• Tidak ada hasil yang ditemukan

INFORMASI GEOGRAFIS (SIG) BERBASIS WEB UNTUK MANAJEMEN PEMANFAATAN AIR TANAH MENGGUNAKAN PHR JAVA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "INFORMASI GEOGRAFIS (SIG) BERBASIS WEB UNTUK MANAJEMEN PEMANFAATAN AIR TANAH MENGGUNAKAN PHR JAVA"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

'@

H,21ft.1D*e9

AITAUSIS KESESUAIAN LAHAN WILAYAH PESISIR KOTA BENGKULU MELALUI FERAil",TCAF{GAN MODEL SPAT|AL DAN STSTEM tNFORMAS| cEOGRAF|S (Stc)

Yulion Fauzi,Boko Susi/q dan Zulfio Memi Moyosari

FEIT.{AF5IRA}I LUAS BIDANG DASARTEGAKAN PINUS MERKUSII MENGGUNAKAN FOTO IIJDARA D{ KESATUAN PEMANGKUAN HUTAN (KPH) KEDU PERUM PERHUTANI UNIT I

jF,wA']'ENGAH

Sahid

FE\lGEt {BANIGAN APLT KAST SISTEM I N FORMAST G EOG RAFTS (St

c)

BERBASTS WEB UNTU K

I'TAIN"TdB{EN PEMANFAATAN AIR TANAH MENGGUNAKAN PHB JAVA

DAN

MYSQL

SPA[1,4,L rSrudi Kasus di Kabupaten Banyumas)

Jumadi don SigitWidiadi

MONFTORING DAN EVALUASI DAEMH ALIRAN SUNGAI DENGAN PENGINDERAAN JAUrH DAtht slSTEr.,,t I N FORMASI GEOG RAFTS

Beny Horjodi

APUI(ASil STSTEH INFORMASI GEOGRAFIS PADA PEMANTAUAN STATUS GIZI BALITA DI

Dr [.r.ds KESEHATAN KABU PATE N SU KOHARJ O

Mutolozimoh, Bono H ondogo, do n Agus Anggoro Srgrt

KESEh,tlA,r.lGAN DALAM PEMBANGUNAN KEW| LAYAHAN

SaratriWilonoyudho

PE}.{GARUH TOPOGMFI DAN KESAMNGAN BATUAN KARBONAT TERHADAP WARNA

TAl.tAH PADA JALU R BARO N-WO N OSART KABU PATE N G U N U N G Kt D U L, D ty

(2)

Vol.

23,

No.

2,

Desember

2009

ISSN

0852-0682

Ketua Penyunting:

Drs. Priyono, M.Si.

Wakil Ketua Penyunting:

M. Amin Sunarhadi, S.Si., M.P.

Dewan Penyunting:

Agus Anggoro Srgit, S.Si.

NI. Arnin Sunathadi, S.Si., Nt.P. Drs. H. I{uswaji Dwi Ptiyone, \{.$j

Dr. Ir. Imam Hatdjono, M. Si. Dra. Hj. Umrotun, NI.Si.

Drs. H. Yuli Priyana, N{.Si.

Distribusi dan Pemasaran:

Dts. H. Yuli Priyana, Nf.Si.

Kesekretariatan:

Agus Anggoto Sigit, S.Si.

Pedode Terbit: Juli dan Desember

Terbit Pertama: Juli 1987 Cetak Sekali Terbit: 400 exp

Alamat

Redaksi:

Fakultas Geografi Universitas Muhammadiyah Surakarta

Yani PabelanKartasuraTromol Pos I Surakarta5ll}2,Telp (0271) 7l'7417 Psw F ax (027 1 ) 1 I 5 448. E-ma i I : foru mgeografi _ums2008@yahoo.com atau

(3)

Yol.23,

2,

Desember 2009

DAF"TARISI

ANALISIS

KESESUAIAN

LAHAN

WILAYAH

PESISIR KOTA

BENGKULU

MELALUI PERANCANGAN MODEL

SPATIAL

DAN

SISTEM INFORMASI

GEOGRAFIS

(SIG)

Ywlian Fauzi, Boko Susilo,

dan

Zulfia

Memi Mayasari

PENAFSIRAN

LUAS BIDANG

DASAR TEGA.KAN

PINUS

MERKUSII MENGGUNAKAN FOTO

UDAR.A

DI

KESATUAN

PEMANGKUAN

HUTAN

(KPH) KEDU

PERUM

PERHUTANI

UNIT

l

JAWA

TENGAH

Sabid

PENGEMBANGAN APLIKASI

SISTEM

INFORMASI

GEOGRAFIS

(SIG)

BERBASIS

WEB

UNTUK

MANAJEMEN PEMANFAATAN

AIR

TANAH MENGGUNAKAN

PHR

JAVA

DAN

MYSQL

SPATIAL

(Studi

Kasus

di

Kabupaten

Banyurnas) Jwmadi

dan

Sigit

lVidiadi

MONITORING DAN

EVALUASI

DAERAH

AI.IRAN

SUNGAI

DENGAN

PENGINDERAAN JAUH

DAN

SISTEM

INFORMASI

GEOGRAFIS

Beny

Harjadi

APLIKASI SISTEM

INFORMASI

GEOGIIAFIS

PADA

PEMANTAUAN

STATUS GIZT

BALITA

DI

DINAS KESEHATAN

KABUPATEN

SUKOHARJO

Mutalazimab,

Bana Handaga, dan

Agws

Anggaro

Sigit

KESENJANGAN DAI-AM PEMBANGUNAN KEWILAYAHAN

Sarati'Wilonoyudho

PENGARUH

TOPOGRAFI

DAN

KESARANGAN

BATUAN

KARBONAT TERHADAP WARNA TANAH

PADA

JALUR.

BARON-$T/ONOSARI

KABUPATEN GUNUNGKIDUL,

DIY

toko Mulyanto

dan

Surono

Biodata

Penulis

Mitra

Bestari

rssN

0852-0682

1,01.

-

11.1

112

-

122

123

-

138

1,39

,

1,52

1,53

-

166

167

-

180

181

-

195

Daftar lsi

(4)

PENGANTAR DBWAI{ PENYUNTING

Assalamu'alaikum

Wi.

Sfb.

Pemanfaztan teknologi penginderaan jauh

dan

Sistem

Informasi

Geografis banyak diaplikasikan secara luas. Tidak saja untuk mengkaji objek

geognfr

tetapi juga obf ek-obiek

lain

yang berhubungan dengan kajizn keruangan misalnya bidang kehutanan, pefianian,

kesehatan, dan lain-lain.

Iimz

dari sekian pada jurnal kaii

ini

menggunakan penginderaan

jauh dan Sistem

Informasi

Geografis untuk mengkaji objek penelitiannya. I{arena kedua

alat tersebut memberikan informasi keruangan

y^ng

manta;p dan terintegtasi mulai dari implementasinya

untuk

kajian kesesuaian lahan untuk wilayah pesisir, bidang kehutanan, manajemen pemznfaztan

ait

tanah. monev Daerah

Aliran

Sungai, dan bidang kesehatan.

Dua

artikel terakhir

mengkaji

tentaflg

kesenjangan dalam pembangunan wilayah dan pengaruh topografi dan kesarangan.

Penuiis artikel edisi

ini

mulai

ada perluasan

baik

kzjian y^ng .vafl^flf maupun asal penulis dan tentu yang paling penting adalah kompetensi

di

bidang geografi. Peduasan

ini

tentu kita

terus kembangkzn menyesuaikan dengan kebutuhan

mutu

yang

terten

pada elemen akreditasi. Beberapa penulis dzri kalangan

luat

geografi yang memasukkan artikel pada Forum Geografi pertanda betapa etztrryzkajian geogtafi dengan kajian iimu lainterutama

yang berbasis keruangan. Semoga pada edisi yang akan datang, banyak artikel yang mengisi

jumal

ini

baik yang berasal dad geografi maupun pakar lain yang objek kajiannya relevan dengan geografi.

Wassalamu'alaikum

Wt

V/b.

Surakarta, Desember 2009

Dewan Penyunting

(5)

ANALISIS

KESESUAIAN

LAHAI\

WII.AYAH

PESISIR KOTA

BENGKULU

MELALUI

PERANCANGAI\

MODEL

SPASIAL

DAN

SISTEM

INFORMASI

GEOGRAFIS

(SIG)

Yulian Fauzi*,

Boko

Susilo

**,

dan Zwlfta

Memi Mayasad

*

*Dosen Fakultas

MIPA

Universitas Bengkulu **Dosen

Fakultas Teknik Universitas Bengkulu

E-mail

yitan.farzi@yahoo.com

ABSTRACT

This ruearch is aimed to alocate land management and use coastal and ocean area Sub-Prouince base on drgitat through Geogr@hical Inforrnation Slstem

(GIS)

-I'his research was done in the coastal area Kota Bengkulu, thnugh spatial alocate anafusis and land suitabiliry anafisis

for

brackisb water ./ish ponds, maritime touism and conseruatiofl areat. Approach used in tbis ruearch is spatial anafisis to parameterf uariable and land suitabili4t citeria consist oJ element abiotik, biotik, cultare, and

spa-tial

use (RTRW). l-^and suitabiliry anafisis is done

A

^*g

SIG throagh ouerla1 techniqae. Resuh of

research indicate thatfrom 7 sub distict of coastal area of exist in KotaBengkalu, knd saitabiliry

$l)

.far brackish waterfsb ponds are found in sub-distict Maara Bangkahnlu and Kampung Melay. Land

saitaltilitlt

(f

/)for

the naritime tourism are found in sub-distiX Teluk Segara and Ratu \'amban, wbik L^a,nd silitabitiy

(\'

I )

for

conseruation area

of

are foand in sub-district Kampung Melay.

Keywords.' coastal area, spatial model, land suitabiliry, GIS

PENDAHULUAN

Pemanfaaun Sistem lnformasi Geografi s

(SIG) menjaniikan pengelolaan sumber daya

dan

pembuatan

model

terutama model

kuantitatif meniadi

lebih

mudah

dan sederharra. SIG merupakan suatu cata ,vaftg

efisien

dan

efektif untuk

mengetahui

karakeristik lahan suatu wilayah dan potensi

pengenibangannya.

Aplikasi

SIG

untuk

pengelolaan wilayah pesisir dan laut telah

banyak d€unakan seperti pen)'usunan basis

data wilayah pesisir dan evaluasi kesesuaian

lahan pesisir

€r*i,2008;

Islam, 2m6,Tahn,

2002) monitoring dan manajemen sborcline

(i,

1998), dan perenc^n^^n zone (Bhardwai,

2002).

Salah satu kemampuan penting dari

SIG

adalah kemampuannyz-

dalam

melakukan analisis

dan

pemodelan

spasial

untuk

menghasilkan

infotmasi

baru. Burrough dalam Danoedoro (1996)

menjelaskan bahwa dalam

SIG,

entitas

atau

nilai atribut

baru

dapat diciptakan

dari

entitas

vang

telah

ada

beserta

atributnya,

baik

yang

bersifat

eksak maupun

tidak.

Secara matematis,

untuk

sembarang

lokasi

nilai

yang

diturunkan

dari suatu atribut dapat direpresentasikan

dengan fungsi matematis

sederhana seperti

model

USLE

(Uniuersal Soil Loss

Eqaation).

(6)

Kota Bengkulu merupakan salah satu

wilayah

administrasi yang

mempunyai

wilayah kecamatan pesisir yang cukup luas Qauzi,2006). Sumber daya wilayah pesisir

di daerah ini pada umumnya beium dikelola

clan

dimanfaatkan

secar^

optimal

dan bahkan belum dilakukan inventarisasi secara

sistematik

dan

berkelanlutzn.

Bahkan pemznfaatan lahan wilayah pesisir cenderung

lebih berorientasi ke asas ekonominya dan

kutang mempertimbangkan asas kelestarian dan daya dukung lahan ftesesuaian lahan).

Menurut

Haladi

(2004) agar pem^nfaatan

lahan

dapat

optimum perlu

dilakukan

evaluasi kesesuaian lahan.

Kesesuaian

lahan

(land saitabilitl) metupakan kecocokan (adaptabili4t) suatu lahan

untuk

tujuan penggunaan tertentu, melalui penentuan nilai (kela$ lahan serta

pola

tata guna lahan yang dihubungkan dengan potensi wilayahnya, sehingga dapat

diusahakan penggunaan lahan )'ang lebih

teratah

berikut

usaha

pemeliharaan kelestadannya. Pengembangan daerah yzng

optimal dan berkelantutan membutuhkan

suatu pengelolaan keruangan wilayah pesisir y^ngmert^ng. Berkaitan dengan hal tersebut, maks kajian tentang model pengeiolaan dan

atahan pemanfaatan wilayah pesisit 1'ang

berbasis

digtrl

dengan menggunakan SIG

merupakan suatu haly'ang sarigat penting dan

pedu dikaji lebih lanjut.

METODE

PENELITIAN

A.

Wilayah Studi

I{ota

Bengkulu secara geografis betada, antar^ 1,02o1,q42"

-

1.02"22'45u

Bujur

Timur

dan 3o43'49"

-

4o01'00"

Lintang

Selatan

dan terletak

antara

3"45"-3"57

dari

Garis

Equatot

atau 2048" sebelah Selaun Garis I(han:listiwa, dengan iuas daratan 1,4.452 ha. Ber-dasarkan

kriteria

wilayah kecamatan yang

memiliki

ekosistem pesisir atau

berbatasan langsung dengan penfuzn laut, maka

di Kota

Bengkulu. terdapat 7 Kecamatzn pesisir dati 8 Kecamatan

yang ada

yaitu: Muara

Bangkahulu,

Sungai

Serut, Teluk

Segara, Ratu

Agung Ratu Samban, Gading CemPaka dan Kampung Melalu. Satu kecamatan

yang tidak memiliki wilayah pesisir dan

iaut adalah I{ecamatan Selebar.

Pengumpulan

Data

Metode penelitian yang digunakan

terdiri dari pengumpulan data, analisis spasial dan analisis Iahan. Pengumpulan

data yang

dilakukan

meliPuti

data vektor berupa peta rupa bumi dan peta tematik. Data vektor yang dikumpulkan

dari

instansi-instansi

terkait

(Bako-surtanal, Departemen I{ehutanan dan Bappeda)

meliputi

peta lereng, peta

jenis tanah, pet^ penggunaan lahan,

peta administtasi, peta hutan lindung, peta ekosistem pesisir, peta pariwisat4

peta

utilitas

dan peta,

aksesbilitas. Pengumpulan data primer meliputi data

sosial ekonomi dan data penggunaan

lahan

saat

ini.

Data

yang

telah

dikumpulkan baik data primer maupun

data sekunder sebelum, masuk kedalam

tahap

analisis akan

diolah

terlebih

dahulu.

Analisis

Spasial

Analisis spasial

ini

adalah mem-buat model prosedur analisis

ketuang-an

dengan memanfzztkan

fasilitas

SIG. Dalam

penentuan

kriteria

dan patameter fvariabel tersebut mengacu pada model-model sebelumnya telah dibuat oleh Punvadhi (2000), \7idodo,

dkk

(1996),

Bakosurtanal

(1996), I{titeria, \rang digunakan dalam analisis

alokasi ruang

ini

adalah kdteria umum

dan

parameternya

masih bersifat

sementara. Analisis spasial

mengguna-kan formula matematis sebagai berikut: B.

C.

(7)

P(")

=

f

(Abiotik)

+ f

@iotik) +

f

(Sosek)

+

fETRSY)

di

mana,

P(") =

daerah

potensial untuk

pengembangan usaha x.

D.

Analisis

Kesesuaian

Lahan

Analisis

lahan

dimaksudkan

untuk

mengetahui kesesuaian lahan

untuk

pengunaan

lahan tertentu.

Dalam

menentukan

tingkat

ke-sesuaian

lahan

ditentukan

dengan

metode

pengharkatan

dengan

mengambil beberapa parameter sefta

pembobotzn

dalam menentukan

tingkat

kesesuaiannya.

I{esesuaian lahan untuk

perikan-an tambak

yang berhasil dirancang

melalui model matematis berikut:

PT

=

S(E)

+

LR(<

3)

+

R(<

2000)

+

P(<

4000)

+

PL(r,

b)

+

MP(n) +

J(<

2000)

+

RTR

sf(B)

Keterangan:

PT

=

\X/ilayah

potensial

untuk

perikanan tambak

S -

Jenis tanah Entisol

LR

=

I(elerengan datar :

R =

Jarak

dari

sungai

meter)

P =

latak dari

pantai metet)

(E)

(0

-

3olo)

(0

-

2000

(0

-

4000

PL

=

Jenis penggunaan lahan : rawa (r) atau belukar:

ft)

14P

=

Nlata Pencahaian Penduduk nelayan (n)

i -

Jarak dari ialan (0 -. 2000 meter)

RTKW

=

Rencana

penggunaan

lahan untuk budidaya (B)

Kesesuaian

Iahan

pariwisata

pesisir yang berhasil dirancang melalui rnodel matematis berikut:

PP

=

P(p)

+J(.) +B(<

s)

+v(k,

pp) + PL(ID

*

MP(n,.i)

+J(<

500)

+

S(at,

h)

+

RTRW G)

Keterangan :

PP

=

Wilayah

potensial

untuk

pariwisata pesisir

P =

Jenis pantai : beryasir (p)

i -

I(ecerahan perafuan: cetah

B =

I(edalaman perairan

(0

-

5 meter)

V =

Vegetasi

:

kelapa

(k),

pines pantai (pp)

PL

=

Penggunaan

lahan

:

Lahan

Terbuka (It)

MP

=

Mata Pencaharian Penclrrduk

: nelayan (n), pedagang (d)

i -

Jank

dari

jalan

(0

-

500 meter)

$ =

Sarana:

Air

tawar (at),

Hotel

(h)

RIRIY

=

Rencana

penggunaan

lahan untuk: pariwisata (P)

Kesesuaian

lahan

kawasan

konservasi yang

berhasil

ditancang

melalui model matematis berikut:

PK

=

S(E)

+

V(p, m)

+

Pr-ft)

+

RTR.$r (K)

Keterangan :

PK

=

Wilayah potensial

untuk

kawasan Konservasi

S -

Jenis tanah

:

(E) Entisol

V =

Vegetasi: pinus (p), mangrove

(''')

PL

=

Penggunanan

Lahan:

hufan

(h)

RTP'IV

=

Rencana

penggunaan

lahan untuk :

(K)

konservasi

Analsis

kesesuaian lahan pesisir

Kota

Bengkulu

untuk

betbagai
(8)

untukan, budidaya perikanan tambak, pariwisata bahad (renang dan rckreasi pafltai) dan konservasi wilayah pesisir

dilakukan dengan

teknik

yang sama..

Pertama, penetapan

pefsyaratan

(parameter dan kriteria), pembobotan

dan

scoring.

Untuk

masing-masing

peruntukkan, penetap

an persyr^tan

tidak sama. Parameter yang

menentu-kan diberikan bobot terbesar sedangkan kriteria, @atas-batas) yang sesuai

diberi-kan skor tertinggi. Parameter, bobot

dan skor

sistem

penilaian

masing-masing

kesesuaian

lahan

disajikan

dzlam

bentuk matriks

kesesuaian lahan (lampirzn 1). I(edua perhitungan

nilai

peruntukkan lain. Penghitungan

kesesuaian dilakukan dengan

mengali-kan

bobot

dengan skor,

untuk

sesuai (skor 3), sesuai bersyarat (skor 2) dan

tidak sesuai (skor 1). I(etiga, pembagi-an kelas lahpembagi-an. Berdasarkpembagi-an perkaiipembagi-an

bobot

dan

skor tersebut pembagian

kelas

lahan dan niiainya

dalam pe-nelitian ini dibagi dalam tiga kelas yaitu

Keias 51:

Sesuai;

I(elas

52

:

Sesuai

Bersyarat dan I(elas

N:

Tidak Sesuai.

Klasifikasi

tingkat

kesesuaian

lahan berdasarkan

jumlah

perkalian

bobot

dan skor,

kesesuaian lahan

untuk

budidaya, perikanan tambak, wisata bahari dan kawasan konservasi

ditunjukkan dalam Tabei 1.

I(eempat,

memadankan

(mem-bandingkan) nilai lahan dengan nilai

masing-masing kelas lahan. I(elima,

penyalian grafis (spasial) hasil analisis

berupa peta kesesuizn lahan.

HASIL

DAN

PEMBAHASAN

Kota

Bengkulu

sebagai

ibukota

Provinsi

Bengkulu

dari waktu ke

waktu

terus mengalami pertumbuhan.

Per-tumbuhan

tersebut

dzpat

dilihat

dengan

terjadinya perubahan penggunaan lahan

baik dari lahzn

tidur

menjadi

kawasan terbangun, maupun perubahan fungsi dari kawasan

permukiman menjadi

kawasan perdagangan.

I(ota

Bengkulu terletak di

Pantai

Barat

Sumater^ y^ng berhadapan langsung dengan Samudera Hindia.

Lahan

yang digunakan

di

I(ota

Bengkulu

adalah

lahan peraitan

dan

daratan. Berdasarkan RTRN7

I{ota

Bengkulu tahun

2002

konsep

pengem-bangan pemanfaatan ruang

di

I(ecamatan

Pesisir Kota Bengkulu terdiri atas: kawasan

lindung/konservasi, pariwisata,

per-dagangan,

industri,

pergudangan

dan

permukiman. Berdasatkan

observasi

lzpangan pengembangan pem anfaatan

ruang di daerah pesisir Kota Bengkulu telah banyak yang

beralih

fungsi, seperti yang

Tabel 1. I{asifikasi Tingkat Kesesuaian Lahan Berdasarkan Total

Bobot

x

Skor

Total

Skor pada

Budidaya

Perikanan Tambak Pariwisata Bahari

Kawasan

Konservasi

Tingkat

Kesesuaian

Lahan

120

-

180 60

-

120

<60

100

-

150 50

-

100

<50

68

-

r02

34-68

<34

Sesuai Sesuai bersyarat

Tidak sesuai

Sumber: Hasii Analisis

(9)

teriadi

di

tr(ecamatan

I{ampung

Melal'u. Kawasan

ini

awalnlta

berupa

rawa-rzwz) tetapi saat

ini

telah beralih fungsi menjadi perkebunan kelapa sawit, permukiman dan

perkebunan palawija.

Penggunaan lahan diwilayah pesisit

Kota

Bengkulu yang dimanfaatkan untuk

wisata tetdapat di pantai Panjangyang

m.lip"ti

wilayah administrasi l{ecamatan Teluk Segara dan Kecamatan Ratu Samban.

Di

daerah ini juga berkembang kawasan perhotelan dan

pusat perbelanjaan Bengkulu

Indah

Mall. Perkembang'an kawasan

ini

dipacu dengan tingginya hrnjungan wisatawan domestik yang

sering terjadi pada hari-hari libur. Penggunaan

lahan berupa hutan pantai dan

hutan

konservasi

di

kawasan

ini

masih

tetap

diperahankan. I{utan pinus tetsebar sepau:rizrrtg

pantai panjang ujung (pasir

putih)

sampai

kelurahan Sumur

Meleleh,

sedangkan kawasan konservasi terdapat mulai dari mvart^ sungai Jenggalu sarnpai ke alur Pulau Bai.

Penggunaan lahan untuk wisata pada

dua tahun

ini

berkembang

clan

tet-konsentrasi

di

Fantai Zakat. Wisata yang dikembangkan di daerah

ini

berupa wisata

bahari berupa kegiatan renang. Perkem-bangan daerah

ini

terpacu sejak dibangun-nya.

s

tan

jalan dari Tapak Paderi sampai ke Terminal Sungai Hitam. Rekreasi renang

di

pantai

ini

didukung iuga

oleh

bentuk pantai yang betupa teluk, sehingga gelombang laut tidak terlalu tjnggr.

A.

Kesesuaian

Lahan Budidaya

Per-ikanan

Tambak

Pada prinsipnya lahan yang akan

digunakan

untuk

budidaya perikanan tambak harus memenuhi petsyarat^n

fisika, kimia, biologis, teknis,

sosial

ekonomi,

higienis dan legal.

Guna

mendapatkan lahan yang memenuhi

persyaratan

tersebut,

zda

4

aspek utama yang pedu diperhatikan sebagai

kriteda dalam penentuan lokasi tambak

yaitu

aspek

ekologis, aspek

tanah,

aspek

biologis

dan aspek

sosial.

Keempat aspek tersebut menjadi unsur

pendukun

g

pengembangan

usaha

perikanan

tambak

di

pesisir

I(ota

Bengkulu dan hal tersebut difadikan

sebagai

dasar penilaian

dalam

merancang model kesesuaian lahan.

Kesesr-laian

Lahan

Pariwisata

Bahari

Alokasi

spasial

untuk

kesesuaian

lahan

parirvisata

dilakukan

meialui

anahsa

beberapa

faktor

yang

me-mengaruhi kesesimian lahan,

faktor-falrtor

yang dapat dianalisa adalah 1)

I(eterlindungan perairan,

faktor ini

mernperhatikan keber zdaan terumbu

karang

sebagai

pelindung

dan

pemecah ombak

di

petairan wilayah pesisir, daetah teluk dan perairanyang

terlindung

pulau yang besar ombak

dan arusnyztelattf rendah dan tenang.

2) Wilayah konservasi atauJaLw hiiau

pantai,

faktor

ini

mempethatikan

keberadaan

hutan mangrove

dan

sumbetrlaya alam pesisit lainnya yang

pe

rlu

dilestarikan.

3)

Masalah

pencemaran, 4) Aksesbilitas faktor

ini

memperhatikan

sarama

f

ptasatana,

iaingan

ialan

dan

bentuk

pantai.

Berdasarkan faktor-faktor yang hatus

dianalisis tersebut variabel

yang

dijadikan

clasar

dalam

merancang

model

spasial

untuk

pengembangan usaha pariwisata

bahai

(renang dan tekreasi pantai)

di l{ota

Bengkuiu.

Kesesuaian

I-ahan

Kawasan

Konservasi

Konservasi rvilayah pesisir adalah

upaya pedindungan, pelestarian, dan

pemanfaatan wilayah

pesisir

dan

pulau-pulau kecil serta ekosistemnya,

untuk

menjamin keberadaan, keter-B.
(10)

sediaan, dan kesinambungan sumber daya pesisit dengan tetaP memelihara

dan meningkatkan kualitas

nilai

dan keanekarag amannye- (Permen DKP, 2008).

Kawasan

konservasi

adalah bagian

wilayah

Pesisir Yang

mem-punyai

ciri

khas tertentu sebagai satu

kesatuan ekosistem yang dilindungi,

dilestarikan

dan

f

atau dimanfaatkan

secara

berkelanjutan

untuk

me-wujudkan pengelolaan wilayah pesisir.

D.

Andisis

Kesesuaian

Lall.an

Hasil

analisis

sPasial untuk

kesesuaian lahan budidaya perikanan

tambak dzpat

dilihat

dalam

Peta

kesesuaian lahan Gambar 1.

Berdasar-kan hasil

analisis kesesuaian lahan

diperoleh tiga kelas kesesuaian lahan di wilayah Pesisir Kota Bengkuiu.

Dari

hasil

teknik

overlay

didaPatkan

kecamatan-kecamatan

pesisir

yang

memiliki

potensi

unruk

pemmfaztan

lahan budidaya perikanan

tambak.

Pertama

adalah

Kelas

Sesuai (S1). Kelas memiliki

nilai

kesesuaian lahan yang berkis^r

^ntar^ 67

-

100

oh,lahan

ini

tersebar

di

kecam^tan

Muara

Bangkahuiu

(Kelurahan

Rawa

Makmur)

dekat

dengan sungai

Air

Bengkulu, I(ampung Melay'u tepatnya di sekitar kelurahan Padang Serai dekat

dengan

sungai

Air

Limau dan

di

Kecamatan Ratu Samban (Kelurahan

Lempuing) dekat dengan sungai

Ait

Jenggalu.

Kedua

adzlah kelas Sesuai Betsyarat (S2). Lahan ini memiliki niiai kesesuaian antara 33

-

66 o/o terdapat

di

sebagaian besar Keczmatan Muara

Bangkahulu,

Teluk

Segara

dan

Kecamatan Ratu Agung. I(etiga adalah

Kelas

Tidak

Sesuai

(N).

Kelas ini

terdapat

di

kecamatan Sebagian besat Kecamatan Kampung Melalm, Selebar

dan Gading Cempaka.

Hasil

analisis

sPasial untuk

kesesuaian

lahan pariwisata

bahari dapat

dilihat

dalam

peta

kesesuaian

lahan

Gambar

2.

Berdasarkan hasil

analisis kesesuaian lahan diperoleh tiga

kelas

kesesuaian

lahan

di

wilaYah Pesisir

Kota

Bengkulu. Berdasarkan

hasil

teknik

overlay

didaPatkan

kecamatan-kecamatan

pesisir

yang

memiliki potensi

untuk

pemanfaztan

lahan

sebagai

Patiwisata bahari.

Pertama

adalah

I(elas

Sesuai

(S1)-Kelas memiliki nilai kesesuaian lahan yang berkisar antara- 67

-

1'00 o/o,lahan

ini

iersebar

di

sebagian kecil

Kecamatan

Muara

Bangkahulu

tepatnya

di

daerah Muata Sungai

Air

Hitam,

Kecamatan

Teluk

Segata,

Kecamatan

Ratu Agung

dan

Keczmatan

Ratu

Samban' Lokasi

Pariwisata

di

kawasan Pantai Paniang

memang sangat

cocok

dijadikan

sebagai tempat rekreasi pantai tetapi

tidak cocok untuk

difadikan sebagai

wisata renang,

hal

ini

dikarenakan

kontur

kedalaman

pantai

Paniang

berkisar

antar

5

-

10 meter dengan ombak yang sangat

ti.gg.

Lokasi yang cocok dijadikan sebagai wisata renang adaJah

di

lokasi

pantai Zakat, secara

fisik

daerah

ini

meruPakan daetah teluk, dengan kontur kedalaman pantai

^ntara 0- 5 meter.

Kedua

adalah

kelas

Sesuai Bersyarat (S2). Lahan ini memiliki nilai kesesuaian antura 33

-

66 o/o terdapat

di

sebagaian besar kecamatan Gading

Cempaka

dan

Selebar. Berdasarkan hasil analisis daerah

ini

tidak bisa di

kategorikan lagi sebagai wisata bahari,

katena

kedua kecamatan

bukan

dikategotikan

sebagai

kecamatan

pesisir.

Ketiga

adalzh

Kelas Tidak

Sesuai

(N).

Kelas

ini

terdaPat

di

kecamatan Sebagian besar Kecamatan Kampung Melayu, hal

ini

dikarenakan
(11)

102.14' 42' 1n2. rt' a\"

102'22'45"

102" 22' 45"

o it

o

ac

o o :-o o

o o

o

o o o

102" 14' 42"

Sumber: Hasil Analisis

Gambar 1. Peta I{esesuaian Lahan untuk Budidaya perikanan Tambak

102. 14' 42'

a.)

1u2'14 42- 102"22'45' S'::nber: Hasil Analisis

Gambar 2. Peta l(esesuaian Lahan untuk pariwisata

Bahai

b{

h

I"EZ

i -,?\

|

| 1\!

l* -.- - 'l

| , uaeranrenehsn

I

N

\

\_J

Keteranse :

$l se."ai

I Sesua Betsant

I lart s"."^i

(12)

kecamatan

ini

belum

memiliki

aksesbilitas

dan

satarrz pariwisata

bahart, hal

ini

iuga didukung dengan

RTR\f Kota

Bengkulu,

bahwa

keeamztan

ini

akan diiadikan sebagai kawasan industri.

Hasil

analisis

sPasial untuk

kesesuaian lahan kawasan konservasi dapat

dilihat

dalzm

peta

kesesuaian lahan Gambzr 3.

Betdasarkan

hasil

analisis

kesesuaian lahan diperoleh tiga kelas kesesuaian lahan

di

wilayah

Pesisir

I{ota Bengkulu. Pertama. adzlah I{elas

Sesuai

(S1)' I(elas

memiliki

nilai

kesesuaian Iahan yang berkisat antar^

67

-

100

o/o,Iahan

ini

tersebat

di

sebagian

besar Pesisir

Kecamatan

I(ampung

MelaYu' Kecamatan

ini

merupakan dzetzh Yang cocok untuk kawasan konservasi khususnya pada sempadan sungai

Air

Jenggalu sampai

ke

Alur

Pelabuhan Pulau

Bai.

Hasil

survey

laPangan

menunf

ukkan

vegetasi

di

kawasan

ini

masih sangat

lebat yang didominasi oleh pinus dan

sebagian

kecil

mangrove,

Tingkat

kesesuaian lahan

ini

juga didukung

oleh

kebiiakan Pemerintah

l(ota

Bengkulu

dalam

RTRW

untuk

meniadikan lokasi

ini

sebagai kawasan

lindung.

I(edua

adzlah kelas Sesuai

Betsyarat (S2)' Lahan ini memiliki niiai kesesuaian anteLr^ 33

-

66 o/o terdapzt di sebagian besar pesisir y^ngterdapat

di

I{ecamatan

Teluk

Segara, Ratu

Agung dan Ratu

Samban'

I(etiga

zdilah l{elas Tidak Sesuai

(i'{)'

I(elas

N

\

terangd I

ffi s.'"; ffi Sesoai Betsarat

ffi Tid"t s.."t

102" 14'42"

Sumber: Hasil AnaliSis

Gambar

3.

Peta I{esesuaian Lahan untuk Kawasan Konservasi

102" 22' 45"

102" 22', 45',

o

o o i-o

108 Forum Geogafi,Yol.23,No' 2' Desember 2009: 101 -

(13)

ini

terdapat

di

kecamatan sebagian besar Kecamatan Muata Bangkahulu, Selebat, dan Gading Cempaka.

KESIMPUIj,N

1.

Analisis spasial kesesuaian lahan yang berhasil dirancang dalam penelitian

ini

terdiri dari

alokasi spasial kesesuaian

lahan

untuk

budidaya

perikanan

tambak, pariwisata bahad (tenang dan

rekreasi pantai) dan kawasan konser-vasi di wilayah pesisir

Kota

Bengkulu,

yang

selaniutnya

di

presentasikan

dalam bentuk matriks

kesesuaian lahan dan peta kesesu*ian lzhan.

2.

Kesesuaian lahan di wilayah pesisir Kota

Bengkulu

untuk

budidaya perikanan

tambak terdapat pada Kecamatan Muara Bangftahulu (IGlurahan Rawa Makmur)

dan

Kecamatan

l(ampung

Melayu

(Kelurahan Padang Serai). Keses'uian lahan untuk padwisata pesisir (renang dan

rekteasi pantai) terdapat

di

Kecamatan

Teluk

Segara

dan

Kecamatan Ratu

Samban yaitu

di

kawasan wisata pantai

Z"laE

dan kawasan wisata alam Pantai

Puttirtg. Kesesuaian lahan untuk kawasan

konservasi terdapat

di

Kecamatan

Kampung Melayu yaitu

di

Kelurahan

Kandang (Sempadan Sungai Air Jenggalu) dan Alur Pulau Bai.

UCAPAN TERIMA KASIH

Ucapan terimakasih

disampaikan

kepada

Dirien

Dikti

melalui Direktorat

Penelitian dan

Pengabdian Masyarakat (DP2ND yang telah mendanai penelitian

melalui penelitian

Hibah

Bersaing tahun

2009.

DAFTARPUSTAKA

2008, Peraturan Menteri Kelautan Dan Perikanan Republik Indonesia

Nomot

Per.17/N{en /2008 Tentang I(awasan Konservasi

Di

Wilayah Pesisir Dan Pulau-Pulau

Keeil.

Jakarta

Bakosurtanal.200l. Izporan

Akbir,

Penlusunan BasisdataTematik,farnberdalaAlam. Kedasama Proyek I\.{V-SNMI, - Bakosurtanal. Bogor.

Bappeda

Kota

Bengkulu. 2004. Renstra lWilayb Pesisir dan I

nut

Kota Bengkula. Bengkulu

Bhardwai. 2007. Application of GIS technologry for Coastal ZoneManagement: a hydrografer perspective, diambil dari www.gisdevelopment.net/application-tang€pl

3

maret 2007

Danoedoro. P.. 1996. Pengolahan Citra Digital. Teori dan Aplika.riryTa dalan Bidang Penginfuman Jauh. Fakultas Geografi.

UGM.

Yogyakata

Fauzi,

Yulian.

2006" Perancdngan ,\'istem Basis data Spasial

Wilayb

Pcsisir Kota Bengkalu

Mutgunakan,fisten Infonzasi Geografs (lIG). Laporan Penelitian Dana

DIPA

Universitas,

Bengkulu tahun 2006. Bengkulu. (tidak dipublikasikan)

(14)

Fauzi,Y., Susilo. 8., dan Mayasari. 2.M.,2008, Model Pengelolaan lVilryah Pesisir Kota Bengkalu Mengunakan SIG. Makalah seminar nasional Semirata Bidang

MIPA

tahun 2008, Unsyiah. Banda Aceh.

Harjadi,

8..

2004.I(araktedstik Sumberdaya Lahan Sebagai Dasar Pengeiolaan

DAS

di Sub

DAS

Merawu,

DAS

Serayu. Farum Geograf.

Voi.

1B(2) Desember 2004: 98.

Islam. R.M.. 2006. Managing Diuerse

Land

Llses

in

Caastal Bangladesh: Institwtional Approachl

Diambil

dari .www.iwn i.cgSar.org / publication.pdf-tanggal 5 N ovemb

er

2009

Li,

Rongxing.

CW,

Ramcharan.

E,

Kierfue.

B,

and \Willis,

D.

1998,

A

Coastal

GIS

for

Shoreline

Monitoring

and Management

-

Case Study

in

Malaysia, Survelingand land Infonnation .f1stem,

"otl

Ut

(3): 1'57-166'

Purwadhi. 2000. Konsep Datrir InderEa dan SIG untuk Studi Kesesuaian l-.ahan, Model Pelatihan Penginderaan Jauh dan SIG,

LAPAN,

Jakatta

Tahir,

A,

Bengen.

D,

and Susilo. S.B. 2002. Analisis Kesesuaian Lahan

Dan

l{ebiiakan Pemanfaztan Ruang l(awasan Pesisir Teluk Balikpapan, .farual Pesisir dv Lautan.

YoL

4

(3): 1-16.
(15)

Id,MPIRAN

1

:

Tnhel 2. Matr:iks Kesesuaian

Iahan

Budidaya Perikanarr 'fanrbak Tlngh.l Xcrcrurirn

No, Pltlmelrr llobot Scruai

-- Skor 'fldak Seruei Dcrryar.t

Scrrrrl

Abiotik

l,etc ng

1'nnrh

" Hidrologi (inml drri tnngnl)

- Pantri (jrnk drri

prn mi)

Elotlk

$oreL

- Pcng;glnran hlrrn

- M eta pcnclhrrirn pcnd ud n k

- Akserbilirnr

fcblirhn Fcmarln.rh - n1'RW

ll utnn, rawn,

tegnlrn, hclulrr lo I I 8 $.211" fi.ntilol

(l-500 m

0-2(100 rrr

3 ?.15%

3 Entirol

3 500.200{} m

3 2{)0{}'4ll{l(l m

?, <15',h

2 Non cntisol

! >2ll(xl m

? .,411{}0 nr

Korservlri, 2 trrrtrllr.rr.r!

pernruhimirn, industri

il PN$, nvrrtr

? > 20t)o m

2 N on brrdiday'e I

_, Sru rh,

perkcbrrnan

3 l'ctlegang

3 l00o-20o(l m 3 Non trudidnla

Sumber: Purwadhi (2000),

Widndo

(1997) denp;an modifikasi

Thbel 3. Matriks Kesesuaian Lahan Pariwisata tsahati (Renang dan

llelreasi

Pantai)

Tlnglat Keecsueian

No. Prrumeter Bobot .-...-**ffi

Srnrel Skor Skor aldnk Seruei Slor -.,. .".- , ,.,._.B"r"lrt.,

L Abiotik

lO l.andai (0-5 m) 3 l,andai (5 l0 m) 2 (luram (> l0 m) |

4 N cleyrn

6 < 10(t0 m

I (l Oudidayr

' K ootur licdellm rn

Kccctahan pcruiran

- Jcni$ lsntai

2. Dlotik

" V cgetr si

l. Soreh

- Pcnggrrnlrn lahan

Meu pcncrhatirn Penduduk

- Ahrerbilitar - Serna

1. KebilelrnPcncritreh

- RTNW

6 Ccrah

(r llcrpasir

6 Kclnpa. rcmak Brlrrkrr tinggi

3 l,ahrn to:buka e

3 Nclay*n 2

32

I{ *ngrovc

Pc rtrt rr ltrn a n.

I

pclalruha n

PN$. srvrsta I

I 'f,iri*li tcrrcrlin rir

tarvar, hotcl

N.'n pnriNisirtn I I Kurang cerah 2 'fi<lrk ccralr I

I Tidak bctpasir ? 'l'idaL bcrpanir I

4

4 4

Lahnn tcrbrrka

N olaynn, pcdegang

T'craedia eir

tewrr, h0tql

Tidek tcrur,die

til tau.!r, h0ricl Non pnrivirata

I0 Prrit'irnta 3

Sumber; Bakosurtanal

(1990

dengan modifikasi

Tbhel

4.

Matriks Kesesuaian

lahan

Karvasan l{onservasi

Param ctcr

- !'rnrh I lo tlk - \rcgctaei

torcL

- Pcnpgrrnlrl lqhlrr

XcbiirLrn Pemerirrrlr - RT*w

st KoBoru{isn

6 llnrisol

l0 tr'l angrovc

B (iegar rlrm

I O K onsr:tvesi

3 llnrirol

I, in rr ^ Fl urnn nlnrri. -t' ttm[tr

sisata rlfl0r

J Non lronscrvlsi

Nnn lintirol

|\ (:l,rFN

$ermrrl*intln, pchbr h r l

N on lt nnscryagi

Skor Scrual Bcrsyorar Skor 'f ldr& $ccrrri

Sumber: Puspic (1999) dengan modifikasi

Gambar

Tabel 1. I{asifikasi Tingkat Kesesuaian Lahan Berdasarkan Total Bobot x Skor
Gambar 1. Peta I{esesuaian Lahan untuk Budidaya perikanan Tambak
Gambar 3. Peta I{esesuaian Lahan untuk Kawasan Konservasi

Referensi

Dokumen terkait

Untuk itu, saya mengharapkan kepada Kabupaten/ Kota, Instansi Vertikal, Dunia Usaha, Organisasi Sosial Politik, Tokoh Masyarakat, Tokoh Adat, Tokoh Agama

Badan Pengelolaan Keuangan Dan Aset Daerah Provinsi Sumatera Utara dipimpin seorang Kepala Badan yang mempunyai tugas pokok antara lain : &#34;Merumuskan kebijakan teknis

Faktor ekonomi Suami menyimpang Hobi suami jalan sama anak-anak SMA Suami pacaran dengan anak-anak SMA Hasil kerja suami tidak untuk anak istri Suami berfoya-foya Hasil kerja

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran dengan teknik mind map dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran PKn materi sistem pemerintahan

Pengembangan kurikulum Berbasis Adiwiyata merupakan bentuk upaya untuk membangun lingkungan yang bersih dan sehat menuju terciptanya kesejahteraan, harapan ini dapat

Sifat seksual primer pada ikan ditandai dengan adanya organ yang secara langsung berhubungan dengan proses reproduksi, yaitu ovarium dan pembuluhnya pada ikan betina, dan

Tujuan dari penelitian ini adalah Untuk mendeskripsikan bagaimana pemanfaatan modal sosial yang dilakukan oleh kelompok tani Sido Makmur dalam pembangunan jalan menuju

Sebagai negara yang berkembang, interaksi internasional untuk kepentingan kemajuan negara (perdagangan, budaya, politik) kita memerlukan penggunaan bahasa Inggris. Dengan demikian