• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROFIL KABUPATEN / KOTA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PROFIL KABUPATEN / KOTA"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

PROFIL KABUPATEN / KOTA

KOTA LANGSA

(2)

KOTA LANGSA

ADMINISTRASI

Profil Wilayah

Setelah Kota Langsa lepas dari Kabupaten Aceh Timur tahun 2001, struktur perekonomian dibnagun atas perdagangan, industri, dan pertanian. Sejak lama Langsa dikenal sebagai pusat perdagangan dan jasa, khususnya hasil bumi dari Kabupaten Aceh Timur, Aceh Tamiang, dan paling banyak dari Medan, Sumut. Kota Langsa merupakan kota pesisir yang memiliki garis pantai 16 km. Penduduk yang sangat heterogen –Aceh, Jawa, melayu, Gayo Batak, dan karo- hanya berjarak 246 km dari Kota Medan, menyebabkan Langsa memiliki banyak kemiripan dengan Medan.

Langsa merupakan kota kecil dengan keramaian yang terpusat di dua titik. Jalan Teuku Umar sebagai pusat pertokoan dan pasar tradisional selalu ramai sejak pagi sampai malam hari. Demikian juga Jalan Ahmad Yani, jalan protokol dua jalur yang membelah kota ini selalu dipadati warga.

Udang windu yang kemudian dibekukan ini sebagian diperoleh dari tambak udang yang tersebar di seluruh kecamatan dan sebagian didatangkan dari tambak pesisir di Aceh Timur dan Aceh Tamiang. Tahun 2003 luas tambak produktif di Kota Langsa sekitar 4.647 Ha.

Kondisi perikanan Kota Langsa cukup potensial dikembangkan, Selain udang windu dibudidayakan pula udang putih dan udang api-api. Langsa juga membudidayakan ikan jenis ekonomis tinggi seperti ikan kerapu yang tahun 2001 mencapai 90.000 benih. Benih-benih ini dibudidayakan untuk memenuhi kebutuhan ekspor ikan kerapu ke Singapura dan Malaysia.

Tabel 1. LUAS WILAYAH KOTA LANGSA

Kota Langsa terdiri dari 3 kecamatan yaitu Kecamatan langsa Kota, Kecamatan Langsa Barat, dan kecamatan Langsa Timur seluas 262,41 km2 dengan jumlah penduduk keseluruhan sejumlah 113.837 jiwa.

Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Aceh Timur, 2003

Kecamatan dengan luas wilayah terbesar yaitu Kecamatan Langsa Timur sedangkan kecamatan dengan luas terkecil yaitu Kecamatan Langsa Kota.

No. Kecamatan Luas (Km²)

1. Langsa Kota 51,86

2. Langsa Barat 89,31

3. Langsa Timur 121,24

(3)

Orientasi Wilayah

Secara geografis wilayah Kota Langsa

mempunyai luas wilayah 262,41 km2

dengan batas-batas sebagai berikut :

ƒ Batas Utara : Kabupaten Aceh

Timur dan Selat Malaka

ƒ Batas Selatan : Kabupaten Aceh

Timur dan Kabupaten Aceh Tamiang

ƒ Batas Timur : Kabupaten Aceh

Tamiang

ƒ Batas Barat : Kabupaten Aceh

Timur

PENDUDUK

Jumlah dan Pertumbuhan Penduduk

Tabel 2. LUAS WILAYAH KOTA LANGSA

Jumlah penduduk terbanyak di Kota Langsa terdapat di Kecamatan Langsa Kota, yaitu sejumlah 43.653 jiwa, sedangkan penduduk terkecil terdapat di Kecamatan Langsa Barat, yaitu sebanyak 33.088 jiwa.

Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Aceh Timur, 2003

Jumlah penduduk Kota Langsa dari data terbaru yang didapat adalah 141.138 jiwa (Badan Pusat Statistik)

Sebaran dan Kepadatan Penduduk

Tabel 3. SEBARAN DAN KEPADATAN PENDUDUK DI KOTA LANGSA TAHUN 2002

Penduduk No. Kecamatan

Jumlah (Jiwa) Kepadatan (Jiwa/Km²)

1. Langsa Kota 43.653 842

2. Langsa Barat 33.088 370

3. Langsa Timur 37.096 306

Total 113.837 1.518

Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Aceh Timur, 2003

Kecamatan dengan tingkat kepadatan tertinggi yaitu Kecamatan Langsa Barat (842 jiwa/km²) sedangkan kecamatan dengan tingkat kepadatan terendah yaitu Kecamatan Langsa Timur (306 jiwa/km²).

Jumlah penduduk Kota Langsa dari data terbaru yang didapat adalah 141.138 jiwa (Badan Pusat Statistik)

No. Kecamatan Jumlah (jiwa)

1. Langsa Kota 43.653

2. Langsa Barat 33.088

3. Langsa Timur 37.096

(4)

EKONOMI

Kondisi Perekonomian Daerah

Kegiatan perekonomian yang utama di kota ini adalah dari sektor perdagangan senilai 28,87%. Kemudian terbesar kedua adalah dari sektor industri pengolahan, senilai 23,45%. Industri pengolahan yang terdapat pada Kota Langsa ini adalah industri pengolahan kayu, dimana bahan baku industri perkayuan didatangkan dari lokasi penebangan hutan seperti Kabupaten Aceh Timur, Aceh Singkil, Aceh Utara, Aceh tengah, Aceh Tenggara dan Pidie.

Dari data tahun 2000, kontribusi yang cukup signifikan membangun perekonomian Kota Banda Aceh yaitu sektor perdagangan, hotel dan restoran (28,87%), kemudian diikuti oleh sektor industri pengolahan (23,45%), dan sektor pertanian (18,31%). Sedangkan sektor lainnya (29,37%) meliputi sektor pertambangan, pengangkutan dan komunikasi, jasa-jasa, bangunan, listrik, dan keuangan.

Pada tahun 2000 industri pengolahan kayu sempat mengalami penurunan dalam kontribusinya, sehingga turun sampai 15,9%. Namun setahun kemudian secara keseluruhan, perekonomian Kota Langsa tumbuh 1,73%.

Melemahnya industri pengolahan kayu kemudian digantikan oleh perdagangan besar dan eceran. Titik pergeseran perubahan peranan antara industri pengolahan dengan perdagangan mulai terjadi tahun 2000. Pada tahun tersebut sektor perdagangan memberikan kontribusi paling besar bagi kegiatan perekonomian Kota Langsa. Dan 2 tahun kemudian, perdagangan membukukan nilai Rp 178 miliar dari total kegiatan ekonomi Rp 646,8 miliar.

Potensi ekonomi di Kota Langsa masih belum tertangani dengan baik. Sementara ini Pemkot Langsa masih memprioritaskan diri pada peningkatan kulaitas SDM, baik masyarakat maupun aparatur pemerintah. Hal ini dapat dilihat dari realisasi belanja pembangunan tahun 2002, pendidikan (23%), aparatur pemerintahan (22%), dan perumahan (10%) menjadi sektor dengan alokasi dana paling besar. Sedangkan perdagangan sebagai sektor potensial unggulan mendapat alokasi 3,75%.

Sumber : Badan Pusat Statistik Banda Aceh, 2001

DISTRIBUSI PERSENTASE KEGIATAN EKONOMI KOTA

LANGSA TAHUN 2000

Bangunan; 9,86% Listrik Gas, dan Air Bersih; 0,56% Pengangkutan dan ; Komunikasi 8,26% Keuangan; 3,51% ; Jasa – jasa 6,75% Pertanian; 18,31% Industri ; Pengolahan 23,45% Pertambangan ; dan Penggalian 0,44% , Perdagangan Hotel, dan Restoran; 28,87%

(5)

Keuangan Daerah

Tabel 4. APBD KOTA LANGSA TAHUN 2003

PENERIMAAN JUMLAH (Rp)

1. Bagian Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Lalu 0 2. Bagian Pendapatan Asli Daerah 1.808.467.310 3. Bagian Dana Perimbangan 88.598.744.155

4. Bagian Pinjaman Daerah -

5. Bagian Lain-lain Penerimaan yang Sah 22.226.396.307

TOTAL 112.633.607.772 PENGELUARAN 1. Belanja Rutin 73.717.240.197 Pos DPRD 4.975.660.572 2. Belanja Pembangunan 57.051.644.035 TOTAL 130.768.884.232

Sumber : Pemda Kota Langsa, 2003

Potensi ekonomi di Kota Langsa masih belum tertangani dengan baik. Sementara Pemkot Langsa masih memprioritaskan diri pada peningkatan kualitas SDM, baik masyarakat maupun aparatur pemerintahan. Hal ini dapat dilihat dari realisasi belanja pembangunan tahun 2002. Pendidikan (25%), aparatur pemerintahan (22%), dan perumahan (10%) menjadi sektor dengan alokasi dana paling besar. Sedangkan perdagangan sebagai sektor potensial unggulan mendapat alokasi 3,75%.

SARANA DAN PRASARANA PERMUKIMAN

Komponen Air Bersih

Data yang didapatkan di kota ini relatif kurang sehingga tidak dapat dianalisis lebih lanjut, dan tidak dapat diketahui pula kondisi sektor air bersih di kota ini. Namun dari jumlah penduduk yang diketahui, bisa dihitung perkiraan kebutuhan air Kota Langsa untuk klasifikasi kota sedang.

Dengan jumlah penduduk sebanyak 141.138 jiwa, maka dibutuhkan air (kebutuhan ideal untuk klasifikasi kota sedang sebesar 100 lt/org/hr) sebesar 14.113.800 lt/org/hr. Namun karena tidak diketahui kapasitas produksinya, maka tidak dapat diketahui seberapa besar produksi air dari kota ini, sehingga tidak dapat diketahui pula seberapa besar kekurangan atau mungkin kelebihan produksi air yang sudah ada.

Komponen Persampahan

Dengan asumsi timbulan sampah untuk kota sedang sebesar 3 liter/orang/hari, maka kebutuhan komponen persampahan Kota Langsa disajikan dalam tabel berikut.

Tabel 5. KEBUTUHAN KOMPONEN SAMPAH KOTA LANGSA Jumlah Penduduk (jiwa) Timbulan Sampah Kota Sedang (lt/org/hr) Perkiraan Timbulan Sampah Total (m3//hr) Sampah yang Terangkut (m3/hr) Selisih (m3/hr) 141.138 3 423,41 - - Sumber: Analisis

Sesuai dengan standar kota sedang, yaitu tingkat timbulan sampah sebanyak 3 liter/orang/hari, Kota Langsa dengan jumlah penduduk 141.138 jiwa, menghasilkan

(6)

tidak dapat diketahui sudah seberapa jauh pelayanan yang sudah dicapai oleh pemerintah Kota Langsa.

Komponen Sanitasi / Limbah Cair

Untuk produksi limbah, setiap manusia diasumsikan memproduksi limbah cair sejumlah 0,2 lt/org/hr. Angka ini merupakan kebutuhan ideal dari setiap penduduk pada kelas kota sedang. Sehingga didapatkan asumsi produksi limbah di Kota Langsa ini sejumlah 28.228 lt/hr dari hasil perhitungan kebutuhan ideal produksi limbah setiap manusia dikalikan dengan jumlah penduduk Kota Langsa.

Komponen Drainase

Pengelolaan drainasedi kota ini dikelola oleh Sub Dinas Cipta Karya Kota Langsa. Karena data yang didapatkan kurang lengkap maka tidak diketahui pula bagaimana kondisi jalan yang ada di kota ini.

Komponen Jalan

Pengelolaan jalan di kota ini dikelola oleh Sub Dinas Bina Marga Kota Langsa. Karena data yang didapatkan kurang lengkap maka tidak diketahui pula bagaimana kondisi jalan yang ada di kota ini.

Gambar

Tabel 3. SEBARAN DAN KEPADATAN PENDUDUK  DI KOTA LANGSA TAHUN 2002
Tabel 5. KEBUTUHAN KOMPONEN SAMPAH KOTA LANGSA  Jumlah Penduduk  (jiwa)  Timbulan Sampah  Kota Sedang  (lt/org/hr)  Perkiraan Timbulan Sampah Total (m3//hr)  Sampah yang Terangkut (m3/hr)  Selisih (m3/hr)  141.138  3   423,41   -  -  Sumber: Analisis

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian pengaruh perbedaan suhu terhadap kelangsungan hidup dan pertumbuhan ikan tapah (Wallago leeri) menunjukkan adanya pengaruh yang sangat nyata

Dan untuk hipotesis minor ke tiga didapatkan hasil t= - 5,351 dengan sig=0,000 (p<0,01) berarti ada hubungan negatif antara agresivitas dengan kepatuhan terhadap

Struktur membran pneumatik merupakan salah satu sistem struktur soft shell, dimana struktur dapat berdiri akibat perbedaan tekanan udara di dalam struktur pneumatik dengan

Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi minyak mint dari daun mint (Mentha arvensis Linn) segar dilakukan dengan metode distilasi uap selama 1 jam,

Notasi 420 (bahasa Inggris) menjadi dasar dalam pembagian notasi untuk bahasa-bahasa lainnya yang tercakup dalam notasi 430-490. Hal ini dimungkinkan karena adanya sistem

Pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja para pengurus pencak silat PSHT Cabang Yogyakarta dapat dijelaskan oleh beberapa faktor. Dalam kaitanya sebagai bagian

Dalam penyusunan Renja tahun 2017 ini berpedoman pada program dan kegiatan yang tertuang pada Rencana Strategis (RENSTRA) Badan Pelayanan Perizinan dan Kantor

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis potensi pengembangan ekowisata mangrove di Kampung Tanjung Batu berdasarkan penilaian kondisi obyek daya tarik wisata