• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dan asosiatif. Penelitian deskriptif

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dan asosiatif. Penelitian deskriptif"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

3.1 Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dan asosiatif. Penelitian deskriptif dimaksudkan untuk mendefinisikan berbagai kriteria serta mendefinisikan nilai-nilai variabel-variabel yang diteliti. Penelitian asosiatif di sini lebih kepada analisis hubungan kausal dimana variable independen (variabel bebas) mempengaruhi variabel dependen (variabel terikat). Desain dari penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3.1 berikut.

Tabel 3.1 Desain Penelitian

Tujuan Penelitian Desain Penelitian Jenis Penelitian Metode

Penelitian Unit Analisis Time Horizon

T-1 Asosiatif Survey Individu yang

menggunakan jasa

Cross Sectional

T-2 Asosiatif Survey Individu yang

menggunakan jasa

Cross Sectional

(2)

 

1. Untuk mengetahui dan menganalisis seberapa besar pengaruh Kinerja Lembaga Investasi dan Nasehat Lembaga Investasi terhadap Kepercayaan pada Nilai Saham secara individual maupun simultan PT MPAM. [T-1]

2. Untuk mengetahui Bdan menganalisis seberapa besar pengaruh Kinerja Lembaga Investasi, Nasehat Konsultan Investasi, dan Kepercayaan pada Nilai Saham terhadap Upselling. [T-2]

3.2 Operasionalisasi Variabel Penelitian

Ada empat variabel yang akan digunakan dalam penelitian ini, yaitu variabel kinerja, keuntungan pada nilai saham, nasehat konsultan investasi, dan upsellling. Pada Tabel 3.2 berikut akan diuraikan dimensi dan indikator dari masing-masing variabel, beserta instrumen pengukuran, skala, dan model pengukuran dari keempat variabel tersebut.

Tabel 3.2 Operasionalisasi Variabel Penelitian Variabel Dimensi Indikator Instrumen

Pengukura n Skala Model Pengukura n Keahlian Mengatasi Meuangan Keahlian dalam mengelola investasi Kuesioner Ordinal , diubah menjadi interval Likert Jaminan Positif Kinerja jasanya positif dari waktu ke Kuesioner Ordinal , diubah menjadi interval Likert

(3)

  Kinerja Lembaga Investasi (X1) waktu Pengelolaan Sistem pengelolaann ya menarik untuk meningkatkan penambahan jumlah investasi Kuesioner Ordinal , diubah menjadi interval Likert Hubungan Kemudahan untuk mengambil alih agunan Kuesioner Ordinal , diubah menjadi interval Likert

Fokus Jasa investasi tetap fokus di kegiatan utama Kuesioner Ordinal , diubah menjadi interval Likert Proses Adaptasi Cepat mengatasi proses perubahan ekonomi yang terjadi Kuesioner Ordinal , diubah menjadi interval Likert Standarisasi Memiliki standar Kuesioner Ordinal , diubah menjadi interval Likert Jaminan Secara Hukum Dijamin oleh lembaga hukum Kuesioner Ordinal , diubah menjadi interval Likert

(4)

  informasi yang lengkap , diubah menjadi interval Sertifikat Kepemilika n Investasi Adanya jaminan pada saat restrukturisasi Kuesioner Ordinal , diubah menjadi interval Likert Pembiayaan  sektor  ekonomi  dihentikan  sampai ada  kebijakan  baru. Kuesioner Ordinal , diubah menjadi interval Likert Penurunan selisih Resiko yang terjadi bisa ditoleransi Kuesioner Ordinal , diubah menjadi interval Likert                             Aset Keuangan Jenis Investasi Kuesioner Ordinal , diubah menjadi interval Likert Analisis Resiko Investasi Kuesioner Ordinal , diubah menjadi interval Likert

Forecasting Kuesioner Ordinal , diubah menjadi interval

(5)

        Nasehat Konsultan Investasi (X2)               Fund Selection Menberikan Solusi Kuesioner Ordinal , diubah menjadi interval Likert Analisis Lingkungan Kuesioner Ordinal , diubah menjadi interval Likert Pengalaman Terhadap Pengelolaan Investasi Kuesioner Ordinal , diubah menjadi interval Likert         Kepercayaan pada Nilai Saham (Y)  Kedekatan Fisik Intensitas komunikasi Kuesioner Ordinal , diubah menjadi interval Likert Kedekatan Intelektual Puas terhadap nilai investasi Kuesioner Ordinal , diubah menjadi interval Likert Kedekatan Emosional Perasaan saling membutuhka n Kuesioner Ordinal , diubah menjadi interval Likert       Upselling (Z)  Pembelian Ulang Penambahan Investasi Kuesioner Ordinal , diubah menjadi interval Likert Hubungan Hubungan yang Erat Kuesioner Ordinal , diubah menjadi interval Likert

(6)

 

3.3 Jenis dan Sumber Data Penelitian

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif dan sumber data berasal dari data primer maupun sekunder, seperti dapat dilihat pada Tabel 3.3 di bawah ini.

Tabel 3.3 Data dan Sumber Data Penelitian

Data Jenis

Data

Sumber Data

Dasar pengukuran variabel-variabel

dalam penelitian ini

Kualitatif

Data sekunder dari studi kepustakaan, serta data primer dari wawancara dengan Head of Corporate & Legal Affairs pada PT. Minna Padi Aset Manajemen.

Data kinerja lembaga

investasi Kualitatif

Data primer dari kuesioner yang disebarkan ke individu yang menggunakan jasa.

Data kepercayaan

pada nilai saham Kualitatif

Data primer dari kuesioner yang disebarkan ke individu yang menggunakan jasa.

Data nasehat konsultan

Kualitatif Data primer dari kuesioner yang disebarkan ke individu yang menggunakan jasa.

Data upselling Kualitatif Data primer dari kuesioner yang disebarkan ke individu yang menggunakan jasa.

(7)

 

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan beberapa teknik, yaitu:

- Wawancara

Wawancara merupakan salah satu teknik pengumpulan data. Pelaksanaannya dapat dilakukan secara langsung berhadapan dengan yang diwawancarai, tetapi dapat juga secara tidak langsung seperti memberikan daftar pertanyaan untuk dijawab pada kesempatan lain (Umar, 2008, p51). Dalam penelitian ini, penulis melakukan wawancara langsung dengan Ibu Le Mui, Ang selaku Head of Corporate & Legal Affairs.

- Kuesioner

Teknik angket (kuesioner) merupakan suatu pengumpulan data dengan memberikan atau menyebarkan daftar pertanyaan/pernyataan kepada responden dengan harapan memberikan respons atas daftar pertanyaan tersebut (Umar, 2008, p49).

- Studi kepustakaan

Studi kepustakaan digunakan untuk memperoleh informasi-informasi yang berkaitan dengan penelitian ini sebagai landasan teori. Penulis melakukan studi kepustakaan melalui buku-buku, jurnal-jurnal, dan artikel-artikel di internet.

(8)

 

3.5 Teknik Pengambilan Sampel

Populasi adalah keseluruhan obyek atau individu yang akan diteliti, memiliki karakteristik tertentu, jelas dan lengkap. Sampel adalah bagian dari populasi yang dipilih melalui cara tertentu yang mewakili karakteristik tertentu, jelas, dan lengkap yang dianggap mewakili populasi. (Arifin, 2008, p69)

Menurut Suptanto (2000, p22), di dalam statistik dikenal dua cara pengumpulan data, yaitu cara sensus dan cara sampling. Sensus adalah cara pengumpulan data di mana seluruh elemen populasi diselidik satu per satu. Ada dua alasan dilakukannya sensus : (1) Suatu penelitian sensus akan layak dilakukan jika populasinya relatif sedikit dan (2) suatu penelitian sensus hanya diperlukan jika unit elemen populasi sangat bervariasi (Hermawan, 2005, p147).

Berdasarkan alasan yang dikemukakan oleh hermawan tersebut, maka dalam penelitian ini digunakan cara sensus, yaitu dengan mengambil semua populasi yang ada, karena jumlah populasinya relatif sedikit. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh customer yang berjumlah 102 orang.

3.6 Metode Analisis

Setelah data dikumpulkan, maka uji validitas-reliabilitas, lalu dilakukan uji normalitas terhadap data yang ada. Setelah data dipastikan normal, valid, dan reliabel, maka dilakukan analisis dengan menggunakan teknik analisis seperti dapat dilihat pada Tabel 3.4 di bawah ini.

(9)

 

Tabel 3.4 Metode Analisis Data Tujuan

Penelitian

Metode Analisis

Jenis Penelitian Teknik Analisis

T-1 Asosiatif Path Analysis dan Pearson

Correlation

T-2 Asosiatif Path Analysis dan Pearson

Correlation

3.6.1 Uji Validitas

Uji validitas dilakukan berkenaan dengan ketepatan alat ukur terhadap konsep yang diukur sehingga benar-benar mengukur apa yang seharusnya diukur. Berkaitan dengan pengujian validitas instrument menurut Riduwan (2011, p109-110) menjelaskan bahwa validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat keandalan suatu alat ukur. Untuk menguji validitas alat ukur, terlebih dahulu dicari harga korelasi antara bagian-bagian dari alat ukur secara keseluruhan dengan cara mengkorelasikan setiap butir alat ukur dengan skor total yang merupakan jumlah tiap skor butir. Untuk menghitung validitas alat ukur yang digunakan rumus:

r hitung = n(Σ Xi Yi) – (Σ Xi).(Σ Yi) √{n. Σ Xi2 – (Σ Xi)2 }.{n.Σ Yi2 – (Σ Yi)2 } Dimana:

r hitung = Koefisien korelasi ∑ Xi = Jumlah skor item

(10)

 

∑ Yi = Jumlah skor total

n = Jumlah responden

Selanjutnya dihitung dengan Uji-t dengan rumus :

Dimana: t = Nilai t hitung

r = Koefisien korelasi hasil r hitung

n = Jumlah responden

Distribusi (Tabel t) untuk α = 0,05 dan derajad kebebasan (dk = n-2) Kaidah keputusan : Jika t hitung > t table berarti valid, sebaliknya

t hitung < t table berarti tidak valid

3.6.2 Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan untuk mendapatkan tingkat ketepatan (keterandalan atau keajegan) alat pengumpul data (instrument) yang digunakan. Uji reliabilitas instrument dilakukan dengan rumus alpha. Metode mencari reliabilitas internal yaitu menganalisis realibilitas alat ukur dari satu kali pengukuran, rumus yang digunakan adalah Alpha.

Langkah-langkah mencari nilai reliabilitas dengan metode Alpha sebagai berikut: Langkah 1: Menghitung Varians skor tiap-tiap item dengan rumus:

(11)

 

Dimana:

Si = Varians skor tiap-tiap item Σ Xi2 = Jumlah kuadrat item Xi

(ΣXi)2 = Jumlah item Si dikudratkan

N = Jumlah responden

Langkah 2: Kemudian menjumlahkan Varians semua item dengan rumus:

Σ Si = S1 + S2 + S3……. Sn

Dimana:

Σ Si = Jumlah Varians semua item

S1 + S2 + S3……. Sn = Varians item ke- 1,2,3…….n

Langkah 3: Menghiting Varians total dengan rumus:

Dimana:

St = Varians total

ΣX t2 = Jumlah kuadrat X total

(Σ X t)2 = Jumlah X total dikuadratkan

(12)

 

Dimana:

r11 = Nilai Reliabilitas

Σ Si = Jumlah varians skor tiap-tiap item

St = Varians total

K = Jumlah item

Kemudian diuji dengan uji reliabilitas instrument dilakukan dengan rumus Korelasi Pearson Product Moment dengan teknik belah dua awal-akhir yaitu:

Harga r xy atau rb ini baru menunjukkan reabilitas setengah tes. Oleh karenanya

disebut r awal-akhir. Untuk mencari reabilitas seluruh tes digunakan rumus Spearman

Brown yakni:

Untuk mengetahui koefisien korelasinya signifikan atau tidak digunakan distribusi (Tabel r) untuk alpha 0,05 dengan derajad kebebasan (dk = n-2). Kemudian membuat keputusan membandingkan r11 dengan r tabel. Adapun kaidah keputusan: Jika r11 > r tabel berarti reliabel dan r 11 < r tabel berarti tidak reliabel.

3.6.3 Uji Normalitas

Uji normalitas adalah uji yang dilakukan untuk mengecek apakah data penelitian kita berasal dari populasi yang sebarannya normal. Uji ini perlu dilakukan karena semua perhitungan statistik parametrik memiliki asumsi normalitas sebaran.

(13)

 

Uji normalitas dapat hitung dengan bantuan program SPSS 13.0, yaitu dengan langkah:

1. Pilih menu Analyze - Descriptive Statistics – Explore.

2. Masukkan variabel yang akan diuji sebarannya ke dalam kotak Dependent List. Setelah itu kita klik tombol Plots, akan muncul dialog box

3. Dalam dialog ini kita memilih opsi Normality plots with tests, kemudian klik Continue dan OK.

Untuk menganalisis hasil output tersebut, maka yang perlu diperhatikan adalah (Santoso, 2001, p87):

a) Output Deskriptif: jika ratio Skewness dan Kurtosis tidak melebihi angka 2, maka dapat dikatakan distribusi data adalah normal.

b) Output Tests of Normality: Dimana hasil Sig. > dari 0,05, maka dikatakan normal. c) Grafik Normal Q-Q Plots: terdapat garis lurus dari kiri ke kanan atas. Garis ini berasal dari nilai Z. Jika suatu distribusi data normal, maka data akan tersebar disekeliling garis.

d) Grafik Detrended normal Q-Q Plots: dimana grafik ini menggambarkan selisih antara titik-titik dengan garis diagonal pada grafik sebelumnya. Jika data yang kita miliki mengikuti distribusi normal dengan sempurna, maka semua titik akan jatuh pada garis 0,0.

e) Output boxplot: bloxplot adalah kotak yang berwarna merah dengan garis horizontal di kotak tersebut. Jika garis hitam terletak persis ditengah boxplot, maka distribusi data adalah normal.

(14)

 

3.6.4 Transformasi Data Ordinal Menjadi Data Interval

Jika data yang dikumpulkan memiliki skala ukur ordinal, maka data tersebut harus diubah (transformasi) menjadi data interval.

Mentransformasi data ordinal menjadi data interval berguna untuk memenuhi sebagian syarat analisis parametrik yang mana data setidaknya adalah data berskala interval. Teknik transformasi yang paling sederhana menggunakan MSI (Method of Successive Interval).

Langkah-langkah transformasi data ordinal menjadi interval adalah sebagai berikut (Riduwan dan Kuncoro, 2011, p30):

1. Perhatikan setiap butir jawaban responden dari kuesioner yang disebarkan. 2. Pada setiap butir ditentukan berapa orang yang mendapat skor 1, 2, 3, 4, dan 5

yang disebut sebagai frekuensi.

3. Setiap frekuensi dibagi dengan banyaknya responden dan hasilnya disebut proporsi.

4. Menentukan nilai proporsi kumulatif dengan menjumlahkan nilai proporsi berurutan per kolom skor.

5. Menentukan nilai Z, dengan menggunakan tabel Distribusi Normal Baku (Riduwan dan Kuncoro 2011, p35), hitung nilai Z untuk setiap proporsi kumulatif yang diperoleh.

(15)

 

6. Menentukan densitas, tentukan nilai tinggi densitas untuk setiap nilai Z yang diperoleh dengan menggunakan tabel Koordinat Kurva Normal Baku (Riduwan dan Kuncoro, 2011, p36).

7. Menentukan scale value (skala nilai) dengan menggunakan rumus: NS = (Density at Lower Limit) – (Density at Upper Limit)

(Area Below Upper limit) – (Area Below Lower Limit) 8. Tentukan nilai transformasi (skala akhir) dengan rumus:

Y = NS + [ 1 + ( ) ]

3.6.5 Path Analysis

“Path analysis basically examines the direction of relationships through the postulation of some theoretical relationship between variables and then a test to see if the direction of these relationships is substantiated by the data” (Salkind, 2009, p326). Berdasarkan Wicaksono (2006, p152), analisis jalur (path analysis) merupakan alat analisis yang digunakan untuk menelusuri pengaruh (baik langsung maupun tidak langsung) variabel bebas (independen) terhadap variabel tergantung (dependen). Sedangkan berdasarkan Riduwan dan Kuncoro (2011, p2), model path analysis digunakan untuk menganalisis pola hubungan antar-variabel dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh langsung seperangkat variabel bebas (eksogen) terhadap variabel terikat (endogen).

(16)

 

3.6.5.1 Asumsi-asumsi Path Analysis

Asumsi-asumsi dalam path analysis berdasarkan Riduwan dan Kuncoro (2011, p2-3):

1. Hubungan antar-variabel adalah bersifat linier, adaptif, dan bersifat normal 2. Hanya sistem aliran kausal ke satu arah, artinya tidak ada arah kausalitas yang

berbalik

3. Variabel terikat (endogen) minimal dalam skala ukur interval dan rasio

4. Menggunakan sampel probability sampling, yaitu teknik pengambilan sampel untuk memberikan peluang yang sama pada setiap anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel

5. Observed variables diukur tanpa kesalahan (instrumen pengukuran valid dan reliabel), artinya variabel yang diteliti dapat diobservasi secara langsung

6. Model yang dianalisis dispesifikasikan (diidentifikasi) dengan benar berdasarkan teori-teori dan konsep-konsep yang relevan, artinya model teori yang dikaji atau diuji dibangun berdasarkan kerangka teoritis tertentu yang mampu menjelaskan hubungan kausalitas antar variabel yang diteliti

3.6.5.2 Model dan Persamaan Struktural Path Analysis

Model struktural yaitu bila setiap variabel endogen (Y) secara unik keadaannya ditentukan oleh seperangkat variabel eksogen (X). Diagram jalur berikut menunjukkan struktur hubungan kausal antar variabel.

(17)

 

Sumber: Riduwan dan Kuncoro, 2011, p5 Gambar 3.1 Diagram Jalur

Persamaan struktural untuk diagram jalur yaitu: Y = ρYX1 X1 + ρYX2 X2 + ρYX3 X3 + ε1

Z = ρZX1 X1 + ρZX3 X3 + ρZY Y + ε2 Keterangan:

ρ= koefisien jalur (path coefficient), yang menunjukkan pengaruh langsung variabel eksogen terhadap variabel endogen

ε = faktor residual, yang menunjukkan pengaruh variabel lain yang tidak diteliti atau kekeliruan pengukuran variabel

ρZX1 ρZY ρZX3 ρYX3 ρYX2 ρYX1 r23 r13 r12

X

X

X

Y

 

Z

 

(18)

 

Kategori seberapa besar pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen dalam Path Analysis dilihat dari nilai koefisien beta akan diuraikan pada Tabel 3.5 berikut ini:

Tabel 3.5 Kategori Pengaruh Variabel dalam Path Analysis Nilai Koefisien Beta Kategori Pengaruh

0,05 – 0,09 Lemah

0,10 – 0,29 Sedang

>0,30 Kuat Sumber: Riduwan dan Sunarto, 2007

3.6.6 Korelasi Pearson

Berdasarkan Sugiarto (2000, p269), koefisien korelasi Pearson digunakan untuk mengetahui tingkat (derajat) keeratan hubungan linier antara dua atau lebih variabel yang minimal berskala ukur interval. Bila variabel yang terlibat hanya dua, maka analisis korelasinya disebut korelasi sederhana. Bila variabel yang terlibat lebih dari dua, disebut analisis korelasi berganda.

Teknik korelasi Pearson Product Moment (PPM) termasuk teknik statistik parametrik yang menggunakan data interval dan ratio dengan persyaratan tertentu, misalnya data dipilih secara random, datanya berdistribusi normal, data yang dihubungkan berpola linier, dan data yang dihubungkan mempunyai pasangan yang sama sesuai dengan subjek yang sama (Riduwan dan Kuncoro, 2007, p61).

(19)

 

Berdasarkan Supranto Jilid 2 (2001, p201), koefisien korelasi Pearson dapat dihitung sebagai berikut:

Korelasi Pearson dilambangkan

(r) dengan ketentuan r ≥ -1 dan r ≤ +1. Bila nilai r = -1, maka korelasinya negatif sempurna, sebaliknya, bila nilai r = +1, maka korelasinya positif sempurna. Sedangkan apabila nilai r = 0, maka artinya tidak ada korelasi. Arti harga r akan diperlihatkan pada Tabel 3.6 berikut.

Tabel 3.6 Arti Nilai r Interval Koefisien Tingkat Hubungan 0,80 – 1,000 Sangat kuat

0,60 – 0,799 Kuat

0,40 – 0,599 Cukup kuat

0,20 – 0,399 Rendah

0,00 – 0,199 Sangat rendah Sumber: Riduwan dan Kuncoro, 2011, p62

Besar kecilnya sumbangan variabel X terhadap variabel Y dapat ditentukan dengan rumus Koefisien Determinan sebagai berikut:

(20)

 

di mana KP adalah nilai koefisien determinasi, dan r adalah nilai koefisien korelasi (Riduwan dan Kuncoro, 2007, p62).

3.7 Rancangan Uji Hipotesis Untuk T-1

• Pengujian secara keseluruhan. Hipotesis :

Ho = Kinerja Lembaga Investasi (X1) dan Nasehat Konsultan Investasi (X2) tidak memiliki kontribusi yang signifikan secara simultan terhadap Kepercayaan Nilai Investasi (Y).

Ha = Kinerja Lembaga Investasi (X1) dan Nasehat Konsultan Investasi (X2) memiliki kontribusi yang signifikan secara simultan terhadap Kepercayaan Nilai Investasi (Y).

• Pengujian secara individual Hipotesis :

Ho = Kinerja Lembaga Investasi (X1) tidak memiliki kontribusi yang signifikan secara simultan terhadap Kepercayaan Nilai Investasi (Y).

Ha = Kinerja Lembaga Investasi (X1) memiliki kontribusi yang signifikan secara simultan terhadap Kepercayaan Nilai Investasi (Y).

(21)

 

Hipotesis :

Ho = Nasehat Konsultan Investasi (X2) tidak memiliki kontribusi yang signifikan secara simultan terhadap Kepercayaan Nilai Investasi (Y).

Ha = Nasehat Konsultan Investasi (X2) memiliki kontribusi yang signifikan secara simultan terhadap Kepercayaan Nilai Investasi (Y).

Untuk T-2:

• Pengujian secara keseluruhan Hipotesis :

Ho = Kinerja Lembaga Investasi (X1), Nasehat Konsultan Investasi (X2), dan Kepercayaan Nilai Investasi (Y) tidak memiliki kontribusi yang signifikan secara simultan terhadap Upselling (Z).

Ha = Kinerja Lembaga Investasi (X1), Nasehat Konsultan Investasi (X2), dan Kepercayaan Nilai Investasi (Y) memiliki kontribusi yang signifikan secara simultan terhadap Upselling (Z).

• Pengujian secara individual Hipotesis :

Ho = Kinerja Lembaga Investasi (X1) tidak memiliki kontribusi yang signifikan secara simultan terhadap Upselling (Z).

(22)

 

Ha = Kinerja Lembaga Investasi (X1) memiliki kontribusi yang signifikan secara simultan terhadap Upselling (Z).

Hipotesis :

Ho = Nasehat Konsultan Investasi (X2) tidak memiliki kontribusi yang signifikan secara simultan terhadap Upselling (Z).

Ha = Nasehat Konsultan Investasi (X2) memiliki kontribusi yang signifikan secara simultan terhadap Upselling (Z).

Hipotesis :

Ho = Kepercayaan Nilai Investasi (Y) tidak memiliki kontribusi yang signifikan secara simultan terhadap Upselling (Z).

Ha = Kepercayaan Nilai Investasi (Y) memiliki kontribusi yang signifikan secara simultan terhadap Upselling (Z).

3.8 Rancangan Implikasi Hasil Penelitian

Setelah semua data selesai diolah, maka diperoleh gambaran tentang pengukuran Kinerja Lembaga Investasi, Nasehat Konsultan investasi, dan Kepercayaan pada Nilai Investasi terhadap Upselling. Apabila data yang diolah memiliki hasil yang rendah, maka perlu dicari penyebabnya.

Selanjutnya, analisa data hasil kuesioner digunakan untuk menggambarkan bagaimana hubungan dan pengaruh Kinerja Lembaga Investasi, Nasehat konsultan,

(23)

 

dan Kepercayaan pada Nilai Investasi yang mempengaruhi Upselling atau penambahan jumlah investasi. Apabila variabel saling berkontribusi, maka perusahaan dapat mempertahankan kinerja yang ada dan terus meningkatkan kreativitas.

Gambar

Tabel 3.1 Desain Penelitian
Tabel 3.2 Operasionalisasi Variabel Penelitian  Variabel Dimensi Indikator  Instrumen
Tabel 3.3 Data dan Sumber Data Penelitian
Tabel 3.4 Metode Analisis Data  Tujuan
+3

Referensi

Dokumen terkait

Pada daging yang dipotong dengan menggunakan restraining box, nilai pH rata-rata pada jam pertama postmortem adalah 6.31±0.22 dan mencapai nilai terendah pada jam ke-8

Khidmat Sokongan dan Sistem Penyampaian Bersandarkan kepada tugas yang diamanahkan dan teras pembangunan yang telah ditetapkan, salah satu komoditi yang menjadi

Hasilnya semakin ramai anak Melayu berpeluang mendapat pendidikan moden dan peluang ini telah membuka ruang yang lebih luas kepada masyarakat Melayu untuk menjawat jawatan

Sedangkan menurut Bryla-Loney (2008, p17), index adalah sebuah struktur yang memungkinkan kita untuk mengakses data lebih cepat dalam sebuah tabel ketika suatu himpunan bagian

– Penyebab utama dari erosi adalah terkonsentrasinya arus pada tebing di sisi luar – Lebar sungai masih mencukupi untuk berfungsi sebagai jalur navigasi dan – Stabilitas tebing

Dengan perpanjangan keikutsertaan peneliti pada latar penelitian memungkinkan peningkatan derajat kepercayaan data yang dikumpulkan, karena peneliti dapat mempelajari

Sedangkan menurut Kerlinger (1973) dalam Sugiyono (2009) penelitian survey adalah penelitian yang di lakukan pada populasi besar atau kecil, tetapi data yang di