(Studi Kasus pada Siswa SDN Kauman Kidul Kecamatan Sidorejo Salatiga Tahun 2010)
S K R I P S I
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Islam
Oleh:
AMINAH
NIM: 11408020
JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
S A L A T I G A
NOTA PEMBIMBING
Lamp : 3 Eks
Hal : Naskah Skripsi
Saudara Aminah
Kepada
Yth: Ketua STAIN Salatiga Di - Salatiga
A SSA LA M U A L A IK U M , W R .W B
Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan, maka bersama ini kami kirimkan naskah skripsi saudara:
Nama : Aminah
NIM : 11408020
Jurusan : Tarbiyah/ Pendidikan Agama Islam
Judul : PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA TERHADAP
MOTIVASI BELAJAR SISWA (Studi Kasus Pada Siswa SDN Kauman Kidul Kecamatan Sidorejo Salatiga)
Dengan ini mohon agar skripsi saudara tersebut diatas segera dimunaqosvahkan. Demikian agar menjadi perhatian.
W ASSALAM U ALAIKU M
,
WR.W BPembimbing
Salatiga 50721
Website: www.stainsalatiza.ac.idEmai\:administrasi(a)staimalatiea.ac.id
P E N G E S A H A N
Skripsi Saudara : AMINAH dengan Nomor Induk Mahasiswa: 11408020 yang beijudul: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA (Studi Kasus Pada Siswa SDN Kauman Kidul Kecamatan Sidorejo Salatiga) Telah dimunaqasahkan dalam sidang panitia ujian Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga dan telah diterima sebagai bagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dalam Ilmu Tarbiyah.
Salatiga,
Panitia Ujian
25 September 2010 M
16 Syawal 1431 H
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : AMINAH
NIM : 11408020
Judul Skripsi : PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA
TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA (Studi
Kasus Pada Siswa SDN Kauman Kidul Kecamatan
Sidorejo Salatiga)
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak ada karya yang pernah
diajukan untuk memperoleh gelar kesaijanaan di suatu perguruan tinggi, dan
sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat ditulis atau
diterbitkan oleh orang lain kecuali secara tertulis di dalam naskah ini dan disebut
dalam daftar pustaka.
Salatiga, 25 September 2010
Yang Menyatakan
A
J IICm
“Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan beramal saleh, dan saling berpesan dengan
kebenaran dan saling berpesan dengan kesabaran. ”
(Q.S. Al- ‘Ashr: 1-3)
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan untuk:
1. Suamiku tersayang, yang telah memberikan inspirasi bagiku
2. Anak-anakku tercinta, yang selalu membimbing, mendo'akan dan
memberikan segalanya baik moral maupun spritual bagi
kelancaran studiku, semoga Allah senantiasa meridhoinya.
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan
yang Maha Rahman dan Rahim yang telah mengangkat manusia dengan berbagai
keistimewaan. Dan dengan hanya petunjuk serta tuntunan-Nya, penulis
mempunyai kemampuan dan kemauan sehingga penulisan skripsi ini bisa
terselesaikan.
Sholawat dan salam penulis haturkan kepada Uswatun Khasanah Nabi
Muhammad SAW, semoga beliau senantiasa dirahmati Allah SWT. Amin
Sebagai insan yang lemah, penulis menyadari bahwa tugas penulisan ini bukanlah
merupakan tugas yang ringan, tetapi merupakan tugas yang berat. Akhirnya
dengan berbekal kekuatan serta kemauan dan bantuan dari berbagai pihak, maka
terselesaikanlah skripsi yang sederhanan ini dengan judul “PENGARUH
KEHARMONISAN KELUARGA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA
(Studi Kasus Pada Siswa SDN Kauman Kidul Kecamatan Sidorejo Salatiga).
Dengan tersusunnya skripsi ini, penulis ucapkan terima kasih yang tiada taranya
kepada:
1. Bapak Dr. Imam Sutomo, M.Ag selaku Ketua STAIN Salatiga.
2. Bapak Drs. Joko Sutopo, selaku Ketua Jurusan Tarbiyah Ekstensi.
3. Bapak Drs. Juz'an, M.Hum, selaku Dosen Pembimbing, yang dengan
keikhlasannya telah memberikan bimbingan hingga tersusunnya skripsi ini.
4. Rekan-rekan mahasiswa STAIN Salatiga, yang telah memberikan motivasi
untuk menyelesaikan studi.
5. Karyawan Perpustakaan STAIN Salatiga yang telah menyediakan fasilitasnya.
Atas segala hal tersebut, penulis hanya bisa berdo’a, semoga Allah SWT
mencatatnya sebagai amal sholeh yang akan mendapat balasan yang berlipat
ganda. Amin.
yang membangun untuk kesempurnaan skripsi ini akan penulis terima dengan rasa
senang hati dan terbuka. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis pribadi dan
bagi pembaca pada umumnya.
A m in - am in ya robbal ‘aiam in
Salatiga, September 2010 Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL... ... i
NOTA PEMBIMBING... ii
PENGESAHAN... iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN... iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN... v
KATA PENGANTAR... vi
H. Sistematika Penulisan... 13
BAB H LANDASAN TEORI A. Keharmonisan Keluarga... 15
B. Belajar M engajar... 21
C. Motivasi B elajar... 25
D. Pengaruh Keharmonisan keluarga terhadap M otivasi... 33
BAB IH LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum SD N Kauman Kidul... 35
B. Keadaan Responden... 38
A. Latar Belakang Masalah
Hidup berkeluarga dihayati oleh hampir seluruh umat manusia. Bahkan
orang yang hidup sebatang kara pun pernah mengalami suasana hidup dalam
keluarga. Maka sudah selayaknya jika hidup dalam sebuah keluarga
memberikan warna atau kontribusi tersendiri dalam pembentukan akhlak
seseorang. Hidup dalam keluarga tidak hanya dilihat sebagai urusan pribadi
maupun urusan kemasyarakatan. Akan tetapi hidup dalam keluarga sebagai
cara hidup yang sesuai dengan rencana dan kehendak Allah SWT.
Pandangan semacam ini akan mempunyai arti/dampak positif pada
penghayatan hidup berkeluarga. Seluruh anggota keluarga tidak hanya pada
penghayatan hidup berkeluarga. Seluruh anggota keluarga tidak hanya
dipandang sebagai partner hidup. Namun mereka juga amanat dari Allah Swt
yang harus di jaga. Diam penjagaannya tentu harus sesuai dengan kaidah
yang telah diberikan dari sang pemberi amanat tersebut.
Keyakinan semacam ini akan mendorong kepada seseorang untuk lebih
menjaga dan menjalankan amanat tersebut secara serius, hati - hati dan tidak
sembarangan. Sebab mereka sadar akan amanat tersebut dan kelak akan
dimintai pertanggungjawaban.
3
Anak yang dilahirkan itu telah membawa fitrah (kecenderungan untuk percaya kepada Allah), maka orangtuanyalah yang menjadikan anak tersebut
Yahudi, Nasrani atau Majusi. (HR. Imam Tirmidzi)2
Berhasil tidaknya, baik buruknya anak sangat tergantung pada orang tua
sebagai figur utama proses pendidikan dan pembentukan moral atau akhlak
anak. Selaras dengan pendapat Dr. Zakiyah Darajat, sebagai berikut:
“Orang tua adalah Pembina pribadi yang utama dalam hidup
kepribadian orang tua, sikap dan cara hidup mereka merupakan unsur-unsur
yang dengan sendirinya masuk kedalam pribadi yang tumbuh.3
Dalam berbicara pendidikan paling tidak ada dua sifat pendidikan yang
dapat dikemukakan disini pendidikan selalu bersifat antisipataris artinya
selalu mengacu kepada masa depan dan selaku mempersiapkan generasi
muda untuk kehidupan masa yang akan datang. Kondisi pendidikan pada
waktu sekarang akan memberikan pengaruh kondisi kehidupan pada masa
depan, sehingga gambaran kehidupan masa yang akan datang.
Sesungghuhnya sudah terlihat dengan jelas oleh pendidikan yang diberikan
pada masa sekarang.
Dalam rangka menanamkan nilai-nilai moral atau akhlak pada anak
tentu membutuhkan sebuah proses yang cukup panjang. Melibatkan banyak
aspek dan peran keluarga, sebagai lembaga pendidikan pertama bagi anak.
menghargai antara anggota keluarga, orang tua akan selaluberusaha untuk
membantu kesulitan anak. Hal ini juga akan berdampak pada jiw a anak untuk
selalu termotivasi melakukan akativitas-aktivitas belajar yang dapat
meningkatkan kemampuan atau potensi yang dimilikinya secara optimal.
Dengan latar belakang pada uraian diatas, penulis mencoba
mangadakan penelitian secara ilmiah dengan judul “PENGARUH
KEHARMONISAN KELUARGA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR
SISWA (Studi Kasus Pada Siswa SDN Kauman Kidul Kecamatan Sidorejo
Salatiga)”.
B. Penegasan Istilah
Untuk menghindari salah tafsir dalam memahami judul diatas, maka
perluadanya pembatasan dan penjelasan masalah istilah terlebih dahulu
mengenai judul tersebut.
Adapun penegasan istilah dan penjelasannnya adalah sebagai berikut:
1. Keharmonisan keluarga
Keharmonisan berasal dari kata harmonis, yang diartikan selaras,
• 6
serasi.
Keharmonisan diartikan hal (keadaan) selaras atau serasi
keselarasannya, keserasiannya.6 7
Keluarga adalah sekumpulan orang yang hidup dalam tempat tinggal
bersama, dan masing-masing anggota merasakan adanya pertautan batin,
6
sehingga teijadi mempengaruhi, memperhatikan, menyerah diri,
melengkapi dan menyempurnakan. Dan itu terkandung peran dan fungsi
orang tua dalam keluarga.8
The fam ily as a married couple or other group o f adult kinsfolk who
cooperate economically and in the bring up o f children, and all or most o f
whom share a common dwelling.9
“Keluarga sebagai sebuah pasangan suami istri atau kelompok -
kelompok keluarga orang dewasa yang mereka bekeija sama memenuhi
kebutuhan ekonomi dan dalam mendidik anak-anak, serta seluruh anggota
atau sebagian besar anggotanya bertempat tinggal (hidup) bersama.”
Sedangkan yang dimaksud keharmonisan keluarga dalam penilaian
ini adalah keselarasan atau keserasian hubungan dalam keluarga yang
berkaitan dengan kegiatan pendidikan dan dapat dilakukan sengan efektif,
sehingga menunjang tercapainya kehidupan keluarga yang harmonis.10 *
Adapun indicator - indicator dari variable keharmonisan keluarga adalah:
a. Seluruh anggota keluarga taat menjalankan ibadah
b. Hubungan antar anggota keluarga akrab
c. Orang tua mengingatkan dan mengawasi belajar anak
d. Saling menghormati anggota keluarga
' Muh. Shahib. Pola Asuh Orang Tua dalam membentuk Anak Mengembangkan Disiplin Diri,(Jakarta, Rineka Cipta, 1998), him 17-18
9 Ariene s skolnik and Jerome skolnik Fam ily an Transition, (Canada, Ron Newcomer and Associates, 1983). Page 26
D. Tujuan Penelitian
Suatu penelitian ilmiah tertentu mempunyai tujuan tertentu, demikian
pula dalam penelitian ini, y aitu :
1. Untuk mengetahui keharmoisan keluarga pada siswa SDN Kauman Kidul
Kec. Sidorejo Salatiga
2. Untuk mengetahui motivasi belajar pada siswa SDN Kauman Kidul Kec.
Sidorejo Salatiga
3. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan keharmonisan keluarga dengan
motivasi belajar pada siswa SDN Kauman Kidul Kec. Sidorejo Salatiga
E. Hipotesis
Hipotesis merupakan kebenaran sementara yang ditentukan oleh
peneliti,tetapi masih harus dibuktikan atau ditegaskan, atau diuji
kebenarannya.15 *
Berangkat dari permasalahan yang telah peneliti uraikan diatas untuk
memperoleh jawaban sementara, peneliti mengajukan hipotesis sebagai
berikut “Ada hubungan positif antara keharmonisan keluarga dengan motivasi
belajar siswa. Atau dengan kata lain semakin baik keharmonisan keluarga
semakin baik pula motivasi belajar siswa”.
11
Populasi yang penulis jadikan objek adalah seluruh siswa SDN Kauman
Kidul Kec. Sidorejo Salatiga yang beijumlah 157 siswa. Dalam
pengambilan sampel, Suharsimi Arikunto menjelaskan bahwa bila
populasinya besar (lebih dari 100 orang), maka dapat diambil 1 0 - 1 5 %
atau 20 - 25% atau lebih.18
Pada penelitian ini peneliti mengambil 10% dari jumlah populasu. Jadi
sampel dalam penelitian ini beijumlah 16 Siswa.
2. Teknik pengumpulan Data
a. Metode angket atau kuesioner
Kuesioner adalah sejumlah perorangan tertulis yang digunakan untuk
memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang
pribadinya, atau hal - hal yang diketahui.19
Metode ini penulis gunakan sebagai metode pokok untuk mencari data
tentang keharmonisan keluarga dan motivasi data tentang keharmonisan
keluarga dan motivasi belajar siswa.
b. Metode Interview atau wawancara
Interview yang sering juga disebut dengan wawancara atau kuesioner
lesan adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara
(Interviewer) untuk memperoleh informasi dari terwawancara.20
Metode ini penulis gunakan sebagai metode bantu untuk memperoleh
informasi mengenai kondisi keharmonisan keluarga siswa dan motivasi
belajar siswa dirumah secara Tanya jawab (lisan).
c. Metode Dokumentasi
Dokumentasi berasa dari kata dokumen, yang artinya barang - barang
tertulis.
Didalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki
benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-
peraturan, notulen rapat, catatan harian dan sebagainya.21
Metode ini penulis gunakan untuk memperoleh data-data mengenai
Sekolah SDN Kauman Kidul Kec. Sidorejo Salatiga.
3. Analisis Data
Dalam menganalisa data, penulis menetapkan dua variabel, yaitu :
- Variabel x, yaitu variable keharmonisan keluarga
- Variabel y, yaitu variable motivasi belajar
Adapun tehnis analisa datanya sebagai berikut:
a. Analisis Pendahuluan
Tahap ini diadakan perhitungan awal dari data yang diperoleh dari hasil
angket tentang keharmonisan keluarga dan motivasi belajar siswa.
Untuk menganalisanya peneliti menggunakan rum us:
F
P = x 100% N
Keterangan:
P : Prosentase
F : Jumlah Objek
BAB
n
KAJIAN PUSTAKA
A. Keharmonisan Kelnarga
Keluarga merupakan satu organisasi sosial yang paling penting
dalam kelompok sosial dan keluarga merupakan lembaga di dalam
masyarakat yang paling utama bertanggung jawab untuk menjamin
kesejahteraan sosial dan kelestarian biologis anak manusia1. Keharmonisan
keluarga itu akan terwujud apabila masing-masing unsur dalam keluarga itu
dapat berfungsi dan berperan sebagimana mestinya dan tetap berpegang
teguh pada nilai-nilai agama kita, maka interaksi sosial yang harmonis antar
unsur dalam keluarga itu akan dapat diciptakan2.
Dalam kehidupan berkeluarga antara suami istri dituntut adanya
hubungan yang baik dalam arti diperlukan suasana yang harmonis yaitu
dengan menciptakan saling pengertian, saling terbuka, saling menjaga,
saling menghargai dan saling memenuhi kebutuhan. Setiap orangtua
bertanggung jaw ab juga memikirkan dan mengusahakan agar senantiasa
terciptakan dan terpelihara suatu hubungan antara orangtua dengan anak
yang baik, efektif dan menambah kebaikan dan keharmonisan hidup dalam
keluarga, sebab telah menjadi bahan kesadaran para orangtua bahwa hanya
dengan hubungan yang baik kegiatan pendidikan dapat dilaksanakan dengan
efektif dan dapat menunjang terciptanya kehidupan keluarga yang
1 Kartini Kartono, Psikologi Perkembangan Keluarga, Jakarta, Graha Ilmu, 2003, him. 62 2 M. H aw aii, Membentuk Keluarga Sakinah, Surabaya, Mitra Ummat, 2004, hal. 84
1. Aspek-Aspek Keharm onisan K eluarga
Enam aspek sebagai suatu pegangan hubungan perkawinan
bahagia adalah6*
a. Menciptakan kehidupan beragama dalam keluarga.
Sebuah keluarga yang harmonis ditandai dengan terciptanya
kehidupan beragama dalam rumah tersebut. Hal ini penting karena
dalam agama terdapat nilai-nilai moral dan etika kehidupan.
Berdasarkan beberapa penelitian ditemukan bahwa keluarga yang
tidak religius yang penanaman komitmennya rendah atau tanpa nilai
agama sama sekali cenderung terjadi pertentangan konflik dan
percekcokan dalam keluarga, dengan suasana yang seperti ini, maka
anak akan merasa tidak betah di rumah dan kemungkinan besar anak
akan mencari lingkungan lain yang dapat menerimanya.
b. Mempunyai waktu bersama keluarga
Keluarga yang harmonis selalu menyediakan waktu untuk bersama
keluarganya, baik itu hanya sekedar berkumpul, makan bersama,
menemani anak bermain dan mendengarkan masalah dan keluhan-
keluhan anak, dalam kebersamaan ini anak akan merasa dirinya
dibutuhkan dan diperhatikan oleh orangtuanya, sehingga anak akan
betah tinggal di rumah.
c. Mempunyai komunikasi yang baik antar anggota keluarga
19
Hubungan yang erat antar anggota keluarga juga menentukan
harmonisnya sebuah keluarga, apabila dalam suatu keluarga tidak
memiliki hubungan yang erat maka antar anggota keluarga tidak ada
lagi rasa saling memiliki dan rasa kebersamaan akan kurang.
Hubungan yang erat antar anggota keluarga ini dapat diwujudkan
dengan adanya kebersamaan, komunikasi yang baik antar anggota
keluarga dan saling menghargai.
Keenam aspek tersebut mempunyai hubungan yang erat satu
dengan yang lainnya. Proses tumbuh kembang anak sangat ditentukan
dari berfungsi tidaknya keenam aspek di atas, untuk menciptakan
keluarga harmonis peran dan fungsi orangtua sangat menentukan,
keluarga yang tidak bahagia atau tidak harmonis akan mengakibatkan
persentase anak menjadi nakal semakin tinggi7.
2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keharmonisan Keluarga
a. Komunikasi interpersonal
Komunikasi interpersonal merupakan faktor yang sangat
mempengaruhi keharmonisan keluarga, karena menurut Hurlock
komunikasi akan menjadikan seseorang mampu mengemukakan
pendapat dan pandangannya, sehingga mudah untuk memahami
orang lain dan sebaliknya tanpa adanya komunikasi kemungkinan
besar dapat menyebabkan teijadinya kesalahpahaman yang memicu
teijadinya konflik8,
b. Tingkat ekonomi keluarga.
Menurut beberapa penelitian, tingkat ekonomi keluarga juga
merupakan salah satu faktor yang menentukan keharmonisan
keluarga. Semakin tinggi sumber ekonomi keluarga akan
mendukung tingginya stabilitas dan kebahagian keluarga, tetapi
tidak berarti rendahnya tingkat ekonomi keluarga merupakan
indikasi tidak bahagianya keluarga. Tingkat ekonomi hanya
berpengaruh trerhadap kebahagian keluarga apabila berada pada
taraf yang sangat rendah sehingga kebutuhan dasar saja tidak
terpenuhi dan inilah nantinya yang akan menimbulkan konflik dalam
keluarga.
c. Sikap orangtua
Sikap orangtua juga berpengaruh terhadap keharmonisan keluarga
terutama hubungan orangtua dengan anak-anaknya. Orangtua dengan
sikap yang otoriter akan membuat suasana dalam keluarga menjadi
tegang dan anak merasa tertekan, anak tidak diberi kebebasan untuk
mengeluarkan pendapatnya, semua keputusan ada ditangan
orangtuanya sehingga membuat remaja itu merasa tidak mempunyai
peran dan merasa kurang dihargai dan kurang kasih sayang serta
memandang orangtuanya tidak bijaksana. Orangtua yang permisif
21
cenderung mendidik anak terlalu bebas dan tidak terkontrol karena apa
yang dilakukan anak tidak pernah mendapat bimbingan dari orangtua.
Kedua sikap tersebut cenderung memberikan peluang yang besar
untuk menjadikan anak berperilaku menyimpang, sedangkan orangtua
yang bersikap demokratis dapat menjadi pendorong perkembangan
anak kearah yang lebih positif,
d. Ukuran keluarga
Jumlah anak dalam satu keluarga cara orangtua mengontrol perilaku
anak, menetapkan aturan, mengasuh dan perlakuan efektif orangtua
terhadap anak. Keluarga yang lebih kecil mempunyai kemungkinan
lebih besar untuk memperlakukan anaknya secara demokratis dan
lebih baik untuk kelekatan anak dengan orangtua.
B. Belajar Mengajar
Belajar merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi kehidupan
manusia. Setiap saat dalam kehidupan teijadi suatu proses belajar mengajar,
baik disengaja maupun tidak disengaja, disadari atu tidak disadari. Proses
belajar mengajar ini akan diperoleh suatu hasil, yang pada umumnya disebut
hasil pengajaran atau hasil belajar. Proses belajar mengajar harus dilakukan
dengan sadar, disengaja dan terorganisisr dengan baik agar diperoleh hasil
yang optimal. Belajar sering kali diartikan kegiatan seseorang yang tampak
dalam wujud duduk di kelas, mendengarkan guru yang sedang mengajar,
membaca buku, atau menghafal sesuatu yang diperoleh di sekolah.
psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungannya yang
menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman,
ketrampilan dan nilai sikap. Perubahan itu bersifat relatif konstan dan
berbekas.
Cri-ciri tentang kegiatan belajar sebagai berikut: 1) belajar adalah
aktifitas yang menghasilkan perubahan pada diri individu yang belajar, baik
actual maupun potensial; 2) perubahan itu pada dasarnya adalah
diperolehnya kemampuan baru yang berlaku dalam waktu yang relatif lama;
3) perubahan itu teijadi karena suatu usaha12.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa
belajar adalah sesuatu proses yang dapat menghasilkan perubahan tingkah
laku dalam diri manusia. Perubahan ini akan membentuk kemampuan sikap
dan perilaku hidupnya.
Belajar di bidang pendidikan berhubungan dengan kegiatan
mengajar. Pengertian yang umum dipahami orang terutama mereka yang
awam dalam bidang-bidang studi kependidikan ialah bahwa mengajar itu
merupakan penyampaian pengetahuan dan kebudayaan kepada siswa.
Proses belajar mengajar adalah sebuah kegiatan yang integral (utuh)
dan terpadu antara siswa sebagai pelajar yang sedang belajar dengan guru
sebagai pengajar yang sedang mengajar. Poses belajar mengajar memiliki
empat komponen yaitu tujuan, bahan, metode dan alat serta penilaian.
Keempat komponen tersebut tidak berdiri sendiri-sendiri tetapi saling
24
berhubungan dan saling mempengaruhi satu sama lain.
Poses belajar mengajar dapat diartikan sebagai suatu interaksi antara
siswa dan guru dalam rangka mencapai tujuannya. Proses belajar mengajar
adalah suatu interaksi antara guru dengan siswa yang saling berhubungan
dan saling berpengaruh sehingga menumbuhkan kegiatan belajar untuk
mencapai tujuan tertentu. Keberhasilan proses belajar mengajar dipengaruhi
oleh beberapa faktor seperti faktor intern (faktor yang berasal dari dalam
diri) dan faktor ekstern (faktor yang berasal dari luar).
Fktor intern terdiri dari faktor jasmaniah dan faktor psikologis,
sedangkan faktor ekstern terdiri dari faktor keluarga, faktor sekolah dan
faktor masyarakat. Faktor sekolah antara lain meliputi metode mengajar,
alat atau media pembelajaran, kurikulum dan lain-lain. Faktor keberhasilan
pendidikan di sekolah salah satunya menjadi tanggung jawab guru sebagai
fasilitator. Hal lain yang dapat mempengaruhi prestasi belajar ialah
beberapa sifat peserta didik dalam belajar yaitu : cepat dalam belajar,
lambat dalam belajar, anak kreatif anak drop out dan anak berprestasi
kurang.
Sikap dan kepribadian guru, tinggi rendahnya pengetahuan yang
dimiliki guru, dan bagaimana cara guru tersebut mengajarkan pengetahuan
terhadap anak-anak didiknya, turut menentukan bagaimana hasil belajar
yang dapat dicapai anak.
Faktor guru sangat berperan dalam proses belajar mengajar. Guru
sangat membantu siswa dalam menerima materi pelajaran sehingga prestasi
belajarpun meningkat. Keberhasilan proses belajar mengajar dapat
ditingkatkan apabila guru mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi
proses belajar mengajar,
C. Motivasi Belajar
Pada hakekatnya belajar adalah hasil dari proses interaksi antara
individu dengan lingkungan sekitar. Belajar dilakukan melalui berbagai
kegiatan seperti mengalami, mengerjakan, memahami, dan sebagainya.
Sehingga berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan tergantung
pada proses belajar yang di alami siswa. Maka pemahaman yang benar
mengenai belajar mutlak diperlukan oleh pendidik.
Belajar merupakan aktivitas mental atau psikis yang berlangsung
dalam interaksi dalam lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan
dalam pengetahuan, pemahaman, ketrampilan, dan nilai sikap. Perubahan
bersifat relatif konstan dan berbekas13. Menurut Oemar Hamalik, ’’Belajar
adalah perubahan tingkah laku yang relatif mantap berkat latihan dan
pengalaman”14.
Menurut Slameto, “Belajar adalah suatu proses usaha yang
dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu pembahan tingkah laku yang
baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalamannya sendiri dalam
26
interaksi dengan lingkungannya”15. Sedangkan menurut A. Suhaenah
Supamo, ’’Belajar merupakan suatu aktivitas yang menimbulkan perubahan
yang relatif permanen sebagai akibat dari upaya-upaya yang
dilakukannya”16.
Belajar adalah suatu usaha atau kegiatan yang bertujuan
mengadakan perubahan tingkah laku, sikap, kebiasaan, ilmu pengetahuan,
dan keterampilan. Menurut Rogers dalam Dalyono belajar diperlancar
bilamana siswa dilibatkan dalam proses belajar dan ikut bertanggung jawab
terhadap proses belajar tersebut17. Suradi dalam Sardinian juga menyatakan
bahwa salah satu ciri terjadinya proses belajar adalah ditandai dengan
adanya aktivitas siswa18. Jadi suatu siswa dikatakan telah mengalami belajar
jika siswa tersebut ikut terlibat secara langsung atau mengalami sendiri
proses pembelajaran sehingga dalam diri siswa tersebut teijadi perubahan
baik dalam hal penambahan pengetahuan, keterampilan maupun teijadi
perubahan tingkah laku ataupun sikap.
Dari beberapa pengertian diatas dapat di simpulkan bahwa belajar
adalah proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh perubahan
tingkah laku sebagai hasil pengalaman individu dalam interaksi dengan
lingkungan yang relatif menetap.
Aktivitas siswa dalam belajar tidak cukup hanya mendengarkan
dan mencatat seperti yang lazim teijadi dalam pembelajaran pada umumnya.
15 Slameto, B elajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya, Jakarta, Rineka Cipta, 1998, him. 18.
16 Ibid, him. 2.
Aktivitas tersebut hendaknya mencakup aktivitas yang bersifat fisik atau
jasmani maupun mental atau rohani. Diedrich dalam menyatakan ada 177
macam kegiatan siswa yang antara lain dapat digolongkan sebagai berikut19:
1. Visual activities, yang termasuk di dalamnya misalnya membaca,
memperhatikan gambar, demonstrasi, percobaan, pekeijaan orang lain.
2. Oral activities, seperti menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi
saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi,
interupsi.
3. Listening activities, sebagai contoh adalah mendengarkan uraian,
percakapan, diskusi, interupsi.
4. Writing activities, seperti menulis cerita, karangan, laporan, angket,
menyalin.
5. Drawing activities, misalnya menggambar, membuat grafik, peta,
diagram.
6. Motor activities, yang termasuk di dalamnya antara lain melakukan
percobaan, membuat konstruksi, bermain, berkebun, bertemak.
7. Mental activities, sebagai contoh misalnya mengingat, memecahkan
soal, menganalisa, melihat hubungan, mengambil keputusan.
8. Emotional activities, seperti misalnya menaruh minat, gembira,
bersemangat, berani, tenang, gugup.
28
Keterlibatan siswa dalam kegiatan belajar dengan berbagai aktivitas
seperti diuraikan di atas, akan menciptakan suasana belajar yang tidak
membosankan dan kegiatan belajar mengajar akan beijalan maksimal.
Tujuan belajar adalah sejumlah hasil belajar yang menunjukkan
bahwa siswa telah melakukan kegiatan belajar, yang umumnya meliputi
pengetahuan, keterampilan, dan sikap-sikap yang baru, yang diharapkan
tercapai oleh siswa20, Tujuan belajar sangat penting dalam sistem
pembelajaran, karena semua komponen yang ada dalam sistem
pembelajaran dilaksanakan atas dasar pencapaian tujuan belajar. Jadi tujuan
belajar adalah suatu komponen sistem pembelajaran yang menunjukkan
hasil belajar siswa tercipta setelah melakukan kegiatan belajar.
Tujuan belajar secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi
dua, yaitu: 1) Tujuan instruksional (instructional effects), biasanya
berbentuk ketrampilan dan pengetahuan; 2) Tujuan pengiring (nurturant
effects), merupakan hasil sampingan belajar, misalnya kemampuan berpikir
kritis, kreatif, dan sikap terbuka.
Belajar merupakan suatu proses di mana siswa dengan kemampuan
awal yang dimilikinya, akan mengikuti kegiatan belajar mengajar sehingga
didapatkan kemampuan akhir yang lebih baik atau tercapai tujuan
pembelajaran. Untuk mencapai tujuan pembelajaran yang optimal
diperlukan komponen-komponen PBM yang berupa sarana dan prasarana,
guru, kurikulum dan lingkungan yang memadai dan mendukung. Sedangkan
untuk mengukur keberhasilan sebuah proses belajar mengajar diperlukan
program evaluasi yang terstruktur dan terencana.
Rianto menggambarkan bagan sistem pengajaran sebagai berikut:21
Gambar 1. Bagan Sistem Pengajaran
Setiap kegiatan belajar menghasilkan suatu perubahan yang khas
yaitu hasil belajar. Hasil belajar adalah tingkat pencapaian siswa terhadap
tujuan yang telah ditetapkan disetiap mata pelajaran dalam waktu tertentu22.
Keberhasilan seseorang dalam mempelajari sesuatu sangat dipengaruhi oleh
banyak faktor. Menurut Slameto faktor-faktor tersebut dapat digolongkan
menjadi dua yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern adalah
faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar, sedangkan faktor
ekstern adalah faktor yang ada di luar individu23.
1. Faktor intern
a. Kesehatan
21 Bambang Riyanto, Psikologi Pengajaran, Bandung, Alfabeta, 2004, him. 16.
22 Suharsimi Arikunto, D isiplin dalam Pem belajaran, Jakarta, Rineka Cipta, 2002, him.
23 Slameto, Op.cit, him. 84.
30
Sehat berarti dalam keadaan baik segenap badan beserta
bagian-bagiannya atau bebas dari penyakit. Proses belajar seseorang
akan terganggu jika kesehatan seseorang terganggu, selain itu juga ia
akan cepat lelah, kurang bersemangat, mudah pusing, mengantuk
jika badannya lemah, kurang darah ataupun ada gangguan fungsi
alat indera serta tubuhnya.
b. Inteligensi dan bakat
Inteligensi adalah kecakapan yang terdiri dari tiga jenis yaitu
kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan ke dalam situasi
yang baru dengan cepat dan efektif, mengetahui atau menggunakan
konsep-konsep yang abstrak secara efektif, mengetahui relasi dan
mempelajarinya dengan cepat. Inteleginsi besar pengaruhnya
terhadap kemajuan belajar. Dalam situasi yang sama, siswa yang
mempunyai tingakat inteleginsi yang tinggi akan lebih berhasil dari
pada yang mempunyai tingkat inteleginsi yang rendah. Bakat
merupakan kemampuan untuk belajar. Seperti juga inteleginsi, bakat
juga mempengaruhi belajar, jika bahan pelajaran yang dipelajari
siswa sesuai dengan bakatnya maka hasil belajarnya juga akan lebih
baik.
c. Minat dan motivasi
Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan
dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati
senang. Bahan pelajaran yang menarik minat belajar siswa, lebih
mudah dipelajari dan disimpan karena minat menambah kegiatan
belajar.
Motivasi adalah penggerak atau dorongan untuk melakukan
aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan. Menurut
Nasution motivasi dapat berasal dari dalam diri (motivasi intrinsik)
maupun dari luar (motivasi ekstrinsik)24. Motivasi bukan saja
penting karena menjadi faktor penyebab belajar, namun juga
memperlancar belajar dan hasil belajar. Oleh karena itu guru
diharapkan mengetahui kapan siswa perlu dimotivasi dan bentuk
motivasi yang harus diberikan agar proses pembelajaran beijalan
lancar dan berhasil optimal.
Sardinian menyebutkan ada sebelas bentuk dan cara untuk
menumbuhkan motivasi dalam kegiatan belajar di sekolah yaitu
memberi angka, hadiah, saingan atau kompetisi, ego-involvement,
memberi ulangan, mengetahui hasil, pujian, hukuman, hasrat untuk
belajar, minat dan tujuan yang diakui25,
d. Kematangan dan kesiapan
Kematangan adalah suatu tingkat atau fase dalam
pertumbuhan seseorang dimana alat-alat tubuhnya sudah siap untuk
melaksanakan kecakapan baru. Kesiapan adalah kesediaan untuk
memberi respon atau bereaksi. Kematangan dan kesiapan siswa
32
untuk mempelajari sesuatu yang baru akan mempengaruhi proses
dan hasil belajar tersebut.
2. Faktor ekstern
a. Keluarga
Faktor orang tua sangat besar pengaruhnya bagi keberhasilan
seorang siswa dalam belajar. Keadaan ekonomi keluarga, cara orang
tua mendidik, hubungan anak dengan orang tua, suasana rumah, dan
latar belakang budaya (pendidikan orang tua) akan ikut menentukan
keberhasilan belajar siswa.
b. Sekolah
Keadaan sekolah tempat belajar turut berpengaruh pada
tingkat keberhasilan belajar. Kondisi sekolah, metode mengajar
guru, kurikulum, tata tertib sekolah, serta hubungan guru dengan
siswa dan siswa dengan siswa akan mempengaruhi motivasi belajar
siswa sehingga hasil beiajarpun terpengaruh.
c. Masyarakat
Masyarakat merupakan faktor ekstern yang juga berpengaruh
terhadap belajar siswa. Pengaruh itu teijadi karena keberadaan siswa
dalam masyarakat yang berupa kegiatan siswa dalam masyarakat,
media massa, teman bergaul, dan bentu kehidupan masyarakat
Motivasi ialah dorongan untuk mendapatkan efek yang
maksimal26. Dengan demikian motivasi belajar adalah bahwa motivasi
kesungguhan berkaitan dengan perubahan tingkah laku sebagai akibat
bertambahnya pengetahuan dan keterampilan serta sikap pada diri
seseorang.
Faktor motivasi belajar diantaranya adalah27:
a. Kegiatan belajar yang dilakukan
b. Latihan atau ulangan, artinya siswa akan intensif belajar jika ada
ulangan atau latihan
c. Kepuasan dan kesenangan. Seseorang intensif belajar karena dengan
belajar seseorang memperoleh kepuasan atau kesenangan
d. Pengalaman masa lampau
e. Kesiapan dan kesediaan belajar
f. Minat dan Usaha
g. Fisiologis
h. Intelegensi atau kecerdasan.
D. Pengaruh Keharmonisan Keluarga terhadap Motivasi Belajar Siswa
Keluarga merupakan unit terkecil dalam suatu masyarakat, yang
merupakan bentuk dari sebuah perkawinan. Setiap keluarga tentu
mendambakan bahagia lahir dan batin. Namun demikian, ternyata tidak
mudah untuk mencapai tujuan tersebut. Keharmonisan dalam sebuah
keluarga akan tercipta manakala diantara anggota keluarga melaksanakan
tugas dan tanggung jawabnya secara seimbang. Hal ini dapat dilihat dari
34
keakraban hubungan atau komunikasi yang baik antara orang tua dan anak-
anaknya.
Keharmonisan dalam sebuah keluarga sangat mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan anak, baik dari segi fisik maupun psikis.
Dalam hal ini orang tua mempunyai tanggung jawab dalam mendidik anak
dengan sebaik-baiknya. Karena lingkungan pertama bagi pembelajaran dan
pendidikan anak adalah keluarga.
Seorang anak yang tumbuh dan berkembang dalam lingkungan
keluarga harmonis, cenderung mempunyai motivasi belajar yang lebih
tinggi. Hal tersebut dikarenakan dalam keluarga terjalin hubungan yang
serasi dan selaras antara orangtua dan anak.
Situasi keluarga yang harmonis akan mendorong anak untuk lebih
senang di rumah dan melakukan aktifitas atau kegiatan belajar yang dapat
memberikan dampak positif bagi dirinya sendiri dalam meraih cita-citanya.
Kesulitan atau permasalahan dalam belajar yang dialami anak akan mudah
dicari jalan keluarnya karena orangtua berperan aktif dalam melakukan
pengawasan dan bimbingan dalam proses belajar anak.
Dari uraian di atas menunjukkan bahwa keharmonisan keluarga
berpengaruh terhadap motivasi belajar anak, dengan kata lain semakin
harmonis sebuah keluarga maka motivasi belajar anak juga akan mengalami
A. Gambaran Umum SD N Kauman Kidul Kecamatan Sidorejo Kota
Salatiga
1. Profil Sekolah
a. Nama Sekolah SD N Kauman Kidul
c. Dibuka tahun 1995
d. Status Sekolah : Negeri
e. Luas tanah : 2282 m2
f. Luas bangunan 684 m2
2. Letak Geografis
SD N Kauman Kidul terletak di Kecamatan Sidorejo Kota
Salatiga. Sekarang ini telah mempunyai gedung yang permanen. Adapun
secara geografis area tanahnya berbatasan dengan rumah penduduk.
Dilihat dari letak geografis sangatlah strategis karena berada
lingkungan pemukiman. Hal ini memungkinkan terciptanya suasana
yang tenang karena jauh dari keramaian sehingga proses belajar
mengajar dapat terlaksana dengan baik.
36
3. Keadaan Guru SD N Kauman Kidul
Guru SD N Kauman Kidul beijumlah 12 orang dan 1 orang penjaga
wiyata bhakti. Untuk lebih lengkapnya akan diuraikan dalam tabel
berikut.
TABEL 1
DAFTAR GURU SD N KAUMAN KIDUL
No Nama Status Keterangan
1 Drs. Budi Haryanto PNS Kepala sekolah
2 Siti Rochaya PNS Gr Kelas
3 Rusmiyati PNS Gr Kelas
4 Siti Aisyah PNS Gr Kelas
5 Aminah PNS Gr Agama
6 Muslikhatun PNS Gr Agama
7 Hery Darmanto, S.PdSD PNS Gr Kelas
8 Yanu Swastika, S.Or PNS Gr Penjas
9 Umi Zumaroh PNS Gr Kelas
10 Ismiyati PNS Gr Kelas
11 Shinta Listyana, SS WB WB
12 Adhi Sulistyo WB WB
4. Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana banyak membantu dan memperlancar
jalannya pendidikan serta meningkatkan mutu dan kualitas sekolah yang
bersangkutan tentu saja digunakan sesuai dengan keadaan dan situasi
f. Kursi Guru 24 unit
g- Meja Siswa 187 unit
h. Kursi Siswa 94 unit
i. Papan Tulis 6 unit
5. Keadaan Siswa
Jumlah siswa SD N Kauman Kidul pada tahun 2009/2010
beijumlah 1S9 orang terdiri dari siswa laki-laki dan perempuan.
Perincian selengkapnya dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut:
TABEL III
DAFTAR JUMLAH SISWA SD N KAUMAN KIDUL
No Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah
1 I 15 21 36
2 II 9 12 21
3
m
14 8 224 IV 13 17 30
5 V 13 13 26
6 VI 12 12 24
Jumlah 76 83 159
B. Keadaan Responden
1. Daftar Nama Responden
Jumlah siswa SD N Kauman Kidul pada tahun pelajaran 2009/2010
adalah 159 anak. Penulis disini mengambil sampel 20 anak kelas IV-VI
39
DAFTAR NAMA RESPONDEN TABEL IV
No Responden Jenis Kelamin
1 Ari Rahayu P
2 Ahmad Faizal L
3 Fendi Iswara L
4 Shyla Sukmawati P
5 Syafa'ati Rizky P
6 Dirga Fardanur Rahman L
7 Danang Prabawa L
8 Asti Metta Dellia P
9 Edi Suryanto L
10 Risdiyanto L
11 Okta Galuh Andrian L
12 Dian Novitasari P
13 Bagus Ekadilah L
14 Yolandhita P
15 Novia Kumia P
16 M. Zakaria Hanif L
17 Kusuma Alif L
18 Alfani Bagus L
19 Rixy Dicky Yoga L
2. Jawaban Responden tentang Angket Keharmonisan keluarga
TABEL V
Daftar Jawaban Angket Keharmonisan keluarga
No No Soal Angket
Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 8 10 11 12 13 14 15 1 B A A B A A A C B A A A A A A 2 A B A C A A A A A A A B A A A 3 B B A C A C C A B A A A A B A 4 A B A A A A A A A A A A B A A 5 A B A C A A A A C A A B A A A
6 A B A B A B A A C C A B A A A 7 A B A B A C A A B A B C A A A 8 A A B B A A A A C A A B A A A 9 A B B B B A A B B A A A A B A
10 A B A A B C A A A A A A A A A 11 A B A B A A A A B C A C A A A 12 A A C B A A A A B A A A A B A 13 A B A C A A A A B A C B A A A 14 B C A B A A A A C A A B A A A 15 A B A B A A A A B A A B A A A 16 A B A B A A A A B A A B A A A 17 A B A B A A A A B B A B A A A
BABIY
ANALISIS DATA
A. Analisis Data
Untuk membuktikan ada tidaknya hubungan keharmonisan keluarga
statistik karena data yang terkumpul beijumlah banyak dan bersifat
kualitatif. Adapun dalam menganalisis data tersebut menggunakan teknik
korelasi product moment dengan rumus:
XY : Produk dari X kali Y
Langkah selanjutnya adalah menyiapkan tabel nilai keharmonisan
keluarga, hasil angket motivasi belajar dan tabel keija untuk mencari
koefisien korelasi antara variabel keharmonisan keluarga dan motivasi
belajar.
dengan motivasi belajar maka data yang telah diperoleh akan dianalisis
Y yy
(Z*)(Zr)
r
Keterangan:
rxy : koefisien korelasi antara x dan y
N : Jumlah responden
X : hasil kuadrat variabel X (keharmonisan keluarga)
Y : Hasil kuadrat variabel Y (motivasi belajar)
TABULASI ANGKET KEHARMONISAN KELUARGA
Kemudian diintervalkan dengan rumus sebagai berikut:
a. Untuk angket keharmonisan keluarga dengan jumlah 15 item
diketahui nilai tertinggi 43 dan terendah 35 maka berdasarkan rumus
interval sebagai berikut:
(x /-* /•)+ !
ki
Keterangan:
46
2. Daftar tentang Jawaban Angket Motivasi Belajar
Adapun hasil penyebaran angket dapat dilihat dari tabel sebagai berikut:
TABEL X
TABEL XI
TABULASI JAWABAN ANGKET PER ITEM SOAL
No Item
Kemudian diintervalkan dengan rumus sebagai berikut:
Untuk angket motivasi belajar dengan jumlah IS item diketahui nilai
tertinggi 42 dan terendah 37 maka berdasarkan rumus interval sebagai
berikut:
(x t-;c r)+ l
ki
Keterangan:
49
B. Analisis Pengolahan Data
Analisis pengolahan data ini untuk data yang terkumpul dari nilai
variabel keharmonisan keluarga dan motivasi belajar untuk mencari korelasi
dengan menggunakan rumus product moment dengan angka kasar sebagai
berikut:
Analisis ini untuk mengetahui seberapa jauh hubungan
keharmonisan keluarga dengan motivasi belajar. Nilai dari kedua variabel
tersebut selanjutnya untuk variabel keharmonisan keluarga diberi nama
variabel X dan motivasi belajar diberi nama variabel Y.
Selanjutnya kedua variabel tersebut didistribusikan ke dalam
koefisien dari perkalian antara nilai-nilai variabel X dan nilai-nilai variabel
Y agar memudahkan dalam memasukkan ke rumus korelasi product
moment dengan skor angka kasar. Untuk lebih jelasnya akan penulis
y y y
^ N
r
TABEL XIII
TABEL KERJA UNTUK MENCARI KOEFISIENSI ANTARA
KEHARMONISAN KELUARGA (X) DAN MOTIVASI BELAJAR (Y)
No
10 41 41 1681 1681 1681
11 38 38 1444 1444 1444
12 40 39 1600 1521 1560
13 38 39 1444 1521 1482
14 38 40 1444 1600 1520
15 41 41 1681 1681 1681
16 41 40 1681 1600 1640
17 40 39 1600 1521 1560
18 42 41 1764 1681 1722
19 41 40 1681 1600 1640
20 41 40 1681 1600 1640
I 792 791 31440 31313 31352
Sehingga diketahui:
I X = 792
52
C. Analisis Lanjutan
Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara variabel bebas
(dalam hal ini keharmonisan keluarga) dengan variabel terikat (motivasi
belajar) maka dilakukan dengan membandingkan r hitung yang diperoleh
dengan r tabel 5% maupun 1%.
Dalam perhitungan dengan rumus korelasi product moment di atas,
diketahui bahwa nilai r yang diperoleh itu akan dikonsultasikan dengan nilai
r (pada tabel) apakah teijadi signifikansi atau tidak, atas dasar signifikansi
5%
Pada tabel lain product moment (r hitung) dengan jumlah responden
- 20, kolom N (membacanya ke kanan) dalam kolom signifikansi 5% dalam
tabel diperoleh 0,444, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa: pada
taraf signifikansi 5% rtabel = 0,444, sehingga r hitung > r tabel
Oleh karena nilai r yang diperoleh yaitu 0,688 berada pada batas signifikan,
5%. Dengan demikian penulis menerima hioptesis yang berbunyi:
Keharmonisan keluarga dalam keluarga berhubungan dengan motivasi
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis dan beberapa
analisis data maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
L Keharmonisan keluarga dalam keluarga pada siswa SD N Kauman Kidul
yang berada pada kategori tinggi mencapai 45% kategori sedang 40%
dan kategori kurang 15 %
2. Motivasi belajar siswa SD N Kauman Kidul yang berada dalam kategori
tinggi mencapai 25% kategori sedang 50% dan kategori rendah 25%.
3. Ada hubungan secara positif dan signifikan antara keharmonisan
keluarga dalam keluarga dengan motivasi belajar siswa SD N Kauman
Kidul dimana nilai r hitung yang diperoleh sebesar 0,688 yang lebih
besar dari r tabel 5% maupun 1%.
B Saran-saran
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh serta pembahasan
tentang hasil tersebut maka penulis menyampaikan saran-saran sebagai
berikut:
1. Orangtua perlu memberikan perhatian terhadap anak, mengingat anak
dalam usia perkembangan membutuhkan perhatian.
54
2. Orangtua perlu memberikan perhatian terhadap pergaulan anak
sehingga anak tidak terpengaruh hal-hal negatif yang dapat
mempengaruhi motivasi belajar anak.
C. Penutup
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan jauh
dari kesempurnaan. Maka dari itu penulis berterima kasih pada pemerhati
skripsi untuk berkenan memberikan tanggapan, saran maupun kritik yang
bersifat membangun demi tercapainya kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya
penulis lanjatkan do'a semoga skripsi ini menjadi manfaat yang lebih bagi
Al-Affas, Syd. Muhammad Naquib. 1984. Konsep Pendidikan Dalam
Zs/mw.Bandung: Mizan
Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek
Jakarta: Rineka Cipta
Ali, Muhammad. 2000. Guru dalam Proses Belajar Mengajar Bandung: Sinar Baru Algesindo Offset
Basri, Hasan. 2002. Keluarga Sakinah Tinjauan Psikologi dan Agama
Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Budiningsih, 2002. Belajar dan Mengajar, Jakarta: Graha Ilmu
Dalyono, 1997. Pendekatan dalam Pembelajaran, Bandung: Bina Insani
Darajat, Zakiyah. 1970. Ilmu Jiwa Agama Jakarta: Bulan Bintang
Departemen Agama RI. 1989. Al Q ur’an dan terjemahnya/proyek pengadaan kitab suci AlQ ur’an Jakarta: Depag RI
Hamalik, Oemar. 2003. Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Graha Ilmu
Hurlock, Elizabeth T. 2000. Psikologi Perkembangan, Jakarta: Gramedia
Kartono, Kartini. 2003 Psikologi Perkembangan Keluarga, Jakarta: Graha Ilmu
M. Hawari, 2004. Membentuk Keluarga Sakinah, Surabaya: Mitra Ummat
Meichiati, 2004. Membangun Keharmonisan Keluarga, Bandung: Alfabeta
Poerwardaminta. 1983. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
Purwanto, Ngalim. 1989. Ilmu Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya
Rahman, Maman. 1996. Konsep dan Analisis Statistik Semarang: IKIP Semarang Press
Riyanto, Bambang. 2004. Psikologi Pengajaran, Bandung: Alfabeta
Rusyan, M. Tabrani. 2004. Belajar Mengajar, Jakarta: Rajawali
56
S. Nasution, 1996. Psikologi Pendidikan, Yogyakarta: Kanisius
Sardinian, 1994. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada
Shohib, Muh. 1998. Pola Asuh Orang Tua dalam membentuk Anak Mengembangkan Disiplin Diri Jakarta: Rineka Cipta
Slameto, 2003. Belajar dan Faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta: Rineka Cipta
Surayin, 2007. Kamus Umum Bahasa Indonesia, Bandung: Yrama Widya
Uno, Hamzah B. 2006. Teori Motivasi, Jakarta: Graha Ilmu
W.S. Winkel, 1987. Psikologi Pengajaran, Jakarta: Gramedia
pilihanmu dengan cara menyilang (X) pada huruf a, b, atau c
Nama :
Kelas :
1. Hubungan bapak dan ibu teijalin komunikasi yang baik
a. Ya b. Kadang-kadang c. tidak pernah
2. Saat dirumah orangtua memberikan perhatian pada anak
a. Ya b. Kadang-kadang c. tidak pernah
3. Komunikasi ayah dan ibu hanya pada saat pulang keija
a. Ya b. Kadang-kadang c. tidak pernah
4. Hubungan komunikasi orang tua dengan anak teijalin dengan akrab
a. Ya b. Kadang-kadang c. tidak pernah
3. Saat bapak ibu bckeija, ibu dan bapak memantau anak melalui telepon
a. Ya b. Kadang-kadang c. tidak pemah
6. Ayah dan ibu memperhatikan kebutuhan anak
a. Ya b. Kadang-kadang c. tidak pemah
7. Bapak sangat perhatian terhadap anak-anaknya
a. Ya b. Kadang-kadang c. tidak pemah
8. Ibu sangat perhatian terhadap anak-anaknya
a. Ya b. Kadang-kadang c. tidak pemah
9. Orangtua menabung untuk kebutuhan keluarga
a. Ya b. Kadang-kadang c. tidak pemah
10. Ibu selalu memberi dukungan kepada Bapak dalam bekeija
a. Ya b. Kadang-kadang c. tidak pemah
11. Ibu memberi motivasi pada anak-anak untuk belajar rajin
12. Ayah memberikan hadiah terhadap anak-anaknya yang berprestasi
a. Ya b. Kadang-kadang c. tidak pernah
13. Orang tua suka marah-marah tanpa sebab
a. Ya b. Kadang-kadang c. tidak pemah
14. Anak diberikan tanggung jawab agar belajar mandiri
a. Ya b. Kadang-kadang c. tidak pemah
15. Orang tua sering tidak di rumah sehingga tidak ada perhatian pada anak
a. Ya b. Kadang-kadang c. tidak pemah
Motivasi Belajar
1. Kegiatan belajar yang dilakukan siswa dilakukan secara rutin
a. selalu b. kadang-kadang c. tidak pemah
2. Kegiatan belajar siswa dilakukan jika akan ada ulangan
a. selalu b. kadang-kadang c. tidak pemah
3. Kegiatan belajar dilakukan karena menyenangi belajar
a. selalu b. kadang-kadang c. tidak pemah
4. Kegiatan belajar dilakukan karena merasa mendapatkan kepuasan dengan
belajar
a. selalu b. kadang-kadang c. tidak pemah
5. Dengan belajar dapat memperoleh pengalaman yang baru
a. selalu b. kadang-kadang c. tidak pemah
6. Kegiatan belajar dilakukan secara rutin karena adanya pengalaman masa
lampau (tidak naik kelas)
a. selalu b. kadang-kadang c. tidak pemah
7. Kegiatan belajar dilakukan karena minat yang tinggi
a. selalu b. kadang-kadang c. tidak pemah
8. Kegiatan belajar dilakukan secara rutin karena adanya fasilitas yang
10. Belajar dari lingkungan sekitar
a. selalu b. kadang-kadang c. tidak pernah
11. Saya belajar karena diperintah orangtua
a. selalu b. kadang-kadang c. tidak pernah
12. Saya belajar agar naik kelas dan mendapat peringkat 1
a. selalu b. kadang-kadang c. tidak pernah
13. Saya belajar saat suasana tenang
a. selalu b. kadang-kadang c. tidak pernah
14. Saya belajar di ruangan tempat belajar
a. selalu b. kadang-kadang c. tidak pernah
15. Saya belajar sambil nonton TV
b. kadang-kadang