SISWA PADA SEKOLAH DASAR NEGERI I PINGIT
KECAMATAN PRINGSURAT KABUPATEN TEMANGGUNG
TAHUN PELAJARAN 2 0 0 9 / 2 0 1 0
S K R I P S I
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Islam
Oleh:
B A S U K I
NIM: 11408264
JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
S A L A T I G A
Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi sau d ara:
Nama : Basuki
NIM : 11408264
Jurusan : Tarbiyah
Program Studi : Pendidikan Agama Islam
Judul : KORELASI ANTARA PRESTASI BELAJAR
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DENGAN SIKAP
TAWADHU SISWA PADA SEKOLAH DASAR
NEGERI I PINGIT KECAMATAN PRINGSURAT
KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN
PELAJARAN 2009/2010
Telah kami setujui untuk dimunaqosahkan.
Salatiga, 28 Juli 2010 P«nl>imbmg,
p >
V 1 r '/
Jaka Siswapta, M.Pd.
SALATIGA
Jl. Tentara Pelajar 02 Telp. (0298) 323709 Faks.323433 Salatiga 50721
http://www.salatiga.ac. id e-mail: adm inistrasi@ stainsalatiga.ac. id
PENGESAHAN KELULUSAN
Skripsi saudara BASUKI dengan Nomor Induk Mahasiswa : 11408264 yang beijudul
“KORELASI ANTARA PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DENGAN SIKAP TAWADUK PADA SEKOLAH DASAR NEGERI PINGIT 1 KECAMATAN PRINGSURAT KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN PELAJARAN 2009/2010” telah dimunaqosahkan dalam Sidang Panitia Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga pada tanggal 25 September 2010 dan telah diterima sebagai bagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I).
Salatiga, 25 September 2010
Pantia Ujian
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama Basuki
NIM :11408264
Jurusan : Tarbiyah
Program Studi : Pendidikan Agama Islam
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya
saya sendiri, bukan juplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang
lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Assalamu’alaikum, Wr. Wb.
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena rahmat, taufik,
hidayah, dan inayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul Korelasi Antara Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam Dengan Sikap
Tawadhu Pada Siswa Sekolah Dasar Negeri I Pingit Kecamatan Pringsurat
Kabupaten Temanggung Tahun Pelajaran 2009/2010. Skripsi ini disusun untuk
memenuhi salah satu syarat untuk melaksanakan penelitian pada Jurusan
Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri
Salatiga.
Skripsi ini dapat terselesaikan berkat bantuan berbagai pihak . Oleh sebab
itu pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih k ep ad a:
1. Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga.
2. Para Dosen Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga yang telah
memberikan bekal ilmu kepada penulis
3. Bapak Jaka Siswanta, M.Pd. selaku Dosen pembimbing yang telah
memberikan bimbingan dengan penuh kesabaran
4. Kepala Sekolah Dasar Negeri I Pingit Kecamatan Pringsurat yang telah
memberikan izin penelitian
5. Teman-teman se-angkatan yang telah memberikan dorongan dan semangat
6. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
kesempurnaan penelitian ini.
Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat
khususnya bagi penulis dan para pembaca pada umumnya.
Wassalamu’alaikum, Wr. Wb.
Salatiga, Juli 2010
Skripsi Korelasi Antara Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam Dengan SikapTawadhu Pada Siswa Sekolah Dasar Negeri I Pingit Kecamatan Pringsurat Kabupaten Temanggung Tahun Pelajaran 2009/2010 Oleh Basuki Nim 11408264 Jurusan Tarbiyah Program Studi Pendidikan Agama Islam Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga 2010
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui prestasi belajar Pendidikan Agama Islam siswa Sekolah Dasar Negeri I Pingit Kecamatan Pringsurat Kabupaten Temanggung tahun pelajaran 2009/2010.Untuk mengetahui sikap tawadhu’ siswa Sekolah Dasar Negeri I Pingit Kecamatan Pringsurat Kabupaten Temanggung tahun pelajaran 2009/2010 .Untuk mengetahui adakah korelasi yang signifikan antara prestasi belajar Pendidikan Agama Islam dan sikap tawadhu’ siswa Sekolah Dasar Negeri I Pingit Kecamatan Pringsurat Kabupaten Temanggung tahun pelajaran 2009/2010.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan deskriptif kuantitatif. Rancangan dan jenis penelitian ini menggunakan penelitian
Ex-Post Facto atau pengukuran sesudah kejadian dan bersifat deskriptif kuantitatif
Halaman Persetujuan Pembimbing... ii
Halaman Pengesahan...iii
Halaman Motto dan Persem bahan... iv
Kata Pengantar... v
Daftar I s i ...vii
BAB I PENDA H U LU A N... 1
A. Latar belakang masalah... 1
B. Rumusan masalah... 5
BAB II PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN SIKAP TAWADUK SISW A... 16
A. Pengertian Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam... 16
1. Pengertian belajar...16
2. Pengertian prestasi belajar...18
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi belaj ar...19
B. Pendidikan Agama Islam...26
1. Pengertian Pendidikan Agama Islam... 26
2. Tujuan Pendidikan Agama Islam... 27
C. Sikap Tawaduk...29
1. Pengertian tawaduk... 29
2. Pembagian tawaduk...31
BAB III HASIL PEN ELITIA N ...33
A. Gambaran Umum SD Negeri Pingit I Kec. Pringsurat... 33
B. Pelaksanan Pendidikan Agama Islam di SD Negeri I Pingit...34
1. Kurikulum... 34
2. Metode pembelajaran... 35
3. Evaluasi pembelajaran...36
C. Data tentang prestasi Pendidikan Agama Islam dan Data Angket Siswa tentang Tawaduk... 38
1. Data nilai prestasi siswa...38
2. Data sikap tawaduk... 41
BAB IV ANALISIS DATA... 46
A. Analisin Pendahuluan... 46
B. Analisis Lanjut... 50
C. Analisis Uji Hipotesis... 52
BAB V PENUTUP...54
A. Kesimpulan...54
B. Saran... 55
DAFTAR PUSTAKA
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan Agama Islam adalah suatu usaha sadar untuk menyiapkan
peserta didik dalam meyakini, memahami, dan menghayati agama Islam melalui
bimbingan dan latihan. Setiap akhir dari proses belajar mengajar, selalu ada hasil
belajar yang telah dicapai oleh siswa yang disebut dengan prestasi belajar. Melalui
hasil belajar ini dapat diketahui taraf penguasaan anak terhadap materi yang
diberikan dalam proses belajar mengajar. Demikian pula diketahui kemampuan-
kemampuan, sikap maupun keterampilan dalam mengikuti proses belajarnya.
Pendidikan Agama Islam pada tingkat sekolah dasar menekankan pada
beberapa hal antara lain tauhid (keyakinan pada tuhan yang mantap), syariah
(pengamalan ibadah sebagai bentuk manifestasi dari tauhid) dan akhlakul karimah
(penekanan pada konsep dan norma-norma perilaku yang mulia).
Akhlaq sangat penting dalam kehidupan manusia, lebih-lebih karena
manusia adalah makhluk yang paling mulia di dunia ini. Salah satu tanda
kemuliaan manusia ialah berakhlaq.Dalam agama Islam terdapat sumber
pendidikan yang paling luhur bagi manusia, sebagai dasar bagi kehidupan
manusia yaitu akhlak. Hal ini dapat difahami, sebagaimama tugas utama
Rasulullah saw.yaitu untuk menyempurnakan akhlak manusia. Dalam terjemah
Riyadhus Shalihin Shabir (1981:478) mengungkapkan Sabda Rosulullah yang
berbunyi :
“Sesungguhnya aku ini diutus untuk menyempurnakan akhlak manusia”.
Dengan pendidikan agama Islam, anak diharapkan dapat berakhlakul
karimah (berakhlak mulia) sesuai dengan ajaran agama yang telah diperolehnya.
Salah satu akhlakul karimah (akhlak mulia) ditanamkan pada siswa dalam
Pendidikan Agama Islam pada tingkat sekolah dasar adalah sifat tawaduk.
Pengertian Tawaduk adalah rendah hati, tidak sombong. Pengertian yang
lebih dalam adalah kalau kita tidak melihat diri kita memiliki nilai lebih
dibandingkan hamba Allah yang lainnya. Orang yang tawaduk adalah
orang menyadari bahwa semua kenikmatan yang didapatnya bersumber dari Allah
SWT. Yang dengan pemahamannya tersebut maka tidak pernah terbersit
sedikitpun dalam hatinya kesombongan dan merasa lebih baik dari orang lain,
tidak merasa bangga dengan potensi dan prestasi yang sudah dicapainya.
Pengertian yang lebih dalam adalah kalau kita tidak melihat diri kita
memiliki nilai lebih dibandingkan hamba Allah yang lainnya. Orang yang
tawaduk adalah orang menyadari bahwa semua kenikmatan yang didapatnya
bersumber dari Allah SWT. Yang dengan pemahamannya tersebut maka tidak
pernah terbersit sedikitpun dalam hatinya kesombongan dan merasa lebih baik
dari orang lain, tidak merasa bangga dengan potensi dan prestasi yang sudah
dicapainya
Tanda orang yang tawaduk adalah disaat seseorang semakin bertambah
ilmunya maka semakin bertambah pula sikap tawaduk dan kasih sayangnya. Dan
waspadanya. Setiap kali bertambah usianya maka semakin berkuranglah
ketamakan nafsunya. Setiap kali bertambah hartanya maka bertambahlah
kedermawanan dan kemauannya untuk membantu sesama. Dan setiap kali
bertambah tinggi kedudukan dan posisinya maka semakin dekat pula dia dengan
manusia dan berusaha untuk menunaikan berbagai kebutuhan mereka serta
bersikap rendah hati kepada mereka. Ini karena orang yang tawaduk menyadari
akan segala nikmat yang didapatnya adalah dari Allah SWT, untuk mengujinya
apakah ia bersyukur atau kufur.
Sesuai dengan firman Allah berikut i n i :
*
6 ? - * ■* _____
M 'SK Z ,
C f .
< p > )
< ^ /
v .__ 3V*
"Ini termasuk kumia Tuhanku untuk mencoba aku apakah aku bersyukur atau mengingkari (akan nikmat-Nya). Dan barangsiapa yang bersyukur maka sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri dan barangsiapa yang ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi Maha Mulia." (QS. An Naml: 40). Soenaryo (1971: 598)
Pada ayat Al Quran yang lain ditegaskan perintah Allah SWT untuk
Pada era globalisasi yang serba materialistik dan hedonistik saat ini,
kesombongan dan keangkuhan telah menggejala dalam semua aspek dan sendi-
sendi kehidupan bahkan telah menjadi “pakaian” yang dikenakan banyak orang.
Sikap seperti suka membanggakan diri, merasa tinggi melebihi orang di sekitarnya,
merasa orang lain membutuhkannya, suka memamerkan apa yang dimilikinya,
tidak mau menyapa lebih dahulu, menjadi fenomena yang mudah dilihat dimana-
mana. Padahal keangkuhan dan kesombongan menghalangi seseorang untuk
masuk surga. Shabir (1981: 501) mengungkapkan sabda Rasulullah:
Tidak akan masuk surga orang yang di dalam hatinya terdapat kesombongan, walaupun seberat biji sawi (HR. Muslim).
Dari fenomena diatas penulis ingin meneliti apakah Pendidikan Agama
Islam yang selama ini diajarkan dan ditanamkan oleh guru Agama Islam
benar-benar telah diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Penulis juga ingin
mengetahui apakah prestasi belajar dalam Pendidikan Agama Islam yang dicapai
siswa selama ini berbanding lurus dengan pengamalan agama siswa terutama
pengamalan sikap tawadlu yang dimiliki siswa dalam kehidupan sehari-hari.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumukan masalah
sebagai b erik u t:
1. Bagaimana prestasi belajar Pendidikan Agama Islam siswa Sekolah Dasar
Negeri I Pingit Kecamatan Pringsurat Kabupaten Temanggung tahun
2. Bagaimana sikap tawaduk siswa Sekolah Dasar Negeri I Pingit Kecamatan
Pringsurat Kabupaten Temanggung tahun pelajaran 2009/2010 ?
3. Adakah korelasi yang positif dan signifikan antara prestasi belajar
Pendidikan Agama Islam dan sikap tawaduk siswa Sekolah Dasar Negeri I
Pingit Kecamatan Pringsurat Kabupaten Temanggung tahun pelajaran
2009/2010?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah :
L Untuk mengetahui prestasi belajar Pendidikan Agama Islam siswa Sekolah
Dasar Negeri I Pingit Kecamatan Pringsurat Kabupaten Temanggung tahun
pelajaran 2009/2010.
2. Untuk mengetahui sikap tawaduk siswa Sekolah Dasar Negeri I Pingit
Kecamatan Pringsurat Kabupaten Temanggung tahun pelajaran 2009/2010.
3. Untuk mengetahui adakah korelasi yang signifikan antara prestasi belajar
Pendidikan Agama Islam dan sikap tawaduk siswa Sekolah Dasar Negeri I
Pingit Kecamatan Pringsurat Kabupaten Temanggung tahun pelajaran
2009/2010.
D. Hipotesis Penelitian
Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu gambaran yang bersifat sementara
terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul.
Suharsimi Arikunto(1998: 67) Adapun hipotesis yang diambil oleh penulis dalam
“ Terdapat korelasi yang positif dan signifikan antara prestasi belajar Pendidikan
Agama Islam dan sikap tawaduk siswa Sekolah Dasar Negeri I Pingit Kecamatan
Pringsurat Kabupaten Temanggung tahun pelajaran 2009/2010.” Dengan kata lain
semakin tinggi prestasi belajar Pendidikan Agama Islam maka akan semakin
tinggi pula sikap tawaduk siswa.
E. Kegunaan Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dapat dicapai dalam penelitian ini antara
la in :
1. Dapat memberikan informasi mengenai prestasi belajar Pendidikan Agama
Islam siswa Sekolah Dasar Negeri I Pingit Kecamatan Pringsurat Kabupaten
Temanggung tahun pelajaran 2009/2010.
2. Sebagai bahan masukan kepada pihak pengelola pendidikan dan masyarakat
umum tentang upaya peningkatan kualitas pembelajaran Agama Islam pada
Sekolah Dasar Negeri I Pingit Kecamatan Pringsurat Kabupaten Temanggung
pada khususnya dan sekolah lain pada umumnya.
3. Dapat memberikan gambaran tentang hubungan antara prestasi belajar
Pendidikan Agama Islam dan sikap tawaduk siswa Sekolah Dasar Negeri I
Pingit Kecamatan Pringsurat Kabupaten Temanggung tahun pelajaran
2009/2010.
F. Definisi Operasional
1. Prestasi Belajar
Setiap akhir dari proses belajar mengajar, selalu ada hasil belajar yang telah
dapat diketahui taraf penguasaan anak terhadap materi yang diberikan dalam
proses belajar mengajar. Demikian pula diketahui kemampuan-kemampuan, sikap
maupun keterampilan dalam mengikuti proses belajarnya.
Oemar Hamalik (2001: 45) mengemukakan bahwa : Prestasi belajar itu adalah
hal-hal yang telah dicapai setelah ia belajar. Sedangkan Rochman Natawidjaya
(1979: 48), menjelaskan bahwa : Prestasi belajar yang dicapai seseorang
individu merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhinya
baik dalam diri(intemal) maupun luar diri (eksternal) individu. Pendapat lain
memberi batasan tentang pengertian prestasi belajar; Engkoswara (1979:47)
mengemukakan : penguasaan, penggunaan dan penilaian tentang sikap dan nilai-
nilai pengetahuan dan keterampilan dasar dalam berbagai bidang ilmu. Kemudian
Nana Syaodih Sukmadinata (2004: 76) mengemukakan : Hasil belajar merupakan
segala prilaku dimiliki siswa sebagai akibat dari proses belajar yang telah
ditempuhnya. Batasan tersebut cukup luas meliputi semua akibat dari proses
belajar yang berlangsung di sekolah, atau di luar sekolah, belajar bersifat kognitif,
afektif, ataupun psikomotor disengaja ataupun tidak.
Dari batasan-batasan di atas, dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa prestasi
belajar atau hasil belajar adalah suatu keadaan hasil yang dicapai baik berupa
kemampuan, keterampilan maupun sikap serta nilai-nilai, setelah adanya usaha
belajar dan mengajar.
2 Pendidikan Agama Islam
Pengertian Pendidikan Agama Islam, di bawah ini akan penulis
1) Menurut Drs. Abdul Rahman Saleh (1976: 19)
Pendidikan Agama Islam adalah berupa bimbingan dan asuhan terhadap
anak didik/siswa agar kelak setelah selesai pendidikannya dapat memahami dan
mengamalkan ajaran-ajaran Agama Islam serta menjadikannya sebagai way o f life
(jalan hidup).
2) Menurut Kurikulum 2004 Standar Kompetensi Mata Pelajaran Pendidikan
Agama Islam S D dan MI
Pengertian pendidikan agama islam sebagaimana dikutip oleh Mulyasa
(2008: 23) adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik
untuk mengenal, memahami, menghayati, mengimani, bertakwa, berakhlak mulia,
mengamalkan ajaran agama Islam dari sumber utamanya kitab suci Al-Quran dan
Hadits, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran,latihan,serta penggunaan
pengalaman.
Dari beberapa pengertian di atas, pada dasarnya mengandung pengertian
yang sama meskipun susunan bahasanya berbeda oleh karena itu beberapa
pengertian di atas ditarik kesimpulan bahwa pendidikan agama Islam adalah
bimbingan dan usaha yang diberikan pada seseorang dalam pertumbuhan jasmani
dan usaha rohani agar tertanam nilai-nilai ajaran agama Islam untuk menuju pada
tingkat membentuk kepribadian yang utama, yaitu kepribadian muslim yang
mencapai kehidupan dunia dan akhirat.
Berdasarkan beberapa definisi diatas indikator dari Pendidikan Agama
Islam ad alah :
b. Mengajarkan Agama Islam dari sumbernya yang asli yaitu Al-Qur’an dan
Assunah
c. Melakukan bimbingan kepada anak didik agar menjadi insan yang kamil
(sempurna) dan berkepribadian utama.
3 Sifat tawaduk
Tawaduk adalah lawan kata dari takabbur (sombong). Ia berasal dari
lafadz Adl-Dla’ah yang berarti kerelaan manusia terhadap kedudukan yang lebih
rendah, atau rendah hati terhadap orang yang beriman, atau mau menerima
kebenaran, apapun bentuknya dan dari siapa pun asalnya. Pengertian yang lebih
dalam adalah kalau kita tidak melihat diri kita memiliki nilai lebih dibandingkan
hamba Allah yang lainnya. Orang yang tawaduk adalah orang menyadari bahwa
semua kenikmatan yang didapatnya bersumber dari Allah SWT. Yang dengan
pemahamannya tersebut maka tidak pernah terbersit sedikitpun dalam hatinya
kesombongan dan merasa lebih baik dari orang lain, tidak merasa bangga dengan
potensi dan prestasi yang sudah dicapainya. Ia tetap rendah diri dan selalu
menjaga hati dan niat segala amal shalehnya dari segala sesuatu selain Allah.
Adapun indikator sifat tawaduk yang ingin diteliti dalam penelitian ini
ad alah :
1. Sikap tawadhu kepada Allah dengan menjalankan perintahNya dan
menjauhi laranganNya.
2. Sikap tawaduk pada rasulullah dengan berusaha mengikuti sunnahnya dan
3. Sikap tawaduk pada orang tua dengan berusaha menghormati dan berbakti
pada orang tua
4. Sikap tawaduk pada guru dan orang yang lebih tua dengan menghomati
danh memuliakannya.
5. Sikap tawaduk pada teman sebaya dan orang yang lebih kecil dengan
berusaha menghormati, menyayangi, dan tidak semena-mena terhadap
orang yang lebih kecil.
G. Metode Penelitian
1. Pendekatan dan Rancangan Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
deskriptif kuantitatif, yaitu data yang dapat diuraikan dan dihitung secara
langsung karena berupa angka. Data ini meliputi data yang berhubungan dengan
jum lah siswa, pendidik, sarana prasarana dan data-data lain yang berupa angka.
Sedangkan menurut Kerlinger, Fred N. (1990: 483) rancangan penelitian
adalah rencana dan sruktur penyelidikan yang disusun sedemikian rupa sehingga
peneliti akan memperoleh jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan penelitiannya.
Berdasarkan permasalahan yang diteliti, maka rancangan dan jenis
penelitian ini menggunakan penelitian Ex-Post Facto atau pengukuran sesudah
kejadian dan bersifat deskriptif kuantitatif. Metode ini dipergunakan karena
penelitian ini berusaha untuk menemukan ada tidaknya pengaruh prestasi belajar
Pendidikan Agama Islam terhadap sikap tawaduk siswa. Deskriptif kuantitatif
dipandang sesuai dengan penelitian ini karena bertujuan untuk memperoleh
bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungandan apabila ada> berapa
eratnya hubungan serta berarti atau tidaknya hubungan itu.
Pada penelitian ini berusaha untuk menemukan ada tidaknya pengaruh
yang positif dan signifikan antara prestasi belajar Pendidikan Agama Islam dan
sikap tawaduk siswa Sekolah Dasar Negeri I Pingit Kecamatan Pringsurat
Kabupaten Temanggung. Variabel dalam penelitian ini adalah sikap tawaduk
sebagai variabel bebas (X) dan prestasi belajar sebagai Pendidikan Agama Islam
variabel terikat (Y).
2. Lokasi Dan Waktu Penelitian
Lokasi pelaksanaan penelitian ini adalah di Sekolah Dasar Negeri I Pingit
Kecamatan Pringsurat Kabupaten Temanggung. Adapun waktu penelitian
direncanakan pada bulan Mei 2010 sampai dengan bulan Agustus 2010.
3. Populasi dan Sampel
Populasi merupakan keseluruhan subyek yang akan diteliti, adapun populasi
dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas 1 sampai dengan kelas 6 Sekolah
Dasar Negeri I Pingit yang beijumlah 174 siswa.
Adapun data jum lah siswa dapat dilihat pada tabel dibawah i n i :
Tabel 1 Keadaan Siswa Sekolah Dasar Negeri I Pingit, Pringsurat, Temanggung
Sampel merupakan sejumlah individu atau subjek yang merupakan wakil
atau bagian populasi yang akan diteliti. Teknik pemilihan dan pengambilan
sampel menggunakan teknik random sampling. Adapun sampel yang diambil
dalam penelitian sejumlah 118 siswa.
4. Instrumen Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data
adalah:
a. Tes
Soal-soal tes yang digunakan sebagai instrumen dalam penelitian ini
berbentuk objektif dengan empat alternatif pilihan.
b. Pedoman Dokumentasi
Dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel berupa
catatan, buku, dan lain-lain. Instrumen ini digunakan untuk mencari data-data yang
berhubungan dengan dokumen sekolah.
c. Angket / kuesioner
Angket / kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan kepada orang lain yang
dijadikan responden untuk dijawabnya. Angket yang digunakan dalam penelitian
ini adalah angket tertutup.
Sehubungan dengan pemakaian angket dalam pengumpulan data, maka
angket tersebut diskalakan dalam bentuk skor dengan menggunakan skala
menurut likert, dimana penyusunan angket ini dalam bentuk pilihan ganda dengan
jawaban yang telah disediakan. Pemberian skor terhadap alternatif jawaban yang
ada dalam angket adalah sebagai berikut:
1. Jawaban A diberi skor 4
2. Jawaban B diberi skor 3
3. Jawaban C diberi skor 2
4. Jawaban D diberi skor 1
Dari skor yang diperoleh siswa tersebut kemudian dibuat kategori bagus,
cukup, sedang dan kurang.
5. Metode Pengumpulan Data
Adapun metode yang penulis gunakan dalam penelitian ini m elip u ti:
a. Metode Test
Soal-soal tes yang digunakan sebagai instrumen dalam penelitian ini digunakan
untuk mengetahui sikap tawaduk siswa. Soal berbentuk objektif dengan empat
alternatif pilihan.
b. Metode Dokumentasi
Metode ini dilakukan dengan memeriksa dan mencatat dokumen sekolah yang
berupa dokumen prestasi belajar siswa. Metode ini penulis gunakan untuk
memperoleh data prestasi belajar mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dari
yang akan diteliti.
c. Metode Angket atau Kuesioner
Metode ini dilaksanakan dengan memberikan daftar pertanyaan yang harus
dijawab dengan jujur oleh subjek yang akan diteliti. Metode ini digunakan untuk
6. Analisis Data
Analisis data yang digunakan penulis dalam penelitian ini m eliputi;
a. Analisis Pendahuluan
Yaitu mengelompokkan data-data yang telah terkumpul dalam tabulasi
b. Analisis Uji Hipotesis
Proses pengolahan data yang telah diperoleh dari analisis pendahuluan
dengan menggunakan rumus korelasi product moment Sutrisno Hadi (2000:
110)sebagai b e rik u t:
lx’y'2 - (Cx’)(Cy’)
N
r xy = ---(SDx’> (Sdy’>
K eterangan:
XY : Perkalian X dan Y
X : Prestasi belajar Pendidikan Agama Islam
Y : Sikap tawaduk siswa
N : Jumlah sampel
c. Analisis Lanjut
Analisis lanjut digunakan untuk menguji kebenaran perumusan hipotesis
yang diajukan dengan hasil analisis uji hipotesis.
H. Sistematika Penulisan
BAB I Pendahuluan, berisi latar belakang masalah, rumusan masalah,
tujuan penelitian, hipotesis penelitian, kegunaan penelitian, definisi operasional,
metode penelitian, dan sistematika penelitian.
BAB II Kajian Pustaka berisi tentang prestasi belajar pendidikan Agama Islam
dan sikap tawaduk
BAB III Hasil Penelitian berisi gambaran umum Sekolah Dasar Negeri I Pingit
Kecamatan Pringsurat Kabupaten Temanggung dan penyajian data penelitian.
BAB IV Analisis data berisi analisis pendahuluan, analisis uji hipotesis, dan
analisis lanjut
TA WADUK SISWA
A. Pengertian Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam
1. Pengertian belajar
Untuk memahami tentang pengertian belajar di sini akan diawali dengan
mengemukakan beberapa definisi tentang belajar. Ada beberapa pendapat para
ahli tentang definisi tentang belajar.
Cronbach memberikan definisi, “Learning is shown by a change in behavior
as a result o f experience”.Bela)ai adalah memperlihatkan perubahan dalam
perilaku sebagai hasil dari pengalaman
Harold Spears memberikan batasan, “Learning is to observe, to read, to
initiate, to try something themselves, to listen, to fo llo w direction Belajar adalah
mengamati, membaca, berinisiasi, mencoba sesuatu sendiri, mendengarkan,
mengikuti petunjuk/arahan.
Geoch, mengatakan dalam Sadirman, AM. (2005: 20), “Learning is a change
in perform ance as a result o f p ra ctice”. Belajar adalah perubahan dalam
penampilan sebagai hasil praktek.
Dari ketiga definisi diatas dapat disimpulkan bahwa belajar itu senantiasa
merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan
misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru dan lain
sebagainya. Juga belajar itu akan lebih baik kalau si subyek belajar itu mengalami
atau melakukannya, jadi tidak bersifat verbalistik. Belajar sebagai kegiatan
individu sebenarnya merupakan rangsangan-rangsangan individu yang
dikirim.kepadanya oleh lingkungan Dengan demikian terjadinya kegiatan belajar
yang dilakukan oleh seorang idnividu dapat dijelaskan dengan rumus antara
individu dan lingkungan.
Fontana seperti yang dikutip oleh Udin S. Winataputra (1997:24)
mengemukakan bahwa learning (belajar) mengandung pengertian proses
perubahan yang relative tetap dalam perilaku individu sebagai hasil dari
pengalaman. Pengertian belajar juga dikemukakan oleh Slammeto (2003: 28)
yakni belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai
hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
Selaras dengan pendapat-pendapat di atas, Thursan Hakim (2000: 11).
mengemukakan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan di dalam
kepribadian manusia, dan perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk
peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan kecakapan,
pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya pikir, dan lain-
lain. Hal ini berarti bahwa peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku
seseorang diperlihatkan dalam bentuk bertambahnya kualitas dan kuantitas
kemampuan seseorang dalam berbagai bidang. Dalam proses belajar, apabila
seseorang tidak mendapatkan suatu peningkatan kualitas dan kuantitas
kemampuan, maka orang tersebut sebenarnya belum mengalami proses
belajar atau dengan kata lain ia mengalami kegagalan di dalam proses belajar.
Belajar yang efektif dapat membantu siswa untuk meningkatkan
kemampuan yang diharapkan sesuai dengan tujuan instruksional yang ingin
internal dan eksternal. Kondisi internal dalah kondisi atau situasi yang ada dalam
diri siswa, seperti kesehatan, keterampilan, kemapuan dan sebaginya. Kondisi
eksternal adalah kondisi yang ada di luar diri pribadi manusia, misalnya ruang
belajar yang bersih, sarana dan prasaran belajar yang memadai.
2. Pengertian Prestasi Belajar
Kemampuan intelektual siswa sangat menentukan keberhasilan siswa
dalam memperoleh prestasi. Untuk mengetahui berhasil tidaknya seseorang dalam
belajar maka perlu dilakukan suatu evaluasi, tujuannya untuk mengetahui prestasi
yang diperoleh siswa setelah proses belajar mengajar berlangsung.
Adapaun prestasi dapat diartikan hasil diperoleh karena adanya aktivitas belajar
yang telah dilakukan. Namun banyak orang beranggapan bahwa yang dimaksud
dengan belajar adalah mencari ilmu dan menuntut ilmu.
A da lagi yang lebih khusus mengartikan bahwa belajar adalah menyerap
oengetahuan. Belajar adalah perubahan yang teijadi dalam tingkah laku m anusia
Proses tersebut tidak akan teijadi apabila tidak ada suatu yang mendorong pribadi
Yang bersangkutan.
Prestasi belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan
belajar, karena kegiatan belajar merupakan proses, sedangkan prestasi merupakan
hasil dari proses belajar. Memahami pengertian prestasi belajar secara garis besar
harus bertitik tolak kepada pengertian belajar itu sendiri. Untuk itu para ahli
mengemukakan pendapatnya yang berbeda-beda sesuai dengan pandangan yang
mereka anut. Namun dari pendapat yang berbeda itu dapat kita temukan satu titik
memberikan pengertian prestasi belajar yaitu “hasil yang dicapai oleh seseorang
dalam usaha belajar sebagaimana yang dinyatakan dalam raport.”
Selanjutnya Winkel (996: 162) mengatakan bahwa “prestasi belajar adalah suatu
bukti keberhasilan belajar atau kemampuan seseorang siswa dalam melakukan
kegiatan belajarnya sesuai dengan bobot yang dicapainya.” Sedangkan menurut S.
Nasution (1986: 17) prestasi belajar adalah: “Kesempurnaan yang dicapai
seseorang dalam berfikir, merasa dan berbuat. Prestasi belajar dikatakan sempurna
apabila memenuhi tiga aspek yakni: kognitif, affektif dan psikomotor, sebaliknya
dikatakan prestasi kurang memuaskan jik a seseorang belum mampu memenuhi
Target dalam ketiga kriteria tersebut. “
Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat dijelaskan bahwa prestasi
belajar merupakan tingkat kemanusiaan yang dimiliki siswa dalam menerima,
menolak dan menilai informasi-informasi yang diperoleh dalam proses belajar
mengajar. Prestasi belajar seseorang sesuai dengan tingkat keberhasilan sesuatu
dalam mempelajari materi pelajaran yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau
raport setiap bidang studi setelah mengalami proses belajar mengajar.
Prestasi belajar siswa dapat diketahui setelah diadakan evaluasi. Hasil dari
evaluasi dapat memperlihatkan tentang tinggi atau rendahnya prestasi belajar
siswa.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar
Untuk mencapai prestasi belajar siswa sebagaimana yang diharapkan,
maka perlu diperhatikan beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar
terdiri dari luar siswa (faktor ekstern). Faktor-faktor yang berasal dari dalam diri
anak bersifat biologis sedangkan faktor yang berasal dari luar diri anak antara lain
adalah faktor keluarga, sekolah, masyarakat dan sebagainya.
a. Faktor Intern
Faktor intern adalah faktor yang timbul dari dalam diri individu itu sendiri,
adapun yang dapat digolongkan ke dalam faktor intern yaitu
kecedersan/intelegensi, bakat, minat dan motivasi.
1) Kecerdasan / inteligensia
Kecerdasan adalah kemampuan belajar disertai kecakapan untuk
menyesuaikan diri dengan keadaan yang dihadapinya. Kemampuan ini sangat
ditentukan oleh tinggi rendahnya intelegensi yang normal selalu menunjukkan
kecakapan sesuai dengan tingkat perkembangan sebaya. Adakalany
perkembangan ini ditandai oleh kemajuan-kemajuan yang berbeda antara satu
anak dengan anak yang lainnya, sehingga seseorang anak pada usia tertentu sudah
memiliki tingkat kecerdasan yang lebih tinggi dibandingkan dengan kawan
sebayanya. Oleh karena itu jelas bahwa faktor intelegensi merupakan suatu hal
yang tidak diabaikan dalam kegiatan belajar mengajar.
Menurut Kartono (1995: 17) kecerdasan merupakan “salah satu aspek yang
penting, dan sangat menentukan berhasil tidaknya studi seseorang. Kalau seorang
murid mempunyai tingkat kecerdasan normal atau di atas normal maka secara
potensi ia dapat mencapai prestasi yang tinggi. “
Slammeto (2003: 56) mengatakan bahwa “tingkat intelegensi yang tinggi akan
Muhibbin (1999: 135) berpendapat bahwa intelegensi adalah “semakin tinggi
kemampuan intelegensi seseorang siswa maka semakin besar peluangnya untuk
meraih sukses. Sebaliknya, semakin rendah kemampuan intelegensi seseorang
siswa maka semakin kecil peluangnya untuk meraih sukses.”
Dari pendapat di atas jelaslah bahwa intelegensi yang baik atau kecerdasan
yang tinggi merupakan faktor yang sangat penting bagi seorang anak dalam u sa h a
belajar.
2. Bakat
Bakat adalah kemampuan tertentu yang telah dimiliki seseorang sebagai
kecakapan pembawaan. Ungkapan ini sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh
Ngalim Purwanto(1987:28) bahwa “bakat dalam hal ini lebih dekat pengertiannya
dengan kata aptitude yang berarti kecakapan, yaitu mengenai kesanggupan-
kesanggupan tertentu”. Kartono (1995: 28) menyatakan bahwa “bakat adalah
potensi atau kemampuan kalau diberikan kesempatan untuk dikembangkan
melalui belajar “.
Menurut Syah Muhibbin (1999: 136) mengatakan “bakat diartikan sebagai
kemampuan indivedu untuk melakukan tugas tanpa banyak bergantung pada
upaya pendidikan dan latihan.”
Dari pendapat di atas jelaslah bahwa tumbuhnya keahlian tertentu pada
seseorang sangat ditentukan oleh bakat yang dimilikinya sehubungan dengan
bakat ini dapat mempunyai tinggi rendahnya prestasi belajar bidang-bidang
Dalam proses belajar terutama belajat keterampilan, bakat memegang
peranan penting dalam mencapai suatu hasil akan prestasi yang baik. Apalagi
seorang guru atau orang tua memaksa anaknya untuk melakukan sesuatu yang
tidak sesuai dengan bakatnya maka akan merusak keinginan anak tersebut.
3. Minat
Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenai
beberapa kegiatan. Kegiatan yang dimiliki seseorang diperhatikan terus menerus
yang disertai dengan rasa sayang. Menurut Winkel (1996: 24) minat adalah
“kecenderungan yang menetap dalam subjek untuk merasa tertarik pada
bidang/hal tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam bidang itu.”
Selanjutnya Slammeto (2003: 76) mengemukakan bahwa minat adalah
“kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa
kegiatan, kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan terus yang disertai
dengan rasa sayang.“
Kemudian Sardinian (2005: 76) mengemukakan minat adalah “suatu kondisi
yang terjadi apabila seseorang melihat ciri-ciri atai arti sementara situasi yang
dihubungkan dengan keinginan-keinginan atau kebutuhan-kebutuhannya sendiri.”
Berdasarkan pendapat di atas, jelaslah bahwa minat besar pengaruhnya
terhadap belajar atau kegiatan. Bahkan pelajaran yang menarik minat siswa lebih
mudah dipelajari dan disimpan karena minat menambah kegiatan belajar. Untuk
menambah minat seorang siswa di dalam menerima pelajaran di sekolah siswa
diharapkan dapat mengembangkan minat untuk melakukannya sendiri. Minat
mempengaruhi hasil belajarnya. Apabila seseorang mempunyai minat yang tinggi
terhadap sesuatu hal maka akan terus berusaha untuk melakukan sehingga apa
yang diinginkannya dapat tercapai sesuai dengan keinginannya.
4. Motivasi
Motivasi dalam belajar adalah faktor yang penting karena hal tersebut
merupakan keadaan yang mendorong keadaan siswa untuk melakukan belajar.
Persoalan mengenai motivasi dalam belajar adalah bagaimana cara mengatur agar
motivasi dapat ditingkatkan. Demikian pula dalam kegiatan belajar mengajar
sorang anak didik akan berhasil jik a mempunyai motivasi untuk belajar.
Nasution (1986: 73) mengatakan motivasi adalah “segala daya yang mendorong
seseorang untuk melakukan sesuatu.”
Sedangkan Sardinian (2005:77) mengatakan bahwa “motivasi adalah
menggerakkan siswa untuk melakukan sesuatu atau ingin Melakukan sesuatu. “
Dalam perkembangannya motivasi dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu
(a) motivasi instrinsik dan (b) motivasi ekstrinsik. Motivasi instrinsik
dimaksudkan dengan motivasi yang bersumber dari dalam diri seseorang yang
atas dasarnya kesadaran sendiri untuk melakukan sesuatu pekeijaan belajar.
Sedangkan motivasi ekstrinsik dimaksudkan dengan motivasi yang datangnya dari
luar diri seseorang siswa yang menyebabkan siswa tersebut melakukan kegiatan
belajar.
Dalam memberikan motivasi seorang guru harus berusaha dengan segala
kemampuan yang ada untuk mengarahkan perhatian siswa kepada sasaran tertentu.
mengapa ia m enekuni pelajaran. U ntuk m em bangkitkan m otivasi kepada mereka,
supaya dapat melakukan kegiatan belajar dengan kehendak sendiri dan belajar
secara aktif,
b. Faktor Ekstern
Faktor ekstern adalah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar
yang sifatnya di luar diri sisw a, yaitu beberapa pengalaman-pengalaman, keadaan
keluarga, lingkungan sekitarnya dan sebagainya.. M enurut Slammeto (2003:60)
faktor ekstern yang dapat mempengaruhi belajar adalah “keadaan keluarga,
keadaan sekolah dan lingkungan m asyarakat.”
1) Keadaan keluarga
K eluarga m erupakan lingkungan terkecil dalam m asyarakat tem pat
seseorang dilahirkan dan dibesarkan. Sebagaimana yang dijelaskan oleh
Slammeto (2003: 57) bahwa: “K eluarga adalah lembaga pendidikan pertam a dan
utam a. K eluarga yanng sehat besar artinya untuk pendidikan kecil, tetapi bersifat
menentukan dalam ukuran besar yaitu pendidikan bangsa, negara dan dunia.”
Adanya rasa am an dalam keluarga sangat penting dalam keberhasilan seseorang
dalam belajar. Rasa aman itu membuat seseorang akan terdorong untuk belajar
secara aktif, karena rasa aman merupakan salah satu kekuatan pendorong dari luar
yang menambah m otivasi untuk belajar.
Dalam hal ini Hasbullah (1994: 46) mengatakan: “K eluarga m erupakan
lingkungan pendidikan yang pertam a, karena dalam keluarga inilah anak pertam a-
keluarga bagi pendidikan anak ialah sebagai peletak dasar bagi pendidikan akhlak
dan pandangan hidup keagamaan.”
Oleh karena itu orang tua hendaknya menyadari bahwa pendidikan dim ulai
dari keluarga. Sedangkan sekolah merupakan pendidikan lanjutan. Peralihan
pendidikan inform al ke lem baga-lem baga form al mem erlukan keijasam a yang
baik antara orang tua dan guru sebagai pendidik dalam usaha m eningkatkan hasil belajar anak. Jalan keijasam a yang perlu ditingkatkan, dim ana orang tua harus
m enaruh perhatian yang serius tentang cara belajar anak di rumah. Perhatian
orang tua dapat memberikan dorongan dan m otivasi sehingga anak dapat
belajardengan tekun. Karena anak memerlukan waktu, tem pat dan keadaan yang
baik untuk belajar.
2) Keadaan Sekolah
Sekolah m erupakan lem baga pendidikan form al pertam a yang sangat penting
dalam menentukan keberhasilan belajar siswa, karena itu lingkungan sekolah yang
baik dapat mendorong untuk belajar yang lebih giat. Keadaan sekolah ini m eliputi
cara penyajian pelajaran, hubungan guru dengan sisw a, alat-alat pelajaran dan
kurikulum. Hubungan antara guru dan sisw a kurang baik akan mempengaruhi
hasil-hasil belajarnya.
K artini Kartono (1995: 62) mengemukakan “guru dituntut untuk menguasai
bahan pelajaran yang akan diajarkan, dan m em iliki tingkah laku yang tepat dalam
m engajar.” Oleh sebab itu, guru harus dituntut untuk menguasai bahan pelajaran
yang disajikan, dan m em iliki metode yang tepat dalam mengajar.
Disam ping orang tua, lingkungan juga m erupakan salah satu faktor yang tidak
sedikit pengaruhnya terhadap hasil belajar sisw a dalm proses
pelaksanaanpendidikan. K arena lingkungan alam sekitar sangat besar
pengaruhnya terhadap perkembangan pribadi anak, sebab dalam kehidupan sehari-
hari anak akan lebih banyak bergaul dengan lingkungan dim ana anak itu berada.
Dalam hal ini Kartini Kartono (1999: 55) berpendapat bahw a lingkungan
m asyarakat dapat menim bulkan kesukaran belajar anak, terutam a anak-anak yang
sebayanya. A pabila anak-anak yang sebaya m erupakan anak-anak yang rajin
belajar, m aka anak akan terangsang untuk m engikuti jejak m ereka. Sebaliknya
bila anak-anak di sekitarnya merupakan kum pulan anak-anak nakal yang
berkeliaran tiada menentukan anakpun dapat terpengaruh pula.
Dengan demikian dapat dikatakan lingkungan m embentuk kepribadian
anak, karena dalam pergaulan sehari-hari seorang anak akan selalu menyesuaikan
dirinya dengan kebiasaan-kebiasaan lingkungannya. Oleh karena itu, apabila
seorang sisw a bertem pat tinggal di suatu lingkungan tem annya yang rajin belajar
maka kemungkinan besar hal tersebut akan membawa pengaruh pada dirinya,
sehingga ia akan turut belajar sebagaimana temannya.
B. Pendidikan Agama Islam
1. Pengertian Pendidikan Agama Islam
Telah dikemukakan dalam bab pendahuluan, bahwa Pendidikan Agama Islam
m eliputi tiga kerangka dasar ajaran Islam yaitu akidah, syariah dan akhlak.
Sehubungan dalam penelitian ini lebih difokuskan pada hubungan dengan prestasi
mengambil salah satu pendekatan yang berhubungan erat dengan sikap tawaduk
yaitu Akhlak.
M enurut Drs. Abdul Rahman Saleh,(1976: 19) Pendidikan A gam a Islam
adalah berupa bim bingan dan asuhan terhadap anak didik/sisw a agar kelak setelah
selesai pendidikannya dapat memahami dan mengamalkan aj aran-ajaran Agama
Islam serta menjadikannya sebagai w ay o f life (jalan hidup).
M enurut permendiknas nom or 22 tahun 2006, kelompok m ata pelajaran
agama dan akhlak m ulia dim aksudkan untuk m embentuk peserta didik menjadi
m anusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang M aha Esa serta
berakhlak m ulia. Akhlak m ulia m encakup etika, budi pekerti,atau m oral sebagai
perwujudan dari pendidikan agama.
Dari beberapa pengertian di atas, pada dasarnya mengandung pengertian
yang sama m eskipun susunan bahasanya berbeda oleh karena itu beberapa
pengertian di atas ditarik kesim pulan bahw a pendidikan agam a Islam adalah
bim bingan dan usaha yang diberikan pada seseorang dalam pertum buhan jasm ani
dan usaha rohani agar tertanam nilai-nilai ajaran agam a Islam untuk m enuju pada
tingkat membentuk kepribadian yang utama, yaitu kepribadian m uslim yang
mencapai kehidupan dunia dan akhirat.
2 . Tujuan Pendidikan Agama Islam
Tujuan Pendidikan Agama Islam di sekolah, m enurut Tim Pengarah dan
Tim M ateri latihan Peningkatan W awasan Kependidikan Guru Agama di SD/MI,
adalah : “ Pembangunan disektor agama bertujuan untuk
kem asyarakatan, berbangsa dan bernegara yang selaras dengan penghayatan dan
pengam alan Pancasila. Pendidikan Nasional bertujuan untuk m eningkatkan
kualitas m anusia Indonesia yaitu m anusia yang berim an dan bertaqwa terhadap
Tuhan Yang M aha Esa , berbudi pekerti luhur, berkepribadian, m andiri, maju,
tangguh, cerdas, kreatif, teram pil, berdisiplin, beretos keija, profesional,
bertanggung jaw ab, produktif serta sehat jasm ani dan rohani ”
Tujuan tersebut m erupakan usaha untuk mencapai dua amanat
pembangunan sekaligus yakni sektor Agama dan sektor Pendidikan Nasional.
Dengan dem ikian bahwa tujuan Pendidikan Agam a Islam di sekolah mempunyai
tanggung jaw ab yang besar bagi kepentingan bangsa dan negara bila
dibandingkan dengan m ata pelajaran yang lain.
1. Fungsi Pendidikan Agama Islam
Pendidikan Agama Islam memegang fungsi yang sangat penting dalam
pendidikan di Indonesia, baik bagi peserta didik maupun pengaruhnya bagi bangsa
dan negara. Hal ini karena Pendidikan Agama m em iliki kekuatan rohani yang
mengikat bagi pemeluknya. Fungsi Pendidikan Agama m enurut Tim pengarah dan
Tim latihan Peningkatan W awasan Guru Agama SD/MI a d alah :
a) Dalam aspek kehidupan individual adalah untuk m embentuk m anusia Indonesia
yang percaya dan bertaqw a terhadap Tuhan Yang M aha Esa dan
m enjadi w arga negara yang baik. Diharapkan melalui
pendidikan agam a Islam anak didik akan m enjadi m anusia yang beriman,
cinta tanah air dan dapat mem berikan m anfaat dan kem aslakhatan bagi dirinya
dan lingkungan sekitarnya.
b) Dalam aspek kehidupan kem asyarakatan dan beragam a adalah : M elestarikan
Pancasila dan m elaksanakan ketentuan UUD 1945 M elestarikan asas
pembangunan nasional khusus asas perikehidupan dalam keseimbangan
M elestarikan modal dasar pem bangunan nasional yakni rohaniah dan m ental
berupa kepercayaan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang M aha Esa Fungsi
tersebut m erupakan hal yang m endasar. Oleh karena itu apabila d ilaksanakan
dengan baik, m aka cita-cita nasional dan kondisi ideal yang diharapkan oleh
N egara Indonesia akan tercapai. M ulyasa. (2008: 37)
Dari pendapat diatas dapat diam bil kesim pulan bahwa fungsi Pendidikan
Agama Islam adalah bagi diri pribadi seorang m uslim membentuk insan yang
berim an, bertaqw a dan juga fungsi rahm atan lil ‘alam in bagi alam dan lingkungan
sekitarnya
C . Sikap Tawaduk
1. Pengertian Tawaduk
Secara bahasa Syaikh Salim bin led A l H ilali, (2007: 54) mengungkapkan
bahwa taw aduk berasal dari kata taw adha’a-yataw adha’u-tawadukan yang
berarti m erendahkan diri atau m eletakkan di bawah. Asal katanya adalah
Tawadhhoatil a rd h u, tanah itu lebih rendah daripada tanah di sekelilngnya.
Secara istilah, tawaduk berarti menghargai orang lain, menganggap bahwa
proposional bukan taklid buta. Tawaduk juga diartikan dengan m enerim a
kebenaran dari siapapun datangnya, atau siap menerima kebenaran tanpa m elihat
siapa yang berbicara. Jadi tawaduk adalah: “m elebur dan m erendahkan diri di
hadapan A llah SWT. dan di hadapan hamba-hambanya.
Sifat taw aduk bukanlah suatu kehinaan, justru dengan ketawadukan dapat
m engangkat derajat seseorang karena pada dasarnya setiap m anusia menginginkan
untuk dihorm ati, dan diperlakukan sama dengan pihak lainnya. Sehingga bila ada
seseorang yang selalu berhias dengan sikap tawaduk, m enghormati orang lain,
tidak m eremehkannya, menghargai pendapatnya, tentu pihak lainnya pun akan
m em perlakukan sam a bahkan bisa lebih dari itu. Hal ini m erupakan suatu realita
yang dapat disaksikan dalam kehidupan ini. Seseorang yang m em iliki sifat m ulia
ini akan menempati kedudukan yang tinggi di hadapan m anusia, akan disebut-
sebut kebaikannya dan akan dicintai oleh mereka. Berbeda dengan orang
yang sombong, orang-orang akan menganggapnya rendah sebagaimana dia
m enganggap orang lain rendah, tidak akan disebut-sebut kebaikannya dan
orang-“Tidak akan berkurang suatu harta karena dishadaqahkan, dan A llah tidak akan menambah bagi seorang ham ba yang pem aaf m elainkan kem uliaan dan tidaklah seseorang merendahkan hatinya karena A llah, m elainkan A llah angkat derajatnya.” Shabir, (1981: 496)
Sikap tawaduk sangat erat kaitannya dengan sifat ikhlas. Rangkuman
ketawadukan lebih bersifat horizontal. Tawaduk banyak berhubungan dengan
m anusia secara sosial. Sedangkan Ikhlas, lebih bersifat vertikal, langsung kepada
A lloh, tawaduk bukan berarti menghinakan diri. Tapi taw aduk adalah bentuk
pengham baan kepada Tuhan yang sesungguhnya.
2. Pembagian Tawaduk
Sikap Tawaduk di bagi menjadi tiga macam:
a. Tawaduk kepada A llah SWT..
Tawaduk kepada A llah SWT. artinya m erendahkan diri di hadapan-Nya.
Tanda-tanda orang taw aduk kepada A llah SWT. diantaranya : M erasa
kecil/sedikit dalam ta ’at kepada-Nya. A rtinya, seorang yang taw aduk kepada
A llah SWT. itu m erasa bahwa dalam ketaatan dan ibadahnya m asih sangat
sedikit dibandingkan dengan dosa-dosa yang telah dilakukan. M erasa
besar/banyak dalam m aksiat. A rtinya, seorang yang taw aduk kepada A llah SWT.,
m erasa bahw a dosa/m aksiat yang telah dilakukan sangat besar/banyak
dibandingkan dengan amalnya. M emperbanyak pujian kepada A llah SWT.. Dan
tidak pada diri sendiri. Tidak menuntut hak kepada A lloh, tetapi berorientasi pada
amal yang harus dilakukan.
b. Tawaduk kepada Rasulullah saw.
Tanda-tanda orang taw aduk pada Rasulullah saw .diantaranya : M engutamakan
petunjuk Rasulullah saw.diatas m anusia lainnya. M encintai, m entaati, dan
m engikuti setiap perkataan dan perbuatan beliau. M enjadikan Rasulullah saw.
sebagai teladan hidupnya,
Tanda-tanda orang yang tawaduk kepada m anusia diantaranya: M enerima
nasehat/saran kebenaran dari orang lain. Senantiasa m elihat kelebihan-kelebihan
saudaranya, dan berusaha m enutupi kekurangan-kekurangannya. Siap membantu
orang lain. Bermusyawarah dengan anggota m asyarakat yang lain. Senantiasa
A. Gambaran Umum Sekolah Dasar Negeri I Pingit Kecamatan Pringsurat
Kabupaten Temanggung
1. Letak Geografis
Sekolah D asar Negeri I Pingit Kecamatan Pringsurat Kabupaten Temanggung
terletak di Desa Pingit, Kecamatan Pringsurat, kabupaten Temanggung. Letak
Lokasi sangat strategis karena dapat dijangkaun dengan mudah dari segala arah
dan dekat dengan pasar Pingit yang m erupakan pasar besar di Kecamatan
Pringsurat.
2. Keadaan Guru dan Karyawan
Sekolah Dasar Negeri I Pingit Kecamatan Pringsurat KabupatenTemanggung
mempunyai 10 orang guru dan seorang penjaga sekolah. Adapun keadaan guru
dan karyawan dapat dilihat pada tabel b erik u t:
Tabel 2. Keadaan guru dan karyawan SD Negeri I Pingit Kecamatan Pringsurat, K abupaen Temanggung tahun 2009/2010
NO NAMA GURU PEND. TERAKHIR TUGAS/MENGAJAR KETERANGAN
1 AMIN SINGGIH, S.Pd. S1 BAHASA DAERAH IV-VI KEPSEK 2 PRAPTIUTAMIWIDYANINGSIH DII PGSD GURU KELAS 1 .
3 Hj. CHAMIDAH, S.Pd. S1 GURU KELAS IV _
4 BASUKI DIIGPAI GURU AGAMA I - VI
-5 MUHLASIN DII PGSD GURU KELAS V
-6 SUTRASNO DIIPENJASKES GURU PENJAS l-VI
-7 TRI HARYUNI DII PGSD GURU KELAS VI _
8 ENDANG SRI RAHAYU, S.Pd. S I GURU KELAS III .
9 DWI ARSIAGUS SETYANINGSIH DII PGSD GURU KELAS III Wiyata Bhakti
10 DIAN KUSUMA SMA BAHASA INGGRIS IV-VI Wiyata Bhakti 11 ASROFI SMA PENJAGA SEKOLAH Wiyata Bhakti
3. Sarana dan Prasarana
Sarana fisik yang dim iliki Sekolah Dasar N egeri I Pingit Kecamatan
Pringsurat Kabupaten Temanggung adalah sebagai b erik u t:
NAM A SARANA JUMLAH
Ruang kelas 6 ruang
Ruang kepala 1 ruang
Ruang guru 1 ruang
Ruang tata usaha 1 ruang
Ruang perpustakaan 1 ruang
M usholla 1 ruang
B. Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam di Sekolah Dasar Negeri I Pingit
Kecamatan Pringsurat Kabupaten Temanggung
1. Kurikulum
Kurikulum yang digunakan di Sekolah Dasar N egeri I Pingit Kecamatan
Pringsurat kabupaten Temanggung adalah kurikulum 2006. Pem belajaran pada
Kelas I s.d. III dilaksanakan m elalui pendekatan tem atik, sedangkan pada Kelas
IV s.d. VI dilaksanakan m elalui pendekatan m ata pelajaran. Hal ini sesuai dengan
Peraturan M enteri Pendidikan N asional nom or 22 tahun 2006. Adapun Tabel
tabel stuktur kurikulum SD/MI berdasarkan peraturan dialas dapat dilihat sebagai
b erik u t:
Tabel 3 . Struktur Kurikulum SD/MI
3. Bahasa Indonesia 5
4. M atematika 4
5. Ilm u Pengetahuan Alam 3
6. Ilm u Pengetahuan Sosial 4 7. Seni Budaya dan Keterampilan 4 8. Pendidikan Jasm ani, Olahraga 2
B. Muatan Lokal 2
C. Pengembangan Diri 2*)
Jum lah 26 27 28 32
*) Ekuivalen 2 jam pem belajaran
2. M etode Pem belajaran
K eberhasilan seorang guru dalam menyampaikan m ateri bidang studi
Pendidikan Agama Islam kepada siswanya, diataranya adalah : kepandaian guru
btersebut dalam m em ilih dan m enggunakan metode pengajaran yang tepat atau
sesuai dengan m ateri, tujuan, situasi dan kondisi serta perkembangan anak.
Sedangkan m etode pengajaran yang digunakan dalam pmenyampaikan m ateri
adalah sebagai b e rik u t:
a. M etode Ceramah
M etode itu digunakan dalam penyam paian seluruh m ateri pelajaran dengan
cara penuturan dan penerangannya secara lisan pada m ateri yang bersifat teoritis
atau pengertahuan dengan m enggunakan alat bantu lain seperti tulisan-tulisan,
gam bar dan lain sebagainya.
b . M etode Tanya Jawab
M etode ini biasa digunakan untuk penam bahan soal-soal ataupun untuk
evaluasi dengan tujuan mengetahui sejauh m ana daya serap sisw a terhadap materi
c. M etode Diskusi
M etode ini digunakan untuk menyampaikan suatu m asalah, agar sisw a dapat
memecahkannya.M etode ini bertujuan untuk m elatih sisw a dalam memecahkan
perm asalahan yang dihadapi.
d. M etode Resitasi
M etode ini digunakan dengan cara memberi tugas kepada sisw a untuk
dikeijakan diluar palajaran, selanjutnya dipertanggungjawabkan kepada guru.
M isalnya m enulis ayat A l Quran Surat Al M ujadalah ayat 56, m enjelaskan
tentang pengertian puasa dan sebagainya.
e. M etode Demonstrasi
M etode ini biasa dipergunakan untuk mem praktekkan suatu pelajaran,
m isalnya dengan cara m embaca ayat Al qur’an, menghafal dan sebagainya.
f. M etode D rill
M etode drill dalam m ata pelajaran Pendidikan Agama Islam digunakan
dengan memberi tugas kepada siswa untukm enulis kembali ayat-ayat Al Quran
sebagai latihan.
3. Evaluasi M ata Pelajaran Pendidikan Agama Islam
Evaluasi ialah kegiatan mengumpulkan data seluas-luasnya,
sedalam dalam nya,yang bersangkutan dengan kapabilitas siswa, guna mengetahui
sebab akibat dan hasil belajar sisw a yang dapat mendorong dan mengembangkan
kemampuan belajar.
Tujuan diadakan evaluasi M ata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di
adalah untuk mengetahui sejauhmana tingkat keberhasilan proses belajar
mengajar yang telah dilaksanakan.
Adapun pelaksanaannya ditem puh dengan berbagai cara diantaranya:
a. Evaluasi Form atif
Adalah evaluasi yang memberikan umpan balik kepada guru sebagai sarana
untuk memperbaiki proses belajar mengajar, serta untuk mengadakan rem idiasi
kepada siswa.
Evaluasi ini diberikan setiap selesai mengadakan proses belajar m engajar yang
sering disebut dengan evaluasi harian, evaluasi ini dapat diberikan baik secara
lisan m aupun tertulis.
b. Evaluasi Sub Sum atif
Evaluasi ini dilaksanakan pada pertengahan sem ester, terdiri dari beberapa
standar kom petensi yang telah diajarkan pada sisw a guna m engetahui hasil
beklajar sisw a selam a setengah sem ester itu.
c. Evaluasi Sum atif
Evaluasi ini dilakukan pada akhir sem ester, guna untuk m engetahui hasil
belajar sisw a selam a sem ester itu. Hasil evaluasi ini dikom ulatifkan dengan nilai
raport kemudian guru memberikan motivasi dan dorongan kepada siswa.
d. Evaluasi Belajar Tahap Akhir
Evaluasi ini dilaksanakan apabila sisw a sudah kelas VI. Evaluasi ini untuk
mengetahui sejauh m ana siswa menguasai m ateri yang telah didapatkan selam a 6
C. Data tentang Prestasi Belajar PAI dan Data Angket Sikap Tawaduk
Siswa
1. Data N ilai Prestasi Pendidikan Agama Islam
Data nilai prestasi Pendidikan Agama Islam yang ada dalam penelitian ini
diambil dari data nilai ulangan tengah sem ester (UTS) genap tahun pelajaran
2009/2010. Adapun data yang penulis peroleh adalah sebagai b e rik u t:
Tabel 3. Data N ilai Pendidikan Agama Islam
NO NAMA SISWA KELAS NILAI
8 A friyana Ramlan Nasution 3 72
9 Agus Dwi Yuda Atmoko 3 71
10 Agus Santoso 3 68
11 Ahmad M uttaqin 3 76
12 Akhmad Farisqa 3 70
13 Andi A ziz EIFendi 3 70
14 A ni Safitri 4 75
15 Ani sah N uroniyah 4 77
16 A nita Ngindana Zulfa 5 68 17 Ardhyka W ulan Saputri 5 75
18 Arfiyanto Adi N ur Laksono 5 74 19 A rika Purwaningrum 5 71
20 Asmaul Khusna 6 70
21 A tika M asruroh 6 74
22 A via Cahyanti 6 78
23 Dewi Ayu Suryani 1 73
28 Eko Yulianto 1 70 29 Elin Yuliastanti 2 69
30 Enjang Kiryawan 2 71 31 Erlinda Akm alia 2 70
32 Em ia 2 74
33 Ervina Laelly A. 3 78 34 Eva A tul M unawaroh 3 73
35 Fahma Rofiyana 1 70
36 Fajah Al Ichwan 1 75 37 Fandi Bagas Aji 1 70
38 Farid M asudi 1 74
39 Farida Rahmatun Habithoh 1 78 40 Fathihatul M uyasaroh 1 73
41 Fendi Setioko 2 70
42 Fera Ita Ningrum 2 72
43 Feri Kumiawan 2 75
44 F idaU lfaS holihah 3 75 45 Fitri Handayani 3 74
46 Fitriana Yulaichah 3 78
47 H afid Riyanto 4 73
48 Hanum Fatikhatun U lifah 4 69
49 Hegmah Yuliyani 4 72
50 H oirul Anam 4 75
51 Ichda Kunnairoh 5 73
52 Iin Anggraeni 5 68
53 Im ailatul Sholekhah 5 78
54 Irfan Yudianto 5 69
55 Isna Rhomadhani 1 77 56 Jazilatul M utaalim ah 1 71
57 Jazim atul Aliyah 2 77 58 Joko Tri Nugroho 2 68 59 Khamid Azwar Syarif 2 78
64 Linda Liliani A. 6 69 65 Listiana Khasanah 6 78
66 Lusia Hikm ah Yuliani 6 75
67 Lutfi Abdurohman 6 73
68 Lutfi M aulana 1 71
69 M. S. Bintoro Kabul K. 1 77 70 M. Samsul Ma’arif 1 70
71 M. Syahrudin Falah 2 76
72 M uchamad R ouf 2 78
73 M uhamad M asngud 2 68 74 M uhammad M alikul Aziz 3 70
75 M uhammad M isbahudin 3 75 76 M uhammad Rozin M uhafidz 3 76
77 M uhammad Safiudin 3 73 78 M ukhamad Andy Santoso 6 71
79 N adya Veronika 5 77 80 N afisatul Khifdhiyah 5 72
81 N ajib Sonny Sugeng 5 76
82 Nanang Fauzin 5 78
83
84
N ur Fatih Hidayanti 6 74
N ur R izal A l Aziz 6 71
85 N urul A tika 6 77
86 N urul Fajriyah 6 75 87 Pratiw i W ulandari 2 75
88 Rafa Fadhilah Uchfani 2 68 89 Rahayu Styaningsih 2 72 90 Ridha Fatm a W ardhani 2 70
91 Ridhwan A bdul W akhid 4 75 92 Risani N ur Khasanah 4 77 93 Robi Adi Setiawan 4 69
94 Romaniyah 4 71
95 Sintia Laras Pratiwi 1 77
97 Siti Yulaehoq 1 75 98 Siti Zunurrohmah 4 70 99 Slam et M a'inah 4 75
100 SriN uijanah 4 70
101 Sri W ahyuni 4 75
102 Suci Nurm ayanti 4 70
103 Sulton Basori 4 69
104 Tanjung W ijayanto 4 75 105 Tiara N urul Latifah 4 73 106 T itin W idiyati 4 70 112 W ahyu Budiyanto 2 72
113 W iharT atik 2 70
114 Yayang Oktaviani 4 75
115 Yhogi Pembayun 4 70
2. D ata Sikap Tawaduk Siswa
Angket tentang sikap tawaduk sisw a yang penulis sampaikan kepada sisw a
Sekolah D asar N egeri I Pingit Kecamatan Pringsurat kabupaten Temanggung
terdiri dari 10 item pertanyaan. Tiap item pertanyaan diberi 4 alternatif jaw aban
yang diberi kode A,B,C, dan D
Penilainnya berdasarkan jaw aban yang diberikan oleh siswa dari 4 alternatif pada
a. Setiap angket kualitas yang diperoleh jaw aban dari 4 alternatif pada
pertanyaan kemudian dijum lah sejum lah pertanyaan tersebut.
b. Bobot nilai m asing-m asing alternative jaw aban tiap angket adalah
-alternatif A diberi skor 4
-alternatif B diberi skor 3
-alternatif C diberi skor 2
-alternatif D diberi skor 1
Adapun hasil nilai sisw a dari angket yang penulis sam paikan adalah sebagai
b e rik u t:
Tabel 4. Data Sikap Tawaduk Siswa
100 Sri Nurjanah A A C A C A B B B D 3 0
101 Sri Wahyuni A A A A D A C B B B 3 2
102 Suci Nurmayanti A B A B C A B A B D 3 1
103 Sulton Basori B A D A D A C B B C 2 7
104 Tanjung Wijayanto A B A C D A A A A A 3 4
105 Tiara Nurul Latifah A C B B A B A C D A 3 0
106 Titin Widiyati A D A C A A B A B B 3 2
107 Tri Imawati A A A B A B C D A A 3 3
108 Ultah Asmaul Chusna A A A A B A A C C A 3 5
109 Uswatun Khasanah A C A C A 0 B B D D 2 5
110 Wahyu Anugrah Jati A A A B B A B C C D 3 0
111 Wahyu Aziz SA A B A B C D A A A A 3 3
112 Wahyu Budiyanto A B B A A C A B D A 3 2
113 Wihar Tatik A C A A C A B B B D 30
114 Yayang Oktaviani B A B A C A A D A A 3 3
115 Yhogi Pembayun A A B D A C A B B D 31
116 Yogi Septian A A A B B A C A D A 3 3
117 Zaenatul Ifron A B A A B A B B C D 31
A. Analisis Pendahuluan
Pada bab ini dikem ukakan pem bahasan dan perm asalahan tentang korelasi
antara prestasi bidang studi Pendidikan Agama Islam pada Sekolah D asar N egeri I
Pingit Kecamatan Pringsurat KabupatenTemanggung sebagai variabel X dan
sikap taw aduk sisw a sebagai variabel Y.
N ilai prestasi bidang studi Pendidikan Agama Islam dan nilai sikap tawaduk
sisw a pada Sekolah D asar N egeri I Pingit Kecamatan Pringsurat
KabupatenTem anggung dijadikan tebel sebagai b erik u t:
Tabel 5. Data Prestasi Pendidikan A gama Islam dan Sikap Tawaduk Siswa
88 2 68
Tabel 6. Tabel Skor Variabel X dan Y serta Frekwensinya
Selanjutnya untuk mencari korelasi product moment penulis menggunakan
bantuan peta korelasi (scatter Diagram) sebagai berikut :
Ifx' = 6
Ify’
= 111
Ifx'2
= 1142
Ify'2
= 639Ix y 2 = 4 5 7
M aka
Cx’ =£&• = 6
0,051
N 118
Cy -
Ify'
=111
0,940
N 118
SDx’ = iV Ifx’ 2 Ifx 1 2
N N
=
1V
1142 6 z118 118
=
w
9,678 - 0,0026= W
9,675=1
X3,110
SDy’ = W Ify' 2 _ I V 2
N N
= W
639 111 2118 118
= W
5,415 - 0,883= W
4,531 =1 x 2,1292,129
Analisis Uji Hipotesis
Ix'y’2 - (Cx’)(Cy)
N
(SD x’> (Sdy’)
457 -(0 ,0 5 1 )(0 ,9 4 0 )
118_______________________
( 3 , 1 1 0 ) ( 2 , 1 2 9 )
3,872 - 0,048
6^621
3,824
6,621