BIOTILIK
METODE PEMANTAUAN
KESEHATAN SUNGAI
PARTISIPATIF
Selamatkan Sungai Kita Sekarang
Selamatkan yang Tersisa
Reformasi SDA, Agus Maryono
3
Philosofi SUNGAI Konvensional
Sungai adalah sistem
drainase
alamiah (tidak
Reformasi SDA, Agus Maryono
4
BENGAWAN SOLO, DILURUSAKAN 50 Km
Pemusatan Banjir dan erosi dasar
sungai
Big Flood –
Dangers
Bantaran SungaiReformasi SDA, Agus Maryono 6
CITARUM
DISODET-DILURUSKAN –
tidak perlu
Citarum Asli Sudetan CitarumBanjir di hilir
Reformasi SDA, Agus Maryono
7
Ingat....!!! di Jepang Sungai
dibelok-belokkan lagi..
Reformasi SDA, Agus Maryono
8
Diupayakan menciptakan Pemukiman
Bebas Banjir
Daerah konservasi banjir dan
ekologi untuk ekowisata
Pengendalian BANJIR
dengan TRAP
Tampung,
Resapkan
Alirkan
Pelihara
Reformasi SDA, Agus Maryono
10
Wajib direformasi menjadi
Eko-Drainase yang Ramah Lingkungan
Kolam
Konservasi
Parit Konservasi areal
Pertanian -Perkebunan
Reformasi SDA, Agus Maryono
11
Konsep Eko-hidraulik ramah lingkungan dengan
Ring-Sabuk Hijau Danau
Reformasi SDA, Agus Maryono 12
Ekologi-Hidraulik
Angin tertahan
Penguapan tinggi
Penguapan rendah
Dr. Agus Maryono, 0811 254 254, agusmaryono@yahoo.com, UGM
Reformasi SDA, Agus Maryono
14
Telogo Gunung Kidul
Tanaman tepi telaga
ini dulu ditanami oleh
nenek/kakek kita
(seitar 250 telaga di
GK)
Sekarang
tanamannya
ditebangi diganti
beton..?
Dr. Agus Maryono, 0811 254 254, agusmaryono@yahoo.com, UGM
15
Dr. Agus Maryono, 0811 254 254, agusmaryono@yahoo.com, UGM
16
Retarding Basin, Menampung, Hujan di Tengah
dan Hulu
Gambar :
River side-conservation area di dearah hulu dan tengah,
mengurangi banjir di hilir, meningkatkan konservasi air sungai
musim kemarau dan mutu ekologi
Dr. Agus Maryono, 0811 254 254, agusmaryono@yahoo.com, UGM 17 17 17
MEASURES PROPOSED
Groundwater
Groundwater
Well
Water Harvesting
Water Harvesting
Reserve for
Reserve for
Dry Season
Dry Season
The application of this
The application of this
technique can also contribute
technique can also contribute
significantly
significantly
to reduce the problem of
to reduce the problem of
flooding.
flooding.
Rainwater
Tank
RW Harvesting for artificial GW recharge/alleviating the flood
problem
For domestic
For domestic
purposes and also
purposes and also
for
for
groundwater
groundwater
recharge
recharge
Rainwater Harvesting in
Urban Areas
Dr. Agus Maryono, 0811 254 254, agusmaryono@yahoo.com, UGM
18
Dr. Agus Maryono, 0811 254 254, agusmaryono@yahoo.com, UGM 19
Parit/Kolam Respan/”Busem”
10-25 m 1-2 m 2 m parit / kolamGambar 10. Parit resapan di pekarangan.
Gambar 9. Parit resapan pada areal pertanian
Dr. Agus Maryono, 0811 254 254, agusmaryono@yahoo.com, UGM
20
Daerah Peresapan Perlindungan Air Tanah
Dilarang membangun dan
membuang apapun di areal
perlindungan air tanah ini
Peresapan untuk mengisi air tanah
Reformasi SDA, Agus Maryono
21
Dr. Agus Maryono, 0811 254 254, agusmaryono@yahoo.com, UGM
22
Panumpu, Makasar, Desember, 04
Masyarakat
tidak berfikir
drainase yg
sehat,..perlu
pemberdayaan
PEMELIHARAAN DRAINASE- FUNGSI sebagai Saluran dan
peningkatan Kulalitas Kesehatan
Reformasi SDA, Agus Maryono
23
SUNGAI
ADALAH
ASET
ASET SUMBER AIR-SEDIMENT
ASET MORPHOLOGY
ASET LANDSEKAP
ASET EKOLOGI
ASET SOSIAL-BUDAYA
ASET PARIWISATA, dll.,
MEMELIHARA KESEHATAN DAS
Memelihara Siklus Air
; keseimbangan jumlah air yang berada di
bawah tanah (air tanah), permukaan tanah (air permukaan) dan di
udara (uap air)
Kesinambungan Rantai Makanan
; keseimbangan populasi biota
yang menyusun rantai makanan ekosistem sungai, produsen,
konsumen dan dekomposer. Sungai dan Bantaran Sungai adalah
satu kesatuan ekosistem yang penting bagi kehidupan biota sungai
Menyesuaikan Daya Tampung Beban Pencemaran
; kemampuan
alami sungai untuk membersihkan pencemaran limbah yang masuk
ke sungai melalui proses penguraian fisik dan biologis
MEMELIHARA SIKLUS AIR
Melestarikan hutan dan menanam pohon di
pegunungan dan sekitar mata air
Menanam dan menyimpan air hujan
Melindungi bantaran sungai bervegetasi alami
sebagai daerah resapan air luapan air sungai
Menghindari Pelurusan Sungai, memelihara lekukan
Reformasi SDA, Agus Maryono
33
KOREKSI:
Siklus Hidrologi
Air hujan
menguap dan
turun lagi
25 % air hujan
menjadi run off dan
infiltrasi
50-75%
Air merupakan anugerah Allah yang tak ternilai harganya
, air
mendaur dengan volume yang sudah ditetapkan. Saat hutan
masih lebat air terbagi ada yang mengalir, ada yang meresap
Ketika hutan dibabati sampai gundhul ndhul (plonthos) maka
air hujan langsung mengalir sebagai aliran banjir, mengerosi
tanah dan langsung menuju ke laut (muspro).
Reformasi SDA, Agus Maryono
36
2. Sempadan Sungai wajib dipertahankan u. Mencegah
banjir, kekeringan dan longsor
Muka air banjir
Muka air normal
Bantaran
banjir
Lebar
Longsor
an
Lebar
Ekologi
Lebar
Keaman
an
Lebar Sempadan Sungai (sisi kanan-kiri
identik)
Reformasi SDA, Agus Maryono
37
Reformasi SDA, Agus Maryono
38
PEMBANGUNAN TALUD
Talud, konstruksi non
ekologis-hidraulis
Konstruksi
39
Sungai adalah sebuah
aliran
berkesinambungan
Jika pohon di tepi sungai
ditebang, sumber energi untuk
seluruh aliran sungai akan
hilang
Segala yang terjadi di wilayah
hulu berdampak pada wilayah
hilir
40
Dasar rantai makanan di
sungai adalah
GUGURAN DAUN yang
masuk ke dalam sungai !
Guguran daun masih mengandung
zat gula dan nutrisi, mengalami
penguraian menjadi makanan alga,
jamur, dan bakteri yang menempel
di daun –disebut
Perifiton
Daun yang lapuk diuraikan oleh
Shredder
yang mencerna daun
karena memakan
PERIFITON
yang
melapisi permukaan daun
41
42
KELOMPOK PENCERNAAN FUNGSIONA
KELOMPOK PENCERNAAN FUNGSIONAL
L
EKOSISTEM SUNGAI
EKOSISTEM SUNGAI
SHREDDERS
SHREDDERS
Mencerna d
Mencerna daun
aun
COLLECTORS
COLLECTORS
Menyaring
Menyaring partikel
partikel organik yang
organik yang
terbawa aliran air
terbawa aliran air
GRAZERS
GRAZERS
Mengikis
Mengikis alga yang
alga yang menempel
menempel di
di
batu
batu
PREDATORS
PREDATORS
Sumber makanan
Dedaunan yang jatuh ke badan air, tertambat di kayu2an dan batuan, yang kemudian menjadi sumber makanan dan habitat bagi serangga air, amphibi dan ikan2 kecil
Filter Runoff
Air Hujan dan sedimen yang mengalir diperlambat lalu disaring oleh vegetasi riparian, sedimen, nutrient dan
pestisida diendapkan sebelum masuk ke badan air. Tanah hutan dapat menyerap runoff 10 – 15 kali lebih tinggi dari hamparan rumput dan 40 kali lebih besar dari lahan budidaya
Habitat ikan dan Satwa
Riparian forest buffer merupakan
habitat bagi ikan dan satwa liar. Kayu2 yang jatuh menjadi tempat ikan
berlindung keragaman hayati ini menjadi penting bagi burung dan hewan lainnya
Keteduhan
Kanopi dari vegetasi membuat badan air jadi teduh,
mempertahankan Oksigen terlarut dan mendukung pertumbuhan alga maupun serangga aquatik yang bermanfaat. Kanopi juga dapat menjaga kualitas air dengan cara menyaring debu
Menyerap Nutrient
Pupuk yang berasal dari lahan pertanain dapat di ambil oleh sistem perakaran, dan kemudian
dimanfaatkan oleh vegetasi tsb
PEMANTAUAN KESEHATAN SUNGAI
Komponen Pemantauan
1.
HABITAT (Struktur Fisik),
2.KUALITAS AIR,
3.
KOMUNITAS BIOTIK
Kualitas Habitat+ Kualitas Air = Komunitas
Biota Sungai
BIOTILIK = BIOMONITORING
Biomonitoring adalah pemeriksaan kondisi badan air
melalui pengamatan langsung pada biota yang menghuni
perairan
Makroinvertebrata Bentik = BIOTILIK; adalah biota tidak
bertulang belakang yang hidup di substrat dasar
perairan selama sebagian atau seluruh fase hidupnya,
yang tertahan oleh jaring berukuran 500µm
KELEBIHAN BIOTILIK
Tersebar luas di segala habitat
Jumlah jenis species banyak (memberikan spektrum respon
luas)
Siklus hidup cukup panjang (dapat melihat perubahan
musiman)
Biaya sampling dan analisis relatif murah
Taksonomi sudah berkembang luas (kunci identifikasi
tersedia)
Metode analisis data mudah dilakukan (%EPT, indeks biotik /
indeks keragaman)
KELEMAHAN BIOTILIK
Kondisi alami, arus dan substrat mempengaruhi
distribusi dan kelimpahan
Variasi musiman dalam keanekaragaman dan
kelimpahan dapat menimbulkan masalah
(perbandingan data)
Perlu inventarisasi jenis BIOTILIK di
masing-masing DAS untuk penerapan biomoniotoring
secara massal
PEMANTAUAN BIOTILIK
Proses Penilaian :
1. Pengambilan sampel BIOTILIK
2. Membuat kesimpulan berdasarkan indeks biotilik
3. Menginventaris lokasi sungai kontrol (reference stream)
yang kondisinya masih baik dan lokasi sungai yang
mengalami gangguan lingkungan
Penilaian kondisi biologis sungai berdasarkan
informasi yang didapatkan dengan pengambilan
sampel komunitas biota penghuni perairan
Tujuan Biomonitoring Makroinvertebrata
Pemantauan sebelum dan setelah kegiatan di
sekitar sungai
Mengetahui dampak Pembangunan Proyek
Pengairan
Mengetahui dampak terlepasnya bahan
Survei skala nasional makroinvertebrata di Jepang
melibatkan 800,000 peserta sukarelawan
30 spesies makroinvertebrata digunakan sebagai
indikator di seluruh negeri
Sensus nasional Kondisi Sungai (109 sungai) meliputi
makroinvertebrata, ikan dan tanaman riparian
Komponen Sukarelawan 23% LSM dan 74% sekolah
negeri berpartisipasi dalam sensus nasional
KUNCI SUKSES BIOMONITORING SUNGAI
Pelatihan sukarelawan dan Sertifikasi sukarelawan
Memberikan penghargaan kepada sukarelawan
Memastikan kualitas data dan memastikan data dapat diterima
serta digunakan oleh berbagai institusi
Mendorong munculnya peserta baru
Membuat kegiatan pemantauan menyenangkan
Melatih pemimpin sukarelawan untuk mengambil tanggungjawab
untuk kualitas kebenaran data
Memiliki dokumentasi data yang menguatkan kualitas kebenaran
data
Melakukan evaluasi reguler untuk mendapatkan umpan balik
dari sukarelawan
PARAMETER KESEHATAN SUNGAI
HABITAT (Struktur Fisik), KUALITAS AIR, dan
KOMUNITAS BIOTIK
BIOTILIK adalah kelompok makroinvertebrata yang hidup di dasar sungai
Makroinvertebrata memiliki rentang toleransi terhadap pencemaran air:
Sangat Sensitif pada pencemaran
Sensitif terhadap pencemaran
Toleran terhadap pencemaran
Sangat toleran terhadap pencemaran
Hewan yang sangat sensitif atau sensitif hanya ditemukan pada sungai
yang bebas pencemaran
Species Toleran terdapat di semua kondisi sungai
57
BIOTILIK
HASIL BIOTILIK
BRANTAS
Wonosalam
BENGAWAN SOLO Boyolali
CITARUM
Manteos Bandung
Perlidae (4), Baetidae (3),
Hydropsychidae (3)
Palaemonidae (2),
Thiaridae(2)
Hydropsychidae(3),
Baetidae(3), Chironomidae
(1)
Habitat Sehat
Bantaran bervegetasi alami
> 15m, Sedikit aktivitas
manusia
Habitat Kurang Sehat
Bantaran bervegetasi alami
6-15m, Laju erosi tinggi,
Sangat banyak aktivitas
manusia
Habitat Kurang Sehat
Bantaran bervegetasi alami
<6m,
Banyak aktivitas manusia
Kualitas Air Tercemar Ringan
Kualitas Air Tercemar Ringan
– Sedang
Kualitas Air Tercemar Ringan
– Sedang
Rekomendasi: Perlindungan
bantaran sungai, pengolahan
sampah, limbah peternakan
dan pertanian
Rekomendasi: Pembebasan
bantaran sungai dari
bangunan, pemulihan
bantaran sungai bervegetasi
alami 15m, pengolahan
sampah, pengendalian
pencemaran domestik
Rekomendasi: Pembebasan
bantaran sungai dari
bangunan, pemulihan
bantaran sungai bervegetasi
alami 15m, pengolahan
sampah, pengendalian
pencemaran domestik
Volunteer groups and
school environmental
organizations can
monitor with benthic
invertebrates
SAFETY FIRST
Utamakan Keselamatan
Penentuan Tujuan
1. PEMERIKSAAN HABITAT
Parameter pemeriksaan habitat meliputi kondisi
substrat dasar sungai, vegetasi bantaran sungai,
tingkat sedimentasi, adanya modifikasi sungai, dan
aktivitas manusia di sekitar sungai.
Pengamatan habitat dilakukan dalam jarak
pandang 100 meter dan meliputi gambaran umum
dalam radius lapang pandang habitat yang
diamati, kemudian menetapkan memberi skor untuk
setiap parameter habitat.
1. PEMERIKSAAN HABITAT
No
PARAMETER SKOR
3 2 1
1. Komposisi substrat di tepi
sungai Lebih dari 50% substratterdiri dari kombinasi pasir dan batuan beragam
ukuran, sesuai untuk koloni invertebrata dan diatom; terdapat potongan kayu yang lapuk di dalam air dengan campuran substrat batuan stabil
10-50% substrat terdiri dari kombinasi batu dan batu beragam ukuran; beberapa bagian substrat terganggu, tergerus atau dipindahkan dari sungai
>90% substrat didominasi oleh padas, pasir, atau lumpur; sebagian besar substrat tergerus atau dipindahkan dari sungai, habitat untuk koloni invertebrata dan diatom sangat sedikit
2. Substrat tepi sungai yang terpendam lumpur
sedimentasi
<25% batuan terpendam atau tertutupi lumpur halus; batuan dapat diangkat dengan mudah dari dasar sungai
25-75% substrat
terpendam dalam lumpur halus; batuan harus ditarik untuk mengangkatnya dari dasar sungai
lebih dari 75% substrat terpendam dalam lumpur halus; batuan harus dicongkel untuk
mengangkatnya dari dasar sungai
3. Fluktuasi debit air sungai? Di bagian hulu tidak ada bendungan atau
penyudetan aliran sungai, kalaupun ada skalanya kecil; perbedaan lebar penampang sungai teraliri air dan ketinggian muka air sungai saat musim hujan dan kemarau < 25%
perbedaan lebar
penampang sungai teraliri air dan ketinggian muka air sungai saat musim hujan dan kemarau > 25%-75
perbedaan lebar
penampang sungai teraliri air dan ketinggian muka air sungai saat musim hujan dan kemarau >75%, saat musim kemarau sungai mengering meninggalkan cekungan genangan air di beberapa bagian
1. PEMERIKSAAN HABITAT
No
PARAMETER SKOR
3 2 1
4. Apakah ada perubahan aliran karena pengerukan atau pelurusan?
Tidak ada pelurusan atau pengerukan batu dan pasir dari dasar sungai
Pelurusan cukup luas, 20-50% sungai diplengseng; atau pengerukan material dasar sungai mengganggu 10% habitat dasar sungai
Tebing sungai dibatasi plengsengan beton, lebih dari 50% bagian sungai diplengseng; atau
pengerukan material dasar sungai mengganggu lebih dari 10% habitat dasar sungai
5. Bagaimana stabilitas
tebing sungai sebelah KIRI ?
Tebing sungai stabil; tidak ada atau terdapat sedikit bekas erosi atau tebing longsor di tepi sungai; kurang dari 30% tebing sungai mengalami erosi
Kurang stabil; terdapat 30-60% bagian tebing sungai mengalami erosi,
kemungkinan terjadi erosi tinggi pada musim hujan
Tidak stabil; banyak bagian tebing sungai mengalami erosi, tebing yang terkikis terlihat pada bagian sungai yang lurus dan berkelok, bekas gerusan membentuk cekungan pada tebing, > 60% tebing sungai memiliki bekas erosi
6. Bagaimana stabilitas tebing sungai sebelah KANAN ?
No
PARAMETER
KATEGORI dan SKOR
Baik ( 3 ) Cukup ( 2 ) Buruk ( 1 )
7. Berapa lebar
vegetasi
sempadan sungai
sebelah KIRI
lebar sempadan sungai >15
meter; aktivitas manusia tidak
berdampak nyata pada
sempadan sungai alami
lebar sempadan sungai
6-15 meter; aktivitas
manusia berdampak
pada sempadan sungai
lebar sempadan sungai
< 6 meter, tidak ada
atau sedikit sekali
tumbuhan alami di
sempadan sungai
karena tingginya
aktivitas manusia
8. Berapa lebar
vegetasi
sempadan sungai
sebelah KANAN
Lihat no.7
Lihat no.7
Lihat no.7
No
PARAMETER
KATEGORI dan SKOR
Baik ( 3 ) Cukup ( 2 ) Buruk ( 1 )
Apa saja aktivitas manusia di sekitar sungai dan berapa besar dampaknya?
Sangat sedikit aktivitas di sekitar sungai dan sempadan sungai; tidak ada atau sedikit aktivitas pertanian, penggembalaan ternak,
pengambilan vegetasi untuk pakan ternak, penambangan pasir dan batu, pembuangan limbah cair, pembuangan sampah, aktivitas perkapalan, dll
Cukup banyak aktivitas manusia di sungai dan sempadan sungai; <5% sungai dan bantaran sungai rusak karena dampak aktivitas
pertanian, peternakan, pembuangan limbah, penambangan pasir dan batu, pembuangan sampah, perkapalan, dll
Sangat banyak aktivitas manusia di sungai dan sempadan sungai; >5% sungai dan bantaran sungai rusak karena dampak aktivitas
pertanian, peternakan, pembuangan limbah, penambangan pasir dan batu, pembuangan sampah, perkapalan, dll Apakah ada aktivitas
manusia pada radius 2-10 km di bagian hulu lokasi
pengamatan?
Sedikit aktivitas manusia yang menimbulkan gangguan di wilayah hulu; kurang dari 5% bantaran sungai di kawasan hulu memiliki aktivitas penambangan pasir dan batu skala besar, aktivitas
pembuangan limbah industri, permukiman, penebangan hutan, pembuangan sampah, dll.
Cukup banyak aktivitas manusia yang
menimbulkan gangguan di wilayah hulu; 5-20%
bantaran sungai kawasan hulu memiliki aktivitas penambangan pasir dan batu skala besar, aktivitas pembuangan limbah industri, permukiman, penebangan hutan,
pembuangan sampah, dll.
Sangat banyak aktivitas manusia yang
menimbulkan gangguan di wilayah hulu; lebih dari 20% bantaran sungai kawasan hulu memiliki aktivitas penambangan pasir dan batu skala besar, aktivitas pembuangan limbah industri, permukiman, penebangan hutan, pembuangan sampah, dll.
1. PEMERIKSAAN HABITAT
PENILAIAN HABITAT
Rata-rata Skor
Tingkat Kesehatan Habitat
2,4 – 3,0
Sehat, menyediakan kondisi habitat yang
beragam dan stabil untuk mendukung
kehidupan biota
1,7 – 2,3
Kurang Sehat, menyediakan habitat kurang
bervariasi dan kurang stabil untuk
mendukung kehidupan biota
1,0 – 1,6
Tidak Sehat, menyediakan habitat tidak
bervariasi dan tidak stabil untuk mendukung
kehidupan biota
2. PEMERIKSAAN BIOTILIK
Parameter pemantauan makroinverterbrata adalah
keragaman jenis famili, keragaman jenis EPT,
Persentase kelimpahan EPT, Indeks Pencemaran
BIOTILIK.
Tentukan lokasi sungai yang akan diperiksa, hindari
bagian sungai yang curam, berarus sangat deras
dan berbatu besar
2. PEMERIKSAAN BIOTILIK
Parameter pemantauan
makroinverterbrata adalah
keragaman jenis famili, keragaman
jenis EPT, Persentase kelimpahan EPT,
Indeks Pencemaran BIOTILIK.
Tentukan lokasi sungai yang akan
diperiksa, hindari bagian sungai yang
curam, berarus sangat deras dan
berbatu besar (Lihat Gambar)
Pengambilan sampel dimulai dari titik
1 (paling hilir) selama 1 menit,
kemudian lanjutkan ke titik 2 dan 3 ke
arah hulu sungai.
Pengambilan Sampel
Keragaman Jenis Taksa (
Taxa Richness
) = Jumlah jenis yang
ditemukan
Keragaman EPT = = Jumlah jenis EPT yang ditemukan
% Kelimpahan EPT = Jumlah individu EPT
Jumlah selurun individu dalam sampel
(min.100 ekor)Indeks Biotilik=
Total jumlah individu x skor biotilik
Jumlah individu yang ditemukan (min.100
ekor)
Analisis Data
Parameter
Skor
SKOR
Penilaian
4
3
2
1
1. Keragaman Jenis
Famili
>13
10-13
7-9
<7
2. Keragaman Jenis
EPT
>7
3-7
1-2
0
3. % Kelimpahan EPT
>40%
>15 – 40
%
>0 – 15 %
0 %
4. Indeks BIOTILIK
3,3 – 4,0
2,6 – 3,2
1,8 – 2,5
1,0 – 1,7
Total Skor
Skor Rata-Rata (Total Skor / 4)
Kriteria Kualitas Air
Tidak
Tercemar
Tercemar
Ringan
Tercemar
Sedang
Tercemar
Berat
SKOR Rata-rata
3,3 – 4,0
2,6 – 3,2
1,8 – 2,5
1,0 – 1,7
PENGENDALIAN KUALITAS
HASIL PEMANTAUAN BIOTILIK
1.
Variasi Kondisi Alami (Tidak bisa dikendalikan)
2.Diagnosa Kurang Akurat (Dapat dikendalikan)
PASTIKAN
Penilaian Habitat berdasarkan rata-rata kondisi dalam radius pandang 100
meter
Penilaian BIOTILIK :
a.
3 titik pengambilan sampel, masing-masing selama 1 menit atau 5 meter,
kombinasi kicking dan jabbing
b.
Jumlah individu dalam sampel min.100 ekor
c.
Identifikasi jenis dengan tepat dan catat semua jenis yang ditemukan
d.Tidak ada kesalahan penghitungan
TIPS IDENTIFIKASI BIOTILIK
Pilih spesimen yang utuh dengan bagian tubuh yang
lengkap dan berukuran paling besar
Amati ciri khusus yang dimiliki :
JUMLAH segmen tubuh, kaki, antena, kepala, rambut ekor
BENTUK tubuh, kepala, mulut, kaki, bentuk mata, capit, ekor
Ambil foto spesimen yang ditemukan, konsultasikan dengan
ECOTON jika ragu dengan hasil identifikasi