• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DEMOKRATIS DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VA SD NEGERI KALINEGORO 3 SEMESTER 2 TAHUN PELAJARAN 20112012

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DEMOKRATIS DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VA SD NEGERI KALINEGORO 3 SEMESTER 2 TAHUN PELAJARAN 20112012"

Copied!
122
0
0

Teks penuh

(1)

i

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DEMOKRATIS

DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VA

SD NEGERI KALINEGORO 3 SEMESTER 2

TAHUN PELAJARAN 2011/2012

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Sunarti 101132046

PROGRAM SARJANA (S1) KEPENDIDIKAN BAGI GURU DALAM JABATAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)
(3)

iii

(4)

iv

MOTTO

Sesungguhnya Sesudah Kesulitan Itu Ada Kemudahan

(5)

v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak

memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam

kutipan atau daftar pustaka, sebagai layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 3 September 2012

Penulis

(6)

vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :

Nama : Sunarti

Nomor Mahasiswa : 10 1132 046

Demi pengembangan ilmu pengetahuan , saya memberikan kepada perpustakaan

Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul

:

“HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DEMOKRATIS DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VA SD NEGERI KALINEGORO 3 SEMESTER 2 TAHUN PELAJARAN 2011/2012”

Beserta perangkat yang diperlukan. Dengan ini saya memberikan kepada

perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan

dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data

mendistribusikan secara terbatas dan mempublikasikannya di internet atau media

lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu minta ijin dari saya maupun

memberikan royalty kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai

penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal 3 September 2012

(7)

vii

ABSTRAK

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DEMOKRATIS

DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VA

SD NEGERI KALINEGORO 3 SEMESTER 2

TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Sunarti

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

2012

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif tingkat korelasi. Penelitian ini bertujuan untuk : (1) mengetahui bagaimana pola asuh demokratis yang dilakukan oleh masing-masing orang tua, (2) mengetahui bagaimana prestasi belajar siswa, (3) mengetahui apakah ada hubungan antara pola asuh orang tua demokratis dengan prestasi belajar siswa, dan (4) mengetahui besar sumbangan pola asuh orang tua demokratis dengan prestasi belajar siswa.

Subyek penelitian adalah siswa kelas VA SD Negeri Kalinegoro 3 Tahun Pelajaran 2011/2012 yang berjumlah 35 siswa. Ada dua variabel di dalam penelitian ini yakni variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas yaitu pola asuh orang tua demokratis dan variabel terikat yaitu prestasi belajar siswa. Alat pengumpulan data berupa angket dan dokumentasi. Angket digunakan untuk mengukur pola asuh orang tua, sedangkan dokumentasi digunakan untuk mengetahui prestasi belajar siswa. Dokumentasi diperoleh dengan melihat data nilai rapor siswa. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik korelasi serial.

Hasil penelitian sebagai berikut : (1) siswa dengan pola asuh orang tua demokratis rendah sebesar 8,57%, siswa dengan pola asuh orang tua demokratis sedang sebesar 37,14% serta siswa dengan pola asuh orang tua demokratis tinggi sebesar 54,29% ; (2) siswa dengan prestasi belajar rendah sebesar 8,57%, siswa dengan prestasi belajar sedang sebesar 40% serta siswa dengan prestasi belajar tinggi sebesar 51,43% ; (3) pola asuh orang tua demokratis memiliki hubungan yang positif dan signifikan dengan prestasi belajar siswa, dengan nilai r = 0,5178 dan signifikan pada taraf 1% ; (4) pola asuh orang tua demokratis memberikan sumbangan sebesar 26,81% dengan prestasi belajar siswa.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pola asuh orang tua demokratis berhubungan positif dan signifikan dengan prestasi belajar siswa kelas VA SD Negeri Kalinegoro 3 Tahun Pelajaran 2011/2012.

(8)

viii

ABSTRACT

THE RELATIONSHIP BETWEEN DEMOCRATIC

NURTURING PATTERN AND THE LEARNING

ACHIEVEMENT OF THE 5A

th

GRADE STUDENTS OF

KALINEGORO 3 ELEMENTARY SCHOOL SECOND

SEMESTER IN THE ACADEMIC YEAR 2011/2012

Sunarti

Sanata Dharma University Yogyakarta

2012

This research was a correlational descriptive research. This research was aimed to know: (1) the democratic nurturing pattern done by each parent, (2) the achievement of the students, (3) whether there is correlation between the democratic nurturing pattern and the achievement of the students or not, and (4) the influence democratic nurturing pattern on the students achievement.

The participants of this research were 35 students from the fifth grade of Kalinegoro 3 Elementary School in the Academic Year 2011/2012. There were two variables in this research : independent variable and the dependent variable. The independent variable was democratic nurturing pattern while the dependent variable was the students achievement. The instrument used in the research were questionnaire and students rapport document. The questionnaire was used to measure the democratic nurturing pattern. While the students rapport document was used to know the students achievement. The data was analyzed using serial correlation analysis technique.

The results of the research were : (1) students with low democratic nurturing pattern was 8,57%; students with moderate democratic nurturing pattern was 37,14%; and students with high democratic nurturing pattern was 54,29%; (2) students having low achievement was 8,57%; students having moderate achievement was 40%; and student having high achievement was 51,43%; (3) the democratic nurturing pattern had positive and significant correlation with the students achievement with r = 0,5178 and it was significant in 1% level; (4) the influence of the democratic nurturing pattern on students achievement was 26,81%.

Based on the results, it can be concluded that democratic nurturing pattern had positive and significant correlation with the learning achievement of the fifth grade students of Kalinegoro 3 Elementary School in the Academic Year 2011/2012.

(9)

ix

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah SWT yang telah

melimpahkan berkat, rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan baik. Skripsi ini disusun untuk memenuhi syarat

kelulusan program S1 PGSD Universitas Sanata Dharma dan persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Penulis menyadari banyak hambatan yang menimbulkan kesulitan dalam

menyelesaikan skripsi ini sehingga melibatkan berbagai pihak. Maka dengan

segala kerendahan hati penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua

pihak yang membantu dalam penyusunan skripsi ini, diantaranya sebagai berikut:

1. Rohandi, Ph. D selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sanata Dharma.

2. Gregorius Ari Nugrahanta, S.J.,BST, M.A., Selaku Ketua Program studi

PGSD.

3. Drs. Puji Purnomo, M.Si dan Drs. J. Sumedi selaku dosen pembimbing

yang memberikan banyak saran dan bimbingan bagi penulis selama

penyusunan skripsi

.

4. Para staf sekretariat PGSD yang senantiasa memberikan bantuan dalam

mengurus keperluan untuk menyelesaikan skripsi ini.

5. Perpustakaan Universitas Sanata Dharma yang memberikan layanan

(10)

x

6. Siti Wasiatun, S.Pd selaku Kepala SDN Kalinegoro 3, yang telah

memberikan izinnya kepada penulis untuk melakukan penelitian.

7. Semua siswa kelas V SDN Kalinegoro 3 terima kasih atas kerjasamanya.

8. Suamiku M. Yusuf dan anak-anakku, tercinta yang senantiasa memberikan

yang terbaik bagi penulis.

9. Teman-temanku, Istini, Sriyati, Sulistyowati, Afindra, Vivi, terima kasih

untuk kerja sama dan bantuannya.

10. Teman-teman PGSD se-angkatanku terima kasih atas segalanya.

11.Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang turut serta

dalam membantu penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna.

Oleh karena itu dengan penuh kerendahan hati, penulis akan merasa

terbantu apabila ada yang dapat memberikan saran dan kritik yang bersifat

membangun demi perbaikan skripsi yang telah penulis buat ini.

Yogyakarta, 3 September 2012

Penulis,

(11)

xi

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR DIAGRAM ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah ... 1

B. Rumusan masalah ... 2

C. Batasan pengertian ... 3

D. Tujuan penelitian ... 3

E. Manfaat penelitian ... 4

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pola Asuh Orang Tua 1. Pengertian Pola Asuh ... 5

2. Macam-macam Pola Asuh Orang Tua ... 6

3. Pola Asuh Orang Tua Demokratis ... 11

(12)

xii

B. Prestasi Belajar

1. Pengertian Prestasi Belajar

a. Pengertian Belajar ... 15

b. Pengertian Prestasi ... 16

2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Belajar Siswa ... 17

C. Hubungan pola asuh orang tua demokratis dengan prestasi belajar ... 19

D. Hipotesis ... 20

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 21

B. Tempat Penelitian ... 21

C. Jadwal Penelitian ... 21

D. Subyek Penelitian ... 23

E. Variabel Penelitian ... 23

F. Instrumen Penelitian/Alat Ukur ... 24

G. Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner ... 30

1. Tempat Uji Coba ... 30

2. Uji Validitas ... 30

3. Uji Reliabilitas ... 33

H. Teknik Analisis Data ... 35

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 40

B. Pembahasan ... 59

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 63

B. Saran ... 65

DAFTAR PUSTAKA ... 66

(13)

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian ... 22

Tabel 3.2 Pengukuran Skala Likert ... 25

Tabel 3.3 Sebaran Item Kuesioner penelitian pola asuh demokratis ... 25

Tabel 3.4 kisi-kisi Instrumen Pola Asuh Demokratis ... 29

Tabel 3.5 Klasifikasi Koefisien Korelasi Relibiltas Alat Ukur ... 33

Tabel 3.6 Hasil Perhitungan Koefisien Reliabilitas ... 35

Tabel 3.7 Pedoman Skor Angket Pola Asuh Orang Tua Demokratis ... 36

Tabel 3.8 Pedoman untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi ... 39

Tabel 4.1 Skor Pola Asuh Orang Tua ... 40

Tabel 4.2 Jarak Nilai Pola Asuh Orang Tua Demokratis Tiap Kelompok ... 41

Tabel 4.3 Kelompok Pola Asuh Orang Tua Demokratis Tinggi ... 42

Tabel 4.4 Kelompok Pola Asuh Orang Tua Demokratis Sedang ... 43

Tabel 4.5 Kelompok Pola Asuh Orang Tua Demokratis Rendah ... 44

Tabel 4.6 Daftar Nilai Raport ... 45

Tabel 4.7 Klasifikasi Prestasi Belajar Siswa ... 47

Tabel 4.8 Kelompok Prestasi Belajar Tinggi ... 48

Tabel 4.9 Kelompok Prestasi Belajar Sedang ... Tabel 4.10 Kelompok Prestasi Belajar Rendah ... 48

Tabel 4.11 Skor Pola Asuh Orang Tua Demokratis dan Prestasi Belajar ... 49

Tabel 4.12 Jumlah Subyek Tiap Kelompok Pola Asuh Orang Tua Demokratis ... 53

Tabel 4.13 Proporsi Pola Asuh Orang Tua Demokratis Setiap Kelompok ... 53

Tabel 4.14 Rata-rata (mean) setiap kelompok ... 54

Tabel 4.15 Nilai Ordinat ... 54

(14)

xiv

DAFTAR DIAGRAM

Diagram 4.1 Persentase Pola Asuh Orang Tua Demokratis Siswa Kelas

VA SD Negeri Kalinegoro 3 Semester 2 Tahun Pelajaran

2011/2012 ... 45

Diagram 4.2 Persentase Prestasi Belajar Siswa Kelas V SD Negeri

(15)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuesioner Pola Asuh Orang Tua Demokratis ... 68

Lampiran 2 Tabel Skoring (1,2,3,4) Hasil Uji Coba Kuesioner Asuh

Orang Tua Demokratis Siswa Kelas VB SD Negeri

Kalinegoro 3 Semester 2 Tahun Pelajaran 2011/2012 ... 71

Lampiran 3 Tabel Skoring Hasil Uji Coba Kuesioner Pola Asuh

Orang Tua Demokratis Siswa Kelas VB SD Negeri

Kalinegoro 3 Semester 2 Tahun Pelajaran 2011/2012 ... 74

Lampiran 4 Tabel Hasil Analisis Uji Validitas Kuesioner Pola Asuh Orang Tua Demokratis Siswa Kelas VB SD Negeri Kalinegoro 3

Semester 2 Tahun Pelajaran 2011/2012 ... 76

Lampiran 5 Tabel Validitas Item Kuesioner Pola Asuh Orang Tua Demokratis Siswa Kelas VB SD Negeri Kalinegoro 3

Semester 2 Tahun Pelajaran 2011/2012 ... 78

Lampiran 6 Tabel Validitas Tiap Indikator dan Sebaran Item Minat Belajar Siswa Kelas VB SD Negeri Kalinegoro 3 Semester 2 Tahun Pelajaran 2011/2012 ... 79

Lampiran 7 Tabel Revisi Item Soal Kuesioner Tiap Indikator ... 81

Lampiran 8 Tabel Penghitungan Reliabilitas Kuesioner Pola Asuh Orang Tua Demokratis Siswa Kelas V SD Negeri Kalinegoro 3

Semester 2 Tahun Pelajaran 2011/2012 ... 82

Lampiran 9 Hasil Analisis Uji Reliabilitas Kuesioner Pola Asuh Orang Tua Demokratis Siswa Kelas VB SD Negeri Kalinegoro 3

Semester 2 Tahun Pelajaran 2011/2012 ... 83

Lampiran 10 Tabel Revisi Sebaran Item Kuesioner Penelitian ... 85

Lampiran 11 Tabel Revisi Kisi-kisi Kuesioner Penelitian Pola Asuh Orang Tua Demokratis ... 88

Lampiran 12 Kuesioner Pola Asuh Orang Tua Demokratis Siswa

(penelitian) ... 89

Lampiran 13 Skor Hasil Penelitian Kuesioner Pola Asuh Orang Tua Demokratis kelas VA SD Negeri Kalinegoro 3 Semester 2

(16)

xvi

Lampiran 14 Daftar Nilai Raport Semester 2 Kelas VA SD Negeri

Kalinegoro 3 Semester 2 Tahun Pelajaran 2011/2012 ... 95

Lampiran 15 Tabel Skor Pola Asuh Orang Tua Demokratis dan Prestasi Belajar Siswa Kelas VA SD Negeri Kalinegoro 3 Semester 2 Tahun Pelajaran 2011/2012 ... 96

Lampiran 16 Tabel Nilai-Nilai r Product Moment dari Pearson ... 97

Lampiran 17 Tabel Ordinat pada Kurva Normal ... 98

Lampiran 18 Tabel Hubungan Antar Kelompok Pola Asuh Orang Tua Demokratis dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas VA SD

Negeri Kalinegoro 3 Semester 2 Tahun Pelajaran 2011/2012 100

Lampiran 19 Surat izin penelitian ... 101

Lampiran 20 Surat keterangan penelitian dari sekolah ... 102

(17)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Anak pertama kali bersosial dan belajar diperoleh dari keluarga. Ilmu yang

diperoleh merupakan ilmu-ilmu dasar sebagai awal anak untuk dipersiapkan

hidup bersosial. Dari keluargalah anak mulai bisa belajar, berbicara, menulis,

berhitung, bertatakrama dan kasih sayang. Pendidikan dalam keluarga yang

baik dan benar akan sangat berpengaruh pada perkembangan pribadi dan

sosial anak.

Seperti uraian di atas, keluarga juga memberikan pengaruh terhadap

pencapaian prestasi belajar siswa ketika di bangku sekolah. Hal ini berkaitan

erat dengan pola asuh yang digunakan orang tua terhadap anak. Pola asuh

orang tua dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu pola asuh demokratis, pola asuh

otoriter, dan pola asuh membiarkan anak. Dalam penelitian ini akan dibahas

tentang pola asuh demokratis.

Pola asuh demokratis merupakan pola asuh orang tua yang menekankan

pada kebebasan bertindak seorang anak di bawah bimbingan orang tua,

sehingga hubungan timbal balik anak dengan orang tua berjalan dengan

harmonis. Prestasi belajar dalam pendidikan sekolah merupakan tolok ukur

keberhasilan seorang siswa dalam mengikuti proses kegiatan belajar

mengajar. Prestasi anak akan dipengaruhi oleh faktor internal yang

(18)

belajar sendiri, kecerdasan. Kemudian faktor eksternal yang merupakan

faktor yang berasal dari luar diri anak. Salah satu dari faktor ini adalah peran

serta orang tua dalam membimbing kemajuan pendidikan anaknya. Jika

kedua faktor tersebut tidak saling mendukung, niscaya prestasi anak pun akan

ikut terpengaruh. Jadi, kedua faktor ini harus berjalan beriringan supaya hasil

yang dicapai setidaknya sesuai dengan apa yang diinginkan.

Berdasarkan uraian dari latar belakang di atas, peneliti sebagai guru

sekolah dasar berminat untuk melakukan penelitian dengan judul “Hubungan

Pola Asuh Orang Tua Demokratis dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas VA

SD Negeri Kalinegoro 3 Semester 2 Tahun Pelajaran 2011/2012”.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana pola asuh orang tua demokratis siswa kelas VA SD Negeri

Kalinegoro 3 semester 2 tahun pelajaran 2011/2012?

2. Bagaimana prestasi belajar siswa kelas VA SD Negeri Kalinegoro 3

semester 2 tahun pelajaran 2011/2012?

3. Apakah ada hubungan yang positif dan signifikan antara pola asuh orang

tua demokratis dengan prestasi belajar siswa kelas VA SD Negeri

Kalinegoro 3 semester 2 tahun pelajaran 2011/2012?

4. Berapa besar sumbangan pola asuh orang tua demokratis dengan prestasi

belajar siswa kelas V SD Negeri Kalinegoro 3 semester 2 tahun pelajaran

(19)

C. Batasan Pengertian

1. Pola asuh adalah cara-cara pengaturan tingkah laku yang dilakukan oleh

orang tua kepada anak sebagai perwujudan tanggung jawab dalam

kedewasaan anak.

2. Pola asuh demokratis adalah pola asuh yang menekankan pada kebebasan

anak untuk berekspresi, mengeluarkan pendapat dan ide tetapi kebebasan

itu harus bisa dipertanggungjawabkan.

3. Prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai siswa dalam kegiatan

pembelajaran yang diperoleh siswa dalam setiap mata pelajaran tertentu.

D. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui pola asuh orang tua demokratis siswa kelas VA SD

Negeri Kalinegoro 3 semester 2 tahun pelajaran 2011/2012.

2. Untuk mengetahui prestasi belajar siswa kelas VA SD Negeri Kalinegoro

3 semester 2 tahun pelajaran 2011/2012.

3. Untuk mengetahui apakah ada hubungan yang positif dan signifikan antara

pola asuh orang tua demokratis dengan prestasi belajar siswa kelas VA SD

Negeri Kalinegoro 3 semester 2 tahun pelajaran 2011/2012.

4. Untuk mengetahui besar sumbangan pola asuh orang tua demokratis

dengan prestasi belajar siswa kelas VA SD Negeri Kalinegoro 3 semester

(20)

E. Manfaat Penelitian

1. Manfaat teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan informasi

bagi perkembangan ilmu dan dapat digunakan sebagai bahan referensi

bagi peneliti lain.

2. Manfaat praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bahwa pola

(21)

5

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Pola Asuh Orang Tua

1. Pengertian Pola Asuh

Setiap orang tua pasti menginginkan anaknya berkepribadian baik,

sikap mental tangguh, mempunyai akhlak yang terpuji, membanggakan

keluarganya dan berguna bagi masyarakat. Keberhasilan dalam memberi

pendidikan pada anak tidak lepas dari peran serta orang tua dalam

membantu proses kegiatan belajar si anak, sehingga kedekatan orang tua

dan anak harus dipererat. Orang tua yang dekat dengan anaknya kemudian

mengajak anaknya untuk bertukar berpendapat atau menceritakan

pengalaman-pengalaman akan memberi dampak pada anak yaitu anak

menjadi lebih potensi untuk menyampaikan pendapatnya ke orang lain.

Contoh yang paling awal ditiru anak adalah figur orang tua,

sehingga orang tua sebagai pembentuk pribadi yang pertama harus

menjadi teladan yang sebaik-baiknya bagi anaknya. Dalam mendidik

anaknya terutama dalam hal pola asuh, orang tua memiliki berbagai

macam bentuk pola asuh yang berbeda-beda untuk anaknya. Berikut ini

adalah beberapa pengertian pola asuh menurut beberapa ahli.

Menurut Donelson (1990:5), kata asuh mencakup segala aspek

yang berkaitan dengan pemeliharaan, perawatan, dukungan, dan bantuan

(22)

Irwanto (1991:94) mengemukakan pola asuh berarti pendidikan,

sedangkan pendidikan adalah bimbingan secara sadar oleh pendidik

terhadap perkembangan jasmani dan rohani anak didik menuju

terbentuknya kepribadian yang utama. Hurlock (1999) mengemukakan

bahwa di dalam pengasuhan anak para orang tua mempunyai tujuan untuk

membentuk anak menjadi yang terbaik sesuai dengan apa yang dianggap

ideal oleh para orang tua dan dalam pengasuhan anak diberikan istilah

disiplin sebagai pelatihan dalam mengendalikan dan mengontrol diri.

Thoha (1996:109) mengemukakan bahwa pola asuh orang tua adalah

suatu cara terbaik yang dapat ditempuh orang tua dalam mendidik anak

sebagai perwujudan dari rasa tanggung jawab kepada anak.

Dari beberapa pengertian dari beberapa ahli dapat disimpulkan

pola asuh orang tua adalah suatu keseluruhan proses interaksi antara orang

tua dengan anak, di mana anak diberikan pengalaman-pengalaman untuk

membentuk kepribadian, kemandirian dan bekal ilmu untuk bersosial

dengan lingkungan sekitar.

2. Macam-macam Pola Asuh Orang Tua

Berikut adalah beberapa persepsi macam-macam pola asuh yang

dipaparkan oleh beberapa ahli antara lain, Irwanto (1991)

(23)

a. Pola asuh otoriter

Pola ini ditandai dengan peraturan yang dibuat sangat ketat oleh

orang tua untuk anaknya supaya menjadi patuh dan taat pada orang

tua. Akibatnya anak terkekang karena kurang adanya kebebasan

dalam bertindak.

b. Pola asuh demokratik

Pola ini ditandai terjadinya komunikasi yang dekat antara anak dan

orang tua, dengan komunikasi yang saling terbuka sehingga adanya

keluh kesah atau pengalaman dapat diceritakan dengan leluasa oleh

anak kepada orang tuanya.

c. Pola asuh permisif

Pola ini memiliki ciri antara lain dengan adanya kebebasan tanpa batas

pada anak untuk berperilaku sesuai dengan keinginannya.

d. Pola asuh dengan ancaman atau peringatan yang dengan keras

diberikan pada anak akan dirasa sebagai tantangan terhadap otonomi

dan pribadinya. Ia akan melanggarnya untuk menunjukkan bahwa ia

mempunyai harga diri.

e. Pola asuh dengan hadiah

Peran orang tua pada pola ini adalah dengan memberi semangat pada

anaknya dengan memberikan benda/hadiah, contoh sebagaimana

apabila anaknya mendapat rangking 1 bagus akan dibelikan sepeda

(24)

Baumrind (dalam Erwin, 1993) mengemukakan bahwa ada tiga macam

pola asuh, yaitu authoritarian (otoriter), permissive (permisif) dan

authoritative (autoritatif). Adapun macam-macam pola asuh tersebut

adalah:

a. Authoritarian (otoritrer)

Pola asuh ini akan mendorong anak menjadi seseorang yang sangat

patuh. Dalam jenis ini anak diberikan pengawasan yang ketat, di mana

terjadi komunikasi kaku antara orang tua dan anak. Akibatnya anak di

rumah selalu patuh dan taat di lingkungan rumah, sedangkan anak di

luar lingkungan rumah akan berontak untuk melampiaskan apa yang

menjadi beban selama ia di rumah.

b. Permissive (permisif)

Pola asuh ini akan memberikan pelayanan pada anak dengan

perlakuan yang agak berlebihan dan memberikan kebebasan yang

berlebihan, selain itu disiplin yang diterapkan pada keluarga longgar

sehingga anak menjadi manja dan berperilaku seenaknya.

c. Autoritatif (authoritatif)

Pola ini bersifat hangat dan bersifat dua arah sehingga disiplin yang

diterapkan dapat dirundingkan dan ada penjelasannya. Anak dapat

berkembang menjadi pribadi yang mandiri ataupun bisa sebaliknya

(25)

Menurut Tuner (dalam Gunarsa, 2004:279) pola asuh terdiri dari:

a. Pola asuh demokratis

Dalam pola ini anak diberi pendidikan agar bisa bertanggung jawab

dengan apa yang telah diperbuatnya. Pandangan orang tua demokratis

adalah anak sebagai anak yang berkembang dan mempunyai

kebebasan dalam berproses, sehingga diharapkan dalam diri anak

tumbuh rasa tanggung jawab dan percaya diri.

b. Pola asuh otoriter

Pada pola ini orang tua membuat peraturan yang mutlak dan harus

benar-benar ditaati, Anak harus tunduk dan patuh pada orang tua.

Dalam proses membimbing, anak dipaksa untuk menerima nilai-nilai

yang orang tua ajarkan. Intinya kebebasan anak dalam bertindak atau

berpendapat sangat dibatasi oleh orang tuanya, mungkin karena orang

tua sangat takut jika suatu saat nanti anak tidak bisa menjadi apa yang

dikehendaki. Corak pola ini akan memberikan dampak pada

kepribadian anak, anak kurang bebas untuk mengungkapkan diri,

kurang percaya diri dan tertekan.

c. Pola asuh permisif

Dalam pola permisif, orang tua bersikap kurang tegas. Anak

dibiasakan hidup dengan penuh rasa kasih sayang, rasa cinta dan

kemanjaan. Anak tidak dibiasakan hidup disiplin dan mentaati

(26)

tua bersifat membebaskan anak dalam memilih sesuatu sesuai dengan

kehendaknya.

d. Pola asuh penelantar

Pola ini orang tua secara cuek melihat perkembangan pribadi anak,

sehingga anak dibiarkan untuk berkembang sesuai dengan kehendak

dan pemikirannya. Pada umumnya pola ini terlihat pada keluarga yang

kurang berkenan akan hadirnya anak dalam keluarganya dengan

berbagai alasan seperti tidak mau mengakui anak dari lahir. Orang tua

lebih memprioritaskan pada kesibukannya sendiri dari pada merawat

anaknya sehingga tidak tahu seberapa perkembangannya, sedang apa

dan dimana tidak. Akibatnya banyak anak melampiaskan tekanan

pada dirinya dengan melakukan hal-hal yang negatif seperti mabuk,

memakai obat-obatan dan melakukan tindak kriminal.

Berdasarkan beberapa pendapat ahli yang mengungkapkan tentang

macam-macam pola pengasuhan orang tua, maka peneliti hanya akan

membahas tentang pola asuh orang tua demokratis. Hal tersebut

dilakukan dengan tujuan agar pembahasan menjadi lebih terfokus dan

jelas. Pembahasan mengenai pola asuh orang tua demokratis akan

(27)

3. Pola Asuh Orang Tua Demokratis

a. Hakikat Pola Asuh Orang Tua Demokratis

Pola asuh orang tua demokratis juga menekankan pada

peran serta seluruh anggota keluarga. Pola asuh demokratis

ditandai dengan sikap fleksibel, responsive dan merawat

(Erwin:1993). Pada pola ini kebebasan anak dibatas pada

kesepakatan antara orang tua dan anak sehingga di lingkungan

keluarga anak akan lebih bebas dalam berkeluh kesah

mengeluarkan pendapat. Hal ini diharapkan akan melatih anak

dalam berkreativitas berpendapat dan bertanggung jawab atas janji

yang telah disepakati. Sebagai contoh si anak berjanji pada dirinya

dan orang tua setelah solat magrib televisi harus dimatikan

kemudian belajar selama 2 jam sholat isya kemudian tidur. Apabila

anak melanggar maka konsekuensi juga harus diterima si anak

sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati. Apabila anak sudah

mampu bertanggung jawab atas dirinya sendiri maka ia akan

memiliki pendirian yang kuat serta mampu menyelesaikan semua

persoalan dengan cara yang tepat (Citrobroto, 1984:4). Dari uraian

di atas dapat disimpulkan pola asuh demokratis adalah pola asuh

yang menekankan pada kebebasan anak untuk berekspresi,

mengeluarkan pendapat dan ide tetapi kebebasan itu harus bisa

(28)

b. Indikator Pola Asuh Orang Tua Demokratis

Berdasarkan kisi-kisi kuesioner pola asuh orang tua demokratis,

maka peneliti menguraikan adanya beberapa indikator yang dapat

menunjuk ke arah pola asuh orang tua demokratis. Indikator tersebut

adalah:

1) Pandangan orang tua terhadap anak

Orang tua lebih mementingkan pemahaman terhadap perasaan,

keinginan, dan kondisi anaknya. Hal ini bisa terlihat dari

bagaimana orang tua memperhatikan perasaan anaknya. Orang

tua selalu mendorong dan memberi kesempatan anak untuk

mandiri dan bertindak secara matang sesuai dengan kemampuan

anak. Orang tua juga selalu memahami semua keinginan anaknya.

2) Komunikasi orang tua dengan anak

Komunikasi yang digunakan dalam pola asuh demokratis adalah

komunikasi dua arah. Orang tua memberikan kesempatan kepada

anak untuk mengungkapkan pendapatnya. Orang tua mengajak

anaknya untuk berdiskusi dan berdialog.

3) Pemberian motivasi

Orang tua selalu memberikan dorongan dan motivasi kepada

anaknya. Orang tua memberikan pujian atau hadiah jika anaknya

mendapatkan prestasi yang tinggi atau berhasil dalam melakukan

(29)

4) Penerapan kontrol

Penerapan kontrol dalam pola asuh demokratis melalui

aturan-aturan yang tegas, konsisten dan rasional. Jika terdapat masalah

dalam keluarga, mereka menyelesaikan secata bijaksana yang

keputusannya dapat diterima oleh semua anggota keluarga.

Pemberian hukuman tidak dilakukan secara fisik.

5) Pemenuhan kebutuhan anak

Dalam pola asuh ini, orang tua menerapkan prinsip saling

memberi dan menerima. Orang tua bersikap menerima dengan

sabar dalam mengasuh anak. Orang tua selalu ada saat anak

membutuhkan.

6) Sikap kooperatif

Dalam pola asuh demokratis, orang tua bersikap kooperatif dalam

mendidik anaknya. Orang tua dan anak selalu bekerja sama dalam

melaksanakan suatu pekerjaan.

c. Faktor Pembentuk Pola Asuh Orang Tua demokratis

Nurahman (1996:19) mengemukakan ada beberapa faktor yang dapat

mempengaruhi perkembangan anak pada pola asuh yang diberikan

oleh orang tua antara lain:

1) Pengaruh kelas sosial

Semua orang dasarnya mempunyai tujuan yang sama dalam

(30)

pola pengasuhan anak pada kelompok sosial yang berbeda,

khususnya pada kelompok menengah dan kelompok bawah

mendapati perbedaan dalam pola pengasuhan. Sebagai contoh

pada kelas menengah orang tua lebih menghargai prestasi sosial,

penguasaan pengetahuan, kemandirian dan perilaku

kepemimpinan, namun pada kelas bawah lebih dituntut untuk

patuh dan taat pada orang tua agar bisa membantu pekerjaan

orang tua.

2) Kepribadian orang tua

Sikap dan sifat-sifat orang tua akan menular kepada anknya.

Kepribadian orang tua pun akan menjadi patokan bagaimana

orang tua itu akan memberikan pengasuhan yang seperti apa.

Sebagai contoh orang tua yang kaku cenderung otoriter, orang tua

berpendidikan dan berpengalaman anak diajak untuk berpikir

demokratis segalanya harus diberikan solusi dan pengarahan.

3) Sikap-sikap terhadap keorangtuaan

Sikap keorangtuaan dan keyakinan merupakan hasil dari

pengalaman masa lalu dan sosialisasi dari individu. Hal ini

membentuk dasar bagi perilaku yang dipilih oleh orang tua yang

akan digunakan untuk berinteraksi dengan anaknya.

4) Peniru peran

Banyak individu yang menjadi orang tua tanpa panduan dan

(31)

menjadi orang tua, jadi dari apa yang telah diterima dari orang

tuanya dulu diterapkan kembali kepada anak keturunannya

dengan kata lain meniru metode-metode dan sikap-sikap orang

tuanya.

B. Prestasi Belajar

1. Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi belajar terdiri dari dua kata, yaitu prestasi dan belajar.

Masing-masing memiliki arti tersendiri. Berikut ini berbagai definisi

mengenai prestasi dan belajar.

a. Pengertian Belajar

Belajar tidak sebatas pada membaca menulis dan berhitung saja.

Jika dicermati kata belajar tidak hanya berhenti pada kegiatan

mengingat ataupun menghafal. Belajar merupakan suatu proses atau

kegiatan yang ditandai dengan perubahan tingkah laku yang positif

dari orang yang belajar. Pengertian belajar dapat kita temukan dalam

berbagai sumber.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:23), belajar berarti

berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu, berlatih, serta

berubahnya tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh

pengalaman. Syah (2003:68) mendefinisikan bahwa belajar dapat

dipahami sebagai tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu

(32)

lingkungan yang melibatkan proses kognitif. Perubahan tingkah laku

yang terjadi dapat ke arah negatif ataupun positif tergantung dari apa

yang telah dipelajari dan mengamalkan. Gagne (dalam Sudjana,

2005:97) mengemukakan bahwa belajar itu adalah perubahan

disposisi atau kemampuan seseorang yang dicapai melalui upaya

orang itu, dan perubahan itu bukan diperoleh secara langsung dari

proses pertumbuhan dirinya secara alamiah.

Dari beberapa pendapat tersebut, dapat dirumuskan belajar

adalah suatu proses kognitif yang terjadi secara aktif untuk

memperoleh pengetahuan atau pengalaman baru sehingga

menimbulkan perubahan tingkah laku. Perubahan tingkah laku yang

diharapkan dari proses belajar tentunya adalah perilaku yang positif

menuju kemajuan yang baik dari seorang individu.

b. Pengertian Prestasi

Dalam proses belajar mengajar, salah satu bukti yang

menunjukkan keberhasilan belajar siswa di sekolah adalah prestasi

yang diperoleh siswa. Prestasi adalah usaha untuk mengetahui

berapa banyak hal telah dimiliki oleh siswa setelah mempelajari

keseluruhan materi yang telah disampaikan padanya (Hamalik, 2000:

203). Pada tahap ini siswa menunjukkan bahwa ia telah mampu

memecahkan tugas-tugas belajar atau mentransfer hasil belajar

(Djamarah, 2002: 243). Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:1101)

(33)

yang telah dilakukan, dikerjakan, dsb). Jadi, prestasi belajar adalah

penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan

melalui mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau

nilai yang diberikan oleh guru. Djamarah (2002:73) mengemukakan

bahwa prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai oleh individu

maupun kelompok untuk mencapai tujuan yang diharapkan dalam

mempelajari sebagian mata pelajaran.

Dari beberapa pengertian di atas, maka dapat disimpulkan

bahwa prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai siswa dalam

kegiatan pembelajaran yang diperoleh siswa dalam setiap mata

pelajaran tertentu.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa

Prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor

yang berasal dari dalam diri siswa (internal) dan dari luar diri siswa

(eksternal) itu sendiri. Keduanya berpengaruh pada tinggi rendahnya

prestasi belajar siswa. Menurut Supriyono (1991:130), faktor yang

mempengaruhi prestasi belajar adalah:

a. Faktor internal, yang meliputi:

1) Faktor jasmaniah (fisiologis) baik yang beresifat bawaan

maupun yang diperoleh. Yang termasuk faktor ini adalah

(34)

2) Faktor psikologis baik yang bersifat bawaan maupun yang

diperoleh, terdiri atas:

a) Faktor intelektif yang meliputi:

i. Faktor potensial yaitu kecerdasan dan bakat

ii. Faktor kecakapan nyata yaitu prestasi yang telah

dimiliki

b) Faktor non-intelektif, yaitu unsur-unsur kepribadian

tertentu seperti sikap, kebiasaan, minat, kebutuhan,

motivasi, emosi, penyesuaian diri.

3) Faktor kematangan fisik maupun psikis

b. Faktor eksternal

1) Faktor sosial yang terdiri atas:

a) Lingkungan keluarga

b) Lingkungan sekolah

c) Lingkungan masyarakat

d) Lingkungan kelompok

2) Faktor budaya seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan dan

teknologi, dan kesenian.

3) Faktor lingkungan fisik seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar,

dan iklim.

(35)

C. Hubungan Pola Asuh Orang Tua Demokratis dengan Prestasi Belajar

Cara mendidik anak orang tua memiliki berbagai macam cara, mulai dari

pola asuh otoriter, demokratis, dan penelantaran. Semua itu tergantung

bagaimana pribadi orang tua dalam penggunaannya. Dalam penelitian ini

dibatasi pada hubungan pola asuh orang tua demokratis dengan prestasi

belajar anak. Terdapat beberapa pola sikap atau perlakuan orang tua terhadap

anak yang masing-masing mempunyai pengaruh tersendiri terhadap

kepribadian anak dan kemudian dapat diasumsikan dampaknya terhadap

prestasi akademik anak (Hurlock:1999).

Interaksi antara orang tua dan anak dapat memberikan dukungan motivasi

intrinsik pada anak, khususya tentang akademik ataupun pencapaian prestasi

belajar yang lebih baik. Pola asuh demokratis adalah pola asuh di mana orang

tua dan anak menjalin komunikasi yang harmonis seperti, menjawab keluh

kesah si anak, memberikan masukan, dukungan dan bersikap toleran pada

anak. Pola asuh demokratis ditandai dengan sikap orang tua yang fleksibel,

responsif terhadap anak dan merawat dengan baik (Erwin:1993). Sifat dari

pola asuh demokratis akan memberikan kebebasan pada si anak dalam

mengemukakan pendapat, perasaan, keinginannya juga dalam menanggapi

pendapat orang lain dan menentukan suatu persoalan dengan keputusan yang

tepat.

Akibat dari kebiasaan dididik secara demokratis akan dihailkan anak-anak

yang memiliki kepercayaan diri, kreativitas serta kecerdasan yang tinggi.

(36)

akan mempengaruhi prestasi belajarnya. Misalnya anak yang percaya diri,

kreatif serta cerdas tentu saja prestasinya akan lebih baik dibandingkan anak

yang pesimis dan malas. Anak yang diasuh dengan pola asuh orang tua

demokratis akan mudah bekerjasama, mandiri, bersahabat dan berorientasi

pada prestasi. Menurut Baumrind (dalam Gottman, 1998:18) anak yang

diasuh secara permisif dan otoriter cenderung bersifat gampang marah,

percaya dirinya rendah serta prestasinya yang rendah. Dengan demikian pola

asuh orang tua demokratis dirasa sebagai pola pengasuhan yang tepat dan

untuk diterapkan mendidik anak.

Prestasi belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah prestasi belajar

yang diperoleh setiap siswa pada lima bidang studi pokok di SD seperti

Bahasa Indonesia, Matematika, PKn, IPA, dan IPS. Berdasarkan beberapa

uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan pola asuh

orang tua demokratis dengan prestasi belajar siswa. Dengan kata lain cara

orang tua dalam mengasuh anak-anak dapat mempengaruhi perkembangan

siswa dalam hal akademik.

D. Hipotesis

Berdasarkan kerangka teoritik dan permasalahan yang disajikan dalam

penelitian ini, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut: “Ada

hubungan yang positif dan signifikan antara pola asuh orang tua demokratis

dengan prestasi belajar siswa kelas VA SD Negeri Kalinegoro 3 semester 2

(37)

21

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk jenis penelitian deskriptif tingkat korelasi.

Furchan (2009:447) mengemukakan bahwa penelitian deskriptif dirancang

untuk memperoleh informasi tentang status gejala saat penelitian dilakukan.

Tujuan penelitian ini adalah untuk melukiskan variabel atau kondisi ”apa”

dalam suatu situasi. Penelitian ini bermaksud untuk mencari ada tidaknya

hubungan antara pola asuh orang tua demokratis dengan prestasi belajar yang

diperoleh siswa.

B. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Negeri Kalinegoro 3 yaitu kelas

VA yang beralamat di Kalinegoro, Mertoyudan, Magelang.

C. Jadwal Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan bulan April - Juli. Adapun jadwal penelitian

(38)

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian

No

.

Kegiatan Bulan

April Mei Juni Juli Agustus September

Minggu ke- 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1. Pengajuan judul V

2. Penyusunan draft

proposal

3. Bimbingan bab I

4. Penyusunan

Kuesioner

5. Uji Coba Kuesioner

6. Perhitungan Taraf

Validitas dan

Reliabilitas

7. Pengumpulan Data

Penelitian

8. Analisis Data

9. Bimbingan bab II

10. Bimbingan bab III

11. Bimbingan bab IV

12. Bimbingan bab V

13. Ujian skripsi

14. Revisi skripsi

15. Pengumpulan

(39)

D. Subyek Penelitian

Subyek yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas

VA SD Negeri Kalinegoro 3 tahun pelajaran 2011/2012, yang berjumlah 35

siswa.

E. Variabel Penelitian

Variabel adalah satu atribut yang dianggap mencerminkan atau

mengungkapkan pengertian atau bangunan pengertian (Furchan, 2007:45).

Penelitian ini terdiri dari dua macam variabel yaitu :

1. Variabel bebas (independent variable)

Variabel bebas adalah variabel yang mendahului atau yang

mempengaruhi variabel terikat (Furchan, 2007:46). Dalam penelitian ini

yang merupakan variabel bebas adalah pola asuh orang tua demokratis.

Pola asuh orang tua demokratis mencakup serangkaian tindakan orang tua

yang memperhatikan dan menghargai kebebasan anak, namun kebebasan

yang bertanggung jawab.

2. Variabel terikat (dependent variable)

Variabel terikat adalah variabel yang merupakan akibat atau yang

tergantung pada variabel yang mendahuluinya (Furchan, 2007:46). Dalam

penelitian ini yang merupakan variabel terikat adalah prestasi belajar

siswa. Prestasi belajar siswa mencakup kemampuan yang diperoleh anak

setelah melakukan serangkaian kegiatan belajar yang diukur dengan tes

(40)

F. Instrumen Penelitian/Alat Ukur

Alat ukur yang digunakan adalah kuesioner pola asuh orang tua

demokratis. Kuesioner ini terdiri dari 6 indikator yang dijabarkan dalam

bentuk item-item tertentu berjumlah 50 item yang terdiri dari item positif dan

item negatif. Adapun bentuk kuesioner pola asuh demokratis ini dapat dilihat

pada lampiran 1halaman 68.

Kuesioner dalam penelitian ini mengacu pada kerangka milik Cicilia

Kurniasri (2004) yang dikembangkan bersama Istini. Kuesioner ini digunakan

karena indikator-indikator yang terdapat pada kuesioner sesuai dengan kajian

pustaka yang diuraikan oleh peneliti. Selain itu, kuesioner ini sejalan dengan

penelitian yang akan dilakukan.

Kuesioner ini disusun dalam bentuk skala bertingkat yang memuat

pernyataan-pernyataan mengenai pola asuh orang tua demokratis terhadap

anak. Kuesioner ini disusun berdasarkan prinsip Likert’s Summated Ratings.

Skala Likert disusun dalam bentuk suatu pernyataan dan diikuti oleh pilihan

respon yang menunjukkan suatu tingkatan. Skala ini dimodifikasi dengan

empat pilihan jawaban. Pengukuran alat ini dapat dikelompokkan menjadi

(41)

Tabel 3.2

Pengukuran Skala Likert

Alternatif Jawaban Skor

Positif Negatif

Adapun pernyataan yang ada di dalam kuesioner akan dijabarkan ke dalam

indikator pola asuh orang tua demokratis di bawah ini:

Tabel 3.3

Sebaran Item Kuesioner Penelitian Pola Asuh Orang Tua Demokratis

(42)

menerapkan prinsip

(43)
(44)
(45)

Berdasarkan indikator pola asuh orang tua demokratis tersebut, maka disusun

butir-butir kuesioner sebagai berikut:

Tabel 3.4

Kisi-kisi Instrumen Pola Asuh Demokratis

No Indikator

Selain kuesioner, alat pengumpulan data yang digunakan dalam

penelitian ini yaitu dokumentasi. Dokumentasi adalah mencari data

(46)

kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, legger, agenda dan sebagainya

(Arikunto, 1989:188). Dalam penelitian ini dokumentasi yang dibutuhkan

oleh peneliti yaitu daftar nilai rapor siswa kelas VA SD Negeri

Kalinegoro 3 semester 2. Data yang digunakan meliputi nilai lima mata

pelajaran inti SD yaitu Pendidikan Kewarganegaraan (PKn), Bahasa

Indonesia, Matematika, IPA, dan IPS.

G. Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner

1. Tempat Uji Coba

Tempat uji coba kuesioner penelitian dilaksanakan di kelas VB SD

Negeri Kalinegoro 3. Uji coba dilakukan supaya alat ukur yang digunakan

benar-benar valid (tepat) dan reliabel (tetap). Waktu uji coba dilaksanakan

sebelum waktu penelitian dilangsungkan.

2. Uji Validitas

Validitas berasal dari kata validity yang berarti sejauh mana

ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi

ukurnya (Azwar, 2008:5). Suatu alat ukur harus memiliki ketepatan yang

akurat sesuai dengan apa yang akan diukur.

Dalam hal ini peneliti menggunakan kuesioner yang berisi

pernyataan yang harus diisi oleh siswa. Penyusunan butir-butir

pernyataan dalam kuesioner didasarkan atas bangunan pengertian

(construct) pola asuh demokratis. Kuesioner tersebut diujicobakan

(47)

digunakan pada penelitian. Sebelum diujicoba, kuesioner tersebut

dikonsultasikan pada dosen pembimbing.

Proses pengujian validitas berdasarkan pada validitas butir dari

setiap item/pernyataan yang terdapat dalam kuesioner. Adapun prosedur

pengujian validitas dilakukan dengan menganalisis setiap item

masing-masing kuesioner dengan mengkorelasikan setiap skor per butir (X)

dengan skor total (Y). Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik

korelasi Product Moment dari Pearson. Adapun rumus ini sebagai

berikut (Masidjo, 1995:242):

r

xy

=

(∑ ) (∑ )

{ ∑ ( ∑ ) }{ ∑ (∑ ) ² }

Keterangan :

rxy : koefisien korelasi

∑x : jumlah skor dalam sebaran x (skor item per butir)

∑y : jumlah skor dalam sebaran y (skor item total)

∑xy : jumlah hasil kali skor x dan skor y yang berpasangan

∑x2

: jumlah skor yang dikuadratkan dalam sebaran x

∑y2

: jumlah skor yang dikuadratkan dalam sebaran y

N : Jumlah responden

Proses perhitungan taraf validitas dilakukan dengan memberi skor

pada setiap butir kemudian memasukkannya ke dalam data uji coba.

Setelah memberi skor, selanjutnya dilakukan perhitungan validitas

menggunakan bantuan program SPSS Statistics 12.0 for Windows.

(48)

a. Memasukkan data skor yang diperoleh siswa ke dalam data uji coba

dengan bantuan program Microsoft Office Excel 2007.

b. Menghitung skor total yang diperoleh oleh setiap siswa dengan

bantuan program Microsoft Office Excel 2007.

c. Mentabulasikan data tersebut ke dalam tabel uji coba pada program

SPSS Statistics 12.0 for Windows.

d. Menguji validitas dengan tahap: analyzecorrelatebivariate

memindahkan semua item ke dalam kolom variables  beri tanda √

pada kotak dengan pilihan Pearson dan Two Tailed pada kolom Test

of Significance klik OK.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan acuan dari Garret

yaitu bahwa koefisien korelasi minimal 0,30. Hal Ini berarti, untuk

butir/item yang nilai korelasinya < 0,30 dinyatakan gugur atau tidak

valid. Dengan demikian item/butir yang dianggap valid adalah item yang

nilai korelasinya ≥ 0,30.

Berdasarkan hasil uji coba yang telah dilakukan, maka diperoleh

34 item valid dan 16 item gugur. Setelah itu peneliti konsultasi pada

dosen pembimbing kemudian merevisi 4 item (2 item positif dan 2 item

negatif) sehingga mendapatkan 38 item yang valid. Tabel pengujian

validitas tiap indikator dapat dilihat pada lampiran 4 halaman 76

Sedangkan tabel revisi kuesioner dapat dilihat pada lampiran 7 halaman

(49)

(lampiran 12 halaman 89) untuk penelitian mengenai pola asuh orang tua

demokratis.

3. Uji Reliabilitas

Masidjo (2010:209) mengemukakan bahwa reliabilitas suatu tes

adalah taraf sampai di mana suatu tes mampu menunjukkan konsistensi

hasil pengukurannya yang diperlihatkan dalam taraf ketetapan dan

ketelitian hasil. Reliabilitas pada dasarnya menunjukkan pada konsep

sejauh mana suatu pengukuran dapat dipercaya dan tetap supaya tes yang

dibuat benar-benar terjamin ketelitiannya.

Koefisien korelasi (rxy) pengujian reliabilitas berkisar pada

bilangan antara -1,00 sampai dengan 1,00 yang dikelompokkan dari

sangat rendah sampai sangat tinggi. Berikut ini tabel klasifikasi koefisien

korelasi reliabilitas suatu tes seperti yang disampaikan oleh Masidjo

(2010:209):

Tabel 3.5

Klasifikasi koefisien korelasi reliabilitas alat ukur

Koefisien Korelasi Kualifikasi ±0,91 – ±1,00 Sangat tinggi ±0,71 – ±0,90 Tinggi ±0,41 – ±0,70 Cukup ±0,21 – ±0,40 Rendah

0 – ±0,20 Sangat rendah

Tingkat reliabilitas dapat diperoleh dengan menggunakan metode

belah dua (split-half method) atau sering juga disebut metode

gasal-genap. Hasil dari suatu tes dibagi atau dibelah menjadi dua bagian, yakni

(50)

item-item bernomor gasal, dan bagian kedua berupa hasil atau skor yang

berasal dari item-item bernomor genap (Masidjo, 2010:218). Sedangkan

besar koefisien reliabilitas peneliti menggunakan taraf signifikansi 1%.

Proses perhitungan taraf reliabilitas dilakukan dengan memberi

skor pada setiap butir kemudian memasukkannya ke dalam data uji coba.

Berikut ini merupakan langkah-langkah mencari taraf reliabilitas suatu

tes dengan metode belah dua (split-half method):

a. Langkah pertama

Menghitung koefisien korelasi skor item ganjil dan genap dengan

teknik korelasi product moment dari Pearson dengan rumus:

rxy = ∑

( ) ( ) { ∑ ( ) }{ (∑ ) ² }

Keterangan :

rxy : koefisien ganjil – genap

∑x : jumlah skor dalam sebaran x (skor item ganjil)

∑y : jumlah skor dalam sebaran y (skor item genap)

∑xy : jumlah hasil kali skor x dan skor y yang berpasangan

∑x2 : jumlah skor yang dikuadratkan dalam sebaran x

∑y2 : jumlah skor yang dikuadratkan dalam sebaran y

N : Jumlah sampel

b. Langkah kedua

Menghitung indeks reliabilitas ganjil-genap angket pola asuh

(51)

r

tt

=

Keterangan :

rtt : koefisien reliabilitas

rgg : koefisien ganjil-genap

Tabel 3.6

Hasil perhitungan koefisien reliabilitas

Kuesioner Koefisien Reliabilitas Uji coba Keterangan Pola asuh orang tua

demokratis 0,906 Sangat tinggi

Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa hasil uji coba

alat ukur kuesioner pola asuh orang tua demokratis memiliki koefisien

reliabilitas tinggi. Hasil perhitungan koefisien reliabilitas uji coba dapat

dilihat pada lampiran 9 halaman 83.

H. Teknik Analisis Data

Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik korelasi serial.

Dalam teknik ini, akan dikelompokkan ke dalam tiga kategori yaitu siswa

yang mempunyai pola asuh orang tua demokratis tinggi, sedang dan rendah.

Ketiga kategori tersebut kemudian dikorelasikan dengan prestasi belajar

siswa. Analisis data korelasi serial menurut Arikunto (1991:214) dapat

dirumuskan sebagai berikut:

r = ∑[ ( 0 −0 ) ( ) ] SDtot ∑[( 0 – 0 )

(52)

Keterangan :

rser : koefisien korelasi serial

0r : ordinat yang lebih rendah

0t : ordinat yang lebih tinggi

M : mean

SDtot : standar deviasi total

P : proporsi individu dalam golongan

Berdasarkan rumus korelasi serial di atas, maka langkah-langkah dalam

menggunakan rumus korelasi serial yaitu sebagai berikut:

1. Mendaftar nilai setiap kelompok. Kelompok tersebut dibagi menjadi tiga

bagian yaitu kelompok dengan pola asuh orang tua demokratis rendah,

sedang dan tinggi. Sedangkan rentang pengelompokan skor angket pola

asuh orang tua demokratis dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 3.7

Pengelompokan skor angket pola asuh orang tua demokratis

Kelompok Siswa Interval Skor Kelompok Pola Asuh Orang Tua

Demokratis Tinggi (T) 116-154 Kelompok Pola Asuh Orang Tua

Demokratis Sedang (S) 77-115 Kelompok Pola Asuh Orang Tua

Demokratis Rendah (R) 38-76

2. Menghitung banyaknya subyek dalam setiap kelompok (nk).

Dalam penelitian ini terdapat tiga kelompok. Dengan demikian juga

terdapat tiga nk yaitu nk kelompok rendah, nk kelompok sedang dan nk

(53)

3. Menentukan proporsi individu dalam setiap kelompok. Adapun rumus

proporsi individu adalah :

p = n N

Keterangan:`

p = proporsi

n = banyaknya subyek dalam kelompok

N = banyaknya subyek seluruhnya

4. Menghitung nilai rata-rata (mean) dari masing-masing kelompok. Mean

dapat diperoleh dengan menggunakan rumus (Masidjo,2010:123) sebagai

berikut:

= ∑

Keterangan:

M = mean

∑X = jumlah semua skor

nk = jumlah subyek dalam kelompok

5. Menentukan ordinat, yaitu ordinat yang lebih rendah dan ordinat yang

lebih tinggi. Tabel ordinat tersebut dapat dilihat pada lampiran 17

halaman 98.

6. Membuat tabel kerja. Tabel kerja bertujuan untuk memudahkan peneliti

dalam menghitung rumus korelasi serial.

(54)

Masidjo (2010:127) merumuskan bahwa untuk mencari standar deviasi

total dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

SDtot = N∑X −(∑X)

Keterangan:

SDtot : Standar deviasi total

N : jumlah siswa

∑X : jumlah total skor prestasi yang diperoleh siswa

8. Menghitung korelasi serial (dalam hal ini disebut korelasi triserial, karena

ada 3 kategori, yaitu tinggi, sedang, dan rendah) adalah dengan

menggunakan rumus yang ada:

r = ∑[ ( 0 −0 ) ( ) ] SDtot ∑ ( 0 – 0 )

P

9. Uji signifikansi dalam penelitian ini menggunakan rumus:

t

hitung

=

2

1 2

Keterangan:

r = korelasi serial

n = jumlah siswa

10.Uji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan acuan bahwa:

Jika rserial < rtabel maka Ha ditolak, Jika rserial≥ rtabel maka Ha diterima.

Berdasarkan perhitungan rumus koefisien korelasi serial di atas dapat

(55)

belajar siswa. Sugiyono (2008:231) memberikan pedoman dalam

memberikan interpretasi terhadap kuat lemahnya hubungan. Interpretasi

tersebut dapat ditunjukkan pada tabel pedoman di bawah ini.

Tabel 3.8

Pedoman untuk memberikan interpretasi koefisien korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan ±0,00 – ±0,199 Sangat rendah ±0,20 – ±0,399 Rendah ±0,40 – ±0,599 Sedang ±0,60 – ±0,799 Kuat ±0,80 – ±1,000 Sangat kuat

Sedangkan untuk mengetahui seberapa besar sumbangan pola asuh orang

tua demokratis dengan prestasi belajar siswa dapat dirumuskan sebagai

berikut:

KP = rser2x 100%

Keterangan :

KP : Koefisien Penentu

(56)

40 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. HASIL PENELITIAN

1. Pola Asuh Orang Tua Demokratis

Setelah melakukan penelitian, peneliti mendapatkan data tentang

pola asuh orang tua demokratis dari masing-masing siswa. Berikut ini

adalah data yang diperoleh:

Tabel 4.1 Skor Pola Asuh Orang Tua Demokratis

(57)

24 MN 141 25 NJM 121 26 NR 103 27 NRP 110 28 NIP 75 29 RR 128 30 RSA 109 31 RAP 113 32 SSP 133 33 SA 133 34 WZS 132 35 RAR 112

Berdasarkan data di atas, peneliti mengelompokkan pola asuh

orang tua demokratis menjadi tiga kelompok, sebagai berikut :

Tabel 4.2 Jarak Nilai Pola Asuh Orang Tua Demokratis Tiap Kelompok

Kategori Interval

Tinggi 116 – 154

Sedang 77 – 115

Rendah 38 - 76

a. Kelompok Pola Asuh Orang Tua Demokratis Tinggi (116 - 154)

Siswa yang mempunyai pola asuh orang tua demokratis

tinggi adalah siswa yang mempunyai skor antara 116 – 154.

Berdasarkan tabel 4.1, siswa yang mempunyai pola asuh orang tua

(58)

Tabel 4.3 Kelompok Pola Asuh Orang Tua Demokratis Tinggi

No. Kode Siswa Jumlah

1 MRH 143 2 AM 141 3 MN 141 4 HAL 140 5 BGJ 138 6 APH 135 7 ICW 134 8 AF 133 9 SSP 133 10 SA 133 11 CAP 132 12 WZS 132 13 AFD 131 14 AMA 128 15 RR 128 16 AR 127 17 FS 125 18 FPZ 123 19 NJM 121

Berdasarkan tabel di atas, terdapat 19 siswa yang

mempunyai pola asuh orang tua demokratis tinggi. Persentase

siswa yang berada pada kelompok ini adalah:

per sentase = jumlah siswa dalam kelompok

jumlah siswa selur uhnya x 100%

per sentase = 19

35 x 100%

(59)

b. Kelompok Pola Asuh Orang Tua Demokratis Sedang (77 - 115)

Siswa yang mempunyai pola asuh orang tua demokratis

sedang adalah siswa yang mempunyai skor antara 77 - 115.

Berdasarkan tabel 4.1 siswa yang mempunyai pola asuh orang tua

demokratis sedang adalah:

Tabel 4.4 Kelompok Pola Asuh Orang Tua Demokratis Sedang

No. Kode Siswa Jumlah

1 ARA 114 2 AANu 113

3 AI 113

4 RAP 113 5 RAR 112 6 BSP 111 7 GAR 111 8 MHN 111

9 AA 110

10 AAN 110 11 NRP 110 12 RSA 109 13 NR 103

Berdasarkan tabel di atas, terdapat 13 siswa yang

mempunyai pola asuh orang tua demokratis sedang. Persentase

siswa yang berada pada kelompok ini adalah:

per sentase = jumlah siswa dalam kelompok

jumlah siswa selur uhnya x 100%

per sentase = 13

35 x 100%

(60)

c. Kelompok Pola Asuh Orang Tua Demokratis Rendah (38 - 76)

Siswa yang mempunyai pola asuh orang tua demokratis

rendah adalah siswa yang mempunyai skor antara 38 - 76.

Berdasarkan tabel 4.1 siswa yang mempunyai pola asuh orang tua

demokratis rendah adalah:

Tabel 4.5 Kelompok Pola Asuh Orang Tua Demokratis Rendah

No. Kode Siswa Jumlah

1 HT 75

2 MIF 75 3 NIP 75

Berdasarkan tabel di atas, terdapat 3 siswa yang

mempunyai pola asuh orang tua demokratis rendah. Persentase

siswa yang berada pada kelompok ini adalah:

per sentase = jumlah siswa dalam kelompok

jumlah siswa selur uhnya x 100%

per sentase = 3

35 x 100%

per sentase = 8,57%

Berdasarkan penghitungan di atas diperoleh hasil

persentase pola asuh orang tua demokratis tinggi 54,29%, pola

(61)

demokratis rendah 8,57%. Berikut ini adalah persentase pola asuh

orang tua demokratis yang digambarkan dalam diagram:

Diagram 4.1 Persentase Pola Asuh Orang Tua Demokratis Siswa Kelas VA SD Negeri Kalinegoro 3 Semester

2 Tahun Pelajaran 2011/2012

2. Prestasi Belajar Siswa

Skor prestasi belajar siswa diperoleh dari nilai rapor siswa kelas

VA. Nilai rapor tersebut merupakan nilai rata-rata mata pelajaran PKn,

Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, dan IPS. Berikut adalah daftar nilai

raport siswa kelas VA SD Negeri Kalinegoro 3 semester 2 Tahun

Pelajaran 2011/2012:

Tabel 4.6 Daftar Nilai Raport

No. Kode Siswa

Mata Pelajaran

Jumlah Rata-rata PKn B.INDO MTK IPA IPS

1 CAP 72 76 72 74 74 368 74 2 ICW 76 75 77 75 79 382 76 3 MRH 76 75 74 75 78 378 76

54,29% 37,14%

8,57%

Pola Asuh Orang Tua Demokratis

Tinggi

Sedang

(62)

4 AR 77 70 81 77 75 380 76

(63)

Data raport siswa tersebut kemudian akan dikategorikan menjadi

tiga kategori, yakni prestasi belajar rendah, prestasi belajar sedang dan

prestasi belajar tinggi. Untuk mengkategorikannya adalah dengan cara

mencari selisih antara prestasi belajar tertinggi dengan terendah. Hasilnya

tersebut kemudian dibagi 3.

Berikut hasil penghitungannya,

Nilai tertinggi = 83

Nilai terendah = 63

Maka: 83 – 63 = 20

20 : 3 = 6,7 => dibulatkan menjadi 7

Jadi, masing-masing kelompok intervalnya 7. Klasifikasi nilai

siswa dapat dilihat dalam tabel berikut ini:

Tabel 4.7 Klasifikasi Prestasi Belajar Siswa

Kategori Interval

Prestasi Belajar Tinggi 76 – 83

Prestasi Belajar Sedang 68 – 75

Prestasi Belajar Rendah 60 – 67

a. Prestasi Belajar Tinggi

Siswa yang mempunyai prestasi belajar tinggi adalah siswa

dengan rata-rata nilai 76 - 83. Berdasarkan tabel 4.6 siswa yang

(64)

Tabel 4.8 Kelompok Prestasi Belajar Tinggi

No. Kode Siswa

Mata Pelajaran

Jumlah Rata-rata PKn B.INDO MTK IPA IPS

1 RAR 86 82 88 82 77 415 83 2 MHN 72 82 93 86 77 410 82 3 HAL 77 81 84 83 79 404 81 4 SA 78 71 78 85 80 392 78 5 AMA 76 79 78 78 80 391 78 6 AFD 78 78 76 78 78 388 78 7 FPZ 77 76 77 83 75 388 78 8 AAN 75 77 76 84 75 387 77 9 APH 76 76 80 79 75 386 77 10 BGJ 76 78 78 78 76 386 77 11 WZS 76 74 78 81 76 385 77 12 MN 76 78 78 75 77 384 77 13 AF 74 76 78 77 78 383 77 14 SSP 73 71 76 82 81 383 77 15 ICW 76 75 77 75 79 382 76 16 AR 77 70 81 77 75 380 76 17 AM 74 75 78 77 76 380 76 18 MRH 76 75 74 75 78 378 76

Presentase jumlah siswa dengan prestasi tinggi sebagai berikut:

Per sentase = x 100% = 51,43%

b. Kelompok Prestasi Belajar Sedang

Siswa yang mempunyai prestasi belajar sedang adalah siswa

dengan rata-rata nilai rata-rata 68 - 75. Berdasarkan tabel 4.6 siswa

(65)

Tabel 4.9 Kelompok Prestasi Belajar Sedang

No. Kode Siswa

Mata Pelajaran

Jumlah Rata-rata PKn B.INDO MTK IPA IPS

1 MIF 72 75 77 81 67 372 74 2 CAP 72 76 72 74 74 368 74 3 BSP 76 78 65 70 79 368 74 4 RR 75 75 76 66 76 368 74 5 GAR 65 75 75 75 77 367 73 6 NIP 70 75 70 70 76 361 72 7 FS 65 75 75 75 70 360 72 8 AANu 71 76 74 65 73 359 72 9 NJM 64 92 71 63 67 357 71 10 AI 71 75 70 65 75 356 71 11 RSA 68 75 68 68 76 355 71 12 NRP 65 75 71 65 76 352 70 13 ARA 68 65 74 79 65 351 70 14 NR 76 70 76 62 67 351 70

Presentase jumlah siswa dengan prestasi sedang sebagai berikut:

Per sentase = x 100% = 40%

c. Kelompok Prestasi Belajar Rendah

Siswa yang mempunyai prestasi belajar rendah adalah siswa

dengan rata-rata nilai 60 – 67. Berdasarkan tabel 4.6 siswa yang

(66)

Tabel 4.10 Kelompok Prestasi Belajar Rendah

No. Kode Siswa

Mata Pelajaran

Jumlah Rata-rata PKn B.INDO MTK IPA IPS

1 RAP 65 75 56 70 67 333 67

2 AA 65 77 61 65 61 329 66

3 HT 64 63 60 63 65 315 63

Presentase jumlah siswa dengan prestasi rendah sebagai berikut :

= 8,57%

Berdasarkan hasil penghitungan prestasi belajar di atas, siswa yang

mempunyai prestasi belajar tinggi dengan persentasenya 51,43%, siswa

dengan prestasi belajar sedang 40% dan siswa dengan prestasi belajar

rendah 8,57%. Persentase prestasi belajar siswa dapat dilihat dalam

diagram di bawah ini:

Diagram 4.2 Persentase Prestasi Belajar Siswa Kelas VA SD Negeri Kalinegoro 3 Semester 2 Tahun Pelajaran 2011/2012

51,43% 40%

8,57%

Diagram prestasi belajar siswa

Prest asi Belajar Tinggi

Prest asi Belajar Sedang

Gambar

Tabel Skoring Hasil Uji Coba Kuesioner Pola Asuh
Tabel 3.1
Tabel 3.3
Tabel 3.4
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan berbagai macam pola asuh dan usaha orang tua dalam mengembangkan prestasi belajar siswa kelas III SD Muhammadiyah

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pola asuh demokratis pada orang tua tunggal (single parent) dengan perilaku agresi siswa.Teknik sampling

Dengan demikian, dari hasil yang telah diteliti, bahwa pola asuh demokratis orang tua memiliki pengaruh yang sedang terhadap prestasi belajar Pendidikan Agama

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah ada hubungan positif antara pola asuh orang tua demokratis dengan prestasi belajar pada remaja.. Subjek dalam penelitian ini

Berdasarkan hasil penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa pola asuh orang tua demokratis memiliki hubungan yang positif dan signifikan terhadap prestasi belajar

bersifat hangat. Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa definisi pola asuh demokratis adalah pola asuh orang tua yang menerapkan perlakuan kepada

hubungan antara pola asuh demokratis orang tua dengan tingkat depresi pada siswa-siswi menggunakan uji Chi Square dengan tingkat kesalahan (alpha) 0,05, Hasil p value yang

Pola asuh demokratis lebih banyak diterapkan oleh orang tua, menyusul pola asuh otoriter dan permisif.4 orang tua dengan pola asuh demokratis, 1 orang tua dengan pola asuh otoriter dan