• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHUAN A. Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHUAN A. Latar Belakang"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHUAN A. Latar Belakang

Pada era globalisasi sekarang ini, peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan kebutuhan mutlak, terutama dalam menghadapi perubahan dan perkembangan yang sudah demikian pesat. Oleh karena itu, pendidikan memegang peranan kunci dalam pengembangan sumber daya manusia dan insan yang berkualitas. Memang secara kuantitas, kemajuan pendidikan di Kota Kupang cukup menggembirakan, namun secara kualitas perkembangannya masih belum merata (Sukmadinata dkk, 2006). Hal ini menjadikan bangsa Indonesia jauh tertinggal dibanding negara-negara tetangga seperti Malaysia, Filipina dan Singapura. Salah satu upaya untuk mengantisipasi permasalahan tersebut adalah dengan melaksanakan pembangunan di bidang pendidikan. Karena dengan meningkatkan kualitas pendidikan, pada gilirannya akan meningkatkan kualitas sumber daya manusia (S, Sudjana 2000).

Upaya memperbaiki kondisi pendidikan di Kota Kupang sebenarnya juga telah ditempuh dengan lahirnya UU No. 22 tahun 1999 tentang Otonomi Daerah, yang menyatakan bahwa wewenang terbesar bidang pendidikan ada di tangan pemerintah daerah, baik yang menyangkut pendanaan maupun kebijakan yang bersifat strategis di bidang kurikulum. Namun dalam pelaksanaannya,ternyata di beberapa daerah mendapat kendala, karena kurangnya ketersediaan anggaran pendidikan, padahal berdasarkan pasal 31 ayat 4 UUD 1945 dan pasal 49 UU Sisdiknas, anggaran pendidikan minimal 20% dari APBD.

Upaya peningkatan kualitas pendidikan telah dan terus dilakukan oleh Pemerintah Indonesia. Berbagai program dan kebijakan digulirkan baik oleh pemerintah pusat, daerah maupun sekolah. Begitu pula dalam pemenuhan sarana dan prasarana pendukung pembelajaran. Selain pemenuhan tersebut juga harus dibarengi dengan pengelolaan yang baik dan sesuai dengan standar nasional dan landasan pembelajaran yang berlaku, agar dapat sepenuhnya mendukung pembelajaran. Kualitas sekolah yang rendah, sebenarnya merupakan area strategis

(2)

untuk dikembangkan, terutama dalam penguatan kebijakannya. Yaitu berkaitan dengan faktor-faktor penyebabnya, seperti minimnya kualitas sarana/prasarana sekolah, manajemen sekolah, kualitas tenaga pendidik, dan lainnya,(Dalyono, M 2005). Sarana Prasarana pendidikan sebagai salah satu penunjang keberhasilan pendidikan, yang mengacu pada Standar sarana dan prasarana yang dikembangkan oleh BSNP dan ditetapkan dengan Peraturan Menteri, seringkali menjadi kendala dalam proses penyelenggaraan pendidikan di Sekolah,( Djamarah, dkk 2000). Kendala-kendala yang dihadapi antara lain adalah adanya penyediaan sarana yang belum memadai atau lengkap. Permasalahan sarana dan prasarana sangat penting untuk ditangani lebih serius, karena sangat berpengaruh dalam kelancaran proses belajar mengajar, karena disamping menjadi lebih nyaman, juga sekaligus menjadi media pembelajaran dengan peralatan yang harus disesuaikan termasuk penyediaan fasilitas yang mutlak harus dipenuhi, yang tentunya kesemuanya itu harus sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan ilmu dan pengetahuan.. Seringkali dalam pemenuhan sarana dan prasana ditentukan oleh pihak sekolah bersama komite sekolah berdasar pada keinginan dan kebutuhan sekolah masing-masing semata (Margono, S 2005).

Bagi beberapa sekolah yang telah memenuhi sarana dan prasarananya akan meningkatkannya agar lebih baik lagi, hal ini adalah wajar sebagai upaya untuk meningkatkan kwalitas proses belajar mengajar yang pada tujuannnya untuk meningkatkan kwalitas pendidikan itu sendiri. Adapun permasalahan yang sering timbul adalah tidak terkendalinya rencara yang diprogramkan oleh pihak sekolah dengan harapan untuk memenuhi keinginan secara maksimal yang seringkali kurang effektif karena tidak langsung dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan siswa di sekolah yang bersangkutan, hal ini bisa terjadi karena tidak adanya standarisasi yang diharuskan untuk dipenuhinya (Azhari, Akyas 2004),Bagaimanapun juga peningkatan kualitas sekolah memang bukan hal yang mudah, terutama jika alokasi anggaran pendidikan di suatu daerah belum memungkinkan untuk mencapai angka ideal.Oleh karena itulah, berbagai alternatif kebijakan yang bersifat efektif efisien namun mengena seperti peningkatan sarana/prasarana secara partisipatif yang juga mengikut sertakan kearifan lokal daerah (contoh. Program Bedah Sekolah); peningkatan pengawasan

(3)

terpadu stake holder pendidikan dan pemerintahan daerah berkaitan dengan kebijakan-kebijakan pendidikan. Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Sadiman, Arief S., dkk (2007) menunjukkkan bahwa ada pengaruh positif yang signifikan antara kelengkapan sarana prasarana terhadap kinerja guru dan kepuasan siswa, sedangkan besarnya kontribusi kelengkapan sarana prasarana sebesar 6,76%, sehingga terdapat pengaruh positif yang signifikan secara simultan antara kelengkapan sarana prasarana, kinerja guru, dan metode pembelajaran terhadap kepuasan siswa. Mengacu pada permasalahan diatas, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang prosedur, pemerataan,penyediaan, ketercukupan sarana dan prasarana di SMA se Kota kupang.

Sebagaimana diamanahkan dalam Undang-Undang No.25 Thn 2000 (selanjutnya disingkat UU No.25/2000) tentang program pembangunan nasional (PROPENAS) tahun 2000 sampai 2004 khususnya dalam bidang olahraga adalah : Program pengembangan dan keserasian kebijakan olahraga1.Program pengembangan dan keserasian kebijakan olahraga 2. Program pemasyarakatan olahraga 3. Program pemanduan bakat dan bibit olahraga 4.  Program peningkatan prestasi olahraga.

    Ditambah Undang-Undang Republik Indonesia nomor 3 tahun 2005 tentang system keolahragaan nasional. Kemudian berjalannya otonomi daerah yang memberikan motivasi kepada kita semua dalam rangka pengembangan suatu wilayah dalam sauna yang kondusif dan dalam wawasan yang demokratis dilanjutkan lagi dengan adanya kebijakan Pemerintah Kota kupang yang berfokus pada peningkatan sumber daya manusia masyarakat Kabupaten kupang khususnya pada bidang pendidikan jasmani dan olahraga di sekolah-sekolah dan masyarakat sebagai subsistim pendidikan secara menyeluruh yang nantinya dapat meningkatkan kualitas fisik, karakter, etika, disiplin, dan kepribadian masyarakat di Kota Kupang.

Dalam pelaksanaan pembelajaran banyak hal yang membantu tercapainya tujuan pembelajaran salah satunya adalah sarana dan prasarana. Sarana dan prasarana mencakup alat dan fasilitas serta lingkungan sebagai pendukung proses pembelajaran dalam hal ini adalah pembelajaran pendidikan jasmani. Sarana atau alat adalah segala sesuatu yang diperlukan dalam aktivitas jasmani, serta mudah

(4)

dipindahkan atau dibawa. Sarana sangat penting dalam memberikan motivasi bagi siswa untuk bergerak aktif, sehingga siswa sanggup melakukan aktivitas dengan sungguh-sungguh dan tujuan pembelajaran dapat tercapai.

Sarana dan prasarana adalah segala sesuatu yang diperlukan dalam aktivitas jasmani, bersifat permanent atau tidak dapat dipindah (Agus S Suryobroto, 2004:4). Kebutuhan sarana dan prasarana olahraga dalam pembelajaran sangat penting, karena dalam pembelajaran harus menggunakan sarana dan prasarana yang sesuai dengan kebutuhan.

Ditambah lagi dengan adanya kebijakan pemerintah Kota Kupang yang berfokus pada peningkatan sumberdaya manusia masyarakat Kota Kupang khususnya pada bidang pendidikan jasmani dan olahraga di sekolah-sekolah dan masyarakat sebagai subsistim pendidikan secara menyeluruh yang nantinya dapat meningkatkan kualitas fisik, karakter, etika, disiplin, dan kepribadian masyarakat Kota Kupang.

Menurut litbang KONI Pusat (2004) bahwa ada beberapa komponen yang menentukan tercapainya prestasi tinggi dalam olahraga prestasi yaitu ; keadaan teknik peralatan/sarana - prasarana olahraga, keadaan pertandingan, keadaan psikologi atlet, keadaan kemampuan keterampilan atlet, keadaan kemampuan fisik atlet, keadaan konstitusi tubuh dan keadaan kemampuan taktik/strategi.

Jika disimak pendapat tersebut, maka dapat dijelaskan bahwa komponen teknis peralatan/sarana-prasarana olahraga yang dimaksudkan adalah suatu peralatan/sarana-prasarana olahraga yang memenuhi syarat untuk digunakan dalam latihan dan pertandingan. Hal ini dimaksudkan bahwa jika seorang atlet yang tidak menggunakan peralatan/sarana-prasarana olahraga yang representatif atau up todate (sesuai perkembangan IPTEK olahraga yang mutakhir), maka sulit seorang atlet dapat berkompetisi dengan atlet lainnya yang telah lama menggunakan peralatan/sarana-prasarana olahraga yang up to date.

Untuk mewujudkan dan mengatur hal tersebut pemerintah melalui PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar nasional Pendidikan, pasal 1 ayat (8) mengemukakan standar sarana dan prasarana adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan kriteria minimal tentang ruang belajar, tempat olah raga, tempat beribadah, perpustakaan, laboratorium, bengkel kerja, tempat bermain, tempat berekreasi dan

(5)

berkreasi, serta sumber belajar lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran termasuk penggunaan teknologi informasi dan komunikasi.

Beberapa faktor yang sangat berpengaruh dalam pengembangan olahraga prestasi di Kota Kupang: (1) Sumberdaya manusia olahraga (pelatih, atlit, wasit dan pengurus olahraga); (2) Sarana dan prasarana; (3) Kebijakan pemerintah daerah Kota Kupang; (4) Kinerja organisasi.

Tugas pokok dari Pemerintah adalah (1) Menyelenggarakan kegiatan yang berhubungan dengan penyiapan bahan dan perumusan kebijakan teknis dibidang sarana dan prasarana dalam bidang olahraga; (2) menyusun program kerja bidang sarana, prasarana dan kemitraan; (3) Menyiapkan bahan dan merumuskan kebijakan teknis dibidang sarana, prasarana dan kemitraan (4) Monitoring dan pengendalian penggunaan sarana dan prasarana olahraga; (5) Memfasilitasi pemanfaatan sarana dan prasarana olahraga bagi lembaga pemuda dan masyarakat; (6) Mengkoordinasikan dan memfasilitasi tugas pokok dan fungsi dibidang sarana dan prasarana; (7) Menyelenggarakan urusan pemerintahan dan pelayanan umum dibidang sarana dan prasarana sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku; (8) Membina dan mengawasi bidang sarana prasarana sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku; (9) Melaksanakan monitoring, evaluasi dan pelaporan terhadap pelaksanaan tugas dan fungsi; (10) Menyiapkan sarana dan prasarana olahraga (11) Melaksanakan tugas lain yang diberikan Kepala Bidang.

  Keberadaan sarana dan prasarana tersebut dapat mempermudah guru dalam proses belajar mengajar Pendidikan Jasmani, sehingga dapat dengan mudah mengembangkan pengetahuan, daya cipta, jasmani dan rohani, dan juga disiplin siswanya. Keberadaan sarana dan prasarana disekolah harus dirawat dengan baik dan disimpan ditempat yang baik pula, agar kualitas dari sarana dan prasarana tersebut tetap terjaga.

   Dari berbagai program pembinaan olahraga prestasi 10 tahun terakhir belum memperlihatkan hasil yang maksiamal. Penetapan  cabang olahraga perioritas atau unggulan seharusnya ditetapkan berdasarkan sumber daya manusia olahraga (pengurus, pelatih, wasit dan atlet), sarana dan prasarana olahraga yang dimiliki

(6)

dan kebijakan pemerintah dalam penyediaan dana pembinaan olahraga prestasi dalam pendidikan.

Di kabupaten Kupang di perlukan suatu komitmen yang tinggi dan di tindak lanjuti oleh peranan pemerintah dalam menyediakan sarana prasarana yanga memadai yang lebih spesifiknya di sini pada tingkat Sekolah Menenga Atas (SMA) di Kota Kupang.

   Sehubungan dengan itu, Pemerintah Daerah dan Komite Olahraga Nasional Indonesia kota Kupang sebagai badan pengelolah tertinggi dalam pengembangan olahraga prestasi di daerah perluh menyikapi fenomena ini dan membuat langkah-langkah strategis untuk pengembangan olahraga prestasi di kota Kupang. Salah satu langkah yang mendasar perluh dilakukan adalah perlunya data empirik tentang sumber daya manusia  (atlet, pelatih, dan pengurus cabang olahraga). 

Dari penjelasan di atas hal ini peneliti merasa tertarik dan ingin mengetahui yang sebenarnya seberapa besar peran pemerintah dalam mengurusi dan memfasilitasi tentang sarana dan prasarana dalam sebuah data, informasi, serta hal-hal konkret sesuai yang sudah diterapkan dalam standar keolahragaan khususnya pada sarana prasarana pada dunia pendidikan.

Sebenarnya masih banyak tempat luas dan bisa digunakan untuk sebagi ruang terbuka dalam melaksanakan pembangunan sarana dan prasarana di Kota Kupang. Seandainya Pemda kota pemerintah Kota Kupang bisa mengelolah dan mengembangkan potensi-potensi dengan penduduknya yang cukup banyak dan lokasi begitu luas dan bertujuan untuk menjamin mutu keolahragaan maka peneliti percaya dalam faktor keolahragaan Kota Kupang akan bersaing dengan kabupaten-kabupaten lain ataupun juga bisa bersaing dengan atlet-atlet lain.

Sesuai dengan hasil yang diliat dari peneliti maka bisa melihat langsung kondisi sarana dan prasarana yang sebenarnya terdapat pada dunia pendidikan,yang lebih khusus lagi di Sekolah Menengah Atas (SMA) di Kota Kupang masih tertinggal jauh dengan daerah lain. Sampai saat ini prestasi olahraga di Kota Kupang sangat renda sekali di tingkat Sekolah Menengah Atas di Propinsi Nusa Tenggara Timur.

Sesuai dengan latar belakang yang sudah di uraikan di atas maka ditemukan beberapa masalah dan perlu ada dan harus mendalami dalam bentuk sebuah kajian

(7)

yang akurat. Makanya timbul pertanyaan yang mendasar apakah pemerintah berperan dan bertanggung jawab dalam mengelolah sarana dan prasarana dalam olahraga, karena disini pemerintah berperan besar kususnya Dinas Pendidikan dan Olahraga dalam menentukan kebijakan. Peneliti juga akan berusaha untuk menganalisis bentuk kebijakan dan melihat sejauh mana peran pemerinta tersebut sudah tepat dan terlaksana dengan baik atau tidak terlaksana dengan baik di lapangan dalam proses penyediaan sarana dan prasarana olahraga di dunia pendidikan.

Misalnya dalam hal prosedur, pemerataan, ketersediaan, dan ketercukupan, sarana dan prasarana olahraga pendidikan di tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA). Berdasarkan berbagai masalah dan beberapa alasan yang telah penulis sampaikan maka penulis akan meneliti tentang ”Kebijakan Pemerintah Tentang Penyediaan Prosedur, Pemerataan, Ketersediaan, dan Ketercukupan Olahraga Pendidikan Di SMA Se-Kota Kupang”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimanakah prosedur penyediaan sarana dan prasarana olahraga pendidikan di Kota Kupang?

2. Bagaimanakah ketersediaan penyediaan sarana dan prasarana olahraga pendidikan di Kota Kupang?

3. Bagaimanakah pemerataan sarana dan prasarana olahraga pendidikan di Kota Kupang?

4. Bagaimanakah ketercukupan sarana dan prasarana olahraga pendidikan di Kota Kupang?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan diatas maka dapat ditentukan tujuan penelitian sebagai berikut:

1. Mendeskrisikan tentang prosedur dalam penyediaan sarana dan prasarana Olahraga Pendidikan di Kota Kupang.

(8)

2. Mendeskripsikan tentang pemerataan dan penyediaan sarana dan prasarana Olahraga pendidikan di Kota Kupang.

3. Mendeskripsikan tentang ketersediaan sarana dan prasarana Olahraga Pendidikan di Kota Kupang.

4. Mendeskripsikan dan tentang ketercukupan sarana dan prasarana olahraga pendidikan di Kota Kupang.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat dari penelitian ini secara teorotis bisa menambah wawasan kepada Manfaat secara praktis:

a. Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai petunjuk dan bahan masukan di lembaga-lembaga Pemerintah khususnya pemerinta di Kota Kupang dalam membangun sarana dan prasarana olahraga.

b. Dapat memberikan informasi yang berguna untuk pemerintah setempat alam mengelolah sarana dan prasarana di Kota Kupang.

c. Dapat sebagai bahan koreksi untuk pemerintah-pemerintah sarana dan prasarana dalam pengelolahan menjadi yang lebih baik lagi.

2. Bagi Peneliti

Dapat mengetahui secara jelas mengenai kebijakan pemerintah dalam mengelola sarana dan prasarana dalam Olahraga Pendidkan.

3. Bagi pembaca

Dapat dijadikan sebagai bahan referensi yang dapat menambah pemahaman tentang bagaimana pemerintah mengelolah sarana dan prasarana olahraga pendidikan di Kota Kupang Nusa Tenggara Timur.

4. Bagi Institusi Pendidikan,

Institusi pendidikan khususnya Program Pascasarjana Ilmu Keolahragaan UNS, penelitian ini dapat dijadikan sebagai kajian dalam rangka penelitian-penelitian berikutnya

Referensi

Dokumen terkait

Dalam Pasal 1 angka 7 Peraturan Bank Indonesia Nomor 7/46/PBI/2005 tentang Akad Penghimpunan dan Penyaluran Dana Bagi Bank yang Melaksanakan Kegiatan Usaha 7 Berdasarkan Prinsip

21 Tahun 2008 tentang perbankan syariah dan penjelasannya, penyelesaian sengketa bank syariah selain dilakukan oleh pengadilan agama, juga diberikan pilhan lain

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa, hubungan antara keempat variabel independen yaitu manajemen program studi (X1), sarana prasarana (X2), pelayanan

Secara global dapat dikemukakan bahwa Muhammad Abduh (guru Sayyid Muhammad Rasyid Ridha) hidup dalam suatu masyarakat yang tengah disentuh oleh berbagai perkembangan

Guna mencapai hasil yang maksimal, maka tim konsultan menyusun jadwal pelaksanaan pekerjaan berdasarkan rencana kerja yang telah disusun oleh tim konsultan, sehingga

Setelah penentuan hari pelaksanaan Ngusaba Dodol, diutuslah saye (petugas yang ditunjuk pada saat sangkep), yang bertujuan untuk menginformasikan kepada masyarakat

Praktik yang sehat pada PT.Kusumahadi Santosa ditunjukkan dengan adanya penggunaan dokumen – dokumen bernomor urut tercetak. 4) Karyawan yang mutunya sesuai dengan

Dalam penelitian ini menitikberatkan pada penelitian kepustakaan yakni akan membahas mengenai sejarah pemerintahan Presiden Soekarno di Indonesia, di era globalisasi