• Tidak ada hasil yang ditemukan

STUDI KELAYAKAN EKONOMI DALAM PENENTUAN HARGA AIR PADA SISTEM PENYEDIAAN AIR BAKU DI KECAMATAN PUCANGLABAN KABUPATEN TULUNGAGUNG JAWA TIMUR JURNAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "STUDI KELAYAKAN EKONOMI DALAM PENENTUAN HARGA AIR PADA SISTEM PENYEDIAAN AIR BAKU DI KECAMATAN PUCANGLABAN KABUPATEN TULUNGAGUNG JAWA TIMUR JURNAL"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

STUDI KELAYAKAN EKONOMI DALAM PENENTUAN HARGA

AIR PADA SISTEM PENYEDIAAN AIR BAKU DI KECAMATAN

PUCANGLABAN KABUPATEN TULUNGAGUNG JAWA TIMUR

JURNAL

TEKNIK PENGAIRAN KONSENTRASI PENGETAHUAN DASAR

TEKNIK SUMBER DAYA AIR

Ditujukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Teknik

EGY NAFRIRO LAZUARDI NIM. 105060401111008-64

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

FAKULTAS TEKIK

MALANG

2016

(2)

LEMBAR PERSETUJUAN

STUDI KELAYAKAN EKONOMI DALAM PENENTUAN HARGA

AIR PADA SISTEM PENYEDIAAN AIR BAKU DI KECAMATAN

PUCANGLABAN KABUPATEN TULUNGAGUNG JAWA TIMUR

JURNAL

TEKNIK PENGAIRAN KONSENTRASI PENGETAHUAN DASAR

TEKNIK SUMBER DAYA AIR

Ditujukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Teknik

EGY NAFRIRO LAZUARDI NIM. 105060401111008-64

Telah diperiksa dan disetujui oleh :

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Ir. Rispiningtati, M.Eng Rahmah Dara Lufira, ST, MT. NIP. 19500907 197603 2 001 NIP. 201304 871204 2 001

(3)

STUDI KELAYAKAN EKONOMI DALAM PENENTUAN HARGA

AIR PADA SISTEM PENYEDIAAN AIR BAKU DI KECAMATAN

PUCANGLABAN KABUPATEN TULUNGAGUNG JAWA TIMUR

Egy Nafriro Lazuardi, Rispiningtati, Rahmah Dara Lufira

Jurusan Pengairan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya-Malang, Jawa Timur, Indonesia Jalan MT. Haryono 167 Malang 65145 Indonesia

email : egy.nafriro@gmail.com ABSTRAK

Meningkatnya kebutuhan akan air baku pada masyarakat Indonesia salah satunya disebabkan oleh pertumbuhan penduduk yang sangat pesat di satu sisi menimbulkan suatu permasalahan, sehingga perlu dipikirkan usaha untuk meningkatkan sumber air yang ada guna memenuhi kebutuhan air baku. Salah satu upaya untuk meningkatkan sumber air baku yakni dengan rehabilitasi dan pengembangan jaringan distribusi air bersih. Untuk membantu proses rehabilitasi dan pengembangan di butuhkan perhitungan analisa ekonomi air bersih yang tepat. Analisa ini bertujuan untuk mengetahui nilai biaya konstruksi, biaya operasional, manfaat dan harga air minimum. Berdasarkan tingkat suku bunga sebesar 7,5% didapatkan nilai rasio biaya manfaat (B/C) sebesar 1,639, selisih biaya manfaat (B-C) sebesar Rp 7.701.617.687,00, tingkat pengembalian internal (IRR) 31,840% dan analisa sensitivitas biaya naik 10% dan manfaat turun 10% yang dianggap paling sensitif terhadap nilai biaya dan manfaat. Untuk titik impas investasi pada tahun ke 14,2, ini menandakan bahwa setelah tahun ke 14,2 keuntungan tahunan air baku dapat mengembalikan modal. Harga air minimal berdasarkan analisa ekonomi adalah sebesar Rp 5186, /m³.

Kata Kunci : Desa Pucanglaban, Harga Air, Manfaat, Biaya Total Konstruksi ABSTRACT

The increasing demand for raw water to the people of Indonesia one of them caused by rapid population growth on the one hand cause a problem, so it should be considered an attempt to improve the existing water resources to meet the needs of raw water. One effort to increase the raw water source with the rehabilitation and development of clean water distribution network. To assist in the rehabilitation and development in the calculations needed economic analysis of water right. This analysis aims to determine the value of construction costs, operating costs, benefits and minimum water prices. Based on the level it’s interest rate by 7.5 % obtained value the ratio the cost of benefit (b/c) as much as 1,639 , the difference the cost of benefit (b-c) Rp 7.701.617.687,00 , the rate of return internal (irr) 31,840 % and analysis of sensitivity the cost is up 10% and benefits fell 10% considered the most sensitive to the cost and benefits .To the break-even point of investment in year to 14.2 , this shows that after year after 14.2 advantage annual raw water could turn capital .The price of water at least based on an analysis economic is Rp 5186 , / m³.

(4)

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Air adalah komoditas yang dibutuhkan manusia untuk bermacam keperluan. Air lebih dari sekedar perpaduan zat kimia hidrogen dan oksigen. Air digunakan untuk air minum, bahan baku industri, bahan penunjang kegiatan pertanian, perkebunan, perikanan dan pariwisata, untuk sumber energi bagi pusat listrik tenaga uap dan tenaga air. Perbandingan antara jumlah penduduk dan kebutuhan air ini mengakibatkan terjadinya kelangkaan air akibat kurangnya persediaan air dibandingkan dengan permintaannya.

Walau Indonesia dikategorikan sebagai negara yang memiliki sumberdaya air yang melimpah, memasuki abad 21 kelangkaan air dan sumber air sudah menjadi kenyataan untuk sebagian wilayah Indonesia, khususnya di daerah perkotaan dan pusat-pusat pengembangan wilayah di sekitar perkotaan.

Pengelolaan sistem irigasi yang baik erat kaitannya dengan peningkatan produksi daerah irigasi karena itu dalam pengoperasian suatu jaringan irigasi hendaknya selalu diperhatikan mengenai ketersediaan air, kebutuhan air dan bagaimana cara membagi air yang ada tersebut sejauh mungkin adil dan merata agar semua tanaman dapat tumbuh dengan baik.

Sumberdaya air merupakan bagian dari kekayaan alam dikuasai oleh negara dan digunakan untuk kemakmuran rakyat secara lestari sebagaimana termaktub dalam pasal 33 ayat 3 UUD 1945. Ketetapan ini ditegaskan kembali dalam pasal I Undang-Undang Pokok Agraria tahun 1960 bahwa bumi, air dan ruang angkasa termasuk kekayaan alam yang terkandung di didalamnya termasuk wilayah Republik Indonesia sebagai karunia Tuhan Yang Maha Esa adalah merupakan kekayaan nasional.

Perolehan air bersih di pedesaan atau wilayah pegunungan umumnya lebih

mudah karena banyak terdapat mata air bersih yang jernih dan aman dikonsumsi oleh masyarakat. Oleh karena itu segala upaya perencanaan dan pengelolaan sumberdaya air diperlukan supaya air yang diperoleh dapat terdistribusi dengan baik.

1.2. Identifikasi Masalah

Wilayah Tulungagung, yang merupakan dataran rendah memiliki sebagian wilayah pegunungan yang sejuk. Penduduk yang relatif banyak menyebabkan kebutuhan air di Tulungagung perlu diperhatikan secara baik. Pengaturan dan pemanfaatan air sangat dibutuhkan agar penggunaan air merata dan dapat dipergunakan secara maksimal oleh masyarakat. Sedangkan debit air yang dialirkan ke masyarakat semakin lama semakin berkurang dari yang diterima sebelumnya. Masyarakat sekitar sangat mengandalkan penyediaan air bersih yang dikelola Bapel Hippam Tirto Wilis yang sudah didirikan sejak tahun 2003 untuk memenuhi kebutuhan air sehari-hari.

Pengelolaan air agar dapat didistribusikan ke masyarakat membutuhkan biaya agar penyalurannya berjalan dengan baik. Biaya-biaya ini mencakup biaya proses pengelolaan air, biaya pendistribusian air kepada masyarakat, biaya pemasangan pompa, pemasangan pipa atau sambungan dan biaya administrasi lainnya. Selain biaya pengelolaan air secara umum tersebut, juga terdapat biaya-biaya pemeliharaan dan perawatan selama penggunaan sistem penyediaan air bersih yang tersedia. Mengkaji kesediaan masyarakat untuk membayar (wilingness to pay) air bersih saat terjadi peningkatan pelayanan atau pengembangan yang dilakukan oleh pengelola juga menjadi faktor penting dalam penentuan harga air. Berkaitan dengan upaya pengembangan sarana penyediaan air bersih, maka tidak dapat dipungkiri bahwa kenaikan tarif air bersih akan terus terjadi secara berkala.

(5)

Sehingga semakin diperlukan adanya kajian tentang penentuan harga air berdasarkan kelayakan ekonomi penduduk Desa Pucanglaban dan Desa Kaligentong.

1.3. Tujuan dan Manfaat

Tujuan dari penelitian ini dapat mengetahui kondisi eksisting dan permasalahan yang timbul di daerah penyediaan air bersih di wilayah setempat, dapat mengetahui gambaran umum teknik konstruksi sistem penyediaan air bersih yang digunakan., dapat mengetahui nilai kelayakan ekonomi untuk penetapan harga air bersih di Desa Pucanglaban dan Desa Kaligentong dimasa sekarang dan di masa yang akan datang, dapat memprediksi harga air yang layak secara ekonomi dimasa 15 tahun yang akan datang

Adapun manfaat yang akan didapat dari penelitian ini adalah memberikan masukan kepada badan pengelola terkait dalam penentuan harga air bersih dengan memperhatikan tingkat kesediaan dan kesanggupan masyarakat setempat. Memberikan bahan pertimbangan bagi pemerintah daerah dalam memperhatikan kesejahteraan masyarakat pedesaan dalam mengakses air bersih agar semua kalangan masyarakat dapat secara merata menikmati produk air bersih sesuai dengan kebutuhan masing-masing.

2. METODOLOGI PENELITIAN 2.1. Lokasi Studi

Kabupaten Tulungagung memiliki letak geografis antara 1110 43` hingga 1120 7` Bujur Timur dan antara 70 51 hingga 80 08` Lintang Selatan. Dengan luas wilayah Kabupaten Tulungagung sebesar 1.055,65 km2.

Untuk lokasi studi ini berada di Desa Pucanglaban dan Desa Kaligentong Kecamatan Pucanglaban Kabupaten Tulungagung. Wilayah Desa Pucanglaban dan Desa Kaligentong terletak di kawasan Kecamatan Pucanglaban. Luas

wilayah Kecamatan Pucanglaban adalah 82,94 km2. Secara geografis, Kecamatan Pucanglaban merupakan wilayah dataran rendah yang berkisar antara 225 meter di atas permukaan laut. . Batas – batas wilayah Kecamatan Pucanglaban adalah sebagai berikut:

 Sebelah Utara : Desa Sumberbendo  Sebelah Timur : Kabupaten Blitar  Sebelah Selatan : Samudra Hindia  Sebelah Barat : Desa Panggungkalak 2.2. Langkah Pengolahan Data

Sistematika pembahasan dalam studi ini secara umum dapat dijelaskan sebagai berikut:

1.Biaya konstruksi, biaya operasi & pemeliharaan, dan usia guna bangunan dihitung dari data teknis proyek penyediaan air bersih Kecamatan Pucanglaban.

2.Dari biaya konstruksi, biaya operasi & pemeliharaan, dan usia guna bangunan dilakukan analisa biaya.

3.Proyeksi jumlah penduduk dihitung sampai dengan tahun 2030 dari data jumlah penduduk menggunakan metode Geometrik.

4.Besarnya kebutuhan air bersih dihitung berdasarkan proyeksi jumlah penduduk. 5.Kebutuhan air bersih dihitung terhadap debit sumber air yang ada, apakah debit sumber tersebut mencukupi untuk memenuhi kebutuhan air bersih sampai dengan tahun 2030.

6.Besarnya produksi air dihitung dari tingkat pemakaian air penduduk di Kecamatan Pucanglaban, sehingga diperoleh nilai manfaat.

7.Setelah mengetahui besarnya manfaat dan biaya selanjutnya dilakukan analisa ekonomi yaitu biaya-manfaat, biaya/manfaat, tingkat pengembalian internal, titik impas investasi, analisa sensivitas.

8.Penetapan prediksi harga air bersih per m3 saat ini dan di masa yang akan mendatang berdasarkan analisa ekonomi.

(6)

4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kebutuhan Air

Menentukan kebutuhan air diperlukan adanya perhitungan proyeksi tiap tahun. Dalam studi ini metode yang digunakan untuk proyeksi adalah Metode Geometrik dengan rumus :

Pn = Po ( 1 + r )n

Dengan :

Pn : jumlah penduduk tahun n

Po ; jumlah penduduk pada awal tahun data

r : angka pertumbuhan penduduk n : jangka waktu dalam tahun Dibawah ini adalah perhitungan pertambahan penduduk dengan metode Geometri untuk Desa Pucanglaban. Laju pertambahan penduduk ( r ): 0,67 % Jumlah tahun proyeksi (n) : 1 tahun Jumlah penduduk awal tahun proyeksi (Po ) : 5210 orang

Menghitung jumlah penduduk pada tahun 2016 ( Pn ) dengan persamaan :

Pn = Po (1 + r)1

Pn = 5210 (1 + 0.0067)1 Pn = 5244,90

Pn = 5245 orang

Untuk perhitungan selanjutnya ditambilkan pada Tabel 1

Tabel 1. Proyeksi Pertambahan Penduduk Desa Pucanglaban dan Desa Kaligentong Metode Geometri.

Untuk proyeksi kebutuhan air bersih didapatkan dari perhitungan berikut: 1.Pelayanan Penduduk = 100% 2.Kebutuhan air baku = 60 l/org/hari 3.Proyeksi jumlah penduduk tahun 2016 = 5245 jiwa

4.Kebutuhan Air Baku = 3,50 lt/dt 5.Kebutuhan Air Hidran = 0,07 lt/dt 6.Kebutuhan Air total = 3,93 lt/dt 7.Kehilangan air = 0,79 lt/dt

8. Kebutuhan jam puncak = 7,07 lt/dt Untuk perhitungan selanjutnya disajikan Tabel 2 pada lampiran.

4.2. Biaya Proyek 4.2.1 Biaya Modal

Terdiri dari 2 macam biaya yaitu biaya langsung dan tidak langsung. Biaya langsung proyek perencanaan penyediaan air bersih Kecamatan Pucanglaban ditampilkan pada Tabel 4

Tabel 4. Biaya Proyek Penyediaan Air Bersih Kecamatan Pucanglaban

(7)

Biaya tak langsung dari pekerjaan proyek terdiri dari :

-Biaya Engineering ( 5% dari biaya konstruksi )

-Biaya Administasi ( 2,5 % dari biaya konstruksi )

-Biaya Tak terduga ( 5% dari biaya konstruksi )

Menghitung biaya modal untuk seluruh perencanaan proyek penyediaan air bersih Kecamatan Pucanglaban adalah sebagai berikut : a.Biaya konstruksi : Rp. 2.879.578.489,70 b.Biaya administrasi : 2,5% x Rp. 2.879.578.489,70 : Rp. 71.989.462,24 c.Biaya engineering : 5% x Rp. 2.879.578.489,70 = Rp. 143.978.924,49 d.Biaya tak terduga : 5% x Rp. 2.879.578.489,70 = Rp. 143.978.924,49 4.2.2. Biaya Tahunan

Biaya tahunan dari perencanaan proyek penyediaan air bersih terdiri dari perhitungan biaya operasi dan pemeliharaan. Perhitungan dan analisis biaya tahunan dapat dilihat pada Tabel 5

Tabel 5. Biaya Operasi Pemeliharaan Sistem Penyediaan Air Bersih Desa Pucanglaban dan Desa Kaligentong

4.2.3 Analisa Manfaat

A. Manfaat Langsung ditimbulkan karena adanya pembangunan sistem penyediaan air bersih Desa

Pucanglaban dan Desa

Kaligentong.

B. Manfaat tak langsung menyebabkan meningkatnya pemenuhan kebutuhan air untuk warga dan menurunnya penyakit yang disebabkan oleh air.

4.3 Analisa Ekonomi

4.3.1 Benefit Cost Ratio ( B/C)

Dalam perhitungan Benefit Cost Ratio ini masing-masing komponen manfaat dan biaya dijadikan nilai sekarang

( present value ). Tingkat suku bunga yang digunakan adalah 7,5%. Dan usia guna proyek adalah 15 tahun. Adapun contoh perhitungan BCR untuk sistem penyediaan air bersih Desa Pucanglaban dan Desa Kaligentong adalah sebagai berikut:

Faktor konversi (F/P,7,5%,1) = 1,075 Bunga yang ditetapkan = 7,5 %

Biaya konstruksi = Rp. 3.563.478.381,00 x 1,075 = Rp 3.830.739.259,58

Biaya O & P = Rp. 1.001.163.900,00 Faktor konversi (P/F,7,5%,1) = 0,930 Faktor konversi (P/A,7,5%,15)= 8,216 Nilai biaya O&P =

Rp 8.225.182.160,00 Total biaya rencana = Rp 12.055.921.419,70

(8)

Kebutuhan air baku = 282.926,47 m³/tahun

Penetapan harga air minimum bila B/ = 1 Benefit = harga air x kebutuhan air Cost = total alokasi biaya Komponen Manfaat (benefit) -Total manfaat air baku = Rp. 2.404.874.995,00

-Faktor konversi (P/A,7,5%,15) = 8,216

-Nilai manfaat

= Rp 19.757.539.106,00 Sehingga :

BCR = 1,639

Karena Benefit Cost ratio ≥ 1, maka proyek ini layak untuk dilaksanakan. 4.3.2 Net Benefit ( B-C)

Metode kedua adalah analisa ekonomi dengan menggunakan selisih benefit dan cost (B-C). Dalam evaluasi ini nilai pada B-C pada tingkat suku bunga yang berlaku harus mempunyai harga > 0. Jika nilai B-C = 0 maka proyek tersebut mempunyai manfaat yang senilai dengan biaya investasinya. Jika B-C < 0 maka proyek tersebut dari segi ekonomi tidak layak dibangun.

PV Benefit = Rp 19.757.539.106,00 PV Cost = Rp 12.055.921.419,70 B – C = Rp 7.701.617.687,30 Untuk perhitungan B-C pada berbagai suku bunga disajikan pada Tabel 6 Tabel 6. Net Benefit Harga Air Pada Berbagai Tingkat Suku Bunga

4.3.3 Internal Rate of Return ( IRR) Internal Rate of Return ( tingkat pengembalian internal ) didefinisikan sebagai tingkat suku bunga yang membuat manfaat dan biaya mempunyai nilai yang

sama atau B – C = 0 atau tingkat suku bunga yang membuat B/C = 1 ( Kodoatie, 1995:112). Contoh perhitungan tingkat pengembalian internal untuk proyek ini adalah sebagai berikut :

IRR = I’ + ( I”- I’)

Dimana :

I’ = suku bunga memberikan nilai NPV positif = 30%

I” = suku bunga memberikan nilai NPV negatif = 31%

(B-C)’= (B-C) positif = 4.939.921.941 (B-C)”= (B-C) negatif= -939.817.287 Sehingga

Dari perhitungan tingkat pengembalian internal di atas dapat disimpulkan bahwa proyek penyediaan air bersih Desa Pucanglaban dan Desa Kaligentong ini layak secara ekonomi. Hal ini disebabkan karena nilai IRR lebih besar dari nilai yang dipakai dalam evaluasi kajian ini yaitu sebesar 7,5%. 4.3.4 Analisa Sensitivitas

Analisa sensivitas adalah analisa yang digunakan untuk mengetahui apa yang terjadi dengan hasil proyek apabila terjadi kemungkinan perubahan dalam penentuan nilai-nilai untuk biaya dan manfaat yang masih merupakan suatu kemungkinan. Berdasarkan Bank Indonesia inflasi suku bunga dari tahun 2006-2015 stabil di angka 10%. Dalam analisis ini digunakan prosentasi inflasi pada pengembangan proyek air bersih ditetapkan sebesar 10%.

Untuk hasil perhitungan analisa sensitivitas dapat dilihat pada Tabel 7 Tabel 7. Rekapitulasi analisa Sensitivitas Harga Air Eksisting

(9)

4.3.5 Titik Impas Investasi

Titik impas investasi (Break Even Point/BEP) digunakan untuk menentukan lamanya waktu umtuk pengembalian modal.

Pada suku bunga 7,5% , titik impas investasi terjadi pada tahun ke 14,2. Ini menandakan bahwa setelah tahun ke 14,2 keuntungan tahunan dari air baku dapat mengembalikan modal. Untuk perhitungan titik impas investasi setelah dicoba-coba B/C = 1 dan kemudian diinterpolasi dari tabel bunga majemuk secara lengkap selanjutnya akan disajikan pada Tabel 8

Tabel 4.8 Rekapitulasi Titik Impas Investasi

Suku Bunga

Titik Impas Investasi tahun ke- 6% 13 7% 14 7,5% 14,2 8% 15 10% 18,3 12% 27

Sumber : hasil perhitungan 4.3.6 Penetapan Harga Air

Untuk perhitungan harga air selanjutnya dapat dilihat pada Tabel 9

Tabel 9. Harga air Pada saat B=C

5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

1. Kondisi eksisting Kecamatan Pucanglaban ditinjau dari kondisi fisik dimana letak mata air songbajul berada pada elevasi yang lebih rendah dibandingkan elevasi Desa Pucanglaban dan Desa Kaligentong. Dikarenakan letak mata air yang lebih rendah mengakibatkan masyarakat Desa Pucanglaban dan Desa Kaligentong mengalami kesulitan untuk memenuhi kebutuhan air. Sehingga diperlukan sistem penyediaan air bersih dengan pompa untuk menyalurkan debit mata air menuju rumah warga.

2. Analisa ekonomi proyek pengembangan penyediaan air bersih Desa Pucanglaban dan Desa Kaligentong ditinjau dari nilai rasio biaya manfaat (B/C), selisih biaya manfaat (B-C), tingkat pengembalian internal (IRR) ,titik impas investasi dan analisa sensivitas. Dengan harga air eksisting Rp. 8500,00 didapat nilai rasio biaya manfaat (B/C) 1,639 ,selisih biaya manfaat (B-C) Rp. 7.701.617.687,30 ,tingkat pengembalian internal (IRR) 31,840% dan titik impas investasi 2,8 tahun. Dengan harga B=C Rp. 5186,00 didapat nilai rasio biaya manfaat (B/C) 1 ,untuk selisih biaya manfaat (B-C) yaitu 0 ,tingkat pengembalian internal (IRR) 7,5% dan untuk titik impas investasi 14,2 tahun. Untuk Analisa Sensitivitas didapatkan dengan berbagai kondisi yaitu biaya naik 10%,manfaat tetap ,nilai rasio biaya (B/C) 1,490 dan selisih biaya manfaat (B-C) Rp. 6.496.025.545 ,biaya naik 10%,manfaat turun 10% ,nilai (B/C) 1,341 ,nilai (B-C) Rp. 4.520.271.634 ,biaya tetap,manfaat naik 10% ,nilai (B/C) 1,803 ,nilai (B-C) Rp. 9.677.371.597 ,biaya turun 10%,manfaat naik 10% ,nilai (B/C) 2,003 ,nilai (B-C) Rp. 10.882.963.739 ,biaya tetap,manfaat turun 10% ,nilai (B/C) 1,475 ,nilai (B-C) Rp. 5.725.863.776 ,dan biaya turun 10%,manfaat tetap didapatkan nilai rasio

(10)

biaya manfaat (B/C) 1,821 ,Selisih biaya manfaat (B-C) Rp. 8.907.209.829

3. Harga air bersih per m3 eksisting dan pengembangan tahun 2015-2030 proyek penyediaan air bersih desa Pucanglaban dan desa Kaligentong didapatkan harga air dalam berbagai kondisi. Kondisi harga air eksisting Rp. 8500,00 ,Kondisi harga air saat B=C Rp. 2280,05 - Rp. 7061,92 ,Kondisi jika biaya naik 10%,manfaat tetap Rp. 2508,06 – Rp. 7769,11 ,Kondisi biaya naik 10%,manfaat turun 10% Rp. 2786,73 – Rp. 6355,73 ,Kondisi biaya tetap,manfaat naik 10% Rp. 2544,39 – Rp. 7846,57 ,Kondisi biaya turun 10%,manfaat naik 10% Rp. 1865,50 – Rp. 6419,92 ,Kondisi biaya tetap,manfaat turun 10% Rp.2072,77 – Rp. 8631,23 dan jika kondisi biaya turun 10%,manfaat tetap Rp. 2052,05 – Rp. 5777,93

5.2 Saran

1. Sebaiknya untuk pihak-pihak yang terkait selalu meninjau dan turut serta dalam penanganan pemeliharaan jaringan distribusi air bersih agar dapat beroperasi secara optimal dan sesuai usia gunanya. 2. Untuk dinas terkait perlunya ketelitian dalam pencatatan data terkait dalam penentuan harga air. Sehingga didapat data yang jelas dan transparan agar semua pihak terkait merasa diuntungkan dan tidak dirugikan

3. Untuk memenuhi kebutuhan air baku yang selalu meningkat sebanding dengan laju pertumbuhan penduduk setiap tahunnya, sebaiknya meningkatkan efisiensi dan efektivitas penggunaan air baku untuk kebutuhan pokok.

4. Karena proyek pengembangan jaringan air bersih ini ditujukan untuk kesejahteraan penduduk, maka untuk penetapan harga air hendaknya tidak melihat dari sisi keuntungan saja namun juga harus dilihat dari kemampuan ekonomi konsumen.

DAFTAR PUSTAKA

Junaidi & Hardiana. 2009. Dasar-Dasar Teori Ekonomi Kependudukan. Jakarta : Hamada Prima.

Anonim. 2015. Kecamatan Pucanglaban Dalam Angka. Tulungagung : BPS Kabupaten Tulungagung. Muliakusumah, Sutarsih. 1998. Proyeksi

Penduduk. Jakarta: Fakultas Ekonomi UI.

Kadariah. 1976. Pengantar Evaluasi Proyek. Jakarta : Universitas Indonesia.

Soedradjat, S. 1984. Analisa Anggaran Biaya Pelaksanaan. Bandung : Nova

Suyanto. 2001. Konsep Dasar Ekonomi Teknik. Jakarta : Masyarakat Hidrologi Indonesia (MHI)

Pujawan, I Nyoman. 1995. Analisis Ekonomi Teknik. Yogyakarta : Liberty

Waldiyono. 2008. Ekonomi Teknik. Yogyakarta : Pusataka Pelajar DPU Ditjen Cipta Karya. 1987. Buku Utama Sistem Jaringan Pipa. Diktat Kursus Perpipaan Departemen Pekerjaan Umum Direktoral Jeneral Cipta Karya Direktorat Air Bersih. Jakarta : Departemen Pekerjaan Umum, Direktoral

Jenderal Cipta Karya, Direktorat Air Bersih.

Ditjen Cipta Karya. 1994. Pedoman Penyusunan Perencanaan Teknis Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum. Jakarta : Ditjen Cipta Karya.

Kadariah. 1988. Evaluasi Proyek Analisa Ekonomis. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Giatman, M. 2007. Ekonomi Teknik. Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada. Kodoatie, Robert J. 1995. Analisis Ekonomi Teknik. Yogyakarta : Andi offset.

Merryna, Annisa. 2009. Analisis Willingness to Pay Masyarakat

(11)

Terhadap Pembayaran Jasa Lingkungan Mata Air Cirahab. Studi Akhir tidak dipublikasikan. Institut Pertanian Bogor.

Puspitorini, Dwi. 2012. Strategi Penyediaan air Bersih Di Desa Rawan Air Bersih Di Kabupaten Ponorogo Jawa Timur. Studi Akhir tidak dipublikasikan. Institut Teknologi sepuluh Nopember.

Sulistiyaning, Asih. 2009. Kajian Aspek-aspek Yang Mempengaruhu Penyediaan Air Bersih Secara Individual Di kawasan Kaplingan Kota Blora. Studi akhir tidak dipublikasikan. Universitas Diponegoro Semarang.

Suyanto, Adhi, Sunaryo, Trie M. dan Sjarief, Roestam. 2001. Ekonomi Teknik Proyek Sumberdaya Air. Jakarta: MHI

Gambar

Tabel  4.  Biaya  Proyek  Penyediaan  Air  Bersih Kecamatan Pucanglaban
Tabel  5.  Biaya  Operasi  Pemeliharaan  Sistem  Penyediaan  Air  Bersih  Desa  Pucanglaban dan Desa Kaligentong

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hal tersebut maka peneliti membuat penelitian dengan judul ³ Pelatihan Lari Jingkat Melewati 10 Rintangan Jarak 1 Meter Setinggi 25 cm Berbeban 500 gram

Ukuran mesiodistal gigi diukur secara manual dari gigi molar pertama kanan permanen sampai gigi molar pertama kiri permanen menggunakan jangka sorong dial produksi

Pemeriksaan gerakan dilakukan dengan menekan pedal rem, pada saat pedal di tekan maka piston dapat keluar dari silinder secara bersama-sama, jika gerakan piston tidak bersamaan

Pengamatan kreativitas anak melakukan percobaan terapung dan tenggelam terdapat 15 anak (75%) yang masuk kategori berkembang sangat baik karena anak telah dapat

Pajak penghasilan terkait pos-pos yang akan direklasifikasi ke laba rugi 0 PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN TAHUN BERJALAN SETELAH

Software pendukung pemeriksaan lembar jawaban ini akan melakukan sebuah proses pengenalan atau disebut recognition pada text lembar jawaban ujian (LJU) yang sudah berupa

Definisi e-business menurut IBM adalah sebuah pendekatan yang aman, fleksibel, dan terintegrasi untuk memberikan nilai bisnis yang berbeda dengan mengkombinasikan

Memenuhi Seluruh penerimaan kayu selain kayu bulat dari hutan negara dilengkapi dengan berita acara serah terima kayu dan/atau bukti serah terima kayu dan