• Tidak ada hasil yang ditemukan

MODEL PEMBELAJARAN TEACHING GAME for UNDERSTANDING (TGfU) TERHADAP HASIL JUMP SHOOT BOLA BASKET YUFENSIUS EVARISCO USMAN NIM : F

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MODEL PEMBELAJARAN TEACHING GAME for UNDERSTANDING (TGfU) TERHADAP HASIL JUMP SHOOT BOLA BASKET YUFENSIUS EVARISCO USMAN NIM : F"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

MODEL PEMBELAJARAN TEACHING GAME for UNDERSTANDING (TGfU) TERHADAP HASIL JUMP SHOOTBOLA BASKET

YUFENSIUS EVARISCO USMAN NIM : F38108014

Disetujui,

Pembimbing I Pembimbing II

Eka Supriatna, M.Pd Wiwik Yunitaningrum, M.Pd NIP. 197711122006041002 NIP. 197906042008122001

(2)

MODEL PEMBELAJARAN TEACHING GAME for UNDERSTANDING (TGfU)TERHADAP HASIL JUMP SHOOTBOLA BASKET

Yufensius Evarisco Usman1, Eka Supriatna2, Wiwik Yunitaningrum3. FKIP, PJKR UNIVERSITAS TANJUNGPURA JALAN AYANI,

e-mail: riscoanakbangsa@yahoo.co.id

ABSTRACT: Model Learning Teaching Games for Understanding Of The Basketball jump shoot. The problem is there are still students who have not mastered the outcome jump shoot. The purpose of this study to find out: The effect of learning model (TGfU) to shoot a basketball jump results.

Forms of quantitative research using experimental methods. Data analysis techniques normality test, homogeneity and test different formulas t-test using SPSS 19, son of Class VIII student population. Sampling using total sampling, in this study there are two variables: the dependent variable learning outcomes and jump shoot variables TGfU learning.

Once calculated using t-test formula obtained thitung 7.549 with 29 hp at 2.045 ttabel obtained at significance level 0.05. Pre-test 1.6. Post-Pre-test 2.5. for 12 sessions can improve results by 56.25% jump shoot.

ABSTRAK: Model Pembelajaran Teaching Game for Understanding Terhadap Hasil jump shoot Bola Basket. Permasalahan yaitu masih terdapat siswa-siswi yang belum menguasai hasil jump shoot. Adapun tujuan penelitian ini untuk mengetahui: Pengaruh model pembelajaran (TGfU) terhadap hasil

jump shootbola basket.

Bentuk penelitian kuantitatif dengan menggunakan Metode eksperimen. Analisis data menggunakan teknik uji normalitas, uji homogenitas dan uji beda dengan rumus uji t menggunakan SPSS 19, Populasi siswa putra Kelas VIII. Pengambilan sampel menggunakan teknik total sampling, Dalam penelitian ini ada dua variabel yaitu: variabel terikat hasil pembelajaran jump shoot dan variabel bebas pembelajaran TGfU.

Setelah dihitung mengunakan rumus uji t diperoleh thitung 7,549 dengan dk 29 diperoleh ttabel sebesar 2,045 pada taraf signifikansi 0,05. Pre-test 1,6. Post-test 2,5. selama 12 kali pertemuan dapat meningkatkan hasil jump shootsebesar 56,25%. Kata kunci :Model Pembelajaran TGfU Jump shoot bola basket

(3)

Pendidikan jasmani dan kesehatan sebagai salah satu cabang ilmu yang dapat membantu manusia berpikir jernih, sportif dan dinilai dapat memberikan konstribusi positif dalam meningkatkan kebugaran jasmani, sehingga sangat penting dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan. Karena peranan penting penjaskes tersebut maka penjaskes haruslah dapat dikuasai siswa khususnya dalam pembelajaran bola basket. Olahraga basket merupakan cabang yang sangat digemari, khususnya oleh para siswa. Dalam pembelajaran bola basket terdapat teknik-teknik dasar seperti dribbling, passing, dan shooting. Dalam teknik dasar shooting terdiri atas lay-up shoot, free throw, undering shoot, slam dunk dan jump shoot.

Jump shoot (tembakan melompat) merupakan tembakan yang dilakukan pada saat kaki penembak kedua-duanya terangkat diudara akibat dari loncatan (fakultas ilmu keolahragaan UNY, 2002: 33).

SMPN 14 Pontianak banyak terdapat siswa-siswi yang menyukai olahraga basket namun dalam proses pembelajarannya masih banyak hambatan yang di temukan, hal ini dilihat dari hasil belajar siswa yang kurang memuaskan pada saat melakukan jump shoot, masih terdapat siswa-siswi yang belum menguasai, Kurangnya pemberian model pembelajaran yang siswa butuhkan, dan kurangnya pengetahuan untuk memodifikasi pembelajaran yang kurang menarik dari guru sebagai pengajar di SMPN 14 Pontianak.

Untuk meningkatkan hasil pembelajaran agar menjadi lebih baik, diperlukan cara, gaya, dan model pembelajaran yang menyenangkan. Namun hal ini harus tetap berorentasi pada pengembangan nilai-nilai yang diperlukan sebagai ajang pengenalan melalui model Teaching Game For Understanding TGfU. TGfU

adalah pendekatan pembelajar-dan permainan berpusat pada olah raga yang berhubungan dengan permainan belajar memiliki hubungan kuat dengan pendekatan konstruktivis untuk belajar(Linda dkk, 2004: 1).

Model ini pada dasarnya dalam penerapan pembelajaran adalah untuk mengajarkan kepada siswa bagaimana belajar taktik, atau belajar dengan pendekatan taktik sehingga urutan pembelajaran selalu dimulai dengan game, apresiasi, kesadaran taktik, kemudian drill (latihan) bagaimana melakukan kemudian gamekembali.

Hal inilah yang mendorong peneliti untuk mengetahui apakah dengan model pembelajaran TGfU dapat meningkatkan hasil jump shoot bola basket. Dengan demikian peneliti ingin mengetahui ”Pengaruh model pembelajaranTGfU

terhadap hasiljump shootpada bola basket.”

METODE

Bentuk Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode eksperimen. Penelitian eksperimen adalah metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendali (Sugiyono, 2011: 107). Maka dari itu perlu adanya pengaruh yang diberikan pada kelompok sampel penelitian sesuai dengan rancangan / desain penelitian yang digunakan.

(4)

Dalam desain ini terdapat pretest, sebelum diberi perlakuan. Dengan demikian hasil perlakuan dapat diketahui lebih akurat, karena dapat membandingkan dengan keadaan sebelum diberi perlakuan (Sugiyono, 2011: 110-111). Desain ini dapat digambarkan seperti berikut:

Pengukuran (Pretest) Perlakuan Pengukuran (Posttest) Kelompok percobaan T0 X T1

Adapun dalam penelitian ini Kelompok percobaan ini diberi pengaruh latihan selama 12 kali pertemuan.

Populasi adalah seluruh penduduk yang dimaksudkan untuk diteliti. Menurut Suharsimi Arikunto (2006:130) populasi diartikan sebagai keseluruhan subjek penelitian. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2011: 117). Maka dapat disimpulkan populasi adalah seluruh subjek penelitian yang ada dalam suatu ruang lingkup atau daerah penelitian yang ingin diteliti. Populasi dari penelitian ini adalah siswa putra kelas VIII SMP Negeri 14 Pontianak yang mengikuti ekstra kurikuler bola basket yang berjumlah 30 orang.

Sampel adalah “bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut” (Sugiyono, 2011: 118). Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Suharsimi Arikunto, 2006: 131). Kemudian mengenai besar kecilnya sampel yang dapat digunakan untuk penelitian, Suharsimi Arikunto, (2006: 134). memberikan ancer-ancer apabila subyeknya kecil (kurang dari 100) lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi sedangkan apabila jumlah subyeknya besar (lebih dari 100) dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih tergantung dari kemampuan peneliti dilihat dari waktu, tenaga dan biaya.

Mengacu pada pendapat tersebut, maka dalam pengambilan sampel penelitian ini digunakan teknik total sampling, yaitu mengikut sertakan seluruh siswa putra kelas VIII yang mengikuti ekstrakurikuler bola basket SMP Negeri 14 Pontianak yang berjumlah 30 orang. Dengan demikian penelitian ini dapat disebut pula dengan penelitian populasi.

HASIL

Penelitian ini dilakukan dengan eksperimen latihan jump shoot melalui model pembelajaranTeaching Game for Understanding (TGfU) pada siswa putra yang mengikuti ekstrakurikuler bola basket SMPN 14 Pontianak. Secara keseluruhan kegiatan penelitian ini dilaksanakan dalam 3 tahap, yaitu pertama

(5)

adalah kegiatan pre test untuk mengetahui kemampuan awal. Pada tahap selanjutnya diberikan pembelajaran jump shoot melalui model pembelajaran

TGfU sebanyak 12 kali pertemuan dan pada tahap akhir diadakan post test untuk mengukur kemampuan jump shoot sampelsetelah diberi pembelajaran jump shoot

melalui model pembelajaran TGfU. Adapun deskripsi dari data hasil pre-test, post-test dan pengujian hipotesis penelitian menggunakan rumus t test dapat disajikan sebagai berikut.

Berdasarkan hasil pre-test diketahui kemampuan jump shoot yang diberikan latihan melalui TGfU didapatlah hasil tertinggi 5 dan hasil terendah 0. Rata-rata hasil post-test sebesar 1,63333, dengan garis tengah 2, dan nilai yang sering muncul yaitu 2 dari hasil ini didapatlah simpangan standar sebesar 1,351457.

Penelitian di katakn berhasil atau tidak dilihat selisih rata-rata dari pre-test dan post-test. Hasil pri-test dan post-test dari 30 siswa hanya 1 atau 3% siswa yang dapat memasukan bola ke dalam keranjang dengan sempurna yaitu 5, selanjut nya 1 siswa atau 3% yang memasukan bola ke dalam keranjang sebanyak 4 kali, 6 siswa atau 20% yang memasukan sebanyak 3 kali, 8 siswa atau 27% yang memasukan sebanyak 2 kali, 6 siswa atau 20% yang memasukan sebanyak 1 kali dan 8 orang atau 27% yang tidak dapat memasukan bola sama sekali. Dapat dilihat pada diagram dibawah ini.

Selanjutnya dilakukan tes akhir (post-test) kemampuan jump shoot untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran TGfU tersebut terhadap kemampuan

jump shoot. Adapun hasil tes kemampuan jump shoot yang diberikan latihan melalui TGfU didapatlah hasil tertinggi 5 dan hasil terendah 1. Rata-rata hasil

post-test sebesar 2,5, dengan garis tengah 2,5, dan nilai yang sering muncul yaitu 3 dari hasil ini didapatlah simpangan standar sebesar 1,223475. Dari 30 siswa hanya 2 atau 7% siswa yang dapat memasukan bola kedalam keranjang dengan sempurna yaitu 5 kali, selanjut nya 4 siswa atau 13% yang memasukan bola kedalam keranjang sebanyak 4 kali, 9 siswa atau 30% yang memasukan sebanyak 3 kali, 7 siswa atau 23% yang memasukan sebanyak 2 kali, 8 siswa atau 27% yang memasukan sebanyak 1 kali dan yang tidak dapat memasukan bola pada post-test ini sebanyak 0 siswa.

Sebelum suatu hipotesis diuji, maka terlebih dahulu perlu dilakukan pengujian prasyarat. Pengujian prasyarat analisis yang dilakukan didalam penelitian ini menggunakan uji normalitas dan uji homogenitas. Sedangkan untuk menganalisis data menggunakan program SPSS versi 19.

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah sampel data berdistribusi normal atau tidak. Dalam penelitian ini akan digunakan uji liliefors

dengan melihat nilai pada Kolmogorov-Smirnov (Duwi Priyatno, 2010: 71). Data dinyatakan berdistribusi normal jika signifikansi lebih besar dari > 0,05, dan jika nilai signifikansi kurang dari < 0,05 berarti distribusi tidak normal. Adapun dari hasil perhitungan statistik diperoleh data sebagai berikut:

Nilai signifikansi untuk pree-test sebesar 0,070 dan post-test sebesar 0,053. Karena signifikansi untuk seluruh variabel lebih besar dari 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa sampel data normal.

(6)

Uji homogenitas dilakukan untuk menguji kesamaan varians data kelompok eksperimen. Uji homogenitas yang digunakan dalam penelitian ini dengan metode Bartlet dan Varians terbesar disbanding varians terkecil menggunakan table F (Riduwan, 2010: 177-178).

Jika Fhitung ≥ Ftabel, berarti tidak Homogen dan Jika Fhitung ≤ Ftabel, berarti homogen. Ternyata Fhitung < Ftabel, atau 1,5625 < 1,85 maka varians-varians adalah homogen. Maka dari itu Analisis uji komparatif dapat dilanjutkan.

Hasil dari pengaruh perlakuan uji dengan rumus uji t. Uji t dilakukan untuk mengetahui apakah ada pengaruh setelah diberikan perlakuan. Pengolahan dan analisis data hasil penelitian eksperimen, berdasarkan rancangan kuantitatif yang dilakukan sepanjang penelitian dan dilakukan secara terus menerus dari awal hingga akhir. Pengolahan data ini dengan menggunakan sistem komputerisasi. Uji perbedaan data hasil pre-test dan post-test kelompok eksperimen dimaksudkan untuk mengetahui apakah model pembelajaran TGfU berpengaruh terhadap hasil

jump shoot atau tidak. Hasil dari uji perbedaan data pre-test dan post-test

kelompok eksperimen dapat dirangkum pada tabel berikut:

Hasil uji t saat pre-test dan post-test sebesar 7,549 dapat dilihat bahwa nilai thitung > ttabel untuk 5% dengan df = 29 sebesar 2,045, yang berarti ada perbedaan data hasil pre-test dan post-test. Dengan demikian dapat dijelaskan bahwa model pembelajaran TGfU berpengaruh terhadap hasil jump shoot bola basket pada siswa putra kelas 8 yang mengikuti ekstrakurikuler bola basket di SMPN 14 Pontianak setelah siswa melakukan latihan jump shoot melalui model pembelajaran TGfU.

TGfU adalah suatu pola pembelajaran dengan lebih menekankan pada pemahaman tentang permainan. Model ini mengembangkan cara berfikir untuk menguasai hal yang baru atau memperbaiki keterampilan yang baru. Hal yang baru ini dapat berupa teknik atau taktik baru. Ketika untuk melakukan teknik dibutuhkan kemampuan jump shoot maka siswa akan belajar jump shoot. Sehingga siswa belajar berdasarkan kesadaran untuk memenuhi kebutuhan teknik dalam permainan bukan berdasarkan perintah guru atau drill yang diberikan oleh guru. Dari hasil model pembelajaran TGfU yang digunakan dalam penelitian ini ternyata berpengaruh terhadap hasil jump shoot pada siswa putra kelas 8 yang mengikuti ekstrakulikuler bola basket di SMPN 14 Pontianak. Hal tersebut ditunjukkan dari hasil uji beda data pre-test dengan post-tes yang memperoleh thitung > ttabel.

Sebelum diberikan Model pembelajaran TGfU, rata-rata kemampuan jump shoot sebesar 1,6. Setelah diberi model pembelajaran TGfU yaitu pembelajaran

jump shoot rata-rata kemampuan jump shoot nya meningkat menjadi sebesar 2,5. Hasil tersebut menunjukkan bahwa model pembelajaran TGfUdapat meningkatan kemampuan jump shoot rata-rata 0,9 yang jika dipresentasikan diperoleh angka peningkatan 56,25% Melalui model pembelajaran TGfU, dimana untuk melatih rangsang syaraf motoris lebih bagus karena peserta didik dapat melakukan jump shoot lebih dua kali. Oleh karena itu model pembelajaran TGfU ini cocok untuk melatih kemampuan jump shoot bagi pemain bola basket yang sudah mulai menguasai teknik dasar shooting secara baik yang dalam hal ini adalah siswa putra kelas VIII yang mengikuti ekstrakulikuler bola basket di SMPN 14

(7)

Pontianak. Hasil penelitian Hopper menyatakan TGfUtidak mungkin terpisah dari keterampilan taktik, penggunaan taktis ketrampilan adalah inti dari permainan efektif bermain. Perolehan ketrampilan teori pengolahan informasi dan system dinamis untuk menunjukan betapa taktis dan keterampilan pendekatan terfokus mempengaruhi belajar siswa.

SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian di atas dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut:(1). Sebelum di berikan Model pembelajaran Teaching Game For Understanding (TGfU), rata-rata kemampuan jump shoot sebesar 1,6. Setelah diberi model pembelajaran TGfU yaitu pembelajaran jump shoot rata-rata kemampuan jump shoot nya meningkat menjadi sebesar 2,5. Hasil tersebut menunjukkan bahwa model pembelajaran TGfUdapat meningkatkan kemampuan

jump shoot rata-rata 0,9.(2). Dengan melakukan pembelajaran TGfU terhadap

jump shootpada siswa putra SMPN 14 Pontianak selama 12 kali pertemuan dapat meningkatkan hasil jump shootsebesar 56,25%.

DAFTAR RUJUKAN

Arikunto Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian. Jakarta : PT Renika Cipta. Edisi revisi VI.

Duwi priatno.(2011). Paham Analisa Statistic Data Dengan SPSS. Yogyakarta: MediaKom

Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas negeri Yogyakarta. (2002).

Keterampilan Bola Basket. Yogyakata. Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas negeri Yogyakarta.

Linda dkk. (2004). Teaching Game for Understanding. America: Human Kinetics.

Riduwan. (2010). Metode dan teknik mnyusun tesis. Bandung. Alfabeta

Sugiono.(2011). Metodologi Penelitian Pendekatan Kuantitatif , Kuantitatif dan R&D. Bandung. Alfabeta

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui (1) Efektivitas perhatian orangtua dan fasilitas belajar terhadap prestasi belajar siswa kelas tinggi SD Muhammadiyah 15 Surakarta Tahun

3) Minat Siswa terhadap Pembelajaran Matematika dengan Strategi Pemecahan Masalah berbantuan Diagram Vee ... Analisis Jurnal Harian Siswa ... Analisis Jurnal Harian Siswa ... 67.

Rekomendasi untuk pengembangan penggunaan lahan di Kabupaten Semarang antara lain penerapan sistem terasering pada areal pertanian; menghindari pengolahan lahan di daerah

 Peserta didik mendiskusikan dengan cara mengamati dari gambar kerajinan bahan buatan atau model benda kerajinan bahan buatan berdasarkan jenis bahan, fungsi, bentuk produk, warna,

SEGMEN BERITA REPORTER B Ibnu Hajar, Hijaukan Gunung Kidul Dengan

A research question was answered: “What is the students’ perception on their sense of purpose in learning English?” The data were collected from the questionnaire which was

Pada gambar batik ini pewarnaan yang digunakan adalah celup dan solet dimana pada bagian soletan ini terdiri dari, sebagian pohon yang diberi wana kuning (yellow IGK) sama

Untuk membantu pekerjaan manusia guna mengetahui keadaan sekitar yang dirasa membahayakan atau dapat mengancam jiwa manusia, dengan adanya robot ini diharapkan