• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA PENINGKATAN PRESTASIBELAJAR MATA PELAJARAN TAJWID MELALUIMETODE DRILL SISWA KELAS II MADRASAH DINIAH AL-HIKMAH GEDANGANAK KEC. UNGARAN TIMUR TAHUN 2009 - Test Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "UPAYA PENINGKATAN PRESTASIBELAJAR MATA PELAJARAN TAJWID MELALUIMETODE DRILL SISWA KELAS II MADRASAH DINIAH AL-HIKMAH GEDANGANAK KEC. UNGARAN TIMUR TAHUN 2009 - Test Repository"

Copied!
110
0
0

Teks penuh

(1)

UPAYA PENINGKATAN PRESTASIBELAJAR

MATA PELAJARAN TAJWID M ELALUIMETODE

DRILL SISWA KELAS II MADRASAH DINIAH

AL-HIKMAH GEDANGANAK

KEC. UNGARAN TIMUR

TAHUN 2009

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Saijana

Dalam Ilmu Tarbiyah

SIT IN U R ASIYAH NIM : 114 07 198

JURUSAN TARBIYAH

s e k o

? . ^ Z S™ ' PENDIDIKAN

a g a m a

'

s l a m

EKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA

(2)
(3)

UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELA JAR

MATA PELAJARAN TAJWID MELALUI METODE

DRILL SISWA KELAS II MADRASAH DINIYAH

AL-HIKMAH DESA GEDANGANAK

KEC. UNGARAN TIMUR

TAHUN 2009

S K R IP S I

Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

Disusun Oleh :

SITI NUR ASIYAH NIM : 114 07 198

JURUSAN TARBIYAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)

SALATIGA

2009

(4)

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi Saudara :

Nama : SITINUR ASIYAH

NIM :11407198

Jurusan : Tarbiyah

Program Studi : Pendidikan Agama Islam

Judul : UPAYA . PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR

MATA PELAJARAN TAJWID MELALUI

METODE DRILL SISWA KELAS II MADRASAH DINIAH AL-HIKMAH DESA GEDANGANAK

KECAMATAN UNGARAN TIMUR TAHUN 2009

telah kami setujui untuk dimunaqosahkan.

Salatiga, 09 Agustus 2009 Pembimbing

Jaka Siswanta. M. Pd

(5)

D E P A R T E M E N A G A M A Rl

S E K O L A H T I N G G I A G A M A IS L A M N E G E R I (S T A IN ) S A L A T IG A J/. S/arfw/t 03 Telp. (0298) 323706, 323433 Salatiga 50721

Website : www.stainsalatiea.ac.id E -m ail: administrasi@stainsalatiga.ac.id

PE N G E SA H A N K ELU LU SA N

Skripsi Saudari : SITI NUR ASIYAH dengan Nomor Induk Mahasiswa :

114 07 198 yang beijudul : “UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN TAJWID MELALUI METODE DRILL

MADRASAH DINIYAH DESA GEDANGANAK KECAMATAN

UNGARAN TIMUR TAHUN 2009”. Telah dimunaqasahkan dalam sidang panitia ujian Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga pada hari : Sabtu tanggal 29 Agustus 2009 yang bertepatan dengan tanggal 08 Ramadhan 1430 H dan telah diterima sebagai bagian dari syarat- syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dalam Ilmu Tarbiyah.

Salatiga, 29 Agustus 2009 M 08 Ramadhan 1430 H

Panitia Ujian

NIP-W 3 n o ?w 5 o 3 7 M !

1 002

(6)

P E R N Y A T A A N K E A SL IA N T U L ISA N

Saya yang bertanda tangan

Nama

NIM

Jurusan Program Studi

bawah in i:

: SITINUR ASIYAH

: 114 07 198

: Tarbiyah

: Pendidikan Agama Islam di

Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

Salatiga, 10 Agustus 2009

Yang menyatakan,

(7)

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

M O TTO

>

pidho bedua orang tua adabah ridho JiLLJLK S 'W T

> gunaban w abtu se6ai^mung^in, w abfu adabah ifmu

>

Perbuatbah Sai^^padaorang tain, bNiscaya abgn d i 6abas dengan bebaiban

P E R S E M B A H A N

>

Sbripsi in i bgmi persembahban untub,:

>

Xpdua orang tua tercinta, Para guru tercintayang senantiasa membimbing dengan

baib^secara bangsung maupun tidab.bagsung, sehingga jiw a in i dapat menjabani hidup

dengan Ce6ifi 6ai

£

>

Para bebuargabp yang tebah memberibgn motivasi sebingga barya in i dapat tersusun

dengan 6ai

/j.

>

'Kflbgb^u. tercintayang mau memberiban saran dan b ritil

^

bepadabu.

>

Sahabat-sahabatbu tercinta yang seCaCu memberiban nasebat padabu.

> ‘Teman-temanbu yang seCabu mendubungbu daCam pem6uatan sbripsi in i tab^Cupa

pada teman-teman sepeijuagan.

>

Para ustad- ustadab madrasah diniab ab- bibmabyang teCab mem6antu terbesainya

(8)

K4TA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang

senantiasa memberikan rahmat, hidayah serta inayah-Nya sehingga dengan ridho-

Nya pula skripsi ini dapat dilaksanakan. Shalawat dan salam terhatur kepadaNabi junjungan Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabatnya.

Terselesainya skripsi ini tidak lepas dari bantuan pihak lain, baik materiil

maupun spiritual. Untuk itu penulis menyampaikan terima kasih kepada:

1. Bapak Imam Sutomo, M.Ag selaku Ketua STAIN Salatiga.

2. Bapak Joko Sutopo, M. Ag selaku Ketua Jurusan Tarbiyah STAIN Salatiga. 3. Jaka Siswanta M. Pd. Selaku dosen pembimbing skripsi yang telah

meluangkan banyak waktu dalam memberikan pengarahan dan bimbingan dengan segala kesabaranya.

4. Staf pengajar Program Studi Agama Islam Jurusan Tarbiyah yang tidak dapat pelnulis sebutkan satu persatu.

5. Bapak Amin Supari, S.Pd.I, selaku Kepala Madrasah Diniah Al-Hikmah Desa Gedanganak Kecamatan Ungaran Timur.

6. Segenap Ustad dan Ustadah Madrasah Diniah Al-Hikmah kecamatan Ungaran

Timur yang telah menjadi responden dan membantu kelengkapan data-data sekolah, yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

(9)

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini memiliki banyak kekurangan, untuk itu kritik dan saran yang membangun akan penulis terima. Akhir kata, walaupun masih banyak kekurangannya penulis mengharap bahwa

skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya, pihak-pihak yang membaca

dan berguna bagi penulisan-penulisan tentang pendidikan selanjutnya.

(10)

ABSTRAK

Asiyah, Siti, Nur. 2009. Upaya Peningkatan Prestasi Belajar Mata Pelajaran Tajwid Melalui Metode Drill Siswa Kelas II Madrasah Diniah

Al-Hikmah Desa Gedanganak Ungaran Timur 2009. Skripsi, jurusan Pendidikan Agama Islam Fakutaa Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing Jaka Siswanto, M. Pd.

Kata Kunci : Meningkatkan Prestasi Belajar Metode Drill

Untuk itu guru barns benar-benar memahami tujuan mengajar secara khusus yaitu memilih metode mengajar yang sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai. Selain itu juga faktor - faktor yang lain seperti sarana sekolah, lingkungan sekitar dan lain-lain.

Permasalahan yang ingin dikaji dengan penelitian tindakan ini adalah : 1. Apakah kemampuan pada kelas II dapat ditingkatkan.

2. Bagaimana pengarub. penerapan metode Drill dalam meningkatkan belajar membaca pada siswa kelas II.

3. Tujuan penelitian yang hendak diperoleh adalah :

4. Untuk mengetahui peningkatan keaktifan belajar siswa pada pelajaran Tajwid membaca dan menulis huruf idhar, idghom bighunah, idghom bilaghunah, ikhfak, iqlab.

5. Merubah belajar membaca dan menulis huruf idhar, idghom bighunah,idghom bilaghunah, ikhfak, iqlab. Berlatih dengan menggunakan metode drill.

Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan {Action Researc) sebanyak 3 putaran. Setiap putaran terdiri dari 4 tahap yaitu : Perencanaan kegiatan dan Pelaksanaan, Observasi, dan Refleksi.

Dari hasil analisis didapatkan bahwa prestasi belajar siswa mengalami peningkatan dari Siklus I (30 %), Siklus II (55 %), Siklus III (90 %).

(11)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL... i

GAMBAR BERLOGO... “ HALAMAN JUDUL... Ui LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iv

LEMBARPENGESAHAN... v

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN... vi

PERSEMBAHAN DAN MOTTO... vii

KATA PENGANTAR ... viii

ABSTRAK... x

DAFTAR IS I... xi

DAFTAR LAMPIRAN... xv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang M asalah... 1

B. Rumusan M asalah... 3

C. Tujuan Penelitian ... 3

D. Manfaat Penelitian... 4

E. Hipotesis Tindakan... 5

F. Definisi Istilah / Operasional ... 5

(12)

BAB II KAJIAN TEORI

A. Motivasi B elajar... 16

1. Pengertian Motovasi... 16

2. Sifat Motivasi... 16

3. Fungsi Motivasi... 4. Komponen-komponen Motivasi... 19

5. Tujuan Motivasi ... 20

B. Prestasi Belajar... 22

1. Sebab-sebab Anak Tidak Berprestasi... 22

2. Upaya Peningkatan Prestasi B elajar... 23

C. Belajar... 24

1. Pengertian Belajar ... 24

2. definisi Belajar ... 26

3. Bentuk-bentuk Belajar... 27

4. Faktor yang Mempengaruhi Belajar... 30

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN A. Dekripsi Siklus 1... 41

1. Perencanaan ... 41

2. Pelaksanaan... 41

3. Pengamatan / Pengumpulan D ata... 42

4. Refleksi... 43

B. Deskripsi Siklus II... 44

(13)

2. Pelaksanaan ... 44

3. Pengamatan / Pengumpulan D a ta ... 45

4. Refleksi... 47

C. Deskripsi Siklus I I I ... 47

1. Perencanaan... 47

2. Pelaksanaan ... 48

3. Pengamatan / Pengumpulan D a ta ... 49

4. Refleksi... 50

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Siklus 1... 52

1. Deskripsi Pelaksanaan Per Siklus I ... 52

a. Data Hasil Penelitian ... 52

b. Refleksi ... 55

2. Deskripsi Pelaksanaan Per Siklus II... 56

a. Data Hasil Penelitian ... 56

b. Refleksi ... 59

3. Deskripsi Pelaksanaan Per Siklus III... 60

a. Data Hasil Pengamatan... 60

b. Refleksi... 63

B. Pembahasan Dari Setiap Siklus ... 64

1. Siklus 1... 64 2. Siklus II...

(14)

A. Kesimpulan... 67 B. Saran... 69

(15)

LAMPIRAN-LAMPIRAN

1. Letak Geografis... 71

2. Surat Keterangan... 74

3. Profil Mitra Madrasah... 75

4. Struktur Kepengurusan... 77

5. Struktur Organisasi ... 78

6. Jadwal Pelajaran ... 79

7. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 80

8. Soal Siklus I dan Kunci Jawaban... 83

9. Soal Siklus II dan Kunci Jawaban ... 84

10. Soal Siklus III dan Kunci Jawaban... 85

11. Soal Kelompok ... 86

12. Siklus I (Anak Menulis Maju ke Depan)... 87

13. Siklus II (Anak Menulis Maju ke Depan)... 88

14. Siklus III (Anak Menulis Maju ke Depan)... 88

15. Daftar Riwayat Hidup ... 91

(16)

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Madrasah telah muncul sebagai lembaga pendidikan di dunia pendidikan sejak abad kesebelasan Masehi dan telah tumbuh berkembang pada masa kejayaan pendidikan islam. Mulai sejak itu islam semakin berkembang dalam

mencitai dunia islam. Cinta dalam berbagai macam kegiatan islamiyah,

diantaranya mengikuti belajar Al-Qur’an dengan semangat.

Membaca Al-Qur’an termasuk ibadah dan karenanya harus sesuai dengan aturan yang telah di tentukan. Sikap memperbaiki bacaan Al-Qur’an dengan menata huruf sesuai dengan tempatnya merupakan suatu ibadah, sama halnya

meresapi,memahami dan mengamalkan isi kandungan Al-Qur’an merupakan

ibadah. ( Ahmad Syanfudin:2004:91). Oleh karena itu, sangat penting sekali mengajarkan membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar sejak dini, bila tidak maka akan sulit belajar ketika membacaya bila terlanjur dewasa.

Salah satu upaya yang dapat di lakukan untuk mencapai tujuan diatas

dapat di wujudkan dalam praktek belajar mengajar mata pelajaran tajwid di kelas. Dalam ruang lingkup mata pelajaran tajwid di Madrasah Diniah adalah untuk meningkatkan membaca dalam Al-Qur’an dengan tartil sesuai dengan Maharijul hurufnya.

(17)

menggunakan metode drill yang bisa mengangkat hasil pelajaran tersebut yang maksimal.

Dengan proses pendidikan yang ideal adalah proses pendidikan yang di kemas dalam memperhatikan adanya berbagai aspek yang baik itu kognitif,

efektif, maupun psikomotorik. Hal ini bahwa melaksanakan pendidikan harus

tetap mengupayakan terpenuhinya berbagai aspek baik itu kogninif, efektif,

psikomotorik dengan kata per.ulisan ketiga aspek tersebut di harapkan agar terbentuk manusia yang berkwalitas, kwantitas dengan inilah kunci utama dalam keberha<;ilan pembaharuan di masa mendatang.

Madrasah sebagai lembaga pendidikan seharusnya dapat menjadi sarana efektif bagi terciptanya pemahaman yang kritis dan kreatif menjadi tempat bagi anak didiknya dalam upaya pembangunan dan penggarahan potensinya agar mampu menjadi generasi mandiri.

Madrasah Diniah gedang anak merupakan suatu lembaga pendidikan

yang di dirikan oleh masyarakat yang mengembangkan misi sesuai dengan

dakwah Amar Ma’ruf Nahi Mungkar yaitu berlomba-lomba kebaikan dan

mencegah kemugkaran pastilah juga berusaha untuk meningkatkan mutu

pendidikan dalam berbagai macam kegiatan Madrasah Diniah telah berusaha meningkatkan kwalitas pendidikan seperti lenbaga yang lain.

Salah satunya upaya yang di lakukanya proses belajar yang baik dan

menggunakan metode yang tepat dan menerapkan metode dalam proses

mengajar sebagai usaha dalam rangka mencapai tujuan belajar Madrasah Diniah

(18)

PENIGKATAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN TAJWID MELALUI METODE DRILL SISWA KELAS II MADRASAH DINIAH AL-HIKMAH DESA GEDANG ANAK KEC UNGARAN TIMUR TAHUN 2009.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka masalah dalam penelitian

ini sebagai berikut:

1. Apakah metode drill dapat meningkatkan motivasi siswa pada pelajaran

tajwid pada siswa kelas II Madrasah Diniah Al- Hikmah Gedanganak tahun

2009?

2. Apakah metode drill dapat menigkatkan prestasi belajar mata pelajaran tajwid pada siswa kelas II Madrasah Diniah Al- Hikmah Gedanganak tahun 2009?

C. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan yang di harapkan dapat di capai kegiatan penelitian ini sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui apakah metode drill dapat di capai kegiatan motivasi siswa

pelajaran tajwid kelas II Madrasah Diniah Al- Hikmah Gedanganak 2009.

2. Untuk mengetahui apakah metode drill dapat meningkatkan hasil belajar

(19)

D. M ANFAAT PEN ELITIA N

Hasil penelitian ini di harapkan dapat memberikan manfaat bagi peneliti, Siswa, Guru, Sekolah, Orang tua.

a. Bagi Peneliti

Untuk menambah pengefcihuan dan berbagai sarana untuk menerapkan pembelajaran yang belum di lahami maka akan jadi faham.

b. Bagi Siswa

Hasil penelitian ini bermanfaat bagi siswa yang dapat meningkatkan motivasi

dan prestasi belajar. c. Bagi Guru

Melalui penelitian tindakan kelas, guru dapat menemukan metode pembelajaran >ang dapat meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa. d. Bagi Sekolah

Hasil penelitian sebagai masukan pihak Madrasah Diniah yang dapat da pakai sebagai bahan pertimbangati dalam proses pembelajaran.

e. Bagi Orang tua

Hasil penelitian ini akan menambah kepercayaan orang tua terhadap sekolah

yng bersangkutan,karena putra-putrinya cenderung lebih meningkatkan

(20)

E. HIPOTESIS TINDAKAN

Hipotesis adalah suatu kesimpulan tetapi kesimpulan tersebut belum final yang masih harus di buktikan kebenaranya, atau dugaan yang di anggap

benar.

Dari permasalahan tersebut penulis mengemukakan hipotesis sebagai

berikut:

1. Penerapan Metode Drill dapat meningkatkan motivasi belajar mata pelajaran tajwid pada siswa kelas II Madrasah Diniah Al- Hikmah Desa Gedanganak

Kecamatan Ungaran Timur Tahun 2009.

2. Penerapan Metode Drill dapat meningkatkan perstasi belajar mata pelajaran

tajwid pada siswa kelas II Madrasah Diniah Desa gedanganak kecamatan Ungaran Timur Tahun 2009.

F. DEFINISIISTILAH / OPERASIONAL

Agar tidak teijadi persepsi terhadap judul penelitian ini mak perlu di definisi hal-hal sebagai berikut:

1. Meningkatkan

Meningkatkan berasal dari kata tingkat, yaitu susun, lapis, kelas, atau pangkat.

2. Prestasi

(21)

adalah siswa mampu memahami Ilmu tajwid dan dapat menerapkan bacaan

Al-Qur’an dengan baik dan benar. 3. Belajar

Belajar adalah perbuatan yamg bersifat kompleks, karena merupaka suatu

proses yang da pengaruhi atau di sbentuk,oleh banyak faktor yang meliputi berbagai aspek yang baik yang bersumber dari dalam diri maupun yang

bersumber dari luar diri manusia,karena sifatnya yang kompleks itu, maka

para ahli dalam bidang ini meginterprestasikannnya dalam berbagai segi

dengan metodenya sendiri-sendiri. (Oemar Hamalik : 1990:22).

Berdasarkan pengertian di atas, maksud belajar dalam penelitian adalah

proses untuk memperoleh kepahaman dalam membaca Al-Qur;an maupun

pengertian dalam ilmu tajwid. 4. Metode Drill

Metode Drill atau latihan adalah suatu metode dalam pendidikan dan

pengajaran dengan jalan melatih anak-anak terhadap bahan pelajaran yang

sudah di berikan. Metode ini berasal dari metode pengajaran herbart, yaitu

metode asosiasi dan ulangan tanggapan, yang di maksudkan untuk

memperkuat tanggapan pelajaran pada murid-murid. Pelaksanaanya secara

mekanis untuk mengajarkan berbagai mata pelajaran dan kecakapan, sehinga

(22)

G. M ET O D E PE N ELITIA N

Penelitian tindakan merupakan proses yang membantu para partisi dalam mengembangkan pemahaman yang lebih dalam tentang diri sendiri. Penelitian ini

merupakan penelitian tindakan (Action Researc) karena penelitian dilakukan

untuk memecahkan salah satu pemnelajaran di kelas II Madrasah Diniah Al-

Hikmah Gedanganak kecamatan Ungaran Timur tahun 2009. Dalam skipsi ini

kami mengambil populasi di kelas II yang beijumlah 20 siswa terdiri dari 12

perempuan 8 laki-laki. Penelitian ini juga termasuk penelitian deskriptif sebab menggambarkan bagaimana suatu teknik pembelajaran diterapkan dan

bagaimana hasil yang diinginkan dapat dicapai. a. Perencanaan

Dalam perencanaan perlu di identifikasi faktor pendukung dan faktor

penghambat pelaksanaan tindakan. Perencanaan tindakan ini meliputi:

1) Membuat rencana pembelaj aran.

2) Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang diperlukan.

3) Mempersiapakan lembar observasi untuk mengetahui kondisi belajar mengajar dikelas.

4) Membuat alat evaluasi.

(23)

b. Perencanaan tindakan meliputi:

Dalam pelaksanaan tindakan ini guru menyusun tindakan - tindakan intervensi terhadap pelaksanaan kegiatan atau program yang terjadi tugas

sehari- hari. Langkah-langkah yang dilakukan yaitu :

1) Guru mengadakan appersepsi untuk mengetahui tingkat belajar

siswa.

2) Guru mengadakan proses pembelajaran dengan menerapkan

metode yang sesuai dan menarik perhatian siswa.

3) Ciptakan suasana yang menyenangkan sehingga siswa tidak

tegang.

1. Rancangan Kegiatan Penelitian

Menumt pengertiannya, penelitian tindakan adalah penelitian tentang

hal yang teijadi dimasyarakat atau sekelompok sasaran dan hasilnya langsung

dapat dikenakan pada masyarakat yang bersangkutan (Arikunto, Suharsimi :

2002 : 82).

Penelitian tindakan adalah satu strategi pemecahan masalah yang

memanfaatkan tindakan anggota dalam bentuk proses pengembangan inovatif yang dicoba sambil jalan dalam mendeteksi dan memecahkan masalah.

Dalam prosesnya pihak-pihak yang teriihat dalam kegiatan tersebut dapat mendukung satu sama lain (Arikun.o, Suharsimi: 2002 : 82).

(24)

Targgart yaitu bentuk spiral dan siklus yang satu ke siklus berikutnya. Setiap siklus meliputi : planing (rencana), action (tindakan), observation (pengamatan), dan reflection (refleksi) langkah pada siklus berikutnya adlaah perencanaan yang sudah direvisi, tindakan pengamatan dan refleksi. Sebelum

masuk pada siklus 1 dilakukan tindakan pendahuluan yang berupa identifikasi

permasalahan.

2. Subyek Peneliti, Tempat dan Waktu.

a. Subyek Penelitian

Subyek yang akan dikenai tindakan adalah siswa kelas II mata

pelajaran Tajwid. Adapun jumlah siswa yang menjadi subyek penelitian semua ada 20 terdiri dari 12 siswa perempuan 8 siswa laki-laki.

b. Tempat penelitian

Tempat penelitian adalah tempat yang digunakan dalam

melakukan penelitian untuk memperoleh data yang diinginkan, peneliti

dilaksanakan di Madrasah Diniah Al-Hikmah Gedanganak Ungaran Kab. Semarang.

c. Waktu Penelitian

(25)

3. Langkah-langkah Siklus Penelitian

Langkah-langkah siklus dalam penelitian tindakan kelas ini menggunakan penelitian dari Kemis dan Me. Taggart yaitu planing (refleksi),

action (tindakan), observation (pengamatan), dan reflection (refleksi). Langkah pada. siklus berikutnya adalah perencanaan yang sudah direvisi, tindakan, pengamatan dan refleksi. Sebelum masuk pada siklus I dilakukan

tindakan pendahuluan yang berupa identifikasi permasalahan siklus spiral

dari tahap-tahap penelitian tindakan kelas dapat di lihat pada gambar berikut

Refleksi

— Rencana Awal / rancangan Tindakan /

(26)

Penjelasan alur diatas adalah :

a. Rancangan/rencana awal, sebelum mengadakan penelitian, peneliti menyusun

rumusan masalah, tujuan dan membuat rencana tindakan, termasuk didalamnya instramen penelitian dan perangkat pembelajaran.

b. Kegiatan dan pengamatan, meliputi tindakan yang dilaknkan oleh peneliti

sebagai upaya membangun pemahaman konsep sisvva serta mengamati hasil atau dampak dari diterapkannya pembelajaran konstektual model berbasis masalah.

c. Rancangan/rencana yang direvisi, berdasarkan hasil refleksi dan pengamtan membuat rancangan yang direvisi untuk melaksanakan pada siklus berikutnya. Dalam tahapan ini dikaksanakan observasi terhadap pelaksanaan tindakan

dengan mengumumkan lembar observasi yang telah di persiapkan.Selain observasi oleh peneliti sendiri untuk meng observasi selama peneliti terlihat dalam pembelajaran.

Observasi adalah metode atau cara-cara menganalisis dan mengadukan

pencatatan secara sistematis mengenai tingkah laku dengan melihat atau

mengamati individu atau kelompok secara langsung.(M.Ngalim nurwanto

MP: 1984:149).

d. Refleksi

Data yang di peroleh melalui oservasi yang dikumpulkan dan di analisa dalam

(27)

4. Instrumen penelitian

Alat pengumpulan data dalam peneliti ini adalah tes buatan guru dan fungsinya adalah:

a. untuk menemukan bahan pembelajaran yang di berikan dalam waktu

tertentu

b. untuk menemukan apakah suatu tujuan telah tercapai dan

c. untuk memperoleh suatu nilai (Arikunto suharsimi:2002:149).

d. Sedangkan tujuan dari tes adalah untuk mengetahui kelulusan siswa

secara individual maupun klasikal. Disamping itu untuk mengetahui letak

kesalahan kesalahan yang dilakukan siswa sehingga dapat dilihat dimana kelemahannya khususnya pada bagian mana indikator yang belum

tercapai. Untuk memperluas data yang dikumpulkam maka juga

digunakan metode observasi (pengamatan) yang dilakukan oleh teman

sederajat untuk mengetahui dan merekam aktivitas guru dan siswa dalam proses belajar-mengajar.

5. Pengumpulan data

Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian sebagai berikut:

a. Dokumentasi

Untuk melihat nilai pelajaran tajwid sebelum penerapan penelitian tindakan

(28)

Pengelompokan ini berdasarkan proses mereka yang tergolong

tinggi,sedang dan rendah.

b. Test

Memberi soal-soal yang disusun sesuai dengan kandungan materi baik berupa tes secara tertulis maupun lisan.Untuk menjawab soal-soal atau

mengerjakan tugas yang dikehendaki, muatan soal (lembar soal) siswa dengan menggunakan lembar jawaban ini yang dikerjakan siswa baik

berupa tes awal maupuntest akhir.

c. Pengamatan

Dipandu dengan lembar pengamatan yang dilakukan langsung oleh peneliti untuk memperoleh data penelitian aktivitas siswa dalam proses pembelajaran berlangsung.

6. Analisis Data

Dalam rangka menyusun dan mengelola data yang terkumpul sehingga dapat menghasilkan suatu kesimpulan yang dapat dipertanggungjawabkan, maka

dalam analisis data peniliti menggunakan statistik deskriptif kualitatif. Yaitu

(29)

H. SISTEMATIKA PENULISAN SKRIPSI

Sistematika penulisan skripsi hasil penelitian tindakan kelas yang akan pennlis ajukan meliputi 3 bagian pokok yaitu bagian awal, batang tubuh, dan

bagian akhir. Adapun secara tertnci, sistematika penulisan skripsi yang akan

penulis susun adalah sebagai berikut:

1. Bagian awal merupakan bagian yang tidak termasuk dalam penulisan

skripsi tetapi hams ada sebagai bagian formalitas dari sebuah skripsi, bagian ini meliputi Halaman Sampul, Lembar Logo, Halaman Judul,

Lembar Persetujuan, Lembar Persetujuan Pembimbing, Lembar Persetujuan Pengesahan, Pemyataan Keaslian Tulisan, Abstrak, Kata

Pengantar, Daftar Isi, Daftar Lampiran. 2. Bagian inti atau batang tubuh skripsi

Bab I Menguraikan tentang latar belakang masalah, rumusan

penelitan, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, hipotesis,

devinisi operasional dan metode penelitian. Metode penelitian ini terdiri dari rancangan penelitian, subyek

penelitian, langkah-langkah atau siklus penelitian, instrumen penelitian, pengumpulan data, analisis data dan

diakhiri dengan sistematika penulisan.

(30)

Bab III Menjelaskan tentang gambaran umum subyek penelitian

pelaksanaan penelitian, yang meliputi deskripsi pelaksanaan

siklus I yaitu rencana, pelaksanaan, pengamatan atau pengumpulan data, deskripsi pelaksanaan siklus II, III. Bab IV Menjelaskan tentang hasil penelitian dan pembahasan, yang

meliputi hasil penelitian dan pembahasan.

(31)

BAB II KAJIAN TEORI

A. Motivasi Belajar

1. Pengertian Motivasi

Motivasi yaitu keadaan internal organisme baik manusia maupun hewan yang mendorongnya berbuat sesuatu. Dalam pengertian ini, motivasi adalah pemasok daya (energizer) untuk bertingkah laku secara terarah.( Muchibbin

Syah: 1995:136).

Sedangkan pengertian Motivasi adalah sebagaimana di kemukakan oleh

beberapa ahli antar lain :

a. Dimyati dan Mujiono menyatakan bahwa motivasi adalah keinginan yang mengakibatkan, menggerakkan, menyalurkan dan menggarahkan sikap dan perilaku individu dalam belajai. ( Dimyati dan Mujiono:2002:80).

b. Menurut Sadirman Motivasi jaga dapat di katakan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu sehingga seseoamg itu mau rajin melakukan sesuatu dan ia tidak suka maka berusaha meniadakan atau mengelakan perasaan tidak suka itu, jadi motivasi dapat di rangsang dari luar tetapi motivasi adalah tumbuh dalam diri seseorang. ( Sadirman A.M :1986

:75).

(32)

seseorang yang di tandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan. ( Oemar Hamalik :1995: 106).

Dari definisi-definisi di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa motivasi adalah keseluruhan day penggerak yang ada pada diri seseorang yang dapat menimbulkan gairah untuk melakukan aktifitas dan memberi arah dalam mencapai tujuan baik yang di rangsang dari luar atau dalam dirinya.

2. Sifat Motivasi

Motivasi seseorang dapat bersumber dari dalam diri sendiri dan dari luar seseorang. Di sini penukis akan membedakan motivasi Intrinsik dan motivasi Ekstinsik.

a. Motivasi Intrinsik

Motivasi Intrinsik adalah motiv-motiv yang terjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu di rangsang dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. (Sadirman : 1986 :89).

(33)

Menurut Mokns “motivasi berprestasi telah muncul pada saat anak berusia balita. ( Dimyati dan Mujiono :2002 :91 ). Dengan demikian metivasi intrinsik perlu di perlukan oleh guru sejak TK, SD, SMP dan pada usia ini guru harus memberikan tekanan pada pendidikan kepribadian karena dalam motivasi intrinsik ini perlu di perhatikan agar terbentuk kedisplinan dalam

dirinya karena di siplin merupakan kunci keberhasilan belajar.

Dengan demikian siswa memiliki motivasi intrinsik akan memiliki tujuan menjadi orang yang terdidik dan tujuan itu akan tercapai dengan belajar. Karena tanpa belajar tidak mungkin mendapat pengetahuan dan tidak mungki n menjadi orang yang ahli.

b. Motivasi Ektrinsik

Motivasi Ektrinsik adalah dorongan terhadap perilaku seseorang yang ada di luar perbuatan yang di lakukanya. ( Dimyati dan Mujiono :2002 :91 ).

Dalam hal ini seseorang berbuat sesuatu karena dorongan dari luar seperti adanya hadiah dan menghindari hukuman, sebagai contoh siswa yang baru kelas satu SMP dan belum tahu manfaat belajar di SMP dan dengan doron gan atau penjelasan guru dan wali kelasnya, maka siswa tersebut belajar

giat dan semangat.

3. Fungsi Motivasi

(34)

bahwa motivasi mendorong timbulnya tingkah laku dan mempengaruhi serta mengubah tingkah laku dengan demikian fungsi motivasi:

a. Mendorong timbulnya tingkah laku atau perubahan tanpa motivasi tidak akan timbul suatu perbuatan misalnya belajar.

b. Motivasi berfungsi sebagai pengarah. Artinya mengarahkan perbuatan untuk mencapai tujuan yang di ingginkan.

c. Motivasi berfungsi sebagai penggerak, artinya menggerakan tingkah laku

seseorang. Besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat atau lambatnya suatu pekerjaan. ( Oemar Hamalik : 1995 :108 ).

Menurut Sadirman motivasi dapat berfungsi sebagai pendorong usaha dan pecapaian prestasi. ( Sadirman : 1986:85 ). Seseorang melakukan usaha karena adanya motivasi. Adanya motivasi yang baik dalam belajar akan menunjukkan hasil yang baik. Dengan kata lain bahwa dengan adanya usaha yang tekun dan terutama didasari adanya motivasi, maka seseorang yang belajar itu akan dapat

melahirkan prestasi yang baik Intensitas motivasi seseorang siswa akan sangat menentukan tingkat pencapaian prestasi belajamya.

4. Komponen- kompouen Motivasi

(35)

terjadi arah kelakuanya. Jadi, komponen dalam ialah kebutuhan-kebutuhan yang ingin di puaskan, sedangkan komponen luar ialah tujuan yang hendak di capai. ( Oemar Hamalik :2001:159).

5. Tujuan Motivasi

Tujuan adalah sesuatu yang hendak di capai oleh sesuatu perbuatan yang apabila tercapai akan memuaskan individu. Adanya tujuan yang jelas dan disadari akan mempengaruhi kebutuhan dan ini akan mendorong timbulnya motivasi. Jadi suatu tujuan dapat juga membangkitkan timbulnya motivasi dalam diri seseorang. ( Oemar Hamalik : 2001:160).

Adapun penjelasan di atas motivasi mempunyai prinsip- prinsip motivasi antara lain:

a. Pujian lebih efektif dari pada hukuman.

b. Semua murid mempunyai kebutuhan- kebutuhan psikologis (yang bersifat dasai) tertentu yang harus mendapat kepuasan.

c. Motivasi yang berasal dari dalam individu lebih efektif dari pada motivasi yang di paksakan dari luar.

d. Terhadap jawaban (perbuatan) yang serasi (sesuatu dengan keyakinan) perlu di lakukan usaha pemantauan (reinforcement)

e. Motivasi itu mudah mejalar atau tersebar terhadap orang lain. f. Pemahaman yang jelas terhadap tujuan- tujuan yng akan motivasi.

(36)

paksakan oleh guru.Manfaat minat yang telah di miliki oleh murid adalah bersifat ekonomis.

h. Pujian- pujian yang datangnya dari luar (external reward) kadang- kadang di perlukan dan cukup efektif untuk merangsang minat yang sebenamya.murid. i. Teknik dan proses mengajar yang bermacam- macam adlah efektif untuk

memelihara minat murid.

j. Manfaat minat yang telah di miliki oleh murid adalah bersifat ekonomis. k. Kegiatan- kegiatan yang akan dapat merangsang minat murid- murid yang

kurang mungkin tidak ada artinya (kurang berharga) bagi para siswa yang tergolong pandai.

l. Kecemasan yang besar akan menimbulkan kesulitan belajar.

m. Kecemasan dan frustrasi yang lemah dapat membantu belajar, dapat juga lebih baik.

n. Apabila tugas tidak terlalu sukar dan apabila tidak ada maka Frustrasi secara cepat menuju demoralisasi.

o. Setiap murid mempunyai tingkat- tingkat frustasi toleransi yang berlainan. p. Tekanan kelompok murid (per grup) kebanyakan lebih efektif dalam motivasi

dari pada tekanan/ paksaan dari orang dewasa.

(37)

B. Prestasi Belajar

Prestasi adalah apa yang telah di dapat, diciptakan dan hasil yang menyenagkan dari keuletanya dalam bekerja dan berusaha. ( W. J. S. Poewadarminta, KUBI :786). Lebih lanjut kalau kita berbicara tentang prestasi belajar, semuanya itu tidaklah dapat kita lihat secara langsung. Karena proses belajar itu sendiri bersifat laten (ada, tetapi bentuk jelasnya tersembunyi, belum nampak jelas). Misalnya : Perubahan kedewasaan seseorang siswa.

Namun bagaimana juga perlu kita ketahui bersam bahwa yang namanya prestasi belajar itu dapat kita siasati,sebagaimana yang tercantum dalam Surat Annajam ayat :39

Artinya : Dan bahwasanya seorang manusia tiada mempengaruhi selain apa yang telah di usahakanya. ( QS. An Najm : 39)

Dan untuk mensiasatinya maka akan kami uraikan sebab- sebab siswa tidak berprestasi dan upaya peningkatan prestasi siswa.

a. Sebab- sebab anak (siswa) tidak berprestasi dalam belajar.

1) Anak ( siswa) tidak berusaha dan tidak memiliki di siplin dalam belajar. 2) Tidak sungguh- sungguh dalam belajar, misalnya banyak melamun, berkhayal

atau suka mengantuk pada saat guru (pendidik ) meneragkan.

(38)

4) Tingkah laku anak (siswa) di kelas pada saat guru menerangkan tidak siap, maksudnya kadang kala anak ( siswa) menganggu temanya atau asik bermain. ( Lisnawaty , dkk : 1993:43-44).

b. Upaya Peningkatan Prestasi Belajar Anak (siswa).

Untuk dapat meningkatkan prestasi anak maka salah satu faktor penunjang adalah adanya proses belajar yang efektif , dan Winamo menjelaskan bahwa proses kedewasaan manusia yang hidup dan berkembang adalah manusia yang selalu berubah dan perubahan itu merupakan hasil dari belajar. Oleh Imadudin, pendapat ini di pertegas lagi dengan ungkapan bahwa belajar adalah proses yang aktif, semakin bertambah aktif anak dalam belajar semakin bertambah aktif anak dalam belajar semakin ingat akan pelajaran itu. (Lisnawty Simanjutk, dkk :1993 : 52-53).

Lebih jelas lagi Supartinah Paksi menguraikan dengan jelas sifat- sifat proses belajar yang dapat meningkatkan prestasi, sifat- sifat proses tersebut yaitu:

1) Belajar merupakan suatu interaksi antara anak dan lingkungan. Jadi di sini anak di sediakan lingkungan belajar yang kaya akan Stimulus yang dapat membantu pertumbuhan dan perkembangan.

(39)

3) Belajar berarti mengalami, megalami berarti menghayati sesuatu aktual, yang mana penghayatan akan menimbulkan respon- respon dari peserta didik. Dengan mengalami berulang- ulang perbuatan (belajar) akan terjadi efektif, teknik akan lancar konsep makin terang dan generalisasi makin mudah di simpulkan.

4) Belajar adalah suatu aktifitas yang bertujuan. Agar tujuannya dapat tercapai maka, penggajaran harus menimbulkan aktivitas dan kesadaran peserta didik. 5) Belajar memerlukan motivasi. Hal ini dapat di tempuh dengan memberikan

hukuman dan pujian.

6) Belajar memerlukan kesiapan dari peserta didik, jadi dengan demikian tidak boleh memaksakan peserta didik untuk menguasai materi tertentu yang mana dai belum siap atau belum mampu unluk menerimanya.

7) Belajar adalah berfikir dan belajar menggunakam daya pikir untuk itu agar

mudah maka usahakan dalam mengajak siswa untuk berfikir harus di bantu dengan cara berfikir yang kongkret.

8) Proses belajar dengan ingatan.

9) Proses belajar dengan latihan ( drill ). ( Lisnawaty Simanjutk dkk, :1993 :52- 57).

C. Belajar

1. Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman (

(40)

merupakan suatu proses, sesuatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu, yakni mengalami. Hasil belajar bukan seatu penguasaan hasil latihan melainkan mengubah kelakuan. Pengertian ini sangat berbeda dengan pengertian lama tentang belajar, yang menyatakan bahwa belajar adalah memperoleh pengetahuan bahwa belajar adalah latihan- latihan pembentukan kebiasaan secara otomatis dan seterusnya. Sejalan dengan perumusan di atas, ada pula tafsiran lain tentang belajar yang menyatakan, bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interksi dengan lingkungan. Di bandingkan dengan pengertian pertama maka jelas tujuan belajar itu prinsipnya sama, yakni perubahan tingkah laku, hanya berbeda cara atau usaha pencapaiannya..Pengertian ini menitik beratkan pada interaksi antara individu dengan lingkungan. Di dalam interaksi inilah terjadi serangkaian pengalaman- pengalaman belajar.

Dari pengertian- pengertian tersebut dapat di tarik kesimpulan sebagai berikut: a) Situasi belajar harus bertujuan dan tujuan-tujuan itu di terima baik oleh

masyrakat. Tujuan merupakan salah satu aspek dari situasi belajar. b) Tujuan dan maksud belajar timbul dari kehidupan anak sendiri.

c) Di dalam mencapai tujuan itu, murid senantiasa akan menemui kesulitan, rintangan dan situasi- situasi yang tidak menyenagkan.

d) Hasil belajar yang utama ialah pola tingkah laku yang bulat.

(41)

f) Kegiatan- kegiatan dan hasil- hasil belajar di persatukan dan di hubungkan dengan tujuan dalam situasi belajar.

g) Murid memberikan reaksi secara keseluruhan.

h) Murid mereaksi sesuatu aspek dari lingkungan yang bermakna baginya.

i) Murid di arahkan dan di bantu oleh orang- orang yang berada dalam

lingkungan itu.

j) Murid- murid di baca / di arahkan ke tujuan- tujuan lain, baik yang berhubungan maupun yang tidak berhubungan dengan tujuan utama dalam situasi belajar. ( Oemar Hamalik :2001:28-29).

2. Definisi Belajar

1) Menurut Y. B. Sudarmanto

Belajar merupakan usaha menggunakan setiap sarana atau sumber, baik di dalam maupun di luar pranata pendidikan, guru perkembangan dan pertumbuhan pribadi. ( Y. B. Sudarmanto :1993 :2 )

2) Menurut Drs. Slameto

Belajar adalah proses kontinguitas ( hubungan antara pengertian yang satu dengan pengertian yang lain ). Sehingga mendapatkan pengertian yanh di harapkan. Dan stimulus yang di berikan menimbulkan response yang di harapkan. ( Slameto .1911 : 29).

3) Menurut Skinner

(42)

angka responya menurun. Karena itu belajar resminya di definisikan sebagai suatu perubahan dalam kemungkinan atau peluang terjadinya respons. ( Margeret E. Bell Gredler : 1994 :120 ).

Selanjutkan setelah melihat berbagai definisi tentang belajar yang telah di kemukakan para ahli rnaka kita dapatkan hal-hal pokok sebagai berikut:

a. ) Bahwa belajar itu membawa perubahan ( dalam arti benavioral changes,

aktual maupun potensial).

b. ) Bahwa perubahan itu pada pokoknya adalah didapatkanya kecakapan baru.

c. ) Bahwa perubahan itu terjadi karena usaha ( dengan sengaja ). ( Sumadi Suryabrata : 1995 :248-249).

d. ) Dan selanjutnya perubahan yang terjadi tidak bersifat sementara, namun bersifat terus menerus.

3. Bentuk- Bentuk Belajar

Kita telah mengetahui bersama apa yang di maksud dengan belajar, tetapi apakah belajar itu hanya ada satu macam atau lebih ?. Gagne mengemukakan bahwa belajar itu ada lima macam ( bentuk), yaitu :

1) Belajar responden

2) Belajar kontiaguitas 3) Belajar operant 4) Belajar observasional

(43)

Kelima bentuk belajar tersebut akan di bahas secara umum. 1) Bentuk responden

Pada tingkat emosional yang paling primitif terjadi perubahan perilaku diakibatkan dari perpasangan suatu stimulus tak terkondisi dengan suatu stimulus tak terkondisi dengan suatu stimulus terkondisi. Sebagai suatu fungsi pengalaman, stimulus terkondisi itu pada suatu waktu memperoleh kemampuan untuk mengeluarkan respons terkondisi. Bentuk belajar semacam ini di sebut belajar responden dan menolong kita untuk memahami bagaimana para siswa menyenangi atau tidak menyenangi, sekolah atau bidang- bidang studi. ( Ratna Wilis Dahar : 1989 :21 ).

Yaitu :

Sebelum terkondisi

tak ada tetapi

^respons

(lampu)

Selama terkondisi

+> Diikuti oleh

Sesudah terkondisi

C S - C R

(lampu) (air liur)

IS— 1

(daging) (air liur)

(44)

Ketcrangan :

NS = Sebelum terkondisi

US = Unconditioned stimulus ( stimulus tidak terkondisi) UR = Unconditioned response ( respon tidak terkondisi) CS = Conditioned stimulus ( stimulus terkondisi) CR = Conditioned response (response terkondisi)

2) Belajar kontiguitas

Yaitu bagaimana dua peristiwa dipasangkan satu dengan yang lain pada waktu, dan hal ini sering kali kita alami. Kita melihat bagaimana asosiasi ini dapat menyebabkan belajar dari “ drill “dan belajar stereotip-stereotip.

Contoh : Menghafalkan pertambahan 2+2, 3+3 ( drill).

Contoh : Di TV sering menayagkan seorang ibu tiri kejam, seorang ilmuan selalu berkaca mata. ( stereotip-stereotip).

3) Belajar operant

Kita belajar bahwa konsekuensi-konsekuensi perilaku mempemgaruhi apakah perilaku itu akan di ulangi atau tedak, dan berapa besar pengulangan itu. Belajar semacam itu di sebut operant.

(45)

4) Belajar observasional

Pengalaman belajar sebagai hasil observasi manusia dan kejadian-kejadian. Kita belajar dari model-model, dan masing-masing kita mungkin terjadi suatu model bagi orang lain dalam belajar observasional. Misal seorang mulai bermain sepak bola, ia berusaha meniru temanya yang terkenal sebagai pemain ulung dalam bermain sepak bola.

5) Belajar Kognifit

Belajar terjadi dalam kepala kita, bila kita melihat dan memehami peristiwa- pweristiwa di sekitar kita, dan dengan insait, belajar menyelami pengertian.

4. Faktor Yang Mempengaruhi Belajar

Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar banyak jenisnya, akan tetapi faktor-faktor tersebut dapat di golongkan menjadi dua golongan saja yaitu faktor interen dan faktor ekteren. Faktor intern adalah faktor yang ada pada diri individu yang sedang belajar, sedangkan faktor ekstren adalah faktor yang ada di luar individu. ( Slameto : 1991:56).

1) Faktor intern

Di dalam membicarakan faktor intern ini, dapat di golongkan menjadi 3 yaitu: faktor jasmaniah, faktor psikologis, dan faktor kelelahan.

(46)

seorang anak/ siswa yang mengalami cacat pendegarannya tentunya dia tidak akan dapat mengikuti belajar dengan baik dan maksimal.

b) Faktor psikologis

c) Sekurang-kurangnya ada tujuh faktor yang tergolong faktor psikologis yang mampengaruhi belajar. Faktor tersebut adalah : intelegensi. Perhatian, minat, bakat, motiv, kemantangan dan kesiapan.

(1) Intelegensi

Intelegensi adalah kecakapan yang terdiri dari tiga jenis yaitu : kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan ke dalam situasi yang baru dengan cepat dan efektif, mengetahui/ menggunakan konsep-

konsep yang abstrak secara efektif, megerti relasi dan mempelajarinya dengan ccepat.

Intelegensi besar pengaruhnya terhadap kemajuan belajar. Dalam situasi yang sama, siswa yang mempunyai tingkat intelegensi yang tinggi akan lebih berhasil dari pada yang mempunyai tingkat intelegensi yang rendah. Namun belum tentu juga siswa yang mempunyai tingkat inteligensi akan berhasil dalam belajamya.

(2) Perhatian

Menurut Gazali perhatian adalah keaktifan jiwa ynag dipertinggi, jiwa itupun tertuju kepada suatu obyek atau sekumpulan obyek. Untuk mencapai hasil belajar yang baik maka siswa harus mempunyai perhatian yang tinggi terhadap pelajaran yang di pelajarinya.

(47)

Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Minat ini sangat besar pengaruhnya terhadap belajar, karena bila bahan pelajaran yang di pelajari tidak

sesuai dengan minat siswa. Ada tidak akan belajar dengan sebaik- baiknya, karena tidak ada daya tarik baginya.

(4) Bakat

Bakat atau optitude adalah kemampuan unr.uk belajar. Kemampuan itu baru akan terealisasikan menjadi kecakapan yang nyata sesudah belajar atau berlatih. Misalnya orang yang bakat mengetik maka ia

akan cepat dalam belajar mengetik. (5) Motiv

Motiv hubunganya sangat erat dengan tujuan yang akan di capai. Di dalam menentukan tujuan itu dapat di sadari atau tidak, tetapi untuk mencapai tujuan itu perlu berbuat sedangkan ynag menjadi penyebab berbuat adalah itu sendiri sebagai daya penggerak/ pendorong.

Dalam proses belajar haruslah di perhatikan apa yang bisa mendorong suswa agar dapat belajar dengan baik atau mempunyai motiv untuk berfikir dan memusatkan perhatian, merencanakan dan melaksanakan kegiatan yang berhubungan/ menunjang belajar.

(6) Kematangan

Kematangan adalah suatu tingkat / fase dalam pertumbuhan seseorang,

(48)

(7) Kesiapan

Kesiapan adalah kesediaan untuk memberi respons atau relasi terhadap sesuatu ( pelajaran ). Kesediaan itu timbul didalam diri seseorang dan juga berhubungan dengan kemantangan, karena kemantangan berarti kesiapan untuk melaksanakan kecakapan. Kesiapan itu perlu diperhatikan dalam proses belajar, karena jika siswa belajar dan padany sudah ada kesiapan, maka hasil belajamya akan lebih baik.

d) Faktor kelelahan

Kelelahan seorang siswa, baik kelelahan rohani maupun jasmani sangat berpengaruh terhadap hasil belajamya. Maka dalam proses belajar

hendaknya harus dihilangkan hal-hal yang menyebabkan lelahnya para siswa. Hal ini dapat diwujudkan melalui : tidur, istirahat, variasi dalam belajar, rekreasi yang teratur dan berolah raga secara teratur.

2) Faktor ekstem

Faktor ekstem yang mempengaruhi belajar dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu : faktor keluarga, sekolah dan masyarakat.

a) Faktor keluarga

(49)

Keluarga sangat berpengaruh bagi anak, karena keluarga merupakan lembaga pendidikan yang pertama dan utama disamping lembaga pendidikan yang lain.

(2) Relasi antar anggota keiuarga

Relasi antar anggota keluarga yang terpenting adalah relasi orang tua dengan anaknya. Selain itu relasi anak dengan saudaranya atau anggota keluarga lainpun ikut mempengaruhi belajar anak. Wujud relasi itu misalnya apakah hubungan itu penuh kasih sayang dan pengertian, ataukah sikap yang acuh tak acuh dan sebagainya. Kalau

relasi yang terbentuk tidak baik maka akan menimbulkan problem bagi anak dalam belajar. Misalnya saja anak mencari perhatian di sekolah

dengan melakukan tindaka-tindakan yang tidak wajar. (3) Suasana rumah

Suasana rumah dimaksudkan sebagai situasi atau kejadian-kejadian yang sering terjadi di dalam keluarga dimaua anak berada dan belajar. Suasana rumah juga merupakan faktor yang tidak disengaja. Misalnya saja suasana rumah yang semrawut dan gaduh tidak akan memberi ketenangan bagi anak yang sedang belajar.

(4) Keadaan ekonomi keluarga

(50)

dan lain-lain. Kesemuanya itu hanya terpenuhi jika keluarga mempunyai uang yang cukup.

(5) Pengertian orang tua

Anak dalam belajar perlu dorongan dan pengertian dari orang tua. Bila anak sedang belajar jangan diganggu dengan memberi tugas. Kadang- kadang anak mengalami lemah semangat dalam belajar maka saat itu, saatnya orang tua untuk memberi dorongan atau motivasi pada anaknya.

(6) Latar belakang kebudayaan

Tingkat pendidikan atau kebiasaan di dalam keluarga mempengaruhi sikap anak dalam belajar. Perlu ditanamkan kepada anak kebiasaan- kebiasaan yang baik, agar mendorong anak untuk semangat dalam belajar.

b) Faktor sekolah

Beberapa hal di sekolah yang mempengaruhi belajar siswa yaitu : (1) Metode mengajar yng dipakai guru

(51)

dengan begitu apa yang disampaikan akan dapat diterima, dikuasai dan dikembangkan oleh penerima ( siswa).

(2) Kurikulum

Kurikulum diartikan sebagai sejumlah kegiatan yang diberikan kepada siswa. Kegiatan itu sebagai besar adalah menyajikan bahan pelajaran

agar siswa menerima, menguasai dan mengembangkan bahan pelajaran. Jelaslah bahan ajaran itu mempengaruhi belajar siswa. Kurikulum yang kurang baik akan berpengaruh tidak baik terhadap hasil belajar siswa. Misalnya kurikulum yang terlalu padat maka siswa akan lebih cepat bosan dalam mempelajari pelajaran tersebut.

(3) Relasi guru dengan siswa

Proses belajar mengajar terjadi antara guru dengan siswa. Jadi jika relasi guru dengan siswa baik, maka siswa akan menyukai gurunya, juga akan menyukai mata pe! ajaran yang diberikan. sehingga siswa akan mempelajari dengan sebaik-baiknya. Dan sebaiknya jika relasi yang terjadi tidak baik maka siswa akan membenci guru dan pelajaran yang disampaikannya, sehingga siswa akan merasa berat dalam belajar.

(4) Relasi siswa dengan siswa

(52)

(5) Disiplin sekolah

Kedisiplinan sekolah erat kaitnya dengan kerajinan siswa dalam sekolah dan belajar. Kedisiplinan sekolah mencakup kedisiplinan guru, karyawan dsn kepala sekolah dalam mewujudkan suasana yang baik dalam lingkungan sekolah. Coba saja salah satu dari mereka, misalnya guru suka datang terlambat maka siswa juga akan ikut datang terlambat pula.

(6) Alat pelajaran ( peraga)

Dalam penyampaian materi pelajaran alat peraga sangatlah membantu siswa untuk menirima materi yang disampaikan. Karena dengan melihat langsung seorang siswa akan lebih cepat menerima dan materi

yang disampaikan akan cepat ingantnya. Sebagaimana yang telah disampaikan oleh seorang filosof Cina yang bemama Konfusius :apa yang saya dengar lupa saya lupa, apa yang saya lihat saya ingat dan apa yang saya lakukan saya paham. ( Hisyam Zaini dkk : 2007 : 17 ). (7) Waktu sekolah

(53)

(8) Standar pelajaran di atas ukuran

Guru berpendirian untuk mempertahankan wibawanya, perlu memberikan pelajaran di atas ukuran standar. Akibatnya siswa merasa kurang mampu dan takut kepada guru. Padahal menurut teori perkembangan psikis anak, hal tersebut tidak boleh terjadi. Guru dalam menuntut penguasaan materi haras sesuai dengan kemampuan siswa masing-masing. Yang penting tujuan yang telah dirumuskan dapat tercapai.

(9) Keadaan gedung

Dengan jumlah siswa yang luar biasa, keadaan gedung dewasa ini terpaksa kurang, maka duduk berjejal-jejal di dalam setiap kelas, sehingga siswa belajar adak dengan enak atau nyaman.

(10) Metode belajar

Cara belajar siswa sangat berpengarah terhadap hasil belajarnya. Misalnya saja seorang siswa yang belajar sehari lima belas menit dan diulang dua kali, maka hasilnya akan lebih baik dari pada siswa yang belajar tiga p aluh menit sehari dan dilakukan hanya sekali.

(11) Tugas ramah

(54)

c) faktor masyarakat

Masyarakat merupakan faktor ektem yang juga berpengaruh terhadap belajar siswa. Pengaruh itu terjadi karena keberadaanya siswa dalam masyarakat. Faktor-faktor tersebut yaitu :

(1) Kegiatan siswa dalam masyarakat

Kegiatan siswa dalam masyarakat dapat menguntungkan terhadap perkembangan pribadinya. Tetapi jika siswa ambil bagian dalam

kegiatan masyarakat yang terlalu banyak, maka belajarnya akan terganggu lebih-lebih lagi jika ia tidak bisa mengatur waktunya dengan baik.

(2) Mass media

Mass media yang baik akan memberi pengaruh yang baik terhadap siswa dan juga terhadap belajarnya. Begitu juga sebaliknya mass media yang jelek juga akan berpengaruh jelek bagi siswa. Maka perlu sekali seorang siswa mendapat bimbingan dan contoh yang bijaksana dari orang sekitamya seperti orang tua dan guru.

(3) Teman bergaul

(55)

juga sebaliknya jika seseorang senang bergaul dengan pengembala

kambing maka ia akan ikut berbau seperti kambing. (4) Bentuk kehidupan masyarakat

Kehidupan masyarakat sangat berpengaruh juga terhadap siswa. Bila saja dalam masyarakat kehidupanya suka berjudi, mabuk-mabukan pendidikanya rendah dan lain sebagainya, maka siswa akan ikut terpengaruh untuk mengikuti perbuatan yang dilakukan masyarakat

(56)

BAB III

PELAKSANAAN PENELITIAN

A. Deskripsi Silkus

1. Perencanaan

Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang

terdiri dari rencana pembelajaran. Selain itu juga mempersiapkan

1) Rencana persiapan mengajar ( RPP ). 2) Menyusun alat evaluasi.

3) Menyiapkan bahan pembelajaran.

4) Menyiapkan alat observasi.

2. Pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus I di laksanakan 5

juni 2009 di Madrasah Diniah Al-Hikmah Desa Gedanganak kec Ungaran

yang meliputi seluruh kegiatan belajar mengajar yaitu memberikan materi

tanwin atau nun mati beserta contohnya. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun proses belajar mengajar mengacu rencana pembelajaran yang telah di persiapkan yaitu :

1) Kegiatan Pendahuluan

a. Memberi salam dan memulai pelajaran dengan membaca Al- Fatehah dan do’a mau belajar.

(57)

2) Kegiatanlnti

a. Guru menjelaskan tentang materi tajwid, yaitu pembagian tanwin dan nun mati.

b. Guru mengajak siswa melafadkan huruf-huruf idhar idghom, bighunah,

idghom bilaghunah.

c. Melaksanakan tanya jawab untuk memperdalam penguasaan bah an pembelajaran.

d. Memberikan contoh pada bacaan idhar, idghom bighunah, idhom

bilahunah, ikhfak, iqlab.

3. Pengamatan / Pergumpulan Data

Dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di peroleh informasi dari

hasil pengamatan sebagai berikut:

e. Tanggapan dari Guru

1) Guru kurang optimal dalam memotivasi siswa dalam

menyampaikan pembelajaran.

2) Guru kurang baik dalam pengelolaan waktu dan kelas.

3) Siswa kurang antusias selama pembelajaran berlangsung

4) Siswa kurang aktif da:i kreaktif dalam menjawab soal karena siswa

barn mengenal metode yang di berikan. f. Tanggapan dari teman / guru sejawat:

1) Guru belum mampu dalam menghidupkan suasana kelas sehingga siswa kurang tertarik dengan metode yang diberikan Guru belum mampu menguasai siswa sepenuhnya selam pembelajaran

(58)

2) Siswa masih bermain sendiri atau berbicara dengan teman sebelahnya ketika guru menerangkan.

3) Suasana pembelajaran dengan metode yang baru membuat siswa nampak tegang.

g. Tanggapan dari siswa

1) Siswa merasa senang dengan metode yang baru.

2) Siswa belum bisa paham benar dengan metode yang baru.

3) Guru kurang dalam menyampaikan materi pada siswa. 4) Guru terlalu panjang dalam menerangkan metode drill.

4. Refleksi

Hasil kegiatan belajar mengajar pada siklus I dinilai bila mencapai

target yang di rencanakan, hasil pada siklus I dapat di rumuskan sebagai

berikut yaitu:

a. Guru belum optimal dalam memotivasi siswa dan dalam

menyampaikan tujuan pembelajaran, maka guru perlu lebih terampil

lagi dalam memotivasi siswa dan lebih jelas dalam menyampaikan tujuan pembelajaran. Dimana siswa diajak untuk terlibat langsung

dalam setiap kegiatan yang di laksanakan.

b. Guru belum optimal dalam pengelolaan waktu dan kelas, maka perlu

mendistribusikan waktu secara baik dengan menambahkan informasi- informasi yang rasa perlu dan memberikan catatan.

(59)

d. Siswa kurang aktif dan kreaktif dalam mengikuti pembelajaran karena

siswa belum paham dengan metode yang barn pertama kali di berikan. Maka guru hams menerangkan dengan bahasa yang mudah di cema,

sehingga siswa lebih mudah mengingat materi guru hams tahu

seberapa jauh materi yang telah diberikan dalam pembelajaran.

Sehingga siswa/ siswi bisa langsung melaksanakan tugas yang

diberikan oleh gum.

Berdasaikan hasil yang diperoleh dari siklus ini, dapat disimpulkan

bahwa kondisi siswa belum terlihat adanya peningkatan yang ditandai

dengan aktivitas dari siswa. Oleh karena itu maka perlu dilakukan

Penelitian Tindakan kelas dengan siklus II.

B. Deskripsi Siklus II

1. Perencanaan

Pada tahap ini peneliti menyajikan materi yangberkelanjutan dari

siklus I yaitu:

1) Menyusun rencana kegiatan pembelajaran ( RPP)

2) Menyusun alat eva’uasi

3) Menyiapkan bahan pembelajaran yaitu pengertian tentang idhar, idhom

bihunah, idhom bilahimah.

4) Menyiapkan alat observasi

2. Pelaksanaan

(60)

Ungaran.Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun proses belajar

mengajar megacu pada rencana pembelajaran dengan memperhatikan revisi pada siklus I. Sehingga kesalahan / kekurangan pada siklus I tidak terulang lagi pada siklus II kegiatan tersebut.

1) Kegiatan Pendahuluan

a. Memberi salam dan memulai pelajaran dengan membaca surat Al- Fatehah dan do’a mau belajar.

b. Menjelaskan materi pembelajaran dan kompetensi yang diharapan dapat tercapai.

2) Kegiatan Inti

a. Guru mengajak siswa mengulang materi yang lalu dengan menyebutkan huruf- huruf idhar, idhom bighunah, idghom biglahunah. b. Guru menjelaskan materi ikhfak, iqlab beserta contohnya.

c. Melaksanakan tanya jawab untuk memperdalem penguasaan bahasa

pengajaran. 3) Kegiatan Penutup

Dalam kegiatan penutup ini diadakan evaluasi selama 30 menit

untuk mengetahui tingkat keberhasiian / prestasi tajwid yang dilaksanakan pada siklus II.

3. Pengamatan / Pengumpulan Data

(61)

a. Tanggapan dari guru

1) Guru dal am memotivasi siswa dan dalam menyampaikan pembelajaran sudah ada perubahan dari siklus I.

2) Guru dalam pengelolaan waktu sudah lebih efektif dan efisien.

3) Siswa sudah merasa senang dengan adanya perubahan metode dari sebelumya.

4) Siswa sudag ada gambaran tentang materi yang disampaikan sehingga

sudah sedikit lancar mengucapkan huruf idhar, idhom bihunah, idhom bilahunah, beserta contohnya.

b. Tanggapan dari teman / guru sejawat:

1) Guru telah bisa mengkondisikan suasana kelas sehingga siswa sudah sedikit tenang dan menerima metode yang disampaikan.

2) Guru masih terlalu menuntun siswa dalam mengerjakan soal- soal yang diberikan.

3) Siswa dalam mengerjakan soal- soal masih kurang terkendali sehingga masih banyak kekeliruan dalam mengerjakan.

4) Suasana pembelajaran dengan metode yang barn membuat siswa lebih

mudah menerima materi, dibandingkan dengan metode yang sebelumya.

c. Tanggapan dari siswa

1) Guru terlalu cepat dalam menyampaikan materi.

2) Metude drill mudah dipahami.

(62)

4. Refleksi

Hasil kegiatan belajar mengajar pada siklus II dinilai bisa mencapai target yang direncanakan, hasil pada siklus II dapat dirumuskan sebagai

berikut, yaitu:

a. Guru sudah ada perubahan dalam memotivasi siswa dan dalam

menyampaikan tujuan pembelajaran, maka guru perlu lebih terampil lagi

dalam memotivasi siswa dan yang lebih jelas dalam menyampaikan tujuan

pembelajaran, sehingga prestasi belajar pada mata pelajaran tajwid.

b. Pengelolaan kelas dan waktu sudah sedikit bisa dikendalikan tetapi perlu

di perbaiki lagi dalam mendistribusikan waktu tersebut agar waktu tidak

terlalu lama.

c. Guru haras berupaya untuk mengalihkan keterbiasaan siswa dalam penggunaan metode sebelumnya beralih dengan metode yang barn.

d. Siswa menjadi lebih mudah dalam menerima apa yang telah diajarkan oleh

guru, sebab siswa langsung mempraktekan apa yang telah di pelajarinya.

Berdasarkan hasil yang diperoleh dari siklus II ini. Dapat disampaikan

bahwa kondisi siswa sudah terlihat adanya perubahan dan peningkatan yang di tandai dengan aktivitas dan kreatifitas dari siswa. Dalam mengerjakan soal

pada materi yang disampaikan. Namun demikian belum tercapai target dan

tujuan yang ingin dicapai, sehingga masih dilakukan pada siklus III.

C. Deskripsi Siklus III

1. Perencanaan

(63)

dari rencana pembelajaran menurut pedoman Kitab Sifaul Janah soal- soal dari

metude Drill selain itu juga dipersiapkan.

1) Menyusun rencana persiapan pengajaran ( RPP ).

2) Menyusun alat evaluasi.

3) Menyiapkan bahan pembelajaran yaitu idhar, idghom bighunah, idghom bilaghunah, ikhfak, iqlab.

4) Menyiapkan alat observasi.

2. Pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus III dilaksanakan pada tanggal 19 juni 2009 di Madrasah Diniah Desa Gedanganak kec

Ungaran. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun proses belajar mengajar megacu kepada rencana pembelajaran dengan revisi pada siklus II,

sehingga kesalahan / kekurangan pada siklus II tidak terulang lagi pada siklus III.

Pengamatan ( observasi) siklus III ini di laksanakan bersamaan dengan

pelaksanaan belajar mengajar, sebagai pengamat adalah guru kelas II. Yang bertindak sebagai pengamat siklus I, II, III kegiatan tersebut yaitu :

1) Kegiatan Pendahuluan

a. Memberi salam dari memulai pelajaran dengan membaca Al- Fatehah dan do’a mau belajar.

(64)

2) Kegiatanlnti

a. Guru mengajak siswa mengulang materi dengan menyebutkan huruf idhar, idghom bighunah, idghom bilgahunah, ikhfak, iqlab dengan

benar dan lancar.

b. Guru menjelaskan tentang materi idhar, idhom bighunah, idhom

bilahunah, ikhfak, iqlab beserta contohya.

c. Siswa memulai mengeijakan soal- soal membuat contoh idhar, idghom

bighunah, idghom bilaghunah, ikhfak, iqlab dengan metode yang telah

di terapkan.

d. Kegiatan dilanjutkan dengan tanya jawab, soal dan jawaban yang telah

di keijakan oleh anak.

3) Penutup

Dalam kegiatan penutup siklus III ini dilaksanakan evaluasi ketiga

selama 30 menit.

3. Pengamatan / Pengumpulan Data

Dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di peroleh informasi dari

hasil pengamatan, sebagai berikut:

a. Tanggapan dari guru

1) Pembelajaran berjalan dengan baik.

2) Guru sudah optimal dalam pengelolaan kelas dan waktu.

3) Siswa sudah paham dengan materi yang di sampaikan sehingga siswa lebih aktif dan kreatif dalam mengeijakan soal- soal yang ada.

(65)

5) Peningkatan pada setiap siklus.

6) Optimalnya hasil belajar siswa.

b. Tanggapan dari teman / guru sejawat:

1) Guru mampu mengoptimalkaxi suasana kelas sehingga tertarik dengan metode yang diberikan.

2) Guru telah bisa melepaskan siswa dalam mengerjakan soal- soal sehingga tidak di tuntun lagi.

3) Siswa sudah aktif dan kreatif dalam mengerjakan soal sehingga kekeliruan bisa di analisis.

4) Metode Drill yang digunakan oleh guru sangat membantu dan

mempermudah siswa dalam mempelajari membaca huruf idhar, idghom bighunah, idghom bilaghunah, ikhfak, iqlab.

c. Tanggapan dari siswa.

1) Guru bisa menghidupkan suasana kelas.

2) Metode Drill yang diberikan guru mudah di pahami.

3) Metode Drill membuat siswa senang belajar membaca huruf idhar,

idghom bighunah, idghom bilaghunah, ikhfak, iqlab dengan benar dan lancar.

4) Metode Drill sangat menu ik untuk di terapkan pada mata pelajaran yang lain.

4. Refleksi

(66)

a. Selama proses pembelajaran guru telah melaksanakan semua pembelajaran

dengan baik.

b. Guru sudah baik dalam pengelolaan kelas dan waktu.

c. Guru berhasil dalam upayanya mengalihkan keterbiasaan siswa dalam belajar membaca huruf idhar, idghom bighunah, idghom

bilaghunah,ikhfak, iqlab disertai dengan contoh - contohnya dengan metode Drill.

(67)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. SIKLUSI

Deskripsi Pelaksanaan Per Siklus I

a. Data Hasil Pengamatan

Pada akhir proses belajar n\mengajar siswa diberi soal dengan tujuan

untuk mengetahui ingkat keberhasilan siswa dalarn proses belajar

mengajar membaca bacaan idhar, idhom yang digunakan ialah soal- soal

materi dan Kitab Sifauk Jinah yang telah diterapkan dari metode Drill, yang berupa tertulis dengan cara siswa mengucapkan salah satu pengertian

idhar, bighunah, idhom bilaghunah dengan metode Drill yang telah

dilakukan. Intumen idhom bighumh, dan idhom bilaghunah berserta contohnya dengan baik, lancar dan benar.

Tabel I

Hasil Belajar Mengajar Membaca bacaan idhar, idghom bigunnah, idghom bilagunnah

No Nama

membaca Mencari Contoh

L s K L s K

1. Alif Nur Hidayat

V

V

2. Asyifa Rahma Trisnonigsih

V

V

3. Durrotun Nisa

V

V

4. Miftahul Amin

V

V

5. M. Aulia Sauqi Thoriq

V

V

(68)

7. Nurul Indah Sari

1

T ~

8. Nur Rahmatullah Hizadah

V

V

9. Salsabila Syifira Afanin

V

V

10. Sania Masithoh

V

V

11. Siti Latifah

12. Uun Fajriyah

V

V

13. Windi Meli Anisa Fitri

V

V

V

V

14. Nur Isti Faizah

V

V

15. Bagus Farhan Dika

V

<

16. Thoriq Fairus Zain

V

V

17. Yoga Dwi Saputra

V

V

18. Latifah Nur Iswanti

V

V

19. Ulia Zahditunnur

V

V

20. Desi Inka Ramadhani

V

V

Jumlah 6 6 8 6 6 8

30% 30% 40% 30% 30% 40%

Keterangan :

1. Siswa katagori lancar dalam membaca dan menulis huruf idhar, idghom bighunah, idghom bilaghunah beijumlah 6 siswa dari 20 siswa.

2. Siswa katagori sedang dalam membaca dan menulis huruf idhar, idghom bighunah, idghom bilaghunah beijumlah 6 siswa dari 20 siswa. 3. Siswa katagori kurang dalam membaca dan menulis huruf idhar,

Gambar

GAMBAR BERLOGO.................................................................................
Tabel IHasil Belajar Mengajar Membaca bacaan idhar,
Tabel 2Persentase hasil belajar mengajar membaca dan menulis huruf idhar,
Tabel 3Hasil belajar mengajar membaca dan menulis ikhfak dan iklab.
+4

Referensi

Dokumen terkait

berpendapat bahwa seseorang yang ingin melakukan pernikahan dan yang akan menikahkan (wali nikah) calon pengantin diharuskan untuk mempelajari terlebih dahulu kitab

Sehingga hasilnya adalah 3,33% pada 5 responden memiliki kategori bentuk perilaku seksual sangat tinggi yaitu 4 responden di kategori berciuman dan 1 responden di

Adanya brand equity membuat sebuah merek menjadi kuat dan dapat dengan mudah untuk menarik minat pelanggan potensial, sehingga hal ini dapat memberikan kepercayaan,

Kemudian dipastikan bahwa seluruh titik bantu baru P tidak berdekatan dengan sumber keramaian maka, dapat ditentukan lokasi titik-titik bantu baru P yang akan menjadi lokasi

Bila penelitian dilakukan di sekolah jelas tidak mungkin bagi seorang peneliti memilih siswa-siswa tertentu untuk dikelompokkan dalam kelas khusus sebagai

Sintesis senyawa tetrapeptida DPAP menggunakan metode SPPS belum pernah dilakukan, sehingga diharapkan dapat memberikan informasi baru tentang insektisida dari

sealing apical opening of the root canal caused by External Root Resorption combined with custom cast post and core and lithium dis- ilicate aesthetic restoration for

e syllabus h ogramme. earn more! F r contact Cus. s updat