• Tidak ada hasil yang ditemukan

STUDI KOMBINASI KISI KERNEL DAN KISI PEBBLE DALAM DESAIN RGTT200K

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "STUDI KOMBINASI KISI KERNEL DAN KISI PEBBLE DALAM DESAIN RGTT200K"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

STUDI KOMBINASI KISI KERNEL DAN KISI

PEBBLE

DALAM DESAIN

RGTT200K

Hery Adrial, Piping Supriatna, Zuhair

Pusat Teknologi Reaktor dan Keselamatan Nuklir - BATAN

ABSTRAK

STUDI KOMBINASI KISI KERNEL DAN KISI PEBBLE DALAM DESAIN RGTT200K. Dalam teras RGTT200K, model kisi dapat berubah dan bahkan bervariasi dengan berubahnya posisi pebble. Hal semacam ini dapat dijumpai terutama di daerah dekat dinding bejana. Model kisi yang diterapkan juga bergantung pada prosedur bagaimana bejana RGTT200K diisi. Beberapa model kisi seperti SC, BCC, FCC, SH dan HCP acapkali digunakan dalam RGTT200K untuk menangani keacakan kernel dalam matriks grafit dan bahan bakar pebble dalam teras reaktor. Dalam makalah ini serangkaian perhitungan faktor multiplikasi reaktor (keff) dilakukan dengan berbagai kombinasi kisi kernel dan kisi pebble. Efek kombinasi kisi yang berimplikasi pada performa neutronik desain RGTT200K dianalisis memanfaatkan program transport Monte Carlo MCNP5 dan pustaka data nuklir energi kontinu ENDF/B-VI. Hasil perhitungan memperlihatkan bahwa, kisi pebble FCC selalu memproduksi keff lebih besar daripada kisi pebble lainnya. Nilai keff lebih bergantung pada kisi pebble yang dipertimbangkan dan kisi kernel hanya memberikan efek yang tidak begitu signifikan. Hasil prediksi keff seluruh kombinasi kisi menyimpulkan bahwa apapun model kisi kernel yang dimanfaatkan, model kisi pebble BCC dan SH lebih bisa diadopsi dalam perhitungan desain RGTT200K dibandingkan model FCC.

Kata-kunci: kisi kernel lattice, kisi pebble, RGTT200K, MCNP5, ENDF/B-VI

ABSTRACT

STUDY ON COMBINATION OF KERNEL AND PEBBLE LATTICES IN RGTT200K DESIGN. In RGTT200K core, lattice models can be changed and even varies with the changing position of pebble. This sort of thing can be found mainly in the area near the vessel wall. Lattice model applied also depends on the procedure how the RGTT200K vessel filled. Some lattice models such as SC, BCC, FCC, SH and HCP often used in the RGTT200K to treat kernel randomness in the graphite matrix and pebble fuel in the reactor core. In this paper a series of calculations of the reactor multiplication factor (keff) conducted with various combinations of kernel and pebble lattices. The effect of lattice combination which implies on neutronics performance of RGTT200K design is analyzed utilizing the Monte Carlo transport code MCNP5 and continuous energy nuclear data library ENDF/B-VI. The results show that, the FCC pebble lattice always produces greater keff than any other pebble lattice. Keff value is more dependent on the pebble lattice considered and kernel lattice only provides a less significant effect. The results of keff prediction of all lattice combinations concludes that any lattice model of kernel utilized, the BCC and SH pebble lattice models can be more adopted in the calculation of RGTT200K design compared to the FCC model.

Keywords: kernel lattice, pebble lattice, RGTT200K, MCNP5, ENDF/B-VI

PENDAHULUAN

rogram riset dan pengembangan reaktor temperatur tinggi (high temperature reactor, HTR) secara ekstensif sedang dikerjakan di banyak negara melalui berbagai program seperti PUMA[1], RAPHAEL[2], AREVA[3] dan lain lain. Tujuan dari program ini adalah untuk mengembangkan HTR versi demonstrasi dan komersial. Sampai sejauh ini masih terdapat dua jenis HTR, yaitu HTR prismatik dengan geometri bahan bakar berbentuk blok heksagonal dan HTR pebble-bed dengan geometri bahan bakar berbentuk bola yang disebut pebble. Selain digunakan untuk produksi listrik, HTR

pebble-bed dapat pula dimanfaatkan untuk aplikasi

panas proses pada temperatur tinggi seperti

produksi hidrogen, desalinasi air laut, pengambilan minyak sisa (enhanced oil recovery) dan lain-lain[4]. Teras HTR pebble-bed berbentuk bejana silindris yang diisi oleh bahan bakar pebble dalam jumlah yang cukup besar (~ 500.000) dan dialiri oleh helium yang berfungsi sebagai pendingin dalam ruang-ruang kosong di antara pebble[5-7]. Dibandingkan ukuran teras, bahan bakar pebble

cukup kecil dan diperlakukan sebagai medium granular yang berisi butir-butir kernel dengan ukuran jauh lebih kecil. Fenomena tipikal material granular dapat diekspektasi melalui investigasi kisi kernel dan kisi pebble.

Model kisi dalam bejana silindris dapat berubah dan bahkan bervariasi dengan berubahnya posisi pebble. Hal semacam ini dapat dijumpai

(2)

terutama di daerah dekat dinding bejana[8]. Model kisi yang diterapkan juga bergantung pada tata cara atau prosedur bagaimana bejana silindris diisi. Bila bejana silindris digoncangkan setelah diisi secara acak, pebble akan semakin berdekatan dan rapat. Dan jika hal ini terjadi dalam HTR pebble-bed, sebagai konsekuensi dari gempa bumi atau lainnya, maka faktor multiplikasi reaktor (keff) akan berubah

karena perubahan dalam kebocoran neutron yang disebabkan oleh densitas material teras efektif.

Beberapa model kisi[9] seperti SC (simple

cubic), BCC (body centered cubic), FCC (face

centered cubic), SH (simple hexagonal) dan HCP

(hexagonal closed packed) acapkali digunakan

dalam HTR pebble-bed untuk menangani keacakan kernel dalam matriks grafit dan bahan bakar pebble

dalam teras reaktor. Pemilihan kisi ditujukan untuk memodelkan distribusi stokastik dari kernel dan

pebble sedekat mungkin dengan geometri nyata.

Serangkaian perhitungan faktor multiplikasi reaktor (keff) dengan kombinasi kisi kernel (SC, BCC, FCC,

SH) dan kisi pebble (BCC, FCC, SH) dikerjakan dengan program transport Monte Carlo MCNP5[10] dan pustaka data nuklir energi kontinu ENDF/B-VI[11]. Tujuan dari makalah ini adalah menganalisis efek kombinasi kisi yang berimplikasi pada performa neutronik desain RGTT200K[12]. Hasil analisis diharapkan dapat melengkapi studi-studi yang dilakukan sebelumnya[13-17].

DESKRIPSI RGTT200K

Karakteristik utama RGTT200K berasal dari pemanfaatan partikel berlapis TRISO yang terdistribusi dalam bahan bakar pebble. Desain teras RGTT200K ditentukan oleh spesifikasi partikel berlapis TRISO yang menyusun bahan bakar pebble. Setiap bahan bakar pebble berdiameter 6 cm dan mempunyai dua zona material radial, yaitu zona bagian dalam dan zona bagian luar. Zona bagian dalam berisi partikel berlapis TRISO dengan kernel uranium oksida yang tersebar dalam matriks grafit dan zona bagian luar terbuat dari grafit murni dengan sebutan shell grafit. Diameter zona bagian dalam adalah 5 cm sedangkan ketebalan zona bagian luar adalah 0,5 cm.

Selama operasi reaktor, bahan bakar pebble

secara kontinu ditambahkan dari atas teras. Pebble

akan bergerak ke bawah dan akan dikeluarkan di bagian bawah teras reaktor. Setiap bahan bakar

pebble akan melewati peralatan pengukuran

burn-up satu persatu. Bahan bakar pebble yang telah mencapai target burn-up akan diresirkulasi ke dalam teras reaktor dan yang telah melampaui target burn-up akan dikeluarkan dan diangkut ke dalam tangki penyimpanan bahan bakar bekas.

Gambar 1 memperlihatkan geometri dan dimensi dari RGTT200K yang dimodelkan dalam

studi ini. Teras RGTT200K berdiameter 300 cm dan tinggi 900 cm yang dikelilingi oleh reflektor. Daerah reflektor dianggap homogen untuk simplifikasi sedangkan daerah teras dipertimbangkan heterogen penuh.

Tabel 1. Densitas atom partikel TRISO, matriks grafit dan shell grafit.

Nuklida Densitas atom (atom/barn-cm) Partikel TRISO Kernel UO2 235 U 1,92585×10-3 238 U 2,12877×10-2 16 O 4,64272×10-2 10 B 1,14694×10-7 11 B 4,64570×10-7 Lapisan buffer C 5,26449×10-2 Lapisan IPyC C 9,52621×10-2 Lapisan SiC Si 4,77240×10 -2 C 4,77240×10-2 Lapisan OPyC C 9,52621×10-2 Matriks grafit C 8,77414×10-2 10 B 9,64977×10-9 11 B 3,90864×10-8 Shell grafit C 8,77414×10-2 10 B 9,64977×10-9 11 B 3,90864×10-8 Tabel 2. Densitas atom reflektor, void dan helium.

Nuklida Densitas atom (atom/barn-cm) Reflektor C 9,03000×10-2 10 B 3,97246×10-8 11 B 1,60905×10-7 Void 4He 1,00000×10-11 Helium 3 He 3,71220×10-11 4 He 2,65156×10-5

Partikel TRISO yang disusun oleh kernel UO2 berdiameter 500 μm dengan pengkayaan 235U

8,2 % dan empat lapisan coating: penyangga karbon

(carbon buffer), karbon pirolitik bagian dalam

(inner pyrolitic carbon, IPyC), silikon karbida (SiC)

dan karbon pirolitik bagian luar (outer pyrolitic

carbon, OPyC). Ketebalan coating dimulai dari

lapisan yang paling dekat dengan kernel adalah 95 μm, 35 μm dan 40 μm. Ketebalan buffer yang sedikit lebih besar daripada biasanya (90 μm) ditinjau dari sisi strategi burn-up lebih menguntungkan karena dapat menampung lebih banyak produk fisi dalam bentuk gas. Ke empat lapisan coating pada hakekatnya berfungsi mencegah dan merintangi produk fisi metalik dan gas dari integritas struktur matriks bahan bakar. Densitas atom partikel TRISO, matriks grafit dan

shell grafit diberikan dalam Tabel 1 sedangkan

densitas atom reflektor, void dan helium ditampilkan dalam Tabel 2. Impuritas boron alam dalam kernel

(3)

bahan bakar adalah 1 ppm sedangkan dalam matriks grafit dan shell grafit adalah 0,5 ppm.

Gambar 1. Geometri dan dimensi model RGTT200K.

MODEL

KOMBINASI KISI

DAN

PERHITUNGAN

Dalam studi ini, kombinasi kisi kernel dan kisi pebble dikerjakan untuk menganalisis efek yang ditimbulkan pada performa neutronik desain RGTT200K. Kisi kernel atau pebble biasanya dikarakterisasi oleh parameter fraksi packing yang didefinisikan sebagai rasio antara volume kernel (dalam hal ini partikel TRISO) atau pebble dengan volume total kisi dimana kernel atau pebble berada di dalamnya.

Beberapa model kisi seperti SC, BCC, FCC, SH dan HCP paling sering digunakan dalam

HTR pebble-bed untuk memodelkan distribusi

stokastik dari kernel dalam matriks grafit dan pebble

dalam teras reaktor. Kisi FCC dan HCP dikenal sebagai kisi yang paling padat di antara model kisi lainnya. Kisi FCC sering digunakan untuk menginvestigasi efek fraksi packing kernel dalam analisis HTR pebble-bed karena memiliki fraksi

packing yang paling besar. Kisi SC dan SH biasanya

dimanfaatkan untuk memodelkan partikel TRISO dalam matriks grafit, sedangkan kisi BCC dianggap lebih tepat untuk memodelkan bahan bakar pebble

dalam teras reaktor karena secara tipikal dijumpai di

HTR pebble-bed. Komposisi berbagai model kisi

dilukiskan dalam Gambar 2 dan karakteristiknya ditampilkan dalam Tabel 3.

Fraksi packing kernel dan fraksi packing

pebble dalam perhitungan ini dibuat tetap,

masing-masing sebesar 9,344 % dan 61 %. Ini berarti terdapat 15.000 kernel dalam sebuah bahan bakar

pebble dan 562.500 pebble dalam teras reaktor.

Perhitungan faktor multiplikasi reaktor (keff)

dilakukan dengan serangkaian kombinasi kisi kernel dan kisi pebble. Ukuran pitch (p) kisi kernel dan

pebble yang ditabulasikan dalam Tabel 4 diperoleh

dari hubungan geometri bola, kubik dan prismatik mengikuti persamaan: 3

3

4

*

f

r

p

SC

(1) 3

3

8

*

f

r

p

BCC

(2) 3

3

16

*

f

r

p

FCC

(3)

(4)

3

*

3

2

f

r

p

SH

(4)

dengan fraksi packing (f) sebesar 9,344 % dan 61% masing-masing untuk kisi kernel dan kisi pebble

serta r sebesar 0,0460 cm dan 3 cm masing-masing untuk radius partikel TRISO dan pebble.

Gambar 2. Komposisi berbagai model kisi. (A). Simple Cubic, (B). Face Centered Cubic, (C). Body Centered Cubic Tabel 3. Karakteristik berbagai model kisi.

Model kisi Jumlah kernel atau pebble Fraksi packing maksimum SC 1 0.52359 BCC 2 0,68175 FCC 4 0,74048 SH 1 0,60459

Tabel 4. Ukuran pitch kisi kernel dan kisi pebble. Model kisi Pitch kisi (cm)

Kernel Pebble

SC 0,163431 -

BCC 0,205910 7,185259

FCC 0,259431 9,052859

SH 0,171458 6

Dalam perhitungan MCNP5, opsi tipikal KCODE dipilih untuk skipping 10 siklus iterasi dari total 110 siklus dengan 5.000 neutron per siklus yang disimulasikan guna menghindari konvergensi sumber. Opsi tipikal KSRC dikerjakan untuk sumber neutron fisi awal yang diposisikan di pusat kernel bahan bakar. Pustaka data nuklir energi kontinu ENDF/B-VI dimanfaatkan pada temperatur kamar 300K. Interaksi neutron termal dengan grafit di bawah energi ~4 eV dipertimbangkan untuk seluruh material yang mengandung karbon dengan pustaka hamburan termal S(α,β) graph.01t. Kondisi vakum

dikerjakan pada batas luar dari sistem reaktor HTR

pebble-bed.

HASIL

PERHITUNGAN

DAN

ANALISIS

Tujuan utama dalam desain dan operasi reaktor nuklir adalah utilisasi energi yang dilepaskan oleh reaksi berantai terkendali dari peristiwa fisi nuklir yang terus menerus dipertahankan dalam teras reaktor. Setiap reaksi fisi melepaskan energi 2-3 neutron dan ~200 MeV. Neutron yang lahir dalam peristiwa fisi biasanya kemudian akan mengalami hamburan hingga akhirnya mati dalam reaksi absorpsi atau mengalami kebocoran keluar reaktor. Sejumlah tertentu dari neutron-neutron ini akan diserap oleh nuklida fisil seperti 235U dan 239Pu yang menyebabkan fisi berikutnya dan menggiring kelahiran generasi baru neutron fisi dan lain-lain. Proses seperti itu, yang disebut reaksi fisi berantai, digambarkan oleh faktor multiplikasi reaktor (keff)

dengan definisi sebagai perbandingan jumlah neutron dalam satu generasi dan jumlah neutron dalam generasi sebelumnya. Tiga estimator yang diterapkan untuk memprediksi faktor multiplikasi reaktor (keff) adalah estimator tumbukan yang

menghitung jumlah neutron yang dihasilkan dari seluruh proses fisi dalam tumbukan, estimator serapan yang mengkalkulasi seluruh proses interaksi neutron dengan nuklida fisil, dan estimator panjang jejak yang mengestimasi seluruh proses neutron berpindah tempat di dalam material fisil pada suatu jarak tertentu.

Dalam studi ini perhitungan faktor multiplikasi reaktor (keff) diadopsi dari kombinasi

tiga estimator yang digunakan dalam MCNP5. Hasil perhitungan dirangkum dalam Tabel 5. Bahan bakar

pebble dalam teras reaktor tidak dapat dimodelkan

dengan kisi SC karena porositas maksimum dalam desain RGTT200K yang diokupasi oleh helium adalah 39 % dari volume total teras sedangkan fraksi packing maksimum kisi SC adalah 52,4 %. Dari Tabel 5 dapat diamati bahwa secara keseluruhan perhitungan MCNP5 menunjukkan konsistensi dengan nilai keff yang hampir sama untuk

seluruh kombinasi kisi kernel dan kisi pebble. Kisi

pebble FCC selalu memproduksi keff lebih besar

daripada kisi pebble lainnya dengan bias kurang dari 3,78 %. Dapat diamati pula bahwa nilai keff lebih

bergantung pada kisi pebble yang dipertimbangkan dan kisi kernel hanya memberikan efek yang tidak begitu signifikan (rentang bias 0,02-0,40 %). Untuk perhitungan dengan seluruh model kisi kernel, tampak bahwa nilai faktor multiplikasi reaktor kisi

pebble BCC sangat dekat dengan kisi pebble SH.

Fraksi packing yang sedikit berbeda (BCC 61%, SH 60,459%) dianggap tidak membuat bias perhitungan menjadi berbeda jauh.

(5)

Tabel 5. Hasil perhitungan keff berbagai kombinasi kisi kernel dan pebble.

Kisi kernel Kisi pebble

BCC FCC SH SC 1,32579±0,00126 (0,96264) (1,00000)‡ 1,37724±0,00124 (1,00000)† (1,00000)‡ 1,32517±0,00118 (0,96219) (1,00000)‡ BCC 1,32785±0,00113 (0,96242) (1,00155) 1,37692±0,00126 (1,00000)† (0,99977) 1,32675±0,00117 (0,96356) (1,00119) FCC 1,33103±0,00106 (0,96718) (1,00395) 1,37619±0,00121 (1,00000)† (0,99924) 1,32571±0,00095 (0,96332) (1,00041) SH 1,32851±0,00107 (0,96614) (1,00205) 1,37507±0,00116 (1,00000)† (0,99842) 1,32628±0,00109 (0,96452) (1,00084) †

Kisi pebble FCC dinormalisasi satu untuk seluruh kisi kernel.

Kisi kernel SC dinormalisasi satu untuk seluruh kisi pebble. Seluruh pebble yang dikandung dalam kisi

FCC diposisikan di sepanjang batas datar dari sel satuan sehingga sulit memodelkan susunan yang memungkinkan dari bahan bakar pebble dan moderator pebble (jika diperlukan) karena

pebble-pebble yang berdekatan saling tumpang tindih

secara tidak konsisten. Karena itu, walaupun

packingpebble dalam teras pebble-bed diekspektasi

mendekati kisi HCP namun kisi pebble BCC dan kisi

pebble SH menjadi pilihan yang tepat. Kisi pebble

BCC dan SH dapat menyediakan fraksi packing

yang lebih dekat dengan ukuran tipikal dijumpai di reaktor pebble-bed. Hasil estimasi keff seluruh

kombinasi kisi memberi kesan model BCC dan SH lebih baik dibandingkan model FCC.

KESIMPULAN

Studi kombinasi kisi kernel dan kisi pebble

dalam desain RGTT200K telah dilakukan melalui serangkaian perhitungan faktor multiplikasi reaktor (keff) dengan dengan program transport Monte Carlo

MCNP5 dan pustaka data nuklir energi kontinu ENDF/B-VI.

Kisi pebble FCC selalu memproduksi keff

lebih besar daripada kisi pebble lainnya. Nilai keff

lebih bergantung pada kisi pebble yang dipertimbangkan dan kisi kernel hanya memberikan efek yang tidak begitu signifikan.

Hasil prediksi keff seluruh kombinasi kisi

menyimpulkan bahwa apapun model kisi kernel yang dimanfaatkan, model kisi pebble BCC dan SH lebih bisa diadopsi dalam perhitungan desain RGTT200K dibandingkan model FCC.

UCAPAN TERIMAKASIH

Ucapan terimakasih kami sampaikan kepada Dr. Ir. M. Dhandhang Purwadi yang memberikan inspirasi dan motivasi untuk melakukan

riset ini. Ucapan terimakasih juga kami sampaikan kepada Ir. Suwoto yang menyediakan waktu dan pikirannya untuk membantu dan mendukung kami dalam eksekusi MCNP5.

DAFTAR PUSTAKA

1. J.C. KUIJPER, ”PUMA – Plutonium and Minor Actinides Management in Thermal

High-Temperature Reactors”, Proceedings of the

International Congress on Advances in Nuclear Power Plants, Nice France, May 13-18, 2007. 2. V. BASINI, et al., ”High-Temperature Reactor

Fuel Technology in RAPHAEL European

Project”, Proceedings of the 4-th International

Topical Meeting on High Temperature Reactor Technology (HTR2008), Washington, D.C., USA, September 28 – October 1, 2008.

3. ANTARES, ”The AREVA HTR-VHTR Design

(www.areva.com).

4. K. KUGELER, H. BARNEN, “Application of the High Temperature Reactor in the Energy Economy”, Proceedings of a Technical Committee Meeting on High Temperature Applications of Nuclear Energy, Oarai, Japan, 19-20 October, 1992

5. INEEL, “NGNP Point Design – Results of the Initial Neutronics and Thermal-Hydraulic Assessments During FY-2003”, September 2003.

6. A. KOSTER, H.D. MATZNER, D.R. NICHOLSI, “PBMR Design for the Future”, Nuclear Engineering and Design, 222, pp. 231-245, 2003.

7. Z. WU, D. LIN, D. ZHONG, “The Design Features of the HTR-10”, Nuclear Engineering and Design, 218, pp. 25-32, 2002.

(6)

8. T. ASTE, D. WEAIRE, “The Pursuit of Perfect Packing”, IOP Publishing Bristol, pp. 20-27, 2000.

9. MARK R. DE GUIRE, “Principle of Atomic Packing”, Introduction to Materials Science & Engineering, ESME, 2001.

10. BROWN, F. B., et al., MCNP – A “General Monte Carlo N-Particle Transport Code“, Version 5, LA-UR-03-1987, April 24, 2003. 11. HENDRICKS, J. S., FRANKLE, S. C.,

COURT, J. D., ENDF/B-VI Data for MCNP, Los Alamos National Laboratory Report, LA-12891, 1994.

12. [12]. M. DHANDHANG PURWADI, “Desain Koneptual Sistem Reaktor Daya Maju Kogenerasi Berbasis RGTT”, Prosiding Seminar Nasional Ke-16 Teknologi dan Keselamatan PLTN serta Fasilitas Nuklir, Surabaya, 28 Juli 2010.

13. [13]. MAMAN MULYAMAN, SUWOTO, ZUHAIR, “Pemodelan Partikel Bahan Bakar Berlapis Dalam Kisi SC, BCC dan FCC untuk Perhitungan Faktor Multiplikasi Infinit RGTT Menggunakan Program MCNP5“, Prosiding Seminar Nasional Ke-15 Teknologi dan Keselamatan PLTN serta Fasilitas Nuklir, Surabaya, 28 Juli 2010.

14. [14]. SUWOTO, ZUHAIR, MAMAN MULYAMAN, “Efek Model Kisi Heksagonal Dalam Perhitungan Faktor Multiplikasi Bahan Bakar RGTT“, Prosiding Pertemuan dan Presentasi Ilmiah Penelitian Dasar Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Nuklir, Yogyakarta, 20 Juli 2010.

15. [15]. MAMAN MULYAMAN, ZUHAIR, “Studi Model Teras VHTR dan GFR untuk Perhitungan Multiplikasi Reaktor“, Prosiding

Seminar Nasional Pengembangan Energi Nuklir II, Jakarta, 25 Juni 2009.

16. [16]. ZUHAIR, SUWOTO, MAMAN MULYAMAN, “Pemodelan Kernel Bahan Bakar dalam Kisi Matriks Grafit untuk Perhitungan Kritikalitas VHTR dengan MCNP5“, Prosiding Seminar Nasional Ke-14 Teknologi dan Keselamatan PLTN serta Fasilitas Nuklir, Bandung, 5 November 2008.

17. [17]. ZUHAIR, SUWOTO, “Studi Pemodelan Kernel Bahan Bakar dan Perhitungan Kritikalitas Kisi Kubik Infinit VHTR“, Jurnal Teknologi Reaktor Nuklir, Volume 10, No. 1, Februari 2008.

TANYA JAWAB

Damunir

 Dalam bahan bakar PEPPLE terdiri dari banyak kernel UO2 terlapis dan karakteristik tertentu.

Masing-masing lapisan SiC dan PyC mempunyai struktur tertentu pula. Bagaimana sifat sisi kristal yang anda tentukan? Kenapa bisa menjadi vessel Kristal FCC?

Hery Adrial

Setiap pebble bahan bakar akan terdiri dari±

15000 kernel TRISO. Kernel-kernel TRISO ini yng dimodelkan dalam bentuk SC, BCC dan FCC, SH. Antar antar area pebble juga dapat dibuat model SC, BCC, FCC dan SH. Dalam penelitian ini bentuk kernel SC, BCC, FCC dan SH lebih dapat diadopsi untuk dikombinasi dengan bentuk kisi pebble BCC dan SH disbanding model FCC.

Gambar

Gambar  1  memperlihatkan  geometri  dan  dimensi  dari  RGTT200K  yang  dimodelkan  dalam
Gambar 1. Geometri dan dimensi model RGTT200K.
Gambar  2.  Komposisi  berbagai  model  kisi.  (A).  Simple  Cubic,  (B).  Face  Centered  Cubic, (C)
Tabel 5. Hasil perhitungan keff berbagai kombinasi kisi kernel dan pebble.

Referensi

Dokumen terkait

Kesepakat an ant ar negar a-bangsa i t u dal am kont eks gl obal i sme di kenal sebagai konsep Tr dns-Nat i onal St at es (TNSs ).. Penet rasi TNK sebagai bagi an dar i

Jenayah juvana ini banyak memberi kesan buruk serta implikasi kepada semua pihak terutamanya individu yang melakukan perbuatan itu sendri, keluarga, masyarakat

Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti dari beberapa indikator kebiasaan belajar yang mempengaruhi hasil belajar akuntansi yang sangat mempengaruhi hasil belajar

Kick Off Meeting dan Lokalatih Penyusunan BPS Program PPSP Kabupaten Samosir Tahun 2014 ditutup oleh Asisten Ekonomi Pembangunan dan Sosial Setdakab Samosir,

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perubahan sosial pekerja sentra industri tahu di Dusun Tegal Pasangan Kecamatan Pakis Kabupaten Malang. Penelitian ini menggunakan

ME mengundang pasangan suami istri yang ingin menghangatkan kembali relasi suami istri dan belum pernah bergabung dalam ME untuk mengikuti Week-end yang akan diadakan

Pada peristiwa keamanan pangan yang harus dibuktikan adalah tentang kesalahan pada pelanggaran aturan standar yang ditetapkan undang- undang tepatnya pada Pasal 69

Faktor kecemasan terhadap pembelajaran matematika memberikan kontribusi paling tinggi terhadap kemampuan koneksi matematis, ini diakibatkan karena pembelajaran yang dilakukan