REAKTOR BIOGAS SKALA KECIL
(Rumah Tangga dan Semi-Komunal)
Dr. Budhijanto
Pusat Inovasi Agro Teknologi Universitas Gadjah Mada
OUTLINE
Prinsip dasar produksi biogas
Berbagai tipe reaktor - Reaktor yang
memerlukan tukang profesional
- Reaktor yang bisa dibuat sendiri
Pemanfaatan dan sisten distribusi biogas Hasil samping: pupuk organik
Masalah yang sering dihadapi
PRINSIP DASAR PROSES DAN
KALKULASI SEDERHANA VOLUM
REAKTOR
Prinsip Dasar Produksi Biogas
Bahan organik bisa dikonversi menjadi biogas dengan proses yang disebut ANAEROBIC DIGESTION Anaerobic digestion adalah proses peruraian oleh
mikroorganisme/bakteri dengan syarat tidak ada oksigen sama sekali. Bakteri yang digunakan adalah bakteri yang sudah ada di lingkungan kita (tidak perlu membeli). Bakteri ini tidak menyebabkan penyakit
(bersifat non-patogenik) Skema proses yang terjadi digambarkan pada diagram di
Syarat Keberhasilan Produksi Biogas
•
Rutin memasukkan bahan
baku
(umpan) sebagai
“makanan” bakteri
pengurai
•
Cukup air
– contohnya,
untuk kotoran sapi
biasanya volum kotoran
sapi dan air adalah
berkisar 1:1 sampai 1:2
•
Umpan reaktor
tidak
mengandung racun
(misalnya sabun, cairan
disinfektan, pestisida)
INGAT !!!
ADA MAKHLUK HIDUP DI DALAM REAKTOR
Kalkulasi Sederhana Kebutuhan
Volum Reaktor
• Rule of thumb untuk bahan baku kotoran sapi:
1. Satu ekor sapi dewasa menghasilkan 15 kg kotoran padat/hari
2. Jumlah air 2 kali lipat jumlah kotoran sapi
3. Waktu tinggal optimal dalam reaktor biogas 30 hari
4. 1 m3 volum reaktor menghasilkan
kurang lebih 0,6 m3 biogas/hari
5. Nilai kalor 1 m3 biogas (1 atm, suhu
25oC) setara dengan 0,2 liter LPG
(cair) atau 0,3 liter solar.
• Contoh perhitungan: Jumlah sapi = 5 ekor
Estimasi jumlah kotoran sapi = 75 kg/hari Jumlah umpan reaktor (dengan air) = 150 kg/hari (kurang lebih 150 liter/hari) Estimasi kebutuhan volum reaktor = 30 hari x 150 liter/hari = 4,5 m3
Jadi jika diinginkan seluruh kotoran sapi diolah menjadi biogas, diperlukan minimal reaktor dengan volum 4,5 m3
Estimasi produksi biogas = 0,6 x 4,5 m3
= 2,7 m3/hari (setara dengan kurang lebih
BERBAGAI TIPE REAKTOR BIOGAS
Tipe Reaktor Biogas
Tipe VERTIKAL (Dome)
Tipe HORIZONTAL (Pipa)
Untuk kapasitas kecil (misalnya hanya ada 1 ekor sapi), tipe horisontal lebih menguntungkan karena lebih mudah dibuat. Untuk skala besar,
Reaktor Tipe Vertikal (Dome)
Pembuatan Reaktor dengan
Pasangan Bata
Tanah digali dengan kedalaman kurang lebih 1.5-2 meter, kemudian dipasang dinding bata dan diaci agar kedap air dan kedap udara
Dibuat tutup berupa fixed dome (bisa diganti dengan floating dome juga)
Dibuat bak inlet dan outlet
Pekerjaan memerlukan keterampilan khusus, sebaiknya menggunakan tukang profesional
Alternatif Reaktor:
Ready-to-Use dari Bahan Fiber
Reaktor Tipe Horisontal (Dianggap
Bentuk Pipa)
•
Hanya untuk skala mini
(kurang dari 5 m
3).
•
Cocok untuk instalasi
individual (hanya untuk
keperluan 1 rumah
tangga).
•
Bisa digunakan untuk
hewan ternak kecil
(misalnya kambing) dan
unggas.
Contoh Reaktor Balon
(Rancangan KKN Banjarnegara 2016)
Realisasi Reaktor Balon
(bisa dibuat sendiri)
Pembuatan fondasi Pembuatan bak pelindung
Instalasi yang sudah lengkap: Reaktor balon dalam bak, dilengkapi gas holder double- drum
Reaktor balon dibuat dari plastik silinder besar (bisa dibeli di toko plastik besar), dengan dua lapis plastik agar lebih kuat, ujung-ujung diikatkan ke pipa paralon.
Pembuatan Reaktor Balon
Ujung dilekatkan pada pipa
udara tekan sebelum diisi umpan
Perlu uji kebocoran dengan
Variasi Lain Reaktor Pipa
PVC 12 in (rancangan Dr. Chandra
Saran Pemilihan Tipe Reaktor
Tipe Vertikal/Dome
• Untuk kapasitas besar (volume minimal 5 m3), sebaiknya
gunakan tukang profesional yang sudah terbiasa membuat reaktor biogas.
• Jika kapasitas kurang dari maka konstruksi pasangan bata akan sulit sehingga malah akan mahal.
• Jika ingin menggunakan tipe dome dengan ukuran kecil, disarankan menggunakan fiber (order ke perusahaan
profesional).
Tipe Horisontal/Pipa
•
Hanya untuk skala kecil
(volume lebih kecil daripada
5 m
3), biasanya hanya untuk
percontohan.
•
Bisa dibuat sendiri dengan
plastik.
•
Alternatifnya bisa
menggunakan buis beton
(sebaiknya menggunakan
tukang profesional).
Gas Holder
•
Reaktor yang kapasitasnya
kurang dari 5 m3, memerlukan
penyimpan gas eksternal yang
disebut GAS HOLDER.
•
Gas holder diperlukan karena
ruang kosong di reaktor tidak
cukup besar untuk menyimpan
biogas.
•
Tanpa gas holder pada reaktor
kecil, biasanya kompor akan
sering mati.
•
Gas holder bisa dibuat secara
sederhana dengan plastik atau
drum bolak-balik dengan isian
air (lihat gambar di samping)
Plastik silinder
Double drum
PEMANFAATAN BIOGAS DAN
SISTEM DISTRIBUSI
Pemanfaatan “Tradisional”
•
Sebagai bahan bakar
kompor
•
Sebagai bahan bakar
lampu biogas
Konteks Modern Biogas
Substitusi bahan bakar
mesin (dengan modifikasi
sistem injeksi bahan
bakar):
1. Generator listrik
2. Mesin-mesin
peternakan (alat cacah
pakan dll.)
3. Pemanas air
Kemungkinan Distribusi Biogas
• Pertanyaan yang sangat seringmuncul: APAKAH BIOGAS BISA DISIMPAN DALAM TABUNG GAS (SEPERTI ELPIJI)?
• Jawaban sederhana:
1. Biogas tidak bisa dicairkan seperti elpiji pada kondisi tekanan dan suhu yang wajar.
2. Tidak efisien mendistribusikan biogas (atau yang sudah dimurnikan sebagai metana sekalipun) dalam tabung. 3. Apalagi jika reaktor biogas hanya
skala kecil, maka penyimpanan dalam tabung TIDAK EKONOMIS
(bahkan sampai 50 m3 masih
dianggap kecil dalam konteks penabungan biogas).
4. Aspek safety kompresi gas yang
mudah meledak seperti biogas, tidak bisa dilakukan oleh sembarang orang tanpa latar belakang teknis yang memadai
Sistem Distribusi Biogas
dengan Pemipaan
•
Jika dibuat reaktor biogas
semi komunal untuk
rumah-rumah yang
berdekatan,
dimungkinkan
mendistribusikan biogas
dengan pipa.
•
Pada radius kurang lebih
20 meter, tidak
diperlukan blower.
•
Jika diinginkan distribusi
lebih jauh, perlu bantuan
blower.
1. Ideal: reaktor adalah titik PALING RENDAH 2. Jika reaktor tidak
bisa menjadi titik yang paling rendah, buat percabangan sebagai PERANGKAP AIR, secara berkala kran dibuka untuk mengeluarkan air 3. Pilihan pipa yang
biasa digunakan: PVC ½ in
MASALAH YANG SERING DIJUMPAI DALAM JARINGAN PEMIPAAN BIOGAS:
Pipa TERISI AIR yang mengembun sehingga menyumbat airan biogas
Saran pemipaan
•
Jangan terlalu banyak
belokan
•
Jangan dipendam karena
cenderung lebih banyak
embunan dan sulit
mengeluarkan air
•
Jangan pakai selang
transparan karena akan
timbul lapisan semacam
lumut yang makin tebal
•
Jarak ideal: kurang dari 20
m
•
Tes kebocoran secara
berkala
Untuk pemipaan jauh
•
Dengan bantuan blower
•
Contoh: instalasi
penangkapan biogas di
TPA Segawe
Tulungagung (milik
Dinas PU Tulungagung),
bisa menyalurkan
landfill gas sampai ke
rumah-rumah
penduduk pada radius
100 meter.
HASIL SAMPING BERUPA PUPUK
Reaktor Biogas untuk
Kawasan Industri Kecil Tanpa Limbah
Contoh skenario di desa peternak susu perah:
- Kotoran sapi dijadikan biogas - Biogas digunakan untuk industri derivatif susu
- Slurry keluar reaktor biogas untuk pupuk pertanian organik
Konsep bisnis pupuk modern:
organik dan lokal
•
Pupuk yang campurannya disesuaikan dengan
kondisi tanah dan jenis tanaman pada daerah
tertentu
•
Lumpur dari reaktor biogas menguntungkan
karena bentuknya sudah halus, mudah
dicampur, dan mudah digranulkan
Contoh:
Pupuk Granul Triple S (
Site Specific and Slow-released
)
dari slurry outlet reaktor biogas
A
B
C
D
E
F
A. 0 % pupuk Triple-S dari lumpur biogas + 100 % pupuk NPK B. 25 % pupuk Triple-S dari lumpur biogas + 75 % pupuk NPK C. 50 % pupuk Triple-S dari lumpur biogas + 50 % pupuk NPK D. 75 % pupuk Triple-S dari lumpur biogas + 25 % pupuk NPK E. 100 % pupuk Triple-S dari lumpur biogas + 0 % pupuk NPK F. Kontrol
MASALAH YANG SERING DIHADAPI
Tanda-tanda Reaktor yang “sehat”
Gelembung
pada lumpur
Outlet kental
Tekanan
stabil
Perawatan reaktor
•
Masalah yang sering dihadapi:
1. Produksi biogas menurun
2. Pembakaran kurang bagus (kurang panas,
dll.)
3. Timbulnya karat pada peralatan
Penurunan produksi biogas
•
Bisa diamati pada alat
ukur tekanan biogas
•
Jika terjadi penurunan
tekanan, ada beberapa
kemungkinan:
a. Pengisian tidak
teratur
b. Campuran isian tidak
tepat
Campuran isian yang baik
•
Tidak tercampur bahan
serat/keras
•
1 bagian kotoran sapi
dicampur dengan 1-2
bagian air
•
Tidak tercampur bahan
kimia (misalnya air
bekas deterjen, sabun,
cairan pembersih, dll.)
Upaya meningkatkan produksi biogas
•
Memperhatikan persyaratan pengisian:
kotoran sapi tidak tercampur bahan keras,
jumlah air ideal, tidak tercampur bahan kimia
•
Mengisi dengan teratur, contoh:
Ukuran 15 m
3
: pengisian dengan kotoran dari
10 ekor sapi (150 kg kotoran/hari + 150-300
liter air)
Pembakaran kurang bagus
•
Sering ada keluhan
bahwa api biogas
“kurang panas”
•
Penyebab: banyak
“pengotor” dalam
biogas
•
Pencegahan: kontrol
jumlah air terikut
umpan masuk ke
reaktor
Penyebab terlalu banyak air
•
Air pencucian kandang
masuk ke reaktor:
biasanya menjadi
terlalu banyak air jika
tidak semua kotoran
sapi masuk ke reaktor
•
Air hujan masuk ke
reaktor
•
Reaktor rembes
sehingga air masuk dari
tanah sekitarnya
Contoh kurang hati-hati
Inlet tidak ditutup, mudah kemasukan Air dan barang-barang yang bisa menyumbat