• Tidak ada hasil yang ditemukan

1. Berpikir Sistem untuk Mengatasi Peningkatan Kompleksitas

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "1. Berpikir Sistem untuk Mengatasi Peningkatan Kompleksitas"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

1. Berpikir Sistem untuk Mengatasi

Peningkatan Kompleksitas

Kompleksitas permasalahan telah mencapai tingkat

yang lebih tinggi dari sebelumnya. Hilang sudah sebuah

masa di mana sebuah masalah dengan mudah diuraikan

dan disederhanakan menjadi komponen-komponennya, diperbaiki komponen yang rusak, disusun kembali dan

berharapmasalah akanterselesaikan. Pendekatan yangsering

disebutpandangananalitismekanistis (mechanistic analytical views). Saat ini masalah menjadi saling berkaitan, sehingga ketika diperbaiki komponen yangrusak, belum tentu akan mendapatkan hasil yang sama sebelum kerusakan yang terjadi.

1.1

Kompleksitas Meningkat Akibat Adanya

Konektivitas

Penyebab utama “ledakan” permasalahan yang kompleksini adalah karenaadanya hubungan konektivitas

yang semakin meningkat antara komponen. Ini berakibat permasalahannya bukan terletak kepada komponen, tetapi karena kekuatan konektivitas yang terganggu atau terlalu kuat. Semakin banyak komponen akan meningkatkan

hubungan, semakin tinggi hubungan semakin kompleks permasalahansecaraeksponensial. Ini yang disebutsebagai kompleksitas detail. Jika dilihatpada Gambar 1-1 makaketika

(2)

jumlah komponenlebih dari 3, maka hubungan yangterjadi telah melebihi dari jumlah komponennya (Flood and Carson, 1993).

Gambar 1-1 Hubungan yang Mungkin Terjadi dengan Jumlah Komponen Tertentu

Namun, ada lagi jenis kompleksitas lainnya, yang

disebutkompleksitas dinamis, yaitukompleksitas yangterjadi

bukan hanyakarena jumlah hubungan, namun juga ditambah dengankualitas dari hubungantersebut yang berubah seiring

dengan waktu. Bermain catur misalnya, telah memiliki aturan hubungansedemikianrupasehingga hubungan yang terjadi sudah terbatas. Namun, ternyata hubungan terbatas tersebuttetapmenimbulkankompleksitaspermainantingkat tinggi, sehingga bahkansebuah perusahaan teknologi IBM

menciptakan sebuah super-komputer khusus, diberi nama

Deep Blue, untuk mencobamengalahkan Juara Dunia Catur

Garry Kasparov dalam 6 kali permainan sejak tahun 1996. Untungnyaselama 6 kaliitu Kasparovmenang denganskor

(3)

4-2, walaupun kemenangan publik tetap didapatkan oleh

komputer tersebut. Publik jadi bertanya-tanya apakah era

di mana mesin bisa akhirnyamenggantikan manusia telah datang. Majalah TIME yangterkemuka di AS bahkanspesial meliputnya dengan judul depan “Can Machine Thinks?”. Kembali ke urusan catur, ternyata kesederhanaan aturan permainan caturtetap memilikikompleksitas dinamis yang tinggi akibat banyaknya skenario respons dalam langkah

permainannya.

Dalam dunia bisnis, seperti pada dunia pemasaran misalnya, kianmenyadari bahwaadakategori baru dalamilmu pemasaranakibatmeledaknyalayanansosialmediainternet seperti Facebook atau TwiĴer, yaitu social media marketing. Kategori ini timbul berbasis kepada pemahaman bahwa pengambilankeputusanpembelianternyatatergantungpula kepada apa yang dibeli oleh teman kita. Keterhubungan

dengan teman yang semakin mudah terjalin via media sosial, menciptakan kebutuhan ahlipemasaran untuk lebih

mengetahui dinamikakomunikasivirtual danpengaruhnya kepadapengambilankeputusanuntukmembelisuatumerek. Padahal, 10 tahun yanglalu, mereka hanya berfokuskepada pengambilan keputusan saja, yang dapat dipengaruhi oleh

iklan di media massa. Siapa yang menduga, ada sebuah

perusahaan berbasisinternet, yangnamanya jika ditanyakan sebelum tahun 2005, tidak dikenal orang. Sebuah jejaring pertemanan yang tadinya hanya karena tetangga, teman sekolah, dan teman kantor, bisa meledak menjadi ratusan

bahkan ribuan. Coba Anda tanyakan rekomendasi merek untukkebutuhan Anda distatus Anda, makateman-teman virtualini bisamerespons dengan berbagairekomendasipro

(4)

Kompleksitasakibatkonektivitas, membuatpendekatan mekanististidak cocok digunakankarenatidakmemberikan

fokus yanglebih terhadapkonektivitas, tetapi hanyakepada komponen. Namun, bukan berartipendekataninitidak baik,

tergantung dengankecocokanpermasalahan yang dihadapi. Harus disadaripula bahwatidaksemuapermasalahanadalah

kompleks, baiksecara detailmaupun dinamis. Permasalahan

yangkompleks biasanyalebih terlihattidak beraturan, tidak mengikuti sebuah pola umum yang biasa atau berulang

-ulang terjadi seandainya tidak diselesaikan pada tingkat strukturnya. Ciri-ciri ini berasal dan merupakan akibat kompleksitas dari struktur konektivitas permasalahannya

(Gharajedaghi, 2006).

1.2

Konektivitas Menguba

ѕ

Fokus kepada Proses

dan Struktur

Dengan demikian, untuk permasalahan kompleks kita tidak lagi bisa mengandalkan pemecahan masalah berbasis hanya kepada komponennya, namun juga mempertimbangkan hubungan antarkomponen. Sehingga untuk ini ada 3 tahap yang harus bisa kita mulai untuk mengubah fokuspermasalahan:

1. tahappertamaadalah mengubah fokus yangtadinya dari output kejadian kepada proses

2. tahap kedua adalah mengubah fokusproses kepada pola

3. tahap ketiga adalah mengubah fokuspola ke struktur

yangmenimbulkanpola dankejadiantersebut

Tahap pertama, yaitu mengubah fokus dari kejadian kepadaprosesadalah untuk mendorong analisa kitauntuk melihat apa yangada di belakanglayar. Ketikakitamelihat

(5)

saja, tapi proses penyebab dari permasalahan tersebut. Banyak sekali di antara kita yang biasanya lebih berfokus kepadaoutput, tanpamaumengeksplorasi bagaimanaproses

yangmengakibatkanoutputtersebut.

Tahap kedua melanjutkan tahap pertama, karena seiring dengan fokus kita melihat dan memahami proses makakita bisamendapatkan danmemprediksiadanyapola

outputkejadianseiring dengan berjalannyaproses. Pola-pola itumisalnya:

• Ternyata masalah saat ini sebenarnya merupakan eskalasi dari masalah sebelumnya, namun belum terdeteksi, sehingga jikaprosestidak berubah maka masalah akanmeningkatterus.

• Ternyata ketika kita mengubah beberapa hal di

dalamproses, output yang dihasilkan juga berubah. Jika perubahan ini dilakukan dalam suatu rentang tertentu, makasebuah polakejadian bisamuncul. • Ternyata ketika output berubah, proses juga

mengalami perubahan yang mengakibatkan output

akan berubah secarapermanen.

Tahapketigaadalah berartiprosestidak cukup, karena kita perlu mengidentifikasikan perubahan yang mungkin terjadi kepada proses, artinya perlu diidentifikasikan input

yang dibutuhkan, serta bagaimanasemuaterhubungmelalui umpan balik. Karenasetiapprosestentuakanmembutuhkan

input, dan yangakan mengontrol jalannyainput dan proses adalah sebuah mekanismeumpan balik darioutputmaupun

(6)

Gambar 1-2 Struktur Dasar Sistem: Input, Proses, Output, dan Umpan Balik

Gambar 1-2 adalah ilustrasi dari apa yang dikenal sebagai struktur dasar sebuah sistem. Sehingga sebuah

analisa sistem sering pula diterjemahkan sebagai cara memetakan permasalahan dengan struktur dasar sistem, yaitumemetakanapainput-nya, bagaimanamemprosesnya, bagaimanaoutput dan caraumpan balik yangterjadi.

Tahap pertama inilah yang menyadarkan kita untuk tidak hanya berfokuskepadakejadian (output), namunpola penyebab dari kejadian tersebut (yaitu input-proses-output

-umpan balik). Tahap pertama merupakan fondasi tahap kedua berikutnya, yaitu setelah memahami pola kita perlu memahami struktur, tidak hanyamembutuhkantetapi juga struktur yanglebih lengkap.

Outputmudah karena terasa atauseolah terlihat oleh

kita, sedangkan pola dan struktur cenderung tidak terlihat

(nonfisik/intangible). Sehinggamemetakanstrukturmemang lebih sulit. Fenomena ini sering disebut sebagai fenomena gununges, seperti yang diilustrasikanpada Gambar 1-3.

(7)

Gambar 1-3 Struktur dan Pola yang Tidak Terlihat Seperti Sebuah Gunung Es di Laut

Contohnya adalah, bagaimana kita memiliki kesimpulan bahwa seseorang memiliki kepribadian yang

baik? Tentunya dari kumpulan kejadian selama kita

berteman dengan dia. Kitamenilai dari caranya berpendapat,

interaksi dia dengankitaatauoranglain yang bisakitaamati, bagaimana responsnya ketika kita mintakan bantuan, dan lain-lain. Kumpulankejadianinilah yangmenyebabkankita

bisamenebakapakah jikakitaminta bantuanlaginantinya,

seseorang ini akan membantu kita atau tidak. Artinya kumpulankejadian, membuatkitamemilikipolapertemanan kita dengan seseorang ini. Pola dapat disimpulkan adalah

kumpulankejadian.

Jika kita ingin telusuri lebih lanjut, misalnya kenapa sih kok teman kita nih baik sekali atau dewasa sekali, makakita akanmencaritahu “struktur” dalamkeluarga, pengalaman,

(8)

menjadisepertiitu. Halinisama denganmembacaautobiografi

orang yangkitakagumi. Kitainginmeniru “pola” orang yang kitakagumiini, denganmencobamengikuti “struktur” yang membuat “pola” orang ini. Struktur ini menjadi batasan -batasan sehingga akan membentuk berbagai variasi pola tertentu.

Konektivitas yang mengakibatkan masalah yang semakin kompleks akan memotivasi kita untuk mengubah cara pandang dari hanya sekadar output (kejadian) ke eksplorasistruktur darisistempermasalahan. Namun, yang sering kita tidak sadari, bahwa dalam struktur masalah

merupakan kombinasi antara struktur masalah eksternal

denganstrukturmasalah internal. Strukturmasalah eksternal adalah permasalahan yangkita hadapi, sedangkanstruktur permasalahan internal adalah pola berpikir kita untuk menyikapimasalah polaeksternaltadi. Bahkan, bisasajapola

berpikir kita sering menjadi bagian terbesar dari sulitnya melakukanpemecahanmasalah.

Kehidupan adalah 10% yang terjadi dengan saya, dan 90% respons saya terhadap kejadian itu. (John Maxwell)

1.3

Dibutu

ѕ

kan Pola Berpikir yang Sesuai

dengan Peningkatan Kompleksitas

Kompleksitas yangsemakinmeningkatakibatadanya konektivitas, merupakan petunjuk bahwatelah terjadi pola

barupadapermasalahan yangkita hadapi. Polamasalah baru tersebutmemilikiperilaku yang berbedamenghadapisolusi

(9)

• Ketikapermasalahan yangkita hadapisaatini berasal

darisolusi yangkitaterapkanpadamasalalu. • Ketika solusi yang Anda dorong ke permasalahan

menimbulkanreaksi dorong balik darisistem. • Ketika solusi berhasil membuat perilaku sistem

membaikuntuksementaranamun memburuk lebih

parah pada jangkapanjang.

• Ketika solusi malah memperparah kondisi sistem

danmenjadisumbermasalah baru yanglebih parah darimasalah sebelumnya (the cure can be worse than the disease).

• Ketika solusi yang mempercepat malah

memperlambat (faster is slower).

Pola baru masalah ini tentunya membutuhkan pola

baru dalam berpikir untuk menguraikan dan memecahkan masalah. Sebuah pola baru yang:

• berbasiskepadakompleksitas yang ditimbulkanpola konektivitas bukansajakepadakomponennya (fokus kepadastrukturkonektivitas yangtidakterlihat) • iteratif, karena lebih sulit untuk menemukan

konektivitas dibandingkan komponen, sehingga

dibutuhkanusaha yang berulang-ulang

kontekstual, karena masalah bisa saja berubah

seiring dengan waktu dantempatakibatperubahan polakonektivitas

Polainilah yangingin dibentuk dalam berpikirsistem.

1.4

Ba

ѕ

an Bacaan

Flood, R. L. and E. R. Carson. 1993. Dealing with Complexity: An Introduction to the Theory and Application of Systems Science. New York: Plenum Press.

(10)

Gharajedaghi, J. 2006. Systems Thinking: Managing Chaos and Complexity: A Platform for Designing Business Architecture. Amsterdam: Boston, Elsevier.

Gambar

Gambar 1-1 Hubungan yang Mungkin Terjadi  dengan Jumlah Komponen Tertentu
Gambar 1-2 Struktur Dasar Sistem: Input, Proses,
Gambar 1-3 Struktur dan Pola yang Tidak Terlihat  Seperti Sebuah Gunung Es di Laut

Referensi

Dokumen terkait

yang berhubungan dengan kinerja kader posyandu balita dalam. pelaksanaan posyandu di kecamatan mranggen

-   Tidak termasuk wilayah konservasi.   Menjamin tidak akan memindahkan/mengalihkan lokasi USB yang sudah diverifikasi ke lokasi lainnya dan apabila karena sesuatu

fenomena “hidup” dalam term yang akurat dan lengkap dengan kata lain sama “hidup”-nya antara yang tampak dalam kesadaran. dengan yang terlihat oleh

Cara Menyembuhkan Penyakit Sipilis Secara Alami – Pengobatan alami penyakit sipilis tidak hanya bisa memanfaatkan tanaman kumis kucing atau bagian daun kumis kucing sebab ada

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antioksidan melalui metode peredaman radikal bebas dari fraksi flavonoid yang tidak mengandung

GAMBARAN KADAR BIOMARKER HUMAN SOLUBLE TUMOR NECROSIS FACTOR RECEPTOR II ( STNF RII) PADA PENDERITA MALARIA.. Gerson Ryanto 1 ,

Varietas yang mengalami peningkatan tinggi tanaman merupakan varietas yang cenderung dapat beradaptasi dengan lingkungan yang ternaungi, begitu juga dengan

12) Khusus untuk barang milik Pusat dalam hal ini Departemen Lain kalau sudah ada aturan/petunjuk dari Departemen yang bersangkutan, maka pengguna/kuasa pengguna