• Tidak ada hasil yang ditemukan

RISIKO OPERASIONAL DAN KEBIJAKAN HUTANG SEBAGAI MEDIASI PENGARUH KEPEMILIKAN SAHAM MANAJEMEN TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "RISIKO OPERASIONAL DAN KEBIJAKAN HUTANG SEBAGAI MEDIASI PENGARUH KEPEMILIKAN SAHAM MANAJEMEN TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

RISIKO OPERASIONAL DAN KEBIJAKAN HUTANG SEBAGAI MEDIASI PENGARUH KEPEMILIKAN SAHAM MANAJEMEN TERHADAP KINERJA KEUANGAN

PERUSAHAAN

Supriyono1) dan Dian Wismar’ein2) 1,2 Universitas Muria Kudus

E-mail: 1)supriyono@umk.ac.id, pri_feumk@yahoo.com 2)dianwismar’ein@umk.ac.id, dianwismar’ein@yahoo.com

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah (1) untuk menguji kepemilikan saham manajemen berpengaruh signifikan positif terhadap risiko operasional, (2) menguji kepemilikan saham manajemen berpengaruh signifikan positif terhadap kebijakan hutang, dan (3) untuk menguji risiko operasional berpengaruh signifikan positif terhadap kinerja keuangan perusahaan (4) untuk menguji kebijakan hutang berpengaruh signifikan positif terhadap kinerja keuangan perusahaan. Penelitian ini bersifat eksplanatory research, karena tujuan dari penelitian ini adalah menjelaskan

pengaruh antar variabel setelah menguji hipotesis-hipotesis penelitian yang dibangun berdasarkan teori. Data diperoleh dari laporan keuangan yang sudah diaudit pada perusahaan manufaktur yang go public di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari tahun 2004 sampai 2013. Penelitian ini bersifat sensus yaitu menggunakan seluruh anggota populasi perusahaan manufaktur sebanyak 36 perusahaan. Karena penelitian ini merupakan penelitian sensus menggunakan pooling data selama sepuluh tahun, sehingga dihasilkan 360 data observasian. Penelitian ini menggunakan teknik analisis jalur (path analysis) untuk melakukan pengujian hipotesis.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kepemilikan saham manajemen berpengaruh signifikan

positif terhadap risiko operasional, kepemilikan saham manajemen berpengaruh signifikan positif terhadap kebijakan hutang, risiko operasional berpengaruh signifikan positif terhadap kinerja keuangan perusahaan, dan kebijakan hutang berpengaruh signifikan positif terhadap kinerja keuangan perusahaan.

Kata kunci: risiko operasional, kebijakan hutang, kepemilikan saham manajemen, kinerja keuangan perusahaan.

1. Pendahuluan

Manajemen dalam mengelola perusahaan dituntut untuk hati-hati dalam mengambil kebijakan hutang daan memperkecil risiko operasional perusahaan. Karena kebijakan hutang dan risiko operasional perusahaan berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan. Apabila kebijakan hutang dan risiko operasional perusahaan dapat dikelola dengan baik, maka dapat meminimalkan konflik antara manajer dan pemegang saham (masalah keagenan).

Untuk mengurangi masalah keagenan antara manajer dan pemegang saham dapat dilakukan dengan cara seperti pertama, melakukan monitoring oleh kepemilikan saham institusional, Kedua, adanya peningkatan proporsi kepemilikan saham oleh manajemen atas saham perusahaa, Ketiga, adanya peningkatan pembayaran dividen kepada para pemegang saham dan Keempat, adanya kebijakan pendanaan melalui utang (Crutchley et al., 1999).

Rozeff (1982) menyatakan bahwa pembayaran dividen adalah salah satu cara untuk mengurangi agency cost of equity (biaya keagenan yang berkaitan dengan ekuitas) karena konflik antara manajemen dengan pemegang saham akan berkurang. Pembayaran dividen menunjukkan bahwa manajemen mengelola perusahaan dengan baik dan hal ini dapat menjadi sinyal yang positif bagi para pemegang saham untuk reinvestasi ke dalam perusahaan.

(2)

2. Tujuan Penelitian

Tujuan dari peneitian ini adalah:

1. Untuk menguji pengaruh kepemilikan saham manajemen terhadap risiko operasional. 2. Untuk menguji pengaruh kepemilikan saham manajemen terhadap kebijakan hutang. 3. Untuk menguji pengaruh risiko operasional terhadap kinerja keuangan perusahaan. 4. Untuk menguji pengaruh kebijakan hutang terhadap kinerja keuangan perusahaan.

3. Tinjauan Literatur

3.1 Kepemilikan Saham Manajemen

Kepemilikan saham manajemen merupakan kepemilikan atas saham perusahaan oleh pihak-pihak internal perusahaan. Kepemilikan manajemen dalam hal ini adalah kepemilikan saham oleh

Chief Executive Officer (CEO) dan direktur juga digunakan dalam penelitian Schooley and Barney

(1994) yang mengkaji hubungan antara kepemilikan manajemen dan kebijakan dividen.

Eksistensi kepemilikan saham manajemen dalam perusahaan memiliki peran penting sebagai pengendali keputusan manajemen. Kepemilikan saham manajemen dapat mengurangi atau memperkecil tindakan manajer yang hanya berorientasi pada kepentingan jangka pendek serta tindakan yang dapat menurunkan nilai perusahaan.

3.2 Risiko Opersional

Risiko dalam penelitian ini adalah risiko operasional. Risiko operasional didefinisikan sebagai suatu risiko kerugian yang disebabkan karena tak berjalannya atau gagalnya proses internal, manusia dan sistem, serta oleh peristiwa eksternal (www.wikipedia.org). Sumber dana dari utang menimbulkan kewajiban membayar bunga dari pokok pinjaman yang harus dibayar perusahaan sebelum sisa keuntungan yang tersedia untuk para pemegang saham. Semakin besar penggunaan utang akan semakin besar risiko yang harus ditanggung pemegang saham, hal ini juga sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Campsey and Brigham (1985), bahwa penggunaan utang dalam struktur modal akan menimbulkan risiko.

3.3 Kebijakan Hutang

Pembiayaan perusahaan untuk menambah modal baru melalui hutang membuat manajer harus lebih berhati- hati dalam menggunakan hutang, karena adanya beban bunga tetap yang harus dibayar selain pokok pinjaman. Jensen and Meckling (1976), mengemukakan bahwa menggunakan hutang dapat mengurangi kebutuhan terhadap saham dari luar (outside stock) dan membantu mengurangi agency problem manajer dengan pemegang saham.

Adanya hutang membuat manajemen memiliki kewajiban untuk membayar bunga pinjaman. Hal ini dapat mengontrol tindakannya dalam menentukan kebijakan perusahaan karena sebagian kerugian yang terjadi akan ditanggung manajemen.

(3)

3.4 Kinerja Keuangan Perusahaan

Penilaian kinerja keuangan perusahaan penting dilakukan, baik oleh pihak manajemen, pemegang saham maupun pemerintah, karena menyangkut distribusi kesejahteraan diantara mereka. Perusahaan yang telah menilai dan mengevaluasi kinerja keuangan perusahaan mereka dapat mengetahui letak kekurangan-kekurangan yang harus segera mereka perbaiki agar perusahaan dapat mewujudkan tujuannya dengan baik. Begitupun juga dengan para calon investor atau investor saham itu sendiri. Mereka perlu melakukan penilaian kinerja agar mereka mengetahui secara jelas bagaimana prospek saham tersebut di kemudian hari.

Kinerja keuangan perusahaan dapat dinilai melalui berbagai macam variabel dan indikator pengukuran. Pada aspek keuangan, sumber utama variabel atau indikator yang dijadikan dasar penilaian kinerja keuangan perusahaan adalah laporan keuangan. Berdasar laporan tersebut dapat dihitung sejumlah rasio keuangan yang sering dijadikan dasar penilaian kinerja keuangan perusahaan.

4. Kerangka Konseptual Penelitian

Gambar 1. Kerangka Konseptual Penelitian

5. Hipotesis Penelitian

Hipotesis dalam penelitian ini adalah:

H1: Kepemilikan saham manajemen berpengaruh signifikan positif terhadap risiko operasional. H2: Kepemilikan saham manajemen berpengaruh signifikan positif terhadap kebijakan hutang. H3: Risiko operasional berpengaruh signifikan positif terhadap kinerja keuangan perusahaan. H4: Kebijakan hutang berpengaruh signifikan positif terhadap kinerja keuangan perusahaan.

6. Teknik Analisis

Penelitian ini menggunakan teknik analisis jalur (path analysis) untuk melakukan pengujian hipotesis. Alasan yang mendasari penggunaan teknik path analysis karena semua variabel yang digunakan dalam penelitian ini bisa diukur secara langsung (semua variabel merupakan variabel terukur). Analisis jalur yang digunakan dalam menguji hipotesis dengan menggunakan regresi.

(4)

7. Metode Penelitian 7.1 Rancangan Penelitian

Penelitian ini bersifat eksplanatory research. Data sekunder berupa laporan keuangan tahunan perusahaan manufaktur yang go public di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama 10 tahun berturut-turut dari tahun 2004-2013. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik pooling data.

7.2 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah 156 perusahaan dengan kriteria perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI dari tahun 2004-2013. Jumlah populasi yang memenuhi kriteria adalah 36 perusahaan.

7.3 Sumber dan Jenis Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah laporan keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2004-2013. Jenis data yang dikumpulkan adalah:

1. Data laporan keuangan: total asset, total modal sendiri, net operating income, risiko operasional dan net profit after tax.

2. Data persentase saham yang dimiliki oleh manajer, direktur dan komisaris.

7.4 Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini adalah:

1. Variabel eksogen dalam studi ini adalah kepemilikan saham manajemen (INSD). 2. Variabel endogen dalam studi ini adalah kinerja keuangan perusahaan (ROI).

Variabel intervening dalam studi ini adalah kebijakan hutang (DPR) dan risiko operasional (RISK).

7.5 Definisi Operasional Variabel 7.5.1 Kepemilikan Saham Manajemen

Kepemilikan saham manajemen didefinisikan sebagai proporsi saham yang dimiliki oleh manajer dan direktur serta komisaris perusahaan dibagi dengan jumlah saham yang beredar (Bathala et al., 1994) dan diberi simbol INSD.

7.5.2 Risiko Operasional

Risiko dalam studi ini adalah risiko operasional. Risiko operasional adalah perbandingan antara deviasi standar rasio net operating income terhadap total asset (Crutchley et al., 1999).

(5)

7.5.3.Kebijakan Hutang

Kebijakan utang adalah kebijakan pendanaan melalui utang dari pihak luar perusahaan (Crutchley et al. 1999) dan diberi simbol DER. Kebijakan utang diproksi oleh debt to equity ratio (DER) yaitu rasio utang yang diukur dari perbandingan total utang terhadap total modal sendiri.

7.5.4 Kinerja Keuangan Perusahaan

Variabel kinerja keuangan perusahaan sebagai variabel endogen diukur dengan Return on Investment. ROI adalah rasio laba bersih setelah pajak terhadap total aktiva.

8. Hasil dan Pembahasan 8.1 Hasil Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis dilakukan dengan uji t (t test) secara parsial terhadap koefisien pengaruh langsung.

Tabel 1. Hasil Pengujian Koefisien Jalur

Keterangan: *=signifikan pada α 10 %; **=signifikan pada α 5 %; *** = signifikan pada α 1 %.

8.2 Pembahasan Hasil Penelitian

8.2.1 Pengaruh Kepemilikan Saham Manajemen Terhadap Risiko operasional

Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan, menunjukkan bahwa kepemilikan manajemen terbukti berpengaruh signifikan terhadap risiko operasional dengan arah negatif. Hal ini menunjukkan bahwa semakin besar kepamilikan manajemen, maka risiko operasional perusahaan semakin rendah. Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil studi Chen and Steiner (1999), Demsetz and Lehn (1985).

Hubungan antar Variabel (Variabel Independen Variabel Dependen) Koefisien Jalur (p-value) Keterangan Kepemilika n Saham Manajemen Risiko Operasional -0,243 (0,035)** Signifikan Kepemilika n Saham Manajemen Kebijakan Hutang -0,210 (0,090)* Signifikan Risiko Operasional Kinerja Keuangan -0,370 (0,021)*** Signifikan Kebijakan Hutang Kinerja Keuangan -0,409 (0,014)*** Signifikan

(6)

8.2.2 Pengaruh Kepemilikan Saham Manajemen Terhadap Kebijakan Hutang

Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan, menunjukkan bahwa kepemilikan saham manajemen berpengaruh signifikan terhadap kebijakan hutang dengan arah negatif. Hal ini menunjukkan bahwa keberadaan kepemilikan manajemen terbukti berpengaruh terhadap kebijakan hutang. Hal ini mencerminkan bahwa semakin besar kepemilikan manajemen, maka kebijakan hutang perusahaan semakin menurun.

Hasil studi ini konsisten dengan hasil studi Kim and Sorensen (1986), Agrawal and Mendelker (1987), dan Mehran (1992).

8.2.3 Pengaruh Risiko Operasional Terhadap Kinerja Keuangan

Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan, menunjukkan bahwa risiko operasional terbukti berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan dengan arah negatif. Hal ini menunjukkan bahwa semakin besar risiko operasional, maka kinerja keuangan perusahaan semakin rendah. Hasil studi ini mendukung hasil studi Sharpe (1964).

8.2.4 Pengaruh Kebijakan Hutang Terhadap Kinerja Keuangan

Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan, menunjukkan bahwa kebijakan hutang terbukti berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan dengan arah negatif. Hal ini menunjukkan bahwa semakin besar kebijakan utang, maka kinerja keuangan perusahaan semakin rendah. Hutang semakin besar apabila tidak dikelola secara baik dapat menyebabkan kesulitan keuangan perusahaan bahkan dapat menyebabkan kebangkrutan karena perusahaan harus membayar pokok dan bungan pinjaman. Hasil studi ini konsisten dengan hasil studi Harris and Raviv (1991), dan Bathala et al. (1994).

9. Kesimpulan

Berdasarkan analisis hasil penelitian dan pembahasan, maka kesimpulan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Kepemilikan saham manajemen berpengaruh signifikan terhadap risiko operasional. Dengan demikian, hipotesis satu yang menyatakan kepemilikan saham manajemen berpengaruh signifikan terhadap risiko operasional., diterima.

2. Kepemilikan saham manajemen berpengaruh signifikan terhadap kebijakan hutang. Dengan demikian, hipotesis dua yang menyatakan kepemilikan saham manajemen berpengaruh signifikan terhadap kebijakan hutang., diterima.

3. Risiko operasional berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan. Dengan demikian, hipotesis tiga yang menyatakan risiko operasional berpengaruh signifikan

(7)

4. Kebijakan hutang berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan. Dengan demikian, hipotesis empat yang menyatakan kebijakan hutang berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan., diterima.

10. Saran

1. Studi ini menggunakan populasi dengan beberapa kriteria yang ditentukan oleh peneliti, akibatnya hasil studi tidak dapat digeneralisasi pada kelompok industri yang lain.

2. Populasi yang digunakan hanya 36 perusahaan dengan 10 tahun pengamatan. Jumlah populasi ini masih perlu ditingkatkan dalam penelitian mendatang agar lebih memberikan kekuatan dalam mengeneralisasi hasil penelitian.

11. Keterbatasan Penelitian

Beberapa keterbatasan dalam penelitian ini adalah seperti berikut ini:

1. Data kepemilikan saham manajemen dan data kepemilikan saham institusional tidak dilaporkan secara konsisten setiap tahunnya, misalnya pada suatu tahun ada kepemilikan saham manajemen tapi pada tahun berikutnya data tersebut tidak tersedia.

2. Tidak mendapatkan data DPR, DER, dan ROI secara lengkap setiap tahunnya.

DAFTAR PUSTAKA

Abor, J. (2007). Debt Policy and Performance of SMEs Evidence from Ghanaian and South African

Firms. The Journal of Risk Finance, Vol. 8, No. 4, pp. 364-379.

Agrawal, A. and G. Mandelker. (1987). Managerial Incentives and Corporate Investment and Financing Decision,Journal of Finance, Vol. 42, pp. 823-837.

Bathala, C,T., K.R. Moon, and R.P. Rao. (1994). Managerial Ownership, Debt Policy and The Impact

of Institutional Holdings and Agency Perspective. Financial Management, Vol. 23, pp. 38-50.

Chen, R. Carl and Steiner T. (1999). Managerial Ownership and Agency Conflic: A Non Linear Simultaneous Equation Analysis of Managerial Ownership, Risk Taking, Debt Policy and Dividend Policy. Financial Review, Vol. 34, pp. 119-137.

Crutchley, C.E, M.R.H. Jensen, J.S. Jahera, Jr., and J.E. Raymond. (1999). Agency Problems and The Simultaneity Decision making The Role of Institutional Ownership. International Review of Financial Analysis, Vol. 8, No. 2, pp 177-197.

Easterbrook, F. (1984). Two Agency-Cost Explanations of Dividends. American Economic Review 74, pp. 650-659.

Friend, I., and J. Hasbrouck. (1988). Determinants of Capital Structure. Research in Finance, Vol. 7, pp. 1-19.

Friend, I., and L. Lang. (1988). An Empirical Test of The Impact of Managerial Self-Interest on

Corporate Capital Structure. Journal of Finance, Vol. 43, pp. 271-281,

Harris M, and Raviv A. (1991). The Theory of Capital Structure. The Journal of Finance, Vol. 49, No. 1, pp. 297-355.

(8)

Jensen, M., and W, Meckling. (1976). Theory of The Firm: Managerial Behaviour, Agency Costs,

and Ownership Structure. Journal of Financial Economics, Vol. 3, pp. 305-360.

Jensen, G., D, Solberg, and T, Zorn. (1992). Simultaneous Determination of Insider Ownership,Debt, and Dividend Policies. Journal of Financial and Quantitative Analysis, Vol.27, pp.247-263. Kim, W., and E. Sorensen. (1986). Evidence on The Impact of The Agency Costs of Debt on

Corporate Debt Policy. Journal of Financial and Quantitative Analysis, Vol. 21, pp. 131-144.

Leland, H., and Pyle, D. (1977). Information Asymetries, Financial structure, and Financial

Intermediation. Journal of Finance, Vol. 32, pp. 371-387.

Mahakud, J. and Misra, A.K. (2009). Effect Leverage and Adjustment Cost on Corporate

Performance. Journal of Management Research, Vol. 9, No. 1, pp. 35-42.

Mehran, H. (1992). Executive Incentive Plans, Corporate Control, and Capital Structure. Journal of Financial and Quantitative Analysis, Vol. 27, pp. 539-560.

Moh’d, M.A., L.G. Perry and J.N. Rimbey. (1998). The Impact of Ownership Structure on Corporate

Debt Policy: A Time Series Cros-Sectional Analysis. Financial Review, August,

Vol.33,pp.85-99.

Myers, S., and Majluf, N. (1984). Corporate Financing and Investment Decision when Firms Have

Information Investors Do Not Have. Journal of Financial Economics, Vol. 13, pp. 187-221.

Rozeff, M. (1982). Growth Rate and Agency Cost as Determinants of Dividend Payout Ratios. Journal of Financial Research, Vol.5, pp. 249-259.

Schooley, D. and Barney, L.D. (1994). Using Dividend Policy and Managerial Ownership to

Reduce Agency Cost. Journal of Financial Research, Vol. 17, pp. 363-373.

Shleifer, A., and R. Vishny. (1986). Large Shareholders and Corporate Control. Journal of Political Economics 95, June, pp. 461-488.

Gambar

Gambar 1. Kerangka Konseptual Penelitian
Tabel 1. Hasil Pengujian Koefisien Jalur

Referensi

Dokumen terkait

Dengan melihat deviasi hasil pengukuran yang kurang dari 0,26 %, sedangkan deviasi yang diijinkan adalah 20 %, maka detektor pemantau radiasi yang dipasang untuk memonitor air

Menurut Pasal 1 huruf (a) Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 1981; upah adalah ”suatu penerimaan sebagai imbalan dari pengusaha kepada buruh untuk suatu pekerjaan atau jasa yang

Jika sebuah muatan uji q’ diletakkan di dalam medan listrik dari sebuah benda bermuatan, kuat medan listrik E benda tersebut adalah besar gaya listrik F yang timbul di antara

Adapun hal lain yang menjadikan Sungai Mahakam dijadikan sumber air baku untuk WTP I dan WTP II oleh tim perencanaan teknis DED air bersih kota sendawar yang

 Studi Penguatan Jejaring Kelembagaan Sosial-Ekonomi di Kawasan Wisata Jawa Timur Sebagai Upaya Peningkatan Kapasitas Usaha Kecil Mikro (UKM) dan Ekonomi Lokal  Remediasi Tanah

Jasaraharja Putera Cabang Surabaya merasa puas dengan pelayanan klaim, maka selanjutnya nasabah akan terus setia untuk menggunakan jasa perusahaan yang kemudian

Selain itu data tentang platform crowdfunding maupun keberhasilan crowdfunding pada proyek lain dapat menjadi masukan dalam rancangan model bisnis yang lebih efektif

Hasil dari stasiun kerja sortasi adalah data jumlah berat teh berdasarkan mutu, jumlah berat teh tersebut akan dibandingkan dengan permintaan teh atau dengan