• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA (STUDI KASUS PADA SISWA SDN KAUMAN KIDUL KECAMATAN SIDOREJO SALATIGA TAHUN 2010 - Test Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA (STUDI KASUS PADA SISWA SDN KAUMAN KIDUL KECAMATAN SIDOREJO SALATIGA TAHUN 2010 - Test Repository"

Copied!
51
0
0

Teks penuh

(1)

(Studi Kasus pada Siswa SDN Kauman Kidul Kecamatan Sidorejo Salatiga Tahun 2010)

S K R I P S I

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam

Oleh:

AMINAH

NIM: 11408020

JURUSAN TARBIYAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI

S A L A T I G A

(2)

NOTA PEMBIMBING

Lamp : 3 Eks

Hal : Naskah Skripsi

Saudara Aminah

Kepada

Yth: Ketua STAIN Salatiga Di - Salatiga

A SSA LA M U A L A IK U M , W R .W B

Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan, maka bersama ini kami kirimkan naskah skripsi saudara:

Nama : Aminah

NIM : 11408020

Jurusan : Tarbiyah/ Pendidikan Agama Islam

Judul : PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA TERHADAP

MOTIVASI BELAJAR SISWA (Studi Kasus Pada Siswa SDN Kauman Kidul Kecamatan Sidorejo Salatiga)

Dengan ini mohon agar skripsi saudara tersebut diatas segera dimunaqosvahkan. Demikian agar menjadi perhatian.

W ASSALAM U ALAIKU M

,

WR.W B

Pembimbing

(3)

Salatiga 50721

Website: www.stainsalatiza.ac.idEmai\:administrasi(a)staimalatiea.ac.id

P E N G E S A H A N

Skripsi Saudara : AMINAH dengan Nomor Induk Mahasiswa: 11408020 yang beijudul: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA (Studi Kasus Pada Siswa SDN Kauman Kidul Kecamatan Sidorejo Salatiga) Telah dimunaqasahkan dalam sidang panitia ujian Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga dan telah diterima sebagai bagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dalam Ilmu Tarbiyah.

Salatiga,

Panitia Ujian

25 September 2010 M

16 Syawal 1431 H

(4)

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : AMINAH

NIM : 11408020

Judul Skripsi : PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA

TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA (Studi

Kasus Pada Siswa SDN Kauman Kidul Kecamatan

Sidorejo Salatiga)

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak ada karya yang pernah

diajukan untuk memperoleh gelar kesaijanaan di suatu perguruan tinggi, dan

sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat ditulis atau

diterbitkan oleh orang lain kecuali secara tertulis di dalam naskah ini dan disebut

dalam daftar pustaka.

Salatiga, 25 September 2010

Yang Menyatakan

A

J IIC

m

(5)

“Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan beramal saleh, dan saling berpesan dengan

kebenaran dan saling berpesan dengan kesabaran.

(Q.S. Al- ‘Ashr: 1-3)

PERSEMBAHAN

Skripsi ini penulis persembahkan untuk:

1. Suamiku tersayang, yang telah memberikan inspirasi bagiku

2. Anak-anakku tercinta, yang selalu membimbing, mendo'akan dan

memberikan segalanya baik moral maupun spritual bagi

kelancaran studiku, semoga Allah senantiasa meridhoinya.

(6)

KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan

yang Maha Rahman dan Rahim yang telah mengangkat manusia dengan berbagai

keistimewaan. Dan dengan hanya petunjuk serta tuntunan-Nya, penulis

mempunyai kemampuan dan kemauan sehingga penulisan skripsi ini bisa

terselesaikan.

Sholawat dan salam penulis haturkan kepada Uswatun Khasanah Nabi

Muhammad SAW, semoga beliau senantiasa dirahmati Allah SWT. Amin

Sebagai insan yang lemah, penulis menyadari bahwa tugas penulisan ini bukanlah

merupakan tugas yang ringan, tetapi merupakan tugas yang berat. Akhirnya

dengan berbekal kekuatan serta kemauan dan bantuan dari berbagai pihak, maka

terselesaikanlah skripsi yang sederhanan ini dengan judul “PENGARUH

KEHARMONISAN KELUARGA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA

(Studi Kasus Pada Siswa SDN Kauman Kidul Kecamatan Sidorejo Salatiga).

Dengan tersusunnya skripsi ini, penulis ucapkan terima kasih yang tiada taranya

kepada:

1. Bapak Dr. Imam Sutomo, M.Ag selaku Ketua STAIN Salatiga.

2. Bapak Drs. Joko Sutopo, selaku Ketua Jurusan Tarbiyah Ekstensi.

3. Bapak Drs. Juz'an, M.Hum, selaku Dosen Pembimbing, yang dengan

keikhlasannya telah memberikan bimbingan hingga tersusunnya skripsi ini.

4. Rekan-rekan mahasiswa STAIN Salatiga, yang telah memberikan motivasi

untuk menyelesaikan studi.

5. Karyawan Perpustakaan STAIN Salatiga yang telah menyediakan fasilitasnya.

Atas segala hal tersebut, penulis hanya bisa berdo’a, semoga Allah SWT

mencatatnya sebagai amal sholeh yang akan mendapat balasan yang berlipat

ganda. Amin.

(7)

yang membangun untuk kesempurnaan skripsi ini akan penulis terima dengan rasa

senang hati dan terbuka. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis pribadi dan

bagi pembaca pada umumnya.

A m in - am in ya robbal ‘aiam in

Salatiga, September 2010 Penulis

(8)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL... ... i

NOTA PEMBIMBING... ii

PENGESAHAN... iii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN... v

KATA PENGANTAR... vi

H. Sistematika Penulisan... 13

BAB H LANDASAN TEORI A. Keharmonisan Keluarga... 15

B. Belajar M engajar... 21

C. Motivasi B elajar... 25

D. Pengaruh Keharmonisan keluarga terhadap M otivasi... 33

BAB IH LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum SD N Kauman Kidul... 35

B. Keadaan Responden... 38

(9)

A. Latar Belakang Masalah

Hidup berkeluarga dihayati oleh hampir seluruh umat manusia. Bahkan

orang yang hidup sebatang kara pun pernah mengalami suasana hidup dalam

keluarga. Maka sudah selayaknya jika hidup dalam sebuah keluarga

memberikan warna atau kontribusi tersendiri dalam pembentukan akhlak

seseorang. Hidup dalam keluarga tidak hanya dilihat sebagai urusan pribadi

maupun urusan kemasyarakatan. Akan tetapi hidup dalam keluarga sebagai

cara hidup yang sesuai dengan rencana dan kehendak Allah SWT.

Pandangan semacam ini akan mempunyai arti/dampak positif pada

penghayatan hidup berkeluarga. Seluruh anggota keluarga tidak hanya pada

penghayatan hidup berkeluarga. Seluruh anggota keluarga tidak hanya

dipandang sebagai partner hidup. Namun mereka juga amanat dari Allah Swt

yang harus di jaga. Diam penjagaannya tentu harus sesuai dengan kaidah

yang telah diberikan dari sang pemberi amanat tersebut.

Keyakinan semacam ini akan mendorong kepada seseorang untuk lebih

menjaga dan menjalankan amanat tersebut secara serius, hati - hati dan tidak

sembarangan. Sebab mereka sadar akan amanat tersebut dan kelak akan

dimintai pertanggungjawaban.

(10)

3

Anak yang dilahirkan itu telah membawa fitrah (kecenderungan untuk percaya kepada Allah), maka orangtuanyalah yang menjadikan anak tersebut

Yahudi, Nasrani atau Majusi. (HR. Imam Tirmidzi)2

Berhasil tidaknya, baik buruknya anak sangat tergantung pada orang tua

sebagai figur utama proses pendidikan dan pembentukan moral atau akhlak

anak. Selaras dengan pendapat Dr. Zakiyah Darajat, sebagai berikut:

“Orang tua adalah Pembina pribadi yang utama dalam hidup

kepribadian orang tua, sikap dan cara hidup mereka merupakan unsur-unsur

yang dengan sendirinya masuk kedalam pribadi yang tumbuh.3

Dalam berbicara pendidikan paling tidak ada dua sifat pendidikan yang

dapat dikemukakan disini pendidikan selalu bersifat antisipataris artinya

selalu mengacu kepada masa depan dan selaku mempersiapkan generasi

muda untuk kehidupan masa yang akan datang. Kondisi pendidikan pada

waktu sekarang akan memberikan pengaruh kondisi kehidupan pada masa

depan, sehingga gambaran kehidupan masa yang akan datang.

Sesungghuhnya sudah terlihat dengan jelas oleh pendidikan yang diberikan

pada masa sekarang.

Dalam rangka menanamkan nilai-nilai moral atau akhlak pada anak

tentu membutuhkan sebuah proses yang cukup panjang. Melibatkan banyak

aspek dan peran keluarga, sebagai lembaga pendidikan pertama bagi anak.

(11)

menghargai antara anggota keluarga, orang tua akan selaluberusaha untuk

membantu kesulitan anak. Hal ini juga akan berdampak pada jiw a anak untuk

selalu termotivasi melakukan akativitas-aktivitas belajar yang dapat

meningkatkan kemampuan atau potensi yang dimilikinya secara optimal.

Dengan latar belakang pada uraian diatas, penulis mencoba

mangadakan penelitian secara ilmiah dengan judul “PENGARUH

KEHARMONISAN KELUARGA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR

SISWA (Studi Kasus Pada Siswa SDN Kauman Kidul Kecamatan Sidorejo

Salatiga)”.

B. Penegasan Istilah

Untuk menghindari salah tafsir dalam memahami judul diatas, maka

perluadanya pembatasan dan penjelasan masalah istilah terlebih dahulu

mengenai judul tersebut.

Adapun penegasan istilah dan penjelasannnya adalah sebagai berikut:

1. Keharmonisan keluarga

Keharmonisan berasal dari kata harmonis, yang diartikan selaras,

6

serasi.

Keharmonisan diartikan hal (keadaan) selaras atau serasi

keselarasannya, keserasiannya.6 7

Keluarga adalah sekumpulan orang yang hidup dalam tempat tinggal

bersama, dan masing-masing anggota merasakan adanya pertautan batin,

(12)

6

sehingga teijadi mempengaruhi, memperhatikan, menyerah diri,

melengkapi dan menyempurnakan. Dan itu terkandung peran dan fungsi

orang tua dalam keluarga.8

The fam ily as a married couple or other group o f adult kinsfolk who

cooperate economically and in the bring up o f children, and all or most o f

whom share a common dwelling.9

“Keluarga sebagai sebuah pasangan suami istri atau kelompok -

kelompok keluarga orang dewasa yang mereka bekeija sama memenuhi

kebutuhan ekonomi dan dalam mendidik anak-anak, serta seluruh anggota

atau sebagian besar anggotanya bertempat tinggal (hidup) bersama.”

Sedangkan yang dimaksud keharmonisan keluarga dalam penilaian

ini adalah keselarasan atau keserasian hubungan dalam keluarga yang

berkaitan dengan kegiatan pendidikan dan dapat dilakukan sengan efektif,

sehingga menunjang tercapainya kehidupan keluarga yang harmonis.10 *

Adapun indicator - indicator dari variable keharmonisan keluarga adalah:

a. Seluruh anggota keluarga taat menjalankan ibadah

b. Hubungan antar anggota keluarga akrab

c. Orang tua mengingatkan dan mengawasi belajar anak

d. Saling menghormati anggota keluarga

' Muh. Shahib. Pola Asuh Orang Tua dalam membentuk Anak Mengembangkan Disiplin Diri,(Jakarta, Rineka Cipta, 1998), him 17-18

9 Ariene s skolnik and Jerome skolnik Fam ily an Transition, (Canada, Ron Newcomer and Associates, 1983). Page 26

(13)

D. Tujuan Penelitian

Suatu penelitian ilmiah tertentu mempunyai tujuan tertentu, demikian

pula dalam penelitian ini, y aitu :

1. Untuk mengetahui keharmoisan keluarga pada siswa SDN Kauman Kidul

Kec. Sidorejo Salatiga

2. Untuk mengetahui motivasi belajar pada siswa SDN Kauman Kidul Kec.

Sidorejo Salatiga

3. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan keharmonisan keluarga dengan

motivasi belajar pada siswa SDN Kauman Kidul Kec. Sidorejo Salatiga

E. Hipotesis

Hipotesis merupakan kebenaran sementara yang ditentukan oleh

peneliti,tetapi masih harus dibuktikan atau ditegaskan, atau diuji

kebenarannya.15 *

Berangkat dari permasalahan yang telah peneliti uraikan diatas untuk

memperoleh jawaban sementara, peneliti mengajukan hipotesis sebagai

berikut “Ada hubungan positif antara keharmonisan keluarga dengan motivasi

belajar siswa. Atau dengan kata lain semakin baik keharmonisan keluarga

semakin baik pula motivasi belajar siswa”.

(14)

11

Populasi yang penulis jadikan objek adalah seluruh siswa SDN Kauman

Kidul Kec. Sidorejo Salatiga yang beijumlah 157 siswa. Dalam

pengambilan sampel, Suharsimi Arikunto menjelaskan bahwa bila

populasinya besar (lebih dari 100 orang), maka dapat diambil 1 0 - 1 5 %

atau 20 - 25% atau lebih.18

Pada penelitian ini peneliti mengambil 10% dari jumlah populasu. Jadi

sampel dalam penelitian ini beijumlah 16 Siswa.

2. Teknik pengumpulan Data

a. Metode angket atau kuesioner

Kuesioner adalah sejumlah perorangan tertulis yang digunakan untuk

memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang

pribadinya, atau hal - hal yang diketahui.19

Metode ini penulis gunakan sebagai metode pokok untuk mencari data

tentang keharmonisan keluarga dan motivasi data tentang keharmonisan

keluarga dan motivasi belajar siswa.

b. Metode Interview atau wawancara

Interview yang sering juga disebut dengan wawancara atau kuesioner

lesan adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara

(Interviewer) untuk memperoleh informasi dari terwawancara.20

Metode ini penulis gunakan sebagai metode bantu untuk memperoleh

informasi mengenai kondisi keharmonisan keluarga siswa dan motivasi

belajar siswa dirumah secara Tanya jawab (lisan).

(15)

c. Metode Dokumentasi

Dokumentasi berasa dari kata dokumen, yang artinya barang - barang

tertulis.

Didalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki

benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-

peraturan, notulen rapat, catatan harian dan sebagainya.21

Metode ini penulis gunakan untuk memperoleh data-data mengenai

Sekolah SDN Kauman Kidul Kec. Sidorejo Salatiga.

3. Analisis Data

Dalam menganalisa data, penulis menetapkan dua variabel, yaitu :

- Variabel x, yaitu variable keharmonisan keluarga

- Variabel y, yaitu variable motivasi belajar

Adapun tehnis analisa datanya sebagai berikut:

a. Analisis Pendahuluan

Tahap ini diadakan perhitungan awal dari data yang diperoleh dari hasil

angket tentang keharmonisan keluarga dan motivasi belajar siswa.

Untuk menganalisanya peneliti menggunakan rum us:

F

P = x 100% N

Keterangan:

P : Prosentase

F : Jumlah Objek

(16)

BAB

n

KAJIAN PUSTAKA

A. Keharmonisan Kelnarga

Keluarga merupakan satu organisasi sosial yang paling penting

dalam kelompok sosial dan keluarga merupakan lembaga di dalam

masyarakat yang paling utama bertanggung jawab untuk menjamin

kesejahteraan sosial dan kelestarian biologis anak manusia1. Keharmonisan

keluarga itu akan terwujud apabila masing-masing unsur dalam keluarga itu

dapat berfungsi dan berperan sebagimana mestinya dan tetap berpegang

teguh pada nilai-nilai agama kita, maka interaksi sosial yang harmonis antar

unsur dalam keluarga itu akan dapat diciptakan2.

Dalam kehidupan berkeluarga antara suami istri dituntut adanya

hubungan yang baik dalam arti diperlukan suasana yang harmonis yaitu

dengan menciptakan saling pengertian, saling terbuka, saling menjaga,

saling menghargai dan saling memenuhi kebutuhan. Setiap orangtua

bertanggung jaw ab juga memikirkan dan mengusahakan agar senantiasa

terciptakan dan terpelihara suatu hubungan antara orangtua dengan anak

yang baik, efektif dan menambah kebaikan dan keharmonisan hidup dalam

keluarga, sebab telah menjadi bahan kesadaran para orangtua bahwa hanya

dengan hubungan yang baik kegiatan pendidikan dapat dilaksanakan dengan

efektif dan dapat menunjang terciptanya kehidupan keluarga yang

1 Kartini Kartono, Psikologi Perkembangan Keluarga, Jakarta, Graha Ilmu, 2003, him. 62 2 M. H aw aii, Membentuk Keluarga Sakinah, Surabaya, Mitra Ummat, 2004, hal. 84

(17)

1. Aspek-Aspek Keharm onisan K eluarga

Enam aspek sebagai suatu pegangan hubungan perkawinan

bahagia adalah6*

a. Menciptakan kehidupan beragama dalam keluarga.

Sebuah keluarga yang harmonis ditandai dengan terciptanya

kehidupan beragama dalam rumah tersebut. Hal ini penting karena

dalam agama terdapat nilai-nilai moral dan etika kehidupan.

Berdasarkan beberapa penelitian ditemukan bahwa keluarga yang

tidak religius yang penanaman komitmennya rendah atau tanpa nilai

agama sama sekali cenderung terjadi pertentangan konflik dan

percekcokan dalam keluarga, dengan suasana yang seperti ini, maka

anak akan merasa tidak betah di rumah dan kemungkinan besar anak

akan mencari lingkungan lain yang dapat menerimanya.

b. Mempunyai waktu bersama keluarga

Keluarga yang harmonis selalu menyediakan waktu untuk bersama

keluarganya, baik itu hanya sekedar berkumpul, makan bersama,

menemani anak bermain dan mendengarkan masalah dan keluhan-

keluhan anak, dalam kebersamaan ini anak akan merasa dirinya

dibutuhkan dan diperhatikan oleh orangtuanya, sehingga anak akan

betah tinggal di rumah.

c. Mempunyai komunikasi yang baik antar anggota keluarga

(18)

19

Hubungan yang erat antar anggota keluarga juga menentukan

harmonisnya sebuah keluarga, apabila dalam suatu keluarga tidak

memiliki hubungan yang erat maka antar anggota keluarga tidak ada

lagi rasa saling memiliki dan rasa kebersamaan akan kurang.

Hubungan yang erat antar anggota keluarga ini dapat diwujudkan

dengan adanya kebersamaan, komunikasi yang baik antar anggota

keluarga dan saling menghargai.

Keenam aspek tersebut mempunyai hubungan yang erat satu

dengan yang lainnya. Proses tumbuh kembang anak sangat ditentukan

dari berfungsi tidaknya keenam aspek di atas, untuk menciptakan

keluarga harmonis peran dan fungsi orangtua sangat menentukan,

keluarga yang tidak bahagia atau tidak harmonis akan mengakibatkan

persentase anak menjadi nakal semakin tinggi7.

2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keharmonisan Keluarga

a. Komunikasi interpersonal

Komunikasi interpersonal merupakan faktor yang sangat

mempengaruhi keharmonisan keluarga, karena menurut Hurlock

komunikasi akan menjadikan seseorang mampu mengemukakan

pendapat dan pandangannya, sehingga mudah untuk memahami

orang lain dan sebaliknya tanpa adanya komunikasi kemungkinan

(19)

besar dapat menyebabkan teijadinya kesalahpahaman yang memicu

teijadinya konflik8,

b. Tingkat ekonomi keluarga.

Menurut beberapa penelitian, tingkat ekonomi keluarga juga

merupakan salah satu faktor yang menentukan keharmonisan

keluarga. Semakin tinggi sumber ekonomi keluarga akan

mendukung tingginya stabilitas dan kebahagian keluarga, tetapi

tidak berarti rendahnya tingkat ekonomi keluarga merupakan

indikasi tidak bahagianya keluarga. Tingkat ekonomi hanya

berpengaruh trerhadap kebahagian keluarga apabila berada pada

taraf yang sangat rendah sehingga kebutuhan dasar saja tidak

terpenuhi dan inilah nantinya yang akan menimbulkan konflik dalam

keluarga.

c. Sikap orangtua

Sikap orangtua juga berpengaruh terhadap keharmonisan keluarga

terutama hubungan orangtua dengan anak-anaknya. Orangtua dengan

sikap yang otoriter akan membuat suasana dalam keluarga menjadi

tegang dan anak merasa tertekan, anak tidak diberi kebebasan untuk

mengeluarkan pendapatnya, semua keputusan ada ditangan

orangtuanya sehingga membuat remaja itu merasa tidak mempunyai

peran dan merasa kurang dihargai dan kurang kasih sayang serta

memandang orangtuanya tidak bijaksana. Orangtua yang permisif

(20)

21

cenderung mendidik anak terlalu bebas dan tidak terkontrol karena apa

yang dilakukan anak tidak pernah mendapat bimbingan dari orangtua.

Kedua sikap tersebut cenderung memberikan peluang yang besar

untuk menjadikan anak berperilaku menyimpang, sedangkan orangtua

yang bersikap demokratis dapat menjadi pendorong perkembangan

anak kearah yang lebih positif,

d. Ukuran keluarga

Jumlah anak dalam satu keluarga cara orangtua mengontrol perilaku

anak, menetapkan aturan, mengasuh dan perlakuan efektif orangtua

terhadap anak. Keluarga yang lebih kecil mempunyai kemungkinan

lebih besar untuk memperlakukan anaknya secara demokratis dan

lebih baik untuk kelekatan anak dengan orangtua.

B. Belajar Mengajar

Belajar merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi kehidupan

manusia. Setiap saat dalam kehidupan teijadi suatu proses belajar mengajar,

baik disengaja maupun tidak disengaja, disadari atu tidak disadari. Proses

belajar mengajar ini akan diperoleh suatu hasil, yang pada umumnya disebut

hasil pengajaran atau hasil belajar. Proses belajar mengajar harus dilakukan

dengan sadar, disengaja dan terorganisisr dengan baik agar diperoleh hasil

yang optimal. Belajar sering kali diartikan kegiatan seseorang yang tampak

dalam wujud duduk di kelas, mendengarkan guru yang sedang mengajar,

membaca buku, atau menghafal sesuatu yang diperoleh di sekolah.

(21)

psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungannya yang

menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman,

ketrampilan dan nilai sikap. Perubahan itu bersifat relatif konstan dan

berbekas.

Cri-ciri tentang kegiatan belajar sebagai berikut: 1) belajar adalah

aktifitas yang menghasilkan perubahan pada diri individu yang belajar, baik

actual maupun potensial; 2) perubahan itu pada dasarnya adalah

diperolehnya kemampuan baru yang berlaku dalam waktu yang relatif lama;

3) perubahan itu teijadi karena suatu usaha12.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa

belajar adalah sesuatu proses yang dapat menghasilkan perubahan tingkah

laku dalam diri manusia. Perubahan ini akan membentuk kemampuan sikap

dan perilaku hidupnya.

Belajar di bidang pendidikan berhubungan dengan kegiatan

mengajar. Pengertian yang umum dipahami orang terutama mereka yang

awam dalam bidang-bidang studi kependidikan ialah bahwa mengajar itu

merupakan penyampaian pengetahuan dan kebudayaan kepada siswa.

Proses belajar mengajar adalah sebuah kegiatan yang integral (utuh)

dan terpadu antara siswa sebagai pelajar yang sedang belajar dengan guru

sebagai pengajar yang sedang mengajar. Poses belajar mengajar memiliki

empat komponen yaitu tujuan, bahan, metode dan alat serta penilaian.

Keempat komponen tersebut tidak berdiri sendiri-sendiri tetapi saling

(22)

24

berhubungan dan saling mempengaruhi satu sama lain.

Poses belajar mengajar dapat diartikan sebagai suatu interaksi antara

siswa dan guru dalam rangka mencapai tujuannya. Proses belajar mengajar

adalah suatu interaksi antara guru dengan siswa yang saling berhubungan

dan saling berpengaruh sehingga menumbuhkan kegiatan belajar untuk

mencapai tujuan tertentu. Keberhasilan proses belajar mengajar dipengaruhi

oleh beberapa faktor seperti faktor intern (faktor yang berasal dari dalam

diri) dan faktor ekstern (faktor yang berasal dari luar).

Fktor intern terdiri dari faktor jasmaniah dan faktor psikologis,

sedangkan faktor ekstern terdiri dari faktor keluarga, faktor sekolah dan

faktor masyarakat. Faktor sekolah antara lain meliputi metode mengajar,

alat atau media pembelajaran, kurikulum dan lain-lain. Faktor keberhasilan

pendidikan di sekolah salah satunya menjadi tanggung jawab guru sebagai

fasilitator. Hal lain yang dapat mempengaruhi prestasi belajar ialah

beberapa sifat peserta didik dalam belajar yaitu : cepat dalam belajar,

lambat dalam belajar, anak kreatif anak drop out dan anak berprestasi

kurang.

Sikap dan kepribadian guru, tinggi rendahnya pengetahuan yang

dimiliki guru, dan bagaimana cara guru tersebut mengajarkan pengetahuan

terhadap anak-anak didiknya, turut menentukan bagaimana hasil belajar

yang dapat dicapai anak.

Faktor guru sangat berperan dalam proses belajar mengajar. Guru

(23)

sangat membantu siswa dalam menerima materi pelajaran sehingga prestasi

belajarpun meningkat. Keberhasilan proses belajar mengajar dapat

ditingkatkan apabila guru mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi

proses belajar mengajar,

C. Motivasi Belajar

Pada hakekatnya belajar adalah hasil dari proses interaksi antara

individu dengan lingkungan sekitar. Belajar dilakukan melalui berbagai

kegiatan seperti mengalami, mengerjakan, memahami, dan sebagainya.

Sehingga berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan tergantung

pada proses belajar yang di alami siswa. Maka pemahaman yang benar

mengenai belajar mutlak diperlukan oleh pendidik.

Belajar merupakan aktivitas mental atau psikis yang berlangsung

dalam interaksi dalam lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan

dalam pengetahuan, pemahaman, ketrampilan, dan nilai sikap. Perubahan

bersifat relatif konstan dan berbekas13. Menurut Oemar Hamalik, ’’Belajar

adalah perubahan tingkah laku yang relatif mantap berkat latihan dan

pengalaman”14.

Menurut Slameto, “Belajar adalah suatu proses usaha yang

dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu pembahan tingkah laku yang

baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalamannya sendiri dalam

(24)

26

interaksi dengan lingkungannya”15. Sedangkan menurut A. Suhaenah

Supamo, ’’Belajar merupakan suatu aktivitas yang menimbulkan perubahan

yang relatif permanen sebagai akibat dari upaya-upaya yang

dilakukannya”16.

Belajar adalah suatu usaha atau kegiatan yang bertujuan

mengadakan perubahan tingkah laku, sikap, kebiasaan, ilmu pengetahuan,

dan keterampilan. Menurut Rogers dalam Dalyono belajar diperlancar

bilamana siswa dilibatkan dalam proses belajar dan ikut bertanggung jawab

terhadap proses belajar tersebut17. Suradi dalam Sardinian juga menyatakan

bahwa salah satu ciri terjadinya proses belajar adalah ditandai dengan

adanya aktivitas siswa18. Jadi suatu siswa dikatakan telah mengalami belajar

jika siswa tersebut ikut terlibat secara langsung atau mengalami sendiri

proses pembelajaran sehingga dalam diri siswa tersebut teijadi perubahan

baik dalam hal penambahan pengetahuan, keterampilan maupun teijadi

perubahan tingkah laku ataupun sikap.

Dari beberapa pengertian diatas dapat di simpulkan bahwa belajar

adalah proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh perubahan

tingkah laku sebagai hasil pengalaman individu dalam interaksi dengan

lingkungan yang relatif menetap.

Aktivitas siswa dalam belajar tidak cukup hanya mendengarkan

dan mencatat seperti yang lazim teijadi dalam pembelajaran pada umumnya.

15 Slameto, B elajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya, Jakarta, Rineka Cipta, 1998, him. 18.

16 Ibid, him. 2.

(25)

Aktivitas tersebut hendaknya mencakup aktivitas yang bersifat fisik atau

jasmani maupun mental atau rohani. Diedrich dalam menyatakan ada 177

macam kegiatan siswa yang antara lain dapat digolongkan sebagai berikut19:

1. Visual activities, yang termasuk di dalamnya misalnya membaca,

memperhatikan gambar, demonstrasi, percobaan, pekeijaan orang lain.

2. Oral activities, seperti menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi

saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi,

interupsi.

3. Listening activities, sebagai contoh adalah mendengarkan uraian,

percakapan, diskusi, interupsi.

4. Writing activities, seperti menulis cerita, karangan, laporan, angket,

menyalin.

5. Drawing activities, misalnya menggambar, membuat grafik, peta,

diagram.

6. Motor activities, yang termasuk di dalamnya antara lain melakukan

percobaan, membuat konstruksi, bermain, berkebun, bertemak.

7. Mental activities, sebagai contoh misalnya mengingat, memecahkan

soal, menganalisa, melihat hubungan, mengambil keputusan.

8. Emotional activities, seperti misalnya menaruh minat, gembira,

bersemangat, berani, tenang, gugup.

(26)

28

Keterlibatan siswa dalam kegiatan belajar dengan berbagai aktivitas

seperti diuraikan di atas, akan menciptakan suasana belajar yang tidak

membosankan dan kegiatan belajar mengajar akan beijalan maksimal.

Tujuan belajar adalah sejumlah hasil belajar yang menunjukkan

bahwa siswa telah melakukan kegiatan belajar, yang umumnya meliputi

pengetahuan, keterampilan, dan sikap-sikap yang baru, yang diharapkan

tercapai oleh siswa20, Tujuan belajar sangat penting dalam sistem

pembelajaran, karena semua komponen yang ada dalam sistem

pembelajaran dilaksanakan atas dasar pencapaian tujuan belajar. Jadi tujuan

belajar adalah suatu komponen sistem pembelajaran yang menunjukkan

hasil belajar siswa tercipta setelah melakukan kegiatan belajar.

Tujuan belajar secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi

dua, yaitu: 1) Tujuan instruksional (instructional effects), biasanya

berbentuk ketrampilan dan pengetahuan; 2) Tujuan pengiring (nurturant

effects), merupakan hasil sampingan belajar, misalnya kemampuan berpikir

kritis, kreatif, dan sikap terbuka.

Belajar merupakan suatu proses di mana siswa dengan kemampuan

awal yang dimilikinya, akan mengikuti kegiatan belajar mengajar sehingga

didapatkan kemampuan akhir yang lebih baik atau tercapai tujuan

pembelajaran. Untuk mencapai tujuan pembelajaran yang optimal

diperlukan komponen-komponen PBM yang berupa sarana dan prasarana,

guru, kurikulum dan lingkungan yang memadai dan mendukung. Sedangkan

(27)

untuk mengukur keberhasilan sebuah proses belajar mengajar diperlukan

program evaluasi yang terstruktur dan terencana.

Rianto menggambarkan bagan sistem pengajaran sebagai berikut:21

Gambar 1. Bagan Sistem Pengajaran

Setiap kegiatan belajar menghasilkan suatu perubahan yang khas

yaitu hasil belajar. Hasil belajar adalah tingkat pencapaian siswa terhadap

tujuan yang telah ditetapkan disetiap mata pelajaran dalam waktu tertentu22.

Keberhasilan seseorang dalam mempelajari sesuatu sangat dipengaruhi oleh

banyak faktor. Menurut Slameto faktor-faktor tersebut dapat digolongkan

menjadi dua yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern adalah

faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar, sedangkan faktor

ekstern adalah faktor yang ada di luar individu23.

1. Faktor intern

a. Kesehatan

21 Bambang Riyanto, Psikologi Pengajaran, Bandung, Alfabeta, 2004, him. 16.

22 Suharsimi Arikunto, D isiplin dalam Pem belajaran, Jakarta, Rineka Cipta, 2002, him.

23 Slameto, Op.cit, him. 84.

(28)

30

Sehat berarti dalam keadaan baik segenap badan beserta

bagian-bagiannya atau bebas dari penyakit. Proses belajar seseorang

akan terganggu jika kesehatan seseorang terganggu, selain itu juga ia

akan cepat lelah, kurang bersemangat, mudah pusing, mengantuk

jika badannya lemah, kurang darah ataupun ada gangguan fungsi

alat indera serta tubuhnya.

b. Inteligensi dan bakat

Inteligensi adalah kecakapan yang terdiri dari tiga jenis yaitu

kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan ke dalam situasi

yang baru dengan cepat dan efektif, mengetahui atau menggunakan

konsep-konsep yang abstrak secara efektif, mengetahui relasi dan

mempelajarinya dengan cepat. Inteleginsi besar pengaruhnya

terhadap kemajuan belajar. Dalam situasi yang sama, siswa yang

mempunyai tingakat inteleginsi yang tinggi akan lebih berhasil dari

pada yang mempunyai tingkat inteleginsi yang rendah. Bakat

merupakan kemampuan untuk belajar. Seperti juga inteleginsi, bakat

juga mempengaruhi belajar, jika bahan pelajaran yang dipelajari

siswa sesuai dengan bakatnya maka hasil belajarnya juga akan lebih

baik.

c. Minat dan motivasi

Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan

dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati

(29)

senang. Bahan pelajaran yang menarik minat belajar siswa, lebih

mudah dipelajari dan disimpan karena minat menambah kegiatan

belajar.

Motivasi adalah penggerak atau dorongan untuk melakukan

aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan. Menurut

Nasution motivasi dapat berasal dari dalam diri (motivasi intrinsik)

maupun dari luar (motivasi ekstrinsik)24. Motivasi bukan saja

penting karena menjadi faktor penyebab belajar, namun juga

memperlancar belajar dan hasil belajar. Oleh karena itu guru

diharapkan mengetahui kapan siswa perlu dimotivasi dan bentuk

motivasi yang harus diberikan agar proses pembelajaran beijalan

lancar dan berhasil optimal.

Sardinian menyebutkan ada sebelas bentuk dan cara untuk

menumbuhkan motivasi dalam kegiatan belajar di sekolah yaitu

memberi angka, hadiah, saingan atau kompetisi, ego-involvement,

memberi ulangan, mengetahui hasil, pujian, hukuman, hasrat untuk

belajar, minat dan tujuan yang diakui25,

d. Kematangan dan kesiapan

Kematangan adalah suatu tingkat atau fase dalam

pertumbuhan seseorang dimana alat-alat tubuhnya sudah siap untuk

melaksanakan kecakapan baru. Kesiapan adalah kesediaan untuk

memberi respon atau bereaksi. Kematangan dan kesiapan siswa

(30)

32

untuk mempelajari sesuatu yang baru akan mempengaruhi proses

dan hasil belajar tersebut.

2. Faktor ekstern

a. Keluarga

Faktor orang tua sangat besar pengaruhnya bagi keberhasilan

seorang siswa dalam belajar. Keadaan ekonomi keluarga, cara orang

tua mendidik, hubungan anak dengan orang tua, suasana rumah, dan

latar belakang budaya (pendidikan orang tua) akan ikut menentukan

keberhasilan belajar siswa.

b. Sekolah

Keadaan sekolah tempat belajar turut berpengaruh pada

tingkat keberhasilan belajar. Kondisi sekolah, metode mengajar

guru, kurikulum, tata tertib sekolah, serta hubungan guru dengan

siswa dan siswa dengan siswa akan mempengaruhi motivasi belajar

siswa sehingga hasil beiajarpun terpengaruh.

c. Masyarakat

Masyarakat merupakan faktor ekstern yang juga berpengaruh

terhadap belajar siswa. Pengaruh itu teijadi karena keberadaan siswa

dalam masyarakat yang berupa kegiatan siswa dalam masyarakat,

media massa, teman bergaul, dan bentu kehidupan masyarakat

Motivasi ialah dorongan untuk mendapatkan efek yang

maksimal26. Dengan demikian motivasi belajar adalah bahwa motivasi

(31)

kesungguhan berkaitan dengan perubahan tingkah laku sebagai akibat

bertambahnya pengetahuan dan keterampilan serta sikap pada diri

seseorang.

Faktor motivasi belajar diantaranya adalah27:

a. Kegiatan belajar yang dilakukan

b. Latihan atau ulangan, artinya siswa akan intensif belajar jika ada

ulangan atau latihan

c. Kepuasan dan kesenangan. Seseorang intensif belajar karena dengan

belajar seseorang memperoleh kepuasan atau kesenangan

d. Pengalaman masa lampau

e. Kesiapan dan kesediaan belajar

f. Minat dan Usaha

g. Fisiologis

h. Intelegensi atau kecerdasan.

D. Pengaruh Keharmonisan Keluarga terhadap Motivasi Belajar Siswa

Keluarga merupakan unit terkecil dalam suatu masyarakat, yang

merupakan bentuk dari sebuah perkawinan. Setiap keluarga tentu

mendambakan bahagia lahir dan batin. Namun demikian, ternyata tidak

mudah untuk mencapai tujuan tersebut. Keharmonisan dalam sebuah

keluarga akan tercipta manakala diantara anggota keluarga melaksanakan

tugas dan tanggung jawabnya secara seimbang. Hal ini dapat dilihat dari

(32)

34

keakraban hubungan atau komunikasi yang baik antara orang tua dan anak-

anaknya.

Keharmonisan dalam sebuah keluarga sangat mempengaruhi

pertumbuhan dan perkembangan anak, baik dari segi fisik maupun psikis.

Dalam hal ini orang tua mempunyai tanggung jawab dalam mendidik anak

dengan sebaik-baiknya. Karena lingkungan pertama bagi pembelajaran dan

pendidikan anak adalah keluarga.

Seorang anak yang tumbuh dan berkembang dalam lingkungan

keluarga harmonis, cenderung mempunyai motivasi belajar yang lebih

tinggi. Hal tersebut dikarenakan dalam keluarga terjalin hubungan yang

serasi dan selaras antara orangtua dan anak.

Situasi keluarga yang harmonis akan mendorong anak untuk lebih

senang di rumah dan melakukan aktifitas atau kegiatan belajar yang dapat

memberikan dampak positif bagi dirinya sendiri dalam meraih cita-citanya.

Kesulitan atau permasalahan dalam belajar yang dialami anak akan mudah

dicari jalan keluarnya karena orangtua berperan aktif dalam melakukan

pengawasan dan bimbingan dalam proses belajar anak.

Dari uraian di atas menunjukkan bahwa keharmonisan keluarga

berpengaruh terhadap motivasi belajar anak, dengan kata lain semakin

harmonis sebuah keluarga maka motivasi belajar anak juga akan mengalami

(33)

A. Gambaran Umum SD N Kauman Kidul Kecamatan Sidorejo Kota

Salatiga

1. Profil Sekolah

a. Nama Sekolah SD N Kauman Kidul

c. Dibuka tahun 1995

d. Status Sekolah : Negeri

e. Luas tanah : 2282 m2

f. Luas bangunan 684 m2

2. Letak Geografis

SD N Kauman Kidul terletak di Kecamatan Sidorejo Kota

Salatiga. Sekarang ini telah mempunyai gedung yang permanen. Adapun

secara geografis area tanahnya berbatasan dengan rumah penduduk.

Dilihat dari letak geografis sangatlah strategis karena berada

lingkungan pemukiman. Hal ini memungkinkan terciptanya suasana

yang tenang karena jauh dari keramaian sehingga proses belajar

mengajar dapat terlaksana dengan baik.

(34)

36

3. Keadaan Guru SD N Kauman Kidul

Guru SD N Kauman Kidul beijumlah 12 orang dan 1 orang penjaga

wiyata bhakti. Untuk lebih lengkapnya akan diuraikan dalam tabel

berikut.

TABEL 1

DAFTAR GURU SD N KAUMAN KIDUL

No Nama Status Keterangan

1 Drs. Budi Haryanto PNS Kepala sekolah

2 Siti Rochaya PNS Gr Kelas

3 Rusmiyati PNS Gr Kelas

4 Siti Aisyah PNS Gr Kelas

5 Aminah PNS Gr Agama

6 Muslikhatun PNS Gr Agama

7 Hery Darmanto, S.PdSD PNS Gr Kelas

8 Yanu Swastika, S.Or PNS Gr Penjas

9 Umi Zumaroh PNS Gr Kelas

10 Ismiyati PNS Gr Kelas

11 Shinta Listyana, SS WB WB

12 Adhi Sulistyo WB WB

4. Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana banyak membantu dan memperlancar

jalannya pendidikan serta meningkatkan mutu dan kualitas sekolah yang

bersangkutan tentu saja digunakan sesuai dengan keadaan dan situasi

(35)

f. Kursi Guru 24 unit

g- Meja Siswa 187 unit

h. Kursi Siswa 94 unit

i. Papan Tulis 6 unit

5. Keadaan Siswa

Jumlah siswa SD N Kauman Kidul pada tahun 2009/2010

beijumlah 1S9 orang terdiri dari siswa laki-laki dan perempuan.

Perincian selengkapnya dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut:

TABEL III

DAFTAR JUMLAH SISWA SD N KAUMAN KIDUL

No Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah

1 I 15 21 36

2 II 9 12 21

3

m

14 8 22

4 IV 13 17 30

5 V 13 13 26

6 VI 12 12 24

Jumlah 76 83 159

B. Keadaan Responden

1. Daftar Nama Responden

Jumlah siswa SD N Kauman Kidul pada tahun pelajaran 2009/2010

adalah 159 anak. Penulis disini mengambil sampel 20 anak kelas IV-VI

(36)

39

DAFTAR NAMA RESPONDEN TABEL IV

No Responden Jenis Kelamin

1 Ari Rahayu P

2 Ahmad Faizal L

3 Fendi Iswara L

4 Shyla Sukmawati P

5 Syafa'ati Rizky P

6 Dirga Fardanur Rahman L

7 Danang Prabawa L

8 Asti Metta Dellia P

9 Edi Suryanto L

10 Risdiyanto L

11 Okta Galuh Andrian L

12 Dian Novitasari P

13 Bagus Ekadilah L

14 Yolandhita P

15 Novia Kumia P

16 M. Zakaria Hanif L

17 Kusuma Alif L

18 Alfani Bagus L

19 Rixy Dicky Yoga L

(37)

2. Jawaban Responden tentang Angket Keharmonisan keluarga

TABEL V

Daftar Jawaban Angket Keharmonisan keluarga

No No Soal Angket

Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 8 10 11 12 13 14 15 1 B A A B A A A C B A A A A A A 2 A B A C A A A A A A A B A A A 3 B B A C A C C A B A A A A B A 4 A B A A A A A A A A A A B A A 5 A B A C A A A A C A A B A A A

6 A B A B A B A A C C A B A A A 7 A B A B A C A A B A B C A A A 8 A A B B A A A A C A A B A A A 9 A B B B B A A B B A A A A B A

10 A B A A B C A A A A A A A A A 11 A B A B A A A A B C A C A A A 12 A A C B A A A A B A A A A B A 13 A B A C A A A A B A C B A A A 14 B C A B A A A A C A A B A A A 15 A B A B A A A A B A A B A A A 16 A B A B A A A A B A A B A A A 17 A B A B A A A A B B A B A A A

(38)

BABIY

ANALISIS DATA

A. Analisis Data

Untuk membuktikan ada tidaknya hubungan keharmonisan keluarga

statistik karena data yang terkumpul beijumlah banyak dan bersifat

kualitatif. Adapun dalam menganalisis data tersebut menggunakan teknik

korelasi product moment dengan rumus:

XY : Produk dari X kali Y

Langkah selanjutnya adalah menyiapkan tabel nilai keharmonisan

keluarga, hasil angket motivasi belajar dan tabel keija untuk mencari

koefisien korelasi antara variabel keharmonisan keluarga dan motivasi

belajar.

dengan motivasi belajar maka data yang telah diperoleh akan dianalisis

Y yy

(Z*)(Zr)

r

Keterangan:

rxy : koefisien korelasi antara x dan y

N : Jumlah responden

X : hasil kuadrat variabel X (keharmonisan keluarga)

Y : Hasil kuadrat variabel Y (motivasi belajar)

(39)

TABULASI ANGKET KEHARMONISAN KELUARGA

Kemudian diintervalkan dengan rumus sebagai berikut:

a. Untuk angket keharmonisan keluarga dengan jumlah 15 item

diketahui nilai tertinggi 43 dan terendah 35 maka berdasarkan rumus

interval sebagai berikut:

(x /-* /•)+ !

ki

Keterangan:

(40)

46

2. Daftar tentang Jawaban Angket Motivasi Belajar

Adapun hasil penyebaran angket dapat dilihat dari tabel sebagai berikut:

TABEL X

(41)

TABEL XI

TABULASI JAWABAN ANGKET PER ITEM SOAL

No Item

Kemudian diintervalkan dengan rumus sebagai berikut:

Untuk angket motivasi belajar dengan jumlah IS item diketahui nilai

tertinggi 42 dan terendah 37 maka berdasarkan rumus interval sebagai

berikut:

(x t-;c r)+ l

ki

Keterangan:

(42)

49

B. Analisis Pengolahan Data

Analisis pengolahan data ini untuk data yang terkumpul dari nilai

variabel keharmonisan keluarga dan motivasi belajar untuk mencari korelasi

dengan menggunakan rumus product moment dengan angka kasar sebagai

berikut:

Analisis ini untuk mengetahui seberapa jauh hubungan

keharmonisan keluarga dengan motivasi belajar. Nilai dari kedua variabel

tersebut selanjutnya untuk variabel keharmonisan keluarga diberi nama

variabel X dan motivasi belajar diberi nama variabel Y.

Selanjutnya kedua variabel tersebut didistribusikan ke dalam

koefisien dari perkalian antara nilai-nilai variabel X dan nilai-nilai variabel

Y agar memudahkan dalam memasukkan ke rumus korelasi product

moment dengan skor angka kasar. Untuk lebih jelasnya akan penulis

y y y

^ N

r

(43)

TABEL XIII

TABEL KERJA UNTUK MENCARI KOEFISIENSI ANTARA

KEHARMONISAN KELUARGA (X) DAN MOTIVASI BELAJAR (Y)

No

10 41 41 1681 1681 1681

11 38 38 1444 1444 1444

12 40 39 1600 1521 1560

13 38 39 1444 1521 1482

14 38 40 1444 1600 1520

15 41 41 1681 1681 1681

16 41 40 1681 1600 1640

17 40 39 1600 1521 1560

18 42 41 1764 1681 1722

19 41 40 1681 1600 1640

20 41 40 1681 1600 1640

I 792 791 31440 31313 31352

Sehingga diketahui:

I X = 792

(44)

52

C. Analisis Lanjutan

Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara variabel bebas

(dalam hal ini keharmonisan keluarga) dengan variabel terikat (motivasi

belajar) maka dilakukan dengan membandingkan r hitung yang diperoleh

dengan r tabel 5% maupun 1%.

Dalam perhitungan dengan rumus korelasi product moment di atas,

diketahui bahwa nilai r yang diperoleh itu akan dikonsultasikan dengan nilai

r (pada tabel) apakah teijadi signifikansi atau tidak, atas dasar signifikansi

5%

Pada tabel lain product moment (r hitung) dengan jumlah responden

- 20, kolom N (membacanya ke kanan) dalam kolom signifikansi 5% dalam

tabel diperoleh 0,444, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa: pada

taraf signifikansi 5% rtabel = 0,444, sehingga r hitung > r tabel

Oleh karena nilai r yang diperoleh yaitu 0,688 berada pada batas signifikan,

5%. Dengan demikian penulis menerima hioptesis yang berbunyi:

Keharmonisan keluarga dalam keluarga berhubungan dengan motivasi

(45)

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis dan beberapa

analisis data maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

L Keharmonisan keluarga dalam keluarga pada siswa SD N Kauman Kidul

yang berada pada kategori tinggi mencapai 45% kategori sedang 40%

dan kategori kurang 15 %

2. Motivasi belajar siswa SD N Kauman Kidul yang berada dalam kategori

tinggi mencapai 25% kategori sedang 50% dan kategori rendah 25%.

3. Ada hubungan secara positif dan signifikan antara keharmonisan

keluarga dalam keluarga dengan motivasi belajar siswa SD N Kauman

Kidul dimana nilai r hitung yang diperoleh sebesar 0,688 yang lebih

besar dari r tabel 5% maupun 1%.

B Saran-saran

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh serta pembahasan

tentang hasil tersebut maka penulis menyampaikan saran-saran sebagai

berikut:

1. Orangtua perlu memberikan perhatian terhadap anak, mengingat anak

dalam usia perkembangan membutuhkan perhatian.

(46)

54

2. Orangtua perlu memberikan perhatian terhadap pergaulan anak

sehingga anak tidak terpengaruh hal-hal negatif yang dapat

mempengaruhi motivasi belajar anak.

C. Penutup

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan jauh

dari kesempurnaan. Maka dari itu penulis berterima kasih pada pemerhati

skripsi untuk berkenan memberikan tanggapan, saran maupun kritik yang

bersifat membangun demi tercapainya kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya

penulis lanjatkan do'a semoga skripsi ini menjadi manfaat yang lebih bagi

(47)

Al-Affas, Syd. Muhammad Naquib. 1984. Konsep Pendidikan Dalam

Zs/mw.Bandung: Mizan

Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek

Jakarta: Rineka Cipta

Ali, Muhammad. 2000. Guru dalam Proses Belajar Mengajar Bandung: Sinar Baru Algesindo Offset

Basri, Hasan. 2002. Keluarga Sakinah Tinjauan Psikologi dan Agama

Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Budiningsih, 2002. Belajar dan Mengajar, Jakarta: Graha Ilmu

Dalyono, 1997. Pendekatan dalam Pembelajaran, Bandung: Bina Insani

Darajat, Zakiyah. 1970. Ilmu Jiwa Agama Jakarta: Bulan Bintang

Departemen Agama RI. 1989. Al Q ur’an dan terjemahnya/proyek pengadaan kitab suci AlQ ur’an Jakarta: Depag RI

Hamalik, Oemar. 2003. Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Graha Ilmu

Hurlock, Elizabeth T. 2000. Psikologi Perkembangan, Jakarta: Gramedia

Kartono, Kartini. 2003 Psikologi Perkembangan Keluarga, Jakarta: Graha Ilmu

M. Hawari, 2004. Membentuk Keluarga Sakinah, Surabaya: Mitra Ummat

Meichiati, 2004. Membangun Keharmonisan Keluarga, Bandung: Alfabeta

Poerwardaminta. 1983. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka

Purwanto, Ngalim. 1989. Ilmu Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya

Rahman, Maman. 1996. Konsep dan Analisis Statistik Semarang: IKIP Semarang Press

Riyanto, Bambang. 2004. Psikologi Pengajaran, Bandung: Alfabeta

Rusyan, M. Tabrani. 2004. Belajar Mengajar, Jakarta: Rajawali

(48)

56

S. Nasution, 1996. Psikologi Pendidikan, Yogyakarta: Kanisius

Sardinian, 1994. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Shohib, Muh. 1998. Pola Asuh Orang Tua dalam membentuk Anak Mengembangkan Disiplin Diri Jakarta: Rineka Cipta

Slameto, 2003. Belajar dan Faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta: Rineka Cipta

Surayin, 2007. Kamus Umum Bahasa Indonesia, Bandung: Yrama Widya

Uno, Hamzah B. 2006. Teori Motivasi, Jakarta: Graha Ilmu

W.S. Winkel, 1987. Psikologi Pengajaran, Jakarta: Gramedia

(49)

pilihanmu dengan cara menyilang (X) pada huruf a, b, atau c

Nama :

Kelas :

1. Hubungan bapak dan ibu teijalin komunikasi yang baik

a. Ya b. Kadang-kadang c. tidak pernah

2. Saat dirumah orangtua memberikan perhatian pada anak

a. Ya b. Kadang-kadang c. tidak pernah

3. Komunikasi ayah dan ibu hanya pada saat pulang keija

a. Ya b. Kadang-kadang c. tidak pernah

4. Hubungan komunikasi orang tua dengan anak teijalin dengan akrab

a. Ya b. Kadang-kadang c. tidak pernah

3. Saat bapak ibu bckeija, ibu dan bapak memantau anak melalui telepon

a. Ya b. Kadang-kadang c. tidak pemah

6. Ayah dan ibu memperhatikan kebutuhan anak

a. Ya b. Kadang-kadang c. tidak pemah

7. Bapak sangat perhatian terhadap anak-anaknya

a. Ya b. Kadang-kadang c. tidak pemah

8. Ibu sangat perhatian terhadap anak-anaknya

a. Ya b. Kadang-kadang c. tidak pemah

9. Orangtua menabung untuk kebutuhan keluarga

a. Ya b. Kadang-kadang c. tidak pemah

10. Ibu selalu memberi dukungan kepada Bapak dalam bekeija

a. Ya b. Kadang-kadang c. tidak pemah

11. Ibu memberi motivasi pada anak-anak untuk belajar rajin

(50)

12. Ayah memberikan hadiah terhadap anak-anaknya yang berprestasi

a. Ya b. Kadang-kadang c. tidak pernah

13. Orang tua suka marah-marah tanpa sebab

a. Ya b. Kadang-kadang c. tidak pemah

14. Anak diberikan tanggung jawab agar belajar mandiri

a. Ya b. Kadang-kadang c. tidak pemah

15. Orang tua sering tidak di rumah sehingga tidak ada perhatian pada anak

a. Ya b. Kadang-kadang c. tidak pemah

Motivasi Belajar

1. Kegiatan belajar yang dilakukan siswa dilakukan secara rutin

a. selalu b. kadang-kadang c. tidak pemah

2. Kegiatan belajar siswa dilakukan jika akan ada ulangan

a. selalu b. kadang-kadang c. tidak pemah

3. Kegiatan belajar dilakukan karena menyenangi belajar

a. selalu b. kadang-kadang c. tidak pemah

4. Kegiatan belajar dilakukan karena merasa mendapatkan kepuasan dengan

belajar

a. selalu b. kadang-kadang c. tidak pemah

5. Dengan belajar dapat memperoleh pengalaman yang baru

a. selalu b. kadang-kadang c. tidak pemah

6. Kegiatan belajar dilakukan secara rutin karena adanya pengalaman masa

lampau (tidak naik kelas)

a. selalu b. kadang-kadang c. tidak pemah

7. Kegiatan belajar dilakukan karena minat yang tinggi

a. selalu b. kadang-kadang c. tidak pemah

8. Kegiatan belajar dilakukan secara rutin karena adanya fasilitas yang

(51)

10. Belajar dari lingkungan sekitar

a. selalu b. kadang-kadang c. tidak pernah

11. Saya belajar karena diperintah orangtua

a. selalu b. kadang-kadang c. tidak pernah

12. Saya belajar agar naik kelas dan mendapat peringkat 1

a. selalu b. kadang-kadang c. tidak pernah

13. Saya belajar saat suasana tenang

a. selalu b. kadang-kadang c. tidak pernah

14. Saya belajar di ruangan tempat belajar

a. selalu b. kadang-kadang c. tidak pernah

15. Saya belajar sambil nonton TV

b. kadang-kadang

Gambar

Gambar 1. Bagan Sistem Pengajaran
TABEL 1DAFTAR GURU SD N KAUMAN KIDUL
TABEL IIIDAFTAR JUMLAH SISWA SD N KAUMAN KIDUL
DAFTAR NAMA RESPONDENTABEL IV
+7

Referensi

Dokumen terkait

Setelah selesai menghitung biaya overhead pabrik, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya bahan baku langsung, maka selanjutnya adalah menghitung harga pokok

Besarnya nilai TDS saat tidak hujan dibandingkan tidak hujan kemungkinan disebabkan karena pada saat tidak hujan, air mengalir pada celah-celah batuan, air

Isolate number 411 had the highest inhibitory zone, which produced 15.50 mm clear zone for Eschericia coli and 24.17 mm clear zone diameters for Staphylococcus aureus

Adapun batas waktu penyimpanan pada suhu kamar waktu maksimum yang diijinkan pada sediaan apus darah tepi adalah kurang dari satu jam (Gandasoebrata, 2005). Guna

Dalam proses belajar dan mengajar apabila seorang guru menggali Rasa tanggung Jawab dan menggunakan metode Role Playing, serta dilengkapi dengan.. media dalam belajar dan

Hasil analisis statistik lebih lanjut, perbedaan usia kehamilan pada penderita preeklamsia berat dengan penderita eklamsia memiliki perbedaan yang tidak bermakna, hal ini

Perubahan kaolin menjadi metakaolin menggunakan metode konvensional sampai pemanasan 800oC selama 24 jam masih belum terlihat perubahan yang signifikan Darmawan, 2017; Cahyawati,

Pengaruh penerapan metode pembelajaran bermain peran (role playing) terhadap kompetensi sosial afektif siswa dalam pembelajaran IPS di sekolah dasar dibandingkan