HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DEMOKRATIS
DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V
SD NEGERI SUKOREJO 1 SEMESTER 2
TAHUN PELAJARAN 2011/2012
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh: Istini 101132017
PROGRAM SARJANA (S1) KEPENDIDIKAN BAGI GURU DALAM JABATAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
i
HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DEMOKRATIS
DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V
SD NEGERI SUKOREJO 1 SEMESTER 2
TAHUN PELAJARAN 2011/2012
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh: Istini 101132017
PROGRAM SARJANA (S1) KEPENDIDIKAN BAGI GURU DALAM JABATAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
iv MOTTO
Belajarlah sebanyak mungkin dari orang lain,
tetapi bergantunglah dengan setulusnya
hanya kepada diri anda sendiri (Mario Teguh).
Hidup paling berharga bila digunakan untuk sesuatu
yang bermakna abadi (William James).
Janganlah kamu berjalan di muka bumi ini dengan
sombong, karena sesungguhnya kamu sekali-kali
tidak dapat menembus bumi dan sekali-kali kamu
tidak akan
v
PERSEMBAHAN
Skripsi ini ku persembahkan untuk :
Allah SWT,
Kedua Orang Tuaku,
Suamiku,
Anak-anakku tersayang,
Rekan-rekan guru,
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangandi bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Istini
NIM : 101132017
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
“Hubungan Pola Asuh Orang Tua Demokratis dengan Prestasi Belajar Siswa
Kelas V SD Negeri Sukorejo 1 Semester 2 Tahun Pelajaran 2011/2012”
beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan
kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan,
mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan
data, mendistribusikan secara terbatas dan mempublikasikannya di Internet atau
media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya
maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya
sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal: 3 September 2012
viii ABSTRAK
HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DEMOKRATIS
DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V
SD NEGERI SUKOREJO 1 SEMESTER 2
TAHUN PELAJARAN 2011/2012
Istini
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
2012
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif tingkat korelasi. Penelitian ini bertujuan untuk : (1) mengetahui bagaimana pola asuh yang dilakukan oleh masing-masing orang tua, (2) mengetahui bagaimana prestasi belajar siswa, (3) mengetahui apakah ada hubungan antara pola asuh orang tua demokratis terhadap prestasi belajar siswa, dan (4) mengetahui besar sumbangan pola asuh orang tua demokratis terhadap prestasi belajar siswa.
Populasi dalam penelitian adalah siswa kelas V SD Negeri Sukorejo 1 semester 2 tahun pelajaran 2011/2012 yang berjumlah 35 siswa. Ada dua variabel di dalam penelitian ini yakni variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas yaitu pola asuh orang tua demokratis dan variabel terikat yaitu prestasi belajar siswa. Alat pengumpulan data berupa angket dan dokumentasi. Angket digunakan untuk mengukur pola asuh orang tua demokratis, sedangkan dokumentasi digunakan untuk mengetahui prestasi belajar siswa. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik korelasi serial.
Hasil penelitian sebagai berikut : (1) pola asuh orang tua demokratis rendah sebesar 5,72%, pola asuh orang tua demokratis sedang 45,71% serta pola asuh orang tua demokratis tinggi sebesar 48,57% ; (2) prestasi belajar siswa rendah sebesar 34,29%, prestasi belajar sedang sebesar 25,71%, serta prestasi belajar siswa tinggi sebesar 40% ; (3) pola asuh orang tua demokratis memiliki hubungan yang positif dan signifikan terhadap prestasi belajar siswa, dengan nilai r = 0,6410 dan signifikan pada taraf 1% ; (4) pola asuh orang tua demokratis memberikan sumbangan sebesar 41,09% terhadap prestasi belajar siswa.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pola asuh orang tua demokratis berhubungan positif dan signifikan terhadap prestasi belajar siswa kelas V SD Negeri Sukorejo 1 semester 2 tahun pelajaran 2011/2012.
ix ABSTRACT
THE RELATIONSHIP BETWEEN THE NURSING PATTERN OF DEMOCRATIC PARENTS AND STUDENTS LEARNING ACHIEVEMENT OF THE 5th GRADE STUDENTS OF SUKOREJO 1 ELEMENTARY SCHOOL SECOND SEMESTER ACADEMIC YEAR
2011/2012 intended to investigate how far one variable influences the others. This research is aimed to: (1) know the nurturing pattern done by each parent, (2) know the
students’ achievement, (3) know whether there is connection of nurturing pattern
from democratic parents towards the students’ achievement or not, and (4) know the contribution of nurturing pattern of democratic parents towards the students’
achievement.
The population in this research are 35 students from fifth grade of Sukorejo 1 Elementary School second semester academic year 2011/2012. There are two variables in this research. They are independent variable and dependent variable. Independent variable is the nurturing pattern of democratic parents and
dependent variable is the students’ achievement. The research instruments are questionnaire and documentation. Questionnaire is used to measure the nurturing pattern of democratic parents. Meanwhile, documentation is used to know the
students’ achievement. The documentation was taken by considering the students’
mark on their school report. The data analysis technique used in this research is serial correlation analysis technique.
The results of the research are: (1) the nurturing pattern of democratic low parents is 5,72%, the nurturing pattern of democratic moderate parents is 45,71%, and the nurturing pattern of democratic high parents is 48,57%; (2) the low
students’ achievement is 34,29%, the moderate students achievement is 25,71%, and the high students’ achievement is 40%; (3) the nurturing pattern of democratic
parents has positive and significant correlation towards the students’ achievement
with r = 0,6410 and it is significant in 1% level; (4) the nurturing pattern of
democratic parents contributes 41,092% towards the students’ achievement.
Based on the research results, it can be concluded that the nurturing pattern of democratic parents has positive and significant correlation towards the achievement of the fifth grade students of Sukorejo 1 Elementary School second semester academic year 2011/2012.
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas
segala berkah dan rahmat-Nya sehingga penyusunan skripsi yang berjudul
”Hubungan Pola Asuh Orang Tua Demokratis dengan Prestasi Belajar Siswa
Kelas V SD Negeri Sukorejo 1 Semester 2 Tahun Pelajaran 2011/2012”, ini
dapat terselesaikan dengan lancar. Skripsi ini disusun guna memenuhi salah satu
syarat memperolah gelar Sarjana Pendidikan di Program Studi Pendidikan Guru
Sekolah Dasar Jurusan Ilmu Pendidikan Fakulktas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma.
Penulis menyadari bahwa dalam penyelesaian skripsi ini tidak lepas dari
dukungan dan bantuan berbagai pihak lain baik secara moriil maupun materiil.
Untuk itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Rohandi, Ph. D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma.
2. Gregorius Ari Nugrahanta, S.J., BST, M.A., selaku Ketua Program Studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar,
3. Drs. Puji Purnomo, M. Si., selaku Dosen Pembimbing I yang telah
memberikan bantuan, dukungan, arahan dan dorongan dalam penulisan
skripsi ini.
4. Drs. J. Sumedi selaku Dosen Pembimbing II yang selalu membimbing
dan memberikan dorongan serta bantuan yang sangat berguna dalam
penyelesaian skripsi ini.
5. Seluruh dosen Prodi PGSD yang telah memberikan dukungan dan
bimbingan serta bantuannya, serta Sekretariat PGSD, terima kasih atas
kerjasamanya.
6. Muchamad Irwanto, S.Pd., selaku kepala SD Negeri Sukorejo 3 terima
kasih telah memberikan ijin untuk menyebar kuesioner sebagai uji
validitas.
7. Solikhan, S.Pd., selaku Kepala SD Negeri Sukorejo 1 terima kasih untuk
xi
8. Rekan-rekan guru SD Negeri Sukorejo 3, terima kasih untuk motivasi dan
doanya.
9. Seluruh siswa SD Negeri Sukorejo 1 dan SD Negeri Sukorejo 3, terutama
kelas V, terima kasih untuk kerja samanya.
10. Suamiku Bapak Rubekan, juga anak-anakku Reni Mamang Isnawan dan
Keni Wandansari terima kasih untuk dorongan, dukungan, motivasi dan
doa sehingga penyusunan skripsi ini dapat sukses.
11. Teman-teman seperjuanganku.
12. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah
banyak membantu selama penyelesaian skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih jauh dari
sempurna, sehingga masih perlu dikaji dan dikembangkan secara lebih lanjut.
Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dari pembaca. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat
bagi semua pihak yang berkepentingan.
Yogyakarta, 3 September 2012
xii DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN MOTO ... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vii
ABSTRAK ... viii
a. Pengertian pola asuh orang tua demokratis ... 10
b. Ciri-ciri pola asuh demokratis ... 11
c. Aspek-aspek pola asuh demokratis ... 11
xiii
B. Prestasi Belajar
1. Pengertian Prestasi Belajar ... 15
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar ... 16
C. Hubungan antara Pola Asuh Orang Tua Demokratis dengan Prestasi Belajar ... 19
D. Hipotesis ... 21
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 22
B. Variabel Penelitian ... 22
C. Definisi Operasional Variabel ... 23
D. Tempat Peneltian ... 23
E. Jadwal Penelitian ... 23
F. Subjek Penelitian ... 25
G. Instrumen Penelitian/Alat Ukur ... 25
H. Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner ... 30
I. Teknik Analisis Data ... 36
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 41
1. Pola Asuh Orang Tua Demokratis ... 41
2. Prestasi Belajar Siswa... 46
3. Hubungan antara Pola Asuh Orang Tua Demokratis dengan Prestasi Belajar ... 52
4. Besar Sumbangan Pola Asuh Orang Tua Demokratis terhadap Prestasi Belajar ... 60
xiv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Jadwal Penelitian ... 24
Tabel 3.2 Pengukuran Skala Likert ... 26
Tabel 3.3 Sebaran Item Kuesioner Penelitian Pola Asuh Orang Tua Demokratis ... 26
Tabel 3.4 Kisi-kisi Instrumen Pola Asuh Orang Tua Demokratis ... 29
Tabel 3.5 Klasifikasi Koefisien Korelasi Reliabilitas ... 34
Tabel 3.6 Hasil Perhitungan Koefisien Reliabilitas ... 36
Tabel 3.7 Pengelompokkan Skor Angket Pola Asuh Orang Tua Demokratis ... 37
Tabel 3.8 Pedoman untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi ... 40
Tabel 4.1 Skor Pola Asuh Orang Tua Demokratis ... 41
Tabel 4.2 Jarak Nilai Pola Asuh Tiap Kelompok ... 42
Table 4.3 Kelompok Pola Asuh Orang Tua Demokratis Tinggi ... 43
Tabel 4.4 Kelompok Pola Asuh Orang Tua Demokratis Sedang ... 44
Tabel 4.5 Kelompok Pola Asuh Orang Tua Demokratis Rendah ... 45
Tabel 4.6 Daftar Nilai raport ... 47
Tabel 4.7 Klasifikasi Prestasi Belajar Siswa ... 48
Tabel 4.8 Kelompok Prestasi Belajar Tinggi ... 49
Tabel 4.9 Kelompok Prestasi Belajar Sedang ... 50
Tabel 4.10 Kelompok Prestasi Belajar Rendah ... 50
Tabel 4.11 Skor Pola Asuh Orang Tua Demokratis dan Prestasi Belajar ... 53
Tabel 4.12 Jumlah Subjek Tiap Kelompok Pola Asuh Orang Tua Demokratis ... 55
Tabel 4.13 Proporsi Pola Asuh Orang Tua Demokratis Tiap Kelompok ... 55
Tabel 4.14 Rata-Rata (Mean) Tiap Kelompok ... 55
Tabel 4.15 Nilai Ordinat ... 56
xv
DAFTAR DIAGRAM
Halaman
Diagram 4.1 Persentase Pola Asuh Orang Tua Demokratis ... 46
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Kuesioner Pola Asuh Orang Tua Demokratis siswa
(uji coba) ... 68
Lampiran 2 Tabel Skoring (1,2,3,4) Hasil Uji Coba Kuesioner
Pola Asuh Orang Tua Demokratis Siswa Kelas V SD Negeri Kalinegoro 6 Semester 2 Tahun Pelajaran 2011/2012 ... 71
Lampiran 3 Tabel Skoring (1 dan 0) Hasil Uji Coba Kuesioner
Pola Asuh Orang Tua Demokratis Siswa Kelas V SD Negeri Kalinegoro 6 Semester 2 Tahun Pelajaran 2011/2012 ... 74
Lampiran 4 Tabel Hasil Analisis Uji Validitas Kuesioner Pola Asuh Orang Tua Demokratis Siswa Kelas V SD Negeri Sukorejo 3
Semester 2 Tahun Pelajaran 2011/2012 ... 77
Lampiran 5 Tabel Validitas Item Kuesioner Pola Asuh Orang Tua Demokratis Siswa Kelas V SD Negeri Sukorejo 3 Semester 2 Tahun Pelajaran 2011/2012 ... 79
Lampiran 6 Tabel Validitas Tiap Indikator dan Sebaran Item Minat
Belajar Siswa Kelas V SD Negeri Sukorejo 3 Semester 2
Tahun Pelajaran 2011/2012 ... 85
Lampiran 7 Tabel Revisi Item Soal Kuesioner Tiap Indikator ... 81
Lampiran 8 Tabel Penghitungan Reliabilitas Kuesioner Pola Asuh Orang Tua Demokratis Siswa Kelas V SD Negeri Sukorejo 3
Semester 2 Tahun Pelajaran 2011/2012 ... 83
Lampiran 9 Hasil Analisis Uji Reliabilitas Kuesioner Pola Asuh Orang Tua Demokratis Siswa Kelas V SD Negeri Sukorejo 3 Semester 2 Tahun Pelajaran 2011/2012 ... 84
Lampiran 10 Tabel Revisi Sebaran Item Kuesioner Penelitian ... 86
Lampiran 11 Tabel Revisi Kisi-kisi Kuesioner Penelitian Pola Asuh Orang Tua Demokratis ... 89
Lampiran 12 Kuesioner Pola Asuh Orang Tua Demokratis Siswa
xvii
Lampiran 13 Skor Hasil Penelitian Kuesioner Pola Asuh Orang Tua Demokratis kelas V SD Negeri Sukorejo 1 Semester 2
Tahun Pelajaran 2011/2012 ... 92
Lampiran 14 Daftar Nilai Raport Semester 2 Kelas V SD Negeri Sukorejo 1 Semester 2 Tahun Pelajaran 2011/2012 ... 94
Lampiran 15 Tabel Skor Pola Asuh Orang Tua Demokratis dan Prestasi Belajar Siswa Kelas V SD Negeri Sukorejo 1 Semester 2 Tahun Pelajaran 2011/2012 ... 95
Lampiran 16 Tabel Nilai-Nilai r Product Moment dari Pearson ... 96
Lampiran 17 Tabel Ordinat pada Kurva Normal... 97
Lampiran 18 Tabel Hubungan Antar Kelompok Pola Asuh Orang Tua Demokratis dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas V SD Negeri Sukorejo 1 Semester 2 Tahun Pelajaran 2011/2012 ... 99
Lampiran 19 Surat izin penelitian... 101
Lampiran 20 Surat keterangan penelitian dari sekolah ... 102
Lampiran 21 Foto Kegiatan ... 103
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan salah satu cara untuk mencapai kesuksesan.
Pendidikan dilakukan secara formal dan informal. Pendidikan formal
dilakukan melalui jenjang sekolah sedangkan pendidikan nonformal
dilakukan melalui lingkungan keluarga dan masyarakat. Oleh karena itu,
pendidikan menjadi tanggung jawab bersama anatara pemerintah, keluarga,
dan masyarakat.
Keluarga merupakan salah satu lembaga pendidikan nonformal. Seorang
anak belajar pertama kali dari lingkungan keluarga. Anak bisa bersosial dan
mendapatkan pengalaman dari lingkungan keluarga. Pengalaman yang
didapat anak dari lingkungan keluarga akan menjadi dasar bagi anak dalam
menempuh pendidikan formal di sekolah. Orang tua merupakan pendidik bagi
anak di lingkungan keluarga. Orang tua juga bisa dikatakan sebagai pendidik
yang pertama dan utama. Orang tua dikatakan sebagai pendidik yang pertama
karena sebelum anak menempuh pendidikan di sekolah, anak sudah terlebih
dahulu mendapatkan pendidikan dari lingkungan keluarga. Orang tua juga
dikatakan sebagai pendidik yang utama karena pendidikan dari lingkungan
keluarga akan menjadi dasar bagi anak untuk menempuh pendidikan
Pendidikan formal dilalui anak di bangku sekolah. Anak dan orang tua
pasti menginginkan prestasi belajar yang tinggi. Prestasi belajar yang dicapai
oleh anak pasti tidak terlepas dari beberapa faktor yang mempengaruhinya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar berasal dari faktor dari
dalam/eksternal dan dari luar/internal. Yang termasuk faktor dari dalam yaitu
tingkat kecerdasan, kepribadian, bakat, minat, dan motivasi anak. Faktor dari
luar berasal dari lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan
masyarakat.
Salah satu faktor dari luar yang mempengaruhi pencapaian prestasi belajar
anak yaitu berasal dari lingkungan keluarga. Hal ini bisa berkaitan dengan
pola asuh yang digunakan orang tua terhadap anak. Dalam mendidik anaknya,
orang tua memiliki pola asuh yang berbeda-beda. Menurut Sobur (1987:17),
ada dua tipe pola asuh yang dilakukan orang tua terhadap anaknya, yaitu
otoriter dan demokratis. Pola asuh orang tua otoriter ditandai dengan orang
tua yang selalu menentukan segalanya. Orang tua sering memberikan perintah
dan larangan kepada anak tanpa memperhatikan kebutuhan anak. Pola asuh
orang tua demokratis ditandai dengan adanya kebebasan bagi anak untuk
melakukan sesuatu asalkan masih sesuai dengan aturan dan norma yang ada
dalam masyarakat. Dalam penelitian ini, hanya akan dibatasi pada pola asuh
orang tua demokratis.
Pola asuh orang tua demokratis lebih menekankan adanya keterbukaan
antara orang tua dengan anak. Anak diberi kebebasan untuk mengungkapkan
melewati batas atau aturan yang telah disepakati bersama antara orang tua
dengan anak. Orang tua juga selalu memberikan bimbingan dengan penuh
pengertian kepada anak. Orang tua yang menerapkan pola asuh orang tua
demokratis akan selalu membimbing anaknya dalam belajar. Mereka
memberikan perhatian yang lebih terhadap perkembangan belajar dan prestasi
anak. Dalam pencapaian prestasi belajar yang tinggi, orang tua hendaknya
selalu membimbing dan mendampingi anak saat belajar sehingga hasil yang
dicapai akan maksimal.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti berminat untuk melakukan penelitian
dengan judul “Hubungan Pola asuh Orang Tua Demokratis dengan Prestasi
Belajar Siswa Kelas V SD Negeri Sukorejo 1 Semester 2 Tahun Pelajaran
2011/2012.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana pola asuh orang tua demokratis siswa kelas V SD Negeri
Sukorejo 1 semester 2 tahun pelajaran 2011/2012?
2. Bagaimana prestasi belajar siswa kelas V SD Negeri Sukorejo 1 semester
2 tahun pelajaran 2011/2012?
3. Apakah ada hubungan yang positif dan signifikan antara pola asuh orang
tua demokratis dengan prestasi belajar siswa kelas V SD Negeri Sukorejo
4. Seberapa besar sumbangan pola asuh orang tua demokratis dengan
prestasi belajar siswa kelas V SD Negeri Sukorejo 1 semester 2 tahun
pelajaran 2011/2012?
C. Batasan Pengertian
1. Pola asuh adalah serangkaian tindakan orang tua dalam mengarahkan dan
membimbing anak sesuai dengan norma-norma yang berlaku dalam
masyarakat.
2. Pola asuh demokratis adalah serangkaian tindakan orang tua yang
memperhatikan dan menghargai kebebasan anak, namun kebebasan yang
bertanggung jawab.
3. Prestasi belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah
melakukan serangkaian kegiatan belajar yang diukur dengan tes buatan
guru.
D. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui pola asuh orang tua demokratis siswa kelas V SD
Negeri Sukorejo 1 semester 2 tahun pelajaran 2011/2012.
2. Untuk mengetahui prestasi belajar siswa kelas V SD Negeri Sukorejo 1
semester 2 tahun pelajaran 2011/2012.
3. Untuk mengetahui apakah ada hubungan yang positif dan signifikan
antara pola asuh orang tua demokratis dengan prestasi belajar siswa kelas
4. Untuk mengetahui seberapa besar sumbangan pola asuh orang tua
demokratis dengan prestasi belajar siswa kelas V SD Negeri Sukorejo 1
semester 2 tahun pelajaran 2011/2012
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat praktis
Secara praktis, diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan
masukan bagi guru dan orang tua dalam memahami perkembangan anak
tentang faktor-faktor yang mendukung prestasi belajar anak.
2. Manfaat teoritis
Secara teoritis, diharapkan hasil penelitian ini dapat menambah referensi
6
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pola Asuh Orang Tua 1. Pengertian Pola Asuh
Orang tua mempunyai tanggung jawab untuk memberikan contoh
teladan yang baik bagi anaknya. Orang tua juga pasti menginginkan
adanya suasana yang hangat dan keterbukaan dalam menjalin hubungan
dengan sesama anggota keluarga. Mereka berharap bisa tercipta suasana
yang kondusif.
Suasana yang kondusif dalam suatu keluarga akan tercipta jika
orang tua mampu menerapkan pola asuh yang positif bagi perkembangan
anak. Pola asuh pada dasarnya diciptakan orang tua dalam menjalin
hubungan sehari-hari dengan anak-anaknya. Pola asuh orang tua harus
disertai tindakan dari orang tuanya untuk membentuk anak menurut apa
yang diinginkannya.
Pola asuh terdiri dari dua kata yaitu pola dan asuh. Di dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007:885), pola berarti corak, model,
sistem, cara kerja, bentuk (struktur) yang tetap. Sedangkan kata asuh
dapat berarti menjaga (merawat dan mendidik) anak kecil, membimbing
(membantu; melatih dan sebagainya), dan memimpin (mengepalai dan
menyelenggarakan) satu badan atau lembaga (KBBI, 2007:73). Menurut
(1991: 94), pola asuh berarti pendidikan, sedangkan pendidikan
adalah bimbingan secara sadar oleh pendidik terhadap perkembangan
jasmani dan rohani anak didik menuju terbentuknya kepribadian yang
utama. Kegiatan pengasuhan merupakan kegiatan yang nyata antara
orang tua dengan anak-anaknya.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa pola asuh adalah cara yang
digunakan orang tua dalam mengarahkan dan membimbing anaknya
sesuai dengan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat.
2. Macam-macam Pola Asuh Orang Tua
Pola asuh orang tua dapat dikelompokkan menjadi beberapa macam.
Di bawah ini akan diuraikan macam-macam pola asuh orang tua menurut
pendapat para ahli.
Abu Ahmadi (1991:180) mengemukakan bahwa, berdasarkan
penelitian yang dilakukan oleh Fels Research Institute, corak
hubungan orang tua dengan anak dapat dibedakan menjadi tiga pola
asuh, yaitu :
a. Pola menerima-menolak, pola ini didasarkan atas taraf kemesraan
orang tua terhadap anak.
b. Pola memiliki-melepaskan, pola ini didasarkan atas sikap protektif
orang tua terhadap anak. Pola ini bergerak dari sikap orang tua yang
overprotektif dan memiliki anak sampai kepada sikap mengabaikan
c. Pola demokrasi-otokrasi, pola ini didasarkan atas taraf partisipasi
anak dalam menentukan kegiatan-kegiatan dalam keluarga. Pola
otokrasi berarti orang tua bertindak sebagai diktator terhadap anak,
sedangkan dalam pola demokrasi, sampai batas-batas tertentu,
anak dapat berpartisipasi dalam keputusan-keputusan keluarga.
Sobur (1987:17) mengungkapkan bahwa ada dua tipe pola pengasuhan
orang tua yaitu:
a. Otoriter
Pola pengasuhan ini ditandai dengan orang tua yang menentukan
segala sesuatunya. Orang tua dengan tipe seperti ini biasanya
mendapatkan suatu kepuasan dengan memberikan perintah-perintah
atau memberikan larangan-larangan kepada anak. Dengan demikian
pengasuhan seperti ini memberikan suatu batasan yang sangat tegas
tentang perilaku yang boleh dilakukan ataupun tidak.
b. Demokratis
Pola pengasuhan ini ditandai dengan orang tua yang bersedia
mendengarkan apa yang dikehendaki oleh anak. Orang tua
menentukan peraturan/batasan-batasan tertentu, namun juga
memperhatikan serta mempertimbangkan segala perasaan, pendapat
Thomas Gordon (1994:127) mengemukakan metode pengelolaan anak,
yaitu :
a. Pola asuh menang
b. Pola asuh mengalah
c. Pola asuh tidak menang dan tidak kalah.
Sedangkan Marcolm Hardy dan Steve Heyes (1986: 131)
mengemukakan empat macam pola asuh yang dilakukan orang tua
dalam keluarga, yaitu :
a. Autokratis (otoriter)
Ditandai dengan adanya aturan-aturan yang kaku dari orang tua
dan kebebasan anak sangat di batasi.
b. Demokratis
Ditandai dengan adanya sikap terbuka antara orang tua dan anak.
c. Permisif
Ditandai dengan adanya kebebasan tanpa batas pada anak untuk
berperilaku sesuai dengan keinginannya sendiri.
d. Laissez faire
Ditandai dengan sikap acuh tak acuh orang tua terhadap anaknya.
Berdasarkan beberapa pendapat dari para ahli di atas, penelitian ini
hanya akan membahas tentang pola asuh orang tua demokratis. Hal
tersebut dilakukan agar pembahasannya lebih terfokus dan lebih
3. Pola Asuh Orang Tua Demokratis
a. Pengertian Pola Asuh Orang Tua Demokratis
Pola asuh demokratis adalah suatu bentuk pola asuh yang
memperhatikan dan menghargai kebebasan anak, namun kebebasan
itu tidak mutlak dan dengan bimbingan yang penuh pengertian antara
orang tua dan anak (Singgih, 1995:84). Pola asuh orang tua
demokratis memberikan kebebasan kepada anak untuk
mengemukakan pendapat, melakukan apa yang diinginkannya
dengan tidak melewati batas-batas atau aturan-aturan yang telah
ditetapkan orang tua. Orang tua juga selalu memberikan bimbingan
dan arahan dengan penuh pengertian terhadap anak mana yang
boleh dilakukan dan mana yang tidak. Pola asuh orang tua
demokratis ini ditandai dengan adanya sikap terbuka antara orang
tua dan anak. Mereka membuat aturan-aturan yang disetujui bersama.
Jadi dalam pola asuh ini terdapat komunikasi yang baik antara orang
tua dan anak.
Dengan pola asuh orang tua demokratis ini, anak akan
mampu mengembangkan kontrol terhadap perilakunya sendiri
dengan hal-hal yang dapat diterima oleh masyarakat. Hal ini
mendorong anak untuk mampu berdiri sendiri, bertanggung jawab
dan yakin terhadap diri sendiri. Daya kreativitasnya berkembang baik
karena orang tua selalu merangsang anaknya untuk mampu
adalah serangkaian tindakan orang tua yang memperhatikan dan
menghargai kebebasan anak, namun kebebasan yang bertanggung
jawab.
b. Ciri-ciri Pola Asuh Orang Tua Demokratis
Menurut Idris (1992:87), ciri-ciri pola asuh orang tua demokratis
adalah sebagai berikut:
1) Menentukan peraturan dan disiplin dengan memperhatikan
dan mempertimbangkan alasan-alasan yang dapat diterima,
dipahami dan dimengerti oleh anak
2) Memberikan pengarahan tentang perbuatan baik yang perlu
dipertahankan dan yang tidak baik agar ditinggalkan
3) Memberikan bimbingan dengan penuh pengertian
4) Dapat menciptakan keharmonisan dalam keluarga
5) Dapat menciptakan suasana komunikatif antara orang tua dan
anak serta sesama keluarga
c. Aspek-aspek Pola Asuh Orang Tua Demokratis
Aspek pola asuh demokratis menurut Kohn (dalam Setiawan,
1996:18) adalah:
1) Aspek pandangan orang tua terhadap anak
Pandangan orang tua yang menggunakan pola asuh orang tua
pemahaman terhadap perasaan, keinginan, dan kondisi anaknya,
mendorong dan memberi kesempatan anak untuk mandiri dan
bertindak secara matang sesuai dengan kemampuan anak,
mengharapkan anaknya mencapai tingkat pendidikan tertentu,
memberikan tanggung jawab terhadap anak dan menghargai
hak-hak yang dimiliki anaknya.
2) Aspek komunikasi
Komunikasi yang digunakan orang tua yang menerapkan pola
asuh demokratis adalah komunikasi dua arah. Orang tua
memberikan kesempatan kepada anak untuk mengungkapkan
pendapatnya, berdiskusi, senang mengajak anak untuk berdialog.
3) Aspek pemenuhan kebutuhan anak
Pemenuhan kebutuhan anak dalam keluarga yang menerapkan
pola asuh demokratis adalah sikap saling memberi dan menerima.
Orang tua bersikap menerima dengan sabar dalam mengasuh
anak. Orang tua memberikan kesempatan kepada anak untuk
mengekspresikan emosi-emosi positif. Mereka memberikan
ekspresi positif meskipun anaknya tidak melakukan sesuatu yang
pantas dipuji. Di sini, orang tua selalu ada saat anak
membutuhkan.
4) Aspek penerapan kontrol
Penerapan kontrol dalam pola asuh demokratis melalui
dalam keluarga, mereka menyelesaikan secara bijaksana yang
keputusannya dapat diterima oleh semua anggota keluarga.
Pemberian hukuman tidak dilakukan secara fisik.
d. Indikator Pola Asuh Orang Tua Demokratis
Indikator adalah alat pemantau (sesuatu) yang dapat memberikan
petunjuk/keterangan (KBBI,1991:329). Berhubungan dengan pola
asuh orang tua demokratis, maka indikator di sini digunakan sebagai
alat pemantau yang dapat memberikan keterangan tentang pola asuh
orang tua demokratis. Berdasarkan beberapa pengertian tentang pola
asuh orang tua demokratis, maka peneliti menguraikan beberapa
indikator pola asuh orang tua demokratis, yaitu:
1) Pandangan orang tua terhadap anak
Dalam pola asuh demokratis, orang tua lebih mementingkan
pemahaman terhadap perasaan, keinginan, dan kondisi anaknya.
Hal ini bisa terlihat dari bagaimana orang tua memperhatikan
perasaan anaknya. Orang tua selalu mendorong dan memberi
kesempatan anak untuk mandiri dan bertindak secara matang
sesuai dengan kemampuan anak. Orang tua juga selalu
memahami semua keinginan anaknya.
2) Komunikasi orang tua dengan anak
Dalam pola asuh demokratis, komunikasi yang digunakan adalah
anak untuk mengungkapkan pendapatnya. Orang tua mengajak
anaknya untuk berdiskusi dan senang mengajak anak untuk
berdialog.
3) Pemberian motivasi
Dalam pola asuh demokratis, orang tua selalu memberikan
dorongan dan motivasi kepada anaknya. Orang tua memberikan
pujian atau hadiah jika anaknya mendapatkan prestasi yang tinggi
atau berhasil dalam melakukan suatu hal.
4) Penerapan kontrol
Penerapan kontrol dalam pola asuh orang tua demokratis melalui
aturan-aturan yang tegas, konsisten dan rasional. Jika terdapat
masalah dalam keluarga, mereka menyelesaikan secara bijaksana
yang keputusannya dapat diterima oleh semua anggota keluarga.
Pemberian hukuman tidak dilakukan secara fisik.
5) Pemenuhan kebutuhan anak
Dalam pola asuh ini, orang tua menerapkan prinsip saling
memberi dan menerima. Orang tua bersikap menerima dengan
sabar dalam mengasuh anak. Orang tua selalu ada saat anak
membutuhkan.
6) Sikap kooperatif
Dalam pola asuh orang tua demokratis, orang tua bersikap
kooperatif dalam mendidik anaknya. Orang tua dan anak selalu
B. Prestasi Belajar
1. Pengertian Prestasi Belajar
Pengertian prestasi belajar sangat bervariasi tergantung siapa yang
mendefinisikannya. Di bawah ini akan diuraikan beberapa pengertian
tentang prestasi belajar.
a. Prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau ketrampilan yang
dikembangkan melalui mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan
nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru (KBBI, 2007:895).
b. Winkel (1984:162) mengungkapkan bahwa prestasi adalah bukti
keberhasilan usaha yang dapat dicapai.
c. Prestasi belajar adalah kemampuan, keterampilan, dan sikap seseorang
dalam menyelesaikan suatu hal (Arifin, 1988:3).
d. Tirtonegoro (1984:43) mengemukakan prestasi belajar yaitu penilaian
hasil usaha kegiatan belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol,
angka, huruf, maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang
sudah dicapai oleh setiap anak dalam periode tertentu.
e. Suratinah (1984:43) mengungkapkan bahwa prestasi belajar adalah
penilaian hasil usaha kegiatan belajar anak yang dapat dinyatakan
dalam bentuk simbol, angka, huruf maupun kalimat.
Dari beberapa pengertian di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa
prestasi belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah
melakukan serangkaian kegiatan belajar yang diukur dengan tes buatan
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Muhibbin (1995:132) menguraikan ada tiga faktor yang
mempengaruhi prestasi belajar siswa, yaitu:
a. Faktor Internal
Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam diri
siswa, yakni keadaan/kondisi jasmani dan rohani siswa. Faktor ini
meliputi dua aspek, yakni:
1) Aspek fisiologis (bersifat jasmaniah)
Yang termasuk aspek fisiologis meliputi kondisi umum
jasmani dan tonus (tegangan otot) dan kondisi organ-organ khusus.
Kondisi umum jasmani dan tonus ini perlu mendapat perhatian dari
guru karena dapat mempengaruhi semangat dan intensitas siswa
dalam mengikuti pelajaran.
2) Aspek psikologis (bersifat rohaniah)
Faktor-faktor yang termasuk aspek psikologis adalah:
a) Intelegensi siswa
Menurut Thorndike dalam Nurkancana (1983:172),
intelegensi adalah kesanggupan untuk mengadakan respon
yang baik sesuai dengan fakta yang dihadapi. Tingkat
intelegensi sangat menentukan tingkat keberhasilan siswa.
Semakin tinggi tingkat intelegensi seorang siswa maka akan
b) Sikap siswa
Muhibbin (1995:135) mengemukakan sikap adalah gejala
internal yang berdimensi afektif berupa kecenderungan untuk
mereaksi atau merespon dengan cara yang relatif tetap
terhadap objek orang, barang, dan sebagainya, baik secara
positif maupun negatif. Sikap positif kepada guru dan mata
pelajaran yang disajikan merupakan awal yang baik. Namun
bila sikap negatif yang ditunjukkan siswa terhadap guru dan
mata pelajaran yang disajikan maka akan menimbulkan
kesulitan belajar bagi siswa tersebut.
c) Bakat siswa
Crow and Crow dalam Nurkancana (1983:200)
mengemukakan bakat adalah suatu kualitas yang nampak pada
tingkah laku manusia pada suatu lapangan keahlian tertentu.
Setiap orang memiliki bakat dalam arti berpotensi untuk
mencapai prestasi sampai ke tingkat tertentu sesuai dengan
kapasitas masing-masing. Namun apabila bakat itu tidak
mendapat latihan atau pendidikan yang baik maka tidak akan
berkembang sebagaimana mestinya.
d) Minat siswa
Muhibbin (1995:136) mengemukakan minat (interest) berarti
yang besar terhadap sesuatu. Minat dapat mempengaruhi
kualitas pencapaian hasil belajar siswa.
e) Motivasi siswa
Muhibbin (1995:136) mengemukakan motivasi adalah keadaan
internal yang mendorong untuk berbuat sesuatu. Jenis motivasi
ada dua macam yaitu motivasi intrinsik dan ekstrinsik.
Motivasi intrinsik adalah hal dan keadaan yang berasal dari
dalam diri siswa sendiri yang dapat mendorongnya melakukan
tindakan belajar. Motivasi ekstrinsik adalah hal dan keadaan
yang datang dari luar individu siswa yang juga mendorongnya
untuk melakukan kegiatan belajar. Motivasi yang tidak
dimiliki oleh siswa baik intrinsik maupun ekstrinsik akan
berpengaruh pada semangat siswa dalam melakukan proses
pembelajaran di sekolah dan di rumah.
b. Faktor Eksternal
Faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar siswa,
yakni kondisi/keadaan lingkungan di sekitar siswa. Yang termasuk
faktor-faktor eksternal adalah sebagai berikut:
1) Lingkungan sosial
Lingkungan sosial di sekolah meliputi para guru yang dapat
menjadi daya dorong positif bagi kegiatan belajar siswa, para staf
administrasi, dan teman-teman sekelas yang dapat mempengaruhi
masyarakat, tetangga dan teman-teman sepermainan di sekitar
tempat tinggal siswa yang akan mempengaruhi aktivitas belajar
siswa. Lingkungan sosial di keluarga meliputi orang tua dan
keluarga siswa sendiri. Dalam hal ini keadaan keluarga dan sifat
orang tua yang dapat mempengaruhi kegiatan belajar siswa.
2) Lingkungan non sosial
Lingkungan non sosial meliputi gedung sekolah dan
letaknya, rumah tempat tinggal keluarga siswa dan letaknya,
alat-alat belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan
siswa. Faktor-faktor di atas dapat menentukan hasil belajar siswa.
3) Faktor Pendekatan Belajar
Pendekatan belajar adalah segala cara atau strategi yang
digunakan siswa dalam menunjang efektivitas dan efisiensi proses
pembelajaran materi tertentu (Muhibbin,1995:139). Faktor
pendekatan belajar sangat mempengaruhi tingkat keberhasilan
proses pembelajaran siswa.
C. Hubungan antara Pola Asuh Orang Tua Demokratis dengan Prestasi Belajar
Prestasi belajar dapat dipengaruhi oleh berbagai macam faktor. Salah satu
faktor yang mempengaruhi prestasi belajar adalah lingkungan keluarga. Di
dalam sebuah keluarga akan terjadi banyak interaksi/relasi antar anggota
orang tua dan anak. Interaksi antara orang tua dengan anak tersebut misalnya
ketika orang tua mengasuh anak-anaknya. Di dalam pengasuhan tersebut,
orang tua memiliki macam-macam tipe yang bebas mereka pilih untuk
mendidik/mengasuh anak.
Salah satu gaya pengasuhan orang tua adalah pengasuhan demokratis.
Gaya pengasuhan ini memiliki sifat yang hangat, terbuka dan saling
menghargai antar anggota keluarga. Orang tua dan anak ikut terlibat dan
berperan serta menentukan keputusan-keputusan di dalam keluarga. Hak serta
kewajiban anak dan orang tua sangat dijunjung tinggi di dalam gaya
pengasuhan demokratis.
Pola asuh orang tua demokratis akan menghasilkan anak-anak yang
memiliki kepercayaan diri, kreativitas serta kecerdasan yang tinggi. Beberapa
akibat dari adanya pola asuh orang tua demokratis tersebut tentu akan
mempengaruhi prestasi belajarnya. Anak yang diasuh dengan pola asuh orang
tua demokratis akan mudah bekerjasama, mandiri, bersahabat dan
berorientasi pada prestasi. Pola asuh orang tua demokratis juga dirasa sebagai
pola pengasuhan yang paling tepat dan mantap untuk diterapkan.
Prestasi belajar merupakan kemampuan yang diperoleh anak setelah
melakukan serangkaian kegiatan belajar yang diukur dengan tes buatan guru.
Prestasi belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah prestasi belajar
yang diperoleh tiap siswa pada lima bidang studi di SD, yaitu PKn, Bahasa
Berdasarkan beberapa uraian di atas, maka peneliti menyimpulkan terdapat
hubungan pola asuh orang tua demokratis dengan prestasi belajar siswa.
Dengan kata lain, gaya pengasuhan orang tua juga dapat mempengaruhi
prestasi belajar seseorang.
D. Hipotesis
Berdasarkan kajian pustaka dan permasalahan di atas, maka dapat
dirumuskan hipotesis sebagai berikut: “Ada hubungan yang positif dan
signifikan antara pola asuh orang tua demokratis dengan prestasi belajar
22
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk jenis penelitian deskriptif tingkat korelasi.
Penelitian deskriptif tingkat korelasi merupakan penelitian yang bertujuan
menyelidiki seberapa jauh perubahan dalam satu variabel ada kaitannya
dengan perubahan dalam variabel yang lain (Furchan, 2007:173). Jadi
penelitian ini bermaksud untuk mencari ada tidaknya hubungan antara pola
asuh orang tua demokratis dengan prestasi belajar yang diperoleh siswa.
B. Variabel Penelitian
Variabel adalah satu atribut yang dianggap mencerminkan atau
mengungkapkan pengertian atau bangunan pengertian (Furchan, 2007:45).
Sedangkan menurut Arikunto (1989:91), variabel adalah obyek penelitian,
atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Penelitian ini
mengemukakan dua macam variabel yaitu :
1. Variabel bebas (independent variable)
Variabel bebas adalah variabel yang mendahului atau yang
mempengaruhi variabel terikat (Furchan, 2007:46).Dalam penelitian ini
2. Variabel terikat (dependent variable)
Variabel terikat adalah variabel yang merupakan akibat atau yang
tergantung pada variabel yang mendahuluinya (Furchan, 2007:46).Dalam
penelitian ini yang merupakan variabel terikat adalah prestasi belajar
siswa
C. Definisi Operasional Variabel
Dalam penelitian ini peneliti mengemukakan definisi operasional
variabel sebagai berikut :
1. Pola asuh orang tua demokratis mencakup serangkaian tindakan orang
tua yang memperhatikan dan menghargai kebebasan anak, namun
kebebasan yang bertanggung jawab.
2. Prestasi belajar siswa mencakup kemampuan yang diperoleh anak setelah
melakukan serangkaian kegiatan belajar yang diukur dengan tes buatan
guru.
D. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Sukorejo 1 yang beralamat di
Sukorejo, Mertoyudan, Magelang.
E. Jadwal Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan bulan April - Juli. Adapun jadwal penelitian
Tabel 3.1 Jadwal Penelitian
2. Penyusunan draft
proposal
3. Bimbingan bab I
4. Penyusunan
Kuesioner
5. Uji Coba Kuesioner
6. Perhitungan Taraf
Validitas dan
Reliabilitas
7. Pengumpulan Data
Penelitian
14. Revisi skripsi
15. Pengumpulan
F. Subyek Penelitian
Subyek yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas
V SD Negeri Sukorejo 1 Magelang tahun pelajaran 2011/2012, yang
berjumlah 35 siswa, yaitu 15 laki dan 20 perempuan.Seluruh siswa tersebut
juga dapat dikatakan sebagai suatu populasi. Dengan demikian penelitian ini
merupakan penelitian populasi.
G. Instrumen Penelitian/Alat Ukur
1. Alat Pengumpul Data
a. Kuesioner
Alat ukur yang digunakan adalah kuesioner pola asuh orang tua
demokratis. Kuesioner ini terdiri dari 6 indikator yang dijabarkan
dalam bentuk item-item tertentu berjumlah 50 item yang terdiri dari
item positif dan item negatif. Adapun bentuk kuesioner pola asuh
demokratis ini dapat dilihat pada lampiran 1.
Kuesioner dalam penelitian ini mengacu pada penelitian milik
Cicilia Kurniasri (2004) yang dikembangkan bersama Sunarti.
Kuesioner ini digunakan karena indikator-indikator yang terdapat
pada kuesioner sesuai dengan kajian pustaka yang diuraikan oleh
peneliti. Selain itu, kuesioner ini sejalan dengan penelitian yang akan
dilakukan.
Kuesioner ini disusun dalam bentuk skala bertingkat yang memuat
terhadap anak. Kuesioner ini disusun berdasarkan prinsip Likert’s
Summated Ratings. Skala Likert disusun dalam bentuk suatu
pernyataan dan diikuti oleh pilihan respon yang menunjukkan suatu
tingkatan. Skala ini dimodifikasi dengan empat pilihan jawaban.
Pengukuran alat ini dapat dikelompokkan menjadi dua kategori, yaitu:
Tabel 3.2 Pengukuran Skala Likert
Alternatif Jawaban Skor
Positif Negatif
dalam indikator pola asuh orang tua demokratis di bawah ini:
Tabel 3.3 Sebaran Item Kuesioner PenelitianPola Asuh Orang Tua Demokratis
No. Indikator Item Positif Item Negatif
1 Pandangan orang tua
kesulitan.
2 Komunikasi orang
tua dengan anak
dikritik oleh saya.
3 Pemberian motivasi Orang tua saya
mengarahkan
perilaku saya
dengan sikap yang
bersahabat.
Berdasarkan indikator pola asuh orang tua demokratis tersebut, maka
disusun butir-butir kuesioner sebagai berikut:
Tabel 3.4 Kisi-kisi Instrumen Pola Asuh Orang Tua Demokratis
No. Indikator No. Item Total
Item Positif Jumlah Item Negatif Jumlah
b. Dokumentasi
Selain kuesioner, alat pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu dokumentasi. Dokumentasi adalah mencari data
mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku,
surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, legger, agenda dan
sebagainya (Arikunto, 1989:188). Dalam penelitian ini dokumentasi
yang dibutuhkan oleh peneliti yaitu daftar nilai rapor siswa kelas V
SD Negeri Sukorejo 1 semester 2. Data yang digunakan meliputi nilai
lima mata pelajaran inti SD yaitu Pendidikan Kewarganegaraan
(PKn), Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, danIPS.
H. Uji Validitasdan Reliabilitas Kuesioner
1. Tempat Uji Coba
Tempat uji coba kuesioner penelitian dilaksanakan di kelas V SD
Negeri Sukorejo 3, Mertoyudan, Magelang. SD ini dipilih selain
lokasinya berdekatan juga mempunyai hasil akademik dan akreditas yang
sama dengan SD penelitian. Uji coba dilakukan supaya alat ukur yang
digunakan benar-benar valid (tepat) dan reliabel (tetap).Waktu uji coba
dilaksanakan sebelum waktu penelitian dilangsungkan.
2. Uji Validitas
Validitas berasal dari kata validity yang berarti sejauhmana
ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi
menunjuk kepada sejauh mana suatu alat mampu mengukur apa yang
seharusnya diukur. Suatu alat ukur harus memiliki ketepatan yang akurat
sesuai dengan apa yang akan diukur. Misalnya suatu ulangan Bahasa
Indonesia dikatakan valid apabila ulangan tersebut mengungkapkan
hal-hal yang berhubungan dengan Bahasa Indonesia. Dengan demikian suatu
test dikatakan memiliki validitas tinggi jika test tersebut memberikan
hasil ukur sesuai dengan maksud diadakannya suatu test.
Validitas yang digunakan dalam menyusun butir-butir pernyataan
pada kuesioner berupa validitas konstruk. Validitas konstruk (construct
validitas) adalah validitas yang menunjuk kepada seberapa jauh suatu tes
mengukur sifat atau bangunan-pengertian (construct) tertentu (Furchan,
2007:301). Dalam hal ini peneliti menggunakan kuesioner yang berisi
pernyataan yang harus diisi oleh siswa. Penyusunan butir-butir
pernyataan dalam kuesioner didasarkan atas bangunan pengertian
(construct) pola asuh demokratis. Kuesioner tersebut diujicobakan
terlebih dahulu untuk mengetahui valid atau tidaknya suatu item sebelum
digunakan pada penelitian. Sebelum diujicoba, kuesioner tersebut
dikonsultasikan pada dosen pembimbing.
Proses pengujian validitas berdasarkan pada validitas butir dari
setiap item/pernyataanyang terdapat dalam kuesioner. Adapun prosedur
pengujian validitas dilakukan dengan menganalisis setiap item
masing-masing kuesioner dengan mengkorelasikan setiap skor per butir (x)
korelasi Product Moment dari Pearson. Adapun rumus ini sebagai
∑x : jumlah skor dalam sebaran x (skor item per butir)
∑y : jumlah skor dalam sebaran y (skor item total)
∑xy : jumlah hasil kali skor x dan skor y yang berpasangan
∑x2
: jumlah skor yang dikuadratkan dalam sebaran x
∑y2
: jumlah skor yang dikuadratkan dalam sebaran y
N : Jumlah responden
Proses perhitungan taraf validitas dilakukan dengan memberi skor
pada setiap butir kemudian memasukkannya ke dalam data uji coba.
Setelah memberi skor, selanjutnya dilakukan perhitungan validitas
menggunakan bantuan program SPSS Statistics 12.0 for Windows. Adapun
langkah-langkah pengujiannya sebagai berikut:
a. Memasukkan data skor yang diperoleh siswa ke dalam data uji coba
dengan bantuan program Microsoft Office Excel 2007.
b. Menghitung skor total yang diperoleh oleh setiap siswa dengan
bantuan program Microsoft Office Excel 2007.
c. Mentabulasikan data tersebut ke dalam tabel uji coba pada program
d. Menguji validitas dengan tahap : analyzecorrelatebivariate
memindahkan semua item ke dalam kolom variables beri tanda √
pada kotak dengan pilihan Pearson dan Two Tailed pada kolom Test
of Significance klik OK.
Berdasarkan acuan dari Garret maka dirumuskan bahwa untuk skala
psikologi sebaiknya digunakan harga koefisien korelasi minimal 0,30. Hal
ini berarti, untuk butir/item yang nilai korelasinya < 0,30 dinyatakan gugur
atau tidak valid sehingga harus didrop. Dengan demikian item/butir yang
dianggap valid adalah item yang nilai korelasinya ≥ 0,30.
Berdasarkan hasil uji coba yang telah dilakukan, maka diperoleh 20
item valid dan 30 item gugur dari 50 item yang diujicobakan kepada
siswa. Setelah itu peneliti konsultasi pada dosen pembimbing kemudian
merevisi 6 item (3 item positif dan 3 item negatif) sehingga mendapatkan
26 item yang valid. Tabel pengujian validitas tiap indikator dapat dilihat
pada lampiran 4 halaman 77.Sedangkan tabel revisi kuesioner dapat dilihat
pada lampiran 7 halaman 81. Berdasarkan tabel tersebut, maka peneliti
menggunakan 26 item (lampiran 12 halaman 90) untuk penelitian
mengenai pola asuh orang tua demokratis.
3. Uji Reliabilitas
Reliabilitas suatu alat ukur adalah derajat keajegan alat tersebut dalam
mengukur apa saja yang diukurnya (Furchan, 2007:310). Sedangkan
mana suatu tes mampu menunjukkan konsistensi hasil pengukurannya
yang diperlihatkan dalam taraf ketetapan dan ketelitian hasil. Reliabilitas
pada dasarnya menunjukkan pada konsep sejauh mana suatu pengukuran
dapat dipercaya dan tetapsupaya test yang dibuat benar-benar terjamin
ketelitiannya.
Koefisien korelasi (rxy) pengujian reliabilitas berkisar pada bilangan
antara -1,00 sampai dengan 1,00 yang dikelompokkan dari sangat rendah
sampai sangat tinggi. Berikut ini tabel klasifikasi koefisien korelasi
reliabilitas suatu tes seperti yang disampaikan oleh Masidjo (2010:209):
Tabel 3.5 Klasifikasi koefisien korelasi reliabilitas alat ukur Koefisien Korelasi Kualifikasi
±0,91 – ±1,00 Sangat tinggi
±0,71 – ±0,90 Tinggi
±0,41 – ±0,70 Cukup
±0,21 – ±0,40 Rendah
0 – ±0,20 Sangat rendah
Tingkat reliabilitas dapat diperoleh dengan menggunakan metode
belah dua (split-half method) atau sering juga disebut metode gasal-genap.
Hasil dari satu tes dibagi atau dibelah menjadi dua bagian, yakni bagian
pertama yang dapat berupa hasil atau skor yang berasal dari item-item
bernomor gasal, dan bagian kedua berupa hasil atau skor yang berasal dari
item-item bernomor genap (Masidjo, 2010:218). Sedangkan besar
Proses perhitungan taraf reliabilitas dilakukan dengan memberi
skor pada setiap butir kemudian memasukkannya ke dalam data uji coba.
Berikut ini merupakan langkah-langkah mencari taraf reliabilitas suatu tes
dengan metode belah dua (split-half method):
a. Langkah pertama
Menghitung koefisien korelasi skor item ganjil dan genap dengan
teknik korelasi product moment dari Pearson dengan rumus :
rxy = ∑
(∑ ) (∑ ) { ∑ ( ∑ ) }{ ∑ (∑ ) ² }
Keterangan :
rxy : koefisien ganjil – genap
∑x : jumlah skor dalam sebaran x (skor item ganjil)
∑y : jumlah skor dalam sebaran y (skor item genap)
∑xy : jumlah hasil kali skor x dan skor y yang berpasangan
∑x2 : jumlah skor yang dikuadratkan dalam sebaran x
∑y2 : jumlah skor yang dikuadratkan dalam sebaran y
N : Jumlah sampel
b. Langkah kedua
Menghitung indeks reliabilitas ganjil-genap angket pola asuh orang
tua demokratis dengan rumus Spearman Brown.
r
tt=
Keterangan :
rgg : koefisien ganjil-genap
Tabel 3.6 Hasil perhitungan koefisien reliabilitas
Kuesioner Koefisien Reliabilitas
Uji coba Keterangan
Pola asuh orang tua
demokratis 0,812 Tinggi
Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa hasil uji coba
alat ukur kuesioner pola asuh orang tua demokratis memiliki koefisien
reliabilitas tinggi. Hasil perhitungan koefisien reliabilitas uji coba dapat
dilihat pada lampiran 9 halaman 84.
I. Teknik Analisis Data
Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik korelasi serial.
Dalam teknik ini, akan dikelompokkan ke dalam tiga kategori yaitu siswa
yang mempunyai pola asuh orang tua demokratis tinggi, sedang dan rendah.
Ketiga kategori tersebut kemudian dikorelasikan dengan prestasi belajar
siswa. Analisis data korelasi serial menurut Arikunto (1991:214) dapat
dirumuskan sebagai berikut:
r = ∑[ ( 0 −0 ) ( ) ] SDtot∑[( – ) ]
Keterangan :
rser : koefisien korelasi serial
0t : ordinat yang lebih tinggi
M : mean
SDtot : standar deviasi total
P : proporsi individu dalam golongan
Berdasarkan rumus korelasi serial di atas, maka peneliti memerlukan
ordinat yang lebih rendah, ordinat yang lebih tinggi, mean, standar deviasi
total dan proporsi individu tiap golongan. Berikut ini akan diuraikan
langkah-langkah dalam menggunakan rumus korelasi serial.
1. Mendaftar nilai setiap kelompok. Kelompok tersebut dibagi menjadi tiga
bagian yaitu kelompok dengan pola asuh orang tua demokratis rendah,
sedang dan tinggi. Sedangkan rentang pengelompokan skor angket pola
asuh orang tua demokratis dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 3.7 Pengelompokan skor angket pola asuh orang tua demokratis
Kelompok Siswa Interval Skor
Kelompok Pola Asuh Orang Tua
Demokratis Tinggi (T) 80 - 106
Kelompok Pola Asuh Orang Tua
Demokratis Sedang (S) 53 - 79
Kelompok Pola Asuh Orang Tua
2. Menghitung banyaknya subyek dalam setiap kelompok (nk).
Dalam penelitian ini terdapat tiga kelompok. Dengan demikian juga
terdapat tiga nk yaitu nk kelompok rendah, nk kelompok sedang dan nk
kelompok tinggi.
3. Menentukan proporsi individu dalam setiap kelompok. Adapun rumus
proporsi individu adalah :
p = n N
Keterangan:`
p = proporsi
n = banyaknya subyek dalam kelompok
N = banyaknya subyek seluruhnya
4. Menghitung nilai rata-rata (mean) dari masing-masing kelompok. Mean
dapat diperoleh dengan menggunakan rumus (Masidjo, 2010:123)
sebagai berikut:
= ∑
Keterangan:
M = mean
∑X = jumlah semua skor
nk = jumlah subyek dalam kelompok
5. Menentukan ordinat, yaitu ordinat yang lebih rendah dan ordinat yang
6. Membuat tabel kerja. Tabel kerja bertujuan untuk memudahkan peneliti
dalam menghitung rumus korelasi serial.
7. Mencari standar deviasi total.
Masidjo (2010:127) merumuskan bahwa untuk mencari standar deviasi
total dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
SDtot = N∑X −(∑X)
Keterangan:
SDtot : Standar deviasi total
N : jumlah siswa
∑X : jumlah total skor prestasi yang diperoleh siswa
8. Menghitung korelasi serial (dalam hal ini disebut korelasi triserial, karena
ada 3 kategori, yaitu tinggi, sedang, dan rendah) adalah dengan
menggunakan rumus yang ada:
r = ∑[ ( 0 −0 ) ( ) ] SDtot∑ ( – )
9. Uji signifikansi dalam penelitian ini menggunakan rumus:
t
hitung=
√2
1 2
Keterangan:
r = korelasi serial
10.Uji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan acuan bahwa:
Jika rserial< rtabel maka Ha ditolak, dan
Jika rserial≥ rtabel maka Ha diterima.
Berdasarkan perhitungan rumus koefisien korelasi serial di atas dapat
diketahui tingkat hubungan pola asuh orang tua demokratis dengan prestasi
belajar siswa. Sugiyono (2008:231) memberikan pedoman dalam
memberikan interpretasi terhadap kuat lemahnya hubungan. Interpretasi
tersebut dapat ditunjukkan pada tabel pedoman di bawah ini.
Tabel 3.8
Pedoman untuk memberikan interpretasi koefisien korelasi Interval Koefisien Tingkat Hubungan
±0,00 – ±0,199 Sangat rendah
Sedangkan untuk mengetahui seberapa besar sumbangan pola asuh
orang tua demokratis dengan prestasi belajar siswa dapat dirumuskan sebagai
berikut:
KP = rser2x 100%
Keterangan :
KP : Koefisien Penentu
41
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Pola Asuh Orang Tua Demokratis
Setelah melakukan penelitian, peneliti mendapatkan data tentang
pola asuh orang tua dari masing-masing siswa. Berikut ini adalah data
yang diperoleh :
Tabel 4.1
Skor Pola Asuh Orang Tua Demokratis
23 ZA 85
Berdasarkan data di atas, peneliti mengelompokkan pola asuh
orang tua demokratis menjadi tiga kelompok, sebagai berikut :
Tabel 4.2
Jarak Nilai Pola Asuh Orang Tua Demokratis Tiap Kelompok Kategori Interval
Pola asuh orang tua demokratis
tinggi 80 – 106
Pola asuh orang tua demokratis
sedang 53 – 79
Pola asuh orang tua demokratis
rendah 26 – 52
a. Kelompok Pola Asuh Orang Tua Demokratis Tinggi (80 - 106)
Siswa yang mempunyai pola asuh orang tua demokratis
tinggi adalah siswa yang mempunyai skor pola asuh orang tua
demokratis antara 80 - 106. Berdasarkan tabel 4.1, siswa yang
Tabel 4.3
Kelompok Pola Asuh Orang Tua Demokratis Tinggi
No. Kode Siswa Skor
mempunyai pola asuh orang tua demokratis tinggi. Persentase
siswa yang berada pada kelompok ini adalah:
per sentase = jumlah siswa dalam kelompok
jumlah siswa selur uhnya x 100%
per sentase = 17
35 x 100%
b. Kelompok Pola Asuh Orang Tua Demokratis Sedang (53 - 79)
Siswa yang mempunyai pola asuh orang tua demokratis
sedang adalah siswa yang mempunyai skor pola asuh orang tua
demokratis antara 53-79. Berdasarkan tabel 4.1 siswa yang
mempunyai pola asuh orang tua demokratis sedang adalah:
Tabel 4.4
Kelompok Pola Asuh Orang Tua Demokratis Sedang
No. Kode Siswa Skor
mempunyai pola asuh orang tua demokratis sedang. Persentase
siswa yang berada pada kelompok ini adalah:
per sentase = jumlah siswa dalam kelompok
jumlah siswa selur uhnya x 100%
per sentase = 16
per sentase = 45,71%
c. Kelompok Pola Asuh Orang Tua Demokratis Rendah (26 - 52)
Siswa yang mempunyai pola asuh orang tua demokratis
rendah adalah siswa yang mempunyai skor pola asuh orang tua
demokratis antara 26 - 52. Berdasarkan tabel 4.1 siswa yang
mempunyai pola asuh orang tua demokratis rendah adalah:
Tabel 4.5
Kelompok Pola Asuh Orang Tua Demokratis Rendah
No. Kode Siswa Skor
1 AS 51
2 KE 51
Berdasarkan tabel di atas, terdapat 2 siswa yang
mempunyai pola asuh orang tua demokratis rendah. Persentase
siswa yang berada pada kelompok ini adalah:
per sentase = jumlah siswa dalam kelompok
jumlah siswa selur uhnya x 100%
per sentase = 2
35 x 100%
per sentase = 5,72%
Berdasarkan penghitungan di atas diperoleh hasil
asuh orang tua demokratis sedang 45,71% dan pola asuh orang tua
demokratis rendah 5,72%. Berikut ini adalah persentase pola asuh
orang tua demokratis yang digambarkan dalam diagram berikut ini:
Diagram 4.1
Diagram Pola Asuh Orang Tua Demokratis Siswa Kelas V SD Negeri Sukorejo1 Semester 2 Tahun Pelajaran 2011/2012
2. Prestasi Belajar Siswa
Prestasi belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah
melakukan serangkaian kegiatan belajar yang diukur dengan tes buatan
guru. Prestasi belajar dalam penelitian ini mengambil nilai-nilai dari raport
dari lima mata pelajaran inti SD, yaitu PKn, Bahasa Indonesia,
Matematika, IPA dan IPS. Nilai-nilai dari ke lima mata pelajaran tersebut
lalu dirata-rata, berikut adalah daftar nilai raport siswa kelas V semester 2
SD Negeri Sukorejo 1 Tahun Pelajaran 2011/2012:
48,57% 45,71%
5,72%
Pola Asuh Orang Tua Demokratis
Berdasarkan data di atas prestasi belajar didapatkan dari nilai
rata-rata 5 mata pelajaran. Nilai rata-rata-rata-rata terendah adalah 63 sedangkan nilai
rata-rata tertinggi adalah 86.
Nilai rata-rata tersebut kemudian dikategorikan menjadi tiga, yaitu
prestasi belajar tinggi, sedang dan rendah. Untuk menentukan kategorinya
adalah dengan mengurangi nilai tertinggi dan nilai terendah, dan hasilnya
dibagi 3 yaitu:
86 – 63 = 23
23 : 3 = 7,6 => dibulatkan menjadi 8
Jadi, masing-masing kelompok intervalnya 8. Klasifikasi nilai
siswa dapat dilihat dalam tabel berikut ini:
Tabel 4.7 Klasifikasi Prestasi Belajar Siswa
a. Prestasi Belajar Tinggi
Siswa yang mempunyai prestasi belajar tinggi adalah siswa
dengan rata-rata nilai 78 - 86. Berdasarkan tabel 4.6 siswa yang
termasuk dalam prestasi belajar tinggi adalah:
Kategori Interval
Prestasi Tinggi 78 - 86
Prestasi Sedang 69 - 77
Tabel 4.8
Kelompok Prestasi Belajar Tinggi
No. Kode
Adapun persentase jumlah siswa dengan prestasi tinggi sebagai
berikut :
Per sentase = x 100% = 40%
b. Kelompok Prestasi Belajar Sedang
Siswa yang mempunyai prestasi belajar sedang adalah siswa
dengan rata-rata nilai rata-rata 69 - 77. Berdasarkan tabel 4.6 siswa
Tabel 4.9
Kelompok Prestasi Belajar Sedang
No. Kode
Adapun persentase jumlah siswa dengan prestasi sedang sebagai
berikut:
Per sentase = x 100% = 25,71%
c. Kelompok Prestasi Belajar Rendah
Siswa yang mempunyai prestasi belajar rendah adalah siswa
dengan rata-rata nilai 60 – 68. Berdasarkan tabel 4.6 siswa yang
termasuk dalam prestasi belajar rendah adalah:
Tabel 4.10
Kelompok Prestasi Belajar Rendah