i
No : 747/Und-TA/TM/FST-USD/Mei/2009
TUGAS AKHIR
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik
Jurusan Teknik Mesin
Disusun oleh :
Exnatius Anang Putratno
NIM : 045214076
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
ii
THE PERFORMANCE OF SAVONIUS WIND MILL WITH AUTOMATIC
THREE - FLAT BLADE
No : 747/Und-TA/TM/FST-USD/Mei/2009
FINAL PROJECT
Presented as Partial Fulfillment of the Requirements To Obtain then Sarjana Teknik Degree
in Mechanical Engineering
By :
Exnatius Anang Putratno
Student Number : 045214076
MECHANICAL ENGINEERING STUDY PROGRAM MECHANICAL ENGINEERING DEPARTMENT
SCIENCE AND TECHNOLOGY FACULTY SANATA DHARMA UNIVERSITY
iii
v
yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Yogyakarta, 1 Mei 2009
vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Exnatius Anang Putratno
Nomor Mahasiswa : 045214076
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma Karya ilmiah saya yang berjudul :
UNJUK KERJA KINCIR ANGIN TIPE SAVONIUS DENGAN TIGA
SUDU DATAR YANG DAPAT MEMBUKA DAN MENUTUP SECARA
OTOMATIS
beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan, dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal : 1 Mei 2009 Yang menyatakan
vii
sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini.
Tugas Akhir ini merupakan salah satu syarat untuk mencapai derajat Sarjana S-1 pada Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Sanata Dharma. Isi Tugas Akhir ini adalah mengenai unjuk kerja kincir angin tipe Savonius dengan tiga sudu datar yang dapat membuka dan menutup secara otomatis.
Dalam kesempatan ini penulis menyadari bahwa dalam proses belajar di Program Studi Teknik Mesin, sejak awal studi sampai berakhirnya studi melibatkan banyak hal. Atas segala saran, bimbingan, dukungan dan bantuan, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Dr. Ir. Paulus Wiryono Priyotamtama, SJ. Rektor Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Yosef Agung Cahyanta, S.T.,M.T. Dekan Teknik Mesin Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
3. Budi Sugiharto, S.T., M.T. Ketua Program Studi Teknik Mesin Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
4. Ir. Rines., M.T. Dosen Pembimbing Tugas Akhir 1.
viii
7. Seluruh dosen dan staff Jurusan Teknik Mesin Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah memberikan berbagai pengetahuan kepada penulis dan membantu selama proses belajar di Jurusan Teknik Mesin.
8. Teman teman yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini, yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu.
9. Ayah dan Ibu,serta adik saya yang selalu memberikan dukungan moril maupun materiel.
Penulis menyadari bahwa penulisan Tugas Akhir ini masih jauh dari sempurna. Meskipun demikian penulis berharap bahwa penulisan Tugas Akhir ini dapat memberikan kontribusi dalam pengembangan ilmu khususnya mengenai kincir angin tipe Savonius dengan 3 sudu datar. Atas kritik dan saran yang bersifat membangun guna sempurnanya karya tulis ini penulis mengucapkan terima kasih.
Yogyakarta, 1 Mei 2009
ix
yang dihasilkan oleh model kincir angin tipe Savonius dengan modifikasi pada mekanisme gerakan sudu-sudunya yang dapat membuka dan menutup secara otomatis.
Kincir yang digunakan mempunyai ukuran tinggi 60 cm serta berdiameter 50 cm. Jumlah sudu yang digunakan pada kincir angin Savonius ini adalah 3 sudu datar yang dapat membuka dan menutup secara otomatis. Kisaran kecepatan angin yang digunakan 3 m/s – 6,5 m/s. Koefisien daya kincir ditentukan berdasarkan daya output yang dihasilkan oleh kincir dan daya teoritis yang dihasilkan oleh angin. Daya output kincir dihitung dengan cara mengukur kuat arus dan tegangan yang dihasilkan oleh sebuah generator DC yang dihubungkan ke poros kincir. Selanjutnya dilakukan analisis serta pembuatan grafik hubungan antara torsi dan kecepatan angin serta koefisien daya dan tip speed ratio (tsr).
x DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii
HALAMAN PENGESAHAN... iv
HALAMAN PERNYATAAN ... v
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vi
KATA PENGANTAR... vii
INTISARI ... ix
DAFTAR ISI... x
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 LATAR BELAKANG ... 1
1.2 RUMUSAN MASALAH ... 4
1.3 TUJUAN ... 5
1.4 MANFAAT………...……… 5
1.5 BATASAN MASALAH………...……..……….. 6
BAB II DASAR TEORI ... 7
2.1.TIPE KINCIR ANGIN ... 7
2.1.1 Kelebihan Kincir Angin Sumbu Vertikal (VAWT)... 8
2.1.2 Kekurangan Kincir Angin Sumbu Vertikal ... 9
2.2.GERAK KINCIR ANGIN... 10
2.3.PERHITUNGAN PADA KINCIR ANGIN ... 11
2.3.1. Perolehan Daya Menurut Teori ... 11
2.3.2. Perhitungan Torsi ... 12
2.3.3. Perhitungan Daya Yang dihasilkan oleh Kincir ... 12
xi
3.2. LANGKAH PENELITIAN ... 20
3.3. PERALATAN PENELITIAN ... 21
3.4. ANALISA DATA ... ... 22
BAB IV HASIL PENELITIAN ... 24
4.1. DATA PENELITIAN DAN PERHITUNGAN DATA ... 24
4.2. PENGOLAHAN DATA ... 27
4.3. ANALISIS DATA 4.3.1 Grafik Hubungan Kecepatan Angin Dengan Koefisien Daya ... 35
4.3.2 Grafik Hubungan Kecepatan Angin Dengan Torsi ... 36
4.3.3 Grafik Hubungan Kecepatan Angin Dengan Koefisien Daya Terhadap Kincir Angin Sejenis ... 37
4.3.4 Grafik hubungan Kecepatan Angin Dengan Torsi Terhadap Kincir Angin Sejenis... 38
4.3.5 Grafik hubungan Koefisien Daya Dengan tsr... 39
BAB V PENUTUP ... 40
5.1. KESIMPULAN ... 40
5.2. SARAN ... 41
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Kebutuhan energi merupakan salah satu hal yang tak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Energi mempunyai peranan penting dalam memenuhi tuntutan kehidupan baik sosial, ekonomi maupun lingkungan.
Pemakaian energi di dunia dalam jangka waktu mendatang seperti yang diperkirakan oleh lembaga Energy Information Administration (EIA) hingga tahun 2025 masih didominasi oleh bahan bakar fosil seperti minyak bumi, gas alam dan batubara, sedangkan penggunaan energi terbarukan masih relatif sedikit. Di samping itu, dari segi pemakaian, sumber energi minyak secara global didominasi untuk kepentingan transportasi, dan hingga awal tahun 2025 diperkirakan masih akan terus meningkat, sedangkan untuk daerah komersial dan tempat tinggal dapat dikatakan tidak akan terjadi perubahan yang signifikan.
Kebutuhan listrik dunia diperkirakan akan meningkat dari 14.275 milyar watt pada tahun 2002 melonjak menjadi 26.018 milyar watt pada tahun 2025, dan untuk mendapatkan energi listrik tersebut sebagian besar diperoleh dari batubara yaitu hampir 40%, diikuti oleh gas.
bumi 54,4%, gas 26,5% dan batubara 14,1%. Untuk energi dengan panas bumi 1,4%, PLTA 3,4%, sedangkan energi baru dan terbarukan (EBT) lainnya 0,2%.
Negara Indonesia tercatat sebagai negara dengan garis pantai terpanjang di dunia. Ini berarti bahwa Indonesia memiliki potensi terbesar akan salah satu sumber energi terbarukan yaitu angin. Dari data yang diperoleh, potensi energi angin di Indonesia tercatat 9268,61 MW, namun hingga tahun 1999, kapasitas yang terpasang hanya 0,888 MW atau prosentase pemanfaatannya baru 0,00956 %. Energi angin yang tersedia berlimpah, tidak habis-habis, dan tersebar luas. Penggunaan energi angin memiliki beberapa keunggulan yakni bersih dan tidak menimbulkan efek rumah kaca.
3
Tabel 1.1 Data angin yang telah dihimpun oleh Pusat Meteorologi dan Geofisika tentang daerah yamg mempunyai kecepatan angin rata-rata 3,5 m/s atau lebih.
No Nama Daerah Kecepatan Rata-rata (m/s)
Masa Bertiup Angin Di atas 4,0 m/s (%)
1 Blang Bintang 3,50 42,6
2 Tanjung Pinang 3,75 62,5
3 Tanjung Pandang 4,35 75,0
4 Pondok Betung 3,70 25,0
5 Margahayu 4,30 90,0
6 Rendole/Pati 5,30 84,8
7 Semarang 3,90 51,3
8 Iswahyudi 5,15 95,5
9 Kalianget 4,15 65,6
10 Denpasar 4,03 59,5
11 Pasir Panjang 4,95 66,7
12 Kupang/Penfui 5,75 78,6
13 Waingapu 3,65 32,7
Sumber : Pusat Meteorologi dan Geofisika, 2000
Dari data yang dipaparkan di atas, dengan menganggap kecepatan rata-rata angin adalah 3,5 m/s, dapat ditarik suatu kesimpulan pula bahwa kincir angin yang sesuai dengan keadaan angin di Indonesia adalah kincir angin Savonius. Kincir angin Savonius yang dikembangkan dapat digunakan sebagai pembangkit listrik tenaga angin dan untuk kepentingan memompa atau menaikkan air.
pada kincir angin Savonius ini diharapkan kincir angin yang dihasilkan dapat memberikan koefisien daya yang semakin meningkat.
1.2 PERUMUSAN MASALAH
Permasalahan yang dapat dirumuskan pada pembuatan alat ini adalah sebagai berikut :
1. Kebutuhan akan sumber energi yang ramah lingkungan serta bebas polusi.
2. Indonesia mempunyai potensi angin yang banyak tetapi pada umumnya berkecepatan rendah.
3. Tingginya permintaan dan penggunaan energi dari minyak bumi, akan tetapi cadangan minyak bumi kita semakin menipis.
4. Keinginan masyarakat akan adanya kincir angin yang sederhana dan mudah dalam pembuatannya, contohnya kincir angin Savonius. .
Kebanyakan kincir angin Savonius yang telah dibuat oleh masyarakat Indonesia menghasilkan torsi yang dinilai masih kurang optimal. Bagian belakang sudu-sudu kincir yang dibuat masih memiliki coefficient of drag yang tinggi sehingga hambatan putaran yang diberikan juga masih cukup besar. Selanjutnya hal ini akan berakibat pada kecilnya torsi yang dihasilkan oleh kincir.
5
permukaan lurus) diharapkan dapat memperkecil hambatan pada bagian-bagian sudu yang arah gerakannya melawan arah gerakan angin.
1.3 TUJUAN
Tujuan dari pembuatan kincir dan penelitian ini adalah :
1. Mengetahui hubungan unjuk kerja dengan kecepatan angin dari kincir angin Savonius dengan variasi 3 sudu lurus.
2. Mendapatkan hubungan koefisien daya terhadap tip speed ratio.
3. Membandingkan nilai unjuk kerja kincir angin ini dengan hasil penelitian kincir angin yang sejenis.
1.4 MANFAAT
Manfaat dari pembuatan kincir dan penelitian ini adalah :
1. Memberikan kontribusi alternatif pemanfaatan energi angin pada masyarakat.
2. Turut serta dalam upaya penghematan energi.
1.5 BATASAN MASALAH
Agar permasalahan yang ada tidak berkembang menjadi luas, maka perlu adanya batasan terhadap permasalahan yang akan dibuat yaitu :
1. Pengendalian besar angin menggunakan terowongan angin.
2. Jumlah sudu yang digunakan adalah tiga sudu lurus yang dapat membuka dan menutup secara otomatis.
3. Kisaran kecepatan angin yang digunakan 3 m/s – 6,5 m/s 4. Variabel masukan berupa kecepatan angin.
7
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 TIPE KINCIR ANGIN
Secara umum, kincir atau turbin angin di bedakan dalam dua jenis berdasarkan kedudukan porosnya, yaitu :
1. Kincir angin poros vertical atau VAWT ( Vertical Axis Wind Turbine ). Kincir angin poros vertical adalah kincir dengan poros vertical dan mempunyai generator pembangkit listrik dibawah poros.
2. Kincir angin poros horizontal atau HAWT ( Horisontal Axis Wind Turbine ). Kincir angin poros horizontal adalah kincir dengan poros utama horizontal dan
mempunyai generator pembangkit listrik diatas puncak menara. Salah satu kincir angin poros vertical adalah kincir angin Savonius. Kincir angin Savonius pertama kali di ciptakan di negara Finlandia dan berbentuk-S apabila dilihat dari atas. Pada umumnya, kincir angin jenis VAWT bergerak lebih perlahan di bandingkan dengan jenis HAWT, tetapi menghasilkan torsi yang lebih tinggi.
2.1.1 Kelebihan KincirAngin Sumbu Vertikal
Kelebihan dari kincir angin sumbu vertikal ini, yaitu : 1. Tidak membutuhkan struktur menara yang besar.
3. Sebuah VAWT bisa diletakkan lebih dekat ke tanah, membuat pemeliharaan bagian-bagiannya yang bergerak jadi lebih mudah.
4. VAWT memiliki sudut airfoil (bentuk bilah sebuah baling-baling yang terlihat secara melintang) yang lebih tinggi, memberikan keaerodinamisan yang tinggi sembari mengurangi drag pada tekanan yang rendah dan tinggi.
5. Desain VAWT berbilah lurus dengan potongan melintang berbentuk kotak atau empat persegi panjang memiliki wilayah tiupan yang lebih besar untuk diameter tertentu daripada wilayah tiupan berbentuk lingkarannya HAWT.
6. VAWT memiliki kecepatan awal angin yang lebih rendah daripada HAWT. Biasanya VAWT mulai menghasilkan listrik saat kecepatan angin 10 km/jam (6 m.p.h.)
7. VAWT biasanya memiliki tip speed ratio (perbandingan antara kecepatan putaran dari ujung sebuah bilah dengan laju sebenarnya angin) yang lebih rendah sehingga lebih kecil kemungkinannya rusak di saat angin berhembus sangat kencang.
8. VAWT bisa didirikan pada lokasi-lokasi dimana struktur yang lebih tinggi dilarang dibangun.
9
10.VAWT tidak harus diubah posisinya jika arah angin berubah. 11.Kincir pada VAWT mudah dilihat dan dihindari burung. 12.Cara membuat VAWT mudah dan murah dari segi biaya.
2.1.2 Kekurangan Kincir Angin Sumbu Vertikal
Dan ada pula kekurangan dari kincir angin sumbu vertikal ini, yaitu :
1. Kebanyakan VAWT memproduksi energi hanya 50% dari efisiensi HAWT karena drag tambahan yang dimilikinya saat kincir berputar.
2. VAWT tidak mengambil keuntungan dari angin yang melaju lebih kencang di elevasi yang lebih tinggi.
3. Kebanyakan VAWT mempunyai torsi awal yang rendah, dan membutuhkan energi untuk mulai berputar.
4. Sebuah VAWT yang menggunakan kabel untuk menyanggahnya
memberi tekanan pada bantalan dasar karena semua berat rotor dibebankan pada bantalan. Kabel yang dikaitkan ke puncak bantalan meningkatkan daya dorong ke bawah saat angin bertiup.
2.2 GERAK KINCIR
Pada dasarnya rotor kincir angin mengambil tenaga dari angin dan membuatnya menjadi lebih pelan, dan menghasilkan tenaga.
Prinsip kerja kincir angin Savonius adalah mengkonversikan energi angin menjadi energi mekanis dalam bentuk gaya dorong. Sebagian sudu mengambil energi angin dan sebagian sudu lagi melawan angin. Sudu yang mengambil energi angin disebut downwind sedangkan sudu yang melawan angin disebut upwind. Sudu upwind ini dapat mengurangi kecepatan rotor. Besarnya torsi pada rotor dan kecepatan rotor (rpm) tergantung pada selisih drag force sudu upwind dengan gaya dorong sudu downwind.
Gambar 2.1 Arah gerak kincir
2.3 PERHITUNGAN PADA KINCIR ANGIN
2.3.1 Perolehan Daya Menurut Teori
Daya adalah energi persatuan waktu. Daya teoritis yang disediakan angin dapat dihitung dari perkalian masa jenis udara dikalikan luas penampang kincir angin dikalikan pangkat tiga kecepatan angin, sehingga rumus untuk menghitung daya teoritis adalah :
3
2 1
AV
P= ρ (watt) ( 2.1 )
DOWNWIND ARAH PUTARAN
UPWIND
11
dengan :
P = Daya teoritis (watt)
ρ = Densitas udara / massa jenis udara, kg/m3
= 1,225 kg/m3
A = Luas penampang sudu ( m2) V = Kecepatan angin (m/det)
Pada Gambar 2.2 ditunjukkan bahwa, daya angin yang dapat dimanfaatkan dengan menggunakan kincir angin dengan propeller yang ideal maksimum 59 % dari daya yang disediakan angin. Sementara ini, daya efektif yang dapat dicapai oleh sebuah kincir angin tipe Savonius hanya mencapai 30% dari daya yang disediakan angin.
Gambar 2.2 Grafik hubungan daya, Cp dan rasio kecepatan keliling
2.3.2 Perhitungan Torsi
Untuk perhitungan torsi, diperoleh dari hasil pembagian antara daya output dan putaran poros pada kincir sehingga diperoleh rumus untuk menghitung torsi adalah:
n P
M out
t = π ×
30
(Nm) (2.2) dengan :
t
M = Torsi (Nm) P = Daya teoritis (watt) n = Putaran poros (rpm)
2.3.3 Perhitungan Daya yang dihasilkan oleh kincir (Pout)
Perhitungan Daya yang dihasilkan oleh kincir (Pout) dihitung berdasarkan tegangan (V) dan kuat arus (I) output generator yang digunakan dapat dituliskan menurut persamaan berikut :
I V
Pout = . ( watt ) ( 2.3 )
dengan :
out
P = Daya yang dihasilkan oleh kincir ( watt ) V = Tegangan ( volt )
13
2.3.4 Perhitungan Koefisien daya (Cp) kincir
Perhitungan koefisien daya pada kincir dapat dihitung berdasarkan perbandingan daya yang dihasilkan oleh kincir (Pout) dengan daya teoritis (P) yang disediakan oleh angin sehingga dapat di peroleh persamaan sebagai berikut:
P P
Cp = out
( 2.4 ) dengan :
Cp = Koefisien daya kincir
Pout = Daya yang dihasilkan oleh Kincir ( watt ) P = Daya teoritis ( watt )
2.3.5 Perhitungan Tip Speed Ratio (TSR)
Perhitungan tsr didapatkan dengan rumus sebagai berikut: tsr =
∞
V Dn 60
π
(2.5)
dengan :
tsr = tip speed ratio
n = kecepatan tangensial atau kecepatan yang tegak lurus kincir (m/s) D = diameter kincir (m)
14
3.1. SKEMA ALAT
Berikut ini adalah gambar kincir Savonius dengan tiga sudu lurus yang di gunakan dalam penelitian :
15
Berikut ini adalah keterangan gambar kincir Savonius dengan tiga sudu datar : 1. Poros
Poros yang digunakan merupakan poros pejal dengan diameter 16 mm dan panjang 1290 mm . Poros tersebut berfungsi sebagai tumpuan kincir saat didirikan dan berputar.
2. Penutup Atas
Penutup atas terbuat dari bahan mika, penutup atas berfungsi untuk menahan angin agar tetap mendorong sudu dan tidak terhambur keluar tepi atas kincir. Penutup atas mempunyai diameter yang sama dengan diameter luar kincir yaitu 500 mm.
Gambar 3.3 Penutup atas kincir
1290
3. Penahan bilah sudu
Penahan sudu mengunakan baut dengan diameter 12 mm. Fungsinya untuk menahan sudu saat terbuka agar sudu tidak membuka 180o, jika sudu membuka 180o maka sudu tidak dapat berbalik lagi karena terdorong angin, itu berarti di tengah sudu terdapat lubang yang membuat angin lolos dan tidak termanfaatkan secara maksimal.
4. Dudukan poros sudu
Dudukan ini terbuat dari kayu, fungsi dari dudukan ini adalah sebagai dudukan atau tempat menempelnya poros pada sudu, dan sebagai penghubung antara sudu-sudu dengan poros utama.
17
Gambar 3.5 Dudukan poros sudu pada kincir
5. Poros penahan sudu
Poros penahan terbuat dari besi cor dengan diameter 8 mm. Fungsinya untuk menahan agar poros sudu atas dan bawah tetap sejajar atau dengan kata lain untuk menahan beban puntir pada kincir akibat dorongan angin.
Gambar 3.6 Poros penahan sudu pada kincir 31
120o
6. Sudu
Pada kesempatan ini kincir yang dibuat adalah kincir Savonius dengan sudu datar. Sudu terbuat dari mika yang mempunyai beban yang ringan, berfungsi untuk mempermudah saat sudu membuka dan menutup. Panjang sudu adalah 0,6 m dengan jari-jari 0,07 m.
Gambar 3.7 Sudu datar pada kincir
7. Poros sudu
Poros sudu berfungsi untuk tumpuan sudu saat berputar dan berfungsi sebagai penghubung antara sudu dengan poros utama. Terbuat dari besi cor dengan diameter 8 mm.
Gambar 3.8 Poros sudu
620
19
8. Penutup bawah
Penutup bawah bahan dan ukurannya sama, fungsinya pun sama dengan penutup atas yaitu untuk menahan angin agar tidak terhempas keluar melewati tepi bawah kincir.
Gambar 3.9 Penutup bawah kincir
9. Lubang pena penahan poros
Lubang pena penahan poros adalah lubang yang dibuat untuk menghubungkan kincir dengan generator. Pada kincir ini lubang dibuat dengan dimeter 8 mm.
3.2. LANGKAH PENELITIAN
Berikut ini adalah langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian : a. Kincir angin dipasang didalam terowongan angin.
b. Pada poros atas kincir diberi bantalan agar putarannya menjadi ringan, kemudian bagian bawah poros dihubungkan dengan generator.
c. Selanjutnya generator diberi beban berupa lampu.
d. Di depan kincir angin dipasang anemometer untuk mengetahui kecepatan angin yang melewati terowongan angin.
e. Setelah semua siap, blower dihidupkan untuk menghisap angin masuk kedalam terowongan angin.
f. Ketika generator berputar maka lampu akan menyala sehingga dapat diukur tegangan dan arusnya seperti pada Gambar 3.11.
g. Bersamaan dengan pengukuran tegangan dan arus, diukur juga putaran porosnya menggunakan tachometer.
21
h. Jalannya percobaan a-g dilakukan berulang dengan variasi kecepatan angin yaitu dari kecepatan angin terkecil kincir bisa berputar sampai kecepatan maksimal kincir mampu berputar (3-6,5 m/s). Pada setiap variasi kecepatan angin dilakukan 20 kali pengambilan data.
3.3.PERALATAN PENELITIAN
Peralatan yang digunakan dalam penelitian adalah : 1. Generator
Alat ini berfungsi sebagai alat yang mengubah gaya gerak menjadi listrik. Generator menghasilkan arus listrik dan tegangan listrik yang digunakan untuk mencari besar daya yang dikeluarkan.
2. Tachometer
Alat ini digunakan untuk mengukur putaran poros. Tachometer yang digunakan tachometer jenis digital light tachometer, yang prinsip kerjanya dengan memancarkan sinar untuk membaca sensor yang berupa pemantul cahaya (contoh aluminium foil) yang dipasang pada poros. 3. Wind Tunnel ( terowongan angin )
4. Fan / Blower
Alat ini menghisap angin yang akan disalurkan melalui terowongan angin
5. Multimeter
Alat ukur untuk mengukur kelistrikan pada beban yang diberikan. 6. Lampu
Lampu ini berfungsi sebagai beban dalam pengukuran tegangan dan arus dari generator.
7. Anemometer
Anemometer ini berfungsi sebagai alat pengukur kecepatan angin.
3.4.ANALISA DATA
Data yang diambil dari percobaan ini adalah sebagai berikut : a. Putaran poros kincir yang dihasilkan ( rpm ).
b. Tegangan dan arus listrik pada lampu. (VL) dan (IL)
c. Kecepatan angin (V∞) yang digunakan didapat dari pengukuran anemometer yang diletakan di depan terowongan angin
d. Pout diperoleh dari pengkalian tegangan (VL) dan arus (IL) listrik yang
dihasilkan dari lampu.
23
f. Untuk mencari torsi didapat dari hasil perkalian 30 dibagi 3,14 dengan hasil pembagian putaran poros kincir terhadap daya yang dihasilkan oleh kincir, pada Persamaan 2.2.
24
4,1 Data Penelitian dan Perhitungan Data
Berikut ini adalah data - data yang diperoleh dari hasil penelitian,kita akan mengetahui data yang telah diambil dengan variasi kecepatan antara 3 m/s – 6,5 m/s.
4.1.1 Kincir Savonius tiga sudu lurus dengan variasi kecepatan angin 3 m/s.
Setelah melakukan pengambilan data,maka kita dapat melakukan perhitungan dengan menggunakan persamaan yang tercantum pada Bab 2.
4.1.1.1 Daya masuk yang disediakan oleh angin
Data 1 diketahui :
ρ= 1,225 kg/m3 V = 3 m/det
Mencari luas frontal penampang kincir ( A ) A = diameter x tinggi
25
Mencari daya masuk ( Pin )
3
2 1
AV P= ρ
P = 0,5 ×1,225 kg/m3 ×0,3× (3m/det)3 = 4,86 W
4.1.1.2 Daya yang dihasilkan oleh kincir
Data 1 diketahui : V = 2,3 volt I = 0,36 ampere
Dari Persamaan (2.3) ,maka dapat dihitung : I
V Pout = .
= 2,3 V × 0,36 A = 0,828 W
4.1.1.3 Torsi yang dihasilkan oleh kincir
Data 1 diketahui : Pout = 0,828 W
n = 25,1 rpm
Dari Persamaan (2,2),maka dapat dihitung :
n P
M out
t = π ×
30
rpm watt Mt 1 , 25 828 , 0 14 , 3 30 × =
= 0,32 Nm
4.1.1.4 Koefisien daya kincir
Data 1 diketahui : Pout = 0,828 W
Pin = 4,86 W
Dari Persamaan (2.4) ,maka dapat dihitung :
in out p P P C = = 86 , 4 828 , 0 ×100 %
= 17,037 %
4.1.1.5 Tip Speed Ratio
Dengan Persamaan 2.5
tsr = ∞ V Dn 60 π
maka didapatkan hasil sebagai berikut:
27
4.2 Pengolahan Data Kincir Savonius tiga sudu lurus dengan variasi
kecepatan angin 3 m/s – 6,5 m/s.
Dengan cara perhitungan yang sama seperti pada kincir Savonius tiga sudu lurus dengan variasi kecepatan 3 m/s, maka diperoleh :
Tabel 4.1 Hasil pengamatan dan perhitungan Pin , Pout , torsi serta koefisien daya
yang dihasilkan oleh kincir ( Cp ) pada kecepatan angin 3 m/s.
NO v I n Pout Pin Cp Torsi tsr
volt ampere RPM watt watt % Nm
1 2,30 0,36 25,10 0,82 4,86 17,03 0,31 0,21 2 3,20 0,41 23,50 1,31 4,86 26,99 0,53 0,20 3 3,00 0,43 26,30 1,29 4,86 26,54 0,46 0,22 4 2,60 0,34 13,20 0,88 4,86 18,18 0,63 0,11 5 3,60 0,35 20,60 1,26 4,86 25,92 0,58 0,17 6 3,00 0,46 21,30 1,38 4,86 28,39 0,61 0,18 7 3,10 0,32 20,80 0,99 4,86 20,41 0,45 0,18 8 2,80 0,46 24,20 1,28 4,86 26,50 0,50 0,21 9 2,40 0,31 17,70 0,74 4,86 15,30 0,40 0,15 10 2,20 0,29 12,90 0,63 4,86 13,12 0,47 0,11 11 3,10 0,32 24,00 0,99 4,86 20,41 0,39 0,20 12 3,40 0,41 26,60 1,39 4,86 28,68 0,50 0,23 13 3,60 0,37 25,90 1,33 4,86 27,40 0,49 0,22 14 2,80 0,34 18,70 0,95 4,86 19,58 0,48 0,16 15 3,10 0,39 26,10 1,20 4,86 24,87 0,44 0,22 16 3,30 0,41 29,00 1,35 4,86 27,83 0,44 0,25 17 3,30 0,40 40,00 1,32 4,86 27,16 0,31 0,34 18 3,70 0,33 36,60 1,22 4,86 25,12 0,31 0,31 19 2,70 0,31 18,40 0,83 4,86 17,22 0,43 0,16 20 2,20 0,29 21,80 0,63 4,86 13,12 0,27 0,19
Tabel 4.2 Hasil pengamatan dan perhitungan Pin , Pout , torsi serta koefisien daya
yang dihasilkan oleh kincir ( Cp ) pada kecepatan angin 3,5 m/s.
v I n Pout Pin Cp Torsi tsr
NO
volt ampere RPM watt watt % Nm
1 3,60 0,37 32,10 1,33 7,71 17,25 0,39 0,23
2 3,90 0,40 34,00 1,56 7,71 20,21 0,43 0,25
3 4,00 0,41 34,40 1,64 7,71 21,25 0,45 0,25
4 4,10 0,37 39,90 1,51 7,71 19,65 0,36 0,29
5 3,80 0,37 34,90 1,40 7,71 18,21 0,38 0,26
6 3,80 0,32 35,80 1,21 7,71 15,75 0,32 0,26
7 3,50 0,39 31,10 1,36 7,71 17,68 0,41 0,23
8 3,70 0,45 33,20 1,66 7,71 21,57 0,47 0,24
9 3,70 0,43 34,60 1,59 7,71 20,61 0,43 0,25
10 3,60 0,32 32,40 1,15 7,71 14,92 0,33 0,24
11 3,10 0,33 31,00 1,03 7,71 13,25 0,31 0,23
12 3,20 0,39 38,20 1,24 7,71 16,17 0,31 0,28
13 3,40 0,32 33,20 1,08 7,71 14,09 0,31 0,24
14 3,60 0,34 36,90 1,22 7,71 15,86 0,31 0,27
15 3,20 0,32 35,00 1,02 7,71 13,26 0,27 0,26
16 3,50 0,34 34,30 1,19 7,71 15,41 0,33 0,25
17 3,50 0,31 32,30 1,08 7,71 14,05 0,32 0,24
18 3,60 0,36 34,30 1,29 7,71 16,79 0,36 0,25
19 3,70 0,38 36,60 1,40 7,71 18,21 0,36 0,27
20 3,00 0,29 23,50 0,87 7,71 11,27 0,35 0,17
29
Tabel 4.3 Hasil pengamatan dan perhitungan Pin , Pout , torsi serta koefisien daya
yang dihasilkan oleh kincir ( Cp ) pada kecepatan angin 4 m/s.
v I n Pout Pin Cp Torsi tsr
NO volt ampere RPM watt watt % Nm
1 4,30 0,44 47,90 1,89 11,52 16,42 0,37 0,31 2 4,40 0,41 54,90 1,80 11,52 15,65 0,31 0,35 3 4,50 0,43 47,30 1,93 11,52 16,79 0,39 0,30 4 4,60 0,43 49,60 1,97 11,52 17,17 0,38 0,32 5 4,70 0,41 48,10 1,92 11,52 16,72 0,38 0,31 6 4,50 0,42 48,10 1,89 11,52 16,40 0,37 0,31 7 4,80 0,44 55,00 2,11 11,52 18,33 0,36 0,35 8 4,90 0,45 51,50 2,20 11,52 19,14 0,40 0,33 9 4,70 0,42 49,00 1,97 11,52 17,13 0,38 0,32 10 4,70 0,46 52,70 2,16 11,52 18,76 0,39 0,34 11 4,60 0,43 48,90 1,97 11,52 17,17 0,38 0,31 12 4,60 0,42 50,70 1,93 11,52 16,77 0,36 0,33 13 4,30 0,43 48,30 1,84 11,52 16,05 0,36 0,31 14 4,80 0,47 53,20 2,25 11,52 19,58 0,40 0,34 15 4,90 0,44 50,80 2,15 11,52 18,71 0,40 0,33 16 4,70 0,42 47,60 1,97 11,52 17,13 0,39 0,31 17 4,80 0,42 47,80 2,01 11,52 17,50 0,40 0,31 18 4,60 0,46 45,10 2,11 11,52 18,36 0,44 0,29 19 5,20 0,46 54,10 2,39 11,52 20,76 0,42 0,35 20 4,80 0,44 47,80 2,11 11,52 18,33 0,42 0,31
Tabel 4.4 Hasil pengamatan dan perhitungan Pin , Pout , torsi serta koefisien daya
yang dihasilkan oleh kincir ( Cp ) pada kecepatan angin 4,5 m/s.
v I n Pout Pin Cp Torsi tsr
NO volt ampere RPM watt watt % Nm
1 4,10 0,33 71,00 1,35 16,40 8,24 0,18 0,41
2 3,90 0,38 62,00 1,48 16,40 9,03 0,22 0,36
3 4,20 0,38 78,00 1,59 16,40 9,73 0,19 0,45
4 4,10 0,33 66,00 1,35 16,40 8,24 0,19 0,38
5 4,10 0,36 70,00 1,47 16,40 8,99 0,20 0,40
6 4,30 0,37 65,90 1,59 16,40 9,69 0,23 0,38
7 3,80 0,32 60,50 1,21 16,40 7,41 0,19 0,35
8 4,1 0,30 65,40 1,23 16,40 7,49 0,17 0,38
9 3,70 0,34 66,60 1,25 16,40 7,66 0,18 0,38
10 3,70 0,32 54,50 1,18 16,40 7,21 0,20 0,31
11 4,30 0,35 80,80 1,50 16,40 9,17 0,17 0,46
12 4,20 0,32 58,70 1,34 16,40 8,19 0,21 0,34
13 4,10 0,31 61,30 1,27 16,40 7,74 0,19 0,35
14 4,00 0,32 60,60 1,28 16,40 7,80 0,20 0,35
15 4,30 0,34 77,00 1,46 16,40 8,91 0,18 0,44
16 4,00 0,34 64,60 1,53 16,40 9,32 0,22 0,37
17 4,40 0,36 68,30 1,58 16,40 9,65 0,22 0,39
18 4,20 0,31 67,50 1,30 16,40 7,93 0,18 0,39
19 4,10 0,28 69,00 1,14 16,40 6,99 0,15 0,40
20 4,20 0,32 71,00 1,34 16,40 8,19 0,18 0,41
31
Tabel 4.5 Hasil pengamatan dan perhitungan Pin , Pout , torsi serta koefisien daya
yang dihasilkan oleh kincir ( Cp ) pada kecepatan angin 5 m/s.
v I n Pout Pin Cp Torsi tsr
NO volt ampere RPM watt watt % Nm
1 3,70 0,26 72,70 0,96 22,50 4,27 0,12 0,38
2 3,80 0,27 73,70 1,02 22,50 4,56 0,13 0,38
3 4,30 0,24 73,70 1,03 22,50 4,58 0,13 0,38
4 3,40 0,37 73,60 1,25 22,50 5,59 0,16 0,38
5 4,40 0,34 77,50 1,49 22,50 6,64 0,18 0,40
6 3,70 0,31 73,40 1,14 22,50 5,09 0,14 0,38
7 2,50 0,32 74,50 0,80 22,50 3,55 0,10 0,38
8 3,20 0,23 75,10 0,73 22,50 3,27 0,09 0,39
9 3,90 0,30 72,30 1,17 22,50 5,20 0,15 0,37
10 4,20 0,23 75,90 0,96 22,5 4,29 0,12 0,39
11 4,60 0,22 75,10 1,01 22,50 4,49 0,12 0,39
12 3,20 0,21 78,90 0,67 22,50 2,98 0,08 0,41
13 3,40 0,24 73,10 0,81 22,50 3,62 0,10 0,38
14 3,90 0,22 74,70 0,85 22,50 3,81 0,10 0,39
15 3,50 0,21 73,90 0,75 22,50 3,26 0,09 0,38
16 3,40 0,24 73,50 0,81 22,50 3,62 0,10 0,38
17 3,60 0,29 74,60 1,04 22,50 4,64 0,13 0,39
18 3,40 0,29 72,70 0,98 22,50 4,38 0,12 0,38
19 3,40 0,25 72,90 0,85 22,50 3,77 0,11 0,38
20 3,20 0,23 71,30 0,73 22,50 3,27 0,09 0,37
Tabel 4.6 Hasil pengamatan dan perhitungan Pin , Pout , torsi serta koefisien daya
yang dihasilkan oleh kincir ( Cp ) pada kecepatan angin 5,5 m/s.
NO V I n Pout Pin Cp Torsi Tsr
volt ampere RPM watt watt % Nm
1 3,20 0,16 79,70 0,51 29,94 1,70 0,06 0,37
2 3,60 0,47 85,10 1,69 29,94 5,64 0,18 0,40
3 4,60 0,21 84,40 0,96 29,94 3,22 0,10 0,40
4 3,60 0,18 83,70 0,64 29,94 2,16 0,07 0,39
5 2,90 0,18 88,70 0,52 29,94 1,74 0,05 0,42
6 3,00 0,28 87,30 0,84 29,94 2,80 0,09 0,41
7 3,50 0,21 85,00 0,73 29,94 2,45 0,08 0,40
8 5,10 0,27 81,50 1,37 29,94 4,59 0,16 0,38
9 2,70 0,24 87,30 0,64 29,94 2,16 0,07 0,41
10 2,80 0,21 86,50 0,58 29,94 1,96 0,06 0,41
11 2,80 0,27 86,00 0,75 29,94 2,52 0,08 0,40
12 2,70 0,15 85,50 0,40 29,94 1,35 0,04 0,40
13 2,60 0,20 86,80 0,52 29,94 1,73 0,05 0,41
14 3,10 0,21 85,70 0,65 29,94 2,17 0,07 0,40
15 3,50 0,37 80,40 1,29 29,94 4,32 0,15 0,38
16 2,80 0,21 87,70 0,58 29,94 1,96 0,06 0,41
17 3,60 0,28 85,30 1,00 29,94 3,36 0,11 0,40
18 3,60 0,37 84,10 1,33 29,94 4,44 0,15 0,40
19 3,50 0,25 80,90 0,87 29,94 2,92 0,10 0,38
20 3,70 0,31 84,10 1,14 29,94 3,83 0,13 0,40
33
Tabel 4.7 Hasil pengamatan dan perhitungan Pin , Pout , torsi serta koefisien daya
yang dihasilkan oleh kincir ( Cp ) pada kecepatan angin 6 m/s.
N0 V I N Pout Pin Cp Torsi tsr
volt ampere RPM watt watt % Nm
1 3,20 0,24 98 0,76 38,88 1,97 0,07 0,42
2 3,30 0,23 94,10 0,75 38,88 1,95 0,07 0,41
3 3,50 0,28 96,60 0,98 38,88 2,52 0,09 0,42
4 3,40 0,32 99,10 1,08 38,88 2,79 0,10 0,43
5 3,60 0,41 102,30 1,47 38,88 3,79 0,13 0,44
6 3,70 0,35 95,30 1,29 38,88 3,33 0,12 0,41
7 3,90 0,31 100,70 1,20 38,88 3,10 0,11 0,43
8 3,20 0,38 96,90 1,21 38,88 3,12 0,11 0,42
9 4,10 0,35 97,10 1,43 38,88 3,69 0,14 0,42
10 3,90 0,32 95,20 1,24 38,88 3,20 0,12 0,41
11 3,90 0,31 98,80 1,20 38,88 3,10 0,11 0,43
12 4,20 0,33 96,50 1,38 38,88 3,56 0,13 0,42
13 4,20 0,35 93,40 1,47 38,88 3,78 0,15 0,40
14 4,50 0,43 95,60 1,93 38,88 4,97 0,19 0,41
15 3,80 0,33 94,10 1,25 38,88 3,22 0,12 0,41
16 4,30 0,36 97,90 1,54 38,88 3,98 0,15 0,42
17 3,50 0,29 95,40 1,01 38,88 2,61 0,10 0,41
18 3,90 0,31 94,70 1,20 38,88 3,10 0,12 0,41
19 4,10 0,23 102,70 0,94 38,88 2,42 0,08 0,44
20 4,20 0,25 95,20 1,05 38,88 2,70 0,10 0,41
Tabel 4.8 Hasil pengamatan dan perhitungan Pin , Pout , torsi serta koefisien daya
yang dihasilkan oleh kincir ( Cp ) pada kecepatan angin 6,5 m/s.
NO V I n Pout Pin Cp Torsi tsr
volt ampere RPM watt watt % Nm
1 4,60 0,21 109,60 0,96 49,43 1,95 0,08 0,44
2 2,30 0,26 112,10 0,59 49,43 1,20 0,05 0,45
3 3,00 0,40 115,60 1,20 49,43 2,42 0,09 0,46
4 2,80 0,32 109,10 0,89 49,43 1,81 0,07 0,43
5 3,70 0,30 110,70 1,11 49,43 2,24 0,09 0,44
6 3,20 0,23 111,20 0,73 49,43 1,48 0,06 0,44
7 2,70 0,31 109,20 0,83 49,43 1,69 0,07 0,43
8 2,60 0,33 108,60 0,85 49,43 1,73 0,07 0,43
9 3,60 0,29 108,10 1,04 49,43 2,11 0,09 0,43
10 3,50 0,48 108,40 1,68 49,43 3,39 0,14 0,43
11 2,70 0,38 109,30 1,02 49,43 2,07 0,08 0,44
12 3,90 0,32 106,60 1,24 49,43 2,52 0,11 0,42
13 3,30 0,37 108,30 1,22 49,43 2,47 0,10 0,43
14 3,50 0,44 103,60 1,54 49,43 3,11 0,14 0,41
15 3,40 0,38 108,50 1,29 49,43 2,61 0,11 0,43
16 3,60 0,41 108,80 1,47 49,43 2,98 0,12 0,43
17 3,10 0,36 107,90 1,11 49,43 2,25 0,09 0,43
18 3,40 0,33 105,80 1,12 49,43 2,26 0,10 0,42
19 4,40 0,46 105,40 2,02 49,43 4,09 0,18 0,42
20 4,50 0,44 108,40 1,98 49,43 4,00 0,17 0,43
rata-rata 2,42 0,10 0,43
4.3 Analisis Data
35
4.3.1Grafik Hubungan Kecepatan Angin Dengan Koefisien Daya
Berikut ini adalah grafik hubungan kecepatan angin (V∞) dengan koefisien daya kincir (Cp) :
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
3 3.5 4 4.5 5 5.5 6 6.5 7
Kecepatan angin (m /s)
K o ef isi e n d aya %
Gambar 4.1 Grafik hubungan kecepatan angin dengan koefisien pada kincir.
4.3.2 Grafik Hubungan Kecepatan Angin Dengan Torsi
Berikut ini adalah grafik hubungan kecepatan angin (V∞) dengan torsi kincir (Mt) :
0.09 0.11 0.13 0.15 0.17 0.19 0.21 0.23 0.25 0.27 0.29 0.31 0.33 0.35 0.37 0.39 0.41 0.43 0.45 0.47 0.49 0.51
3 3.5 4 4.5 5 5.5 6 6.5 7 7.5 8
Kecepatan angin (m/s)
Tor s i ( N m )
Gambar 4.2 Grafik hubungan kecepatan angin dengan torsi yang dihasilkan kincir.
37
4.3.3 Grafik Hubungan Kecepatan Angin dengan Koefisien Daya
terhadap Kincir Angin Sejenis
Pada penelitian ini ada 4 kincir angin sejenis yang berbeda variasi pada sudunya yaitu kincir angin tipe Savonius dengan 4 sudu datar, kincir angin tipe Savonius dengan 3 sudu datar, kincir angin tipe Savonius dengan 3 sudu lengkung, dan kincir angin Savonius dengan 4 sudu lengkung. Dari ke 4 kincir ini yang penulis teliti adalah kincir angin jenis Savonius dengan 3 sudu datar.
Berikut ini adalah grafik perbandingan koefisien daya dengan kecepatan angin pada ke-4 kincir :
0 5 10 15 20 25 30
0 2 4 6 8
kecepatan angin (m/s)
k o e fis ie n d a y a %
kincir 3 sudu datar kincir 4 sudu datar
Gambar 4.3 Grafik hubungan kecepatan angin dengan koefisien daya yang dihasilkan kincir.
dihasilkan cenderung lebih besar sehingga efisiensinya meningkat. Persamaan yang digunakan untuk kincir angin 3 sudu datar adalah y = 1,6536x2.21,829x + 73.961. R2 = 0,9367 dan untuk kincir angin 4 sudu datar adalah y = 1,845x2 – 22,615x = 70,008. R2 = 0,9586.
4.3.4 Grafik Hubungan Kecepatan Angin dengan Torsi terhadap
Kincir Angin Sejenis
0 0.050.1 0.150.2 0.250.3 0.350.4 0.450.5 0.550.6 0.650.7
2.5 3 3.5 4 4.5 5 5.5 6 6.5 7 7.5
Kecepatan angin (m/s)
Tor
si
(
N
m
)
4 sudu datar 3 sudu lurus
Poly. ( 3 sudu lurus) Poly. (4 sudu datar)
Gambar 4.4 Grafik hubungan kecepatan angin dengan koefisien daya yang dihasilkan kincir.
39
yang dihasilkan semakin besar, torsi terbesar yang dihasilkan adalah sebesar 0,45 Nm. Persamaan yang digunakan untuk kincir angin 4 sudu datar adalah y = 0.0339x2 - 0.4322x + 1.4727. R2 = 0.9174 dan untuk kincir angin 3 sudu datar adalah y = 0.0412x2 - 0.4922x + 1.4983. R2 = 0.8703.
4.3.5 Grafik Hubungan koefisien daya dengan tsr
0 5 10 15 20 25 30
0.07 0.08 0.09 0.1 0.11 0.12 0.13 0.14 0.15 0.16 0.17 0.18
tsr K o e fis ie n d a y a ( % )
Gambar 4.5 Grafik hubungan koefisien daya dengan tip speed ratio.
40
5.1 Kesimpulan
Dari penelitian dan perhitungan yang telah dilakukan,maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Semakin besar kecepatan angin maka koefisien daya yang dihasilkan semakin kecil. Koefisien Daya paling besar diperoleh pada tsr 0,07 atau pada kecepatan angin 3 m/s yaitu sebesar 22,5 %. Semakin besar kecepatan angin maka torsi yang dihasilkan juga semakin kecil. Torsi paling besar adalah 0,45 Nm pada kecepatan angin 3 m/s.
2. Dari grafik hubungan tsr dengan koefisien daya, dapat disimpulkan bahwa semakin besar tsr maka semakin kecil koefisien daya pada kincir.
41
5.2 Saran
Adapun saran untuk pihak yang akan mengembangkan penelitian pada bidang ini adalah :
1. Membuat variasi bentuk sudu atau jumlah sudu dengan model yang berbeda agar dapat mengetahui efisiensi kincir yang paling baik.
2. Bahan yang digunakan sebaiknya lebih ringan agar mendapat kecepatan angin yang lebih rendah dan torsi yang kecil.
3. Pada saat percobaan dimulai sebaiknya peralatan yang akan digunakan berfungsi dengan semestinya. Perlu dilakukan pengecekan penahan sudu setiap selesai pengambilan data.
Djojodihardjo, H. dan Molly, J.P. 1983. Wind Energy System. Penerbit Alumni. Bandung.
Fox, J.A. 1982. An Introduction to Engineering Fluid Mechanics. Ed-2, The Macmillan Press Ltd. London
Setyadhy, N. 2009. Modifikasi Sudu Pada Kincir Angin Tipe Savonius Empat sudu Datar. Tugas Akhir Tek. Mesin FST, USD, Yogyakarta.
Kadir, A. 1995. Energi: Sumber Daya, Inovasi, Tenaga Listrik dan Potensial Ekonomi. Penerbit Universitas Indonesia. Jakarta.
Sachs, P. 1978. Wind Forces in Engineering, Ed-2, Pergamon Press. Great Britain. http://id.wikipedia.org/wiki/turbin_angin