• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROSES BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS PARADIGMA PEDAGOGI REFLEKTIF DI KELAS IV SD KANISIUS WIROBRAJAN Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan PGSD

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PROSES BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS PARADIGMA PEDAGOGI REFLEKTIF DI KELAS IV SD KANISIUS WIROBRAJAN Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan PGSD"

Copied!
118
0
0

Teks penuh

(1)

KANISIUS WIROBRAJAN

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan PGSD

Disusun oleh :

Nama : Christina Tri Lestari NIM : 091134240

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(2)

i

PROSES BELAJAR DALAM MATA PELAJARAN MATEMATIKA

BERBASIS PARADIGMA PEDAGOGI REFLEKTIF PADA SISWA

KELAS IV SD KANISIUS WIROBRAJAN TAHUN PELAJARAN

2010/2011

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan PGSD

Disusun oleh :

Nama : Christina Tri Lestari

NIM : 091134240

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(3)
(4)
(5)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Dengan penuh rasa syukur kupersembahkan karyaku ini untuk : Allah Bapa,Yesus dan Bunda Maria yang selalu menyertai hari-hariku baik

dalam suka maupun duka. Keluargaku yang tercinta;

Ibuku Theresia Punijah, Ayahku Yohanes Sarono dan teman dekatku Agustinus Filianto Kartika, serta kakek,nenek sahabat-sahabat yang selalu aku miliki Rike,Wulan, Mbak Aghata, Bu tiwi.

(6)
(7)
(8)

vii

ABSTRAK

Tri Lestari, Christina, 2011. Proses Belajar dalam Mata Pelajaran Matematika yang Berbasis Paradigma Pedagogi Reflektif pada Siswa Kelas IV SD Kanisius Wirobrajan. Skripsi. Program Studi PGSD, Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Mendiskripsikan proses belajar siswa dalam pembelajaran pada topik”menjumlahkan berbagi jenis pecahan” menggunakan model pembelajaran berbasis Paradigma Pedagogi Reflektif, (2) Mendiskripsikan sejauh mana proses tersebut sesuai dengan karakteristik model pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kualitatif. Data yang dikumpulkan bersifat kualitatif, yang berkaitan dengan pembelajaran di dalam kelas. Berdasarkan data tersebut diungkap proses belajar siswa dalam pembelajaran matematika di SD yang mengupayakan penggunaan Paradigma Pedagogi Reflektif. Subyek penelitian adalah siswa kelas IV B SD Kanisius Wirobrajan pada saat melakukan kegiatan belajar-mengajar pada topik penjumlahan pecahan. Penelitian ini dilaksanakan pada kelas IV B SD Kanisius Wirobrajan selama empat kali pertemuan yang dimulai pada tanggal 04 April 2011 sampai dengan 19 April 2011. Pengumpulan data diperoleh dengan cara merekam kegiatan pembelajaran menggunakan ‘handy-cam’. Data-data yang dihasilkan dianalisis melalui proses analisis data yaitu (1) transkripsi, 2) penentuan topik-topik data, (3) penentuan kategori data, dan (4) penarikan kesimpulan.

(9)

viii

ABSTRACT

Tri Lestari, Christina, 2011. Student Learning in Subject-Based Mathematics Pedagogy Reflective Paradigm. Thesis. PGSD Studies Program, Faculty of Teacher Training and Science Education, Sanata Dharma University, Yogyakarta

This study aims to: (1) describe the learning process of students in learning on the topic of "aggregating different types of fractions" using a learning model using Reflective Pedagogical Paradigm, (2) describe the extent to which the process according to the characteristics of the learning model Reflective Pedagogical Paradigm.

This research is a type of qualitative descriptive study. The data collected is qualitative, relating to learning in the classroom. Based on these data revealed students' learning process in learning mathematics in elementary school who sought the use of Reflective Pedagogy Paradigm. Subjects were elementary school students in grade IV B Kanisius Wirobrajan at the time of teaching and learning activities on the topic of the sum of fractions. The research was conducted on a class IV B SD Kanisius Wirobrajan for four sessions which began on April 4, 2011 until 19 April 2011. The collection of data obtained by recording the activity of learning to use the 'handy-cam'. The resulting data were analyzed through the process of data analysis: (1) transcription, 2) determining the topics of data, (3) determining the categories of data, and (4) drawing conclusions.

(10)

ix

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang

telah melimpahkan berkat dan rahmatNya, sehingga penulis skripsi dengan judul

“ Proses Belajar dalam Mata Pelajaran Matematika Berbasis Paradigma Pedagogi

Reflektif pada Siswa Kelas IV SD Kanisius Wirobrajan Tahun Ajaran 2010/2011”

ini dapat diselesaikan dengan baik oleh penulis. Skripsi ini ditulis sebagai salah

satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan di Program Studi PGSD,

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Selama penulisan skripsi ini, banyak pihak yang telah membantu dan

membimbing penulis. Oleh sebab itu melalui kesempatan ini penulis

mengucapkan terima kasih atas selesainya penyusunan skripsi ini, kepada:

1. Bapak Drs. T. Sarkim, M. Ed, Ph.D. selaku Dekan FKIP Universitas Sanata

Dharma

2. Bapak Drs. Puji Purnomo, M.Si selaku Kaprodi PGSD Sanata Dharma

Yogyakarta yang telah memberikan dukungan selama penulisan skripsi.

3. Bapak Dr. Susento, MS. selaku dosen pembimbing yang telah bersedia

memberi saran, kritik, meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk

membimbing dan mengarahkan penulis.

4. Bapak Drs.Y. B. Adimassana, M. A. selaku dosen pembimbing yang telah

bersedia memberi saran, kritik, meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk

membimbing dan mengarahkan penulis

5. Segenap Dosen dan Staf Sekretariat Prodi PGSD Sanata Dharma Yogyakarta

(11)

x

6. Bapak Hr. Klidiatmoko selaku Kepala Sekolah SD Kanisius Wirobrajan yang

telah memberi ijin untuk melaksanakan penelitian di SD Kanisius Wirobrajan.

7. Bapak Thomas Heri Supriyono selaku guru kelas IVB SD Kanisius

Wirobrajan yang sudah memberikan waktu, pikiran dan tenaga untuk

membantu dalam penelitian.

8. Siswa kelas IVB SD Kanisius Wirobrajan tahun ajaran 20010/2011 yang

sudah memberikan waktunya sebagai subjek dalam penelitian.

9. Keluarga tercinta yang selalu mengasihiku dan memberikan dukungan dalam

setiap langkahku.

10.Rekan satu tim penelitian yang selalu memberikan bantuan, kritik dan saran

selama proses penelitian dan selama penulisan skripsi ini.

11.Teman-teman PGSD SI sore angkatan 2009 yang sudah memberikan

dukungan, persahabatan, dan kebahagiaan.

12.Semua pihak yang telah membantu menyelesaikan penulisan skripsi ini.

Penulis mengakui bahwa penulisan Skripsi ini masih jauh dari kata

sempurna, oleh karena itu penulis akan menerima dengan senang hati segala kritik

dan saran yang bersifat membangun. Akhir kata, semoga penulisan Skripsi ini

bermanfaat bagi para pembaca,

Yogyakarta, 20 Juli 2011

(12)

xi

DAFTAR ISI

Hal.

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN PERSETUJUAN... ii

HALAMAN PENGESAHAN... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA... v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA vi ABSTRAK... vii

ABSTRACT... viii

KATA PENGANTAR... ix

DAFTAR ISI... xi

DAFTAR TABEL... xiv

DAFTAR CUPLIKAN TRANSKIP... xv

DAFTAR LAMPIRAN... xvii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1

B. Pembatasan Masalah... 4

C. Perumusan Masalah ... 4

D. Batasan Pengertian ... 4

E. Tujuan Penelitian ... 5

(13)

xii BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian Proses Belajar ... 7

B. Tahap Belajar ………... 8

C. Paradigma Pedagogi Reflektif... 13

D. Keterkaitan Model Pembelajaran PPR dalam Soal yang Berkaitan dengan Pecahan... 15 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian... 17

B. Waktu dan Tempat Penelitian... 17

C. Subyek Penelitian ... 18

D. Obyek Penelitian... 18

E. Prosedur Penelitian... 18

BAB IV ANALISIS DATA PENELITIAN A. Pelaksanaan Penelitian... 20

B. Analisis Data 26 1. Transkripsi Data... 26

2. Topik Data... 27

3. Kategori Data... 29

BAB V HASIL PENELITIAN A. Rangkaian Kegiatan Subjek Pertemuan I ..………. 31

B. Rangkaian Kegiatan Subjek Pertemuan II...……… 38

C. Rangkaian Kegiatan Subjek Pertemuan III....………. 44

(14)

xiii

E. Kesesuaian Rangkaian Kegiatan Subjek dengan Prinsip-prinsip PPR 49

BAB VI PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

A. Tahapan Proses belajar... 50

B. Kegiatan Pendahuluan... 51

C. Kegiatan Guru Memfasilitasi Peserta Didik Untuk Memperoleh

Pengalaman yang Bermakna ... 51

BAB VII PENUTUP

A. Kesimpulan ... 53

B. Saran ... 57

DAFTAR PUSTAKA... 58

(15)

xiv

DAFTAR TABEL

Hal.

Tabel 4.1 Topik Data Rangkaian Kegiatan Subjek Pertemuan I 27

Tabel 4.2 Topik Data Rangkaian Kegiatan Subjek Pertemuan II 28

Tabel 4.3 Topik Data Rangkaian Kegiatan Subjek Pertemuan III 28

Tabel 4.4 Kategori Data Rangkaian Kegiatan Subjek Pertemuan I 29

Tabel 4.6 Kategori Data Rangkaian Kegiatan Subjek Pertemuan II 30

Tabel 4.7 Kategori Data Rangkaian Kegiatan Subjek Pertemuan III 30

Tabel 5.1 Garis Besar Rangkaian Kegiatan Subjek pada Pertemuan I 31

Tabel 5.2 Garis Besar Rangkaian Kegiatan Subjek pada Pertemuan II 38

Tabel 5.3 Garis Besar Rangkaian Kegiatan Subjek pada Pertemuan III 44

(16)

xv

DAFTAR CUPLIKAN TRANSKIPSI

Hal.

Cuplikan 1 dari Transkip Pertemuan I ... 32

Cuplikan 2 dari Transkip Pertemuan I ... 33

Cuplikan 3 dari Transkip Pertemuan I ... 34

Cuplikan 4 dari Transkip Pertemuan I ... 35

Cuplikan 5 dari Transkip Pertemuan I ... 35

Cuplikan 6 dari Transkip Pertemuan I ... 36

Cuplikan 7 dari Transkip Pertemuan I ... 37

Cuplikan 8 dari Transkip Pertemuan I ... 37

Cuplikan 1 dari Transkip Pertemuan II ... 39

Cuplikan 2 dari Transkip Pertemuan II ... 40

Cuplikan 3 dari Transkip Pertemuan II ... 40

Cuplikan 4 dari Transkip Pertemuan II ... 41

Cuplikan 5 dari Transkip Pertemuan II ... 42

Cuplikan 6 dari Transkip Pertemuan II ... 42

Cuplikan 7 dari Transkip Pertemuan II ... 43

Cuplikan 1 dari Transkip Pertemuan III ... 45

Cuplikan 2 dari Transkip Pertemuan III ... 45

Cuplikan 3 dari Transkip Pertemuan III ... 45

Cuplikan 4 dari Transkip Pertemuan III ... 46

Cuplikan 5 dari Transkip Pertemuan III ... 46

(17)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Hal.

Lampiran 1 Silabus

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ... 59

Lembar Evaluasi Belajar ... 63

Lembar Kerja Siswa ... 75

Soal Ulangan ... 84

Lembar refleksi siswa 88 Lampiran 2 Transkripsi Data Transkripsi Data Pertemuan I ... 89

Transkripsi Data Pertemuan II ... 91

Transkripsi Data Pertemuan III ... 95

Lampiran 3 Surat bukti telah melakukan penelitian

(18)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Matematika adalah salah satu ilmu dasar, yang semakin dirasakan interkasinya dengan bidang-bidang ilmu lainnya seperti ekonomi dan teknologi. Peran matematika sangat penting bagi kehidupan manusia. Ilmu matematika sekarang ini masih banyak digunakan dalam berbagai bidang seperti bidang industri, asuransi, ekonomi, pertanian, dan di banyak bidang sosial maupun teknik. Mengingat peranan matematika yang semakin besar dalam tahun-tahun mendatang, tentunya banyak sarjana matematika yang sangat dibutuhkan yang sangat terampil, andal, kompeten, dan berwawasan luas, baik di dalam disiplin ilmunya sendiri maupun dalam disiplin ilmu lainnya yang saling menunjang. Maka peneliti akan menerapkan pembelajaran Matematika berbasis Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) khususnya kelas IVdi SD Kanisius Wirobrajan Yogyakarta.

(19)

lebih dasariah dari sekedar penguasaan materi, yaitu pembentukan karakter siswa yang dapat dicapai melalui kegiatan pembelajaran matematika.

Salah satu karakteristik matematika adalah mempunyai objek yang bersifat abstrak. Hal ini dapat menyebabkan banyak siswa mengalami kesulitan dalam matematika. Maka untuk mengatasi hal tersebut perlu membentuk karakter siswa melalui kegiatan pembelajaran matematika. Untuk membentuk karakter siswa dibutuhkan suatu ketrampilan untuk memahami dan menemukan suatu penyelesaian yang sedang siswa hadapi. Siswa perlu dilatih untuk memahami permasalahan yang sedang dihadapi dan dapat menemukan proses belajar yang baik guna meningkatkan pemahaman siswa. Dalam proses inilah siswa akan diajak untuk memperbaiki proses belajar dengan cara pengembangan karakter siswa dalam pembelajaran matematika. Proses belajar ini memuat konteks, pengalaman, refleksi, aksi dan evaluasi sehingga terjadi pembentukan karakter siswa melalui proses pembelajaran matematika.

(20)

Untuk mengatasi hal tersebut guru perlu memikirkan tentang solusi yang tepat dan menarik. Pembelajaran matematika harus dekat dengan anak dan kehidupan nyata sehari-hari. Perlu kiranya seorang guru yang mengajar matematika melakukan upaya yang dapat membuat proses belajar mengajar bermakna dan menyenangkan. Salah satunya dengan cara pembelajaran matematika berbasis PPR. Pembelajaran ini mengaitkan dan melibatkan lingkungan sekitar, pengalaman nyata yang pernah dialami siswa dalam kehidupan sehari-hari, siswa dapat melakukan refleksi dan aksi serta menjadikan matematika sebagai aktivitas siswa. Dengan penerapan berbasis PPR tersebut, siswa tidak harus dibawa ke dunia nyata, tetapi berhubungan dengan masalah situasi nyata yang ada dalam pikiran siswa. Jadi siswa diajak berfikir bagaimana menyelesaikan masalah yang mungkin atau sering dialami siswa dalam kesehariannya sehingga dapat merefleksikannya.

(21)

B. Pembatasan Masalah

Karena keterbatasan waktu dan luasnya materi peneliti membatasi materi dan proses pembelajaran yang akan digunakan untuk penelitian. Pada materi kelas IV dari beberapa macam kompetensi dasar. Di sini peneliti mengambil satu kompetensi dasar yaitu 6.1 menjumlahkan dan mengurangkan berbagai jenis pecahan. Selain itu peneliti mengambil model pembelajaran berbasis (Paradigma Pedagogi Reflektif) PPR dengan dibatasi pada lima langkah pembelajaran dalam PPR yaitu: konteks, pengalaman, refleksi, aksi, dan evaluasi.

C. Perumusan Masalah

Dilandasi latar belakang masalah dan beberapa pembatasan, masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana proses belajar dalam model pembelajaran PPR pada topik”menjumlahkan berbagai jenis pecahan” pada siswa kelas IV SD Kanisius Wirobrajan kelas IV Tahun Pelajaran 2010/2011?

2. Sejauh mana proses belajar tersebut sesuai dengan karakteristik model pembelajaran PPR?

D. Batasan Pengertian

Agar tidak mengalami penafsiran yang berbeda maka peneliti menulis batasan pengertian sebagai berikut:

(22)

2. Model pembelajaran PPR adalah suatu model pembelajaran dengan tujuan mengintegrasikan model pembelajaran denagan adanya kegiatan-kegiatan dalam proses pembelajaran yang meliputi lima langkah yaitu: konteks, pengalaman, refleksi, aksi, evaluasi.

3. Konteks adalah kesiapan murid untuk belajar, Konteks dapat berupa segala kemungkinan yang dapat membantu proses pembelajaran dan perkembangannya.

4. Pengalaman berarti kegiatan yang memuat pemahaman kognitif, afektif, dan psikomotorik yang diperoleh secara serasi dan seimbang.

5. Refleksi adalah suatu kegiatan meninjau kembali pengalaman, topik tertentu, gagasan, reaksi , spontan maupun yang direncanakan dari berbagai sudut pandang secara rasional dengan tujuan agar semakin mampu memahami maknanya secara penuh.

6. Aksi adalah perilaku yang mencerminkan pertumbuhan batin berdasarkan pengalaman yang telah direfleksikan.

7. Evaluasi adalah tindakan untuk mengetahui kemajuan yang dicapai dalam proses pembelajaran baik siswa maupun guru.

8. Pecahan adalah bilangan yang dinyatakan dalam bentuk b a

, a dan b

(23)

E. Tujuan Penalitian

Tujuan dari penelitian ini yaitu:

Sesuai dengan rumusannya, penelitian ini bertujuan untuk:

1. Mendiskripsikan proses belajar siswa dalam pembelajaran pada topik”menjumlahkan berbagi jenis pecahan” menggunakan model pembelajaran PPR di SD Kanisius Wirobrajan kelas IV semester genap tahun ajaran 2010/2011.

2. Mendiskripsikan sejauh mana proses tersebut sesuai dengan karakteristik model pembelajaran PPR.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini yaitu: 1. Bagi peneliti

Hasil penelitian ini dapat menambah wawasan tentang salah satu model pembelajaran yang dipakai untuk meningkatkan proses belajar siswa dalam menjumlahkan berbagai jenis pecahan.

2. Bagi guru

(24)

3. Bagi sekolah

Laporan penelitian dapat menambah satu bacaan yang ada dalam perpustakaan program studi, yang dapat dimanfaatkan untuk teman-teman mahasiswa.

4. Bagi siswa

(25)

8 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Proses Belajar

Sebelum peneliti menguraikan tentang pengertian proses belajar terlebih dahulu diuraikan tentang arti proses. Proses adalah runtutan perubahan (peristiwa) dalam perkembangan sesuatu (Balai Pustaka, 2002). Proses adalah jalannya suatu peristiwa atau langkah dari awal sampai akhir (Badudu dan Muhammad Zain,1996). Dari batasan pengertian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa proses adalah suatu perubahan yang langsung dari awal hingga akhir secara terus menerus yang saling berkaitan atau berhubungan dalam suatu ikatan untuk mencapai suatu tujuan.

Banyak orang beranggapan bahwa yang dimaksud belajar adalah mencari ilmu atau menuntut ilmu. Ada lagi yang secara lebih khusus mengartikan belajar adalah menyerap pengetahuan. Memang kalau kita bertanya kepada seseorang tentang apakah belajar itu, akan memperoleh jawaban yang bermacam-macam. Dengan kenyataan tersebut terdapatlah banyak definisi belajar. Menurut ( Hilgard 1948,Kingsley and Gerry,1957:12) belajar adalah proses di dalamnya terbentuk tingkah laku atau terjadi perubahan tingkah laku melalui praktek atau latihan. Jadi definisi proses belajar adalah tahapan perubahan perilaku kognitif, afektif, dan psikomotor yang terjadi pada diri siswa (Muhibin.2002:109).

(26)

guru sebagai pendidik dan siswa sebagai peserta didik dalam pengajaran dengan menggunakan sarana dan fasilitas pendidikan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapakan dalam kurikulum, sehingga sebagai tahapan perubahan perilaku kognitif, efektif dan psikomotorik yang terjadi dalam diri siswa.

Adapun tujuan proses belajar khususnya pelajaran matematika adalah:

1. Melatih cara berpikir dan menalar dalam pemecahan masalah yang berkaitan dengan matematika.

2. Mengembangkan aktivitas kreatif yang melibatkan imajinasi, penemuan dengan mengembangkan pemikiran, rasa ingin tahu, membuat prediksi dan dugaan serta mencoba-coba.

3. Mengembangkan kemampuan memecahkan masalah.

B. Pembelajaran Matematika

Pembelajaran matematika menurut Suyitno (2004:2) merupakan suatu proses atau kegiatan guru mata pelajaran matematika dalam mengajarkan matematika kepada siswanya, yang didalamnya terkandung upaya guru untuk menciptakan iklim dan pelayanan terhadap kemampuan, potensi, minat, bakat, dan kebutuhan siswa tentang matematika yang amat beragam agar terjadi interaksi optimal antara guru dengan siswa, serta antara siswa dengan siswa dalam mempelajari matematika tersebut.

Dalam bahasa latin, kata matematika berasal dari kata manthanein atau

mathema yang artinya belajar atau hal yang dipelajari. Sedangkan dalam bahasa

(27)

dengan penalaran. Ciri utama matematika adalah penalaran deduktif, yaitu kebenaran suatu konsep atau pernyataan diperoleh sebagai akibat logis dari kebenaran sebelumnya sehingga kaitan antar konsep atau pernyataan dalam matematika bersifat konsisten (Depdiknas, 2003). Matematika merupakan suatu kegiatan yang menekankan pada eksplorasi matematika, model berfikir yang matematik, dan pemberian tantangan atau masalah yang berkaitan dengan matematika siswa harus berfikir secara rasional dan sistematik.

Pecahan adalah bilangan yang dinyatakan dalam bentuk

b

a , a dan b adalah

bilangan bulat dan b tidak sama dengan nol.

1. Proses Belajar Dalam Pembelajaran Matematika

Menurut Syaiful Bahri Djamarah dalam bukunya Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru menyatakan bahwa ada tiga tahapan yang harus dilakukan guru dalam proses pembelajaran yaitu: persiapan / perencanaan, pelaksanaan, dan tahap penilaian / evaluasi.

a. Perencanaan Pembelajaran

(28)

Pada tahap persiapan atau prencanaan ini seorang guru harus mempunyai persiapan sebelum proses pembelajaran berlangsung agar proses pembelajarn yang dilaksanakan tersebut dapat berjalan secara efektif dan efisien dan dapat diberikan sesuai dengan waktu yang tersedia.

Perencanaan proses belajar berwujud dalam bentuk satuan pelajaran yang berisi rumusan tujuan pengajaran, bahan pengajaran, kegiatan belajar siswa, metode, dan alat bantu mengajar serta penilaian (Sriyono, 1992:13).

Agar proses belajar yang dilakukan antara guru dan murid dapat berjalan secara efektif dan efisien maka guru perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

1) Tujuan pengajaran

2) Ruang lingkup dan urutan bahan yang diberikan. 3) Sarana dan fasilitas pendidikan yang dimiliki. 4) Jumlah peserta didik yang akan mengikuti pelajaran. 5) Waktu jam pelajaran yang tersedia.

6) Sumber bahan pengajaran yang biasa digunakan.(Djamarah,1994:80). b. Pelaksanaan Pembelajaran

(29)

c. Tahap Penilaian

Penilaian hasil belajar harus dilakukan oleh setiap guru sebagai bagian dari tugasnya. Secara umum penilaian hasil belajar merupakan evaluasi hasil belajar dimaksudkan untuk melihat sejauh mana kemajuan belajar siswa dalam program pendidikan yang telah dilaksanakan. Dengan demikian keberhasilan siswa dapat diketahui dengan evaluasi yang dilakukan oleh guru. Penilaian hasil belajar adalah proses pemberian nilai terhadap hasil-hasil yang telah dicapai siswa dengan kriteria tertentu (Nana Sudjana,1997: 3).

Menurut Arno F. Wittig dalam bukunya Psikolgi Belajar (Muhibin.2002:109-110)dalam proses belajar siswa terdiri tiga tahapan, yaitu:

1. Tahap Perolehan/penerima informasi (acquisition)

Seorang siswa mulai menerima informasi sebagai stimulus dan melakukan respons terhadapnya, sehingga menimbulkan pemahaman dan perilaku baru.

2. Tahap mendapatkan informasi ( storage)

Pada tahap ini siswa secara otomatis akan mengalami proses penyimpanan pemahaman dan perilaku baru yang diperoleh ketika menjalani proses penerimaan informasi.

3. Tahap mendapatkan kembali informasi (retrieval)

(30)

memori berupa informasi, simbol, pemahaman, dan perilaku tertentu sebagai respons atas stimulus yang sedang dihadapi (Muhibin,2002:109-110).

B. Pengertian Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR)

PPR adalah singkatan dari Paradigma Pedagogi Reflektif. PPR merupakan nama lain dari PPI (Paradigma Pedagogi Ignatian). PPI mula-mula digunakan untuk memantapkan dan memperbaharui sistem pendidikan yang dikelola oleh Serikat Jesus tetap kemudian diubah menjadi PPR tanpa mengurangi ciri khas, inti, dan tujuan pendidikan yang menjadi asas dari PPI (TIM PPR 2010).

PPR adalah sebuah pola pikir yang berusaha menumbuh kembangkan pribadi siswa menjadi pribadi kristiani yang menjunjung tinggi nilai kemanusiaan. Dalam hal ini, pengalaman pribadi siswa menjadi dasar dalam pembelajaran. Berangkat dari pengalaman siswa, guru memberi rangsangan berupa pertanyaan kepada siswa agar siswa mampu merefleksikan pengalaman yang dimilikinya. Setelah merefleksikan, siswa difasilitasi dengan aksi siswa membuat niat dan berbuat sesuai dengan nilai kemanusiaan yang ditemukan secara pribadi maupun kelompok/bersama (TIM PPR 2010).

(31)

a. Dinamika Lima Langkah Pembelajaran Berbasis PPR: 1. Konteks

Secara sederhana konteks dapat diartikan sebagai kesiapan murid untuk belajar. Konteks dapat berupa segala kemungkinan yang dapat membantu proses pembelajaran dan perkembangannya. Dalam hal ini cura personalis menjadi sangat penting guna lebih mengenal siswa lebih dekat. Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk mengembangkan kesadaran konteks belajar yaitu :

a) Kehidupan siswa, meliputi keluarga, kelompok teman sebaya, keadaan sosial, ekonomi, musik, media, dan kenyataan hidup yang lain.

b) Keadaan sosio-ekonomis dan politik yang menjadi lingkup kehidupan siswa.

c) Suasana sekolah, yang meliputi norma-norma, harapan, relasi antar warga sekolah yang menciptakan suasana kehidupan sekolah. Suasana sekolah yang positif untuk proses belajar ditandai dengan adanya: perhatian terhadap mutu akademik, saling mempercayai, saling menhghargai, saling membantu, kompetisi yang sehat, dorongan untuk menjadi lebih baik.

d) Pengertian, keyakinan,sikap, dan nilai yang dibawa seorang sisiwa. Guru berusaha membantusiswa menyadari hal-hal dalam diri mereka yang dibawa ke sekolah.

2. Pengalaman

(32)

PPR berharap agar peserta didik sungguh-sungguh mengalami proses belajar, yang melibatkan aktivitas otak, hati, tubuh(indera), dan kehendak.

Pengalaman ada dua jenis, yaitu langsung dan tidak langsung. Pengalaman tidak langsung misalnya kegiatan di ruang kelas, membaca buku, melihat gambar, mencermati peta, menonton film, berdiskusi, dan sebagainya. Pengalaman langsung misalnya: kerja praktikum, mengerjakan tugas lapangan, berpartisipasi dalam sebuah kegiatan, melakukan kunjungan, mengadakan wawancara, dan sebagainya.

3. Refleksi

Pada dasarnya refleksi berarti meninjau kembali pengalaman, topik tertentu, gagasan, reaksi , spontan maupun yang direncanakan dari berbagai sudut pandang secara rasional dengan tujuan agar semakin mampu memahami maknanya secara penuh. Melalui refleksi kita berusaha menangkap makna yang lebih dalam dari suatu pengalaman. Refleksi yang benar selalu mengarahkan kita ke masa depan, yakni pembentukan sikap, pola pikir, dan perilaku baru untuk waktu-waktu selanjutnya.

Tujuan refleksi dalam PPR adalah membentuk hati yang peka dan peduli, internalisasi nilai-nilai, membangun hasrat, dan sikap. Dengan itu semua kita berharap peserta didik terdorong untuk memulai perilaku baru sesuai dengan kesadaran-kesadaran yang diperoleh selama proses belajar.

4. Aksi

(33)

dengan membuat pilihan dalam batin, dan selanjutnya adalah mewujudkan putusan batin tersebut dalam tindakan. Pada tahap ini anak mengalami perubahan sikap, terjadi pola pikir baru, dan meengenbangkan perilaku berdasarkan putusan batinnya itu.

5. Evaluasi

Evaluasi adalah tindakan untuk mengetahui kemajuan yang dicapai dalam proses pembelajaran baik siswa maupun guru. Dalam PPR penilaian tidak hanya untuk mengetahui kemajuan akademiknya saja, tetapi memperhatikan pada pertumbuhan siswa secara menyeluruh sebagai makhluk pribadi maupun sosial. Untuk itu guru dituntut mempertimbangkan umur, bakat, kemampuan, dan tingkat perkembangan pribadi setiap siswa.

b. Pengembangan Nilai-nilai Kemanusiaan dalam PPR

Pengembangan nilai- nilai kemanusiaan dalam pembelajaran matematika dengan menggunakan model pembelajaran berbasis PPR diharapkan dapat meningkatkan proses belajar siswa. Cara pengembangan karakter siswa dalam pembelajaran matematika dalam menyelesaikan soal penjumlahan berbagai jenis pecahan yaitu dengan kerjasama dalam kelompok. Melalui pendekatan ini siswa dapat berdiskusi di dalam kelompok dan mendapatkan kesempatan untuk menyumbangkan pikiran atau pendapatnya.

Nilai- nilai kemanusiaan yang dikembangkan meliputi 3c, yang terdiri dari

Competence ( akademik dan keterampilan). Kegiatan siswa yang termasuk

competence ini meliputi: menjumlahkan dua pecahan yang berpenyebut sama,

(34)

soal-soal pecahan yang berpenyebut sam dan tidak sama. Conscience (hati nurani) kegiatan siswa meliputi cara menghargai pentingnya kerja sama dalam menyelesaikan persoalan sehari-hari. Compassion (kepedulian social) kegiatan siswa yaitu membantu teman dengan sukarela.

c. Manfaat Pembelajaran Berbasis PPR

1) Bagi Guru

a) Semakin memahami peserta didik,

b) Semakin bersedia mendampingi perkembagannya,

c) Semakin lebih baik dalam menyajikan materi ajarnya,

d) Memperhatikan kaitan perkembangan intelektual dan moral,

e) Mengadaptasi materi dan metode ajar demi tujuan pendidikan,

f) Mengembangkan daya reflektif terkait dengan pengalaman sebagai guru, pengajar, dan pendamping.

2) Bagi Siswa

Tujuan PPR bagi siswa, yaitu membantu peserta didik untuk menjadi: a) Manusia bagi sesama,

b) Manusia yang utuh,

(35)

d) Manusia yang sanggup mencintai dan dicintai,

e) Manusia yang berkomitmen untuk menegakkan keadilan dalam pelayanannya pada orang lain (umat Allah),

f) Manusia yang berkompeten dan berhati nurani,

g) Membentuk pemimpin pelayanan, dengan meniru Yesus Kristus.

C. Keterkaitan Model Pembelajaran Berbasis PPR dalam Menyelesaikan

Soal yang Berkaitan dengan Pecahan.

Model pembelajaran berbasis PPR merupakan suatu pembelajaran yang melibatkan siswa untuk saling bekerjasama dengan teman yang lain dan pembentukan karakter siswa yang perlu dicapai dalam proses pembelajaran matematika. Model pembelajaran berbasis PPR ini memperkenalkan suatu pembelajaran yang mengajak siswa untuk terlibat dalam pembelajaran yang aktif.

(36)

19 BAB III

METODE PENELITIAN

Dalam bab ini dipaparkan mengenai jenis penelitian yang digunakan dalam

penelitian, waktu dan tempat penelitian, subyek penelitian, obyek penelitian,

prosedur penelitian metode pengumpulan data, instrumen pengumpulan data, dan

metode analisis data.

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

kualitatif deskriptif. Penelitian digunakan untuk mendeskripsikan rangkaian

kegiatan siswa dalam memfasilitasi pembelajaran matematika di SD Kanisius

Wirobrajan Yogyakarta Kelas IV B yang mengupayakan penggunaan Paradigma

Pedagogi Reflektif, yang terjadi pada guru dalam keadaan yang sebenarnya.

B. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran 2010/2011

di SD Kanisius Wirobrajan yang berada di Jl. Hos Cokroaminoto no.8

Yogyakarta. Sekolah ini berada ditengah kota. Secara umum sekolah ini sudah

mempunyai fasilitas dan media pembelajaran yang cukup baik. Hal terlihat dari

laboratorium komputer dan laboratoium IPA yang dimiliki sekolah ini. Selain itu

banyak terdapat media pembelajaran yang yang dapat memudahkan guru dalam

proses pembelajaran. Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan karakter siswa

melalui Proses Pembelajaran Matematika Berbasis PPR yang berkaitan dengan

(37)

C. Subyek Penelitian

Penelitian ini menggunakan subyek penelitian siswa kelas IV SD Kanisius

Wirobrajan I Semester Genap Tahun Ajaran 2010/2011. Hal ini disebabkan

karena kurangnya karakter siswa dalam proses pembelajaran matematika

khususnya materi penjumlahan pecahan. Hal ini diketahui dari nilai kerjasama

siswa pada saat kerja kelompok sangat kurang, siswa tidak bersedia berbagi ilmu

dengan temannya.

D. Obyek Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti akan mendiskripsikan proses belajar siswa

dalam pembelajaran pada topik”menjumlahkan berbagi jenis pecahan”

menggunakan model pembelajaran PPR di SD Kanisius Wirobrajan kelas IV

semester genap tahun ajaran 2010/2011 dan mendiskripsikan sejauh mana proses

tersebut sesuai dengan karakteristik model pembelajaran PPR.

E. Prosedur Penelitian

a. Permintaan izin kepada kepala sekolah SD Kanisius Wirobrajan I untuk

melakukan kegiatan penelitian. (lampiran 1).

b. Melakukan observasi pada siswa kelas IV untuk mengetahui proses

belajar mereka.

c. Identifikasi masalah

d. Perumusan masalah.

e. Penyusunan rencana penelitian.

(38)

g. Membuat kisi-kisi soal. (lampiran 3)

h. Membuat soal. (lampiaran 4)

i.Membuat instrument penelitian yaitu format observasi dan format

(39)

22 BAB IV

ANALISIS DATA PENELITIAN

Analisis data penelitian meliputi: pelaksanaan penelitian dan hasil analisis

data. Pelaksanaan penelitian akan dipaparkan dalam subbab A. Sedangkan subbab

B akan memaparkan hasil analisis data yang meliputi (i) transkripsi, (ii) penentuan

topik-topik data, (iii) penentuan kategori data.

A. Pelaksanaan penelitian

Pelaksana penelitian terdiri dari peneliti yang berkolaborasi dengan guru kelas

IV-B SDK Wirobrajan, yaitu Bapak Thomas Heri Supriyono, dan dibantu oleh 4

rekan mahasiswa senior program studi PGSD yaitu:

1. Helena Tiwi (NIM 081134227) 2. Agata Lolopayung (NIM 091134185)

3. Rike Artha Aprilia (NIM 091134245)

4. Niken Sukma (NIM 091134235)

Peneliti berperan sebagai observer langsung pada saat proses pembelajaran,

disamping itu semua analisis data penelitian ini dilakukan oleh peneliti. Guru

berperan sebagai pengampu pembelajaran. Saudara Helena Tiwi dalam penelitian ini berperan sebagai penilai pertumbuhan nilai kemanusiaan dalam setiap

pertemuan. Saudara Rike Artha Aprilia berperan sebagai korektor/penilai

perkembangan kompetensi matematika setelah proses pembelajaran selesai.

(40)

yaitu sebagai kameramen untuk merekam proses pembelajaran dengan

menggunakan Handy-cam.

1. Tahap Perkenalan

Uji coba penelitian dilakukan sebanyak satu kali, yaitu pada tanggal 04

Maret 2011. Tahap uji coba ini dilakukan untuk berlatih mengumpulkan data dan

melakukan sosialisasi dengan subjek guru dan siswa. Hasil uji coba tersebut

digunakan untuk mengevaluasi diri.

Pengambilan data menggunakan satu buah handy-cam. Pada pertemuan ini materi pelajaran yang sedang dibahas adalah mata pelajaran IPS di kelas IV.

Setelah selesai membahas materi, subjek meminta siswa berkelompok untuk

mengerjakan latihan soal, satu kelompok terdiri dari empat orang. Hasil kerja

kelompok kemudian dibahas bersama-sama.

Selain melakukan uji coba pengambilan data, peneliti juga melakukan

sosialisasi pada subjek siswa dan subjek guru. Sosialisasi ini berguna agar kelak

saat melakukan pengambilan data yang sesungguhnya, subjek guru dan subjek

siswa sudah terbiasa dan tidak merasa canggung. Pada tahap uji coba, subjek guru

dan siswa tampak tidak terganggu dengan pengambilan data yang dilakukan. Sosialisasi dilakukan saat kegiatan belajar mengajar di dalam kelas.

Dari hasil uji coba tersebut didapatkan beberapa kekurangan yang harus

diperbaiki, sehingga saat pengambilan data sebenarnya data yang diperoleh dapat

maksimal. Kekurangan yang didapatkan antara lain adalah dalam pengambilan

(41)

terekam. Dari hasil evaluasi tersebut diharapkan pada pengambilan data yang

sebenarnya, kekurangan tersebut dapat diperbaiki.

2. Tahap Penelitian Utama

a. Pertemuan pertama

Pertemuan yang pertama dilaksanakan pada hari Senin tanggal 4 April 2011,

jam ke 1-2 yaitu pukul 07.00 – 08.15 WIB. Pembelajaran dilaksanakan di ruang

kelas IV SD Kanisius Wirobrajan.

Pada pertemuan pertama, jumlah siswa yang hadir adalah 35. Satu siswa tidak masuk karena sakit. Tujuan dari pembelajaran ini adalah agar siswa dapat

memahami materi penjumlahan pecahan dengan penyebut sama.

Kegiatan pendahuluan membahas berbagai contoh kemungkinan dalam

kehidupan sehari-hari, yaitu melalui tanya jawab singkat oleh guru dan siswa. Pada pertemuan pertama materi pelajaran yang sedang dibahas adalah tentang

penjumlahan pecahan dengan penyebut sama. Proses pembelajaran diawali

dengan mengingat kembali materi yang telah dipelajari pada pertemuan

sebelumnya. Materi sebelumnnya yaitu pengertian pecahan dan peragaan bentuk

pecahan dengan memotong roti menjadi empat bagian yang dilakukan oleh perwakilan siswa, kemudian guru melanjutkan penjelasan ke materi penjumlahan

pecahan.

Kegiatan inti guru menjelaskan cara menjumlahkan pecahan dengan

berpenyebut sama. Selanjutnya siswa diminta membentuk kelompok yang

(42)

kelompok kemudian dibahas bersama-sama dengan perwakilan kelompok dua

anak maju ke depan, yang terdiri dari siswa yang lemah dan kuat. Selanjutnya

siswa yang lemah persentasi hasil kerja kelompok dengan bantuan siswa yang kuat untuk membahas materi tentang penjumlahan pecahan berpenyebut sama.

Dua orang siswa menjelaskan tentang cara menjumlahkan pecahan yang

berpenyebut sama. Siswa yang lebih mampu membantu siswa yang

kemampuannya lemah dalam persentasi. Dalam hal ini terjadi kerjasama dalam

nilai kemanusiaan sesuai yang akan dicapai dalam pembelajaran berbasis PPR. Setelah selesai persentasi guru memberikan tugas kepada siswa untuk

mengerjakan soal evaluasi secara individu tentang penjumlahan pecahan

berpenyebut sama.

Sebagai penutup, guru memberikan kesempatan kepada masing-masing siswa untuk bertanya apabila merasa belum jelas atau paham kemudian

melengkapi catatan masing-masing. Dalam hal ini proses belajar siswa dapat

berlangsung dengan lancar.

b. Pertemuan kedua

Pertemuan yang kedua dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 7 April 2011, jam ke 3-4 yaitu pukul 09.00 – 10.10 WIB. Pembelajaran dilaksanakan di ruang

kelas IV SD Kanisius Wirobrajan.

Pada pertemuan kedua, jumlah siswa yang hadir adalah 36. Tujuan dari

pembelajaran ini adalah agar siswa dapat semakin memahami bagaimana cara

(43)

Kegiatan pendahuluan diisi dengan mengulang materi yang telah dipelajari

siswa pada pertemuan sebelumnya, yaitu melalui tanya jawab singkat oleh guru

dan siswa. Guru berusaha mengetahui sejauh mana pengetahuan dan pemahaman siswa akan materi sebelumnya.

Kegiatan inti diisi dengan kerja kelompok. Anggota setiap kelompok masih

sama seperti pertemuan sebelumnya. Guru memberikan beberapa soal untuk

dipecahkan bersama dalam kelompok.

Dalam kelompok siswa saling bekerja sama dengan temannya, siswa yang kuat membantu siswa yang lemah. Siswa yang belum jelas bertanya dengan guru

tanpa rasa takut. Guru berkeliling dari satu kelompok ke kelompok yang lainnya

untuk mengecek kerjasama setiap kelompok. Guru membantu kelompok atau

siswa yang mengalami kesulitan. Setelah diskusi kelompok selesai perwakilan kelompok mempresentasikan jawabannya di depan yang terdiri dari dua orang,

kemudian dibahas bersama-sama. Dalam hal ini terjadi kerjasama dalam nilai

kemanusiaan sesuai yang akan dicapai dalam pembelajaran berbasis PPR. Siswa

diberi kesempatan oleh guru untuk memperbaiki jawabannya yang belum tepat.

Sebagai penutup, Siswa melakukan refleksi dengan pertanyaan yang disampaikan guru secara lisan tentang kegiatan belajar yang telah dilakukan.

c. Pertemuan ketiga

Pertemuan yang ketiga dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 12 April 2011,

jam ke 3-4 yaitu pukul 09.00 - 10.10 WIB. Pembelajaran dilaksanakan di ruang

(44)

Tujuan dari pembelajaran ini adalah agar siswa dapat memahami materi

penjumlahan pecahan dengan tiga suku yang berpenyebut sama dan berbeda.

Pada bagian pendahuluan guru mengajak siswa mengingat materi yang telah dipelajari tentang penjumlahan pecahan yang berpenyebut sama dan berbeda.

Setelah selesai membahas materi siswa melakukan diskusi kelompok. Guru

memberikan soal, meminta siswa berkelompok satu meja yang terdiri dari dua

orang, dan mengerjakannya secara berkelompok, kemudian hasil kerja kelompok

dibahas bersama-sama.

Sebagai penutup, siswa melakukan refleksi pembelajaran dengan dipandu

guru. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya apabila merasa

belum jelas atau paham, kemudian meminta siswa untuk melengkapi catatan

masing-masing. Siswa diberitahu oleh guru bahwa pada pertemuan selanjutnya akan diadakan ulangan harian. Guru mengucapkan selamat siang kemudian

meninggalkan ruang kelas.

d. Pertemuan keempat

Pertemuan yang keempat dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 19 April

2011, jam ke 4 yaitu pukul 09.00 - 10.10 WIB. Pembelajaran dilaksanakan di ruang kelas IV SD Kanisius Wirobrajan.

Pada pertemuan keempat, semua siswa hadir. Tujuan dari pembelajaran ini

adalah mengetahui hasil belajar siswa dengan ulangan harian dan melakukan

(45)

Kegiatan pendahuluan diisi dengan mengulang kembali penjelasan tentang

kerja sama dengan temannya, yaitu dengan bekerja sama mengerjakan soal latihan

dalam kelompok. Siswa yang kuat membantu siswa yang lemah.

Kegiatan inti diisi dengan pemberian tugas mengerjakan soal-soal latihan

tentang menjumlahkan pecahan yang berpenyebut sama dan tidak sama. Subjek

mengajak siswa untuk mengerjakan soal-soal secara individu.

Sebagai penutup, subyek mengajak siswa untuk menarik kesimpulan bahwa

sebaiknya semua pihak menyadari betapa pentingnya kerja sama dalam kehidupan sehari-hari sebagai melakukan instrospeksi diri untuk memperbaiki diri, serta

menghindari hal-hal yang negatif tersebut .

B. Analisis Data

Setelah melakukan penelitian yang berlangsung selama empat pertemuan, peneliti mendapatkan data-data yang diperlukan dan mulai melakukan proses

analisis data. Proses analisis data dilaksanakan melalui beberapa langkah, yaitu

transkripsi, penentuan topik-topik data, dan penentuan kategori-kategori data.

1. Transkripsi Rekaman Video

Transkripsi proses pembelajaran terdiri dari tiga bagian, yang dibagi berdasarkan banyaknya pertemuan dalam pelaksanaan penelitian :

a. Transkripsi data pada pertemuan I terdapat pada lampiran II

b. Transkripsi data pada pertemuan II terdapat pada lampiran II

(46)

2. Penentuan Topik-Topik Data

Topik data adalah rangkuman dari bagian transkrip data yang mengandung

makna tertentu yang diteliti. Topik data proses belajar subjek (Siswa) dalam pembelajaran disajikan pada tabel-tabel topik data dimulai dari tabel 4.1 sampai

dengan tabel 4.3.

Tabel 4.1 Topik Data Proses Belajar Siswa pada Petemuan I

No Topik Data Bagian

Data

1 Dua anak maju ke depan untuk melakukan pembagian roti untuk memperagakan pecahan

4

1 dengan cara satu roti dibagi menjadi empat

bagian sama besar.

I.1-8

2 Siswa maju kedepan mengerjakan dipapan tulis mengenai

+ 4 3 = 4 2 4 5 dan

menyederhanakan pecahan tersebut menjadi

4 1 1

I.9-16

3 Siswa maju kedepan mengerjakan dipapan tulis mengenai

+ 5 2 + 5 5 = 5 6 5

13dan menyederhanakan menjadi

5 3 2

I.17-20

4 Siswa masuk dalam kelompok yang terdiri dari empat anak mengerjakan soal yang telah dibagikan guru. Soal ada 10 nomer tentang penjumlahan yang berpenyebut sama; 5 soal tentang penjunlahan 2 suku, 5 soal lain tentang penjumlahan 3 suku. Siswa saling kerjasama dengan anggota kelompok. Siswa yang mampu membantu menjelaskan kepada siswa yang lemah.

I.21- 39

5 Perwakilan sebuah kelompok yaitu 2 orang siswa maju ke depan membacakan hasil diskusi kelompok mereka mengenai ... Salah satu siswa membacakan, yang dibantu oleh siswa satunya.

I.39-50

6 Perwakilan kelompok yaitu S23dan S35 maju ke depan membacakan hasil diskusi kelompok mereka mengenai +

25 11 = 25 13 25

24 Dalam hal ini S23

membantu S35 dalam persentasi.

I.51-56

8 Siswa menerima lembar evaluasi dari guru lalu mengerjakan secara individu. Lembar evaluasi berisi 10 soal penjumlahan pecahan berpenyebut sama, yang 5 buah terdiri 2 suku, yabg 5 lainnya teriri dari 3 suku.

I.57- 74

9 Semua siswa sudah selesai dan lembar evaluasi dikumpulkan ke guru I.74-76 10 S23mengingatkan guru untuk melakukan refleksi. Siswa melakukan refleksi

menjawab pertanyaan yang disampaikan oleh guru secara lisan mengenai kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Siswa menyampaikan kesulitan yang masih dialami.

I.77-82

11 Sebagian siswa menyatakan bahwa pembelajarannya menyenangkan sambil mengangkat kedua jempolnya.

1.83-86

12 Siswa mengumpulkan refleksi dan diserahkan ke guru. Pembelajaran sudah selesai perwakilan dari siswa menutup pembelajaran dengan berdoa menggunakan Bahasa Inggris.

(47)

Tabel 4.2 Topik Data Proses Belajar Siswa pada Petemuan II

No. Topik Data Bagian

Data

1. Siswa memberi salam kepada guru sambil menyiapkan alat tulis . II.1-2 2. Siswa membuka buku catatan sambil menjawab pertanyaan dari guru

tentang materi pelajaran sebelumnya. Siswa menjawab letak penyebut pada pecahan yaitu di bawah.

II.3-6

3. Siswa meberikan contoh bentuk pecahan yaitu

+ 4 1

5

2 dan cara

menjawabnya yaitu dengan cara menyamakan penyebutnya dengan dijadikan per 20.

II.11-16

4. Siswa memperhatikan guru cara menjumlahkan pecahan yang berpenyebut berbeda, yaitu dengan cara mencari KPK terlebih dahulu.

II.17-21

5. Siswa menganggukan kepala pertanda sudah merasa jelas. Siswa mengerjakan contoh soal dari guru yaitu

+ 5 3 4 1 II.21-42

6. S23 dan S29 mengerjakan contoh soal tersebut di depan kelas. Siswa menyetujui hasil pekerjaan teman yang ditulis dipapan tulis sambil membuka buku catatannya dan LKS masing-masing

II.43-51

7. Siswa membentuk kelompok yang terdiri dari empat orang untuk mengerjakan soal latiahan yang telah di bagi oleh guru. Dalam kelompok mereka saling berdiskusi dan kerjasama. Siswa yang lebih mampu membantu siswa yang belum mampu. Mereka mengerjakan soal tentang pecahan yang berbeda penyebutnya.

II.51-55

8. Siswa akat tangan pertanda kalau kelompoknya sudah selesai adan disusul oleh kelompok yang lain.

II.56-61

9. Siswa membahas soal secara bersama-sama. Perwakilan dari kelompok dua orang maju di depan kelas untuk persentasi. Mereka saling bekerjasama dalam persentasi siswa yang kuat membantu siswa yang lemah.

II.62-79

10. Siswa mengerjakan soal evaluasi secara individu yang telah dibagiakan oleh guru. Siswa secara serius mengerjakan soal . Siswa yang sudah selesai mengangkat tangannya. Dan disusul oleh temannya yang lain.

II.80-84

11. Siswa melakukan refleksi menjawab pertanyaan yang disampaikan oleh guru secara lisan mengenai kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Siswa menyampaikan kesulitan yang masih dialami.

II. 85-

12. Sebagian siswa menyatakan bahwa pembelajarannya menyenangkan sambil mengangkat kedua jempolnya.

13 Siswa mengumpulkan refleksi dan diserahkan ke guru. Pembelajaran sudah selesai perwakilan dari siswa menutup pembelajaran dengan berdoa

Tabel 4.3 Topik Data Proses Belajar Siswa pada Petemuan III

No Topik Data Bagian

Data

1 Siswa membentuk kelompok yang terdiri dari dua orang dan mengerjakan soal latihan pecahan yang terdiri dari tiga suku dengan dua suku berpenyebut sama dan satu suku berpenyabut beda.

III.1-3

2 S23 dan S36 menuju ke depan kelas mempresentasikan hasil kerja mereka. Dua per empat dikali dua per enam sama dengan enam per dua belas tambah empat per dua belas sama dengan lima per enam.

III.4-13

3 Kelompok Lani mempresentasikan nomor selanjutnya yaitu

(48)

4 Kelompok Ardra mempresentasikan nomor selanjutnya yaitu = + + 21 4 3 2 7 1 = + + 21 4 21 14 21 3 1 21 21 = III.33-37

5 Kelompok Gunung mempresentasikan nomor selanjutnya yaitu

= + + 6 5 3 1 9 4 = + + 18 15 18 6 18 8 18 29 III.38-45

6 Siswa mengumpulkan LKS yang telah dikerjakan dalam kelompok kepada guru

III.46-49

7 Siswa mengerjakan soal evaluasi yang terdiri dari 10 soal yang telah dibagikan guru tentang pecahan yang terdiri dari tiga suku dengan serius.

III.50-67

8 Siswa yang bernomor 21 mengangkat tangannya pertanda sudah selesai dan disusul oleh siswa yang lain.

III.68-91

9 Siswa melakukan refleksi menjawab pertanyaan yang disampaikan oleh guru secara lisan mengenai kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Siswa menyampaikan kesulitan yang masih dialami.

III.92-

10 Sebagian siswa menyatakan bahwa pembelajarannya menyenangkan sambil mengangkat kedua jempolnya.

III.

11 Siswa mengumpulkan refleksi dan diserahkan ke guru. Pembelajaran sudah selesai perwakilan dari siswa menutup pembelajaran dengan berdoa

III.

3. Penentuan Kategori Data

Kategorisasi data merupakan proses membandingkan topik-topik data satu sama lain untuk menghasilkan kategori-kategori data. Kategori data adalah gagasan abstrak yang mewakili makna tertentu yang sedang diteliti yang terkandung dalam sekelompok topik data. Berikut ini disajikan kategori-kategori data rangkaian kegiatan subjek (guru) pada peluang kejadian, dalam bentuk: a. Tabel Kategori Data

Tabel 4.5 Kategori Data dan Subkategori Data Proses Belajar Siswa pada Pertemuan I

No Kategori dan Subkategori Topik Data

1 Siswa mengucap salam kepada guru sambil menyiapkan alat tulis dan siap mengikuti pembelajaran

PI : 1-4

2 Membahas pengertian pecahan

a) Membahas cara membagi roti 1 menjadi empat bagian yang sama besar

PI : 5

b) Melakukan percobaan dengan memotong roti menjadi 4 bagian.

PI : 6-7

c) Membahas pengertian pecahan dengan menggunakan peragaan roti

PI : 8

d) Membahas tentang pecahan dengan bantuan guru menggunakan garis bilangan

PI :9-14

e) Mencoba mngerjakan contoh pecahan dari guru PI : 15-20 3 Mengerjakan LKS dalam kelompok

a) Siswa membentuk kelompok yang terdiri dari 4 orang PI : 21-22 b) Siswa mengerjakan LKS dalam kelompok dengan serius

dan saling kerjasama dengan anggota kelompoknya

PI : 23-39

c) Membahas hasil kerja kelompok secara bersama-sama. Perwakilan dari kelompok 2 orang mempresentasikan di depan kelas

(49)

4 Mengerjakan evaluasi secara individu

a) Siswa mengerjakan soal evaluasi yang telah dibagi guru secara individu

PI : 58-75

b) Siswa mengumpulkan lembar evaluasi kepada guru PI : 76-77 5 Melakukan refleksi pembelajaran bersama dengan guru PI : 78

a) Siswa mengisi lembar refleksi yang dibagikan guru PI : 79-84 b) Siswa mengumpulkan lembar refleksi PI : 85-87 6 Siswa menutup pelajaran dengan berdoa PI : 88-90

Tabel 4.6 Kategori Data dan Subkategori Data Proses Belajar Siswa pada Pertemuan II

No Kategori dan Subkategori Topik Data

1 Siswa mengucap salam kepada guru sambil menyiapkan alat tulis dan siap mengikuti pembelajaran

PII : 1-3

2 Mengulang materi pembelajaran yang lalu tentang pecahan a) Menjawab pertanyaan guru tentang pecahan seperti pada

materi sebelumnya

PII : 4-7

b) Siswa mberikan contoh bentuk penjumlahan pecahan dua suku yang berpenyebut beda

PII : 8

c) Siswa menjawab pertanyaan guru tentang penjumlahan dua suku yang berpenyebut beda dengan menggunakan KPK.

PII : 9-50

3 Siswa mengerjakan LKS PII :

a) Siswa membentuk kelo mpok yang terdiri dari 4 orang PII : 51-52 b) Siswa mengerjakan soal LKS tentang penjumlahan

dua suku yang berpenyebut beda

PII: 53-61

c) Siswa membahas hasil kerja kelompok dengan perwakilan masing-masing kelompok dua siswa maju kedepan untuk persentasi

PII : 62-79

4 Siswa mengerjakan soal evaluasi secara individu dengan serius PII : 80-83 a) Siswa mengumpulkan hasil evaluasi kepada guru PII : 84 5 Siswa dipandu oleh guru mengisi lembar refleksi pembelajaran PII : 85-86 6 Siswa menutup pembelajaran dengan berdoa dan memberi

salam kepada guru

PII : 87

Tabel 4.7 Kategori Data dan Subkategori Data Proses Belajar Siswa pada Pertemuan III

Kode Kategori dan Subkategori Topik Data

1 Siswa mengucap salam kepada guru sambil menyiapkan alat tulis dan siap mengikuti pembelajaran

PIII : 1

2 Mengingat kembali pembelajaran sebelumnya tentang materi penjumlahan pecahan berpenyebut beda

PIII: 2

3 Mengerjakan LKS

a) Siswa membentuk kelompok yang terdiri dari 2orang PIII : 3 b) Siswa mengerjakan LKS tentang penjumlahan pecahan

yang tediri dari 3suku dengan rincian dua suku berpenyebut sama dan satu suku berpenyebut beda

PIII : 4-7

c) Siswa membahas hasil kerja kelompok dengan perwakilan masing-masing kelompok dua siswa maju kedepan untuk persentasi

PIII : 7-45

4 Siswa mengerjakan soal evaluasi secara individu dengan serius PIII: 46-91 5 Siswa dipandu oleh guru mengisi lembar refleksi pembelajaran PIII : 6 Siswa menutup pembelajaran dengan berdoa dan memberi

salam kepada guru

(50)

4. Kegiatan Belajar Siswa

Prinsip-prinsip pelaksanaan pembelajaran siswa sebagai berikut:

1. Pelaksanaan pembelajaran dalam setiap pertemuan meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup.

2. Dalam kegiatan pendahuluan, siswa:

a. menyiapkan secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses

pembelajaran;

b. menjawab pertanyaan­pertanyaan dari guru yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari;

c. mendengarkan penjelasan guru tentang tujuan pembelajaran atau

kompetensi dasar yang akan dicapai;

3. Pelaksanaan kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai KD yang dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,

menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta

memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian

sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis

peserta didik.

4. Kegiatan inti menggunakan metode yang disesuaikan dengan karakteristik

peserta didik dan mata pelajaran.

5. Kegiatan inti dapat meliputi proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.

a. Dalam kegiatan eksplorasi, siswa:

(51)

c. menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media

pembelajaran, dan sumber belajar lain;

d. menjalin terjadinya interaksi antara teman dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya;

e. berpartisipasi secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran; dan

f. melakukan diskusi dan kerjasama dengan teman kelompok.

6. Dalam kegiatan elaborasi, siswa:

a. membaca dan menulis yang beragam melalui tugas­tugas tertentu yang bermakna;

b. melaksanakan tugas, diskusi, dan lain­lain untuk memunculkan

gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis;

c. berlatih untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah, dan bertindak tanpa rasa takut;

d. berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan prestasi belajar;

e. laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan maupun tertulis,

secara individual maupun kelompok;

f. menyajikan hasil atau persentasi hasil kerja individual maupun kelompok;

g. Percayadiri dalam melaksanakan persentasi.

7. Dalam kegiatan konfirmasi, siswa:

a. memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi

(52)

b. melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman belajar yang

telah dilakukan,

c. memperoleh pengalaman yang bermakna dalam mencapai kompetensi dasar tentang penjumlahan pecahan.

8. Siswa untuk memperoleh pengalaman yang bermakna antara lain dengan

cara:

a. bertanya tentang kesulitan dalam penjumlahan pecahan

b. bekerjasama dengan temannya dalam memecahkan masalah tentang penjumlahan pecahan;

c. melakukan pengecekan hasil eksplorasi;

d. memberikan motivasi kepada teman yang kurang atau belum

berpartisipasi aktif.

9. Dalam kegiatan penutup, siswa:

a. bersama­sama dengan guru atau sendiri membuat

rangkuman/simpulan pelajaran;

b. merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran

remedi, program pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan tugas baik tugas individual maupun kelompok sesuai dengan hasil

belajar,

(53)

36 BAB V

HASIL PENELITIAN

Bab ini mendeskripsikan proses belajar siswa dalam pembelajaran

matematika materi penjumlahan pecahan di kelas IV SD Kanisius Wirobrajan

dengan berbasis Paradigma Pedagogi Reflektif dan membahas kesesuaian

rangkaian proses belajar dengan prinsip-prinsip PPR, khususnya pada materi

penjumlahan pecahan. Subbab A-D mendeskripsikan rangkaian proses belajar

siswa yang dibagi menjadi empat pertemuan yaitu:

A. Rangkaian Proses Belajar Siswa pada Pertemuan I

B. Rangkaian Proses Belajar Siswa pada Pertemuan II

C. Rangkaian Proses Belajar Siswa pada Pertemuan III

D. Rangkaian Proses Belajar Siswa pada Pertemuan IV

sedangkan subbab E membahas kesesuaian rangkaian kegiatan subjek tersebut

dengan prinsip-prinsip PPR.

Rangkaian kegiatan subjek merupakan langkah – langkah atau tindakan

yang dilakukan subjek dalam memfasilitasi proses belajar siswa yang

berlangsung selama proses pembelajaran.

A. Rangkaian Proses Belajar Siswa pada Pertemuan I

Garis besar proses belajar siswa pada pertemuan I dapat dilihat pada

Rangkaian proses belajar siswa pada pertemuan I meliputi :

1. Siswa mengucap salam kepada guru sambil menyiapkan alat tulis dan

(54)

2. Membahas pengertian pecahan

3. Mengerjakan LKS dalam kelompok

4. Mengerjakan evaluasi secara individu

5. Melakukan refleksi pembelajaran bersama dengan guru.

6. Siswa menutup pelajaran dengan berdoa

1. Rangkaian kegiatan membuka pelajaran

Senin tanggal 4 April 2011, jam ke 1-2 yaitu pukul 07.00 – 08.15 WIB.

Pembelajaran dilaksanakan di ruang kelas IV SD Kanisius Wirobrajan. Siswa

membuka pelajaran dengan memberi salam kepada guru dengan menggunakan

bahasa inggris sambil menyiapkan alat tulis dan membuka buku catatan. Guru

bertanya tentang keadaan siswa dan siswa menjawab bahwa keadaannya baik

dan siap mengikuti pelajaran. Siswa menyampaikan kepada guru bahwa ada

yang tidak masuk karena sakit.

Selanjutnya melakukan apersepsi pembelajaran tentang pecahan dengan

bantuan alat peraga roti. Perwakilan dua siswa maju di depan kelas untuk

melakukan peragaan pecahan dengan membagi roti. Roti satu dibagi menjadi

empat bagian yang sama besar. Peragaan ini merupakan bentuk pecahan satu

per empat. Mereka saling berbisik tentang cara membagi roti (perhatikan

cuplikan 1 dari transkip pertemuan I).

Cuplikan 1 dari transkrip pertemuan 1

1. [Guru meminta salah satu siswa memimpin doa. Guru memberikan salam])”Selamat pagi anak-anak”.

(55)

G: (Guru bertanya pada siswa) ” Ya anak-anak ada yang sudah belajar tadi malam ?” “ Ada yang belum ada yang sudah, ya yang sudah berapa anak tunjuk jari ?”. “ Ya sekarang semuanya keluarkan bukunya”.

3. SS: [Semua siswa mengeluarkan buku pelajaran]

4. G : ” Oke yang terakhir tentang pecahan, sudah belajar tentang pecahan ?” 5. ” Ya sebelum belajar tentang pecahan, anak-anak Pak Thomas punya sebuah

roti.” ” Roti ini berjumlah berapa?” ”Pak Thomas bingung bagaimana cara membagi roti, Pak Thomas minta tolong bantuan anak-anak, Pak Thomas butuh dua orang”. ” Yang pertama, satu siapa ya? Awan....Awan maju. Kemudian yang kedua yang namanya Ageng P silahkan maju ! Ah...Gini Pak Thomas punya masalah seperti ini, ini ada satu roti nah kalian punya teman berjumlah empat, bagaimana caranya supaya kue ini dibagi empat sama besar”. ( Guru meminta siswa untuk berdiskusi membagi roti)

6. S12: (berbisik-bisik dengan S18 mengenai cara membagi roti) (S 12 dan S 18 membagi 1 roti menjadi empat bagian sama besar menggunakan pisau) 7. G: ” Sudah ?” ( Guru bertanya pada S 12 dan S 18 apakah sudah selesai dalam

membagi roti) ” Ya jumlahnya berapa ?” 8. S20 & S : ” empat”

9. G: ” Coba ditunjukkan pada teman-temanmu !, kamu bawa dua, kamu bawa dua”. ” Ya terima kasih, silahkan duduk.” ” Oke anak-anak sudah terbagi menjadi empat, yang pertama... satu...yang kedua...satu..dulunya seperti ini!”

2. Membahas pengertian pecahan

Setelah melakukan apersepsi selanjutnya siswa masuk ke pelajaran inti.

Sebelum masuk ke pelajaran inti siswa mengingat kembali tentang pengertian

pecahan. Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang pengertian pecahan

dengan menggunakan alat bantu garis bilangan. Pecahan adalah bilangan yang

dinyatakan dalam bentuk b a

, a dan b adalah bilangan bulat dan b tidak sama

dengan nol. Guru sambil bertanya kembali pengertian pecahan selanjunya

siswa menjawab pengertian pecahan sesuai yang dijelaskan guru. (perhatikan

cuplikan 2 dari transkip pertemuan I).

Cuplikan 2 dari transkip pertemuan I

(56)

11. G: “Pak Thomas punya satu roti yang dibagi menjadi empat. Anak-anak untuk pembagian pecahan bagaimana? Ada yang tahu tidak? (Guru menulis di papan tulis) Satu per empat, kemudian dua per empat….tiga per empat…empat per empat…Empat per empat itu sama dengan satu. Lha anak-anak sekarang kita belajar mengenai penjumlahan pecahan berpenyebut sama…

SS: “Ya” [SS menjawab dengan serempak]

Siswa memperhatikan contoh pecahan yang diberikan oleh guru sambil

mencoba mengerjakan. Siswa mencoba mengerjakan contoh soal bersama

dengan temannya. Contoh soal yang dituliskan guru di papan tulis sebagai

berikut: + 4 3

= 4

2 (perhatikan cuplikan 3 dari transkrip 1)

Cuplikan 3 dari transkip pertemuan I

19. G: “Pak Thomas kasih contoh misalnya tiga per empat ditambah dua per empat sama dengan berapa ?” ( Guru menulis di papan tulis: 3/4 + 2/4 ) “ Ada yang bisa silahkan ….Tiffany maju !” ( Guru menawarkan pada siswa siapa yang ingin mengerjakan soal di papan tulis)

20. S 35: ( tunjuk jari lalu maju mengerjakan soal di papan tulis) 21. SS: [ Mengamati pekerjaan S 3])

22. G : [Guru mengamati pekerjaan S 35, dan mengucapkan terima kasih] “ Ya terima kasih! ( Guru bertanya pada semua siswa) “ Bisa disederhanakan tidak ?” 23. SS : “ Bisaa….( Semua siswa menjawab bisa)

24. G : “ Nah sekarang lagi untuk penjumlahan, Pak Thomas minta tolong berapa angka pecahannya ?

25. BS : “ Dua per lima ditambah lima per lima”!

26. G : [Guru menulis di papan tulis 2/5 + 5/5 + 6/5],” Nah ada yang Tau tentang ini ?...(menyuruh salah satu siswa untuk maju mengerjakan soal di papan tulis, dan guru menyuruh S8 untuk mengerjakannya)”Ya Tasya maju”.

27. S 8 : (S 8 maju mengerjakan soal dipapan tulis)

3. Mengerjakan LKS dalam kelompok

Setelah siswa sudah jelas tentang penjumlahan pecahan selanjutnya

dibagi LKS oleh guru. Dalam mengerjakan LKS siswa membentuk kelompok

yang terdiri dari empat orang. Dengan dibentuknya kelompok ini bertujuan

untuk saling membantu siswa yang lemah dan meningkatkan kerjasama antar

anggota. Dalam mengerjakan LKS dalam kelompok ini kegiatannya meliputi:

(57)

b) Siswa mengerjakan LKS dalam kelompok dengan serius dan saling

kerjasama dengan anggota kelompoknya

c) Membahas hasil kerja kelompok secara bersama-sama. Perwakilan

dari kelompok 2 orang mempresentasikan di depan kelas.

Siswa membentuk kelompok yang terdiri dari empat orang dan saling

berhadapan. Setelah terbentuk kelompok guru memberikan nomor urut

kelompok yaitu satu sampai sembilan (perhatikan cuplikan 4 dari transkrip

pertemuan I).

Cuplikan 4 dari transkip pertemuan I

20. G : “Sudah?...Berapa ?....Nah…hasilnya tiga belas per lima….Oke sudah bisa ya…Anak-anak Pak Thomas akan membagi kelompok menjadi Sembilan…empat-empat ya….!Boleh dibalik, yang menghadap ke selatan boleh ke belakang”. [Guru mengarahkan siswa dalam membentuk kelompok]

21. SS : (Semua siswa bergabung dalam kelompok dengan tertib)

22. G : “ Iya gimana?....(Guru berjalan mendekati siswa yang bertanya) “Sudah empat-empat ya…Pak Thomas akan membagikan soalnya..(Guru berjalan membagikan soal dalam kelompok) “Ya..silahkan dikerjakan dan berdiskusi..Tulis nama kelompok dan nama, kanan atas boleh, kiri atas boleh…Anak-anak ada penilaian di dalam kelompok…pertama kerjasama, kemudian memberikan ide, kemudian yang punya saran mohon disampaikan ! Ada pertanyaan ?

Siswa mengerjakan soal LKS dalam kelompok. Mereka saling kerjsama

membantu temannya yang masih lemah. Beberapa kelompok tampak sibuk

melakukan diskusi untuk memecahkan soal LKS tentang penjumlahan pecahan

dua suku yang sama penyebutnya. Kelompok yang merasa belum jelas

bertanya dengan guru (perhatikan cuplikan 5 dari transkrip pertemuan I).

Cuplikan 5 dari transkip pertemuan I

23. SS : (Semua siswa terlihat mengerjakan Lembar Kerja Siswa secara

berkelompok).

24. G : [Guru mendatangi tiap-tiap kelompok dan menjelaskan sesuatu dalam kelompok tersebut]

(58)

26. G : “ Gimana sudah? Baliknya sekalian tadi sudah ada contohnya....Silahkan nanti kalau sudah selesai langsung tangannya diangkat dalam kelompok”. 27. S5 : “Pak Thomas selesai pak…..!” (S5 mengangkat tangan menandakan

kelompoknya sudah selesai mengerjakan)

28. G : “Ya sudah selesai satu..kelompoknya Viery..Wening!” (Guru

menginformasikan kepada semua siswa bahwa sudah ada satu kelompok yang

selesai mengerjakan) (Guru berkeliling lagi untuk mengecek pekerjaan siswa dalam kelompok

Siswa membahas LKS yang telah dikerjakan dalam kelompok tentang

penjumlahan pecahan dua suku yang berpenyebut sama. Perwakilan dari

kelompok dua orang maju untuk persentasi (perhatikan cuplikan 6 dari

transkrip pertemuan I).

Cuplikan 6 dari transkip pertemuan I

40. G : “ Sudah... ,Okey,. Perwakilan dua kelompok maju ya. Perwakilan silakan maju

41. S...& S.: “ maju membacakan hasil kerja kelompoknya untuk jawaban soal nomor satu”

42. G : “ya silakan “ [guru mempersilakan S7dan S9 untuk maju ke depan membacakan hasil diskusi kelompok mereka]

43. S7 : “menggeleng-gelengkan kepala menandakan ia tidak bisa mengerjakan”. 44. G : [guru memegang pundak S7seakan memberikan semangat dan kata-kata

penguatansupaya S7 membacakan hasil diskusi kelompoknya] 45. S7 :[S7 mau mengerjakan dan dibantu oleh

Gambar

Tabel  4.1 Topik Data Proses Belajar Siswa pada Petemuan I
Tabel  4.2 Topik Data Proses Belajar Siswa pada Petemuan II
Tabel 4.5 Kategori Data dan Subkategori Data Proses Belajar Siswa pada Pertemuan I
Tabel 4.6 Kategori Data dan Subkategori Data Proses Belajar Siswa pada Pertemuan II

Referensi

Dokumen terkait

Microsoft PowerPoint merupakan salah satu program aplikasi yang terintegrasi dengan Microsoft Office. Microsoft PowerPoint dapat digunakan untuk membuat slide presentasi interaktif

Terhadap Orang atau Badan yang tidak melaksanakan ketentuan sebagaimana dimaksud Pasal 7 dan 10 Peraturan Daerah ini,terlebih dahulu diberi surat

Kedua kemungkinan tersebut dapat mengakibatkan keadaan yang tidak menguntungkan bagi perusahaan, karena dengan harga jual yang terlalu tinggi dapat mengakibatkan

Berat jenis kayu manglid pada arah aksial memiliki pola sebaran menurun dari bagian pangkal ke tengah batang, kemudian meningkat pada bagian ujung.. Pola sebaran berat jenis pada

Berdasarkan latar belakang tersebut maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh atribut produk, harga, iklan dan persediaan produk terhadap perpindahan

1) Melanjutkan penyusunan dan pelaksanan RAN-API dan Strategi/Rencana Aksi Daerah Adaptasi Perubahan Iklim yang terintegrasi ke dalam perencanaan pembangunan daerah untuk

Walaupun kerbau lumpur melahirkan pertama pada umur yang lebih tua daripada sapi pedaging dan sapi perah, namun jumlah anak yang diproduksikan selama hidupnya lebih

Untuk memacu dan memicu Guru bidang studi Matematika, Fisika dan Kimia untuk meningkatkan kompetensi dan memiliki metode pembelajaran yang Inovatif dan Kreatif