• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Pengharapan - PERSEPSI MAHASISWA AKUNTANSI MENGENAI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMBEDAKAN PEMILIHAN PROFESI (Studi Kasus Pada Mahasiswa Akuntansi S1 Universitas Muhammadiyah Purwokerto dan Universitas Jendera

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Pengharapan - PERSEPSI MAHASISWA AKUNTANSI MENGENAI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMBEDAKAN PEMILIHAN PROFESI (Studi Kasus Pada Mahasiswa Akuntansi S1 Universitas Muhammadiyah Purwokerto dan Universitas Jendera"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Teori Pengharapan

Teori pengharapan adalah kecenderungan untuk bertindak dengan suatu cara tertentu tergantung pada kekuatan atau pengharapan bahwa tindakan tersebut akan diikuti oleh suatu hal tertentu bagi setiap individu (Robbins, 2001). Pengharapan akan mempengaruhi sikap. Sikap seseorang terbentuk dari tiga komponen yaitu Cognitive component, emotional component, dan behavioral component. Cognitive component

merupakan perasaan yang bersifat emosi yang dimiliki seseorang untuk

menyukai sesuatu. Apabila seseorang

menyukai

sesuatu, maka ia akan

cenderung untuk mendapatkannya. Behavioral component merupakan kegiatan untuk bertindak secara lebih khusus dalam merespon kejadian dan informasi dari luar, sehingga seseorang akan termotivasi untuk menjalankan tingkat usaha yang tinggi apabila ia meyakini bahwa upaya tersebut akan menghantarkannya ke suatu kinerja yang lebih baik.

2.1.2 Persepsi

(2)

proses seseorang mengetahui beberapa hal yang dialami oleh setiap orang dalam memahami setiap informasi tentang lingkungan melalui panca indera. Menurut Kotler (1977) dalam Aprilyan (2011), persepsi adalah proses individu dalam memilih informasi, mengorganisir, menafsir masukan-masukan informasi untuk menciptakan suatu gambaran yang bermakna. Secara sederhana persepsi dapat diartikan sebagai proses memahami setiap informasi yang diterima melalui panca indera (melihat, menyentuh, mendengar, merasakan dan mencium). Menurut Wlagiro (2000) dalam Sembiring (2009) menyatakan agar dapat membuat persepsi ada beberapa syarat yang harus dipenuhi yaitu: 1) adanya obyek yang dipersepsikan (fisik), 2) alat indera/reseptor yaitu alat untuk menerima stimulus (fisiologis), 3) adanya langkah perhatian yang merupakan langkah pertama dalam mengadakan persepsi (fisiologis).

Persepsi seseorang terhadap profesi akuntan publik dipengaruhi oleh citra yang melekat pada profesi yang dimaksud. Dunia keprofesian adalah bagian yang tidak terpisahkan dari lingkungan masyarakat. Masyarakat pada umumnya mengenal suatu profesi tergantung dari usaha yang dilakukan dan jasa apa yang diberikan oleh profesional pada masyarakat sesuai dengan keahlian yang mereka miliki (Chua et al,

(3)

2.1.3. Karir

2.1.3.1. Pengertian Karir

Karir merupakan suatu akumulasi dan pengetahuan yang tertanam pada skill, expertise, dan jaringan hubungan kerja yang diperoleh melalui serangkaian perkembangan pengalaman kerja yang lebih luas (Bird, 1994 dalam Rasmini, 2007). Sebaliknya, Greenberg dan Baron (2000: 215 dalam Rasmini, 2007) menyatakan bahwa karir tersebut meliputi urutan pengalaman pekerjaan seseorang selama jangka waktu tertentu. Pilihan karir mahasiswa dipengaruhi oleh stereotype

yang mereka bentuk tentang berbagai macam karir (Holland, 1995 dalam Friedland, 1996 dalam Rasmini, 2007). Jadi, persepsi dan stereotype karir merupakan hal penting untuk menentukan pilihan karir karena persepsi mahasiswa umumnya dipengaruhi oleh pengetahuan pribadi mengenai lingkungan kerja, informasi dari lulusan terdahulu, keluarga, dosen, dan

text book yang dibaca ataupun digunakan (Stole (1976) dalam Rasmini (2007).

(4)

disengaja dimana dengan melaluinya seseorang menjadi sadar akan atribut-atribut yang berhubungan dengan karir personal dan serangkaian langkah sepanjang hidup memberikan sumbangan pemenuhan karir.

Ekaningrum (2002:256), karir tidak lagi diartikan sebagai adanya penghargaan institusional dengan meningkatkan kedudukan dalam hirarki formal yang sudah diterapkan dalam organisasi. Dalam paradigma tradisional, pengembangan karir sering dianggap sinonim dengan persiapan untuk mobilitas kejenjang lebih tinggi, sehingga karir akan mendukung efektifitas individu dan organisasi dalam mencapai tujuannya.

Menurut Dalil S (2002:277), karir merupakan suatu proses yang sengaja diciptakan perusahaan untuk membantu karyawan agar dapat membantu partisipasi ditempat kerja. Karir digunakan untuk menjelaskan orang-orang pada masing-masing peran atau status.

2.1.3.2 Konsep Karir

Menurut Kunartinah (2003), karir dapat dilihat dari berbagai cara, sebagai berikut :

(5)

2. Dalam kaitannya dengan mobilitas dalam suatu organisasi. 3. Tingkat kemapanan kehidupan seseorang setelah mencapai

tingkatan umur tertentu yang ditandai dengan penampilan dan gaya hidup seseorang.

Kunartinah (2003), menyatakan bahwa karir dipandang sebagai rangkaian promosi untuk memperoleh pekerjaan yang mempunyai beban tanggung jawab lebih tinggi atau penempatan posisi yang lebih baik dalam hirarki pekerjaan seseorang sepanjang kehidupan kerjanya. Karir dapat diartikan sebagai rangkaian sikap dan perilaku yang berhubungan dengan pengalaman seseorang sepanjang kehidupan kerjanya.

2.1.3.3 Tahap-Tahap Karir

Dalam pengembangan suatu karir, terdapat tahap-tahap yang dilalui oleh seseorang (Kunartinah, 2003) :

1. Tahap pilihan karir (Career Choice)

(6)

2. Tahap karir awal (Early Career)

Selama periode tahap karir awal, seseorang juga meninjau kembali pengalaman yang terdahulu dan sekarang selama bekerja di perusahaan dan mencoba untuk menentukan apa yang diharapkan di masa yang akan datang. 3. Tahap karir pertengahan (Middle Career)

Dalam tahap karir pertengahan ini, seseorang bergerak dalam suatu periode stabilisasi di mana mereka dianggap produktif, menjadi semakin lebih memikul tanggung jawab yang lebih berat dan menerapkan suatu rencana lahir yang lebih berjangka panjang.

4. Tahap karir akhir dan pensiun

(7)

2.2 Profesi Akuntansi

Secara umum mereka yang telah memiliki pengetahuan dan ketrampilan dibidang akuntansi melalui pendidikan formal tertentu adalah akuntan. Pada umumnya profesi akuntansi memiliki beberapa spesifikasi yaitu:

2.2.1 Akuntan Publik

Akuntan publik atau auditor adalah akuntan yang bekerja dikantor akuntan publik. Jenis pekerjaan yang dapat dilakukan oleh kantor akuntan publik adalah pemeriksaan laporan keuangan dan konsultasi dibidang keuangan. Jenis pekerjaan tersebut mencerminkan seorang akuntan yang bekerja dikantor akuntan publik akan selalu berhubungan dengan klien, yaitu perusahaan yang meminta jasa pada kantor akuntan publik (Wijayanti (2001). Jumamik (2007) menyatakan bahwa akuntan publik adalah akuntan yang bergerak dalam bidang akuntansi publik, yaitu menyerahkan berbagai macam jasa akuntansi untuk perusahaan-perusahaan bisnis. Akuntan publik merupakan satu-satunya profesi yang berhak memberikan opini atas kewajaran dari laporan keuangan yang disusun manajemen (Baridwan, (1998).

2.2.2 Akuntan Pendidik

(8)

Jumamik (2007) menambahkan bahwa akuntan pendidik merupakan profesi yang menghasilkan sumber daya manusia yang berkarir pada tiga bidang akuntan lainnya. Akuntan pendidik melaksanakan proses penciptaan profesional, baik profesi akuntan publik, akuntan perusahaan dan akuntan pemerintah. Seiring dengan perkembangan perekonomian yang pesat, maka dibutuhkan akuntan yang semakin banyak pula. Dalam konteks permasalahan inilah diperlukan pemenuhan kebutuhan akan tenaga akuntan pendidik.

2.2.3 Akuntan Perusahaan

(9)

daripada perusahaan lokal sehingga dapat diperkirakan segi baik maupun buruknya suatu perusahaan. Hal tersebut mempunyai implikasi bahwa posisi kerja diperusahaan nasional merupakan faktor penting dalam mempertimbangkan pemilihan profesi.

2.2.4 Akuntan Pemerintah

Jumamik (2007) menyatakan bahwa akuntan pemerintah adalah akuntan yang bekerja pada instansi pemerintah yang tugas pokoknya melakukan pemeriksaan terhadap pertanggungjawaban keuangan yang ditunjuk oleh unit-unit organisasi dalam pemerintahan atau pertanggungjawaban keuangan yang ditunjuk kepada pemerintah. Meskipun terdapat banyak akuntan yang bekerja di instansi pemerintah, namun Departemen Keuangan, Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP), Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), dan instansi pajak adalah instansi pemerintah yang bertanggungjawab kepada Presiden Republik Indonesia (RI) dalam bidang pengawasan keuangan dan pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah bukan oleh akuntan pemerintah.

2.3 Karir Mahasiswa Jurusan Akuntansi

(10)

pengakuan profesional, nilai-nilai sosial, lingkungan kerja, pertimbangan pasar kerja, dan personalitas. Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Kunartinah (2003) yang menggunakan faktor penghasilan, pertimbangan pasar kerja, kelebihan akuntan publik, kelemahan akuntan publik dan personalitas.

2.3.1 Penghargaan Finansial

Wijayanti (2001) menyatakan bahwa penghargaan adalah hasil yang diperoleh sebagai kontrak prestasi yang telah diyakini secara mendasar bagi sebagian perusahaan sebagai daya tarik utama untuk memberikan keputusan kepada karyawan. Rahayu, et al. (2003) menambahkan penghargaan finansial diuji dengan tiga butir pernyataan yaitu gaji awal yang tinggi, potensi kenaikan gaji dan tersedianya dana pensiun.

2.3.2 Pelatihan Profesional

Pelatihan profesional meliputi hal-hal yang berhubungan dengan peningkatan keahlian. Pelatihan profesional diuji dengan empat pernyataan mengenai pelatihan sebelum mulai bekerja, pelatihan profesional, pelatihan kerja rutin dan pengalaman kerja (Rahayu et al,

(11)

2.3.3 Pengakuan Profesional

Pengakuan profesional meliputi hal-hal yang berhubungan dengan pengakuan terhadap prestasi. Pengakuan profesional ini meliputi adanya kemungkinan bekerja dengan ahli yang lain, kesempatan untuk berkembang dan pengakuan prestasi (Rahayu et al, 2003). Trirorania (2004) menyatakan bahwa pengakuan profesional dipertimbangkan oleh mahasiswa yang memilih profesi sebagai akuntan publik. Hal ini berarti bahwa dalam memilih profesi tidak hanya bertujuan mencari penghargaan finansial atau gaji, tapi juga ada keinginan untuk berprestasi dan mengembangkan diri. Elemen-elemen dalam pengakuan profesional ini di antaranya adalah adanya pelatihan kerja, adanya pelatihan profesi, adanya pengakuan prestasi, pengalaman kerja yang bervariasi, kesempatan berkompetisi dan perlunya keahlian untuk mencapai sukses. Pengakuan professional yang akan diuji dalam penelitian ini meliputi kesempatan untuk berkembang, adanya pengakuan apabila berprestasi, cara untuk kenaikan pangkat, dan keahlian untuk mencapai sukses (Rahayu et al,

2003).

2.3.4 Nilai-nilai Sosial

(12)

sosial, kesempatan untuk berinteraksi dengan orang lain, kesempatan untuk menjalankan hobi, memperhatikan perilaku individu, pekerjaan yang lebih bergengsi dibidang karir lainnya dan kesempatan untuk bekerja dengan ahli di bidang lain (Wijayanti, 2001).

2.3.5 Lingkungan Kerja

Lingkungan kerja merupakan suasana kerja (rutin, atraktif, sering lembur), tingkat persaingan antara karyawan dan tekanan kerja.Hasil penelitian Stolle (1970) dan Felton (1994) dalam Merdekawati (2011) menyatakan bahwa faktor lingkungan tidak dipertimbangkan mahasiswa dalam memilih suatu karir. Dalam hal ini, lingkungan kerja yang akan diuji meliputi tujuh pernyataan mengenai sifat pekerjaan (rutin, atraktif, sering lembur, menyenangkan, mudah diselesaikan), tingkat persaingan antar karyawan dan tekanan kerja.

2.3.6 Pertimbangan Pasar Kerja

(13)

2.3.7 Personalitas

Personalitas merupakan salah satu determinan yang potensial terhadap perilaku individu saat berhadapan dengan situasi atau kondisi tertentu. Hal tersebut membuktikan bahwa personalitas berpengaruh terhadap perilaku seseorang (Rahayu et al, 2003). Menurut Jumamik (2007) personalitas diuji dengan dua pernyataan yang mencerminkan personalitas seseorang yang bekerja secara profesional dan berperilaku baik dalam bekerja secara profesional.

2.4 Tinjauan Penelitian Terdahulu

2.4.1. Yendrawati (2007)

(14)

Sedangkan untuk pertimbangan pasar kerja tidak berpengaruh dalam pemilihan karir sebagai akuntan publik dan non akuntan publik.

2.4.2. Putra (2011)

Putra (2011) meneliti perbedaan persepsi mahasiswa akuntansi Universitas Jambi mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan karir dengan menggunakan metode Stratified Random Sampling. Putra menggunakan sampel 203 mahasiswa Universitas Jambi angkatan 2006-2007. Variabel independen yang diteliti adalah gaji/penghargaan finansial, pelatihan profesional, pengakuan profesional, nilai-nilai sosial, lingkungan kerja, pertimbangan pasar kerja, dan personalitas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gaji/penghargaan finansial, pelatihan profesional, pengakuan profesional, lingkungan kerja, pertimbangan pasar kerja berpengaruh dalam memprediksi pemilihan karir sebagai akuntan publik dan non akuntan publik. Sedangkan untuk nilai-nilai sosial dan personalitas tidak berpengaruh dalam memprediksi pemilihan karir sebagai akuntan publik dan non akuntan publik.

2.4.3. Merdekawati (2011)

(15)

Perguruan Tinggi Swasta di Semarang angkatan 2006-2007 yang telah atau sedang menempuh mata kuliah Auditing 1 dan 2. Variabel independen yang diteliti adalah gaji/penghargaan finansial, pelatihan profesional, pengakuan profesional, nilai-nilai sosial, lingkungan kerja, pertimbangan pasar kerja, dan personalitas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelatihan profesional, pengakuan profesional, nilai-nilai sosial berpengaruh dalam memprediksi pemilihan karir sebagai akuntan publik dan non akuntan publik. Sedangkan untuk penghargaan finansial, lingkungan kerja, pertimbangan pasar kerja, dan personalitas tidak berpengaruh dalam memprediksi pemilihan karir sebagai akuntan publik dan non akuntan publik.

2.4.4. Chan (2012)

(16)

lingkungan kerja, pertimbangan pasar kerja, pencapaian akademik tidak berpengaruh dalam memprediksi pemilihan karir sebagai akuntan publik dan non akuntan publik.

2.5 Kerangka Pemikiran

Yendrawati (2007) meneliti persepsi mahasiswa dan mahasiswi akuntansi mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan karir sebagai akuntan dengan metode Purpose Sampling. Yendrawati menggunakan sampel 4 Perguruan Tinggi Swasta terbesar di Yogyakarta. Variabel independen yang diteliti adalah gaji/penghargaan finansial, pelatihan profesional, pengakuan profesional, nilai-nilai sosial, lingkungan kerja, pertimbangan pasar kerja. Hasil penelitian menunjukan bahwa penghargaan finansial, pelatihan profesional, pengakuan profesional, nilai-nilai sosial, lingkungan kerja berpengaruh dalam pemilihan karir sebagai akuntan publik dan non akuntan publik. Sedangkan untuk pertimbangan pasar kerja tidak berpengaruh dalam pemilihan karir sebagai akuntan publik dan non akuntan publik.

(17)

pertimbangan pasar kerja, dan personalitas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gaji/penghargaan finansial, pelatihan profesional, pengakuan profesional, lingkungan kerja, pertimbangan pasar kerja berpengaruh dalam memprediksi pemilihan karir sebagai akuntan publik dan non akuntan publik. Sedangkan untuk nilai-nilai sosial dan personalitas tidak berpengaruh dalam memprediksi pemilihan karir sebagai akuntan publik dan non akuntan publik.

Merdekawati (2011) meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan karir akuntan publik dan non akuntan publik dengan menggunakan metode Purpose Sampling. Merdekawati menggunakan sampel 200 mahasiswa S1 regular program studi akuntansi pada Perguruan Tinggi Swasta di Semarang angkatan 2006-2007 yang telah atau sedang menempuh mata kuliah Auditing 1 dan 2. Variabel independen yang diteliti adalah gaji/penghargaan finansial, pelatihan profesional, pengakuan profesional, nilai-nilai sosial, lingkungan kerja, pertimbangan pasar kerja, dan personalitas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelatihan profesional, pengakuan profesional, nilai-nilai sosial berpengaruh dalam memprediksi pemilihan karir sebagai akuntan publik dan non akuntan publik. Sedangkan untuk penghargaan finansial, lingkungan kerja, pertimbangan pasar kerja dan personalitas tidak berpengaruh dalam memprediksi pemilihan karir sebagai akuntan publik dan non akuntan publik.

(18)

mahasiswa S1 Universitas Mandala Surabaya. Variabel independen yang diteliti adalah gaji/penghargaan finansial, pelatihan profesional, pengakuan profesional, nilai-nilai sosial, lingkungan kerja, pertimbangan pasar kerja, personalitas dan pencapaian akademik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelatihan profesional dan personalitas berpengaruh dalam memprediksi pemilihan karir sebagai akuntan publik dan non akuntan publik. Sedangkan untuk penghargaan finansial, lingkungan kerja, pertimbangan pasar kerja, pencapaian akademik tidak berpengaruh dalam memprediksi pemilihan karir sebagai akuntan publik dan non akuntan publik.

(19)

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Penelitian

2.6 Hipotesis

H1 : Terdapat perbedaan pandangan mahasiswa akuntansi yang memilih karir sebagai akuntan publik, akuntan pendidik, akuntan perusahaan dan akuntan pemerintah ditinjau dari faktor gaji/penghargaan finansial. H2 : Terdapat perbedaan pandangan mahasiswa akuntansi yang memilih karir

sebagai akuntan publik, akuntan pendidik, akuntan perusahaan dan akuntan pemerintah ditinjau dari faktor pelatihan profesional.

(20)

H3 : Terdapat perbedaan pandangan mahasiswa akuntansi yang memilih karir sebagai akuntan publik, akuntan pendidik, akuntan perusahaan dan akuntan pemerintah ditinjau dari faktor pengakuan profesional.

H4 : Terdapat perbedaan pandangan mahasiswa akuntansi yang memilih karir sebagai akuntan publik, akuntan pendidik, akuntan perusahaan dan akuntan pemerintah ditinjau dari faktor nilai-nilai sosial.

H5 : Terdapat perbedaan pandangan mahasiswa akuntansi yang memilih karir sebagai akuntan publik, akuntan pendidik, akuntan perusahaan dan akuntan pemerintah ditinjau dari faktor lingkungan kerja.

H6 : Terdapat perbedaan pandangan mahasiswa akuntansi yang memilih karir sebagai akuntan publik, akuntan pendidik, akuntan perusahaan dan akuntan pemerintah ditinjau dari faktorpertimbangan pasar kerja.

Gambar

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

The results of the experiments were focused on the behavioural characteristics of moment versus rota- tion curve for the flush end-plate and extended end- plate

Berdasarkan hasil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa strategi guru dalam memberikan motivasi belajar pada siswa tunagrahita yaitu memberikan pujian, hadiah,

Meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam materi gerak benda pada mata pelajaran IPA melalui pembelajaran kontekstual pada kelas III MI Manbaul Ulum Mojopurogede Bungah

Mewujudkan Kesejahteraan Masyarakat Melalui Peningkatan Daya Saing Daerah, Pertumbuhan Ekonomi Berbasis Kerakyatan, Dan Optimalisasi Pengelolaan Sumber Daya Yang

kegiatan prioritas Kabupaten Probolinggo Tahun 2014 dalam dokumen

Ronki basah halus ini harus dapat dibedakan dari krepitasi atau opening snap of the alveoli (suara yang terdengar pada seseorang mendadak menarik napas dalam,

Pada seri pertama di Bandung be- lum lama ini, Swadaya yang diasuh pelatih Abdul Fatah, memetik keme- nangan atas Universitas Padjadjaran Bandung dan Universitas Airlangga

(4) Dalam waktu 7 (tujuh) hari setelah diterimanya pengaduan yang disampaikan Komisi Informasi Provinsi sebagaimana dimaksud pada ayat (3), Pimpinan Unit Kerja