:27). Tak seorang pun yang pernah iri terhadap Dia karena kepemilikan-kepemilikan-Nya. Ia tidak meninggalkan harta apa pun kecuali jubah yang Dia pakai.

Dia Senantiasa Taat kepada Bapa-Nya

Dalam Perjanjian Lama telah dinyatakan tentang tugas dan keinginan Tuan Yesus, yaitu “Aku datang – di dalam gulungan kitab8 telah tertulis mengenai Aku - untuk melakukan kehendak-Mu, ya Tuhan!” (Maz. 40:7-9; Ibr. 10:7).

Dia sangat Menginginkan

Sang Gembala “datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang” (Luk. 19:10), yaitu domba-domba-Nya yang tersesat (Luk. 15:1-7).

(19)

Dia Sahabat Orang Berdosa.

Sebutan ini dikatakan sebagai cemoohan, namun saat ini menjadi sebutan yang paling menyenangkan hati kita yang percaya (Luk. 7:34). Tuan Yesus menghabiskan waktu bersama mereka yang diasingkan dan yang dipandang rendah. Tuan Yesus merendahkan diri-Nya dengan cara yang penuh dengan persahabatan.

Dia Puas akan Maksud dan Rencana Bapa-Nya

Ketika Juruselamat menghadapi ketidakpercayaan yang hebat, Ia selalu memuaskan diri-Nya sendiri dengan rencana dan maksud Tuhan yang ber-daulat. “Ya Bapa, itulah yang berkenan kepada-Mu.“ (Mat. 11:26).

Dia Sabar dan Tekun

Tuan Yesus sabar dan “tekun menanggung bantahan” dan kejahatan “ter-hadap diri-Nya dari para pendosa” (Ibr. 12:3). Semua hal yang buruk dan jahat yang dilakukan oleh Setan, para iblis, dan manusia terhdap-Nya tidak dapat menyurutkan-Nya dari jalan menuju ke Golgota.

Dia Selalu Bersemangat

Semangat adalah sebuah kata yang hanya satu kali berkaitan dengan Tuan Yesus, yaitu, ketika Ia mengusir para pedagang keluar dari halaman Bait Tuhan. Pada saat itu, salah satu nubuat Daud digenapi, yaitu, “Gairah akan rumah-Mu, menghanguskan Aku.“ (Yoh. 2:17). Dia terbakar oleh suatu semangat yang membara untuk kepentingan Tuhan.

Seluruh kehidupan-Nya ditandai oleh semangat yang berkobar-kobar untuk mengejar kehendak Tuhan. Bahkan, ketika orang tua-Nya memarahi-Nya, Dia berkata, “Mengapa kamu mencari Aku? Tidakkah kamu tahu, bahwa Aku harus berada di rumah Bapa-Ku?“ (Luk. 2:49).

Hati-Nya Penuh dengan Ucapan Syukur

“Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa, Tuhan langit dan bumi, sebab Engkau telah menyembunyikan hal-hal ini dari orang bijak dan orang pandai, tetapi Engkau menyatakannya kepada anak-anak.” (Mat. 11:25) Sebelum mengata-kan kata-kata ini, Tuan Yesus baru menyatamengata-kan kesedihan-Nya atas kota-kota Korazin, Bethasida, dan Kapernaum. Mereka tidak mau menerima Dia,

(20)

walaupun ada banyak mujizat yang telah Dia lakukan di lingkungan mereka.

Namun, Dia tidak kecewa karena hal ini, tetapi Dia bersyukur kepada Tuhan Bapa, “Engkau telah menyembunyikan hal-hal ini dari orang bijak dan orang pandai, tetapi Engkau menyatakannya kepada anak-anak.“

Jadi, ketika keadaan kita menjadi sangat susah, kita pun harus menempatkan diri kita di atas kesulitan-kesulitan dan mengangkat hati dan suara kita untuk membesarkan dan memuliakan Sang Bapa di Surga.

Kita wajib bersyukur atas daya ingatan kita, pemenuhan kebutuhan jasmani kita, daya lihat, daya dengar, kesehatan, kecerdasan, ketajaman pikiran, dan kemewahan-kemewahan yang tidak dimiliki oleh Yesus di atas bumi ini seperti: sebuah kasur empuk atau matras, air yang dingin atau yang panas, sebuah kulkas, dsb.

Dia Memiliki Kejantanan yang Sempurna

Banyak lukisan modern menggambarkan Yesus sebagai seorang asing yang manis dan bersifat seperti perempuan. Sesungguhnya, Dia tidak demikian. Tuan Yesus adalah seorang laki-laki yang sempurna. Dia menyatakan kejantanan dan sifat kelaki-lakian-Nya dengan sempurna, sebagai teladan bagi semua laki-laki.

Dia Seorang Pendoa

Renungkanlah! Sebagai seorang manusia yang bergantung pada Bapa, Tuan Yesus berdoa. Sebagai Tuhan yang Mahakuasa, Dia mengabulkan doa-doa orang lain.

Dia berdoa ketika Ia dibaptis oleh Yohanes (Luk. 3:21). Dia berdoa sepanjang malam sebelum memilih kedua belas murid-Nya (Luk. 6:12). Ia berdoa sesudah menyembuhkan banyak orang (Luk. 5:16). Dia berdoa sesudah menyembuhkan orang sakit dan mengusir setan-setan di Kaper-naum (Mrk. 1:35). Dia berdoa pada peristiwa pemakaman Lazarus (Yoh. 11:41-42). Dia berhenti untuk berdoa sesudah memberikan makanan kepada 5000 orang (Mat. 14:21, 23). Ketika Ia bertentangan dengan orang yang tidak percaya akan kedatangan-Nya sebagai Juruselamat, Ia berdoa untuk meminta perlindungan (Mat. 11:25, 26). Sebagai Imam Agung, Ia berdoa untuk umat-Nya (Yoh. 17). Dia berdoa bagi Petrus agar imannya

(21)

tidak gagal (Luk. 22:32). Dia berdoa di dalam Taman Getsemani dengan menundukkan kehendak-Nya kepada kehendak Sang Bapa (Luk. 22:41-44). Dan, tiga perkataan terakhir ketika Dia berada di atas kayu salib adalah kata-kata doa (Luk. 23:34; Mat. 27:46, Luk. 23:46).

Dia tidak menilai Sesuatu Berdasarkan Penampilan

Jasmani, Melainkan Berdasarkan Penilaian yang Benar

Ia menganggap persembahan seorang janda yang sedikit sebagai yang hebat (Luk. 21:1-4). Ia menerima perbuatan kasih dari seorang perempuan berdosa yang bertobat secara sungguh-sungguh, dan menolak kedinginan hati seorang Farisi yang membenarkan dirinya sendiri (Luk. 7:36-48).

Ia sama sekali tidak terkesan oleh kesibukan Marta dalam pelayanannya, tetapi menerima Maria yang menyembah-Nya dengan tenang (Luk. 10:41-42). Di bagian luar, orang Farisi tampaknya benar, tetapi hati mereka sesungguh-nya penuh dengan kemunafikan dan pelanggaran hukum (Mat. 23).

Tuan Yesus mengetahui bahwa “tidak semua hal yang gemerlapan itu adalah emas.“ Ia lebih memperhatikan keadaan yang tersembunyi di dalam hati seseorang daripada penampilan atau penampakan lahiriah.

Renungkanlah kata-kata Tuhan kepada Samuel tentang Eliab, “Jangan-lah memandang penampilannya atau perawakannya yang tinggi, karena Aku telah menolaknya. Sebab manusia tidak melihat apa yang dilihat Tuhan. Manusia memandang apa yang di depan mata, tetapi Tuhan memandang hati.“(1Sam. 16:7).

Dia Menggunakan Waktu secara Efisien

Tuan Yesus tidak pernah membuang-buang waktu. Setiap saat sangat ber-harga bagi-Nya. “Aku harus mengerjakan pekerjaan-pekerjaan Dia yang telah mengutus Aku selama hari masih siang. Bila malam tiba, tidak seorang pun yang dapat bekerja.“(Yoh. 9:4). Setiap hari mempunyai tugas-tugasnya masing-masing.9 Semua hal yang terjadi dianggap-Nya sebagai sebagian dari kehendak Bapa-Nya.

(22)

Yesus Senantiasa Menghormati Orang yang Rendah

Ting-kat Hidup

Ia selalu berfokus kepada yang terakhir, yang terkecil dan yang terendah. Perbedaan kelas sosial sesungguhnya asing bagi-Nya. Ia memiliki kasih yang khusus kepada mereka yang miskin, lemah, rendah, atau terasing. Ia peduli kepada mereka yang tidak mendapatkan perhatian di dunia ini.

Dia Tabah Sampai Mati

Tak terbayangkan bahwa Ia sungguh-sungguh menderita dengan penuh kesabaran terhadap kejahatan orang-orang berdosa yang menentang Dia (Ibr. 12:3). Tidak ada pikiran sekilas pun untuk mundur. Kesabaran dalam penderitaan bukan suatu penerimaan yang fatalistis terhadap situasi-situasi tertentu, melainkan suatu keteguhan atau ketahanan dalam menanggung penderitaan hingga pada akhirnya.

Kita selalu harus merenungkan perkataan Sang Juruselamat. Apakah yang dapat kita pelajari dari Dia di dalam bidang ini? Bagaimanakah kita dapat menjadi serupa dengan Tuan Yesus di dalam perkataan kita?

Tutur Kata-Nya Jelas-jelas Jujur

Tidak terdapat tipu daya di dalam mulut-Nya. Ia sama sekali tidak pernah berbohong atau tidak pernah menutupi kebenaran. Tak pernah sekali pun Ia dengan cara-cara yang curang membesar-besarkan sesuatu. Dan Ia tak pernah tunduk kepada suatu rayuan atau pujian yang berlebihan.

Dia Jujur dan Suka Berterus-terang

Suatu saat Ia berkata kepada seorang perempuan, “Sebab engkau sudah mempunyai lima suami dan yang ada sekarang padamu, bukanlah suami-mu.“ (Yoh. 4:18). Pada saat yang lain Ia berkata kepada seorang Farisi, “Aku masuk ke rumahmu, namun engkau tidak memberikan aku air untuk mem-basuh kaki-Ku... Engkau tidak mencium Aku... Engkau tidak meminyaki kepala-Ku dengan minyak.“ (Luk. 7:44-46). Jelas bahwa Tuan Yesus tidak mengikuti kebiasaan budaya Jawa.

(23)

Tutur kata-Nya Penuh dengan Kemurahan

Ketika Ia berbicara di Sinagoge di Nazaret, orang Nazaret “heran akan kata-kata indah yang diucapkan-Nya.“ (Luk. 4:22). Semenjak itu orang-orang berharap agar mereka dapat mendengar Dia melalui kata- kata-Nya yang tertulis.

Ia tidak Pernah Mengeluh

Tuan kita mengetahui bahwa keluhan merupakan suatu penghinaan ter-hadap perlindungan dan penyediaan Tuhan Bapa. Keluhan atau protes akan menunjukkan bahwa Ia tidak mengetahui apa yang sedang Ia lakukan. Hal itu akan menuduh Dia bersalah atau patut dihukum karena kesalahan.

Hal inilah yang harus kita ingat pada waktu kita dicobai untuk mengeluh. Lebih baik membuang atau menjauhkan diri dari pikiran ter-sebut, dari perkataan protes, dan dari keluhan untuk mengatakan, “Adapun Tuhan, jalan-Nya sempurna.“ (Maz. 18:31). Lebih daripada semuanya itu, Tuan kita melakukan segala sesuatu dengan baik.

Tutur Katanya Mendatangkan Perbaikan.

Kadang-kadang Ia melakukannya dengan memakai pernyataan langsung, kadang-kadang Dia melakukannya dengan mengajukan pertanyaan-per-tanyaan. Ia mengajarkan kebenaran rohani dengan menggunakan alam dan kehidupan sehari-hari.

Tutur Kata-Nya Selau Berfaedah dan Bermanfaat.

Ia berbicara mengenai hal-hal yang terjadi. Tidak ada satu pun perkataan-Nya yang terbuang dengan sia-sia. Sebaliknya, tutur kata-perkataan-Nya sangat berguna dalam kehidupan ini dan dalam kehidupan yang akan datang. Ia tidak pernah bergunjing.

Tutur katanya senantiasa tepat. Pikiran-Nya senantiasa dipenuhi oleh Nas Kitab suci dan Ia mengutip nas itu untuk mencocokkannya dengan keadaan. Sebagai contoh, Ia menjawab pencobaan si Setan di tengah padang belantara dengan memakai tiga bagian yang tepat dari Kitab Ulangan.

(24)

Setiap jawaban-Nya Sempurna.

Sikap diam-Nya sering lebih efektif daripada perkataan-Nya (Mat. 26:62-63; 27:12; Mrk. 15:4-5; Luk. 23:9).

(25)

3. Penyerahan Diri Secara Penuh

Orang Kristen harus mengakui dan percaya bahwa karya penebusan yang dilakukan oleh Tuan Yesus di atas kayu salib sangat berarti dan benar-benar bernilai secara luar biasa. Oleh sebab itu, setiap orang Kristen wajib menyerahkan diri kepada-Nya. Sesungguhnya, penyerahan diri merupakan salah satu ciri khas setiap orang Kristen yang sejati.10 Akan tetapi, masih terdapat dua pertanyaan yang belum dijawab, yaitu:

1. Berapa bagian hidup saya yang harus saya serahkan kepada-Nya? 2. Bagaimana hal ini dapat dilaksanakan secara praktis dalam

ke-hidupan saya sehari-hari?

Jelaslah bahwa kita harus menyerahkan diri kita sendiri kepada Tuan dan Juruselamat kita secara total. Hanya persembahan yang sempurna dan sepenuhnya – baik roh, jiwa, dan tubuh kita – layak diberikan kepada Dia yang menyerahkan Diri-Nya sendiri bagi kita.

Apakah orang percaya pun sudah benar-benar menyerahkan diri kepada Tuan Yesus secara mutlak, secara penuh? Rasul Paulus pun harus mengakui bahwa dirinya belum melakukannya secara sempurna dan mutlak (Fil. 3:12). Kalau kita merenungkan dosa-dosa kita, kegagalan-kegagalan kita, keakuan kita, dan motivasi-motivasi kita yang tidak murni, kita tidak berani lagi berkata bahwa kita sudah mempersembahkan diri kita secara penuh kepada Tuhan.

Meskipun demikian, hal tersebut tidak boleh membuat kita berhenti berjuang agar persembahan diri kita menjadi lebih sempurna. Meski belum sempurna, kita harus berjuang menuju kepada tujuan yang tertinggi itu. Oleh karena itu, marilah kita teliti Firman Tuhan mengenai pokok tersebut. Apakah persembahan atau penyerahan itu? Penyerahan diri berarti bahwa Anda memberikan kehidupan Anda kepada Tuan Yesus secara penuh. Dialah yang mempunyai hak untuk memakai kehidupan Anda menurut kehendak-Nya.

10 Bacalah Matius 5 – 7. Dapatkan secara gratis dan bacalah buku yang berisi penjelasan yang lebih lengkap tentang pokok ini, yaitu, “Remukkanlah Aku, ya Tuhan!” (www.sastra-hidup.net)!

(26)

Penyerahan diri adalah suatu keputusan yang pasti, yang telah diper-timbangkan dengan teliti, dan yang tidak dapat diubah lagi. Kehendak Tuan Yesus diterima oleh-Nya sebagai kehendak Anda sendiri. Penyerahan ini sama dengan Anda kehilangan kehidupan sendiri demi kehendak Tuan Yesus dan Injil-Nya.

Penyerahan diri berarti bahwa Anda mempersembahkan diri Anda sendiri secara penuh kepada-Nya, yaitu hati Anda, kasih Anda, jiwa Anda, dan tenaga jasmani Anda.

Ada beberapa frase tertentu yang tidak termasuk dalam kosa kata orang-orang yang menyerahkan diri sendiri kepada Tuan Yesus, misalnya: ”Bukan begitu Tuhan“, “Izinkanlah aku untuk pertama-tama....“, “jangan sekarang Tuhan, tapi nanti saja.“

Beberapa Alasan Penyerahan Diri

Berikut ini ada beberapa alasan yang penting yang menyebabkan Anda mau menyerahkan diri Anda sendiri secara penuh kepada Yesus Kristus: 1. Kemurahan Tuhan menuntut penyerahan diri Anda. Tuan Yesus yang

telah menyerahkan Diri-Nya sendiri secara penuh Anda sakit kalau Anda hanya memberikan kepada-Nya sebagian dari kehidupan Anda daripada segenap kehidupan Anda. Sadarilah: Seluruh milik-Nya men-cakup Surga, bumi, alam semesta, kekekalan, dan bahkan diri-Nya sendiri. Kepunyaan Anda hanya sebagai kabut yang tampak sementara. Keseluruhan atau tidak ada apa-apa pun! Sama sekali tidak mengasihi Dia lebih baik daripada mengasihi Dia dengan kata saja. Lebih baik dingin daripada suam-suam.

Anda tidak tulus hati kalau jiwa kekal Anda diserahkan kepada Tuhan demi keselamatan, tetapi kehidupan jasmani yang menuju kematian ditahan bagi diri Anda sendiri. Anda cukup berani percaya kepada Yesus agar diselamatkan dari neraka dan dibawa ke Surga. Namun, Anda enggan membiarkan Dia mengendalikan dan menguasai kehidupan Anda di bumi ini selama beberapa tahun.

2. Penyerahan diri adalah satu-satunya jawaban yang layak terhadap fakta bahwa Putra Tuhan telah mati menggantikan Anda. Persembahan diri Anda sendiri adalah satu-satunya ibadah Anda yang sejati dan bijak, yaitu ibadah yang paling logis, paling pantas, dan paling peka terhadap

(27)

kemurahan Tuan Yesus. Karena Ia telah mati bagi Anda, hal paling kecil yang dapat Anda lakukan adalah menyerahkan kehidupan Anda ke-pada-Nya.

“Karena Yesus Kristus adalah Tuhan dan Dia telah mati bagi saya, tidak ada pengorbanan yang terlalu besar yang dapat saya lakukan bagi Dia.“11

“Salib Yesus Kristus tidak akan berarti apa pun bagi Anda hingga salib itu mengambil nafas Anda dan menjadi hal yang paling penting dalam kehidupan Anda!”12

3. Penyerahan diri atau persembahan membantu Anda mengerti bim-bingan Tuhan (Rm. 12:2).

4. Penyerahan diri Anda berkaitan dengan ucapan syukur kepada Tuhan. 5. Anda bukan milik Anda sendiri. Tuan Yesus telah membeli Anda

dengan harga yang sangat mahal di atas kayu salib. Anda milik Dia! Kalau Anda menggunakan kehidupan kita sesuai dengan apa yang kita inginkan, Anda adalah pencuri.

6. Yesus adalah Tuan. Karena Ia adalah Tuan, Ia memiliki hak atas segala sesuatu. “Sebab untuk itulah Kristus telah mati dan hidup kembali, supaya Ia menjadi Tuan baik atas orang yang sudah mati, maupun atas orang yang hidup.“ (Rm. 14:9).

7. Yesuslah yang mengetahui apa yang terbaik bagi Anda, bukan Anda. 8. Penyerahan diri menyelamatkan Anda dari kehidupan yang sisa-sia. 9. Kasih Yesus Kristus menguasai Anda (2Kor. 5:14-15).

10. Yesuslah yang memberikan kemampuan yang baru kepada Anda, yaitu kemampuan untuk membedakan hal-hal yang benar-benar penting dan hal-hal yang tidak penting.

Salib tersebut benar-benar memiliki suatu arti yang demikian besar bagi orang percaya sehingga salib itu harus menjadi paling utama dalam kehidupan mereka – atau tidak berarti sama sekali.

Kegagalan Anda menyerahkan diri Anda sendiri kepada Yesus Kristus benar-benar menyakitkan hati Tuan Yesus! Kegagalan itu benar-benar

11 Charles T Studd (1860-1931), seorang misionaris yang melayani di Afrika (www.gutenberg.org/author/C.+T.+Studd)

(28)

sama dengan Anda mengatakan kepada-Nya, “Engkau belum melakukan apa pun yang memang pantas untuk mendapatkan kehidupan saya!”

Beberapa Contoh

Yesus Kristus (Yes. 6; Ibr. 10:7). Tuhan kita membara oleh semangat demi memenuhi kehendak Sang Bapa. Satu-satunya keinginan-Nya adalah menyenangkan Dia saja.

Abraham (Kej. 22:1-19). Abraham benar-benar tekun menaati Tuhan, bahkan waktu dia diperintahkan untuk mempersembahkan ahli waris lelakinya yang paling dia kasihi, yaitu Ishak.

Korban bakaran (Im. 1:13b). Ciri utama korban bakaran adalah korban itu dihabiskan semuanya bagi Tuhan. Korban tersebut menunjuk-kan pengharapan seseorang yang mengorbanmenunjuk-kannya untuk hidup secara penuh bagi Tuhan.

Budak Ibrani (Kel. 21:2-6; Bil. 15:11-18). Ketika seorang budak Yahudi sudah layak dibebaskan, dia boleh memilih menjadi budak tuannya selama-lamanya.

Rut (Rut 1:16-17). Wanita muda asing ini menyerahkan dirinya sendiri dengan mengucapkan kata-kata terkenal yang berikut ini:

“Janganlah mendesak aku untuk meninggalkanmu, atau berhenti mengikutimu, karena ke mana engkau pergi, aku akan pergi, dan di mana engkau tinggal, di situ pun aku akan tinggal. Bangsamu adalah bangsaku, dan Tuhanmu adalah Tuhanku. Di mana engkau mati, di situ pun aku pun akan mati, dan di sanalah aku akan dikuburkan. Biarlah TUHAN melakukan demikian kepadaku, bahkan biarlah Dia menambahkannya, sekiranya kematian dapat memisahkan aku dan engkau.”

Ester (Est. 4:16) Ketika bangsa Yahudi terancam oleh pemusnahan, Ratu Ester mempertaruhkan nyawanya untuk memohon bagi mereka dengan mengatakan, “Aku akan masuk menghadap raja, ...kalau terpaksa aku mati, biarlah aku mati.”

Sadrach, Mesach, dan Abednego (Dan. 3:17-18). Kesetiaan mereka kepada Tuhan menyebabkan mereka berani dimasukkan ke dalam sebuah tungku api daripada mengompromikan iman mereka. Kepada penguasa yang kemudian, mereka mengatakan:

(29)

Tuhan kami yang kami puja sanggup melepaskan kami, maka Ia akan melepaskan kami dari perapian yang menyala-nyala itu dan dari dalam tanganmu, ya raja; tetapi seandainya tidak, hendaklah tuanku mengetahui, ya raja, bahwa kami tidak akan memuja dewa tuanku, dan tidak akan menyembah patung emas yang tuanku dirikan itu.”

John N. Darby.13 Selama kehidupan yang setia, Darby benar-benar hidup secara sederhana dan miskin.

Charles H. Spurgeon.14 Orang yang terkenal sebagai “Sang Pangeran Pengkhotbah” telah menulis:

“Pada saat saya menyerahkan diri kepada Sang Juruselamat, saya menyerahkan kepada-Nya tubuh, jiwa, dan roh saya. Saya memberikan kepada-Nya semua yang telah saya miliki dan yang akan saya miliki untuk selama-lamanya. Saya menyerahkan kepada-Nya semua tenaga, kemampu-an jasmkemampu-ani, pikirkemampu-an, penglihatkemampu-an,, pendengarkemampu-an, lengkemampu-an. tkemampu-angkemampu-an, emosi, penilaian, seluruh kemanusiaan, dan semua yang ada pada saya.”

Semua pikiran yang ia miliki dan semua kesempatan yang telah diberikan Tuhan kepadanya, ia gunakan dengan cara yang paling baik.”

Geoge Mueller.15 Ketika George Mueller ditanyai, “Karya terbesar

Anda dan hal-hal ajaib yang telah dikerjakan Tuhan melalui Anda berdasar atas rahasia apa?” Mueller, dengan rendah hati, menjawab, “Telah lama berlalu ada suatu hari dalam kehidupan saya waktu Gerorge Mueller mati. Sebagai seorang yang masih muda, ambisi saya keras. Namun, pada suatu hari, yaitu waktu saya mati bagi semua hal tersebut dengan mengakatan, 'Tuan Yesus, mulai sekarang dan selanjutnya bukan kehendak saya, melainkan kehendak Engkau yang memerintah!' Mulai hari itu, Tuhan mulai bekerja di dalam saya.”

Taylor Smith. Setiap pagi dia bersujud di depan tempat tidurnya dan berdoa, “Tuan Yesus, tempat tidur ini adalah mezbah Engkau, dan diri saya sendiri adalah persembahan yang hidup untuk Engkau!” 16

13 1800-1882 (www.stempublishing.com/authors/darby/) 14 1834-1892 (www.spurgeon.org/mainpage.htm)

15 1805-1898 (www.plymouthbrethren.org/byauthor/98/george_muller) 16 (Rm. 12:1)

(30)

Apakah yang Menghalangi Penyerahan Diri Anda?

1. Apa yang Mungkin Akan Diinginkan oleh Tuhan?

Hal pertama yang sering muncul di dalam pikiran banyak orang adalah keadaan di ladang misi. Ular-ular, kalajengking, laba-laba, kepanasan, dsb. Akan tetapi, kehendak Tuhan bagi umat-Nya selalu baik, dapat diterima, dan sempurna.17 “Tuhan yang penuh kasih dan bijak selalu

hanya menginginkan hal-hal yang terbaik bagi umat-Nya.”

Seorang wanita berkata “Saya takut percaya kepada Yesus Kristus sebagai Tuan. Saya takut akan apa yang menjadi kehendak-Nya bagi saya.” Dengan bijak dan segenap hati temannya berkata, “Anda dapat berkata 'tidak' atau Anda dapat berkata 'Tuan', tetapi Anda tidak pernah dapat berkata, 'Tidak, Tuan.' Anda harus memutuskan sendiri!” Wanita tersebut mengatakan, ”Yesus benar-benar Tuan saya!” Pengakuan seperti ini adalah suatu bentuk ketaatan yang kudus.18

Tuan Yesus tidak ingin menarik orang yang enggan menaati-Nya. Yesus hanya ingin menarik orang yang mengikuti-Nya dengan sukarela dan sepenuh hati. Dialah yang mengerjakan di dalam kami, baik kemauan maupun pekerjaan, demi perkenanan-Nya (Fil. 2:13).

2. Apa yang Akan Diambil oleh Tuhan?

Hal ini sungguh tidak memiliki fakta yang mendasar sama sekali. Tuhan tidak datang untuk mengambil, tetapi Dia datang untuk mem-beri. Kehendak Tuan Yesus selalu baik, dapat diterima, dan sempurna. Takut akan kehendak Tuhan berarti pula takut terhadap berkat.

3. Apakah Tuhan akan Menolak Hal-hal yang Saya Inginkan?

Apakah Anda takut bahwa Tuhan mungkin tidak menginginkan Anda menikah? Sama sekali tidak! Pernikahan adalah kehendak-Nya bagi kebanyakan orang!19 Kalau Dia menginginkan Anda tidak menikah, Dia akan memperlengkapi Anda dengan memberikan karunia-karunia yang

17 (Rm. 8:28)

18 Foster, Richard, Freedom of simplicity, 1981, h. 94-95. 19 (Kej. 2:24; Ef. 5:25-33; 1Tim. 5:14; 4:1-3)

(31)

Anda perlukan.20 Anda akan belajar bahwa lebih baik tetap tidak menikah daripada menikah dengan orang yang salah.

Apakah Anda takut bahwa kehendak Tuhan akan menghilangkan kesuksesan dalam kehidupan Anda, pekerjaan yang menghasilkan banyak uang dan sebuah rumah serta mobil yang mewah? Sadarilah: Tuhan tidak menginginkan sisa dari suatu kehidupan yang dibuang-buang. Dia layak meminta keseluruhan!

4. Apakah Anda Kehilangan Kemerdekaan?

Kehendak-Nya mungkin menghalangi keinginan Anda untuk melaku-kan apa yang Anda inginmelaku-kan menurut kesenangan Anda. Amelaku-kan tetapi, apakah Anda benar-benar mau memboroskan kehidupan Anda kepada dunia, yaitu dunia yang telah menyebabkan kematian Tuan Yesus di atas kayu salib?

5. Apakah Anda Takut akan Hal yang Belum Anda Ketahui?

Ketika Abraham menaati Tuhan dan meninggalkan kampung halaman-nya, dia belajar bahwa lebih baik dia berjalan di dalam kegelapan ber-sama Tuhan daripada berjalan sendiri di dalam terang. Selalu lebih baik menaati Tuhan daripada bersandar pada pandangan sendiri.

6. Apakah Anda Takut akan Kehilangan Jaminan?

Apakah Anda takut akan kehilangan mata pencaharian yang terjamin sampai Anda harus mengemis? Akan tetapi, kalau Anda percaya bahwa Tuhan adalah satu-satunya jaminan sejati Anda, kehendak dan karya-Nya adalah hal-hal yang harus Anda dahulukan, Anda tidak akan ke-kurangan kebutuhan yang sejati dalam kehidupan Anda.21

7. Apakah Anda Takut akan Kesukaran dan Kesulitan Hidup?

Apakah Anda berpikir bahwa menjadi seorang yang menyerahkan diri secara penuh kepada Tuan Yesus akan menyebabkan Anda kehilangan kesenangan hidup? Mungkin Anda harus memakai pakaian bekas dan

20 (1Kor. 7:8-9, 17)

21 “Carilah terlebih dahulu kerajaan Tuhan dan kebenaran-Nya, maka semuanya ini akan di-tambahkan kepadamu.” (Mat. 6:33)

(32)

menggunakan perabot bekas saja? Sesungguhnya, ketakutan-ketakutan tersebut patut ditertawakan!

8. Apakah Anda takut akan Ketidakcakapan?

Apakah Anda berpikir, ”Aku tidak cakap dan tidak dapat dipergunakan oleh Tuhan! Aku bukan seorang yang berbakat.” Kalau begini, Anda lupa bahwa Tuhan sangat ingin menggunakan orang percaya yang paling bodoh, lemah, tidak terhormat, tolol, dan dianggap hina.22 Kalau Anda memenuhi syarat tersebut, Tuhan dapat menggunakan Anda. Selanjutnya, waktu Tuhan mau mengerjakan sesuatu yang baik melalui orang-orang seperti itu, Dialah yang akan selalu dimuliakan.

9. Apakah Anda Takut akan Kehilangan Nama Baik Anda?

Apakah Anda memandang diri Anda sendiri terlalu besar atau terlalu penting bagi pelayanan Kristen yang biasa? Apakah Anda takut akan dianggap lebih rendah dalam masyarakat? Kalau begini, Anda masih penuh dengan kebanggaan diri yang buruk, busuk, dan curang. Anda memberontak kepada Tuan Yesus dengan menukarkan hal yang terbaik dari Dia dengan hal yang bersifat sementara saja.

Pikiran dan ketakutan tersebut jauh berbeda dengan kehidupan yang diserahkan kepada Tuan Yesus secara penuh!

• Suatu kehidupan yang berpusat pada hal-hal yang bersifat sementara saja, yang akan lenyap.

• Walaupun jiwa seseorang mungkin selamat, kehidupannya dibuang-buang.

• Seseorang seperti itu akan masuk Surga dengan tangan kosong.23 Sekarang ini Anda mungkin membuang-buang kehidupan Anda. Anda suka membuang waktu di mal-mal, mengosip, mengagumi dunia yang terhilang melalui TV, sambil menjadi serupa benar dengan mereka. Dan Anda mungkin tidak pernah merenungkan kata-kata Tuan Yesus kepada orang “Kristen” seperti Anda ini: “Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah daripada-Ku, hai kamu yang mengerjakan kedurhakaan!”24

22 (1Kor. 1:26-28) 23 (1Kor. 3:14-15)

24 Matius 7:23. Renungkanlah konteks ayat itu: “Jadi, dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka seutuhnya. Bukan setiap orang yang berkata kepada-Ku: 'Tuhan, Tuhan,' akan masuk ke

(33)

Penyerahan yang Tidak Sempurna

Dalam Perjanjian Baru, paling sedikit ada tiga contoh orang Kristen yang menyerahlan diri dengan tidak sempurna.

1. Ananias dan Safira (Kis. 5:1-11). Mereka berpura-pura memberikan semua harta mereka kepada jemaat, tetapi menyimpan sebagian untuk diri mereka sendiri.

2. Petrus waktu dia menolak Tuan Yesus tiga kali (Mat. 16:22; Yoh. 13:6, 8; Kis. 10:13-14). Rasul tersebut mengatakan, “Tidak demikian, Tuhan.” Anda bisa mengatakan, “Tidak demikian.” Anda pun bisa mengatakan, “Tuhan.” Akan tetapi, Anda tidak bisa mengatakan, “Tidak demikian, Tuhan.” 3. Tiga orang yang mengatakan, “Aku yang pertama” (Luk. 9:57-62).

Mereka ingin mengikuti Yesus, namun mereka mendahulukan ke-pentingan mereka sendiri daripada kehendak Tuhan.

Serahkan Diri Anda Sendiri dengan Sepenuhnya!

Menyerahkan kehidupan Anda secara penuh ke atas “mezbah” Tuhan ada-lah suatu keputusan yang harus Anda lakukan. Keputusan itu tidak gampang, karena berkaitan dengan suatu perjuangan yang sungguh-sungguh.

“Ketika dalam keadaan sangat takut, Dia semakin bersungguh-sungguh berdoa. Dan peluh-Nya menjadi seperti titik-titik darah yang jatuh ke tanah.”25 Berikanlah kepada-Nya segala sesuatu dari kehidupan Anda. Jangan se-paruh-separuh saja, jangan kepingan-kepingan saja, jangan sebagian diri Anda saja dengan berpura-pura bahwa bagian tersebut adalah keseluruhan! Itulah “kasih yang pertama” !26

Jauh lebih baik dan bijaksana kalau Anda mencari pimpinan Tuan Yesus saja daripada membuat bagian kehidupan Anda sendiri serta mengikutinya. Kehendak-Nya didasarkan kasih dan kebajikan-Nya yang tidak terukur. Oleh dalam Kerajaan Sorga; melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di Sorga. Pada hari itu banyak orang akan berkata kepada-Ku: 'Tuhan, Tuhan, bukankah kami telah bernubuat dengan memakai Nama-Mu, dan mengusir setan dengan memakai Nama-Mu, dan dengan memakai Nama-Mu kami dapat melakukan banyak mujizat? Pada waktu itulah Aku akan berkata kepada mereka dengan berterus-terang, 'Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah daripada-Ku, hai kamu yang mengerjakan kedurhakaan!'” (Mat. 7:20-23).

25 (Luk. 22:44) 26 (Wah. 2:4 KSI)

(34)

sebab itu, Anda dapat yakin bahwa Anda akan menerima suatu sukacita yang tertinggi dan suatu kepenuhan yang tak terukur kalau Anda menyerahkan diri Anda sendiri kepada Tuhan dengan melakukan segala yang Dia inginkan.”

Serahkanlah Diri Anda Sendiri secara Terus-menerus!

Penyerahan yang sempurna kepada-Nya adalah sebuah proses yang terus berlangsung selama Anda hidup dalam tubuh jasmani. Kita harus memper-baharui penyerahan itu hari lepas hari.

Tuhan hanya membimbing Anda ketika Anda bergerak. Dia tidak memberikan suatu “cetakan biru” atau rencana lengkap tentang kehidupan Anda pada masa depan. Sebaliknya, langkah demi langkah Anda dipimpin oleh-Nya, menurut ketaatan Anda dalam doa harian, “Beritahukanlah jalan-jalan-Mu kepadaku, ya TUHAN; ajarilah aku jalan-jalan-jalan-Mu.”27

Firman Tuhan

Anda harus tetap hidup berdasarkan Firman Tuhan. Penyerahan kepada Tuan Yesus meliputi pengutamaan Firman-Nya. Anda tidak dapat menyerah-kan diri Anda kepada Firman yang Hidup 28 jika Anda tidak menyerahkan diri sendiri kepada Firman-Nya yang tertulis dengan terus menerus memakai banyak waktu untuk membaca, mempelajari, dan merenungkan kebenaran Firman-Nya. Penyerahan diri Anda dapat ditunjukkan dengan mempelajari, menghafal, merenungkan, serta menaati apa yang telah Anda baca.

Firman Tuhan harus hidup di dalam hati Anda. Anda harus mengajar-kannya kepada anak-anak Anda dan membicaramengajar-kannya waktu bersama keluarga atau teman, ketika Anda sedang berjalan, ketika Anda sedang ber-baring, ketika Anda bangkit, dsb. (Lihatlah Ulangan 6:6-9).

Di dalam dunia yang ribut dan ramai sekali Anda harus berusaha dengan tekun dan kuat untuk mematikan tuntutan-tuntutan budaya, masyarakat, teman, dan menjauhkan diri Anda dari TV, HP, Facebook dsb. – agar Anda bisa menyerahkan diri sendiri kepada pelajaran Firman Tuhan. Perjuangan itu merupakan ongkos yang harus dibayar kalau Anda ingin memberikan apa yang terbaik bagi Kemuliaan Dia yang Mahatinggi.29

27 (Maz. 25:4) 28 (Yoh. 1:1-3, 14)

(35)

Doa

Anda harus memakai banyak waktu untuk berdoa. Seorang murid yang menyerahkan dirinya kepada Tuan Yesus adalah seorang yang selalu berdoa.

Penyerahan diri kepada Sang Putra Tuhan selalu meliputi suatu hubungan yang akrab bersama Dia. Kebersamaan berarti memakai waktu bersama Dia yang Anda kasihi.

Sang Juruselamat tidak diutamakan dalam kehidupan Anda kalau hubungan Anda dengan Dia hanyalah bersifat kadang-kadang saja, secara singkat, sebentar, dan tergesa-gesa. Sebaliknya, semakin besar kasih Anda kepada-Nya, semakin banyak pula Anda ingin bersekutu dengan Dia di depan Takhta-Nya.

Pagi demi pagi, sesudah bangun, Anda perlu menyerahkan diri kepada Tuan Yesus dan Roh-Nya untuk dipimpin oleh-Nya. Anda perlu memuji Dia dengan membiarkan segala sesuatu berlangsung berdasarkan pimpinan dan urusan Dia. Berusahalah untuk bergantung pada Dia sepanjang hari, penuh dengan sukacita dan ketaatan kepada-Nya. Harapkan Dia untuk membimbing, untuk memberikan penerangan, menjelaskan kehendak-Nya, mengajar, memakai Anda, dan mengerjakan di dalam Anda semua hal yang Ia inginkan.

Taatilah Roh Kudus dan percayalah kepada-Nya sebagai Penguasa kehidupan Anda. Berhentilah mengatur kehidupan sehari-hari Anda sendiri. Kalau begitu, buah Roh akan tampak di dalam kehidupan Anda, sesuai dengan kehendak-Nya, bagi kemuliaan Tuhan saja, tidak bagi kesombongan Anda.30

Penyerahan Diri yang Sejati Sangat Menantang

Ibu-ibu dan bapak-bapak yang terhormat, saya memperkenalkan Tuan Yesus Kristus, Raja dan Penguasa Anda, Tuhan dan Juruselamat yang tidak diragukan lagi.

• Apakah Anda bersedia menghormati Dia dengan menyerahkan ke-hidupan Anda sepenuh-penuhnya kepada Dia?

• Apakah Anda berani menolak panggilan tersebut berdasarkan alasan apa pun? Dia tidak memerlukan Anda. Namun, Anda memberontak

(36)

kepada Sang Pencipta dan Pemilik dunia, Sang Juruselamat Sang Hakim yang Terakhir, dan Sang Penguasa yang Kekal. Renungkanlah itu!

“Ujilah dirimu sendiri apakah kamu tetap berada di dalam iman. Selidikilah dirimu sendiri! Apakah kamu tidak mengenali dirimu sendiri, bahwa Yesus Kristus ada di dalam kamu? Kecuali kamu adalah orang yang tidak tahan uji.” (2Kor. 13:5).

(37)

4. Waktu Pribadi Bersama Tuan

Yesus dan Firman-Nya

Salah satu ciri khas setiap orang Kristen yang sejati, yang benar-benar ingin menjadi serupa dengan Putra Tuhan dan hidup sesuai dengan kehendak-Nya, adalah bahwa dia setiap hari memiliki waktu pribadi bersama dengan Tuan Yesus.31

Waktu tetap itu adalah suatu periode harian untuk berhubungan dengan Tuhan melalui pembacaan Firman Tuhan dan berdoa. Selama waktu itu, kita “memakan” ayat-ayat Firman Tuhan sebagai “roti Tuhan” yang kita perlukan. Waktu itu sama dengan waktu berbicara dengan Tuhan yang Mahakuasa “seperti seorang berbicara dengan temannya.” 32

Saat Teduh atau Waktu Teduh biasanya paling baik dijadwalkan sebagai hal yang pertama-tama setiap pagi hari. Waktu pagi-pagi dianggap sebagai waktu yang terbaik, dan Tuhan layak menerima hal-hal yang ter-baik dari kita. Namun, tidak ada hukum yang melarang pelaksanaan Saat Teduh diadakan pada saat yang lain. Yang paling penting adalah bahwa Saat Teduh diadakan!

Setiap kali melakukannya, Anda sedang memperkuat kebiasaan tersebut. Setiap kali melupakannya, Anda memperlemah kebiasaan yang berharga tersebut.

Lebih baik Anda menetapkan suatu waktu dan tempat yang tertentu dan tepat. Tempat itu seharusnya bebas dari bermacam-macam gangguan dan selingan. Seandainya hubungan erat atau persekutuan Anda dengan Tuhan terganggu oleh ingatan terhadap sesuatu yang harus Anda lakukan pada hari itu, catatlah hal itu pada secarik kertas supaya tidak diganggu olehnya lagi.

1. Mulailah Saat Teduh dengan berdoa kepada Tuhan agar melalui Firman-Nya Anda diajari, diperintahkan, dihiburkan, ditegur, dididik, diperbaiki, diperlengkapi, dibimbing, dsb.

2. Bacalah dan renungkanlah sebuah nas yang singkat dalam Firman Tuhan. Lebih baik untuk membaca lima ayat dengan menghasilkan

31 Juga dikenal sebagai Saat Teduh atau Waktu Teduh.

32 (Kel. 33:11)

(38)

sesuatu yang berarti dari nas tersebut daripada membaca satu pasal kemudian tidak mengingat sesuatu pun. Sering terjadi bahwa orang percaya membaca terlalu banyak, lalu berkecil hati, dan akhirnya mereka berhenti sama sekali mengadakan Waktu Teduh.

3. Sesudah nas tersebut dibaca dengan tempo lambat, tanyakanlah ke-pada diri Anda sendiri pertanyaan-pertanyaan yang berikut ini: • Adakah suatu kebenaran mengenai Tuan Yesus atau Bapa-Nya

dalam nas tersebut?

• Adakah perintah-perintah yang harus saya taati? • Adakah dosa-dosa yang harus saya akui dan hindari? • Adakah sebuah janji yang dapat saya tuntut?

• Adakah sesuatu yang belum saya pahami? Adakah suatu masalah yang harus saya cari jawabannya?

• Adakah sesuatu yang dapat saya pakai dalam puji-pujian dan pen-yembahan?

• Adakah sesuatu yang dapat saya doakan?

• Adakah suatu ayat yang seharusnya saya hafalkan? • Adakah suatu berkat rohani yang harus saya syukuri?

Pasti Anda terbantu kalau Anda mencatat pikiran, pertanyaan dan hasil-hasil dari pertanyaan di atas itu ke dalam sebuah buku catatan. 4. Akhirilah setiap waktu teduh Anda dengan berdoa, yaitu bersyukur

kepada Tuhan atas apa yang sudah Anda pelajari dan yang diberikan oleh Tuhan. Dan, mintalah kekuatan dan perlengkapan untuk menaati-Nya.

Usahakanlah untuk membagikan perenungan Anda kepada orang lain selama hari tersebut. Hal ini dapat menancapkan pelajaran-pelajaran ter-sebut lebih mendalam di dalam pikiran Anda serta mengizinkan orang lain untuk membagikan berkat kepada Anda (Mal. 3:16).

Waktu pribadi bersama Tuhan sungguh-sungguh diperlukan setiap orang yang diselamatkan untuk menggapai kehidupan rohani yang teguh, berhasil, dan penuh kasih. Pikirkanlah hal ini!

(39)

5. Belajar agar Diakui

Setiap orang percaya harus menjadi seorang pelajar Firman Tuhan.33 Ada terlalu banyak orang Kristen yang berpikir bahwa mereka hanyalah orang awam, dan tugas mempelajari Alkitab hanyalah tugas para pendeta dan rohaniwan. Mereka sangat salah! Setiap anak Tuhan harus berusaha dengan yakin, tekun, dan rajin untuk mempelajari Firman Tuhan sebaik mungkin – karena Buku Firman Tuhan adalah buku tentang kehendak Tuhan!

Kesalahan yang kedua adalah anggapan bahwa seorang Kristen yang mau mempelajari Alkitab harus lulus STT dan menerima gelar teologis. Mereka pun sangat salah! Pengkhotbah yang terkenal Charles Haddon Spurgeon, bukan seorang yang berpendidikan teologi secara formal. Dia hanyalah seorang pelajar Firman Tuhan yang setia yang mempelajari kebenaran-ke-benaran secara mendalam, merenungkannya, dan mendoakannya.

Oleh sebab itu, tentukanlah waktu dan tempat yang tetap agar bisa belajar dengan tenang. Biasanya, pagi-pagi hari sangat berguna untuk hal itu. Setiap kali Anda menaati janji ini, hal itu dapat memperkuat kebiasaan tersebut. Jika tidak, janji dan kebiasaan Anda justru akan diperlemah.

Dorongan, alasan, dan motivasi sangat penting. Dorongan dan perang-sang yang terbesar untuk mempelajari Firman Tuhan adalah keyakinan bahwa Alkitab itu benar-benar adalah Buku Firman Tuhan yang Maha-kuasa. Melalui Alkitab, Tuhan mau berbicara kepada Anda! Kesadaran dan keyakinan ini akan membuat pelajaran Anda menjadi suatu kegembiraan, dan bukan suatu tugas.

Dorongan dan motivasi yang lain ada kalau Anda mau menyiapkan diri Anda sendiri untuk berkhotbah, mengajar pada satu kelompok PA, atau hanya menolong orang percaya yang lain. Atau kalau Anda mau mem-perlengkapi diri Anda sendiri untuk bersaksi kepada orang lain yang belum diselamatkan, baik “orang Kristen KTP”, anggota gereja-gereja “Kristen” yang tersesat, atau pengikut agama lain. Sering mereka mengucapkan

alasan-33 Dapatkan secara gratis dan bacalah buku yang berisi pedoman-pedoman dan penjelasan yang lebih lengkap tentang pokok ini, yaitu, “Pelajarilah Firman Tuhan dengan Berhasil!”

(www.sastra-hidup.net)!

Referensi

Dokumen terkait

Bila yang masuk adalah kuman yang cukup berbahaya, maka tubuhnya tidak akan mampu melawan kuman tersebut sehingga bisa menyebabkan sakit berat, cacat, atau

mg atau lebih untuk setiap percobaan diambil setengah masing-masing untuk aerob dan anaerob. 3) Semua peralatan yang digunakan haruslah steril, ini berguna untuk

d) Pada Prodi yang menyediakan mata kuliah pengganti skripsi (6 sks), mahasiswa yang tidak mampu menyelesaikan skripsinya dalam kurun waktu yang ditetapkan dapat

Gambar 5.11 Lokasi Terjadinya Sendi Plastis dari Hasil Analisis Time History untuk Bangunan 4-lantai pada Portal Interior 500 Tahun ……… 24.. Gambar 5.12 Lokasi Terjadinya

Dengan perluasan pengertian perkosaan demikian, maka hukuman kebiri menjadi tidak relevan. Bahwa Hukuman Kebiri justru berpotensi menghambat pengungkapan kasus perkosaan

Penyelenggaraan kekuasaan kehakiman sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 tersebut dilakukan oleh sebuah Mahkamah Agung dan badan peradilan yang ada di bawahnya dalam

Kendari, 31 Desember 2014 Gubernur Sulawesi Tenggara.

Tujuan dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui bahwa jam belajar berpengaruh terhadap prestasi belajar matematika siswa di SMA Negeri 1 Batauga. Penelitian