• Tidak ada hasil yang ditemukan

IV. METODE PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "IV. METODE PENELITIAN"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

IV. METODE PENELITIAN

4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Rumah Makan Carita yang berlokasi di Jalan Jawa No. 88-90 GKB, Gresik. Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive), dengan mempertimbangkan bahwa Rumah Makan Carita adalah salah satu rumah makan yang menghadapi tingginya persaingan bisnis makanan di Kabupaten Gresik. Pengambilan data dilakukan pada akhir bulan januari 2012 sampai dengan awal bulan maret 2012.

4.2 Metode Penentuan Sampel

Metode penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode non-probability sampling, dimana setiap konsumen Rumah Makan Carita yang terpilih menjadi sampel dalam penelitian tidak mempunyai peluang atau kemungkinan sama. Metode non-probability sampling yang digunakan adalah teknik convenience sampling. Pemilihan teknik penentuan sampel didasarkan pada kondisi dan lokasi penelitian yang memperoleh data dari sekumpulan populasi sehingga peniliti menggunakan teknik tersebut untuk memudahkan peneliti dalam pengambilan sampel. Berdasarkan Supramono dan Haryanto (2005), convenience sampling merupakan sampel yang diambil dari siapa saja dari anggota populasi yang bersedia menjadi responden.

Dalam penelitian ini, dilakukan terlebih dahulu uji validitas dan uji realibilitas untuk mengukur ketepatan ukuran atribut yang akan ditanyakan kepada responden. Terdapat 30 responden yang diperlukan dalam uji validitas dan uji realibilitas. Jumlah sampel yang digunakan adalah berdasarkan pendekatan jumlah pengunjung per bulan dan pengambilan sampel dilakukan di atas sebaran normal dalam statistik, yakni minimal 30 sampel untuk menghindari sampel error dan tidak menyebar normal. Menurut wawancara dengan pihak Rumah Makan Carita diketahui bahwa rata-rata jumlah pengunjung tiap bulannya adalah 3500 orang. Ukuran sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 97 orang. Penentuan jumlah sampel atau responden ditentukan berdasarkan hasil perhitungan menggunkan rumus Slovin (Umar 2005) yaitu :

(2)

Keterangan : n = ukuran sampel N = ukuran populasi

e = persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir atau diinginkan.

Persen kelonggoran yang digunakan adalah 10 persen (nilai kritis untuk penelitian deskriptif), sehingga jumlah sampel yang dibutuhkan dihitung sebagai berikut :

, 97,22 97

Sampel yang diambil untuk dijadikan responden pada penelitian ini telah memenuhi tahap screening terlebih dahulu. Screening terhadap konsumen yang akan dijadikan responden yaitu konsumen yang sudah mencoba atau mengkonsumsi menu makanan dan minuman di Rumah Makan Carita. Selain itu, konsumen minimal pernah melakukan pembelian di Rumah Makan Carita sebanyak dua kali (termasuk waktu ketika diajukan kuesioner). Selang waktu antara pembelian pertama dan kedua minimal 3 bulan dengan asumsi konsumen masih dapat mengingat hal yang dirasakan ketika mengkonsumsi produk Rumah Makan Carita dalam rentang waktu tiga bulan terakhir. Hal tersebut dilakukan agar konsumen sudah mengetahui makanan dan minuman yang disajikan di Rumah Makan Carita, memiliki pertimbangan untuk perbandingan tingkat kepentingan dan tingkat kinerja di Rumah Makan Carita, serta tiap 3 bulan sekali pihak Rumah Makan Carita melakukan evaluasi penghapusan dan penambahan menu produk makanan dan minuman yang disajikan. Namun, terdapat kelemahan pada tahap screening minimal pembelian dua kali merupakan syarat responden dalam penelitian dikarenakan akan menimbulkan kebiasan pemikiran responden yang tidak fokus dalam penilaian produk dan pelayanan yang diberikan oleh pihak Rumah Makan Carita. Selain itu, persyaratan konsumen dalam penelitian ini harus berusia lebih atau sama dengan 17 tahun dengan alasan pada usia tersebut, menurut Sumarwan (2004) konsumen termasuk dalam kategori remaja lanjut (16-18 tahun) konsumen dianggap telah dapat menentukan

(3)

pilihan secara rasional dan pada umur 17 tahun, standar kedewasaan seseorang secara hukum di Negara Indonesia5.

4.3 Desain penelitian

Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif. Metode deskriptif dilakukan dengan pencarian fakta dan interpertasi terhadap sifat-sifat dari beberapa fenomena (Umar 2003). Jenis penelitian deskriptif yang digunakan adalah metode survey yang berupa sampel. Metode survey digunakan untuk memperoleh fakta-fakta dari gejala-gejala yang ada dan mencari keterangan-keterangan secara aktual mengenai perilaku konsumen Rumah Makan Carita.

4.4 Data dan Instrumentasi

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer berasal dari pengamatan langsung (observasi) di lapangan, wawancara dengan pemilik dan pengelola Rumah Makan Carita serta wawancara terstruktur dengan konsumen melalui bantuan kuesioner. Data sekunder yang diperlukan dalam penelitian ini diperoleh dari beberapa studi literatur yang relevan, internet, dan instansi seperti Badan Pusat Statistik Gresik, Badan Pusat Statistik Jawa Timur, Perpustakaan Lembaga Sumberdaya Informasi IPB dan Dinas Pariwisata Jawa Timur.

Instrumentasi atau alat pengumpul yang digunakan berupa kuesioner. Kuesioner penelitian harus dapat dipercaya dan valid, sehingga kuesioner harus diuji terlebih dahulu kelayakannya sebelum disebarkan kepada konsumen. Uji yang dilakukan adalah uji validitas dan uji reliabilitas. Menurut Umar (2003) uji validitas berfungsi untuk mengetahui tingkat kebenaran dari alat ukur yang digunakan atau kesesuaian alat ukur yang ingin diukur, sedangkan uji reliabilitas berfungsi untuk mengetahui ketepatan alat ukur yang dipakai (Nazir 1999). 4.4.1 Pengujian Kuesioner

Sebelum dilakukan uji validitas dan reliabilitas, ditentukan dahulu atribut-atribut dari Rumah Makan Carita yang akan dianalisis dalam penelitian ini. Identifikasi atribut mutu pelayanan yang terdapat pada kuesioner untuk

      

5

(4)

wawancara merupakan penjabaran dari 7P bauran pemasaran, yaitu bauran produk, bauran harga, bauran tempat, bauran promosi, bauran orang, bauran bukti fisik, serta bauran proses.

Penentuan atribut dilakukan melalui observasi dari penelitian terdahulu, diskusi antara peneliti dengan pihak manajemen Rumah Makan Carita dan diskusi dengan beberapa konsumen yang telah melakukan pembelian di Rumah Makan Carita. Peneliti mengajukan usulan atribut yang akan digunakan berdasarkan identifikasi topik yang akan dibahas.

Atribut pada kuesioner merupakan penjabaran dari 7P bauran pemasaran, yaitu produk, harga, promosi, proses, orang dan bukti fisik. Bauran pemasaran tersebut kemudian direfleksikan terhadap dimensi kualitas barang dan jasa yang terdapat pada Rumah Makan Carita. Uji pendahuluan tingkat kepentingan atribut rumah makan dilakukan untuk mengetahui atribut-atribut bauran pemasaran yang menjadi pertimbangan konsumen dalam melakukan kunjungan dan pembelian di Rumah Makan Carita. Sedangkan penjabaran variabel loyalitas dilihat dari tingkat loyalitas konsumen, yaitu apakah konsumen termasuk switcher buyer, satisfied buyer, liking the brand buyer, dan commited buyer. Hasil identifikasi tersebut menghasilkan beberapa pertanyaan yang kemudian disusun menjadi kuesionar untuk mempelajari kepuasan dan loyalitas konsumen di Rumah Makan Carita. Atribut yang akan digunakan untuk pengujian pendahuluan penelitian yaitu sebanyak 28 atribut yang diujikan dalam 30 responden. Adapun 28 atribut tersebut dapat dilihat pada

(5)

Tabel 4. Penjabaran Atribut Rumah Makan Carita Sebelum Uji Pendahuluan Variabel 7P

Dimensi Produk

Dimensi Kualitas

Produk Atribut yang digunakan Indikator

Produk

Barang

Fungsi (performance) 1. Cita Rasa Makanan

1. Gurih , bercita rasa khas jawa

Fitur (features)

2. Aroma Makanan 2. Aroma, selera 3. Porsi Makanan 3.Banyak,sedang,sedikit Jasa Empati (Emphaty)

4. Kehieginisan perlengkapan

makan yang digunakan 4.Debu, berkhas jawa Barang Features 5. Keragaman makanan 5. Banyak, selera

Harga Barang Reputation

6. Harga berbagai makanan

yang ditawarkan 6. Kualitas, porsi

Orang Jasa

Daya tanggap

(responsiveness) 7. Kesigapan Pramusaji 7. Inisiatif pramusaji

Assurance (jaminan)

8. Keramahan dan

Kesopanan Pramusaji 8. Senyum, tutur kata 9. Pengetahuan pramusaji

terhadap produk 9.Pengetahuan makanan Bukti fisik (tangibles) 10. Penampilan pramusaji

10. Rapi, bersih, seragam Proses Jasa Daya tanggap (responsiveness)

11. Kecepatan penyajian 11. Waktu 12. Kecepatan Transaksi 12. Waktu Barang Servicebility

13. Kesigapan pihak rumah makan dalam merespon keluhan

13. Sesuai harapan konsumen, segera

Tempat Jasa Empati (Emphaty)

14. Kemudahan dalam

menjangkau lokasi 14. Dari jalan utama

Bukti Fisik Jasa

Bukti fisik (tangibles)

15.Pemutaran musik

15. kesesuaian volume dan jenis musik 16. Dekorasi rumah makan

16. Rapi, unik (khas jawa) 17. Ketersediaan wastafel 17. Jumlah,posisi, kebersihan 18. Ketersediaan toilet 18. Jumlah, ada petunjuk laki-laki dan wanita, dan kebersihan 19. ketersediaan

mushollah(tempat ibadah) 19. Luas, bersih 20. Ketersediaan tempat duduk (lesehan) 20. Unik, bersih,nyaman 21. ketersediaan fasilitas kemanan

21. Area parkir, petugas kemanan

22. Tersedianya stiker carita

bagi kendaraan pengunjung 22. Tampilan, warna

Empati (Emphaty)

23. Durasi waktu buka rumah

makan 23. Waktu

24. Kenyamanan rumah makan

24. Luas, sejuk, aroma rumah makan 25. Kebersihan ruang makan 25. Debu, kotor

Promosi Jasa Bukti fisik (tangibles)

26. Papan nama 26. Tampilan warna 27. Member card

27. Potongan harga, waktu

(6)

Atribut-atribut dalam kuesioner yang akan ditanyakan kepada responden terlebih dahulu dilakukan pengujian. Atribut-atribut tersebut perlu diuji validitas dan reliabilitasnya. Menurut Umar (2003), pada umumnya untuk melakukan uji validitas dan uji reliabilitas disarankan agar jumlah responden untuk uji coba minimal 30 responden (di luar 97 responden yang dibutuhkan dalam penelitian).

Uji pendahuluan berupa uji validitas dan uji reliabilitas yang dilakukan kepada 30 responden Rumah Makan Carita dengan menyebarkan kuesioner awal yang berupa pertanyaan untuk kepentingan atribut. Setelah kuesioner pendahuluan selesai disebar dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas dengan menggunakan software SPSS 16,0 for windows. Validitas suatu variabel (atribut) dapat dilihat pada hasil output SPSS pada tabel dengan judul Item-Total Statistics. Menilai valid tidaknya masing-masing variabel (atribut) dapat dilihat dari nilai Corrected Item-Total Correlation masing-masing butir pertanyaan. Suatu variabel (atribut) dapat dinilai valid jika nilai Corrected Item-Total Correlation > 0,3 dan dinilai tidak valid jika nilai Corrected Item-Total Correlation < 0,3 (Nugroho 2005). Variabel (atribut) yang tidak valid tersebut harus dihilangkan dan ditanyakan kepada responden pada saat pengambilan data dalam penelitian, atau variabel (atribut) yang tidak valid dapat dimodifikasi pertanyaannya agar dapat dipahami oleh responden dan kemudian ditanyakan kembali kepada responden pada saat pengambilan data penelitian.

Hasil uji validitas dalam penelitian ini menunjukkan bahwa dari 28 atribut yang diuji semuanya valid. Atribut sudah valid karena memiliki nilai

Corrected Item-Total Correlation > 0,3. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa 28 atribut sudah valid untuk ditanyakan kepada responden dan dapat dijadikan sebagai alat ukur dalam penelitian ini pada Lampiran 6.

Reliabilitas (keandalan) merupakan ukuran suatu kestabilan dan konsistensi responden dalam menjawab hal yang berkaitan dengan konstruk-konstruk pertanyaan yang merupakan dimensi suatu variabel dan disusun dalam suatu bentuk kuesioner (Nugroho 2005). Dapat dikatakan pula bahwa reliabilitas adalah suatu nilai yang menunjukkan konsistensi suatu alat pengukur di dalam

(7)

mengukur gejala yang sama (Umar 2003). Menurut Umar (2003), terdapat berbagai macam teknik pengukuran reliabilitas, yaitu :

1. Teknik Test-Ratest 2. Teknik Spearman-Brown 3. Teknik K-R 20 4. Teknik K-R 21 5. Teknik Cronbach 6. Teknik Observasi

Dalam penelitian ini, teknik pengukuran reliabilitas yang digunakan adalah teknik Cronbach karena skala yang digunakan dalam penenlitian ini adalah skala Likert (1-5). Sama halnya dengan uji validitas, uji reliabilitas juga dilakukan dengan menggunakan software SPSS 16,0. Reliabilitas suatu variabel (atribut) dapat dilihat pada hasil output SPSS pada tabel dengan judul Reliability Statistics. Menilai reliabel/tidaknya masing-masing variabel (atribut) dapat dilihat dari nilai Alpha. Indikator reliabilitas variabel-variabel (atribut-atribut) adalah sebagai berikut (Nugroho 2005) :

Alpha 0,00-0,20 = tidak reliabel • Alpha 0,21-0,50 = kurang reliabel • Alpha 0,51-0,60 = cukup reliabel • Alpha 0,61-0,80 = reliabel • Alpha 0,81-1,00 = sangat reliabel

Jika tidak reliabel, maka variabel (atribut) yang memiliki nilai Alpha if them Deleted terbesar harus dihilangkan dan tidak ditanyakan kepada responden pada saat pengambilan data dalam penelitian.

Hasil uji reliabilitas dalam penelitian ini menunjukkan bahwa semua atribut Rumah Makan Carita dapat dikatakan bahwa dalam penelitian ini menunjukkan bahwa semua atribut Rumah Makan Carita dapat dikatakan sangat reliabelkarena memiliki nilai Alpha = 0, 967 dimana nilai tersebut berada dalam rentang 0,81-1,00. Konsisten dalam pengukurannya pada penelitian ini (Lampiran 6). Variabel (atribut) dalam penelitian di Rumah Makan Carita sebelum uji pendahuluan dan setelah uji pendahuluan tidak ada perubahan, Hal ini disebabkan semua variabel (atribut) dalam penelitian ini memiliki nilai

(8)

Corrected Item-Total Correlation > 0,3. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa 28 atribut sudah valid. Adapun variabel (atribut) yang sudah melalui tahap uji validitas dan reliabilitas dapat dilihat pada Tabel 5.

(9)

Tabel 5. Penjabaran Atribut Rumah Makan Carita Setelah Uji Pendahuluan

Variabel 7P

Dimensi

Produk Dimensi Kualitas Produk Atribut yang digunakan Indikator

Produk

Barang

Fungsi (performance) 1. Cita Rasa Makanan

1. Gurih , bercita rasa khas jawa

Fitur (features)

2. Aroma Makanan 2. Aroma, selera 3. Porsi Makanan 3.Banyak,sedang,sedikit Jasa Empati (Emphaty)

4. Kehieginisan perlengkapan

makan yang digunakan 4.Debu, berkhas jawa Barang Features 5. Keragaman makanan 5. Banyak, selera

Harga Barang Reputation

6. Harga berbagai makanan yang

ditawarkan 6. Kualitas, porsi

Orang Jasa

Daya tanggap

(responsiveness) 7. Kesigapan Pramusaji 7. Inisiatif pramusaji

Assurance (jaminan)

8. Keramahan dan Kesopanan

Pramusaji 8. Senyum, tutur kata 9. Pengetahuan pramusaji

terhadap produk 9.Pengetahuan makanan Bukti fisik (tangibles) 10. Penampilan pramusaji

10. Rapi, bersih, seragam Proses Jasa Daya tanggap (responsiveness)

11. Kecepatan penyajian 11. Waktu 12. Kecepatan Transaksi 12. Waktu Barang Servicebility 13. Kesigapan pihak rumah

makan dalam merespon keluhan

13. Sesuai harapan konsumen, segera

Tempat Jasa Empati (Emphaty)

14. Kemudahan dalam

menjangkau lokasi 14. Dari jalan utama

Bukti Fisik Jasa

Bukti fisik (tangibles)

15.Pemutaran musik

15. kesesuaian volume dan jenis musik 16. Dekorasi rumah makan

16. Rapi, unik (khas jawa) 17. Ketersediaan wastafel 17. Jumlah,posisi, kebersihan 18. Ketersediaan toilet 18. Jumlah, ada petunjuk laki-laki dan wanita, serta kebersihan 19. ketersediaan

mushollah(tempat ibadah) 19. Luas, bersih 20. Ketersediaan tempat duduk

(lesehan)

20. Unik, bersih,nyaman 21. ketersediaan fasilitas

kemanan

21. Area parkir, petugas kemanan

22. Tersedianya stiker carita bagi

kendaraan pengunjung 22. Tampilan, warna

Empati (Emphaty)

23. Durasi waktu buka rumah

makan 23. Waktu

24. Kenyamanan rumah makan

24. Luas, sejuk, aroma rumah makan 25. Kebersihan ruang makan 25. Debu, kotor

Promosi Jasa Bukti fisik (tangibles)

26. Papan nama 26. Tampilan warna 27. Member card

27. Potongan harga, waktu

(10)

4.5 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan metode survey. Menurut Gulo (2005), metode survey adalah metode pengumpulan data dengan menggunakan instrument. Umumnya instrument yang digunakan dalam metode survey adalah kuesioner. Pada kuesioner, pertanyaan disusun dalam bentuk kalimat tanya. Jenis pertanyaan dalam kuesioner tersebuat adalah pertanyaan berstruktur. Pertanyaan berstruktur adalah pertanyaan yang dibuat sedemikian rupa sehingga konsumen dibatasi dalam memberi jawaban kepada beberapa alternatif saja atau kepada satu jawaban saja (Nazir 1999). Pertanyaan berstruktur yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk pertanyaan tertutup dan pertanyaan semi terbuka. Daftar pertanyaan semi terbuka adalah pertanyaan yang selain memberikan pilihan juga menyediakan tempat untuk menjawab secara bebas apabila jawaban konsumen ada di luar pilihan alternatif yang tersedia, sedangkan bersifat tertutup jika alternatif-alternatif jawaban telah disediakan

4.6 Metode Pengolahan Data

Metode pengolahan dan analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif (descriptive analysis), Customer Satifaction Index (CSI), dan Importance Performance Analysis. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan alat bantu software computer Microsoft Excel 2007 untuk tabulasi data dan SPSS versi 16,0 for Windows untuk uji validitas dan reliabilitas, dan Minitab 14 untuk analisis Importance Performance Analysis.

4.6.1 Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif digunakan untuk melihat karakteristik pengunjung, proses keputusan pembelian, dan tingkat loyalitas konsumen Rumah Makan Carita. Analisis Deskriptif menggunakan tabulasi deskriptif yaitu tabel frekuensi dengan penyajian data dan informasi dalam bentuk tabel sederhana yang berisi pengelompokan jawaban yang sama. Tahapan dalam analisis deskriptif terdiri dari tabulasi data dan interpretasi data. Karakteristik responden yang akan

(11)

dianalisis meliputi usia, jenis kelamin, tempat tinggal/domisili, pendidikan, jenis pekerjaan, tingkat pendapatan, dan status pernikahan. Proses keputusan pembelian yang dianalisis mulai dari tahapan pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, pembelian, dan pasca pembelian. Sedangkan tingkat loyalitas konsumen akan dibagi ke dalam lima kategori yaitu switcher buyer, satisfied buyer, liking the brand, dan committed buyer.

4.6.2 Importance Performance Analysis (IPA)

Importance Performance Analysis (IPA) merupakan suatu teknik yang digunakan untuk mengukur atribut-atribut dari tingkat kepentingan dengan tingkat kinerja yang diharapkan konsumen. Untuk menjelaskan tingkat kepentingan, digunakan skala Likert. Data yang diperoleh berguna untuk mengetahui tingkat kepentingan secara nyata dari atribut jasa dan atribut produk Rumah Makan Carita. Pertanyaan yang diberikan adalah pertanyaan tertutup dimana responden diminta untuk memilih jawaban dari pilihan yang ada. Pilihan dibuat berjenjang mulai dari intensitas paling rendah, diberi angka 1 (sangat tidak penting) sampai paling tinggi diberikan angka 5 (sangat penting). Sama halnya dengan menjelaskan tingkat kepentingan, dalam menjelaskan tingkat kinerja juga menggunakan pilihan jawaban dengan skala Likert. Pilihan dibuat berjenjang mulai dari intensitas paling rendah, diberi angka 1 (sangat tidak puas) sampai paling tinggi diberi angka 5 (sangat puas). Penggunaan penilaian sangat tidak puas hingga sangat puas dalam mengukur tingkat kinerja suatu atribut dikarenakan penilaian sangat tidak puas hingga sangat puas merupakan indikator suatu atribut produk berfungsi dengan baik, tingkat kinerja berfungsi dengan baik sesuai harapan konsumen maka performa suatu produk akan dinilai puas oleh konsumen (Sumarwan 2011). Penilaian tingkat kinerja yang dapat mempengaruhi kepuasan konsumen akan diwakili oleh huruf X, sedangkan untuk penilaian tingkat kepentingan diwakili oleh huruf Y. untuk menilai kinerja dan kepentingan konsumen digunakan skor seperti terlihat pada Tabel 6.

(12)

Tabel 6. Skor Penilaian Tingkat Kinerja dan Kepentingan

Skor Kinerja Kepentingan

Skor 1 Sangat Tidak Puas Sangat tidak penting Skor 2 Tidak Puas Tidak Penting Skor 3 Cukup Puas Cukup Penting

Skor 4 Puas Penting

Skor 5 Sangat Puas Sangat Penting

Total penilaian tingkat kinerja dan kepentingan diperoleh dengan cara menjumlahkan skor penilaian yang diberikan konsumen. Hasil perhitungan akan digambarkan dalam diagram karterius. Masing-masing atribut diposisikan dalam diagram tersebut berdasarkan skor rata-rata, dimana skor rata-rata penilaian kinerja (X) menunjukkan posisi suatu atribut pada sumbu X, sedangkan posisi atribut sumbu Y ditunjukkan oleh skor rata-rata pada tingkat kepentingan (Y).

Adapun rumus yang digunakan adalah:

∑ ∑ Keterangan:

X = Skor rata-rata tingkat kinerja Y = Skor rata-rata tingkat kepentingan n = Jumlah responden

Diagram karterius merupakan suatu bagan yang dibagi atas empat bagian dan dibatasi oleh dua buah garis yang berpotongan tegak lurus pada titik-titik (Xi,Yi). Titik tersebut diperoleh dari rumus:

∑ ∑

Keterangan:

Xi = Batas sumbu X (tingkat kinerja) Yi= Batas sumbu Y (tingkat kepentingan) k = Banyaknya atribut yang diteliti

Selanjutnya setiap atribut tersebut dijabarkan dalam diagram kartesius seperti yang terlibat pada Gambar 9

(13)

Gambar 9 M terletak di sebelah ki 1. Kuadr konsum yang d sangat mener 2. Kuadr konsum dengan untuk Penting Kepentinga Kurang Pen 9. Diagram Sumber: R Matriks IPA i sebelah k iri bawah, d ran I (Priorit Kuadran men pada k diharapkan t rendah da rus. ran II (Perta Kuadran men dan p n diharapka dapat mem an nting Karterius I Rangkuti (2006 A terdiri d kiri atas, ku dan kuadran tas Utama) n ini memu kenyataanny artinya tin an Rumah M ahankan Pre n ini memu pihak Rum an oleh kon mpertahankan Y K Importance 6) ari dari em uadran kedu empat di se uat atribut-ya kinerja gkat kepua Makan Cari estasi) uat atribut-mah Makan nsumen. Hal n kinerja atr Y I Prioritas Ut III Prestasi Ren Kurang Baik and Perform mpat kuadra ua di sebela ebelah kana -atribut yan dari atribut san yang d ita perlu m -atribut yan Carita tel l ini menun ribut pada k tama ndah Kin mance Anal an yaitu ku ah atas, kua an bawah. ng dianggap t ini belum diperoleh ko melakukan p ng dianggap lah melaku ntukt Rumah kuadran ini. II Pertahanka IV Berleb nerja lysis uadran pert adran ketig p penting o m sesuai den onsumen m perbaikan te p penting o ukannya se h Makan Ca I an Prestasi V bihan Baik tama ga di oleh ngan masih erus-oleh esuai arita X

(14)

3. Kuadran III (Prioritas Rendah)

Kuadran ini memuat atribut-atribut yang dianggap kurang penting pengaruhnya oleh konsumen, dan pada kenyataannya kinerjanya juga tidak terlalu istimewa. Perbaikan atau peningkatan kinerja atribut-atribut yang terdapat dalam kuadran ini dapat dipertimbangkan kembali karena pengaruhnya kecil terhadap konsumen.

4. Kuadran IV (Berlebihan)

Kuadran ini memuat atribut-atribut yang dianggap kurang penting pengaruhnya bagi konsumen, akan tetapi pelaksanaannya telah dijalankan dengan sangat baik oleh pihak Rumah Makan Carita. Kinerja atribut-atribut yang termasuk dalam kuadran ini dapat dikurangi agar dapat menghemat biaya.

4.6.3 Customer Satifaction Index (CSI)

Customer Satifaction Index (CSI) digunakan untuk menentukan tingkat kepuasan konsumen secara menyeluruh dengan pendekatan yang mempertimbangkan tingkat kepentingan dari atribut-atribut yang diukur. Menurut Aritonang (2005) dalam Hapsari (2010), metode pengukuran CSI meliputi tahap-tahap sebagai berikut:

1. Menetukan Mean Importance Score (MIS-i) dan Mean Satisfaction Score

(MSS). Nilai ini didapat dari nilai rata-rata tingkat kepentingan dan rata-rata tingkat kinerja atribut.

∑ ∑

Keterangan : n = Jumlah responden Xi = Nilai kinerja atribut ke-i Yi = nilai kepentingan atribut ke-i

2. Weight Factor (WF), adalah fungsi dari MeanImportance Score (MIS-i) atau nilai dari rata-rata tingkat kepentingan (MIS-i) masing-masing atribut yang dinyatakan dalam bentuk persen terhadap total Mean Importance Score

(15)

3. Weighted Score (WS), adalah fungsi dari Mean Satisfaction Score (MSS) dikali dengan Weighting Factor (WF). Mean Satisfaction Score atau nilai rata tingkat kepuasan diperoleh dari nilai rata-rata tingkat performance atau nilai rata-rata tingkat kinerja dari suatu atribut.

WS = MSS x WF

4. Weight Average Total (WAT), adalah fungsi dari total Weighted Score (WS) atribut ke – I (a1) hingga atribut ke-n (an).

WAT = WSa1 + WSa2 + … + WSan

5. Customer Satisfaction Index, yaitu fungsi dari nilai Weight Average (WA) dibagi dengan Highest Scale (HS) atau yang dinyatakan dalam bentuk persen. Skala maksimum diperoleh dari ukuran skala Likert yang digunakan dalam pembobotan tingkat kepentingan dan kinerja. Maka dalam penelitian ini skala maksimum yang digunakan yaitu lima.

CSI WA HS %

Rentang skala pada indeks kepuasan pelanggan digunakan untuk menunjukkan tingkat kepuasan pelanggan terhadap produk dan jasa dimana rentang skala kepuasan pelanggan berkisar 0.00 hingga 1,00 (sangat tidak puas hingga sangat puas), dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7. Kriteria Nilai Customer Satisfaction Index

Angka Indeks Interpretasi

0,00 - 0,34 Sangat tidak puas

0,35 - 0,50 Tidak puas

0,51 - 0,65 Cukup puas

0,66 - 0,80 Puas

0,81 - 1,00 Sangat puas

Sumber: Panduan Survey Kepuasan Konsumen PT. SUCOFINDO dalam Ginting (2009)

Menurut Simamora (2002), penentuan angka indeks pada kriteria nilai CSI menggunakan skala numerik dengan rumus sebagai berikut:

(16)

Keterangan : RS : rentang skala m : skor tertinggi n : skor terendah

b : jumlah kelas (dalam penelitian ini digunakan skala maksimal lima)

4.6.4 Analisis Tingkat Loyalitas

Menurut Durianto,Sugiarto, Sitinjak (2004), tingkat loyalitas konsumen Rumah Makan Carita dianalisis menggunakan piramida loyalitas dengan beberapa kategori, antara lain: switcher buyer, habitual buyer, satisfied buyer, liking the brand dan committed buyer.

a. Analisis Switcher Buyer

Switcher Buyer adalah konsumen yang sensitif terhadap perubahan harga, sehingga pada tingkatan loyalitas ditempatkan pada urutan paling bawah. Responden yang termasuk dalam kategori switcher adalah responden yang menjawab “sering” dan “selalu”. Perhitungan selanjutnya melalui tabulasi sebagai berikut :

Tabel 8. Perhitungan Switcher Buyer

Switcher Buyer Merek Jawaban X F f.X % Rumah Makan carita Tidak Pernah 1 Jarang 2 Kadang-kadang 3 Sering 4 Selalu 5 Total A B 100% Rata-rata Switcher Buyer X100%

Sumber: Durianto,Sugiarto, Sitinjak.2004 Keterangan :

X = bobot masing-masing jawaban F = jumlah responden yang menjawab

(17)

% = Presentase responden yang menjawab sering dan selalu Interval untuk rentang skala perhitungan ini adalah sebagai berikut :

5 1

5 0,80

Hasil perhitungan akan diinterpertasikan berdasarkan nilai rata-rata yang dihasilkan ke dalam rentang skala sebagai berikut :

1,00 – 1,80 = Tidak pernah 1,81 – 2,60 = Jarang

2,61 – 3,40 = Kadang-kadang 3,41 – 4,20 = Sering

4,21 - 5,00 = Selalu

b. Analisis Habitual Buyer

Analisis ini digunakan untuk melihat seberapa besar presentase responden yang membeli di Rumah Makan Carita karena faktor kebiasaan.

Respondenyang termasuk Habitual Buyer adalah responden yang dikategorikan sebagai pembeli yang puas dengan produk yang dikonsumsinya. Habitual Buyer

dihitung berdasarkan jawaban “setuju” dan “sangat setuju”. Perhitungan dilakukan melalui tabulasi sebagai berikut

(18)

Tabel 9. Perhitungan Habitual Buyer Habitual Buyer Merek Jawaban X F f.X % Rumah Makan carita Sangat Tidak Setuju 1 Tidak Setuju 2 Ragu-Ragu 3 Setuju 4 Sangat Setuju 5 Total A B 100% Rata-rata Habitual Buyer X100%

Sumber: Durianto,Sugiarto, Sitinjak.2004 Keterangan :

X = bobot masing-masing jawaban F = jumlah responden yang menjawab

% = Presentase responden yang menjawab setuju dan sangat setuju Interval untuk rentang skala perhitungan ini adalah sebagai berikut :

5 1

5 0,80

Hasil perhitungan akan diinterpertasikan berdasarkan nilai rata-rata yang dihasilkan ke dalam rentang skala sebagai berikut :

1,00 – 1,80 = Sangat tidak setuju 1,81 – 2,60 = Tidak setuju 2,61 – 3,40 = Cukup setuju 3,41 – 4,20 = Setuju 4,21 - 5,00 = Sangat setuju c. Analisis Satisfied Buyer

Analisis ini digunakan untuk melihat seberapa besar presentase responden yang puas, meskipun mungkin saja mereka memindahkan

(19)

pembeliaannya ke rumah makan lain dengan menanggung switching cost yang terkait dengan waktu, uang atau risiko kinerja yang melekat pada tindakan mereka beralih rumah makan. Satisfied Buyer dihitung berdasarkan jawaban “setuju” dan “sangat setuju”. Perhitungan dilakukan melalui tabulasi sebagai berikut :

Tabel 10. Perhitungan Satisfied Buyer

Satisfied Buyer Merek Jawaban X F f.X % Rumah Makan carita Sangat Tidak Setuju 1 Tidak Setuju 2 Ragu-Ragu 3 Setuju 4 Sangat Setuju 5 Total A B 100% Rata-rata Satisfied Buyer X100%

Sumber: Durianto,Sugiarto, Sitinjak.2004 Keterangan :

X = bobot masing-masing jawaban F = jumlah responden yang menjawab

% = Presentase responden yang menjawab setuju dan sangat setuju Interval untuk rentang skala perhitungan ini adalah sebagai berikut :

5 1

5 0,80

Hasil perhitungan akan diinterpertasikan berdasarkan nilai rata-rata yang dihasilkan ke dalam rentang skala sebagai berikut :

1,00 – 1,80 = Sangat tidak setuju 1,81 – 2,60 = Tidak setuju 2,61 – 3,40 = Cukup setuju 3,41 – 4,20 = Setuju

(20)

4,21 - 5,00 = Sangat setuju d. Analsis Liking The Brand

Analisis ini digunakan untuk melihat seberapa besar presentase responden yang sungguh-sungguh menyukai Rumah Makan Carita. Responden yang termasuk Liking The Brand adalah responden yang menjawab “setuju” dan “sangat setuju”. Perhitungan dilakukan melalui tabulasi sebagai berikut :

Tabel 11. Perhitungan Liking The Brand

Liking The Brand

Merek Jawaban X F f.X % Rumah Makan carita Sangat Tidak Setuju 1 Tidak Setuju 2 Ragu-Ragu 3 Setuju 4 Sangat Setuju 5 Total A B 100% Rata-rata

Liking The Brand X100%

Sumber: Durianto,Sugiarto, Sitinjak.2004 Keterangan :

X = bobot masing-masing jawaban F = jumlah responden yang menjawab

% = Presentase responden yang menjawab setuju dan sangat setuju Interval untuk rentang skala perhitungan ini adalah sebagai berikut :

5 1

(21)

Hasil perhitungan akan diinterpertasikan berdasarkan nilai rata-rata yang dihasilkan ke dalam rentang skala sebagai berikut :

1,00 – 1,80 = Sangat tidak setuju 1,81 – 2,60 = Tidak setuju 2,61 – 3,40 = Cukup setuju 3,41 – 4,20 = Setuju

4,21 - 5,00 = Sangat setuju e. Analisis Committed Buyer

Analisis ini digunakan untuk melihat seberapa besar presentase responden yang merupakan pelanggan setia Rumah Makan Carita. Salah satu contoh kesetiaan pembeli dapat ditunjukkan dengan merekomendasikan Rumah Makan Carita ke orang lain.Responden yang termasuk Committed Buyer adalah responden yang menjawab “sering” dan “selalu”. Perhitungan dilakukan melalui tabulasi sebagai berikut :

Tabel 12. Perhitungan Committed Buyer

Committed Buyer Merek Jawaban X F f.X % Rumah Makan carita Tidak pernah 1 Jarang 2 Kadang-kadang 3 Sering 4 Selalu 5 Total A B 100% Rata-rata Commited Buyer X100%

(22)

Keterangan :

X = bobot masing-masing jawaban F = jumlah responden yang menjawab

% = Presentase responden yang menjawab sering dan selalu Interval untuk rentang skala perhitungan ini adalah sebagai berikut :

5 1

5 0,80

Hasil perhitungan akan diinterpertasikan berdasarkan nilai rata-rata yang dihasilkan ke dalam rentang skala sebagai berikut :

1,00 – 1,80 = Tidak pernah 1,81 – 2,60 = Jarang

2,61 – 3,40 = Kadang-kadang 3,41 – 4,20 = Sering

4,21 - 5,00 = Selalu

Bisa dilihat dari tabel piramida loyalitas di atas yaitu switcher buyer, habitual buyer, satisfied buyer, liking the brand, dan committed buyer, total dari penjumlahan semua tingkatan tidak 100 persen. Hal ini dikarenakan konsumen/ responden dapat berada di dua bahkan lebih pada tingkatan piramida loyalitas, mengingat bahwa setiap konsumen tidak hanya memiliki satu sifat dan setiap konsumen memiliki keinginan yang berbeda-beda serta selalu berubah-ubah. Keinginan konsumen yang berbeda-beda dan selalu berubah-ubah disebabkan kerana adanya perubahan-perubahan lingkungan ekstern (budaya, sosial, dan keluarga) dan intern (motivasi, pengamatan, pembelajaran) yang mempengaruhinya6. Pada piramida loyalitas tersebut tidak dapat dilihat irisan yang terdapat antara satu tingkatan dengan tingkatan yang lain, dikarenakan masing-masing tingkatan memiliki total 100 persen dan masing-masing tingkatan mempunyai pertanyaan dan hasil yang berbeda.

      

6

(23)

4.7. Definisi Operasional

Konsep yang digunakan dalam penelitian ini secara operasional didefinisikan sebagai berikut:

1. Konsumen adalah orang yang melakukan pembelian di Rumah Makan Carita pada saat dilakukan penelitian.

2. Produk Rumah Makan Carita adalah sesuatu yang dijual atau ditawarkan oleh Rumah Makan Carita kepada konsumen untuk diperhatikan, dimiliki, atau dikonsumsi, sehingga dapat memuaskan keinginan dan kebutuhan konsumen. 3. Responden adalah orang yang berusia 17 tahun atau lebih yang pernah

mengunjungi Rumah Makan Carita sebanyak dua kali dan bersedia untuk mengisi kuesioner.

4. Usia adalah rentang waktu kehidupan responden, ketika penelitian ini dilakukan yang diukur dalam satuan tahun berkisar antara 17 tahun ke atas.

5. Jenis kelamin adalah identitas responden dalam berperilaku sebagi perempuan atau lelaki.

6. Domisili adalah asal daerah responden Rumah Makan Carita

7. Status Pernikahan adalah status responden sudah atau belumnya melaksanakan pernikahan.

8. Pendidikan adalah tingkat pendidikan formal terakhir responden pada saat penelitian dilakukan.

9. Pengeluaran konsumsi adalah jumlah pengeluaran responden dalam satuan rupiah yang digunakan pada saat melakukan pembelian di Rumah Makan Carita.

10. Cita rasa makanan adalah tanggapan pasca indera perasa konsumen terhadap berbagai menu makanan yang disajikan di Rumah Makan Carita sehingga konsumen mendapati cita rasa makanan yang diharapkan.

11. Porsi makanan adalah ukuran seberapa sesuai dan lengkapnya makanan yang disajikan.

12. Keragaman beragam menu pilihan makanan dan minuman adalah tingkat kesiapan Rumah Makan Carita dalam menyediakan beragam menu pilihan (makanan dan minuman).

(24)

13. Kehigienisan makanan dan perlengkapan makanan yang digunakan adalah tingkat kebersihan makanan yang disajikan dan perlengkapan makanan yang disajikan.

14. Harga berbagai menu yang ditawarkan adalah nilai uang yang harus dibayarkan konsumen terhadap berbagai menu yang ditawarkan dan apakah sesuai dengan nilai yang diberikan produk.

15. Kesigapan Pramusaji adalah tingkat ketanggapan pramusaji Rumah Makan Carita dalam melayani konsumen sejak awal konsumen memasuki rumah makan carita.

16. Keragaman dan kesopanan pramusaji adalah bagaimana pramusaji dapat membuat konsumen senang dan dihormati dengan adanya sapaan, senyuman, dan tutur kata serta perbuatan.

17. Penampilan pramusaji adalah tingkat kerapihan dan kebersihan pramusaji baik individualnya maupun kostum yang digunakan.

18. Pengetahuan pramusaji terhadap produk adalah bagaimana pramusaji dapat menjelaskan bahan dasar, harga, dan kelebihan setiap produk yang ada.

19. Kecepatan penyajian adalah seberapa cepat pesanan konsumen diterima oleh konsumen.

20. Kecepatan transaksi adalah seberapa cepat pramusaji melakukan proses transaksi dengan konsumen.

21. Kesigapan pihak rumah makan dalam merespon keluhan pelanggan adalah tingkat ketanggapan pramusaji dalam merespon keluhan konsumen tanpa menimbukan kesalahpahaman.

22. Kemudahan dalam menjangkau lokasi adalah seberapa mudah lokasi Rumah Makan Carita untuk dijangkau (dekat atau jauh).

23. Kenyamanan rumah makan adalah situasi Rumah Makan Carita yang membuat konsumen senang berada di rumah makan yang diukur dari ukuran tempat makan, kesejukkan rumah makan, keharuman rumah makan dan kebersihan rumah makan.

24. Dekorasi rumah makan adalah bagaimana penataan interior dan eksterior serta hiasan yang dominan berkhas jawa modern yang ada di Rumah Makan Carita.

(25)

25. Ketersediaan wastafel adalah tersedianya jumlah wastafel yang memadai, terjaga kebersihannya serta mudah ditemukan.

26. Ketersediaan toilet adalah tersedianya jumlah toilet yang memadai, terjaga kebersihannya serta mudah ditemukan.

27. Ketersediaan musollah (tempat ibadah) adalah tersedianya musollah di Rumah Makan Carita, ukuran (luas atau sempit) mushollah dan kebersihannya juga terjaga juga letaknya yang mudah ditemukan konsumen.

28. Ketersediaan tempat duduk (lesehan) adalah tersedianya tempat duduk kosumen yang berupa lesehan dan terbuat dari kayu, keunikan serta kebersihan lesehan. 29. Ketersediaan fasilitas kemanan adalah terdapat area parkir untuk kendaraan di

Rumah Makan Carita dan terdapat petugas keamanan di Rumah Makan Carita, yaitu petugas yang berjaga di rumah makan dan di tempat parkir.

30. Ketersediaan stiker adalah kenang-kenangan dari Rumah Makan Carita bagi kendaraan pengunjung rumah makan.

31. Durasi waktu buka rumah makan adalah lamanya operasional rumah makan dalam menyediakan jasa makanan kepada konsumen Rumah Makan Carita. 32. Pemutaran musik adalah kesesuaian jenis musik, volume musik yang diberikan

Rumah Makan Carita di rumah makan sehingga konsumen merasa nyaman. 33. Papan nama adalah Posisi dan tingkat kemencolokan warna papan nama Rumah

Makan Carita.

34. Member Card adalah kartu bagi pelanggan Rumah Makan Carita yang berguna bagi pelanggan agar mendapatkan potongan harga dari Rumah Makan Carita sebesar 12,5 persen.

35. Iklan dan promosi adalah Rumah Makan Carita mempromosikan rumah makannya di sebuah media seperti, media cetak (brosur).

Gambar

Tabel 4. Penjabaran Atribut Rumah Makan Carita Sebelum Uji Pendahuluan
Tabel 5. Penjabaran Atribut Rumah Makan Carita Setelah Uji Pendahuluan
Gambar 9 M terletak di sebelah ki 1.  Kuadr konsum yang  d sangat mener 2.  Kuadr konsum dengan untuk Penting  Kepentinga Kurang Pen 9
Tabel 8. Perhitungan Switcher Buyer
+5

Referensi

Dokumen terkait

Secara periodik, sistem administrasi PT.(Persero) Bank Rakyat Indonesia Cabang Pembantu Unit Keera harus di teliti atau di periksa oleh pihak yang bebas dari tugas rutin yaitu

Gambar 4.11 merupakan Perancangan Form data transaksi, berfungsi untuk melihat total harga penawaran untuk semua barang lelang yang diajukan oleh setiap vendor.. Di

Dengan persaingan yang sering terjadi dalam berdagang dan untung rugi sering menyapa tidak mengurangi para penjual untuk mencari langkah- langka atau cara supaya barang

HP dan afiliasinya dapat mengumpulkan dan menggunakan informasi teknis yang Anda berikan sehubungan dengan (i) cara Anda Menggunakan Perangkat Lunak atau Produk HP, maupun

Kotler dan Keller (2009: 5) menyatakan bahwa manajemen pemasaran sebagai ilmu dan seni memilih pasar sasaran dan meraih, mempertahankan, serta menumbuhkan

keluarga yang beriman dan bertaqwa kepada keluarga yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlaq mulia dan Tuhan Yang Maha Esa, berakhlaq mulia dan berbudi

Berdasarkan uraian yang penulis jelaskan, maka penulis tertarik untuk meneliti lebih jauh dalam bentuk skripsi dan mengambil penelitian di lingkungan kerja Dinas Koperasi, UKM,

Strategi Food and Beverage Sales Executive Dalam Meningkatkan Revenue di Sheraton Bandung Hotel&amp;Towers Departemen Food and Beverage merupakan departemen yang