• Tidak ada hasil yang ditemukan

O4-97 '()*+,-. :(,-6+3+) Z(4+H:+,L4()9+=+0 '(=+,-4 <6(4L) 9+)?(4+)L=6(,4+ _+);+ '(=+,-49+=+0 Y9+,+ _(,1-3+

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "O4-97 '()*+,-. :(,-6+3+) Z(4+H:+,L4()9+=+0 '(=+,-4 <6(4L) 9+)?(4+)L=6(,4+ _+);+ '(=+,-49+=+0 Y9+,+ _(,1-3+"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

0

12345

6

737589843

1

3872894

0

48

728

483

83

30 !"# !$%&$8" '()*+,-./'()+01+.+)/2+34-/5(,0()4+67/8(9+3/'+97/9()*+)/:+;+)* <6;(,*7=-6/>7*(,/4(,.+9+;/:+)9-)*+)/?7)(,+=/:+=67-0@/5(,,-0/9+) ?+*)(67-0

A$BCD91E&D$E4B$D3$"&E FG H FI '()*+,-./;J/9+)/K+0+/5(,0()4+67/L=(./M)N70/O(=-=L6(/9+=+0/',L6(6 J79,L=7676/-)4-3/?()7)*3+43+)/>7=+7/P7N7/MQ()*/PL)9L3 B$E FR HGS '()*+,-./'(0+3+7+)/?7)T+3/U+*-)* 4(,.+9+;/'L=+/K(0+3/8+,+. :(=7)Q7 VE GW H GX '()*+,-./'(01(,7+)/Y,7)/O+;7;+9+/Z(,1+*+7/:L)6()4,+679+)/K+0+ '(,()9+0+)/Z()7./O()4,L/[\()4,L6(0+/'-1(6Q()6]4(,.+9+;/8+T+ :(Q+01+.@/^7*L,74+69+)/Z(,+4/:(,7)*/_+)+0+) `$a$D Gb H SI O4-97/'()*+,-./:(,-6+3+)/Z(4+H:+,L4()9+=+0/'(=+,-4/J(36+)+@/<6(4L) 9+)/?(4+)L=6(,4+/_+);+/'(=+,-49+=+0/Y9+,+/_(,1-3+ !$B2"cd"& SR H SX e9()47f73+67/5-)*7/?73L,7N+/<,1-63-=+,/[5?<]97/J-4+)/K7)9-)* ?+)*,Lg(/'+)*3+=/Z+1-/:+1-;+4()/_+)h-)*/U+1-)*/Z+,+4/U+017

3"$E&2c6"i&$"$9$ED$EV$a$B Sb H WI ^L=-0(/<017)*/9+)/ZL1L4/Z+9+)/<)+3/:+017)*/'(,+)+3+)/M4+j+.

6(1+*+7/k(6;L)/'(01(,7+)/5OJ/9+)/'?OP

4D$ED$Ei$l WR H IS

e9()47f73+67/U()769+)/'(,1+)T+3+)/M)9L073L,7N+/KL3+=97/J-4+) :+0;-6/Y)7g(,674+6/U+017

2c6"i&$"$9$E3"$E&D$E4#$CD IW H Im Mg+=-+67/?-4-/P+1+./'+97/KL3+=/'+6+)*/O-,-4/<6+=/:(Q+0+4+)/_-)*3+= e=7,/:+1-;+4()/_+)h-)*/U+1-)*/Z+,+4 4CE" In H RF e9()47f73+67/?-4-/Z(,+69+,7/'+97/KL3+=/'+6+)*/O-,-4/<6+=/:(Q+0+4+) '()*+1-+)/:+1-;+4()/_+)h-)*/U+1-)*/Z+,+4 `&C9$%a RG H RX <)+=7676/8+)/:+,+34(,76+67/O()T+j+/<=3+=L79/8+,7/_+)+0+)/:7)+ [\.7)Q.L)+/=(9*(,7+)+] 3%a$0BE Ib H mI 6D$E6E"$E

(2)

EVALUASI MUTU GABAH PADI LOKAL PASANG SURUT ASAL KECAMATAN TUNGKAL ILIR KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT

(EVALUATION QUALITY OF TIDAL PADDY LOCAL FROM SUB TUNGKAL ILIR DISTRICT WEST TANJUNG JABUNG)

Aryunis

Program Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Jambi Kampus Pinang Masak, Mendalo Darat, Jambi 36361

Abstract

The purpose of this study was to identify and characterize the quality of the tidal paddy local from Sub Tungkal Ilir District West Tanjung Jabung. Exploration was done to get paddy local using a survey method. Sampling was done intentionally (purposive sampling). Exploration results was obtained seven varities of tidal swamp paddy local. The dimension of local paddy from Tungkal Ilir district are very long and slender shape. Their grain density are between 564 - 610 g/l and the 1000 kernel weight of paddy are between 17.58 - 27.04 g. Grain quality are group I and II according to SNI.

Keywords : exploration, paddy, tidal swamp, quality

PENDAHULUAN

Propinsi Jambi memiliki luas tanam padi sebesar 166.645 Ha, sebanyak 18,8% dari luas tersebut adalah merupakan lahan pasang surut. Kabupaten yang paling banyak memiliki lahan pasang surut adalah Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Luas lahan tanam padi pasang surut pada tahun 2010 di Kabupaten Tanjung Jabung Barat adalah 20.084 Ha dari 21.920 lahan tanaman padi. Pada lahan pasang surut banyak ditanaman varietas padi lokal. Padi tersebut telah ditanam secara turun temurun serta telah beradaptasi dengan baik dengan lingkungannya. Kultivar padi lokal ini merupakan aset yang sangat berharga apabila dikelola dengan baik. Dapat digunakan sebagai sumber genetik dalam program pemuliaan tanaman padi untuk memperbaiki genetik dan atau menciptakan varietas unggul baru yang berdaya saing tinggi dan spesifik lokasi, khususnya untuk lahan-lahan marginal. Untuk merakit varietas unggul tersebut diperlukan keanekaragaman plasma nutfah,

Kegiatan identifikasi dan seleksi adalah kegiatan paling hulu dalam budidaya tanaman padi dan berperan dalam membantu memecahkan masalah yang berkaitan dengan kegiatan budidaya pada tahap selanjutnya. Identifikasi dan seleksi pada tanaman padi terutama diarahkan untuk mendapatkan sifat-sifat yang diinginkan (Rusdiansyah, 2006). Varietas padi yang diinginkan umumnya adalah memiliki umur pendek, tahan kekeringan, tahan hama dan penyakit, produktivitas tinggi dan memiliki mutu gabah dan beras yang baik.

Keanekaragaman kultivar padi lokal di Jambi cukup tinggi, namun belum banyak diketahui karakteristiknya. Informasi tentang keragaman morfologi, genetik dan koleksi dari plasma nutfah padi lokal asal Jambi belum tersedia, maka perlu dilakukan identifikasi, karakterisasi dan perbanyakannya sebagai sumber plasma nutfah. Plasma nutfah merupakan sekumpulan genetik yang perlu dilestarikan. Salah satu karakteristik yang perlu diketahui adalah mutu gabah dari tanaman padi yandi dihasilkan. Mutu gabah

(3)

Jurnal Penelitian Universitas Jambi Seri Sains

gabah akan mempengaruhi mutu beras yang dihasilkan.

Salah satu jenis padi lokal yang banyak ditanam di Daerah Jambi adalah padi pasang surut. Padi lokal pasang surut di Daerah Jambi sangat beragam, sehingga sifat dan mutu gabah yang dihasilkan juga beragam. Sentra produksi padi pasang surut di Provinsi Jambi adalah Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Keanekaragaman kultivar padi lokal pasang surut ini belum banyak diketahui karakteristik gabahnya. Untuk itu perlu diidentifikasi karakteristik dan mutu gabah padi ladang lokal asal Jambi.

METODE PENELITIAN

Bahan yang digunakan adalah gabah hasil ekplorasi dari padi pasang surut varietas lokal asal Kecamatan Tungkal Ilir Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Penelitian dilakukan dengan cara eksplorasi padi lokal pasang surut di Kecamatan Tungkal Ilir. Penelitian menggunakan metode survey dengan pengambilan sampel secara sengaja (Purposive Stratified Sampling). Eksplorasi dilakukan dengan mengumpulkan gabah padi lokal pasang surut sebanyak 1 kg. Terhadap gabah hasil eksplorasi dilakukan identifikasi sifat fisik dan mutunya. Sifat fisik yang diamati adalah panjang, lebar, rasio panjang dan lebar, densitas dan bobot 1000 butir. Identifikasi mutu dilakukan berdasarkan standar mutu gabah menurut SNI 0224-1987-0/SPI-TAN/01/01/1993. Parameter mutu yang diamati adalah kadar air, jumlah gabah hampa, jumlah butir kuning dan rusak, dan jumlah butir mengapur dan hijau.

HASIL DAN PEMBAHASAN Sifat Fisik Gabah

Sifat fisik gabah yang sangat erat hubungannya dengan mutu gabah dan tingkat penerimaan konsumen adalah ukuran butir (panjang atau lebar), rasio panjang/lebar yang mencerminkan bentuk butiran gabah, densitas dan bobot 1000 butir gabah. Ukuran dan bentuk gabah dari varietas padi lokal pasang surut di Kecamatan Tungkal Ilir disajikan pada Tabel 1.

Dari hasil penelitian didapat panjang gabah padi lokal pasang surut asal Kecamatan Tungkal Ilir berkisar antara 8.65 – 9.63 mm. Padi dengan gabah terpanjang adalah padi Lantik ban-ban, sedangkan yang terpendek adalah padi Seraup. Semua padi yang didapat memiliki gabah dengan kategori sangat panjang. Lebar gabah yang didapat berkisar dari 2,44 – 2,99 mm dan perbandingan rasio panjang dengan lebar daripadi adalah 2,89 – 3,90. Semua gabah yang didapat berbentuk langsing. Jadi semua gabah yang didapat berukuran sangat panjang dan berbentuk langsing. Ukuran dan bentuk gabah ditentukan oleh sifat genetik dari varietas padi lokal. Ukuran gabah juga akan mempengaruhi mutu beras yang dihasilkan. Gabah yang berukuran panjang umumnya menghasilkan beras patah lebih banyak dibandingkan gabah yang berukuran pendek (Santosa et al., 2006). Ukuran butir gabah yang pendek dan sedang dengan bentuk bulat menghasilkan beras kepala yang lebih tinggi dibandingkan dengan padi yang berukuran panjang.

Densitas dan bobot 1000 butir gabah hasil eksplorasi padi lokal pasang surut asal

Tabel 1. Ukuran dan bentuk padi lokal pasang surut asal Kecamatan Tungkal Ilir

N o Varietas Panjang (mm) Kriteria Lebar (mm) Rasio P/L Bentuk Gabah

1 Kuda 8.97 Sangat panjang 2.79 3.12 Langsing 2 Banjar 8.71 Sangat panjang 2.56 3.40 Langsing 3 Ragu 9.38 Sangat panjang 2.99 3.14 Langsing 4 Serai 8.75 Sangat panjang 2.44 3.59 Langsing 5 Seraup 8.65 Sangat panjang 2.99 2.89 Langsing 6 Lantik Ban ban 9.63 Sangat panjang 2.47 3.90 Langsing 7 Rumbai 8.73 Sangat panjang 2.56 3.41 Langsing

(4)

Tabel 2. Densitas dan bobot 1000 butir varietas padi lokal pasang surut asal Kecamatan Tungkal Ilir

No Varietas Densitas Gabah (g/l) Bobot 1000 butir (g)

1 Kuda 581 25.54 2 Banjar 595 21.54 3 Ragu 586 23.07 4 Serai 589 17.58 5 Seraup 610 27.04 6 Lantik Ban ban 575 23.71 7 Rumbai 564 24.16

Kecamatan Tungkal Ilir sangat beragam. Densitas dan bobot 1000 butir varietas padi lokal pasang surut yang didapat disajikan pada Tabel 2.

Densitas gabah padi lokal pasang surut asal Kecamatan Tungkal Ilir berkisar antara 564 – 610 g/l. Densitas gabah yang paling besar didapat pada varietas Seraup, sedangkan yang terkecil pada varietas Rumbai. Bobot 1000 butir gabah berkisar antara 17.58 – 27,04 g. Gabah dengan Bobot 1000 butir terbesar adalah varietas Seraup, sedangkan yang terkecil adalah varietas Serai. Bobot 1000 butir merupakan parameter yang dapat digunakan untuk menduga hasil panen.

Densitas yang tinggi tidak selalu diikuti dengan bobot 1000 butir yang tinggi. Beragamnya densitas gabah dan bobot 1000 butir disebabkan oleh perbedaan bentuk gabah. Disamping itu densitas gabah dipengaruhi oleh kadar air gabah. Menurut Damardjati (1989), gabah dengan kadar air yang tinggi akan menghasilkan densitas yang tinggi juga.

Pengukuran densitas gabah bertujuan untuk mengetahui sejumlah kotoran, banyak butiran berkerut, butir hampa dan dapat digunakan untuk menduga kapasitas gudang penyimpanan. Disamping itu densitas juga salah satu parameter untuk menduga bernas gabah hasil panen. Densitas dan bobot 1000

butir yang semakin besar akan menghasilkan rendemen beras giling yang besar. Selain faktor genetik densitas gabah dipengaruhi oleh proses fisiologis selama pertumbuhan. Fase pengisian bulir padi yang serempak akan menghasilkan gabah dengan densitas tinggi. Mutu Gabah

Gabah yang berasal dari ekplorasi padi lokal pasang surut di Kecamatan Tungkal Ilir diidentifikasi komponen mutu gabah dan penggolongan kelas mutu menurut SNI 0224-1987-0/SPI-TAN/01/01/1993. Hasil identifikasi terhadap komponen mutu gabah disajikan pada Tabel 3.

Kadar air gabah padi lokal pasang surut asal Kecamatan Tungkal Ilir berkisar antara 10.70 – 13.60 %. Gabah dengan kadar air terendah adalah varietas Lantik Ban-ban, sedangkan gabah dengan kadar air tertinggi adalah varietas Banjar. Kadar air gabah yang bervariasi dipengaruhi oleh proses pengeringan saat pasca panen padi. Kadar air gabah akan mempengaruhi mutu dan daya simpan gabah. Kadar air yang tinggi memicu kerusakan gabah akibat proses kimia, biokimia maupun mikrobiologi selama penyimpanan. Kadar air gabah juga akan mempengaruhi mutu beras giling yang dihasilkan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar air gabah yang dihasilkan telah

Tabel 3. Komponen dan penggolongan mutu gabah padi lokal pasang surut asal Kecamatan Tungkal Ilir

No Varietas KA (%) Gabah Hampa (%) Butir kuning+rusak (%) Butir mengapur+hijau Mutu Gabah 1 Kuda 12.10 0.15 2.74 0.10 II 2 Banjar 13.60 0.14 1.24 0.62 I 3 Ragu 11.40 0.20 2.26 0.76 II 4 Serai 12.90 0.07 0.48 0.78 I 5 Seraup 12.50 0.06 1.56 0.10 I 6 Lantik Ban ban 10.70 0.13 1.42 0.94 I 7 Rumbai 12.70 0.24 3.44 0.60 II

(5)

Jurnal Penelitian Universitas Jambi Seri Sains

memenuhi standar mutu SNI yaitu maksimal 14 %. Kadar air gabah 14% adalah kadar air yang aman untuk disimpan.

Gabah hampa adalah gabah yang tidak berkembang sempurna, tetapi kedua tangkup sekamnya utuh dan tidak terisi butir beras. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah gabah hampa padi lokal pasang surut asal Kecamatan Tungkal Ilir berkisar antara 0,07 – 0,24 %. Gabah dengan jumlah gabah hampa terkecil adalah varietas Serai, sedangkan yang tertinggi adalah varietas Rumbai. Berdasarkan jumlah persentase gabah hampanya, semua varietas tersebut dapat dimasukkan ke kualitas I menurut SNI yaitu maksimal jumlah gabah hampa 1 %. Hal ini berarti padi-padi varietas lokal tersebut memiliki jumlah butir hampa yang sedikit.

Butir kuning adalah butir beras pecah kulit yang berwarna kuning akibat proses perubahan warna yang terjadi selama perawatan dan penimbunan. Sedangkan butir rusak adalah beras pecah kulit yang rusak karena faktor mekanis, fisiologis maupun biologis. Hasil penelitian menunjukkan jumlah butir kuning dan rusak varietas padi lokal pasang surut asal Kecamtan Tungkal Ilir berkisar antara 0,48 – 3,44 %. Varietas dengan jumlah butir kuning dan rusak terendah adalah varietas Serai, sedangkan yang tertinggi adalah varietas Rumbai. Berdasarkan persentase butir kuning dan rusaknya padi-padi varietas lokal tersebut golongan mutu gabahnya menurut SNI bervariasi. Gabah varietas Banjar, Serai, Seraup dan Lantik Ban-ban termasuk kedalam kualitas I dengan jumlah butir kuning rusak kecil dari 2 %. Gabah varietas Kuda, Ragu dan Rumbai termasuk golongan II dengan jumlah butir kuning dan rusak 2 - 5 %.

Butir mengapur yaitu beras pecah kulit yang berwarna putih seperti kapur dan bertekstur lunak yang disebabkan oleh faktor fisiologis. Butir hijau adalah beras pecah kulit yang berwarna kehijauan dan bertekstur lunak seperti kapur akibat dipanen terlalu muda. Hasil penelitian menunjukkan jumlah butir mengapur dan hijau varietas padi pasang surut asal Kecamatan Tungkal Ilir

berkisar antara 0,10 – 0,94 %. Varietas dengan jumlah butir mengapur dan hijau terendah adalah varietas Kuda dan Serap, sedangkan yang tertinggi adalah varietas lantik Ban-ban. Berdasarkan persentase butir mengapur dan hijaunya padi-padi varietas lokal tersebut golongan mutu gabahnya termasuk kualitas I karena jumlah butir mengapur dan hijau kecil dari 1 %. Hasil penelitian menunjukkan semua padi hasil eksplorasi memiliki butir mengapur dan hijau, hal ini diduga karena pengaruh fisiologisnya. Disamping itu persentase butir mengapur dan hijau dari suatu varietas dipengaruhi oleh jarak tanam, jumlah bibit per lubang dan dosis pupuk yang diberikan (Nugraha et al., 1982). Gabah padi lokal pasang surut yang didapat berdasarkan SNI termasuk ke dalam golongan mutu I dan II.

KESIMPULAN

Gabah padi lokal pasang surut di Kecamatan Tungkal Ilir berukuran sangat panjang dan berbentuk langsing. Densitas gabah berkisar antara 564– 610 g/l dan bobot 1000 butir gabah berkisar antara 17.58 – 27,04 g. Gabah yang didapat termasuk golongan mutu I dan II menurut SNI.

DAFTAR PUSTAKA

Damardjati, SD. 1989. Struktur Kandungan Gizi Beras. Padi Buku 1. Badan Penelitian dan Pengembangan Tanaman Padi. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan. Bogor.

Nugraha, H, Subardjo A.S., D.S Damardjati dan AM Fagi. Pengaruh bercocok tanam terhadap mutu gabah. Risalah lokakarya Pasca Panen Tanaman Pangan. Bogor 5– 6 April. 1982. Rusdiansyah. 2006. Identifikasi dan seleksi

kultivar padi gogo lokal Kalimantan Timur. Jurnal Budidaya Pertanian. 12 (1). Santosa, Chatib, C dan Halomoan, B. 2006.

Penilaian sifat fisik dan mutu gabah terhadap produksi beras di Kota Padang, Sumatera Barat.. Jurnal Teknologi Pertanian Andalas. Vol 10 No 2.

Gambar

Tabel 1. Ukuran dan bentuk padi lokal pasang surut asal Kecamatan Tungkal Ilir
Tabel 3. Komponen dan penggolongan mutu gabah padi lokal pasang surut asal Kecamatan Tungkal Ilir

Referensi

Dokumen terkait