DALAM BAHASA INDONESIA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sastra Indonesia
Program Studi Sastra Indonesia
Oleh MARYONO NIM: 06 4114 021
PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIA
JURUSAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS SANATA DHARMA
iii
iv
Skripsi ini kupersembahkan Kepada kakakku Darsih dan para sahabatku sebagai tanda terimakasih
v Yang bertandatangan di bawah ini, saya:
Nama : Maryono
NIM : 064114021 Program Studi : Sastra Indonesia
Judul Skripsi : FRASA NOMINA YANG TERDIRI DARI TIGA KATA DALAM BAHASA INDONESIA
Menyatakan bahwa skripsi ini benar-benar hasil karya saya sendiri. Sepanjang pengetahuan saya, judul penelitian tersebut di atas belum ada atau dipergunakan orang lain sebagai persyaratan dalam penyelesaian studi.
Yogyakarta, 20 Maret 2010 Yang menyatakan,
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma : Nama : MARYONO
Nomor Mahasiswa : 06 4114 021
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :
FRASA NOMINA YANG TERDIRI DARI TIGA KATA
DALAM BAHASA INDONESIA
beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, me-ngalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Yogyakarta, 24 April 2010 Yang menyatakan
vi
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat, hidayah, dan karunia-Nya karena penulisan skripsi yang berjudul “Frasa Nomina yang Terdiri dari Tiga Kata dalam Bahasa Indonesia´´ dapat penulis selesaikan setelah melampaui proses dan masa yang tidak pendek.
Selama penyusunan skripsi ini, penulis telah banyak mendapat bantuan dan dukungan dari berbagai pihak baik secara moral maupun material. Sebab itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Dr.I. Praptomo Baryadi, M.Hum. selaku pembimbing I yang telah memberi pengarahan, bimbingan, dan semangat kepada penulis dalam menyusun skripsi.
2. Drs. Hery Antono, M.Hum. selaku pembimbing II yang memberi masukan dan saran dalam menyelesaikan skripsi ini.
3. Para Dosen Program Studi Sastra Indonesia yang telah meberikan ilmu dan pengalamannya kepada penulis selama kuliah di Universitas Sanata Dharma.
4. Segenap karyawan Sekretariat Fakultas Sastra Universitas Sanata Dharma yang selalu membantu proses kelancaran perkuliahan.
5. Segenap karyawan perpustakaan Universitas Sanata Dharma yang telah melayani dengan ramah dan menyediakan berbagai buku yang diperlukan sebagai dari sumber pustaka.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan skripsi ini jauh dari sempurna, sebab itu, penulis mengharapkan adanya kritik dan saran dari berbagai pihak untuk penyempurnaan skripsi ini. Selain itu, penulis juga berharap penyusunan skripsi ini dapat bermanfaat dan memberi sumbangan bagi peneliti lain.
Yogyakarta, …………2010 Penulis
vii
Maryono, 2010, “Frasa Nomina yang Terdiri dari Tiga Kata dalam Bahasa indonesia“.
Program Studi Sastra Indonesia, Jurusan Sastra Indonesia, Fakultas Sastra, Universitas Sanata Dharma.
Dalam skripsi ini dibahas frasa nomina yang terdiri dari tiga kata dalam bahasa Indonesia. Ada dua masalah yang dijawab dalam penelitian ini: (1) bagaimana struktur frasa nomina yang terdiri dari tiga kata dan (2) apa saja makna gramatikal yang diungkapkan oleh pertemuan unsur-unsur pembentuk frasa tersebut. Dari segi struktur dipaparkan berbagai macam bentuk struktur frasa nomina terdiri atas tiga kata yang dihasilkan oleh perluasan nomina yang merupakan inti frasa ke arah kiri dan kanan. Selain itu, dijabarkan pula penentuan unsur-unsur pembangun yang berupa unsur pusat dan atribut serta kategori pengisi unsur tersebut sedangkan dari segi makna dipaparkan berbagai hubungan makna gramatikal yang dihasilkan oleh pertemuan unsur-unsurnya.
Data penelelitian ini berupa kalimat yang mengandung frasa nomina yang terdiri dari tiga kata dalam bahasa Indonesia. Data tersebut diperoleh dari sumber tertulis dan lisan. Data tertulis diperoleh dari novel Ronggeng Dukuh Paruk karya Ahmad Tohari dan surat kabar harian Kompas sedangkan data lisan diperoleh dari ujaran-ujaran oleh peneliti dan orang lain sebagai penutur asli bahasa Indonesia. Frasa nomina yang terdiri dari tiga kata yang terdapat dalam data tersebut merupakan objek dalam penelitian ini.
Penelitian ini dilakukan melalui tiga tahap, yaitu (i) pengumpulan data, (ii) analisis data, dan (iii) penyajian analisis data. Dalam tahap pengumpulan data penulis menggunakan metode simak sedangkan teknik yang digunakan adalah teknik sadap yang merupakan teknik dasarnya. Selanjutnya teknik lanjutan yang digunakan adalah teknik catat, yaitu mencatat data baik dari sumber tertulis maupan lisan. Setelah pengumpulan data dirasa cukup, langkah berikutnya adalah menganalisis data dengan menggunakan metode agih (distribusional). Penerapan metode ini melalui teknik dasar dan lanjutan. Teknik dasar metode agih adalah teknik bagi unsur langsung sedangkan teknik lanjutan yang digunakan adalah teknik sisip, lesap, baca markah, ganti, dan ubah wujud (parafrasa).
viii
ix
Maryono, 2010, “Tree-words Nominal Phrases in Bahasa Indonesia”.
Indonesian Literature, Department of Indonesian Literature, Faculty of Letters, Sanata Dharma University.
This undergraduate thesis discusses about three-words nominal phrases in bahasa Indonesia. There are two problems that are going to be answered in this study, namely: (1) What is the structure of the three-word nominal phrases and (2) what are grammatical meanings revealed by the connection of the forming elements of the three-word nominal phrases in the discussion of the structure, various types of formal structure of the three-word nominal phrases produced by expansion of the noun heads to left and right sides of them are elaborated in addition, the determination of forming elements, namely the central element, attribute, and the categories of the element constructor is discussed. Meanwhile, as for the discussion on meaning, diverse connection of grammatical meaning, produced by the contacts their elements, are explained.
The data used in this study are sentences containing three-word nominal phrases in bahasa Indonesia. Those data were collected from written and oral resources. Written data were obtained from the Ahmad Tohari´s novel Ronggeng
Dukuh Paruk and Kompas daily newspaper. Meanwhile, the oral ones were
gathered from utterances produces by the researcher himself and ather bahasa Indonesia speakers. Three-word nominal phrases existing in those data are the object of this research.
This research was done through three phases, namely: (i) data collection, (ii) data analysis, and (iii) data analysis presentation. In the phases of data collection, the researcher used the scrutiny method, while the technique applied was tapping, which is the basic technique. Furthermore, the next technique utilized was note-taking, writing down both the written and oral data. After the data collected were sufficient, the next step was to analyze the data by using distributional method. The application of the method was done through basic and advanced techniques. The basic technique of distributional method is the technique of direct division, while the advanced ones are insertion, deletion, marh reading, substitution, and paraphrasing.
x
xi
xii S : subjek
UP : unsur pusat V : verba
B. Daftar Lambang
xiii
Halaman
HALAMAN JUDUL... i
HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI ... iii
PERSEMBAHAN ... iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v
KATA PENGANTAR ... vi
1.6.4 Unsur Frasa Menurut Kategori... 14
xiv
2.2 Frasa Nomina yang Berstruktur Frasa (Fr) + Kata Nomina (N) ... 22 2.3 Frasa Nomina yang Berstruktur Kata (K) + Frasa Nomina
(FN) ... 25 2.3.1 Frasa Nomina yang Berstruktur Kata Numeralia
(KNum) + Frasa Nomina (N+N)... 25 2.3.2 Frasa Nomina yang Berstruktur Kata Penggolong
(KPg) + Frasa Nomina (N+N) ... 28 2.3.3 Frasa Nomina yang Berstruktur Kata Penggolong
(KPg) + Frasa Nomina (N+Adj). ... 30 2.3.4 Frasa Nomina yang Berstruktur Artikel (Art) + Frasa nomina (N+Adj). ... 32 2.4 Frasa Nomina yang Berstruktur Frasa Nomina
(FN) + Kata (K)... 34 2.4.1 Frasa Nomina yang Berstruktur Frasa Nomina
(N+N) + Nomina (N). ... 34 2.4.2 Frasa Nomina yang Berstruktur Frasa Nomina
(N+N) + Pronomina (Pr) ... 36 2.4.3 Frasa Nomina yang Berstruktur Frasa Nomina
(N+N) + Adjektiva (Adj) ... 38 2.4.4 Frasa Nomina yang Berstruktur Frasa Nomina
(N+N)+Demonstrativa (Dm)... 40 2.4.5 Frasa Nomina yang Berstruktur Frasa Nomina
(N+Adj) + Pronomina (Pr) ... 42 2.4.6 Frasa Nomina yang Berstruktur Frasa Nomina
(N+Adj) + Demonstrativa (Dm) ... 44 2.5 Frasa Nomina yang Berstruktur Kata Nomina
(N) + Frasa (Fr). ... 46 2.5.1 Frasa Nomina yang Berstruktur Nomina
xv
2.5.3 Frasa Nomina yang Berstruktur Nomina
(N) + Frasa Adverbia (FAdv)... 50
2.5.4 Frasa Nomina yang Berstruktur Nomina (N) + Frasa Verba (FVer)... 52
2.6 Frasa Nomina yang Berstruktur Nomina (N) + Konjungsi (Knj) + Nomina ... 54
2.7 Frasa Nomina yang Berstruktur Nomina (N) + Konjungsi (Knj) + Kata Bukan Nomina ... 57
2.7.1 Frasa Nomina yang Berstruktur Nomina (N) + yang + Adjektiva ... 57
2.7.2 Frasa Nomina yang Berstruktur Nomina (N) + yang + Adverbia ... 59
2.8 Frasa Nomina yang Berstruktur Kata Yang ... 61
2.8.1 Frasa Nomina yang Berstruktur Kata Yang + Frasa Verba (FV) ... 61
2.8.2 Frasa Nomina yang Berstruktur Yang + Frasa Preposisi (FPr) ... 63
BAB III HUBUNGAN MAKNA UNSUR-UNSUR PEMBENTUK FRASA NOMINA 3.1 Pengantar... 66
3.2 Hubungan Makna Unsur-unsur Pembentuk Frasa Nomina yang Beratribut di Sebelah Kiri Unsur Pusat. ... 66
3.2.1 Hubungan Makna ´Jumlah´... 67
3.2.2 Hubungan Makna ´Jamak´ ... 68
3.2.3 Hubungan Makna ´Keseluruhan´ ... 68
3.3 Hubungan Makna Unsur-unsur Pembentuk Frasa Nomina yang Beratribut di Sebelah Kanan Unsur Pusat. ... 69
xvi
3.3.4 Hubungan Makna ´Asal Bahan´ ... 72
3.3.5 Hubungan Makna ´Proses´... 73
3.3.6 Hubungan Makna ´Perbandingan´ ... 73
3.3.7 Hubungan Makna ´Merek Dagang´ ... 74
3.3.8 Hubungan Makna ´Kelompok´ ... 75
3.3.9 Hubungan Makna ´Penjelas´... 75
3.3.10 Hubungan Makna ´Superlatif´ ... 76
3.3.11 Hubungan Makna ´Arah Tujuan´ ... 77
3.3.12 Hubungan Makna ´Penerima´ ... 78
3.3.13 Hubungan Makna ´Pembatas´ ... 78
3.4 Hubungan Makna Unsur-unsur Koordinatif Frasa Nomina... 79
4.1.1 Struktur Frasa Nomina yang Terdiri dari Tiga... 83
4.1.2 Hubungan Makna Gramatikal Unsur-unsur Pembentuk Frasa Nomina ... 85
4.2 Saran... 86
1 1.1Latar Belakang
Dalam skripsi ini dibahas tentang frasa nomina yang terdiri dari tiga kata
dalam bahasa Indonesia. Frasa nomina adalah frasa modifikatif yang terjadi dari
nomina sebagai induk dan unsur perluasan lain yang mempunyai hubungan
subordinatif dengan induk (Kridalaksana, 1988: 85).
Dalam frasa yang terdiri dari tiga kata, nomina yang sebagai induk dapat
berupa kata maupun frasa. Berikut ini contohnnya:
(1)Dua ekor burung melayang meniti angin, berputar-putar tinggi di
langit.
(2)Perawan kecil itu sedang merangkai daun nangka dengan sebatang lidi untuk dijadikan sebuah mahkota.
Frase dua ekor burung (1), kata nomina burung merupakan induk dan
frasa dua ekor merupakan unsur perluasan yang mempunyai hubungan subordinatif
dengan induk, yaitu burung yang termasuk kategori nomina, sehingga frasa dua
ekor burung termasuk golongan frasa nomina. Hal ini dapat dibuktikan melalui
teknik lesap.
(1a) Φ Burung melayang meniti angin, berputar-putar tinggi di langit.
Frasa Perawan kecil itu (2), frasa perawan kecil merupakan induk
sedangkan kata itu merupakan unsur perluasan yang mempunyai hubungan
subordinatif dengan induk, yaitu perawan kecil yang temasuk kategori nomina,
sehingga frasa perawan kecil itu termasuk golongan frasa nomina. Hal ini dapat
(2a) Perawan kecil Φ sedang merangkai daun nangka dengan sebatang lidi untuk dijadikan sebuah mahkota.
Dalam menentukan unsur-unsur dan kategori kata pada frasa nomina yang
terdiri dari tiga kata diperlukan adanya hirarki dalam bahasa yang berupa diagram
pohon. Pada diagram di bawah ini dipaparkan proses pembentukan frasa.
Frasa dua ekor burung dalam kalimat (1) terdiri dari tiga kata, yaitu kata
dua, ekor, dan burung . Kata burung berkaitan dua sehingga frasa dua ekor burung
terdiri atas dua unsur, yaitu frasa dua ekor dan kata . Begitu pula frasa perawan
kecil itu (2) terdiri dari tiga kata, yaitu kata perawan, kecil dan itu. Kata itu
berkaitan dengan perawan sehingga frasa perawan kecil itu terdiri atas dua unsur,
yaitu frasa perawan kecil dan kata itu. Berikut ini diagramnya.
(1b)
dua ekor burung
dua ekor
dua ekor burung
(2b)
perawan kecil itu
perawan kecil
perawan kecil itu
Kata burung (1b) dan frasa perawan kecil (2b) masing-masing sebagai
induk atau unsur pusat, sedangkan frasa dua ekor (1b) dan kata itu (2b)
masing-masing sebagai unsur perluasan atau atribut berkategori frasa numeralia dan kata
penunjuk (demonstrativa). Selanjutnya, frasa numeralia dua ekor (1b) terdiri atas
numeralia dua dan kata penggolong ekor dan perawan kecil (2b) terdiri atas
nomina perawan dan adjektiva kecil.
Dari uraian kedua contoh tersebut dapat dikatakan bahwa frasa dua ekor
burung merupakan frasa nomina yang berstruktur frasa numeralia (FNum) + kata
nomina (KN) sedangkan perawan kecil itu merupakan frasa nomina yang
berstruktur frasa nomina (FN) + kata demonstrativa (Dstr). Dari kenyataan tersebut
timbul permasalahan, yaitu bagaimana struktur frasa nomina yang terdiri dari tiga
kata dalam bahasa Indonesia.
Dari sudut makna gramatikal, penggabungan unsur kata atau frasa nomina
yang merupakan unsur pusat dengan unsur kata atau frasa nomina atau bukan
nomina yang merupakan atribut membentuk frasa nomina yang terdiri dari tiga
kalimat (1), frasa dua ekor yang merupakan unsur atribut menyatakan hubungan
makna ´jumlah´ bagi kata burung yang merupakan usur pusat. Hal ini dapat
dibuktikan dengan kalmat tanya yang menanyakan jumlah seperti di bawah ini:
(1) Berapa burung yang melayang meniti angin, berputar-putar tinggi di langit?
Dalam frasa perawan kecil itu (2), kata itu yang merupakan unsur atribut
menyatakan hubungan makna ´bukan yang lain´ (´penentu´) bagi frasa perawan
kecil yang merupakan unsur pusatnya karena demonstrativa itu digunakan sebagai
penunjuk kata atau frasa yang merupakan unsur pusatnya.
Dari kedua contoh tersebut dapat dikatakan bahwa penggabungan unsur
pusat dan atribut dalam frasa nomina menghasilkan makna tertentu. Dari kenyataan
inilah muncul permasalahan yaitu makna gramatikal apa saja yang dapat dihasilkan
dari pertemuan kedua unsur tersebut dalam frasa nomina.
Frasa nomina yang terdiri dari tiga kata perlu diteliti mengingat unsur pusat
dapat diperluas ke arah kiri dan kanan. Perluasan ini membuat penulis antusias
untuk menjadi wadah ide kreatif dalam merangkai kata dalam satu frasa. Dari
perluasan tersebut dapat diketahui kategori kata atau frasa apa saja yang dapat
mengisi unsur sebagai atribut.
Selain alasan tersebut, frasa nomina yang terdiri dari tiga kata perlu diteliti
karena belum ada ahli linguistik yang meneliti secara khusus. Chaer (1988: 350 –
365) dalam bukunya yang berjudul Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia
membahas tentang macam-macam frasa nomina, tetapi tidak membahas secara
khusus kategori pengisi atribut dan makna yang dihasilkan dalam frase nominal.
secara mendalam membahas penentuan unsur pusat dari frase nominal yang terdiri
tiga kata atau lebih tetapi unsur pengisi atribut tidak dijelaskan secara khusus.
1.2Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dalam latar belakang, masalah dapat dirumuskan
sebagai berikut:
a. Bagaimanakah struktur frasa nomina yang terdiri dari tiga kata?
b. Makna gramatikal apa sajakah yang diungkapkan oleh hubungan
unsur-unsur pembentuk frasa nominal yang terdiri dari tiga kata?
1.3Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan struktur frasa nomina yang
terdiri dari tiga kata dalam bahasa Indonesia. Tujuan tersebut dapat dirinci sebagai
berikut:
a. Mendeskripsikan struktur frasa nomina yang terdiri dari tiga kata dalam
bahasa Indonesia.
b. Mendeskripsikan makna gramatikal yang diungkapan oleh hubungan
unsur-unsur tersebut dalam frasa nomina yang terdiri dari tiga kata dalam
bahasa Indonesia.
1.4Manfaat Penelitian
Secara umum hasil penelitian ini berupa kaidah-kaidah struktur, kategori
terdiri dari tiga kata. Kaidah tersebut diharapkan dapat memberi sumbangan bagi
pengembangan tata bahasa Indonesia khususnya struktur frasa bahasa Indonesia.
Manfaat yang lebih khusus lagi yaitu hasil penelitian ini dapat digunakan alat
bantu penerjemahan bahasa asing khususnya bahasa Inggris ke dalam bahasa
Indonesia. Dalam bahasa Indonesia, frasa nomina yang terdiri dari tiga kata dapat
dibentuk dengan memperluas inti frasa ke kiri (pewatas depan) dan ke kanan
(pewatas belakang). Begitu pula dalam bahasa Inggris, namun yang menjadi masalah adalah urutan penyusunan kategori kata pengisi pewatas depan dan
pewatas belakang berbeda.
Dalam bahasa Indonesia, pewatas yang dapat mendahului nomina sebagai
unsur pusat hanyalah kategori kata numeralia dan kategori kata penggolong,
sedangkan dalam bahasa Inggris kurang lebih ada enam kategori kata yang dapat
mendahului nomina sebagai unsur pusatnya. Kategori kata tersebut tidak harus ada
semua, namun urutan pewatas harus dipatuhi. Berikut contoh perbandingan frasa
nominal yang terdiri dari tiga kata dalam Bahasa Indonesia dan Inggris.
(3) Tiga lembar kertas di atas meja.
(4) Three sheetss of papers on the table.
(5) Gadis cantik itu pacarku.
(6) That prity girl is my girl friend.
Dari contoh frase tiga lembar kertas kalimat (3) dan three sheets of paper
(4) mengalami perluasan ke depan sebagai unsur pusatnya adalah kata kertas dan
kata paper. Jika diperhatikan urutan kategori kata yang mendahului unsur pusat
tiga diikuti kata penggolong lembar dan kata numeralia three diikuti preposisi of
dan kata penggolong peaces. Jadi dalam hal ini dapat dikatakan pewatas yang dapat
mendahului nomina dalam bahasa Indonesia dan Inggris dengan kategori kata
numeralia dan penggolong sama urutanya.
Lain halnya frasa gadis cantik itu (5) dan frase that prity girl (6). Kata
penunjuk (demonstrativa) itu yang merupakan unsur atribut terletak di sebelah
kanan dari frasa gadis cantik yang merupakan unsur pusat sedangkan kata that yang
merupakan unsur atribut terletak di sebelah kiri frasa prity girl yang merupakan
unsur pusat. Selanjutnya frasa gadis cantik terdiri atas nomina gadis yang diikuti
adjektiva cantik sedangkan frasa prity girl terdiri atas adjektiva prity yang diikuti
nomina girl.
Dari uraian di atas dapat dikatakan bahwa frasa nomina yang terdiri dari
tiga kata dalam bahasa Indonesia, kata demonstrativa yang merupakan unsur
atribut terletak di sebelah kanan unsur pusat sedangkan dalam bahasa Inggris
terletak di sebelah kiri unsur pusat. Begitu pula urutan kategori kata dalam frasa
nomina yang merupakan uinsur pusat terdiri atas nomina diikuti adjektiva
sedangkan dalam bahasa Inggris sebaliknya, yaitu adjektiva diikuti nomina.
1.5Tinjauan Pustaka
Pembicaraan tentang frasa nomina dalam bahasa Indonesia oleh para ahli
tata bahasa dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu (1) batasan atau pengertian
pengisi atribut dalam frasa nomina. Para ahli tata bahasa tersebut adalah Verhaar
(1996), Kridalaksana (1988), Ramlan, (1983), dan Chaer (1988).
Verhaar (1996: 293) menjelaskan batasan frasa nomina. Frasa nomina
terdiri dari atas nomina sebagai induk dan atribut. Atribut dapat berupa nomina (N)
maupun bukan nomina (nN).
Kridalaksana (1988) dalam bukunya yang berjudul Beberapa Prinsip
Perpaduan Leksem dalam Bahasa Indononesia menyebutkan bahwa frasa nomina
merupakan frasa modifikasif yang terjadi dari nomina sebagai induk dan unsur
perluasan lain yang mempunyai hubungan subordinatif dengan induk, yaitu
adjektiva, verba, numeralia, demonstrativa, pronominal, frasa preposisi, frasa
dengan yang, konstruksi yang … nya, serta frasa lain. Mengenai hubungan makna
gramatikal yang terjadi antara komponen-komponen (unsur) frasa dijabarkan secara
matematis, seperti ´a penyebab b´ dalam frasa kuman penyakit, sedangkan
penjabaran tentang kategori pengisi unsur frasa tidak dijelaskan secara rinci
khususnya tentang frasa nomina yang terdiri dari tiga kata.
Ramlan (1983) dalam bukunya yang berjudul Sintaksis: Ilmu Bahasa
Indonesia menjelaskan frasa nomina ialah frasa yang memeliki distribusi yang sama
dengan kata nomina. Selain itu pememaparan tentang frasa nomina dikupas sangat
rinci baik dari segi struktur, hubungan makna antar unsur-unsurnya dan pengisi
unsur atribut. Dari segi struktur dipaparkan bagaimana cara menentukan unsur
pusat maupun atribut untuk frasa nomina yang terdiri atas lebih dari dua kata.
namun mengenai frasa nomina yang terdiri dari tiga kata tidak dibahas secara
Chaer (1988: 350 – 361) dalam bukunya yang berjudul Tata Bahasa Praktis
Bahasa Indonesia mengatakan bahwa unsur-unsur pembentuk frasa nomina dapat
berstruktur diterangkan – menerangkan (D-M) dan menerangkan – diterangkan
(M-D). Unsur D adalah nomina dan M adalah kata yang menerangkan nomina.
Dalam frasa nomina yang terdiri dari tiga kata, kemungkinan unsur D
dapat berupa kata nomina sedangkan unsur M berupa frasa atau unsur D berupa
frasa nomina sedangkan unsur M berupa kata. Perhatikan contoh berikut: frase
sepasang burung bangau. Kata sepasang (M) menerangkan frasa burung bangau
(D). Sedangkan frase perawan kecil itu (2) terdiri dari frasa perawan kecil (D) dan
kata itu (M). Kata itu menerangkan kata perawan kecil pada frase perawan kecil itu.
Selain itu, penelitian frasa nomina pernah dilakukan oleh Ernawati (2003)
yang berjudul Frasa Nominal yang Terdiri dari Dua Unsur dalam Bahasa
Indonesia. Dalam penelitianya dipaparkan tentang kategori dan makna gramatikal
frasa nomina yang terdiri dari dua kata tetapi tidak membahas struktur frasa. Selain
itu, dalam penentuan unsur frasa nomina yang terdiri dari tiga kata berbeda dengan
unsur frasa nomina yang terdiri dari dua kata.
1.6Landasan Teori
Landasan teori yang digunakan untuk memecahkan masalah penelitian ini
adalah (1) pengertian frasa, (2) jenis frasa, (3) unsur-unsur frasa menurut jumlah
1.6.1 Pengertian Frasa
Sebuah kalimat dapat dibagi menjadi beberapa bagian, dan bagian-bagian
tersebut terdiri atas kata atau gabungan kata yang mengacu pada satu makna.
Gabungan kata tersebut oleh para ahli linguistik disebut frasa, dan diberi pengertian
sebagai berikut:
a. Frasa adalah satuan gramatikal yang terdiri atas dua kata atau lebih yang
tidak melampaui batas fungsi (Ramlan, 1986: 142).
b. Frasa adalah gabungan dua kata atau lebih yang sifatnya tidak predikatif;
gabungan itu dapat rapat dan renggang (Kridalaksana, 1983: 46)
c. Frasa adalah satuan linguistik yang secara potensial merupakan gabungan
dua kata atau lebih yang tidak mempunyai ciri-ciri klausa atau tidak
melampaui batas subjek atau predikat (Tarigan, 1984: 50).
Dari ketiga padangan tersebut dapat disimpulkan bahwa frasa adalah satuan
linguistik (gramatika) yang terdiri atas dua kata atau lebih yang tidak mempunyai
ciri klausa atau tidak batas fungsi. Yang dimaksud tidak melampaui batas fungsi
mengandung arti bahwa satuan gramatik tersebut selalu berada di dalam satu fungsi
unsur klausa yaitu subjek (S), predikat (P), objek (O), pelengkap (Pel), atau
keterangan (Ket).
1.6.2 Jenis Frasa
Ramlan, (1982) dalam bukunya yang berjudul Sintaksis disebutkan bahwa
jenis frasa berdasarkan distribusinya dapat dibedakan menjadi dua, yaitu frasa
distribusi yang dengan unsurnya, baik semua unsurnya maupun salah satu dari
unsurnya sedangkan frasa eksosentrik adalah frasa yang tidak mempunyai distribusi
yang sama dengan semua unsurnya.
Menurut Kridalaksana (1987: 81) dalam bukunya yang berjudul
Beberapa Prinsip Perpaduan Leksem dalam Bahasa Indonesia disebutkan bahwa
frasa endosentrik yang beriduk satu terdiri atas frasa nomina, adjektiva, pronomina,
numeralia, dan verba sedangkan yang beriduk banyak terdiri atas frasa koodinatif
dan apositif. Frasa endosentrik adalah frasa yang mempunyai distribusi yang sama
dengan unsurnya, baik semua unsurnya maupun salah satu dari unsurnya (Ramlan,
1983: 140)
Seperti dikemukakan pada awal bab I, frasa nomina adalah frasa modifikatif
yang terjadi dari nomina sebagai induk dan unsur perluasan lain yang mempunyai
hubungan subordinatif dengan induk (Kridalaksana, 1988: 85).
Dalam frasa nomina yang terdiri dari tiga kata dalam bahasa Indonesia,
nomina yang sebagai induk dapat berupa kata N atau FN. Berikut ini contohnya:
(7) Gumpalan rumput kering menggelinding dan berhenti karena terhalang pematang.
(8) Tiga ujung kulub terarah pada titik yang sama.
Frasa gumpalan rumput kering (7) frasa gumpalan rumput merupakan
induk dan kata kering sebagai unsur perluasan yang mempunyai hubungan
subordinataif dengan induk, yaitu gumpalan rumput yang termasuk kategori FN
nomina yang berinti N gumpalan. Begitu pula frasa tiga ujung kulup (8), kata kulup
hubungan subordinatif dengan induk, yaitu kulup yang termasuk kategori N. Hal
ini dapat dibuktikan teknik lesap, seperti tampak pada kalimat berikut:
(7a) Gumpalan rumput Φ menggelinding dan berhenti karena terhalang
pematang.
(8a) Φ Kulub terarah pada titik yang sama.
Frasa verba adalah frasa yang mempunyai distribusi yang sama dengan kata
golongan verba (Ramlan, 1983: 154). Berikut ini contohnya:
(9) Dua perjaka tanggung sedang menuruni bukit membawa sepikul kayu bakar.
Frasa sedang menuruni (9) mempunyai distribusi yang sama dengan kata
menuruni. Kata menuruni termasuk golongan verba, karena itu frasa sedang
menuruni termasuk golongan frasa verba. Persamaan distribusi tampak seperti
kalimat di bawah ini.
(9a) Dua perjaka tanggung - menuruni bukit membawa sepikul kayu bakar.
Frasa bilangan (numeralia) adalah frasa yang mempunyai distribusi yang
sama dengan kata bilangan (Ramlan, 1983: 146). Berikut ini contohnya.
(10) dua ekor kambing sedang makan rumput di lapangan.
Frasa dua ekor dalam dua ekor kambing (10) yang mempunyai distribusi
yang sama dengan kata dua. Kata dua termasuk golongan numeralia sehingga frasa
dua ekor dapat dikatakan sebagai frasa numeralia. Persamaan distribusi itu tampak
seperti kalimat berikut.
(10a) dua - kambing sedang makan rumput di lapangan.
Frasa keterangan adalah frasa yang mempunyai distribusi yang sama dengan
(11) Pesta kemarin malam membuat para tamu bahagia.
Frasa kemarin malam dalam pesta kemarin malam (11) yang mempunyai
distribusi yang sama dengan kata kemarin. Kata kemarin termasuk golongan
adverbia, karena itu, frasa kemarin malam termasuk golongan frasa adverbia.
Persamaan distribusi tampak seperti kalimat di bawah ini.
(11a) Pesta kemarin - membuat para tamu bahagia.
Frasa depan (preposisi) adalah frasa yang diawali oleh kata depan sebagai
penanda, diikuti oleh kata/frasa golongan nomina, verba, bilangan, atau adverbia
sebagai penanda. Berikut ini contohnya.
(12) Urat-urat di tangan mulai menegang.
Frasa di tangan dalam urat-urat di tangan (12) termasuk frasa preposisi
karena frasa di tangan terdiri atas preposisi di sebagai penanda, diikuti nomina
tangan sebagai petanda.
Frasa endosentrik yang koordinatif adalah frasa yang unsur-unsurnya setara
(Ramlan, 1983: 142) sedangkan frasa endosentrik yang apositif adalah frasa yang
unsur unsurnya tidak dapat dihubungkan dengan kata penghubung dan atau atau
(Ramlan, 1983: 143)
1.6.3 Unsur Frasa Menurut Jumlah Kata
Anton Moeliono dkk., ed. (1988) dalam bukunya yang berjudul Tata Bahasa
Baku Bahasa Indonesia menyebutkan bahwa unsur pembangun suatu frasa adalah
unsur inti yang dinamakan unsur pusat dan konstituen bawahan yang merupakan
perluasan dari inti dinamakan pewatas atau atribut. Berarti dalam frasa nomina yang
(unsur pusat) dan frasa yang merupakan konstituen bawahan (atribut) atau frasa
yang menduduki fungsi sebagai unsur pusat dan kata yang menduduki fungsi
sebagai atribut.
1.6.4 Unsur Frasa Menurut Kategori
Kategori adalah golongan satuan bahasa yang anggotanya mempunyai
perilaku sintaksis dan sifat hubunganya sama (KBBI, 2008: 635). Menurut
Moeliono, dkk.,ed. (1988: 30) dalam bahasa Indonesia terdapat empat kategori
utama, yaitu nomina atau kata benda, verba atau kata kerja adjektiva atau kata sifat,
dan adverbia atau kata keterangan. Selain itu, ada satu kelompok lain yang
dinamakan kata tugas yang terdiri atas sub-kelompok yang kecil, misalnya preposisi
atau kata depan, konjungsi atau kata sambung, dan partikel.
Dalam frasa nomina yang terdiri dari tiga kata, kata atau frasa yang
merupakan unsur pusat selalu berkategori nomina sedangkan kata atau frasa yang
merupakan atribut dapat berupa nomina atau bukan nomina.
1.6.5 Makna Frasa
Makna adalah pertautan yang ada antara satuan bahasa (Djajasudarma, 1993:
13). Chaer (1989: 59-62) menyebutkan bahwa berdasarkan jenis semantiknya,
makna dapat dibedakan atas makna gramatikal dan makna leksikal.
Makna gramatikal adalah makna yang hadir sebagai akibat adanya proses
gramatikal seperti afiksasi, reduplikasi, dan komposisi, sedangkan makna leksikal
obsevasi alat indera, atau makna yang sungguh-sungguh nyata dalam kehidupan
kita
Pertemuan unsur-unsur dalam suatu frasa menimbulkan hubungan makna
(Ramlan, 1983: 148). Pada penelitian ini dibahas hubungan makna yang terjadi
karena pertemuan unsur-unsur pembentuk frasa nomina yang terdiri dari tiga kata.
Pada frasa gumpalan rumput kering (7) terdiri dari unsur frasa gumpalan rumput
dan kata kering. Pertemuan kata kering yang merupakan unsur atribut menyatakan
makna ´penjelas´ bagi unsur frasa gumpalan rumput dalam frasa gumpalan rumput
kering. kata tiga yang merupakan unsur atribut menyatakan makna `jumlah` bagi
frasa ujung kulup yang merupakan unsur pusat dalam frasa tiga ujung kulub (8).
1.7 Metode Penelitian
Penelitian ini dilakukan melalui tiga tahap, yaitu (1) tahap pengumpulan
data, (2) tahap analisis data, dan (3) tahap penyajian data. Pelaksanaan setiap tahap
menggunakan metode dan teknik tertentu.
1.7.1 Metode dan Teknik Pengumpulan Data
Data penelitian adalah kalimat yang mengandung frasa nomina yang terdiri
dari tiga kata. Data diperoleh dari sumber tertulis dan lisan. Data tertulis diperoleh
dari novel Ronggeng Dukuh Paruk karya Ahmad Tohari dan surat kabar harian
Kompas sedangkan data lisan diperoleh dari ujaran-ujaran orang lain.
Penyediaan data lisan dilakukan dengan metode simak. Penerapan
selanjutnya digunakan teknik sadap, yaitu menyadap penggunaan bahasa
adalah teknik catat, yaitu mencatat data yang diperoleh dari sumber tertulis maupun
lisan. Pengumpulan data yang diperoleh dari sumber tertulis dan lisan tersebut
kemudian diklasifikasikan berdasarkan struktur, unsur dan kategori pembentukan.
1.7.2 Metode dan Teknik Analisis Data
Langkah berikutnya adalah menganalisis data yang sudah terklasifikasi
dengan menggunakan metode agih. Metode agih merupakan metode penelitian
bahasa yang alat penentunya ada di dalam dan merupakan bagian dari bahasa yang
diteliti (Sudaryanto, 1993: 15). Untuk menerapkan metode ini digunakan teknik
dasar metode agih yaitu teknik bagi unsur langsung. Teknik lanjutan yang
kemudian digunakan adalah teknik sisip, teknik lesap, teknik baca markah, dan
teknik ganti.
Menurut Sudaryanto (1993: 31), teknik bagi unsur langsung merupakan
teknik analisis data dengan cara membagi suatu konstruksi menjadi beberapa bagian
dan bagian-bagian itu dipandang sebagai bagian yang langsung membentuk
kontruksi yang dimaksud. Dalam penelitian ini, teknik_ini digunakan untuk
menentukan bagian – bagian konstruksional dari suatu fungsi. Hasil penerapan
teknik bagi unsur langsung menjadi dasar bagi analisis data selanjutnya. Contoh
kerja teknik bagi unsur langsung dalam kalimat (8) Sepasang burung bangau
melayang meniti angin.
Kalimat tersebut dibagi menjadi empat bagian yaitu:
a. sepasang burung bangau,
b. melayang,
c. meniti, dan
Teknik sisip adalah teknik analisis data dengan cara menyisipkan satuan
kebahasaan lain di antara konstruksi yang dianalisis (Kesuma, 2003: 60).
Dalam penelitian ini, teknik sisip digunakan untuk menentukan hubungan makna
yang dihasilkan oleh pertemuan unsur-unsur dalam frasa nomina. Berikut ini
contohnya.
(9) Batik tulis Pekalongan diekspor ke berbagai mancanegara.
(10) Pulau Bali mempunyai laut berair jernih.
Frasa batik tulis Pekalongan (9) dan laut berair jernih (10) masing –masing terdiri atas dua unsur, yaitu frasa batik tulis dan kata pekalongan (9) dan kata laut
dan frasa berair jernih. Kata Pekalongan yang merupakan unsur atribut menyatakan
makna ´asal´ bagi frasa batik tulis yang merupakan unsur pusat dalam frasa batik
tulis Pekalongan (9). Hal ini dapat dibuktikan dengan penyisipan preposisi dari
sebagai penanda asal di antara kedua unsur tersebut. Begitu pula frasa berair jernih
yang merupakan unsur atribut menyatakan makna ´pejelas´ bagi kata laut yang
merupakan unsur pusat dalam frasa laut berair jernih (10) karena hubungan makna
ini ditandai oleh kemungkinan diletakannya konjungsi yang di antara kedua
unsurnya. Kalimat di atas menjadi:
(9b) Batik tulis dari Pekalongan diekspor ke berbagai mancanegara.
(10b) Pulau Bali mempunyai laut yang berair jernih.
Teknik lesap ialah teknik analisis data dengan cara melesapkan satuan
kebahasaan yang dianalisis (Sudaryanto, 1993: 40). Dalam penelitian ini, teknik
lesap digunakan untuk membuktikan kadar keintian satuan kebahasaan dalam suatu
(11) Banyak naskah melayu tersebar di pulau ini..
(12) Bau keringat laki-laki membuat setiap anak perempuan menjadi cepat dewasa..
Frasa naskah melayu (11) dan bau keringat (12) masing-masing merupakan
unsur pusat dalam frasa banyak naskah melayu (11) dan bau keringat laki-laki (12)
karena memiliki distribusi yang sama dengan seluruh frasanya sedangkan kata
banyak (11) dan laki-laki (12) masing – masing merupakan unsur atribut. Hal ini
dapat dibuktikan dengan menggunakan teknik lesap, yaitu melesapkan unsur
atributnya kalimat di atas masih tetap gramatikal, seperti tampak pada kalimat
berikut.
(11a) Φ Naskah melayu tersebar di pulau ini.
(12a) Bau keringat Φ membuat setiap anak perempuan menjadi cepat
dewasa..
Dari uraian di atas dapat dikatakan bahwa unsur pusat tidak mungkin
dilesapkan. Apabila unsur pusat dilesapkan, bagian kalimat sisanya tidak
gramatikal. Hal ini tampak pada kalimat berikut.
(11b) * Banyak Φtersebar di pulau ini.
(12b) *. Bau Φ membuat setiap anak perempuan menjadi cepat dewasa.
Teknik baca markah adalah teknik analisis data dengan cara “ membaca
pemarkah atau penanda“ dalam suatu konstruks (Kesuma, 2007: 66). Pemarkah itu
adalah alat seperti imbuhan, kata penghubung, kata depan, dan artikel yang
menyatakan ciri ketatabahasaan (Kridalaksana, 2001: 161).
Dalam penelitian ini, teknik baca markah digunakan untuk menentukan
(13) Cerita nenek itu hanya bisa kurekam setelah aku dewasa.
(14) Sampean berdua ini tidak tau diuntung!
Dalam frasa cerita nenek itu (13) dan sampean berdua ini (14), unsur kata itu
dan ini masing-masing yang merupakan atribut menyatakan hubungan makna
´penentu´ bagi frasa cerita nenek dan sampean berdua yang merupakan unsur pusat.
Teknik ganti adalah teknik analisis data dengan cara mengganti satuan
kebahasaan tertentu di dalam suatu konstruksi dengan satuan kebahasaan yang lain
di luar konstruksi yang bersangkutan (Kesuma, 2007: 58).
Dalam penelitian ini, teknik ganti digunakan untuk menentukan satuan
kemaknaan yang terjadi karena pertemuan unsur-unsur pembentuk frasa nomina.
Berikut ini contohnya.
(15) Setiap hari saya makan sebutir telur ayam.
(16) Segelas air putih berada di meja makan.
Dalam frasa sebutir telur ayam (15) kata sebutir yang merupakan unsur
atribut menyatakan hubungan makna ´satu´ bagi frasa telur ayam karena kata
sebutir dapat diganti dengan frasa satu butir. Begitu dalam frasa segelas air putih
(16), kata segelas yang merupakan atribut menyatakan makna ´satu´ bagi frasa air
putih yang merupakan unsur pusat karena kata segelas dapat diganti dengan frasa
satu gelas, seperti tampak pada kalimat berikut.
(15a) Setiap hari saya makan satu butir telur ayam.
(16a) Satu gelas air putih berada di meja makan.
Teknik ubah ujud atau teknik parafrasa adalah teknik analisis data dengan
63). Dalam penelitian ini, teknik ubah ujud digunakan untuk menentukan satuan
makna yang dihasilkan oleh pertemuan unsur dalam frasa. Berikut ini contohnya.
(17) Sang raja dangdut menikah siri lagi.
Kata sang yang merupakan unsur atribut menyatakan makna ´julukan´ atau
´sebutan´ bagi unsur raja dangdut. Hal ini dapat dibuktikan dengan mengubah
struktur frasa sang raja dangdut menjadi penyanyi lagu dangdut yang terkanal.
Kalimat di atas menjadi sebagai berilut.
(17a) Penyanyi lagu dangdut yang terkenal menikah siri lagi.
1.7.3 Metode Penyajian Hasil Analisis Data
Hasil analisis data yang berupa struktur frasa nomina yang terdiri dari tiga kata disajikan secara informal dan formal, sedangkan yang berupa hubungan makna
unsur-unsur pembangun frasa nomina disajikan secara informal. Menurut
Sudaryanto (1993: 145), penyajian analisis hasil analisis data secara informal adalah
penyajian analisis data dengan menggunakan kata-kata biasa sedangkan penyajian
hasil analisis data secara formal adalah penyajian hasil analisis data dengan
menggunakan kaidah.
Dalam analisis data tentang struktur frasa nomina yang terdiri dari tiga kata,
penulis menyajikan secara informal dan formal. Secara informal, yaitu dengan
memaparkan kaidah atau rumusan struktur frasa nomina secara runut dengan
menggunakan kata-kata yang mudah dipahami sedangkan secara formal, yaitu hasil
analisis data tersebut diwujudkan juga dalam bentuk diagram pohon supaya mudah
1.8 Sistematika Penyajian
Laporan hasil penelitian ini disusun dalam empat bab. Bab I berupa
pendahuluan. Pendahuluan meliputi latar belakang masalah, alasan pemilihan topik,
tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka, landasan teori, metode penelitian,
dan sistematika penyajian.
Bab II berisi uraian tentang struktur frasa nomina yang terdiri tiga kata dalam
bahasa Indonesia meliputi bentuk struktur frasa nomina yang dihasilkan dari
perluasan unsur pusat ke arah kiri maupun kanan. Dalam struktur frasa nomina
diuraikan tentang penentuan dan kategori unsur-unsur pembentuk frasa nomina.
Dari uraian tersebut dapat dibuat rumusan atau kaidah penyusunan frasa nomina
yang terdiri dari tiga kata.
Bab III berisi uraian tentang hubungan makna unsur-unsur pembentuk frasa
nominayang terdiri atas makna gramatikal yang dihasilkan oleh frasa nomina yang
beratribut di sebelah kiri dan kanan unsur pusat dan frasa nomina yang koordinatif.
Bab IV berisi kesimpulan dan saran. Kesimpulan dari hasil penelitian
mencakup kesimpulan dari struktur frasa nomina, kategori pengisi unsur-unsur
pembentuk, dan makna gramatikal yang dihasilkan dari pertemuan unsur-unsur
22
DALAM BAHASA INDONESIA
2.1 Pengantar
Pada bab ini diuraikan empat bentuk struktur pembangun frasa nomina
yang terdiri dari tiga kata dalam bahasa Indonesia. Pada perluasan inti frasa atau
unsur pusat ke arah kiri ada dua kemungkinan, yaitu berupa frasa (Fr) bila unsur
pusatnya adalah kata nomina (N) dan berupa kata (K) bila unsur pusatnya adalah
frasa nomina (FN). Begitu juga dalam perluasan inti frasa ke arah kanan, terdapat
dua kemungkinan juga. yaitu berupa frasa (Fr) bila unsur pusatnya adalah kata
nomina (N) dan kata (K) bila unsur pusatnya adalah frasa nomina (FN).
2.2. Frase Nomina yang Berstruktur Frasa Numeralia (FNum) + Kata Nomina (N)
Perluasan unsur pusat ke arah kiri yang berupa frasa hanyalah frasa
numeralia. Frasa nomina ini terdiri dari tiga kata yang dibangun dari frasa
numeralia yang terdiri terdiri atas kata numeralia dan kata penggolong menduduki
fungsi sebagai unsur atribut dan kata nomina menduduki fungsi sebagai unsur
pusat. Kata numeralia adalah kata yang dapat diikuti oleh penggolong, seperti
kata-kata orang, ekor, lembar, kodi, buah, meter, dan sebagainya (Ramlan, 1982:
(18) Dua lembar kertas berada di atas meja.
(19) Tiga orang petani sedang membajak sawah.
(20) Empat ekor ayam akan dipotong oleh ayah.
(21) Sepuluh butir telur berada di sarangnya.
Frasa dua lembar kertas (18), tiga orang petani (19), empat ekor ayam
(20), dan sepuluh butir telur (21) masing-masing terdiri dari tiga kata, yaitu kata
dua, lembar, dan kertas (18), kata tiga, orang, dan petani (19), kata empat, ekor,
dan ayam (20), dan kata sepuluh, butir, dan telur (21). Kata kertas berkaitan
dengan kata dua (18), kata petani berkaitan dengan kata tiga (19), kata ayam
berkaitan dengan kata empat (20), kata telur berkaitan dengan kata sepuluh (21),
sehingga frasa dua lembar kertas (18), tiga orang petani (19), empat ekor ayam
(20), dan sepuluh butir telur (21) terdiri dari dua unsur, yaitu unsur frasa dua
lembar dan unsur kata kertas (18), unsur frasa tiga orang dan kata petani (19),
unsur frasa empat ekor dan unsur kata ayam (20), dan unsur frasa sepuluh butir
dan unsur kata telur (21). Selanjutnya unsur frasa dua lembar (18) terdiri dari kata
dua dan lembar, unsur tiga orang (19) terdiri dari kata tiga dan orang, unsur
empat ekor (20) terdiri dari kata empat dan ekor, dan unsur sepuluh butir (21)
terdiri dari kata sepuluh dan butir, Berikut ini diagramnya:
(18a) (19a)
dua lembar kertas tiga orang petani
dua lembar tiga orang
(20a) (21a)
empat ekor ayam sepuluh butir telur
empat ekor sepuluh butir
empat ekor ayam sepuluh butir telur
Unsur frasa dua lembar (18a), tiga orang (19a) empat ekor (20a), dan sepuluh
butir (21a) merupakan unsur atribut berkategori frasa numeralia yang terdiri atas
numeralia dua (18a), tiga (19a), empat (20a), sepuluh (21a) dan kata penggolong
lembar (18a), orang (19a), ekor (20a), butir (21a), sedangkan kata nomina kertas
(18a), petani (19a), ayam (20a), dan telur (21a) sebagai unsur pusat karena
kata-kata tersebut memiliki distribusi yang sama dengan seluruh frasanya, yaitu kata-kata
kertas memiliki distribusi yang sama dengan frasa dua lembar kertas (18a), kata
petani memiliki distribusi yang sama dengan frasa tiga orang petani (19a), kata
ayam memiliki distribusi yang sama dengan frasa empat ekor ayam (20a), dan
kata telur memiliki distribusi yang sama dengan frasa sepuluh butir telur (21a).
Persamaan distribusi kalimat di atas tampak seperti pada kalimat berikut:
(18c) Φ Kertas berada di atas meja.
(19c) Φ Petani sedang membajak sawah.
(20c) Φ Ayam dipotong oleh ayah
(21c) Φ Telur berada di sarangnya.
Sebaliknya jika unsur pusat dilesapkan maka kalimat di atas tidak gramatikal lagi.
Kalimat di atas akan tampak seperti:
(18d) *Dua lembar Φ berada di atas meja.
(20d) *Empat ekor Φ akan dipotong oleh ayah.
(21d) *Sepuluh butir Φberada di sarangnya.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa frasa nomina yang terdiri dari tiga
kata dalam bahasa Indonesia yang atributnya berupa frasa numeralia dapat
dirumuskan sebagai berikut:
FN
F Num
Num Pg N
2.3 Frasa Nomina yang Berstruktur Kata (K) dan Frasa Nomina (FN)
Perluasan nomina ke arah kiri yang unsur pusatnya berwujud frasa dalam
frasa nomina yang terdiri dari tiga kata adalah kata. Ada beberapa jenis kategori
kata yang dapat menduduki kata tersebut, yaitu kata numeralia, penggolong, dan
sandang, sedangkan unsur frasa yang merupakan unsur pusatnya adalah frasa
nomina terdiri atas kata nomina dan nomina atau kata lain.
2.3.1 Frasa Nomina yang Berstruktur Kata Numeralia (KNum) +Frasa Nomina (N+N)
Frasa ini terdiri tiga kata, yaitu kata numeralia menduduki fungsi sebagai
unsur atribut dan frasa nomina yang terdiri atas kata nomina dan nomina
(22) Dua gembong teroris telah ditangkap polisi.
(23) Beberapa mahasiswa sastra membaca puisi karya Chairil Anwar.
(24) Sepuluh pemuda kampung berkumpul di gardu ronda.
Frasa dua gembong teroris (22), beberapa mahasiswa sastra (23), dan
sepuluh pemuda kampung (24) masing-masing terdiri dari tiga kata, yaitu kata
dua, gembong, dan teroris (22), beberapa, mahasiswa, dan sastra (23), dan
sepuluh, pemuda, dan kampung (24). Kata teroris berkaitan dengan kata gembong
(22), kata sastra berkaitan dengan kata mahasiswa (23), dan kata kampung
berkaitan dengan kata pemuda (24) sehingga frasa dua gembong teroris (22),
beberapa mahasiswa sastra (22), dan sepuluh pemuda kampung (23) terdiri dari
dua unsur, yaitu kata dua dan frasa gembong teroris (22), kata beberapa dan frasa
mahasiswa sastra (23), dan kata sepuluh dan frasa pemuda kampung (24).
Berikut ini diagramnya:
(22a) (23a)
dua gembong teroris beberapa mahasiswa
gembong teroris mahasiswa sastra
dua gembong teroris beberapa mahasiswa sastra
(24a)
sepuluh pemuda kampung
pemuda kampung
Kata dua dalam (22a), beberapa (23a), dan sepuluh (23a) merupakan
unsur atribut berkategori kata numeralia, sedangkan frasa gembong teroris (22a),
mahasiswa sastra (23a), dan pemuda kampung (24a) merupakan unsur pusat
berkategori frasa nomina yang terdiri atas kata nomina dan nomina karena
frasa-frasa tersebut memiliki distribusi yang sama dengan seluruh frasa-frasanya. Selanjutnya
frasa nomina gembong teroris (22a) terdiri atas kata nomina gembong dan teroris,
mahasiswa sastra (23a), terdiri atas kata nomina mahasiswa dan sastra dan
pemuda kampung (24a) terdiri atas kata nomina pemuda dan kampung.
Persamaan distribusi kalimat di atas tampak seperti kalimat di bawah ini:
(22b) ΦGembong teroris telah ditangkap polisi.
(23b) Φ Mahasiswa sastra membaca puisi karya Chairil Anwar.
(24b) Φ Pemuda kampung berkumpul di gardu ronda.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa frasa nomina yang terdiri dari
tiga kata dalam bahasa Indonesia yang beratribut kata numeralia (Num) dapat
dirumuskan seperti bagan sebagai berikut:
(FN)
FN
2.3.2 Frasa Nomina yang Berstruktur Kata Penggolong + Frasa Nomina (N+N)
Frasa nomina ini terdiri atas tiga kata, yaitu kata penggolong menduduki fungsi sebagai unsur atribut dan frasa nomina yang terdiri atas kata nomina dan
nomina menduduki fungsi sebagai unsur pusat. Berikut ini contohnya:
(25) Selembar kertas surat berada di atas meja.
(26) Tubuhnya terbungkus sehelai kain sutra.
(27) Segumpal cahaya kemerahan datang dari langit menuju Dukuh Paruk.
Frasa selembar kertas surat (25), sehelai kain sutra (26) , dan segumpal
cahaya kemerahan (27) masing-masing terdiri dari tiga kata, yaitu kata selembar,
kertas, dan surat (25), kata sehelai, kain, dan sutra (26), dan kata segumpal,
cahaya, dan kemerahan (27). Kata surat berkaitan dengan kertas (22), kata sutra
berkaitan dengan kain (23), dan kata kemerahan berkaitan dengan cahaya (27),
sehingga frasa selembar kertas surat (25), sehelai kain sutra (26), dan segumpal
cahaya kemerahan (27) terdiri atas dua unsur, yaitu kata selembar dan frasa
kertas surat (25), kata sehelai dan frasa kain sutra (26), dan kata segumpal dan
frasa cahaya kemerahan (27). Berikut ini diagramnya.
(25a ) (26a)
selembar kertas surat sehelai kain sutra
kertas surat kain sutra
(27a)
segumpal cahaya kemerahan
cahaya kemerahan
segumpal cahaya kemerahan
Kata selembar (25a), sehelai (26a), dan segumpal (27a) merupakan unsur
atribut berkategori kata penggolong sedangkan frasa kertas surat (25a), kain sutra
(26a), dan cahaya kemerahan (27a) merupakan unsur pusat berkategori frasa
nomina karena memiliki distribusi yang sama dengan seluruh frasanya.
Selanjutnya frasa nomina kertas surat (25a) terdiri atas kata nomina kertas dan
surat, kain sutra (26a) terdiri atas kata nomina kain dan sutra, dan cahaya
kemerahan (27a) terdiri atas kata nomina cahaya dan kemerahan.
Persamaan distribusi kalimat di atas tampak seperti di bawah ini.
(25b) Φ Kertas surat berada di atas meja.
(26b) Tubuhnya terbungkus Φ kain sutra.
(27b) Φ Cahaya kemerahan datang dari langit menuju Dukuh Paruk.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa frasa nomina yang terdiri dari
tiga kata dalam bahasa Indonesia yang berstruktur kata penggolong dan frasa
nomina yang terdiri dapat dirumuskan sebagai berikut:
FN
FN
2.3.3 Frasa Nomina yang Berstruktur Kata Penggolong (Pg) + Frasa Nomina (N+Adj)
Adjektiva adalah kata yang menerangkan nomina dan secara umum dapat
bergabung dengan kata lebih dan sangat (KBBI, 2008: 10). Frasa nomina yang
berstruktur ((Pg+(N+Adj)) terdiri atas dua unsur, yaitu kata penggolong
menduduki fungsi sebagai atribut, dan frasa nomina yang terdiri atas kata nomina
dan adjektiva menduduki fungsi sebagai unsur pusat. Berikut ini contohnya:
(28) Sehelai kain biru berada di atas meja.
(29) Sepotong ranting kecil berguguran jatuh di tanah.
(30) Seekor unggas besar mengapung ke udara dengan tikus sawah di cakarnya.
(31) Secercah warna terang tampak di langit.
Frasa sehelai kain biru (28), sepotong ranting kecil (29), seekor unggas
besar (30), dan secercah warna terang (31) masing-masing terdiri dari tiga kata,
yaitu kata sehelai, kain, dan biru (28), sepotong, ranting, dan kecil (29), seekor,
unggas, dan besar (30), secercah, warna,dan terang (31). Kata biru berkaitan
dengan kain (28), kata kecil berkaitan dengan ranting (29), kata besar berkaitan
dengan unggas (30), dan kata terang berkaitan dengan warna (31) sehingga frasa
sehelai kain biru (28), sepotong ranting kecil (29), seekor unggas besar (30), dan
secercah warna terang (31) terdiri dari dua unsur, yaitu unsur kata sehelai dan
unsur frasa kain biru (28), unsur kata seekor dan unsur frasa ranting kecil (29),
unsur kata seekor dan unsur frasa unggas besar (30), dan unsur kata secercah dan
(28a) (29a)
Kata sehelai (28a), sepotong (29a), seekor (30a), dan secercah (31a)
merupakan unsur atribut berkategori kata penggolong sedangkan frasa kain biru
(28a), ranting kecil (29a), unggas besar (30a), dan warna terang (31a)
merupakan unsur pusat berkategori frasa nomina karena memiliki distribusi yang
sama dengan seluruh frasanya. Selanjutnya frasa nomina kain biru (28a) terdiri
atas kata nomina kain dan adjektiva biru, ranting kecil (29a) terdiri atas kata
nomina ranting dan adjektiva kecil, unggas besar (30a) terdiri atas kata nomina
unggas dan adjektiva besar, dan warna terang (31a) terdiri atas kata nomina
warna dan adjektiva terang. Persamaan distribusi kalimat di atas tampak seperti
dalam kalimat di bawah ini.
(28b) Φ Kain biru berada di atas meja.
(29b) Φ Ranting kecil berguguran jatuh di tanah.
(30b) ΦUnggas besar mengapung ke udara dengan tikus sawah di cakarnya.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa frasa nomina yang terdiri dari
tiga kata dalam bahasa Indonesia yang beratribut kata penggolong dapat
dirumuskan sebagai berikut:
FN
FN
Pg N Adj
2.3.4 Frasa Nomina yang Berstruktur Artikel + Frasa Nomina
Menurut Moeliono (1988) dalam bukunya yang berjudul Tata Bahasa
Baku Bahasa Indonesia menyebutkan bahwa artikel adalah kata tugas yang
membatasi makna jumlah nomina. Dalam bahasa Indonesia ada tiga kelompok
artikel: (1) artikel yang menyatakan jumlah tunggal adalah sang, sri, hang, dan
hang, (2) artikel yang mengacu ke makna kelompok adalah para, dan (3) artikel
yang menyatakan makna netral adalah si.
Struktur frasa ini terdiri atas dua unsur, yaitu artikel menduduki fungsi
sebagai atribut dan frasa nomina yang terdiri atas kata nomina dan nomina atau
kata lain menduduki fungsi sebagai unsur pusat. Berikut ini contohnya:
(32) Sang pangeran tampan lagi jatuh cinta.
(33) Si gadis manis sedang belajar.
Frasa sang pangeran tampan (32) dan si gadis manis (33), masing-masing
terdiri dari tiga kata, yaitu kata sang, pangeran,dan tampan (32) dan si, gadis, dan
berkaitan kata gadis (33), sehingga frasa sang pangeran tampan (32) dan si gadis
manis (33) terdiri dari dua unsur, yaitu kata sang dan frasa pangeran tampan (32)
dan kata Si dan frasa gadis manis (33). Berikut ini diagramnya.
(32a) (33a)
sang pangeran tampan si gadis manis
pangeran tampan gadis manis
sang pangeran tampan si gadis manis
Kata sang (32a) dan si (33a) merupakan unsur atribut berkategori artikel,
sedangkan frasa pangeran tampan (32a) dan gadis manis (33) merupakan unsur
pusat karena frasa tersebut memiliki distribusi yang sama dengan seluruh
frasenya. Persamaan distribusinya tampak pada kalimat (32b), dan (33b).
Frasa pangeran tampan (32a), dan gadis manis (33a) berkategori frasa
nomina yang terdiri atas nomina dan adjektiva, yaitu frasa pangeran tampan (32)
terdiri dari nomina pangeran dan adjektiva tampan, begitu pula frasa gadis manis
(33) terdiri dari nomina gadis dan adjektiva manis.
(32b) Φ Pangeran tampan lagi jatuh cinta.
(33b) Φ Gadis manis sedang belajar.
Dari uraian di atas frasa nomina yang terdiri dari tiga kata dalam bahasa
Indonesia yang beratribut artikel dapat dirumuskan sebagai berikut:
FN
FN
2.4 Frasa Nomina yang Berstruktur Frasa Nomina (FN) + Kata (K)
Frasa yang berstruktur FN + K terdiri atas dua unsur, yaitu FN
menduduki fungsi sebagai unsur pusat dan K menduduki fungsi sebagai atribut.
Selanjutnya unsur FN terdiri atas kata nomina dan nomina atau bukan nomina
sedangkan unsur K dapat berupa kata nomina atau bukan nomina.
2.4.1 Frasa Nomina yang Berstruktur Frasa Nomina (N+N) + Kata Nomina
Frasa nomina yang berstruktur frasa nomina (FN) dan kata Nomina (N)
terdiri atas dua unsur, yaitu FN yang terdiri atas nomina dan nomina menduduki
fungsi sebagai unsur pusat dan kata nomina menduduki fungsi sebagai atribut .
Berikut ini contohnya:
(34) Hotel di Mekkah sudah siap menyambut jemaah hajiIndonesia.
(35) Kedatangan tentara Amerika di Irak menimbulkan masalah baru bagi
warga.
(36) Pesawat pengintai Amerika mendarat di Irak.
(37) Bau keringat laki-laki membuat setiap anak perempuan menjadi cepat
dewasa.
Frasa jemaah haji Indonesia (34), kedatangan tentara Amerika (35) ,
pesawat pengintai Amerika (36), dan bau keringat laki-lakit (37) masing-masing
terdiri atas tiga kata yaitu kata jemaah, haji, dan Indonesia (34), kedatangan,
tentara, dan Amerika (35), pesawat, pengintai, dan Amerika (36), dan bau,
keringat, dan laki-laki (37). Kata Indonesia berkaitan dengan kata jemaah (34),
Amerika berkaitan dengan kedatangan (35), kata Amerika berkaitan dengan kata
pesawat (36), dan kata laki-laki berkaitan dengan kata bau (37) sehingga frasa
Amerika (36), dan bau keringat laki-laki (37) terdiri atas dua unsur, yaitu frase
jemaah haji dan kata Indonesia (34), frase kedatangan tentara dan kata Amerika
(35), frasa pesawat pengintai dan kata Amerika (36), dan frasa bau keringat dan
kata laki-laki (37). Berikut ini diagramnya:
(34a) (35a)
jemaah haji Indonesia kedatangan tentara Amerika
jemaah haji kedatangan tentara
jemaah haji Indonesia kedatangan tentara Amerika
(36a) (37a)
pesawat pengintai Amerika bau keringat laki-laki
pesawat pengintai bau keringat
pesawat pengintai Amerika bau keringat laki-laki
Frasa jemaah haji (34a), kedatangan tentara (35a), pesawat pengintai
(36a), dan bau keringat (37a) merupakan unsur pusat berkategori frasa nomina.
Selanjutnya frasa nomina jemaah haji (34a) terdiri atas kata nomina jemaah dan
haji, kedatangan tentara (35a) terdiri atas kata nomina kedatangan dan tentara,
pesawat pengintai (36a) terdiri atas kata nomina pesawat dan pengintai dan bau
keringat (37a) terdiri atas kata nomina bau dan keringat sedangkan kata Indonesia
(34a), Amerika (35a), (36a) dan laki-laki (37a) merupakan atribut berkategori
kata nomina. Hal ini dapat dibuktikan dengan melesapkan unsur atribut kalimat
tersebut masih tetap gramatikal. Kalimat di atas tampak seperti berikut ini.
(34b) Hotel di mekkah sudah siap menyambut jemaah haji Φ .
(35b) Kedatangan tentara Φ di Irak menimbulkan masalah baru bagi
warga.
(36b) Pesawat pengintai Φmendarat di Irak.
(37b) Bau keringat Φ membuat setiap anak perempuan menjadi cepat
dewasa.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa frasa nomina yang terdiri dari
tiga kata yang beratribut kata nomina dapat dirumuskan seperti bagan di bawah
ini:
FN
FN
N N N
2.4.2 Frasa Nomina yang Berstruktur Frasa Nomina (N+N) + Pronomina Pronomina adalah kata yang dipakai untuk mengganti orang atau benda
(KBBI, 2008: 1105). Frasa nomina ini terdiri dari dua unsur, yaitu frasa nomina
yang terdiri atas kata nomina dan nomina menduduki fungsi unsur pusat dan
pronomina menduduki fungsi sebagai atribut. Berikut ini contohnya.
(38) Kebaya batik ibu terbuat dari kain sutra.
(39) Sepeda motor dia berwarna hitam.
(40) Sarjana sastra kita banyak bekerja di Jakarta.
Frasa kebaya batik ibu (38), sepeda motor dia (39), dan sarjana sasatra
(38), sepeda, motor, dan kita (39), dan sarjana, sastra, dan kita (40). Kata ibu
berkaitan dengan kata kebaya (38), kata dia berkaitan dengan kata sepeda (39),
dan kata kita berkaitan dengan kata sarjana (40) sehingga frasa kebaya batik ibu
(38), sepada motor dia (39), dan sarjana sastra kita (40) terdiri dari dua unsur,
yaitu frasa kebaya batik dan kata ibu (38), frasa sepeda motor dan kata dia (39),
dan frasa sarjana sastra dan kata kita (40). Berikut ini diagramnya.
(38a) (39a)
kebaya batik ibu sepeda motor dia
kebaya batik sepeda motor
kebaya batik ibu sepeda motor dia
(40a)
sarjana sastra kita
sarjana sastra
sarjana sastra kita
Frasa kebaya batik (38a), sepeda motor (39a), dan sarjana sastra (40a)
menduduki fungsi sebagai unsur pusat berkategori frasa nomina karena memiliki
distribusi yang sama dengan seluruh frasanya. Selanjutnya frasa nomina kebaya
batik (38a) terdiri atas nomina kebaya dan batik, sepeda motor (39a) terdiri atas
nomina sepada dan motor, dan sarjana sastra (40a) terdiri atas nomina sarjana
dan sastra sedangkan kata ibu (38a), dia (39a), dan kita (40a) menduduki fungsi
Persamaan distribusi kalimat di atas tampak seperti kaimat di bawah ini:
(38b) Kebaya batik Φ terbuat dari kain sutra.
(39b) Sepeda motor Φberwarna hitam.
(40b) Sarjana sastra Φbanyak bekerja di Jakarta.
Dari uraian di atas dapat di simpulkan bahwa frasa nomina yang terdiri
dari tiga kata dalam bahasa Indonesia yang beratribut pronomina dapat
dirumuskan seperti bagan berikut:
FN
FN
N N Pr
2.4.3 Frasa nominal yang Berstruktur Frasa Nomina (N+N) + Adjektiva Frasa nomina yang berstruktur frasa nomina dan Adjektiva terdiri dari dua
unsur, yaitu frasa nomina yang terdiri atas nomina dan nomina menduduki fungsi
sebagai unsur pusat dan adjektiva menduduki fungsi sebagai atribut. Berikut ini
contohnya:
(41) Pembalap sepeda terbaik mendapat penghargaan dari presiden.
(42) Pemain basket tertinggi memasukan bola dengan mudah.
(43) Pemukiman rumah terindah berada di sekitar Gunung Merapi.
Frase pembalap sepeda terbaik (41), pemain basket tertinggi (42), dan
pemukiman rumah terindah (43) masing-masing terdiri atas tiga kata, yaitu kata
pemukiman, rumahnilai, dan terindah (43). Kata terbaik berkaitan dengan kata
pembalap (41), kata tertinggi berkaitan dengan kata pemain (42), dan kata
terindah berkaitan dengan kata pemukiman (43) sehingga frase pembalap sepeda
terbaik (41), pemain basket tertinggi (42), dan pemukiman rumah terindah (43)
terdiri dari dua unsur, yaitu frasa pembalap sepeda dan kata terbaik (41), frasa
pemain basket dan kata tertinggi (42), dan frasa pemukiman rumah dan kata
terindah (43). Berikut ini diagramnya:
Frasa pembalap sepeda (41a), pemain basket (42a), dan perumahan
terindah (43a) menduduki fungsi sebagai unsur pusat berkategori frasa nomina
karena frasa-frasa tersebut memiliki distribusi yang sama dengan seluruh
frasanya. Selanjutnya frasa nomina pembalab sepeda (41a) terdiri atas kata
nomina pembalap dan sepeda, pemain basket (42a) terdiri atas kata nomina
pemain dan basket, dan pemukiman rumah terdiri atas kata nomina pemukiman
dan rumah (43a) sedangkan kata terbaik (41a), tertinggi (42a), dan terbaik (43a)
melesapkan unsur atributnya kalimat di atas tetap gramaitikal. Kalimat di atas
tampak seperti kalimat berikut:
(41b) Pembalap sepeda Φ mendapat penghargaan dari presiden.
(42b) Pemain tertinggi Φ memasukan bola dengan mudah.
(43b) Pemukiman rumah Φberada di sekitar Gunung Merapi.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa frasa nomina yang terdiri
darai tiga kata dalam bahasa Indonesia yang beratribut kata adjektiva dirumuskan
seperti bagan di bawah ini:
FN
FN(N+N)
N N Adj
2.4.4 Frasa Nomina yang Berstruktur Frasa Nomina (N+N) + Demonstrativa Demonstrativa adalah kata yang berfungsi untuk menunjuk atau menandai
secara khusus orang atau benda, misal ini dan itu (KBBI, 2008: 310). Frasa
nomina yang berstruktur frasa nomina dan demonstrativa terdiri dari dua unsur,
yaitu frasa nomina yang terdiri atas nomina dan nomina menduduki fungsi
sebagai unsur pusat dan kata demonstrativa menduduki fungsi sebagai unsur
atribut. berikut ini contohnya:
(44) Dukun ronggeng itu mulai berdiri goyah.
(45) Pembakaran kue ini memerlukan listrik 200 watt.
Frasa dukun ronggeng itu (44), pembakaran kue ini (45), dan penulisan
buku ini (46) masing-masing terdiri dari tiga kata, yaitu kata dukun, ronggeng, dan
itu (44), pembakaran, kue, dan ini (45), dan kata penulisan, buku, dan ini (46).
Kata itu berkaitan dengan kata dukun (44), kata ini berkaitan dengan kata
pembakaran (45), dan kata ini berkaitan dengan kata penulisan (46) sehingga
frasa dukun ronggeng itu (44), pembakaran kue ini (45), dan penulisan buku ini
(46) terdiri dari dua unsur, yaitu unsur frasa dukun ronggeng dan kata itu (44),
frasa pembakaran kue dan kata ini (45), dan frasa penulisan buku dan kata ini
(46). Berikut ini diagramnya:
Frasa dukun ronggeng (44a), pembakaran kue (45a), dan penulisan buku
(46a) menduduki fungsi senagai unsur pusat berkategori frasa nomina.
Selanjutnya frasa nomina dukun ronggeng (44a) terdiri atas kata nomina dukun
dan ronggeng, pembakaran kue (45a) terdiri atas kata nomina pembakaran dan
kue, dan penulisan buku (46a) terdiri atas kata nomina penulisan dan buku