• Tidak ada hasil yang ditemukan

KORELASI ANTARA PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DENGAN SIKAP TAWADU' SISWA PADA SEKOLAH DASAR NEGERI I PINGIT KECAMATAN PRINGSURAT KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN PELAJARAN 2009/2010 - Test Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "KORELASI ANTARA PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DENGAN SIKAP TAWADU' SISWA PADA SEKOLAH DASAR NEGERI I PINGIT KECAMATAN PRINGSURAT KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN PELAJARAN 2009/2010 - Test Repository"

Copied!
71
0
0

Teks penuh

(1)

SISWA PADA SEKOLAH DASAR NEGERI I PINGIT

KECAMATAN PRINGSURAT KABUPATEN TEMANGGUNG

TAHUN PELAJARAN 2 0 0 9 / 2 0 1 0

S K R I P S I

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam

Oleh:

B A S U K I

NIM: 11408264

JURUSAN TARBIYAH

PROGRAM

STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI

S A L A T I G A

(2)

Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi sau d ara:

Nama : Basuki

NIM : 11408264

Jurusan : Tarbiyah

Program Studi : Pendidikan Agama Islam

Judul : KORELASI ANTARA PRESTASI BELAJAR

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DENGAN SIKAP

TAWADHU SISWA PADA SEKOLAH DASAR

NEGERI I PINGIT KECAMATAN PRINGSURAT

KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN

PELAJARAN 2009/2010

Telah kami setujui untuk dimunaqosahkan.

Salatiga, 28 Juli 2010 P«nl>imbmg,

p >

V 1 r '

/

Jaka Siswapta, M.Pd.

(3)

SALATIGA

Jl. Tentara Pelajar 02 Telp. (0298) 323709 Faks.323433 Salatiga 50721

http://www.salatiga.ac. id e-mail: adm inistrasi@ stainsalatiga.ac. id

PENGESAHAN KELULUSAN

Skripsi saudara BASUKI dengan Nomor Induk Mahasiswa : 11408264 yang beijudul

“KORELASI ANTARA PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DENGAN SIKAP TAWADUK PADA SEKOLAH DASAR NEGERI PINGIT 1 KECAMATAN PRINGSURAT KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN PELAJARAN 2009/2010” telah dimunaqosahkan dalam Sidang Panitia Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga pada tanggal 25 September 2010 dan telah diterima sebagai bagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I).

Salatiga, 25 September 2010

Pantia Ujian

(4)

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama Basuki

NIM :11408264

Jurusan : Tarbiyah

Program Studi : Pendidikan Agama Islam

Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya

saya sendiri, bukan juplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang

lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

(5)

Assalamu’alaikum, Wr. Wb.

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena rahmat, taufik,

hidayah, dan inayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul Korelasi Antara Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam Dengan Sikap

Tawadhu Pada Siswa Sekolah Dasar Negeri I Pingit Kecamatan Pringsurat

Kabupaten Temanggung Tahun Pelajaran 2009/2010. Skripsi ini disusun untuk

memenuhi salah satu syarat untuk melaksanakan penelitian pada Jurusan

Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri

Salatiga.

Skripsi ini dapat terselesaikan berkat bantuan berbagai pihak . Oleh sebab

itu pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih k ep ad a:

1. Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga.

2. Para Dosen Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga yang telah

memberikan bekal ilmu kepada penulis

3. Bapak Jaka Siswanta, M.Pd. selaku Dosen pembimbing yang telah

memberikan bimbingan dengan penuh kesabaran

4. Kepala Sekolah Dasar Negeri I Pingit Kecamatan Pringsurat yang telah

memberikan izin penelitian

5. Teman-teman se-angkatan yang telah memberikan dorongan dan semangat

6. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah

(6)

kesempurnaan penelitian ini.

Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat

khususnya bagi penulis dan para pembaca pada umumnya.

Wassalamu’alaikum, Wr. Wb.

Salatiga, Juli 2010

(7)

Skripsi Korelasi Antara Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam Dengan SikapTawadhu Pada Siswa Sekolah Dasar Negeri I Pingit Kecamatan Pringsurat Kabupaten Temanggung Tahun Pelajaran 2009/2010 Oleh Basuki Nim 11408264 Jurusan Tarbiyah Program Studi Pendidikan Agama Islam Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga 2010

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui prestasi belajar Pendidikan Agama Islam siswa Sekolah Dasar Negeri I Pingit Kecamatan Pringsurat Kabupaten Temanggung tahun pelajaran 2009/2010.Untuk mengetahui sikap tawadhu’ siswa Sekolah Dasar Negeri I Pingit Kecamatan Pringsurat Kabupaten Temanggung tahun pelajaran 2009/2010 .Untuk mengetahui adakah korelasi yang signifikan antara prestasi belajar Pendidikan Agama Islam dan sikap tawadhu’ siswa Sekolah Dasar Negeri I Pingit Kecamatan Pringsurat Kabupaten Temanggung tahun pelajaran 2009/2010.

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan deskriptif kuantitatif. Rancangan dan jenis penelitian ini menggunakan penelitian

Ex-Post Facto atau pengukuran sesudah kejadian dan bersifat deskriptif kuantitatif

(8)

Halaman Persetujuan Pembimbing... ii

Halaman Pengesahan...iii

Halaman Motto dan Persem bahan... iv

Kata Pengantar... v

Daftar I s i ...vii

BAB I PENDA H U LU A N... 1

A. Latar belakang masalah... 1

B. Rumusan masalah... 5

BAB II PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN SIKAP TAWADUK SISW A... 16

A. Pengertian Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam... 16

1. Pengertian belajar...16

2. Pengertian prestasi belajar...18

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi belaj ar...19

B. Pendidikan Agama Islam...26

1. Pengertian Pendidikan Agama Islam... 26

2. Tujuan Pendidikan Agama Islam... 27

C. Sikap Tawaduk...29

1. Pengertian tawaduk... 29

2. Pembagian tawaduk...31

BAB III HASIL PEN ELITIA N ...33

A. Gambaran Umum SD Negeri Pingit I Kec. Pringsurat... 33

(9)

B. Pelaksanan Pendidikan Agama Islam di SD Negeri I Pingit...34

1. Kurikulum... 34

2. Metode pembelajaran... 35

3. Evaluasi pembelajaran...36

C. Data tentang prestasi Pendidikan Agama Islam dan Data Angket Siswa tentang Tawaduk... 38

1. Data nilai prestasi siswa...38

2. Data sikap tawaduk... 41

BAB IV ANALISIS DATA... 46

A. Analisin Pendahuluan... 46

B. Analisis Lanjut... 50

C. Analisis Uji Hipotesis... 52

BAB V PENUTUP...54

A. Kesimpulan...54

B. Saran... 55

DAFTAR PUSTAKA

(10)

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan Agama Islam adalah suatu usaha sadar untuk menyiapkan

peserta didik dalam meyakini, memahami, dan menghayati agama Islam melalui

bimbingan dan latihan. Setiap akhir dari proses belajar mengajar, selalu ada hasil

belajar yang telah dicapai oleh siswa yang disebut dengan prestasi belajar. Melalui

hasil belajar ini dapat diketahui taraf penguasaan anak terhadap materi yang

diberikan dalam proses belajar mengajar. Demikian pula diketahui kemampuan-

kemampuan, sikap maupun keterampilan dalam mengikuti proses belajarnya.

Pendidikan Agama Islam pada tingkat sekolah dasar menekankan pada

beberapa hal antara lain tauhid (keyakinan pada tuhan yang mantap), syariah

(pengamalan ibadah sebagai bentuk manifestasi dari tauhid) dan akhlakul karimah

(penekanan pada konsep dan norma-norma perilaku yang mulia).

Akhlaq sangat penting dalam kehidupan manusia, lebih-lebih karena

manusia adalah makhluk yang paling mulia di dunia ini. Salah satu tanda

kemuliaan manusia ialah berakhlaq.Dalam agama Islam terdapat sumber

pendidikan yang paling luhur bagi manusia, sebagai dasar bagi kehidupan

manusia yaitu akhlak. Hal ini dapat difahami, sebagaimama tugas utama

Rasulullah saw.yaitu untuk menyempurnakan akhlak manusia. Dalam terjemah

Riyadhus Shalihin Shabir (1981:478) mengungkapkan Sabda Rosulullah yang

berbunyi :

(11)

“Sesungguhnya aku ini diutus untuk menyempurnakan akhlak manusia”.

Dengan pendidikan agama Islam, anak diharapkan dapat berakhlakul

karimah (berakhlak mulia) sesuai dengan ajaran agama yang telah diperolehnya.

Salah satu akhlakul karimah (akhlak mulia) ditanamkan pada siswa dalam

Pendidikan Agama Islam pada tingkat sekolah dasar adalah sifat tawaduk.

Pengertian Tawaduk adalah rendah hati, tidak sombong. Pengertian yang

lebih dalam adalah kalau kita tidak melihat diri kita memiliki nilai lebih

dibandingkan hamba Allah yang lainnya. Orang yang tawaduk adalah

orang menyadari bahwa semua kenikmatan yang didapatnya bersumber dari Allah

SWT. Yang dengan pemahamannya tersebut maka tidak pernah terbersit

sedikitpun dalam hatinya kesombongan dan merasa lebih baik dari orang lain,

tidak merasa bangga dengan potensi dan prestasi yang sudah dicapainya.

Pengertian yang lebih dalam adalah kalau kita tidak melihat diri kita

memiliki nilai lebih dibandingkan hamba Allah yang lainnya. Orang yang

tawaduk adalah orang menyadari bahwa semua kenikmatan yang didapatnya

bersumber dari Allah SWT. Yang dengan pemahamannya tersebut maka tidak

pernah terbersit sedikitpun dalam hatinya kesombongan dan merasa lebih baik

dari orang lain, tidak merasa bangga dengan potensi dan prestasi yang sudah

dicapainya

Tanda orang yang tawaduk adalah disaat seseorang semakin bertambah

ilmunya maka semakin bertambah pula sikap tawaduk dan kasih sayangnya. Dan

(12)

waspadanya. Setiap kali bertambah usianya maka semakin berkuranglah

ketamakan nafsunya. Setiap kali bertambah hartanya maka bertambahlah

kedermawanan dan kemauannya untuk membantu sesama. Dan setiap kali

bertambah tinggi kedudukan dan posisinya maka semakin dekat pula dia dengan

manusia dan berusaha untuk menunaikan berbagai kebutuhan mereka serta

bersikap rendah hati kepada mereka. Ini karena orang yang tawaduk menyadari

akan segala nikmat yang didapatnya adalah dari Allah SWT, untuk mengujinya

apakah ia bersyukur atau kufur.

Sesuai dengan firman Allah berikut i n i :

*

6 ? - * ■* _____

M 'SK Z ,

C f .

< p > )

< ^ /

v .

__ 3V*

"Ini termasuk kumia Tuhanku untuk mencoba aku apakah aku bersyukur atau mengingkari (akan nikmat-Nya). Dan barangsiapa yang bersyukur maka sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri dan barangsiapa yang ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi Maha Mulia." (QS. An Naml: 40). Soenaryo (1971: 598)

Pada ayat Al Quran yang lain ditegaskan perintah Allah SWT untuk

(13)

Pada era globalisasi yang serba materialistik dan hedonistik saat ini,

kesombongan dan keangkuhan telah menggejala dalam semua aspek dan sendi-

sendi kehidupan bahkan telah menjadi “pakaian” yang dikenakan banyak orang.

Sikap seperti suka membanggakan diri, merasa tinggi melebihi orang di sekitarnya,

merasa orang lain membutuhkannya, suka memamerkan apa yang dimilikinya,

tidak mau menyapa lebih dahulu, menjadi fenomena yang mudah dilihat dimana-

mana. Padahal keangkuhan dan kesombongan menghalangi seseorang untuk

masuk surga. Shabir (1981: 501) mengungkapkan sabda Rasulullah:

Tidak akan masuk surga orang yang di dalam hatinya terdapat kesombongan, walaupun seberat biji sawi (HR. Muslim).

Dari fenomena diatas penulis ingin meneliti apakah Pendidikan Agama

Islam yang selama ini diajarkan dan ditanamkan oleh guru Agama Islam

benar-benar telah diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Penulis juga ingin

mengetahui apakah prestasi belajar dalam Pendidikan Agama Islam yang dicapai

siswa selama ini berbanding lurus dengan pengamalan agama siswa terutama

pengamalan sikap tawadlu yang dimiliki siswa dalam kehidupan sehari-hari.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumukan masalah

sebagai b erik u t:

1. Bagaimana prestasi belajar Pendidikan Agama Islam siswa Sekolah Dasar

Negeri I Pingit Kecamatan Pringsurat Kabupaten Temanggung tahun

(14)

2. Bagaimana sikap tawaduk siswa Sekolah Dasar Negeri I Pingit Kecamatan

Pringsurat Kabupaten Temanggung tahun pelajaran 2009/2010 ?

3. Adakah korelasi yang positif dan signifikan antara prestasi belajar

Pendidikan Agama Islam dan sikap tawaduk siswa Sekolah Dasar Negeri I

Pingit Kecamatan Pringsurat Kabupaten Temanggung tahun pelajaran

2009/2010?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah :

L Untuk mengetahui prestasi belajar Pendidikan Agama Islam siswa Sekolah

Dasar Negeri I Pingit Kecamatan Pringsurat Kabupaten Temanggung tahun

pelajaran 2009/2010.

2. Untuk mengetahui sikap tawaduk siswa Sekolah Dasar Negeri I Pingit

Kecamatan Pringsurat Kabupaten Temanggung tahun pelajaran 2009/2010.

3. Untuk mengetahui adakah korelasi yang signifikan antara prestasi belajar

Pendidikan Agama Islam dan sikap tawaduk siswa Sekolah Dasar Negeri I

Pingit Kecamatan Pringsurat Kabupaten Temanggung tahun pelajaran

2009/2010.

D. Hipotesis Penelitian

Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu gambaran yang bersifat sementara

terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul.

Suharsimi Arikunto(1998: 67) Adapun hipotesis yang diambil oleh penulis dalam

(15)

“ Terdapat korelasi yang positif dan signifikan antara prestasi belajar Pendidikan

Agama Islam dan sikap tawaduk siswa Sekolah Dasar Negeri I Pingit Kecamatan

Pringsurat Kabupaten Temanggung tahun pelajaran 2009/2010.” Dengan kata lain

semakin tinggi prestasi belajar Pendidikan Agama Islam maka akan semakin

tinggi pula sikap tawaduk siswa.

E. Kegunaan Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dapat dicapai dalam penelitian ini antara

la in :

1. Dapat memberikan informasi mengenai prestasi belajar Pendidikan Agama

Islam siswa Sekolah Dasar Negeri I Pingit Kecamatan Pringsurat Kabupaten

Temanggung tahun pelajaran 2009/2010.

2. Sebagai bahan masukan kepada pihak pengelola pendidikan dan masyarakat

umum tentang upaya peningkatan kualitas pembelajaran Agama Islam pada

Sekolah Dasar Negeri I Pingit Kecamatan Pringsurat Kabupaten Temanggung

pada khususnya dan sekolah lain pada umumnya.

3. Dapat memberikan gambaran tentang hubungan antara prestasi belajar

Pendidikan Agama Islam dan sikap tawaduk siswa Sekolah Dasar Negeri I

Pingit Kecamatan Pringsurat Kabupaten Temanggung tahun pelajaran

2009/2010.

F. Definisi Operasional

1. Prestasi Belajar

Setiap akhir dari proses belajar mengajar, selalu ada hasil belajar yang telah

(16)

dapat diketahui taraf penguasaan anak terhadap materi yang diberikan dalam

proses belajar mengajar. Demikian pula diketahui kemampuan-kemampuan, sikap

maupun keterampilan dalam mengikuti proses belajarnya.

Oemar Hamalik (2001: 45) mengemukakan bahwa : Prestasi belajar itu adalah

hal-hal yang telah dicapai setelah ia belajar. Sedangkan Rochman Natawidjaya

(1979: 48), menjelaskan bahwa : Prestasi belajar yang dicapai seseorang

individu merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhinya

baik dalam diri(intemal) maupun luar diri (eksternal) individu. Pendapat lain

memberi batasan tentang pengertian prestasi belajar; Engkoswara (1979:47)

mengemukakan : penguasaan, penggunaan dan penilaian tentang sikap dan nilai-

nilai pengetahuan dan keterampilan dasar dalam berbagai bidang ilmu. Kemudian

Nana Syaodih Sukmadinata (2004: 76) mengemukakan : Hasil belajar merupakan

segala prilaku dimiliki siswa sebagai akibat dari proses belajar yang telah

ditempuhnya. Batasan tersebut cukup luas meliputi semua akibat dari proses

belajar yang berlangsung di sekolah, atau di luar sekolah, belajar bersifat kognitif,

afektif, ataupun psikomotor disengaja ataupun tidak.

Dari batasan-batasan di atas, dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa prestasi

belajar atau hasil belajar adalah suatu keadaan hasil yang dicapai baik berupa

kemampuan, keterampilan maupun sikap serta nilai-nilai, setelah adanya usaha

belajar dan mengajar.

2 Pendidikan Agama Islam

Pengertian Pendidikan Agama Islam, di bawah ini akan penulis

(17)

1) Menurut Drs. Abdul Rahman Saleh (1976: 19)

Pendidikan Agama Islam adalah berupa bimbingan dan asuhan terhadap

anak didik/siswa agar kelak setelah selesai pendidikannya dapat memahami dan

mengamalkan ajaran-ajaran Agama Islam serta menjadikannya sebagai way o f life

(jalan hidup).

2) Menurut Kurikulum 2004 Standar Kompetensi Mata Pelajaran Pendidikan

Agama Islam S D dan MI

Pengertian pendidikan agama islam sebagaimana dikutip oleh Mulyasa

(2008: 23) adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik

untuk mengenal, memahami, menghayati, mengimani, bertakwa, berakhlak mulia,

mengamalkan ajaran agama Islam dari sumber utamanya kitab suci Al-Quran dan

Hadits, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran,latihan,serta penggunaan

pengalaman.

Dari beberapa pengertian di atas, pada dasarnya mengandung pengertian

yang sama meskipun susunan bahasanya berbeda oleh karena itu beberapa

pengertian di atas ditarik kesimpulan bahwa pendidikan agama Islam adalah

bimbingan dan usaha yang diberikan pada seseorang dalam pertumbuhan jasmani

dan usaha rohani agar tertanam nilai-nilai ajaran agama Islam untuk menuju pada

tingkat membentuk kepribadian yang utama, yaitu kepribadian muslim yang

mencapai kehidupan dunia dan akhirat.

Berdasarkan beberapa definisi diatas indikator dari Pendidikan Agama

Islam ad alah :

(18)

b. Mengajarkan Agama Islam dari sumbernya yang asli yaitu Al-Qur’an dan

Assunah

c. Melakukan bimbingan kepada anak didik agar menjadi insan yang kamil

(sempurna) dan berkepribadian utama.

3 Sifat tawaduk

Tawaduk adalah lawan kata dari takabbur (sombong). Ia berasal dari

lafadz Adl-Dla’ah yang berarti kerelaan manusia terhadap kedudukan yang lebih

rendah, atau rendah hati terhadap orang yang beriman, atau mau menerima

kebenaran, apapun bentuknya dan dari siapa pun asalnya. Pengertian yang lebih

dalam adalah kalau kita tidak melihat diri kita memiliki nilai lebih dibandingkan

hamba Allah yang lainnya. Orang yang tawaduk adalah orang menyadari bahwa

semua kenikmatan yang didapatnya bersumber dari Allah SWT. Yang dengan

pemahamannya tersebut maka tidak pernah terbersit sedikitpun dalam hatinya

kesombongan dan merasa lebih baik dari orang lain, tidak merasa bangga dengan

potensi dan prestasi yang sudah dicapainya. Ia tetap rendah diri dan selalu

menjaga hati dan niat segala amal shalehnya dari segala sesuatu selain Allah.

Adapun indikator sifat tawaduk yang ingin diteliti dalam penelitian ini

ad alah :

1. Sikap tawadhu kepada Allah dengan menjalankan perintahNya dan

menjauhi laranganNya.

2. Sikap tawaduk pada rasulullah dengan berusaha mengikuti sunnahnya dan

(19)

3. Sikap tawaduk pada orang tua dengan berusaha menghormati dan berbakti

pada orang tua

4. Sikap tawaduk pada guru dan orang yang lebih tua dengan menghomati

danh memuliakannya.

5. Sikap tawaduk pada teman sebaya dan orang yang lebih kecil dengan

berusaha menghormati, menyayangi, dan tidak semena-mena terhadap

orang yang lebih kecil.

G. Metode Penelitian

1. Pendekatan dan Rancangan Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

deskriptif kuantitatif, yaitu data yang dapat diuraikan dan dihitung secara

langsung karena berupa angka. Data ini meliputi data yang berhubungan dengan

jum lah siswa, pendidik, sarana prasarana dan data-data lain yang berupa angka.

Sedangkan menurut Kerlinger, Fred N. (1990: 483) rancangan penelitian

adalah rencana dan sruktur penyelidikan yang disusun sedemikian rupa sehingga

peneliti akan memperoleh jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan penelitiannya.

Berdasarkan permasalahan yang diteliti, maka rancangan dan jenis

penelitian ini menggunakan penelitian Ex-Post Facto atau pengukuran sesudah

kejadian dan bersifat deskriptif kuantitatif. Metode ini dipergunakan karena

penelitian ini berusaha untuk menemukan ada tidaknya pengaruh prestasi belajar

Pendidikan Agama Islam terhadap sikap tawaduk siswa. Deskriptif kuantitatif

dipandang sesuai dengan penelitian ini karena bertujuan untuk memperoleh

(20)

bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungandan apabila ada> berapa

eratnya hubungan serta berarti atau tidaknya hubungan itu.

Pada penelitian ini berusaha untuk menemukan ada tidaknya pengaruh

yang positif dan signifikan antara prestasi belajar Pendidikan Agama Islam dan

sikap tawaduk siswa Sekolah Dasar Negeri I Pingit Kecamatan Pringsurat

Kabupaten Temanggung. Variabel dalam penelitian ini adalah sikap tawaduk

sebagai variabel bebas (X) dan prestasi belajar sebagai Pendidikan Agama Islam

variabel terikat (Y).

2. Lokasi Dan Waktu Penelitian

Lokasi pelaksanaan penelitian ini adalah di Sekolah Dasar Negeri I Pingit

Kecamatan Pringsurat Kabupaten Temanggung. Adapun waktu penelitian

direncanakan pada bulan Mei 2010 sampai dengan bulan Agustus 2010.

3. Populasi dan Sampel

Populasi merupakan keseluruhan subyek yang akan diteliti, adapun populasi

dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas 1 sampai dengan kelas 6 Sekolah

Dasar Negeri I Pingit yang beijumlah 174 siswa.

Adapun data jum lah siswa dapat dilihat pada tabel dibawah i n i :

Tabel 1 Keadaan Siswa Sekolah Dasar Negeri I Pingit, Pringsurat, Temanggung

(21)

Sampel merupakan sejumlah individu atau subjek yang merupakan wakil

atau bagian populasi yang akan diteliti. Teknik pemilihan dan pengambilan

sampel menggunakan teknik random sampling. Adapun sampel yang diambil

dalam penelitian sejumlah 118 siswa.

4. Instrumen Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data

adalah:

a. Tes

Soal-soal tes yang digunakan sebagai instrumen dalam penelitian ini

berbentuk objektif dengan empat alternatif pilihan.

b. Pedoman Dokumentasi

Dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel berupa

catatan, buku, dan lain-lain. Instrumen ini digunakan untuk mencari data-data yang

berhubungan dengan dokumen sekolah.

c. Angket / kuesioner

Angket / kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan

cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan kepada orang lain yang

dijadikan responden untuk dijawabnya. Angket yang digunakan dalam penelitian

ini adalah angket tertutup.

Sehubungan dengan pemakaian angket dalam pengumpulan data, maka

angket tersebut diskalakan dalam bentuk skor dengan menggunakan skala

menurut likert, dimana penyusunan angket ini dalam bentuk pilihan ganda dengan

(22)

jawaban yang telah disediakan. Pemberian skor terhadap alternatif jawaban yang

ada dalam angket adalah sebagai berikut:

1. Jawaban A diberi skor 4

2. Jawaban B diberi skor 3

3. Jawaban C diberi skor 2

4. Jawaban D diberi skor 1

Dari skor yang diperoleh siswa tersebut kemudian dibuat kategori bagus,

cukup, sedang dan kurang.

5. Metode Pengumpulan Data

Adapun metode yang penulis gunakan dalam penelitian ini m elip u ti:

a. Metode Test

Soal-soal tes yang digunakan sebagai instrumen dalam penelitian ini digunakan

untuk mengetahui sikap tawaduk siswa. Soal berbentuk objektif dengan empat

alternatif pilihan.

b. Metode Dokumentasi

Metode ini dilakukan dengan memeriksa dan mencatat dokumen sekolah yang

berupa dokumen prestasi belajar siswa. Metode ini penulis gunakan untuk

memperoleh data prestasi belajar mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dari

yang akan diteliti.

c. Metode Angket atau Kuesioner

Metode ini dilaksanakan dengan memberikan daftar pertanyaan yang harus

dijawab dengan jujur oleh subjek yang akan diteliti. Metode ini digunakan untuk

(23)

6. Analisis Data

Analisis data yang digunakan penulis dalam penelitian ini m eliputi;

a. Analisis Pendahuluan

Yaitu mengelompokkan data-data yang telah terkumpul dalam tabulasi

b. Analisis Uji Hipotesis

Proses pengolahan data yang telah diperoleh dari analisis pendahuluan

dengan menggunakan rumus korelasi product moment Sutrisno Hadi (2000:

110)sebagai b e rik u t:

lx’y'2 - (Cx’)(Cy’)

N

r xy = ---(SDx’> (Sdy’>

K eterangan:

XY : Perkalian X dan Y

X : Prestasi belajar Pendidikan Agama Islam

Y : Sikap tawaduk siswa

N : Jumlah sampel

c. Analisis Lanjut

Analisis lanjut digunakan untuk menguji kebenaran perumusan hipotesis

yang diajukan dengan hasil analisis uji hipotesis.

H. Sistematika Penulisan

(24)

BAB I Pendahuluan, berisi latar belakang masalah, rumusan masalah,

tujuan penelitian, hipotesis penelitian, kegunaan penelitian, definisi operasional,

metode penelitian, dan sistematika penelitian.

BAB II Kajian Pustaka berisi tentang prestasi belajar pendidikan Agama Islam

dan sikap tawaduk

BAB III Hasil Penelitian berisi gambaran umum Sekolah Dasar Negeri I Pingit

Kecamatan Pringsurat Kabupaten Temanggung dan penyajian data penelitian.

BAB IV Analisis data berisi analisis pendahuluan, analisis uji hipotesis, dan

analisis lanjut

(25)

TA WADUK SISWA

A. Pengertian Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam

1. Pengertian belajar

Untuk memahami tentang pengertian belajar di sini akan diawali dengan

mengemukakan beberapa definisi tentang belajar. Ada beberapa pendapat para

ahli tentang definisi tentang belajar.

Cronbach memberikan definisi, “Learning is shown by a change in behavior

as a result o f experience”.Bela)ai adalah memperlihatkan perubahan dalam

perilaku sebagai hasil dari pengalaman

Harold Spears memberikan batasan, “Learning is to observe, to read, to

initiate, to try something themselves, to listen, to fo llo w direction Belajar adalah

mengamati, membaca, berinisiasi, mencoba sesuatu sendiri, mendengarkan,

mengikuti petunjuk/arahan.

Geoch, mengatakan dalam Sadirman, AM. (2005: 20), “Learning is a change

in perform ance as a result o f p ra ctice”. Belajar adalah perubahan dalam

penampilan sebagai hasil praktek.

Dari ketiga definisi diatas dapat disimpulkan bahwa belajar itu senantiasa

merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan

misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru dan lain

sebagainya. Juga belajar itu akan lebih baik kalau si subyek belajar itu mengalami

atau melakukannya, jadi tidak bersifat verbalistik. Belajar sebagai kegiatan

individu sebenarnya merupakan rangsangan-rangsangan individu yang

dikirim.kepadanya oleh lingkungan Dengan demikian terjadinya kegiatan belajar

(26)

yang dilakukan oleh seorang idnividu dapat dijelaskan dengan rumus antara

individu dan lingkungan.

Fontana seperti yang dikutip oleh Udin S. Winataputra (1997:24)

mengemukakan bahwa learning (belajar) mengandung pengertian proses

perubahan yang relative tetap dalam perilaku individu sebagai hasil dari

pengalaman. Pengertian belajar juga dikemukakan oleh Slammeto (2003: 28)

yakni belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk

memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai

hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

Selaras dengan pendapat-pendapat di atas, Thursan Hakim (2000: 11).

mengemukakan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan di dalam

kepribadian manusia, dan perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk

peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan kecakapan,

pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya pikir, dan lain-

lain. Hal ini berarti bahwa peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku

seseorang diperlihatkan dalam bentuk bertambahnya kualitas dan kuantitas

kemampuan seseorang dalam berbagai bidang. Dalam proses belajar, apabila

seseorang tidak mendapatkan suatu peningkatan kualitas dan kuantitas

kemampuan, maka orang tersebut sebenarnya belum mengalami proses

belajar atau dengan kata lain ia mengalami kegagalan di dalam proses belajar.

Belajar yang efektif dapat membantu siswa untuk meningkatkan

kemampuan yang diharapkan sesuai dengan tujuan instruksional yang ingin

(27)

internal dan eksternal. Kondisi internal dalah kondisi atau situasi yang ada dalam

diri siswa, seperti kesehatan, keterampilan, kemapuan dan sebaginya. Kondisi

eksternal adalah kondisi yang ada di luar diri pribadi manusia, misalnya ruang

belajar yang bersih, sarana dan prasaran belajar yang memadai.

2. Pengertian Prestasi Belajar

Kemampuan intelektual siswa sangat menentukan keberhasilan siswa

dalam memperoleh prestasi. Untuk mengetahui berhasil tidaknya seseorang dalam

belajar maka perlu dilakukan suatu evaluasi, tujuannya untuk mengetahui prestasi

yang diperoleh siswa setelah proses belajar mengajar berlangsung.

Adapaun prestasi dapat diartikan hasil diperoleh karena adanya aktivitas belajar

yang telah dilakukan. Namun banyak orang beranggapan bahwa yang dimaksud

dengan belajar adalah mencari ilmu dan menuntut ilmu.

A da lagi yang lebih khusus mengartikan bahwa belajar adalah menyerap

oengetahuan. Belajar adalah perubahan yang teijadi dalam tingkah laku m anusia

Proses tersebut tidak akan teijadi apabila tidak ada suatu yang mendorong pribadi

Yang bersangkutan.

Prestasi belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan

belajar, karena kegiatan belajar merupakan proses, sedangkan prestasi merupakan

hasil dari proses belajar. Memahami pengertian prestasi belajar secara garis besar

harus bertitik tolak kepada pengertian belajar itu sendiri. Untuk itu para ahli

mengemukakan pendapatnya yang berbeda-beda sesuai dengan pandangan yang

mereka anut. Namun dari pendapat yang berbeda itu dapat kita temukan satu titik

(28)

memberikan pengertian prestasi belajar yaitu “hasil yang dicapai oleh seseorang

dalam usaha belajar sebagaimana yang dinyatakan dalam raport.”

Selanjutnya Winkel (996: 162) mengatakan bahwa “prestasi belajar adalah suatu

bukti keberhasilan belajar atau kemampuan seseorang siswa dalam melakukan

kegiatan belajarnya sesuai dengan bobot yang dicapainya.” Sedangkan menurut S.

Nasution (1986: 17) prestasi belajar adalah: “Kesempurnaan yang dicapai

seseorang dalam berfikir, merasa dan berbuat. Prestasi belajar dikatakan sempurna

apabila memenuhi tiga aspek yakni: kognitif, affektif dan psikomotor, sebaliknya

dikatakan prestasi kurang memuaskan jik a seseorang belum mampu memenuhi

Target dalam ketiga kriteria tersebut. “

Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat dijelaskan bahwa prestasi

belajar merupakan tingkat kemanusiaan yang dimiliki siswa dalam menerima,

menolak dan menilai informasi-informasi yang diperoleh dalam proses belajar

mengajar. Prestasi belajar seseorang sesuai dengan tingkat keberhasilan sesuatu

dalam mempelajari materi pelajaran yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau

raport setiap bidang studi setelah mengalami proses belajar mengajar.

Prestasi belajar siswa dapat diketahui setelah diadakan evaluasi. Hasil dari

evaluasi dapat memperlihatkan tentang tinggi atau rendahnya prestasi belajar

siswa.

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar

Untuk mencapai prestasi belajar siswa sebagaimana yang diharapkan,

maka perlu diperhatikan beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar

(29)

terdiri dari luar siswa (faktor ekstern). Faktor-faktor yang berasal dari dalam diri

anak bersifat biologis sedangkan faktor yang berasal dari luar diri anak antara lain

adalah faktor keluarga, sekolah, masyarakat dan sebagainya.

a. Faktor Intern

Faktor intern adalah faktor yang timbul dari dalam diri individu itu sendiri,

adapun yang dapat digolongkan ke dalam faktor intern yaitu

kecedersan/intelegensi, bakat, minat dan motivasi.

1) Kecerdasan / inteligensia

Kecerdasan adalah kemampuan belajar disertai kecakapan untuk

menyesuaikan diri dengan keadaan yang dihadapinya. Kemampuan ini sangat

ditentukan oleh tinggi rendahnya intelegensi yang normal selalu menunjukkan

kecakapan sesuai dengan tingkat perkembangan sebaya. Adakalany

perkembangan ini ditandai oleh kemajuan-kemajuan yang berbeda antara satu

anak dengan anak yang lainnya, sehingga seseorang anak pada usia tertentu sudah

memiliki tingkat kecerdasan yang lebih tinggi dibandingkan dengan kawan

sebayanya. Oleh karena itu jelas bahwa faktor intelegensi merupakan suatu hal

yang tidak diabaikan dalam kegiatan belajar mengajar.

Menurut Kartono (1995: 17) kecerdasan merupakan “salah satu aspek yang

penting, dan sangat menentukan berhasil tidaknya studi seseorang. Kalau seorang

murid mempunyai tingkat kecerdasan normal atau di atas normal maka secara

potensi ia dapat mencapai prestasi yang tinggi. “

Slammeto (2003: 56) mengatakan bahwa “tingkat intelegensi yang tinggi akan

(30)

Muhibbin (1999: 135) berpendapat bahwa intelegensi adalah “semakin tinggi

kemampuan intelegensi seseorang siswa maka semakin besar peluangnya untuk

meraih sukses. Sebaliknya, semakin rendah kemampuan intelegensi seseorang

siswa maka semakin kecil peluangnya untuk meraih sukses.”

Dari pendapat di atas jelaslah bahwa intelegensi yang baik atau kecerdasan

yang tinggi merupakan faktor yang sangat penting bagi seorang anak dalam u sa h a

belajar.

2. Bakat

Bakat adalah kemampuan tertentu yang telah dimiliki seseorang sebagai

kecakapan pembawaan. Ungkapan ini sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh

Ngalim Purwanto(1987:28) bahwa “bakat dalam hal ini lebih dekat pengertiannya

dengan kata aptitude yang berarti kecakapan, yaitu mengenai kesanggupan-

kesanggupan tertentu”. Kartono (1995: 28) menyatakan bahwa “bakat adalah

potensi atau kemampuan kalau diberikan kesempatan untuk dikembangkan

melalui belajar “.

Menurut Syah Muhibbin (1999: 136) mengatakan “bakat diartikan sebagai

kemampuan indivedu untuk melakukan tugas tanpa banyak bergantung pada

upaya pendidikan dan latihan.”

Dari pendapat di atas jelaslah bahwa tumbuhnya keahlian tertentu pada

seseorang sangat ditentukan oleh bakat yang dimilikinya sehubungan dengan

bakat ini dapat mempunyai tinggi rendahnya prestasi belajar bidang-bidang

(31)

Dalam proses belajar terutama belajat keterampilan, bakat memegang

peranan penting dalam mencapai suatu hasil akan prestasi yang baik. Apalagi

seorang guru atau orang tua memaksa anaknya untuk melakukan sesuatu yang

tidak sesuai dengan bakatnya maka akan merusak keinginan anak tersebut.

3. Minat

Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenai

beberapa kegiatan. Kegiatan yang dimiliki seseorang diperhatikan terus menerus

yang disertai dengan rasa sayang. Menurut Winkel (1996: 24) minat adalah

“kecenderungan yang menetap dalam subjek untuk merasa tertarik pada

bidang/hal tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam bidang itu.”

Selanjutnya Slammeto (2003: 76) mengemukakan bahwa minat adalah

“kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa

kegiatan, kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan terus yang disertai

dengan rasa sayang.“

Kemudian Sardinian (2005: 76) mengemukakan minat adalah “suatu kondisi

yang terjadi apabila seseorang melihat ciri-ciri atai arti sementara situasi yang

dihubungkan dengan keinginan-keinginan atau kebutuhan-kebutuhannya sendiri.”

Berdasarkan pendapat di atas, jelaslah bahwa minat besar pengaruhnya

terhadap belajar atau kegiatan. Bahkan pelajaran yang menarik minat siswa lebih

mudah dipelajari dan disimpan karena minat menambah kegiatan belajar. Untuk

menambah minat seorang siswa di dalam menerima pelajaran di sekolah siswa

diharapkan dapat mengembangkan minat untuk melakukannya sendiri. Minat

(32)

mempengaruhi hasil belajarnya. Apabila seseorang mempunyai minat yang tinggi

terhadap sesuatu hal maka akan terus berusaha untuk melakukan sehingga apa

yang diinginkannya dapat tercapai sesuai dengan keinginannya.

4. Motivasi

Motivasi dalam belajar adalah faktor yang penting karena hal tersebut

merupakan keadaan yang mendorong keadaan siswa untuk melakukan belajar.

Persoalan mengenai motivasi dalam belajar adalah bagaimana cara mengatur agar

motivasi dapat ditingkatkan. Demikian pula dalam kegiatan belajar mengajar

sorang anak didik akan berhasil jik a mempunyai motivasi untuk belajar.

Nasution (1986: 73) mengatakan motivasi adalah “segala daya yang mendorong

seseorang untuk melakukan sesuatu.”

Sedangkan Sardinian (2005:77) mengatakan bahwa “motivasi adalah

menggerakkan siswa untuk melakukan sesuatu atau ingin Melakukan sesuatu. “

Dalam perkembangannya motivasi dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu

(a) motivasi instrinsik dan (b) motivasi ekstrinsik. Motivasi instrinsik

dimaksudkan dengan motivasi yang bersumber dari dalam diri seseorang yang

atas dasarnya kesadaran sendiri untuk melakukan sesuatu pekeijaan belajar.

Sedangkan motivasi ekstrinsik dimaksudkan dengan motivasi yang datangnya dari

luar diri seseorang siswa yang menyebabkan siswa tersebut melakukan kegiatan

belajar.

Dalam memberikan motivasi seorang guru harus berusaha dengan segala

kemampuan yang ada untuk mengarahkan perhatian siswa kepada sasaran tertentu.

(33)

mengapa ia m enekuni pelajaran. U ntuk m em bangkitkan m otivasi kepada mereka,

supaya dapat melakukan kegiatan belajar dengan kehendak sendiri dan belajar

secara aktif,

b. Faktor Ekstern

Faktor ekstern adalah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar

yang sifatnya di luar diri sisw a, yaitu beberapa pengalaman-pengalaman, keadaan

keluarga, lingkungan sekitarnya dan sebagainya.. M enurut Slammeto (2003:60)

faktor ekstern yang dapat mempengaruhi belajar adalah “keadaan keluarga,

keadaan sekolah dan lingkungan m asyarakat.”

1) Keadaan keluarga

K eluarga m erupakan lingkungan terkecil dalam m asyarakat tem pat

seseorang dilahirkan dan dibesarkan. Sebagaimana yang dijelaskan oleh

Slammeto (2003: 57) bahwa: “K eluarga adalah lembaga pendidikan pertam a dan

utam a. K eluarga yanng sehat besar artinya untuk pendidikan kecil, tetapi bersifat

menentukan dalam ukuran besar yaitu pendidikan bangsa, negara dan dunia.”

Adanya rasa am an dalam keluarga sangat penting dalam keberhasilan seseorang

dalam belajar. Rasa aman itu membuat seseorang akan terdorong untuk belajar

secara aktif, karena rasa aman merupakan salah satu kekuatan pendorong dari luar

yang menambah m otivasi untuk belajar.

Dalam hal ini Hasbullah (1994: 46) mengatakan: “K eluarga m erupakan

lingkungan pendidikan yang pertam a, karena dalam keluarga inilah anak pertam a-

(34)

keluarga bagi pendidikan anak ialah sebagai peletak dasar bagi pendidikan akhlak

dan pandangan hidup keagamaan.”

Oleh karena itu orang tua hendaknya menyadari bahwa pendidikan dim ulai

dari keluarga. Sedangkan sekolah merupakan pendidikan lanjutan. Peralihan

pendidikan inform al ke lem baga-lem baga form al mem erlukan keijasam a yang

baik antara orang tua dan guru sebagai pendidik dalam usaha m eningkatkan hasil belajar anak. Jalan keijasam a yang perlu ditingkatkan, dim ana orang tua harus

m enaruh perhatian yang serius tentang cara belajar anak di rumah. Perhatian

orang tua dapat memberikan dorongan dan m otivasi sehingga anak dapat

belajardengan tekun. Karena anak memerlukan waktu, tem pat dan keadaan yang

baik untuk belajar.

2) Keadaan Sekolah

Sekolah m erupakan lem baga pendidikan form al pertam a yang sangat penting

dalam menentukan keberhasilan belajar siswa, karena itu lingkungan sekolah yang

baik dapat mendorong untuk belajar yang lebih giat. Keadaan sekolah ini m eliputi

cara penyajian pelajaran, hubungan guru dengan sisw a, alat-alat pelajaran dan

kurikulum. Hubungan antara guru dan sisw a kurang baik akan mempengaruhi

hasil-hasil belajarnya.

K artini Kartono (1995: 62) mengemukakan “guru dituntut untuk menguasai

bahan pelajaran yang akan diajarkan, dan m em iliki tingkah laku yang tepat dalam

m engajar.” Oleh sebab itu, guru harus dituntut untuk menguasai bahan pelajaran

yang disajikan, dan m em iliki metode yang tepat dalam mengajar.

(35)

Disam ping orang tua, lingkungan juga m erupakan salah satu faktor yang tidak

sedikit pengaruhnya terhadap hasil belajar sisw a dalm proses

pelaksanaanpendidikan. K arena lingkungan alam sekitar sangat besar

pengaruhnya terhadap perkembangan pribadi anak, sebab dalam kehidupan sehari-

hari anak akan lebih banyak bergaul dengan lingkungan dim ana anak itu berada.

Dalam hal ini Kartini Kartono (1999: 55) berpendapat bahw a lingkungan

m asyarakat dapat menim bulkan kesukaran belajar anak, terutam a anak-anak yang

sebayanya. A pabila anak-anak yang sebaya m erupakan anak-anak yang rajin

belajar, m aka anak akan terangsang untuk m engikuti jejak m ereka. Sebaliknya

bila anak-anak di sekitarnya merupakan kum pulan anak-anak nakal yang

berkeliaran tiada menentukan anakpun dapat terpengaruh pula.

Dengan demikian dapat dikatakan lingkungan m embentuk kepribadian

anak, karena dalam pergaulan sehari-hari seorang anak akan selalu menyesuaikan

dirinya dengan kebiasaan-kebiasaan lingkungannya. Oleh karena itu, apabila

seorang sisw a bertem pat tinggal di suatu lingkungan tem annya yang rajin belajar

maka kemungkinan besar hal tersebut akan membawa pengaruh pada dirinya,

sehingga ia akan turut belajar sebagaimana temannya.

B. Pendidikan Agama Islam

1. Pengertian Pendidikan Agama Islam

Telah dikemukakan dalam bab pendahuluan, bahwa Pendidikan Agama Islam

m eliputi tiga kerangka dasar ajaran Islam yaitu akidah, syariah dan akhlak.

Sehubungan dalam penelitian ini lebih difokuskan pada hubungan dengan prestasi

(36)

mengambil salah satu pendekatan yang berhubungan erat dengan sikap tawaduk

yaitu Akhlak.

M enurut Drs. Abdul Rahman Saleh,(1976: 19) Pendidikan A gam a Islam

adalah berupa bim bingan dan asuhan terhadap anak didik/sisw a agar kelak setelah

selesai pendidikannya dapat memahami dan mengamalkan aj aran-ajaran Agama

Islam serta menjadikannya sebagai w ay o f life (jalan hidup).

M enurut permendiknas nom or 22 tahun 2006, kelompok m ata pelajaran

agama dan akhlak m ulia dim aksudkan untuk m embentuk peserta didik menjadi

m anusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang M aha Esa serta

berakhlak m ulia. Akhlak m ulia m encakup etika, budi pekerti,atau m oral sebagai

perwujudan dari pendidikan agama.

Dari beberapa pengertian di atas, pada dasarnya mengandung pengertian

yang sama m eskipun susunan bahasanya berbeda oleh karena itu beberapa

pengertian di atas ditarik kesim pulan bahw a pendidikan agam a Islam adalah

bim bingan dan usaha yang diberikan pada seseorang dalam pertum buhan jasm ani

dan usaha rohani agar tertanam nilai-nilai ajaran agam a Islam untuk m enuju pada

tingkat membentuk kepribadian yang utama, yaitu kepribadian m uslim yang

mencapai kehidupan dunia dan akhirat.

2 . Tujuan Pendidikan Agama Islam

Tujuan Pendidikan Agama Islam di sekolah, m enurut Tim Pengarah dan

Tim M ateri latihan Peningkatan W awasan Kependidikan Guru Agama di SD/MI,

adalah : “ Pembangunan disektor agama bertujuan untuk

(37)

kem asyarakatan, berbangsa dan bernegara yang selaras dengan penghayatan dan

pengam alan Pancasila. Pendidikan Nasional bertujuan untuk m eningkatkan

kualitas m anusia Indonesia yaitu m anusia yang berim an dan bertaqwa terhadap

Tuhan Yang M aha Esa , berbudi pekerti luhur, berkepribadian, m andiri, maju,

tangguh, cerdas, kreatif, teram pil, berdisiplin, beretos keija, profesional,

bertanggung jaw ab, produktif serta sehat jasm ani dan rohani ”

Tujuan tersebut m erupakan usaha untuk mencapai dua amanat

pembangunan sekaligus yakni sektor Agama dan sektor Pendidikan Nasional.

Dengan dem ikian bahwa tujuan Pendidikan Agam a Islam di sekolah mempunyai

tanggung jaw ab yang besar bagi kepentingan bangsa dan negara bila

dibandingkan dengan m ata pelajaran yang lain.

1. Fungsi Pendidikan Agama Islam

Pendidikan Agama Islam memegang fungsi yang sangat penting dalam

pendidikan di Indonesia, baik bagi peserta didik maupun pengaruhnya bagi bangsa

dan negara. Hal ini karena Pendidikan Agama m em iliki kekuatan rohani yang

mengikat bagi pemeluknya. Fungsi Pendidikan Agama m enurut Tim pengarah dan

Tim latihan Peningkatan W awasan Guru Agama SD/MI a d alah :

a) Dalam aspek kehidupan individual adalah untuk m embentuk m anusia Indonesia

yang percaya dan bertaqw a terhadap Tuhan Yang M aha Esa dan

m enjadi w arga negara yang baik. Diharapkan melalui

pendidikan agam a Islam anak didik akan m enjadi m anusia yang beriman,

(38)

cinta tanah air dan dapat mem berikan m anfaat dan kem aslakhatan bagi dirinya

dan lingkungan sekitarnya.

b) Dalam aspek kehidupan kem asyarakatan dan beragam a adalah : M elestarikan

Pancasila dan m elaksanakan ketentuan UUD 1945 M elestarikan asas

pembangunan nasional khusus asas perikehidupan dalam keseimbangan

M elestarikan modal dasar pem bangunan nasional yakni rohaniah dan m ental

berupa kepercayaan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang M aha Esa Fungsi

tersebut m erupakan hal yang m endasar. Oleh karena itu apabila d ilaksanakan

dengan baik, m aka cita-cita nasional dan kondisi ideal yang diharapkan oleh

N egara Indonesia akan tercapai. M ulyasa. (2008: 37)

Dari pendapat diatas dapat diam bil kesim pulan bahwa fungsi Pendidikan

Agama Islam adalah bagi diri pribadi seorang m uslim membentuk insan yang

berim an, bertaqw a dan juga fungsi rahm atan lil ‘alam in bagi alam dan lingkungan

sekitarnya

C . Sikap Tawaduk

1. Pengertian Tawaduk

Secara bahasa Syaikh Salim bin led A l H ilali, (2007: 54) mengungkapkan

bahwa taw aduk berasal dari kata taw adha’a-yataw adha’u-tawadukan yang

berarti m erendahkan diri atau m eletakkan di bawah. Asal katanya adalah

Tawadhhoatil a rd h u, tanah itu lebih rendah daripada tanah di sekelilngnya.

Secara istilah, tawaduk berarti menghargai orang lain, menganggap bahwa

(39)

proposional bukan taklid buta. Tawaduk juga diartikan dengan m enerim a

kebenaran dari siapapun datangnya, atau siap menerima kebenaran tanpa m elihat

siapa yang berbicara. Jadi tawaduk adalah: “m elebur dan m erendahkan diri di

hadapan A llah SWT. dan di hadapan hamba-hambanya.

Sifat taw aduk bukanlah suatu kehinaan, justru dengan ketawadukan dapat

m engangkat derajat seseorang karena pada dasarnya setiap m anusia menginginkan

untuk dihorm ati, dan diperlakukan sama dengan pihak lainnya. Sehingga bila ada

seseorang yang selalu berhias dengan sikap tawaduk, m enghormati orang lain,

tidak m eremehkannya, menghargai pendapatnya, tentu pihak lainnya pun akan

m em perlakukan sam a bahkan bisa lebih dari itu. Hal ini m erupakan suatu realita

yang dapat disaksikan dalam kehidupan ini. Seseorang yang m em iliki sifat m ulia

ini akan menempati kedudukan yang tinggi di hadapan m anusia, akan disebut-

sebut kebaikannya dan akan dicintai oleh mereka. Berbeda dengan orang

yang sombong, orang-orang akan menganggapnya rendah sebagaimana dia

m enganggap orang lain rendah, tidak akan disebut-sebut kebaikannya dan

orang-“Tidak akan berkurang suatu harta karena dishadaqahkan, dan A llah tidak akan menambah bagi seorang ham ba yang pem aaf m elainkan kem uliaan dan tidaklah seseorang merendahkan hatinya karena A llah, m elainkan A llah angkat derajatnya.” Shabir, (1981: 496)

Sikap tawaduk sangat erat kaitannya dengan sifat ikhlas. Rangkuman

(40)

ketawadukan lebih bersifat horizontal. Tawaduk banyak berhubungan dengan

m anusia secara sosial. Sedangkan Ikhlas, lebih bersifat vertikal, langsung kepada

A lloh, tawaduk bukan berarti menghinakan diri. Tapi taw aduk adalah bentuk

pengham baan kepada Tuhan yang sesungguhnya.

2. Pembagian Tawaduk

Sikap Tawaduk di bagi menjadi tiga macam:

a. Tawaduk kepada A llah SWT..

Tawaduk kepada A llah SWT. artinya m erendahkan diri di hadapan-Nya.

Tanda-tanda orang taw aduk kepada A llah SWT. diantaranya : M erasa

kecil/sedikit dalam ta ’at kepada-Nya. A rtinya, seorang yang taw aduk kepada

A llah SWT. itu m erasa bahwa dalam ketaatan dan ibadahnya m asih sangat

sedikit dibandingkan dengan dosa-dosa yang telah dilakukan. M erasa

besar/banyak dalam m aksiat. A rtinya, seorang yang taw aduk kepada A llah SWT.,

m erasa bahw a dosa/m aksiat yang telah dilakukan sangat besar/banyak

dibandingkan dengan amalnya. M emperbanyak pujian kepada A llah SWT.. Dan

tidak pada diri sendiri. Tidak menuntut hak kepada A lloh, tetapi berorientasi pada

amal yang harus dilakukan.

b. Tawaduk kepada Rasulullah saw.

Tanda-tanda orang taw aduk pada Rasulullah saw .diantaranya : M engutamakan

petunjuk Rasulullah saw.diatas m anusia lainnya. M encintai, m entaati, dan

m engikuti setiap perkataan dan perbuatan beliau. M enjadikan Rasulullah saw.

sebagai teladan hidupnya,

(41)

Tanda-tanda orang yang tawaduk kepada m anusia diantaranya: M enerima

nasehat/saran kebenaran dari orang lain. Senantiasa m elihat kelebihan-kelebihan

saudaranya, dan berusaha m enutupi kekurangan-kekurangannya. Siap membantu

orang lain. Bermusyawarah dengan anggota m asyarakat yang lain. Senantiasa

(42)

A. Gambaran Umum Sekolah Dasar Negeri I Pingit Kecamatan Pringsurat

Kabupaten Temanggung

1. Letak Geografis

Sekolah D asar Negeri I Pingit Kecamatan Pringsurat Kabupaten Temanggung

terletak di Desa Pingit, Kecamatan Pringsurat, kabupaten Temanggung. Letak

Lokasi sangat strategis karena dapat dijangkaun dengan mudah dari segala arah

dan dekat dengan pasar Pingit yang m erupakan pasar besar di Kecamatan

Pringsurat.

2. Keadaan Guru dan Karyawan

Sekolah Dasar Negeri I Pingit Kecamatan Pringsurat KabupatenTemanggung

mempunyai 10 orang guru dan seorang penjaga sekolah. Adapun keadaan guru

dan karyawan dapat dilihat pada tabel b erik u t:

Tabel 2. Keadaan guru dan karyawan SD Negeri I Pingit Kecamatan Pringsurat, K abupaen Temanggung tahun 2009/2010

NO NAMA GURU PEND. TERAKHIR TUGAS/MENGAJAR KETERANGAN

1 AMIN SINGGIH, S.Pd. S1 BAHASA DAERAH IV-VI KEPSEK 2 PRAPTIUTAMIWIDYANINGSIH DII PGSD GURU KELAS 1 .

3 Hj. CHAMIDAH, S.Pd. S1 GURU KELAS IV _

4 BASUKI DIIGPAI GURU AGAMA I - VI

-5 MUHLASIN DII PGSD GURU KELAS V

-6 SUTRASNO DIIPENJASKES GURU PENJAS l-VI

-7 TRI HARYUNI DII PGSD GURU KELAS VI _

8 ENDANG SRI RAHAYU, S.Pd. S I GURU KELAS III .

9 DWI ARSIAGUS SETYANINGSIH DII PGSD GURU KELAS III Wiyata Bhakti

10 DIAN KUSUMA SMA BAHASA INGGRIS IV-VI Wiyata Bhakti 11 ASROFI SMA PENJAGA SEKOLAH Wiyata Bhakti

(43)

3. Sarana dan Prasarana

Sarana fisik yang dim iliki Sekolah Dasar N egeri I Pingit Kecamatan

Pringsurat Kabupaten Temanggung adalah sebagai b erik u t:

NAM A SARANA JUMLAH

Ruang kelas 6 ruang

Ruang kepala 1 ruang

Ruang guru 1 ruang

Ruang tata usaha 1 ruang

Ruang perpustakaan 1 ruang

M usholla 1 ruang

B. Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam di Sekolah Dasar Negeri I Pingit

Kecamatan Pringsurat Kabupaten Temanggung

1. Kurikulum

Kurikulum yang digunakan di Sekolah Dasar N egeri I Pingit Kecamatan

Pringsurat kabupaten Temanggung adalah kurikulum 2006. Pem belajaran pada

Kelas I s.d. III dilaksanakan m elalui pendekatan tem atik, sedangkan pada Kelas

IV s.d. VI dilaksanakan m elalui pendekatan m ata pelajaran. Hal ini sesuai dengan

Peraturan M enteri Pendidikan N asional nom or 22 tahun 2006. Adapun Tabel

tabel stuktur kurikulum SD/MI berdasarkan peraturan dialas dapat dilihat sebagai

b erik u t:

Tabel 3 . Struktur Kurikulum SD/MI

(44)

3. Bahasa Indonesia 5

4. M atematika 4

5. Ilm u Pengetahuan Alam 3

6. Ilm u Pengetahuan Sosial 4 7. Seni Budaya dan Keterampilan 4 8. Pendidikan Jasm ani, Olahraga 2

B. Muatan Lokal 2

C. Pengembangan Diri 2*)

Jum lah 26 27 28 32

*) Ekuivalen 2 jam pem belajaran

2. M etode Pem belajaran

K eberhasilan seorang guru dalam menyampaikan m ateri bidang studi

Pendidikan Agama Islam kepada siswanya, diataranya adalah : kepandaian guru

btersebut dalam m em ilih dan m enggunakan metode pengajaran yang tepat atau

sesuai dengan m ateri, tujuan, situasi dan kondisi serta perkembangan anak.

Sedangkan m etode pengajaran yang digunakan dalam pmenyampaikan m ateri

adalah sebagai b e rik u t:

a. M etode Ceramah

M etode itu digunakan dalam penyam paian seluruh m ateri pelajaran dengan

cara penuturan dan penerangannya secara lisan pada m ateri yang bersifat teoritis

atau pengertahuan dengan m enggunakan alat bantu lain seperti tulisan-tulisan,

gam bar dan lain sebagainya.

b . M etode Tanya Jawab

M etode ini biasa digunakan untuk penam bahan soal-soal ataupun untuk

evaluasi dengan tujuan mengetahui sejauh m ana daya serap sisw a terhadap materi

(45)

c. M etode Diskusi

M etode ini digunakan untuk menyampaikan suatu m asalah, agar sisw a dapat

memecahkannya.M etode ini bertujuan untuk m elatih sisw a dalam memecahkan

perm asalahan yang dihadapi.

d. M etode Resitasi

M etode ini digunakan dengan cara memberi tugas kepada sisw a untuk

dikeijakan diluar palajaran, selanjutnya dipertanggungjawabkan kepada guru.

M isalnya m enulis ayat A l Quran Surat Al M ujadalah ayat 56, m enjelaskan

tentang pengertian puasa dan sebagainya.

e. M etode Demonstrasi

M etode ini biasa dipergunakan untuk mem praktekkan suatu pelajaran,

m isalnya dengan cara m embaca ayat Al qur’an, menghafal dan sebagainya.

f. M etode D rill

M etode drill dalam m ata pelajaran Pendidikan Agama Islam digunakan

dengan memberi tugas kepada siswa untukm enulis kembali ayat-ayat Al Quran

sebagai latihan.

3. Evaluasi M ata Pelajaran Pendidikan Agama Islam

Evaluasi ialah kegiatan mengumpulkan data seluas-luasnya,

sedalam dalam nya,yang bersangkutan dengan kapabilitas siswa, guna mengetahui

sebab akibat dan hasil belajar sisw a yang dapat mendorong dan mengembangkan

kemampuan belajar.

Tujuan diadakan evaluasi M ata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di

(46)

adalah untuk mengetahui sejauhmana tingkat keberhasilan proses belajar

mengajar yang telah dilaksanakan.

Adapun pelaksanaannya ditem puh dengan berbagai cara diantaranya:

a. Evaluasi Form atif

Adalah evaluasi yang memberikan umpan balik kepada guru sebagai sarana

untuk memperbaiki proses belajar mengajar, serta untuk mengadakan rem idiasi

kepada siswa.

Evaluasi ini diberikan setiap selesai mengadakan proses belajar m engajar yang

sering disebut dengan evaluasi harian, evaluasi ini dapat diberikan baik secara

lisan m aupun tertulis.

b. Evaluasi Sub Sum atif

Evaluasi ini dilaksanakan pada pertengahan sem ester, terdiri dari beberapa

standar kom petensi yang telah diajarkan pada sisw a guna m engetahui hasil

beklajar sisw a selam a setengah sem ester itu.

c. Evaluasi Sum atif

Evaluasi ini dilakukan pada akhir sem ester, guna untuk m engetahui hasil

belajar sisw a selam a sem ester itu. Hasil evaluasi ini dikom ulatifkan dengan nilai

raport kemudian guru memberikan motivasi dan dorongan kepada siswa.

d. Evaluasi Belajar Tahap Akhir

Evaluasi ini dilaksanakan apabila sisw a sudah kelas VI. Evaluasi ini untuk

mengetahui sejauh m ana siswa menguasai m ateri yang telah didapatkan selam a 6

(47)

C. Data tentang Prestasi Belajar PAI dan Data Angket Sikap Tawaduk

Siswa

1. Data N ilai Prestasi Pendidikan Agama Islam

Data nilai prestasi Pendidikan Agama Islam yang ada dalam penelitian ini

diambil dari data nilai ulangan tengah sem ester (UTS) genap tahun pelajaran

2009/2010. Adapun data yang penulis peroleh adalah sebagai b e rik u t:

Tabel 3. Data N ilai Pendidikan Agama Islam

NO NAMA SISWA KELAS NILAI

8 A friyana Ramlan Nasution 3 72

9 Agus Dwi Yuda Atmoko 3 71

10 Agus Santoso 3 68

11 Ahmad M uttaqin 3 76

12 Akhmad Farisqa 3 70

13 Andi A ziz EIFendi 3 70

14 A ni Safitri 4 75

15 Ani sah N uroniyah 4 77

16 A nita Ngindana Zulfa 5 68 17 Ardhyka W ulan Saputri 5 75

18 Arfiyanto Adi N ur Laksono 5 74 19 A rika Purwaningrum 5 71

20 Asmaul Khusna 6 70

21 A tika M asruroh 6 74

22 A via Cahyanti 6 78

23 Dewi Ayu Suryani 1 73

(48)

28 Eko Yulianto 1 70 29 Elin Yuliastanti 2 69

30 Enjang Kiryawan 2 71 31 Erlinda Akm alia 2 70

32 Em ia 2 74

33 Ervina Laelly A. 3 78 34 Eva A tul M unawaroh 3 73

35 Fahma Rofiyana 1 70

36 Fajah Al Ichwan 1 75 37 Fandi Bagas Aji 1 70

38 Farid M asudi 1 74

39 Farida Rahmatun Habithoh 1 78 40 Fathihatul M uyasaroh 1 73

41 Fendi Setioko 2 70

42 Fera Ita Ningrum 2 72

43 Feri Kumiawan 2 75

44 F idaU lfaS holihah 3 75 45 Fitri Handayani 3 74

46 Fitriana Yulaichah 3 78

47 H afid Riyanto 4 73

48 Hanum Fatikhatun U lifah 4 69

49 Hegmah Yuliyani 4 72

50 H oirul Anam 4 75

51 Ichda Kunnairoh 5 73

52 Iin Anggraeni 5 68

53 Im ailatul Sholekhah 5 78

54 Irfan Yudianto 5 69

55 Isna Rhomadhani 1 77 56 Jazilatul M utaalim ah 1 71

57 Jazim atul Aliyah 2 77 58 Joko Tri Nugroho 2 68 59 Khamid Azwar Syarif 2 78

(49)

64 Linda Liliani A. 6 69 65 Listiana Khasanah 6 78

66 Lusia Hikm ah Yuliani 6 75

67 Lutfi Abdurohman 6 73

68 Lutfi M aulana 1 71

69 M. S. Bintoro Kabul K. 1 77 70 M. Samsul Ma’arif 1 70

71 M. Syahrudin Falah 2 76

72 M uchamad R ouf 2 78

73 M uhamad M asngud 2 68 74 M uhammad M alikul Aziz 3 70

75 M uhammad M isbahudin 3 75 76 M uhammad Rozin M uhafidz 3 76

77 M uhammad Safiudin 3 73 78 M ukhamad Andy Santoso 6 71

79 N adya Veronika 5 77 80 N afisatul Khifdhiyah 5 72

81 N ajib Sonny Sugeng 5 76

82 Nanang Fauzin 5 78

83

84

N ur Fatih Hidayanti 6 74

N ur R izal A l Aziz 6 71

85 N urul A tika 6 77

86 N urul Fajriyah 6 75 87 Pratiw i W ulandari 2 75

88 Rafa Fadhilah Uchfani 2 68 89 Rahayu Styaningsih 2 72 90 Ridha Fatm a W ardhani 2 70

91 Ridhwan A bdul W akhid 4 75 92 Risani N ur Khasanah 4 77 93 Robi Adi Setiawan 4 69

94 Romaniyah 4 71

95 Sintia Laras Pratiwi 1 77

(50)

97 Siti Yulaehoq 1 75 98 Siti Zunurrohmah 4 70 99 Slam et M a'inah 4 75

100 SriN uijanah 4 70

101 Sri W ahyuni 4 75

102 Suci Nurm ayanti 4 70

103 Sulton Basori 4 69

104 Tanjung W ijayanto 4 75 105 Tiara N urul Latifah 4 73 106 T itin W idiyati 4 70 112 W ahyu Budiyanto 2 72

113 W iharT atik 2 70

114 Yayang Oktaviani 4 75

115 Yhogi Pembayun 4 70

2. D ata Sikap Tawaduk Siswa

Angket tentang sikap tawaduk sisw a yang penulis sampaikan kepada sisw a

Sekolah D asar N egeri I Pingit Kecamatan Pringsurat kabupaten Temanggung

terdiri dari 10 item pertanyaan. Tiap item pertanyaan diberi 4 alternatif jaw aban

yang diberi kode A,B,C, dan D

Penilainnya berdasarkan jaw aban yang diberikan oleh siswa dari 4 alternatif pada

(51)

a. Setiap angket kualitas yang diperoleh jaw aban dari 4 alternatif pada

pertanyaan kemudian dijum lah sejum lah pertanyaan tersebut.

b. Bobot nilai m asing-m asing alternative jaw aban tiap angket adalah

-alternatif A diberi skor 4

-alternatif B diberi skor 3

-alternatif C diberi skor 2

-alternatif D diberi skor 1

Adapun hasil nilai sisw a dari angket yang penulis sam paikan adalah sebagai

b e rik u t:

Tabel 4. Data Sikap Tawaduk Siswa

(52)
(53)
(54)

100 Sri Nurjanah A A C A C A B B B D 3 0

101 Sri Wahyuni A A A A D A C B B B 3 2

102 Suci Nurmayanti A B A B C A B A B D 3 1

103 Sulton Basori B A D A D A C B B C 2 7

104 Tanjung Wijayanto A B A C D A A A A A 3 4

105 Tiara Nurul Latifah A C B B A B A C D A 3 0

106 Titin Widiyati A D A C A A B A B B 3 2

107 Tri Imawati A A A B A B C D A A 3 3

108 Ultah Asmaul Chusna A A A A B A A C C A 3 5

109 Uswatun Khasanah A C A C A 0 B B D D 2 5

110 Wahyu Anugrah Jati A A A B B A B C C D 3 0

111 Wahyu Aziz SA A B A B C D A A A A 3 3

112 Wahyu Budiyanto A B B A A C A B D A 3 2

113 Wihar Tatik A C A A C A B B B D 30

114 Yayang Oktaviani B A B A C A A D A A 3 3

115 Yhogi Pembayun A A B D A C A B B D 31

116 Yogi Septian A A A B B A C A D A 3 3

117 Zaenatul Ifron A B A A B A B B C D 31

(55)

A. Analisis Pendahuluan

Pada bab ini dikem ukakan pem bahasan dan perm asalahan tentang korelasi

antara prestasi bidang studi Pendidikan Agama Islam pada Sekolah D asar N egeri I

Pingit Kecamatan Pringsurat KabupatenTemanggung sebagai variabel X dan

sikap taw aduk sisw a sebagai variabel Y.

N ilai prestasi bidang studi Pendidikan Agama Islam dan nilai sikap tawaduk

sisw a pada Sekolah D asar N egeri I Pingit Kecamatan Pringsurat

KabupatenTem anggung dijadikan tebel sebagai b erik u t:

Tabel 5. Data Prestasi Pendidikan A gama Islam dan Sikap Tawaduk Siswa

(56)
(57)
(58)

88 2 68

(59)

Tabel 6. Tabel Skor Variabel X dan Y serta Frekwensinya

Selanjutnya untuk mencari korelasi product moment penulis menggunakan

bantuan peta korelasi (scatter Diagram) sebagai berikut :

(60)

Ifx' = 6

Ify’

= 111

Ifx'2

= 1142

Ify'2

= 639

Ix y 2 = 4 5 7

M aka

Cx’ =£&• = 6

0,051

N 118

Cy -

Ify'

=

111

0,940

N 118

SDx’ = iV Ifx’ 2 Ifx 1 2

N N

=

1V

1142 6 z

118 118

=

w

9,678 - 0,0026

= W

9,675

=1

X

3,110

(61)

SDy’ = W Ify' 2 _ I V 2

N N

= W

639 111 2

118 118

= W

5,415 - 0,883

= W

4,531 =1 x 2,129

2,129

Analisis Uji Hipotesis

Ix'y’2 - (Cx’)(Cy)

N

(SD x’> (Sdy’)

457 -(0 ,0 5 1 )(0 ,9 4 0 )

118_______________________

( 3 , 1 1 0 ) ( 2 , 1 2 9 )

3,872 - 0,048

6^621

3,824

6,621

Gambar

Tabel 1 Keadaan Siswa Sekolah Dasar Negeri I Pingit, Pringsurat, Temanggung
Tabel 2. Keadaan guru dan karyawan SD Negeri I Pingit Kecamatan
tabel stuktur kurikulum SD/MI berdasarkan peraturan dialas dapat dilihat sebagai
gambar dan lain sebagainya.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Metode penelitian yang digunakan adalah dengan melakukan pengamatan langsung ke PT Gamma Budi Unggul Cendekia, dengan melakukan pengumpulan data dari staff, instruktur dan

Kondisi akhir yang diharapkan adalah melalui penerapan model mind mapping menggunakan media jarum perjuangan dapat meningkatkan hasil belajar siswa baik aspek

Pendidikan sangat penting untuk kemajuan suatu bangsa, maka dari itu pendidikan dituntut perannya mencetak generasi bangsa yang berfikir kritis. Melalui pembelajaran

Program Amal Bakti Santri (ABAS) masuk dalam kegiatan pengembangan di mana kegiatan tersebut memiliki tujuan yaitu pertama mengajarkan santri untuk mandiri, kedua

penelitian dengan judul: “Pengaruh Kualitas Produk, Celebrity Endorsement dan Iklan terhadap Keputusan Pembelian Konsumen sabun Lux di Surabaya”. 1.2

Dengan mengucap syukur Alhamdulillah kehadirat Alloh SWT, hanya dengan limpahan rahmat dan hidayahNya, penulis dapat menyelesaikan tugas penyusunan skripsi dengan

1) Peran: suatu proses dalam pelaksanaan kegiatan individu maupun kelompok. 2) Posyandu: suatu organisasi/institusi masyarakat didirikan atas dasar hukum

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh antara konsep diri dan motivasi belajar dengan prestasi belajar pada siswa di SMKN 1 cikarang barat.. Penelitian