• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN INFLASI PEDESAAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN INFLASI PEDESAAN"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

NTP Provinsi Papua Barat Desember 2015 sebesar 100,35 atau naik 0,43 persen dibanding NTP bulan sebelumnya. Kenaikan NTP dikarenakan laju Indeks Harga yang Diterima Petani (It) naik 1,15 persen lebih cepat dibandingkan laju Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) yang naik sebesar 0,72 persen.

Pada Desember 2015, menurut subsektor, NTP Perikanan (NTN) merupakan subsektor yang memiliki indeks tertinggi, yaitu sebesar 104,01. Sebaliknya, NTP Tanaman Pangan (NTPP) merupakan subsektor yang memiliki indeks terendah, yaitu sebesar 96,28. Menurut laju pertumbuhan indeks dibandingkan bulan sebelumnya, NTP Tanaman Perkebunan Rakyat (NTPR) memiliki laju pertumbuhan tertinggi, yaitu naik 2,22 persen. Sebaliknya, NTP Tanaman Pangan (NTPP) memiliki laju pertumbuhan terendah, yaitu turun 0,71 persen.

Pada Desember 2015 terjadi inflasi perdesaan di Provinsi Papua Barat sebesar 0,91 persen terutama disebabkan oleh indeks kelompok bahan makanan, yaitu turun 1,82 persen.

Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) Provinsi Papua Barat Desember 2015 sebesar

107,55 atau naik 1,01 persen dibanding NTUP bulan sebelumnya.

No.03/01/91 Th. X, 04 Januari 2016

P

ERKEMBANGAN

N

ILAI

T

UKAR

P

ETANI DAN INFLASI PEDESAAN

PROVINSI PAPUA BARAT

1.

Nilai Tukar Petani

Nilai Tukar Petani (NTP) yang diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani terhadap indeks harga yang dibayar petani (dalam persentase), merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan/daya beli petani di pedesaan. NTP juga menunjukkan daya tukar (term of trade) dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi. Semakin tinggi NTP, secara relatif semakin kuat pula tingkat kemampuan/daya beli petani

.

Mulai Desember 2013 dilakukan perubahan tahun dasar dalam penghitungan NTP dari tahun dasar 2007=100 menjadi tahun dasar 2012=100. Perubahan tahun dasar ini dilakukan untuk menyesuaikan perubahan/pergesaran pola produksi pertanian dan pola konsumsi rumah tangga pertanian diperdesaan, serta perluasan cakupan subsektor pertanian dan provinsi dalam penghitungan NTP, agar penghitungan indeks dapat dijaga ketepatannya.

Perbedaan antara NTP tahun dasar 2007=100 dengan NTP tahun dasar 2012=100 adalah meningkatnya cakupan jumlah komoditas baik pada paket komoditas It maupun Ib. Penghitungan NTP (2012=100) juga mengalami

(2)

perluasan khususnya pada Subsektor Perikanan. Selain NTP Perikanan secara umum yang dihitung di 33 provinsi termasuk Provinsi DKI Jakarta, Nilai Tukar Nelayan (NTN) dan Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi) juga disajikan secara terpisah.

Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani (It) terhadap indeks harga yang dibayar petani (Ib), dimana komponen Ib hanya terdiri dari Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM). Dengan dikeluarkannya konsumsi dari komponen indeks harga yang dibayar petani (Ib), NTUP dapat lebih mencerminkan kemampuan produksi petani, karena yang dibandingkan hanya produksi dengan biaya produksinya.

Berdasarkan hasil pemantauan harga-harga pedesaan di 8 (delapan) Kabupaten di Provinsi Papua Barat pada bulan November 2015, menunjukan bahwa NTP Provinsi Papua Barat mengalami penurunan sebesar 0,10

persen dibanding bulan Oktober 2015 yaitu dari 100.02 menjadi 99,93. Hal ini disebabkan karena indeks harga hasil produksi pertanian umumnya turun lebih cepat dibandingkan kenaikan indeks harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga petani maupun untuk keperluan produksi pertanian umumnya.

Empat dari lima subsektor pada bulan Desember 2015 mengalami laju kenaikan indeks NTP. Berikut Laju kenaikan menurut subsektor, NTP subsektor hortikultura (0,39%); NTP subsektor tanaman perkebunan rakyat

(2,22%); NTP subsektor peternakan (0,13%) dan NTP subsektor perikanan (0,11%). Sedangkan, laju penurunan terjadi pada NTP subsektor tanaman pangan (-0,71%).

2.

Indeks Harga yang Diterima Petani (It)

Indeks Harga yang Diterima Petani (It) dari lima subsektor menunjukkan fluktuasi harga beragam sesuai komoditas pertanian yang dihasilkan petani. Pada bulan Desember 2015, secara agregat indeks harga yang diterima petani (It) di Provinsi Papua Barat mengalami kenaikan sebesar 1,15 persen apabila dibandingkan dengan Indeks Harga yang Diterima Petani (It) pada bulan November 2015, yaitu dari 119,71 menjadi 121,08.

Laju kenaikan It di Provinsi Papua Barat bulan Desember 2015 disebabkan oleh adanya laju kenaikan indeks terima dari seluruh subsektor. Seluruh subsektor tersebut meliputi, subsektor tanaman Pangan (0,09%); subsektor Hortikultura (1,04%); subsektor tanaman perkebunan rakyat (2,97%); subsektor peternakan (0,82%) dansubsektor perikanan (0,85%).

(3)

Tabel 1.

Nilai Tukar Petani Provinsi Papua Barat Per Subsektor Desember 2015

(2012=100)

November Desember

[1] [2] [3] [4]

1. Tanaman Pangan

a . Indeks ya ng Di teri ma (It) 117,58 117,69 0,09

b. Indeks ya ng Di ba ya r (Ib) 121,27 122,24 0,81

c. Ni l a i Tuka r Peta ni (NTPP) 96,96 96,28 -0,71

2. Hortikultura

a . Indeks ya ng Di teri ma (It) 123,24 124,53 1,04

b. Indeks ya ng Di ba ya r (Ib) 120,88 121,66 0,65

c. Ni l a i Tuka r Peta ni (NTPH) 101,96 102,36 0,39

3. Tanaman Perkebunan Rakyat

a . Indeks ya ng Di teri ma (It) 119,27 122,81 2,97

b. Indeks ya ng Di ba ya r (Ib) 119,01 119,88 0,73

c. Ni l a i Tuka r Peta ni (NTPR) 100,22 102,45 2,22

4. Peternakan

a . Indeks ya ng Di teri ma (It) 114,43 115,37 0,82

b. Indeks ya ng Di ba ya r (Ib) 116,83 117,64 0,69

c. Ni l a i Tuka r Peta ni (NTPT) 97,95 98,07 0,13

5. Perikanan

a . Indeks ya ng Di teri ma (It) 125,16 126,22 0,85

b. Indeks ya ng Di ba ya r (Ib) 120,48 121,36 0,73

c. Ni l a i Tuka r Peta ni (NTN) 103,89 104,01 0,11

5.1. Perikanan Tangkap

a . Indeks ya ng Di teri ma (It) 127,18 128,37 0,93

b. Indeks ya ng Di ba ya r (Ib) 120,48 121,36 0,73

c. Ni l a i Tuka r Peta ni (NTN) 105,56 105,77 0,20

5.2. Pembudidaya Ikan

a . Indeks ya ng Di teri ma (It) 109,61 109,71 0,09

b. Indeks ya ng Di ba ya r (Ib) 120,48 121,33 0,71

c. Ni l a i Tuka r Peta ni (NTPi ) 90,98 90,43 -0,61

NTP Gabungan/ Provinsi Papua Barat NTP Gabungan

a . Indeks ya ng Di teri ma (It) 119,71 121,08 1,15 b. Indeks ya ng Di ba ya r (Ib) 119,80 120,65 0,72 c. Ni l a i Tuka r Peta ni (NTP) 99,93 100,35 0,43

NTP Gabungan Tanpa Ikan

a . Indeks ya ng Di teri ma (It) 119,04 120,45 1,18 b. Indeks ya ng Di ba ya r (Ib) 119,71 120,57 0,72 c. Ni l a i Tuka r Peta ni (NTP) 99,44 99,90 0,47

Subsektor Bulan Persentase

Perubahan

(4)

3. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib)

Indeks harga yang dibayar petani (Ib) berfluktuasi diakibatkan oleh harga barang dan jasa yang dikonsumsi masyarakat pedesaan, khususnya petani yang merupakan bagian terbesar pada masyarakat pedesaan, serta fluktuasi harga barang dan jasa yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanian.

Pada bulan Desember 2015, Ib di Provinsi Papua Barat dilaporkan secara agregat mengalami kenaikan sebesar 0,72 persen bila dibandingkan November 2015, yaitu dari 119,79 menjadi 120,65. Kenaikan Ib tersebut terjadi karena seluruh subsektor mengalami kenaikan indeks bayar. Berikut kenaikan indeks menurut subsektor, subsektor tanaman pangan (0,81%); subsektor hortikultura (0,65%); subsektor tanaman perkebunan rakyat (0,73%);

subsektor peternakan (0,69%) dan subsektor perikanan (0,73%).

4. NTP Subsektor

a.

Subsektor Tanaman Pangan (NTPP)

Pada bulan Desember 2015 NTPP di Provinsi Papua Barat mengalami penurunan sebesar 0,71 persen di bandingkan bulan November 2015 yaitu dari 96,96 menjadi 96,28. Penurunan NTPP ini karena adanya laju indeks harga yang diterima petani (It) relatif lebih lambat yakni naik sebesar 0,09 persen bila dibandingkan dengan laju indeks harga yang dibayar petani (Ib) yang naik sebesar 0,81 persen.

Kenaikan It Desember 2015 karena adanya kenaikan indeks kelompok palawija sebesar 0,18 persen, sementara indeks kelompok padi tidak mengalami perubahan. Disisi lain, kenaikan Ib Desember 2015 karena adanya kenaikan pada indeks kelompok konsumsi rumah tangga petani sebesar 0,94 persen dan kenaikan indeks kelompok biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM) sebesar 0,02 persen.

b.

Subsektor Hortikultura (NTPH)

Pada bulan Desember 2015, NTPH di Provinsi Papua Barat dilaporkan mengalami kenaikan sebesar 0,39

persen apabila dibandingkan bulan November 2015 yaitu dari 101,96 menjadi 102,36. Kenaikan NTPH ini karena adanya laju indeks harga yang diterima petani (It) relatif lebih cepat yakni naik sebesar 1,04 persen dibandingkan laju indeks harga yang dibayar petani (Ib) yakni naik sebesar 0,65 persen.

Kenaikan It bulan Desember 2015 karena adanya kenaikan indeks harga kelompok sayur-sayuran sebesar

1,72 persen dan kelompok tanaman obat sebesar 2,78 persen. Sebaliknya, terjadi penurunan pada indeks harga kelompok buah-buahan sebesar 0,53 persen. Disisi lain, kenaikan Ib bulan Desember 2015 ini dipicu oleh kenaikan indeks kelompok konsumsi rumah tangga sebesar 0,77 persen dan indeks harga kelompok biaya produksi dan penambahan barang modal sebesar 0,09 persen.

(5)

Tabel 2.

Nilai Tukar Petani Provinsi Papua Barat Per Subsektor dan Perubahannya

Desember 2015 (2012=100)

November Desember

[1] [2] [3] [4]

1. Tanaman Pangan

a. Indeks Diterima Petani 117,58 117,69 0,09

- Pa di 117,20 117,20 0,00

- Pa l a wi ja 117,98 118,20 0,18

b. Indeks Dibayar Petani 121,27 122,24 0,81

- Indeks Kons ums i Ruma h Ta ngga 122,42 123,57 0,94

- Indeks BPPBM 114,93 114,95 0,02

2. Hortikultura

a. Indeks Diterima Petani 123,24 124,53 1,04

- Sa yur-s a yura n 120,48 122,55 1,72 - Bua h-bua ha n 130,24 129,56 -0,53 - Ta na ma n Oba t 109,26 112,30 2,78

b. Indeks Dibayar Petani 120,88 121,66 0,65

- Indeks Kons ums i Ruma h Ta ngga 122,79 123,74 0,77

- Indeks BPPBM 113,13 113,23 0,09

3. Tanaman Perkebunan Rakyat

a. Indeks DiterimaPetani 119,27 122,81 2,97

- Ta na ma n Perkebuna n Ra kya t (TPR) 119,27 122,81 2,97

b. IndeksDibayarPetani 119,01 119,88 0,73

- Indeks Kons ums i Ruma h Ta ngga 122,42 123,63 0,99

- Indeks BPPBM 111,99 112,15 0,14

4. Peternakan

a. Indeks Diterima Petani 114,43 115,37 0,82

- Terna k Bes a r 128,96 127,74 -0,95 - Terna k Keci l 115,84 117,69 1,60

- Ungga s 115,27 116,42 1,00

- Ha s i l Terna k 106,95 108,50 1,45

b. Indeks Dibaya rPetani 116,83 117,64 0,69

- Indeks Kons ums i Ruma h Ta ngga 122,92 124,12 0,98

- Indeks BPPBM 108,78 109,06 0,26

5. Perikanan Tangkap Dan Pembudidaya

a. Indeks Diterima Petani 125,16 126,22 0,85

- Pena ngka pa n 127,18 128,37 0,93

- Budi da ya 109,61 109,71 0,09

b. Indeks Dibayar Petani 120,48 121,36 0,73

- Indeks Kons ums i Ruma h Ta ngga 124,70 125,86 0,93 - Indeks BPPBM 112,39 112,74 0,30

5.1. Perikanan Tangkap

a. Indeks Diterima Petani 127,18 128,37 0,93

- Pena ngka pa n La ut 127,18 128,37 0,93

b. Indeks Dibayar Petani 120,48 121,36 0,73

- Indeks Kons ums i Ruma h Ta ngga 124,74 125,90 0,93 - Indeks BPPBM 112,71 113,09 0,34

Kelompok dan Sub kelompok Bulan Persentase Perubahan

(6)

(Lanjutan Tabel 2.Nilai Tukar Petani Provinsi Papua Barat Per Subsektor dan Perubahannya)

November Desember

[1] [2] [3] [4]

5.2. Perikanan Budidaya

a. Indeks Diterima Petani 109,61 109,71 0,09

- Budi da ya Ai r Ta wa r 119,39 119,81 0,36

- Budi da ya La ut 106,68 106,68 0,00

- Budi da ya Ai r Pa ya u 100,00 100,00 0,00

b. Indeks Dibayar Petani 120,48 121,33 0,71

- Indeks Kons ums i Ruma h Ta ngga 124,35 125,49 0,92

- Indeks BPPBM 109,98 110,04 0,05

Kelompok dan Sub kelompok Bulan Persentase

Perubahan

Keterangan: Nilai indeks menggunakan pembulatan 2 digit dibelakang koma.

c.

Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTPR)

Pada bulan Desember 2015 NTPR mengalami kenaikan sebesar 2,22 persen apabila dibandingkan dengan November 2015 yaitu dari 100,22 menjadi 102,45, kenaikan NTPR ini disebabkan oleh laju indeks harga yang diterima petani (It) relatif lebih cepat yakni naik sebesar 2,97 persen dibandingkan laju indeks harga yang dibayar petani (Ib) yang mengalami kenaikan sebesar 0,73 persen.

Kenaikan It pada desember 2015 ini karena adanya kenaikan indeks harga pada kelompok tanaman perkebunan rakyat yaitu sebesar 2,97 persen yaitu dari 119,27 menjadi 122,81. Disisi lain, kenaikan Ib pada bulan desember 2015 dikarenakan adanya laju indeks kelompok konsumsi rumah tangga mengalami kenaikan sebesar

0,99 persen, sebaliknya laju indeks harga pada kelompok biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM) naik sebesar 0,14 persen.

d.

Subsektor Peternakan (NTPT)

Pada bulan desember 2015, NTPT mengalami kenaikan sebesar 0,13 persen apabila dibandingkan bulan november 2015 yaitu dari 97,95 menjadi 98,07, hal ini terjadi karena laju indeks harga yang diterima petani (It) relatif lebih cepat yakni naiik sebesar 0,82 persen dibandingkan laju indeks harga yang dibayar petani (Ib) yang mengalami kenaikan sebesar 0,69 persen.

Kenaikan It pada desember 2015 ini disebabkan karena terjadi kenaikan pada indeks harga pada kelompok ternak kecil sebesar 1,60 persen, kelompok unggas sebesar 1,00 dankelompok hasil ternak sebesar 1,45 persen.

Sedangkan kelompok ternak besar mengalami penurunan sebesar 0,95 persen. Disisi lain, kenaikan Ib pada bulan desember 2015 ini disebabkan karena kenaikan indeks kelompok konsumsi rumah tangga sebesar 0,98 persen dan indeks kelompok biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM) turun sebesar 0,26 persen.

e.

Subsektor Perikanan (NTNP)

Pada bulan desember 2015, terjadi kenaikan NTNP sebesar 0,11 persen dibandingkan bulan november 2015 yaitu dari 103,89 menjadi 104,01. Kenaikan NTNP ini dikarenakan laju indeks harga yang diterima petani (It) relatif

(7)

lebih cepat yakni naik sebesar 0,85 persen, dibandingkan laju indeks harga yang dibayar petani (Ib) yang mengalami kenaikan sebesar 0,73 persen.

Kenaikan It bulan desember 2015 dikarenakan kenaikan indeks harga kelompok perikanan tangkap yang sebesar 0,93 persen dan indeks harga kelompok budidaya sebesar 0,09 persen. Di sisi lain, kenaikan Ib pada desember 2015 disebabkan karena kenaikan indeks kelompok konsumsi rumah tangga yaitu sebesar 0,93 persen dan indeks kelompok biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM) sebesar 0,30 persen.

1) Kelompok Penangkapan Ikan (NTN)

Pada desember 2015, terjadi kenaikan NTN sebesar 0,20 persen dibandingkan november 2015 yaitu dari

105,56 menjadi 105,77. Kenaikan NTN ini disebabkan karena laju indeks harga yang diterima petani (It) relatif lebih cepat yakni naik sebesar 0,93 persen dibandingkan laju indeks harga yang dibayar petani (Ib) yang mengalami kenaikan sebesar 0,73 persen.

Kenaikan It desember 2015 disebabkan adanya kenaikan pada indeks harga kelompok penangkapan laut sebesar 0,93 persen. Disisi lain, kenaikan Ib desember 2015 disebabkan karena kenaikan indeks kelompok konsumsi rumah tangga yaitu sebesar 0,93 persen dan indeks kelompok biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM) sebesar 0,34 persen.

2) Kelompok Budidaya Ikan (NTPi)

Pada desember 2015, terjadi penurunan NTPi sebesar 0,61 persen dibandingkan november 2015 yaitu dari

90,98 menjadi 90,43. Penurunan NTPi ini disebabkan karena laju indeks harga yang diterima petani (It) relatif lebih lambat yakni naik sebesar 0,09 persen dibandingkan laju indeks harga yang dibayar petani (Ib) yang mengalami kenaikan sebesar 0,71 persen.

Kenaikan It desember 2015 disebabkan adanya kenaikan indeks harga kelompok budidaya air tawar sebesar

0,36 persen. Sementara, indeks harga kelompok budidaya laut dan kelompok budidaya air payau tidak mengalami perubahan. Disisi lain, kenaikan Ib desember 2015 disebabkan karena kenaikan indeks kelompok konsumsi rumah tangga sebesar 0,92 persen dan penurunan indeks kelompok biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM) sebesar 0,05 persen.

5.

Indek Harga Konsumen Pedesaan

Perubahan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) mencerminkan angka Inflasi/Deflasi di wilayah pedesaan. Pada bulan desember 2015, terjadi inflasi di daerah perdesaan secara regional di Provinsi Papua Barat sebesar 0,91 persen, hal ini terjadi karena seluruh kelompok pengeluaran rumah tangga yang mengalami kenaikan atau inflasi. Kelompok bahan makanan mengalami perubahan yang paling signifikan, yaitu naik sebesar 1,82

persen. Berikutnya, kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau (0,35%); kelompok perumahan

(0,11%); kelompok sandang (0,12%); kelompok kesehatan (0,23%); kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga

(8)

Tabel 3

Inflasi Pedesaan Provinsi Papua Barat dan Nasional Menurut Kelompok Pengeluaran,

Desember 2015 (2012=100)

Keterangan: Nilai indeks menggunakan pembulatan 2 digit dibelakang koma.

6.

NTUP Subsektor

NTUP merupakan nilai tukar (term of trade) antara barang/produksi pertanian dengan faktor produksi

yang dibutuhkan petani yang dinyatakan dalam persen. Pada desember 2015 terjadi kenaikan NTUP

Provinsi Papua Barat sebesar

1,01

persen dibandingkan bulan sebelumnya. Hal ini karena perubahan

indeks harga yang diterima petani (It) relatif lebih cepat, yakni mengalami kenaikan sebesar

1,15

persen,

dibandingkan laju indeks BPPBM yang mengalami kenaikan sebesar

0,14

persen. Menurut subsektor,

kenaikan NTUP terdapat pada seluruh subsektor penyusun NTUP. Subsektor yang mengalami kenaikan

tersebut yaitu subsektor tanaman pangan naik sebesar

0,07

persen; subsektor hortikultura naik sebesar

0,95

persen; subsektor tanaman perkebunan rakyat naik sebesar

2,82

persen; subsektor peternakan naik

sebesar

0,56

persen dan subsektor perikanan naik sebesar

0,54

persen.

Inflasi

Pedesaan

Provinsi

Inflasi

Pedesaan

Nasional

Desember

2015

Desember

2015

[2]

[3]

Konsumsi Rumah Tangga

0,91

1,14

Bahan Makanan

1,82

2,22

Makanan Jadi, Minuman, rokok, dan tembakau

0,35

0,61

Perumahan

0,11

0,26

Sandang

0,12

0,21

Kesehatan

0,23

0,22

Pendidikan, Rekreasi dan Olah raga

0,04

0,13

Transportasi dan Komunikasi

0,14

0,14

Kelompok Pengeluaran

(9)

Tabel 4

Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian Provinsi Papua Barat per Subsektor, dan Persentase Perubahannya,

Desember 2015 (2012=100)

Subsektor November Desember Perubahan

(1) (2) (3) (4)

1. Tanaman Pangan 102,31 102,38 0,07

2. Hortikultura 108,94 109,98 0,95

3. Tanaman Perkebunan Rakyat 106,50 109,51 2,82

4. Peternakan 105,20 105,78 0,56

5. Perikanan 111,36 111,96 0,54

a. Tangkap 112,84 113,51 0,59

b. Budidaya 99,66 99,70 0,04

NTUP Provinsi Papua Barat 106,48 107,55 1,01

(10)

Diterbitkan oleh :

Bidang Statistik Distribusi

Badan Pusat Statistik Provinsi Papua Barat

Jl. Trikora-Sowi IV No.99, Manokwari 98312.

Contact Person:

Kepala Bidang Statistik Distribusi

Referensi

Dokumen terkait

Pengukuran Kinerja pengelolaan keuangan Masyarakat (KKM) adalah untuk mengukur tingkat penguasaan Satlak atas pengelolaan keuangan sesuai dengan ketentuan yang telah

Hasil temuan di tujuh negara yang dikaji di dalam studi ini—Kanada, China, Jerman, India, Indonesia, Singapura dan Thailand—menunjukkan bahwa sektor TIK dan

Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata

17 tahun 2014 ini bahwa anggota Dewan Perwakilan Rakyat memiliki hak imunitas atau kekebalan yang dalam penjelasannya ditafsirkan bahwa hak imunitas adalah hak

Langkah selanjutnya adalah membuat RAID-1 dengan perintah berikut, dimana device baru bernama /dev/md20, menggunakan mode=1 (mirroring) dimana device pasangannya adalah /dev/sdd1

bahwa dengan adanya kendaraan bermotor yang belum tercantum dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 15 Tahun 2007 tentang Penghitungan Dasar Pengenaan Pajak Kendaraan Bermotor

Master Cheng Yen pernah mengatakan setiap individu Tzu Ching adalah butiran benih yang murni dan tulus, mereka memiliki tekad yang sama, melalui berbagai kegiatan

Data pelaksanaan tindakan kelas penerapan Numbered Heads Together untuk meningkatkan motivasi dan komunikasi belajar matematika pada siswa kelas VII A SMP Negeri