• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jurnal Kesehatan Komunitas Indonesia Vol. 12 No 2 September 2016

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Jurnal Kesehatan Komunitas Indonesia Vol. 12 No 2 September 2016"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

1273 HUBUNGAN MINUM KOPI HITAM DIBANDINGKAN DENGAN MINUM KOPI KRIMER TERHADAP PEWARNAAN EKSTRINSIK GIGI PADA MASYARAKAT

DUSUN SERANG

RT 08 RW 01 DESA CIWARAK KECAMATAN JATIWARAS KABUPATEN TASIKMALAYA

1 Yayah Sopianah, 2Anie Kristiani, 3Sylvina 4 Jupri Pringadi

1,2,3,4Staff Pengajar Politeknik Kesehatan, Tasikmalaya, Indonesia 1yayahsopianah@gmail.com 2 aniekrst@gmail.com

3sylvina@yahoo.com 4 jupripringadi21@gmail.com ABSTRAK

Kopi merupakan salah satu minuman paling populer di dunia yang dikonsumsi oleh berbagai kalangan masyarakat. Jenis kopi yang populer saat ini adalah jenis kopi hitam dan ada juga kopi yang di tambah dengan krimer. Ke dua jenis kopi tersebut menjadi favorit dikalangan masyarakat dikarenakan cita rasanya yang khas, nikmat dan mudah dijangkau baik dalam mendapatkannya dan dalam segi biaya. Dibalik keuntungan tingginya angka komuditas kopi, terdapat kerugian yang ditimbulkan karena mengkonsumsi kopi yaitu dapat menimbulkan teradinya stein pada gigi. Beberapa zat yang terkandung di dalam kopi salah satunya kafein menyebabkan lapisan plak yang ada pada permukaan gigi akan ternoda sambil minum kopi, yang mengarah pada noda kopi ekstrinsik. Tujuan penelitian ini adalah Mengetahui hubungan kebiasaan minum kopi hitam dibandingkan kopi krimer terhadap pewarnaan ekstrinsik gigi. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian non eksperimen dengan rancangan cross sectional. Sampel sebanyak 32 orang yang telah memenuhi syarat. Data diolah menggunakan secara deskriftif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya hubungan antara frekuensi konsumsi kopi per hari dengan pewarnaan ekstrinsik gigi, konsumsi kopi yang berlebih (>3 cangkir per hari) maka semakin banyak pewarnaan ekstrinsik pada gigi, maka dari pengetahuan kesehatan gigi dan mulut sangat penting diketahui untuk meningkatkan kesadaran dalam memelihara kesehatan gigi dan mulut dan mengubah kebiasaan buruk yang tidak diketahui masyarakat bahwa konsumsi teh yang berlebihan dapat memberikan dampak yang buruk terhadap gigi.

Kata kunci : kopi hitam, kopi krimer, pewarnaan ekstrinsik, gigi

ABSTRACT

Coffee is one of the most popular drinks in the world consumed by various circles of society. The type of coffee that is popular today is the type of black coffee and there is also a coffee that is added with a creamer. Both types of coffee is a favorite among the community because of its unique taste, delicious and easy to reach both in getting it and in terms of cost. Behind the high profit rate of coffee commodity, there are losses caused by consuming coffee that can cause the occurrence of stein on the teeth. Some of the substances contained in coffee one of which caffeine causes plaque layers that exist on the tooth surface will be tarnished while drinking coffee, which leads to extrinsic coffee stains. The purpose of this study was to determine the relationship of black coffee drinking habits compared to creamer coffee to extrinsic dye staining. This research uses non experimental research type with cross sectional design. Sample of 32 qualified persons. The data were processed using descriptively. The results showed that there was a correlation between the frequency of coffee consumption per day with dental extrinsic dyeing, excessive coffee consumption (> 3 cups per day), the more extrinsic staining on the teeth, the knowledge of dental and oral health is very important to increase awareness in Maintaining oral health and changing bad habits that people do not know that excessive tea consumption can have a bad effect on teeth.

(2)

1274 LATAR BELAKANG

Perubahan warna gigi secara fisiologik dapat terjadi seiring dengan bertambahnya umur karena dentin dapat lebih tebal. Akibat deposisi dentin sekunder dan dentin reparatik, sehingga menghasilkan perubahan warna pada gigi (Rindi, 2012). Penampilan merupakan hal yang sangat diperhatikan oleh masyarakat di zaman modern ini. Penampilan gigi merupakan aspek penting yang berperan dalam interaksi sosial manusia (Oo dkk., 2011). Sebuah survey yang dilakukan oleh unilever di Indonesia sebanyak 77,9 % responden mengakui bahwa penampilan gigi ketika tersenyum merupakan aset yang penting dalam bersosialisasi dan mempengaruhi karier seseorang (Setyanti, 2012).

Kopi merupakan jenis minuman yang sering di konsumsi masyarakat dari dulu hingga sekarang. Salah satu kerugian mengkonsumsi kopi adalah dapat menimbulkan terjadinya stein pada gigi. (Farahanny, 2009). Beberapa zat yang terkandung di dalam kopi salah satunya kafein. Kafein dapat menyebabkan insomnia, mudah gugup dan sakit kepala. Kafein dan produk terkait menyebabkan noda pada gigi. Kafein juga menyebabkan lapisan plak yang ada pada permukaan gigi akan ternoda sambil minum kopi, yang mengarah pada noda kopi ekstrinsik (Rindi, 2012).

Pewarnaan gigi (Stain) atau di sebut juga diskolorisasi secara umum diartikan sebagai perubahan warna pada gigi. Diskolorisasi pada enamel gigi dapat disebabkan oleh proses penodaan (staining), penuaan (aging), dan bahan-bahan kimia. Penggunaan produk tembakau, teh, kopi dan obat kumur tertentu serta pigmen di dalam makanan menyebabkan terbentuknya stain. Hal ini akan menyebabkan permukaan gigi menjadi kasar sehingga mudah ditempeli sisa makanan dan kuman yang akhirnya membentuk plak (Kholisa, 2006). Pewarnaan gigi di bagi beberapa jenis, salah satunya pewarnaan ekstrinsik gigi. Pewarnaan ekstrinsik gigi merupakan pewarnaan gigi yang disebabkan oleh faktor dari luar misalnya dari kebiasaan mengknsumsi makanan atau minuman yang dapat menyebabkan perubahan pada warna gigi (Putri.,dkk, 2010). Hasil dari survey awal yang dilaksakan pada kelompok masyarakat di Dusun Serang RT 08 RW 01 Desa Ciwarak Kecamaan Jatiwaras Kabupaten Tasikmalaya terdapat hasil 21,2% yaitu sebanyak 32 orang dewasa yang mengkonsumsi kopi dengan jenis kopi yang di konsumsi adalah kopi hitam dan kopi krimer (kopi + krimer). Berdasarkan latar belakang tersebut penulis sangat ingin untuk melakukan penelitian tentang “Hubungan minum kopi hitam

(3)

1275 dibandingkan dengan minum kopi krimer terhadap pewarnaan ekstrinsik gigi pada masyarakat Dusun Serang Rt 08 Rw 01 Desa Ciwarak Kecamatan Jatiwaras Kabupaten Tasikmalaya ”.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian non eksperimen dengan rancangan seksional silang (cross sectional), yaitu variabel sebab/risiko dan akibat/kasus yang terjadi pada obyek penelitian diukur/dikumpulkan secara simultan dalam waktu yang bersamaan (Notoatmodjo, 2003). Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat Dusun Serang Rt 08 Rw 01 yang berjumlah 151 orang. Tehnik pengambilan sampel dalam penelitian ini dengan cara tekhnik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang atau kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel (nonprobability sampling) dengan jenis Sampling purposive. Sampel pada penelitian ini adalah masyarakat Dusun Serang Rt 08 Rw 01 Desa Ciwarak Kecamatan Jatiwaras Kabupaten Tasikmalaya dengan kriteria laki-laki umur 17 tahun ke atas dengan jumlah 32 orang. Kriteria Inklusi meliputi Mengkonsumsi kopi hitam atau kopi krimmer, Memiliki gigi indeks lengkap (12, 11, 21, 22, 32, 31, 41, dan 42), Berusia lebih dari 17 tahun ke atas, Mengknsumsi kopi lebih dari 1 tahun, Bersedia menjadi responden.

HASIL PENELITIAN Karakteristik responden

1. Jenis kelamin

Seluruh responden berjumlah 32 orang berjenis kelamin laki-laki. 2. Umur responden

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kelompok Umur No Kelompok umur usia dewasa Konsumsi kopi hitam Konsumsi kopi dengan krim n % 1. 18 – 25 tahun 5 3 8 25,0 2. 26 – 40 tahun 5 7 12 37,5 3. 41 – 65 tahun 7 5 12 37,5 Jumlah 17 15 32 100,0

(4)

1276 3. Variabel peneliltian

Tabel 3. Distribusi Frekuensi Hasil Pemeriksaan Pewarnaan Ekstrinsik No Kriteria pewarnaan ekstrinsik Konsumsi kopi hitam Konsumsi kopi dengan krim n % 1. Sangat baik 0 2 2 6,25 2. Baik 3 7 10 32,0 3. Sedang 9 5 14 43,75 4. Buruk 5 1 6 18,75 5. Sangat buruk 0 0 0 0 Jumlah 17 15 32 100

Tabel 4. Distribusi Frekuensi berdasarkan Banyaknya Konsumsi Kopi (Kopi Hitam dan Kopi dengan Krim) Per Hari

No Frekuensi konsumsi kopi per hari Konsumsi kopi hitam Konsumsi kopi dengan krim n % 1. < 2 cangkir 2 10 12 37,5 2. 2 – 3 cangkir 12 3 15 46,88 3. > 3 cangkir 3 2 5 15,62 Jumlah 17 15 32 100,0

Tabel 5. Distribusi Frekuensi Hubungan Konsumsi Kopi Hitam Dengan Pewarnaan Ekstrinsik Gigi.

No Kriteria pewarnaan ekstrinsik Frekuensi Konsumsi Kopi hitam Sangat Baik

Baik Sedang Buruk Sangat

buruk Jumlah N % N % N % N % N % N % 1 Kurang 0 0 0 0 1 5,88 1 5,88 0 0 2 11,76 2 Cukup 0 0 3 17,64 7 41,17 2 11,76 0 0 12 70,58 3 Berlebih 0 0 0 0 1 5,88 2 11,76 0 0 3 17,64 Jumlah 0 0 3 17,64 9 52,94 5 29,41 0 0 17 100

Tabel 5 diatas terlihat bahwa kriteria frekuensi konsumsi kopi terhadap kriteria pewarnaan ekstrinsik gigi pada masyarakat Dusun Serang Rt 08 Rw 01 Desa Ciwarak Kecamatan Jatiwaras Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 diperoleh hasil penilaian sebagai berikut: Kriteria konsumsi kopi kurang dan kriteria pewarnaan baik berjumlah 0 orang (0%), kriteria konsumsi kopi kurang dan kriteria pewarnaan ekstrinsik sedang berjumlah 9 orang (52,94%). Kriteria konsumsi kopi cukup dan kriteria pewarnaan ekstrinsik baik berjumlah 3 orang

(5)

1277 (17,64%), kriteria konsumsi kopi cukup dengan kriteria pewarnaan ekstrinsik sedang berjumlah 7 orang (41,17%). Kriteria konsumsi kopi berlebih dan kriteria pewarnaan ekstrinsik sedang berjumlah 1 orang (5,88%) dam kriteria konsumsi kopi berlebih dengan kriteria buruk berjumlah 2 orang (11,76).

Tabel 6. Distribusi Frekuensi Hubungan Konsumsi Kopi dengan krim Dengan Pewarnaan Ekstrinsik Gigi.

No Kriteria pewarnaan ekstrinsik Frekuensi

Konsumsi Kopi krim

Sangat Baik

Baik Sedang Buruk Sangat

buruk Jumlah N % N % N % N % N % N % 1 Kurang 2 13,33 4 26,67 4 26,67 0 0 0 0 10 66,67 2 Cukup 0 0 3 20,00 0 0 0 0 0 0 3 20 3 Berlebih 0 0 0 0 1 6,67 1 6,67 0 0 2 13,33 Jumlah 2 13,33 7 46,67 5 33,34 1 6,67 0 0 15 100

Tabel 6 menunjukkan bahwa kriteria frekuensi konsumsi kopi dengan krim terhadap kriteria pewarnaan ekstrinsik gigi pada masyarakat Dusun Serang Rt 08 Rw 01 Desa Ciwarak Kecamatan Jatiwaras Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 diperoleh hasil penilaian sebagai berikut: Kriteria konsumsi kopi kurang dan kriteria pewarnaan baik berjumlah 4 orang (26,67%), kriteria konsumsi kopi kurang dan kriteria pewarnaan ekstrinsik sedang berjumlah 4 orang (26,67%). Kriteria konsumsi kopi cukup dan kriteria pewarnaan ekstrinsik baik berjumlah 3 orang (20,00%). Kriteria konsumsi kopi berlebih dan kriteria pewarnaan ekstrinsik sedang berjumlah 1 orang (6,67%) dan kriteria konsumsi kopi berlebih dengan kriteria buruk berjumlah 1 orang (6,67).

Pembahasan

Konsumsi kopi salah satu kerugiannya adalah dapat menyebabkan noda pada gigi. Hasil penelitian di atas menunjukkan bahwa hasil pemeriksaan berdasarkan banyaknya konsumsi kopi per hari pada masyarakat Dusun Serang Rt 08 Rw 01 Desa Ciwarak Kecamatan Jatiwaras Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016. Hasil yang diperoleh pada masyarakat yang mengkonsumsi kopi <2 cangkir per hari berjumlah 12 orang (37,5%) konsumsi kopi hitam 2 orang dan kopi dengan krim 10 orang dengan rata-rata pewarnaan ekstrinsik 22,40% (kriteria baik), masyarakat yang mengkonsumsi kopi 2-3 cangkir per hari berjumlah 15 orang konsumsi kopi hitam 12 orang dan konsumsi kopi dengan

(6)

1278 krim 3 orang (46,88%) dengan rata-rata pewarnaan ekstrinsik 24,07% (kriteria baik) dan masyarakat yang mengkonsumsi kopi >3 cangkir per hari berjumlah 5 orang (15,62%) konsumsi kopi hitam 3 orang dan konsumsi kopi dengan krim 2 orang dengan rata-rata pewarnaan ekstrinsik 28,42% (kriteria sedang).

Hasil penelitian pada tabel 4 dan 5 menunjukkan adanya hubungan antara frekuensi konsumsi kopi per hari dengan pewarnaan ekstrinsik gigi, konsumsi kopi yang berlebih (>3 cangkir per hari) maka semakin banyak pewarnaan ekstrinsik pada gigi, maka dari pengetahuan kesehatan gigi dan mulut sangat penting diketahui untuk meningkatkan kesadaran dalam memelihara kesehatan gigi dan mulut dan mengubah kebiasaan buruk yang tidak diketahui masyarakat bahwa konsumsi teh yang berlebihan dapat memberikan dampak yang buruk terhadap gigi.

SIMPULAN

Berdasarkan data hasil penelitian maka dapat diambil suatu kesimpulan sebagai berikut:

a. Dari 32 orang responden terdapat 17 orang yang mengkonsumsi kopi hitam dan mengalami pewarnaan ekstrinsik

b. Dari 32 orang responden terdapat 15 orang yang mengkonmsi kopi dengan krim dan mengalami pewarnaan ekstrinsik gigi.

c. Terdapat hubungan antara kebiasaan minum kopi hitam dengan kopi dengan krim terhadap pewarnaan ekstrinsik gigi

DAFTAR PUSTAKA

Adi, L.T., (2008) Tanaman Obat dan Jus, PT Agremedia Pustaka, Jakarta.

Adiguna, NMG, (2014) Pengaruh Konsentrasi Kopi Robusta sebagai Bahan Perendaman pada Perubahan Warna Resin Komposit Nanohibrida, Skripsi, Universitas Mahasaraswati, Denpasar.

Anonim, (2014) Pengaruh Penambahan Ekstrak Buah Apel terhadap Efektifitas Penghilangan Stain Ekstrinsik pada Permukaan gigi, Gigi tiruan, dan Plat Akrilik Polimerisasi Panas,Skripsi, FKG, Universitas Bramijaya, Malang. Aprilisa, (2007), Pengaruh Tetrasiklin terhadap Perubahan Warna Gigi Anak,

Skripsi, FKG, Universitas Sumatera Utara, Medan.

Asyah, dkk., (2013) ”Perbandingan Karakteristik Fisis Kopi Luwak (Civet Coffe) dan Kopi Biasa Jenis Arabika” Phillar Of Phisick(II).

(7)

1279 Ciptaningsih, E, (2012) Uji Aktivitas Antioksidan dan Karakteristik Fitokimia pada Kopi Luwak Arabika dan Pengaruhnya terhadap Tekanan Darah Tikus Normal dan Tikus Hipertensi, Tesis, FMIP Universitas Indonesia, Depok. Farahanny, W (2009) Perbedaan Diskolorisasi Resin Komposit yang Dipolis dan Tidak Dipolis pada Perendaman Larutan Kopi Hitamdan Kopi Krimer, Skripsi, FKG Universitas Sumatera Utara, Sumatera Utara.

Ghofur, 2012, Buku Pintar Kesehatan Gigi dan Mulut, Mitra Buku, Yogyakarta Grossman, L. I, Oliet S, Del Rio CE, Ilmu Endodontik dalam Praktek. Ed. 11,

EGC, Jakarta.

Hendari, R, (2009) “Pemutihan Gigi (tooth-whitening) pada Gigi yang Mengalami Karies” Pemutih Gigi, (VI).

James, (1990), Komoditi Kopi, Kanisius, Yogyakarta

Melianto, (2013), Gambaran Pewarnaan Ekstrinsik yang disebakan minum Kopi pada Mahasiswa Tingkat 1 Jurusan Keperawatan Gigi Politeknik Kesehatan Tasikmalay, KTI, Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya, Tasikmalaya.

Muljana, W., (1983), Bercocok Tanam Kopi, Aneka Ilmu, Semarang

Notoatmodjo, S., 2003, Metodologi Penelitian Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta. Pramujianti, D. M., 2012, Hubungan Merokok dengan Pewarnaan Ekstrinsik pada

Siswa Kelas XI Sekolah Menengah Kejuruan Majelis Juang Pendidikan Swadaya 1 Tasikmalaya 2012, KTI, Jurusan Keperawatan Gigi Politeknik Kesehatan Tasikmalaya, Tasikmalaya.

Putri, (2016), “Pengendalian Kualitas non-diary-creamer pada Kondisi Proses Pengeringan Semprot di PT Kredit Indonesia ”Pangandan Agro Industri1 (IV), FTP UniversitasBrawijaya Malang, Malang.

Putri, H., (2010) Preventive Dentistry, EGC, Jakarta

Rindi,A,(2013), Pengaruh Rokok Dan Minuman Berwarna Terhadap Pembentukan Stain (nodagigi), Skripsi, Fakultas Kedokteran Gigi,

Universita sHasanuddin, Makassar.

Setyanti, C. A., 2012, Hanya 2% Perempuan yang Merawat Gigi, Kompas, 9 April 2012, Tahun ke-4

Shaw, L. Murray, J. J., 1977, A New Index For Measuring Extrinsic Stain In Clinical Trials, Community Dental Oral Epidemiology, 5, 116-120.

Sugiyono,2012.,MetodePenelitianPendidikan, Alfabeta, Bandung. Sunaryo (2015) , Sosiologi Untuk keperawatan, Bumi Medika, Jakarta Tin-Oo, M. M., Saddki, N., Hassan, N., 2011, Factors influencing patient

satisfaction with dental appearance and treatments they desire to improve aesthetics, BMC ORAL Health, 11 (6): 1-8.

Gambar

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kelompok Umur
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Hasil Pemeriksaan Pewarnaan Ekstrinsik
Tabel 6. Distribusi Frekuensi Hubungan Konsumsi Kopi  dengan krim  Dengan Pewarnaan Ekstrinsik Gigi

Referensi

Dokumen terkait

darah sistolik dan diastolik sebelum dan sesudah diberikan terapi rendam kaki air hangat dan relaksasi nafas dalam pada lansia hipertensi di UPT Rumah pelayanan Lanjut Usia Budi

tergantung pada apakah itu kejahatan atau pelanggaran. b) Menurut cara merumuskannya, dibedakan antara tindak pidana yang dirumuskan sedemikian rupa sehingga memberikan

Penyelesaian sengketa pada umumnya penyelesaian sengketa dapat dilakukan melalui forum pengadilan, namun demikian, dengan mengingat akan sifat dari pemberian

Refusals need to be performed in such a way; moreover, if they have to be performed by students, who have a lower power, to their teachers, who have a greater

Pada akhirnya penerapan pengasuhan jarak jauh yang mana tidak adanya peran orang tua secara langsung inilah yang berdampak pada perilaku menyimpang anak perempuan yang

Panitia Pengadaan Barang/Jasa pada Suku Dinas Pendidikan Dasar Kota Administrasi Jakarta Barat mengumumkan penyedia barang pelaksana pekerjaan untuk :.

Winkel (2007) menyatakan bahwa terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kedisiplinan penggunaan waktu luang untuk belajar yaitu: (1) kedisiplinan dalam mengelola waktu

Grafik hasil pengukuran cahaya matahari menggunakan modul sensor cahaya yang telah dibuat dengan tinggi sensor dari ujung pipa 3cm. pada kolom VOUT merupakan hasil dari