• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DEMOKRATIS DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V SD NEGERI SUKOREJO 1 SEMESTER 2 TAHUN PELAJARAN 20112012

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DEMOKRATIS DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V SD NEGERI SUKOREJO 1 SEMESTER 2 TAHUN PELAJARAN 20112012"

Copied!
124
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DEMOKRATIS

DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V

SD NEGERI SUKOREJO 1 SEMESTER 2

TAHUN PELAJARAN 2011/2012

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh: Istini 101132017

PROGRAM SARJANA (S1) KEPENDIDIKAN BAGI GURU DALAM JABATAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)

i

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DEMOKRATIS

DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V

SD NEGERI SUKOREJO 1 SEMESTER 2

TAHUN PELAJARAN 2011/2012

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh: Istini 101132017

PROGRAM SARJANA (S1) KEPENDIDIKAN BAGI GURU DALAM JABATAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(3)
(4)
(5)

iv MOTTO

Belajarlah sebanyak mungkin dari orang lain,

tetapi bergantunglah dengan setulusnya

hanya kepada diri anda sendiri (Mario Teguh).

Hidup paling berharga bila digunakan untuk sesuatu

yang bermakna abadi (William James).

Janganlah kamu berjalan di muka bumi ini dengan

sombong, karena sesungguhnya kamu sekali-kali

tidak dapat menembus bumi dan sekali-kali kamu

tidak akan

(6)

v

PERSEMBAHAN

Skripsi ini ku persembahkan untuk :

Allah SWT,

Kedua Orang Tuaku,

Suamiku,

Anak-anakku tersayang,

Rekan-rekan guru,

(7)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak

memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam

(8)

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangandi bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Istini

NIM : 101132017

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan

Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

“Hubungan Pola Asuh Orang Tua Demokratis dengan Prestasi Belajar Siswa

Kelas V SD Negeri Sukorejo 1 Semester 2 Tahun Pelajaran 2011/2012”

beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan

kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan,

mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan

data, mendistribusikan secara terbatas dan mempublikasikannya di Internet atau

media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya

maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya

sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal: 3 September 2012

(9)

viii ABSTRAK

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DEMOKRATIS

DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V

SD NEGERI SUKOREJO 1 SEMESTER 2

TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Istini

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

2012

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif tingkat korelasi. Penelitian ini bertujuan untuk : (1) mengetahui bagaimana pola asuh yang dilakukan oleh masing-masing orang tua, (2) mengetahui bagaimana prestasi belajar siswa, (3) mengetahui apakah ada hubungan antara pola asuh orang tua demokratis terhadap prestasi belajar siswa, dan (4) mengetahui besar sumbangan pola asuh orang tua demokratis terhadap prestasi belajar siswa.

Populasi dalam penelitian adalah siswa kelas V SD Negeri Sukorejo 1 semester 2 tahun pelajaran 2011/2012 yang berjumlah 35 siswa. Ada dua variabel di dalam penelitian ini yakni variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas yaitu pola asuh orang tua demokratis dan variabel terikat yaitu prestasi belajar siswa. Alat pengumpulan data berupa angket dan dokumentasi. Angket digunakan untuk mengukur pola asuh orang tua demokratis, sedangkan dokumentasi digunakan untuk mengetahui prestasi belajar siswa. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik korelasi serial.

Hasil penelitian sebagai berikut : (1) pola asuh orang tua demokratis rendah sebesar 5,72%, pola asuh orang tua demokratis sedang 45,71% serta pola asuh orang tua demokratis tinggi sebesar 48,57% ; (2) prestasi belajar siswa rendah sebesar 34,29%, prestasi belajar sedang sebesar 25,71%, serta prestasi belajar siswa tinggi sebesar 40% ; (3) pola asuh orang tua demokratis memiliki hubungan yang positif dan signifikan terhadap prestasi belajar siswa, dengan nilai r = 0,6410 dan signifikan pada taraf 1% ; (4) pola asuh orang tua demokratis memberikan sumbangan sebesar 41,09% terhadap prestasi belajar siswa.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pola asuh orang tua demokratis berhubungan positif dan signifikan terhadap prestasi belajar siswa kelas V SD Negeri Sukorejo 1 semester 2 tahun pelajaran 2011/2012.

(10)

ix ABSTRACT

THE RELATIONSHIP BETWEEN THE NURSING PATTERN OF DEMOCRATIC PARENTS AND STUDENTS LEARNING ACHIEVEMENT OF THE 5th GRADE STUDENTS OF SUKOREJO 1 ELEMENTARY SCHOOL SECOND SEMESTER ACADEMIC YEAR

2011/2012 intended to investigate how far one variable influences the others. This research is aimed to: (1) know the nurturing pattern done by each parent, (2) know the

students’ achievement, (3) know whether there is connection of nurturing pattern

from democratic parents towards the students’ achievement or not, and (4) know the contribution of nurturing pattern of democratic parents towards the students’

achievement.

The population in this research are 35 students from fifth grade of Sukorejo 1 Elementary School second semester academic year 2011/2012. There are two variables in this research. They are independent variable and dependent variable. Independent variable is the nurturing pattern of democratic parents and

dependent variable is the students’ achievement. The research instruments are questionnaire and documentation. Questionnaire is used to measure the nurturing pattern of democratic parents. Meanwhile, documentation is used to know the

students’ achievement. The documentation was taken by considering the students’

mark on their school report. The data analysis technique used in this research is serial correlation analysis technique.

The results of the research are: (1) the nurturing pattern of democratic low parents is 5,72%, the nurturing pattern of democratic moderate parents is 45,71%, and the nurturing pattern of democratic high parents is 48,57%; (2) the low

students’ achievement is 34,29%, the moderate students achievement is 25,71%, and the high students’ achievement is 40%; (3) the nurturing pattern of democratic

parents has positive and significant correlation towards the students’ achievement

with r = 0,6410 and it is significant in 1% level; (4) the nurturing pattern of

democratic parents contributes 41,092% towards the students’ achievement.

Based on the research results, it can be concluded that the nurturing pattern of democratic parents has positive and significant correlation towards the achievement of the fifth grade students of Sukorejo 1 Elementary School second semester academic year 2011/2012.

(11)

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas

segala berkah dan rahmat-Nya sehingga penyusunan skripsi yang berjudul

Hubungan Pola Asuh Orang Tua Demokratis dengan Prestasi Belajar Siswa

Kelas V SD Negeri Sukorejo 1 Semester 2 Tahun Pelajaran 2011/2012”, ini

dapat terselesaikan dengan lancar. Skripsi ini disusun guna memenuhi salah satu

syarat memperolah gelar Sarjana Pendidikan di Program Studi Pendidikan Guru

Sekolah Dasar Jurusan Ilmu Pendidikan Fakulktas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sanata Dharma.

Penulis menyadari bahwa dalam penyelesaian skripsi ini tidak lepas dari

dukungan dan bantuan berbagai pihak lain baik secara moriil maupun materiil.

Untuk itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Rohandi, Ph. D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sanata Dharma.

2. Gregorius Ari Nugrahanta, S.J., BST, M.A., selaku Ketua Program Studi

Pendidikan Guru Sekolah Dasar,

3. Drs. Puji Purnomo, M. Si., selaku Dosen Pembimbing I yang telah

memberikan bantuan, dukungan, arahan dan dorongan dalam penulisan

skripsi ini.

4. Drs. J. Sumedi selaku Dosen Pembimbing II yang selalu membimbing

dan memberikan dorongan serta bantuan yang sangat berguna dalam

penyelesaian skripsi ini.

5. Seluruh dosen Prodi PGSD yang telah memberikan dukungan dan

bimbingan serta bantuannya, serta Sekretariat PGSD, terima kasih atas

kerjasamanya.

6. Muchamad Irwanto, S.Pd., selaku kepala SD Negeri Sukorejo 3 terima

kasih telah memberikan ijin untuk menyebar kuesioner sebagai uji

validitas.

7. Solikhan, S.Pd., selaku Kepala SD Negeri Sukorejo 1 terima kasih untuk

(12)

xi

8. Rekan-rekan guru SD Negeri Sukorejo 3, terima kasih untuk motivasi dan

doanya.

9. Seluruh siswa SD Negeri Sukorejo 1 dan SD Negeri Sukorejo 3, terutama

kelas V, terima kasih untuk kerja samanya.

10. Suamiku Bapak Rubekan, juga anak-anakku Reni Mamang Isnawan dan

Keni Wandansari terima kasih untuk dorongan, dukungan, motivasi dan

doa sehingga penyusunan skripsi ini dapat sukses.

11. Teman-teman seperjuanganku.

12. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah

banyak membantu selama penyelesaian skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih jauh dari

sempurna, sehingga masih perlu dikaji dan dikembangkan secara lebih lanjut.

Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun

dari pembaca. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat

bagi semua pihak yang berkepentingan.

Yogyakarta, 3 September 2012

(13)

xii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN MOTO ... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vii

ABSTRAK ... viii

a. Pengertian pola asuh orang tua demokratis ... 10

b. Ciri-ciri pola asuh demokratis ... 11

c. Aspek-aspek pola asuh demokratis ... 11

(14)

xiii

B. Prestasi Belajar

1. Pengertian Prestasi Belajar ... 15

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar ... 16

C. Hubungan antara Pola Asuh Orang Tua Demokratis dengan Prestasi Belajar ... 19

D. Hipotesis ... 21

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 22

B. Variabel Penelitian ... 22

C. Definisi Operasional Variabel ... 23

D. Tempat Peneltian ... 23

E. Jadwal Penelitian ... 23

F. Subjek Penelitian ... 25

G. Instrumen Penelitian/Alat Ukur ... 25

H. Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner ... 30

I. Teknik Analisis Data ... 36

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 41

1. Pola Asuh Orang Tua Demokratis ... 41

2. Prestasi Belajar Siswa... 46

3. Hubungan antara Pola Asuh Orang Tua Demokratis dengan Prestasi Belajar ... 52

4. Besar Sumbangan Pola Asuh Orang Tua Demokratis terhadap Prestasi Belajar ... 60

(15)

xiv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian ... 24

Tabel 3.2 Pengukuran Skala Likert ... 26

Tabel 3.3 Sebaran Item Kuesioner Penelitian Pola Asuh Orang Tua Demokratis ... 26

Tabel 3.4 Kisi-kisi Instrumen Pola Asuh Orang Tua Demokratis ... 29

Tabel 3.5 Klasifikasi Koefisien Korelasi Reliabilitas ... 34

Tabel 3.6 Hasil Perhitungan Koefisien Reliabilitas ... 36

Tabel 3.7 Pengelompokkan Skor Angket Pola Asuh Orang Tua Demokratis ... 37

Tabel 3.8 Pedoman untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi ... 40

Tabel 4.1 Skor Pola Asuh Orang Tua Demokratis ... 41

Tabel 4.2 Jarak Nilai Pola Asuh Tiap Kelompok ... 42

Table 4.3 Kelompok Pola Asuh Orang Tua Demokratis Tinggi ... 43

Tabel 4.4 Kelompok Pola Asuh Orang Tua Demokratis Sedang ... 44

Tabel 4.5 Kelompok Pola Asuh Orang Tua Demokratis Rendah ... 45

Tabel 4.6 Daftar Nilai raport ... 47

Tabel 4.7 Klasifikasi Prestasi Belajar Siswa ... 48

Tabel 4.8 Kelompok Prestasi Belajar Tinggi ... 49

Tabel 4.9 Kelompok Prestasi Belajar Sedang ... 50

Tabel 4.10 Kelompok Prestasi Belajar Rendah ... 50

Tabel 4.11 Skor Pola Asuh Orang Tua Demokratis dan Prestasi Belajar ... 53

Tabel 4.12 Jumlah Subjek Tiap Kelompok Pola Asuh Orang Tua Demokratis ... 55

Tabel 4.13 Proporsi Pola Asuh Orang Tua Demokratis Tiap Kelompok ... 55

Tabel 4.14 Rata-Rata (Mean) Tiap Kelompok ... 55

Tabel 4.15 Nilai Ordinat ... 56

(16)

xv

DAFTAR DIAGRAM

Halaman

Diagram 4.1 Persentase Pola Asuh Orang Tua Demokratis ... 46

(17)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Kuesioner Pola Asuh Orang Tua Demokratis siswa

(uji coba) ... 68

Lampiran 2 Tabel Skoring (1,2,3,4) Hasil Uji Coba Kuesioner

Pola Asuh Orang Tua Demokratis Siswa Kelas V SD Negeri Kalinegoro 6 Semester 2 Tahun Pelajaran 2011/2012 ... 71

Lampiran 3 Tabel Skoring (1 dan 0) Hasil Uji Coba Kuesioner

Pola Asuh Orang Tua Demokratis Siswa Kelas V SD Negeri Kalinegoro 6 Semester 2 Tahun Pelajaran 2011/2012 ... 74

Lampiran 4 Tabel Hasil Analisis Uji Validitas Kuesioner Pola Asuh Orang Tua Demokratis Siswa Kelas V SD Negeri Sukorejo 3

Semester 2 Tahun Pelajaran 2011/2012 ... 77

Lampiran 5 Tabel Validitas Item Kuesioner Pola Asuh Orang Tua Demokratis Siswa Kelas V SD Negeri Sukorejo 3 Semester 2 Tahun Pelajaran 2011/2012 ... 79

Lampiran 6 Tabel Validitas Tiap Indikator dan Sebaran Item Minat

Belajar Siswa Kelas V SD Negeri Sukorejo 3 Semester 2

Tahun Pelajaran 2011/2012 ... 85

Lampiran 7 Tabel Revisi Item Soal Kuesioner Tiap Indikator ... 81

Lampiran 8 Tabel Penghitungan Reliabilitas Kuesioner Pola Asuh Orang Tua Demokratis Siswa Kelas V SD Negeri Sukorejo 3

Semester 2 Tahun Pelajaran 2011/2012 ... 83

Lampiran 9 Hasil Analisis Uji Reliabilitas Kuesioner Pola Asuh Orang Tua Demokratis Siswa Kelas V SD Negeri Sukorejo 3 Semester 2 Tahun Pelajaran 2011/2012 ... 84

Lampiran 10 Tabel Revisi Sebaran Item Kuesioner Penelitian ... 86

Lampiran 11 Tabel Revisi Kisi-kisi Kuesioner Penelitian Pola Asuh Orang Tua Demokratis ... 89

Lampiran 12 Kuesioner Pola Asuh Orang Tua Demokratis Siswa

(18)

xvii

Lampiran 13 Skor Hasil Penelitian Kuesioner Pola Asuh Orang Tua Demokratis kelas V SD Negeri Sukorejo 1 Semester 2

Tahun Pelajaran 2011/2012 ... 92

Lampiran 14 Daftar Nilai Raport Semester 2 Kelas V SD Negeri Sukorejo 1 Semester 2 Tahun Pelajaran 2011/2012 ... 94

Lampiran 15 Tabel Skor Pola Asuh Orang Tua Demokratis dan Prestasi Belajar Siswa Kelas V SD Negeri Sukorejo 1 Semester 2 Tahun Pelajaran 2011/2012 ... 95

Lampiran 16 Tabel Nilai-Nilai r Product Moment dari Pearson ... 96

Lampiran 17 Tabel Ordinat pada Kurva Normal... 97

Lampiran 18 Tabel Hubungan Antar Kelompok Pola Asuh Orang Tua Demokratis dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas V SD Negeri Sukorejo 1 Semester 2 Tahun Pelajaran 2011/2012 ... 99

Lampiran 19 Surat izin penelitian... 101

Lampiran 20 Surat keterangan penelitian dari sekolah ... 102

Lampiran 21 Foto Kegiatan ... 103

(19)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan salah satu cara untuk mencapai kesuksesan.

Pendidikan dilakukan secara formal dan informal. Pendidikan formal

dilakukan melalui jenjang sekolah sedangkan pendidikan nonformal

dilakukan melalui lingkungan keluarga dan masyarakat. Oleh karena itu,

pendidikan menjadi tanggung jawab bersama anatara pemerintah, keluarga,

dan masyarakat.

Keluarga merupakan salah satu lembaga pendidikan nonformal. Seorang

anak belajar pertama kali dari lingkungan keluarga. Anak bisa bersosial dan

mendapatkan pengalaman dari lingkungan keluarga. Pengalaman yang

didapat anak dari lingkungan keluarga akan menjadi dasar bagi anak dalam

menempuh pendidikan formal di sekolah. Orang tua merupakan pendidik bagi

anak di lingkungan keluarga. Orang tua juga bisa dikatakan sebagai pendidik

yang pertama dan utama. Orang tua dikatakan sebagai pendidik yang pertama

karena sebelum anak menempuh pendidikan di sekolah, anak sudah terlebih

dahulu mendapatkan pendidikan dari lingkungan keluarga. Orang tua juga

dikatakan sebagai pendidik yang utama karena pendidikan dari lingkungan

keluarga akan menjadi dasar bagi anak untuk menempuh pendidikan

(20)

Pendidikan formal dilalui anak di bangku sekolah. Anak dan orang tua

pasti menginginkan prestasi belajar yang tinggi. Prestasi belajar yang dicapai

oleh anak pasti tidak terlepas dari beberapa faktor yang mempengaruhinya.

Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar berasal dari faktor dari

dalam/eksternal dan dari luar/internal. Yang termasuk faktor dari dalam yaitu

tingkat kecerdasan, kepribadian, bakat, minat, dan motivasi anak. Faktor dari

luar berasal dari lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan

masyarakat.

Salah satu faktor dari luar yang mempengaruhi pencapaian prestasi belajar

anak yaitu berasal dari lingkungan keluarga. Hal ini bisa berkaitan dengan

pola asuh yang digunakan orang tua terhadap anak. Dalam mendidik anaknya,

orang tua memiliki pola asuh yang berbeda-beda. Menurut Sobur (1987:17),

ada dua tipe pola asuh yang dilakukan orang tua terhadap anaknya, yaitu

otoriter dan demokratis. Pola asuh orang tua otoriter ditandai dengan orang

tua yang selalu menentukan segalanya. Orang tua sering memberikan perintah

dan larangan kepada anak tanpa memperhatikan kebutuhan anak. Pola asuh

orang tua demokratis ditandai dengan adanya kebebasan bagi anak untuk

melakukan sesuatu asalkan masih sesuai dengan aturan dan norma yang ada

dalam masyarakat. Dalam penelitian ini, hanya akan dibatasi pada pola asuh

orang tua demokratis.

Pola asuh orang tua demokratis lebih menekankan adanya keterbukaan

antara orang tua dengan anak. Anak diberi kebebasan untuk mengungkapkan

(21)

melewati batas atau aturan yang telah disepakati bersama antara orang tua

dengan anak. Orang tua juga selalu memberikan bimbingan dengan penuh

pengertian kepada anak. Orang tua yang menerapkan pola asuh orang tua

demokratis akan selalu membimbing anaknya dalam belajar. Mereka

memberikan perhatian yang lebih terhadap perkembangan belajar dan prestasi

anak. Dalam pencapaian prestasi belajar yang tinggi, orang tua hendaknya

selalu membimbing dan mendampingi anak saat belajar sehingga hasil yang

dicapai akan maksimal.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti berminat untuk melakukan penelitian

dengan judul “Hubungan Pola asuh Orang Tua Demokratis dengan Prestasi

Belajar Siswa Kelas V SD Negeri Sukorejo 1 Semester 2 Tahun Pelajaran

2011/2012.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana pola asuh orang tua demokratis siswa kelas V SD Negeri

Sukorejo 1 semester 2 tahun pelajaran 2011/2012?

2. Bagaimana prestasi belajar siswa kelas V SD Negeri Sukorejo 1 semester

2 tahun pelajaran 2011/2012?

3. Apakah ada hubungan yang positif dan signifikan antara pola asuh orang

tua demokratis dengan prestasi belajar siswa kelas V SD Negeri Sukorejo

(22)

4. Seberapa besar sumbangan pola asuh orang tua demokratis dengan

prestasi belajar siswa kelas V SD Negeri Sukorejo 1 semester 2 tahun

pelajaran 2011/2012?

C. Batasan Pengertian

1. Pola asuh adalah serangkaian tindakan orang tua dalam mengarahkan dan

membimbing anak sesuai dengan norma-norma yang berlaku dalam

masyarakat.

2. Pola asuh demokratis adalah serangkaian tindakan orang tua yang

memperhatikan dan menghargai kebebasan anak, namun kebebasan yang

bertanggung jawab.

3. Prestasi belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah

melakukan serangkaian kegiatan belajar yang diukur dengan tes buatan

guru.

D. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui pola asuh orang tua demokratis siswa kelas V SD

Negeri Sukorejo 1 semester 2 tahun pelajaran 2011/2012.

2. Untuk mengetahui prestasi belajar siswa kelas V SD Negeri Sukorejo 1

semester 2 tahun pelajaran 2011/2012.

3. Untuk mengetahui apakah ada hubungan yang positif dan signifikan

antara pola asuh orang tua demokratis dengan prestasi belajar siswa kelas

(23)

4. Untuk mengetahui seberapa besar sumbangan pola asuh orang tua

demokratis dengan prestasi belajar siswa kelas V SD Negeri Sukorejo 1

semester 2 tahun pelajaran 2011/2012

E. Manfaat Penelitian

1. Manfaat praktis

Secara praktis, diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan

masukan bagi guru dan orang tua dalam memahami perkembangan anak

tentang faktor-faktor yang mendukung prestasi belajar anak.

2. Manfaat teoritis

Secara teoritis, diharapkan hasil penelitian ini dapat menambah referensi

(24)

6

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Pola Asuh Orang Tua 1. Pengertian Pola Asuh

Orang tua mempunyai tanggung jawab untuk memberikan contoh

teladan yang baik bagi anaknya. Orang tua juga pasti menginginkan

adanya suasana yang hangat dan keterbukaan dalam menjalin hubungan

dengan sesama anggota keluarga. Mereka berharap bisa tercipta suasana

yang kondusif.

Suasana yang kondusif dalam suatu keluarga akan tercipta jika

orang tua mampu menerapkan pola asuh yang positif bagi perkembangan

anak. Pola asuh pada dasarnya diciptakan orang tua dalam menjalin

hubungan sehari-hari dengan anak-anaknya. Pola asuh orang tua harus

disertai tindakan dari orang tuanya untuk membentuk anak menurut apa

yang diinginkannya.

Pola asuh terdiri dari dua kata yaitu pola dan asuh. Di dalam

Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007:885), pola berarti corak, model,

sistem, cara kerja, bentuk (struktur) yang tetap. Sedangkan kata asuh

dapat berarti menjaga (merawat dan mendidik) anak kecil, membimbing

(membantu; melatih dan sebagainya), dan memimpin (mengepalai dan

menyelenggarakan) satu badan atau lembaga (KBBI, 2007:73). Menurut

(25)

(1991: 94), pola asuh berarti pendidikan, sedangkan pendidikan

adalah bimbingan secara sadar oleh pendidik terhadap perkembangan

jasmani dan rohani anak didik menuju terbentuknya kepribadian yang

utama. Kegiatan pengasuhan merupakan kegiatan yang nyata antara

orang tua dengan anak-anaknya.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa pola asuh adalah cara yang

digunakan orang tua dalam mengarahkan dan membimbing anaknya

sesuai dengan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat.

2. Macam-macam Pola Asuh Orang Tua

Pola asuh orang tua dapat dikelompokkan menjadi beberapa macam.

Di bawah ini akan diuraikan macam-macam pola asuh orang tua menurut

pendapat para ahli.

Abu Ahmadi (1991:180) mengemukakan bahwa, berdasarkan

penelitian yang dilakukan oleh Fels Research Institute, corak

hubungan orang tua dengan anak dapat dibedakan menjadi tiga pola

asuh, yaitu :

a. Pola menerima-menolak, pola ini didasarkan atas taraf kemesraan

orang tua terhadap anak.

b. Pola memiliki-melepaskan, pola ini didasarkan atas sikap protektif

orang tua terhadap anak. Pola ini bergerak dari sikap orang tua yang

overprotektif dan memiliki anak sampai kepada sikap mengabaikan

(26)

c. Pola demokrasi-otokrasi, pola ini didasarkan atas taraf partisipasi

anak dalam menentukan kegiatan-kegiatan dalam keluarga. Pola

otokrasi berarti orang tua bertindak sebagai diktator terhadap anak,

sedangkan dalam pola demokrasi, sampai batas-batas tertentu,

anak dapat berpartisipasi dalam keputusan-keputusan keluarga.

Sobur (1987:17) mengungkapkan bahwa ada dua tipe pola pengasuhan

orang tua yaitu:

a. Otoriter

Pola pengasuhan ini ditandai dengan orang tua yang menentukan

segala sesuatunya. Orang tua dengan tipe seperti ini biasanya

mendapatkan suatu kepuasan dengan memberikan perintah-perintah

atau memberikan larangan-larangan kepada anak. Dengan demikian

pengasuhan seperti ini memberikan suatu batasan yang sangat tegas

tentang perilaku yang boleh dilakukan ataupun tidak.

b. Demokratis

Pola pengasuhan ini ditandai dengan orang tua yang bersedia

mendengarkan apa yang dikehendaki oleh anak. Orang tua

menentukan peraturan/batasan-batasan tertentu, namun juga

memperhatikan serta mempertimbangkan segala perasaan, pendapat

(27)

Thomas Gordon (1994:127) mengemukakan metode pengelolaan anak,

yaitu :

a. Pola asuh menang

b. Pola asuh mengalah

c. Pola asuh tidak menang dan tidak kalah.

Sedangkan Marcolm Hardy dan Steve Heyes (1986: 131)

mengemukakan empat macam pola asuh yang dilakukan orang tua

dalam keluarga, yaitu :

a. Autokratis (otoriter)

Ditandai dengan adanya aturan-aturan yang kaku dari orang tua

dan kebebasan anak sangat di batasi.

b. Demokratis

Ditandai dengan adanya sikap terbuka antara orang tua dan anak.

c. Permisif

Ditandai dengan adanya kebebasan tanpa batas pada anak untuk

berperilaku sesuai dengan keinginannya sendiri.

d. Laissez faire

Ditandai dengan sikap acuh tak acuh orang tua terhadap anaknya.

Berdasarkan beberapa pendapat dari para ahli di atas, penelitian ini

hanya akan membahas tentang pola asuh orang tua demokratis. Hal

tersebut dilakukan agar pembahasannya lebih terfokus dan lebih

(28)

3. Pola Asuh Orang Tua Demokratis

a. Pengertian Pola Asuh Orang Tua Demokratis

Pola asuh demokratis adalah suatu bentuk pola asuh yang

memperhatikan dan menghargai kebebasan anak, namun kebebasan

itu tidak mutlak dan dengan bimbingan yang penuh pengertian antara

orang tua dan anak (Singgih, 1995:84). Pola asuh orang tua

demokratis memberikan kebebasan kepada anak untuk

mengemukakan pendapat, melakukan apa yang diinginkannya

dengan tidak melewati batas-batas atau aturan-aturan yang telah

ditetapkan orang tua. Orang tua juga selalu memberikan bimbingan

dan arahan dengan penuh pengertian terhadap anak mana yang

boleh dilakukan dan mana yang tidak. Pola asuh orang tua

demokratis ini ditandai dengan adanya sikap terbuka antara orang

tua dan anak. Mereka membuat aturan-aturan yang disetujui bersama.

Jadi dalam pola asuh ini terdapat komunikasi yang baik antara orang

tua dan anak.

Dengan pola asuh orang tua demokratis ini, anak akan

mampu mengembangkan kontrol terhadap perilakunya sendiri

dengan hal-hal yang dapat diterima oleh masyarakat. Hal ini

mendorong anak untuk mampu berdiri sendiri, bertanggung jawab

dan yakin terhadap diri sendiri. Daya kreativitasnya berkembang baik

karena orang tua selalu merangsang anaknya untuk mampu

(29)

adalah serangkaian tindakan orang tua yang memperhatikan dan

menghargai kebebasan anak, namun kebebasan yang bertanggung

jawab.

b. Ciri-ciri Pola Asuh Orang Tua Demokratis

Menurut Idris (1992:87), ciri-ciri pola asuh orang tua demokratis

adalah sebagai berikut:

1) Menentukan peraturan dan disiplin dengan memperhatikan

dan mempertimbangkan alasan-alasan yang dapat diterima,

dipahami dan dimengerti oleh anak

2) Memberikan pengarahan tentang perbuatan baik yang perlu

dipertahankan dan yang tidak baik agar ditinggalkan

3) Memberikan bimbingan dengan penuh pengertian

4) Dapat menciptakan keharmonisan dalam keluarga

5) Dapat menciptakan suasana komunikatif antara orang tua dan

anak serta sesama keluarga

c. Aspek-aspek Pola Asuh Orang Tua Demokratis

Aspek pola asuh demokratis menurut Kohn (dalam Setiawan,

1996:18) adalah:

1) Aspek pandangan orang tua terhadap anak

Pandangan orang tua yang menggunakan pola asuh orang tua

(30)

pemahaman terhadap perasaan, keinginan, dan kondisi anaknya,

mendorong dan memberi kesempatan anak untuk mandiri dan

bertindak secara matang sesuai dengan kemampuan anak,

mengharapkan anaknya mencapai tingkat pendidikan tertentu,

memberikan tanggung jawab terhadap anak dan menghargai

hak-hak yang dimiliki anaknya.

2) Aspek komunikasi

Komunikasi yang digunakan orang tua yang menerapkan pola

asuh demokratis adalah komunikasi dua arah. Orang tua

memberikan kesempatan kepada anak untuk mengungkapkan

pendapatnya, berdiskusi, senang mengajak anak untuk berdialog.

3) Aspek pemenuhan kebutuhan anak

Pemenuhan kebutuhan anak dalam keluarga yang menerapkan

pola asuh demokratis adalah sikap saling memberi dan menerima.

Orang tua bersikap menerima dengan sabar dalam mengasuh

anak. Orang tua memberikan kesempatan kepada anak untuk

mengekspresikan emosi-emosi positif. Mereka memberikan

ekspresi positif meskipun anaknya tidak melakukan sesuatu yang

pantas dipuji. Di sini, orang tua selalu ada saat anak

membutuhkan.

4) Aspek penerapan kontrol

Penerapan kontrol dalam pola asuh demokratis melalui

(31)

dalam keluarga, mereka menyelesaikan secara bijaksana yang

keputusannya dapat diterima oleh semua anggota keluarga.

Pemberian hukuman tidak dilakukan secara fisik.

d. Indikator Pola Asuh Orang Tua Demokratis

Indikator adalah alat pemantau (sesuatu) yang dapat memberikan

petunjuk/keterangan (KBBI,1991:329). Berhubungan dengan pola

asuh orang tua demokratis, maka indikator di sini digunakan sebagai

alat pemantau yang dapat memberikan keterangan tentang pola asuh

orang tua demokratis. Berdasarkan beberapa pengertian tentang pola

asuh orang tua demokratis, maka peneliti menguraikan beberapa

indikator pola asuh orang tua demokratis, yaitu:

1) Pandangan orang tua terhadap anak

Dalam pola asuh demokratis, orang tua lebih mementingkan

pemahaman terhadap perasaan, keinginan, dan kondisi anaknya.

Hal ini bisa terlihat dari bagaimana orang tua memperhatikan

perasaan anaknya. Orang tua selalu mendorong dan memberi

kesempatan anak untuk mandiri dan bertindak secara matang

sesuai dengan kemampuan anak. Orang tua juga selalu

memahami semua keinginan anaknya.

2) Komunikasi orang tua dengan anak

Dalam pola asuh demokratis, komunikasi yang digunakan adalah

(32)

anak untuk mengungkapkan pendapatnya. Orang tua mengajak

anaknya untuk berdiskusi dan senang mengajak anak untuk

berdialog.

3) Pemberian motivasi

Dalam pola asuh demokratis, orang tua selalu memberikan

dorongan dan motivasi kepada anaknya. Orang tua memberikan

pujian atau hadiah jika anaknya mendapatkan prestasi yang tinggi

atau berhasil dalam melakukan suatu hal.

4) Penerapan kontrol

Penerapan kontrol dalam pola asuh orang tua demokratis melalui

aturan-aturan yang tegas, konsisten dan rasional. Jika terdapat

masalah dalam keluarga, mereka menyelesaikan secara bijaksana

yang keputusannya dapat diterima oleh semua anggota keluarga.

Pemberian hukuman tidak dilakukan secara fisik.

5) Pemenuhan kebutuhan anak

Dalam pola asuh ini, orang tua menerapkan prinsip saling

memberi dan menerima. Orang tua bersikap menerima dengan

sabar dalam mengasuh anak. Orang tua selalu ada saat anak

membutuhkan.

6) Sikap kooperatif

Dalam pola asuh orang tua demokratis, orang tua bersikap

kooperatif dalam mendidik anaknya. Orang tua dan anak selalu

(33)

B. Prestasi Belajar

1. Pengertian Prestasi Belajar

Pengertian prestasi belajar sangat bervariasi tergantung siapa yang

mendefinisikannya. Di bawah ini akan diuraikan beberapa pengertian

tentang prestasi belajar.

a. Prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau ketrampilan yang

dikembangkan melalui mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan

nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru (KBBI, 2007:895).

b. Winkel (1984:162) mengungkapkan bahwa prestasi adalah bukti

keberhasilan usaha yang dapat dicapai.

c. Prestasi belajar adalah kemampuan, keterampilan, dan sikap seseorang

dalam menyelesaikan suatu hal (Arifin, 1988:3).

d. Tirtonegoro (1984:43) mengemukakan prestasi belajar yaitu penilaian

hasil usaha kegiatan belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol,

angka, huruf, maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang

sudah dicapai oleh setiap anak dalam periode tertentu.

e. Suratinah (1984:43) mengungkapkan bahwa prestasi belajar adalah

penilaian hasil usaha kegiatan belajar anak yang dapat dinyatakan

dalam bentuk simbol, angka, huruf maupun kalimat.

Dari beberapa pengertian di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa

prestasi belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah

melakukan serangkaian kegiatan belajar yang diukur dengan tes buatan

(34)

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Muhibbin (1995:132) menguraikan ada tiga faktor yang

mempengaruhi prestasi belajar siswa, yaitu:

a. Faktor Internal

Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam diri

siswa, yakni keadaan/kondisi jasmani dan rohani siswa. Faktor ini

meliputi dua aspek, yakni:

1) Aspek fisiologis (bersifat jasmaniah)

Yang termasuk aspek fisiologis meliputi kondisi umum

jasmani dan tonus (tegangan otot) dan kondisi organ-organ khusus.

Kondisi umum jasmani dan tonus ini perlu mendapat perhatian dari

guru karena dapat mempengaruhi semangat dan intensitas siswa

dalam mengikuti pelajaran.

2) Aspek psikologis (bersifat rohaniah)

Faktor-faktor yang termasuk aspek psikologis adalah:

a) Intelegensi siswa

Menurut Thorndike dalam Nurkancana (1983:172),

intelegensi adalah kesanggupan untuk mengadakan respon

yang baik sesuai dengan fakta yang dihadapi. Tingkat

intelegensi sangat menentukan tingkat keberhasilan siswa.

Semakin tinggi tingkat intelegensi seorang siswa maka akan

(35)

b) Sikap siswa

Muhibbin (1995:135) mengemukakan sikap adalah gejala

internal yang berdimensi afektif berupa kecenderungan untuk

mereaksi atau merespon dengan cara yang relatif tetap

terhadap objek orang, barang, dan sebagainya, baik secara

positif maupun negatif. Sikap positif kepada guru dan mata

pelajaran yang disajikan merupakan awal yang baik. Namun

bila sikap negatif yang ditunjukkan siswa terhadap guru dan

mata pelajaran yang disajikan maka akan menimbulkan

kesulitan belajar bagi siswa tersebut.

c) Bakat siswa

Crow and Crow dalam Nurkancana (1983:200)

mengemukakan bakat adalah suatu kualitas yang nampak pada

tingkah laku manusia pada suatu lapangan keahlian tertentu.

Setiap orang memiliki bakat dalam arti berpotensi untuk

mencapai prestasi sampai ke tingkat tertentu sesuai dengan

kapasitas masing-masing. Namun apabila bakat itu tidak

mendapat latihan atau pendidikan yang baik maka tidak akan

berkembang sebagaimana mestinya.

d) Minat siswa

Muhibbin (1995:136) mengemukakan minat (interest) berarti

(36)

yang besar terhadap sesuatu. Minat dapat mempengaruhi

kualitas pencapaian hasil belajar siswa.

e) Motivasi siswa

Muhibbin (1995:136) mengemukakan motivasi adalah keadaan

internal yang mendorong untuk berbuat sesuatu. Jenis motivasi

ada dua macam yaitu motivasi intrinsik dan ekstrinsik.

Motivasi intrinsik adalah hal dan keadaan yang berasal dari

dalam diri siswa sendiri yang dapat mendorongnya melakukan

tindakan belajar. Motivasi ekstrinsik adalah hal dan keadaan

yang datang dari luar individu siswa yang juga mendorongnya

untuk melakukan kegiatan belajar. Motivasi yang tidak

dimiliki oleh siswa baik intrinsik maupun ekstrinsik akan

berpengaruh pada semangat siswa dalam melakukan proses

pembelajaran di sekolah dan di rumah.

b. Faktor Eksternal

Faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar siswa,

yakni kondisi/keadaan lingkungan di sekitar siswa. Yang termasuk

faktor-faktor eksternal adalah sebagai berikut:

1) Lingkungan sosial

Lingkungan sosial di sekolah meliputi para guru yang dapat

menjadi daya dorong positif bagi kegiatan belajar siswa, para staf

administrasi, dan teman-teman sekelas yang dapat mempengaruhi

(37)

masyarakat, tetangga dan teman-teman sepermainan di sekitar

tempat tinggal siswa yang akan mempengaruhi aktivitas belajar

siswa. Lingkungan sosial di keluarga meliputi orang tua dan

keluarga siswa sendiri. Dalam hal ini keadaan keluarga dan sifat

orang tua yang dapat mempengaruhi kegiatan belajar siswa.

2) Lingkungan non sosial

Lingkungan non sosial meliputi gedung sekolah dan

letaknya, rumah tempat tinggal keluarga siswa dan letaknya,

alat-alat belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan

siswa. Faktor-faktor di atas dapat menentukan hasil belajar siswa.

3) Faktor Pendekatan Belajar

Pendekatan belajar adalah segala cara atau strategi yang

digunakan siswa dalam menunjang efektivitas dan efisiensi proses

pembelajaran materi tertentu (Muhibbin,1995:139). Faktor

pendekatan belajar sangat mempengaruhi tingkat keberhasilan

proses pembelajaran siswa.

C. Hubungan antara Pola Asuh Orang Tua Demokratis dengan Prestasi Belajar

Prestasi belajar dapat dipengaruhi oleh berbagai macam faktor. Salah satu

faktor yang mempengaruhi prestasi belajar adalah lingkungan keluarga. Di

dalam sebuah keluarga akan terjadi banyak interaksi/relasi antar anggota

(38)

orang tua dan anak. Interaksi antara orang tua dengan anak tersebut misalnya

ketika orang tua mengasuh anak-anaknya. Di dalam pengasuhan tersebut,

orang tua memiliki macam-macam tipe yang bebas mereka pilih untuk

mendidik/mengasuh anak.

Salah satu gaya pengasuhan orang tua adalah pengasuhan demokratis.

Gaya pengasuhan ini memiliki sifat yang hangat, terbuka dan saling

menghargai antar anggota keluarga. Orang tua dan anak ikut terlibat dan

berperan serta menentukan keputusan-keputusan di dalam keluarga. Hak serta

kewajiban anak dan orang tua sangat dijunjung tinggi di dalam gaya

pengasuhan demokratis.

Pola asuh orang tua demokratis akan menghasilkan anak-anak yang

memiliki kepercayaan diri, kreativitas serta kecerdasan yang tinggi. Beberapa

akibat dari adanya pola asuh orang tua demokratis tersebut tentu akan

mempengaruhi prestasi belajarnya. Anak yang diasuh dengan pola asuh orang

tua demokratis akan mudah bekerjasama, mandiri, bersahabat dan

berorientasi pada prestasi. Pola asuh orang tua demokratis juga dirasa sebagai

pola pengasuhan yang paling tepat dan mantap untuk diterapkan.

Prestasi belajar merupakan kemampuan yang diperoleh anak setelah

melakukan serangkaian kegiatan belajar yang diukur dengan tes buatan guru.

Prestasi belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah prestasi belajar

yang diperoleh tiap siswa pada lima bidang studi di SD, yaitu PKn, Bahasa

(39)

Berdasarkan beberapa uraian di atas, maka peneliti menyimpulkan terdapat

hubungan pola asuh orang tua demokratis dengan prestasi belajar siswa.

Dengan kata lain, gaya pengasuhan orang tua juga dapat mempengaruhi

prestasi belajar seseorang.

D. Hipotesis

Berdasarkan kajian pustaka dan permasalahan di atas, maka dapat

dirumuskan hipotesis sebagai berikut: “Ada hubungan yang positif dan

signifikan antara pola asuh orang tua demokratis dengan prestasi belajar

(40)

22

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk jenis penelitian deskriptif tingkat korelasi.

Penelitian deskriptif tingkat korelasi merupakan penelitian yang bertujuan

menyelidiki seberapa jauh perubahan dalam satu variabel ada kaitannya

dengan perubahan dalam variabel yang lain (Furchan, 2007:173). Jadi

penelitian ini bermaksud untuk mencari ada tidaknya hubungan antara pola

asuh orang tua demokratis dengan prestasi belajar yang diperoleh siswa.

B. Variabel Penelitian

Variabel adalah satu atribut yang dianggap mencerminkan atau

mengungkapkan pengertian atau bangunan pengertian (Furchan, 2007:45).

Sedangkan menurut Arikunto (1989:91), variabel adalah obyek penelitian,

atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Penelitian ini

mengemukakan dua macam variabel yaitu :

1. Variabel bebas (independent variable)

Variabel bebas adalah variabel yang mendahului atau yang

mempengaruhi variabel terikat (Furchan, 2007:46).Dalam penelitian ini

(41)

2. Variabel terikat (dependent variable)

Variabel terikat adalah variabel yang merupakan akibat atau yang

tergantung pada variabel yang mendahuluinya (Furchan, 2007:46).Dalam

penelitian ini yang merupakan variabel terikat adalah prestasi belajar

siswa

C. Definisi Operasional Variabel

Dalam penelitian ini peneliti mengemukakan definisi operasional

variabel sebagai berikut :

1. Pola asuh orang tua demokratis mencakup serangkaian tindakan orang

tua yang memperhatikan dan menghargai kebebasan anak, namun

kebebasan yang bertanggung jawab.

2. Prestasi belajar siswa mencakup kemampuan yang diperoleh anak setelah

melakukan serangkaian kegiatan belajar yang diukur dengan tes buatan

guru.

D. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Sukorejo 1 yang beralamat di

Sukorejo, Mertoyudan, Magelang.

E. Jadwal Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan bulan April - Juli. Adapun jadwal penelitian

(42)

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian

2. Penyusunan draft

proposal

3. Bimbingan bab I

4. Penyusunan

Kuesioner

5. Uji Coba Kuesioner

6. Perhitungan Taraf

Validitas dan

Reliabilitas

7. Pengumpulan Data

Penelitian

14. Revisi skripsi

15. Pengumpulan

(43)

F. Subyek Penelitian

Subyek yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas

V SD Negeri Sukorejo 1 Magelang tahun pelajaran 2011/2012, yang

berjumlah 35 siswa, yaitu 15 laki dan 20 perempuan.Seluruh siswa tersebut

juga dapat dikatakan sebagai suatu populasi. Dengan demikian penelitian ini

merupakan penelitian populasi.

G. Instrumen Penelitian/Alat Ukur

1. Alat Pengumpul Data

a. Kuesioner

Alat ukur yang digunakan adalah kuesioner pola asuh orang tua

demokratis. Kuesioner ini terdiri dari 6 indikator yang dijabarkan

dalam bentuk item-item tertentu berjumlah 50 item yang terdiri dari

item positif dan item negatif. Adapun bentuk kuesioner pola asuh

demokratis ini dapat dilihat pada lampiran 1.

Kuesioner dalam penelitian ini mengacu pada penelitian milik

Cicilia Kurniasri (2004) yang dikembangkan bersama Sunarti.

Kuesioner ini digunakan karena indikator-indikator yang terdapat

pada kuesioner sesuai dengan kajian pustaka yang diuraikan oleh

peneliti. Selain itu, kuesioner ini sejalan dengan penelitian yang akan

dilakukan.

Kuesioner ini disusun dalam bentuk skala bertingkat yang memuat

(44)

terhadap anak. Kuesioner ini disusun berdasarkan prinsip Likert’s

Summated Ratings. Skala Likert disusun dalam bentuk suatu

pernyataan dan diikuti oleh pilihan respon yang menunjukkan suatu

tingkatan. Skala ini dimodifikasi dengan empat pilihan jawaban.

Pengukuran alat ini dapat dikelompokkan menjadi dua kategori, yaitu:

Tabel 3.2 Pengukuran Skala Likert

Alternatif Jawaban Skor

Positif Negatif

dalam indikator pola asuh orang tua demokratis di bawah ini:

Tabel 3.3 Sebaran Item Kuesioner PenelitianPola Asuh Orang Tua Demokratis

No. Indikator Item Positif Item Negatif

1 Pandangan orang tua

(45)

kesulitan.

2 Komunikasi orang

tua dengan anak

dikritik oleh saya.

3 Pemberian motivasi  Orang tua saya

(46)
(47)

mengarahkan

perilaku saya

dengan sikap yang

bersahabat.

Berdasarkan indikator pola asuh orang tua demokratis tersebut, maka

disusun butir-butir kuesioner sebagai berikut:

Tabel 3.4 Kisi-kisi Instrumen Pola Asuh Orang Tua Demokratis

No. Indikator No. Item Total

Item Positif Jumlah Item Negatif Jumlah

(48)

b. Dokumentasi

Selain kuesioner, alat pengumpulan data yang digunakan dalam

penelitian ini yaitu dokumentasi. Dokumentasi adalah mencari data

mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku,

surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, legger, agenda dan

sebagainya (Arikunto, 1989:188). Dalam penelitian ini dokumentasi

yang dibutuhkan oleh peneliti yaitu daftar nilai rapor siswa kelas V

SD Negeri Sukorejo 1 semester 2. Data yang digunakan meliputi nilai

lima mata pelajaran inti SD yaitu Pendidikan Kewarganegaraan

(PKn), Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, danIPS.

H. Uji Validitasdan Reliabilitas Kuesioner

1. Tempat Uji Coba

Tempat uji coba kuesioner penelitian dilaksanakan di kelas V SD

Negeri Sukorejo 3, Mertoyudan, Magelang. SD ini dipilih selain

lokasinya berdekatan juga mempunyai hasil akademik dan akreditas yang

sama dengan SD penelitian. Uji coba dilakukan supaya alat ukur yang

digunakan benar-benar valid (tepat) dan reliabel (tetap).Waktu uji coba

dilaksanakan sebelum waktu penelitian dilangsungkan.

2. Uji Validitas

Validitas berasal dari kata validity yang berarti sejauhmana

ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi

(49)

menunjuk kepada sejauh mana suatu alat mampu mengukur apa yang

seharusnya diukur. Suatu alat ukur harus memiliki ketepatan yang akurat

sesuai dengan apa yang akan diukur. Misalnya suatu ulangan Bahasa

Indonesia dikatakan valid apabila ulangan tersebut mengungkapkan

hal-hal yang berhubungan dengan Bahasa Indonesia. Dengan demikian suatu

test dikatakan memiliki validitas tinggi jika test tersebut memberikan

hasil ukur sesuai dengan maksud diadakannya suatu test.

Validitas yang digunakan dalam menyusun butir-butir pernyataan

pada kuesioner berupa validitas konstruk. Validitas konstruk (construct

validitas) adalah validitas yang menunjuk kepada seberapa jauh suatu tes

mengukur sifat atau bangunan-pengertian (construct) tertentu (Furchan,

2007:301). Dalam hal ini peneliti menggunakan kuesioner yang berisi

pernyataan yang harus diisi oleh siswa. Penyusunan butir-butir

pernyataan dalam kuesioner didasarkan atas bangunan pengertian

(construct) pola asuh demokratis. Kuesioner tersebut diujicobakan

terlebih dahulu untuk mengetahui valid atau tidaknya suatu item sebelum

digunakan pada penelitian. Sebelum diujicoba, kuesioner tersebut

dikonsultasikan pada dosen pembimbing.

Proses pengujian validitas berdasarkan pada validitas butir dari

setiap item/pernyataanyang terdapat dalam kuesioner. Adapun prosedur

pengujian validitas dilakukan dengan menganalisis setiap item

masing-masing kuesioner dengan mengkorelasikan setiap skor per butir (x)

(50)

korelasi Product Moment dari Pearson. Adapun rumus ini sebagai

∑x : jumlah skor dalam sebaran x (skor item per butir)

∑y : jumlah skor dalam sebaran y (skor item total)

∑xy : jumlah hasil kali skor x dan skor y yang berpasangan

∑x2

: jumlah skor yang dikuadratkan dalam sebaran x

∑y2

: jumlah skor yang dikuadratkan dalam sebaran y

N : Jumlah responden

Proses perhitungan taraf validitas dilakukan dengan memberi skor

pada setiap butir kemudian memasukkannya ke dalam data uji coba.

Setelah memberi skor, selanjutnya dilakukan perhitungan validitas

menggunakan bantuan program SPSS Statistics 12.0 for Windows. Adapun

langkah-langkah pengujiannya sebagai berikut:

a. Memasukkan data skor yang diperoleh siswa ke dalam data uji coba

dengan bantuan program Microsoft Office Excel 2007.

b. Menghitung skor total yang diperoleh oleh setiap siswa dengan

bantuan program Microsoft Office Excel 2007.

c. Mentabulasikan data tersebut ke dalam tabel uji coba pada program

(51)

d. Menguji validitas dengan tahap : analyzecorrelatebivariate

memindahkan semua item ke dalam kolom variables  beri tanda √

pada kotak dengan pilihan Pearson dan Two Tailed pada kolom Test

of Significance klik OK.

Berdasarkan acuan dari Garret maka dirumuskan bahwa untuk skala

psikologi sebaiknya digunakan harga koefisien korelasi minimal 0,30. Hal

ini berarti, untuk butir/item yang nilai korelasinya < 0,30 dinyatakan gugur

atau tidak valid sehingga harus didrop. Dengan demikian item/butir yang

dianggap valid adalah item yang nilai korelasinya ≥ 0,30.

Berdasarkan hasil uji coba yang telah dilakukan, maka diperoleh 20

item valid dan 30 item gugur dari 50 item yang diujicobakan kepada

siswa. Setelah itu peneliti konsultasi pada dosen pembimbing kemudian

merevisi 6 item (3 item positif dan 3 item negatif) sehingga mendapatkan

26 item yang valid. Tabel pengujian validitas tiap indikator dapat dilihat

pada lampiran 4 halaman 77.Sedangkan tabel revisi kuesioner dapat dilihat

pada lampiran 7 halaman 81. Berdasarkan tabel tersebut, maka peneliti

menggunakan 26 item (lampiran 12 halaman 90) untuk penelitian

mengenai pola asuh orang tua demokratis.

3. Uji Reliabilitas

Reliabilitas suatu alat ukur adalah derajat keajegan alat tersebut dalam

mengukur apa saja yang diukurnya (Furchan, 2007:310). Sedangkan

(52)

mana suatu tes mampu menunjukkan konsistensi hasil pengukurannya

yang diperlihatkan dalam taraf ketetapan dan ketelitian hasil. Reliabilitas

pada dasarnya menunjukkan pada konsep sejauh mana suatu pengukuran

dapat dipercaya dan tetapsupaya test yang dibuat benar-benar terjamin

ketelitiannya.

Koefisien korelasi (rxy) pengujian reliabilitas berkisar pada bilangan

antara -1,00 sampai dengan 1,00 yang dikelompokkan dari sangat rendah

sampai sangat tinggi. Berikut ini tabel klasifikasi koefisien korelasi

reliabilitas suatu tes seperti yang disampaikan oleh Masidjo (2010:209):

Tabel 3.5 Klasifikasi koefisien korelasi reliabilitas alat ukur Koefisien Korelasi Kualifikasi

±0,91 – ±1,00 Sangat tinggi

±0,71 – ±0,90 Tinggi

±0,41 – ±0,70 Cukup

±0,21 – ±0,40 Rendah

0 – ±0,20 Sangat rendah

Tingkat reliabilitas dapat diperoleh dengan menggunakan metode

belah dua (split-half method) atau sering juga disebut metode gasal-genap.

Hasil dari satu tes dibagi atau dibelah menjadi dua bagian, yakni bagian

pertama yang dapat berupa hasil atau skor yang berasal dari item-item

bernomor gasal, dan bagian kedua berupa hasil atau skor yang berasal dari

item-item bernomor genap (Masidjo, 2010:218). Sedangkan besar

(53)

Proses perhitungan taraf reliabilitas dilakukan dengan memberi

skor pada setiap butir kemudian memasukkannya ke dalam data uji coba.

Berikut ini merupakan langkah-langkah mencari taraf reliabilitas suatu tes

dengan metode belah dua (split-half method):

a. Langkah pertama

Menghitung koefisien korelasi skor item ganjil dan genap dengan

teknik korelasi product moment dari Pearson dengan rumus :

rxy = ∑

( ) ( ) { ∑ ( ) }{ (∑ ) ² }

Keterangan :

rxy : koefisien ganjil – genap

∑x : jumlah skor dalam sebaran x (skor item ganjil)

∑y : jumlah skor dalam sebaran y (skor item genap)

∑xy : jumlah hasil kali skor x dan skor y yang berpasangan

∑x2 : jumlah skor yang dikuadratkan dalam sebaran x

∑y2 : jumlah skor yang dikuadratkan dalam sebaran y

N : Jumlah sampel

b. Langkah kedua

Menghitung indeks reliabilitas ganjil-genap angket pola asuh orang

tua demokratis dengan rumus Spearman Brown.

r

tt

=

Keterangan :

(54)

rgg : koefisien ganjil-genap

Tabel 3.6 Hasil perhitungan koefisien reliabilitas

Kuesioner Koefisien Reliabilitas

Uji coba Keterangan

Pola asuh orang tua

demokratis 0,812 Tinggi

Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa hasil uji coba

alat ukur kuesioner pola asuh orang tua demokratis memiliki koefisien

reliabilitas tinggi. Hasil perhitungan koefisien reliabilitas uji coba dapat

dilihat pada lampiran 9 halaman 84.

I. Teknik Analisis Data

Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik korelasi serial.

Dalam teknik ini, akan dikelompokkan ke dalam tiga kategori yaitu siswa

yang mempunyai pola asuh orang tua demokratis tinggi, sedang dan rendah.

Ketiga kategori tersebut kemudian dikorelasikan dengan prestasi belajar

siswa. Analisis data korelasi serial menurut Arikunto (1991:214) dapat

dirumuskan sebagai berikut:

r = ∑[ ( 0 −0 ) ( ) ] SDtot∑[( – ) ]

Keterangan :

rser : koefisien korelasi serial

(55)

0t : ordinat yang lebih tinggi

M : mean

SDtot : standar deviasi total

P : proporsi individu dalam golongan

Berdasarkan rumus korelasi serial di atas, maka peneliti memerlukan

ordinat yang lebih rendah, ordinat yang lebih tinggi, mean, standar deviasi

total dan proporsi individu tiap golongan. Berikut ini akan diuraikan

langkah-langkah dalam menggunakan rumus korelasi serial.

1. Mendaftar nilai setiap kelompok. Kelompok tersebut dibagi menjadi tiga

bagian yaitu kelompok dengan pola asuh orang tua demokratis rendah,

sedang dan tinggi. Sedangkan rentang pengelompokan skor angket pola

asuh orang tua demokratis dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 3.7 Pengelompokan skor angket pola asuh orang tua demokratis

Kelompok Siswa Interval Skor

Kelompok Pola Asuh Orang Tua

Demokratis Tinggi (T) 80 - 106

Kelompok Pola Asuh Orang Tua

Demokratis Sedang (S) 53 - 79

Kelompok Pola Asuh Orang Tua

(56)

2. Menghitung banyaknya subyek dalam setiap kelompok (nk).

Dalam penelitian ini terdapat tiga kelompok. Dengan demikian juga

terdapat tiga nk yaitu nk kelompok rendah, nk kelompok sedang dan nk

kelompok tinggi.

3. Menentukan proporsi individu dalam setiap kelompok. Adapun rumus

proporsi individu adalah :

p = n N

Keterangan:`

p = proporsi

n = banyaknya subyek dalam kelompok

N = banyaknya subyek seluruhnya

4. Menghitung nilai rata-rata (mean) dari masing-masing kelompok. Mean

dapat diperoleh dengan menggunakan rumus (Masidjo, 2010:123)

sebagai berikut:

= ∑

Keterangan:

M = mean

∑X = jumlah semua skor

nk = jumlah subyek dalam kelompok

5. Menentukan ordinat, yaitu ordinat yang lebih rendah dan ordinat yang

(57)

6. Membuat tabel kerja. Tabel kerja bertujuan untuk memudahkan peneliti

dalam menghitung rumus korelasi serial.

7. Mencari standar deviasi total.

Masidjo (2010:127) merumuskan bahwa untuk mencari standar deviasi

total dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

SDtot = N∑X −(∑X)

Keterangan:

SDtot : Standar deviasi total

N : jumlah siswa

∑X : jumlah total skor prestasi yang diperoleh siswa

8. Menghitung korelasi serial (dalam hal ini disebut korelasi triserial, karena

ada 3 kategori, yaitu tinggi, sedang, dan rendah) adalah dengan

menggunakan rumus yang ada:

r = ∑[ ( 0 −0 ) ( ) ] SDtot∑ ( – )

9. Uji signifikansi dalam penelitian ini menggunakan rumus:

t

hitung

=

2

1 2

Keterangan:

r = korelasi serial

(58)

10.Uji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan acuan bahwa:

Jika rserial< rtabel maka Ha ditolak, dan

Jika rserial≥ rtabel maka Ha diterima.

Berdasarkan perhitungan rumus koefisien korelasi serial di atas dapat

diketahui tingkat hubungan pola asuh orang tua demokratis dengan prestasi

belajar siswa. Sugiyono (2008:231) memberikan pedoman dalam

memberikan interpretasi terhadap kuat lemahnya hubungan. Interpretasi

tersebut dapat ditunjukkan pada tabel pedoman di bawah ini.

Tabel 3.8

Pedoman untuk memberikan interpretasi koefisien korelasi Interval Koefisien Tingkat Hubungan

±0,00 – ±0,199 Sangat rendah

Sedangkan untuk mengetahui seberapa besar sumbangan pola asuh

orang tua demokratis dengan prestasi belajar siswa dapat dirumuskan sebagai

berikut:

KP = rser2x 100%

Keterangan :

KP : Koefisien Penentu

(59)

41

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Pola Asuh Orang Tua Demokratis

Setelah melakukan penelitian, peneliti mendapatkan data tentang

pola asuh orang tua dari masing-masing siswa. Berikut ini adalah data

yang diperoleh :

Tabel 4.1

Skor Pola Asuh Orang Tua Demokratis

(60)

23 ZA 85

Berdasarkan data di atas, peneliti mengelompokkan pola asuh

orang tua demokratis menjadi tiga kelompok, sebagai berikut :

Tabel 4.2

Jarak Nilai Pola Asuh Orang Tua Demokratis Tiap Kelompok Kategori Interval

Pola asuh orang tua demokratis

tinggi 80 – 106

Pola asuh orang tua demokratis

sedang 53 – 79

Pola asuh orang tua demokratis

rendah 26 – 52

a. Kelompok Pola Asuh Orang Tua Demokratis Tinggi (80 - 106)

Siswa yang mempunyai pola asuh orang tua demokratis

tinggi adalah siswa yang mempunyai skor pola asuh orang tua

demokratis antara 80 - 106. Berdasarkan tabel 4.1, siswa yang

(61)

Tabel 4.3

Kelompok Pola Asuh Orang Tua Demokratis Tinggi

No. Kode Siswa Skor

mempunyai pola asuh orang tua demokratis tinggi. Persentase

siswa yang berada pada kelompok ini adalah:

per sentase = jumlah siswa dalam kelompok

jumlah siswa selur uhnya x 100%

per sentase = 17

35 x 100%

(62)

b. Kelompok Pola Asuh Orang Tua Demokratis Sedang (53 - 79)

Siswa yang mempunyai pola asuh orang tua demokratis

sedang adalah siswa yang mempunyai skor pola asuh orang tua

demokratis antara 53-79. Berdasarkan tabel 4.1 siswa yang

mempunyai pola asuh orang tua demokratis sedang adalah:

Tabel 4.4

Kelompok Pola Asuh Orang Tua Demokratis Sedang

No. Kode Siswa Skor

mempunyai pola asuh orang tua demokratis sedang. Persentase

siswa yang berada pada kelompok ini adalah:

per sentase = jumlah siswa dalam kelompok

jumlah siswa selur uhnya x 100%

per sentase = 16

(63)

per sentase = 45,71%

c. Kelompok Pola Asuh Orang Tua Demokratis Rendah (26 - 52)

Siswa yang mempunyai pola asuh orang tua demokratis

rendah adalah siswa yang mempunyai skor pola asuh orang tua

demokratis antara 26 - 52. Berdasarkan tabel 4.1 siswa yang

mempunyai pola asuh orang tua demokratis rendah adalah:

Tabel 4.5

Kelompok Pola Asuh Orang Tua Demokratis Rendah

No. Kode Siswa Skor

1 AS 51

2 KE 51

Berdasarkan tabel di atas, terdapat 2 siswa yang

mempunyai pola asuh orang tua demokratis rendah. Persentase

siswa yang berada pada kelompok ini adalah:

per sentase = jumlah siswa dalam kelompok

jumlah siswa selur uhnya x 100%

per sentase = 2

35 x 100%

per sentase = 5,72%

Berdasarkan penghitungan di atas diperoleh hasil

(64)

asuh orang tua demokratis sedang 45,71% dan pola asuh orang tua

demokratis rendah 5,72%. Berikut ini adalah persentase pola asuh

orang tua demokratis yang digambarkan dalam diagram berikut ini:

Diagram 4.1

Diagram Pola Asuh Orang Tua Demokratis Siswa Kelas V SD Negeri Sukorejo1 Semester 2 Tahun Pelajaran 2011/2012

2. Prestasi Belajar Siswa

Prestasi belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah

melakukan serangkaian kegiatan belajar yang diukur dengan tes buatan

guru. Prestasi belajar dalam penelitian ini mengambil nilai-nilai dari raport

dari lima mata pelajaran inti SD, yaitu PKn, Bahasa Indonesia,

Matematika, IPA dan IPS. Nilai-nilai dari ke lima mata pelajaran tersebut

lalu dirata-rata, berikut adalah daftar nilai raport siswa kelas V semester 2

SD Negeri Sukorejo 1 Tahun Pelajaran 2011/2012:

48,57% 45,71%

5,72%

Pola Asuh Orang Tua Demokratis

(65)
(66)

Berdasarkan data di atas prestasi belajar didapatkan dari nilai

rata-rata 5 mata pelajaran. Nilai rata-rata-rata-rata terendah adalah 63 sedangkan nilai

rata-rata tertinggi adalah 86.

Nilai rata-rata tersebut kemudian dikategorikan menjadi tiga, yaitu

prestasi belajar tinggi, sedang dan rendah. Untuk menentukan kategorinya

adalah dengan mengurangi nilai tertinggi dan nilai terendah, dan hasilnya

dibagi 3 yaitu:

86 – 63 = 23

23 : 3 = 7,6 => dibulatkan menjadi 8

Jadi, masing-masing kelompok intervalnya 8. Klasifikasi nilai

siswa dapat dilihat dalam tabel berikut ini:

Tabel 4.7 Klasifikasi Prestasi Belajar Siswa

a. Prestasi Belajar Tinggi

Siswa yang mempunyai prestasi belajar tinggi adalah siswa

dengan rata-rata nilai 78 - 86. Berdasarkan tabel 4.6 siswa yang

termasuk dalam prestasi belajar tinggi adalah:

Kategori Interval

Prestasi Tinggi 78 - 86

Prestasi Sedang 69 - 77

(67)

Tabel 4.8

Kelompok Prestasi Belajar Tinggi

No. Kode

Adapun persentase jumlah siswa dengan prestasi tinggi sebagai

berikut :

Per sentase = x 100% = 40%

b. Kelompok Prestasi Belajar Sedang

Siswa yang mempunyai prestasi belajar sedang adalah siswa

dengan rata-rata nilai rata-rata 69 - 77. Berdasarkan tabel 4.6 siswa

(68)

Tabel 4.9

Kelompok Prestasi Belajar Sedang

No. Kode

Adapun persentase jumlah siswa dengan prestasi sedang sebagai

berikut:

Per sentase = x 100% = 25,71%

c. Kelompok Prestasi Belajar Rendah

Siswa yang mempunyai prestasi belajar rendah adalah siswa

dengan rata-rata nilai 60 – 68. Berdasarkan tabel 4.6 siswa yang

termasuk dalam prestasi belajar rendah adalah:

Tabel 4.10

Kelompok Prestasi Belajar Rendah

Gambar

Tabel Skoring (1,2,3,4)  Hasil Uji Coba Kuesioner
Tabel 3.1 Jadwal Penelitian
Tabel 3.2 Pengukuran Skala Likert
Tabel 3.4 Kisi-kisi Instrumen Pola Asuh Orang Tua Demokratis
+7

Referensi

Dokumen terkait

2) Do students learn under computer-assisted RME have better achievement and influences on higher order thinking skills compared to students who learn under RME only based on

(1) Menteri dalam jangka waktu paling lama 15 (lima belas) hari kerja setelah menerima permohonan izin pinjam pakai kawasan hutan untuk survei atau eksplorasi

Pola sebaran langkap pada semua tingkat pertumbuhan mengikuti pola penyebaran populasi mengelompok dan mempunyai asosiasi dengan 13 spesies tumbuhan lain dengan

Informan akan diminta untuk menjelaskan pendapat mereka terkait efektivitas peran sektor komunitas dalam penanggulangan HIV dan AIDS, serta pendapat mereka tentang

Salam sejahtera, puji syukur kepada Tuhan yang telah memberikan banyak kenikmatan salah satunya kemudahan, sehingga saat ini penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah

Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, Kementerian Agama R.I, menyatakan bahwa lembaga di bawah ini telah melakukan updating data Pendidikan Islam (EMIS) Periode Semester GENAP

s/d selesai wita bertempat di Kota Banjarmasin, di selenggarakan pembukaan dokumen penawaran untuk pekerjaan : Pengadaan dan Pemasangan Rambu Rambu Lalu Lintas Jalan..

Untuk mempermudah rencana struktur penulisan, maka akan ditemukan sistematika laporan magang yang dibahas dalam 5 bab yang terdiri dari :.