• Tidak ada hasil yang ditemukan

FAKTOR PENYEBAB PESERTA DIDIK TIDAK DISIPLIN DATANG KE SEKOLAH DI SMA BUNDA PADANG JURNAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "FAKTOR PENYEBAB PESERTA DIDIK TIDAK DISIPLIN DATANG KE SEKOLAH DI SMA BUNDA PADANG JURNAL"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

JURNAL

Oleh:

WIRDA MEISA FITRI

NPM : 11060238

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(STKIP) PGRI SUMATERA BARAT

PADANG

(2)

FAKTOR PENYEBAB PESERTA DIDIK TIDAK DISIPLIN

DATANG KE SEKOLAH DI SMA BUNDA PADANG

Oleh:

Wirda Meisa Fitri*

Gusneli, S.S, M.Pd**

Mori Dianto, M.Pd**

Program Studi Bimbingan dan Konseling Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan

(STKIP) PGRI Padang Sumatera Barat *Student

** lecturers

Student Guidance and Counseling, STKIP PGRI Sumatera Barat

ABSTRACT

This research is motivated for learners experiencing disciplinary problems do not come to school. The purpose of this study was to describe: 1) Factors causing undisciplined learners come to school visits from the school environment factor 2) Factors causing undisciplined learners come to school visits from family environmental factors. This research is a descriptive quantitative research. The study population was not disciplined learners who come to school classes XI and XII classes in high school Padang Bunda sampling using total sampling. The number of samples obtained as many as 52 people. Tools for collecting data questionnaire. The technique used to analyze the data is a technique persentase. Specially the result of this research stated that: (1) Factors causing undisciplined learners come to school visits from environmental factors school with quite a lot of categories (2) Factors causing undisciplined learners come to school visits factor family with little category, it is because seeing the many friends who are late.

Keywords: Discipline of Students Pendahuluan

Individu dianugerahi segenap potensi oleh Sang Maha Pencipta. Potensi individu juga unik atau berbeda satu dengan yang lainnya. Potensi yang ada pada diri individu tersebut harus dikembangkan, agar individu menjadi sumber daya manusia yang berkualitas. Pengembangan potensi yang dimiliki tentunya melalui proses pendidikan, latihan dan pembelajaran.

Pendidikan yang ditempuh individu juga beragam, ada pendidikan formal, informal dan pendidikan non-formal. Pendidikan itu sendiri ialah proses pembentukan kecakapan fundamental secara intelektual dan emosional ke arah alam dan sesama manusia dalam hal ini agar generasi muda dapat menghayati, memahami, mengamalkan nilai-nilai atau

norma-norma hidup dalam kehidupan. Sebagaimana yang dijelaskan dalam Undang-undang Sindiknas Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa:

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri kepribadian, kecerdasan akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Guru sebagai salah satu komponen pendidikan dalam proses pembelajaran yang mempunyai tugas untuk membimbing dan memberikan contoh yang baik bagi peserta didiknya, selain itu guru juga berperan sebagai

(3)

orangtua kedua yang dapat membentuk prilaku positif bagi peserta didik. Hamalik (2010: 27) menyatakan bahwa ”guru yang disiplin secara langsung maupun tidak langsung dapat mempengaruhi hasil balajar peserta didik.”

Secara alami peserta didik akan mengikuti gurunya dan mencontoh apa yang ada pada gurunya. Belajar adalah proses memodifikasi perilaku melalui pengalaman. Banyak hal yang mempengaruhi hasil belajar, terutama peran guru sebagai pelaksana perlu meningkatkan propesionalismenya dalam hal kegiatan belajar mengajar di sekolah terutama kedisiplinan.

Kedisiplinan dapat mengarahkan peserta didik untuk berperilaku sesuai dengan aturan yang berlaku. Hurlock (2002: 82) menyebutkan bahwa disiplin berasal dari kata ”diciplene” yang berarti bahwa seseorang belajar dengan suka rela mengikuti seorang pemimpin. Menurut Ekosiswojo dan Rachman (2000: 114) Kedisiplinan hakikatnya adalah sekumpulan perilaku indivindu maupun masyarakat yang mencerminkan rasa ketaatan, kepatuhan yang didukung oleh kesadaran untuk menunaikan tugas dan kewajiban dalam rangka pencapaian tujuan di sekolah.

Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal bagi peserta didik untuk memperoleh pendidikan dan tempat menimba ilmu pengetahuan. Komariah dan Triatna (2006: 2) mengatakan bahwa “Sekolah merupakan suatu organisasi sosial yang menyediakan layanan dan pembelajaran bagi masyarakat.” Sekolah dikatakan sebagai suatu organisasi karena sekolah merupakan suatu sistem, yaitu sistem yang terbuka karena mempunyai hubungan langsung dengan lingkungan dan masyarakat, memiliki struktur manajemen dan pemimpin, serta memiliki suatu aturan tertentu yang harus dilaksanakan. Sekolah juga merupakan wahana yang menyediakan tempat terbaik bagi peserta didik untuk belajar.

Menurut Mustari (2014: 35) ”Disiplin adalah tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan.” Kepatuhan dan ketaatan peserta didik terhadap berbagai aturan dan tata tertib yang berlaku di sekolahnya itu disebut dengan disiplin peserta didik. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Mulyasa (2012: 26) bahwa disiplin peserta didik bertujuan untuk

membantu menemukan diri, mengatasi, dan mencegah timbulnya problem-problem disiplin, serta berusaha menciptakan suasana yang aman, nyaman dan menyenangkan bagi kegiatan pembelajaran, sehingga mereka menaati segala peraturan yang ditetapkan.

Menurut Gunawan (2012: 267) bahwa peraturan tata tertib tersebut pada umumnya ditulis dengan jelas, sehingga dapat diketahui oleh publik terutama oleh orangtua peserta didik dimana mereka akan mempertimbangkan sekolah tersebut dengan melihat tata tertibnya. Maka dengan demikian, kiranya perlu dibuat tata tertib sekolah yang jelas yang betul-betul dapat menjamin tercitanya proses pembelajaran dengan aman, tenang dan nyaman, serta sehat. Dari proses ini akan menimbulkan pembelajaran yang optimal, yang akan mengembangkan potensi peserta didik secara optimal, yang pada akhirnya akan berkontribusi pada tercapainya akhlak peserta didik yang berkualitas.

Berdasarkan penjelasan sebelumnya dapat ditarik kesimpulan, aturan tata tertib sekolah merupakan salah satu konstributor dalam membentuk kondisi sekolah yang aman dan nyaman, tenang dan sehat, sehingga pembinaan akhlak peserta didik di sekolah menjadi dapat berjalan dengan baik berkaitan dengan jam masuk sekolah dan jam keluar sekolah. Melalui peraturan yang jelas, warga sekolah senantiasa disiplin dalam berperilaku, baik dalam menjalankan tugas sesuai dengan fungsinya, sehingga tercipta kondisi sekolah yang kondusif untuk keberlangsungan proses pembelajaran.

Kenyataan yang terjadi di sekolah berdasarkan observasi penulis pada tanggal 06 Agustus 2014 di SMA Bunda Padang bahwa peraturan dan tata tertib sekolah sering dilanggar oleh peserta didik. Peraturan yang sering dilanggar tersebut seperti tidak disiplin datang ke sekolah dari jam masuk yang ditentukan sekolah.

Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan satu orang guru BK di SMA Bunda Padang pada tanggal 03 September 2014 diperoleh keterangan bahwa ada peserta didik yang tidak disiplin dari data yang penulis peroleh pada bulan September terdapat rata-rata peserta didik tidak disiplin datang ke sekolah setiap harinya 7-10 orang sementara salah seorang dari peserta didik tersebut merupakan peserta didik yang sama.

(4)

Selanjutnya berdasarkan wawancara penulis dengan seorang guru mata pelajaran di SMA Bunda Padang pada tanggal 24 September 2014 diperoleh keterangan bahwa permasalahan peserta didik, di saat pengantian jam pelajaran adanya peserta didik yang terlambat masuk kelas, ada juga yang memang sengaja untuk terlambat masuk ke kelas, ini terlihat dari sikap peserta didik yang sudah datang ke sekolah mereka banyak duduk di warung dekat sekolah dan saat bel berbunyi mereka menghiraukannya begitu saja. Setelah 15 menit kemudian mereka berbondong bondong masuk sekolah dan guru piket mengumpulkan seluruh peserta didik yang terlambat di lapangan sekolah.

Berdasarkan wawancara yang penulis lakukan dengan beberapa peserta didik di SMA Bunda Padang pada tanggal 03 Oktober 2014 diperoleh keterangan bahwa permasalahan peserta didik tidak disiplin datang ke sekolah yaitu adanya peserta didik yang tidak tepat waktu datang ke sekolah, bangun kesiangan, di samping itu terjadi kemacetan jalan, adanya peserta didik yang terlambat datang ke sekolah sehingga mengganggu proses belajar mengajar, selanjutnya adanya peserta didik yang tidak membuat pekerjaan rumah (PR).

Selanjutnya berdasarkan wawancara yang penulis lakukan dengan guru BK di SMA Bunda Padang pada tanggal 03 Agustus 2015 diperoleh keterangan bahwa peserta didik yang tidak disiplin datang ke sekolah di tahun ajaran baru seperti libur yang terlalu lama membuat peserta didik malas untuk masuk kelas, dan adanya peserta didik yang kurang berminat terhadap pelajaran pada jam pertama.

Berdasarkan fenomena tersebut pada halaman terdahulu, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian yang berjudul “Faktor Penyebab Peserta Didik tidak Disiplin Datang ke Sekolah di SMA Bunda Padang.”

Berdasarkan batasan masalah di atas maka rumusan masalah penelitian ini adalah Apa saja Faktor Penyebab Peserta Didik tidak Disiplin Datang ke Sekolah di SMA Bunda Padang?

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan: 1) Faktor penyebab peserta didik tidak disiplin datang ke sekolah dilihat dari faktor lingkungan sekolah. 2) Faktor

penyebab peserta didik tidak disiplin datang ke sekolah dilihat dari faktor lingkungan keluarga.

Metode Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada tangal 19-21 tahun 2015 September yang bertempat di SMA Bunda Padang. Karena masih terlihatnya peserta didik tidak disiplin datang ke sekolah belum tercapai sebagaimana seharusnya, serta peneliti ingin mengetahui faktor penyebab peserta didik tidak disiplin datang ke sekolah di SMA Bunda Padang.

Sesuai dengan batasan masalah dan tujuan penelitian yang dirumuskan, maka penelitian ini termasuk dalam penelitian deskriptif kuantitatif. Menurut Yusuf (2005:83) “Penelitian deskriptif adalah salah satu jenis penelitian yang bertujuan mendeskripsikan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat populasi tertentu atau menggambarkan secara detail.” Maka penelitian ini untuk menggambarkan faktor penyebab peserta didik tidak disiplin datang ke sekolah di SMA Bunda Padang.

Menurut Darmawan (2013: 138) Sampel adalah sebagian dari populasi. Artinya tidak akan ada sampel jika tidak ada populasi. Populasi pada penelitian ini kurang dari 100 orang maka peneliti menggunakan teknik pengambilan sampel yaitu total sampling. Menurut Bungin (2005: 124) “total sampel adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel.” Maka pada penelitian ini yang menjadi sampel adalah peserta didik kelas XI dan XII yang tidak disiplin datang ke sekolah yang berjumlah 52 orang pada semester 2.

Menurut Bungin, (2005:131) “data interval adalah data yang punya ruas atau interval atau jarak yang berdekatan dan sama.” Jarak itu berpedoman pada ukuran tertentu misalnya nilai rata-rata (mean), bilangan kelipatan atau nilai lainnya yang disepakati. Selanjutnya Arikunto (2013:275) menjelaskan data interval tergolong sebagai data kontinum yang mempunyai tingkatan yang lebih tinggi lagi dibandingkan dengan data ordinal kerena mempunyai tingkatan yang lebih banyak lagi. Data interval menunjukkan adanya jarak antara data yang satu dengan yang lainnya.

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data primer dan data sekunder. Menurut Bungin (2011:132). a. Data

(5)

primer adalah data yang langsung diperoleh dari sumber data pertama di lokasi penelitian atau objek penelitian. b. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber kedua atau sumber sekunder dari data yang kita butuhkan. Data yang dikumpulkan ini besumber dari peserta didik kelas XI dan XII yang tidak disiplin datang ke sekolah dan diperoleh dari buku absen SMA Bunda Padang.

Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup dengan lima alternatif jawaban. Pada penelitian ini angket yang digunakan adalah angket

checklist. Berbentuk isian tertutup dan

responden tinggal memilih sesuai dengan keadaan dirinya saja dalam pembuatan angket ini terdapat item positif dan negatif yang disusun secara berimbang.

Validitas instrumen yaitu validitas logis (validitas isi dan konstruk) adalah menyusun instrumen berdasarkan kisi-kisi. Sejalan dengan ini, Lufri (2007:116) berpendapat “apabila pada waktu penyusunan instrumen penulis sudah melewati prosedur membuat kisi-kisi tersebut, maka instrumen yang dibuat sudah dianggap mempunyai validitas. Sebelum digunakan untuk penelitian, terlebih dahulu angket di validasi oleh validator.

Suatu alat ukur dikatakan reliabel apabila alat ukur tersebut dapat memberikan hasil yang sama apabila diberikan kepada individu dalam waktu yang berbeda. Mencari reliabilitas dengan Koefisien Alfa dari Cronbach

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah Data yang diperoleh atau terkumpul maka diolah dengan mengunakan rumus persentase dan diinterprestasikan berdasarkan deskriptif analisis. Rumus yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

100    N f

Keterangan: P = Tingkat persentase jawaban F = Frekuensi jawaban

N = Jumlah responden

Setelah data didapat dan langsung dianalisis dengan menggunakan rumus persentase, maka dapat dilakukan penafsiran data penelitian, dengan menggunakan kriteria atau katagori hasil penelitian yang dikemukakan oleh Arikunto (2006:224) sebagai berikut: 1. 81 % - 100% : Sangat banyak 2. 61% - 80% : Banyak 3. 41% - 60% : Cukup banyak 4. 21% - 40% : Sedikit 5. 0% - 20% : Sangat sedikit Hasil Penelitian dan Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian dapat diungkap bahwa faktor penyebab peserta didik tidak disiplin datang ke sekolah di SMA Bunda Padang. Pembahasan ditekankan pada aspek yang sesuai dengan tujuan penelitian yaitu mendeskripsikan faktor penyebab peserta didik tidak disiplin datang ke sekolah di SMA Bunda Padang. Secara umum faktor penyebab peserta didik tidak disiplin datang ke sekolah di SMA Bunda Padang dilihat dari faktor lingkungan sekolah pada kategori cukup banyak dengan persentase 73.08% dari 52 responden sedangkan faktor penyebab peserta didik tidak disiplin datang ke sekolah dilihat dari faktor keluarga pada kategori sedikit dengan persentase 84.62% dari 52 responden.

1. Faktor Lingkungan Sekolah a. Guru

Berdasarkan hasil penelitian dapat diungkap bahwa faktor penyebab peserta didik tidak disiplin datang ke sekolah di SMA Bunda Padang pada indikator guru SMA Bunda Padang. Dari hasil penelitian ini termasuk pada kategori sangat banyak, dengan persentase 57.69%, Secara umum dapat disimpulkan bahwa guru memegang peranan penting karena gurulah yang menyebabkan peserta didik terlambat datang ke sekolah

Menurut Hurlock (2002:123), baik buruknya hubungan antara guru dengan peserta didik akan berpengaruh terhadap disiplin peserta didik. Peserta didik akan merasa senang bila guru bersikap baik dan memperlakukannya dengan baik. Peserta didik akan menunjukkan ketaatan pada perintah guru dan melaksanakan kedisiplinan yang tinggi. Karena peserta didik akan merasa tidak senang jika tidak diperlakukan sepantasnya. Mereka kemudian akan menunjukkan sikap bermusuhan dan membalas untuk memperdaya kepada gurunya yang otoriter tersebut yang menyebabkan antara guru dengan peserta didik tidak terdapat rasa saling menghormati.

(6)

b. lingkungan Sekolah

Berdasarkan hasil penelitian dapat diungkap bahwa faktor penyebab peserta didik tidak disiplin datang ke sekolah di SMA Bunda Padang. Secara umum faktor penyebab peserta didik tidak disiplin datang ke sekolah di SMA Bunda pada indikator lingkungan sekolah dari hasil penelitian ini termasuk pada kategori banyak dengan persentase 50.00% hal ini mengungkapkan bahwa peserta didik yang terlambat datang ke sekolah karena jam pertama masuk sekolah terlalu cepat, seperti masuk jam 7.15 WIB sedangkan waktu yang diberikan ke pada peserta didik hanya 10 menit paling lama.

Menurut Ekosiswojo dan Rachman (2000:124) “Lingkungan sekolah mempengaruhi disiplin peserta didik seperti: hari-hari pertama dan hari-hari akhir sekolah (akan libur atau sesudah libur), pergantian pelajaran, pergantian guru, jadwal yang kaku atau jadwal aktivitas sekolah yang kurang cermat, suasana yang gaduh, dan lain-lain.

2. Faktor Keluarga a. Orangtua

Berdasarkan hasil penelitian dapat diungkap bahwa faktor penyebab peserta didik tidak disiplin datang ke sekolah di SMA Bunda Padang. Dari hasil penelitian ini termasuk pada kategori sangat banyak dengan persentase 46.15% .hal ini mengungkapkan bahwa terlihat ketika peserta didik berangkat ke sekolah membantu pekerjaan orangtua terlebih dahulu sehingga membuat peserta didik terlambat untuk datang ke Faktor Keluarga.

Menurut Ekosiswojo dan Rachman (2000:124) faktor yang mempengaruhi kedisiplinan, yaitu: Lingkungan rumah atau keluarga, seperti kurang perhatian, ketidak teraturan, pertengkaran, masa bodoh, tekanan, dan sibuk urusannya masing-masing.

b. Lingkungan Masyarakat

Berdasarkan hasil penelitian dapat diungkap bahwa faktor penyebab peserta didik tidak disiplin datang ke sekolah di SMA Bunda Padang. Dari hasil penelitian ini termasuk pada kategori sangat banyak 36.54%. hai ini mengungkapkan bahwa peserta didik terlambat datang ke sekolah yaitu sebelum berangkat ke sekolah peserta didik pergi kewarnet, ada juga yang duduk dekat warung ketika berangkat ke sekolah, penyebab terjadinya karena pengaruh teman-teman dekat rumah yang membawa ke arah yang jelek.

Menurut Subari (2000:166) Faktor lingkungan mempengaruhi kedisiplinan seseorang. Situasi lingkungan akan mempengaruhi proses dan hasil pendidikan, situasi lingkungan ini meliputi lingkungan fisis, lingkungan teknis, dan lingkungan sosiokultural. Lingkungan fisis berupa lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat. Lingkungan teknis berupa fasilitas atau sarana prasarana yang bersifat kebendaan; dan lingkungan sosiokultural berupa lingkungan antar individu yang mengacu kepada budaya sosial masyarakat tertentu. Ketiga lingkungan tersebut juga mempengaruhi kedisiplinan seseorang, khususnya peserta didik yang terlambat datang ke sekolah.

Kesimpulan dan Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan, maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Faktor penyebab peserta didik tidak disiplin datang ke sekolah dilihat dari subvariabel faktor sekolah dengan kategori cukup banyak sedangkan dari indikator guru terletak pada kategori sangat banyak dan lingkungan sekolah terletak pada kategori banyak.

2. Faktor penyebab peserta didik tidak disiplin datang ke sekolah dilihat dari subvariabel faktor keluarga dengan kategori sedikit sedangakan indikator orangtua terletak pada kategori sangat banyak dan faktor lingkungan masyarakat terletak pada kategori sangat banyak dan banyak.

(7)

Berdasarkan kesimpulan sebelumnya dalam penelitian ini, peneliti ingin megajukan beberapa saran yakni kepada:

1. Kepala Sekolah, untuk dapat memberikan perhatian dan meningkatkan kedisiplinan peserta didik datang ke sekolah.

2. Orangtua, dapat memberikan perhatian terhadap anak terutama dalam kedisiplinan datang tepat waktu ke sekolah, memberikan sarana dan prasarana yang dibutuhkan dalam belajar dan memberikan perhatian lebih berupa motivasi, nasihat serta memberikan contoh-contoh yang baik pada anak agar lebih tepat waktu untuk datang ke sekolah.

3. Pengelola program studi bimbingan dan konseling, perlu mengembangkan dan meningkatkan kualitas calon guru BK yang akan melaksanakan pelayanan bimbingan dan konseling baik di sekolah maupun di masyarakat.

4. Guru BK, perlu mengembangkan pelayanan BK seperti melakukan kunjungan rumah dan melakukan pertemuan dengan orangtua peserta didik.

5. Guru Mata Pelajaran, perlu melihat faktor penyebab peserta didik tidak disiplin datang ke sekolah.

Kepustakaan

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Asdi Mahasatya.

Arikunto, Suharsimi. 2013. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Bungin Burhan. 2005. Metodologi Penelitian

Kuantitatif. Jakarta: Kencana.

Bungin Burhan. 2005. Metodologi penelitian

kuantitatif. Jakarta: Kencana

Darmawan. 2013. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Ekosiswojo & Rachman. 2000. Manajemen

Kelas. Jakarta: Depdikdas.

Gunawan. 2012. Pendidikan Karakter Konsep dan Implementasi.

Bandung: Alfabeta.

Hamalik Oemar. 2010. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi

aksara.

Hurlock. 2002. Psikologi Perkembangan.

Jakarta: Erlangga.

Komariah & Triatna. 2006. Visionary Leadersip (Menuju Sekolah Efektif). Jakarta: Bumi Aksara.

Mustari. 2014. Nilai Karakter Refleksi untuk

Pendidikan. Jakarta: Raja Gravindo Persada.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional. 1990. Jakarta: Media Wiyata.

Yusuf. 2005. Metodologi Penelitian “Dasar-dasar Penyelidikan Ilmiah”. Padang: UNP Press.

Lufri. 2007. Metodologi penelitian

dasar-dasar penyelidikan ilmiah”.Jakarta: Bumi Aksara.

(8)

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh secara langsung dari proses pengeringan dengan menggunakan oven terhadap rendemen

Integrasi tersebut dapat memperbaiki kualitas air tambak dari polusi bahan organik yang berasal dari pakan dan hasil metabolisme yang terakumulasi pada kolom air tambak yang

Gambar 2.11 Toilet dan Mushola untuk para staff. Ruang

Calon penanam modal (investor) yang akan mengadakan usaha dalam rangka penanaman modal asing pertama-tama yang harus dilakukan adalah mempelajari terlebih dahulu Daftar Bidang

Pengamatan secara visual pada indeks organ uterus dan adrenal mencit betina menunjukkan terjadinya peningkatan indeks organ pada kelompok dosis uji, tetapi setelah

bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2002, p. Dari 62 film Superhero diperkecil menjadi 26 film di mana dalam

Magyarországon, az AKI PÁIR adatai szerint a fizikai piacon azonban az egy évvel korábbinál 21 százalékkal magasabb termelői áron, tonnánként 45,3 ezer

Kewenangan bidan secara umum atau yang berlaku untuk semua bidan baik yang di fasilitas kesehatan maupun yang praktek mandiri, dibatasi hanya untuk kesehatan ibu