• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Iklim Kerja dan Pengembangan Karir Terhadap Komitmen Organisasi dan Kepuasan Kerja Karyawan Pada Kantor Pusat PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Iklim Kerja dan Pengembangan Karir Terhadap Komitmen Organisasi dan Kepuasan Kerja Karyawan Pada Kantor Pusat PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara"

Copied!
157
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

PENGARUH IKLIM KERJA DAN PENGEMBAGAN KARIR TERHADAP KOMITMEN ORGANISASI DAN KEPUASAN

KERJA KARYAWAN PADA KANTOR PUSAT PDAM TIRTANADI PROVINSI SUMATERA UTARA

OLEH

Lora Yana Br Hutagalung 120521101

PROGRAM STUDI STRATA 1 MANAJEMEN EKSTENSI DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

DEPARTEMEN MANAJEMEN

PENANGGUNG JAWAB SKRIPSI

Nama : Lora Yana Br Hutagalung

NIM : 120521101

Program Studi : S1-Manajemen Ekstensi

Konsentrasi : Manajemen Sumber Daya Manusia

Judul : Pengaruh Iklim Kerja dan Pengembangan Karir Terhadap Komitmen Organisasi dan Kepuasan Kerja Karyawan Pada Kantor Pusat PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara

Medan, Januari 2015

120521101

(3)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

DEPARTEMEN MANAJEMEN

Nama : Lora Yana Br Hutagalung

LEMBAR PENGESAHAN

NIM : 120521101

Program Studi : S1-Manajemen Ekstensi

Konsentrasi : Manajemen Sumber Daya Manusia

Judul : Pengaruh Iklim Kerja dan Pengembangan Karir Terhadap Komitmen Organisasi dan Kepuasan Kerja Karyawan Pada Kantor Pusat PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara

Pembimbing Skripsi Pembaca Penilai

Dra. Yeni Absah, SE., M.Si

NIP. 19741123 200012 2 001 NIP. 19780313 200212 2 001 Dr. Elisabeth S., SE., M.Ec

Ketua Program Studi

(4)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

DEPARTEMEN MANAJEMEN

PERSETUJUAN ADMINISTRASI AKADEMIK

Nama : Lora Yana Br Hutagalung

NIM : 120521101

Program Studi : S1-Manajemen Ekstensi

Konsentrasi : Manajemen Sumber Daya Manusia

Judul : Pengaruh Iklim Kerja dan Pengembangan Karir Terhadap Komitmen Organisasi dan Kepuasan Kerja Karyawan Pada Kantor Pusat PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara

Tanggal: Januari 2015 Ketua Program Studi Manajemen

NIP. 19620513 199203 2 001

Dr. Endang Sulistya Rini, S.E., M.Si

Tanggal: Januari 2015 Ketua Departemen

(5)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

DEPARTEMEN MANAJEMEN

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul:

Pengaruh Iklim Kerja dan Pengembangan Karir Terhadap Komitmen Organisasi dan Kepuasan Kerja Karyawan Pada Kantor Pusat PDAM Tirtanadi

Provinsi Sumatera Utara

Adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna menyelesaikan beban akademik pada Fakultas Ekonomi dan Bisinis Universitas Sumatera Utara Medan.

Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga, dan/atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin, dan/atau dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah.

Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Medan, Januari 2015

120521101

(6)

ABSTRAK

PENGARUH IKLIM KERJA DAN PENGEMBAGAN KARIR TERHADAP KOMITMEN ORGANISASI DAN KEPUASAN KERJA PADA KANTOR

PUSAT PDAM TIRTANADI PROVINSI SUMATERA UTARA

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh iklim kerja dan pengembangan karir terhadap komitmen organisasi dan kepuasan kerja pada Kantor Pusat PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara. Penelitian ini merupakan jenis penelitian asosiatif kausal yang bertujuan untuk menganalisis hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya atau begaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lain. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan divisi SDM, Umum, dan Keuangan dengan jumlah 64 orang. Metode pengambilan sampel menggunakan metode sensus yaitu seluruh anggota populasi dijadikan sampel dengan jumlah 64 responden. Data primer dikumpulkan melalui penyebaran kuesioner dan wawancara, data sekunder dikumpulkan dari perusahaan dan studi pustaka. Metode analisis data yang digunakan adalah metode analisis deskriptif dan kuantitatif dengan teknik analisis jalur (path). Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel iklim kerja dan pengembangan karir secara langsung berpengaruh terhadap komitmen organisasi, secara tidak langsung iklim kerja dan pengembangan karir berpengaruh terhadap komitmen organisasi melalui kepuasan kerja.

(7)

ABSTRACT

INFLUENCE OF WORK CLIMATE AND CAREER DEVELOPMENT TO ORGANIZATIONAL COMMITMENT TO AND JOB SATISFACTION AT

THE HEAD OFFICE OF PDAM TIRTANADI NORTH SUMATERA

The purpose of this research was to determine and analyze the influence of the work climate and career development to organizational commitment and job satisfaction at the Head Office of Tirtanadi North Sumatra Province. This research is a type of associative causal research aimed to analyze the relationship between one variable with another variable or how a variable affects another variabl. The population in this study were all employees of the HR department, General, and Finance with number 64 employees. The sampling method using census method that all members of the population sampled by the number of 64 respondents. Primary data were collected through questionnaires and interviews, secondary data collected from company and literature. Data analysis method used is descriptive and quantitative analysis method by using path analysis. The results showed that the work climate and career development directly affect organizational commitment, indirectly work climate and career development influence on organizational commitment through job satisfaction .

(8)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala kasih dan anugerah-Nya yang selalu menyertai penulis dalam menyelesaikan skripsi yang berjudul Pengaruh Iklim Kerja dan Pengembangan Karir Terhadap Komitmen Organisasi dan Kepuasan Kerja Karyawan Pada Kantor Pusat PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara dengan baik. Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Peneliti telah banyak mendapatkan bimbingan, nasihat, dukungan dan dorongan dari Orangtua tercinta Papa Wasinton Hutagalung dan Mama Kinata Br Tarigan yang selama perkuliahan hingga penelitian skripsi ini selesai, terima kasih yang sebesar-besarnya peneliti ucapkan. Dalam kesempatan ini, Peneliti juga menyampaikan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec., Ac., Ak., CA. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

2. Dr. Isfenty Sadalia, S.E., M.E. dan Dra. Marhayanie, M.Si. selaku Ketua dan Sekretaris Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

3. Dr. Endang Sulistya Rini, S.E., M.Si. dan Dra. Friska Sipayung, M.Si. selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

4. Dra. Yeni Absah, SE., M.Si., selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan, dukungan, arahan kepada Peneliti, dan Dr. Elisabeth S., SE., M.Ec selaku Dosen Pembaca Penilai yang telah meluangkan waktu dan memberikan saran demi kesempurnaan skripsi ini.

(9)

6. Keluarga besar Hutagalung dan Tarigan, khususnya Abangnda Senta Parulian Hutagalung dan Kakak Ipar Pelinta Rina Br Gurusinga, Abangnda Carly Adriano Hutagalung dan si Bungsu Obreger Hutagalung yang selalu memberikan dukungan dan semangat.

7. Seluruh teman-teman di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, khususnya kepada teman-teman Jurusan S1- Manajemen Ekstensi 2012, Melva, Friska, Ayu Rena, Kiki, Kak Tantri, Thomy, Chaterina, Febrina, Anisyah serta teman lama saya Yuliana Tarigan, Yanna Tarigan, Gapenda Kaban, Bernaded Meydita, titin, Ulfa, silvi dan seluruh teman-teman se-Gereja GBKP Sembahe yang tidak dapat penulis ucapkan satu persatu yang telah memberikan semangat, harapan dan motivasi yang besar terhadap peneliti sampai selesainya skripsi ini.

8. Kepada Rekan sesama Volunteers GNI dan IOM yang telah memberikan pengalaman, dukungan dan semangad yang luar biasa kepada penulis.

9. Kepada seluruh Pimpinan dan Pegawai Kantor Pusat PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara, atas waktu dan kesempatan, serta saran yang diberikan kepada Peneliti demi kesempurnaan skripsi ini.

Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, karena itu Peneliti mengharapkan saran dan kritik dari semua pihak yang dapat membangun untuk menjadikan skripsi ini lebih baik lagi. Dengan segala kerendahan hati, Peneliti berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi berbagai pihak.

Medan, Januari 2015 Peneliti,

(10)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 9

1.3 Tujuan Penelitian ... 9

1.4 Manfaat Penelitian ... 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Iklim Kerja ... 11

2.1.1 Pengertian Iklim Kerja ... 11

2.1.2 Dimensi-Dimensi Iklim Kerja ... 13

2.1.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Terbentuknya Iklim Organisasi ... 17

2.1.4 Pengukuran Iklim Organisasi ... 20

2.2 Pengembangan Karir ... 21

2.2.1 Pengertian Pengembangan Karir ... 21

2.2.2 Tujuan Pengembangan Karir... 26

2.2.3 Unsur-Unsur Pengembangan Karir ... 28

2.2.4 Proses Pengembangan Karir ... 30

2.3 Kepuasan Kerja ... 31

2.3.1 Pengertian Kepuasan Kerja ... 31

2.3.2 Teori Kepuasan Kerja ... 32

2.3.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja ... 35

2.4 Komitmen Organisasi ... 36

2.4.1 Pengertian Komitmen Organisasi ... 36

2.4.2 Komponen-Komponen Komitmen Organisasi ... 38

2.4.3 Karakteristik Efektivitas Komitmen Karir ... 40

2.4.4 Bentuk Komitmen Karyawan ... 42

2.4.5 Motif Yang Mendasari Komitmen ... 44

2.5 Penelitian Terdahulu ... 45

2.6 Kerangka Konseptual ... 46

(11)

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian ... 50

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 50

3.3 Batasan Operasional ... 50

3.4 Operasionalisasi Variabel ... 51

3.5 Skala Pengukuran Variabel ... 54

3.6 Populasi dan Sampel Penelitian ... 55

3.6.1 Populasi ... 55

3.6.2 Sampel ... 55

3.7 Jenis dan Sumber Data ... 55

3.8 Metode Pengumpulan Data ... 56

3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 57

3.9.1 Uji Validitas ... 57

3.9.2 Uji Reliabilitas ... 59

3.10 Metode Analisis Data ... 60

3.10.1 Analisis Deskriptif ... 60

3.10.2 Analisis Jalur (path) ... 60

3.10.3 Pengujian Hipotesis ... 63

3.10.3.1 Uji Signifikansi Parsial (Uji t) ... 63

3.10.3.2 Koefisien Determinasi (R²) ... 63

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum ... 65

4.1.1 Sejarah Singkat Kantor Pusat Tirtanadi Medan ... 65

4.1.2 Visi Dan Misi PDAM Tirtanadi Medan ... 67

4.1.3 Makna Logo Perusahaan ... 68

4.1.4 Tujuan Pokok PDAM Tirtanadi Medan ... 69

4.1.5 Struktur Organisasi ... 70

4.1.6 Jaringan Usaha/Kegiatan ... 79

4.2 Hasil Penelitian ... 80

4.2.1 Hasil Analisis Deskriptif ... 80

4.2.1.1 Karakteristik Responden ... 80

4.2.1.2 Deskripsi Jawaban Responden ... 82

4.2.2 Hasil Analisis Jalur (path) ... 95

4.2.3.1 Analisis Jalur Struktural Pertama ... 95

4.2.3.2 Analisis Jalur Struktural Kedua ... 96

4.2.3 Pengujian Hipotesis ... 98

4.2.3.1 Uji Signifikansi Parsial (Uji t)... 98

4.2.3.2 Uji Koefisien Determinasi (R²) ... 99

4.3 Pembahasan ... 101

4.3.1 Pengaruh Iklim Kerja Terhadap Kepuasan Kerja ... 101

4.3.2 Pengaruh Pengembangan Karir Terhadap Kepuasan Kerja ... 103

(12)

4.3.4 Pengaruh Pengembangan Karir Terhadap

Komitmen Organisasi... 106

4.3.5 Pengaruh Kepuasan Kerja Terhadap Komitmen Organisasi... 107

4.3.6 Pengaruh Iklim Kerja Terhadap Komitmen Organisasi Melalui Kepuasan Kerja Sebagai Variabel Intervening ... 109

4.3.7 Pengaruh Pengembangan Karir Terhadap Komitmen Organisasi Melalui Kepuasan Kerja Sebagai Variabel Intervening ... 109

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 112

5.2 Saran ... 112

DAFTAR PUSTAKA ... 114

(13)

DAFTAR TABEL

No.Tabel Judul Halaman

Tabel 1.1 Absensi Karyawan Kantor Pusat PDAM Tirtanadi Provinsi

Sumatera Utara Periode 2010-2013 ... 5

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ... 45

Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel ... 53

Tabel 3.2 Instrumen Skala Likert ... 55

Tabel 3.3 Uji Validitas ... 58

Tabel 3.4 Uji Reliabilitas ... 59

Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 80

Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 80

Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan ... 81

Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja ... 82

Tabel 4.5 Deskripsi Jawaban Responden Tentang Variabel Iklim Kerja ... 82

Tabel 4.6 Deskripsi Jawaba Responden Tentang Variabel Pengembangan Karir (X2) ... 86

Tabel 4.7 Deskripsi Jawaban Responden Tentang Variabel Kepuasan Kerja (Y1) ... 89

Tabel 4.8 Deskripsi Jawaban Responden Tentang Variabel Komitmen Organisasi (Y2) ... 92

Tabel 4.12 Analisis Jalur Struktural Pertama ... 95

Tabel 4.13 Analisis Jalur Struktural Kedua ... 96

Tabel 4.14 Hasil Uji Parsial (Uji t) Struktural Pertama ... 98

Tabel 4.15 Hasil Uji Parsial (Uji t) Struktural Kedua ... 99

Tabel 4.16 Hasil Uji Determinasi (R2) Struktural Pertama ... 100

Tabel 4.17 Hasil Uji Determinasi (R2) Struktural Kedua ... 100

(14)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual ... 48 Gambar 4.1 Logo PDAM Tirtanadi ... 68 Gambar 4.2 Struktur Organisasi ... 71 Gamber 4.6 Kerangka Analisis Jalur (path) Struktur pertama dan

(15)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Judul Halaman

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian ... 116

Lampiran 2 Tabulasi Uji Validitas dan Reliabilitas ... 122

Lampiran 3 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 123

Lampiran 4 Tabulasi Jawaban Responden ... 125

Lampiran 5 Analisis Jawaban Responden ... 131

(16)

ABSTRAK

PENGARUH IKLIM KERJA DAN PENGEMBAGAN KARIR TERHADAP KOMITMEN ORGANISASI DAN KEPUASAN KERJA PADA KANTOR

PUSAT PDAM TIRTANADI PROVINSI SUMATERA UTARA

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh iklim kerja dan pengembangan karir terhadap komitmen organisasi dan kepuasan kerja pada Kantor Pusat PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara. Penelitian ini merupakan jenis penelitian asosiatif kausal yang bertujuan untuk menganalisis hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya atau begaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lain. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan divisi SDM, Umum, dan Keuangan dengan jumlah 64 orang. Metode pengambilan sampel menggunakan metode sensus yaitu seluruh anggota populasi dijadikan sampel dengan jumlah 64 responden. Data primer dikumpulkan melalui penyebaran kuesioner dan wawancara, data sekunder dikumpulkan dari perusahaan dan studi pustaka. Metode analisis data yang digunakan adalah metode analisis deskriptif dan kuantitatif dengan teknik analisis jalur (path). Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel iklim kerja dan pengembangan karir secara langsung berpengaruh terhadap komitmen organisasi, secara tidak langsung iklim kerja dan pengembangan karir berpengaruh terhadap komitmen organisasi melalui kepuasan kerja.

(17)

ABSTRACT

INFLUENCE OF WORK CLIMATE AND CAREER DEVELOPMENT TO ORGANIZATIONAL COMMITMENT TO AND JOB SATISFACTION AT

THE HEAD OFFICE OF PDAM TIRTANADI NORTH SUMATERA

The purpose of this research was to determine and analyze the influence of the work climate and career development to organizational commitment and job satisfaction at the Head Office of Tirtanadi North Sumatra Province. This research is a type of associative causal research aimed to analyze the relationship between one variable with another variable or how a variable affects another variabl. The population in this study were all employees of the HR department, General, and Finance with number 64 employees. The sampling method using census method that all members of the population sampled by the number of 64 respondents. Primary data were collected through questionnaires and interviews, secondary data collected from company and literature. Data analysis method used is descriptive and quantitative analysis method by using path analysis. The results showed that the work climate and career development directly affect organizational commitment, indirectly work climate and career development influence on organizational commitment through job satisfaction .

(18)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan unsur yang sangat primer

dalam suatu perusahaan, oleh karena itu setiap perusahaan selalu berupaya

untuk memiliki SDM yang berkualitas, karena tanpa SDM yang

berkualitas suatu perusahaan tidak akan berjalan dengan baik. Antara

karyawan dan perusahaan harus memiliki hubungan yang saling

membutuhkan, perusahaan membutuhkan karyawan yang berkualitas,

produktif, memiliki kepuasan kerja yang bagus dan komitmen yang tinggi,

sementara karyawan membutuhkan perusahaan untuk dapat memenuhi

kebutuhan hidupnya. Sebagai dua pihak yang saling membutuhkan maka

diperlukan terciptanya hubungan yang harmonis diantara keduanya. Ketika

hubungan harmonis antara karyawan dengan perusahaan telah tercipta,

maka suasana kerja pun akan semakin baik dan berdampak pada

kepuasaan kerja karyawan serta komitmen organisasi, yang akhirnya

mampu meningkatkan produktivitas perusahaan.

Persoalannya adalah bagaimana menciptakan hubungan yang

harmonis sehingga tujuan dapat dicapai. Untuk mencapai tujuan tersebut

maka pihak- pihak yang terkait harus menciptakan iklim kerja yang baik

serta bagaimana para manajer memprogram pengembangan karir

(19)

akan menjadi pendorong utama bagi para individu dalam organisasi untuk

menghasilkan kinerja yang maksimal sehingga terciptanya kepuasan kerja.

Kepuasan kerja ini merupakan bentuk wujud dari iklim kerja yang baik

serta minimnya konflik yang terjadi antar sesama karyawan. Menurut

Tagiuri dan Litwin (dalam Wirawan. 2007:121), Iklim organisasi

merupakan kualitas lingkungan internal organisasi yang secara relatif terus

berlangsung, dialami oleh anggota organisasi, mempengaruhi perilaku

mereka dan dapat dilukiskan dalam pengertian satu set karakteristik atau

sifat organisasi.

Setiap karyawan menginginkan peningkatan karir yang baik. Sudah

selayaknya perusahaan merencanakan pengembangan karir karyawannya

sesuai dengan peraturan yang berlaku. Pengembangan karir ialah proses

peningkatan kemampuan kerja individu yang dicapai dalam rangka

mencapai karir yang diinginkan Rivai (2003:290). Mereka yang telah lama

bekerja akan berpandangan lebih luas. Anggapan terhadap kerja tersebut

berubah tidak saja dianggap sebagai sumber penghasilan, tetapi juga

sebagai sesuatu yang dapat dimiliki keinginan lain, seperti penghargaan

dari orang lain, persaingan terhadap kekuasaan serta jabatan yang lebih

tinggi. Pengembangan karir yang efektif pasti menjadi harapan bagi setiap

karyawan. Melalui pengembangan karir yang efektif diharapkan dapat

meminimalkan ketidakcocokan seseorang dengan peran dan tanggung

jawabnya dengan maksimal, jika ia ditempatkan sesuai dengan

(20)

terbaik dalam bekerja dan akhirnya akan meningkatkan kepuasaan kerja

dan komitmen karyawan.

Komitmen organisasi merupakan tingkat sejauh mana seorang

karyawan memihak sebuah organisasi serta tujuan-tujuan dan

keinginannya untuk mempertahankan keanggotaanya dalam organisasi

tersebut (Robbins & Judge, 2009:100). Dengan adanya konsep komitmen

organisasi, karyawan akan merasa bahwa ia adalah bagian perusahaan,

menjadi karyawan yang terbaik, tidak menunda pekerjaan, tidak mangkir

dari jam kerja dan merasa ia memiliki tanggung jawab kepada perusahaan.

Perbedaan dalam sikap individu dan keadaan situasional di tempat kerja

adalah unsur yang penting dari komitmen. Komitmen dikatakan positif

apabila seorang karyawan mampu menunjukan minat yang tinggi untuk

mau belajar, meningkatkan pengetahuannya, dan mentransfer ilmunya

kepada yang lain (Siswanto, 2012). Karyawan dengan tingkat komitmen

yang kuat dan mampu membuat ekspektasi karirnya sendiri di masa depan

akan membuat loncatan signifikan di dalam penyelesaian tugas dan

tanggung jawab pada karirnya saat ini.

Sebuah organisasi adalah tempat berkumpulnya orang-orang yang

bekerja secara bersama-sama demi mencapai tujuan yang diinginkan.

Dalam mencapai tujuan tersebut, banyak hal yang mempengaruhinya.

Salah satunya ialah prilaku individu. Perilaku tersebut nantinya akan

berdampak pada prestasi karyawan yang berujung pada kepuasan kerja dan

(21)

karyawan terhadap pekerjaannya. Hal terpenting yang bisa dilakukan para

manajer untuk meningkatkan kepuasan karyawan adalah berfokus pada

bagian-bagian intrinsik pekerjaan. Karyawan dengan tingkat loyalitas yang

tinggi merupakan salah satu dari wujud kepuasan kerja karyawan.

Karyawan juga akan semakin loyal apabila imbalan yang mereka terima

sesuai dengan pekerjaan mereka sehingga niat karyawan untuk keluar dari

perusahaan dan tindakan pemecatan karyawan semakin kecil

persentasinya.

PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara merupakan Badan Usaha

Milik Daerah (BUMD) yang berlokasi di Jl.Sisingamangaraja No.1

Medan, yang bergerak dibidang penyediaan, pengadaan, dan penyaluran

air bersih terhadap masyarakat atau pelanggan. Memiliki karyawan yang

berkinerja baik adalah impian setiap manajemen perusahaan. Termasuk

juga PDAM Tirtanadi provinsi Sumatera Utara memerlukan karyawan

yang berkinerja baik untuk dapat mewujudkan visi dan misi perusahaan.

Dimana Visi PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara adalah mampu

melayani kebutuhan air minum bagi seluruh penduduk kota medan pada

tahun 2020. Mendorong karyawan untuk berkinerja baik tidaklah mudah.

Fokus karyawan menjadi faktor kunci dalam pencapaian komitmen

terhadap karir karyawan sedangkan tidak adanya keinginan menunjukan

adanya bentuk rasa ketidakpuasan tenaga kerja dalam bekerja di dalam

organisasi. Rasa puas yang tercipta mendorong karyawan berkomitmen

(22)

Didalam setiap kegiatan yang dilakukan perusahaan terdapat

fenomena – fenomena yang terjadi yang menandakan kegiatan manajemen

perusahaan tidak selamanya berjalan dengan lancar. Seperti halnya

karyawan tidak puas terhadap pekerjaan mereka. Fenomena ini dihadapi

oleh kantor pusat PDAM Tirtanadi Medan, dimana masih terlihat tingkat

kehadiran karyawan yang rendah melalui tingkat absensi berikut:

Tabel 1.1

Absensi Karyawan Kantor Pusat PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara Tahun 2009 –2013

Absensi

Tahun Jumlah tenaga kerja Jumlah hari kerja Jumlah hari kerja yang seharusnya Jumlah hari kerja yang hilang Jumlah hari kerja yang senyatanya %

2009 324 245 79380 5977 73403 7,53

2010 322 244 78568 6474 72094 8,24

2011 323 244 78812 6951 71861 8,82

2012 321 246 78966 6941 72025 8,79

2013 320 245 78400 5840 72560 7,45

Sumber: Kantor Pusat PDAM Tirtanadi Medan, data diolah, 2014

Menurut Sutanto (2000:4), di negara yang padat penduduknya,

jumlah ketidakhadiran yang normal adalah tiga persen. Tabel 1.1

menunjukkan bahwa tingkat ketidakhadiran karyawan kantor pusat PDAM

Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara pada lima tahun terakhir melebihi tiga

persen. Sehingga dapat dikatakan tingkat ketidakhadiran karyawan kantor

pusat PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara tidak normal. Karyawan

yang tidak puas cenderung melalaikan pekerjaan (Robbins & Judge,

2009:116). Melalaikan pekerjaan merupakan bentuk dari penyimpangan

(23)

mungkin dikarenakan pekerjaan. Penyimpangan yang dilakukan karyawan

dapat terlihat dari tingkat absensi seperti data absensi karyawan PDAM

Tirtanadi pada tabel diatas. Setiap kayawan memiliki prilaku yang

berbeda. Prilaku karyawan didasarkan pada persepsi, bukan kenyataan

(Robbins & Judge, 2009:106). Dengan adanya kebijkan-kebijakan

pemberian hukuman kepada karyawan dan beberapa survey awal, dapat

menyiagakan manajemen terhadap masalah-masalah potensial dan

niat-niat para karyawan sehingga tindakan bisa diambil untuk mencegah

berbagai akibat negatif.

PDAM Tirtanadi Medan sangat memperhatikan sikap dan tindakan

yang muncul dari setiap karyawan. Sikap dan tindakan karyawan ini tidak

selamanya sesuai dengan keinginan perusahaan yang dapat terlihat melalui

gejala ataupun fenomena yang menyimpang. Fenomena lain yang

ditemukan di PDAM Tirtanadi Medan oleh peneliti yakni ada karyawan

PDAM Tirtanadi Medan yang memutuskan untuk keluar dari perusahaan

ini. Banyak alasan yang menyebabkan mengapa mereka memutuskan

untuk tidak lagi menjadi bagian dari PDAM Tirtanadi medan. Tentu ini

merupakan hal yang dapat merugikan PDAM Tirtanadi Medan terlebih

karyawan yang keluar tersebut merupakan karyawan yang potensial.

Begitu juga dengan perusahaan ini yang akan memecat karyawannya

sendiri karena seorang karyawan melakukan kesalahan fatal. Fenomena ini

(24)

Masalah penempatan karyawan merupakan hal yang sangat vital.

Ada istilah manajemen yang tidak boleh dilupakan, “Right man on the right place”. Artinya bahwa seorang karyawan harus ditempatkan pada posisi yang tepat sesuai dengan keahlian dan latar belakang pendidikannya

demi tercapainya tujuan perusahaan. PDAM Tirtanadi Medan terkadang

tidak menempatkan karyawan yang baru direkrut sesuai dengan

kemampuan mereka. Akibatnya banyak karyawan yang tidak paham akan

tugasnya dan butuh bimbingan ekstra dalam penyelesaian tugas tersebut.

Dan tentu ini akan merugikan PDAM Tirtanadi karena memerlukan waktu

yang lebih lama untuk menyelesaikan tugas. Semestinya semua dikerjakan

dengan baik dan tepat waktu selayaknya pekerja profesional, yang dapat

menambah prestasi kerja karyawan. Dengan prestasi ini mereka bisa

memiliki kesempatan untuk promosi demi pengembangan karir. Begitu

juga dengan para atasan dalam memberikan tugas kepada bawahannya

yang terkadang kurang memahami dengan jelas akan tugas yang diberikan

kepada para bawahan. Hal ini dikarenakan kemampuan mereka tidak

sesuai dengan pekerjaan mereka. Akibatnya pengembangan karir

karyawan pada PDAM Tirtanadi Medan ini akan mengalami hambatan.

Fenomena lain yakni menyangkut iklim kerja di PDAM Tirtanadi

Medan, dimana karyawannya yang kurang memberikan pengaruh positif

karena mereka tidak saling mendukung sebagai akibat persaingan yang

semakin ketat. Persaingan untuk menjadi yang terbaik ini sering berujung

(25)

mengatasi konflik yang terjadi, terkadang karyawan ini akan dipindahkan

ruang kerjanya untuk sementara waktu hingga masalah yang ada dapat

terselesaikan. Bagi karyawan yang berprestasi, para atasan kurang

memberikan penghargaan kepada bawahan, sehingga iklim kerjanya tidak

menimbulkan kepuasan kerja dan komitmen organisasi yang sesuai dengan

harapan karyawan dan PDAM Tirtanadi Medan.

Bagi karyawan komitmen terhadap karir merupakan bentuk rasa

puas atas pencapaian yang telah didapatkan. Kepuasan kerja seorang

karyawan bisa terlihat dari bagaimana pengaruh lingkungan atau iklim

kerja yang ada di perusahaan serta seberapa besar program pengembangan

karir yang ada di sebuah perusahaan mampu membuat karyawan puas

terhadap pekerjaannya. Dan Kepuasan kerja yang di alami oleh karyawan

ini, apakah mampu mempengaruhi iklim kerja dan pengembangan karir

secara signifikan. Untuk lebih mengetahui bagaimana pengaruh iklim kerja

dan pengembangan karir terhadap komitmen organisasi dan kepuasan

kerja, maka penulis tertarik meneliti dengan memilih judul “Pengaruh

Iklim Kerja Dan Pengembangan Karir Terhadap Komitmen Organisasi dan

Kepuasan Kerja Pada Kantor Pusat PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera

(26)

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya maka

perumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah terdapat pengaruh signifikan antara iklim kerja terhadap kepuasan

kerja karyawan?

2. Apakah terdapat pengaruh signifikan antara pengembangan karir terhadap

kepuasan kerja karyawan?

3. Apakah terdapat pengaruh signifikan antara iklim kerja terhadap komitmen

organisasi?

4. Apakah terdapat pengaruh signifikan antara pengembangan karir terhadap

komitmen organisasi?

5. Apakah terdapat pengaruh signifikan antara kepuasan kerja terhadap

komitmen organisasi?

6. Apakah terdapat pengaruh signifikan antara iklim kerja terhadap komitmen

organisasi melalui kepuasan kerja?

7. Apakah terdapat pengaruh signifikan antara pengembangan karir terhadap

komitmen organisasi melalui kepuasan kerja?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Untuk menganalisis dan mengetahui pengaruh antara iklim kerja terhadap

kepuasan kerja karyawan.

2. Untuk menganalisis dan mengetahui pengaruh antara pengembangan karir

(27)

3. Untuk menganalisis dan mengetahui pengaruh antara iklim kerja terhadap

komitmen organisasi

4. Untuk menganalisis dan mengetahui pengaruh antara pengembangan karir

terhadap komitmen organisasi

5. Untuk menganalisis dan mengetahui pengaruh antara kepuasan kerja

terhadap komitmen organisasi

6. Untuk menganalisis dan mengetahui pengaruh antara iklim kerja terhadap

komitmen organisasi melalui kepuasan kerja

7. Untuk menganalisis dan mengetahui pengaruh antara pengembangan karir

terhadap komitmen organisasi melalui kepuasan kerja

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah:

1. Bagi perusahaan, memberikan informasi tambahan dan menjadi bahan

masukan untuk kantor pusat PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara

2. Bagi peneliti, memberikan pengembangan ilmu pengetahuan dan

menambah wawasan serta pola pikir dalam menganalisa pengaruh iklim

kerja dan pengembangan karir terhadap komitmen karir: kepuasan kerja

sebagai variabel intervening

3. Bagi Fakultas dan Bagi Peneliti lainnya, penelitian ini diharapkan dapat

dijadikan sebagai bahan referensi yang dapat menjadi bahan perbandingan

(28)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Iklim Kerja

2.1.1 Pengertian Iklim Kerja

Para ahli mengartikan bahwa iklim organisasi sebagai suatu unsur

fisik, dimana iklim dapat sebagai suatu atribusi dari organisasi atau

sebagai suatu atribusi dari persepsi individu sendiri. Menurut Simamora

(2004:81) bahwa iklim organisasi adalah lingkungan internal atau

psikologi organisasi. Iklim organisasi mempengaruhi praktik dan

kebijakan SDM yang diterima oleh anggota organisasi. Perlu diketahui

bahwa setiap organisasi akan memiliki iklim organisasi yang berbeda.

Keanekaragaman pekerjaan yang dirancang di dalam organisasi, atau sifat

individu yang ada akan menggambarkan perbedaan tersebut. Lussier

(2005:486) mengatakan bahwa iklim organisasi adalah persepsi pegawai

mengenai kualitas lingkungan internal organisasi yang secara relatif

dirasakan oleh anggota organisasi yang kemudian akan mempengaruhi

perilaku mereka berikutnya. Menurut Wirawan (2007:121) bahwa iklim

organisasi merupakan kualitas lingkungan internal yang secara relatif terus

berlangsung, dialami oleh anggota organisasi, mempengaruhi perilaku

setiap anggotanya.

Iklim organisasi mempengaruhi praktik dan kebijakan SDM yang

diterima oleh anggota organisasi. Perlu diketahui bahwa setiap organisasi

(29)

yang dirancang di dalam organisasi atau sifat individu yang ada akan

menggambarkan perbedaan tersebut. Semua organisasi tentu memiliki

strategi dalam mengelola SDM. Iklim organisasi yang terbuka memacu

pegawai untuk mengutarakan kepentingan dan ketidakpuasan tanpa adanya

rasa takut akan tindakan balasan dan perhatian. Ketidakpuasan seperti itu

dapat ditangani dengan cara yang positif dan bijaksana. Iklim keterbukaan

bagaimanapun juga hanya tercipta jika semua anggota memiliki tingkat

keyakinan yang tinggi dan mempercayai keadilan tindakan iklim

organisasi penting untuk diciptakan karena merupakan persepsi seorang

tentang apa yang diberikan oleh organisasi dan dijadikan dasar bagi

penentuan tingkah laku anggota selanjutnya. Iklim ditentukan oleh

seberapa baik anggota diarahkan, dibangun dan hargai oleh organisasi

Reichers dan Scheinder (1990, dalam Siswanto, 2012) menyatakan

iklim kerja diartikan sebagai persepsi tentang kebijakan, praktek-praktek

dan prosedur-prosedur organisasional yang dirasa dan diterima oleh

individu-individu dalam organisasi, ataupun persepsi individu terhadap

tempatnya bekerja. Individu dalam suatu organisasi menganggap iklim

kerja merupakan sebuah atribut, dimana atribut ini digunakan dalam

perwujudan bagi keberadaan mereka di dalam organisasi. Iklim kerja

berada pada tingkat individu dan organisasi, disaat iklim kerja masuk pada

(30)

dirasakan oleh banyak individu di dalam sebuah organisasi maka akan

disebut iklim kerja organisasional.

Berbagai macam definisi tentang iklim kerja dapat menjadi

pemahaman bahwa iklim kerja erat kaitannya dengan tiga hal: lingkungan

internal organisasi, individu dalam organisasi, dan karakteristik khas

antara satu organisasi dengan organisasi lainnya (Siswanto, 2012). Dari

pendapat di atas maka dapat dikatakan bahwa iklim organisasi merupakan

suatu konsep yang menggambarkan tentang kualitas lingkungan internal

organisasi yang mempengaruhi prilaku anggota organisasi dalam

melaksanakan pekerjaannya. Di dalam praktiknya, penting untuk

menciptakan sebuah iklim kerja yang tepat dan menyediakan sumber daya

yang efektif sehingga menjauhkan organisasi dari hal-hal negatif dan dapat

merangsang motivasi karyawan untuk terus bekerja. Sumber daya

pekerjaan yang terkait dengan hal seperti kerja keras dan teamwork sangat membantu untuk menghasilkan tujuan dan cita-cita perusahaan.

2.1.2 Dimensi - Dimensi Iklim Kerja

Untuk mengukur iklim organisasi terdapat 6 dimensi yang

diperlukan (Wirawan, 2007: 71), yaitu:

1. Struktur (Structure)

Struktur organisasi merefleksikan persaaan organissasi secara baik dan

mempunyai peran dan tanggung jawab yang jelas dalam lingkungan

organisasi. Struktur tinggi jika nggota organisasi merasa pekerjaan mereka

(31)

kejelasan mengenai siapa yang melakukan tugas dan mempunyai

kewenangan mengambil keputusan.

2. Standar-standar (Standards)

Standar-standar dalam suatu organisasi mengukur perasaan tekanan untuk

meningkatkan kinerja dan derajat kebanggan yang dimiliki oleh anggota

organisasi dalam melakukan pekerjaan dengan baik. Standar-standar yang

tinggi artinya anggota organisasi selalu berupaya mencari jalan untuk

meningkatkan kinerja. Standar-standar rendah merefleksikan harapan yang

lebih rendah untuk kinerja. Persepsi tanggung jawab yang tinggi

menunjukkan bahwa anggota organisasi merasa didorong untuk

memecahkan problemnya sendiri. Tanggung jawab rendah menunjukkan

bahwa pengambilan resiko dan percobaan terhadap pendekatan baru tidak

diharapkan.

3. Tanggung Jawab (Responsibility)

Tanggung jawab merefleksikan perasaan karyawan bahwa mereka

menjauh “bos diri sendiri” dan tidak memerlukan keputusannya

dilegitimasi oleh anggota organisasi lainnya. Persepsi tanggung jawab

yang tinggi menunjukkan bahwa anggota organisasi merasa didorong

untuk memecahkan problemnya sendiri. Tanggung jawab rendah

menunjukkan bahwa pengambilan resiko dan percobaan terhadap

pendekatan baru tidak diharapkan.

(32)

Penghargaan mengindikasikan bahwa anggota organisasi merasa dihargai

jika mereka dapat menyelesaikan tugas secara baik. Penghargaan tinggi

merupakan ukuran penghargaan dihadapkan dengan kritik dan hukuman

penyelesasian pekerjaan. Iklim kerja yang menghargai kinerja

berkarakteristik keseimbangan antara imbalan dan kritik. Penghargaan

rendah artinya penyelesaian pekerjaan dengan baik diberi imbalan secara

tidak konsisten.

5. Dukungan (Support)

Dukungan yang positif dari pimpinan dan para karyawan lainnya akan

menciptakan situasi kerja yang kondusif. Selain itu dukungan juga

memunculkan semangat tim para pekerja sehingga mereka dapat saling

mempercayai dan saling membantu, serta adanya hubungan baik antar

pekerja didalam lingkungan kerja.

6. Komitmen (Commitment)

Komitmen merefleksikan perasaan bangga anggota terhadap organisasinya

dan derajat keloyalan terhadap pencapaian tujuan organisasi. Perasaaan

komitmen artinya karyawan berpartisipasi terhadap organisasi dan tujuan.

Peneliti lain, Ekvall dan Wirawan (2007:130), mengemukakan sepuluh

dimensi iklim kerja, yaitu:

1. Tantangan (challenge)

Keterlibatan dan komitmen karyawa terhadap organisasi

2. Kemerdekaan (freedom)

(33)

3. Dukungan untuk ide-ide (Support for ideas) Sikap manajemen dan karyawan terhadap ide baru

4. Kepercayaan (Trust)

Keamanan emosional dan kepercayaan hubungan antar anggota dalam

organisasi

5. Semangat (Spirit)

Dinamika dalam organisasi

6. Keintiman

Kemudahan yang ada dalam organisasi

7. Debat (Debate)

Sampai seberapa tinggi perbedaan pendapat serta ide-ide dari pengalaman

yang ada dalam organisai

8. Konflik (Conflicks)

Adanya tensi personal dan kelompok

9. Pengambilan Resiko (Risk Taking)

Kemauan untuk mendekorasi keputusan dalam organisasi

10. Ide dan Waktu (Idea and Time)

Waktu yang digunakan untuk mengembangakan ide-ide baru.

Manurut Sumantri (2001:143), pengukuran iklim organisasi dalam

beberapa hal sama dengan pengukuran kepribadian individu. Informasi tingkat

pertama diperoleh dari suatu gambaran informal (informal description). Hal ini mencakup catatan seseorang mengenai aktifitas organisasi yang dilakukan

(34)

peringatan dan bahkan interpretasi yang didasarkan pada segala sesuatu seperti

kotak telepon kantor yang selalu terkunci. Deskripsi ini memberi bahan untuk

mengambil kesimpulan organisasi misalnya demokratis, otoriter, konservatif

ataupun non komunikatif. Selanjutnya tingkatan yang lain dari informasi, yaitu

dengan melalui orang-orang dalam organisasi. apa yang mungkin diberikan

orang-orang yang mungkin merasakan iklim, berbeda dalam hal bagaimana

mereka menerima atau menolak peraturan-peraturan dan kaidah-kaidah dan

bagaimana mereka memandang lingkungan sosial umumnya.

2.1.3 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Terbentuknya Iklim Organisasi

Banyak hal yang berpengaruh di dalam organisasi sehingga

terbentuklah iklim organisasi, hal tersebut adalah: Faktor-faktor yang

mempengaruhi iklim organisasi adalah:

a. Karakteristik internal

Terdiri dari kondisi dalam organisasi yang diatur dan telah ditetapkan

dalam mencapai tujuan organisasi. Karakteristik internal dikenal melalui

beberapa dimensi:

1. Formalisasi, yaitu tingkat penggunaan dokumentasi tertulis

2. Spesialisasi, yaitu derajat pembagian tugas

3. Sentralisasi, yaitu berupa pembagian kekuasaan dan proses pengambilan

keputusan

4. Otoritas, yaitu berupa pembagian tugas dan pengambilan keputusan

(35)

6. Konfigurasi, yaitu menunjukkan pembagian anggota ke dalam

bagian-bagian.

b. Karakteristik organisasi secara keseluruhan

Organisasi sebagai suatu sistem terbuka, dalam upaya pencapaian tujuan

memiliki karakteristik tertentu sebagai totalitas dapat dilakukan melalui

penelaahan terhadap ukuran organisasi, teknologi yang digunakan dan

lingkungan yang dihadapi organisasi, faktor umum organisasi, ukuran

organisasi, teknologi dan lingkungan akan mempengaruhi iklim yang

dirasakan anggota, karena secara langsung ataupun tidak, anggota pun

berinteraksi dengan faktor-faktor tersebut.

c. Karakteristik individu

Seperti yang diungkapkan di atas, bahwa iklim organisasi tercipta dari

hasil interaksi individu dalam organisasi. iklim merupakan suasana yang

dirasakan orang-orang yang terlibat dalam organsiasi. Dengan demikian

karakteristik individu seperti persepsi, sifat, kemampuan, akan

mempengaruhi iklim organisasi. Demikian juga dengan pengalaman masa

lalu, harapan serta nilai-nilai yang dianut setiap individu akan berpengaruh

terhadap proses interaksi. Karakteristik individu yang satu dengan yang

lain berbeda, akan memberi warna pada iklim yang terbentuk.

Besar kecilnya organisasi ditentukan oleh jumlah anggota yang terlibat

dalam proses kegiatan organisasi. Dalam organisasi yang kecil memungkinkan

frekuensi tatap muka antara individu menjadi lebih tinggi, sehingga tingkat

(36)

memungkinakn terbentuknya suasana yang berbeda dengan organisasi yang

berukuran besar. Sedangkan menurut Stringer (2002:135) mengemukakan

bahwa terdapat lima factor yang mempengaruhi terjadinya iklim suatu

organisasi, masing-masing faktor yang mempengaruhi iklim tersebut yaitu:

1. Lingkungan Eksternal

Industri atau bisnis yang sama mempunyai iklim organisasi umum yang

sama.

2. Strategi Organisasi

Kinerja suatu perusahaan bergantung pada strategi (apa yang diupayakan

untuk dilakukan), energi yang dimiliki oleh karyawan untuk melaksanakan

pekerjaan yang diperlukan oleh strategi, dan faktor-faktor lingkungan

penentu dari level energi tersebut. Strategi yang berbeda menimbulkan pola

iklim organisasi yang berbeda. Strategi mempengaruhi iklim organisasi

secara tidak langsung.

3. Pengaturan organisasi.

Pengaturan organisasi mempunyai pengaruh paling kuat terhadap iklim

organisasi.

4. Kekuatan Sejarah.

Semakin tua umur suatu organisasi semakin kuat pengaruh kekuatan

sejarahnya. Pengaruh tersebut dalam bentuk tradisi dan ingatan yang

membentuk harapan anggota organisasi dan mempunyai pengaruh terhadap

(37)

5. Kepemimpinan.

Perilaku pemimpin mempengaruhi iklim organisasi yang kemudian

mendorong motivasi karyawan. Motivasi karyawan merupakan pendorong

utama terjadinya kinerja.

2.1.4 Pengukuran Iklim Organisasi

Manurut Sumantri (2001:143), pengukuran iklim organisasi dalam

beberapa hal sama dengan pengukuran kepribadian individu. Informasi

tingkat pertama diperoleh dari suatu gambaran informal (informal description). Hal ini mencakup catatan seseorang mengenai aktifitas organisasi yang dilakukan dengan observasi terhadap rapat,

dokumen-dokumen, surat menyurat, nota peringatan dan bahkan interpretasi yang

didasarkan pada segala sesuatu seperti kotak telepon kantor yang selalu

terkunci. Deskripsi ini memberi bahan untuk mengambil kesimpulan

organisasi misalnya demokratis, otoriter, konservatif ataupun non

komunikatif.

Selanjutnya tingkatan yang lain dari informasi, yaitu dengan melalui

orang-orang dalam organisasi. apa yang mungkin diberikan orang-orang

yang mungkin merasakan iklim, berbeda dalam hal bagaimana mereka

menerima atau menolak peraturan-peraturan dan kaidah-kaidah dan

(38)

2.2 Pengembangan Karir

2.2.1 Pengertian Pengembangan Karir

Seorang individu yang pertama kali menerima tawaran pekerjaan

akan memiliki pengadaan yang berbeda tentang pekerjaan, jika

dibandingkan dengan individu yang telah lamabekerja. Mereka yang telah

lama bekerja akan berpandangan lebih luas dan bermakna. Anggapan

terhadap kerja tersebut berubah tidak saja dianggap sebagai sumber

penghasilan, tetapi juga sebagai sesuatu yang dapat dimiliki keinginan

lain, seperti penghargaan dari orang lain, persaingan terhadap kekuasaan

serta jabatan yang lebih tinggi. Sehubungan dengan ini, maka setiap

pegawai harus diberi kesempatan untuk mengembangkan karirnya, yakni

sebagai alat untuk mempertahankan komitmen karir mereka dan

meningkatkan kepuasan kerja.

Karir merupakan keseluruhan jabatan atau posisi yang mungkin

diduduki seseorang dalam organisasi dalam kehidupan kerjanya, dan

tujuan karir merupakan jabatan tertinggi yang akan diduduki seseorang

dalam suatu organisasi. Rivai (2003:290) mendefinisikan bahwa

pengembangan karir adalah proses peningkatan kemampuan kerja individu

yang dicapai dalam rangka mencapai karir yang diinginkan. Suatu karir

mencerminkan perkembangan para anggota organisasi (karyawan) secara

individu dalam jenjang jabatan atau kepangkatan yang dapat dicapai

selama masa kerja dalam organisasi yang bersangkutan. Dengan demikian,

(39)

status mereka. Karir pada dasarnya merupakan istilah teknis dalam

administrasi personalia. Mathis dan Jackson (2002:27) menjelaskan

definisi pengembangan karier sebagai pertumbuhan kemampuan yang

terjadi jauhmelampaui apa yang dituntut dalam suatu pekerjaan dan dalam

hal ini sumber daya manusia berperan penting dalam maju mundurnya

suatu organisasi.

Berdasarkan uraian pernyataan di atas, dapat diartikan bahwa

pengembangan karier hendaknya disusun secara cermat dan didasarkan

pada metode-metode ilmiah serta pedoman pada pelatihan yang

dibutuhkan organisasi saat itu maupun yang akan datang. Pengembangan

karier harus bertujuan untuk meningkatkan kemampuan teknis, teoritis,

konseptual dan moral karyawan supaya prestasi kerjanya dapat mencapai

hasil optimal. Suatu pengembangan karier dapat dilihat sebagai

pertumbuhan kemampuan yang terjadi jauh melampaui apa yang dituntut

dalam suatu pekerjaan. Adanya pengembangan karier sangat

menguntungkan bagi suatu organisasi dalam meningkatkan kemampuan

organisasinya untuk berkompetensi dan beradaptasi dengan perubahan

lingkungan yang kompetitif. Hasibuan, (2001:34) menyatakan bahwa

pengembangan karier meliputi pendidikan, pelatihan dan mutasi.

Pengembangan karier merupakan tahap atau bagian dari proses

perencanaan sumber daya manusia secara keseluruhan. Dijelaskan bahwa

pendidikan bertujuan untuk pengembangan individu. Pelatihan bertujuan

(40)

dalam hal ini membuat karyawan dapat bertindak sesuai dengan keinginan

berdasarkan cara/prosedur yang telah ditetapkan.

Mathis dan Jackson (2002:52) menyatakan bahwa kebijakan akan

pengembangan karier mempunyai dua pendekatan pengembangan yaitu di

tempat kerja dan diluar tempat kerja melalui pendekatan peningkatan

pendidikan, pelatihan dan terjadinya mutasi dalam suatu lingkup

organisasi. Uraian-uraian di atas diketahui bahwa metode pengembangan

karier harus didasarkan pada sasaran organisasi yang ingin dicapai.

Bagaimanapun juga pengembangan karir masing-masing anggota dalam

organisasi tentunya tidak sama, karena amat tergantung dari berbagai

faktor. Titik sentral untuk meniti karir pada dasarnya terletak pada dua hal

yaitu:

1. Kemampuan intelektual

2. Kemampuan dalam kepemimpinan

3. Kemampuan manajerial

Ketiga hal tersebut senantiasa dibina oleh setiap karyawan atau

anggota organisasi apapun, terutama mereka yang potensial kalau ingin

maju dalam karirnya. Pengembangan karir merupakan pendekatan formal

yang dilakukan organisasi untuk menjamin orang-orang dalam organisasi

mempunyai kualifikasian kemampuan serta pengalaman yang cocok ketika

dibutuhkan. Oleh karena itu, perusahaan perlu mengelola karir dan

mengembangkannya dengan baik supaya produktivitas karyawan tetap

(41)

terbaik dan menghindari frustasi kerja yang berakibat penurunan kinerja

perusahaan. Pengelolaan dan pengembangan karir akan meningkatkan

efektifitas dan kreatifitas sumber daya manusia dalam upaya mendukung

perusahaan untuk mencapai tujuannya (Siswanto, 2012).

Secara keseluruhan dapat dipahami bahwa indikator pengembangan

karier dalam suatu perusahaan pada dasarnya dikembangkan atas empat

fokus yaitu pendidikan dan pelatihan, mutasi dan promosi jabatan (Ali,

2012),

1. Pendidikan dan Pelatihan

Pendidikan adalah suatu upaya sadar dan terencana untuk dapat

memberikan suatu wahana dan wawasan tentang pengetahuan kerja dan cara

mengerjakan pekerjaan sesuai orientasi kemajuan pekerjaan. Akan berbeda

karyawan yang memiliki pendidikan yang tinggi dengan karyawan yang

tidak memiliki pendidikan tinggi. Hasibuan (2001:69), mengemukakan

bahwa pendidikan adalah concerned with increasing general knowledge and understanding our total environment’. Pendidikan adalah berhubungan dengan peningkatan pengetahuan umum dan pemahaman atas lingkungan

kita secara menyeluruh. Hasbullah (2005:53) mengemukakan ditinjau dari

sudut tingkatan bahwa jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan

dasar, pendidikan menengah, pendidikan tinggi. Pendidikan dan pelatihan

sesungguhnya tidak sama. Walaupun banyak persamaan, kedua-duanya

berhubungan dengan memberikan bantuan kecerdasan, pengetahuan dan

(42)

keahlian jadi lebih bersifat praktis. Menurut Siagian (2002:182) perbedaan tersebut pada intinya, bahwa pelatihan dimaksudkan untuk membantu

meningkatkan kemampuan para aparatur melaksanakan tugas sekarang,

sedangkan pengembangan lebih berorientasi pada peningkatan produktivitas

kerja para pekerja dimasa depan. Gomes (2003:1997) pendapatnya berbeda, ia mengatakan bahwa istilah pelatihan sering disamakan dengan istilah

pengembangan. Pengembangan (development) menunjuk kepada

kesempatan-kesempatan belajar (Learning opportunities) yang di desain guna membantu pengembangan para pekerja. Kesempatan ini tidak terbatas

pada upaya perbaikan kinerja pekerja dan pada pekerjaan sekarang. Menurut

Sastrohadiwiryo (2002:199) menyatakan pendidikan dan pelatihan

merupakan salah satu kunci manajemen sumber daya manusia dan

tanggungjawab yang tidak dapat dilaksanakan secara sembarangan.

2. Mutasi

Mutasi karyawan merupakan proses kegiatan yang dapat

mengembangkan posisi atau status seorang karyawan dalam lingkup

organisasi. Karena itu merupakan kekuatan yang sanggup mengubah posisi

karyawan, maka dikatakan bahwa mutasi merupakan salah satu cara yang

paling baik untuk mengembangkan sumber daya manusia aparatur dalam

lingkup organisasi. Indikator dari mutasi kerja adalah mewujudkan suatu

pemahaman dan pengalaman kerja berdasarkan nuansa-nuansa lingkungan

kerja antara satu tempat kerja dengan tempat kerja lainnya, sehingga

(43)

mudah bersosialisasi dan memiliki tingkat rasa tanggungjawab yang tinggi

terhadap dinamika kerja yang dihadapinya.

3. Promosi Jabatan

Membahas mengenai promosi jabatan, beberapa teori yang dapat

digunakan antara lain teori “tujuan”, teori “hasil”, teori “kepentingan”, teori

“prestasi”, teori “tindakan”. Teori-teori ini memiliki relevansi dalam

pengembangan sumber daya manusia untuk mencapai tujuan organisasi.

Nicholas (2002:69) menyatakan the organization in achieve of goal through promotion. The successful of organization in development of human resource appointment by so far the application of promotion by employee. Organisasi mencapai tujuan melalui promosi kerja. Keberhasilan suatu

organisasi dalam mengembangkan SDMnya ditentukan oleh Sejauh mana

penerapan promosi kerja bagi karyawan. Ritzer dalam Rivai (2005:59)

menyatakan bahwa a activities of promotion on the principle it represent the acknowledgment about the successful by people in achieve of the best success of prestation. Setiap kegiatan promosi pada prinsipnya merupakan pengakuan tentang keberhasilan seseorang dalam mencapai prestasi yang

gemilang.

2.2.2 Tujuan Pengembangan Karir

Pada umumnya tujuan dari seluruh program pengembangan karir adalah

untuk menyesuaikan antara kebutuhan dan tujuan karyawan dengan

kesempatan karir yang tersedia diperusahaan saat ini dan di masa

(44)

(2004:291) bahwa pengembangan karir yang dirancang secara baik akan

membantu dalam menentukan kebutuhan karir mereka sendiri dan

menyesuaikan antara kebutuhan karyawan dengan tujuan perusahaan.

Adapun tujuan pengembangan karir yang dikemukakan Mangkunegara

(2000:77) adalah sebagai berikut:

1. Membantu dalam pencapaian tujuan individu dan perusahaan.

Pengembangan karir membantu pencapaian tujuan perusahaan dan tujuan

individu. Seorang pegawai yang sukses dengan prestasi kerja sangat baik

kemudian menduduki posisi jabatan yang lebih tinggi, hal ini berarti tujuan

perusahaan dan tujuan individu tercapai.

2. Menunjukkan hubungan kesejahteraan pegawai.

Perusahaan merencanakan karir pegawai dengan meningkatkan

kesejahteraannya agar pegawai lebih tinggi loyalitasnya.

3. Membantu pegawai menyadari kemampuan potensi mereka

Pengembangan karir membantu menyadarkan pegawai akan

kemampuannya untuk menduduki suatu jabatan tertentu sesuai dengan

potensi dan keahliannya.

4. Memperkuat hubungan antara pegawai dan perusahaan.

Pengembangan karir akan memperkuat hubungan dan sikap pegawai

terhadap perusahaannya.

5. Membuktikan tanggung jawab sosial.

Pengembangan karir ialah suatu cara menciptakan iklim kerja yang positif

(45)

6. Membantu memperkuat pelaksanaan program-program perusahaan.

Pengembangan karir membantu program-program perusahaan lainnya agar

tujuan perusahaan tercapai.

7. Mengurangi turnover dan biaya kepegawaian.

Pengembangan karir dapat menjadikan turnover rendah dan begitu pula

biaya kepegawaian menjadi lebih efektif.

8. Mengurangi keusangan profesi dan manajerial.

Pengembangan karir dapat menghindarkan dari keusangan dan kebosanan

profesi dan manajerial.

9. Menggiatkan analisis dari keseluruhan pegawai.

Pengembangan karir dimaksudkan mengintegrasikan perencanaan kerja

dan kepegawaian.

10. Menggiatkan suatu pemikiran (pandangan) jarak waktu yang panjang.

Pengembangan karir berhubungan dengan jarak waktu yang panjang. Hal

ini karena penempatan suatu posisi jabatan memerlukan persyaratan dan

kualifikasi yang sesuai dengan porsinya.

2.2.3 Unsur-Unsur Pengembangan Karir

Penyusunan suatu program pengembangan karir bagi tenaga kerja

dalam suatu organisasi harus dilakukan dengan memperhatikan berbagai

kemungkinan yang berusaha mencapai keseimbangan antara kepentingan

individu tenaga kerja dan kepentingan masyarakat (dalam hal ini

organisasi), sehingga pengembangan karir yang terjadi diharapkan mampu

(46)

kerja diharapkan pengembangan karir akan mampu memperbaiki kualitas

kehidupannya dari masa ke masa. Sedangkan bagi organisasi keuntungan

yang diharapkan adalah terjaminnya kualitas sumber daya manusia yang

dimiliki serta pemanfaatannya secara optimal untuk mewujudkan tujuan

organisasi. Dalam kaitan ini, 3 (tiga) unsur yang harus diperhatikan dalam

langkah penyusunan program pengembangan karir, menurut Wahyudi

(2002:163) yaitu:

1. Menaksir kebutuhan karir (Career need assessment)

Karir bagi seseorang merupakan suatu unsur yang sangat penting dan

bersifat sangat pribadi dalam kehidupannya. Dalam penyusunan program

pengembangan karir, menaksir kebutuhan karir secara individual ini

merupakan unsur pertama yang dikatakan lebih dahulu, karena justru unsur

inilah sebenarnya yang akan sangat berpengaruh terhadap terwujudnya

sasaran utama dari program pengembangan karir, yaitu memelihara

sumber daya manusia yang ada agar tetap memiliki kemauan kerja dalam

organisasi dengan intensitas yang cukup tinggi.

2. Kesempatan karir (Career opportunities)

Setelah tenaga kerja didorong untuk menentukan kebutuhan karirnya,

maka sudah sewajarnya apabila diikuti dengan tanggung jawab untuk

menggambarkan kesempatan karir yang ada didalam organisasi yang

bersangkutan. Dengan informasi tentang kesempatan karir yang ada dalam

organisasi, maka setiap tenaga kerja dan calon tenaga kerja mengetahui

(47)

3. Penyesuaian kebutuhan dan kesempatan karir (Need – opportunity alignment)

Apabila kedua unsur terdahulu, yaitu kebutuhan karir dari tenaga kerja dan

kesempatan karir yang tersedia telah dapat ditetapkan, maka yang harus

dilakukan adalah mengadakan penyesuaian diantara kedua kepentingan

tersebut. Dalam pelaksanaannya, penyesuaian tersebut dapat dilakukan

dengan bantuan program mutasi tenaga kerja atau program pelatihan dan

pembangunan tenaga kerja.

2.2.4 Proses Pengembangan Karir

Banyak orang menganggap bahwa karir sama dengan kemajuan

dalam suatu organisasi. Karir mengandung dua fokus utama, yaitu: fokus

internal dan fokus eksternal. Fokus internal menunjuk kepada cara

seseorang memandang karirnya. Sedangkan fokus eksternal menunjuk

kepada rangkaian kedudukan yang secara aktual diduduki oleh seorang

pekerja. Untuk memahami pengembangan karir dalam suatu organisasi

dibutuhkan pengujian atas dua proses utama, yaitu:

1. Career planning. Bagaimana orang merencanakan dan mewujudkan tujuan-tujuan karirnya sendiri. Ini merupakan suatu usaha yang sengaja

dilakukan oleh seseorang untuk menjadi lebih sadar dan tahu akan

ketrampilannya sendiri, kepentingan, nilai, peluang, hambatan, pilihan,

dan akibat-akibatnya. Proses ini mencakup upaya pengidentifikasian

sasaran dan /atau tujuan yang terkait dengan karir, dan penetapan rencana

(48)

2. Career Management. Proses ini menunjuk kepada bagaimana organisasi mendesain dan melaksanakan program pengembangan karirnya. Proses ini

lebih merupakan usaha formal, terorganisir, dan terencana untuk mencapai

keseimbangan antara keinginan karir individu dengan persyaratan tenaga

kerja organisasi. Jadi lebih merupakan suatu mekanisme untuk

mewujudkan kebutuhan sumber daya manusia masa kini dan masa yang

akan datang. (Gomes, 2003:215).

2.3 Kepuasan Kerja

2.3.1 Pengertian Kepuasan Kerja

Sebuah organisasi adalah tempat berkumpulnya orang-orang yang

bekerja secara bersama-sama demi mencapai tujuan yang diinginkan.

Tujuan dari sebuah organisasi bisa berarti tujuan bagi individu organisasi

ataupun tujuan secara institusional organisasi. Keinginan dari pencapaian

tujuan tersebut tentunya dilatarbelakangi oleh beberapa hal seperti adanya

sikap dan perilaku individu, kelompok dan organisasi. Perilaku tersebut

nantinya akan berdampak pada kinerja karyawan, tingkat kehadiran,

ataupun kepuasan kerja. Kepuasan kerja diidentikkan dengan sikap

seorang karyawan terhadap pekerjaannya (Robbins, 2003).

Hariandja (2002:290) mendefinisikan bahwa kepuasan kerja adalah

hingga sejauh mana individu merasakan secara positif atau negatif

berbagai macam faktor atau dimensi dari tugas-tugas dalam pekerjaannya.

Mangkunegara (2000:117) mengatakan kepuasan kerja adalah suatu

(49)

berhubungan dengan pekerjaannya. maupun dengan kondisi dirinya.

Perasaan yang berhubungan dengan pekerjaan melibatkan aspek-aspek

seperti upah atau gaji yang diterima, kesempatan pengembangan karir,

hubungan dengan pegawai lainnya, penempatan kerja, jenis pekerjaan,

struktur organisasi perusahaan, mutu pengawasan. Sedangkan perasaan

yang berhubungan dengan dirinya, antara lain umur, kondisi kesehatan,

kemampuan, dan pendidikan.

Kepuasan kerja di dalam sebuah pekerjaan berarti suatu bentuk

kepuasan yang dinikmati dalam pekerjaan seperti memperoleh hasil kerja,

perlakuan, dan suasana lingkungan kerja yang baik. Karyawan yang

menikmati kepuasan kerja dalam pekerjaan ini akan lebih mengutamakan

pekerjaannya dari balas jasa, walaupun di sisi lain balas jasa itu menjadi

hal yang penting. Adanya kepuasan kerja akan mempengaruhi aspek-aspek

yang melingkupi kepuasan kerja itu sendiri.

2.3.2 Teori Kepuasan Kerja

Teori kepuasan kerja menurut Mangkunegara (2000:120) adalah

sebagai berikut:

1. Teori keseimbangan (Equity Theory).

Teori ini dikembangkan oleh Adam. Adapun komponen dari teori ini

adalah input, outcome, comparison person, dan equity-in-equity. Menurut teori ini, puas atau tidak puasnya pegawai merupakan hasil dari

(50)

tersebut dirasakan seimbang (equity) maka pegawai tersebut akan merasa puas. Tetapi, apabila terjadi tidak seimbang (inequity) dapat menyebabkan dua kemungkinan, yaitu over compensation inequity (ketidakseimbangan yang menguntungkan dirinya), dan sebaliknya under compensation inequity (Ketidakseimbangan yang menguntungkan pegawai lain yang menjadi pembanding atau comparison person).

2. Teori perbedaan (Discrepancy Theory).

Teori ini pertama kali dipelopori oleh Proter. Ia berpendapat bahwa

mengukur kepuasan dapat dilakukan dengan cara menghitung selisih

antara apa yang seharusnya dengan kenyataan yang dirasakan pegawai.

Apabila yang didapat pegawai ternyata lebih besar daripada apa yang

diharapkan maka pegawai tersebut menjadi puas. Sebaliknya, apabila yang

didapat pegawai lebih rendah daripada yang diharapkan, akan

menyebabkan pegawai tidak puas.

3. Teori pemenuhan kebutuhan (Need Fulfillment Theory).

Menurut teori ini, kepuasan kerja pegawai bergantung pada terpenuhi atau

tidaknya kebutuhan pegawai. Pegawai akan merasa puas apabila ia

mendapatkan apa yang dibutuhkannya. Makin besar kebutuhan pegawai

terpenuhi, makin puas pula pegawai tersebut. Begitu pula sebaliknya

apabila kebutuhan pegawai tidak terpenuhi, pegawai itu akan merasa tidak

puas.

(51)

Menurut teori ini, kepuasan kerja pegawai bukanlah bergantung pada

pemenuhan kebutuhan saja, tetapi sangat bergantung pada pandangan dan

pendapat kelompok yang oleh para pegawai dianggap sebagai kelompok

acuan. Kelompok acuan tersebut oleh pegawai dijadikan tolak ukur untuk

menilai dirinya maupun lingkungannya. Jadi, pegawai akan merasa puas

apabila hasil kerjanya sesuai dengan minat dan kebutuhan yang diharapkan

oleh kelompok acuan.

5. Teori dua faktor dari Herzberg (Second Factor Theory From Herzberg). Teori dua faktor dikembangkan oleh Frederick Herzberg. Ia menggunakan

teori Abraham Maslow sebagai titik acuannya. Penelitian Herzberg

diadakan dengan melakukan wawancara terhadap subjek insinyur dan

akuntan. Masing-masing subjek diminta menceritakan kejadian yang

dialami oleh mereka baik yang menyenangkan (memberikan kepuasan)

maupun yang tidak menyenangkan (tidak memberikan kepuasan).

Kemudian dianalisis dengan analisis isi (content analysis) untuk menentukan faktor-faktor yang menyebabkan kepuasan atau

ketidakpuasan.

6. Teori pengharapan (Exceptancy Theory).

Teori pengharapan dikembangkan oleh Victor H. Vroom. Pengharapan

merupakan kekuatan keyakinan pada suatu perlakuan yang diikuti dengan

hasil khusus. Hal ini menggambarkan bahwa keputusan pegawai yang

memungkinkan mencapai suatu hasil dapat menuntun hasil lainnya.

(52)

range 0-1. Jika pegawai merasa tidak mungkin mendapatkna hasil maka

harapannya adalah 0. Jika aksinya berhubungan dengan hasil tertentu maka

harapannya bernilai 1. Harapan pegawai secara normal adalah di antara

0-1.

2.3.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja

Banyak faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja karyawan.

Faktor-faktor yang terkait dengan atau menentukan kepuasan kerja adalah

bahwa pekerjaan tidak hanya sekedar melakukan pekerjaan, tetapi terkait

juga dengan aspek lain seperti interaksi dengan rekan sekerja, atasan

mengikuti aturan-aturan, dan lingkungan kerja tertentu yang sering kali

tidak memadai. Hal diatas menunjukkan bahwa kepuasan kerja seseorang

dipengaruhi oleh banyak faktor, tidak hanya gaji, tetapi terkait dengan

pekerjaan itu sendiri. Ada dua faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja,

yaitu faktor yang ada pada diri pegawai dan faktor pekerjaannya.

Ada dua faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja, yaitu faktor yang

ada pada diri pegawai dan faktor pekerjaannya.

1. Faktor pegawai, yaitu kecerdasan (IQ), kecakapan khusus, umur, jenis

kelamin, kondisi fisik, pendidikan, pengalaman kerja, masa kerja,

kepribadian, emosi, cara berpikir, persepsi, dan sikap kerja.

2. Faktor pekerjaan, yaitu jenis pekerjaan, struktur organisasi, pangkat

(golongan), kedudukan, mutu pengawasan, jaminan finansial, kesempatan

promosi jabatan, interaksi sosial, dan hubungan kerja.

Adapun dimensi kepuasan kerja (Kirkman dan Saphiro, 2001) yaitu

(53)

1. Rekan Kerja yaitu teman-teman yang senantiasa berinteraksi dalam

pelaksanaan pekerjaan.

2. Gaji atau Upah, yaitu jumlah bayaran yang diterima seseorang sebagai akibat

dari pelaksanaan kerja.

3. Kemampuan atasan, yaitu seseorang yang senantiasa memberi perintah atau

petunjuk dalam pelaksanaan kerja.

4. Pekerjaan itu sendiri, yaitu isi pekerjaan yang dilakukan seseorang.

5. Kesempatan untuk maju/berkembang. yaitu kemungkinan seseorang dapat

berkembangan melalui kenaikan jabatan

Kepuasan kerja mencerminkan perasaan seseorang terhadap

pekerjaannya. Untuk meningkatkan kepuasan kerja, perusahaan harus

merespons semua perubahan iklim kerja yang terjadi serta mengembangkan

suatu mekanisme yang memberikan kesempatan secara penuh pada pegawai

dalam berkomitmen dan merencanakan perkembangan karir mereka.

Menurut Davis dan Newstrom (dalam Siswanto, 2012) ada tiga faktor

yang mempengaruhi kepuasan kerja yang biasa terjadi di dunia kerja/industri,

yaitu: (1) Usia (2) Tingkat pekerjaan (3) Ukuran organisasi.

2.4 Komitmen Organisasi

2.4.1 Pengertian Komitmen Organisasi

Komitmen organisasional didefinisikan sebagai tingkat sejauh mana

seorang karyawan memihak sebuah organisasi serta tujuan-tujuan dan

keinginannya untuk mempertahankan keanggotaanya dalam organisasi

(54)

(organizational commitment) juga didefenisikan sebagai derajat seseorang mengidentifikasi dirinya sebagai bagian dari organisasi dan berkeinginan

melanjutkan berpartisipasi aktif di dalamnya McNeese-Smith (1996, dalam

Siswanto, 2012).

Menurut Robbins (2008:99) Komitmen karyawan terhadap

organisasi organisasi yaitu sampai tingkat mana seorang pegawai memihak

pada suatu organisasi tertentu dan tujuan-tujuannya, serta berniat

memelihara keanggotaan dalam organisasi tertentu. Komitmen kerja

karyawan menentukan berhasil tidaknya tujuan yang hendak dicapai oleh

suatu organisasi atau perusahaan. Hal ini berarti apabila setiap anggota

organisasi memiliki komitmen yang tinggi maka besar kemungkinan

keberhasilan atau kesuksesan dapat tercapai. Keberhasilan suatu organisasi

akan berdampak baik bagi kelangsungan hidup organisasi atau perusahaan

dan karyawannya.

Adanya komitmen karir mencerminkan komitmen kerja yang

mereka miliki serta mengaitkannya dengan hasil karir yang diinginkan

(Aryee dan Tan, 1994, dalam Siswanto, 2012). Seseorang yang memiliki

komitmen kuat akan mengakibatkan semangat mereka yang tinggi

terhad

Gambar

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel Penelitian
Tabel 3.2
+7

Referensi

Dokumen terkait

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan anugerah-Nya yang telah memelihara dan membimbing saya sampai saat ini sehingga saya dapat

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat, karunia dan kemudahan yang diberikan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir yang berjudul

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan anugerah-Nya yang telah memelihara dan membimbing saya sampai saat ini sehingga saya dapat

Puji dan syukur Penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kasih dan karunia yang diberikan sehingga Penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul SISTEM

Segala puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala berkat, hikmat, bimbingan dan kasih anugerah-Nya yang selalu menyertai mulai dari

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan berkat dan kasih-Nya yang melimpah sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa oleh karena segala berkat, anugerah, kasih dan penyertaan-Nya, penulis dapat menyelesaikan

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa oleh karena segala berkat, anugerah, kasih dan penyertaan-Nya, penulis dapat menyelesaikan