i
HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DEMOKRATIS
DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VA
SD NEGERI KALINEGORO 3 SEMESTER 2
TAHUN PELAJARAN 2011/2012
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh:
Sunarti 101132046
PROGRAM SARJANA (S1) KEPENDIDIKAN BAGI GURU DALAM JABATAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
iii
iv
MOTTO
Sesungguhnya Sesudah Kesulitan Itu Ada Kemudahan
v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan atau daftar pustaka, sebagai layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 3 September 2012
Penulis
vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :
Nama : Sunarti
Nomor Mahasiswa : 10 1132 046
Demi pengembangan ilmu pengetahuan , saya memberikan kepada perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul
:
“HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DEMOKRATIS DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VA SD NEGERI KALINEGORO 3 SEMESTER 2 TAHUN PELAJARAN 2011/2012”
Beserta perangkat yang diperlukan. Dengan ini saya memberikan kepada
perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan
dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data
mendistribusikan secara terbatas dan mempublikasikannya di internet atau media
lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu minta ijin dari saya maupun
memberikan royalty kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai
penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal 3 September 2012
vii
ABSTRAK
HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DEMOKRATIS
DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VA
SD NEGERI KALINEGORO 3 SEMESTER 2
TAHUN PELAJARAN 2011/2012
Sunarti
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
2012
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif tingkat korelasi. Penelitian ini bertujuan untuk : (1) mengetahui bagaimana pola asuh demokratis yang dilakukan oleh masing-masing orang tua, (2) mengetahui bagaimana prestasi belajar siswa, (3) mengetahui apakah ada hubungan antara pola asuh orang tua demokratis dengan prestasi belajar siswa, dan (4) mengetahui besar sumbangan pola asuh orang tua demokratis dengan prestasi belajar siswa.
Subyek penelitian adalah siswa kelas VA SD Negeri Kalinegoro 3 Tahun Pelajaran 2011/2012 yang berjumlah 35 siswa. Ada dua variabel di dalam penelitian ini yakni variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas yaitu pola asuh orang tua demokratis dan variabel terikat yaitu prestasi belajar siswa. Alat pengumpulan data berupa angket dan dokumentasi. Angket digunakan untuk mengukur pola asuh orang tua, sedangkan dokumentasi digunakan untuk mengetahui prestasi belajar siswa. Dokumentasi diperoleh dengan melihat data nilai rapor siswa. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik korelasi serial.
Hasil penelitian sebagai berikut : (1) siswa dengan pola asuh orang tua demokratis rendah sebesar 8,57%, siswa dengan pola asuh orang tua demokratis sedang sebesar 37,14% serta siswa dengan pola asuh orang tua demokratis tinggi sebesar 54,29% ; (2) siswa dengan prestasi belajar rendah sebesar 8,57%, siswa dengan prestasi belajar sedang sebesar 40% serta siswa dengan prestasi belajar tinggi sebesar 51,43% ; (3) pola asuh orang tua demokratis memiliki hubungan yang positif dan signifikan dengan prestasi belajar siswa, dengan nilai r = 0,5178 dan signifikan pada taraf 1% ; (4) pola asuh orang tua demokratis memberikan sumbangan sebesar 26,81% dengan prestasi belajar siswa.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pola asuh orang tua demokratis berhubungan positif dan signifikan dengan prestasi belajar siswa kelas VA SD Negeri Kalinegoro 3 Tahun Pelajaran 2011/2012.
viii
ABSTRACT
THE RELATIONSHIP BETWEEN DEMOCRATIC
NURTURING PATTERN AND THE LEARNING
ACHIEVEMENT OF THE 5A
thGRADE STUDENTS OF
KALINEGORO 3 ELEMENTARY SCHOOL SECOND
SEMESTER IN THE ACADEMIC YEAR 2011/2012
Sunarti
Sanata Dharma University Yogyakarta
2012
This research was a correlational descriptive research. This research was aimed to know: (1) the democratic nurturing pattern done by each parent, (2) the achievement of the students, (3) whether there is correlation between the democratic nurturing pattern and the achievement of the students or not, and (4) the influence democratic nurturing pattern on the students achievement.
The participants of this research were 35 students from the fifth grade of Kalinegoro 3 Elementary School in the Academic Year 2011/2012. There were two variables in this research : independent variable and the dependent variable. The independent variable was democratic nurturing pattern while the dependent variable was the students achievement. The instrument used in the research were questionnaire and students rapport document. The questionnaire was used to measure the democratic nurturing pattern. While the students rapport document was used to know the students achievement. The data was analyzed using serial correlation analysis technique.
The results of the research were : (1) students with low democratic nurturing pattern was 8,57%; students with moderate democratic nurturing pattern was 37,14%; and students with high democratic nurturing pattern was 54,29%; (2) students having low achievement was 8,57%; students having moderate achievement was 40%; and student having high achievement was 51,43%; (3) the democratic nurturing pattern had positive and significant correlation with the students achievement with r = 0,5178 and it was significant in 1% level; (4) the influence of the democratic nurturing pattern on students achievement was 26,81%.
Based on the results, it can be concluded that democratic nurturing pattern had positive and significant correlation with the learning achievement of the fifth grade students of Kalinegoro 3 Elementary School in the Academic Year 2011/2012.
ix
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah SWT yang telah
melimpahkan berkat, rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan baik. Skripsi ini disusun untuk memenuhi syarat
kelulusan program S1 PGSD Universitas Sanata Dharma dan persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Penulis menyadari banyak hambatan yang menimbulkan kesulitan dalam
menyelesaikan skripsi ini sehingga melibatkan berbagai pihak. Maka dengan
segala kerendahan hati penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua
pihak yang membantu dalam penyusunan skripsi ini, diantaranya sebagai berikut:
1. Rohandi, Ph. D selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma.
2. Gregorius Ari Nugrahanta, S.J.,BST, M.A., Selaku Ketua Program studi
PGSD.
3. Drs. Puji Purnomo, M.Si dan Drs. J. Sumedi selaku dosen pembimbing
yang memberikan banyak saran dan bimbingan bagi penulis selama
penyusunan skripsi
.
4. Para staf sekretariat PGSD yang senantiasa memberikan bantuan dalam
mengurus keperluan untuk menyelesaikan skripsi ini.
5. Perpustakaan Universitas Sanata Dharma yang memberikan layanan
x
6. Siti Wasiatun, S.Pd selaku Kepala SDN Kalinegoro 3, yang telah
memberikan izinnya kepada penulis untuk melakukan penelitian.
7. Semua siswa kelas V SDN Kalinegoro 3 terima kasih atas kerjasamanya.
8. Suamiku M. Yusuf dan anak-anakku, tercinta yang senantiasa memberikan
yang terbaik bagi penulis.
9. Teman-temanku, Istini, Sriyati, Sulistyowati, Afindra, Vivi, terima kasih
untuk kerja sama dan bantuannya.
10. Teman-teman PGSD se-angkatanku terima kasih atas segalanya.
11.Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang turut serta
dalam membantu penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna.
Oleh karena itu dengan penuh kerendahan hati, penulis akan merasa
terbantu apabila ada yang dapat memberikan saran dan kritik yang bersifat
membangun demi perbaikan skripsi yang telah penulis buat ini.
Yogyakarta, 3 September 2012
Penulis,
xi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
HALAMAN MOTTO ... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vii
ABSTRAK ... viii
ABSTRACT ... ix
KATA PENGANTAR ... x
DAFTAR ISI ... xii
DAFTAR TABEL ... xiv
DAFTAR DIAGRAM ... xv
DAFTAR LAMPIRAN ... xvi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah ... 1
B. Rumusan masalah ... 2
C. Batasan pengertian ... 3
D. Tujuan penelitian ... 3
E. Manfaat penelitian ... 4
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pola Asuh Orang Tua 1. Pengertian Pola Asuh ... 5
2. Macam-macam Pola Asuh Orang Tua ... 6
3. Pola Asuh Orang Tua Demokratis ... 11
xii
B. Prestasi Belajar
1. Pengertian Prestasi Belajar
a. Pengertian Belajar ... 15
b. Pengertian Prestasi ... 16
2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Belajar Siswa ... 17
C. Hubungan pola asuh orang tua demokratis dengan prestasi belajar ... 19
D. Hipotesis ... 20
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 21
B. Tempat Penelitian ... 21
C. Jadwal Penelitian ... 21
D. Subyek Penelitian ... 23
E. Variabel Penelitian ... 23
F. Instrumen Penelitian/Alat Ukur ... 24
G. Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner ... 30
1. Tempat Uji Coba ... 30
2. Uji Validitas ... 30
3. Uji Reliabilitas ... 33
H. Teknik Analisis Data ... 35
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 40
B. Pembahasan ... 59
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 63
B. Saran ... 65
DAFTAR PUSTAKA ... 66
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Jadwal Penelitian ... 22
Tabel 3.2 Pengukuran Skala Likert ... 25
Tabel 3.3 Sebaran Item Kuesioner penelitian pola asuh demokratis ... 25
Tabel 3.4 kisi-kisi Instrumen Pola Asuh Demokratis ... 29
Tabel 3.5 Klasifikasi Koefisien Korelasi Relibiltas Alat Ukur ... 33
Tabel 3.6 Hasil Perhitungan Koefisien Reliabilitas ... 35
Tabel 3.7 Pedoman Skor Angket Pola Asuh Orang Tua Demokratis ... 36
Tabel 3.8 Pedoman untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi ... 39
Tabel 4.1 Skor Pola Asuh Orang Tua ... 40
Tabel 4.2 Jarak Nilai Pola Asuh Orang Tua Demokratis Tiap Kelompok ... 41
Tabel 4.3 Kelompok Pola Asuh Orang Tua Demokratis Tinggi ... 42
Tabel 4.4 Kelompok Pola Asuh Orang Tua Demokratis Sedang ... 43
Tabel 4.5 Kelompok Pola Asuh Orang Tua Demokratis Rendah ... 44
Tabel 4.6 Daftar Nilai Raport ... 45
Tabel 4.7 Klasifikasi Prestasi Belajar Siswa ... 47
Tabel 4.8 Kelompok Prestasi Belajar Tinggi ... 48
Tabel 4.9 Kelompok Prestasi Belajar Sedang ... Tabel 4.10 Kelompok Prestasi Belajar Rendah ... 48
Tabel 4.11 Skor Pola Asuh Orang Tua Demokratis dan Prestasi Belajar ... 49
Tabel 4.12 Jumlah Subyek Tiap Kelompok Pola Asuh Orang Tua Demokratis ... 53
Tabel 4.13 Proporsi Pola Asuh Orang Tua Demokratis Setiap Kelompok ... 53
Tabel 4.14 Rata-rata (mean) setiap kelompok ... 54
Tabel 4.15 Nilai Ordinat ... 54
xiv
DAFTAR DIAGRAM
Diagram 4.1 Persentase Pola Asuh Orang Tua Demokratis Siswa Kelas
VA SD Negeri Kalinegoro 3 Semester 2 Tahun Pelajaran
2011/2012 ... 45
Diagram 4.2 Persentase Prestasi Belajar Siswa Kelas V SD Negeri
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kuesioner Pola Asuh Orang Tua Demokratis ... 68
Lampiran 2 Tabel Skoring (1,2,3,4) Hasil Uji Coba Kuesioner Asuh
Orang Tua Demokratis Siswa Kelas VB SD Negeri
Kalinegoro 3 Semester 2 Tahun Pelajaran 2011/2012 ... 71
Lampiran 3 Tabel Skoring Hasil Uji Coba Kuesioner Pola Asuh
Orang Tua Demokratis Siswa Kelas VB SD Negeri
Kalinegoro 3 Semester 2 Tahun Pelajaran 2011/2012 ... 74
Lampiran 4 Tabel Hasil Analisis Uji Validitas Kuesioner Pola Asuh Orang Tua Demokratis Siswa Kelas VB SD Negeri Kalinegoro 3
Semester 2 Tahun Pelajaran 2011/2012 ... 76
Lampiran 5 Tabel Validitas Item Kuesioner Pola Asuh Orang Tua Demokratis Siswa Kelas VB SD Negeri Kalinegoro 3
Semester 2 Tahun Pelajaran 2011/2012 ... 78
Lampiran 6 Tabel Validitas Tiap Indikator dan Sebaran Item Minat Belajar Siswa Kelas VB SD Negeri Kalinegoro 3 Semester 2 Tahun Pelajaran 2011/2012 ... 79
Lampiran 7 Tabel Revisi Item Soal Kuesioner Tiap Indikator ... 81
Lampiran 8 Tabel Penghitungan Reliabilitas Kuesioner Pola Asuh Orang Tua Demokratis Siswa Kelas V SD Negeri Kalinegoro 3
Semester 2 Tahun Pelajaran 2011/2012 ... 82
Lampiran 9 Hasil Analisis Uji Reliabilitas Kuesioner Pola Asuh Orang Tua Demokratis Siswa Kelas VB SD Negeri Kalinegoro 3
Semester 2 Tahun Pelajaran 2011/2012 ... 83
Lampiran 10 Tabel Revisi Sebaran Item Kuesioner Penelitian ... 85
Lampiran 11 Tabel Revisi Kisi-kisi Kuesioner Penelitian Pola Asuh Orang Tua Demokratis ... 88
Lampiran 12 Kuesioner Pola Asuh Orang Tua Demokratis Siswa
(penelitian) ... 89
Lampiran 13 Skor Hasil Penelitian Kuesioner Pola Asuh Orang Tua Demokratis kelas VA SD Negeri Kalinegoro 3 Semester 2
xvi
Lampiran 14 Daftar Nilai Raport Semester 2 Kelas VA SD Negeri
Kalinegoro 3 Semester 2 Tahun Pelajaran 2011/2012 ... 95
Lampiran 15 Tabel Skor Pola Asuh Orang Tua Demokratis dan Prestasi Belajar Siswa Kelas VA SD Negeri Kalinegoro 3 Semester 2 Tahun Pelajaran 2011/2012 ... 96
Lampiran 16 Tabel Nilai-Nilai r Product Moment dari Pearson ... 97
Lampiran 17 Tabel Ordinat pada Kurva Normal ... 98
Lampiran 18 Tabel Hubungan Antar Kelompok Pola Asuh Orang Tua Demokratis dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas VA SD
Negeri Kalinegoro 3 Semester 2 Tahun Pelajaran 2011/2012 100
Lampiran 19 Surat izin penelitian ... 101
Lampiran 20 Surat keterangan penelitian dari sekolah ... 102
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Anak pertama kali bersosial dan belajar diperoleh dari keluarga. Ilmu yang
diperoleh merupakan ilmu-ilmu dasar sebagai awal anak untuk dipersiapkan
hidup bersosial. Dari keluargalah anak mulai bisa belajar, berbicara, menulis,
berhitung, bertatakrama dan kasih sayang. Pendidikan dalam keluarga yang
baik dan benar akan sangat berpengaruh pada perkembangan pribadi dan
sosial anak.
Seperti uraian di atas, keluarga juga memberikan pengaruh terhadap
pencapaian prestasi belajar siswa ketika di bangku sekolah. Hal ini berkaitan
erat dengan pola asuh yang digunakan orang tua terhadap anak. Pola asuh
orang tua dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu pola asuh demokratis, pola asuh
otoriter, dan pola asuh membiarkan anak. Dalam penelitian ini akan dibahas
tentang pola asuh demokratis.
Pola asuh demokratis merupakan pola asuh orang tua yang menekankan
pada kebebasan bertindak seorang anak di bawah bimbingan orang tua,
sehingga hubungan timbal balik anak dengan orang tua berjalan dengan
harmonis. Prestasi belajar dalam pendidikan sekolah merupakan tolok ukur
keberhasilan seorang siswa dalam mengikuti proses kegiatan belajar
mengajar. Prestasi anak akan dipengaruhi oleh faktor internal yang
belajar sendiri, kecerdasan. Kemudian faktor eksternal yang merupakan
faktor yang berasal dari luar diri anak. Salah satu dari faktor ini adalah peran
serta orang tua dalam membimbing kemajuan pendidikan anaknya. Jika
kedua faktor tersebut tidak saling mendukung, niscaya prestasi anak pun akan
ikut terpengaruh. Jadi, kedua faktor ini harus berjalan beriringan supaya hasil
yang dicapai setidaknya sesuai dengan apa yang diinginkan.
Berdasarkan uraian dari latar belakang di atas, peneliti sebagai guru
sekolah dasar berminat untuk melakukan penelitian dengan judul “Hubungan
Pola Asuh Orang Tua Demokratis dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas VA
SD Negeri Kalinegoro 3 Semester 2 Tahun Pelajaran 2011/2012”.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pola asuh orang tua demokratis siswa kelas VA SD Negeri
Kalinegoro 3 semester 2 tahun pelajaran 2011/2012?
2. Bagaimana prestasi belajar siswa kelas VA SD Negeri Kalinegoro 3
semester 2 tahun pelajaran 2011/2012?
3. Apakah ada hubungan yang positif dan signifikan antara pola asuh orang
tua demokratis dengan prestasi belajar siswa kelas VA SD Negeri
Kalinegoro 3 semester 2 tahun pelajaran 2011/2012?
4. Berapa besar sumbangan pola asuh orang tua demokratis dengan prestasi
belajar siswa kelas V SD Negeri Kalinegoro 3 semester 2 tahun pelajaran
C. Batasan Pengertian
1. Pola asuh adalah cara-cara pengaturan tingkah laku yang dilakukan oleh
orang tua kepada anak sebagai perwujudan tanggung jawab dalam
kedewasaan anak.
2. Pola asuh demokratis adalah pola asuh yang menekankan pada kebebasan
anak untuk berekspresi, mengeluarkan pendapat dan ide tetapi kebebasan
itu harus bisa dipertanggungjawabkan.
3. Prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai siswa dalam kegiatan
pembelajaran yang diperoleh siswa dalam setiap mata pelajaran tertentu.
D. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui pola asuh orang tua demokratis siswa kelas VA SD
Negeri Kalinegoro 3 semester 2 tahun pelajaran 2011/2012.
2. Untuk mengetahui prestasi belajar siswa kelas VA SD Negeri Kalinegoro
3 semester 2 tahun pelajaran 2011/2012.
3. Untuk mengetahui apakah ada hubungan yang positif dan signifikan antara
pola asuh orang tua demokratis dengan prestasi belajar siswa kelas VA SD
Negeri Kalinegoro 3 semester 2 tahun pelajaran 2011/2012.
4. Untuk mengetahui besar sumbangan pola asuh orang tua demokratis
dengan prestasi belajar siswa kelas VA SD Negeri Kalinegoro 3 semester
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan informasi
bagi perkembangan ilmu dan dapat digunakan sebagai bahan referensi
bagi peneliti lain.
2. Manfaat praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bahwa pola
5
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pola Asuh Orang Tua
1. Pengertian Pola Asuh
Setiap orang tua pasti menginginkan anaknya berkepribadian baik,
sikap mental tangguh, mempunyai akhlak yang terpuji, membanggakan
keluarganya dan berguna bagi masyarakat. Keberhasilan dalam memberi
pendidikan pada anak tidak lepas dari peran serta orang tua dalam
membantu proses kegiatan belajar si anak, sehingga kedekatan orang tua
dan anak harus dipererat. Orang tua yang dekat dengan anaknya kemudian
mengajak anaknya untuk bertukar berpendapat atau menceritakan
pengalaman-pengalaman akan memberi dampak pada anak yaitu anak
menjadi lebih potensi untuk menyampaikan pendapatnya ke orang lain.
Contoh yang paling awal ditiru anak adalah figur orang tua,
sehingga orang tua sebagai pembentuk pribadi yang pertama harus
menjadi teladan yang sebaik-baiknya bagi anaknya. Dalam mendidik
anaknya terutama dalam hal pola asuh, orang tua memiliki berbagai
macam bentuk pola asuh yang berbeda-beda untuk anaknya. Berikut ini
adalah beberapa pengertian pola asuh menurut beberapa ahli.
Menurut Donelson (1990:5), kata asuh mencakup segala aspek
yang berkaitan dengan pemeliharaan, perawatan, dukungan, dan bantuan
Irwanto (1991:94) mengemukakan pola asuh berarti pendidikan,
sedangkan pendidikan adalah bimbingan secara sadar oleh pendidik
terhadap perkembangan jasmani dan rohani anak didik menuju
terbentuknya kepribadian yang utama. Hurlock (1999) mengemukakan
bahwa di dalam pengasuhan anak para orang tua mempunyai tujuan untuk
membentuk anak menjadi yang terbaik sesuai dengan apa yang dianggap
ideal oleh para orang tua dan dalam pengasuhan anak diberikan istilah
disiplin sebagai pelatihan dalam mengendalikan dan mengontrol diri.
Thoha (1996:109) mengemukakan bahwa pola asuh orang tua adalah
suatu cara terbaik yang dapat ditempuh orang tua dalam mendidik anak
sebagai perwujudan dari rasa tanggung jawab kepada anak.
Dari beberapa pengertian dari beberapa ahli dapat disimpulkan
pola asuh orang tua adalah suatu keseluruhan proses interaksi antara orang
tua dengan anak, di mana anak diberikan pengalaman-pengalaman untuk
membentuk kepribadian, kemandirian dan bekal ilmu untuk bersosial
dengan lingkungan sekitar.
2. Macam-macam Pola Asuh Orang Tua
Berikut adalah beberapa persepsi macam-macam pola asuh yang
dipaparkan oleh beberapa ahli antara lain, Irwanto (1991)
a. Pola asuh otoriter
Pola ini ditandai dengan peraturan yang dibuat sangat ketat oleh
orang tua untuk anaknya supaya menjadi patuh dan taat pada orang
tua. Akibatnya anak terkekang karena kurang adanya kebebasan
dalam bertindak.
b. Pola asuh demokratik
Pola ini ditandai terjadinya komunikasi yang dekat antara anak dan
orang tua, dengan komunikasi yang saling terbuka sehingga adanya
keluh kesah atau pengalaman dapat diceritakan dengan leluasa oleh
anak kepada orang tuanya.
c. Pola asuh permisif
Pola ini memiliki ciri antara lain dengan adanya kebebasan tanpa batas
pada anak untuk berperilaku sesuai dengan keinginannya.
d. Pola asuh dengan ancaman atau peringatan yang dengan keras
diberikan pada anak akan dirasa sebagai tantangan terhadap otonomi
dan pribadinya. Ia akan melanggarnya untuk menunjukkan bahwa ia
mempunyai harga diri.
e. Pola asuh dengan hadiah
Peran orang tua pada pola ini adalah dengan memberi semangat pada
anaknya dengan memberikan benda/hadiah, contoh sebagaimana
apabila anaknya mendapat rangking 1 bagus akan dibelikan sepeda
Baumrind (dalam Erwin, 1993) mengemukakan bahwa ada tiga macam
pola asuh, yaitu authoritarian (otoriter), permissive (permisif) dan
authoritative (autoritatif). Adapun macam-macam pola asuh tersebut
adalah:
a. Authoritarian (otoritrer)
Pola asuh ini akan mendorong anak menjadi seseorang yang sangat
patuh. Dalam jenis ini anak diberikan pengawasan yang ketat, di mana
terjadi komunikasi kaku antara orang tua dan anak. Akibatnya anak di
rumah selalu patuh dan taat di lingkungan rumah, sedangkan anak di
luar lingkungan rumah akan berontak untuk melampiaskan apa yang
menjadi beban selama ia di rumah.
b. Permissive (permisif)
Pola asuh ini akan memberikan pelayanan pada anak dengan
perlakuan yang agak berlebihan dan memberikan kebebasan yang
berlebihan, selain itu disiplin yang diterapkan pada keluarga longgar
sehingga anak menjadi manja dan berperilaku seenaknya.
c. Autoritatif (authoritatif)
Pola ini bersifat hangat dan bersifat dua arah sehingga disiplin yang
diterapkan dapat dirundingkan dan ada penjelasannya. Anak dapat
berkembang menjadi pribadi yang mandiri ataupun bisa sebaliknya
Menurut Tuner (dalam Gunarsa, 2004:279) pola asuh terdiri dari:
a. Pola asuh demokratis
Dalam pola ini anak diberi pendidikan agar bisa bertanggung jawab
dengan apa yang telah diperbuatnya. Pandangan orang tua demokratis
adalah anak sebagai anak yang berkembang dan mempunyai
kebebasan dalam berproses, sehingga diharapkan dalam diri anak
tumbuh rasa tanggung jawab dan percaya diri.
b. Pola asuh otoriter
Pada pola ini orang tua membuat peraturan yang mutlak dan harus
benar-benar ditaati, Anak harus tunduk dan patuh pada orang tua.
Dalam proses membimbing, anak dipaksa untuk menerima nilai-nilai
yang orang tua ajarkan. Intinya kebebasan anak dalam bertindak atau
berpendapat sangat dibatasi oleh orang tuanya, mungkin karena orang
tua sangat takut jika suatu saat nanti anak tidak bisa menjadi apa yang
dikehendaki. Corak pola ini akan memberikan dampak pada
kepribadian anak, anak kurang bebas untuk mengungkapkan diri,
kurang percaya diri dan tertekan.
c. Pola asuh permisif
Dalam pola permisif, orang tua bersikap kurang tegas. Anak
dibiasakan hidup dengan penuh rasa kasih sayang, rasa cinta dan
kemanjaan. Anak tidak dibiasakan hidup disiplin dan mentaati
tua bersifat membebaskan anak dalam memilih sesuatu sesuai dengan
kehendaknya.
d. Pola asuh penelantar
Pola ini orang tua secara cuek melihat perkembangan pribadi anak,
sehingga anak dibiarkan untuk berkembang sesuai dengan kehendak
dan pemikirannya. Pada umumnya pola ini terlihat pada keluarga yang
kurang berkenan akan hadirnya anak dalam keluarganya dengan
berbagai alasan seperti tidak mau mengakui anak dari lahir. Orang tua
lebih memprioritaskan pada kesibukannya sendiri dari pada merawat
anaknya sehingga tidak tahu seberapa perkembangannya, sedang apa
dan dimana tidak. Akibatnya banyak anak melampiaskan tekanan
pada dirinya dengan melakukan hal-hal yang negatif seperti mabuk,
memakai obat-obatan dan melakukan tindak kriminal.
Berdasarkan beberapa pendapat ahli yang mengungkapkan tentang
macam-macam pola pengasuhan orang tua, maka peneliti hanya akan
membahas tentang pola asuh orang tua demokratis. Hal tersebut
dilakukan dengan tujuan agar pembahasan menjadi lebih terfokus dan
jelas. Pembahasan mengenai pola asuh orang tua demokratis akan
3. Pola Asuh Orang Tua Demokratis
a. Hakikat Pola Asuh Orang Tua Demokratis
Pola asuh orang tua demokratis juga menekankan pada
peran serta seluruh anggota keluarga. Pola asuh demokratis
ditandai dengan sikap fleksibel, responsive dan merawat
(Erwin:1993). Pada pola ini kebebasan anak dibatas pada
kesepakatan antara orang tua dan anak sehingga di lingkungan
keluarga anak akan lebih bebas dalam berkeluh kesah
mengeluarkan pendapat. Hal ini diharapkan akan melatih anak
dalam berkreativitas berpendapat dan bertanggung jawab atas janji
yang telah disepakati. Sebagai contoh si anak berjanji pada dirinya
dan orang tua setelah solat magrib televisi harus dimatikan
kemudian belajar selama 2 jam sholat isya kemudian tidur. Apabila
anak melanggar maka konsekuensi juga harus diterima si anak
sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati. Apabila anak sudah
mampu bertanggung jawab atas dirinya sendiri maka ia akan
memiliki pendirian yang kuat serta mampu menyelesaikan semua
persoalan dengan cara yang tepat (Citrobroto, 1984:4). Dari uraian
di atas dapat disimpulkan pola asuh demokratis adalah pola asuh
yang menekankan pada kebebasan anak untuk berekspresi,
mengeluarkan pendapat dan ide tetapi kebebasan itu harus bisa
b. Indikator Pola Asuh Orang Tua Demokratis
Berdasarkan kisi-kisi kuesioner pola asuh orang tua demokratis,
maka peneliti menguraikan adanya beberapa indikator yang dapat
menunjuk ke arah pola asuh orang tua demokratis. Indikator tersebut
adalah:
1) Pandangan orang tua terhadap anak
Orang tua lebih mementingkan pemahaman terhadap perasaan,
keinginan, dan kondisi anaknya. Hal ini bisa terlihat dari
bagaimana orang tua memperhatikan perasaan anaknya. Orang
tua selalu mendorong dan memberi kesempatan anak untuk
mandiri dan bertindak secara matang sesuai dengan kemampuan
anak. Orang tua juga selalu memahami semua keinginan anaknya.
2) Komunikasi orang tua dengan anak
Komunikasi yang digunakan dalam pola asuh demokratis adalah
komunikasi dua arah. Orang tua memberikan kesempatan kepada
anak untuk mengungkapkan pendapatnya. Orang tua mengajak
anaknya untuk berdiskusi dan berdialog.
3) Pemberian motivasi
Orang tua selalu memberikan dorongan dan motivasi kepada
anaknya. Orang tua memberikan pujian atau hadiah jika anaknya
mendapatkan prestasi yang tinggi atau berhasil dalam melakukan
4) Penerapan kontrol
Penerapan kontrol dalam pola asuh demokratis melalui
aturan-aturan yang tegas, konsisten dan rasional. Jika terdapat masalah
dalam keluarga, mereka menyelesaikan secata bijaksana yang
keputusannya dapat diterima oleh semua anggota keluarga.
Pemberian hukuman tidak dilakukan secara fisik.
5) Pemenuhan kebutuhan anak
Dalam pola asuh ini, orang tua menerapkan prinsip saling
memberi dan menerima. Orang tua bersikap menerima dengan
sabar dalam mengasuh anak. Orang tua selalu ada saat anak
membutuhkan.
6) Sikap kooperatif
Dalam pola asuh demokratis, orang tua bersikap kooperatif dalam
mendidik anaknya. Orang tua dan anak selalu bekerja sama dalam
melaksanakan suatu pekerjaan.
c. Faktor Pembentuk Pola Asuh Orang Tua demokratis
Nurahman (1996:19) mengemukakan ada beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi perkembangan anak pada pola asuh yang diberikan
oleh orang tua antara lain:
1) Pengaruh kelas sosial
Semua orang dasarnya mempunyai tujuan yang sama dalam
pola pengasuhan anak pada kelompok sosial yang berbeda,
khususnya pada kelompok menengah dan kelompok bawah
mendapati perbedaan dalam pola pengasuhan. Sebagai contoh
pada kelas menengah orang tua lebih menghargai prestasi sosial,
penguasaan pengetahuan, kemandirian dan perilaku
kepemimpinan, namun pada kelas bawah lebih dituntut untuk
patuh dan taat pada orang tua agar bisa membantu pekerjaan
orang tua.
2) Kepribadian orang tua
Sikap dan sifat-sifat orang tua akan menular kepada anknya.
Kepribadian orang tua pun akan menjadi patokan bagaimana
orang tua itu akan memberikan pengasuhan yang seperti apa.
Sebagai contoh orang tua yang kaku cenderung otoriter, orang tua
berpendidikan dan berpengalaman anak diajak untuk berpikir
demokratis segalanya harus diberikan solusi dan pengarahan.
3) Sikap-sikap terhadap keorangtuaan
Sikap keorangtuaan dan keyakinan merupakan hasil dari
pengalaman masa lalu dan sosialisasi dari individu. Hal ini
membentuk dasar bagi perilaku yang dipilih oleh orang tua yang
akan digunakan untuk berinteraksi dengan anaknya.
4) Peniru peran
Banyak individu yang menjadi orang tua tanpa panduan dan
menjadi orang tua, jadi dari apa yang telah diterima dari orang
tuanya dulu diterapkan kembali kepada anak keturunannya
dengan kata lain meniru metode-metode dan sikap-sikap orang
tuanya.
B. Prestasi Belajar
1. Pengertian Prestasi Belajar
Prestasi belajar terdiri dari dua kata, yaitu prestasi dan belajar.
Masing-masing memiliki arti tersendiri. Berikut ini berbagai definisi
mengenai prestasi dan belajar.
a. Pengertian Belajar
Belajar tidak sebatas pada membaca menulis dan berhitung saja.
Jika dicermati kata belajar tidak hanya berhenti pada kegiatan
mengingat ataupun menghafal. Belajar merupakan suatu proses atau
kegiatan yang ditandai dengan perubahan tingkah laku yang positif
dari orang yang belajar. Pengertian belajar dapat kita temukan dalam
berbagai sumber.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:23), belajar berarti
berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu, berlatih, serta
berubahnya tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh
pengalaman. Syah (2003:68) mendefinisikan bahwa belajar dapat
dipahami sebagai tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu
lingkungan yang melibatkan proses kognitif. Perubahan tingkah laku
yang terjadi dapat ke arah negatif ataupun positif tergantung dari apa
yang telah dipelajari dan mengamalkan. Gagne (dalam Sudjana,
2005:97) mengemukakan bahwa belajar itu adalah perubahan
disposisi atau kemampuan seseorang yang dicapai melalui upaya
orang itu, dan perubahan itu bukan diperoleh secara langsung dari
proses pertumbuhan dirinya secara alamiah.
Dari beberapa pendapat tersebut, dapat dirumuskan belajar
adalah suatu proses kognitif yang terjadi secara aktif untuk
memperoleh pengetahuan atau pengalaman baru sehingga
menimbulkan perubahan tingkah laku. Perubahan tingkah laku yang
diharapkan dari proses belajar tentunya adalah perilaku yang positif
menuju kemajuan yang baik dari seorang individu.
b. Pengertian Prestasi
Dalam proses belajar mengajar, salah satu bukti yang
menunjukkan keberhasilan belajar siswa di sekolah adalah prestasi
yang diperoleh siswa. Prestasi adalah usaha untuk mengetahui
berapa banyak hal telah dimiliki oleh siswa setelah mempelajari
keseluruhan materi yang telah disampaikan padanya (Hamalik, 2000:
203). Pada tahap ini siswa menunjukkan bahwa ia telah mampu
memecahkan tugas-tugas belajar atau mentransfer hasil belajar
(Djamarah, 2002: 243). Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:1101)
yang telah dilakukan, dikerjakan, dsb). Jadi, prestasi belajar adalah
penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan
melalui mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau
nilai yang diberikan oleh guru. Djamarah (2002:73) mengemukakan
bahwa prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai oleh individu
maupun kelompok untuk mencapai tujuan yang diharapkan dalam
mempelajari sebagian mata pelajaran.
Dari beberapa pengertian di atas, maka dapat disimpulkan
bahwa prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai siswa dalam
kegiatan pembelajaran yang diperoleh siswa dalam setiap mata
pelajaran tertentu.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa
Prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor
yang berasal dari dalam diri siswa (internal) dan dari luar diri siswa
(eksternal) itu sendiri. Keduanya berpengaruh pada tinggi rendahnya
prestasi belajar siswa. Menurut Supriyono (1991:130), faktor yang
mempengaruhi prestasi belajar adalah:
a. Faktor internal, yang meliputi:
1) Faktor jasmaniah (fisiologis) baik yang beresifat bawaan
maupun yang diperoleh. Yang termasuk faktor ini adalah
2) Faktor psikologis baik yang bersifat bawaan maupun yang
diperoleh, terdiri atas:
a) Faktor intelektif yang meliputi:
i. Faktor potensial yaitu kecerdasan dan bakat
ii. Faktor kecakapan nyata yaitu prestasi yang telah
dimiliki
b) Faktor non-intelektif, yaitu unsur-unsur kepribadian
tertentu seperti sikap, kebiasaan, minat, kebutuhan,
motivasi, emosi, penyesuaian diri.
3) Faktor kematangan fisik maupun psikis
b. Faktor eksternal
1) Faktor sosial yang terdiri atas:
a) Lingkungan keluarga
b) Lingkungan sekolah
c) Lingkungan masyarakat
d) Lingkungan kelompok
2) Faktor budaya seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan dan
teknologi, dan kesenian.
3) Faktor lingkungan fisik seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar,
dan iklim.
C. Hubungan Pola Asuh Orang Tua Demokratis dengan Prestasi Belajar
Cara mendidik anak orang tua memiliki berbagai macam cara, mulai dari
pola asuh otoriter, demokratis, dan penelantaran. Semua itu tergantung
bagaimana pribadi orang tua dalam penggunaannya. Dalam penelitian ini
dibatasi pada hubungan pola asuh orang tua demokratis dengan prestasi
belajar anak. Terdapat beberapa pola sikap atau perlakuan orang tua terhadap
anak yang masing-masing mempunyai pengaruh tersendiri terhadap
kepribadian anak dan kemudian dapat diasumsikan dampaknya terhadap
prestasi akademik anak (Hurlock:1999).
Interaksi antara orang tua dan anak dapat memberikan dukungan motivasi
intrinsik pada anak, khususya tentang akademik ataupun pencapaian prestasi
belajar yang lebih baik. Pola asuh demokratis adalah pola asuh di mana orang
tua dan anak menjalin komunikasi yang harmonis seperti, menjawab keluh
kesah si anak, memberikan masukan, dukungan dan bersikap toleran pada
anak. Pola asuh demokratis ditandai dengan sikap orang tua yang fleksibel,
responsif terhadap anak dan merawat dengan baik (Erwin:1993). Sifat dari
pola asuh demokratis akan memberikan kebebasan pada si anak dalam
mengemukakan pendapat, perasaan, keinginannya juga dalam menanggapi
pendapat orang lain dan menentukan suatu persoalan dengan keputusan yang
tepat.
Akibat dari kebiasaan dididik secara demokratis akan dihailkan anak-anak
yang memiliki kepercayaan diri, kreativitas serta kecerdasan yang tinggi.
akan mempengaruhi prestasi belajarnya. Misalnya anak yang percaya diri,
kreatif serta cerdas tentu saja prestasinya akan lebih baik dibandingkan anak
yang pesimis dan malas. Anak yang diasuh dengan pola asuh orang tua
demokratis akan mudah bekerjasama, mandiri, bersahabat dan berorientasi
pada prestasi. Menurut Baumrind (dalam Gottman, 1998:18) anak yang
diasuh secara permisif dan otoriter cenderung bersifat gampang marah,
percaya dirinya rendah serta prestasinya yang rendah. Dengan demikian pola
asuh orang tua demokratis dirasa sebagai pola pengasuhan yang tepat dan
untuk diterapkan mendidik anak.
Prestasi belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah prestasi belajar
yang diperoleh setiap siswa pada lima bidang studi pokok di SD seperti
Bahasa Indonesia, Matematika, PKn, IPA, dan IPS. Berdasarkan beberapa
uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan pola asuh
orang tua demokratis dengan prestasi belajar siswa. Dengan kata lain cara
orang tua dalam mengasuh anak-anak dapat mempengaruhi perkembangan
siswa dalam hal akademik.
D. Hipotesis
Berdasarkan kerangka teoritik dan permasalahan yang disajikan dalam
penelitian ini, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut: “Ada
hubungan yang positif dan signifikan antara pola asuh orang tua demokratis
dengan prestasi belajar siswa kelas VA SD Negeri Kalinegoro 3 semester 2
21
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk jenis penelitian deskriptif tingkat korelasi.
Furchan (2009:447) mengemukakan bahwa penelitian deskriptif dirancang
untuk memperoleh informasi tentang status gejala saat penelitian dilakukan.
Tujuan penelitian ini adalah untuk melukiskan variabel atau kondisi ”apa”
dalam suatu situasi. Penelitian ini bermaksud untuk mencari ada tidaknya
hubungan antara pola asuh orang tua demokratis dengan prestasi belajar yang
diperoleh siswa.
B. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Negeri Kalinegoro 3 yaitu kelas
VA yang beralamat di Kalinegoro, Mertoyudan, Magelang.
C. Jadwal Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan bulan April - Juli. Adapun jadwal penelitian
Tabel 3.1 Jadwal Penelitian
No
.
Kegiatan Bulan
April Mei Juni Juli Agustus September
Minggu ke- 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Pengajuan judul V
2. Penyusunan draft
proposal
3. Bimbingan bab I
4. Penyusunan
Kuesioner
5. Uji Coba Kuesioner
6. Perhitungan Taraf
Validitas dan
Reliabilitas
7. Pengumpulan Data
Penelitian
8. Analisis Data
9. Bimbingan bab II
10. Bimbingan bab III
11. Bimbingan bab IV
12. Bimbingan bab V
13. Ujian skripsi
14. Revisi skripsi
15. Pengumpulan
D. Subyek Penelitian
Subyek yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas
VA SD Negeri Kalinegoro 3 tahun pelajaran 2011/2012, yang berjumlah 35
siswa.
E. Variabel Penelitian
Variabel adalah satu atribut yang dianggap mencerminkan atau
mengungkapkan pengertian atau bangunan pengertian (Furchan, 2007:45).
Penelitian ini terdiri dari dua macam variabel yaitu :
1. Variabel bebas (independent variable)
Variabel bebas adalah variabel yang mendahului atau yang
mempengaruhi variabel terikat (Furchan, 2007:46). Dalam penelitian ini
yang merupakan variabel bebas adalah pola asuh orang tua demokratis.
Pola asuh orang tua demokratis mencakup serangkaian tindakan orang tua
yang memperhatikan dan menghargai kebebasan anak, namun kebebasan
yang bertanggung jawab.
2. Variabel terikat (dependent variable)
Variabel terikat adalah variabel yang merupakan akibat atau yang
tergantung pada variabel yang mendahuluinya (Furchan, 2007:46). Dalam
penelitian ini yang merupakan variabel terikat adalah prestasi belajar
siswa. Prestasi belajar siswa mencakup kemampuan yang diperoleh anak
setelah melakukan serangkaian kegiatan belajar yang diukur dengan tes
F. Instrumen Penelitian/Alat Ukur
Alat ukur yang digunakan adalah kuesioner pola asuh orang tua
demokratis. Kuesioner ini terdiri dari 6 indikator yang dijabarkan dalam
bentuk item-item tertentu berjumlah 50 item yang terdiri dari item positif dan
item negatif. Adapun bentuk kuesioner pola asuh demokratis ini dapat dilihat
pada lampiran 1halaman 68.
Kuesioner dalam penelitian ini mengacu pada kerangka milik Cicilia
Kurniasri (2004) yang dikembangkan bersama Istini. Kuesioner ini digunakan
karena indikator-indikator yang terdapat pada kuesioner sesuai dengan kajian
pustaka yang diuraikan oleh peneliti. Selain itu, kuesioner ini sejalan dengan
penelitian yang akan dilakukan.
Kuesioner ini disusun dalam bentuk skala bertingkat yang memuat
pernyataan-pernyataan mengenai pola asuh orang tua demokratis terhadap
anak. Kuesioner ini disusun berdasarkan prinsip Likert’s Summated Ratings.
Skala Likert disusun dalam bentuk suatu pernyataan dan diikuti oleh pilihan
respon yang menunjukkan suatu tingkatan. Skala ini dimodifikasi dengan
empat pilihan jawaban. Pengukuran alat ini dapat dikelompokkan menjadi
Tabel 3.2
Pengukuran Skala Likert
Alternatif Jawaban Skor
Positif Negatif
Adapun pernyataan yang ada di dalam kuesioner akan dijabarkan ke dalam
indikator pola asuh orang tua demokratis di bawah ini:
Tabel 3.3
Sebaran Item Kuesioner Penelitian Pola Asuh Orang Tua Demokratis
menerapkan prinsip
Berdasarkan indikator pola asuh orang tua demokratis tersebut, maka disusun
butir-butir kuesioner sebagai berikut:
Tabel 3.4
Kisi-kisi Instrumen Pola Asuh Demokratis
No Indikator
Selain kuesioner, alat pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu dokumentasi. Dokumentasi adalah mencari data
kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, legger, agenda dan sebagainya
(Arikunto, 1989:188). Dalam penelitian ini dokumentasi yang dibutuhkan
oleh peneliti yaitu daftar nilai rapor siswa kelas VA SD Negeri
Kalinegoro 3 semester 2. Data yang digunakan meliputi nilai lima mata
pelajaran inti SD yaitu Pendidikan Kewarganegaraan (PKn), Bahasa
Indonesia, Matematika, IPA, dan IPS.
G. Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner
1. Tempat Uji Coba
Tempat uji coba kuesioner penelitian dilaksanakan di kelas VB SD
Negeri Kalinegoro 3. Uji coba dilakukan supaya alat ukur yang digunakan
benar-benar valid (tepat) dan reliabel (tetap). Waktu uji coba dilaksanakan
sebelum waktu penelitian dilangsungkan.
2. Uji Validitas
Validitas berasal dari kata validity yang berarti sejauh mana
ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi
ukurnya (Azwar, 2008:5). Suatu alat ukur harus memiliki ketepatan yang
akurat sesuai dengan apa yang akan diukur.
Dalam hal ini peneliti menggunakan kuesioner yang berisi
pernyataan yang harus diisi oleh siswa. Penyusunan butir-butir
pernyataan dalam kuesioner didasarkan atas bangunan pengertian
(construct) pola asuh demokratis. Kuesioner tersebut diujicobakan
digunakan pada penelitian. Sebelum diujicoba, kuesioner tersebut
dikonsultasikan pada dosen pembimbing.
Proses pengujian validitas berdasarkan pada validitas butir dari
setiap item/pernyataan yang terdapat dalam kuesioner. Adapun prosedur
pengujian validitas dilakukan dengan menganalisis setiap item
masing-masing kuesioner dengan mengkorelasikan setiap skor per butir (X)
dengan skor total (Y). Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik
korelasi Product Moment dari Pearson. Adapun rumus ini sebagai
berikut (Masidjo, 1995:242):
r
xy=
∑(∑ ) (∑ )
{ ∑ ( ∑ ) }{ ∑ (∑ ) ² }
Keterangan :
rxy : koefisien korelasi
∑x : jumlah skor dalam sebaran x (skor item per butir)
∑y : jumlah skor dalam sebaran y (skor item total)
∑xy : jumlah hasil kali skor x dan skor y yang berpasangan
∑x2
: jumlah skor yang dikuadratkan dalam sebaran x
∑y2
: jumlah skor yang dikuadratkan dalam sebaran y
N : Jumlah responden
Proses perhitungan taraf validitas dilakukan dengan memberi skor
pada setiap butir kemudian memasukkannya ke dalam data uji coba.
Setelah memberi skor, selanjutnya dilakukan perhitungan validitas
menggunakan bantuan program SPSS Statistics 12.0 for Windows.
a. Memasukkan data skor yang diperoleh siswa ke dalam data uji coba
dengan bantuan program Microsoft Office Excel 2007.
b. Menghitung skor total yang diperoleh oleh setiap siswa dengan
bantuan program Microsoft Office Excel 2007.
c. Mentabulasikan data tersebut ke dalam tabel uji coba pada program
SPSS Statistics 12.0 for Windows.
d. Menguji validitas dengan tahap: analyzecorrelatebivariate
memindahkan semua item ke dalam kolom variables beri tanda √
pada kotak dengan pilihan Pearson dan Two Tailed pada kolom Test
of Significance klik OK.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan acuan dari Garret
yaitu bahwa koefisien korelasi minimal 0,30. Hal Ini berarti, untuk
butir/item yang nilai korelasinya < 0,30 dinyatakan gugur atau tidak
valid. Dengan demikian item/butir yang dianggap valid adalah item yang
nilai korelasinya ≥ 0,30.
Berdasarkan hasil uji coba yang telah dilakukan, maka diperoleh
34 item valid dan 16 item gugur. Setelah itu peneliti konsultasi pada
dosen pembimbing kemudian merevisi 4 item (2 item positif dan 2 item
negatif) sehingga mendapatkan 38 item yang valid. Tabel pengujian
validitas tiap indikator dapat dilihat pada lampiran 4 halaman 76
Sedangkan tabel revisi kuesioner dapat dilihat pada lampiran 7 halaman
(lampiran 12 halaman 89) untuk penelitian mengenai pola asuh orang tua
demokratis.
3. Uji Reliabilitas
Masidjo (2010:209) mengemukakan bahwa reliabilitas suatu tes
adalah taraf sampai di mana suatu tes mampu menunjukkan konsistensi
hasil pengukurannya yang diperlihatkan dalam taraf ketetapan dan
ketelitian hasil. Reliabilitas pada dasarnya menunjukkan pada konsep
sejauh mana suatu pengukuran dapat dipercaya dan tetap supaya tes yang
dibuat benar-benar terjamin ketelitiannya.
Koefisien korelasi (rxy) pengujian reliabilitas berkisar pada
bilangan antara -1,00 sampai dengan 1,00 yang dikelompokkan dari
sangat rendah sampai sangat tinggi. Berikut ini tabel klasifikasi koefisien
korelasi reliabilitas suatu tes seperti yang disampaikan oleh Masidjo
(2010:209):
Tabel 3.5
Klasifikasi koefisien korelasi reliabilitas alat ukur
Koefisien Korelasi Kualifikasi ±0,91 – ±1,00 Sangat tinggi ±0,71 – ±0,90 Tinggi ±0,41 – ±0,70 Cukup ±0,21 – ±0,40 Rendah
0 – ±0,20 Sangat rendah
Tingkat reliabilitas dapat diperoleh dengan menggunakan metode
belah dua (split-half method) atau sering juga disebut metode
gasal-genap. Hasil dari suatu tes dibagi atau dibelah menjadi dua bagian, yakni
item-item bernomor gasal, dan bagian kedua berupa hasil atau skor yang
berasal dari item-item bernomor genap (Masidjo, 2010:218). Sedangkan
besar koefisien reliabilitas peneliti menggunakan taraf signifikansi 1%.
Proses perhitungan taraf reliabilitas dilakukan dengan memberi
skor pada setiap butir kemudian memasukkannya ke dalam data uji coba.
Berikut ini merupakan langkah-langkah mencari taraf reliabilitas suatu
tes dengan metode belah dua (split-half method):
a. Langkah pertama
Menghitung koefisien korelasi skor item ganjil dan genap dengan
teknik korelasi product moment dari Pearson dengan rumus:
rxy = ∑
(∑ ) (∑ ) { ∑ ( ∑ ) }{ ∑ (∑ ) ² }
Keterangan :
rxy : koefisien ganjil – genap
∑x : jumlah skor dalam sebaran x (skor item ganjil)
∑y : jumlah skor dalam sebaran y (skor item genap)
∑xy : jumlah hasil kali skor x dan skor y yang berpasangan
∑x2 : jumlah skor yang dikuadratkan dalam sebaran x
∑y2 : jumlah skor yang dikuadratkan dalam sebaran y
N : Jumlah sampel
b. Langkah kedua
Menghitung indeks reliabilitas ganjil-genap angket pola asuh
r
tt=
Keterangan :
rtt : koefisien reliabilitas
rgg : koefisien ganjil-genap
Tabel 3.6
Hasil perhitungan koefisien reliabilitas
Kuesioner Koefisien Reliabilitas Uji coba Keterangan Pola asuh orang tua
demokratis 0,906 Sangat tinggi
Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa hasil uji coba
alat ukur kuesioner pola asuh orang tua demokratis memiliki koefisien
reliabilitas tinggi. Hasil perhitungan koefisien reliabilitas uji coba dapat
dilihat pada lampiran 9 halaman 83.
H. Teknik Analisis Data
Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik korelasi serial.
Dalam teknik ini, akan dikelompokkan ke dalam tiga kategori yaitu siswa
yang mempunyai pola asuh orang tua demokratis tinggi, sedang dan rendah.
Ketiga kategori tersebut kemudian dikorelasikan dengan prestasi belajar
siswa. Analisis data korelasi serial menurut Arikunto (1991:214) dapat
dirumuskan sebagai berikut:
r = ∑[ ( 0 −0 ) ( ) ] SDtot ∑[( 0 – 0 )
Keterangan :
rser : koefisien korelasi serial
0r : ordinat yang lebih rendah
0t : ordinat yang lebih tinggi
M : mean
SDtot : standar deviasi total
P : proporsi individu dalam golongan
Berdasarkan rumus korelasi serial di atas, maka langkah-langkah dalam
menggunakan rumus korelasi serial yaitu sebagai berikut:
1. Mendaftar nilai setiap kelompok. Kelompok tersebut dibagi menjadi tiga
bagian yaitu kelompok dengan pola asuh orang tua demokratis rendah,
sedang dan tinggi. Sedangkan rentang pengelompokan skor angket pola
asuh orang tua demokratis dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 3.7
Pengelompokan skor angket pola asuh orang tua demokratis
Kelompok Siswa Interval Skor Kelompok Pola Asuh Orang Tua
Demokratis Tinggi (T) 116-154 Kelompok Pola Asuh Orang Tua
Demokratis Sedang (S) 77-115 Kelompok Pola Asuh Orang Tua
Demokratis Rendah (R) 38-76
2. Menghitung banyaknya subyek dalam setiap kelompok (nk).
Dalam penelitian ini terdapat tiga kelompok. Dengan demikian juga
terdapat tiga nk yaitu nk kelompok rendah, nk kelompok sedang dan nk
3. Menentukan proporsi individu dalam setiap kelompok. Adapun rumus
proporsi individu adalah :
p = n N
Keterangan:`
p = proporsi
n = banyaknya subyek dalam kelompok
N = banyaknya subyek seluruhnya
4. Menghitung nilai rata-rata (mean) dari masing-masing kelompok. Mean
dapat diperoleh dengan menggunakan rumus (Masidjo,2010:123) sebagai
berikut:
= ∑
Keterangan:
M = mean
∑X = jumlah semua skor
nk = jumlah subyek dalam kelompok
5. Menentukan ordinat, yaitu ordinat yang lebih rendah dan ordinat yang
lebih tinggi. Tabel ordinat tersebut dapat dilihat pada lampiran 17
halaman 98.
6. Membuat tabel kerja. Tabel kerja bertujuan untuk memudahkan peneliti
dalam menghitung rumus korelasi serial.
Masidjo (2010:127) merumuskan bahwa untuk mencari standar deviasi
total dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
SDtot = N∑X −(∑X)
Keterangan:
SDtot : Standar deviasi total
N : jumlah siswa
∑X : jumlah total skor prestasi yang diperoleh siswa
8. Menghitung korelasi serial (dalam hal ini disebut korelasi triserial, karena
ada 3 kategori, yaitu tinggi, sedang, dan rendah) adalah dengan
menggunakan rumus yang ada:
r = ∑[ ( 0 −0 ) ( ) ] SDtot ∑ ( 0 – 0 )
P
9. Uji signifikansi dalam penelitian ini menggunakan rumus:
t
hitung=
√ 21 2
Keterangan:
r = korelasi serial
n = jumlah siswa
10.Uji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan acuan bahwa:
Jika rserial < rtabel maka Ha ditolak, Jika rserial≥ rtabel maka Ha diterima.
Berdasarkan perhitungan rumus koefisien korelasi serial di atas dapat
belajar siswa. Sugiyono (2008:231) memberikan pedoman dalam
memberikan interpretasi terhadap kuat lemahnya hubungan. Interpretasi
tersebut dapat ditunjukkan pada tabel pedoman di bawah ini.
Tabel 3.8
Pedoman untuk memberikan interpretasi koefisien korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan ±0,00 – ±0,199 Sangat rendah ±0,20 – ±0,399 Rendah ±0,40 – ±0,599 Sedang ±0,60 – ±0,799 Kuat ±0,80 – ±1,000 Sangat kuat
Sedangkan untuk mengetahui seberapa besar sumbangan pola asuh orang
tua demokratis dengan prestasi belajar siswa dapat dirumuskan sebagai
berikut:
KP = rser2x 100%
Keterangan :
KP : Koefisien Penentu
40 BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. HASIL PENELITIAN
1. Pola Asuh Orang Tua Demokratis
Setelah melakukan penelitian, peneliti mendapatkan data tentang
pola asuh orang tua demokratis dari masing-masing siswa. Berikut ini
adalah data yang diperoleh:
Tabel 4.1 Skor Pola Asuh Orang Tua Demokratis
24 MN 141 25 NJM 121 26 NR 103 27 NRP 110 28 NIP 75 29 RR 128 30 RSA 109 31 RAP 113 32 SSP 133 33 SA 133 34 WZS 132 35 RAR 112
Berdasarkan data di atas, peneliti mengelompokkan pola asuh
orang tua demokratis menjadi tiga kelompok, sebagai berikut :
Tabel 4.2 Jarak Nilai Pola Asuh Orang Tua Demokratis Tiap Kelompok
Kategori Interval
Tinggi 116 – 154
Sedang 77 – 115
Rendah 38 - 76
a. Kelompok Pola Asuh Orang Tua Demokratis Tinggi (116 - 154)
Siswa yang mempunyai pola asuh orang tua demokratis
tinggi adalah siswa yang mempunyai skor antara 116 – 154.
Berdasarkan tabel 4.1, siswa yang mempunyai pola asuh orang tua
Tabel 4.3 Kelompok Pola Asuh Orang Tua Demokratis Tinggi
No. Kode Siswa Jumlah
1 MRH 143 2 AM 141 3 MN 141 4 HAL 140 5 BGJ 138 6 APH 135 7 ICW 134 8 AF 133 9 SSP 133 10 SA 133 11 CAP 132 12 WZS 132 13 AFD 131 14 AMA 128 15 RR 128 16 AR 127 17 FS 125 18 FPZ 123 19 NJM 121
Berdasarkan tabel di atas, terdapat 19 siswa yang
mempunyai pola asuh orang tua demokratis tinggi. Persentase
siswa yang berada pada kelompok ini adalah:
per sentase = jumlah siswa dalam kelompok
jumlah siswa selur uhnya x 100%
per sentase = 19
35 x 100%
b. Kelompok Pola Asuh Orang Tua Demokratis Sedang (77 - 115)
Siswa yang mempunyai pola asuh orang tua demokratis
sedang adalah siswa yang mempunyai skor antara 77 - 115.
Berdasarkan tabel 4.1 siswa yang mempunyai pola asuh orang tua
demokratis sedang adalah:
Tabel 4.4 Kelompok Pola Asuh Orang Tua Demokratis Sedang
No. Kode Siswa Jumlah
1 ARA 114 2 AANu 113
3 AI 113
4 RAP 113 5 RAR 112 6 BSP 111 7 GAR 111 8 MHN 111
9 AA 110
10 AAN 110 11 NRP 110 12 RSA 109 13 NR 103
Berdasarkan tabel di atas, terdapat 13 siswa yang
mempunyai pola asuh orang tua demokratis sedang. Persentase
siswa yang berada pada kelompok ini adalah:
per sentase = jumlah siswa dalam kelompok
jumlah siswa selur uhnya x 100%
per sentase = 13
35 x 100%
c. Kelompok Pola Asuh Orang Tua Demokratis Rendah (38 - 76)
Siswa yang mempunyai pola asuh orang tua demokratis
rendah adalah siswa yang mempunyai skor antara 38 - 76.
Berdasarkan tabel 4.1 siswa yang mempunyai pola asuh orang tua
demokratis rendah adalah:
Tabel 4.5 Kelompok Pola Asuh Orang Tua Demokratis Rendah
No. Kode Siswa Jumlah
1 HT 75
2 MIF 75 3 NIP 75
Berdasarkan tabel di atas, terdapat 3 siswa yang
mempunyai pola asuh orang tua demokratis rendah. Persentase
siswa yang berada pada kelompok ini adalah:
per sentase = jumlah siswa dalam kelompok
jumlah siswa selur uhnya x 100%
per sentase = 3
35 x 100%
per sentase = 8,57%
Berdasarkan penghitungan di atas diperoleh hasil
persentase pola asuh orang tua demokratis tinggi 54,29%, pola
demokratis rendah 8,57%. Berikut ini adalah persentase pola asuh
orang tua demokratis yang digambarkan dalam diagram:
Diagram 4.1 Persentase Pola Asuh Orang Tua Demokratis Siswa Kelas VA SD Negeri Kalinegoro 3 Semester
2 Tahun Pelajaran 2011/2012
2. Prestasi Belajar Siswa
Skor prestasi belajar siswa diperoleh dari nilai rapor siswa kelas
VA. Nilai rapor tersebut merupakan nilai rata-rata mata pelajaran PKn,
Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, dan IPS. Berikut adalah daftar nilai
raport siswa kelas VA SD Negeri Kalinegoro 3 semester 2 Tahun
Pelajaran 2011/2012:
Tabel 4.6 Daftar Nilai Raport
No. Kode Siswa
Mata Pelajaran
Jumlah Rata-rata PKn B.INDO MTK IPA IPS
1 CAP 72 76 72 74 74 368 74 2 ICW 76 75 77 75 79 382 76 3 MRH 76 75 74 75 78 378 76
54,29% 37,14%
8,57%
Pola Asuh Orang Tua Demokratis
Tinggi
Sedang
4 AR 77 70 81 77 75 380 76
Data raport siswa tersebut kemudian akan dikategorikan menjadi
tiga kategori, yakni prestasi belajar rendah, prestasi belajar sedang dan
prestasi belajar tinggi. Untuk mengkategorikannya adalah dengan cara
mencari selisih antara prestasi belajar tertinggi dengan terendah. Hasilnya
tersebut kemudian dibagi 3.
Berikut hasil penghitungannya,
Nilai tertinggi = 83
Nilai terendah = 63
Maka: 83 – 63 = 20
20 : 3 = 6,7 => dibulatkan menjadi 7
Jadi, masing-masing kelompok intervalnya 7. Klasifikasi nilai
siswa dapat dilihat dalam tabel berikut ini:
Tabel 4.7 Klasifikasi Prestasi Belajar Siswa
Kategori Interval
Prestasi Belajar Tinggi 76 – 83
Prestasi Belajar Sedang 68 – 75
Prestasi Belajar Rendah 60 – 67
a. Prestasi Belajar Tinggi
Siswa yang mempunyai prestasi belajar tinggi adalah siswa
dengan rata-rata nilai 76 - 83. Berdasarkan tabel 4.6 siswa yang
Tabel 4.8 Kelompok Prestasi Belajar Tinggi
No. Kode Siswa
Mata Pelajaran
Jumlah Rata-rata PKn B.INDO MTK IPA IPS
1 RAR 86 82 88 82 77 415 83 2 MHN 72 82 93 86 77 410 82 3 HAL 77 81 84 83 79 404 81 4 SA 78 71 78 85 80 392 78 5 AMA 76 79 78 78 80 391 78 6 AFD 78 78 76 78 78 388 78 7 FPZ 77 76 77 83 75 388 78 8 AAN 75 77 76 84 75 387 77 9 APH 76 76 80 79 75 386 77 10 BGJ 76 78 78 78 76 386 77 11 WZS 76 74 78 81 76 385 77 12 MN 76 78 78 75 77 384 77 13 AF 74 76 78 77 78 383 77 14 SSP 73 71 76 82 81 383 77 15 ICW 76 75 77 75 79 382 76 16 AR 77 70 81 77 75 380 76 17 AM 74 75 78 77 76 380 76 18 MRH 76 75 74 75 78 378 76
Presentase jumlah siswa dengan prestasi tinggi sebagai berikut:
Per sentase = x 100% = 51,43%
b. Kelompok Prestasi Belajar Sedang
Siswa yang mempunyai prestasi belajar sedang adalah siswa
dengan rata-rata nilai rata-rata 68 - 75. Berdasarkan tabel 4.6 siswa
Tabel 4.9 Kelompok Prestasi Belajar Sedang
No. Kode Siswa
Mata Pelajaran
Jumlah Rata-rata PKn B.INDO MTK IPA IPS
1 MIF 72 75 77 81 67 372 74 2 CAP 72 76 72 74 74 368 74 3 BSP 76 78 65 70 79 368 74 4 RR 75 75 76 66 76 368 74 5 GAR 65 75 75 75 77 367 73 6 NIP 70 75 70 70 76 361 72 7 FS 65 75 75 75 70 360 72 8 AANu 71 76 74 65 73 359 72 9 NJM 64 92 71 63 67 357 71 10 AI 71 75 70 65 75 356 71 11 RSA 68 75 68 68 76 355 71 12 NRP 65 75 71 65 76 352 70 13 ARA 68 65 74 79 65 351 70 14 NR 76 70 76 62 67 351 70
Presentase jumlah siswa dengan prestasi sedang sebagai berikut:
Per sentase = x 100% = 40%
c. Kelompok Prestasi Belajar Rendah
Siswa yang mempunyai prestasi belajar rendah adalah siswa
dengan rata-rata nilai 60 – 67. Berdasarkan tabel 4.6 siswa yang
Tabel 4.10 Kelompok Prestasi Belajar Rendah
No. Kode Siswa
Mata Pelajaran
Jumlah Rata-rata PKn B.INDO MTK IPA IPS
1 RAP 65 75 56 70 67 333 67
2 AA 65 77 61 65 61 329 66
3 HT 64 63 60 63 65 315 63
Presentase jumlah siswa dengan prestasi rendah sebagai berikut :
= 8,57%
Berdasarkan hasil penghitungan prestasi belajar di atas, siswa yang
mempunyai prestasi belajar tinggi dengan persentasenya 51,43%, siswa
dengan prestasi belajar sedang 40% dan siswa dengan prestasi belajar
rendah 8,57%. Persentase prestasi belajar siswa dapat dilihat dalam
diagram di bawah ini:
Diagram 4.2 Persentase Prestasi Belajar Siswa Kelas VA SD Negeri Kalinegoro 3 Semester 2 Tahun Pelajaran 2011/2012
51,43% 40%
8,57%
Diagram prestasi belajar siswa
Prest asi Belajar Tinggi
Prest asi Belajar Sedang